isk
-
Upload
riski-chairi -
Category
Documents
-
view
24 -
download
0
description
Transcript of isk
Infeksi Saluran Kemih
DISUSUN OLEHMelia Safitri
(0910070100088) Siahaan Leethaream (210210089) Nurul Ramadhani (101001175)
DEFINISI
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan bakteriuria patogen dengan colony forming units per mL CFU/ ml urin > 105, dan lekositouria >10 per lapangan pandang besar, disertai manifestasi klinik.
3
EPIDEMIOLOGI
Selama periode usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun perempuan cenderung menderita ISK dibandingkan laki-laki. ISK berulang pada laki-laki jarang dilaporkan, kecuali disertai faktor predisposisi (pencetus).
Prevalensi bakteriuri asimtomatik lebih sering ditemukan pada perempuan. Prevalensi selama periode sekolah (school girls) 1% meningkat menjadi 5% selama periode aktif secara seksual. Prevalensi infeksi asimtomatik meningkat mencapai 30%, baik laki-laki maupun perempuan bila disertai faktor predisposisi.
Faktor Predisposisi (Pencetus) ISK
Litiasis Obstruksi saluran kemih Penyakit ginjal polikistik Diabetes mellitus pasca transplantasi
ginjal Senggama Kehamilan dan pesesrta KB dengan
tablet progesteron Kateterisasi
Etiologi
Pada umumnya ISK disebabkan mikro-organisme tunggal:
Escherichia coli merupakan MO yang paling sering diisolasi dari pasien dengan infeksi sistomatik maupun asimtomatik.
Mikroorganisme lainnya yang sering ditemukan seperti Proteus spp (33% ISK anak laki-laki berusia 5 tahun), Klebsiella spp, dan Stafilokokus dengan koagulase negatif.
Infeksi yang disebabkan Pseudomonas spp dan MO lainnya seperti Stafilokokus jarang dijumpai, kecuali pasca kateterisasi.
Klasifikasi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) BawahPresentasi klinis ISK bawah tergantung gender: Perempuan Sistitis. Sistitis adalah presentasi klinis infeksi
kandung kemih disertai bakteriuria bermakna. Sindroma uretra akut (SUA). Sindrom uretra akut
adalah presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistitis bakterialis. Penelitian terkini SUA disebabkan MO anaerobik.
Laki-laki Presentasi klinis ISK bawah pada laki-laki mungkin
sistitis, prostatitis, epidimidis dan uretritis.
Klasifikasi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) Atas Pielonefritis akut (PNA). Pielonefritis akut adalah
proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan infeksi bakteri.
Pielonefritis kronis (PNK). Pielonefritis kronis mungkin akibat lanjut dan infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran kemih dan refluks vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang spesifik. Bakteriuria asimtomatik kronik pada orang dewasa tanpa faktor predisposisi tidak pernah menyebabkan pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal.
GEJALA KLINIS
a. Pielonefritis Akut (PNA) Panas tinggi : 39,5°C – 40,5°C disertai
menggigil dan sakit pinggang Sering didahului gejala ISK bawah
b. Sistitis Sakit suprapubik Polakisuria Nokturia Disuria Stranguria
GEJALA KLINIS
c. Sindrom Uretra Akut (SNA) Gejala klinis SUA sulit dibedakan
dengan Sistitis. SUA sering ditemukan pada perempuan usia antara 20-50 tahun.
Gejala klinis SUA hanya sedikit sekali yaitu hanya disuri dan sering kencing disertai dengan cfu/ml urine <105 yang sering disebut Sistitis Abakterialis.
GEJALA KLINIS
Lebih dari 75% tidak memberikan gejala-gejala khas.
Keluhan utama yang sering adalah keluhan sakit perut atau rasa penuh ataupun ada rasa bengkak di perut kanan atas dan nafsu makan berkurang, berat badan menurun, dan rasa lemas.
Keluhan lain terjadinya perut membesar karena ascites (penimbunan cairan dalam rongga perut), mual, tidak bisa tidur, nyeri otot, berak hitam, demam, bengkak kaki, kuning, muntah, gatal, muntah darah, perdarahan dari dubur, dan lain-lain.
DIAGNOSIS
Kriteria diagnosa PPHI (Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia), yaitu:
1. Hati membesar berbenjol-benjol dengan/tanpa disertai bising arteri.
2. 2. AFP yang meningkat lebih dari 500 mg per ml.3. USG, Nuclear Medicine, CT Scan, MRI, Angiography,
ataupun PET yang menunjukkan adanya KHS.4. Peritoneoscopy dan biopsi menunjukkan adanya KHS.5. Hasil biopsi atau aspirasi biopsi jarum halus
menunjukkan KHS.
Diagnosa KHS didapatkan bila ada dua atau lebih dari lima kriteria atau hanya satu yaitu kriteria empat atau lima.
Pemeriksaan Penunjang
Analisa urine rutin, pemeriksaan mikroskop urine segar tanpa putar, kultur urine, serta jumlah kuman/ml urine merupakanprotokol standar untuk pendekatan diagnosis ISK. Pengambilan dan koleksi urine, suhu dan teknik transportasi sampel urone harus sesuai dengan protokol yang dianjurkan.
Pemeriksaan Penunjang
Investigasi lanjutan terutama renal imaging procedures tidak boleh rutin, harus berdasarkan indikasi klinis yang kuat. Renal imaging procedures untuk investigasi factor predisposisi ISK, yaitu :
Ultrasonogram (USG) Radiografi : Foto polos abdomen Pielografi IV Micturating cystogram Isotop Scanning Indikasi investigasi lanjutan setelah ISK, yaitu : ISK kambuh (relapsing infection) Pasien laki-laki Gejala urologic : kolik ginjal, piuria, hematuria Hematuria persisten Mikroorganisme jarang seperti: Pseudomonas spp dan Proteus spp ISK berulang dengan interval ≤ 6 minggu
Prognosa
Para ahli berpendapat bahwa prognosa dari infeksi saluran kemih tanpa komplikasi pada perempuan umumnya baik, tanpa adanya faktor pemberat. Pada infeksi saluran kemih dengan komplikasi, prognosa tergantung pada kondisi penyebabnya.
Status Pasien
ANAMNESA PRIBADI Nama : Julyana Umur : 45 tahun Jenis Kelamin : perempuan Suku / Bangsa : Batak / Indonesia Status : Menikah Agama : Kristen Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl. Sempurna no 20
Medan Tanggal masuk : 19 Desember 2014
ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan utama : Nyeri saat buang air kecil Telaah : Nyeri ini dialami sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit, memberat
dalam 1 minggu ini. Nyeri dirasakan bersifat hilang timbul. OS juga mengeluhkan nyeri
perut bagian kiri bawah. Riwayat buang air kecil tersendat disangkal, riwayat buang air kecil tidak lancar disangkal, riwayat buang air kecil berpasir atau keluar batu disangkal. Buang air kecil berdarah disangkal. Riwayat keputihan disangkal.
Os juga mengalami demam, demam yang bersifat hilang timbul sejak 1 minggu ini. Demam bersifat naik turun secara perlahan dengan suhu tinggi, dan turun dengan obat penurun panas.
Rasa mual dirasakan dalam 1 minggu ini, tanpa disertai muntah. BAB (+) normal. Riwayat bengkak pada kaki tidak dijumpai Riwayat darah tinggi dan sakit gula disangkal OS
RPT : tidak jelas RPO : tidak jelas.
Sensorium : compos mentis Tekanan darah : 120/60 mmHg Pulse : 84x/i Respiratory rate : 22 x/i Temperature : 38,0°C Anemia : (-) Ikterus : (-) Sianosis : (-) Dispnoe : (-) Oedem : (-)
PEMERIKSAAN FISIK
KepalaKepala : dalam batas normalRambut: dalam batas normalMata: konjungtiva palpebral inferior
pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)THM : dalam batas normal
LeherTrakea : medialTVJ : R-2 cm H2OPemb KGB : tidak dijumpai ThorakInspeksi: simetris fusiformisPalpasi : stem fremitus kiri=kananPerkusi : sonorAuskultasi: SP : vesikuler
ST : -
Abdomen Inspeksi : Simetris Palpasi : Soepel. Lien dan
Ren tidak teraba, nyeri suprapubis
Perkusi : Sonor Auskultasi: Peristaltik (+)
normal Tapping Pain (-)
Genitaliaperempuan, tidak ada kelainan Ekstremitas Ekstremitas Superior :
dalam batas normal, oedem (-) Ekstremitas Inferior : oedem
pretibial (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin Darah rutin WBC : 14.300 uL RBC : 4.330.000 uL HGB : 13,4 gr/dL HCT : 36,4% MCV : 84,1 fL MCH : 30,9 pg MCHC : 36,8 dL Platelet : 345.000
uL
DIAGNOSA BANDING Infeksi Saluran Kemih Batu Saluran Kemih Abses Ginjal PID
DIAGNOSIS SEMENTARA Infeksi Saluran Kemih
PENATALAKSANAAN Tirah baring Diet MB IVFD RL 20 gtt/I (makro) Inj. Ceftriaxone 2gr/ 12 jam/IV/ST Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam/IV Inj. Ranitidin 50 mg/ 8 jam/IV Inj. Ondasentron 4gr/ 8 jam Inj. Novalgin 1 amp jika T >38,5°C Paracetamol 3x500mg
ANJURAN Urinalisa Kultur Urine RFT LFT USG Ginjal dan Saluran Kemih
Tanggal Keluhan Follow up Penatalaksanaan19/12/2014 Nyeri saat buang
arir kecil, Nyeri perut tengah bawah dan kiri bawah , demam (+)
Sens : CMTD : 120/60 mmHgHR : 84 x/iRR : 22 x/iTemp : 38,0°CDiag : ISKKepalaKepala : dalam batas normal Rambut : dalam batas normalMata : konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)THM : dalam batas normalLeherTrakea : medialTVJ : R-2 cm H2OPembesaran KGB : tidakdijumpaiThorakInspeksi : simetris fusiformisPalpasi : stem fremitus kanan=kiri Perkusi : sonorAuskultasi : SP : vesikular
ST : -AbdomenInspeksi : simetris Palpasi : Nyeri tekan suprapubis (+) , nyeri tekan illiaca sinistra (+)Perkusi : tympaniAuskultasi : peristaltik (+) normalTapping Pain (-)
Ekstremitas Superior : dalam batas normal, oedem (-/-)Ekstremitas Inferior : oedem pretibial (-/-)
- Tirah baring- IVFD RL 30 gtt/i- Diet MB- Inj. Ceftriaxone 2gr/ 24 jam →skin
test (H1)- Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam- Inj. Ranitidin 50 mg/ 8 jam- Inj. Ondansentron 4mg/8jam- Inj. Novalgin 1 amp jika T >38,5°C- Paracetamol 3x500mg
Rencana : Urinalisa Kultur urine RFT LFT USG Ginjal dan Saluran Kemih
20/12/14 Nyeri saat buang air kecil, Nyeri perut tengah bawah dan kiri bawah , demam (+)
Sens : CMTD : 130/80 mmHgHR : 88 x/iRR : 20 x/iTemp : 38,8°CDiag : ISKKepalaKepala : dalam batas normalRambut : dalam batas normalMata : konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)THM : dalam batas normalLeherTrakea : medialTVJ : R-2 cm H2OPembesaran KGB : tidak dijumpaiThorakInspeksi : simetris fusiformisPalpasi : stem fremitus kanan=kiri Perkusi : sonorAuskultasi : SP : vesikular
ST : -AbdomenInspeksi : simetris membesarPalpasi : Nyeri tekan suprapubis (+) , nyeri tekan illiaca sinistra (+)Perkusi : tympaniAuskultasi : peristaltik (+) normalTapping Pain (-)
Ekstremitas Superior : dalam batas normal, oedem (-/-)Ekstremitas Inferior : oedem pretibial (-/-)
- Tirah baring- IVFD RL 30 gtt/i- Diet MB- Inj. Ceftriaxone 2gr/ 24 jam (H2)- Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam- Inj. Ranitidin 50 mg/ 8 jam- Inj. Ondansentron 4mg/8jam- Inj. Novalgin 1 amp/24 jam
Hasil Lab:Urinalisa: Warna : Kuning
Kekeruhan : KeruhProtein : (+)
Reduksi : NegatifLeukosit : >100 /lpbRenal Epitel : NegatifBlaas Epitel : NegatifVag/ urethr. Ep : 30-40/lpbCa. Oxalat : NegatifT.Phospat : NegatifCystin: NegatifKristal Urat : NegatifBilirubin : (-)Urobilinogen : positifpH: 6Berat jenis : 1.000nitrit: negatif
LFT: SGOT: 18 U/I
SGPT: 17 U/I
Alkaline fosfatase : 89 U/IBil total: 1,03Bil. Direct: 0,29
RFT: Ureum: 18 mg/dL
Creatinin: 0,75 mg/dLUric Acid: 4,1 mg/dL
21/12/2014 Nyeri saat buang air kecil, Nyeri perut tengah bawah dan kiri bawah , demam (+)
Sens : CMTD : 120 /90mmHgHR : 80 x/iRR : 22 x/iTemp : 37,7°CDiag : ISKKepalaKepala : dalam batas normalRambut: dalam batas normalMata : konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)THM : dalam batas normalLeherTrakea : medialTVJ : R-2 cm H2OPembesaran KGB : tidakdijumpaiThorakInspeksi : simetrisfusiformisPalpasi : stem fremitus kanan=kiri Perkusi : sonorAuskultasi : SP : vesikular
ST : -AbdomenInspeksi : simetris membesarPalpasi : Nyeri tekan suprapubis (+) , nyeri tekan illiaca sinistra (+)Perkusi : tympaniAuskultasi : peristaltik (+) normalTapping Pain (-)
Ekstremitas Superior : dalam batas normal, oedem (-/-)Ekstremitas Inferior : oedem pretibial (-/-)
- Tirah baring- IVFD RL 20 gtt/i- Diet MB- Inj. Ceftriaxone 2gr/ 24 jam
(H3)- Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam- Inj. Ranitidin 50 mg/ 8 jam- Inj. Ondansentron 4mg/8jam- Inj. Novalgin 1 amp jika T
>38,5°C- Paracetamol 3x500mg
22/12/2014s/d 23/12/2014
Demam (+) Sens : CMTD : 130-120/80mmHgHR : 80 x/iRR : 24 x/iTemp : 37,9-38,2°CDiag : ISKKepalaKepala : dalam batas normalRambut: dalam batas normalMata : konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)THM : dalam batas normalLeherTrakea : medialTVJ : R-2 cm H2OPembesaran KGB : tidak dijumpaiThorakInspeksi : simetris fusiformisPalpasi : stem fremitus kanan=kiri Perkusi : sonorAuskultasi : SP : vesikular
ST : -AbdomenInspeksi : simetrisPalpasi : Nyeri tekan suprapubis (-) , nyeri tekan illiaca sinistra (-)Perkusi : tympaniAuskultasi : peristaltik (+) normalTapping Pain (-)
Ekstremitas Superior : dalambatas normal, oedem (-/-)Ekstremitas Inferior : oedem pretibial (-/-)
- Tirah baring- IVFD RL 30 gtt/i- Diet MB- Inj. Ceftriaxone 2gr/ 24 jam
(H4) – (H5)- Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam- Inj. Ranitidin 50 mg/ 8 jam- Inj. Ondansentron 4mg/8jam- Inj. Novalgin 1 amp jika T
>38,5°C- Paracetamol 3x500mg
Hasil USG Ginjal dan Saluran KemihKesimpulan: Hydronefrosis Ginjal Kiri.
Rencana :Konsul Obgyn
Pasien PAPS pada tanggal 23/12/2014
THANK YOU FOR YOUR ATTENTION