Isi Skripsi Cynthia

download Isi Skripsi Cynthia

of 62

Transcript of Isi Skripsi Cynthia

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan makanan untuk

    melangsungkan kehidupannya agar selalu sehat sehingga dapat melaksanakan

    berbagai kegiatan selama hidupnya. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai jenis

    makanan yang mengandung zat gizi yang cukup dan memilih makanan yang akan

    dikonsumsi karena akan berpengaruh terhadap kesehatan.1

    Secara umum, makanan adalah bahan alamiah yang menjadi sumber kalori

    atau bahan-bahan yang diperlukan untuk berlangsungnya proses kehidupan. Selain

    menyehatkan, makanan juga berfungsi untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan

    perbaikan sel-sel tubuh serta meningkatkan kekebalan tubuh. Pentingnya bahan

    makanan bagi tubuh membuat seseorang harus benar-benar memperhatikan pola

    makan sehari-hari agar tetap sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit.

    Salah satu masalah yang berkaitan dengan perilaku makan adalah kurangnya

    konsumsi buah dan sayur. Konsumsi buah dan sayur sangat penting dalam

    kehidupan sehari-hari karena berfungsi membantu untuk membentuk zat pengatur,

    mengandung zat gizi seperti vitamin dan mineral, memiliki kadar air tinggi,

    sumber serat makanan, antioksidan dan dapat menyeimbangkan kadar asam basa

    tubuh. Berbagai manfaat tersebut dapat mencegah terjadinya berbagai penyakit.

    Apabila terjadi kekurangan dalam mengonsumsi buah dan sayur akan

    menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi seperti vitamin, mineral, serat dan tidak

    seimbangnya asam basa tubuh, sehingga dapat mengakibatkan timbulnya berbagai

    penyakit. 2

    Buah dan sayur merupakan sumber zat gizi mikro (vitamin dan mineral)

    yang diperlukan untuk proses metabolisme tubuh. Disamping itu, buah dan sayur

    adalah salah satu bahan pangan yang banyak mengandung serat yang berguna

    untuk proses pencernaan.3 Vitamin dan mineral memilki fungsi yang sangat

  • 2

    penting yaitu membantu membentuk zat pengatur, pertumbuhan, dan

    pemeliharaan kesehatan. Apabila terjadi defisiensi kedua hal tersebut dapat

    menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh.4

    Prevalensi nasional kurang konsumsi sayur dan buah pada penduduk usia

    remaja adalah 93,6%. Data menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna

    rendahnya konsumsi sayuran dan buah baik laki-laki maupun perempuan, pada

    masyarakat perkotaan dan pedesaan dan pada penduduk miskin dan kaya. 5

    Data Badan Kesehatah dunia (World Health Organization/WHO)

    menyebutkan bahwa konsumsi buah dan sayur penduduk Indonesia hanya 2,5

    porsi per hari dan dalam setahun jumlahnya mencapai 34,55

    kg/kapita/tahun.Sedangkan Food Agriculture Organization (FAO) menyatakan,

    konsumsi buah harus mencapai 73 kg per kapita per tahun dan standar kecukupan

    untuk sehat sebesar 91,25 kg per kapita per tahun.6

    Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang

    mempengaruhi perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja. Penelitian yang

    dilakukan, ditemukan bahwa konsumsi buah dan sayur pada remaja dapat

    dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, faktor internal diantaranya

    karakteristik indisvidu yaitu usia, jenis kelamin dan pendidikan.Sedangkan faktor

    eksternal diantaranya tingkat ekonomi keluarga, pengetahuan gizi, tempat tinggal

    dan lingkungan sosial budaya.7Salah satu kelompok usia yang perlu mendapat

    perhatian dan paling rentan jika kurang mengonsumsi buah dan sayur adalah

    remaja. Data yang diperoleh melalui RISKESDAS (2007) menyatakan prevalensi

    kurang makan buah dan sayur remaja usia 10-14 adalah 93,6 % sedangkan usia

    15-24 adalah 93,8%.5 Nilai ini cukup tinggi dan perlu mendapat perhatian karena

    masa remaja merupakan periode yang penting pada pertumbuhan dan kematangan

    manusia. Penelitian Tylasvky A et all (2004) pada anak usia 8-13 tahun

    menunjukkan bahwa anak yang mengonsumsi lebih dari tiga porsi buah dan sayur

    memiliki area tulang yang lebih besar dibandingkan yang mengonsumsi kurang

    dari tiga porsi sehari.8 Sedangkan penelitian Vatanparast A et all (2005) pada anak

    usia 8-20 tahun juga mendukung hal tersebut, dimana Total-Body Bone Mineral

    Content (TBBMC) anak yang mengonsumsi sepuluh porsi buah dan sayur per hari

  • 3

    48,6 gram lebih tinggi dibanding anak yang hanya mengonsumsi 1 porsi perhari.9

    Berdasarkan data RISKESDAS (2007) pada kelompok usia diatas 10

    tahun di DKI Jakarta memiliki perilaku kurangnya konsumsi sayur dan buah

    sebesar 94,5%5. Maka, perlu diketahui faktor penyebab pada kalangan remaja

    yang berhubungan dengan kurangnya konsumsi sayur dan buah, terutama pada

    remaja di tingkat Sekolah Menengah Atas.

    1.2 Rumusan Masalah

    Apakah pengetahuan dan ekonomi keluarga berhubungan dengan perilaku

    konsumsi sayur dan buah pada remaja SMA?

    1.3 Tujuan

    1.3.1 Tujuan Umum

    Meningkatkan kesadaran pada kalangan remaja pentingnya konsumsi sayur dan

    buah.

    1.3.2 Tujuan Khusus

    a. Mengetahui hubungan antara karakteristik individu, meliputi umur, jenis

    kelamin dan pendidikan terhadap konsumsi sayur dan buah pada remaja SMA.

    b. Mengetahui hubungan antara sosial ekonomi keluarga dengan perilaku

    konsumsi sayur dan buah pada remaja SMA.

    c.Menilai tingkat pengetahuan gizi khususnya asupan sayur dan buah pada remaja

    SMA.

    d. Menilai perilaku konsumsi sayur dan buah pada remaja SMA.

  • 4

    1.4 Hipotesis

    1. Karakterisrik individu berhubungan dengan perilaku konsumsi sayur dan buah

    pada remaja SMA.

    2. Sosial ekonomi keluarga berhubungan dengan perilaku konsumsi sayur dan

    buah pada remaja SMA.

    3. Pengetahuan gizi berhubungan dengan perilaku konsumsi sayur dan buah pada

    remaja SMA.

    1.5 Manfaat Penelitian

    1.5.1 Bagi Ilmu Pengetahuan

    Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan berkenaan dengan

    perilaku konsumsi sayur dan buah khususnya yang terkait pada remaja

    1.5.2 Bagi Profesi Kesehatan

    Profesi yang terkait dapat melakukan upaya promotif dan preventif

    berkenaan dengan masalah perilaku konsumsi sayur dan buah pada remaja

    1.5.3 Bagi Masyarakat

    a. Sebagai tambahan referensi karya tulis penelitian yang berguna

    bagimasyarakat luas di bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat, khususnya

    terkait perilakukonsumsi buah dan sayur.

    b. Diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat terutama

    siswa, orangtua siwa, serta pihak sekolah untuk dapat meningkatkan konsumsi

    sayur dan buah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Perilaku Konsumsi

    2.1.1 Definisi Perilaku Konsumsi

    Perilaku merupakan suatu kegiatan atauaktivitas organisme

    yangbersangkutan, misalnya manusia. Perilaku manusiamempunyai bentangan

    yang sangat luas, mencangkup berjalan, berbicara, bereaksi,mengonsumsi

    makanan dan lain-lain. Bahkan kegiatan internal (internalactivity)seperti berpikir,

    persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Dapatdisimpulkan bahwa

    perilaku adalah berbagai hal yang dikerjakan olehorganisme,baik yang dapat

    diamati secara langsung maupun tidak langsung.10

    Perilaku berbeda dengan pengetahuan dan sikap. Pengetahuan dan sikap

    merupakan bentuk perilaku tertutup (covert) yang bersifat pasif,

    sedangkanperilaku atau tindakan merupakan respon terbuka (overt) yang bersifat

    aktif dan dapat diamati secara langsung. 11

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2003, konsumsi adalah

    suatu kegiatan dari individu untuk memenuhi kebutuhan dirinya, baik

    berupabarang produksi, bahan makanan dan lain-lain. Dalam penelitian ini,

    konsumsi lebih dititikberatkan pada bahan makanan, khususnya konsumsi buah

    dansayur. Jadi, perilaku konsumsi adalah suatu kegiatan atau aktivitas individu

    untuk memenuhi kebutuhannya akan bahan makanan agar terpenuhi kecukupan

    gizi individu tersebut

    2.2 Sayur dan Buah Sayur dan buah merupakan kelompok bahan makanan yang berasal dari

    bahan nabati (tumbuh-tumbuhan). Buah adalah bagian dari tanaman

  • 6

    yangstrukturnya mengelilingi biji dimana struktur tersebut berasal dari indung

    telur atau sebagai fundamen (bagian) dari bunga itu sendiri. Sedangkan

    sayuradalah bahan makanan yang berasal dari tumbuhan. Bagian tumbuhan yang

    dapat dibuat sayur antara lain daun (sebagian besar sayur adalah daun),

    batang(wortel adalah umbi batang), bunga (jantung pisang), buah muda (labu),

    sehingga dapat dikatakan bahwa semua bagian tumbuhan dapat dijadikan bahan

    makanan sayur. 12

    Sebagai Negara tropis, Indonesia sangat kaya akan buah dan sayur. Oleh

    karena itu, patut disayangkan jika konsumsi sayur dan buah masyarakat

    masihrelatif rendah dibandingkan Negara lain yang bukan penghasil sayur dan

    buah. 12

    2.2.1 Penggolongan Sayur dan Buah 10

    a. Penggolongan Sayur

    Berdasarkan bagian tanaman yang dapatdimakan, sayuran dibedakan

    menjadi:

    1) Sayuran daun seperti kangkung, sawi, katuk dan bayam.

    2) Sayuran bunga seperti brokoli dan kembang kol.

    3) Sayuran buah seperti terong, cabe, ketimun dan tomat.

    4) Sayuran biji muda seperti asparagus dan rebung.

    5) Sayuran akar seperti wortel dan lobak.

    6) Sayuran umbi keperti kentang dan bawang.

    Sayuran digolongkan menjadi dua kelompok berdasarkan kandungan

    protein dan karbohidrat, yaitu:10

    1) Sayuran kelompok A

    Mengandung sedikit sekali protein dan karbohidrat. Sayuran ini

    bolehdigunakan sekehendak tanpa diperhitungkan banyaknya. Sayuran

    yangtermasuk kelompok ini adalah: baligo, daun bawang, daun kacang

    panjang,daun koro, daun labu siam, daun waluh, daun lobak, jamur segar,

    oyong(gambas), kangkung, ketimun, tomat, kecipir muda, kol, kembang kol,

  • 7

    labuair, lobak, papaya muda, pecay, rebung, sawi, seledri, selada, tauge,

    tebuterubuk, terong dan cabe hijau besar.

    2) Sayuran kelompok B

    Dalam 1 satuan padanan sayuran kelompok B mengandung 50 kalori,3

    gram protein dan 10 gram karbohidrat. 1 satuan padanan = 100 gramsayuran

    mentah (sayuran ditimbang bersih dan dipotong biasa seperti dirumah tangga) = 1

    gelas setelah direbus dan ditiriskan (sayuran ditakarsetelah dimasak dan

    ditiriskan).Sayuran yang termasuk kelompok ini adalah: bayam, buncis,daun

    ketela rambat, daun kecipir, daun leunca, daunlompong, daun mangkokan, daun

    melinjo, daun pakis, daun singkong, daun pepaya, jagung muda, jantung pisang,

    genjer, kacang panjang, kacangkapri, katuk, kucai, labu siam, labu waluh, nangka

    muda, pare, tekokak danwortel.

    b. Penggolongan Buah

    Berdasarkan ketersediaan di pasar, buah-buahan dapat dibedakan menjadi:

    1) Buah bersifat musiman seperti durian, mangga, rambutan dan lain-lain.

    2) Buah tidak musiman seperti pisang, nanas, alpukat, papaya, semangka danlain-

    lain. Sedangkan berdasarkan prioritas pengembangan, pembagian buah-buahan

    menjadi:

    1) Buah prioritas nasional yang meliputi jeruk, mangga, rambutan, durian dan

    pisang.

    2) Buah prioritas daerah yang meliputi manggis, duku, leci, lengkeng, salakdan

    markisa.

    2. 2.2 Kandungan Gizi dan Manfaat Buah dan Sayur

    Buah dan sayur merupakan sumber serat, vitamin A, vitamin C, vitamin

    Bkhususnya asam folat, berbagai mineral seperti magnesium, kalium, kalsium

    danFe, namun tidak mengandung lemak maupun kolesterol. Setiap buah dan

    sayurmempunyai kandungan vitamin dan mineral yang berbeda. Misalnya

    belimbing,durian, jambu, jeruk, mangga, melon, papaya, rambutan, sawo dan

    sirsakmerupakan contoh buah yang mengandung vitamin C relatif tinggi

  • 8

    dibandingkanbuah lainnya. Sedangkan jambu biji, merah garut, mangga matang,

    pisang rajadan nangka merupakan sumber provitamin A yang sangat tinggi. 10

    Kandungan vitamin dan mineral pada buah dansayur memang berbeda-

    beda, tidak saja diantara berbagai spesies dan varietas,namun juga di dalam

    varietas sendiri yang tumbuh pada kondisi lingkungan yangberbeda, iklim, macam

    tanah dan pupuk, semuanya berpengaruh terhadapkandungan vitamin dan mineral

    dalam produk sayur dan buah yang dihasilkan.Sayur dan buah mempunyai banyak

    manfaatbagi kesehatan. Ada dua alasan utama yang membuat konsumsi sayur dan

    buah penting untuk kesehatan, yaitu:12

    a.) Buah dan sayur sangat kaya akan kandungan vitamin, mineral dan zat

    gizilainnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tanpa mengonsumsi buah

    dansayur, maka kebutuhan gizi seperti vitamin C, vitamin A, potassium dan

    folatkurang terpenuhi. Oleh karena itu, buah dan sayur merupakan sumber

    makananyang baik dan menyehatkan.

    b.) Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi tinggi

    buahdan sayur dapat menurunkan insiden terkena penyakit kronis. Salah satu

    studiepidemiologi yang mengkaji secara umum terhadap perilaku

    sekelompokmasyarakat menunjukkan bahwa masyarakat Cina, Jepang dan Korea

    lebihsedikit terkena kanker dan penyakit jantung koroner dibandingkan

    masyarakatEropa dan Amerika. Hal ini disebabkan karena masyarakat Korea,

    Jepang danCina dikenal sangat suka mengonsumsi sayuran dan buah-buahan lebih

    banyakdari Negara Eropa dan Amerika.Buah-buahan dan sayuran segar juga

    mengandung enzim aktif yang dapatmempercepat reaksi-reaksi kimia di dalam

    tubuh. Komponen gizi dan komponenaktif non-nutrisi yang terkandung dalam

    buah dan sayur berguna sebagaiantioksidan untuk menertalkan radikal bebas,

    antikanker dan menetralkankolesterol jahat. Selain itu, dalam sayuran dan buah

    terdapat dua jenis serat yangbermanfaat bagi kesehatan pencernaan dan mikroflora

    usus, yaitu serat larut airdan tidak larut air. Serat larut air dapat memperbaiki

    performa mikroflora usussehingga jumlah bakteri baik dapat tumbuh dengan

    sempurna. Sedangkan, serattidak larut air akan menghambat pertumbuhan bakteri

    jahat sebagai pencetusberbagai macam penyakit. 1

  • 9

    2.2.3 Dampak Kurangnya Konsumsi Sayur dan Buah

    Beberapa dampak apabila seseorang kurang konsumsi sayur dan buah

    antaralain: 13

    a.) Gangguan Penglihatan/Mata

    Gangguan pada mata dapat diakibatkan karena tubuh kekurangan giziyang

    berupa betakaroten. Gangguan mata dapat diatasi dengan banyakmengonsumsi

    wortel, selada air, dan buah-buahan lainnya. Kandungan vitamin A dalam buah

    dan sayur penting untuk pertumbuhan,penglihatan dan meningkatkan daya tahan

    tubuh terhadap penyakit dan infeksi.Vitamin A berfungsi dalam penglihatan

    normal pada cahaya remang.Kecepatan mata beradapatasi setelah terkena cahaya

    terang berhubunganlangsung dengan vitamin A yang tersedia di dalam darah

    untuk membentukrodopsin yang membantu proses melihat. 14

    b.) Menurunkan Kekebalan Tubuh

    Sayur dan buah sangat kaya dengan kandungan vitamin C yangmerupakan

    antioksidan kuat dan pengikat radikal bebas. Vitamin C jugameningkatkan kerja

    sistem imunitas sehingga mampu mencegah berbagaipenyakit infeksi bahkan

    dapat menghancurkan sel kanker. Jikatubuh kekurangan asupan buah dan sayur,

    maka imunitas/kekebalan tubuh akanmenurun.15

    c.) Meningkatkan Risiko Kegemukan

    Kurangnya konsumsi sayur dan buah dapat meningkatkan risiko

    kegemukandan diabetes pada seseorang.15Buah berperan sebagai sumbervitamin

    dan mineral yang penting dalam proses pertumbuhan. Buah juga bisa menjadi

    alternatif cemilan (snack) yang sehat dibandingkan dengan makananjajanan

    lainnya, karena gula yang terdapat dalam buah tidak membuatseseorang menjadi

    gemuk namun dapat memberikan energi yang cukup. 16Sayuran juga merupakan

    sumber vitamin dan mineral yang sangatbermanfaat untuk pertumbuhan dan

    perkembangan individu. Seseorang yangmengonsumsi cukup sayuran dengan

    jenis yang bervariasi akan mendapatkankecukupan sebagian besar mineral mikro

    dan serat yang dapat mencegahterjadinya kegemukan. Selain itu, sayuran juga

  • 10

    berperan dalam upayapencegahan penyakit degeneratif seperti PJK (Penyakit

    Jantung Koroner),kanker, diabetes dan obesitas. 17

    d.) Meningkatkan Risiko Kanker Kolon

    Diet tinggi lemak dan rendah serat atau kurangnya konsumsi sayur dan

    buah dapat meningkatkanrisiko kanker kolon. Penelitian epidemiologis

    menunjukkan perbedaan insidenkanker kolorektal di Negara maju seperti

    Amerika, Eropa dan di Negaraberkembang seperti Asia dan Afrika. Hal itu

    dikarenakan perbedaan jenismakanan di Negara maju dan Negara berkembang

    tersebut, dimana masyarakatdi Negara maju lebih banyak mengonsumsi lemak

    daripada di Negaraberkembang.18Serat dapat menekan risiko kanker karena serat

    makanan diketahuimemperlambat penyerapan dan pencernaan karbohidrat, juga

    membatasiinsulin yang dilepas ke pembuluh darah. Terlalu banyak insulin

    (hormone pengatur kadar gula darah) akan menghasilkan protein dalam darah

    yangmenambah risiko munculnya kanker, yang disebut insulin growth faktor

    (IGF).Serat dapat melekat pada partikel penyebab kanker lalu membawanya

    keluardari dalam tubuh. 19

    e.) Meningkatkan Risiko Sembelit (Konstipasi)

    Konsumsi serat makanan dari sayur dan buah, khususnya serat tak

    larut(tak dapat dicerna dan tak larut air) menghasilkan tinja yang lunak.

    Sehinggadiperlukan kontraksi otot minimal untuk mengeluarkan feses dengan

    lancar.Sehingga mengurangi konstipasi (sulit buang air besar). Diet tinggi serat

    jugadimaksudkan untuk merangsang gerakan peristaltik usus agar

    defekasi(pembuangan tinja) dapat berjalan normal.20Kekurangan serat

    akanmenyebabkan tinja mengeras sehingga memerlukan kontraksi otot yang

    besaruntuk mengeluarkannya atau perlu mengejan lebih kuat. Hal inilah yang

    seringmenyebabkan konstipasi. Oleh karena itu, diperlukan konsumsi serat

    yangcukup khususnya yang berasal dari buah dan sayur. 21

  • 11

    2.2.4 Komposisi buah dan sayur

    Buah dan sayur memiliki kandungan gizi berupa karbohidrat protein,

    lemak, air, vitamin,mineral dan serat dengan kadar yang berbeda-beda. berikut

    penjelasan dari masing-masing zat gizi tersebut :

    1.Karbohidrat

    Fungsi dari karbohidrat adalah sebagai sumber energi utama, pemberi rasa

    manis pada makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak, dan

    membantu pengeluaran fases. Kadar karbohidrat pada buah dan sayur juga

    berbeda-beda. Secara umum adapun buah yang memiliki karbohidrat yang tinggi

    adalah pisang ambon, apel, dan pepaya. Sedangkan untuk sayuran adalah daun

    singkong, wortel dan bayam.22

    Secara spesifik Pada karbohidrat terdiri dari monosakarida

    (glukosa,fruktosa, sukrosa) , polisakarida, dan serat (laut air dan tidak laut air).

    Kadar dari masing-masingnya juga berbeda-beda. Pisang memiliki kadar

    monosakarida yang tinggi (20%), sedangkan alpukat dan bayam memiliki kadar

    monosakarida yang rendah. Polisakarida yang paling banyak terdapat pada buah

    dan sayur adalah dalam bentuk pati. Untuk serat, buah dan sayur memiliki

    kandungan yang tinggi. Contoh buah yang cukup tinggi serat antara lain jambu

    biji, pepaya, jeruk, magga, belimbing, apel, pir dan salak, sedangkan sayur yang

    cukup tinggi serat antaral lain tomat, buncis, saun singkong, brokoli, wortel dan

    bayam. Serat larur air (pektin, gum, dan mukilase) dapat menurunkan risiko

    dislipidemia dan penyakit jantung koroner dengan mengikat asam empedu, yang

    kemudian dapat menurunkan kadar kolesterol darah dan absorbsi lemak oleh

    tubuh. Disisi lain serat juga dapat menurunkan risiko kanker dengan cara

    mengikat zat karsinogenik keluar tubuh. Contoh buah yang mengandung serat

    larut air adalah apel, jambu biji, anggur dan wortel. Serat tidak larut air (selulosa,

    hemiselulosa, dan lignin) terdapat pada bagian keras buah dan sayur seperti

    tangkai sayuran, inti wortel dan biji jambu biji. Fungsi serat ini adalah untuk

    melunakan dan memberi bentuk pada fases dengan menyerap air dan membantu

  • 12

    gerakan peristaltik usus sehingga melancarkan defekasi dan mencegah beberapa

    penyakit seperti konstipasi, hemoroid, divertikulosis.23

    2.Protein

    Fungsi protein adalah untuk pertumbuhan dan pemeliharaan sel,

    pembentukan ikatan - ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air,

    memelihara netralitas tubuh, pembentukan antibodi, mengangkat zat-zat gizi dan

    sebagai sumber energi.Buah dan sayur sangat sedikit mengandung protein, dimana

    sebagian besar buah hanya mengandung 1% protein sedangkan sayur 3% lebih

    banyak. Buah yang mengandung banyak protein adalah tomat dan magga dan

    sayurnya antara lain daun singkong, bayam dan kangkung.23

    3.Lemak

    Fungsi lemak sama dengan karbohidrat yaitu sebagai sumber energi.

    Selain itu juga sebagai sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut

    lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, membantu

    proses pencernaan (pelumas), memelihara suhu tubuh serta sebagai pelindung

    organ tubuh. Buah dan sayur juga sangat sedikit mengandung lemak (0,1-1%) dan

    terbebas dari kolesterol, kecuali beberapa buah seperti alpukat, durian, kelapa, ke

    3 jenis buah ini mengandung asam lemak tak jenuh tunggal (asam palmitat,

    oleat,linoleat). Melihat hal tersebut maka buah dan sayur dapat mengurangi risiko

    kolesterol,obesitas dan peningkatan risiko penyakit jantung koroner serta

    kanker.23

    4.Air

    Fungsi air dalam tubuh manusia adalah vital, yaitu sebagai pelarut dan alat

    angkut, selain itu juga sebagai katalisator, pelumas, fasilitator pertumbuhan,

    pengatur suhu, memelihara keseimbanga cairan dan elektrolitbuah dan sayir

    merupakan bahan makanan yang paling banyak mengandung air (95%).23

    5.Vitamin dan Mineral.

    Vitamin merupakan zat organik yang berfungsi untuk mengatur

    pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Adapun fungsi mineral adalah untuk

  • 13

    memelihara fungsi tubuh secara keseluruhan, baik pada tingkat sel, jaringan,

    organ, maupun sistem organ dengan cara memelihara keseimbangan cairan, asam

    basa, dansebagai kofaktor enzim.36Vitamin dan mineral dibutuhkan sedikit oleh

    tubuh, tetapi selain memiliki fungsi yang penting, umumnya vitamin tidak apat

    dibentuk oleh tubuh sehingga harus didatangkan dari makanan (esensial).23

    Setiap buah dan sayur mempunyai kandungan vitamin dan mineral yang

    berbeda. Misalnya belimbing, durian, jambu, jeruk, mangga, melon, papaya,

    rambutan, sawo dan sirsak merupakan contoh buah yang mengandung vitamin C

    relatif tinggi dibandingkanbuah lainnya.Sedangkan jambu biji, mangga matang,

    pisang raja dan nangka merupakan sumber provitamin A yang sangat

    tinggi.22Buah-buahan kecil dan berbiji seperti jambu biji, jeruk , kiwi,dan

    strawberi juga banyak mengandung vitamin C dan beta karoten yang tinggi,

    sedangkan buah-buahan berkulit keras seperti durian umumnya banyak

    mengandung vitamin E yang berfungsi sebagai antioksidan, fungsi struktural

    dalam memelihara intergritas membran sel, sintesis DNA, kekebalan, mencegah

    penyait jantung, keguguran, sterilisasi, dan gangguan menstruasi.23

    2.2.5. Kecukupan Konsumsi Buah dan Sayur yang Dianjurkan

    Sejak tahun 1990, telah dicanangkan dalam Dietary for Americans bahwa

    rekomendasi minimal untuk mengonsumsi buah adalah 2 porsi/hari dan

    3porsi/hari untuk konsumsi sayur atau setara dengan konsumsi buah dan sayur 5

    porsi/hari. Menurut WHO/FAO, yang dimaksud dengan 1 porsi sayuradalah 1

    mangkok sayur segar atau mangkok sayur masak dan 1 porsi buahadalah 1

    potongan sedang atau 2 potongan kecil buah atau 1 mangkok buah

    irisan.Konsumsi buah dan sayur dianggap cukup apabila asupan buah dan sayur

    5porsi atau lebih per hari. Sedangkan yang dianggap kurang apabila asupan

    buahdan sayur kurang dari 5 porsi sehari. 6

    Di Indonesia, konsumsi buah yang dianjurkan yaitu sebanyak 200-300

    gram atau 2-3 potong sehari berupa pepaya atau buah lain sedangkan porsi

    sayurandalam bentuk tercampur seperti sayuran daun, kacang-kacangan dan

  • 14

    sayuranberwarna jingga yang dianjurkan sebanyak 150-200 gram atau 1 - 2

    mangkoksehari. 24

    Konsumsi buah dan sayur harus cukup, tidak boleh kurang ataupun

    berlebihan sebab jika kekurangan ataupun kelebihan depat menimbulkan efek

    negatif bagi tubuh. Kekurangan buah dan sayur dapat menyebabkan tubuh

    kekurangan zat-zat gizi seperti vitamin dan mineral yang sangat bermanfaat dan

    dibutuhkan tubuh. 24

    2.2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi sayur dan buah

    Perilaku konsumsi makanan dan minuman dipengaruhi oleh 2

    faktor utama yaitu :

    1. Faktor intrinsik yang terdiri dari karakteristik individu: umur, jenis kelamin dan

    pendidikan

    2. Faktor ekstrinsik yang terdiri dari: tingkat ekonomi, pengetahuan gizi,

    lingkungan sosial dan kebudayaan.25

    2.2.6.1 Umur Menurut Depkes, umur adalah masa hidup responden dalam tahundengan

    pembulatan ke bawah atau umur pada waktu ulang tahun yang terakhir.Umur

    mempunyai peran penting dalam menentukan pemilihan makanan. Padamasa

    bayi, seseorang tidak mempunyai pilihan terhadap apa yang mereka

    makan,sedangkan saat dewasa, seseorang mulai mempunyai kontrol terhadap apa

    yangmereka makan. Proses tersebut sudah dimulai saat masa kanak-kanak,

    merekamulai memiliki kesukaan terhadap makanan tertentu. Saat seseorang

    tumbuhmenjadi remaja dan dewasa, pengaruh terhadap kebiasaan makan mereka

    sangat

    kompleks.5

    Menurut WHO, penggolongan umurdikategorikan menjadi 4, yaitu anak-

    anak (< 10 tahun), remaja (10-24 tahun), dewasa (25-59 tahun) dan lanjut usia

    (>60 tahun). Untuk golongan anak-anak danremaja, kebutuhan gizinya harus lebih

    diperhatikan karena masa anak-anak danremaja merupakan masa pertumbuhan

    sehingga kecukupan gizinya harustercukupi agar mencapai pertumbuhan optimal

  • 15

    dan sebagai upaya pencegahantimbulnya berbagai penyakit di masa yang akan

    datang.6

    2.2.6.2 Jenis Kelamin

    Menurut Depkes, jenis kelamin adalah perbedaan seks yang didapatsejak

    lahir yang dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Jenis kelaminmenentukan

    besar kecilnya kebutuhan gizi bagi seseorang karena pertumbuhandan

    perkembangan individu sangat berbeda antara laki-laki dan perempuan. Dalam

    studi di Augusta Georgia ditemukan bahwa tidak ada hubungan antara jenis

    kelamin dengan konsumsi buah dan sayur. 5

    2.2.6.3 Pendidikan

    Pendidikan adalah suatu proses pembentukan kecepatan seseorang secara

    intelektual dan emosional. Pendidikan juga diartikan sebagai suatu usaha sendiri

    untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam maupun di luar

    sekolah dan berlangsung seumur hidup.28

    Sedangkan menurut Depkes, pendidikan merupakan tingkat pendidikan

    formal tertinggi yang telah dicapai oleh seseorang. Pendidikan merupakan

    faktoryang mempengaruhi perilaku seseorang dan dapat mendewasakan seseorang

    sertaberperilaku baik, sehingga dapat memilih dan membuat keputusan dengan

    lebihtepat, salah satunya yaitu dalam perilaku mengonsumsi buah dan sayur. 5

    2.2.6.4 Tingkat Ekonomi Keluarga

    Dalam bererapa penelitian, tingkat ekonomi atau pendapatan

    seringkalididekati dari tingkat pengeluaran rumah tangga. Hal ini dilakukan

    karena biasanyauntuk mendapatkan informasi tentang pendapatan sulit dilakukan

    karena adanyahambatan dalam wawancara yaitu responden tidak mau

    mengungkapkan jumlahnominal pendapatan yang diperoleh. 26 Pengeluaran uang

    untuk keperluanrumah tangga harus dibagi-bagi untuk berbagai keperluan seperti

    keperluan untukbahan pangan, sewa tingggal (sewa atau cicilan rumah), air,

    penerangan,pendidikan anak, kesehatan/pengobatan dan transportasi.

    Di negara-negara berkembang, penduduk yang berpenghasilan

    rendahhampir membelanjakan sebagian besar pendapatannya untuk membeli

    makanan.Pada daerah miskin di India 80% pendapatan yang diperoleh digunakan

  • 16

    untuk membeli makanan, sedangkan di negara maju hanya 45% untuk

    membelimakanan.Tingkat pengeluaran rumah tangga dihitung dengan mengukur

    pengeluaranrumah-tangga untuk makanan dan non-makanan. Diasumsikan bahwa

    semakintinggi proporsi uang yang dikeluarkan untuk makanan, maka semakin

    rendahdaya beli rumah-tangga tersebut untuk kebutuhan lainnya atau dengan kata

    laintingkat ekonomi semakin rendah. Di perkotaan, kelompok penduduk termiskin

    mengeluarkan 66%pengeluaran rumah-tangganya untuk makanan. Sedangkan

    penduduk terkayahanya mengeluarkan 44% saja. Kecenderungan serupa juga

    dijumpai diperdesaan. Secara umum, 69% pengeluaran rumah tangga digunakan

    untuk makanan.27

    Tingginya proporsipengeluaran makanan jika proporsi >50% dari

    pengeluaran total keluargasedangkan rendahnya proporsi pengeluaran makanan

    jika jika proporsi 50% daripengeluaran total keluarga. Presentase pengeluaran

    untuk makanan menurun jikajumlah pendapatan bertambah. Jadi, semakin besar

    tingkat pengeluaran keluargauntuk makanan, maka semakin rendah tingkat

    ekonomi keluarga tersebut.

    Mayoritas masyarakat yang konsumsi makannya kurang optimal

    tertutamayang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah. Karena

    keluargadengan pendapatan terbatas, besar kemungkinan kurang dapat

    memenuhikebutuhan makanannya sejumlah yang diperlukan tubuh.

    Setidaknyakeanekaragaman bahan makanan kurang terjamin, karena dengan uang

    terbatas itu

    tidak akan banyak pilihan. Dalam penelitian, ditemukan bahwa terdapat hubungan

    yang signifikan antara tingkat ekonomi dan perilaku konsumsi individu, yaitu

    seseorang yang memiliki pendapatan dan status ekonomi tinggi cenderung akan

    mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak.27Ditemukan bahwa masyarakat yang

    status ekonominya tinggi selalu tersedia sayuran saat makan malam dan buah di

    rumah. Kemudian berdasarkan uji statistik ditemukan bahwa tingkat ekonomi

    berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku konsumsi. Hal ini menunjukkan

    orang yang memiliki daya beli yang baik maka bisa memenuhi kebutuhannya

    terhadap bahan makanan.

  • 17

    2.2.6.5 Pengetahuan gizi

    Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam

    membentuktindakan seseorang. Perilaku yang dilakukan berdasarkan pada

    pengetahuan akanbertahan lebih lama dan kemungkinan menjadi perilaku yang

    melekat padaseseorang dibandingkan jika tidak berdasarkan pengetahuan.

    Ditemukan bahwa pengetahuan berpengaruhsecara signifikan terhadap perilaku

    konsumsi buah dan sayur, yaitu diketahuibahwa pengetahuan gizi dapat

    meningkatkan 22% konsumsi buah dan sayur.29

    2.2.6.6 Lingkungan Sosial dan Budaya

    Unsur sosial dan budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan makan

    penduduk yang kadang bertentangan dengan prinsip ilmu gizi. Berbagai budaya

    memberikan peranan dan nilai yang berbeda terhadap pangan atau makanan.

    Misalnya bahan makanan tertentu oleh suatu budaya masyarakat dianggap tabu

    untuk dikonsumsi karena alasan-alasan tertentu, sehingga akan berpengaruh

    terhadap perilaku konsumsi individu tersebut. Dalam penelitian, ditemukan bahwa

    lingkungan sosial budaya atau suku bangsaberpengaruh terhadap pola konsumsi

    seseorang.30

    2.3 Remaja 2.3.1 Definisi Remaja

    Definsi Remaja menurut UNFPA (The United Nations Population Fund),

    remaja adalah anak dengan usia 10-19 tahun yang dibagi menjadi dua fase yaitu

    remaja awal (early adolescene) 10-14 tahun dan remaja akhir (late adolescene)15

    19 tahun. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak- anak menuju dewasa,

    terjadi perkembangan individu dalam mencari identitas diri, moral dan nilai

    kehidupan, penghargaan terhadao diri, dan pandangan terhadap masa depan.30

    Menurut Brown, masa remaja dapat dibagi menjadi tiga fase berdasarkan

    perkembangan psikososialnya, yaitu :

    1. Remaja muda yaitu 10-14 tahun

    2. Remaja menengah yaitu 15-17 tahun

    3. Remaja tua yaitu 18-21 tahun

  • 18

    2.3.2 Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja

    Pertumbuhan fisik yang terjadi pada masa remaja adalah pertambahan

    berat badan dan tinggi badan.. Didalam kehidupan masa growth spurt ini terjadi

    dua kali, yaitu pada waktu bayi dan pada waktu remaja. Pertumbuhan badan

    paling optimal terjadi pada masa kedua tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan

    pada masa remaja sangat berbeda antara laki-laki dan perempuan. Masa growth

    spurt pada remaja perempuan terjadi lebih awal. Usia 11-13 tahun wanita lebih

    besar daripada laki-laki, dan pada umur 13-14 tahu, wanita lebih tinggi dan lebih

    berat daripada laki-laki. 31

    Tahapan perkembangan remaja menurut Robert and Williams secara

    umum ada tiga tahapan perkembangan remaja yaitu :

    1. Remaja awal (Early Adolescene) : 10-14 tahun

    Pada usia ini remaja suka membandingkan diri dengan orang lain, sangat

    mudah dipengaruhi oleh teman sebaya dan lebih seneng bergaul dengan

    teman sejenis

    2. Remaja tengah (Middle Adolescene ) : 15-17 tahun

    Remaja menengah memilki karateristik yaitu berkembangnya kesadaran

    terhadap identitas diri. Khususnya pada remaja putri mereka mulai

    memperhatikan citra fisik. Pada masa ini tekanan sosial yang timbul untuk

    menjadi kurus merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan untuk

    sebagian besar remaja putri, hal ini tentu saja akan meningkatkan risiko

    perilaku kesehatan yang buruk.

    3. Remaja Akhir : 18-21 tahun

    Remaja akhir ditandai dengan kematangan dan kesiapan menuju tahap

    kedewasaan dan lebih fokus pada masa depan baik dalam bidang

    pendidikan, pekerjaan, seksual, dan individu.. karaterisitik remaja akhir

    biasanya sudah mulai nyaman dengan dirinya dan pengaruh teman sebaya

    sudah mulai berkurang.32

  • 19

    2.4 Pengukuran Konsumsi FFQ Semi-Kuantitatif

    2.4.1 Metode FFQ Semi-Kuantitatif

    FFQ (Food Frequency Questionnaire) merupakan metode atau cara food

    frequency biasanya kualitatif dan menggambarkan frekuensi konsumsiper hari,

    minggu atau bulan. Metode food frequency yang telah dimodifikasidengan

    memperkirakan atau estimasi URT dalam gram dapat dikatakandengan metode

    yang kuantitatif (FFQ semi kuantitatif).Pada FFQ semi kuantitatif skor zat gizi

    yang terdapat disetiap subyekdihitung dengan cara mengkalikan frekuensi setiap

    jenis makanan yangdikonsumsi yang diperoleh dari data komposisi makanan yang

    tepat.Suatu metode atau cara konsumsi yang dapat memberikan

    informasimengenai data asupan gizi secara umum dengan cara memodifikasi

    berdasarkan metode FFQ (Food Frequency Questionnaire). 5

    Pada metode food frequency tidak dilakukan standar ukuran porsi yang

    digunakan hanya frekuensi berapa sering responden memakan makanantersebut

    dan tidak dilakukan dilakukan penimbangan ukuran porsinyasedangkan metode

    semikuantitatif suatu penelitian menerangkan hubunganantara nutrisi dan asupan

    makan. Semi-kuantitatif memberikan gambaranukuran porsi yang dimakan

    seseorang dan frekuensi makan dalam waktutahun, bulan, mingggu dan hari

    makanan yang dimakan oleh responden sertamemberikan gambaran ukuran yang

    dimakan oleh responden dalam bentukbesar, sedang dan kecil yang nantinya jenis

    dan berat dari makanan itudatanya akan dimasukan ke dalam komputer dengan

    mengkalikan nutrisiyang terkandung dalam makanan tersebut.5

  • 20

    RINGKASAN PUSTAKA

    Tabel 2.1 Ringkasan Pustaka

    Nama peneliti Natalia Dessy Wulansari

    Ida Farida Deni Elnovriza, Rina Yenrina dan Hafni Bachtiar

    Lokasi penelitian di Bogor di Indonesia di Universitas Andalas

    Studi desain cross sectional cross sectional cross sectional Subjek studi Remaja Remaja Mahasiswa Variabel yang diteliti Preferensi buah dan

    sayur dengan status sosial ekonomi

    faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi buah dan sayur

    Tingkat pengetahuan gizi dan pola asupan zat gizi

    Lama waktu studi dari bulan April hingga Oktober 2009

    dari bulan Juni sampai September 2010

    Dari bulan Maret sampai Desember 2008

    Hasil Hasil analisis multivariat pada pengetahuan gizi dan karakteristik sosial ekonomi tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan konsumsi buah. Sedangkan variabel yang berhubungan terhadap konsumsi sayur adalah pengetahuan gizi, besar keluarga, pendidikan orang tua dan pendapatan keluarga.

    Hasil analisis multivariat pada variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, tingkat ekonomi keluarga dan tempat tinggal terbukti berhubungan secara signifikan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja.

    Hasil analisis bivariat yaitu tidak ada hubungan yang signifikan anatara tingkat pengetahuan dengan asupan zat gizi

  • 21

    Bagan 2.1 Kerangka teori

    Keterangan:

    :Diteliti

    :Tidakditeliti

    1

    Perilaku Konsumsi sayur dan buah

    Pengetahuan

    Sikap

    Praktek

    Status gizi remaja

    1

    Karakteristik individu:

    Umur Jenis kelamin pendidikan

    Status Ekonomi keluarga

    Informasi

    Gaya hidup

    2

    2

  • 22

    BAB III

    KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

    3.1 Kerangka Konsep

    Kerangka Konsep Penelitian dibuat dalam bagan sebagai berikut :

    Bagan 3.1. Kerangka konsep

    Variabel Bebas Variabel Bebas

    Faktor Intrinsik Faktor EkstrinsikFaktor Ekstrinsik

    Karakteristik individu:

    1.Umur

    2.Jenis kelamin

    3.Pendidikan

    Perilaku Konsumsi sayur dan buah

    Status ekonomi keluarga

    Pengetahuan gizi

  • 23

    3.3 Definisi Operasional

    Variabel bebas (independent)

    No Variabel Definisi Cara ukur dan alat ukur

    Hasil ukur Skala Referensi

    1 Umur Masa hidup responden dalam tahun dengan pembulatan ke bawah atau umur pada waktu ulang tahun yang terakhir

    Cara ukur: Angket/ kuisioner Alat ukur: Angket identitas riskesdas

    1. Remaja Usia 16 tahun) 2. Remaja usia >16 tahun

    Ordinal Depkes 2010

    2 Jenis Kelamin

    Perbedaan seks yang didapat sejak lahir yang dibedakan antara laki-laki dan perempuan

    Cara ukur: Angket/ kuisioner Alat ukur: Angket identitas riskesdas

    1. Laki-laki 2. Perempuan

    Nominal

    Depkes 2008

    3 Tingkat ekonomi keluarga

    Status ekonomi keluarga berdasarkan proporsi pengeluaran keluarga rata-rata untuk makanan sebulan dibandingkan dengan pengeluaran total keluarga sebulan

    Cara ukur: Angket/ kuisioner Alat ukur: Angket susenas

    1. Rendah, jika proporsi pengeluran makanan >50%. 2. Tinggi, jika proporsi pengeluran makanan 50%.

    Ordinal Susenas 2007

    4 Pendidikan Tingkat pendidikan formal tertinggi yang telah dicapai oleh responden

    Cara ukur: Angket/ Kuisioner Alat ukur: Angket identitas Riskesdas

    1. Rendah, jika tamat

  • 24

    No Variabel Definisi Cara ukur dan alat ukur

    Hasil ukur Skala Referensi

    5 Pengetahuan gizi sayur dan buah

    Segala sesuatu yang diketahui responden mengenai manfaat kandungan dan anjuran konsumsi sayur dan buah

    Cara ukur: Angket/ kuisioner Alat ukur: Angket identitas

    1.Baik: nilai 80-100 dari total pertanyaan

    2.Kurang: nilai

  • 25

    BAB IV

    METODOLOGI PENELITIAN

    4.1 Desain penelitian

    Jenis penelitian ini adalah observasional-analitik dengan pendekatan Cross

    Sectional yaitu studi observasional untuk menentukan hubungan antara variabel

    bebas (pengetahuan gizi, status ekonomi keluarga) dengan variabel tergantung

    (perilaku konsumsi sayur dan buah) dengan melakukan pengukuransesaat atau

    satu kali pengukuran. Data yang diteliti berupa data primer. Data primer yang

    diperoleh berasal dari kuesioner terstruktur.

    4.2 Lokasi dan waktu penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 23, Tomang, Jakarta Barat.

    Waktu penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2013 sampai Januari 2014.

    4.3 Populasi dan sampel penelitian

    4.3.1 Populasi

    Populasi dalam penelitian adalah sejumlah besar subyek yangmempunyai

    karakteristik tertentu. Dalam hal ini, populasi yang dimaksud adalah seluruh siswa

    kelas XI SMA Negeri 23 Jakarta Barat yang berjumlah 200 siswa.

    4.3.2 Sampel

    Sampel dalam penelitian adalah bagian dari populasi yang dipilihdengan

    cara tertentu hingga dianggap sebagai mewakili populasinya.

    Penentuan Besar Sampel

    Dengan menggunakan rumus besar sampel penelitian infinit, yaitu:

    n = Z2 x p x q / d2

    n = besar sampel optimal yang dibutuhkan

    n z = pada tingkat kemaknaan 95% besarnya 1,96

    n p = prevalensi yang menderita penyakit/peristiwa yang diteliti dalam

    hal inikurang makan buah dan sayur penduduk dengan usia antara 15-

    24 di DKI Jakarta adalah 94,5 %. 5

    n q = prevalensi yang tidak menderita penyakit/ peristiwa yang diteliti

  • 26

    dalam hal ini 1-P = 1-0,945 = 0,055

    n d = akurasi dari ketepatan pengukuran besarnya 0,05

    Dari rumus besar sampel infinit, diperoleh perhitungan :

    n = 1,962 x 0,945 x 0,055 = 0,1996 = 79,84(80)

    0,0520,0025

    Selanjutnya, akan menggunakan rumus besar sampel finit, yaitu :

    n = no / (1 + no/N)

    n n= besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit

    n no = besar sampel dari populasi yang infinit yaitu 80

    n N = besar sampel populasi finit dari siswa XI di SMA Negeri 23

    diperoleh jumlah total populasi sebesar 195.

    Dari rumus besar sampel finit, diperoleh perhitungan :

    n = 80 = 80 =57,14 (57)

    (1 + 80/200) 1,4

    Dari rumus besar sampel finit, didapatkan jumlah sampel yang harus

    diteliti adalah sebanyak 57 siswa XI di SMA Negeri 23 Jakarta Barat.Dari jumlah

    sampel tersebut, diperkirakan akan terjadi drop-out sebesar 15% dari jumlah

    populasi finit. Yaitu : 0,15 x 57 = 8,55 (9). Jadi jumlah total sampel minimum

    yang diperlukan adalah 57 + 9 = 66 orang. Namun penelitian ini akan dilakukan

    pada seluruh siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPS 1 di SMA N 23 Jakarta Barat

    sebanyak 80 orang.

  • 27

    Kriteria Inklusi dan Eksklusi

    Kriteria Inklusi

    Kriteria inklusi merupakan syarat-syarat subyek bisa masuk dalamkriteria

    penelitian. Pada penelitian ini, yang termasuk kriteria inklusi adalah:

    1. Siswa dan siswi kelas XI di SMA 23 Jakarta Barat

    2. Bersedia menjawab kuisioner yang diberikan

    Kriteria Ekslusi

    Kriteria ekslusi merupakan syarat-syarat subyek yang sudah masuk dalam

    penelitian tetapi harus dikeluarkan dari penelitian. Pada penelitian ini, yang

    termasuk kriteria ekslusi adalah:

    1. Subjek tidak hadir saat penelitian dilakukan

    4.3.3 Teknik Sampling

    Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian

    iniadalahprobability sampling. Teknik probability sampling yang digunakan

    adalah simple random sampling (teknik sampel acak sederhana). Teknik ini

    dipilih karena memiliki nilai ketepatan yang tinggi sehingga setiap unit sampel

    memiliki peluang yang sama untuk diambil sebagai sampel33.

  • 28

    Bagan 4. Alur penelitian sampel secara random sampling

    Pengambilan subjek penelitian di SMA Negeri 23 Jakarta Barat

    murid kelas XI

    Pemilihan sampel yang memenuhi kriteria penelitian dengan total

    sampel minimum 66 orang

    Simple Random Sampling

    XI IPA 1

    XI IPA 2

    n= 40

    XI IPS 1

    n= 40

    XI IPA 2 XI IPS 3 XI IPS 2 XI IPS 1

  • 29

    4.4 Bahan dan instrumen penelitian

    1. Food Frequency Questionnaire Semi-Kuantitatif (terlampir)

    2. Angket Riskesdas / Kuisioner identitas (terlampir)

    4.5 Analisis data

    Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

    yang diperoleh dari hasil angket / kuisioner, wawancara, catatan lapangan dan

    dokumentasi. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah :

    Analisis univariat

    Analisis univariat dilakukan untuk menganalisa tiap variabel dalam

    hasilpenelitian. Pada penelitian ini, analisis univariat yang digunakan untuk

    menganalisa variabel independent (umur, jenis kelamin, pendidikan,

    pengetahuan gizi dan status ekonomi keluarga) dan variabel dependent

    (perilaku konsumsi sayur dan buah). Data tersebut akan dimasukkan ke dalam

    bentuk tabel distribusi frekuensi.

    Analisis bivariat

    Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara

    variabel independent dengan variabel dependent. Hasil dari analisis akan

    disajikan dalam bentuk tabel dan analisis data dilakukan dengan program

    komputer SPSS 17.0.33

    Melalui uji statistik chi-square akan diperoleh nilai p, dimana dalam

    penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan () = 0,05 yaitu jika diperoleh

    nilai p0,05, berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel independen

    dan dependen, dan jika diperoleh nilai p>0,05, maka tidak ada hubungan yang

    signifikan antara variabel independen dan dependen.33

  • 30

    4.6 Alur kerja penelitian

    Bagan 4.1 Alur kerja penelitian

    SMA Negeri 23 Jakarta Barat

    Kelas XI

    XI IPA XI IPS

    Angket Riskesdas dan Semi-Kuantitatif Food

    Frequency Questionnaire

    Pengolahan dan Analisis data

    Hasil

    Laporan

  • 31

    Cara pengolahan data :

    a. Editing

    Editing adalah pengecekan jumlah kuesioner, kelengkapan data,

    diantaranya kelengkapan identitas, lembar kuesioner, dan kelengkapan

    isian kuesioner, sehingga apabila terdapat ketidaksesuaian dapat

    dilengkapi segera oleh peneliti.

    b. Entry

    Entry data adalah proses pemasukan data yang diperolehke dalam

    program komputer untuk analisis lebih lanjut. Pada penelitian ini

    menggunakan Program SPSS 17.0.

    c. Tabulasi

    Tabulasi adalah mengelompokan data sesuai dengan tujuan

    penelitian. Setiap pertanyaan yang sudah diberi nilai hasilnya

    dijumlahkan dan akan diberi kategori. Kemudian dimasukan dengan

    data-data lain kedalam tabel yang telah disiapkan.

    d. Cleaning

    Pengecekan kembali data yang telah di entry untuk mengetahui

    adanya kesalahan atau tidak.

    4.7 Etika penelitian

    Dalam melakukan penelitian, peneliti harus memperhatikan masalah etika

    penelitian yang meliputi :

    1. Lembar Persetujuan Responden (Informed Concent)

    Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang diteliti. Peneliti

    menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan serta dampak yang

    mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data, bila subjek menolak

    maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden

    (Lampiran).

    2. Kerahasiaan Nama (Anonimity)

    Dalam menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan

  • 32

    nama responden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberikan kode

    pada masing-masing lembar tersebut.

    3.Kerahasiaan(Confidentiality)

    Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dengan cara

    peneliti tidak mencantumkan data responden pada saat pengolahan dan

    interpretasi hasil.

  • 33

    BAB V

    HASIL PENELITIAN

    5.1 Karakteristik responden

    Berikut ini dipaparkan profil responden yang digunakan dalam penelitian

    ini,yang dapat dilihat dari karakteristik berdasarkan perilaku konsumsi sayur dan

    buah, usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, pendidikan dan pengetahuan gizi.

    Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik individu di SMAN 23

    Variabel n % Konsumsi sayur dan Buah

    Baik 42 52,5% Kurang 38 47,5% Usia Dibawah 16 Tahun 65 81,3% Diatas 16 Tahun 15 18,8% Jenis Kelamin Pria 29 36,3% Wanita 51 63,8% Tingkat Ekonomi Rendah 48 60% Tinggi 32 40% Tingkat Pendidikan Rendah 80 100% Pengetahuan Gizi Baik 62 77,5% Sedang 18 22,5% Keterangan:

    n : Jumlah responden

    % : Presentase dari jumlah responden

    Perilaku konsumsi sayur dan buah

  • 34

    Dari tabel profil responden diatas dapat diketahui bahwa untuk kategori

    konsumsi sayur dan buah, responden dengan perilaku konsumsi sayur dan buah

    baik terdiri dari 42 orang responden (52,5%) dan responden dengan perilaku

    konsumsi sayur dan buah kurang terdiri dari 38 orang responden (47,5%).

    Usia

    Untuk karakteristik responden berdasarkan usia dapat diketahui bahwa

    responden yang berusia dibawah 16 tahun terdiri dari 65 orang responden (81,3%)

    dan responden yang berusia diatas 16 tahun terdiri dari 38 orang responden

    (47,5%).

    Jenis kelamin

    Berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini, mayoritas responden adalah

    wanita yaitu berjumlah 51 orang (63,8%) dan responden pria berjumlah 29 orang

    (36,3%).

    Tingkat ekonomi keluarga

    Untuk karakteristik responden berdasarkan tingkat ekonomi keluarga yang

    diukur berdasarkan proprosi pengeluaran untuk makanan, responden dengan

    tingkat ekonomi keluarga yang rendah (proporsi pengeluaran untuk makanan >

    50%) terdiri dari 48 orang responden (60%) sementara responden dengan tingkat

    ekonomi yang tinggi (proporsi pengeluaran makanan 50%.) terdiri dari 32 orang

    responden (40%).

    Pendidikan

    Untuk karakterstik responden berdasarkan tingkat pendidikan, seluruh

    responden dalam penelitian ini adalah siswa SMA sehingga dapat dikatakan

    tingkat pendidikan dari seluruh responden adalah rendah.

    Pengetahuan gizi

    Untuk karakteristik responden berdasarkan pengetahuan gizi, dapat

    diketahui bahwa 62 orang (77,5%) respoden memiliki pengetahuan gizi yang baik

  • 35

    sedangkan terdapat 18 orang responden (22,5%) yang memiliki pengetahuan gizi

    yang sedang.

    5.2 Hubungan usia, jenis kelamin, status ekonomi dan pengetahuan dengan

    perilaku konsumsi sayur dan buah pada remaja

    Berikut ini disajikan hasil pengujian hubungan antara variabel usia, jenis

    kelamin, tingkat ekonomi keluarga, pendidikan, serta pengetahuan gizi terhadap

    konsumsi sayur dan buah pada remaja.

    Tabel 5.2. Hubungan usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi dan pengetahuan gizi terhadap perilaku konsumsi sayur-buah pada remaja

    Variabel Konsumsi P-value

    Odd Ratio

    CI 95% Baik Kurang Lower Upper

    Usia Dibawah 16 Tahun

    35 (43,8%)

    30 (37,5%)

    0,616* 1,333 0,433 4,109

    Diatas 16 Tahun 7 (8,8%) 8 (10%) Jenis Kelamin Wanita 28

    (35%) 23(18,8%) 0,568* 1,304 0,523 3,252

    Pria 14 (17,5%)

    15 (18,8%)

    Tingkat ekonomi Rendah 21

    (26,3%) 27 (22,8%)

    0,55* 0,407 0,161 1,028

    Tinggi 21 (26,3%)

    11 (13,8%)

    Pengetahuan Gizi

    Baik 36 (45%)

    26 (32,5%)

    0,064* 2,769 0,920 8,337

    Sedang 6 (7,5%) 12 (15%) *: (0,05)

    Hubungan antara usia dengan perilaku konsumsi sayur dan buah pada

    remaja

  • 36

    Hasil pengujian hubugan antara usia dan konsumsi sayur dan buah

    memiliki nilai signifikan (P-value) 0,616 > 0,05 yang memiliki arti bahwa tidak

    terdapat hubungan antara usia dengan konsumsi sayur dan buah. Hasil dari

    pengujian juga menunjukan bahwa konsumsi sayur dan buah yang baik muncul

    paling banyak pada karakteristik usia responden dibawah 16 tahun (43,8%).

    Hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi sayur dan buah

    pada remaja

    Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai signifikan (p-value) adalah

    sebesar 0,568 > 0,05 yang memiliki arti bahwa tidak terdapat hubungan antara

    jenis kelamin dan konsumsi sayur dan buah atau dengan kata lain dapat diartikan

    bahwa baik pria dan wanita tidak berkaitan dengan tingkat konsumsi sayur dan

    buah. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa konsumsi sayur dan buah yang

    baik terjadi pada wanita (35%).

    Hubungan antara tingkat ekonomi dengan perilaku konsumsi sayur dan

    buah pada remaja

    Hasil pengujian hubungan antara tingkat ekonomi keluarga dan konsumsi

    sayur dan buah menunjukan nilai signifikan sebesar 0,55 > 0,05 yang menunjukan

    bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat ekonomi keluarga dan konsumsi

    sayur dan buah. Konsumsi sayur dan buah yang baik pada penelitian ini

    ditemukan seimbang antara tingkat ekonomi keluarga rendah dan tinggi yang

    masing-masingnya adalah (26,3%).

    Hubungan antara pengetahuan gizi dengan konsumsi sayur dan buah pada

    remaja

    Hasil pengujian hubungan antara pengetahuan gizi dan konsumsi sayur

    dan buah memiliki nilai signifikan (p-value) sebesar 0,064 > 0,05 yang

    menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dan

    konsumsi sayur dan buah. Dari hasil pengujian juga menunjukan bahwa konsumsi

  • 37

    sayur dan buah yang baik terbanyak terdapat pada responden dengan pengetahuan

    gizi yang baik (45%)

    BAB VI

    PEMBAHASAN

    Penelitian ini membahas bagaimana hubungan dari karakteristik individu

    yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi keluarga dan pengetahuan gizi

    terhadap konsumsi sayur dan buah pada remaja.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 52,5% responden telah

    mengonsumsi sayur dan buah dengan cakupan yang baik. Konsumsi yang baik

    dapat diartikan bahwa seseorang telah mengkonsumsi sayur dan buah 14x/mg

    atau 2x/hari atau 150 gr /hari 5.

    Konsumsi sayur dan buah yang baik pada remaja penting karena

    kekurangan atau kelebihan konsumsi sayuran akan dapat menimbulkan masalah-

    masalah bagi kesehatan 24.

    6.1 Usia dan jenis kelamin

    Karakteristik responden berdasarkan usia merupakan kategori usia remaja,

    secara spesifik berdasarkan klasifikasi Robert dan Brown responden dalam

    penelitian ini merupakan remaja tengah (15-17 tahun) dimana remaja tingkat

    menengah ini memiliki karakteristik yaitu berkembangnya kesadaran terhadap

    identitas diri khususnya pada remaja berjenis kelamin perempuan, mereka mulai

    memperhatikan citra fisik dan pada masa ini tekanan sosial yang timbul untuk

    memiliki tubuh ideal merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan34, hal ini

  • 38

    tentu akan meningkatkan resiko perilaku kesehatan yang buruk. Faktor usia dan

    jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku dalam konsumsi

    makanan dan minuman 35

    Hasil pengujian antara karakteristik usia dan jenis kelamin tidak memiliki

    hubungan dengan perilaku konsumsi dari sayur dan buah, hasil dari penelitian ini

    sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya 6 yang menunjukan bahwa jenis

    kelamin tidak memiliki hubungan dengan konsumsi sayur dan buah.

    6.2 Tingkat ekonomi keluarga

    Dari karakteristik ekonomi, sebagian besar responden dalam penelitian ini

    memiliki tingkat ekonomi yang rendah (60%), yaitu dimana tingkat pengeluaran

    keluarga untuk makanan >50%.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat

    ekonomi keluarga dengan perilaku konsumsi sayur dan buah. Hal ini juga dapat

    dilihat dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa tingkat konsumsi sayur dan

    buah yang baik memiliki kejadian yang seimbang antara kelompok responden

    dengan tingkat ekonomi rendah dan tinggi yaitu 26,3%. Hasil penelitian ini tidak

    sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya 32 yang menunjukan bahwa terdapat

    hubungan antara tingkat ekonomi dengan konsumsi gizi.

    6.3 Pengetahuan gizi

    Sebanyak 77,5% responden memiliki pengetahuan gizi yang baik. Hasil

    dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan

    gizi dengan perilaku konsumsi dari sayur dan buah. Hasil dari penelitian ini

    bertolak belakang dengan hasil penelitian sebelumnya 29 yang menemukan bahwa

    pengetahuan berpengaruh terhadap perilaku konsumsi sayur dan buah, dimana

    pengetahuan gizi dapat meningkatkan 22% konsumsi buah dan sayur 29.

    Hasil penelitian yang menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara

    usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi keluarga dan pengetahuan gizi dapat

    disebabkan oleh beberapa alasan. Alasan pertama adalah remaja bukan merupakan

    faktor pengambil keputusan utama dalam sebuah keluarga36, pada penelitian Pitt

  • 39

    Barnes et al (2012) dijelaskan orangtua berperan penting dalam penyajian

    makanan, konsumsi makan dalam rumah tangga umumnya ditentukan oleh

    orangtua dimana umumnya yang menyajikan makanan untuk konsumsi rumah

    tangga adalah orang tua dan seorang anak (remaja) hanya mengonsumsi makanan

    yang disediakan oleh orang tua36

    Kemudian, 2 faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumsi sayur

    dan buah pada remaja adalah pola asuh dan ketersediaan pangan. Pola asuh

    berkaitan dengan kebiasaan seseorang untuk mengonsumsi makanan sejak kecil. 36 oleh karena itulah dapat dikatakan bahwa pengetahuan gizi yang baik, usia,

    jenis kelamin dan tingkat ekonomi tidak berhubungan dengan perilaku konsumsi

    sayur dan buah pada remaja.

    Alasan selanjutnya adalah kelemahan dalam penelitian ini. Penelitian ini

    hanya dilakukan pada satu obyek penelitian saja yaitu pada salah satu SMA dan

    juga hanya pada kelompok tertentu dalam SMA tertentu saja yaitu siswa dan siswi

    kelas XI SMA oleh karena itulah hasil dari penelitian ini dapat saja tidak

    menggambarkan kenyataan yang sebenarnya dan kekuatan hasil penelitian ini

    untuk di generalisasi juga cukup lemah karena sampel dalam penelitian ini relatif

    kecil yaitu hanya terdiri dari 80 responden.

  • 40

    BAB VII

    KESIMPULAN DAN SARAN

    7.1 Kesimpulan

    1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

    karakteristik individu (usia, jenis kelamin) terhadap perilaku konsumsi sayur dan

    buah pada remaja.

    2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat

    ekonomi keluarga terhadap perilaku konsumsi sayur dan buah pada remaja.

    3. Perilaku konsumsi sayur dan buah pada remaja cukup baik, 52,5 % responden

    telah mengkonsumsi sayur dan buah dengan cakupan yang baik

    4. Pengetahuan gizi para remaja cukup baik, 77,5% responden memiliki

    pengetahuan tentang gizi (sayur dan buah) yang baik.

    7.2 Saran

    Masyarakat

    Diharapkan untuk masyarakat luas terutama remaja untuk meningkatkan

    perilaku konsumsi sayur dan buah, dikarenakan pengetahuan gizi yang baik belum

    cukup untuk mewujudkan perilaku konsumsi sayur-buah yang baik.

    Peneliti

    Penelitian selanjutnya hendaknya melakukan penelitian yang sama pada

    obyek penelitian lainnya untuk dapat membandingkan hasil dari penelitian,

    dapat mempertimbangkan untuk menambah jumlah sampel yang lebih besar

    dimana sampel yang lebih besar lebih dapat mengeneralisasi hasil dari

  • 41

    penelitian. Penelitian selanjutnya juga dapat mempertimbangkan faktor-faktor

    apa saja yang berhubungan dengan konsumsi dari sayur dan buah selain

    faktor yang telah diteliti pada penelitian ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Rahmawati. Perilaku makan sayur berdasarkan faktor sosiodemografi, self efficacy, sikap, niat, preferensi, dan ketersediaan sayur pada murid kelas VI SD Muhammadiyah 12 Pamulang Barat, Tangerang(skripsi). Depok: Universitas Indonesia;2003.

    2. Sekarindah T. Terapi jus buah dan sayur. Jakarta: Puspa Swara;2008.p.32-3

    3. Suhada NS, Amalia L, Khairunisa, Sukandar D. Food consumption, nutrition, and health status among farmer households In subang, west java, Indonesia. Journal of Nutrition and Food. 2010; 5(3): 18596.

    4. He FJ, Nowson CA, MacGregor GA. Fruit and vegetable consumption: meta-analysis of cohort studies. Lancet. 2006; 367:32026.

    5. Departemen Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). Riset Kesehatan Dasar 2007 : Laporan Nasional. Jakarta: Balitbangkes Depkes RI, 2008.

    6. WHO. Fruit and vegetable intake in a sample of 11-year-old children in 9 Europian countries: The pro children cross-sectional survey.Ann Nutr Metab2005;49:236-45.

    7. Story M. Individual and environmental influence on adolencent eating behaviors. J Am Diet Ass2004;102:40-51.

    8. Tylavsky A, Holliday K, Danish R, Womack C, Norwood J, Carbone L. Fruit and vegetable intakes are an independent predictor of bone size in early pubertal children. Am J Clin Nutr. 2004 Feb;79(2):311-7.

    9. Vatanparast H, Jones AB , Faulkner RA, Bailey DA, Whiting SJ. Positive effects of vegetable and fruit consumption and calcium intake on bone mineral accrual in boys dudring growth from childhood to adolescence:the university of saskatchewan pediatric bone mineral accrual study.Am J Clin Nutr 2005;82:700 6.

    10. Sediaoetama, Djaeni A. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jilid 1.Jakarta: PT Dian Rakyat;2006.p.54-5,73-5.

    11. Notoatmodjo S.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta;2007.p.155-6.

    12. Ida F.Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja di Indonesia(skripsi).Jakarta: Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah;2007.

    13. Vatanparast H, Jones AB , Faulkner RA, Bailey DA, Whiting SJ. Positive effects of vegetable and fruit consumption and calcium intake on bone

  • 42

    mineral accrual in boys dudring growth from childhood to adolescence:the university of saskatchewan pediatric bone mineral accrual study.Am J Clin Nutr 2005;82:700 6.

    14. Aldoori WH, Giovannucci EL, Rockett HR, Sampson L, Rimm EB, Willett WC. A prospective study of dietary fiber types and symptomatic diverticular disease in men. J Nutr 2008; 128:71419.

    15. Nainggolan P, Olwin A, Adimunca. Diet sehat dengan serat. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran 2005;147:43-6.

    16. Almatsier, S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2008.p.36-9,62-4.

    17. Sethi V, Kashyap S, Seth V, Aharwal S. Encouraging appropriate infant feeding practice in slums: a positive deviance approach. Pakistan J Nutr 2003;2:164-6.

    18. Beech B, Rice RM, Myersl L, Johnson C, Nicklas TA. Individual and environmental Influences on Adolescent Eating Behaviors. Journal Of Adolescent Health 1999;24:244-50.

    19. Lakkakula, AP. Building childrens liking and preferences for fruits and vegetables through school-based interfentions (dissertation). Mount Pleasant (MI) : Louisiana State University, U.S.A, 2006.

    20. Bourdeaudhuij D, Velde ST, Brug J, Due P,Wind M, Sandvik C, Maes L. Personal. Social and environmental predictors of daily fruit and vegetable intake in 11-year-old children in nine European Countries. European Eur J Clin Nut .2008;62:83441.

    21. Koui E, Jago R. Associations between self-reported fruit and vegetable consumption and home availability of fruit and vegetables among Greek primary-school children. Public Health Nutrition 2008;11(11) :1142-48.

    22. Departemen Pendidikan Nasional. Ilmu gizi dan aplikasinya. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional; 2003.

    23. Gibson, Rosalind S. Corelation between principles of nutritional intake with nutritional status in adults[thesis]. New York: Oxford University;2008.

    24. McGartland CP, Paula J Robson PJ, Liam J Murray LJ, Cran GW, Savage MJ, Watkins DC.Rooney MR, Boreham CA. Fruit and Vegetable Consumption and Bone Mineral Density: the Northern Ireland Young Hearts Project. Am J Clin Nutr 2004;80:101923.

    25. Gibson A, Edgar JD, Neville CE, Gilchrist SE, McKinley MC, Patterson CC, et al. Effect of fruit and vegetable consumption on immune function in older people: a randomized controlled trial. Am J Clin Nutr. 2012 Dec;96(6):1429-36.

    26. Bahria S. Hubungan antara pengetahuan gizi, kesukaan dan faktor lain dengan konsumsi buah dan sayur pada remaja di 4 SMA di Jakarta(skripsi). Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;2009.

    27. Baker, Anna, Wardle J.Sex differences in fruit and vegetable intake in older adults. Appetite 2003;40:269 75.

  • 43

    28. Kristjansdottir AG, Thorsdottir I, Bourdeaudhuij ID, Due P, Wind M ,Klepp KI. Determinants of fruit and vegetable intake among 11-year-old schoolchildren in a country of traditionally low fruit and vegetable consumption. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity 2006;3:41:1-9.

    29. Mahpolah, Mahdalena, Purnamasari V. Faktor faktor yang berhubungan dengan kebiasaan mengonsumsi fast food pada remaja SMA Kartika V-1 Balikpapan. Jurnal Kedokteran Yarsi 2008;16(3):186-97.

    30. Milligan, RA. Influence of Gender and Socio Economic Status on Dietary Patterns and Nutrient Intakes in 18-year-old Australians. Aust N Z Journal of Public Health 2007;un;22(4):485-93.

    31. Natalia D. Konsumsi serta preferensi buah dan sayur pada remaja SMA dengan status social ekonomi yang berbeda di Bogor(skripsi). Bogor: Institut Pertanian Bogor;2009.

    32. Bere E, Brug J, Klepp K. Why do boys eat less fruit and vegetables than girls?. Public Health Nutrition 2008;11(3):32125.

    33. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Edisi ke-4. Jakarta : Sagung Seto,2011.

    34. Tea L, Marjaana L, Marjaleena O. Vegetable and fruit consumption and its determinants in young finish adults. J Nutr 2004;45:120-126

    35. Martha A, Marina B, Leila B, Flavio D, Sandra C. Fruits and vegetables intake and characteristics associated among adolescents from Southern Brazil. J Nutr 2012;11:95:2-9.

    36. Pitt Barnes S, Brown KRM, McDermott R, Bryant C, Kromrey J. Perceived parenting style and the eating practices of college freshmen. Am J Health Educ. 2012;43(1):8-17.

  • 44

    Lampiran 1 Data statistik

    Statistic Frequencies

    Frequency Table

    Statistics

    80 80 80 80 80 800 0 0 0 0 0

    ValidMissing

    NKonsumsi Usia Kelamin

    TingkatEkonomi Pendidikan

    PengetahuanGizi

    Konsumsi

    42 52.5 52.5 52.538 47.5 47.5 100.080 100.0 100.0

    BaikKurangTotal

    ValidFrequency Percent Valid Percent

    CumulativePercent

    Usia

    65 81.3 81.3 81.315 18.8 18.8 100.080 100.0 100.0

    Dibawah 16 tahundiatas 16 tahunTotal

    ValidFrequency Percent Valid Percent

    CumulativePercent

  • 45

    CROSSTABS

    /TABLES=Usia Kelamin TingkatEkonomi Pendidikan PengetahuanGizi BY Konsumsi

    /FORMAT= AVALUE TABLES

    /STATISTIC=CHISQ RISK

    /CELLS= COUNT TOTAL

    /COUNT ROUND CELL

    Kelamin

    29 36.3 36.3 36.351 63.8 63.8 100.080 100.0 100.0

    PriaWanitaTotal

    ValidFrequency Percent Valid Percent

    CumulativePercent

    TingkatEkonomi

    48 60.0 60.0 60.032 40.0 40.0 100.080 100.0 100.0

    RendahTinggiTotal

    ValidFrequency Percent Valid Percent

    CumulativePercent

    Pendidikan

    80 100.0 100.0 100.0RendahValidFrequency Percent Valid Percent

    CumulativePercent

    PengetahuanGizi

    62 77.5 77.5 77.518 22.5 22.5 100.080 100.0 100.0

    BaikSedangTotal

    ValidFrequency Percent Valid Percent

    CumulativePercent

  • 46

    /METHOD=EXACT TIMER(5).

    Crosstabs

    Usia * Konsumsi

    Case Processing Summary

    80 100.0% 0 .0% 80 100.0%80 100.0% 0 .0% 80 100.0%

    80 100.0% 0 .0% 80 100.0%

    80 100.0% 0 .0% 80 100.0%

    80 100.0% 0 .0% 80 100.0%

    Usia * KonsumsiKelamin * KonsumsiTingkatEkonomi *KonsumsiPendidikan * KonsumsiPengetahuanGizi *Konsumsi

    N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

    Cases

    Crosstab

    35 30 6543.8% 37.5% 81.3%

    7 8 158.8% 10.0% 18.8%

    42 38 8052.5% 47.5% 100.0%

    Count% of TotalCount% of TotalCount% of Total

    Dibawah 16 tahun

    diatas 16 tahun

    Usia

    Total

    Baik KurangKonsumsi

    Total

  • 47

    TingkatEkonomi * Konsumsi

    Chi-Square Tests

    .252b 1 .616 .776 .414

    .046 1 .830

    .252 1 .616 .776 .414.776 .414

    .249c

    1 .618 .776 .414 .199

    80

    Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

    Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

    Value dfAsymp. Sig.

    (2-sided)Exact Sig.(2-sided)

    Exact Sig.(1-sided)

    PointProbability

    Computed only for a 2x2 tablea.

    0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.13.b.

    The standardized statistic is .499.c.

    Risk Estimate

    1.333 .433 4.109

    1.154 .642 2.073

    .865 .504 1.487

    80

    Odds Ratio for Usia(Dibawah 16 tahun /diatas 16 tahun)For cohortKonsumsi = BaikFor cohortKonsumsi = KurangN of Valid Cases

    Value Lower Upper

    95% ConfidenceInterval

    Crosstab

    21 27 4826.3% 33.8% 60.0%

    21 11 3226.3% 13.8% 40.0%

    42 38 8052.5% 47.5% 100.0%

    Count% of TotalCount% of TotalCount% of Total

    Rendah

    Tinggi

    TingkatEkonomi

    Total

    Baik KurangKonsumsi

    Total

  • 48

    Pendidikan * Konsumsi

    Chi-Square Tests

    3.684b 1 .055 .069 .0452.859 1 .0913.730 1 .053 .069 .045

    .069 .045

    3.638c

    1 .056 .069 .045 .030

    80

    Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

    Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

    Value dfAsymp. Sig.

    (2-sided)Exact Sig.(2-sided)

    Exact Sig.(1-sided)

    PointProbability

    Computed only for a 2x2 tablea.

    0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.20.b.

    The standardized statistic is -1.907.c.

    Risk Estimate

    .407 .161 1.028

    .667 .444 1.002

    1.636 .954 2.808

    80

    Odds Ratio forTingkatEkonomi(Rendah / Tinggi)For cohortKonsumsi = BaikFor cohortKonsumsi = KurangN of Valid Cases

    Value Lower Upper

    95% ConfidenceInterval

    Crosstab

    42 38 8052.5% 47.5% 100.0%

    42 38 8052.5% 47.5% 100.0%

    Count% of TotalCount% of Total

    RendahPendidikan

    Total

    Baik KurangKonsumsi

    Total

  • 49

    PengetahuanGizi * Konsumsi

    Chi-Square Tests

    .a

    80Pearson Chi-SquareN of Valid Cases

    Value

    No statistics are computedbecause Pendidikan is a constant.

    a.

    Risk Estimate

    .aOdds Ratio for

    Pendidikan (Rendah / .)

    Value

    No statistics are computedbecause Pendidikan is a constant.

    a.

    Crosstab

    36 26 6245.0% 32.5% 77.5%

    6 12 187.5% 15.0% 22.5%

    42 38 8052.5% 47.5% 100.0%

    Count% of TotalCount% of TotalCount% of Total

    Baik

    Sedang

    PengetahuanGizi

    Total

    Baik KurangKonsumsi

    Total

  • 50

    CROSSTABS

    /TABLES=Kelamin BY Konsumsi

    /FORMAT= AVALUE TABLES

    /STATISTIC=CHISQ RISK

    /CELLS= COUNT TOTAL

    /COUNT ROUND CELL

    /METHOD=EXACT TIMER(5).

    Chi-Square Tests

    3.421b 1 .064 .106 .0572.502 1 .1143.459 1 .063 .106 .057

    .106 .057

    3.379c

    1 .066 .106 .057 .040

    80

    Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

    Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

    Value dfAsymp. Sig.

    (2-sided)Exact Sig.(2-sided)

    Exact Sig.(1-sided)

    PointProbability

    Computed only for a 2x2 tablea.

    0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.55.b.

    The standardized statistic is 1.838.c.

    Risk Estimate

    2.769 .920 8.337

    1.742 .877 3.462

    .629 .406 .975

    80

    Odds Ratio forPengetahuanGizi(Baik / Sedang)For cohortKonsumsi = BaikFor cohortKonsumsi = KurangN of Valid Cases

    Value Lower Upper

    95% ConfidenceInterval

  • 51

    Crosstabs

    Case Processing Summary

    80 100.0% 0 .0% 80 100.0%Kelamin * KonsumsiN Percent N Percent N Percent

    Valid Missing TotalCases

    Kelamin * Konsumsi Crosstabulation

    28 23 5135.0% 28.8% 63.8%

    14 15 2917.5% 18.8% 36.3%

    42 38 8052.5% 47.5% 100.0%

    Count% of TotalCount% of TotalCount% of Total

    Wanita

    Pria

    Kelamin

    Total

    Baik KurangKonsumsi

    Total

    Chi-Square Tests

    .325b 1 .568 .644 .368

    .114 1 .736

    .325 1 .568 .644 .368.644 .368

    .321c

    1 .571 .644 .368 .157

    80

    Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

    Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

    Value dfAsymp. Sig.

    (2-sided)Exact Sig.(2-sided)

    Exact Sig.(1-sided)

    PointProbability

    Computed only for a 2x2 tablea.

    0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.78.b.

    The standardized statistic is .567.c.

  • 52

    Risk Estimate

    1.304 .523 3.252

    1.137 .724 1.786

    .872 .548 1.387

    80

    Odds Ratio for Kelamin(Wanita / Pria)For cohort Konsumsi =BaikFor cohort Konsumsi =KurangN of Valid Cases

    Value Lower Upper

    95% ConfidenceInterval

  • 53

    Lampiran 2 Penjadwalan penelitian

    Tahapan Kegiatan

    Waktu Dalam Bulan

    2013 2014

    06 07 08 09 10 11 12 1 2 3

    A Perencanaan

    1 Pemilihan Topik

    2 Pembuatan Proposal

    3 Konsultasi dengan Pembimbing

    4 Presentasi Proposal

    B Pelaksanaan

    1 Pengumpulan data dan Survey

    2 Pengolahan Data

    3 Konsultasi dengan Pembimbing

    C Pelaporan Hasil

    1 Penulisan

    3 Diskusi

    4 Presentasi Hasil

    5 Perbaikan

  • 54

    Lampiran 3 Kaji Etik

  • 55

    Lampiran 4 Informed consent

    INFORMED CONSENT

    Penjelasan mengenai penelitian

    Penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan tingkat ekonomi keluarga terhadap perilaku konsumsi sayur-buah pada remaja dapat memberikan pengetahuan apakah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumsi sayur-buah pada remaja.

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberikan petunjuk kepada para remaja sehingga dapat mengambil tindakan selanjutnya untuk mengaetahui betapa pentingnya konsumsi sayur dan buah

    Oleh karena itu kami mengharapkan bapak/ibu/saudara untuk ikut serta dalam penelitian ini. Bila bersedia maka peneliti akan melakukan wawancara dan jika memenuhi persyaratan maka akan dilakukan kuisioner menggunakan instrument yaitu Food Frequency Questionnaire. Hasil kuisioner ini akan diinformasikan kepada bapak/ibu/saudara dan semua hasil pemeriksaan akan dirahasiakan.

    Bila ada pertanyaan, bapak/ibu/saudara dapat menghubungi peneliti di nomor telepon 0817771721 (Cynthia)

    Bapak/ibu/saudara bebas untuk menolak ikut dalam penelitian ini. Bila bapak/ibu/saudara bersedia ikut dalam penelitian kami mohon untuk membubuhkan tandatangan pada formulir persetujuan di bawah ini.

    Jakarta,.. 20

    (Cynthia Ayuningtyas)

  • 56

    Lampiran 5 Kuisioner

    Formulir Kuisioner Frekuensi Pangan

    (Food Frequency Questionnaire)

    No Sampel : Nama : Alamat : Tempat/tgl lahir : Umur : 1. >16 tahun 2. 16 tahun Jenis Kelamin : 1. Laki-laki

    2.Perempuan Kelas :

    Berilah tanda check list () pada kolom yang sesuai dengan kebiasaan anak anda dalam mengkonsumsi sayur dan buah

    Food Frequency Questionnaire (FFQ)

    Bahan makanan

    >1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln Tidak pernah

    Porsi

    n % n % N % n % n % n % URT gram Sayur-sayuran

    Bayam Kangkung Daun singkong

    Sawi hijau Wortel Kembang kol Brokoli Timun Kacang panjang

    Buncis Lainnya Buah-buahan

  • 57

    Jeruk Pepaya Apel Pisang Mangga Lainnya Lampiran 6 Kuisioner Petunjuk: Isilah pertanyaan berikut ini dengan jelas, Beri tanda check list

    () pada nomoryang tertera.

    I. Identitas No Sampel : Nama : Alamat : Tempat/tgl lahir : Umur : 1. 16 tahun 2. >16 tahun Jenis Kelamin : 1. Laki-laki

    2.Perempuan Kelas :

    (Mohon dijawab dengan sebenar-benarnya)

    A. Pendidikan 1. Apa pendidikan terakhir yang pernah

    anda ikuti? a. Tidak sekolah b. Tamat SD c. Tamat SMP d. Tamat SMA e. Tamat perguruan tinggi

    B. Status Ekonomi Keluarga Jumlah (Rp) 1. Berapakah pendapatan keluarga orang

    tua anda dalam 1 bulan?

  • 58

    a. Kurang dari Rp 3.000.000 b. Lebih dari Rp 3.000.000

    2. Berapa pengeluaran sehari untuk memasak atau membeli makanan/berbelanja?

    3 Padi-padian a.Beras b.Lainnya(Jagung,terigu,tepung beras,dll)

    4 Umbi-umbian (ketela pohon, ketela rambat, kentang, gaplek, talas, sagu, dll)

    5 Daging (daging sapi/kerbau/kambing/domba/babi/ayam, jeroan, hati, limpa, abon, dendeng, dll)

    6 Telur dan susu a. Telur ayam/itik/puyuh b. Susu murni, susu kental, susu bubuk, dll

    7 Sayur-sayuran (bayam, kangkung, ketimun, wortel, kacang panjang, buncis, bawang, cabe, tomat, dll)

    8 Kacang-kacangan (kacang tanah/hijau/kedele/merah/tunggak/ mete/, tahu, tempe, tauco, oncom, dll)

    9 Buah-buahan (jeruk, mangga, apel, durian, rambutan, salak, duku, nanas, semangka, pisang, papaya, dll)

    10 Minyak dan lemak (minyak kelapa/goreng, kelapa, mentega, dll)

    11 Bahan minuman (gula pasir, gula merah, the, kopi, coklat, sirup, dll)

    12 Bumbu-bumbuan (garam, kemiri, ketumbar, merica, terasi, kecap, vetsin, dll)

    13 Konsumsi lainnya a. Mie instan, mie basah, bihun, macaroni/mie kering b. Lainnya (kerupuk, emping, dll)

    14 Makanan dan minuman jadi a. Makanan jadi (roti, biscuit, kue basah, bubur, bakso, gado-gado, nasi rames, dll)

  • 59

    b. Minuman non alcohol (soft drink, es sirop, limun, air mineral, dll) c. Minuman mengandung alcohol (bir, anggur dan minuman keras lainnya)

    15 Tembakau a. Rokok (rokok kretek, rokok putih, cerutu) b. Lainnya (sirih, pinang, tembakau dan lainnya)

    16 Jumlah pengeluaran makanan (Rincian 1 s.d. 15)

    C. Pengetahuan Gizi

    1. Apakah manfaat dari mengkonsumsi sayuran dan buah?

    a. Sebagai sumber tenaga, pembangun dan pengatur

    b. Untuk menjaga kesehatan

    c. Dapat mengenyangkan perut

    2. Apakah zat gizi yang terkandung dalam sayuran dan buah?

    a. Karbohidrat

    b. Vitamin, mineral, dan serat

    c. Lemak

    3. Apakah manfaat/kegunaan vitamin, mineral dan serat ya g

    terkandung dalam sayuran dan buah?

    a. Sebagai zat pembangun dan pelindung

    b. Mencegah terjadinya penyakit

    c. Mengenyangkan perut

    4. Apakah akibat jika seseorang kurang mengkonsumsi sayuran

    dan buah?

    a. Mudah sakit, pertumbuhan terhambat, cepat tua

    b. Mudah lapar, rambut rontok, tidak bersemangat

    c. Mudah lapar, bodoh, cepat tua

    5. Apa manfaat dari vitamin C?

  • 60

    a. Kekebalan tubuh,mencegah sariawan, menghambat

    proses penuaan

    b. Menghaluskan kulit, mencegah kurang nafsu makan,

    mengandung serat

    c. Mengandung serat, mencegah kerontokan rambut,

    kekebalan tubuh

    6. Apa manfaat dari Vitamin A?

    a. Kesehatan mata, pertumbuhan jaringan tubuh,kekebalan

    tubuh

    b. Kekebalan tubuh, anti kanker, mengenyangkan perut

    c. Makanan bergizi, mengandung serat, mencegah

    sariawan

    7. Dibawah ini, makanan yang mengandung vitamin C terdapat

    pada?

    a. Jeruk, manga, pisang

    b. Tomat,pepaya,bayam

    c. Bayam, anggur, kangkung

    8. Dibawah ini makanan yang mengandung vitamin A terdapat

    pada?

    a. Tomat, bayam, wortel

    b. Kangkung, daun ubi, jeruk

    c. Wortel, nanas, tauge

  • 61

    Lampiran 7

    Surat kontribusi

  • 62

    Lampiran 8

    Surat kontribusi