isos laporan.docx

9
LAPORAN TUTORIAL BLOK NEUROBEHAVIOR KASUS : ISOLASI SOSIAL KELOMPOK 3 : Septia Erita Khairani Putri Utami Myrna Pusparani Yusi Nursiam Dian Fitriani Queen Elsa Y Nely Eviana Afriyani Wiwit Novera Pori Zona Putrinugraha Wanca Apatya Inggar S Reski Yunisa Mareska PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Transcript of isos laporan.docx

LAPORAN TUTORIALBLOK NEUROBEHAVIORKASUS : ISOLASI SOSIAL

KELOMPOK 3 :Septia EritaKhairani Putri UtamiMyrna PusparaniYusi NursiamDian FitrianiQueen Elsa YNely EvianaAfriyaniWiwit NoveraPori ZonaPutrinugraha Wanca ApatyaInggar SReski Yunisa Mareska

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JAMBITAHUN AJARAN 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT dimana atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tutorial yang berjudul Isolasi Sosial adapun tujuan membuat makalah ini adalah untuk melengkapi tugas tutorial blok neurobehavior.

Makalah ini disusun dari hasil pengumpulan data serta informasi yang kami peroleh dari buku panduan serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan tema makalah ini.

Sesuai pepatah Tak ada gading yang tak retak, makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar makalah kami kedepan menjadi lebih baik. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Jambi,November 2014

Penyusun

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangAsuhan keperawatan pada gangguan jiwa sekarang merupakan suatu pelayanan yang harus mendapatkan perhatian khusus dibidang kesehatan. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat akan mengakibatkan persaingan dibidang sosial dan ekonomi, sehingga dalam kehidupan memungkinkan akan terjadi ketidakmampuan sehingga akan menyebabkan prosentase penyakit jiwa meningkat.Isolasi sosial merupakan suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang lain menyatakan sikap negatif dan mengancam (Townsend, 1998 dikutip Nita Fitria, 2009).Menurut Depkes RI tahun 2000 kerusakan interaksi sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptive dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (Nita Fitria, 2009).Pada pasien dengan perilaku menarik diri sering melakukan kegiatan yang ditujukan untuk mencapai pemuasan diri, dimana pasien melakukan usaha untuk melindungi diri sehingga ia jadi pasif dan berkepribadian kaku, pasien menarik diri juga melakukan pembatasan (isolasi diri), termasuk juga kehidupan emosionalnya, semakin sering pasien menarik diri, semakin banyak kesulitan yang dialami dalam mengembangkan hubungan sosial dan emosional dengan orang lain (Stuart dan Sundeen, 1998). Dalam membina hubungan sosial, individu berada dalam rentang respon yan adaptif sampai dengan maladaptif. Respon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan yang berlaku, sedangkan respon maladaptif merupakan respon yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya.Respon sosial dan emosional yang maladaptif sering sekali terjadi dalam kehidupan sehari hari, khususnya sering dialami pada pasien menarik diri sehingga melalui pendekatan proses keperawatan yang komprehensif penulis berusaha memberikan asuhan keperawatan yang semaksimal mungkin kepada pasien dengan masalah keperawatan utama kerusakan interaksi sosial : menarik diri. Menurut pengajar Departemen Psikiatri, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Surjo Dharmono, penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di perbagai Negara menunjukkan, sebesar 20-30 persen pasien yang datang ke pelayanan kesehatan dasar menunjukkan gejala gangguan jiwa. Bentuk yang paling sering adalah kecemasan dan depresi. Dari segi kehidupan sosial kultural, interaksi sosial adalah merupakan hal yang utama dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai dampak adanya kerusakan interaksi sosial : menarik diri akan menjadi suatu masalah besar dalam fenomen kehidupan, yaitu terganggunya komunikasi yang merupakan suatu elemen penting dalam mengadakan hubungan dengan orang lain atau lingkungan disekitarnya (Carpenito, 1997).

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat membuat rumusan masalah sebagai berikut:1. Definisi Isolasi Sosial2. Tanda dan gejala Isolasi Sosial3. Data yan harus dilengkapi untuk pengkajian pasien Isolasi Sosial4. Pohon masalah5. Intervensi keperawatan Isolasi Sosial6. Dokumentasi Evaluasi askep Isolasi Sosial

1.3 Tujuan MasalahDiharapkan mahasiswa dapat memahami rencana asuhan keperawatan klien yang mengalami Isolasi Sosial

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Definisiisolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain menyatakan sifat yang negative dan mengancam bagi dirinya. Isolasi sosial merupakan keadaan dimana seseorang individu mengalami penuruanan atau bahkan tidak sama sekali mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.2.2 Tanda dan gejala pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain pasien mengatakan tidak ada hubungan yang berarti dengan orang lain bosan lambat menghabiskan waktu pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan merasakan tidak berguna, tidak yakin dapat melangsungkan hidup apatis kurang acuh terhadap lingkungan ekspresi wajah kurang berseri tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri posisi berbaring seperti janin tidur. kontak mata singkat dan jarang senang menyendiri dikamar malas melakukan kegiatan sulit memulai pembicaran tidak mempunyai teman dekat.2.3 DataDS: marah-marah tanpa sebab berbicara dan tertawa sendiriDO: nada bicara lambat dan pelan menjawab seadanya kontak mata singkat dan jarang senang menyediri dikamar malas melakukan kegiatan sulit memulai pembicaran tidak punya teman dekat.2.4 Pohon masalah

RPK

HALUSINASI

ISOS

MEKANISME KOPING TIDAK EFEKTIF: HDR

2.5 Intervensi SP 1: menyebutan penyebab isolasi sosial, SP1 berdiksusi dengan klien manfaat berinteraksi dengan orang lain berdiskusi dengan klien manfaat dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain mengajarkan klien berkenalan dengan 1 orang menganjurkan klien memasukkan kegiatan bercakap-cakap dengan orang lain dalam jadwal kegiatan harianSP 2: mengevaluasi jadwal kegiatan klien. SP 2 klien memberikan kesempatan untuk mempraktikkan cara berkenalan dengan satu orang berdiskusi dengan klien mengenai kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain. Membantu klien memasukkan kegiatan bercakap-cakap dengan orang lain dalam jadwal kegiatan harianSP 3 : Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien. SP 3 klien Memberi kesempatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan dua orang atau lebih Menganjurkan klien untuk memasukkan kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dalam jadwal kegiatan harianSP 1 keluarga : Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien. SP 1 keluarga Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami klien dan proses terjadinya Menjelaskan cara merawat klien isolasi sosialSP 2 keluarga : Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien isolasi sosial. SP 2 keluarga Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat langsung klien isolasi sosialSP 3 keluarga : Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat. SP 3 keluarga Menjelaskan tindak lanjut klien setelah pulang

2.6 Dokumentasi evalusi askep ISOS Data: nada bicara lambat, pelan , menjawab seadanya, kontak mata singkat dan jarang, senang menyediri dikamar, malas melakukan kegiatan, sulit memulai pembicaran, tidak punya teman dekat. Lesu, dan nampak tidak mempunyai motivasi. Kemampuan: (pernah dilatih cara berkenalan, tapi pasien belum mampu atau lupa) Diagnosa: ISOS Tindakan: RTL: Respon pasien:S: merasakan ada manfaatO:mampu mendemonstrasikan kembaliA:ISOS nya (+)P:2 kali perhari, dengan, pagi jam siang jam