ISI USULAN PKL
description
Transcript of ISI USULAN PKL
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Urea merupakan produk penting industri petrochemical. Yang mana
produksi dan konsumsinya mengalami kenaikan terus-menerus. Produksi tahunan
urea dunia jumlahnya lebih dari 100 juta ton, yang mana jumlah berlimpah
digunakan sebagai pupuk mineral (IFA dan IFDC, 2003). Kapasitas produksi yang
besar ini mengharuskan konsumsi energi dan bahan baku yang luas di semua area.
Istilah "material mentah" berarti tidak hanya dasar reaktan amonia dan karbon
dioksida yang sangat diperlukan untuk sintesis urea tetapi juga air sebagai utilitas
penting setiap proses skala besar yang menggunakannya sebagai reaktan atau
pemanas atau chiller atau dalam bentuk uap. Selain efek dari amonia, karbon
dioksida dan urea yang dilepaskan dari pabrik, efek lainnya yaitu konsumsi energi
yang banyak dan memiliki dampak negatif bagi lingkungan dan ekonomi. Catatan
terperinci pada produksi urea dengan penekanan pada energi efisiensi energi dapat
ditemukan di Fabek's Master's thesis (Fabek, 2005).
Pabrik urea diamati telah beroperasi sejak tahun 1983 berdasarkan lisensi
proses pelepasan CO2 Stamicarbon. Sejauh ini belum ada perbaikan proses utama
dalam hal penyimpanan utilitas. Pada bagian ini pabrik melepaskan ke lingkungan
hampir 800 ton/hari limbah tercemar yang tak berguna dengan mudah, begitu
berarti, jumlah urea dan amonia. Menjadi percuma, limbah ini tidak dapat
digunakan kembali dalam setiap segmen produksi urea (Matijasevic et al, 2009).
1
PT Pupuk Kujang di Desa Dawuan, Cikampek, Jawa Barat, Perkembangan
pabrik dimulai pada awal bulan juli 1976. Bulan Oktober flushing dan start up
dari pabrik sehingga pada tanggal 7 November 1978 pabrik amonia sudah
menghasilkan produksi yang pertama. Pabrik pupuk kujang mulai berproduksi
dengan kapasitas terpasang, yaitu:
a. 1000 ton/hari (330.000ton/tahun) pabrik ammonia,
b. 1925 ton/hari (570.000 ton/tahun) pabrik urea,
c. 30 ton/hari (9.900 ton/tahun) hasil samping dari NH3.
Pada tanggal 12 Desember 1978 pabrik Pupuk Kujang diresmikan oleh
Presiden Soeharto. PT Pupuk Kujang mulai beroperasi secara komersial pada
tanggal 1 April 1979. Produk Utamanya adalah pupuk urea 46% N dengan hasil
sampingan NH3, oksigen (www.pupuk kujang.co.id).
B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan di PT. Pupuk Kujang
Cikampek adalah:
1. Mengetahui gambaran umum perusahaan yang bersangkutan.
2. Mengetahui dan mempelajari proses pengolahan limbah pupuk terpadu di PT.
Pupuk Kujang dari proses produksi pupuk hingga pada bagian pengolahan
limbah.
3. Mengetahui dan mempelajari alat-alat yang digunakan pada proses
pengolahan limbah pupuk terpadu.
2
4. Mengetahui dan mempelajari limbah apa saja yang dihasilkan dari pengolahan
limbah pupuk terpadu serta penanganannya.
C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan
Manfaat yang diharapkan dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan di PT.
Pupuk Kujang, Cikampek adalah :
1. Mengetahui dan memahami gambaran umum perusahaan yang bersangkutan.
2. Mengetahui dan memahami proses pengolahan limbah pupuk terpadu yang
ada di PT Pupuk Kujang dari proses produksi pupuk hingga pada bagian
pengolahan limbah.
3. Mengetahui dan memahami alat-alat yang digunakan pada proses pengolahan
limbah pupuk terpadu.
4. Mengetahui dan memahami limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan
limbah pupuk terpadu dan penanganan terhadap limbah tersebut.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pupuk Urea
Pemupukan bertujuan mengganti unsur hara yang hilang dan menambah
persediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan produksi
dan mutu tanaman. Ketersediaan unsur hara yang lengkap dan berimbang yang
dapat diserap oleh tanaman merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan dan
produksi tanaman (Nyanjang, 2003). Pupuk urea adalah pupuk kimia yang
mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur nitrogen merupakan zat hara
yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal
berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, urea termasuk pupuk yang
higroskopis (mudah menarik uap air). Pada kelembapan 73%, pupuk ini sudah
mampu menarik uap air dari udara. Oleh karena itu, urea mudah larut dalam air
dan mudah diserap oleh tanaman. Apabila diberikan ke tanah, pupuk ini akan
mudah berubah menjadi amoniak dan karbondioksida. Padahal kedua zat ini
berupa gas yang mudah menguap. Sifat lainnya ialah mudah tercuci oleh air dan
mudah terbakar oleh sinar matahari ( Murbandono, 2005).
Pupuk N memegang peranan penting dalam peningkatan produksi tanaman
seperti padi sawah, sedangkan sumber pupuk N yang utama adalah urea. Namun,
tanaman menyerap hanya 30% dari pupuk N yang diberikan (Dobermann, 2000).
Efisiensi pemakaian pupuk N di lahan, contohnya padi sawah dapat
dimaksimalkan dengan jalan pemupukan tepat-waktu yaitu disesuaikan dengan
tahapan perkembangan tanaman padi dimana puncak kebutuhan nutrisi N terjadi,
4
dan dengan cara penempatan pupuk dalam tanah (Mutert dan Fairhurst, 2002).
Efisiensi penggunaan hara pupuk adalah bagian yang sangat penting dalam sistem
usahatani padi sawah intensif untuk menghasilkan efisiensi agronomi,
peningkatan efisiensi ekonomis dan dampak positif bagi kelestarian fungsi
lingkungan (Siregar, 2011).
Ciri-ciri pupuk Urea:
1. Mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi.
2. Berbentuk butir-butir kristal berwarna putih.
3. Memiliki rumus kimia NH2 CONH2.
4. Mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air
(higroskopis).
5. Mengandung unsur hara N sebesar 46%.
6. Standar SNI-02-2801-1998.
Unsur hara nitrogen dikandung dalam pupuk urea sangat besar kegunaannya
bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya :
1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau
daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses
fotosintesa.
2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-
lain)
3. Menambah kandungan protein tanaman
5
4. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura,
tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan.
5. Dengan pemupukan yang tepat dan benar (berimbang) secara teratur, tanaman
akan tumbuh segar, sehat dan memberikan hasil yang berlipat ganda dan tidak
merusak struktur tanah.(www.pusri.co.id)
Proses pembuatan urea pada industri dibuat dengan bahan baku gas CO2
dan liquid NH3 yang disupply dari Pabrik amonia. Proses pembuatan Urea
tersebut dibagi menjadi 6 unit, yaitu:
1. Sintesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik urea untuk mensintesa
dengan mereaksikan NH3 cair dan gas CO2 di dalam urea reaktor dan ke dalam
reaktor ini dimasukkan juga larutan recycle carbonat yang berasal dari bagian
recovery. Tekanan operasi proses sintesa adalah 175 kg/cm2. Hasil sintesa urea
dikirim ke bagian purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbomat dan
kelebihan amonianya setelah dilakukan stripping oleh CO2.
2. Dekomposisi Unit
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amoniak di unit
sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan pemanasan
dengan 2 langkah penurunan tekanan, yaitu pada 17 kg/cm2 dan22,2 kg/cm2.
Hasil penguraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirm ke bagian recovery sedangkan
larutan urea dikirim ke bagian kristaliser.
6
3. Konsentrasi Unit
Larutan urea dari unit purifikasi dikristalkan di bagian ini secara vakum kemudian
kristal urea dipisahkan di pemutar sentrifugal. Panas yang diperlukan
untuk menguapkan air diambil dari panas sensibel larutan urea maupun panas
kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi urea slurry ke HP absorber
dari recovery.
4. Prilling Granulation Unit
Kristal urea kluaran pemutar sentrifugal dikeringkan sampai menjadi 99,8% dari
berat dengan udara panas kemudian dikirmkan ke bagian atas prilling tower untuk
dilelelehkan dan didistribusikan merata ke distributor, dan dari distributor
dijatuhkan ke bawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan
produk urea butiran (prill). Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt
conveyor.
5. Recovery Unit
Gas amoniak dan gas karbon dioksida yang dipisahkan di bagian purifikasi
diambil kembali dengan 2 langkah absorbsi dengan menggunakan mother liquor
sebagai absorben kemudian di recycle kembali ke bagian sintesa.
6. Waste Water Treatment Unit
Uap air yang menguap dan terpisahkan di bagian kristaliser didinginkan dan
dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3 dan CO2 kemudian diolah dan
dipisahkan di stripper dan hidroliser. Gas CO2 dan gas NH3 dikirim kembali ke
bagian purifikasi untuk direcover sedang air kondensatnya di kirim ke utilitas
(www.pursi.coi.id).
7
Gambar 1. Skema Pembuatan Pupuk Urea (www.pupukkaltim.com).
B. Pengolahan Limbah
Limbah selalu dikaitkan dengan aktivitas manusia dan merupakan
sampingan yang terdapat dalam setiap proses perkembangannya. Hari ini,
kuantitas yang kritis dan keragaman limbah yang dihasilkan oleh industri dan kota
menimbulkan risiko serius bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Menjadi
suatu yang penting supaya menciptakan kesadaran di kalangan pengusaha,
8
Sintesis
Prilling
NH3CO2
Urea, inert NH3,CO2, H2O
Kalor Urea, inert NH3, CO2, H2O
Karbonat
H2O
Pendinginan
Kalor
Urea prill
Kalor
NH3, CO2, H2O
Pemulihan
Pengolahan Air LimbahKonsentrasi
Proses Kondensat
Urea
Dekomposisi
produsen, lokal, otoritas dan sebagainya. Teknologi yang bervariasi berkembang
untuk mengobati dan mendaur ulang limbah dan mengubahnya menjadi kekayaan.
Eksploitasi sewenang-wenang sumber daya alam dan ketidaktahuan dampak
buruknya telah mengakibatkan peningkatan yang mengkhawatirkan pencemaran
lingkungan bersama urbanisasi, industrialisasi dan mengubah praktek-praktek
pertanian. Berlawanan dengan kepercayaan populer, pencemaran lingkungan
khususnya di negara-negara berkembang, tidak sebanyak yang disebabkan oleh
emisi industri atau limbah nuklir yang disebabkan oleh kehidupan sehari-hari
manusia, karena polusi industri terkonsentrasi di kota-kota besar dan kota-kota
tertentu, yang dapat diperintahkan untuk ditutup tetapi tidak ada tindakan dapat
diambil untuk larangan polusi manusia yang terjadi di semua tempat. Hasil
limbah padat, limbah cair dan limbah kotoran manusia yang dihasilkan
menimbulkan cemaran paling menakutkan dan luas dari semua masalah
lingkungan. Pembuangan limbah yang terus-menerus menjadikan terjadinya
penimbunan limbah, sehingga membutuhkan Pengelolaan limbah berbahaya yang
tepat (Haghi, 2010).
Peraturan pemerintah nomor 74 tahun 2001 tentang pengelolaan bahan
berbahaya dan beracunbahwa dengan meningkatnya kegiatan pembangunan di
berbagai bidang terutama bidang industri dan perdagangan, terdapat
kecenderungan semakin meningkat pula penggunaan bahan berbahaya dan
beracun bahwa sampai saat ini terdapat beberapa peraturan perundang-undangan
yang mengatur pengelolaan bahan berbahaya dan beracun, akan tetapi masih
belum cukup memadai terutama untuk mencegah terjadinya pencemaran dan atau
9
kerusakan lingkungan hidup bahwa untuk mencegah terjadinya dampak yang
dapat merusak lingkungan hidup, kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya
diperlukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun secara terpadu sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; bahwa berdasarkan
pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c serta
untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (3) Undang-undang Nomor 23
Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, perlu menetapkan Peraturan
Pemerintah tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah
bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkandan atau merusak
lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengelolaan B3 adalah
kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan,
menggunakan dan atau membuang B3. Pengaturan pengelolaan B3 bertujuan
untuk mencegah dan atau mengurangi risiko dampak B3 terhadap lingkungan
hidup, kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya (PP No 74, 2001).
Pada pengolahan limbah pupuk urea di industri – industri sebagian besar
dilakukan secara terpadu karena banyak bahan yang harus di proses secara
terpisah seperti anomiak (NH3), Ni, Zn, Cu, Fe, Mo, Co dan sebagainya. Yaitu
seperti pengoalahan limbah cair, padat, dan gas. PT Pupuk Kujang (Annual
Report, 2009) mengelola dan memanfaatkan limbah cair dan limbah padat dalam
kaitannya dengan penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) untuk
10
meningkatkan program pemeringkatan (PROPER) kinerja bidang lingkungan.
Berikut pengeloan limbah pada industri urea :
1. Limbah cair
Urea adalah senyawa kimia berbasis nitrogen yang disintesis dari reaksi
antara ammoniadengan karbon dioksida pada kisaran temperatur dan tekanan
tertentu. Untuk memproduksi setiap ton urea dibutuhkan air sebanyak 12 m3
dan menghasilkan limbah cair sebesar 2,3 m3 (Swaminathan et al.,2005). G
Urea adalah senyawa kimia berbasis nitrogen yang disintesis dari reaksi
antara ammonia dengan karbon dioksida pada kisaran temperatur dan tekanan
tertentu. Untuk memproduksi setiap ton urea dibutuhkan air sebanyak 12 m3
dan menghasilkan limbah cair sebesar 2,3 m3 (Swaminathan et al, 2005).
Limbah cair yang dihasilkan ini mengandung amonium, karbon dioksida dan
urea. Biasanya dalam aliran limbah, kandungan amonium berkisar antara 2–
9% berat limbah, karbon dioksida 0,8–6% berat limbah dan urea 0,3–1,5%
berat limbah (Van Baal, 1996) Limbah ini berasal dari sejumlah unit yang
terdapat dalam plant urea yang dibuang ke tempat penampungan dan
pengolahan limbah. Limbah ini membutuhkan pengolahan agar tidak
mencemari lingkungan dan dapat digunakan sebagai reuse fresh water pada
urea plant (Rahimpour dan Mottaghi, 2010). Berikut tahapan pengolahannya :
a. Limbah cair mengandung amoniak dan urea berasal dari pabrik
amoniak dan pabrik urea.
b. Limbah cair mengandung minyak berasal dari compressor dan
pompa.
11
c. Limbah cair mengandung asam/basa berasal dari unit
Demineralisasi.
d. Limbah Cair mengandung Lumpur berasal dari pengolahan air.
e. Limbah Sanitasi mengandung suspended solid, BOD dan
Koliform.
2. Limbah padat dan debu
Debu urea adalah butiran halus dari segala macam ukuran yang keluar
melalui puncak Menara Pembutir (prilling tower) atau unit granulator ke
udara sekitar sebagai emisi, hasil reaksi dari pembentukan urea di pabrik urea
adalah sebagai berikut :
2 NH3 + CO2 CO(NH2) + H20 (NH3)CO(ONH4)
Urea yang terbentuk dari reaksi tersebut berupa urea melt yang kemudian
dibutirkan di menara pembutir.Urea melt tersebut jatuh bebas dari ketinggian
lebih dari 50 meter dan dari bawah dihembuskan udara pendingin dari
Blower, maka urea melt tersebut menjadi padat, berbentuk amorf dan disebut
Urea prill. Butiran urea yang ukurannya kecil (diatas 19 mesh) terbawa oleh
udara keluar dari Menara Pembutir sebagai emisi debu urea. Pada unit
granulator terjadinya urea padat melalui proses getaran, goyangan dan
bubbling udara sehingga terbentuk urea granule yang ukurannya lebih besar
dari pada urea prill, sedangkan butiran urea yang halus yang keluar dari
granulator akan terbawa oleh udara dari bubbling sebagai emisi debu urea
(Rachman, 2006). Berikut pengolahan limbahnya :
12
a. Limbah katalis bekas berasal dari pabrik amoniak yang mengandung
oksida-oksida dari : Ni, Zn, Cu, Fe, Mo, Co. Diatasi dengan
penyimpanan sementara ditempat yang aman kemudian dijual
kembali.
b. Limbah Debu urea berasal dari unit pengantongan. Diatasi dengan
pemasangan peralatan dust collector, dehumidifier dan exhaust fan,
urea dust dan waste dilarutkan kembali kemudian direcycle.
3. Limbah gas dan kebisingan
Limbah gas yang berpotensi menjadi polusi udara adalah uap asam
amoniak (NH3). Limbah gas ini dihasilkan oleh menara pembutir dan
sintesa pabrik amoniak. Pada pabrik pupuk gas amoniak dapat di olah
kembali dan menjadi bahan baku lagi ketika sudah di tanggulangi dengan
Pure Gas Recovery. Pure Gas Recovery merupakan unit pengolah gas
buang dari pabrik amoniak. Dalam pabrik pupuk juga terdapat beberapa
pabrik dan salah satunya adalah pabrik amonik yang berfungsi untuk
menghasilkan amoniak yang digunakan sebagai bahan baku pupuk. Untuk
emisi gas NH3 dan debu yang dihasilkan oleh menara pembulir akan
ditanggulangi dengan dust separator system wet scrubber. Berikut
pengolahan limbahnya :
a. Limbah gas buang / stack gas berasal dari emisi boiler-boiler dan
reformer dari pabrik utilitas dan pabrik amoniak. Diatasi dengan
pengoperasian boiler sesuai SOP dan pembakaran gas alam dengan
oksigen berlebih.
13
b. Emis gas NH3 dan debu urea berasal dari bagian atas menara
pembutir.
c. Diatasi dengan pengendalian urea dust separator system wet scrubber
dan penggantian filter secara kontinyu.
d. Limbah gas buang (Purge gas) yang berasal dari daur sintesa pabrik
amoniak diatas dengan memasang Unit Hydrogen Recovery untuk
memisahkan NH3 dan H2.
e. Sumber kebisingan yang berasal dari pabrik utilitas, pabrik amoniak
dan pabrik urea diatasi dengan keharusan setian pekerja memakai
alat penyumbat telinga.
PT Pupuk Kujang menetapkan kebijakan antara lain :
1. Mematuhi persyaratan, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
2. Melaksanakan pengendalian mutu secara terus menerus untuk memenuhi
kepuasan pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
3. Melakukan upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta pencegahan terhadap terjadinya pencemaran limbah yang dihasilkan
oleh pabrik amoniak, pabrik urea, dan pabrik NPK.
4. Melaksanakan pengelolaan lingkungan dan penghematan sumber daya gas
dan air.
5. Melakukan penyempurnaan yang berkelanjutan pada sistem yang ada dan
melaksanakan pengawasan disetiap kegiatan.
6. Kebijakan ini ditinjau secara periodik dan dikomunikasikan kepada seluruh
karyawan, kontraktor, pemasok dan seluruh pihak yang memerlukan.
14
PT Pupuk Kujang Menuju Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
(PROPER) hijau pada pengelolaan lingkungan hijau dalam rangka mewujudkan
PROPER hijau, PT Pupuk Kujang telah mengeluarkan berbagai kebijakan dengan
didukung berbagai upaya nyata yang dapat mendukung kepada pencapaian
tersebut. Berbagai kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan sehubungan dengan
hal tersebut antara lain :
1. Kebijakan pengurangan emisi udara.
2. Kebijakan perlindungan keanekaragaman hayati.
3. Kebijakan efisiensi energi dan konservasi sumber daya alam.
4. Kebijakan pengembangan masyarakat.
5. Kebijakan pengurangan dan Limbah B3 (LB3).
6. Kebijakan pengelolaan limbah padat non B3 (www.pupuk kujang.co.id).
15
III.METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN
A. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di PT. Pupuk Kujang,
Cikampek, Kabupaten Kerawang, Jawa Barat selama 25 hari pada bulan Januari-
Februari 2015.
B. Materi Praktik Kerja Lapangan
Materi yang akan dikaji dalam Praktik Kerja Lapangan ini adalah :
1. Kondisi umum PT. Pupuk Kujang, Cikampek, Kabupaten Kerawang, Jawa
Barat.
2. Proses produksi pupuk hingga menjadi limbah kemudian ke bagian
pengolahan limbah pupuk, ke tempat pengolahannya sampai limbah siap
dibuang kelingkungan atau pun di gunakan untuk kepentingan lain.
3. Cara kerja dan manfaat alat-alat yang digunakan pada proses limbah pupuk
terpadu.
4. Limbah yang dihasilkan dari produksi pupuk hingga proses pengolahan
limbah pupuk terpadu beserta penanganan dari limbah tersebut.
C. Metode Praktik Kerja Lapangan
Kerja praktik yang dilakukan di PT. Pupuk Kujang, Cikampek, Jawa Barat,
adalah dengan menggunakan metode sebagai berikut :
16
1. Berpartisipasi aktif
Berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang diadakan oleh perusahaan.
2. Observasi
Melakukan pengamatan secara langsung di lapangan terhadap objek yang
dikaji untuk memperoleh data yang sesuai dengan kondisi sebenarnya.
3. Jenis dan teknik pengambilan data :
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung, baik melalui
pengamatan ataupun wawancara dengan instansi terkait. Adapun data
primer yang diambil meliputi :
1. Proses produksi pupuk sampai keluar di ruang pengolahan limbah.
2. Mekanisme kerja alat yang ada di ruang pengolahan limbah.
3. Limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan limbah dan
penanganannya.
b. Data sekunder adalah data yang dimiliki oleh perusahaan, pustaka dan
literatur maupun sumber-sumber lain yang mendukung.
17
IV. JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Jadwal pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Jadwal pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
No Kegiatan MingguI II III IV
1. Persiapan dan pengenalan kondisi lingkungan perusahaan.
2. Pengamatan dan pengambilan data primer kegiatan produksi.
3. Pelaksanaan dan Pengambilan data primer dan sekunder di lapang.
4.Melengkapi data untuk persiapan penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Haghi, A.K. 2010. Waste Management. Canada :Nova Science.
Baal van, H. 1996. The environmental impact of a stamicarbon 2000 mtd urea plant. Proceeding of Eighth Stamicarbon Urea Symposium, 4-7.
Dobermann A. 2000. Future Intensification of Irrigated Rice Systems. In: J.E. Sheehy, P.E. Mitchell, B. Hardy, (Eds.). Redesigning Rice Photosynthesis to Increase Yield. Makati City, Philipines/ Amsterdam: International Rice Research Institute/Elsevier. pp. 229-247.
Fabek, R., 2005. Optimizing the synthesis section of urea production plant. Thesis. Masterswork (in Croatian). University of Zagreb. FKIT. Zagreb. pp 8–21.
IFA and IFDC, 2003, Fertilizer feeds the world. Nitrogen Fertilizer Production Technology workshop. Brussels, Belgium.
Matija, et al. 2009. Treatment of wastewater generated by urea production. Faculty of Chemical Engineering & Technology, University of Zagreb.
Murbandono. 2005. Membuat Kompos. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Mutert, E. & T.H. Fairhurst. 2002. Developments in rice production in Southeast Asia. Better Crops Internat. 15: 1-6.
Nyanjang, R., A. A. Salim., Y. Rahmiati. 2003. Penggunaan Pupuk Majemuk NPK 25-7-7 Terhadap Peningkatan Produksi Mutu Pada Tanaman Teh Menghasilkan di Tanah Andisols. PT. Perkebunan Nusantara XII. Prosiding Teh Nasional. Gambung.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun.
PT Pupuk Kujang. 2009. Annual Report.
PT Pupuk Kujang. 2013. http://www.pupuk-kujang.co.id/home . d iakses 18 November 2015.
Pupuk Kaltim. 2013. Skema Pembuatan Pupuk Urea. http://www.pupukkaltim. com/ ina/ skema - pembuatan-pupuk-urea/. diakses 18 November 2015.
19
PUSRI. 2013. Proses Produksi Urea. http://www.pusri.co.id/ina/urea-proses-produksi-urea/ diakses 17 November 2015.
PUSRI. 2013. Tentang Urea. http://www.pusri.co.id/ina/urea-tentang-urea/ . diakses 18 November 2015.
Rahimpour, M. R., Mottaghi, H. R. 2010. Enhancement of urea, amonia and carbon dioxide removal from industrial wastewater using a cascade of hydrolyser–Desorber Loops, Chemical Engineering Journal, 160, 594–606
Rachman, S. 2006. Pengelolaan Emisi Debu Urea Menuju Produksi Bersih ( Studi Kasus Di Pt. Pupuk Kaltim Tbk. Bontang ). Tesis. Program Magister Ilmu Lingkungan. Universitas Diponegoro. Semarang.
Siregar A. & I. Marzuki. 2011. The Efficiency of Urea Fertilization on N uptake and Yield of Lowland Rice (Oryza sativa, L.). Jurnal Budidaya Pertanian. 7: 107-112.
Swaminathan, B., Goshwani, M., Singh, A. K. 2005. Water conservation in Indian fertilizer industry, IFA Technical Committee Meeting, Egypt, 11-13 April.
Tim Penyusun Pedoman PKL dan Skripsi Fakultas Pertanian. 2012. Pedoman Praktik Kerja Lapangan Dan Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
20
Lampiran 1.KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTOJl. Dr. Soeparno Karangwangkal Telp. (0281) 638791 Purwokerto 53123
Laporan Harian Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Nama : Suhartanto NIM : A1H013002Tempat PKL : PT.Pupuk Kujang,Cikampek, Kabupaten Kerawang, Jawa BaratWaktu :
No. Tanggal Kegiatan yang DilakukanParaf
Pembimbing Lapangan
Mengetahui,Pembimbing Lapang Pembuat Laporan
21
(_________________) SuhartantoNIM. A1H013002
Lampiran 2.
BIDANG KAJIAN
I. KONDISI UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
B. Kondisi Wilayah
C. Tujuan Perusahaan
II. SISTEM ADMINISTRASI PERUSAHAAN
A. Struktur Organisasi Perusahaan
B. Ketenaga kerjaan
III.PROSES PENGOLAHAN LIMBAH
A. Tahapan Proses Pengolahan Limbah Pupuk Terpadu
B. Alat-Alat yang Digunakan pada Proses Pengolahan Limbah Pupuk
Terpadu
C. Limbah yang Dihasilkan dari Proses Pengolahan Limbah Pupuk Terpadu
D. Penanganan Limbah dari Proses Pengolahan Limbah Pupuk Terpadu
IV. ANALISIS SWOT
A. Kekuatan (Streangth)
B. Kelemahan (Weakness)
C. Peluang (Opportunity)
D. Ancaman (Threat)
22
Lampiran 3.
FORMAT LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Praktik Kerja Lapangan
C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pupuk Urea
B. Pengolahan Limbah
III. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN
A. Waktu dan Tempat Praktik Kerja Lapangan
B. Materi Praktik Kerja Lapangan5
C. Metode Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
IV. JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
V. KONDISI UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
23
B. Kondisi Wilayah
C. Tujuan Perusahaan
VI. SISTEM ADMINISTRASI PERUSAHAAN
A. Struktur Organisasi Perusahaan
B. Ketenaga kerjaan
VII. PEMBAHASAN
A. Tahapan Proses Pengolahan Limbah Pupuk Terpadu
B. Alat-Alat yang Digunakan pada Proses Pengolahan Limbah Pupuk
Terpadu
C. Limbah yang Dihasilkan dari Proses Pengolahan Limbah Pupuk Terpadu
D. Penanganan Limbah dari Proses Pengolahan Limbah Pupuk Terpadu
VIII. ANALISIS SWOT
A. Kekuatan (Streangth)
B. Kelemahan (Weakness)
C. Peluang (Opportunity)
D. Ancaman (Threat)
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
24