isolasi

9
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya mikroba yang hidup di alam terdapat dalam bentuk populasi campuran. Sangat jarang mikroba di alam dijumpai sebagai spesies yang tunggal. Dengan demikian, agar mikroba tersebut dapat diidentifikasikan, sehingga mudah dipelajari sifat pertumbuhan, morfologis, dan fisiologis masing-masing mikroba maka langkah pertama yang harus dilakukan yaitu spesies tersebut dipisahkan dari organisme lain yang umum dijumpai dalam habitatnya, kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari sel- sel dari satu spesies. Mikroorganisme tersebar luas di dalam lingkungan baik di tanah, air,maupun udara. Keberadaan mikroorganisme baru dapat kita rasakan melewatimakanan yang kita konsumsi dan sebagai akibatnya produk pangan jarang sekali yang steril dan umumnya tercemar oleh berbagai mikroorganisme. Bahan panganselain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga sebagai sumber makanan bagi perkembangan mikroorganisme. Pertumbuhan atau perkembangan mikroorganisme dalam makanan sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang sangat banyak, baik ditanah, air maupun udara. Untuk itu perlunya isolasi maupun permurnian untuk mendapatkan mikroorganisme tersebut. Populasi yang besar dan kompleks dengan berbagai mikroba terdapat dalam tubu manusia termasuk dimulut, saluran pencernaan dan kulit. Isolasi adalah cara untuk memisahkan

description

hammm

Transcript of isolasi

Page 1: isolasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya mikroba yang hidup di alam terdapat dalam bentuk populasi

campuran. Sangat jarang mikroba di alam dijumpai sebagai spesies yang tunggal. Dengan

demikian, agar mikroba tersebut dapat diidentifikasikan, sehingga mudah dipelajari sifat

pertumbuhan, morfologis, dan fisiologis masing-masing mikroba maka langkah pertama yang

harus dilakukan yaitu spesies tersebut dipisahkan dari organisme lain yang umum dijumpai

dalam habitatnya, kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni yaitu suatu biakan yang

terdiri dari sel-sel dari satu spesies.

Mikroorganisme tersebar luas di dalam lingkungan baik di tanah, air,maupun udara.

Keberadaan mikroorganisme baru dapat kita rasakan melewatimakanan yang kita konsumsi

dan sebagai akibatnya produk pangan jarang sekali yang steril dan umumnya tercemar oleh

berbagai mikroorganisme. Bahan panganselain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga

sebagai sumber makanan bagi perkembangan mikroorganisme. Pertumbuhan atau

perkembangan mikroorganisme dalam makanan sangat erat hubungannya dengan kehidupan

manusia.

Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang sangat banyak, baik ditanah, air

maupun udara. Untuk itu perlunya isolasi maupun permurnian untuk mendapatkan

mikroorganisme tersebut. Populasi yang besar dan kompleks dengan berbagai mikroba

terdapat dalam tubu manusia termasuk dimulut, saluran pencernaan dan kulit. Isolasi adalah

cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga

diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya

berasal dari pembelahan dari satu seltunggal. Kultur murni atau biakan murni diperlukan

karena semua metode mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi

mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis,maupun

serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.

Adapun yang melatar belakangi sehingga peraktikum ini dilaksanakan adalah untuk

mengetahui dan menguasai teknik isolasi mikroba dari wadah yang satu ke wadah yang lain

sehingga hanya biakan murni yang dapat tumbuh.

B. Tujuan

Page 2: isolasi

Tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Untuk mengetahui bakteri yang terdapat pada gigi

2. Untuk menangkap mikroba dari beberapa tempat

BAB II

Page 3: isolasi

TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba

lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan

menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap

pada tempatnya  (Nur, I. dan Asnani, 2007).

Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan

campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan

metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk

memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu

jenis sel yang dapat diamati  (Afrianto, 2004).

Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan

dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi dan

serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies  (Dwidjoseputro, 2005).

Menurut Hadioetomo (1993), ada dua metode yang dilakukan untuk memperoleh

biakan murni yaitu :

1. Metode cawan gores

Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu. Metode

cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya

mikroorganisme yang diinginkan.

2. Metode cawan tuang

Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme

adalah dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan

didinginkan ( ±50 oC ) yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di

dalam spesimen pada umunya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu

dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut

mengandung koloni terpisah di atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini

memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi.

Metode cawan gores memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu.

Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang

biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik

kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme seperti yang diinginkan. Dua

macam kesalahan yang umum sekali dilakukan oleh para mahasiswa yang baru mulai

mempelajari mikrobiologi ialah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-

Page 4: isolasi

baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan

cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan

sel-sel yang digoreskan (Ratna, 1990).

Menurut Dwidjoseputro (1980), sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar

lempengan, pada agar-agar miring dan pada tusukan gelatin adalah sebagai berikut :

1.      Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi. Bentuk

koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat berbenang, tak teratur, serupa akar, serum

kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbul

mencembung, timbul membukit dan timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, ada yang

berombak, ada yang berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang berbenang-benang dan ada

yang keriting.

2.      Sifat-sifat koloni pada agar-agar miring. Sifat ini berkisar pada bentuk dan tepi koloni dan

sifat itu dinyatakan dengan kata-kata seperti : serupa pedang, serupa duri, serupa tasbih,

serupa titik-titik, serupa batang dan serupa akar.

3.      Sifat koloni tusukan dalam gelatin. Ada bakteri yang dapat mengencerkan gelatin. Karena

itu, maka bentuk-bentuk koloninya juga berbeda-beda. Lagipula bentuk koloni yang tidak

dapat mengencerkan gelatin. Bila dilihat dari samping koloni yang tidak mengencerkan

gelatin dapat serupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol dan berjonjot. Jika bakteri mampu

mengencerkan gelatin, maka bentuk koloninya dapat serupa kawah, serupa mangkuk, serupa

corong, pundi-pundi dan berlapis.

Setelah mikroba ditumbuhkan pada media agar tabung maupun cawan dan estelah

inkubasi akan terlihat pertumbuhan bakteri dengan berbagai macam bentuk, ukuran, sifat, dan

berbagai ciri khas yang lain. Ciri-ciri ini akan mengarahkan ke sifat-sifat mikroba tersebut

pada media pertumbuhan, sehingga pengamatan morfologi ini sangat penting untuk

diperhatikan (Ratna,1990).

Bakteri yang memiliki flagella sering kali membentuk koloni yang menyebar terutama

jika menggunakan lempengan agar basah, untuk mencegah menyebarnya koloni maka harus

digunakan agar benar-benar kering (Djida, N., 2000).

BAB III

Page 5: isolasi

PROSEDUR KERJA

Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut

A. ALAT

1. Cotton bud steril

2. Cawan petri

3. Buncen burner

4. Gelas ukur

5. Inkubator

B. BAHAN

1. Aquades

2. Media NA

CARA KEJA

1. Nyalakan api buncen

2. Sterilisasikan meja dengan cara semprot meja dengan alkohol

3. Buka cotton bud steril, lalu masukkan pada aquades

4. Cotten bud digoreskan pada permukaan gigi berlubang

5. Kemudian di goreskan pada media NA

6. Masukkan kedalam inkubator ( suhu 37⁰C, dengan waktu 24-48 jam)

BAB IV

Page 6: isolasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Media NA (Nutrien Agar) adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni (Sandjaja, 1994).

Ada beberapa metode yang digunakan dalam percobaan isolasi dan identifikasi dasar

mikroba dan metode yang diunakan antara lain, teknik pengenceran bertingkat tujuan dari

teknik pengenceran bertingkat yaitu memeperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang

trsusupensi dalam cairan. Penentuan besar atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung

pada prkiraan jumlah mikroba dan sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan

pengenceran pertama dan selanjutnya sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel

mikroorganismedan pengenceran sebelumnya. Dan metode ppour plate atau agar tuang dalam

teknik ini memerlukan agar yang belum padat (> 450C) untuk di tuang bersama susupensi

bakteri kedalam ke cawan petri lalu kemudian di homogenkan dan di biarkan memadat. Hal

ini akan menyebabkan sel – sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar  saja melainkan sel

yang ada di dalam agar sehingga terdapat oksigen dan ada yang tumbuh didalam agar yang

tidak banyak mengandung oksigen (pleczar. 1986)

Hasil percobaan pada isolasi dan identifikasi mikroba. Pada cawan petri dengan

label NA 10-2 terdapat tiga jumlah sepesies mikroba. Spesies yang pertama memiliki bentuk

irreguler permukaan convex dan tepi lobate dengan warna putih bening. Spesies yang ke dua

memiliki bentuk carcular, permukaan convex dan tepi undulate, dengan warna putih susu.

epesies yang ke tiga memiliki bentuk yang circular, permukaan convex, dan tepi undulate,

dengan warna kuning putih. Pada cawaan petri dengan label NA 10-3 terdapat empat jumlah

spesies mikroba. Spesies yang pertama memiliki bentu punchtiform, permukaan convex, dan

tepi entire, dengan warna kuning tua.spesies yang ke dua memiliki bentuk irreguler.

Permukaan convex dan tepi lobate, dengan warna putih susu. Spesies yang ke tiga memiliki

bentuk punchtiform, permukaan convex dan tepi undulate dengan warna kuning putih.

Spesies yang ke empat memiliki bentuk circular, permukaan flat, tepi undulate, dan warna

putih bening. Pada cawan petri dengan label PDA 10-2 terdapat dua jumlah spesies mikroba.

Spesies yang pertama memiliki bentuk filamentaous, permukaan convex, tepi filamentous

dan warna putih susu. Spesies yang kedua ini memiliki bentuk cicular, permukaan convex

Page 7: isolasi

dan tepi undulate, dengan warna puti bening. Pada cawan petri dengan label PDA 10 -3 terdaat

satu jumlah spesies mikroba. Spesies mikroba ini memiliki bentuk filamentous, permukaan

flat, tepi filamentous, dengan warna putih.