Isi

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jurusan sekolah di tingkat sekolah menengah atas terdiri dari IPA dan IPS. Pengajaran sains memiliki karakteristik dalam pembuktian secara ilmiah terhadap teori dan pengetahuan yang dipelajari oleh para siswa. Di suatu sekolahan yang memiliki jurusan IPA harus memiliki laboratorium sebagai sarana untuk menunjang pembelajaran dan pembuktian teori di kelas. Pembuktian itu dilakukan antara lain di laboratorium dalam kegiatan praktikum, karena itu laboratorium yang dibutuhkan pada jurusan IPA harus memiliki aspek yang baik. Aspek yang baik adalah adanya perencanaan, penataan, pengadministrasian, pengamanan, perawatan dan pengawasan. Maka dari itu, pengelolaan laboratorium yang ada dijurusan IPA tingkat SMA dibagi menjadi tiga tempat antara lain ialah laboratorium biologi, laboratorium fisika dan laboratorium kimia. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan praktikum yang diadakan dapat berjalan dengan baik, dan sesuai dengan aspek pengelolaan laboratorium yang baik. Praktikum yang dilaksanakan dalam laboratorium memiliki peran sentral dalam sistem pengajaran di Jurusan IPA tingkat SMA. Maka dari itu, manajemen laboratorium pun harus terus dibenahi agar dapat berfungsi. Laboratorium Jurusan IPA tingkat SMA dapat ditingkatkan menjadi laboratorium yang representatif untuk menyelenggarakan praktikum dan penelitian bidang ilmu pengetahuan alam sehingga Pengelolaan Laboratorium Page 1

Transcript of Isi

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangJurusan sekolah di tingkat sekolah menengah atas terdiri dari IPA

dan IPS. Pengajaran sains memiliki karakteristik dalam pembuktian secara ilmiah terhadap teori dan pengetahuan yang dipelajari oleh para siswa. Di suatu sekolahan yang memiliki jurusan IPA harus memiliki laboratorium sebagai sarana untuk menunjang pembelajaran dan pembuktian teori di kelas. Pembuktian itu dilakukan antara lain di laboratorium dalam kegiatan praktikum, karena itu laboratorium yang dibutuhkan pada jurusan IPA harus memiliki aspek yang baik. Aspek yang baik adalah adanya perencanaan, penataan, pengadministrasian, pengamanan, perawatan dan pengawasan.

Maka dari itu, pengelolaan laboratorium yang ada dijurusan IPA tingkat SMA dibagi menjadi tiga tempat antara lain ialah laboratorium biologi, laboratorium fisika dan laboratorium kimia. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan praktikum yang diadakan dapat berjalan dengan baik, dan sesuai dengan aspek pengelolaan laboratorium yang baik.

Praktikum yang dilaksanakan dalam laboratorium memiliki peran sentral dalam sistem pengajaran di Jurusan IPA tingkat SMA. Maka dari itu, manajemen laboratorium pun harus terus dibenahi agar dapat berfungsi.

Laboratorium Jurusan IPA tingkat SMA dapat ditingkatkan menjadi laboratorium yang representatif untuk menyelenggarakan praktikum dan penelitian bidang ilmu pengetahuan alam sehingga dapat menghasilkan potensi dibidang akademik yang berkualitas. Peningkatan ini sekaligus akan mendorong dan membekali siswa untuk memiliki keterampilan di laboratorium.

Oleh karena itu, kami akan membahas lebih jauh mengenai aspek dari pengelolaan laboratorium di tingkat SMA yaitu pengamanan, perawatan dan pengawasan di laboratorium.

1.2. Rumusan Masalah Bagaimana cara mengelola laboratorium yang baik jika dilihat dari

aspek pengamanan ? Bagaimana cara mengelola laboratorium yang baik jika dilihat dari

aspek perawatan ? Bagaimana cara mengelola laboratorium yang baik jika dilihat dari

aspek pengawasan ?

Pengelolaan Laboratorium Page 1

1.3. Tujuan Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengelolaan Laboratorium IPA di

tingkat SMA dalam aspek Pengamanan. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengelolaan Laboratorium IPA di

tingkat SMA dalam aspek Perawatan. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengelolaan Laboratorium IPA di

tingkat SMA dalam aspek Pengawasan.

1.4. Manfaat Untuk memberikan informasi dalam mengelola laboratorium kepada

seluruh siswa/i ditingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Untuk memberikan pengetahuan alam dalam mengelola laboratorium

kepada seluruh siswa/i Sekolah Menengah Atas (SMA).

Pengelolaan Laboratorium Page 2

BAB IIPEMBAHASAN

1.1. Pengamanan Laboratorium1.1.1. Keamanan dalam mengelola laboratorium yang ada di tingkat SMA

Berikut ini akan dibahas mengenai keamanan yang harus ada pada laboratorium di tingkat SMA. Bahaya atau kecelakaan yang mungkin dapat terjadi di suatu laboratorium tingkat sekolah menengah atas itu sangat rentan sekali terjadi. Maka dari itu, diperlukannya pengamanan dalam mengelola suatu laboratorium di tingkat sekolah menengah atas. Keamanan dalam mengelola suatu laboratorium akan dapat terlaksana dengan sangat baik jika adanya kedisiplinan dalam menaati dan mematuhi segala peraturan yang ada.Disiplin mematuhi segala ketentuan yang ada merupakan modal dasar untuk menjaga keselamatan dan keamanan laboratorium. Disiplin di laboratorium perlu lebih diketatkan daripada disiplin di dalam ruang kelas. Karena di laboratorium itu, selain kita bekerja dengan alat-alat yang mungkin berbahaya, kita juga akan bekerja dengan bahan-bahan yang berbahaya.Selain disiplin, pengetahuan pendidik akan alat/bahan praktikum IPA serta pengetahuan akan eksperimen yang dilakukan di laboratorium adalah penting bagi usaha untuk menjaga keselamatan kerja dan keamanan laboratorium. Dengan pengetahuan itu peserta didik akan mengetahui bahan-bahan aman maupun bahan-bahan yang berbahaya. Sehingga memang diperlukannya penanganan dengan sangat hati-hati, dan bahaya apa saja yang mungkin dapat ditimbulkan oleh suatu eksperimen.Hal-hal yang berbahaya tersebut antara lain adalah:

1. luka, yang mungkin disebabkan oleh benda yang tajam, pecahan kaca, atau luka bakar,

2. tertelan zat yang beracun,3. pingsan, disebabkan karena menghirup gas yang beracun,4. terkena kejutan listrik,5. kebakaran, yang disebabkan oleh hasil percobaan atau sebab yang lain.

Bahaya atau kecelakaan yang mungkin terjadi dalam laboratorium di atas dapat dihilangkan atau dikurangi terjadinya jika fasilitas laboratorium mencukupi kebutuhan, Misalnya:1. laboratorium cukup luas atau tidak sempit agar tidak berdesakan di

dalamnya,2. terdapat lorong-lorong yang cukup lebarnya untuk lalu lalang para

pekerja di laboratorium,

Pengelolaan Laboratorium Page 3

3. ventilasi cukup, sirkulasi udara baik,4. paling tidak mempunyai dua buah pintu keluar dan dapat dikunci

dengan baik,5. pipa air, pipa gas, dan kabel listrik dalam keadaan baik dan teratur

pemasangannya,6. menggunakan kabel listrik yang besarnya sesuai dengan arus yang

melaluinya,7. stop kontak tidak tersembunyi dan mudah diraih,8. tersedianya fasilitas air yang cukup dalam laboratorium,9. tersedianya tempat uang cukup[ untuk menyimpan alat dan bahan,10.tersedianya kotak PPPK dan alat/bahan untuk memadamkan kebakaran.

1.1.2. Sumber Bahaya dan Cara Pencegahannya

Berikut beberapa sumber-sumber bahaya dan cara pencegahannya.1. Pengaturan alat

Alat-alat yang tidak akan segera dipakai supaya disimpan digudang atau dalam lemari. Bahan yang mudah terbakar atau berbahaya jangan diletakkan di dekat jalan ke luar. Diusahakan bahan yang mudah terbakar dan berbahaya itu jumlahnya sedikit saja. Untuk dapat dengan segera melakukan pencegahan bahaya yang lebih besar, jalan yang menuju ke tempat sakelar listrik, kran gas dan air harus bebas dari hambatan. Berlari dalam laboratorium harus dihindari, karena dapat menyebabkan tumbukan.

2. RadiasiRadiasi selain ditimbulkan oleh bahan radioaktif juga disebabkan oleh radiasi sinar ultra ungu, sinar laser, dan oleh sinar x.Jika dalam eksperimen digunakan lamp sinar ultra ungu, lampu ini harus diberi perlindungan yang baik hingga sinarnya tidak menyebar ke mana-mana. Maka memakai kacamata pelindung.Sinar laser atau pantulan sinar laser mengenai mata dapat merusak mata dan menyebabkan kebutaan. Kulit yang terkena langsung oleh sinar laser dapat terbakar. Oleh karena itu, jangan menatap secara langsung sinar laser.

3. ListrikPada waktu memperbaiki alat atau menyambung kabel, arus listrik harus diputuskan lebih dulu. Jika ada yang terkena kejutan listrik, sumber arus harus segera diputuskan. Jangan menyentuh orang yang terkena kejutan listrik sebelum arus diputuskan. Kabel-kabel jangan dibiarkan bergantungan atau berserakan di lantai. Kawat pada ujung

Pengelolaan Laboratorium Page 4

kabel harus terikat erat dengan terminalnya. Jangan memegang kabel atau kontak listrik dengan tangan yang basah. Kapasitor dapat menimbulkan kejutan listrik bila dipegang, walaupun arus listriknya sudah diputus. Karena itu sebelum digunakan muatannya harus dibuang dulu dengan membuat arus pendek.Semua alat baru harus diperiksa dulu sebelum digunakan untuk meyakinkan apakah pada khasisnya tidak terjadi hubungan pendek.

4. Silinder (tabung) gasLetakkan silinder gas dalam keadaan berdiri (vertikal) dan diikat pada alasnya, atau ditidurkan dengan diberi ganjal agar tidak tergulir.Periksalah lebih dahulu klep silinder gas yang baru datang dari agen, jika bocor kembalikan ke tempat agen penjualnya dan jangan berusaha untuk memperbaikinya. Sebelum digunakan pasanglah regulator pada klepnya untuk mengatur tekanan gas keluar dari silinder. Tanpa regulator tekanan gas yang keluar dari silinder akan seperti jet dengan tekanan yang sangat besar. Pipa saluran gas yang bocor akan merupakan sumber terjadinya bahaya keracunan dan kebakaran. Pipa saluran gas ini harus selalu sering diperiksa, bila perlu mengundang ahlinya untuk memperbaikinya. Ketajaman hidung untuk membau gas yang bocor ini merupakan alat yang sangat berguna untuk mencegah terjadinya bahaya. Selain silinder gas yang berisi elpiji yang bentuknya khusus, terdapat pula silinder gas yang berisi gas hidrogen, oksigen, nitrogen, karbon dioksida, klor, dan astilen. Berilah tanda masing-masing silinder ini supaya tidak keliru satu dengan yang lain.

5. ApiApi yang kecil sangat kita butuhkan di laboratorium sebagai sumber panas untuk memanasi atau membakar suatu zat. Tetapi jika api yang kita butuhkan ini membesar akan dapat menimbulkan bahaya kebakaran. Karena itu perlakukanlah api di laboratorium dengan sangat hati-hati. Api dan benda panas lainnya, selain menyebabkan bahaya kebakaran juga menyebabkan luka bakar. Sumber bahaya kebakaran berasal dari pembakaran spiritus, pembakaran bensin, percikan listrik, benda yang panas, dan zat pengoksidan. Jauhkan zat yang mudah terbakar seperti etil, alkohol, metanol, aseton, asetaldehida, benzena, eter, petroleum eter, dan karbon disulfida dari benda-benda di atas. Simpanlah zat yang mudah terbakar ini agar tidak melebihi 500ml.Jangan membuang benda panas, benda terbakar, atau bahan kimia yang sangat reaktif di tempat sampah. Logam natrium dan kalium bereaksi kuat dengan air menghasilkan percikan api. Jika sisa logam ini dibuang di tempat bak cuci atau di tempat sampah yang basah akan

Pengelolaan Laboratorium Page 5

menimbulkan kebakaran. Fosfor putih di udara akan terbakar dengan sendirinya sambil menghasilkan asap putih dan gas fosfin yang sangat beracun. Karena itu fosfor putih selalu disimpan terendam dalam air. Jika sisa fosfor dibuang di tempat sampah, selama fosfor itu masih basah tidak akan berbahaya, tetapi nanti jika sudah kering akan menyebabkan kebakaran. Jangan memanasi zat cair yang mudah menguap dan mudah terbakar dengan api telanjang, panaskan dengan menggunakan penangas air. Eksperimen yang menggunakan sumber panas jangan ditinggalkan, harus diawasi terus menerus. Sebelum meninggalkan laboratorium, periksalah apakah semua api sudah dipadamkan, kran gas dan air sudah ditutup, kontak listrik sudah dicabut/diputuskan, dan lampu sudah dipadamkan.

1.2. Perawatan Laboratorium1.2.1. Perawatan Laboratorium dan Alat Kimia SMA

Kebersihan didalam laboratorium termasuk bagian terpenting dalam mendukung proses pembelajaran. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengelola/ merawat kebersihan laboratorium adalah:

1. Ruangan laboratorium pada umumnya dalam pembersihannya harus dijaga seperti kebersihan lantai, meja praktikum, lemari asam, keran-keran air, dll.

2. Pembuangan bahan kimia sisa praktikum harus seminimal mungkin, berdasarkan hal tersebut maka laboran harus berkoordianasi dengan pengelola laboratorium dan guru mata pelajaran, harus memiliki komitmen untuk merancang suatu praktikum dengan bahan kimia seminimal mungkin sehingga akan mengurangi polusi dan dapat menjaga lingkungan.

3. tersedia tempat sampah untuk menampung sisa sampah yang tidak mengandung bahan kimia, seperti kertas, tissue dan lainnya. Tempat sampah harus disediakan lebih dari satu buah dan diletakkan pada tempat yang tidak menghalangi lalu lintas keluar masuk laboratorium serta faasilitas alat-alat kebersihan umum seperti sapu, alat pembersih lantai, alat pembersih debu, kain lap, kain pel, serokan sampah, dan lainnya minimal harus tersedia lebih dari satu set pada setiap laboratorium.

4. Kebersihan laboratorium kimia juga dipengaruhi oleh ventilasi dan pencahayaan, oleh karena itu seharusnya dijaga agar ruang laboratorium memiliki pencahayaan dan

Pengelolaan Laboratorium Page 6

sirkulasi udara yang baik sehingga tidak lembab dan berjamur.

5. Menjaga kebersihan laboratorium juga harus ditekankan menjadi tanggung jawab bersama, sehingga setiap selesai pembelajaran praktikum setiap siswa/praktikan dibiasakan untuk membersihkan meja kerja yang digunakannya dan mengembalikan alat pada keadaan bersih. Pembiasaan ini harus dimulai sejak siswa memasuki laboratorium dan diingatkan kembali secara terus menerus pada setiap pembelajaran, dan secara tertulis harus tercantum pada tatatertib laboratorium.

Beberapa hal yang juga harus diperhatikan dan ditanamkan pada siswa dalam menjaga kebersihan laboratorium adalah sebagai berikut:

a) Setiap siswa harus menjaga area tempat kerja/ meja laboratorium dan sekitarnya bersih dan bebas dari barang-barang yang tidak diperlukan untuk eksperimen tersebut.

b) Buatlah area tempat kerja dan sekitarnya tetap bersih dan rapih selama praktikum berlangsung sampai pada akhir praktikum.

c) Jangan menutup saluran wastafel dengan sisa bahan praktikum/kotoran.

d) Jangan melakukan aktivitas yang menghalangi jalan keluar atau peralatan yang berfungsi untuk keadaan gawat darurat.

e) Perhatikan semua alat yang akan digunakan sebelum memulai praktikum, bila ada kerusakan (retak, patah atau lainnya), laporkan pada petugas dan jangan menggunakan peralatan yang rusak untuk praktikum.

f) Tempatkan bahan-bahan kimia sisa pada tabung khusus sesuai dengan lebel yang telah diberikan. Jangan mencampurkan buangan zat-zat kimia sembarangan.

1.2.2. Penyimpanan Peralatan Praktikum Kimia di Laboratorium SMAPerawatan alat sangat terkait dengan cara penyimpanannya. Penyimpanan dengan baik dan benar akan memperkecil kerusakan peralatan kimia tersebut. Dengan demikian perlu diketahui prinsip-prinsip penyimpanan alat kimia dan penggolongannya.

1. Prinsip-prinsip penyimpanan Peralatan Praktikum kimiaa) Alat-alat disimpan berdasarkan kelompok alat,

misalnya berdasarkan jenis bahannya, seperti kelompok peralatan gelas, logam, kayu, karet, actor, dan porselen.

Pengelolaan Laboratorium Page 7

b) Alat-alat disimpan berdasarkan frekuensi penggunaannya (sering digunakan dan jarang digunakan). Alat yang intensitas penggunaannya tinggi dipisahkan agar mudah dalam persiapan.

c) Alat-alat khusus disimpan dalam lemari/tempat khusus karena sifat alat yang rentan terhadap actor luar/ sensitif dan mahal harganya.

2. Penggolongan Alat Praktikum KimiaUntuk memudahkan perawatan/pemeliharaan alat praktikum kimia maka perlu penyimpanan alat-alat tersebut berdasarkan bahan dasar dari alat-alat tersebut. Di laboratorium kimia alat-alat praktikum kimia dikelompokkan kedalam 6 golongan, yaitu:

Golongan I: Alat-alat yang terbuat dari bahan glass/kaca, seperti: tabung reaksi, batang pengaduk, glass kimia, erlenmeyer, glass ukur, labu ukur, corong.

Silinder ukur kaca Labu Erlemeyer

Pengelolaan Laboratorium Page 8

Labu ukur Sel Konduktifitas dan Tabung U

Gelas kimia

Golongan II: Alat-alat yang terbuat dari besi, contoh: pembakar, tang cawan, kawat kasa, ring besi, klem pemegang, klem buret, penjepit tabung, sikat tabung, pemadam kebakaran, dsb

Tang cawan Statif, klem buret

Golongan III: Alat-alat yang terbuat dari kayu, contoh: rak tabung, rak pipet volumetri, rak buret, penjepit tabung, dsb.

Pengelolaan Laboratorium Page 9

Rak tabung reaksi dan Penjepit tabung reaksi

Golongan IV: Alat-alat yang terbuat dari bahan porselen, contoh: cawan penguap, lumpang dan alu, bak pembakaran porselen, segitiga, tungku listrik, pelat tetes, dsb.

Pelat tetes Lumpang dan Alu Cawan penguap

Golongan V: Alat-alat yang terbuat dari plastik, contoh: pompa suntik (siringe), gelas kimia plastik, gelas ukur plastik, botol semprot, selang plastik, dst

botol semprot

Pengelolaan Laboratorium Page 10

Golongan VI: Alat-alat kimia yang memerlukan penyimpanan khusus Contoh: buret, thermometer, neraca, spektrofotometer, dsb.

Neraca

1.2.3. Perawatan/Pemeliharaan Alat- Alat Praktikum KimiaKeberhasilan suatu percobaan kimia tergantung pada

ketelitian bekerja dan penggunaan alat-alat yang bersih. Alat –alat yang bersih sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan percobaan. Gelas ukur, pipet, buret yang kotor dapat menghasilkan pengukuran yang salah. Biasakan alat-alat yang berada di dalam laboratorium disimpan secara rapih dan dalam keadaan bersih. Biasakan membersihkan alat-alat segera setelah dipakai. Umumnya, alat-alat yang baru dipakai mudah dibersihkan. Alat-alat kaca seperti tabung reaksi, gelas ukur, gelas kimia, labu Erlenmeyer, dan pipet setelah dipakai dapat dibersihkan dengan larutan detergen atau air sabun, kemudian dibilas dengan air leding. dalam beberapa hal alat-alat ini perlu lagi dibilas dengan air suling. Alat-alat kaca yang mengandung sisa-sisa zat kimia bila tidak segera dibersihkan dapat menyebabkan noda-noda pada kaca tersebut sukar atau tidak dapat dibersihkan dengan larutan detergen atau air sabun. Makin lama noda melekat pada kaca, makin sukar noda itu dibersihkan.

Cara perawatan alat praktikum kimia, didasarkan pada sifat bahan dasar alat tersebut dan kemudahan rusaknya konstruksi atau rangkaian alat. Perawatan alat-alat Praktikum kimia,antara lain:

a. Alat-alat praktikum kimia pada umumnya terbuat dari bahan glass/kaca. Agar alat-alat ini siap pakai, alat harus dalam keadaan bersih. Untuk mendapatkan alat kaca/glass yang bersih maka diperlukan perawatan yang teratur, yang meliputi pengecekan, penyimpanan yang teratur dan benar, juga

Pengelolaan Laboratorium Page 11

pencucian dan pengeringan alat tersebut. Oleh karena itu cucilah segera setelah digunakan. Alat-alat kaca yang tidak terlalu kotor dapat dibersihkan dengan pencucian biasa dengan menggunakan air dan sedikit detergen.

b. Alat-alat pratikum Kimia yang memerlukan perawatan Khusus

1. BuretBiasanya kerusakan pada buret yang ditemukan di sekolah adalah patah (sumbing) pada bagian ujung tuas atau patah di tengah karena tidak hati-hati pada waktu penggunaan dan pencucian buret. Untuk cara menangani masalah kerusakan ialah:

o Bila buret patah pada bagian tengahnya atau

sumbing pada bagian atasnya, tidak dapat lagi diperbaiki, oleh karena itu hendaknya selalu berhati-hati pada saat memasang buret pada klem dan pada waktu pencucian.

o Keran buret (stop cock) yang patah tidak

dapat diperbaiki, harus diganti dengan yang baru. Untuk menghindari keran buret yang macet setelah dibersihkan hendaknya keran diolesi dengan vaselin.

o Untuk menghindari kotoran pada buret dapat

dilakukan pencucian dengan baik. Agar buret selalu bersih, setelah digunakan harus segera dibersihkan, dikeringkan, dan disimpan dengan cara yang benar ditempatnya.

Pengelolaan Laboratorium Page 12

Buret2. Perawatan Neraca

Dalam menggunakan neraca pasti memliki kendala seperti tidak seimbang dan Piring neraca kotor (terkontaminasi zat atau terkena tumpahan zat atau berlemak). Adapun cara mengatasinya yaitu:

i. Memutar-mutar sekrup sampai penunjuk pas pada garis keseimbangan

ii. Mengurangi atau menambah peluru yang ada di bagian bawah piring.

Pengelolaan Laboratorium Page 13

Piring neraca kotor dapat dibersihkan dengan air hangat yang mengandung detergen. Untuk menghindari piring neraca terkontaminasi dengan zat , maka pada waktu menimbang gunakan botol timbang jangan sekali-kali menimbang zat tanpa alas.

3. Perawatan TermometerDalam menggunakan thermometer pasti akan terdapat masalah-masalah seperti Termometer pecah saat akan diambil/digunakan dll. Untuk mengatasi masalah tersebut ialah:

Untuk menjaga agar thermometer tidak terjatuh saat diambil,pada ujung atas thermometer hendaknya diberi benang (benang kasur atau tali raffia).

Pada waktu termometer dpakai mengukur suhu cairan, termometer hendaknya tidak digunakan sebagai pengaduk. Ketika digunakan untuk mengukur suhu cairan, bola thermometer tidak disentuhkan pada dasar wadah.

Termometer hendaknya disimpan dalam bungkusnya berupa selubung (plastik) atau pada kotaknya yang terbuat dari dos. Simpan thermometer secara horizontal dilemari atau laci.

1.2.4. Perawatan dalam penyimpanan Bahan/zat Kimia di Laboratorium SMAPenyimpanan dan pelabelan pada kemasan/wadah bahan kimia merupakan salah satu bagian dari perawatan bahan/zat kimia. Senyawa kimia yang bersifat karsinogenik di laboratorium merupakan masalah yang perlu dipecahkan, karena sifatnya yang berbahaya. Langkah yang harus ditempuh dalam penanganan

Pengelolaan Laboratorium Page 14

bahan kimia berbahaya salah satu caranya penyimpanan dengan benar dan pemberian label pada kemasan/wadah bahan kimia tersebut. Dalam Prinsip-prinsip Penyimpanan Bahan/Zat Kimia:

Zat atau bahan kimia hendaknya disimpan secara terpisah dari peralatan. Penyimpanan zat secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok zat organik dan zat anorganik. Apabila fasilitas lemari cukup banyak, zat-zat kimia dapat berdasarkan sifat fisik dan kimianya, misalnya kelompok zat padat, cair; kelompok asam, basa, garam, kelompok pengoksidasi, dan kelompok yang mudah terbakar.

Selain dikelompokkan berdasarkan pertimbangan di atas, bahan kimia dapat juga disimpan berdasarkan:

Bahan- bahan kimia yang sering dipakai. Bahan-bahan kimia yang boleh diambil sendiri oleh siswa, seperti larutan- larutan encer dari beberapa garam, asam dan basa. Bahan yang jarang dipakai.

Untuk menjaga zat kimia dari kerusakan perlu diperhatikan hal-hal berikut.

Semua wadah yang berisi zat kimia harus tertutup rapat dan diberi label yang menyatakan nama zat dan sifat penting dari (berupa spesifikasi) zat tersebut. Berikut contoh penyimpanan zat kimia.

Zat-zat yang mudah menguap atau mudah terbakar disimpan di tempat sejuk, ruang berventilasi baik, dan terhindar dari cahaya langsung.

Zat-zat yang peka terhadap cahaya, seperti besi (II) Sulfat, berupa kristal berwarna hijau muda, akan segera berubah menjadi besi (III) sulfat, berupa kristal yang berwarna coklat muda. Hal ini disimpan di tempat yang tidak terkena cahaya langsung dan dalam wadah berwarna gelap, seperti gambar berikut

Zat-zat pengoksidasi jangan disimpan dekat zat yang mudah teroksidasi.

Asam-asam pekat sebaiknya disimpan di lemari asam dan jauh dari sumber panas.

Zat-zat yang bersifat racun disimpan terpisah dari zat lain di dalam lemari terkunci. Zat-zat kimia tertentu, jika botolnya tidak tertutup rapat akan menghasilkan uap yang dapat mencemari udara di laboratorium dan reaksi uap-uap

Pengelolaan Laboratorium Page 15

tersebut dengan zat kimia lainnya dapat merusak alat-alat dari logam.

Pengelolaan Laboratorium Page 16

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN

1.1. KesimpulanAdapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Laboratorium merupakan tempat steril yang digunakan untuk melakukan praktikum, penelitian serta pengamatan dengan tujuan untuk menghasilkan produk atau hasil yang akurat dan berdasarkan fakta.

2. Tata tertib laboratorium merupakan segala sesuatu tindakan yang harus dipatuhi yang di buat dengan kesepakatan bersama.

3. Ada 3 laboratorium yang biasanya digunakan oleh para praktikan, yaitu Laboratorium BiologiLaboratorium KimiaLaboratorium FisikaLaboratorium Komputer

4. Di dalam laboratorium juga terdapat alat-alat dan bahan-bahan praktikum yang mendukung berjalannya praktikum dengan baik.

5. Beberapa contoh tata tertib laboratorium yang harus dipatuhi oleh para praktikan:Tidak boleh makan dan minumDilarang merokokMenggunakan jas LAB

Pengelolaan Laboratorium Page 17

DAFTAR PUSTAKA

http://psma.kemdikbud.go.id/files/Buku_Perawatan_Alat_Lab_Kimiahttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Pengelolaan alat dan bahan di laboratorium kimiahttp://unnes.ac.id/files/tmp/ manajemen laboratorium kimia organik http://word-to-pdf-converter.netHimpunan Kimia Indonesia.2011.Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia.Bandung: Nasional Research Council of the National Academishttp://nap.adu

Pengelolaan Laboratorium Page 18