Isi Pengolahan Air

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air umur mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat berupaya merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak pakai. Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih, dan cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat saringan air, dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau saringan air sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses penyaringan air secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut di dalam air. 1.2.Maksud dan Tujuan 1

description

aier

Transcript of Isi Pengolahan Air

Page 1: Isi Pengolahan Air

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai

planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita

mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air umur

mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita

harus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai

menjadi keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat

berupaya merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak pakai.

Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air

bersih, dan cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat

saringan air, dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau

saringan air sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses

penyaringan air secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam

yang terlarut di dalam air.

1.2.Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan makalah ini adalah membuat laporan salah satu dari materi

POAC ( Planing, Organizing, Actuating, Controling ) untuk memenuhi mata kuliah, yaitu

mata kuliah hygiene and sanitasy, dengan materi tentang pengolaham air kotor.

1.2.Metodelogi Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penulisan tugas ini, kami

membutuhkan beberapa tehnik atau metode penelitian sebagai kelengkapan dari penulisan

ini, dimana metode yang kami ambil adalah metode Riset kepustakaan. Dalam metode ini

kami memperoleh data dari buku yang ada dan internet.

1

Page 2: Isi Pengolahan Air

1.3.Sistematik Penulisan

Dalam sistematik penulisan laporan ini kami membedakan menjadi beberapa bab

yang diantaranya adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan di jelaskan mengenai latar belakang, maksud dan

tujuan, metedelogi penelitian , dan sistematik penulisan.

BAB II : ISI DARI MAKALAH

Pada bab ini kami akan menjelaskan tentang isi dari makalah yang

kami buat yaitu PENGOLAHAN AIR KOTOR.

BAB III : PENUTUP

Pada bab ini diuraikan mengenai kesimpulan serta ringkasan pada

penulisan tugas makalah ini.

2

Page 3: Isi Pengolahan Air

BAB II

PENGOLAHAN AIR KOTOR

2.1. Pengertian Air

Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai

saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi.

Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar

terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung),

akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan

lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui

penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai,

muara) menuju laut.

Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi

kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada

kutub utara dan selatan planet Mars. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas

(uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi

dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengaturan air yang kurang baik dapat menyebakan

kekurangan air.

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas

dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak

berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1

bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting,

yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam,

gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.

Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air

berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan

temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen

(H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Manusia, binatang,

dan tumbuh-tumbuhan memerlukan air untuk hidup. Tenaga air mempunyai arti ekonomi

yang besar. Air tidak hanya menyediakan media yang menjadi tempat dimungkinkannya

reaksi yang menyokong kehidupan, tapi air sendiri sering menjadi produk atau reaktan yang

penting dari reaksi-reaksi itu.

3

Page 4: Isi Pengolahan Air

2.2. Karakteristik Air

Karakteristik fisik Air :

1.      Kekeruhan

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang

terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.

2.      Temperatur

Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar

oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi

anaerobic ynag mungkin saja terjadi.

3.      Warna

Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang

berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.

4.      Solid (Zat padat)

Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan

turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari

kedalam air.

5.      Bau dan rasa

Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga

serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh

adanya senyawa-senyawa organik tertentu.

Karakteristik kimia air :

1.      pH

Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi

klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana

disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.

2.      DO (dissolved oxygent)

DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi

atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik. Satuan DO

biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.

3.      BOD (biological oxygent demand)

4

Page 5: Isi Pengolahan Air

BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk

menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air

buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self

purification badan air penerima.

4.      COD (chemical oxygent demand)

COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan

organik secara kimia.

Reaksi: + 95%terurai

Zat Organik + O2 → CO2 + H2O

5.      Kesadahan

Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun

sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air ketel,

air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan

yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.

6.      Senyawa-senyawa kimia yang beracun

Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun

terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l). Kehadiran

besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligam, menimbulkan

warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun

bagi manusia.

2.3.Pengolahan Air Kotor Menjadi Air Bersih

Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan adsorpsi.

Air sungai atau air sumur yang keruh mengandung lumpur koloidal dan barangkali juga zat-

zat warna, zat pencemar seperti limbah detergen dan pestisida. Bahan-bahan yang diperlukan

untuk pengolahan air adalah tawas (alumunium sulfat), pasir, klorin atau kaporit, kapur tohor,

dan karbon aktif. Tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur koloidal sehingga mudah

disaring. Tawas juga membentuk koloidal AL(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna

atau zat-zat pencemar seperti detergen dan pestisida. Apabila tingkat kekeruhan air yang

diolah terlalu tinggi maka digunakan karbon aktif di samping tawas. Pasir berfungsi sebagai

penyaring. Klorin atau kaporit berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan), sedangkan

5

Page 6: Isi Pengolahan Air

kapur tohor berguna untuk menaikkan pH, yaitu untuk menetralkan keasaman ynang terjadi

karena penggunaan tawas.

1.        Industri Pengolahan Air Bersih (Perusahaan Air Minum)

Pengolahan air bersih di kota-kota besar pada prinsipnya sama dengan pengolahan air

sederhana. Mula-mula air sungai dipompakan ke dalam bak prasedimentasi. Di sini lumpur

dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi. Lumpur dibuang dengan pompa, sedangkan

air selanjutnya dialirkan ke dalam bak ventury. Pada tahap ini dicampurkan tawas dan gas

klorin (preklorinasi). Poada air baku yang kekeruhan dan pencemarannya tinggi, perlu

dibubuhkan karbon aktif yang berguna untuk menghilangkan bau, warna, rasa, dan zat

organik yang terkandung dalam air baku. Dari bak ventury, air baku yang telah dicampur

dengan bahan-bahan kimia dialirkan ke dalam accelator. Di dalam bak accelator ini terjadi

proses koagulasi, lumpur dan kotoran lain menggumpal membentuk flok-flok yang akan

mengalami sedimentasi secara gravitasi. Selanjutnya, air sudah setengah bersih dialirkan ke

dalam bak saringan pasir. Pada saringan ini, sisa-sisa flok akan tertahan.

Dari bak pasir diperoleh air yang sudah hampir bersih. Air yang sudah cukup bersih

ini ditampung dalam bak lain yang disebut siphon, dimana ditambahkan kapur untuk

menaikkan pH dan gas klorin (post klorinasi) untuk mematikan hama. Dari bak siphon, air

yang sudah memenuhi standar air bersih selanjutnya dialirkan ke dalam reservoar, kemudian

ke konsumen.

2.        Pengolahan Air Bersih

Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan

utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak

koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.

a.         Koagulasi

Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. pada proses koagulasi ini

dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air

kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di

dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa

tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis

(terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk).

Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses

adalah 30 – 90 detik.

Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar

6

Page 7: Isi Pengolahan Air

b.         Flokulasi

Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit

ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan

pengadukan lambat (slow mixin)

Proses Sedimentasi

Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator

c.         Filtrasi

Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai

dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini

biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda.

Dilakukan secara grafitasi.

Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan,

dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain

sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.

d.        Reservoir

Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam

reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum

didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi di kita

menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi

lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas

bukit, atau gunung.

Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan Air.

Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun

dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan

pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP

ke reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui

pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.

3.        Pengolahan Air Kotor (Limbah Industri)

Kadang-kadang aliran limbah perlu diolah sendiri-sendiri untuk mengurangi

konsentrasi beberapa zat pencemar dalam limbah cair. Aliran yang mengandung sulfida dapat

7

Page 8: Isi Pengolahan Air

dioksidasi untuk mengurangi kadar sulfida. Krom hampir selalu trivalent karena tidak perlu

dilakukan reduksi bentuk heksavalennya. Aliran mengandung krom dapat diendapkan dengan

menggunakan tawas, garam besi atau polimer pada pH tinggi.

Krom mungkin dapat diperoleh kembali dengan menyaring endapan, melarutkannya

kembali dalam asam dan menggunakannya untuk penyamakan. Proses pengolahan primer

lain mliputi penyaringan, ekualisi dan pengendapan untuk mengurangi BOD dan memperoreh

padatan kembali. Pengolahan secara kimia dengan menggunakan tawas, kapur tohor, fero-

chlorida atu polielektrolit lebih lanjut dapat mengurangi PTT dan BOD. Sistem pengolahan

secara biologi bekerja efektif.

Keragaman laju alir dan kadar limbah mungkin besar. Karena itu, harus digunakan

sistem penyamakan atau sistem laju alir tinggi. Sistem anaerob efektif, tetapi akan

mengeluarkan bau tajam dang mengganggu daerah pemukiman. Sistem-sistem parit oksidasi,

kolam aerob, sringan tetes dan Lumpur teraktifkan sudah banyak digunakan. Danau (anaerob

dan aerob) meruopakan sistem yang murah dan efektif, apabila dirancang dan dioperasikan

secara baik dan apabila tanah tersedia. Apabila diperlukan, dapat digunakan suatu sistem

untuk menghilangkan tingkat nitrogen yang tinggi.

Dalam operasi baru telah digunakan adsorbsi (penyerapan) karbon dan pengayakan

mikro untuk mengurangi zat pencemar sampai tingkat rendah.

2.4. Cara pengolahan air limbah secara sederhana:

Pengolahan air limbah untuk melindungi lingkungan hidup dari pencemaran. Secara

ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan

yang timbul karena pencemaran air limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut

mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya sehingga air limbah perlu

diolah sebelum dibuang. Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain:

a.       Pengenceran (Dilution)

Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah kemudian

baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti

makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu

banyak dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula maka cara ini tidak dapat

dipertahankan lagi.

8

Page 9: Isi Pengolahan Air

Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya bahaya kontaminasi

terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan

pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan sebagainya.

Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.

b.      Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds)

Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang

(algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke

dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan

dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah

pemukiman dan di daerah yang terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.

Cara kerjanya antara lain sebagai berikut:

Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini adalah sinar

matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir khlorophylnya dalam air

limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga tumbuh

dengan subur.

pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh

chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2 (oksigen). Kemudian oksigen ini

digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat

dalam air buangan. Disamping itu terjadi pengendapan.

Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang sehingga relatif

aman bila akan dibuang ke dalam badan-badan air (kali, danau, dan sebagainya).

c.       Irigasi

Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan merembes

masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu

air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan

sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari

rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya di mana

kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.

4.        Penyaringan Air

a.       Saringan Kain Katun.

Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan teknik

penyaringan yang paling sederhana / mudah. Air keruh disaring dengan menggunakan kain

katun yang bersih. Saringan ini dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil

9

Page 10: Isi Pengolahan Air

yang ada dalam air keruh. Air hasil saringan tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain

yang digunakan.

b.      Saringan Kapas

Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik sebelumnya.

Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan dengan kapas juga dapat

membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Hasil saringan

juga tergantung pada ketebalan dan kerapatan kapas yang digunakan.

c.       Aerasi

Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air.

Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta hidrogen

sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau

dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan

teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat

dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.

d.      Saringan Pasir Lambat (SPL)

Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan lapisan

pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air bersih didapatkan dengan jalan

menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan

kerikil.

e.       Saringan Pasir Cepat (SPC)

Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas lapisan pasir pada

bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air terbalik bila

dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke atas (up flow). Air bersih

didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru

kemudian melewati lapisan pasir.

f.       Gravity-Fed Filtering System

Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir Cepat(SPC) dan

Saringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua tahap. Pertama-tama air

disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air hasil penyaringan tersebut dan

kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali

penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan tersebut dapat lebih baik.

Untuk mengantisipasi debit air hasil penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat,

dapat digunakan beberapa / multi Saringan Pasir Lambat.

g.      Saringan Arang

10

Page 11: Isi Pengolahan Air

Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu buah

lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa yang ada

pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa.

Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif.

h.      Saringan air sederhana / tradisional

Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan pasir arang dan

saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain menggunakan pasir, kerikil, batu

dan arang juga ditambah satu buah lapisan injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelap

i.        Saringan Keramik

Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat

dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan dengan jalan

penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik menggunakan campuran

perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh bakteri. Ketika proses penyaringan,

kotoran yang ada dalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan

menyumbat permukaan filter. Sehingga untuk mencegah penyumbatan yang terlalu sering

maka air baku yang dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan saringn

keramik ini dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang

mengalir.

j.        Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu

Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring dengan

menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan oleh masyarakat desa

Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan untuk menyaring air yang berasal dari sumur

gali ataupun dari saluran irigasi sawah. Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil

saringan dari jempeng relatif rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.

k.      Saringan Tanah Liat.

Kendi atau belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk khusus pada

bagian bawahnya agar air bersih dapat keluar dari pori-pori pada bagian dasarnya.

11

Page 12: Isi Pengolahan Air

2.5. Alternatif Teknologi Sanitasi Sistem On-Site

Pada sistem on site ada dua jenis sarana yang dapat diterapkan yakni sistem individual

dan komunal. Pada skala individual sarana yang digunakan adalah septik dengan varian pada

pengolahan lanjutan untuk efluennya yakni :

1. Dengan bidang resapan

2. Dialirkan pada small bore sewer

3. Dengan evapotranspirasi

4. Menggunakan filter

Sedangkan tinja dari septik tank akan diangkut menggunakan truk penyedot tinja dan diolah

di IPLT (Instalasi Pengolahan Limbah Tinja).

2.6. Alternatif Teknologi Sanitasi Sistem Off -Site

Pengolahan sanitasi sistem terpusat terutama bertujuan untuk menurunkan kadar

pencemar di dalam air buangan. Ada beberapa tingkat pengolahan yang umumnya dilakukan

untuk mengolah air buangan agar tidak berbahaya bagi lingkungan yaitu :

a.Pengolahan fisik seperti: penyaringan sampah dari aliran, pengendapan pasir, pengendapan

partikel discrete.

b.Pengolahan biologis yang dapat terdiri dari proses anaerobik dan/atau proses aerobik, serta

pengendapan flok hasil proses sintesa oleh bakteri

c.Pengolahan secara kimia dengan pembubuhan disinfektan untuk mengontrol bakteri fekal

dari effluenthasil pegolahan sebelumnya.

d.Di bagian bawah dari pengolahan air limbahadalah sisa lumpur yang terbentuk dan

harus dikendalikan serta diolah sehingga aman terhadap lingkungan

Kriteria untuk keempat seri pengolahan di atas akdiuraikan pada bab-bab berikut ini.

Dari masing-masing tahap seri pengolahan, terdapat beberapa alternatif unit-unit pengolahan

untuk dipilih. Pemilihan unit-unit tersebut didasarkan atas:

Standar effluentyang diperkenankan

12

Page 13: Isi Pengolahan Air

Nilai present valuedari beberapa alternatif unit yang dipilih

Sedangkan nilai present valuedipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :

a.Biaya investasi 

b.Biaya tenaga listrik (power cost)

c.Biaya sumber daya manusia (SDM)

d.Biaya lahan (tanah) untuk lokasi IPAL

13

Page 14: Isi Pengolahan Air

BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Begitu pentingnya kesehatan, salah satu faktor kesehatan adalah air sebagai salah satu

sumber kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi air sebagai sumber kehidupan di bumi ini

sudah banyak tercemar karena ulah manusia. Terjadinya berbagai penyakit yang diakibatkan

oleh pencemaran air menyebabkan dicarinya solusi untuk mendaur ulang air yang sudah

kotor menjadi air yang layak pakai lg dengan tradisional ataupun dengan alat yang canggih.

14