isoterm-adsorpsi
-
Upload
risca-suwarti -
Category
Documents
-
view
104 -
download
9
Transcript of isoterm-adsorpsi
![Page 1: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/1.jpg)
PRAKTIKUM IIIISOTERM ADSORPSI KARBON AKTIF
I. TUJUAN
Menentukan isoterm adsorpsi menurut Freundlinch bagi proses adsorpsi asam
asetat oleh arang.
II. LATAR BELAKANG TEORI
Adsorpsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada
permukaan zat lain, sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada
permukaaan zat tersebut. Dalam adsorpsi digunakan istilah adsorbat dan adsorban,
dimana adsorbat adalah substansi yang terjerap atau substansi yang akan
dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorban adalah merupakan suatu media
penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon.
Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom
atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada permukaan zat
padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-
gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan
zat cair, mempunyai gaya adsorpsi. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada
absorpsi zat yang diserap masuk ke dalam absorbens sedangkan pada adsorpsi zat
yang diserap hanya terdapat pada permukaannya (Sukardjo, 1990).
Komponen yang terserap disebut adsorbat (adsorbate), sedangkan daerah
tempat terjadinya penyerapan disebut adsorben (adsorbent / substrate).
Berdasarkan sifatnya, adsorpsi dapat digolongkan menjadi adsorpsi fisik dan kimia.
Tabel 1. Perbedaan adsorpsi fisik dan kimia
Adsorpsi Fisik Adsorpsi Kimia
Molekul terikat pada adsorben oleh
gaya van der Waals
Molekul terikat pada adsorben oleh
ikatan kimia
Mempunyai entalpi reaksi -4 sampai
-40 kJ/mol
Mempunyai entalpi reaksi -40 sampai
-800 kJ/mol
Dapat membentuk lapisan multilayer Membentuk lapisan monolayer
Adsorpsi hanya terjadi pada suhu di
bawah titik didih adsorbat
Adsorpsi dapat terjadi pada suhu tinggi
Jumlah adsorpsi pada permukaan
merupakan fungsi adsorbat
Jumlah adsorpsi pada permukaan
merupakan karakteristik adsorben dan
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 2: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/2.jpg)
adsorbat
Tidak melibatkan energi aktifasi
tertentu
Melibatkan energi aktifasi tertentu
Bersifat tidak spesifik Bersifat sangat spesifik
Proses adsorpsi dalam larutan, jumlah zat teradsorpsi tergantung pada
beberapa faktor, yaitu :
a. Jenis adsorben
b. Jenis adsorbat
c. Luas permukaan adsorben
d. Konsentrasi zat terlarut
e. Temperatur (Atkins, 1990).
Penentuan Adsorpsi IsotermPerubahan konsentrasi adsorbat oleh proses adsorpsi sesuai dengan
mekanisme adsorpsinya dapat dipelajari melalui penentuan isoterm adsorpsi yang
sesuai. Isoterm Langmuir dan Isoterm BET adalah dua diantara isoterm-isoterm
adsorpsi yang dipelajari:
a. Isotherm Langmuir
Meskipun terminology adsorpsi pertama kali diperkenalkan oleh Kayser (1853-
1940), penemu teori adsorpsi adalah Irving Langmuir (1881-1957), Nobel laureate in
Chemistry (1932). Isoterm adsorpsi Langmuir didasarkan atas beberapa asumsi,yaitu :
(1) Adsorpsi hanya terjadi pada lapisan tunggal (monolayer),
(2) Panas adsorpsi tidak tergantung pada penutupan permukaan, dan
(3) Semua situs dan permukaannya
Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat diturunkan secara teoritis dengan
menganggap terjadinya kesetimbangan antara molekul-molekul zat yang diadsorpsi
pada permukaan adsorben dengan molekulmolekul zat yang tidak teradsorpsi.
Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat dituliskan sebagai berikut :
C merupakan konsentrasi adsorbat dalam larutan, x/m adalah konsentrasi adsorbat
yang terjerap per gram adsorben, k adalah konstanta yang berhubungan dengan
afinitas adsorpsi dan (x/m)mak adalah kapasitas adsorpsi maksimum dari adsorben.
Kurva isoterm adsorpsi Langmuir dapat disajikan seperti pada Gambar 1.
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 3: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/3.jpg)
b. Persamaan Isoterm Adsorpsi Freundlich
Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknya lapisan
monolayer dari molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben. Namun pada
adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben
bersifat heterogen. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan
sebagai berikut.
Log (x/m) = log k + 1/n log c.................................................................(2),
sedangkan kurva isoterm adsorpsinya disajikan pada Gambar 2.
Bagi suatu sistem adsorpsi tertentu, hubungan antara banyaknya zat yang
teradsorpsi persatuan luas atau persatuan berat adsorben dengan konsentrasi yang
teradsorpsi pada temperatur tertentu disebut dengan isoterm adsorpsi ini dinyatakan
sebagai:
x/m = k. Cn.........................................................................................................(1)
dalam hal ini :
x = jumlah zat teradsorpsi (gram)
m = jumlah adsorben (gram)
C = konsentrasi zat terlarut dalam larutan, setelah tercapai kesetimbangan
adsorpsi
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 4: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/4.jpg)
k dan n = tetapan, maka persamaan (1) menjadi :
log x/m = log k + n log c................................................................................(2)
persamaan ini mengungkapkan bahwa bila suatu proses adsorpsi menuruti isoterm
Freundlich, maka aluran log x/m terhadap log C akan merupakan garis lurus. Dari garis
dapat dievaluasi tetapan k dan n (Tim Dosen Kimia Fisika, 2012).
Arang AktifArang adalah padatan berpori hasil pembakaran bahan yang mengandung
karbon. Arang tersusun dari atom-atom karbon yng berikatan secara kovalen
membentuk struktur heksagonal datar dengan sebuah atom C pada setiap sudutnya
(Gambar 3). Susunan kisi-kisi heksagonal datar ini tampak seolah-olah seperti pelat-
pelat datar yang saling bertumpuk dengan sela-sela di antaranya.
Gambar 3 Struktur grafit karbon aktifSebagian pori-pori yang terdapat dalam arang masih tertutup oleh hidrokarbon
dan senyawa organik lainnya. Komponen arang ini meliputi karbon terikat, abu, air,
nitrogen, dan sulfur. yang mempunyai luas permukaan dan jumlah pori sangat banyak
(Baker 1997).
Setyaningsih (1995) membedakan karbon aktif menjadi 2 berdasarkan
fungsinya, yaitu Karbon adsorben gas (gas adsorbent carbon): Jenis arang ini
digunakan untuk mengadsorpsi kotoran berupa gas. Pori-pori yang terdapat pada
karbon aktif jenis ini tergolong mikropori yang menyebabkan molekul gas akan mampu
melewatinya, tetapi molekul dari cairan tidak bisa melewatinya. Karbon aktif jenis ini
dapat ditemui pada karbon tempurung kelapa. Selanjutnya adalah karbon fasa cair
(liquid-phase carbon). Karbon aktif jenis ini digunakan untuk mengadsorpai kotoran
atau zat yang tidak diinginkan dari cairan atau larutan. Jenis pori-pori dari karbon aktif
ini adalah makropori yang memungkinkan molekul berukuran besar untuk masuk.
Karbon jenis ini biasanya berasal dari batu bara, misalnya ampas tebu dan sekam
padi.
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 5: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/5.jpg)
III. ALAT DAN BAHAN
a. Alat-alat yang digunakan:
1. Labu erlenmeyer bertutup 250 ml 12 buah
2. Pipet volume 10 ml 1 buah
3. Pipet volume 25 ml 1 buah
4. Buret 50 ml 1 buah
5. Corong 1 buah
6. Pengaduk 1 buah
7. Spatula 1 buah
8. Neraca analitik 1 buah
9. Kertas saring 6 buah
10. Statif 1 buah
11. Stopwatch 1 buah
12. Pembakar spirtus 1 buah
13. Kasa asbes 1 buah
14. Kaki tiga 1 buah
15. Cawan porselin 1 buah
b. Bahan-bahan yang digunakan:
1. Asam asetat (CH3COOH) 0.5 N
2. Adsorben arang atau karbon
3. Natrium Hidroksida (NaOH) 0.1 N
4. Indikator Phenolptalin (pp)
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 6: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/6.jpg)
IV. SKEMA KERJA
Helivia Elvandari/kelompok 3
Panaskan arang
Dinginkan
Masukkan masing-masing 1 gram ke
dalam 6 erlenmeyer
Menyiapkan masing-masing 125 mL larutan CH3COOH 0,500 N, 0,250 N , 0,125 N ,0,0625 N,
0,0313 N dan 0,0156 N
masukkan
Tutup dengan plastik. Biarkan 30 menit dan kocok 1
menit/10 menit
Masing-masing sisa CH3COOH 25 mL dititrasi
dengan NaOH 0,1 M
NaOH
CH3COOH
NaOH
Titrasi larutan tersebut dengan NaOH 0,1 M masing-masing 5 mL, 5mL, 10 mL, 25 L, 25 mL, 25 mL.
CH3COOH
![Page 7: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/7.jpg)
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
NoMassa
(gram)
Konsentrasi asam (N) X
(gram)X/m
Log
x/mLog C
Awal Akhir ∆C
1 1,0031 0,477 0,430 0,047 0,282 0,2811 -0,551 -1,3282 1,0026 0,242 0,224 0,018 0,108 0,1077 -0,967 -1,7443 1,0011 0,121 0,103 0,018 0,108 0,1078 -0,967 -1,7444 1,0022 0,061 0,052 0,009 0,054 0,0539 -1,269 -2,0465 1,0014 0,030 0,0296 0,0004 0,0024 0,0024 -2,620 -3,3986 1,0023 0,015 0,012 0,003 0,018 0,0179 -1,745 -2,523
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan isotherm adsorpsi menurut
freundlich bagi proses adsorpsi asam asetat pada arang. Percobaan ini dilakukan
secara kuantitatif, yaitu dengan cara menghitung volume larutan asetat mula-mula
sebelum ditambah karbon aktif dibandingkan dengan volume larutan asetat setelah
ditambah karbon aktif, seperti yang tercantum di hasil percobaan dan
direpresentasikan dalam bentuk kurva. Dalam percobaan ini menggunakan karbon
aktif sebagai adsorben, asam asetat dengan berbagai konsentrasi sebagai adsorbat
serta larutan NaOH 0,1 N sebagai larutan standar. Larutan asam asetat yang telah
dibuat dalam berbagai konsentrasi dimasukkan arang aktif dan didiamkan selama
30 menit. Peristiwa adsorpsi yang terjadi bersifat selektif dan spesifik dimana asam
asetat lebih mudah teradsorpsi dari pelarut (air), karena arang aktif (karbon) hanya
mampu mengadsorpsi senyawa-senyawa organik.
Perubahan konsentrasi asam asetat sebelum dan sesudah adsorpsi dapat
diketahui dengan cara mentitrasi filtrat yang mengandung asam asetat dengan
larutan standar NaOH 0.1 N. Konsentrasi awal asam asetat mempengaruhi volume
titrasi yang digunakan. Semakin besar konsentrasinyanya semakin banyak larutan
NaOH yang digunakan. Hal ini disebabkan karena semakin besar konsentrasi, letak
antara molekulnya semakin berdekatan sehingga susah untuk mencapai titik
ekivalen pada saat proses titrasi.
Dalam percobaan isoterm adsorpsi arang aktif digunakan larutan asam
asetat dalam berbagai variasi konsentrasi. yaitu, 0.500 N, 0.250 N, 0.125 N, 0.0625
N, 0.0313 N, 0.0156 N. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan arang
untuk mengabsorpi larutan asam asetat dalam berbagai konsentrasi pada suhu
konstan.
Arang dalam percobaan sebagai absorben (zat yang mengapsorbsi)
dimana dalam awal percobaan arang ini harus dipanaskan terlebih dahulu.
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 8: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/8.jpg)
Pemanasan dilakukan sampai keluar asap, jangan lakukan pemanasan sampai
arang membara. Pemanasan arang sampai membara dapat menjadikan arang
menjadi abu, dimana jika telah menjadi abu, arang tersebut tidak dapat lagi untuk
menjadi absorben. Tujuan dari pemanasan ini adalah untuk membuka pori-pori
permukaan dari arang agar mampu mengabsorpsi secara maksimal, dalam
percobaan ini yaitu mengabsorpsi asam asetat.
Larutan asam asetat mendapat dua perlakuan yang berbeda. Pertama
(awal) asam asetat yang murni, tidak mendapat perlakuan apa-apa, sedang yang
kedua (akhir) ditambah dengan arang dan disaring. Kedua perlakuan ini dilakukan
untuk membandingkan konsentrasi asam asetat yang dicampurkan arang dan asam
asetat yang tidak diberikan perlakuan khusus yang nantinya akan sama-sama
dititrasi dengan larutan baku NaOH 0.1 N dengan indikator phenolphtalein. Indikator
PP sangat peka terhadap gugus OH- yang terdapat pada larutan NaOH.
Pada percobaan ini akan ditentukan harga tetapan-tetapan adsorpsi
isotherm Freundlich bagi proses adsorpsi CH3COOH terhadap arang. Variabel yang
terukur pada percobaan adalah volume larutan NaOH 0.1 N yang digunakan untuk
menitrasi CH3COOH. Setelah konsentrasi awal dan akhir diketahui, konsentrasi
CH3COOH yang teradsorpsi dapat diketahui dengan cara pengurangan konsentrasi
awal dengan konsentrasi akhir. Selanjutnya dapat dicari berat CH3COOH yang
teradsorpsi. Dengan cara X = C*Mr*100/1000.
Dari data pengamatan dan hasil perhitungan, konsentrasi asam asetat
sebelum adsorpsi lebih tinggi daripada setelah adsorpsi. Hal ini karena asam asetat
telah diadsorpsi oleh arang aktif. Dari data juga dibuat suatu grafik dimana x/m
diplotkan sebagai ordinat dan C sebagai absis.
Grafik hubungan antara x/m dengan c maupun hubungan antara log x/m
dengan log C dari percobaan dapat dilihat pada gambar grafik berikut.
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 9: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/9.jpg)
-3 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0
-4
-3.5
-3
-2.5
-2
-1.5
-1
-0.5
0
f(x) = 1.00022810951971 x − 0.776924337179511R² = 0.999999858695029
log c
log
x/m
Gambar 4. Grafik hubungan log x/m vs log c
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045 0.050
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
f(x) = 5.98144571538867 x + 5.61066008566147E-05R² = 0.999999356186248
x/m
C
Gambar 5. Grafik hubungan C vs x/m
Grafik 1 merupakan Grafik Isoterm Adsorpsi Freundlich. Dari persamaan
grafik tersebut jika dianalogikan dengan persamaan Freundlich maka akan didapat
nilai k dan n. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan sebagai
berikut.
Log (x/m) = log k + 1/n log c sedangkan persamaan grafik Isotherm
Adsorpsi Freundlich adalah y = 1x - 0.776, sehingga didapat nilai Log k = -0.776 dan
1/n = 1. Maka nilai k adalah 0.1675 dan nilai n adalah 1.
Mengenai gambar grafik 1 yang dihasilkan sudah hampir sesuai dengan
teori isotherm adsorpsi Freundlich yaitu grafik berupa garis linear sedangkan grafik
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 10: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/10.jpg)
2 belum sesuai dengan teori isotherm adsobsi Langmuir karena seharusnya grafik
seperti setengah trapezium mengalami kenaikan dan selanjutnya terjadi
kekonstanan. Namun dari hasil percobaan ini grafik terus mengalami kenaikan. Hal
ini mungkin terjadi dalam kesalahan pengenceran asam asetat.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
1. Arang dapat berfungsi sebagai adsorpsi.
2. Semakin besar konsentrasi asam asetat yang digunakan maka semakin besar
pula jumlah zat dalam larutan asam asetat yang terserap.
3. Dari perhitungan regresi linear diperoleh nilai k adalah 0.1675 dan nilai n
adalah 1.
Saran :
1. Mempelajari cara kerja dan landasan teori sebelum praktikum agar tidak terjadi
kesalahan selama praktikum.
2. Penggunaan alat yang terbatas dan alat yang tidak valid membuat percobaan
kurang efisien.
3. Berhati-hati dalam melakukan titrasi, karena satu tetes titrat sangat berpengaruh
terhadap hasil akhir titrasi, sehingga bisa mejadikan data kurang valid.
4. Dalam pengeceran larutan yang dipakai adalah larutan induk yaitu larutan yang
paling pekat atau konsentrasinya tinggi.
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 11: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/11.jpg)
VII. DAFTAR PUSTAKA
Atkins PW. 1997. Kimia Fisika. Ed ke-4. Kartohadiprodjo II, penerjemah; Jakarta:
Erlangga. Terjemahan dari: Physical Chemistry.
Baker FS, Miller CE, Repik AJ, Tollens ED. 1997. Activated carbon. Di dalam:
Ruthven DM, editor. Encyclopedia of Separation Technology, Volume 1 (A
kirk-Othmer Encyclopedia). New York: J Wiley.
Setyaningsih H. 1995. Pengolahan limbah batik dengan proses kimia dan adsorpsi
karbon aktif [tesis]. Jakarta: Program Pascasarjana, Universitas Indonesia.
Sukardjo. 1990. Kimia Anorganik. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Tim Dosen Kimia Fisika.2012.Diktat Petunjuk Praktikum Kimia Fisik.Semarang:
FMIPA UNNES.
Mengetahui, Semarang, 24 Oktober 2012
Dosen Pengampu Praktikan,
Ir. Sri Wahyuni, M.Si Helivia Elvandari
NIP NIM. 4301410013
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 12: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/12.jpg)
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Apakah percobaan ini termasuk jenis adsorpsi fisik atau kimia ? Jelaskan!
Jawab:
pada percobaan termasuk ke dalam adsorpsi secara fisika dikarenakan ikatan
yang terlibat dalam adsorpsi ini yaitu ikatan yang lemah yang merupakan ikatan
van der waals dan melalui panas reaksi yang rendah.
2. Apakah perbedaan antara kedua jenis adsorbs ini ? berikan beberapa contoh dari
kedua jenis adsorpsi ini !
Jawab :
Adsorpsi terbagi atas 2, yaitu :
a. Adsorpsi secara kimia : merupakan adsorpsi menggunakan senyawa kimia.
Molekul terikat pada adsorben oleh ikatan kimia.
Mempunyai entalphi reaksi -40 sampai -500 kj/mol.
Membentuk lapisan monolayer.
Contoh : ion exchange.
b. adsorpsi secara fisika : adsorpsi dengan menggunakan sifat fisika
Molekul terikat pada adsorben oleh gaya vander waals.
Mempunyai entalphi reaksi Melibatkan energy aktivasi -4 sampai -40
kJ/mol.
Dapat membentuk lapisan multi player.
Tidak melibatkan energy aktivasi.
Contoh : adsorbs oleh karbon aktif.
3. Apakah perbedaanya yang terjadi pada pengaktifan arang dengan cara
pemanasan?
Pengaktifan arang dengan cara pemanasan :
a. L-karbon (L-AC) yaitu karbon aktif yang dibuat dengan oksidasi pada suhu
300oC – 400oC (570o-750oF) dengan menggunakan udara atau oksidasi kimia.
L-AC sangat cocok dalam mengadsorpsi ion terlarut dari logam berat basa
seperti Pb2+, Cu2+, Cd2+, Hg2+. Karakter permukaannya yang bersifat asam
akan berinteraksi dengan logam basa. Regenerasi dari L-AC dapat dilakukan
menggunakan asam atau garam seperti NaCl hampir sama pada perlakuan
pertukaran ion.
b. H-karbon (H-AC) yaitu karbon aktif yang dihasilkan dari proses pemasakan
pada suhu 800o-1000oC (1470o-1830oF) kemudian didinginkan pada
atmosphere inersial. H-AC memiliki permukaan yang bersifat basa sehingga
tidak efektif dalam mengadsorpsi logam berat alkali pada suatu larutan air
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 13: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/13.jpg)
tetapi sangat lebih effisien dalam mengadsorpsi kimia organik, partikulat
hidrofobik, dan senyawa kimia yang mempunyai kelarutan yang rendah dalam
air. Akan tetapi H-AC dapat dimodifikasi dengan menaikan angka asiditas.
Permukaan yang netral akan mengakibatkan tidak efektifnya dalam mereduksi
dan mengadsorpsi kimia organik sehingga efektif mengadsorpsi ion logam
berat dengan kompleks khelat zat organik alami maupun sintetik dengan
menetralkannya.
4. Bagaimana isotherm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat
padat? Apa pembatasnya?
Isotherm Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat kurang baik
atau memuaskan. Hal ini terjadi karaena pada adsorpsi Freundlich situs-situs
aktif pada permukaan adsorben bersifat heterogen. Gas merupakan
campuran yang homogeny sehingga kurang cocok jika digunakan dalam
isotherm Freundlich.
Batasannya : adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben
bersifat heterogen.
5. Mengapa isoterm Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat
kurang memuaskan dibandingkan dengan isoterm adsopsi Langmuir?
Bagaimana bentuk isotherm adsorbs yang terakhir ini ?
Jawab :
Isoterm Freundlich untuk adsorpsi gas permukaan zat padat kurang memuaskan
karena nilai Vm tidak akab dicapai walaupun tekannaya diperbesar dan tidak
sesuai untuk adsordat dengan konsentrsi yang sangat tinggi.Sedangkan pada
isoterm Langmuir mengemukakan asumsi yang lebih baik. Isoterm Langmuir
sangat sederhana didasarkan pada asumsi bahwa setiap tempat adsorbs adalah
akivalen dan kemampuan partikel untuk terikat di tempat ini tidak bergantung
pada tempati atau tidaknya tempat yang berdekatan.
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 14: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/14.jpg)
LAMPIRAN
Table pengamatan 1
Konsentrasi
CH3COOH
AwalAkhir
(dengan penambahan arang)
CH3COOH
(mL)
NaOH 0.1 N
(mL)
CH3COOH
(mL)
NaOH 0.1 N
(mL)
0.500 N 10 47.7 5 21.5
0.250 N 10 24.2 5 11.2
0.125 N 10 12.1 10 10.3
0.0625 N 10 6.1 25 13.0
0.0313 N 10 3.0 25 7.4
0.0156 N 10 1.5 25 3.0
Tabel pengamatan 2 :
NoMassa
(gram)
Konsentrasi asam (N) X
(gram)X/m Log x/m Log C
Awal Akhir ∆C
1 1,0031 0,477 0,430 0,047 0,282 0,2811 -0,551 -1,3282 1,0026 0,242 0,224 0,018 0,108 0,1077 -0,967 -1,7443 1,0011 0,121 0,103 0,018 0,108 0,1078 -0,967 -1,7444 1,0022 0,061 0,052 0,009 0,054 0,0539 -1,269 -2,0465 1,0014 0,030 0,0296 0,0004 0,0024 0,0024 -2,620 -3,3986 1,0023 0,015 0,012 0,003 0,018 0,0179 -1,745 -2,523
Sebelum absorpsi Sesudah adsorpsia. CH3COOH 0,5 N a. CH3COOH 0,5 N
V1 N1 = V2 N2 V1 N1 = V2 N2
10 mL .N1 = 47.7 mL. 0,1 N 5 mL .N1 = 21.5 mL. 0,1 N
N1 = 0.477 N N1 = 0,43 N
b. CH3COOH 0,25 N b. CH3COOH 0,25 N
V1 N1 = V2 N2 V1 N1 = V2 N2
10 mL .N1 = 24.2 mL. 0,1 N 5 mL .N1 = 11.2 mL.0,1 N
N1 = 0,242 N N1 = 0,224 N
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 15: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/15.jpg)
c. CH3COOH 0,125 N c. CH3COOH 0,125 N
V1 N1 = V2 N2 V1 N1 = V2 N2
10 mL .N1 = 12.1 mL. 0,1 N 10 mL .N1 = 10.3 mL. 0,1 N
N1 = 0.121 N N1 = 0.103 N
d. CH3COOH 0,0625 N d. CH3COOH 0,0625 N
V1 N1 = V2 N2 V1 N1 = V2 N2
10 mL .N1 = 6.1 mL. 0,1 N 25 mL .N = 13.0 mL. 0,1 N
N1 = 0,061 N N1 = 0,052 N
e. CH3COOH 0,0313 N e. CH3COOH 0,0313 N
V1 N1 = V2 N2 V1 N1 = V2 N2
10 mL .N1 = 3.0 mL. 0,1 N 25 mL .N1 = 7.4 mL. 0,1 N
N1 = 0,030 N N1 = 0,0296 N
f. CH3COOH 0,0156 N f. CH3COOH 0,0156 N
V1 N1 = V2 N2 V1 N1 = V2 N2
10 mL .N1 = 1.5 mL. 0,1 N 25 mL .N1 = 3.0 mL. 0,1 N
N1 = 0,015 N N1 = 0,012 N
Jumlah zat yang teradsorpsi (x)
1. x1 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= 0.047 x 60 x 100 / 1000
= 0.282 gram
2. x2 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= 0.018 x 60 x 100 / 1000
= 0.108 gram
3. x3 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= 0.018 x 60 x 100 / 1000
= 0.108 gram
4. x4 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= 0.009 x 60 x 100 / 1000
= 0.054 gram
5. x5 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 16: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/16.jpg)
= 0.0004 x 60 x 100 / 1000
= 0.0024 gram
6. x6 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= 0.003 x 60 x 100 / 1000
= 0.018 g
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 17: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/17.jpg)
JAR TEST
JAR TEST
Tujuan percobaan pengolahan air secara fisik adalah mempelajari proses pemisahan padatan tersuspensi (suspended solid) dari air parit di samping jurusan Teknik Material dan Metalurgi ITS dengan metode jartest menggunakan koagulasi dan flokulasi dan metode sand filter dengan parameter yang di uji yaitu pH, TDS, TSS, dan alkalinitas.A. Pengolahan Secara Fisik (sand filter)
Pengolahan secara fisik seperti saringan, pengendapan karena beratnya :
Memisahkan padatan yang kasar
Memisahkan padatan yang terapung
Memisahkan minyak dan lemak
1. Memisahkan padatan yang kasar
Pasir lumpur dapat diendapkan tanpa penambahan bahan kimia (koagulasi dan flokulasi) dalam bak pengendap.
2. Memisahkan padatan yang terapung
Plastik dan zat-zat yang organik sering dijumpai pada air permukaan terutama yang melewati pemukiman penduduk. Untuk memisahkan digunakan scren maupun bak penampung dengan mengatur pengeluaran exfluen di bawah permukaan air dan kotoran yang terapung dapat dipisahkan secara manual maupun mekanis.
3. Memisahkan minyak dan lemak
Merupakan kontaminan yang sangat mengganggu dalam penggunaan kebutuhan industri. Untuk memisahkan dengan cara skimming atau floatation.
Filtrasi
Air yang keluar dari proses flokulasi yang masih mengandung flok-flok halus masih memerlukan penyaringan melalui suatu media
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 18: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/18.jpg)
yang berpori dimana flok atau padatan tertapis, sedangkan air jernih diteruskan.
Efektivitas proses filtrasi (sand filter) tergantung dari :
- rate filtrasi
- ukuran filter media
- susunan media filter
- tinggi atau kedalaman (bed) filter
Macam-macam Filter/ sand filter
Menurut cara kerjanya filter dapat digolongkan sebagai :
a. Gravity Filter
Merupakan filter yang terbuka (tekanan atmosfer)dengan filter medium adalah lapisan pasir halus dan kasar setinggi 60-90 cm air turun melalui filter bed ini.
Air yang tersaring mengalir melalui under draining system (pematusan) dan di alirkan ke penampung air bersih. Untuk membersihkan unit tersebut, air dialirkan ke atas melalui pematusan dan melalui bed. Benda padat yang tertahan pada pori-pori maupun permukaan bed akan terbuang. Kadang-kadang udara juga dipakai sebagai pengaduk medium.(Subyakto,1997. Hal III-22)
b. Pressure Filter
Pada dasarnya, presure filter sama saja dengan grafity filter. Hanya tipe ini dilakukan dalam tangki tertutup dimana air dipaksa melalui bed dengan tekanan yang cukup tinggi.
Untuk filter medium selain pasir juga digunakan kerikil dengan ketinggian antara lain:
Lapisan kerikil = 20 – 50 cm
Lapisan pasir = 45 – 75 cm
Untuk industri, tipe yang ini lebih umum digunakan dibanding grafity filter, karena berbagai alasan:
Kecepatan aliran lebih besar untuk luas bed yang sama
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 19: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/19.jpg)
Areal yang didunakan lebih kecil
Turbidity
Kekeruhan di dalam air disebabkan oleh adanya zat tersuspensi, seperti: lempung, lumpur, zat organik, plankton dan zat – zat halus lainnya. Kekeruhan merupakan sifat optis dari suatu larutan yaitu : hamburan dan absorpsi cahaya yang melaluinya. Tidak dapat dihubungkan secara langsung antara kekeruhan dengan kadar semua jenis zat suspensi, karena tergantung juga kepada ukuran dan bentuk butir.(Santika, 1984. Hal 96)
Keruh dinyatakan untuk air yang mengandung suspensi. Kekeruhan terjadi karena suspensi material. Suatu air tampak keruh karena mengandung suspensi material. Kekeruhan terjadi dari alga yang mati atau organisme lain. Ini umumnya disebabkan karena adanya endapan Lumpur atau tanah liat. Macam dan karakter dari turbidity tergantung pada tipe tanah. Ketika air berlebih, berat dan besar partikel suspensi akan cepat mengendap. Air tanah akan menjadi bersih jika turbidity disaring.(Santika, 1984. Hal 96)
Turbiditas menurut ASTM adalah penunjukan sifat optikal sampel yang menyebabkan sinar cahaya berhamburan dan diserap untuk kemudian dipindahkan dalam suatu garis lurus melalui sampel.(Santika, 1984. Hal 96)
E. Proses koagulasi-flokulasia. Proses koagulasi : Proses dimana ion-ion dengan muatan yang berlawanan dengan muatan koloid, dimasukkan ke dalam cairan sehingga meniadakan kestabilan koloid.
b. Proses flokulasi : Penggumpalan dan atau adsorpsi koloid yang telah mengalami koagulasi membentuk flok yang padat yang mudah mengendap.
Pada proses awal (koagulasi), koagulan ditambahkan dengan disertai pengadukan cepat untuk mendapatkan homogenitas dari Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 20: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/20.jpg)
larutan dan diikuti dengan proses pengadukan lambat (8-10 rpm), dimana koagulan akan menetralkan muatan koloid, sehingga partikel ini dapat membentuk gumpalan (inti flok), yang selanjutnya bergabung menjadi partikel-partikel lebih besar yang lebih cepat mengendap dan proses ini dinamakan sebagai flokulasi. Partikel dengan ukuran 1,0 mm-10 mm dapat diklasifikasikan koloid.
Jar TestJar test adalah suatu percobaan yang berfungsi untuk menentukan dosis
optimal dari koagulan (biasanya tawas/alum) yang digunakan pada proses pengolahan air bersih. Jar Test merupakan proses penjernihan air dengan menggunakan koagulan, dimana koagulan akan membentuk flok – flok dengan adanya ion – ion yang terkandung dalam larutan sampel. Flok-flok ini mengumpulkan partikel-partikel kecil dan koloid yang tumbuh dan akhirnya bersama-sama mengendap.
Flok terbentuk dengan bantuan agitasi dari alat agitator. Dengan konsentrasi dan volume koagulan yang berbeda akan membentuk koagulan yang berbeda dan tentunya akan menghasilkan tingkat kejernihan yang berbeda. Umumnya koagulan tersebut berupa Al2(SO4)3, namun dapat pula berupa garam FeCl3 atau sesuatu poly-elektrolit organis.
Koagulasi dan KoagulanKoagulasi adalah proses penambahan bahan-bahan kimia untuk
memebentuk gumpalan (flok) yang selanjutnya dipisahkan pada proses flokulasi. Sedangkan flokulasi adalah proses untuk mempercepat penggumpalan partikel dengan pengadukan sangat lambat. Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel koloid karena penambahan bahan kimia sehingga partikel-partikel tersebut bersifat netral dan membentuk endapan karena adanya gaya grafitasi.
Secara garis besar mekanisme pembentukan flok terdiri dari empat tahap, yaitu :
1. Tahap destabilasi partikel koloid2. Tahap pembentukan partikel koloid
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 21: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/21.jpg)
3. Tahap penggabungan mikroflok4. Tahap pembentukan mikroflok.
Mekanisme Koagulasi Secara Fisika1. Pemanasan Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan tumbukan antar
partikel-partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak.Hal ini melepaskan elektrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid.Akibatnya partikel tidak bermuatan. Contoh: darah.
2. Pengadukan, contoh : tepung kanji.3. Pendinginan, contoh : agar – agar.
Mekanisme Koagulasi Secara KimiaSecara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang
berbeda muatan, dan penambahan zat kimia koagulan.Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan koloid bersifat netral, yaitu:
1. Menggunakan prinsip elektroforesis Proses elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid yang bermuatan ke elektrode dengan muatan yang berlawanan. Ketika partikel ini mencapai elektrode, maka sistem koloid akan kehilangan muatannya dan bersifat netral.
2. Penambahan koloid Dapat terjadi sebagai berikut: Koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation), sedangkan koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion). Ion-ion tersebut akan membentuk selubung lapisan kedua. Apabila selubung lapisan kedua itu terlalu dekat maka selubung itu akan menetralkan muatan koloid sehingga terjadi koagulasi. Makin besar muatan ion makin kuat daya tariknya dengan partikel koloid, sehingga makin cepat terjadi koagulasi.
3. Penambahan elektrolit Jika suatu elektrolit ditambahkan pada sistem koloid, maka partikel koloid yang bermuatan negatif akan mengadsorpsi koloid dengan muatan positif (kation) dari elektrolit. Begitu juga sebaliknya, partikel positif akan mengadsorpsi partikel negatif (anion) dari elektrolit. Dari adsorpsi diatas, maka terjadi koagulasi. Dalam proses koagulasi,stabilitas koloid sangat berpengaruh. Faktor – Faktor yang mempengaruhi proses koagulasi dan flokulasi: kualitas air, suhu air, jenis koagulan, koagulan aid, ph air, jumlah garam–garam terlarut dalam air, tingkat kekeruhan air baku, kecepatan pengadukan, waktu pengadukandan dosis koagulan.Koagulan
Koagulan adalah zat kimia yang menyebabkan destabilisasi muatan negatif partikel di dalam suspensi. Zat ini merupakan donor muatan positif yang digunakan untuk mendestabilisasi muatan negatif partikel. Koagulan yang umum dan sudah
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 22: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/22.jpg)
dikenal yang digunakan pada pengolahan air adalah seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel Jenis-jenis Koagulan Yang sering digunakan
Nama Formula BentukReaksi Dengan
AirpH Optimum
Aluminium sulfat,Alum sulfat, Alum, Salum
Al2(SO4)3.xH2O, x = 14,16,18
Bongkah, bubuk
Asam 6,0 – 7,8
Sodium aluminat NaAlO2 atauNa2Al2O4 Bubuk Basa 6,0 – 7,8
PolyaluminiumChloride, PAC
Aln(OH)mCl3n-mCairan, bubuk
Asam 6,0 – 7,8
Ferri sulfat Fe2(SO4)3.9H2OKristal halus
Asam 4 – 9
Ferri klorida FeCl3.6H2OBongkah, cairan
Asam 4 – 9
Ferro sulfat FeSO4.7H2OKristal halus
Asam > 8,5
Koagulan merupakan bahan kimia yang dibutuhkan untuk membantu proses pengendapan partikel–partikel kecil yang tidak dapat mengendap dengan sendirinya (secara grafitasi). Kekeruhan dan warna dapat dihilangkan melalui penambahan koagulan atau sejenis bahan – bahan kimia antara lain:
1. Alumunium Sulfat (Al2(SO4)3.14H2O) Biasanya disebut tawas, bahan ini sering
dipakai karena efektif untuk menurunkan kadar karbonat. Tawas berbentuk kristal atau bubuk putih, larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, tidak mudah terbakar, ekonomis, mudah didapat dan mudah disimpan. Penggunaan tawas memiliki keuntungan yaitu harga relatif murah dan sudah dikenal luas oleh operator water treatment. Namun Ada juga kerugiannya, yaitu umumnya dipasok dalam bentuk padatan sehingga perlu waktu yang lama untuk proses pelarutan.
2. Sodium Aluminate (NaAlO2) Digunakan dalam kondisi khusus karena harganya yang relatif mahal. Biasanya digunakan sebagai koagulan sekunder untuk menghilangkan warna dan dalam proses pelunakan air dengan lime soda ash.
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 23: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/23.jpg)
3. Ferrous Sulfate (FeSO4.7H2O) Dikenal sebagai Copperas, bentuk umumnya adalah granular. Ferrous Sulfate dan lime sangat efektif untuk proses penjernihan air dengan pH tinggi (pH > 10).
4. Chlorinated copperas Dibuat dengan menambahkan klorin untuk mengioksidasi Ferrous Sulfate. Keuntungan penggunaan koagulan ini adalah dapat bekerja pada jangkauan pH 4,8 hingga 11.
5. Ferrie Sulfate (Fe2(SO4)3 Mampu untuk menghilangkan warna pada pH rendah dan tinggi serta dapat menghilangkan Fe dan Mn.
6. Ferrie Chloride (FeCl3.6H2O) Dalam pengolahan air penggunaannya terbatas karena bersifat korosif dan tidak tahan untuk penyimpanan yang terlalu lama.
Jenis KoagulanKesulitan pada saat proses koagulasi kadang-kadang terjadi karena
lamanya waktu pengendapan dan flok yang terbentuk lunak sehingga akan mempersulit proses pemisahan. Koagulan Aid menguntungkan proses koagulasi dengan mempersingkat waktu pengendapan dan memperkeras flok yang terbentuk. Jadi difinisi koagulan aids adalah koagulan sekunder yang ditambahkan setelah koagulan primer atau utama bertujuan untuk mempercepat pengendapan, pembentukan dan pengerasan flok. Jenis koagulan aid diantaranya:
1. Karbon Aktif Aktivasi karbon bertujuan untuk memperbesar luas permukaan arang dengan membuka pori-pori yang tertutup sehingga memperbesar kapasitas adsorbsi. Pori-pori arang biasanya diisi oleh hidrokarbon dan zat-zat organik lainnya yang terdiri dari persenyawaan kimia yang ditambahkan akan meresap dalam arang dan membuka permukaan yang mula-mula tertutup oleh komponen kimia sehingga luas permukaan yang aktif bertambah besar. Efisiensi adsorbsi karbon aktif tergantung dari perbedaan muatan listrik antara arang dengan zat atau ion yang diserap. Bahan yang bermuatan listrik positif akan diserap lebih efektif oleh arang aktif dalam larutan yang bersifat basa. Jumlah karbon aktif yang digunakan untuk menyerap warna berpengaruh terhadap jumlah warna yang diserap.
2. Activated Silica Merupakan sodium silicate yang telah direaksikan dengan sulfuric acid, alumunium sulfate, carbon dioxide, atau klorida. Sebagai koagulan aid, activated silica memberikan keuntungan antara lain meningkatkan laju reaksi kimia, menurunkan dosis koagulan, memperluas jangkauan pH optimum dan mempercepat serta memperkeras flok yang terbentuk. Umumnya digunakan dengan koagulan alumunium dengan dosis 7 – 11% dari dosis alum.
3. Bentonic clay Digunakan pada pengolahan air yang mengandung zat warna tinggi, kekeruhan rendah dan mineral yang rendah.
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 24: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/24.jpg)
4. PAC (Poly Aluminium Chloride) Senyawa Al yang lain yang penting untuk koagulasi adalah Polyaluminium chloride (PAC), Aln(OH)mCl3n-m. Ada beberapa cara yang sudah dipatenkan untuk membuat polyaluminium chloride yang dapat dihasilkan dari hidrolisa parsial dari aluminium klorida, seperti ditunjukkan reaksi berikut :
n AlCl3 + m OH− . m Na+ → Al n (OH) m Cl 3n-m + m Na+ + m Cl−
Senyawa ini dibuat dengan berbagai cara menghasilkan larutan PAC yang agak stabil. PAC adalah suatu persenyawaan anorganik komplek, ion hidroksil serta ion alumunium bertarap klorinasi yang berlainan sebagai pembentuk polynuclearmempunyai rumus umum Alm(OH)nCl(3m-n).
Keunggulan Poly Aluminium Chloride
Beberapa keunggulan yang dimiliki PAC dibanding koagulan lainnya adalah sebagai berikut:
1. PAC dapat bekerja di tingkat pH yang lebih luas, dengan demikian tidak diperlukan pengoreksian terhadap pH, terkecuali bagi air tertentu.
2. Kandungan belerang dengan dosis cukup akan mengoksidasi senyawa karboksilat rantai siklik membentuk alifatik dan gugusan rantai hidrokarbon yang lebih pendek dan sederhana sehingga mudah untuk diikat membentuk flok.
3. Kadar khlorida yang optimal dalam fasa cair yang bermuatan negatif akan cepat bereaksi dan merusak ikatan zat organik terutama ikatan karbon nitrogen yang umumnya dalam truktur ekuatik membentuk suatau makromolekul terutama gugusan protein, amina, amida dan penyusun minyak dan lipida.
4. PAC tidak menjadi keruh bila pemakaiannya berlebihan, sedangkan koagulan yang lain (seperti alumunium sulfat, besi klorida dan fero sulfat) bila dosis berlebihan bagi air yang mempunyai kekeruhan yang rendah akan bertambah keruh. Jika digambarkan dengan suatu grafik untuk PAC adalah membentuk garis linier artinya jika dosis berlebih maka akan didapatkan hasil kekeruhan yang relatif sama dengan dosis optimum sehingga penghematan bahan kimia dapat dilakukan. Sedangkan untuk koagulan selain PAC memberikan grafik parabola terbuka artinya jika kelebihan atau kekurangan dosis akan menaikkan kekeruhan hasil akhir, hal ini perlu ketepatan dosis.
5. PAC mengandung suatu polimer khusus dengan struktur polielektrolite yang dapat mengurangi atau tidak perlu sama sekali dalam pemakaian bahan pembantu, ini berarti disamping penyederhanaan juga penghematan untuk penjernihan air.
6. Kandungan basa yang cukup akan menambah gugus hidroksil dalam air sehingga penurunan pH tidak terlalu ekstrim sehingga penghematan dalam penggunaan bahan untuk netralisasi dapat dilakukan.
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 25: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/25.jpg)
7. PAC lebih cepat membentuk flok daripada koagulan biasa ini diakibatkan dari gugus aktif aluminat yang bekerja efektif dalam mengikat koloid yang ikatan ini diperkuat dengan rantai polimer dari gugus polielektrolite sehingga gumpalan floknya menjadi lebih padat, penambahan gugus hidroksil kedalam rantai koloid yang hidrofobik akan menambah berat molekul, dengan demikian walaupun ukuran kolam pengendapan lebih kecil atau terjadi over-load bagi instalasi yang ada, kapasitas produksi relatif tidak terpengaruh
Adsorbsi adalah pengumpulan zat terlarut dipermukaan media dan merupakan jenis adhesi yang terjadi pada zat padat atau cair yang kontak dengan zat-zat lainnya. Salah satu adsorben yang biasa diterapkan dalam pengolahan air minum adalah karbon aktif arang ini digunakan untuk menghilangkan bau, warna dan rasa air termasuk logam-logam ion berat. Dalam percobaan ini menggunakan karbon aktif sebagai adsorben, asam asetat dengan berbagai konsentrasi sebagai adsorbat serta larutan NaOH 0,05 N sebagai larutan standar. Larutan asam asetat yang telah dibuat dalam berbagai konsentrasi dimasukkan arang aktif dan didiamkan selama 30 menit. Peristiwa adsorpsi yang terjadi bersifat selektif dan spesifik dimana asam asetat lebih mudah teradsorbsi dari pelarut (air), karena arang aktif (karbon) hanya mampu mengadsorpsi senyawa-senyawa organik.
Perubahan konsentrasi asam asetat sebelum dan sesudah adsorpsi dapat diketahui dengan cara mentitrasi filtrat yang mengandung asam asetat dengan larutan standar NaOH 0,05 N. Konsentrasi awal asam asetat mempengaruhi volume titrasi yang digunakan. Semakin besar konsentrasinyanya semakin banyak larutan NaOH yang digunakan. Hal ini disebabkan karena semakin besar konsentrasi, letak antara molekulnya semakin berdekatan sehingga susah untuk mencapai titik ekivalen pada saat proses titrasi
Helivia Elvandari/kelompok 3
![Page 26: isoterm-adsorpsi](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061405/563db9f4550346aa9aa167db/html5/thumbnails/26.jpg)
Helivia Elvandari/kelompok 3