ispa.pptx

15
KHOIRUL FIKRI 2011730050

Transcript of ispa.pptx

Page 1: ispa.pptx

KHOIRUL FIKRI2011730050

Page 2: ispa.pptx

Pendahuluan

• ISPA adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju terutama di puskesmas banjar 1, oleh karena itu akan membahas tentang ISPA yang bertujuan untuk menurunkan angka mortalitas dan morbilitas.

Page 3: ispa.pptx

Definisi ISPAISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas

maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus maupun riketsia, tanpa atau

disertai radang parenkim paru yang berlangsung selama 14 hari.

Page 4: ispa.pptx

Klasifikasi ISPA Berdasarkan Anatomi

Page 5: ispa.pptx

Klasifikasi ISPA pada Balita

Pneumonia sangat berat

• batuk atau kesulitan bernafas yang disertai dengan sianosis sentral, tidak dapat minum, adanya penarikan dinding dada, anak kejang dan sulit dibangunkan.

Pneumonia Berat

• batuk atau kesulitan bernafas dan penarikan dinding dada, tetapi tidak disertai sianosis sentral dan dapat minum.

pneumonia

• batuk (atau kesulitan bernafas) dan pernafasan cepat tanpa penarikan dinding dada. Pernafasan cepat adalah 40 kali per menit atau lebih pada usia 12 bulan hingga 5 tahun.

Bukan Pnemumonia

• (batuk pilek biasa): batuk (atau kesulitan bernafas) tanpa pernafasan cepat atau penarikan dinding dada.

Page 6: ispa.pptx

Gejala ISPA Ringan

• Batuk • Serak, yaitu anak bersuara

parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnya pada waktu berbicara atau menangis)

• Pilek, yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung

• Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370 C

Sedang

• Pernafasan cepat (fast breathing) sesuai umur yaitu : 1. < 2 bulan nafas 60 x/menit 2bulan - < 5 tahun : frekuensi nafas 50 x atau lebih untuk umur 2 - < 12 bulan dan 40 x/menit atau lebih pada umur 12 bulan - <5 tahun

• Suhu lebih dari 390 C (diukur dengan termometer)

• Tenggorokan berwarna merah

• Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak

• Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

• Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur)

Berat

• Bibir atau kulit membiru • Anak tidak sadar atau

kesadaran menurun • Pernafasan berbunyi seperti

orang mengorok dan anak tampak gelisah

• Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas

• Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba

• Tenggorokan berwarna merah

Page 7: ispa.pptx

Cara Penularan ISPA

Etiologi Tidak

Langsung (Udara)

Droplet nuclei Dust

Aerosol Langsung

Page 8: ispa.pptx

Determinan Penyakit ISPA • A. Faktor Agent (Bibit Penyakit)

– ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. ISPA juga dapat disebabkan oleh karena jamur dan inspirasi asap kendaraan bermotor, Bahan Bakar Minyak/BBM biasanya minyak tanah, dan cairan amonium pada saat lahir.

• B. Faktor Host (Pejamu)– Umur– Jenis kelamin – Status Gizi– Berat bayi lahir– Status ASI eksklusif– Status Imunisasi

• C. Faktor Lingkungan (Environment)– Ventilasi– Kepadatan hunian ruang tidur– Pemakaian anti nyamuk– Keberadaan perokok– Bahan bakar untuk memasak

Page 9: ispa.pptx

PENATALAKSANAAN ISPA

Pencegahan Tingkat Pertama (Primary

Prevention)

Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary

Prevention)

Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary

Prevention)

Ditujukan pada orang sehat dengan usaha peningkatan derajat kesehatan (health promotion) dan pencegahan khusus (specific protection)

a. Penyuluhan, dilakukan oleh tenaga kesehatan dimana kegiatan ini diharapkan dapat mengubah sikap dan perilaku masyarakat terhadap hal-hal yang dapat meningkatkan faktor risiko penyakit ISPA. Kegiatan penyuluhan ini dapat berupa penyuluhan penyakit ISPA, penyuluhan ASI Eksklusif, penyuluhan imunisasi, penyuluhan gizi seimbang pada ibu dan anak, penyuluhan kesehatan lingkungan rumah, penyuluhan bahaya rokok.

b. Imunisasi, yang merupakan strategi spesifik untuk dapat mengurangi angka kesakitan (insiden) pneumonia.

c. Usaha di bidang gizi yaitu untuk mengurangi malnutrisi, defisiensi vitamin A.

d. Program KIA yang menangani kesehatan ibu dan bayi berat lahir rendah.

Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP) yang menangani masalah polusi di dalam maupun di luar rumah.

Upaya penanggulangan pengobatan sedini mungkin. Upaya pengobatan yang dilakukan untuk

kelompok umur 2 bulan - < 5 tahun dibedakan atas klasifikasi ISPA yaitu :

a. Pneumonia Sangat Berat: rawat di rumah sakit, berikan oksigen, terapi antibiotik dengan

memberikan kloramfenikol secara intramuskular setiap 6 jam. Apabila pada anak terjadi

perbaikan (biasanya setelah 3 - 5 hari), pemberiannya diubah menjadi kloramfenikol oral, obati

demam, obati mengi, perawatan suportif, hati-hati dengan pemberian terapi cairan, nilai ulang

dua kali sehari.

b. Pneumonia Berat: rawat di rumah sakit, berikan oksigen, terapi antibiotik dengan memberikan

benzilpenesilin secara intramuskular setiap 6 jam paling sedikit selama 3 hari, obati demam,

obati mengi, perawatan suportif, hati-hati pada pemberian terapi cairan, nilai ulang setiap hari.

c. Pneumonia: obati di rumah, terapi antibiotik dengan memberikan kotrimoksasol, ampisilin,

amoksilin oral, atau suntikan penisilin prokain intramuskular per hari, nasihati ibu untuk

memberikan perawatan di rumah, obati demam, obati mengi, nilai ulang setelah 2 hari.

d. Bukan Pneumonia (batuk atau pilek): obati di rumah, terapi antibiotik sebaiknya tidak

diberikan, terapi spesifik lain (untuk batuk dan pilek), obati demam, nasihati ibu untuk

memberikan perawatan di rumah.

e. Pneumonia Persisten: rawat (tetap opname), terapi antibiotik dengan memberikan kotrimoksasol

dosis tinggi untuk mengobati kemungkinan adanya infeksi pneumokistik, perawatan suportif,

penilaian ulang.

Tingkat pencegahan ini ditujukan kepada balita penderita ISPA agar tidak bertambah parah dan

mengakibatkan kematian.

a. Pneumonia Sangat Berat: jika anak semakin memburuk setelah pemberian kloram fenikol

selama 48 jam, periksa adanya komplikasi dan ganti dengan kloksasilin ditambah gentamisin

jika diduga suatu pneumonia stafilokokus.

b. Pneumonia Berat: jika anak tidak membaik setelah pemberian benzilpenisilin dalam 48 jam atau

kondisinya memburuk setelah pemberian benzilpenisilin kemudian periksa adanya komplikasi

dan ganti dengan kloramfenikol. Jika anak masih menunjukkan tanda pneumonia setelah 10 hari

pengobatan antibiotik maka cari penyebab pneumonia persistensi.

c. Pneumonia: Coba untuk melihat kembali anak setelah 2 hari dan periksa adanya tanda-tanda

perbaikan (pernafasan lebih lambat, demam berkurang, nafsu makan membaik. Nilai kembali

dan kemudian putuskan jika anak dapat minum, terdapat penarikan dinding dada atau tanda

penyakit sangat berat maka lakukan kegiatan ini yaitu rawat, obati sebagai pneumonia berat atau

pneumonia sangat berat. Jika anak tidak membaik sama sekali tetapi tidak terdapat tanda

pneumonia berat atau tanda lain penyakit sangat berat, maka ganti antibiotik dan pantau secara

ketat.

Page 10: ispa.pptx

Tugas Dokter Puskesmas??

1. Membuat rencana aktifitas pemberantasan ISPA sesuai dengan dana atau sarana dan tenaga yang tersedia.

2. Melakukan supervisi dan memberikan bimbingan penatalaksanaan standar kasus-kasus ISPA kepada perawat atau paramedis.

3. Melakukan pemeriksaan pengobatan kasus- kasus pneumonia berat/penyakit dengan tanda-tanda bahaya yang dirujuk oleh perawat/paramedis dan merujuknya ke rumah sakit bila dianggap perlu.

4. Memberikan pengobatan kasus pneumonia berat yang tidak bisa dirujuk ke rumah sakit.

5. Bersama dengan staff puskesmas memberi kan penyuluhan kepada ibu-ibu yang mempunyai anak balita. perihal pengenalan tanda-tanda penyakit pneumonia serta tindakan penunjang di rumah,

6. Melatih semua petugas kesehatan di wilayah puskesmas yang di beri wewenang mengobati penderita penyakit ISPA,

7. Melatih kader untuk bisa, mengenal kasus pneumonia serta dapat memberikan penyuluhan terhadap ibu-ibu tentang penyaki ISPA,

8. Memantau aktifitas pemberantasan dan melakukan evaluasi keberhasilan pemberantasan penyakit ISPA. menditeksi hambatan yang ada serta menanggulanginya termasuk aktifitas pencatatan dan pelaporan serta pencapaian target.

Page 11: ispa.pptx

Paramedis Puskesmas Puskesmas pembantu

• Melakukan penatalaksanaan standar kasus-kasus ISPA sesuai petunjuk yang ada.

• Melakukan konsultasi kepada dokter Puskesmas untuk kasus-kasus ISPA tertentu seperti pneumoni berat, penderita dengan weezhing dan stridor.

• Bersama dokter atau dibawah, petunjuk dokter melatih kader.

• Memberi penyuluhan terutama kepada ibu-ibu.• Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

Puskesmas sehubungan dengan pelaksanaan program pemberantasan penyakit ISPA.

Page 12: ispa.pptx

Kader kesehatan• Dilatih untuk bisa membedakan kasus pneumonia (pneumonia berat

dan pneumonia tidak berat) dari kasus-kasus bukan pneumonia.• Memberikan penjelasan dan komunikasi perihal penyakit batuk pilek

biasa (bukan pneumonia) serta penyakit pneumonia kepada ibu-ibu serta perihal tindakan yang perlu dilakukan oleh ibu yang anaknya menderita penyakit

• Memberikan pengobatan sederhana untuk kasus-kasus batuk pilek (bukan pneumonia) dengan tablet parasetamol dan obat batuk tradisional obat batuk putih.

• Merujuk kasus pneumonia berat ke Puskesmas/Rumah Sakit terdekat.• Atas pertimbangan dokter Puskesmas maka bagi kader-kader di

daerah-daerah yang terpencil (atau bila cakupan layanan Puskesmas tidak menjangkau daerah tersebut) dapat diberi wewenang mengobati kasus-kasus pneumonia (tidak berat) dengan antibiotik kontrimoksasol.

• Mencatat kasus yang ditolong dan dirujuk

Page 13: ispa.pptx

Kesimpulan

Penyakit ISPA adalah salah satu penyakit yang banyak diderita bayi dan anak-anak, penyebab

kematian dari ISPA yang terbanyak karena pneumonia. Klasifikasi penyakit ISPA

tergantung kepada pemeriksaan dan tanda-tanda bahaya yang diperlihatkan penderita, Penatalaksanaan dan pemberantasan kasus

ISPA diperlukan kerjasama semua pihak, yaitu peranserta masyarakat terutama ibu-ibu,

dokter, para medis dam kader kesehatan untuk menunjang keberhasilan menurunkan angka

kematian dan angka kesakitan.

Page 14: ispa.pptx

SARAN

Karena yang terbanyak penyebab kematian dari ISPA adalah karena

pneumonia, maka diharapkan penyakit saluran pernapasan penanganannya dapat diprioritaskan. Disamping itu penyuluhan

kepada ibu-ibu tentang penyakit ISPA perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan, serta penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA yang sudah

dilaksanakan sekarang ini, diharapkan lebih ditingkatkan lagi.

Page 15: ispa.pptx

Thanks for the attention