ISLAM DAN SAINS MODERN

9
1 ISLAM DAN SAINS MODERN Nacep Suryana, M.Sc. (Peneliti dari PUSPITEK) Pengantar Dewasa ini ada pandangan bahwa sains natural (ilmu pengetahuan Kealaman) bukanlah bagian dari islam. Pemahaman keislaman dan pemahaman sains natural seolah-olah tidak punya hubungan, bahkan sains natural dianggap sesuatu yang berasal dari orang kafir dan hanya berkaitan dengan masalah keduniaan, sehingga ada pihak yang memusuhi sains natural, karena keberadannya akan mengganggu keimanan kita. Sesungguhnya semua ilmu itu berasal dari Dzat Yang Maha Mengetahui (Al ‘Alim) Allah SWT, Dia menurunkan Ilmu-Nya melalui 2 Jalan: 1. Jalan Formal Turun melalui Wahyu kepada para Nabi & Rasul, kebenarannya yang dibawanya bersifat mutlak, biasanya disebut Ayat-Ayat Qouliyah (Al Qur’an). Keberadaan ilmu ini fungsinya sebagai way of life, cara hidup/pegangan hidup yang benar, menunjang misi Ibadah manusia kepada Sang Kholiq. 2. Jalan Non-Formal Turun melalui Ilham kepada semua manusia yang mau berfikir, kebenarannya yang dibawanya bersifat relative/empiric, biasanya disebut Ayat-Ayat Kauniyah. Keberadaan ilmu ini fungsinya untuk menunjang Sarana hidup, menunjang fungsi kekholifahan manusia di muka bumi. Ilmu inilah yang sering juga disebut SAINS NATURAL (Ilmu pengetahuan Kealaman). Alqur’an sebenarnya sudah mengisyaratkan tentang kedudukan sains natural dan perintah untuk selalu mengembangkannya, Bagian pertama dari ayat 101 surah Yunus memerintahkan:

description

Materi ini disampaikan oleh Nacep Suryana, M.Sc. pada Pelatihan Nasional Guru Agama di gedung KOPERTAIS Jakarta.

Transcript of ISLAM DAN SAINS MODERN

Page 1: ISLAM DAN SAINS MODERN

1

ISLAM DAN SAINS MODERN

Nacep Suryana, M.Sc. (Peneliti dari PUSPITEK)

Pengantar

Dewasa ini ada pandangan bahwa sains natural (ilmu pengetahuan

Kealaman) bukanlah bagian dari islam. Pemahaman keislaman dan pemahaman

sains natural seolah-olah tidak punya hubungan, bahkan sains natural dianggap

sesuatu yang berasal dari orang kafir dan hanya berkaitan dengan masalah

keduniaan, sehingga ada pihak yang memusuhi sains natural, karena

keberadannya akan mengganggu keimanan kita.

Sesungguhnya semua ilmu itu berasal dari Dzat Yang Maha Mengetahui

(Al ‘Alim) Allah SWT, Dia menurunkan Ilmu-Nya melalui 2 Jalan:

1. Jalan Formal

Turun melalui Wahyu kepada para Nabi & Rasul, kebenarannya yang

dibawanya bersifat mutlak, biasanya disebut Ayat-Ayat Qouliyah (Al Qur’an).

Keberadaan ilmu ini fungsinya sebagai way of life, cara hidup/pegangan hidup

yang benar, menunjang misi Ibadah manusia kepada Sang Kholiq.

2. Jalan Non-Formal

Turun melalui Ilham kepada semua manusia yang mau berfikir, kebenarannya

yang dibawanya bersifat relative/empiric, biasanya disebut Ayat-Ayat

Kauniyah. Keberadaan ilmu ini fungsinya untuk menunjang Sarana hidup,

menunjang fungsi kekholifahan manusia di muka bumi. Ilmu inilah yang

sering juga disebut SAINS NATURAL (Ilmu pengetahuan Kealaman).

Alqur’an sebenarnya sudah mengisyaratkan tentang kedudukan sains natural dan

perintah untuk selalu mengembangkannya, Bagian pertama dari ayat 101 surah

Yunus memerintahkan:

Page 2: ISLAM DAN SAINS MODERN

2

“Katakanlah (hai Muhammad): Perhatikanlah dengan intizhar/nazhar apa-apa yang ada di langit dan di bumi.” (QS Yunus:101). Bahkan dalam ayat-ayat 17 sampai dengan 20 surah al-Ghasyiyah dipertanyakan:

“Maka apakah mereka tidak melakukan intizhar dan memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan. Dan langit bagaimana ia ditinggikan. Dan gunung-gunung bagaimana mereka didirikan. Dan bumi bagaimana ia dibentangkan. Maka berikanlah peringatan karena engkaulah pemberi peringatan.” (QS Al Gosyiyah:17-20)

“Dia menumbuhkan bagimu, dengan air hujan itu, tanam-tanaman zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya yang demikian itu merupakan Ayat-Ayat Allah (tanda kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang berfikir.” (QS An-Nahl : 11)

Sesungguhnya keunggulan manusia atas seluruh makhluk dialam ini dan

bahkan malaikat disuruh bersujud (penghormatan) kepada manusia adalah

disebabkan oleh kemampuan manusia berfikir abstrak dan menggunakan akal,

dengan kemampuan ini ia dapat mengasosiasikan benda dengan kata atau

symbol, dan oleh karenanya ia dapat mengadakan komunikasi dengan kata.

Dengan kemampuan abstraksi inilah, manusia dapat mengembangkan matematik,

Page 3: ISLAM DAN SAINS MODERN

3

dapat mengembangkan sains dan juga teknologi sehingga ia pantas diberi

tanggung jawab untuk mengelola bumi, menjadi kholifah di Bumi. Firman Allah:

“Dan ingatlah ketika Tuhan-Mu berfirman kepada pada malaikat: ‘Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.’ Mereka berkata: ‘Apakah Engkan hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu’. Dia berfirman sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’. Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama benda semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, ‘Sebutkan kepada- Ku nama semua (benda) ini jika kamu yang benar. Mereka menjawab. “Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sunggah, engkaulah Yang Maha Mengetahui, Maha bijaksana. Dia (Allah) berfirman, ‘Wahai Adam! Beri tahukanlah kepada mereka nama-nama itu’. Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-nama nya, Dia berfirman, ‘Bukankah telah Aku katakan kepadamu, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu snmbunyikan’. (QS Albaqoroh: 30-33)

Page 4: ISLAM DAN SAINS MODERN

4

“Dan sungguh kami telah memulyakan anak cucu adam, dan kami angkut mereka didarat dan di laut, dan kami beri mereka rizqi dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka diatas banyak makhluk yang kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna” (QS al isro: 70). Ayat 70 surat Al Isro berbicara tentang kemulyaan manusia dan ketinggian

derajatnya atas segala makhluk ciptaan Allah. Menurut ayat ini manusia

dimulyakan Allah karena mereka memiliki 2 anugerah:

1. Karena mereka diangkut di darat dan di laut

Maksud diangkut disini adalah mereka menaiki kapal, pesawat dan kendaraan-

kendaraan sehingga manusia mampu bergerak dengan cepat dan nyaman di

segala medan, darat, laut dan udara. Artinya manusia dengan anugerah akal

dari Allah mampu membuat berbagai peralatan, menciptakan teknologi

sehingga mereka bisa diangkut dengan kendaraan2 itu dan bergerak melebihi

batas kekuatan tubuhnya. Makhluk lain tidak ada bisa seperti itu.

2. Rizqi yang baik-baik, karena rizqi manusia memang berbeda dengan segala

makhluk dialam ini,. Manusia diberi kemampuan olah cita rasa makanan

sehingga makanan mereka Enak, bersih dan bergizi. makhluk lain

mendapatkan rizqi apa adanya yang diberikan alam, kadang-kadang bangkai,

sampah, kotoran, darah dll.

2. Metodologi pengembangan Ilmu Pengetahuan (sains natural)

Ilmu pengetahuan atau sains, secara singkat dapat dirumuskan sebagai:

himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui suatu proses

pengkajian dan dapat diterima oleh rasio, artinya dapat dinalar. Jadi, kita dapat

mengatakan bahwa sains adalah himpunan rasionalitas kolektif insani. Dalam

ilmu pengetahuan kealaman atau sains natural, orang mengumpulkan pengetahuan

itu dengan mengadakan pengamatan atau observasi, peng ukuran atau

pengumpulan data pada alam sekitar kita, baik yang hidup seperti manusia,

binatang, dan tumbuhan, maupun yang tak bernyawa seperti bintang, matahari,

gunung, lautan, dan benda-benda yang mengelilingi kita.

Data yang dikumpulkan dari berbagai observasi dan pengukuran pada

gejala alamiah itu dianalisa, kemudian diambil kesimpulannya yang dapat di

Page 5: ISLAM DAN SAINS MODERN

5

terima dalam penalaran. Semu proses mulai dari pengamatan dan pengukuran

sampai dengan analisa dan pengambilan kesimpulan ini untuk mudahnya dapat

diberi istilah intizhar; suatu kata yang ada hubungannya dengan nazhar, yang

bunyinya dekat dengan nalar.’ Cir khas ilmu pengetahuan kealaman ialah bahwa

ia disusun atas dasar intizhar pada gejala-gejala alamiah yang dapat kita periksa

berulang-ulang dan dapat diperiksa orang lain seperti perjalanan atau perubahan

posisi bintang-bintang, matahari, dan bulan, atau dapat kita timbulkan berulang-

ulang dengan kondisi yang sarana dan kita teliti dalam eksperimen

laboratorium, dan dapat diulangi serta diteliti oleh orang lain. Karena sifat

keterbukaannya itu, maka sains natural merupakan konsensus atau mufakat dari

seluruh masyarakat ilmuwan yang bersangkutan. Ia merupakan milik kolektif

manusia.

Jadi di dalam sains tidak ada orang yang bersitegang tanpa bukti bahwa

hanya pendapatnya sendiri tentang masalah ilmiah tertentu yang benar sedang

masyarakat ilmiah lain di bidang yang bersangkutan yang tidak dapat menerima

pendapatnya itu yang salah. Orang yang berpikiran kerdil semacam itu tidak

bersikap ilmuwan karena ia tidak mematuhi aturan permainan dalam

pengembangan sains. Paling ia akan dianggap seorang sombong yang tak tahu diri

atau seorang ilmuwan gadungan.

Bila gejala-gejala yang diteliti serupa, maka biasanya dapat ditarik

kesimpulan yang umum mengenai fenomena-fenomena alamiah itu dan

kesimpulan yang menyatakan sifat serta kelakuan alam pada kondisi tertentu itu

dinamakan orang hukum alam, Hukum alam ini melukiskan bagaimana alam

bertingkah laku pada kondisi tertentu. Karena dalam penelitian dilakukan

pengukuran-pengukuran terhadap besaran-besaran fisik misalnya jarak, kecepatan,

suhu, arus listrik dan sebagainya, maka ilmu yang dihasilkannya bersifat obyektif

kuantitatif, dan hukum-hukumnya dapat dirumuskan secara matematis.

Sebagai contoh dapat dikemukakan misalnya sifat benda yang jatuh. Bila

sebutir kelereng kita lepaskan dari ketinggian tertentu dan mengukur waktu yang

diperlukannya untuk sampai ke tanah, berkali-kali, kemudian mengulanginya dan

berbagai ketinggian maka kita akan menemukan bahwa kuadrat waktu terukur

Page 6: ISLAM DAN SAINS MODERN

6

sebanding dengan tinggi tempat pelepasan benda tersebut dari permukaan tanah.

Hubungan antara tinggi tempat (h) dengan waktu jatuh (t) dapat ditulis: h = ct2 , di

dalam rumus matematis ini c merupakan konstante kesebandingan. Andaikan

kelereng itu tidak kita biarkan jatuh bebas, melainkan kita biarkan menggelinding

melalui permukaan bidang yang miring, maka rumus yang sama akan kita

temukan meskipun harga c-nya akan berbeda.

Dalam berbagai pengukuran pada percobaan atau eksperimen semacam itu

dapat diketahui bahwa benda-benda itu bergerak dengan kecepatan yang tidak

konstan, mula-mula pada saat dilepaskan kelajuannya kecil, kemudian tambah

lama bertambah besar. Mereka mengalami percepatan. Dan berbagai gejala yang

serupa itu dapat diambil kesimpulan bahwa bumi menarik benda-benda yang

bersangkutan dengan kekuatan (gaya) yang menimbulkan percepatan. ini adalah

sifat alamiah atau kelakuan alam.

Kalau sifat ini kita hubungkan dengan sifat berat benda-benda, yang

bergantung pada massanya atau banyak materinya, maka akhirnya dapat kita

simpulkan bahwa besar gaya tarik bumi terhadap benda benda itu sebanding

dengan massanya. Kebetulan saja benda-benda itu kecil dibandingkan bumi.

Andaikan sebaliknya, maka kita akan mengatakan bahwa bumilah yang ditarik

benda itu dengan gaya yang sebanding dengan massa bumi. Kenyataannya ialah

bahwa mereka timbal balik tarik menarik dengan gaya yang sebanding dengan

massa mereka masing-masing; kecuali itu gaya tersebut sebanding dengan

kebalikan kuadrat jarak mereka yang satu terhadap yang lain. Inilah yang kita

namakan hukum alam tentang gravitasi yang dapat dirumuskan secara matematis

sebagai berikut: C = f m1 m2 / r2 (f adalah konstante kesebandingan dan r adalah

jarak).

Dengan bertambah banyaknya pengetahuan kita mengenai sifat dan

kelakuan alam, gejala-gejala alamiah yang kompleks atau musykil dapat kita

terangkan dengan menguraikannya menjadi gejala gejala yang lebih sederhana

yang telah kita ketahui. Timbul suatu teori untuk menerangkan suatu gejala. Teori

dapat juga disusun untuk meramalkan gejala yang akan tenjadi bila diadakan suatu

percobaan tertentu dalam laboratorium. Kemudian, eksperimen dapat dilakukan

Page 7: ISLAM DAN SAINS MODERN

7

untuk menguji kebenaran suatu teori. Begitu selanjutnya; sains natural tumbuh

dan maju dari hasil serangkaian kegiatan kaji-mengkaji secara silih berganti

seperti itu.

Kalau semula ilmu pengetahuan kealaman berkembang secara induktif dan

intizhar, maka dengan semakin dewasanya sains natural itu sendiri dan

matematika, Ia dapat berkembang secara deduktif. Dengan matematika dapat

dirumuskan model-model alam atau gejala alamiah yang sifat serta kelakuannya

dapat dijabarkan secara matematis. Namun dari sekian banyak model yang dapat

dikarang, hanya mereka yang konsekuensinya sesuai dengan gejala alamiah yang

teramatilah yang dapat diterima oleh masyarakat ilmuwan yang bersangkutan.

Kadang kadang dalam suatu teori dimasukkan suatu hipotesis atau patokan duga

yang didasarkan atas dugaan saja, yang apabila ternyata salah akan dihilangkan,

tetapi bila berhasil akan digunakan terus dan dianggap sebagai suatu kebenaran.

Adapun yang dimaksud dengan teknologi ialah penerapan sains secara

sistematis untuk mempengaruhi alam di sekeliling kita dalam suatu proses

produktif ekonomis untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi ummat

manusia. Teknologi pembuat mesin, pembuatan obat-obatan, pembuatan beraneka

ragam bahan, termasuk bahan makanan, dan sebagainya adalah hasil penerapan

ilmu fisika, kimia, biologi, dan lain-lain ilmu ke alaman yang sesuai.

Demikianlah telah kita ikuti proses bagaimana himpunan rasionalitas

kolektif insani yang kita namakan ilmu pengetahuan itu terbentuk dan

berkembang sepanjang zaman. Para cendekiawan Barat mengakui bahwa Jabir

ibnu Hayyan (721-815) adalah orang pertama yang menggunakan metode ilmiah

dalam kegiatan penelitiannya dalam bidang alkemi yang kemudian oleh ilmuwan

Barat diambil alih serta dikembangkan menjadi apa yang kita kenal sekarang

sebagai ilmu kimia. Sebab, Jabir yang namanya di latinkan menjadi Geber adalah

orang pertama yang mendirikan suatu bengkel dan mempergunakan tungku untuk

mengolah mineral-mineral dan meng-ekstraksi dan mineral-mineral itu zat-zat

kimiawi serta mengklasifikasikannya. Ia melakukan intizhar.

Di dalam sejarah ilmu pengetahuan yang ditulis oleh para sarjana Eropa

disebutkan bahwa Muhammad ibnu Zakaria ar-Rozi (865—925) telah

Page 8: ISLAM DAN SAINS MODERN

8

menggunakan alat-alat khusus untuk melakukan proses proses yang lazim

dilakukan ahli kimia seperti distilasi, kristalisasi, kalsinasi, dan sebagainya. Buku

ar-Rozi, yang nainanya dilatinkan menjadi Razes, dianggap sebagai manual atau

buku pegangan 1aboratoria kimia yang pertama di dunia, dan dipergunakan oleh

para sarjana Barat yang baru berabad kemudian mempelajari sains, yang telah

dikembangkan ummat Islam, di universitas Islam di Toledo dan Kordoba.

Sekitar tahun 1231 ketika Hendrick Harpestraeng, orang yang kemudian

menjadi dokter istana raja Eric IV Waldemarsson, berusaha menulis risalah

kedokterannya dalam ilmu bedah di Salerno, (naskah itu kini tersimpan sebanyak

tujuh jilid dalam Per pustakaan Nasional di Stockholm) ia meminta bantuan

Michael the Scott, bekas mahasiswa dari Uni versitas Islam di Toledo, untuk

dapat menggunakan buku-buku standar ar-Rozi dan Ibnu Sina yang berbahasa

Arab tersebut sebagai sumber.

Terlalu banyak ilmuwan Islam dan karya mereka untuk disebutkan pada

kesempatan ini, dan begitu dalam pula pengaruh karya tokoh-tokoh ilmiah itu

hingga masih dirasakan berabad-abad kemudian di dalam perkembangan ilmu

pengetahuan di Eropa. Apakah sebabnya bahwa di masa dahulu ummat islam giat

sekali mengembangkan sains, hingga dapat dikatakan hahwa sampai abad ketiga

belas sehingga selama 5 abad secara terus-menerus ilmu pengetahuan adalah milik

ummat Islam? Da]am ayat-ayat berikut ini kita akan menemukan jawabannya.

Page 9: ISLAM DAN SAINS MODERN

9

Kecuali diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk dicari, kapan saja dari

sejak lahir hingga mati, di mana saja sekalipun di Cina, dan dinyatakan bahwa

pencarian ilmu wajib bagi tiap pribadi Muslim, ayat ayat yang pertama-tama

diturunkan kepada Rasulullah menyangkut penintah untuk membaca; unsur

pertama dalam pengambil-alihan ilmu.

Periksalah ayat 1 sampai dengan 5 surah al-’Alaq:

“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah

menciptakan manusia dari ‘alaq (gumpal-isap). Bacalah! dan Tuhanmu Yang Paling Pemurah. Yang telah mengajar manusia dengan perantaraan pena. Dia telah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”