Isi RADIOLOGI Angiocerebral

21
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Angiografi serebral pertama kali dilakukan pada tahun 1927 oleh Egaz Moniz. Sejak itu pemeriksaan ini berkembang dengan pesat dan luas dalam kepentingan neuroradiologi. Berbagai teknik telah dikembangkan seperti punksi perkuatan langsung pada a. karotis dan vertebralis, punksi retrograde a. brakhialis, aksilaris dan subklavia, namun dewasa ini arteriografi serebral umumnya dilakukan dengan cara kateterisasi karotis. Gambaran mielografik tumor intramedular memperlihatkan medulla yang melebar dalam kolom kontras, dan tidak bergeser/berpindah dari dinding kanal. Tampak ekspansi fusiform dari medulla, dan biasanya sepanjang beberapa segmen. Medula terletak sentral dalam kolom kontras dengan batas yang normal terhadap pedikel, arkus dan korpus vertebra. Obstruksi aliran kontras dapat parsial atau total. Pemeriksaan angiografi serebral diindikasikan untuk mendeteksi kelainan-kelainan vaskuler yang dapat disebabkan oleh berbagai anomali kongenital,trauma, tumor, peradangan dan lainnya seperti : aneurisma, malformasi arteriovenosus, penyakit oklusi serebro-vaskuler, kematian otak, tumor-tumor supra/infra- tentorial, hematom peri/intra serebral, subklavia steal syndrome, a. subklavia aberans, kelainan medula spinalis ( tumor, dan sebagainya ). 1 FKG. Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jl. Bintaro Permai Raya 3 Jakarta 12330 Indonesia Tel. (021)-73885251, 73885254 Fax. (021) 73885253 www.moestopo.web.id

Transcript of Isi RADIOLOGI Angiocerebral

BAB IPendahuluan1.1 Latar Belakang

Angiografi serebral pertama kali dilakukan pada tahun 1927 oleh Egaz Moniz. Sejak itu pemeriksaan ini berkembang dengan pesat dan luas dalam kepentingan neuroradiologi. Berbagai teknik telah dikembangkan seperti punksi perkuatan langsung pada a. karotis dan vertebralis, punksi retrograde a. brakhialis, aksilaris dan subklavia, namun dewasa ini arteriografi serebral umumnya dilakukan dengan cara kateterisasi karotis. Gambaran mielografik tumor intramedular memperlihatkan medulla yang melebar dalam kolom kontras, dan tidak bergeser/berpindah dari dinding kanal. Tampak ekspansi fusiform dari medulla, dan biasanya sepanjang beberapa segmen. Medula terletak sentral dalam kolom kontras dengan batas yang normal terhadap pedikel, arkus dan korpus vertebra. Obstruksi aliran kontras dapat parsial atau total.

Pemeriksaan angiografi serebral diindikasikan untuk mendeteksi kelainan-kelainan vaskuler yang dapat disebabkan oleh berbagai anomali kongenital,trauma, tumor, peradangan dan lainnya seperti : aneurisma, malformasi arteriovenosus, penyakit oklusi serebro-vaskuler, kematian otak, tumor-tumor supra/infra-tentorial, hematom peri/intra serebral, subklavia steal syndrome, a. subklavia aberans, kelainan medula spinalis ( tumor, dan sebagainya ).1.2 Rumusan Masalah1. Apa pengertian angiografi serebral ?

2. Bagaimana teknik pemeriksaan angiografi serebral ?

3. Bagaimana proses pemeriksaan angiografi serebral ?

4. Bagaimana keadaan normal angiografi karotis ?

5. Bagaimana keaadaan normal angiografi vertebra?6. Apa indikasi dari angiografi serebral?

7. Apa dampak dari angiograi serebral?1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui pengertian angiografi serebral

2. Untuk mengetahui bagaimana teknik pemeriksaan angiografi serebral

3. Untuk memgetahui bagaimana proses pemeriksaan angiografi serebral

4. Untuk mengetahui bagaimana keadaan normal angiografi karotis ?

5. Untuk mengetahui bagaimana keaadaan normal angiografi vertebra?

6. Untuk mengetahui indikasi dari angiografi serebral?

7. Untuk mengetahui dampak dari angiografi serebral?

BAB IIPembahasan2.1 DefinisiAngiografi adalah pemeriksaan pada pembuluh pembuluh darah. Angiografi berguna untuk mengevaluasi pembuluh darah dan untuk mengidentifikasi vaskularisasi yang abnormal karena adanya tumor. Pemeriksaan ini dilakukan bila CT (tomografi computer) atau skrining radionukleid member kesan adanya kelainan pembuluh darah. Pemeriksaan .

Angiografi serebral merupakan suatu tindakan yang ditujukan untuk memberikan gambaran tentang kondisi pembuluh darah serta aliran darah di daerah cerebral dengan memanfaatkan x-ray. Tindakan angiography ini dilaksanakan dengan memasukan kateter kedalam pembuluh darah besar (biasanya melalui arteri femoralis) dan memasukan zat kontras setelah kateter mencapai arteri karotis. Cerebral agiography digunakan oleh dokter untuk mendeteksi adanya abnormalitas pembuluh darah otak dan digunakan pada saat prosedur diagnostic lain tidak mampu melihat adanya abnormalitas pada pembuluh darah. Meskipun angiography cerebral dapat digunakan untuk mengetahui berbagai macam abnormalitas pada pembuluh darah cerebral, Angiofrafi serebral merupakan zat kontras yang diinjeksikan menunjukan arteri-arteri karotis dan arteri vertebral, pembuluh darah besar dilingkaran willis dan cabang arteri cerebral yang kecil. Tes yang disebut angiografi serebral ini meliputi penyinaran sinar-X pada pembuluh darah otak setelah injeksi cairan kontras khusus pada arteri di leher,paha dalam, atau area lainnya. Cairan kontras ini akan tampak pada penyinaran ketika mencapai otak dan disirkulasikan melalui pembuluh darah. Biasanya angiografi serebral ini dilakukan jika dokter menduga ada kelainan pada pembuluh darah otak. Berbagai kontras telah dipergunakan untuk pemeriksaan angiografi serebral dengan memperhatikan efek toksisitasnya. Kontras yang dipakai adalah: Renografin ( meglumin diatrizoate)

Conray 60 ( meglumin iothalamate )

Urografin

Angiografin2.2 Teknik pemeriksaan Angiografi SerebralTeknik pemeriksaan dibagi atas dua cara, yaitu :I. Pungsi Langsung

1. Pasien terlentang, punggung diganjal, atau kepala diturunkan, hingga denyut arteri karotis kommunis teraba. Diberikan anastesi local di daerah pungsi atau anastesi umum.

2. Dilakukan pungsi pada leher di daerah perabaan denyut nadi arteri karotis kommunis ( kira-kira sedikit di bawah bifurkasio)

3. Pungsi harus menembus dinding anterior dan posterior pembuluh darah lalu ditarik perlahan-lahan sampai darah memancur dengan lancer.

4. Teflon sheath nya didorong ke dalam lumen arteri dan mandarin hditarik ke luar

5. Pangkal Teflon sheat bias disambung dengan sambungan Teflon berikut luerlock

6. Kontras diberikan + 8-10 ml dengan injeksi cepat pada tiap exposure atau sekali injeksi saja bila memakai rapid serial film changer. Sinar X diarahkan ke glabella membentuk sudut + 27-30 derajat dengan vertical, kraniokaudal.

7. Fase-fase pemeriksaan :

-fase arteri : 1-3 detik, setelah mulai suntikan

-fase kapiler: 3-4 detik, setelah mulai suntikan

-fase vena : 4-12 detik, setelah mulai suntikan.II. Pungsi tidak langsung ( dengan kateter )

1. Pungsi dilakukan pada derah arteri femoralis (inguinal) dengan jarum Abbocath setelah diberikan anastesi lokal dan insisi kecil.

2. Dengan memasukkan guide-wire ke dalam arteri femoralis cukup jauh ke arah proksimal, maka abbocath ditarik ke luar.

3. Kateter dimasukkan melalui guide-wire ditarik ke luar. Pangkal kateter disambung dengan luer-lock.

4. Kateter didorong mencapai arteri karotis interna atau arteri karotis externa.

5. Pemberian kontras + 8-10 ml dengan injeksi cepat.

Kelainan : oklusi

Aneurisma

Malformasi arteriovenosus

Tumor Intrakranial

Trauma:- Hematoma subdural

-Hematoma epidural

Hidrosefalus2.3 Pemeriksaan Angiografi Serebral

Pembuluh darah serebral pada pemeriksaan angiografi diamati dalam beberapa fase yaitu :

1. Fase arteriol ( 1,0 2,5 detik ) yang terdiri dari subfase pengisisan( arterial filling) dan subfase pengosongan ( arteriol emptying ). Subfase pengisian arteri ditujukan pada deteksi neoplasma atau sumbatan/ oklusi, sedangkan pada subfase pengosongan lebih ditujukan pada kasus-kasus emboli kecil yang multiple. Dalam keadaan normal sirkulasi arteri berlangsung kira-kira 1,5 detik , dan bila lebih dari 2,5 detik dapat diduga sebagai suatu kelainan.

2. Fase kapiler atau campuran atau intermediet ( 0,5- 1 detik ) yaitu menggambarkan pengosongan ujung terminal dari arteri yang kemudian segera diikuti oleh pengisian vena, atau kadang-kadang merupakan gambaran yang tidak menampilkan arteri atau vena.

3. Fase vena ( 4-5 detik ) berlangsung mulai dari pengisisan cabang pertama system vena cerebral superfisialis sampai pengosingan seluruh zat kontras dari vena tersebut. Biasanya pengisiian vena frontal lebih dahulu daripada vena parietal. Bila terjadi sebaliknya, perlu dipikirkan adanya abnormalitas ( sirkulasi yang melambat pada daerah frontal dapat disebabkan oleh neoplasma atau thrombosis, sirkulasi yang cepat pada daerah parietal dapat disebabkan oleh neoplasma atau malformasi arterio-venosa ) . Vena-vena serebral yang dalam ( profunda ) terisi kemudian atau belakangan daripada vena-vena superficialis.

2.4 Gambaran Normal Angiografi Karotis

Arteri karotis kommunis bercabang dua pada bifurkasio setinggi vertebra servikal III-IV menjadi arteri karotis interna dan arteri karotis eksterna. Pada posisi frontal, bayangan proksimal arteri karotis eksterna terletak medial daerah arteri karotis interna.

Arteri Karotis Interna

Di daerah leher arteri karotis interna berjalan tanpa terlihat adanya percabangan. Segmen interkavernosus berjalan sepanjang tepi dinding tulang sfenoid dan berbentuk huruf S dan dikenal dengan nama carotid siphon. Segmen supraklinoid terbagi atas 3 cabang yaitu :

Arteri oftalmikus

Arteri Kommunikans posterior

Arteri koroidalis anterior

Arteri Serebri Anterior

Arteri kommunikans anterior menghubungkan arteri serebri anterior kanan dan kiri. Cabang-cabang dari arteri serebri anterior terdiri atas:

Arteri frontopolaris

Arteri collosomarginalis

Arteri pericallosus, merupakan lanjutan arteri serebri anterior.

Arteri serebri Media

Pada segmen horizontal keluar beberapa arteri lentikulostriata, yaitu arteri-arteri kecil yang berjalan superior dan superior untuk memperdarahi basal ganglia dan kapsula interna. Pada posisi AP, arteri lentikulostriata membentuk gambaran S-shape. Pertemuan arteri karotis Interna, arteri serebri anterior dan arteri serebri media memberikan gambaran yang disebut T-formation. Cabang posterior oaling medial dan superior dikenal dengan nama Sylvian point.

Pada psisis lateral cabang-cabang serebri media membentuk loops ketika mencapai puncak sulkus sirkularis. Garis yang menghubungkan aspek superior dari loops ini merupakan atap dari Sylvian Triangle. Pada posisi frontal, Sylvian point terletak 3045mm medial dari tabula interna pada orang dewasa atau kira-kira pada pertengahan garis yang menghubungkan puncak orbita atau pyramid petrosus (diambil yang lebih rendah) dan garis tangensial terhadap tabula interna di daerah verteks. Di samping itu ada yang mengambil letak normal Sylvian point pada pertengahan antara tabula interna dan garis tengah (midline) cranium.

Cabang-cabang arteri serebri media lainnya, yaitu :

Arteri parietalis posterior

Arteri gyriangularis

Arteri temporalis posterior

Fase Kapiler

Terlihat kira-kira 4 detik sesudah injeksi kontras. Gambarannya berupa bayangan difus dari hemisfer dan dikenal dengan istilah serebrogram.

Fase Vena

Pada fase lanjut akan tampak pengisian vena-vena profunda. Vena-vena profunda terlihat jelas lebih belakang daripada vena-vena superfisial.

Vena-vena superfisial

Vena besar yang masuk ke dalam sinus sagitalis superior adalah:

Vena precentralis trolard Vena postcentralis rolandiVena labbe masuk ke dalam sinus lateralis. Vena serebri media superfisial yang berjalan di permukaan anterior dari lobus temporalis masuk ke dalam sinus kavernosus.

Vena-vena profunda

Vena serebri interna, yang terdiri sepasang, berjalan di garis tengah (midline). Bagian depan vena serebri interna dibentuk oleh pertemuan vena septal dan vena talamostriata. Titik pertemuan vena septal dan vena talamostriata adalah kedudukan dari foramen Monro. Lengkung yang dibentuk oleh vena talamostriata dan vena serebri interna disebut venous angle.

Vena basilaris Rosenthal

Vena serebri magna Galeni

Sinus longitudinal inferior dan vena Galeni bertemu membentuk sinus rektus (straight sinus) dan masuk ke dalam sinus confluens (Torculor Herophili).2.5 Gambaran Normal Angiografi VertebraArteri vertebra

Arteri ini berasal dari arteri subklavia, berjalan ke atas melalui foramen transversaria. Arteri spinalis anterior dan cabang-cabang meningea anterior dan posterior dari arteri vertebra sering terlihat dengan baik. Kedua arteri vertebra bersatu membentuk arteri basilaris pada setinggi bagian bawah pons varoli. Cabang interkranial arteri vertebra yang besar adalah arteri srebrali inferior posterior yang selanjutnya bercabang menjadi :

Arteri vermian inferior

Arteri tonsillohemispheric

Arteri basilaris

Arteri ini berjalan sepanjang clivus dengan jarak kira-kira 1-2 mm. Dekat bifurkasionnya akan keluar arteri serebelli superior yang memperdarahi permukaan superior hemisfer serebeli.

Arteri serebri posterior

Berasal dari arteri basilaris. Cabang-cabang arteri serebri posterior yaitu arteri talamoperforata, arteri koroidalis posterior medialis dan arteri koroidalis posterior lateralis. Cabang distal dari arteri serebri posterior yaitu:

Cabang-cabang temporalis posterior

Cabang-cabang kalkarina

Cabang-cabang parietooksipital

Fase Vena

Vena-vena superfisial di daerah superior serebelum masuk ke dalam sinus lateralis dan vena magna Galeni . Vena-vena dari daerah anterior serebelum dan batang otak umumnya masuk ke dalam vena petrosus. Pada posisi lateral tampak vena presentalis serebeli yang masuk ke dalam vena magna Galeni. Secara embriologis, arteri vertebra dan arteri basilaris terpisah dari sirkulasi karotis , tetapi tetap bias terbentuk primitive vasculare channels yang menghubungkan sirkulasi karotis dan vertebrobasiler yang normal menghilang sesudah bayi lahir.

Ada 3 pembuluh arteri primitive yang sering timbul,yaitu :

1. Arteri trigeminus primitive persistent yang berasal dari arteri karotis interna dan bergabung dengan arteri basilaris.

2. Arteri hypoglossus primitive persistent yang berasal dari arteri karotis interna dan bergabung dengan arteri vertebralis.

3. Arteri acousticus primitive persistent yang berasal dari arteri karotis interna dengan arteri basilaris.

2.6 Indikasi Angiografi SerebralPemeriksaan angiografi serebral diindikasikan untuk mendeteksi kelainan-kelainan vaskuler yang dapat disebabkan oleh berbagai anomali kongenital,trauma, tumor, peradangan dan lainnya seperti : aneurisma, malformasi arteriovenosus, penyakit oklusi serebro-vaskuler, kematian otak, tumor-tumor supra/infra-tentorial, hematom peri/intra serebral, subklavia steal syndrome, a. subklavia aberans, kelainan medula spinalis ( tumor, dan sebagainya ).Abormalitas VaskulerPemeriksaan angiografi dapat menampilakan berbagai perubahan morfologi dinding pembuluh akibat berbagai macam penyakit. Perubahan luminal yang terjadi dapat berupa penyempitan, iregularitas, oklusi dan aneurisma, perubahan ini dapat terjadi fokal maupun segmental, halus atau irregular, dapat disebabkan oleh reaksi meningeal, kompresi eksternal oleh tumor, pus, hematom , atau edema, infiltrasi dinding pembuluh darah oleh tumor, dal lain-lain. Komplikasi kerusakan dinding pembuluh darah termasuk oklusi dan aneurisma dapat disebabkan adanya thrombus atau embolus. Dilatasi pembuluh darah dapat disebabkan terbukanya saluran kolateral akibat adanya suatu oklusi atau bertambahnya aliran darah pada daerah pintas ( shunting ). Adapun penyakit-penyakit yang dapat mengadakan perubahan morfologi pembuluh darah otak seperti di atas antara lain adalah : proses peradangan ( meningitis, menigoensefalitis, abses, osteomielitis ), aterosklerosis, granulomatosa, neoplasma ( glioma, metastasis, limfoma, leukemia ), trauma, dan lain-lain.

Trombosis Vena IntrakranialPemeriksaan angiografi serebral pada vase vena ditujukan untuk meneliti penampilan vena-vena kortikal superficial, profunda, dan vena-vena anastomisis. Gambaran vena intracranial (sekalipun dalam keadaan yang normal) sangat bervariasi dan cenderung berbeda antara kedua hemisfer. Penyebab tersering dari thrombosis vena adalah proses peradangan, pasca trauma kepala, neoplasma (terutama meningioma atau metastasis), arteritis, kehamilan, dan dehidrasi. Trombosis vena ini termasuk salah satu jenis dari pseudotumor serebri, dimana gambarannya dapat dimanifestasikan dengan suatu gambaran obstruksi atau hilangnya sinus, aliran darah vena yang terbalik, adanya saluran kolateral atau gambaran vena-vena superficialis yang berbentuk corkscrew. Oklusi sinus sagitalis superior sendiri juga sering terlihat pada kasus meningioma parasagital. Trombosis vena pada angiogram dapat bermanifestasi sebagai suatu thrombosis sinun cavernoses, yang kadang sulit di deteksi dengan gambaran biasa, dalam hal ini kiranya perlu diperhatikan system kolateral seperti vena oftalmik, pterigo-palatina, dan pleksus vena basilaris.

Pembuluh-pembuluh Kolateral

Gangguan aliran darah ke otak akan digantikan oleh system pembuluh-pembuluh kolateral. Sirkulasi kolateral intracranial yang terbaik adalah sirkulus willis, namun sirkulus semacam ini yg intak (dapat mengalirkan darah dari arteri serebri anterior via arteri komunikan anterior untuk memperdarahi hemisfir sisi lainnya, atau dari sirkulasi posterior via arteri komunikans posterior untuk mengirigasi sirkulasi carotis) hanya dijumpai pada seperempat dari manusia normal. Sirkulasi kolateral lain adalah anastomosis lepto miningeal yang mempunyai potensi menghubungkan cabang-cabang perifer dari arteri serebri anterior, media dan posterior. Bila salah satu cabang arteri ini tertutup, tekanan darah yang turun akan menstimulasi system kolateral tersebut untuk membuka dan mengalirkan darah secara retrograde ke daerah tersebut. Oklusi dari arteri carotis interna proksimal dari pangkal arteri serebri anterior dan media akan membuka system kolateral dari sifon carotis arteri komunikans posterior dan arteri coroidea anterior. Proliferasi dari system pembuluh kolateral ini akan menampilkan gambaran telangiectarcie blush atau moya-moya (puff of smoke).Oklusi Pembuluh Darah

Arterosklerosis dengan atau tanpa trombosis

Emboli, terutama dari pembuluh darah di leher

Stenosis sebesar 50% atau lebih dari lumen vascular akan terlihat jelas pada angiogram

Aneurisma

Penyebab paling sering dari hemorragi subaraknoid adalah rupture anneurisma intracranial. Lokalisasi aneurisma yang sering ditemukan adalah:

1. Pada pangkal dari arteri komminikans posterior di arteri karotis interna

2. Pada pertemuan arteri kommunikans anterior dengan arteri serebri anterior

3. Arteri serebri media

Kadang-kadang ditemukan juga aneurisma dari pangkal arteri oftalmika, arteri serbri anterior dan media, arteri serebeli inferor posterior, pertemuan kedua arteri vertebra dan distal arteri basilaris. Aneurisma yang terletak di daerah proksimal sirkulus arteriosus Willisi umumnya bersifat kongenital.

Adakalanya penderita mempunyai lebih dari satu aneurisma, ini terutama pada aneurisma arteri karotis interna, arteri kommunikans posterior atau arteri serebri media. Jika ditemukan lebih dari satu aneurisma, maka sangat besar kemungkinan bahwa yang rupture adalah aneurisma yang paling besar.Malformasi Arteriovenosus

Merupakan suatu kelainan dimana arteri dan vena berhubungan secara langsung tanpa melalui kapiler. Kelainan ini bersifat kongenital. Usia terbanyak ditemukan sekitar usia 20-30 tahun, kadang-kadang di atas 50 tahun. Lokalisasi terbanyak pada hemisfer serebrum, kadang-kadang di serebelum.Tumor-tumor Intrakranial

Tumor-tumor di daerah frontal anterior, jika cukup besar akan mendesak arteri serebri anterior melewati garis tengah (midline). Pada tumor-tumor puncak kepala bagian depan, akan terjadi herniasi subfalksial, karena falk serebri yang kaku sukan tergeser. Tumor-tumor deep frontal, parietal, parietal posterior, temporal posterior, occipital memberikan gambaran distal shift. Vena serebri interna bias tergeser melewati garis tengah (midline).

Pada tumor-tumor ganas seperti glioblastoma, tampak vaskularisasi abnormal dari fase arteri dengan ciri khas adanya early filling vein pada fase arteriogram.

Pada meningioma terlihat gambaran difus, berbatas tegas dari tumor pada fase late artery dan jelas pada fase vena. Banyak tumor pada arteriogram memberikan gambaran avascular ( seperti astrositoma ). Kebanyakan metastasis avascular dengan bagian perifernya banyak vaskularisasi abnormal, karena adanya vascular necrotic center.

Beberapa herniasi yang timbul akibat tumor intracranial, ialah :

1. Herniasi subfalksial

2. Herniasi unkus

3. Herniasi tonsiler, ditandai dengan turunnya cabang-cabang tonsiler (arteri tonsilo hemisfer) dari arteri serebri inferior posterior melalui foramen magnum.

4. Herniasi tentorium, masuknya culmen dan declive monticular melalui insisura tentori ke arah daerah supratentorium ditandai dengan arteri kommunikans posterior dan bagian proksimal arteri serebri posterior melengkung ke atas.

TraumaTrauma kapitis pada angiografi terutama memperlihatkan adanya hematom subdural dan hematom epidural.

a. Hematom subdural

Trauma ini menunjukkan pendesakan arteri dan vena berbentuk konveks sesuai dengan lengkung hemisfer serebri. Sesuai dengan lokalisasi perdarahan, akan tampak pendesakan arteri serebri anterior, arteri serebri media maupun deep vein. Kadang-kadang ditemukan lesi yang luas, tetapi pendesakan arteri serebri anterior, arteri serebri media dan vena serebri interna sangat sedikit (tidak seimbang), maka harus dilakukan angiografi sisi kontralateral karena kemungkinan adanya hematom subdural di sisi kontralateral tersebut.

Pada hematom di daerah temporobasal atau lebih ke posterior, dilakukan juga posisi oblik dengan kepala miring ke sisi kontralateral dengan proyeksi sinar antero-posterior. Hematom subdural yang kronis sesudah 2 atau 3 minggu disebut higroma, yang pada angiogram tampak gambaran bridging vein selain tanda-tanda desakan vaskular.b. Hematom epidural

Membedakan hematom epidural dan hematom subdural pada angiogram sering sulit. Jika arteri meningea media terdesak kea rah median ( ke dalam), maka diagnosis hematom epidural bias ditegakkan. Jika hematom epidural masuk ke dalam sinus venosus, maka sinus venosus ini akan terpisah dari tabula interna.

Hidrosefalus

Mengenai pelebaran ventrikel lateralis pada angiografi serebral tergantung pada lengkung vena talamostriata pada proyeksi frontal. Pada pelebaran ventrikel yang sedang,normal S-shaped dari vena talamostriata menjadi datar (flat) . Jika pelebaran ventrikel lateralis menghebat, maka kurve vena talamostriata menjadi konveks.

Pada vase arteriogram, dilatasi ventrikel lateralis yang hebat bias diperlihatkan dengan pergangan dan lengkug dari arteri serebri anterior dan arteri serebri media. Sylvian triagle sering tampak terangkat dan teregang. Dilakukan juga kompresi arteri karotis kommunis sisi lain atau angiografi kontralateral untuk memperlihatkan hidrosefalus internus simetrik.2.7 Dampak Pemeriksaan Angiografi Serebral

Pada penderita stroke dilaksanakannya tindakan angiography cerebral merupakan tindakan yang controversial terutama pada penderita stroke akut. Masuknya kateter kedalam pembuluh darah juga beresiko menimbulkan stroke. Stroke dapat timbul jika kateter memecahkan plak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Lepasnya plak dapat menyumbat pembuluh darah di otak dan dapat mengakibatkan terjadinya gangguan perfusi jaringan cerebral atau stroke kembali. Untuk itu pemeriksaan status neurologik klienseperti tingkat kesadaran, fungsi motorik dan respon pupil, sebelum dan setelah tindakan sangat diperlukan untuk mengetahui adanya perluasan stroke atau adanya deficit neurologist yang baru.Pemasukan kateter pada tindakan angiography cerebral dapat menyebabkan rusaknya arteri sehingga dapat menimbulkan hematom. Adanya hematom dan rusaknya pembuluh darah dapat menstimulus rasa nyeri.

Pemasukan zat kontras pada pembuluh darah juga dapat menimbulkan masalah. Jika tubuh menolak maka reaksi antigen-antibodi akan timbul. Histamin akan dikeluarkan, permeabilitas kapiler akan meningkat, cairan plasma akan pindah ke interstisial. Manifestasi klinik yang sering terjadi pada reaksi ini adalah urtikaria. Zat kontras yang dimasukan kedalam pembuluh darah juga dapat memperberat kerja ginjal dan mencetuskan terjadinya gagal ginjal terutama jika klien mempunyai riwayat penyakit ginjal.

Pelepasan kateter kembali setelah digunakan dapat mencetuskan terjadinya perdarahan pada klien. Selain itu pemasukan dan pelepasan kateter pada tubuh dapat menjadi portde entry bagi kuman untuk masuk kedalam tubuh sehingga klien yang menjalani angiography cerebral berisiko mengalami infeksi.

BAB IIIPenutup

3.1 Kesimpulan

Angiografi serebral merupakan suatu tindakan yang ditujukan untuk memberikan gambaran tentang kondisi pembuluh darah serta aliran darah di daerah cerebral dengan memanfaatkan x-ray. Pemeriksaan angiografi serebral diindikasikan untuk mendeteksi kelainan-kelainan vaskuler yang dapat disebabkan oleh berbagai anomali kongenital,trauma, tumor, peradangan dan lainnya seperti : aneurisma, malformasi arteriovenosus, penyakit oklusi serebro-vaskuler, kematian otak, tumor-tumor supra/infra-tentorial, hematom peri/intra serebral, subklavia steal syndrome, a. subklavia aberans, kelainan medula spinalis ( tumor, dan sebagainya ).

Pemeriksaan angiografi serebral dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu teknik pungsi langsung atau pungsi tidak langsung (dengan kateter). Pemeriksaan angiografi serebral adalah pemeriksaan invasif dan dapat mendatangkan bahaya maut bagi jiwa pasien, maka dalam hal ini dibutuhkan izin persetujuan tindakan medic (informed consent), di samping juga indikasi serta tata laksana angografi yang ketat,tepat, dan cermat.

3.2 Saran

Bagi para mahasiswa diharapkan semakin menambah pengetahuan tentang angiografi serebral, baik itu dari buku, majalah, internet ataupun jurnal-jurnal kesehatan agar semakin menguatkan pengetahuan tentang angiografi serebral ini.

Daftar Pustaka

Buku saku Pemeriksaan laboratorium dan diagnostic dengan implikasi keperawatan edisi 2

Penulis

: Joyce Lefever Kee

Penerbit

: Buku Kedokteran EGC

Editor

: Monica Ester, S Kp 1997

Halaman

: 270-272

Tanggal unduh: 8 November 2012 pukul 13:00

Judul

: Ilmu Bedah Saraf edisi 4

Penulis

: Satyanegara

Penerbit

: PT. Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit: 2010

Halaman

: 90-95

Tanggal unduh: 8 November 2012 pukul 13:50

1FKG. Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jl. Bintaro Permai Raya 3 Jakarta 12330 IndonesiaTel. (021)-73885251, 73885254 Fax. (021) 73885253 www.moestopo.web.id