Makalah Flavonoid

25
MAKALAH KIMIA BAHAN ALAM FLAVONOID Diajukan sebagai tugas mata kuliah Kimia Bahan Alam Disusun oleh : Ervian Meilanty (121431008) Riska Purwanti (121431021) Toni (121431027) PROGRAM STUDI DIII-ANALIS KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA

description

flavonoid

Transcript of Makalah Flavonoid

Page 1: Makalah Flavonoid

MAKALAH KIMIA BAHAN ALAM

FLAVONOID

Diajukan sebagai tugas mata kuliah Kimia Bahan Alam

Disusun oleh :

Ervian Meilanty (121431008)

Riska Purwanti (121431021)

Toni (121431027)

PROGRAM STUDI DIII-ANALIS KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2014

Page 2: Makalah Flavonoid

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena berkat rahmat dan karunia

– Nya penyusunan Makalah yang bejudul ”Flavonoid ” ini dapat terselesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah

“Kimia Bahan Alam”. Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan pihak-pihak terkait.

Untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :

1. Allah S.W.T. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang tak akan pernah terhitung,

2. Bapak Edi Wahyu selaku Dosen Mata Kuliah Kimia Bahan Alam yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan,

dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini

Kami sadari dalam penyusunan Makalah ini masih banyak sekali kekurangannya, untuk

itu saran dan kritik yang sifatnya mendukung sangat kami harapkan dari para pembaca, guna

memperbaiki kesempurnaan Makalah ini agar lebih baik lagi untuk kedepannya.

Akhir kata semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga dorongan

dan restu kita semua mendapatkan balasan dari Allah S.W.T.

Bandung, September 2014

Penyusun

Page 3: Makalah Flavonoid

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin berlimpahnya bahan-bahan kimia baru khususnya yang ada di alam,

memungkinkan manusia dengan berbagai penelitian dan metode untuk mendapatkan

bahan-bahan tersebut agar bisa di manfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari baik dalam

bidang ilmu pengetahuan,kedokteran,teknologi dll.

Salah satu contoh bahan yang di temukan di alam tersebut adalah flavonoid yaitu

merupakan kandungan khas tumbuhan hijau kecuali alga dan hornwort. Flavonoid

terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari,

nectar, bunga, buah buni, dan biji dan hanya sedikit saja flavonoid yang terdapat pada

hewan, misalnya dalam kelenjar bau berang-berang, ‘propolis’ (sekresi lebah), dan di

dalam sayap kupu-kupu; itu pun dengan anggapan bahwa flavonoid tersebut berasal dari

tumbuhan yang menjadi makanan hewan tersebut dan tidak disintesis di dalam tubuh

mereka.

Senyawa aromatik ini mengandung cincin karbon aromatik yaitu cincin aromatic yang

hanya terdiri dari atom karbon seperti benzene, naftalen dan antrasen. Cincin

karboaromatik ini biasanya tersubstitusi oleh satu atau lebih gugus hidroksil atau gugus

lainnya yang ekivalen ditinjau dari biogenetiknya. Oleh karena itu senyawa bahan alam

aromatic ini sering disebut sebagai senyawa-senyawa fenol walaupun sebagian

diantaranya bersifat netral karena tidak mengandung gugus fenol dalam keadaan bebas.

Beberapa tumbuhan yang mengandung senyawa flavonoid dan telah berhasil diisolasi di

antaranya adalah temu lawak (Nugrahaningtyas, Dwi. 2005), daun beluntas (Koireowa,

2012), biji keledai (Asih, Astiti. 2009), daun salam (Hertianti, 2009) dan lain-lain.

Dalam makalah ini akan di bahas bagaimana senyawa flavonoid berkembang,di

isolasi dan pemanfaatannya bagi manusia.

1.2 Tujuan

Mempelajari dan mengetahui senyawa flavonoid mulai dari keanekaragaman, struktur,

biosintesis, sintesis, aktifitas biologis dan identifikasi senyawa flavonoid secara kualitatif

maupun dengan menggunakan instrumen.

Page 4: Makalah Flavonoid

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Senyawa Flavonoid

Flavonoid merupakan pigmen tumbuhan kelompok fenol yang terdiri dari 15 atom

karbon yang dengan warna kuning dan merah yang dapat ditemukan pada tumbuhan

seperti buah, sayuran, kacang, biji, batang, bunga, herbal, rempah-rempah, serta produk

pangan dan obat dari tumbuhan seperti minyak zaitun, teh, cokelat, anggur merah, dan

obat herbal. Senyawa ini berperan penting dalam menentukan warna, rasa, bau, serta

kualitas nutrisi makanan. Tumbuhan umumnya hanya menghasilkan senyawa flavonoid

tertentu.

Keberadaan flavonoid pada tingkat spesies, genus atau familia menunjukkan proses

evolusi yang terjadi sepanjang sejarah hidupnya. Bagi tumbuhan, senyawa flavonoid

berperan dalam pertahanan diri terhadap hama, penyakit, kompetisi, interaksi dengan

mikrobia, pelindung terhadap radiasi sinar UV, molekul sinyal pada berbagai jalur

transduksi, serta molekul sinyal pada polinasi dan fertilitas jantan.

Flavanoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon,

dimana dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propane (C3) sehingga

membentuk suatu susunan C6-C3-C6.Flavonoid merupakan golongan filifenol sehingga

memiliki sifat kimia senyawa fenol, yaitu

1. Bersifat asam sehingga dapat larut dalam basa.

2. Merupakan senyawa polar karena memiliki sejumlah gugus hidroksil.

3. Sebagai antibakteri karena flavonoid sebagai derivat dari fenol dapat menyebabkan

rusaknya susunan dan perubahan mekanisme permeabilitas dari dinding sel bakteri.

4. Sebagai antioksidan yaitu kemampuan flavonoid untuk menjalankan fungsi

antioksidan, bergantung pada struktur molekkulnya, posisi gugus hidroksil memiliki

peranan dalam fungsi antioksidan dan aktivitas menyingkirkan radikal bebas.

Page 5: Makalah Flavonoid

2.2 Struktur dan Karakteristik Senyawa Flavonoid

Senyawa flavonoid adalah senyawa yang mengandung C15 terdiri atas dua inti fenolat

yang dihubungkan dengan tiga satuan karbon. Struktur dasar flavonoid dapat digambarkan

sebagai berikut :

Kerangka dasar senyawa flavonoid

Cincin A adalah karakteristik phloroglusinol atau bentuk resorsinol tersubstitusi.

Namun sering terhidroksilasi lebih lanjut :

Cincin B adalah karakteristik 4-, 3,4-, 3,4,5- terhidroksilasi

R = R’ = H, R’ = OH R = H, R’ = R” = OH R = R’ = R” = OH (juga, R = R’ = R” = H)

(Sastrohamidjojo, 1996)

Page 6: Makalah Flavonoid

Cincin A selalu mempunyai gugus hidroksil yang letaknya sedemikian rupa sehingga

memberikan kemungkinan untuk terbentuk cincin heterosiklis dalam senyawa trisiklis. Pada

cincin B jarang ditemukan pola oksigenasi terdapat tiga gugus hidroksil atau cincin B tidak

teroksigenasi atau teroksigenasi pada posisi orto jarang ditemukan.

2.3 Klasifikasi Senyawa Flavonoid

Harborne ; Marby dkk; Markham (1967a; 1970; 1982 dalam Harborne 1987: 72)

memberikan penjelasan bahwa Penggolongan jenis flafonoid dalam jaringan tumbuhan

mula-mula didasarkan kepada telaah sifat kelarutan dan reaksi warna. Kemudian diikuti

dengan pemeriksaan ekstrak tumbuhan yang telah dihidrolisis secara kromatografi satu arah.

Akhirnya, flavonoid dapat dipisahkan dengan cara kromatografi. Komponen masinh-masing

diidentifikasi dengan membandingkan kromatografi dengan spektrum, dengn memakai

senyawa pembanding yang sudah dikenal. Senyawa baru yang ditemukan sewaktu menelaah

memerlukan pemeriksaan kimia dan spektrum yang lebih terperinci.

Flavonoid dapat dikelompokkan berdasarkan keragaman pada rantai C3 yaitu :

1. Flavonol

Flafonol tersebar luas dalam tumbuhan, baik sebagai kopigmen antosianin dalam daum

bunga maupun dalam daun tumbuhan tinggi. Seperti antosianin, mereka paling sering

terdapat sebagai glosida (Harborne : 1987 )

Robinson (1995 dalam Doloksaribu 2009) menyatakan bahwa Flavonol paling sering

terdapat sebagai glikosida, biasanya 3-glikosida dan aglikon flavonol yang umum yaitu

kamferol, kuersetin, dan mirisetin yang berkhasiat sebagai antioksidan dan antiimflamasi.

Flavonol lain yang terdapat di alam bebas kebanyakan merupakan variasi struktur sederhana

dari flavonol. Larutan flavonol dalam suasana basa dioksidasi oleh udara tetapi tidak begitu

cepat sehingga penggunaan basa pada pengerjaannya masih dapat dilakukan.

Struktur Flavonol

Page 7: Makalah Flavonoid

2. Flavon

Flavon berbeda dengan flavonol karena flavon tak terdapat penyulihan 3-hidroksi. Hal

tersebut berpengaruh pada serapan UV-nya, gerakan kromatografi dan reaksi warnanya.

Hanya ada dua aglikon flavon umum yaitu apigenin dan luteolin, pola hidroksilasinya serupa

dengan kemferol dan kuersetin.

Flavon terdapat juga sebagai glikosida tetapi jenis glikosidanya lebih sedikit daripada

jenis glikosida pada flavonol. Glikosida itu sendiri merupakan senyawa yang menghasilkan

satu atau lebih gula di antara hasil hidrolisisnya. Untuk flavon jenis yang paling umum ialah

7-glikosida, contohnya luteoin 7-glukosida. Terdapat juga flavon yang terikat pada gula

melalui ikatan karbon-karbon. Contohnya luteolin 8-C-glikosida. Flavon dianggap sebagai

induk dalam nomenklatur kelompok senyawa flavonoid.

Struktur Flavon

3. Isoflavon

Isoflavon merupakan isomer flavon, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Isoflavonoid dapat

dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan sifat fisiologinya yaitu 7-4’-dihidrroksiisoflavon

(daidzein) dan 5,7,4’-trihidroksiisoflavon (genistein) merupakan estrogen alam lemah,

terdapat dalam seamanggi, Trifolium pratense. Isoflavon ini merupakan insektisida alam

yang kuat sehingga berfungsi sebagai pertahanan terhadap serangan penyakit.

Isoflavon sukar dicirikan karena reaksinya tidak khas dengan pereaksi warna manapun.

Kebanyakan isoflavon bila disinari dengan sinar UV akan menunjukan warna merah

senduduk tua dan bila diuapi dengan amonia warnanya akan berubah menjadi coklat,

sedangkan beberapa isoflavon misalnya daidzein memberikan warna biru kuat dengan sinar

UV bila diuapi ammonia.

Page 8: Makalah Flavonoid

Struktur Isoflavon

4. Khalkon

Khalkon merupakan antoklor, yaitu pigmen fenol kuning. Hal tersebut dapat dibuktikan

dengan bila daun bunga berwarna kuning akan berubah menjadi merah atau jingga bila

diuapi oleh asap basa atau asap amonia. Bila dalam kromatografi kertas, khalkon akan

berwarna coklat kuat dibawah sinar UV. Aglikon flavon dapat dibedakan dari glikosidanya,

karena hanya pigmen dalam bentuk glikosida yang dapat bergerak pada kromatografi kertas

dalam pengembang air.

Struktur Khalkon

5. Auron

Aron sama halnya dengan Khalkon yang merupakan antoklor. Auron berupa

pigmen kuning emas yang terdapat dalam bunga tertentu dan briofita. Dalam larutan

basa senyawa ini berwarna merah ros dan tampak pada kromatografi kertas berupa

bercak kuning, dengan sinar ultraviolet warna kuning kuat berubah menjadi merah

jingga bila diberi uap amonia.

Page 9: Makalah Flavonoid

Struktur Auron

6. Flavanon

Flavanon merupakan isomer khalkon. Flavanon terdistribusi luas di alam seperti terdapat

di dalam kayu, daun dan bunga. Flavanon glikosida merupakan konstituen utama dari

tanaman genus prenus dan buah jeruk; dua glikosida yang paling lazim adalah neringenin

dan hesperitin, terdapat dalam buah anggur dan jeruk.Flavanon ini merupakan senyawa tak

berwarna yang tidak dapat diditeksi dalam kromatografi kecuali apabila dilakukan

penyemprotan kromogen.

Struktur Flavanon

7. Flavanonol

Senyawa ini berkhasiat sebagai antioksidan dan hanya terdapat sedikit sekali jika

dibandingkan dengan flavonoid lain. Sebagian besar senyawa ini diabaikan karena

konsentrasinya rendah dan tidak berwarna. (Doloksaribu, 2009)

Struktur Flavanonol

8. Katekin

Katekin terdapat pada seluruh dunia tumbuhan, terutama pada tumbuhan berkayu.

Senyawa ini mudah diperoleh dalam jumlah besar dari ekstrak kental Uncaria gambir dan

daun teh kering yang mengandung kira-kira 30% senyawa ini. Katekin berkhasiat sebagai

antioksidan. (Doloksaribu, 2009)

Page 10: Makalah Flavonoid

Struktur Katekin

9. Flavolan

Flavolan atau yang dulu disebut Leukoantosianidin merupakan senyawa tanwarna,

terutama terdapat pada tumbuhan berkayu. Senyawa ini jarang terdapat sebagai glikosida,

contohnya melaksidin, apiferol.

Struktur Flavolan

10. Antosianin

Antosianin merupakan penting dan paling tersebar luas dalam tumbuhan. Pigmen

berwarna kuat dan larut dalan air ini, adalah penyebab hampir semua warna merah jambu,

merah marak, merah, merah seduduk, ungu, dan biru dalam daun bunga, daun dan buah pada

tumbuhan tinggi. (Harborne : 1987)

Antosianidin memiliki 6 aglikon yang umum. Antosianidin merupakan aglikon

antosianin yang akan terbentuk bila antosianin dihidrolisis dengan asam. Sianidin adalah

aglikon yang paling umum yang berwarna merah lembayung. Pelargon merupakan aglikon

yang gugus hidroksilnya kurang satu dibandingkan sianiding, sedangkan Defilnidin yang

gugus hidroksilnya lebih satu dari sianidin. Terdapat pula tiga jenis eter metil antosianidin

yang umum yaitu peonidin yang merupakan turunan sianidin.; serta petunidin dan malvidin

yang merupakan turunan dari delfinidin.

Page 11: Makalah Flavonoid

Struktur Antosianin

Menurut Harborne (1987), dikenal sekitar sepuluh kelas flavonoid dimana semua flavonoid,

menurut strukturnya, merupakan turunan senyawa induk flavon dan semuanya mempunyai

sejumlah sifat yang sama yakni:

Golongan flavonoida Penyebaran Ciri khas

Page 12: Makalah Flavonoid

Antosianin

Proantosianidin

Flavonol

Flavon

Glikoflavon

Biflavonil

Khalkon dan auron

pigmen bunga merah

marak,dan biru juga dalam

daun dan jaringan lain.

terutama tan warna, dalam

daun tumbuhan berkayu.

terutama ko-pigmen tanwarna

dalam bunga sianik dan

asianik; tersebar luas dalam

daun.

seperti flavonol

seperti flavonol

tanwarna; hampir seluruhnya

terbatas pada gimnospermae.

pigmen bunga kuning, kadang-

kadang terdapat juga dalam

jaringan lain

larut dalam air, λmaks 515-545

nm, bergerak dengan BAA

pada kertas.

menghasilkan antosianidin

(warna dapat diekstraksi

dengan amil alkohol ) bila

jaringan dipanaskan dalam

HCl 2M selama setengah jam.

setelah hidrolisis, berupa

bercak kuning murup pada

kromatogram Forestal bila

disinari dengan sinar UV;

maksimal spektrum pada 350 –

386 nm

setelah hidrolisis, berupa

bercak coklat redup pada

kromatogram Forestal;

maksimal spektrum pada 330-

350 nm.

mengandung gula yang terikat

melalui ikatan C-C; bergerak

dengan pengembang air, tidak

seperti flavon biasa.

pada kromatogram BAA beupa

bercak redup dengan RF tinggi

.

dengan amonia berwarna

merah ; maksimal spektrum

370-410 nm.

Page 13: Makalah Flavonoid

2.4 Sumber Flavonoid

Natori (1981 dalam Matsjeh 2004). Flavonoid adalah salah satu kelompok metabolit

sekunder dan merupakan salah satu golongan senyawa fenol terbesar yang dihasilkan secara

alami oleh tumbuh-tumbuhan. Diperkirakan sekitar 2% dari seluruh karbon yang

difotosintesis oleh tumbuh-tumbuhan (atau kira-kira 1 x 109 ton /tahun) diubah menjadi

flavonoid dan turunannya. Sebagian besar tanin juga berasal dari flavonoid. Flavonoid

terdapat di dalam semua tumbuhan darat, tetapi tidak ditemukan pada tumbuhan laut (Alga),

mikroorganisme, bakteri, jamur dan lumut. Scheuer (1987 dalam Handayani 2013).

Kebanyakan warna tumbuhan disebabkan oleh flavonoid, mulai dari zat warna fungus

sampai angiospermae. Pada tumbuhan tinggi, flavonoid terdapat baik dalam bagian vegetatif

maupun dalam bunga.

Secara kuantitatif jumlah flavonoid yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan

relatif sangat kecil, sehingga bila diisolasi akan memerlukan banyak tumbuhan. Abad

(1993) hanya mendapatkan 0,28 kg (0,14%) centaureidin (5,7,3’-trihidroksi-3,6,4’-

trimetoksi flavon) dari 200 kg Tanacentum microphyllum dan Conoclidium greggii

(compositae) sebanyak 2 kg hanya mengandung 0,024 kg (1,2%) 5,7,4’-trihidroksi

6,3’,5’-trimetoksi flavon. Dua contoh di atas adalah gambaran betapa kecilnya

kandungan flavonoid pada tumbuhan. Pada hal flavon adalah golongan flavonoid

yang paling banyak ditemukan di alam dan kedua tumbuhan itu adalah famili

tumbuhan yang dikenal kaya dengan flavonoid.

Bayu (2009 dalam Handayani 2013). Selain itu tanaman mangrove juga

banyak mengandung senyawa flavonoid, karena tanaman mangrove merupakan

tanaman sejati yang memiliki daun, akar, batang sejati. Flavonoid yang ditemukan

pada tanaman mangrove berperan sebagai antioksidan dengan menghambat

peroksidasi dari lipid dan berpotensi menginaktifkan oksigen triplet. Simamora (2011

dalam Handayani 2013). Pada tanaman, flavonoid memiliki beragam fungsi,

diantaranya dapat berfungsi sebagai antioksidan, antimikrobial, fotoreseptor, dan

skrining cahaya. Flavonoid terutama dalam bentuk turunan glikosilat bertanggung

jawab atas pemberian warna pada daun, bunga, dan buah. Markham (1988 dalam

Silaban 2010). Flavonoid merupakan kandungan khas tumbuhan hijau yang terdapat

pada bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga, buah dan

biji. Flavonoid bersifat polar karena mengandung sejumlah hidroksil yang tidak

Page 14: Makalah Flavonoid

terikat bebas atau suatu gula. Flavonoid umumnya terdapat pada tumbuhan, terikat

pada gula sebagai glikosida dan aglikon flavonoid yang mana pun, mungkin saja

terdapat dalam satu tumbuhan dengan beberapa bentuk kombinasi glikosida. Menurut

strukturnya, semua flavonoid merupakan turunan senyawa induk flavon yang terdapat

pada tumbuhan berupa tepung putih dan mempunyai sejumlah sifat yang sama.

Harborne (1967 dalam Handayani 2013). Flavonoid terdapat dalam semua

tumbuhan berpembuluh misalnya isoflavon dan biflavonol yang hanya terdapat pada

beberapa suku tumbuhan, tetapi beberapa kelas, yakni flavon dan flavonol tersebar di

semua tumbuhan. Flavonoid terdapat dalam tumbuhan sebagai campuran, jarang

sekali ditemukan dalam bentuk tunggal dalam jaringan. Selain itu, sering pula

ditemukan campuran flavonoid dengan berbeda kelas.

Silalahi (2006 dalam Handayani 2013). Konsumsi flavonoid dalam makanan

berkisar 50 – 80 mg/hari. Kumar et al. (2011a dalam Handayani 2013). Kebutuhan

akan flavonol dan flavon sebesar 23 g/hari, disamping itu quersetin flavonol

menyumbangkan 16 mg/hari dalam asupan makanan. Flavonoid dalam makanan

diantaranya kuercetin, kaemferol, luteolin, morin, dan katekin. Senyawa tersebut

memiliki kemampuan mencegah kanker yang diduga melalui sifatnya sebagai

antioksidan, penangkap radikal bebas, dan kemampuannya menonaktifkan kation

polivalen. Sumber-sumber flavonoid lebih banyak dihasilkan oleh sayur, buah-

buahan, kacang, bunga, daun teh dan lain-lain.

2.5 Kegunaan Flavonoid

Kumar et al. (2011b dalam Handayani 2013). Flavonoid dalam tumbuhan

memberikan manfaat yang besar bagi tumbuhan tersebut. Flavonoid pada daun

mengatur fungsi fisiologis agar dapat bertahan dari gangguan hewan pemakan

tumbuhan, infeksi bakteri, dan melindungi dari sinar UV serta membantu dalam

proses fotosintesis, transfer energi, respirasi. Pigmen seperti antosianin juga

memberikan warna pada daun. Selain bagi tumbuhan, manusia pun dapat ikut

merasakan manfaat adanya flavonoid dalam makanan yang mereka konsumsi.

Harborne (1987). Flavonoid memiliki kemampuan antioksidan yang mampu

mentransfer sebuah elektron ke senyawa radikal bebas dan membentuk kompleks

dengan logam. Kedua mekanisme itu membuat flavonoid memiliki beberapa efek,

diantaranya menghambat peroksidasi lipid, menekan kerusakan jaringan oleh radikal

bebas dan menghambat beberapa enzim. Erukainure (2011 dalam Handayani 2013).

Page 15: Makalah Flavonoid

Hubungan antara total fenol dan senyawa flavonoid dengan aktivitas antioksidan pada

tumbuhan terutama buah-buahan adalah semakin meningkatnya konsentrasi total

fenol atau senyawa flavonoid, maka semakin tinggi pula tingkat aktivitas antioksidan

dari tumbuhan tersebut. Flavonoid melakukan aktivitas antioksidan dengan cara

menekan pembentukan spesies oksigen reaktif, baik dengan cara menghambat kerja

enzim maupun dengan mengikat logam yang terlibat dalam produksi radikal bebas.

Mekanisme kerja flavonoid sebagai antioksidan sebagai berikut:

1. Flavonoid menghambat kerja enzim yang terlibat dalam reaksi produksi anion

superoksida, misalnya xanthin oksidase dan protein kinase. Flavonoid juga

menghambat kerja siklooksigenase, lipooksigenase, mikrosomal monooksigenase,

glutation-S-transferase, mitokondrial suksinoksidase, dan NADH oksidase.

2. Sejumlah senyawa flavonoid efisien dalam mengikat logam, diantaranya logam besi

bebas dan tembaga bebas yang dapat meningkatkan pembentukan spesies oksigen

reaktif.

Flavonoid mempunyai nilai potensial reduksi yang rendah, sehingga mudah mereduksi

radikal superoksida, peroksil, alkoksil, dan hidroksil.

Page 16: Makalah Flavonoid

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Flavonoid merupakan pigmen tumbuhan kelompok fenol yang terdiri dari 15 atom

karbon yang dengan warna kuning dan merah yang dapat ditemukan pada tumbuhan seperti

buah, sayuran, kacang, biji, batang, bunga, herbal, rempah-rempah, serta produk pangan dan

obat dari tumbuhan seperti minyak zaitun, teh, cokelat, anggur merah, dan obat herbal.

Flavonoid adalah salah satu kelompok metabolit sekunder dan merupakan salah satu

golongan senyawa fenol terbesar yang dihasilkan secara alami oleh tumbuh-tumbuhan.

Flavonoid berdasarkan pada keragaman pada rantai C3 dibagi menjadi 10 golongan

yaitu Antosianin, Flavolan, Flavonol, Flavon, Auron, Khalkon, Isoflavon, Katekin,

Flavanonol, Flavanon. Hampir semua golongan flavonoid terdapat sebagai glikosida dan

memiliki beberapa aglikon.

Kegunaan Flavonoid diantaranya adalah sebagai antioksdan, antimikrobial,

fotoreseptor dan screening cahaya juga sebagai penangkap radikal bebas.

Page 17: Makalah Flavonoid

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014. Wikipedia. [Online] Available at: http://id.wikipedia.org/wiki/Flavonoid [Diakses 23 September 2014].

Doloksaribu, R., 2009. Isolasi Senyawa Flavonoid dari Daun Tumbuhan Harimonting, Medan: Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.

Handayani, S., 2013. Kandungan Flavonoid Kult Batang Daun Pohon Api-api sebagai Senyawa Aktif Antioksidan, Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Harborn, J. B., 1987. Metode Fitokimia. II penyunt. Bandung: Penerbit ITB .

Matsjeh, S., 2004. Sintesis Flavonoid : Potensi Metabolit Sekunder Aromatik dari Sumber Daya Alam Nabati Indonesia, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.