Isolasi Kandungan Flavonoid Dari Launaea Procumbens Roxb
description
Transcript of Isolasi Kandungan Flavonoid Dari Launaea Procumbens Roxb
Isolasi Kandungan Flavonoid dari Launaea procumbens Roxb.
Menggunakan Metode HPTLC
Thiffany Afrelina Dewi1041311152Fitokimia/C
PENDAHULUAN• Senyawa kimia yang terjadi secara alami pada
tanaman bertanggung jawab sebagai zat warna, sifat organoleptik dalam tanaman, penarik serangga, dll disebut sebagai metabolit sekunder atau fitokimia.
• Fitokimia, merupakan bahan kimia yang mungkin memiliki signifikansi biologis tetapi belum ditetapkan sebagai nutrisi penting.
• Ada banyak kandungan bioaktif didalam tumbuhan seperti alkaloid, tannin, flavonoid, sterol, triterpen, dll., yang tercatat memiliki peran utama dalam hal gizi, fisiologi dan pengendalian penyakit.
• Flavonoid merupakan senyawa poli-fenolik yang memiliki 15 atom karbon dan dua cincin benzena bergabung dengan tiga rantai karbon linier.
Fungsi flavonoid:• Sebagai pigmen bunga di angiosperma• Memberikan perlawanan terhadap spesies tanaman,
seperti rotenone (isoflavonoid yang berfungsi sebagai insektisida yang efektif)
Kemungkinan efek:• Pencegahan kanker dan khususnya hormon kanker
seperti kanker payudara• Mengurangi kanker usus besar
Tujuan penelitian:• Skrining kromatografi dasar untuk konstituen
flavonoid, menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi (HPTLC) pada tanaman Launaea procumbens Roxb.
• Isolasi lebih lanjut dari senyawa yang telah dipisahkan dilakukan dengan metode HPTLC preparatif dan,
• Pemisahan akhir dikonfirmasi oleh spektrofotometri inframerah diikuti oleh spektrofotometri UV-Vis.
METODE PENELITIAN
• Preparasi sampel
10 gram serbuk tanaman + 100 ml pelarut metanol
Dipanaskan diatas waterbath 55°C
selama 5’
Disegel dengan stopper kaca
disimpan pada rotary shaker
selama 24 jam
• Skrining flavonoid
0,5 ml ekstrak +2 ml H2SO4 dan sedikit
magnesium
Ditotolkan pada TLC Silica Plat (Silica gel
60 F254)Ditunggu kering
Dibuat pelarut Etil Asetat : Asam Asetat Glasial : Asam format : Distilasi Air (12,1:
1,3: 1,1: 2,8)
Plat dimasukkan kedalam chamber
berisi 10 ml pelarut
Dilihat dibawah sinar UV di 366 nm
Disemprot dengan 1% larutan etanol
AlCl3
• Preparasi HPTLC ekstrako Lempeng HPTLC (Silica gel 60 F254) diaktifkan pada
110°C selama 30’o 2000μl ekstrak diterapkan sebagai pita tunggal
dengan panjang 180 mm pada lempeng HPTLCo Diaktifkan menggunakan Camag otomatis TLC
sampler IIIo Lempeng dikembangkan dengan 10 ml sistem
pelarut standar, Etil Asetat : Asam Asetat Glasial : Asam format : Distilasi Air (12,1 : 1,3 : 1,1 : 2,8)
o Lempeng diperiksa di bawah sinar UV pada panjang gelombang 366 nm
• Isolasi kandungan flavonoido Daerah pada lempeng yang terdapat pita flavonoid
digores, dikumpulkan dalam tabung eppendorfo Dielusi dari silika gel dengan metanol dan konten
dikumpulkano Konten dikumpulkan dan dipekatkan dengan
menguapkan metanol pada suhu kamaro Volume akhir disimpan 1/3 dari yang asli dan
ditandai sebagai FRC 1o FRC 1 kemudian dikromatografi bersama dengan
ekstrak mentah untuk konfirmasi pita di Rf yang sama
• Konfirmasi dari isolasi flavonoido Pita FRC 1 dan ekstrak mentah diukur absorbansinya
di TLC scanner 3 pada panjang gelombang tertentuo Konfirmasi isolasi flavonoid lebih lanjut dengan
menganalisis FRC 1 di Spektrofotometer UV-Vis untuk puncak tunggal dan Spektrofotometer IR untuk kelompok fungsional utama
HASIL DAN PEMBAHASAN• Skrining flavonoidHasil KLT menunjukkan pita neon berfluoresensi kuning
pada gelombang panjang (360 nm) dan bentuk zona berwarna kuning ketika dipanaskan pada 100°C selama 5-10 menit
• Preparasi HPTLC ekstrakEkstrak mentah menunjukkan warna coklat, dua biru
muda, pita biru terang terfluorosensi dan pita coklat muda di Rf = 0,15 , 0,20 , 0,45 , 0,33 dan 0,82 cm di bawah scanner TLC pada panjang gelombang 356 nm. Jelas, pita biru terang terfluorosensi dianggap kemungkinan flavonoid pada Rf=0,33 cm dan dipilih untuk isolasi.
• Isolasi kandungan flavonoidDari hasil kromatografi, FRC 1 positif dianggap
flavonoid pada Rf=0,33 cm yang menunjukkan pita biru terfluorosensi yang tajam dan tunggal di bawah sinar UV 366 nm.
• Konfirmasi dari isolasi flavonoidAnalisis spektrum FRC 1 dilakukan dengan
Spektrofotometer UV-Vis pada kisaran 200-800 nm. Fraksi FRC 1 menunjukkan adanya puncak tunggal dalam spektrum lengkap di sekitar 370-380 nm.
Selanjutnya analisis spektrum FRC 1 di Spektrofotometer IR, pita di 3195.74 cm-1 menunjukkan kemungkinan adanya alkena bebas (= CH) yang memiliki wilayah bilangan gelombang 3100-3010 (cm-1). Adanya pita di 3423.47cm-1 menunjukkan kemungkinan adanya fenol atau alkohol (-OH) yang memiliki wilayah bilangan gelombang 3650-3300 (cm-1). Adanya pita di 1652.32cm-1 menunjukkan kemungkinan adanya senyawa aromatik (C = C) yang memiliki wilayah bilangan gelombang 1600 (cm-1).
KESIMPULANDari penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa jelas
tanaman Launaea procumbens mengandung flavonoid yang ditunjukkan dengan pita biru terfluorosensi yang tajam dan tunggal dibawah sinar UV 366 nm dengan nilai Rf = 0,33 cm. Pada analisis spektrofotometer UV-Vis menunjukkan adanya puncak tunggal di sekitar 370-380 nm, analisis spektrofotometer IR menunjukkan adanya alkena bebas (= CH) pada 3195.74 cm-1, guus fenol atau alkohol (-OH) pada 3423.47cm-1 dan adanya senyawa aromatik (C = C) pada 1652.32cm-1.
TERIMA KASIH