Isolasi Zat Warna BETUL
-
Upload
mutiara-mendopa -
Category
Documents
-
view
45 -
download
2
Transcript of Isolasi Zat Warna BETUL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kromatografi adalah teknik pemisahan fisik suatu campuran zat-zat kimia
berdasarkan pada perbedaan migrasi masing-masing komponen campuran yang
terpisah pada fase diam dibawah pengaruh pergerakan fase yang bergerak.
Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan dengan proses berlipat ganda,
artinya selama proses berlangsung terjadi berulang kali kontak adsorbs. Prinsip
dasar kromatografi kertas adalah pertisi multi plikatif suatu senyawa dengan dua
cairan yang saling tidak bercampur (Raharjo, 2001).
Kembang kertas merupakan tanaman asli meksiko dan dapat ditemukan
sampai ketinggian 1400m dpl. Tanaman ini menyukai tempat-tempat terbuka
yang terkena cahaya matahari (Anizza, 006).
Pelargonidin 3-glukosida adalah pewarna alami yang terdapat pada strawberi
dan buah-buahan lainnya dan bunga-bunga. Pelargonidin 3-glukosida memiliki
rumus molekul C21H21O10Cl. Produk ini termasuk antosianin. Pelargonidin 3-
glukosida diproduksi dari proses-proses ekstraksi (Polyphenol Laboratories as,
1998).
Hal inilah yang mendasari percobaan ini. Pada percobaan isolasi zat warna ini
akan dipisahkan warna pada bugenvil yaitu antrosianin dan membuktikan adanya
pigmen antosianin khususnya pelargonidin 3-glukosida pada bunga kertas dan
membandingkan nilai Rfnya dengan Rf praktik. Metode yang digunakan adalah
kromatografi kertas dengan aseton dan asam asetat sebagai pelarut.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukan percobaan ini adalah untuk mempelajari pemisahan zat
warna dari suatu bahan dengan cara kromatografi kertas.
1.3 Manfaat Percobaan
Manfaat dilakukannya percobaan ini adalah adapat mengetahui pemisahan zat
warna dan dapat mengetahui bagaimana cara pemisahan zat warna suatu bahan
1
dengan cara kromatografi kertas.
1.4 Perumusan Masalah
Dalam percobaan ini akan mengidentifikasi zat warna dari bunga kertas serta
menganalisanya dengan metode kromatografi kertas.
1.5 Ruang Lingkup
Praktikum kimia organik dengan judul isolasi zat warna dilakukan
dilaboratorium Kimia Organik, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara dengan keadaan ruangan tekanan udara 760 mmHg
dan suhu 30°C. Adapun sampel dan variabel yang digunakan adalah :
Sampel : Bunga kertas
Pelarut : 1.Aseton
2.Asam asetat
Kertas saring : 1.Whatman no.41
2.Whatman no.42
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kromatografi Kertas
Kromatografi kertas digunakan baikuntuk analisa kualitatif maupun analisa
kuantitatif. Senyawa-senyawa yang dipisahkan kebanyakan bersifat sangat polar,
misalnya asam-asam amino, gula-gula, atau pigmen-pigmen alam. Teknik
kromatografi kertas. Ada tiga metode pengembangan pada kromatografi kertas,
yaitu:
1. Metode Penaikkan
Kertas digantungkan sedemikian rupa sehingga bagian bawah kertas
tercelup pada pelarut yang terletak didasar bejana. Noda harus diusahakan
jangan sampai tercelup karena dapat larut dalam pelarut. Pelarut akan naik
melalui serat-serat kertas oleh gaya kapiler menggerakkan komponen
dengan jarak berbeda-beda.
2. Metode Penurunan
Kertas digantung dalam bejana dengan ujung dimana aliran mulai bergerak
dicelupkan dalam palung kaca yang berisi pelarut. Pelarut bergerak turun
membawa komponen melalui gaya kapiler.
3. Metode Mendatar
Biasanya kertas dibentuk bulat yang tengahnya diberi sumbu dari benang
atau gulungan kertas. Noda ditempatkan pada pusat kertas kemudian
pelarut akan naik melalui sumbu sehingga membasahi kertas untuk
kemudian mengembang melingkar melalui komponen yang dipisahkan.
Bila permukaan pelarut telah mengembang atau bergerak pada kertas
tertentu, maka kertas dikeluarkan dari bejana dan batas permukaan pelarut
diberi tanda lalu kertas dikeringkan. Jika senyawa yang dipisahkan
berwarna akan tampak sebagai noda-noda yang terpisah. Tetapi jika
komponen zat tidak berwarna, maka dapat dideteksi dengan cara fisika
maupun kimia.
Biasanya kromatografi kertas menggunakan kertas saring whatman no.1
dengan kecepatan sedang (Yazid, 2005).
3
2.2 Bunga Kertas
Bunga kertas ditanam secara bergerombolan ditaman-taman atau
dipekarangan sebagai tanaman hias atau bunga yang digunakan sebagai bunga
potong. Tanaman ini tumbuh tegak dan berambut kasar, tingginya sekitar 30-50
cm, daunnya berwarna hijau, dan letaknya berhadapan. Helaian daun bentuknya
memanjang, ujungnya runcing, pangkal memeluk batang, tepi rata tulang
melengkung, bentuk bunga seperti bunga aster dengan warna yang beraneka
ragam, seperti merah muda, kuning muda. Perbanyakan bunga kertas adalah
dengan biji.
Kasiat dari bunga kertas adalah dapat mengobati pennyakit disentri, kencing
nanah, bisul, dan penyakit pada putting susu (Anizza, 2006).
2.3 Zat Pewarna Alami
Zat pewarna dari produk alami yang telah dikenal antara lain, caramel dari
gula yang digosongkan, kurkumin dari ekstrak kunyit, betakaroten dari ekstrak
wortel, dan klorofil dari daun suji.
1. Karoten
Menghasilkan warna jingga sampai merah, biasa digunakan sebagai untuk
mewarnai produk minyak dan lemak seperti minyak goreng dan margarin.
Diperoleh dari wortel, papaya, dan sebagainya.
2. Biksin
Memberi warna kuning seperti mentega, diperoleh dari biji pohon bixa
orellana yang terdapat didaerah tropis dan sering digunakan untuk
mewarnai mentega.
3. karamel
berwarna coklat gelap dan merupakan hasil dari hidrolisis karbohidrat,
gula pasir, laktosa, dan sirup malt.
4. Klorofil
Menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun dan banyak digunakan
untuk makanan serta produk kesehatan.
5. Antosianin
Penyebab warna merah, orange, ungu, dan biru. Banyak terdapat pada
4
bunga.
6. Kurkumin
Berasal dari kunyit (Dicka, 2012).
Zat warna adalah semua zat yang mempunyai kemampuan untuk dicelupkan
pada serat tekstil dan tidak mudah dihilangkan kembali. Beberapa persyaratan
suatu zat dapat disebut sebagai zat warna lain, zat warna tersebut mempunyai
gugus yang dapat menghasilkan atau menimbulkan warna misalnya nitro,
nitroso, dan lain-lain. Adapun zat-zat tersebut seperti cat tembok, cat besi, dan
bahan pewarna kue (Murbantan, 2008).
2.4 Asam Asetat (CH3COOH) dan Aseton (CH3COCH3)
Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting.
Asam asetat digunakan dalma produksi polimer seperti polietilenaterflatat,
selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain.
Dalam industri makanan asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman.
Dirumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air.
Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta
ton/tahun. 1,5 juta ton/tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh
dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati.
Asam asetat, asam etanoat, atau asam cuka adalah senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma pada makanan.
Asam cuka memiliki rumus kimia yaitu CH3COOH, asam asetat murni (asam
asetat glacial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku
16,7ºC. Larutan CH3COOH dalam air merupakan asam lemah, artinya hanya
terhidrosiasi (Rizki, 2012).
Aseton adalah cairan tidak berwarna dan sangat mudah terbakar. Larutan ini
memiliki mengandung atau memiliki aroma yang sangat khas. Aseton digunakan
sebagai larutan pengencer untuk mengencerkan substansi lainnya seperti, cat,
pernis, lemak, dan lem (Marsindo, 2008).
5
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Bahan Percobaan
1. Bunga kertas
Fungsi : sebagai bahan yang akan dipisahkan zat warnanya.
2. Pelarut
2.1 Asam Asetat (CH3COOH)
Fungsi : larutan uji kromatografi.
Tabel 3. 1 Sifat fisika dan sifat kimia asam asetat
No Sifat fisika Sifat kimia
1. Suhu kritis 321,67°C Mudah larut dalam air dingin, air panas
2. Bentuk cair Larut dalam dietil eter,aseton
3. Tidak berwarna Produk yang stabil
4. Berat molekul 60,05 g/mol Bereaksi hebat dengan oksidator kuat
5. Titik leleh 16,6°C Sangat korosif dan stainlees steel
(Science lab, 2005a)
2.2 Etanol (CH3CH2OH)
Fungsi : sebagai pelarut atau pengekstrak
Tabel 3.2 Sifat fisika dan sifat kimia etanol
No Sifat fisika Sifat kimia
1. Bentuk cair Produk yang stabil
2. Berbau khas alkohol Larut dalam air dingin
3. Tidak berwarna Mudah terbakar
4. Titik didih > 76°C Menyebabkan iritasi mata
5. Densitas 1,59-1,62 Menyebabkan iritasi saluran pernafasan
(Didin, 2011)
6
2.3 Kloroform (CHCL3)
Fungsi : sebagai pelarut sampel
Tabel 3.3 Sifat fisika dan sifat kimia kloroform
No Sifat Fisika Sifat Kimia
1. Bentuk cairan Produk yang stabil
2. Berat molekul 119,38 g/mol Tidak korosif dengan kaca
3. Tidak berwarna Tidak akan terjadi polimerisasi
4. Titik didih 61°C Mudah larut dalam air dingin
5. Titik leleh -63,5°C Berbahaya jika terserap oleh kulit
(Science lab, 2005a)
2.4 Larutan Jenuh Natrium Klorida (NaCl)
Fungsi : sebagai penghilang emulsi
Tabel 3.4 Sifat fisika dan sifat kimia natrium klorida
No Sifat Fisika Sifat Kimia
1. Bentuk suspensi Berisiko meledak dengan resiko ignisi
2. Warna putih susu Berbentuk uap tidak menyala dengan
logam biasa
3. Berbau etanol Campuran uap bersifat mudah meledak
dengan pemanasan yang menyengat
4. Densitas 1,01 g/cm3 Harus dihindari dari pemanasan
5. Titik nyala 40°C Resiko ignisi denga asam nitrat
(Merck Chemical, 2006b)
2.5 Natrium sulfat (Na2SO4)
7
Fungsi : sebagai pengikat air
Tabel 3.5 Sifat fisika dan sifat kimia natrium sulfat
No Sifat Fisika Sifat Kimia
1. Berbentuk padatan Produk stabil
2. Warna putih Larut dalam air dingin
3. Berat molekul 142,06 g/mol Tidak larut dalam alkohol
4. Titik didih 1100°C Higroskopis
5. Titik leleh 888°C Properti dispersi lihat kelarutan dalam
air
(Science lab, 2005c)
2.6 Aquadest (H2O)
Fungsi : sebagai pencuci
Tabel 3.6 Sifat fisika dan sifat kimia aquadest
No Sifat Fisika Sifat Kimia
1. Berbentuk cairan Produk stabil
2. Berat molekul 18,02 g/mol Tidak akan terjadi polimerisasi
3. Tidak berwarna Tidak iritasi untuk kulit
4. pH 7 (netral) Tidak sensitif untuk kulit
5. Titik didih 100 Tidak korosif untuk kulit
(Science lab, 2005d)
2.7 Aseton (CH3COCH3)
Fungsi : sebagai larutan uji kromatografi kertas
8
Tabel 3.7 Sifat fisika dan sifat kimia aseton
No Sifat fisika Sifat kimia
1. Berupa cairan Beresiko ignisi dan pembentukan gas
yang tidak menyala dengan arang aktif
2. Tidak berwarna Beresiko meledak dengan kloroform
3. Aroma seperti buah Reaksi eksotermik dengan bromine
4. Ph 5-6 pada 395 g/L 20°C Peka terhadap air
5. Titik lebur -95,4°C Uap dapat membentuk campuran yang
mudah meledak dengan udara
(Merck chemical, 2006a)
3.2 Peralatan Percobaan
1. Batang Pengaduk
Fungsi : mengaduk larutan.
2. Bunsen
Fungsi : sebagai alat pembakarn atau sumber pemanas.
3. Beaker Glass
Fungsi : tempat menampung zat pelarut.
4. Corong Pemisah
Fungsi : memisahkan zat warna dari pelarut.
5. Erlenmayer
Fungsi : penampung ekstrak dan wadah untuk mencampur.
6. Kaki Tiga
Fungsi : sebagai tempat menyangga rangkaian atau meletakkan rangkaian
saat dipanaskan.
7. Kasa
Fungsi : alas labu destilasi saat dipanaskan diatas kaki tiga.
8. Kertas Saring
Fungsi : untuk menyaring dan memindahkan larutan sebagai metodologi
kromatografi.
9. Klem
Fungsi : sebagai alat penjepit atau yang menghubungkan alat satu dengan
9
lainnya.
10. Labu Destilasi
Fungsi : tempat terjadinya proses ekstraksi.
11. Refluks Kondensor
Fungsi : mencegah menguapnya zat volatil yaitu zat yang mudah menguap.
12. Penangas Air
Fungsi : tempat untuk merebus sampel.
13. Statif
Fungsi : batang penyangga rangkaian.
10
3.3 Flowchart Percobaan
11
Mulai
Sampel direbus dan dihaluskan
Ditimbang sebanyak 25 gram
Dimasukkan ke dalam labu destilasi
Disaring residu
Dipanaskan selama 5 menit
Dipanaskan selama 5 menit lalu disaring dan residu dicuci dengan air sebanyak 2x50 ml
Ditambahkan 25 ml etanol 95%
Residu ditambahkan 50 ml larutan kloroform
Apakah terbentuk emulsi?
A
Ekstrak yang didapat dimasukkan ke erlenmayer
Ditambah 1 gram natrium sulfat
Ditambah natrium klorida
Ya
Tidak
Gambar 3.1 Flowchart Prosedur Percobaan
12
A
Selesai
Dikeringkan residunya dan kemudian dihaluskan
Dilakukan kromatografi kertas
Ditotolkan filtrat pada kertas pada 3 titik
Dihitung nilai Rf pada praktik
Kertas saring dimasukkan ke dalam pelarut
Apakah ada pelarut lainnya?
Ya
Tidak
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
1. Pelarut Aseton
Kertas saring whatman no.41 Kertas saring whatman no. 42
Gambar 4.1 Hasil uji kromatografi kertas Gambar 4.2 Hasil uji kromatografi kertas
2. Pelarut Asam Asetat
Kertas saring whatman no. 41 Kertas saring whatman no. 42
Gambar 4.3 Hasil uji kromatografi kertas Gambar 4.4 Hasil uji kromatografi kertas
Tabel 4.1 Data hasil percobaan
PelarutKertas
whatman
Panjang
pelarut
Panjang senyawa Rf
Praktik% Ralat
I II III
Aseton 41 3,7 cm 0,9 cm 1,3 cm 2,5 cm 0,42 42%
Aseton 42 5 cm 4,9 cm 2,8 cm 2,5 cm 0,68 8%
Asam asetat 41 3,4 cm 3,1 cm 3,0 cm 2,9 cm 0,88 19%
Asam asatet 42 2,3 cm 0,9 cm 0,8 cm 1,2 cm 0,42 43%
13
I II III I II III
I II IIII II III
1 cm
3,7 cm
1 cm1 cm
2,3 cm3,4 cm
1 cm
5 cm
4.2 Pembahasan
Nilai Rf (Faktor Retardasi) bersifat kharakteristik dan menunjukkan identitas
masing–masing komponen. Komponen yang paling mudah larut dalam pelarut
harganya akan mendekati satu. Sedangkan komponen yang kelarutannya rendah
akan mempunyai Rf hampir nol. Harga Rf dipengaruhi oleh suhu, waktu
pengembangan, pelarut, kertas, sifat campuran, penjenuhan, dan ukuran bejana.
Nilai Rf digunakan untuk identifikasi kualitatif dari senyawa yang tidak diketahui
dengan membandingkan terhadap senyawa standar (Yazid,2005).
Dari hasil percobaan didapatkan nilai Rf untuk asam asetat adalah 0,8823
pada kertas saring no.41 dan 0,42 pada kertas saring no.42. Sedangkan Rf untuk
aseton adalah 0,423 pada kertas saring no.41 dan 0,68 pada kertas saring no.42.
Secara teori warna merah terbagi menjadi beberapa macam. Untuk warna
merah darah mengandung pigmen pelargonidin glukosida dengan Rf = 0,71 –
0,74. Warna merah tua mengandung pigmen pelargonidin diglukosa dengan Rf =
0,63 – 0,66. Warna merah darah mengandung pigmen sianidin dengan Rf = 0,31
– 0,35. Merah hati mengandung pigmen antosianin dengan Rf = 0,06 – 0,09.
Sedangkan merah bata mengandung pigmen pelargonidin dengan Rf= 0,17 – 0,20
(Ati et al, 2006).
Dari hasil percobaan dan berdasarkan teori didapatkan persen ralat 42%
untuk aseton dan 19% untuk asam asetat pada kertas saring no.41. Sedangkan
pada kertas saring no.42 diperoleh persen ralat 8% untuk aseton dan 43% untuk
asam asetat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pemisahan zat warna dapat dilakukan dengan
uji kromatografi kertas.
14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Warna yang dihasilkan pada percobaan adalah warna merah darah yang
berarti bunga kertas mengandung pigemen pelargonidin glukosida.
2. Sifat pelarut yag digunakan pada uji kromatografi kertas adalah polar.
3. Warna yang dihasilkan kurang jelas karena warna tidak meresap kertas
saring.
4. Pada percobaan diperoleh Rf pelarut asam asetat 0,88 dan 0,42. Sedangka
pelarut aseton adalah 0,42 dan 0,68.
5. Ralat yang diperoleh dari percobaan adalah pada pelarut asam asetat 19% dan
43%. Sedangkan pelarut aseton adalah 42% dan 8%.
5.2 Saran
1. Sebaiknya sampel yang diuji lebih dari satu agar dapat membandingkan
warna yang dihasilkan.
2. Jumlah sampel yang digunakan sebaiknya ditambah agar warna yang
dihasilkan lebih pekat.
3. Sebaiknya sebelum melakukan percobaan diketahui sifat–sifat yang dimiliki
sampel.
4. Dalam penentuan berat bahan sebaiknya harus jelas agar percobaan yang
dilakukan sesuai dengan yang diharapkan.
5. Prosedur yang melakukan perangkaian alat sebaiknya digambarkan dengan
jelas.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anniza. 2012. Manfaat Bunga Kertas. Http://Clubbing.Kapan.Lagi.Com/Thearda/
7085. Manfaat-Bunga-Kertas. Diakses 10 Oktober 2012.
Ati, Netlji Herlina., Rahayu, Puji., Notosoedarmo, Soenarto., Limantara, Leenawaty.
2006. Komposisi Dan Kandungan Pigmen Tumbuhan Pewarna Alami Tenun
Ikat Di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Http://Shlimantara @Yahoo.Com/Pdf. Diakses 11 Oktober 2012.
Didin. 2011. MSDS Ethanol.
Http://Penetapankadarkalsiumcaco3didinblogspot.Com /2011/01/Msds-Ethanol-
1.Html. Diakses 18 Oktober 2012.
Dicka. 2012. Cara Membuat Pewarna Alami. Http://Id.Shoving.Com/Lifestyle/Food
And Drink/2253898-Cara-Membuat-Pewarna-Alami. Diakses 18 Oktober 2012.
Indrian, Rizka., Sylvia, Aziza. 2012. Studi Efektivitas Penggunaan Ekstrak Buah
Manggis. Http://118.96.137.181.880/Pdf. Diakses 9 Oktober 2012.
Malik. 2010. Aplikasi Zat Warna Alami Dari Ekstrak Buah Manggis.
Http://Biologi.Ub.Ac.Id/File/2012/12. Diakses 11 Oktober 2012.
Marsindo. 2008. Aceton. Http://Minumanklorofil.Blogspot.Com/2008/03/Acetone.
Html. Diakses 10 Oktober 2012.
Murbantan., Mustofa, Anwar., Rosdjidi, Muhammad., Saputra, Hens. 2012. Proses
Ekstraksi Dan Powderisasi. Http://118.96.137. Diakses 9 Oktober 2012.
Merckchemical. 2006a. Aseton. Www.Merck-Chemical.Com. Diakses 11 Oktober
2012.
Merckchemical. 2006b. NaCl. Www.Merck-Chemical.Com. Diakses 11 Oktober
2012.
Polyphenol Laboratories AS. 1998. Pelargonidin 3-Glucoside.Http://Www.
Polyphenol.Com. Diakses 15 Oktober 2012.
Rizki. 2012. Penetapan Kadar Asam Asetat Dalam Cuka. Http://Rizki2818.
WORDPRESS.COM/2012/04/03/PENENTUAN-KADAR-ASAM-ASETAT.
Diakses 22 Oktober 2012.
Science Lab. 2005a. MSDS Acetic Acids. Http://Www. Sciencelab.Com/Msds.Php?
Diakses 14 Oktober 2012.
16
Science Lab. 2005b. MSDS Aceton. Http://Www. Sciencelab.Com/Msds.Php? .
Diakses 14 Oktober 2012.
Science Lab. 2005c. MSDS Cloroform. Http://Www. Sciencelab.Com/Msds.Php? .
Diakses 14 Oktober 2012.
Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Yogyakarta : Andi Offest.
17
LAMPIRAN A
APLIKASI DALAM INDUSTRI
Aplikasi Praktis Zat Warna Alam Dari Ekstrak Kulit Buah Manggis Untuk Pewarna
Bahan Kapas
Kulit buah manggis merupakan cangkang yang dibuang oleh manusia. Sejauh
ini pemanfaatan buah manggis hanya untuk menyamakan kulit. Ukuran tebal kulit
buah manggis mencapai proporsi 1/3 bagian dari buahnya. Kulit buah manggis sering
digunakan sebagai bahan pembuat cat anti karat dan cat untuk melapisi kayu dinding.
Kulit buang manggis banyak mengandung pectin, tanin katekin, rosin, dan
mangostin. Secara kimia terdapat dua jenis tanin utama yang tersebar secara tidak
merata dalam dunia tumbuhan. Tanin yang terdapat pada kulit buah manggis adalah
tanin yang terdiri dari katekin (flavon-3,4-diol) yang tergolong proantosianin. Tanin
ini dapat bereaksi dengan ion logam menimbulkan warna (Malik, 2010).
Proses ekstraksi kulit buah manggis pada pewarna bahan kapas.
Gambar A.1 Flowchart Ekstraksi Kulit Buah Manggis Pada Pewarna Bahan Kapas
(Malik,2010)
18
Menentukan kadar air dari kulit buah manggis
Ekstraksi kulit buah manggis
Pencelupan cara perendaman tanpa dan dengan iring (gamenit, suhu 70-80°C)
Pengujian (diidentifikasi zat warna bubuk, pengukuran %R dan K/S, pengujian tahan luntur warna terhadap gosokan)
19