ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

54
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era kepemimpinan bapak Presiden Jokowi-JK dengan kabinetnya yangterkenal dengan sebutan kabinet kerja telah menggulirkan sebuah doktrin politik luar negerinya yakni menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, hal ini terkandung tujuan agar bangsa Indonesia ini menjadi suatu bangsa yang dihormati dan disegani oleh bangsa-bangsa dunia. Oleh karena itu dengan dicetuskannya doktrin politik poros maritim maka seluruh alur pelayaran dunia yang melalui jalur strategis di wilayah perairan Negara Indonesia akan dipergunakan sebagai media pendekatan diplomasi terkait dengan peran strategis bangsa Indonesia terhadap kepentingan negara-negara asia tenggara dan benua Australia. Doktrin maritim yang telah digulirkan tersebut, justru akan membawa suatu perubahan manuver politik bangsa Indonesia, yang akan menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang jaya dilautan, memiliki kemanfaatan dan peranan penting terhadap kepentingan kawasan asia pasifik. Pada era pemerintahan Presiden Jokowi- Wapres JK dalam masa pemerintahannya telah menggulirkan 9 (Sembilan) agenda prioritas atau yang lebih dikenal dengan sebutan Nawa Cita. Adapun poin pertama di dalam Nawa Cita itu adalah bahwa pemerintahan Jokowi-JK ingin menghadirkan kembali kemampuan negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negaranya.Agenda penciptaan kondisi keamanan dan perlindungan kepada warga negaranya yang maksimal itu melalui upaya- upaya politik luar negeri yang bebas aktif, dan kondisi keamanan nasional yang terpercaya serta pembangunan pertahanan yang kuat. 1 Sehubungan dengan digulirkannya Nawa Cita pada pemerintahan sekarang ini maka keamanan dan ketertiban masyarakat adalah prioritas utama dan suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya 1 Connie Rahakundini Bakrie ‘Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia: Dari Negara Kepulauan Menuju Negara Maritim’, di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Kamis (8/10/2014)

Transcript of ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

Page 1: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era kepemimpinan bapak Presiden Jokowi-JK dengan kabinetnya

yangterkenal dengan sebutan kabinet kerja telah menggulirkan sebuah

doktrin politik luar negerinya yakni menjadikan Indonesia sebagai poros

maritim dunia, hal ini terkandung tujuan agar bangsa Indonesia ini menjadi

suatu bangsa yang dihormati dan disegani oleh bangsa-bangsa dunia.

Oleh karena itu dengan dicetuskannya doktrin politik poros maritim maka

seluruh alur pelayaran dunia yang melalui jalur strategis di wilayah perairan

Negara Indonesia akan dipergunakan sebagai media pendekatan diplomasi

terkait dengan peran strategis bangsa Indonesia terhadap kepentingan

negara-negara asia tenggara dan benua Australia. Doktrin maritim yang telah

digulirkan tersebut, justru akan membawa suatu perubahan manuver politik

bangsa Indonesia, yang akan menjadikan bangsa Indonesia sebagai

bangsa yang jaya dilautan, memiliki kemanfaatan dan peranan penting

terhadap kepentingan kawasan asia pasifik. Pada era pemerintahan

Presiden Jokowi- Wapres JK dalam masa pemerintahannya telah

menggulirkan 9 (Sembilan) agenda prioritas atau yang lebih dikenal dengan

sebutan Nawa Cita. Adapun poin pertama di dalam Nawa Cita itu adalah

bahwa pemerintahan Jokowi-JK ingin menghadirkan kembali kemampuan

negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada

seluruh warga negaranya.Agenda penciptaan kondisi keamanan dan

perlindungan kepada warga negaranya yang maksimal itu melalui upaya-

upaya politik luar negeri yang bebas aktif, dan kondisi keamanan nasional

yang terpercaya serta pembangunan pertahanan yang kuat.1

Sehubungan dengan digulirkannya Nawa Cita pada pemerintahan

sekarang ini maka keamanan dan ketertiban masyarakat adalah prioritas

utama dan suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat

terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya

1Connie Rahakundini Bakrie ‘Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia: Dari Negara

Kepulauan Menuju Negara Maritim’, di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Kamis (8/10/2014)

Page 2: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

2

tujuan nasional yang ditandai dengan terjaminnya keamanan,ketertibandan

tegaknya hukum,serta terbinanya ketentraman yang mengandung

kemampuan membina serta mempersiapkan potensi dan kekuatan

masyarakat dalam menangkal, mencegah dan menanggulangi segala bentuk

pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat

meresahkan masyarakat.2 Hal tersebut memicu terjadinya perubahan

paradigma dalam sistem ketatanegaraan yang menegaskan tentang

pemisahan kelembagaan TNI dan Polri sesuai dengan fungsi dan

peranannya masing-masing.

Sehubungan dengan Nawa Cita yang digaungkan oleh Presiden

Jokowi-JK, didalamnya terkandung 5 (lima) pilar agenda pembangunan

guna mewujudkan poros maritim dunia, kelima pilar agenda tersebut adalah

sebagai berikut antara lain: 1. Membangun kembali budaya maritim

Indonesia, sebagai Negara yang memiliki +17 ribu pulau; 2. Menjaga dan

mengelola sumber daya laut, dengan fokus membangun kedaulatan

pangan laut, melalui pengembangan industry perikanan, dengan

menempatkan nelayan sebagai pilar utama; 3. Memberikan prioritas pada

pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim, dengan

membangun TOL laut; 4. Diplomasi maritim, kami mengajak semua mitra-

mitra Indonesia untuk bekerjasama di bidang kelautan ini. 5. Negara yang

menjadi titik tumpu 2(dua) samodra, Indonesia memiliki kewajiban untuk

membangun kekuatan pertahanan maritim.

Selain itu Polda Jambi dalam mengimplementasikan berbagai program

kerja dengan menyelaraskan program Quick Wins Polri 2015 antara lain

adalah sebagai berikut : 1 (pertama). Penertiban dan penegakkan hukum

bagi organisasi radikal dan anti Pancasila, 2 (kedua) Perburuan dan

penangkapan gembong terorisme Santoso dan jejaring terorisme, 3(ketiga)

Aksi nasional pembersihan preman dan premanisme, 4 (keempat)

Pembentukan dan mengefektifkan satgas ops Polri, kontra radikal dan

deradikalisasi (khususnya ISIS), 5(kelima) Pemberlakuan rekruitmen

terbuka untuk jabatan dilingkungan Mabes Polri, Polda jajaran dan Polres, 6

(keenam) Polisi sebagai penggerak revolusi mental dan pelopor tertibsosial

2Pasal 1 UU Nomor 2 tahun 2002,tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia,Jakarta,

Fokusmedia,2009,hal.1.

Page 3: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

3

di ruang publik, 7 (ketujuh) Pembentukan tim internal anti korupsi

(melibatkan organisasi luar dan KPK), 8 (kedelapan) Crash Program

pelayanan masyarakat, pelayanan bersih dari percaloan.Oleh karena itu

bapak Brigjen Drs. Bambang Sudarisman, SH, MM, dengan Comannder

Wish Kapolda Jambi, yang disampaikan pada acara arahan seluruh personil

Polda Jambi yang dipusatkandi SPN Pondok Meja Polda Jambi, pada

tanggal 5 Agustus 2014, dengan kebijakan yang diuraikan kedalam 5(lima)

poin yaitu: 1).Disiplin penjabarannya adalah budaya bersih (transparan dan

akuntabel), budaya tertib (administrasi dan operasional), budaya kerja(sesuai

dengan job desk). 2). Loyal yaitu loyal terhadap organisasi, loyal terhadap

pimpinan. 3). Tidak tercela. 4). Kerja keras. 5). Iman dan taqwa, yang

penjabarannya adalah sabar dan ikhlas, tawakkal, dan doa.3

Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis

masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses

pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang

ditandai dengan terjaminnya keamanan,ketertibandan tegaknya hukum,serta

terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta

mempersiapkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam

menangkal,mencegah dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran

hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan

masyarakat.1 Hal tersebut telah terjadi perubahan paradigma dalam sistem

ketatanegaraan yang menegaskan tentang pemisahan kelembagaan TNI

dan Polri sesuai dengan fungsi dan peranannya masing-masing.

Padatahun2015 merupakan tahun tahapan pelaksanaan Renstra Polri

2015-2019 tahap III (Stive For Excellent), sebagai kelanjutan dari

pelaksanaan arah kebijakan Polri tahun 2010-2014 tahap II (Partnership

Building), dalam rangka mendinamisir dan menggelar pelayanan kepada

masyarakat dan sinergi polisional secara lengkap dalam mewujudkan kondisi

wilayah yang aman. Pelaksanaan Renstra di lingkungan Ditpolair dihadapkan

pada semakin meningkatnya pemanfaatan wilayah perairan sebagai media

transportasi, sehingga tingkat kerawanan diperairan juga semakin

3Brigjen Pol Drs. Bambang Sudarisman, SH, MM, Comannder Wish Kapolda Jambi, di SPN Pondok Meja Polda Jambi, tanggal 5 Agustus 2014.

Page 4: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

4

meningkat.Fenomena tersebut mengakibatkan Kepolisian Perairan dipacu

dan dituntut untuk selalu melakukan revitalisasi disemua bidang guna

meningkatkan kinerja demi keberhasilan pelaksanaan tugas Polri dalam

pencapaian Reformasi Birokrasi Polri yakni Strive for Excelence (Pelayanan

Prima).

Terkait peran strategis Kepolisian Perairan sebagai salah satu unsur

pelaksana tugas Polri yang dilaksanakan oleh Satuan Patroli Daerah

(Satrolda) yang menyelenggarakan pelayanan publik meliputi patroli di

perairan, TPTKP di perairan, memberikan SAR di perairan juga menjalankan

fungsi Polmas (Pemolisian Masyarakat), merupakan bagian dari Grand

Strategi Polri 2005-2025 yang ditujukan untuk membangun kemitraan

(Partnership Building), maka untuk memperoleh hasil yang maksimal dan

mendasar dari tujuan Renstra tersebut program quick wins Polair merupakan

pilihan yang sangat tepat, terutama dalam rangka memberikan pelayanan

masyarakat di perairan, sebagaimana penjabaran kebijakan Polri untuk

meningkatkan kepercayaan masyarakat dam merupakan prioritas kebijakan

pimpinan Polri saat ini.4

Oleh karena itu untuk menaikkan tingkat kepercayaan masyarakat, ,

Polri memantapkan diri organisasinya dan menyatakanbahwa Polri

merupakan bagian dari aparatur negara yang harus melaksanakan amanat

undang-undang yang tersebut dalam Undang-Undang No. 39 tahun 2008

tentang Kementerian Negara dan Undang-undang tentang rencana

pembangunan jangka menengah (RPJM) dan secara tegas menyatakan

bahwa pembangunan aparatur negara harus dilakukan melalui reformasi

birokrasi.5

Propinsi Jambiadalah propinsi yang terletak di pesisir timur di bagian

tengah Pulau Sumatra.Secara geografisPropinsi Jambi terletak pada Pantai

Timur Pulau Sumatera berhadapan dengan laut Cina Selatan, pada alur lalu

lintas Internasional dan Regional. Propinsi Jambi terletak diantara 00 45’ – 20

45’ Lintang Selatan dan antara 1010 10’ – 1040 44’ Bujur Timur, luas wilayah

Propinsi Jambi 53.435,72 Km2 dengan luas daratan 51.000 Km2, luas lautan

425,5 Km2 dan panjang pantai 185 Km.2 Adapun batas-batas wilayah

4 www.jambiprof.go.id.Jambi dalam Angka,diakses tanggal 26 Februari 2013 5akbphajidadangdjokok.blogspot.com, diakses pada tanggal 0Maret 2015

Page 5: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

5

Propinsi Jambi adalah sebagai berikut : Sebelah Utara dengan Propinsi

Riau. Sebelah Selatan dengan Propinsi Sumatera Selatan.Sebelah Barat

dengan Propinsi Sumatera Barat.Sebelah Timur dengan Laut Cina Selatan.2

Propinsi Jambi termasuk dalam kawasan pendukung segi tiga pertumbuhan

Indonesia-Malaysia-Singapore (IMS-GT) dan disebut segitiga pertumbuhan

ekonomi dari tiga kawasan bebas perdagangan SIBAJO (Singapura-Batam-

Johor).6

Dalam perkembangannya, timbul situasi Kamtibmas yang kurang

kondusif di wilayah perairan. Situasi kamtibmas yang tidak kondusif pada

wilayah perairan Jambi bersumber dari tindakan-tindakan melanggar hukum

oleh individu maupunkelompok-kelompok masyarakat, yang pada akhirnya

situasi Kamtibmas yang tidak kondusif tersebutakan berpengaruh pada tata

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk menciptakan

situasi kamtibmas yang kondusif di wilayah perairan Jambi, harus dilakukan

kegiatan secara aktif melalui langkah-langkah sistematis yang dimulai dari

perencanaan, pengorganisasian yang dilanjutkan pengendalian, maupun

langkah-langkah koordinasi dalam penjabaran tugasnya.

Dari kondisi dan kerawanan daerah perairanJambi saat ini merupakan

suatu tantangan yang harus dihadapi oleh Direktorat Kepolisian Perairan

Polda Jambi dalam menjamin terwujudnya kamtibmas di wilayah perairan

Provinsi Jambi. Namun pada kenyataannya kita di hadapkan dengan polemik

internal yaitu keterbatasan kemampuan baik dari segi personel, alat utama

dan alat khusus, pangkalan, anggaran maupun organisasi pada Direktorat

Kepolisian Perairan Polda Jambi yang belum mampu memenuhi tuntutan

tugas pokoknya secara memadai. Untuk mengatasi hal tersebut diatas serta

guna memenuhi harapan dari masyarakat, maka Satrolda Dit Polair Polda

Jambi dengan alat apung/kapal sebagai sarana (alat utama) patroli harus

mampu mencegah dan menanggulangi setiap gangguan kamtibmas yang

terjadi di wilayah perairan. Oleh karena itu relevan dengan kondisi tersebut

diatas, hal yang sangat tendensius untuk segera dilakukan adalah dengan

meningkatkan kemampuan satuan patroli guna meningkatkan pelayanan

6dadangdjoko.blogspot.com/2014/08/provinsi-jambi.html,diakses pada tanggal 4 Maret 2015 pkl 11.28 wib

Page 6: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

6

prima sehingga akan terwujud stabilitas kamtibmas di wilayah perairan

Jambi.

Dari uraian tersebut diatas, maka penulis memilih judul dalam penulisan

Naskah Karya Perorangan ini tentang:OPTIMALISASI KEMAMPUAN

PERSONIL SATUAN PATROLI DAERAH GUNA MENINGKATKAN

PELAYANAN PRIMA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KAMTIBMAS

YANG KONDUSIFDI WILAYAH PERAIRAN POLDA JAMBI.

B. Permasalahan

Dari judul Naskah Karya Perorangan tersebut di atas yang menjadi

pokok permasalahan adalah Bagaimanakah optimalisasi kemampuan satuan

patroli daerah guna meningkatkan pelayanan prima dalam rangka

mewujudkan kamtibmas yang kondusif di wilayah perairan Polda Jambi.

C. Persoalan

Dari permasalahan tersebut maka yang menjadi persoalannya adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana mengoptimalkan kemampuan Personil Satuan Patroli

Daerah?

2. Bagaimana Tata kelola Personil Satuan Patroli Daerah dalam

mendukung pelaksanaan kegiatan patroli perairanyangbaik ?

D. Ruang lingkup

Dalam Penulisan Naskah Karya Perorangan ini, Penulis membatasi

pada pembahasan optimalisasi kemampuan satuan patroli daerah guna

meningkatkan pelayanan prima dalam rangka mewujudkan kamtibmas yang

kondusif di wilayah perairan Polda Jambi.

E. Maksud dan tujuan

Page 7: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

7

1. Maksud

Untuk memenuhi persyaratan seleksi dalam Pendidikan dan Latihan

(Diklat) PIM II TA. 2015.

2. Tujuan

a. Untuk mendeskripsikan pelaksanaanpatroli perairan saat ini yang

dilaksanakan oleh komunitas Satrolda.

b. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi

kegiatan patrolipersonil Satrolda tersebut.

c. Untuk mendeskripsikan kondisi yang ideal personil satrolda dalam

melaksanakan patroli perairan.

d. Memformulasikan optimalisasi kemampuan personil satuan patroli

daerah guna meningkatkan pelayanan prima dalam rangka

mewujudkan kamtibmas yang kondusif di wilayah perairan Polda

Jambi.

F. Metode Pendekatan

1. Metode

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah Diskriptif

Analisis, yaitu dengan cara menggambarkan keadaan yang sebenarnya

berdasarkan data yang kemudian di analisa untuk mendapatkan

pemecahannya.

2. Pendekatan

Adapun pendekatan yang digunakan dalam pembahasan ini

adalah pendekatan manajerial tugas Polri.

G. Sistematika

Dalam penulisan Naskah Karya Perorangan ini di susun dengan

sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Page 8: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

8

Merupakan bab yang berisi latar belakang, permasalahan dan

pokok-pokok persoalan, ruang lingkup, maksud dan tujuan, metode

pendekatan dan sistematika serta pengertian-pengertian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang landasan teori atau konsep yang

digunakan,antara lain :Konseps Analisa SWOT, Teori Manajemen,

Teori Manajemen Strategi, Teori Kinerja, Teori Pelayanan.

BAB III KONDISI SAAT INI

Bab ini akan menguraikan kondisipersonil satuan patrolidaerah saat

ini, yang meliputi: kondisi sumber dayamanusia, dukungan anggaran,

dukungan sarana dan prasarana serta metode yang digunakan

dalam kegiatan patroliperairan olehDitpolairPolda Jambi.

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Bab ini menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kemampuanpersonil satuan patrolidaerah olehDitpolair Polda

Jambiyang terdiri dari faktor internal dan eksternal.

BAB V KONDISI YANG DIHARAPKAN

Bab ini akan membahas mengenai kondisi kemampuanpersonil

satuan patrolidaerah yang ideal terkait dengan kondisi sumber daya

manusia, dukungan anggaran, dukungan sarana dan prasarana serta

metode yang digunakan dalam pelaksanaan patroliperairan oleh

Ditpolair Polda Jambi.

BAB VI OPTIMALISASI

Bab ini merupakan isi dari optimalisasi kemampuan personil satuan

patroli daerah guna meningkatkan pelayanan prima dalam rangka

mewujudkan kamtibmas yang kondusif di wilayah perairan Polda

Jambi.

BAB VII PENUTUP

Bab ini terdiri dari kesimpulan atas penjelasan yang telah diuraikan

pada bab-bab sebelumnya dan diakhiri dengan saran/rekomendasi.

Page 9: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

9

H. Pengertian-Pengertian

Dalam penulisan Naskah karya perorangan ini penulis memberikan

batasan-batasan terhadap pengertian-pengertian yang ada dalam

pembahasan ini, antara lain :

1. Optimalisasi

Optimalisasi berasal dari kata optimal yang artinya adalah terbaik,

tertinggi atau paling baik atau mengusahakan atau bertindak secara

sungguh-sungguh untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari yang

sudah dikerjakan.( Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 2008, hal.

51)

2. Kemampuan.

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan untuk

melakukan sesuatu. (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Bahasa

Indonesia Kontemporer, Jakarta, 1984, hal.32)

3. SatuanPatroli Daerah

Adalah Unsur pelaksana tugas pokok pada Dit Polair Polda Jambi

yang menyelenggaran Patroli dan pengawalan,TPTKP di perairan, kerja

sama dalam rangka penanganan SAR dan Binmas perairan dan pantai

dengan instansi dan lembaga terkait.(Perkap Nomor 22 tahun 2010

tentang SOTK Poldatanggal 28 September 2010)

4. Meningkatkan.

Meningkatkan mengandung pengertian menaikkan (derajat, taraf

dan sebagainya), mempertinggi, memperhebat (produksi, taraf dan

sebagainya) perihal atau cara melayani, servis kemudahan. (W.J.S.

Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta,

1984,hal. 1078)

5. Pelayanan Prima

Pelayanan prima artinya memenuhi kebutuhan pelanggan

internal dan eksternal sedemikian rupa sehingga mereka merasa

diperlakukan spesial dengan tujuan agar harapan/keinginan pelanggan

terpenuhi. (Lemdikpol Selapa Polri, Hanjar Polmas, Jakarta, 2008, hal.

32 )

6. Mewujudkan

Page 10: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

10

Berarti menjadikan berwujud, dan benar-benar ada.(Depdikbud,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,1990, hal. 1013)

7. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas).

Suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat

terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka

tercapainya tujuan nasional yang ditandai dengan terjaminnya

keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum, serta terbinanya

ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta

mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal,

mencegah dan menanggulangi segala bentuk gangguan lainnya yang

dapat merusak masyarakat. (UU RI No. 2 tahun 2002 tentang Polri,

Jakarta, 2002, hal. 1).

8. Kondusif

Berarti memberi peluang pada hasil yang diinginkan yang bersifat

mendukung. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005, hal 261).

9. Perairan

Perairan adalah kawasan yang berupa air baik perairan

pedalaman (sungai, danau dan waduk) maupun laut yang termasuk

dalam kawasan suatu negara. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta, 2008, hal 270)

Page 11: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Analisa SWOT

Konsep teori analisa SWOT yaitu penilaian terhadap hasil identifikasi

situasi untuk menentukan kategori suatu kondisi sebagai kekuatan,

kelemahan, peluang atau ancaman yang selanjutnya diidentifikasikan guna

menentukan solusi atau alternatif pemecahan masalah (Problem

Solving)yang dihadapi sehingga tercipta suatu kondisi sebagaimana yang

diharapkan3. Adapun dalam melakukan analisa SWOT, maka akan

diformulasikan suatu identifikasi situasi terhadap setiap permasalahan yang

ada dengan melakukan analisa dari penggabungan beberapa faktor yang

mempengaruhi, antara lain :

1. Kekuatan (Strength) adalah identifikasi situasi internal organisasi yang

berupa kompetensi atau kapabilitas atau sumber daya yang dimiliki

organisasi yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk menangani

peluang dan ancaman yang dihadapi.

2. Kelemahan (Weakness) adalah situasi internal organisasi dimana

kompetensi kapabilitas atau sumber daya organisasi yang

pemanfaatannya belum dirasakan optimal dalam menangani peluang

dan ancaman.

3. Peluang (Opportunity) adalah situasi eksternal organisasi yang

berpotensi menguntungkan.

4. Ancaman (Threat) adalah suatu keadaan eksternal yang berpotensi

menimbulkan kesulitan atau hambatan dalam pelaksanaan tugas.

3Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghaapi Abad 21, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,hal. 19.

9

Page 12: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

12

Analisa SWOT dalam penulisan ini, dipakai dalam memformulasikan

serta sebagai bahan penulis untuk mengkombinasikan strategi apa yang

harus dirangkai oleh penulis yang didapat dari analisa dari faktor-faktor yang

mempengaruhi yang meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu dengan

menformulasikan bagaimana temuan strategi dari kombinasi kekuatan dan

peluang yang dimiliki, adanya kelemahan dan peluang, dan kekuatan dan

ancaman yang ada serta seberapa besar kelemahan dan ancaman.

Dalam aplikasinya pada pelaksanaan tugas kepolisian, sangat sesuai

dalam memberikan informasi tentang kondisi internal organisasi saat ini

sebagai faktor kekuatan dan kelemahan serta kondisi eksternal sebagai

faktor peluang dan ancaman.Dengan demikian dapat dijadikan dasar dalam

menyusun prioritas pelaksanaan tugas dengan memanfaatkan model titik

temu.Sejauh mana faktor itu relevan dengan visi misi Polri.Semakin dekat

faktor itu dengan visi misi Polri semakin perlu faktor itu diberi prioritas untuk

diprogramkan.Sehingga dapat di rumuskan suatu kebijaksanaan yang tepat

dan strategis untuk mewujudkan performance atau penampilan organisasi

dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah di tetapkan.

B. Teori Manajemen

Dalam teori manajemen menurut George R. Terry dalam buku

Principles of Management.Rumusan teori dan fungsi manajemen adalah

sebagai berikut :4

1. Perencanaan (Planning) : mencakup sumber daya perusahaan,

pembangunan, personel, penetapan tujuan, proses yang dilaksanakan,

dan prediksi ke depan.

2. Pengorganisasian (Organizing) : mencakup syarat atau ketentuan

kegiatan yang berhubungan dengan cara memperoleh evaluasi dan

pelatihan personel.

4Sondang P. Siagian, MPA, Manajemen SDM, Jakarta, Bumi Aksara, 2002, hal. 105)

Page 13: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

13

3. Pelaksanaan/penggerak (Actuating) : mencakup bagaimana cara

menjalankan fungsi perencanaan yang telah ditentukan semula, yang

mana keberhasilan langsung terlihat dari langkah-langkah yang

dilakukan.

4. Pengendalian (Controlling) : memantau kegiatan-kegiatan untuk

memastikan kegiatan itu dicapai sesuai dengan yang direncanakan

atau mengoreksi penyimpangan.

Teori Manajemen dari George R. Terry tersebut menjelaskan bahwa

dengan adanya pengklasifikasian fungsi, maka pimpinan dapat

mengevaluasi prestasi-prestasi kerja dan dapat segera dilakukan tindakan-

tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana.

Aplikasi Teori Manajemen dari George R. Terry dalam pelaksanaan

tugas kepolisian sangat penting karena sudah mencakup perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian sehingga sekecil

mungkin kelemahan dan kekurangan dapat diminimalisasi. Di dalam setiap

tugas kepolisian tentunya penerapan teori manajemen relevan menjadi

landasan dalam mengelola dan mengkoordinasi sumber daya organisasi

(personel, sarana prasarana dan anggaran).

C. Teori Manajemen Strategi

Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan

pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai

penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan

diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk

mencapai tujuan.Menurut Pearch dan Robinson dikatakan bahwa

manajemen strategi adalah kumpulan dan tindakan yang menghasilkan

perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana

yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.5

5 http://hipni.blogspot.com/2012/02/pengertiandefinisi-manajemen-strategi.html, diakses tanggal 1 Maret 2013.

Page 14: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

14

Sedangkan pengertian manajemen strategis menurut Nawawi adalah

perencanaan berskala besar (perencanaan strategi) yang berorientasi pada

jangkauan masa depan yang jauh (visi), dan ditetapkan sebagai keputusan

pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar

memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (misi), dalam usaha

menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan

barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan

pada optimalisasi pencapaian tujuan (tujuan strategis) dan berbagai sasaran

(tujuan operasional) organsasi.6

Dari beberapa pengertian manajemen strategitersebut menunjukkan

bahwa manajemen strategi merupakan suatu sistem yang memiliki berbagai

komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi dan bergerak

secara bersama-sama kearah yang sama pula. Komponen pertama adalah

perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari visi, misi,

tujuan dan strategi organisasi.Sedangkan komponen kedua adalah

perencanaan operasional dengan unsure-unsurnya sasaran dan tujuan

operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi

pengorganisasian, pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan

situsional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi

serta umpan balik.

D. Teori Kinerja

Menurut Payaman Simanjuntak, kinerja adalah tingkat pencapaian

hasilatas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja organisasiadalah menilai

tingkatpencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Dalam

manajemen, kinerja merupakan keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk

meningkatkan kinerja organisasi, termasuk kinerja tiap-tiap individu dan

kelompok kerja di perusahaan tersebut.7SedangkanDessler mengatakan

pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.

6 Ibid 7 Simanjuntak, Payaman J, Manajemen dan Evaluasi Kerja. Jakarta, Lembaga Penerbit FEUI,

2005, hal. 32

Page 15: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

15

Dalam manajemen, kinerja merupakan keseluruhan kegiatan yang dilakukan

untuk meningkatkan kinerja organisasi, termasuk kinerja masing-masing

individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.8

Berdasarkan beberapa pendapat tentang teori kinerja/prestasi kerja

dapat disimpulkan bahwa kinerja maupun prestasi kerja mengandung

substansi pencapaian hasil kerja oleh seseorang. Dengan demikian bahwa

kinerja maupun prestasi kerja merupakan cerminan hasil yang dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang.Kinerja perorangan (individual

performance) dengan kinerja lembaga (institutional performance) atau kinerja

perusahaan (corporate performance) terdapat hubungan yang erat. Dengan

perkataan lain bila kinerja karyawan (individual performance) baik maka

kemungkinan besar kinerja perusahaan (corporate performance) juga baik.

E. Teori Pelayanan

Pelayanan masyarakat oleh Polri pada hakikatnya perwujudan dari

penyelenggaraan tugas pokok, fungsi dan peranannya selaku penegak

hukum, pengayom dan pelindung serta pelayanan masyarakat maupun

pembimbing di bidang kamtibmas dengan menempatkan masyarakat yang

mempunyai derajat dan kedudukan yang sama selaku warga negara yang

berhak mendapatkan perlindungan hukum, jiwa dan harta bendanya.

Menurut Hermawati, pelayanan yang dilakukan itu harus berdasarkan

azas-azas pelayanan prima antara lain :9

1. Aman, dalam pengertian pelayanan Polri dapat memberikan rasa aman

(Security), keselamatan (Safety), jaminan (Surety) dan kedamaian /

ketentraman (Peace) bagi masyarakat yang memerlukan.

2. Cepat, bahwa pelayanan diselenggarakan dalam waktu yang tepat dan

tidak ditunda-tunda.

3. Murah, pelayanan pada hakekatnya tidak diperlukan biaya dari

masyarakat, namun bila dipersyaratkan menggunakan biaya maka

diselenggarakan sesuai ketentuan yang berlaku dan terjangkau oleh

masyarakat serta tidak dibebani penambahan biaya lainnya.

8Dessler, Gary.Manajemen SDM, Jakarta, Indeks, 2009, hal. 27. 9 Hermawati, Pelayanan Prima, Jakarta, Lemdikpol Selapa Pori, 2008, hal. 22

Page 16: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

16

BAB III

KONDISI SAAT INI

A. Sumber Daya Manusia

Struktur, kedudukan, tugas pokok dan fungsi Direktorat Kepolisian

Perairan telah dijabarkan dalam Peraturan Kapolri Nomor 22 Tahun 2010

tanggal 28 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Pada Tingkat Kepolisian Daerah. Dalam menjalankan peran dan fungsinya

tersebut Dit Polair Polda Jambi mempunyai keterbatasan yang menimbulkan

kendala-kendala dalam pelaksanaan tugasnya.

1. Kuantitas Personel

a. Data Personil Ditpolair PoldaJambi

NO PERSONIL DSP RIIL KET

1 PAMEN 15 11 -4

2 PAMA 26 3 -23

3 BRIGADIR 123 97 -26

4 BHARADA 20

JUMLAH 164 131 -33

Sumber data : Subbag Renmin Dit Polair Polda Jambi, 2014

Jumlah personel Ditpolair Polda Jambi apabila mendasari dari

Peraturan Kapolri tersebut, sampai pada bulan Desember 2014ini

memiliki personel sejumlah 131 orang. Dari data personil sendiri dapat

diketahui bahwa jumlah keseluruhan sesuai DSP 164 personel masih

kurang 33 personel (kekurangan personel DSP Bintara sebanyak 26

orang ditutupi dengan tamtama 20 personel)

Page 17: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

17

b. Data Personil Satrolda Polair Polda Jambi

NO JABATAN PANGKAT DSP RIIL KET

1 SATROLDA AKBP 1 1

2 KASI PATWALAIR KOMPOL 1 1

3 KASI SAR/BINMASAIR KOMPOL 1 1

4 KANIT PATWALAIR AKP 2 1 -1

5 KANIT SAR/BINMASAIR AKP 2 - -2

6 PANIT PATWALAIR IP 2 1 -1

7 PANIT SAR/BINMASAIR IP 2 1 -1

8 BANIT PATWALAIR BA 8 1 -7

9 BANUM PATWALAIR BA 1 1

10 BANIT SAR/BINMASAIR BA 8 4 -4

11 BANUM SAR/BINMAS BA 1 - -1

JUMLAH 29 11 -18

Sumber data : Subbag Renmin Dit Polair Polda Jambi, 2014

c. Data Personil Kapal Patroli Dit Polair Polda Jambi

NO JENISKAPAL JMLH KAPAL DSP RIIL KET

1 TYPE C-2 8 42 35 -7

2 TYPE C-3 4 16 11 -5

JUMLAH 58 46 -12

Sumber data : Subbag Renmin Dit Polair Polda Jambi, 2014

Jumlah riil personel kapalSatrolda Ditpolair Polda Jambi sampai

pada bulan Desember 2014ini memiliki personel sejumlah50orang,

sedangkan ketentuan dalam peraturan Kapolri, seharusnya 58 personil,

artinya masih kekurangan 8 personil.

Dari data personel staf Satrolda sendiri dapat diketahui bahwa

jumlah keseluruhan sesuai DSP29personel, faktanya hanya 11 personil

masih kurang18 personel, juga masih ada jabatan yang belum terisi yaitu

jabatan Kepala unit Sar danPembinaan masyarakat Perairan (Kanit Sar

Binmas air) dan jabatan perwira serta bintara lainnya. Demikian juga

Page 18: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

18

personil yang mengawaki staf satrolda sebanyak 11 personil ternyata

yang memiliki kualifikasi pelaut (ANT V: 1(satu) orang dan ATT V:

1(satu) orang). Sedangkan para awak kapal dan ABK nya dari50 (lima

puluh)pesonil yang memiliki kualifikasi pelaut (ANT V hanya 3 (tiga)

orang.

Jadi keseluruhan komunitas Satrolda (staf satrolda ditambah para

Dan kapal dan ABK) sebagaimana dalam DSP adalah 164 personil, dan

fakta riil adalah 134 orang, jadi masih kurang 30 personil.

2. Kualitas Personil

a. Data Kualifikasi Personil Ditpolair Polda Jambi

NO

DIKJUR

JUMLAH NO

DIK UMUM

JUMLAH

PA

BA

PA

BA

TA

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Suspariksa Laut 1 - 1

SMU

6

97

19 2 Dasar Polair 7 34

3 Idik Polair 6 8

4 ANT - V 2 7

5 ATT – V - 2

6 Harwat kapal - 6 2

D 3

-

-

1 7 Reserse 1 1

8 Intel 2 1

9 SAR - 6 3

STRATA 1

3

5

-

10 Komlek - 5

11 Brimob 1 -

12 Keuangan - 1 3

STRATA 2

3

-

- 13 Binmas 1 -

14 Labfor 1 -

JUMLAH 22 71 JUMLAH 12 102 20

Sumber data : Subbag Renmin Dit Polair Polda Jambi, 2014

Melihat data di atas maka kualitas personel Ditpolair Polda Jambi

adalah sebagai berikut :

a. Personel Ditpolair Polda Jambi secara umum memiliki kualifikasi

pendidikan kejuruan sebanyak 93 personel, namun faktanya

masih diketemukan 38 personil yang belum pernah mengikuti

pendidikan kejuruan sama sekali.

b. Berdasarkan fakta riil data kualitas pendidikan umum personil

Ditpolair Polda Jambi sebagian besar hanya berpendidikan

setingkat SMU, sehingga anggota yang pendidikannya SMU

tentunya akan berperilaku berbeda serta tingkat pengetahuannya

Page 19: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

19

juga berbeda jika dibandingkan dengan yang berpendidikan

Sarjana. Kenyataan ini akan mempengaruhi kinerja Dit Pol Air

dalam pelaksanaan tugas di lapangan.

c. Dari pendidikan kejuruan yang telah diikuti, ada 88 personil yang

telah mengikuti pendidikan kejuruan FT. Polair, sedangkan yang

lainnya pendidikan kejuruan Polisi tugas umum sebanyak 9

personel.

d. Dengan keadaan kualitas dan kuantitas yang belum semuanya

memenuhi persyaratan, tentunyaakan mempengaruhi kinerja serta

kemampuan dalam mendukung tugas-tugas operasional dimana

tugas dan bidang kerja dari Dit Polair sangat membutuhkan

keahlian serta ketrampilan. Khususnya dalam

mengoperasionalkan kapal patroli polisi dan peralatan elektronika

kapal yang ada, disamping itu dihadapkan pada perkembangan

gangguan Kamtibmas yang meningkat dan komplek di perairan

juga dibutuhkan pengalaman khusus dibidang penanganan

gangguan kriminalitas dan tindak pidana perairan serta

kemampuan pemahaman karekteristik wilayah perairan.

e. Staf satrolda sebanyak 11 personil ternyata yang memiliki

kualifikasi pelaut (ANT V: 1(satu) orang dan ATT V: 1(satu)

orang). Sedangkan para awak kapal dan ABK nya dari50 (lima

puluh)pesonil yang memiliki kualifikasi pelaut (ANT V hanya 3

(tiga) orang.

3. Kemampuan dan Kompetensi personel Satrolda Ditpolair Polda Jambi

a. Pengetahuan.

1) Kurangnya inisiatif untuk mencari referensi pengetahuan

tentang peraturan perundang-undangan yang terkini dan

yang berkaitan dengan penegakan hukum di wilayah

perairan.

2) Personel jarang diikutsertakan dalam program pelatihan baik

yang diselenggarakan oleh internal Polri maupun lembaga

dan instansi terkait lainnya yang ada hubungannya dengan

proses penyidikan/Reserse maupun binmas.

Page 20: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

20

3) Kurangnya kesadaran para anggota kapal patroli untuk

mengembangkan pengetahuan fungsi teknis secara individu.

Selama ini hanya mengandalkan Jukrah dari para

Perwira/pimpinan di atasnya.

4) Kurangnya kemampuan untuk bekerjasama dengan instansi

lain dalam melaksanakan penugasan di lapangan.

b. Keterampilan

1) Kurangnya keterampilan Personel dalam melaksanakan

kegiatan teknis patroli kapal polisi sebagaimana yang tertera

dalam ketentuan SOP (standart operational procedure);

2) Kurang terampilnya personil satroldadan para Dankapal

dalam melaksanakan kegiatan deteksi dini di wilayah

perairan;

3) Belum terampilnya personil satroldadan para Dankapal

dalam penggunaan alat navigasi, komlek yang ada di kapal..

4) Minimnya kemampuan dan keterampilan dibidang SAR

(menyelam, PPGD, water rescue dan lain-lain);

5) Personel Ditpolair Polda Jambitidak memiliki keterampilan

dalam menangani kasus konflik sosial, dan kejahatan

maupun pelanggaran yang terjadi di masyarakat pesisir

pantai;

6) Masih lemahnya keterampilan negosiator guna

mempengaruhi atau menggerakkan perilaku orang lain agar

bekerja secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan

Polmas.Kondisi ini secara signifikan telah berdampak

kepada masih lemahnya kepemimpinan personel yang

melaksanakan Polmas perairan dalam menjalankan fungsi

dan perannya menggerakkan masyarakat secara

bersamauntuk memikul tanggung jawab di bidang

kamtibmas;

7) Staf satrolda sebanyak 11 personil ternyata yang memiliki

kualifikasi pelaut (ANT V: 1(satu) orang dan ATT V: 1(satu)

orang). Sedangkan para awak kapal dan ABK nya dari50

Page 21: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

21

(lima puluh) pesonil yang memiliki kualifikasi pelaut (ANT V

hanya 3 (tiga) orang.

c. Perilaku

1) Mentalitas personel belum seluruhnya baik,masih bersikap

menunggu bila ada kejadian-kejadian yang perlu kecepatan

bertindak dalam mengantisipasi setiap perkembangan

gangguan kamtibmas dimasyarakat;

2) Masih adanya pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh

personel yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan

patroli perairan;

3) Kulture/budaya kerja belum optimal, kesadaran untuk ikhlas

dalam melaksanakan tupoksinya masih rendah;

4) Mainset mayoritas personil polair perihal prinsip nunut

hidup/numpang hidup di dalam organisasi polair, malas

berbuat untuk kepentingan kesatuan, lebih senang berada

pada zona nyaman;

5) Paranoid untuk melakukan penyelidikan, penyidikan

terhadap para pelaku kriminalitas perairan, dengan suatu

alasan, dapat mendatangkan musibah atau permasalahan

terkait resiko penyidikan, backing dari para atasan/ pejabat

pusat dan keterbatasan dalam pemahaman tuntutan pra

peradilan.

6) Skeptis terhadap dikbang sebagai parameter spirit personil

polair. Kemauan personil polair untuk melanjutkan dikbang

(pendidikan pengembangan) sangat rendah, anggapan

“percuma ikut dikbang, toh tidak akan pernah lulus, karena

menyandang predikat anggota polair dianggap sudah kaya,

karena tempatnya yang basah, sehingga mendapatkan

kesulitan dan kurang mendapatkan dukungan dari berbagai

pihak terkait.”

Page 22: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

22

B. Dukungan Anggaran

Alokasi Anggaran Dit Polair Polda Jambi selama ini masih jauh dari

yang di harapkan khususnya untuk dukungan operasional dalam

pelaksanaan patroli dan kegiatan pemeliharaan keamanan dan ketertiban

masyarakat perairan lainnya.

1. AnggaranDIPA RKA-KL TA. 2014 Ditpolair Polda Jambiyang

mendukung kegiatan patroli perairan

NO KEGIATAN VOLUME

(Rp x org x giat)

JUMLAH

(Rp)

KET

1

Patroli

a. Uang Saku

b. Dana Satuan

c. Duk ULP Layar

d. Duk Kalori ABK

16.000 x 24 x 365

3.000 x 24 x 365

15.000 x 10 x 365

2.100 x 10 x 365

140.160.000

26.280.000

54.750.000

7.665.000

2

Harwat Kapal Patroli 2 Unit(2004 &1003) 85.000.000

Nihil

3

Pengawalan Nihil Nihil

4

SAR Perairan Nihil Nihil

5

Polmas Perairan Nihil Nihil

JUMLAH 228.970.000

Sumber data : Subbag Renmin Dit Polair Polda Jambi, 2014

Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa :

a. Untuk Patroli dalam 1 bulan hanya 24 orang yang mendapat

dukungan uang saku dan dana satuan patroli, sedang untuk

dukungan ULP Layar yang terdukung hanya 10 orang. Ketentuan

ABK untuk kapal type C1 terdiri dari 12 orang, type C2 tediri 6-5

orang, untuk type C3 tediri 3-2 orang. Melihat dari dukungan ULP

layar dan dukungan kalori ABK, otomatis yang melaksanakan

kegiatan patoli hanya 10 pesonil saja dan fasilitas 2 (dua) unit

kapal patoli polisi untuk type C2 yang menggunakan HSD/solar

Page 23: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

23

yang hanya mampu melaksanakan kegiatan selama 16 hari dan

type C2 yang menggunakan pertamax hanya mampu

melaksanakan selama 12.5 hari dalam per triwulannya;

b. Korelasinya kesiap siagaan alut (alat utama) untuk kegiatan

pemeliharaan kapal patroli dukungan anggarannya adalah

sebesar RP. 85.000.000 digunakan untuk kapal 2unit (2004 dan

1003). Pada saat ini kapal yang dimiliki sebagian besar

pembuatannya sebelum tahun 2006 sehingga perlu harwat/dock

kapal secara rutin mengingat bahan material kapal dari fiberglass

tiap 6 bulan sekali harus mendapatkan harwat rutin. Dengan

keterbatasan anggaran,selanjutnya untuk harwat rutin

dilaksanakan secara selektif prioritas, sehingga kegiatan harwat

tidak dapat dilaksanakan secara menyeluruh;

c. Untuk anggaran yang lain seperti pengawalan, SAR dan Polmas

perairan belum terdukung anggaran dalam DIPA Polair TA. 2014.

2. Data Kebutuhan BMP Kapal Patroli sesuai dengan indeks biaya Polri

NO TYPE KAPAL/MESIN KEBUTUHAN MESIN X LTR

JUMLAH LTR / HARI

KET

1 C2 (1X305 PK MITSUBISHI ) 1 X400 LTR 400 LTR HSD

2 C2 ( 2X261 PK CUMINS ) 2 X 400 LTR 800 LTR HSD

3 C2 (2 X 200 PK) 2 X 160 LTR 320 LTR MT-88

4 C3 ( 1X85 PK) 80 LTR 80 LTR MT-88

5 Rubber boat ( 1X40 PK) 35 LTR 35 LTR MT-88

Sumber data :Matlog Subbag Renmin Dit Polair Polda Jambi, 2014

Selama ini dukungan BBM yang diterima untuk kegiatan

operasional kapal patroli sebanyak 2 (dua) unit kapal polisi type C2

yang menggunakan HSD/solar yang hanya mampu melaksanakan

kegiatan selama 16 hari dan type C2 yang menggunakan pertamax

hanya mampu melaksanakan selama 12.5 hari dalam per triwulannya,

mengapa demikian ? maka penjelasannya adalah sebagai berikut :

BBM yang diterima dari Sarpras Polda

Page 24: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

24

pertriwulan,Pertamaxsebanyak4.000 liter dan HSD/Solar sebanyak

6.250 liter, Oli mesran 420 liter dan Oli meditrania 135 liter. Jika kita

lihat kebutuhan standar penggunaan BBM sesuai dengan indeks biaya

Polri diatas untuk pemakaian kapal, maka dukungan BBM HSD/Solar

untuk Triwulan I hanya mencukupi + 16 hari patroli kapal type C2

dengan 1 mesin(6.250 ltr dibagi 400 ltr = 15, 625 dibulatkan = 16

hari dan Pertamax hanya mampu mencukupi + 12,5 hari patroli,

sedangkan kapal type C2 dengan 2 mesin (4.000 ltr dibagi 320 ltr =

12,5 hari ).

C. SaranaDan Prasarana

1. Data Kapal Patroli Dit Polair Polda Jambi

NO NO LAMBUNG UKURAN

P x L

KONDISI DAYA KET

BB RR RB

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2001 25 x 5 X - - 305 PK C2

2 2002 11 x2,6 X - - 2 x 200 PK C2

3 2003 11 x 2,6 X - - 2 X 200 PK C2

4 2004 11 x 2,6 X - - 2 X 200 PK C2

5 2005 11 X 2,4 X - - 2 X 200 PK C2

6 2006 15 X 2,7 X - - 2 X 250 PK C2

7 2008 14X2,5 X - - 2X200 PK C2

8 2009 15 X 2,7 X - - 2 X 250 PK C2

9 2010 14X2,5 X - - 2X261 PK C2

10 1001 6,3 X 2 X - - 85 PK C3

11 1002 7,5 X 2 X - - 85 PK C3

12 1003 7 X 2 X - - 85 PK C3

13 1004 6,5 X 2,2 X - - 200 Pk C3

14 Perahu Karet - X - - 40 PK =

Sumber data :Matlog Subbag Renmin Dit Polair Polda Jambi, 2014

2. Data Gedung/Bangunan

NO JENIS

BANGUNAN LOKASI

KONDISI KET

1 MAKO JL. AK. GANI NO. 5 BAIK Milik Pemda

Page 25: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

25

DITPOLAIR JAMBI Propinsi.

2 MAKO UNIT

PATROLI WIL 1 ANGSO DUO JAMBI BAIK

Inventaris

Ditpolair

3 MAKO UNIT

PATROLI WIL 2

MA. BULIAN

BATANGHARI

RSK

RINGAN

Inventaris

Ditpolair

4 MAKO UNIT

PATROLI WIL 3

KUALA TUNGKAL

TANJABBAR BAIK

Inventaris

Ditpolair

5 MAKO UNIT

PATROLI WIL 4

KAMPUNG LAUT

TANJABTIM BAIK

Inventaris

Ditpolair

6 MAKO UNIT

PATROLI WIL 5

SUAK KANDIS MA.

JAMBI BAIK

Inventaris

Ditpolair

Sumber data : Subbag Renmin Dit Polair Polda Jambi, 2014

3. Data Alkom

NO JENIS

MATERIL MERK/TYPE

KONDISI JLH KET

BB RR RB

1 ALL BAND

GX –SSB

KENWOOD

TK80 1 - 2 3

2 KACINA I COM/IC

2000 1 - - 1

3 HT MOTOROLLA 2 2 - 4

4 HT ALINCO DJ

195 8 - - 8

Sumber data : Subbag Renmin Dit Polair Polda Jambi, 2014

4. Data Alat SAR

NO JENIS MATERIL

KONDISI JLH KET

BB RR RB

1 RUBBER BOAT 6 5 11

2 ALAT SELAM 3 1 - 4

3 TABUNG GAS OKSIGEN 4 - - 4

4 GPS 3 - - 3

Sumber data : Subbag Renmin Dit Polair Polda Jambi, 2014

Adapun fakta dari sarana dan prasarana yang dapat mendukung

pelaksanaan Patroli perairan dapat dilihat dengan indikator sebagai berikut :

Page 26: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

26

1. Kualitas dan kuantitas materil utamanya menyangkut masalah kapal

patroli dalam mendukung pelaksanaan tugas di perairan belum

memadai daya jelajah/jenisnya yang dikaitkan dengan karakteristik

perairan maupun gangguan kamtibmas yang terjadi;

2. Pemeliharaan dan perawatan terhadap seluruh materiil, fasilitas dan

jasa terhadap kapal patroli beserta isinya dalam mendukung

pelaksanaan Patroli perairan masih belum terlaksana dengan baik;

3. Fasilitas Alkom yang ada di kapal belum mampu menjangkau

hubungan antar kapal, dalam pelaksanaan tugas masih menggunakan

handphone masing-masing anggota;

4. Gedung/bangunan sebagai mako unit patroli sudah sesuai

penempatannya di wilayah-wilayah yang rawan gangguan kamtibmas

namun sampai sekarang belum memiliki pelabuhan untuk sandar kapal

yang representatif, saat ini masih menumpang sandar di pelabuhan/jety

milik masyarakat dan Mako Direktorat Polair Polda Jambi masih

menempati Bangunan Milik Pemda Provinsi Jambi (Gedung Residen

Jambi).

D. Metode yang Digunakan

1. Patroli mandiri

Metode ini dilakukan oleh kapal patroli UnitPolair secara mandiri yang

berada di kewilayahan tanpa melibatkan kapal patroli lainnya.

2. Patroli dengan sasaran tertentu

Yaitu kapal patroli melaksanakan patroli ke tempat/sasaran tertentu

dengan cara bertindak yang telah ditentukan sehingga apabila ada

tindak pidana lainnya terkesan dibiarkan.

3. Patroli rutin

Patroli yang dilaksanakan secara rutin dengan route dan waktu yang

selalu sama dan mudah sekali diketahui para pelaku kejahatan,

sehingga para pelaku leluasa menjalankan aksinya pada waktu tidak

ada petugas patroli.

Page 27: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

27

Dilihat dari metode yang digunakan dalam patroli saat ini masih bersifat

konvensional yaitu hanya bersifat rutin/monoton dan tidak efektif, sehingga

setiap pergerakan mudah diketahui oleh pelaku kejahatan yang akan

memanfaatkan waktu-waktu kosong pada saat tidak ada petugas untuk

menjalankan aksinya.

E. Pelaksanaan Tugas Satuan Patroli

Pelaksanaan patroli Unit Polair baik secara mandiri, sasaran tertentu

dan rutin yang berada di kewilayahan patroli lainnya dilaksanakan Rutin

sesuai dengan dukungan Logistik dan sarana/prasarana yang telah ada

disesuaikan dengan Jumlah BBM dan kondisi Kapal mengingat keterbatasan

dukongan Logistik BBM HSD untuk 1 unit kapal sebanyak 6.250 liter tiap

triwulan selama 16 hari dan BBM Pentamax / MT – 88 untuk 1 unit kapal

sebanyak 4.000 liter tiap triwulan selama 12,5 hari, maka alternatif

pelaksanaan kegiatan patroli adalah sebagai berikut :

1. Patroli mandiri kewilayahan

Pelaksanaan Patroli mandiri kewilayahan yang dilaksanakan oleh

kapal polisi yang ditempatkan di pos kuala tungkal(Kab. Tanjab Barat)

dan pos Kampung laut (Kab. Tanjab Timur) dalam pelaksanaan

kegiatannya secara rutin pertriwulan 12,5 hari kerja dan kapal polisi di

pos kampung laut melaksanakan kegiatan rutinnya 16 kali patroli;

2. Patroli dengan sasaran tertentu

Pelaksanaan kegiatan patroli kapal polisi dilasanakan berdasarkan

urgentisitas dan data-data kriminalitas yang menonjol pada saat itu dan

pada wilayah perairan tertentu yang membutuhkan kehadiran kapal

polisi perairan selama pertriwulan dengan standar DIPA yang ada

adalah kapal bahan bakar HSD selama 16 hari dan kapal berbahan

bakar Pretamax selama 12,5 hari ;

3. Patroli rutin;

Pelaksanaan kegiatan patroli kapal polisi pada dua wilayah perairan

yang telah ditetapkan yang dilaksanakan secara rutin/ ajek,

berkesinambungan/ kontinyu dengan standar DIPA yang ada adalah

Page 28: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

28

kapal bahan bakar HSD selama 16 hari dan kapal berbahan bakar

Pretamax selama 12,5 hari;.

Dilihat dari metode yang digunakan dalam pelaksanaan patroli kapal

saat ini masih bersifat konvensional yaitu hanya bersifat rutin/monoton

kurang efektif, dan kurangnya jumlah hari kegiatan patroli dalam setiap

bulannya, sehingga setiap pergerakan mudah diketahui oleh pelaku

kejahatan yang akan memanfaatkan waktu-waktu kosong pada saat tidak

ada petugas untuk menjalankan aksinya. Data atau pentelaahannya untuk

kegiatan kapal polisi type C2 berbahan bakar HSD 16 hari (sesuai DIPA)

dikalikan 4 (empat) triwulan, maka dalam satu tahun terlaksana patroli

sebanyak 64 (enam puluh empat) hari, artinya selama 301 hari wilayah

perairan tidak diback up dan tidak dijamah oleh kapal polisi. Sedangkan

untuk kapal type C2 yang berbahan bakar Pertamax 12,5 hari (sesuai DIPA)

dikalikan 4 (empat) triwulan, maka dalam satu tahun terlaksana patroli

sebanyak 50 (lima puluh) hari, artinya selama 315 hari wilayah perairan tidak

diback up dan tidak dijamah oleh kapal polisi.

Seiring dengan peningkatan Personel, dan dukungan logistik dan

peralatan dan metode patroli Direktorat Kepolisian Perairan Polda Jambi, jika

dilihat dari data 3 (tiga) tahun terakhir Jumlah tindak pidana dan pelanggaran

dari tahun 2012 S/D tahun 2014 terjadi penurunan, dengan keterbatasan

yang ada Satuan Patroli Direktorat Polisi Perairan dapat menekan Kejahatan

dan pelanggaran yang terjadi, berikut data Tindak Pidana dan Pelanggaran

Tahun 2012-2014 :

Data Rekapitulasi Penanganan PerkaraDitpolair Polda Jambi

Tahun 2012

NO JENIS PERKARA LIDIK SIDIK SP3 LIMPAH P21 VONIS DENDA KET

1. Pelayaran 35

2. Karantina hewan,Ikan

& Tumbuhan

2 2

3. Ilegal Logging 4 1 3

4. Ilegal Fhising 4 4

5. Ilegal Minning 2 2

6. Ilegal Migas (Oil) 4 4

7. Perompakan (Pracy) 1 1

Page 29: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

29

8. Penemuan Kayu 3 3

Jumlah 55 2 1 44 8

Tahun 2013

NO JENIS PERKARA LIDIK SIDIK SP3 LIMPAH P21 VONIS DENDA KET

1. Pelayaran 31 1 29 1

2. Karantina

hewan,Ikan &

Tumbuhan

1 1

3. Ilegal Logging 1 1

4. Ilegal Fhising 2 2

5. Ilegal Minning 1 1

6. Ilegal Migas (Oil) 2 1 1

7. Perompakan (Pracy) 1 1

8. Penemuan Kayu 2 2

Jumlah 41 2 1 34 4

Tahun 2014

NO JENIS PERKARA LIDIK SIDIK SP3 LIMPAH P21 VONIS DENDA KET

1. Penggelapan 1 1

2. Curat 1 1

3. Kelalaian orang mati 1 1

Jumlah 3 1 2

Sumber data : Subdit Gakkum Dit Polair Polda Jambi, 2012 - 2014

Page 30: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

30

BAB IV

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

A. Faktor Internal

1. Kekuatan

a. Personil Ditpolair Polda Jambi dilihat dari sisi umum dan

keseluruhan segi kuantitas masih kurang namun sudah mendekati

DSP. Dari 134 orang personil tersebut, sebanyak 81 personil telah

mengikuti pendidikan kejuruan fungsi teknis Pol Air seperti ANT-

V, ATT-V, Das PA, Das BA Pol Air, dan Komlek serta Harwat

kapal. Kemudian staf satrolda sebanyak 11 personil ternyata

yang memiliki kualifikasi pelaut (ANT V: 1(satu) orang dan ATT V:

1(satu) orang). Sedangkan para awak kapal dan ABK nya dari

50 (lima puluh)pesonil yang memiliki kualifikasi pelaut (ANT V

hanya 3 (tiga) orang;

b. Adanya undang-undang RI dan Peraturan-peraturan yang

mendukung tugas Dit Polair dalam rangka mewujudkan

kamtibmas yang kondusif di wilayah perairan Provinsi Jambi,

antara lain :

1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002

tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia bahwa tugas

pokok Polri yang tercantum dalam pasal 13 yang

menyebutkan bahwa tugas pokok Kepolisian Negara

Republik Indonesia adalah memelihara keamanan dan

ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, dan

memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan

kepada masyarakat.

2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1996

tentang Perairan Indonesia menjelaskan bahwa fungsi Polri

adalah sebagai penegak hukum dan keadilan sesuai hukum

yang berlaku, memerangi kejahatan yang mengganggu dan

merugikan masyarakat dan negara, mengayomi warga

Page 31: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

31

masyarakat dan negara dari ancaman dan tindak kejahatan

yang mengganggu dan merugikan. Pada wilayah hukum di

perairan fungsi tersebut diemban oleh Kepolisian Perairan.

3) Peraturan Kapolri Nomor 22 Tahun 2010 tanggal 28

September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Pada Tingkat Kepolisian Daerah. Yang mengatur tentang

tugas pokok dan fungsi serta struktur Dit Polair tingkat Polda.

c. Tersedianya sarana dan prasarana, material, fasilitas dan jasa

yang dimiliki Ditpolair Polda Jambi saat ini, untuk menunjang

dalam pelaksanaan Patroli perairan, terlihat dari jumlah kapal

Patroli yang dapat mendukung personil dalam melaksanakan

Patroli perairan.Kondisi aset kapal patroli polisi yang dimiliki oleh

Ditpolair Polda Jambi secara keseluruhan adalah 13 (tiga belas)

unit dengan kondisi 11 (sebelas) layak laut/laik laut, 2 (dua) unit

RB/ rusak berat. Kemudian untuk rinciannya adalah sebagai

berikut :kapal patroli type C2 terdiri dari 8 (delapan) unit dalam

kondisi layak/laik laut, kapal patroli type C3 terdiri dari 4 (empat)

unit dalam kondisi 3 (tiga) laik laut, 1 (satu) unit RB/ rusak berat.

Kemudian 1 (satu) unit kapal type non standart dalam kondisi RB/

rusak berat. Kesimpulannya hanya 11 (sebelas) unit kapal patrol

yang layak laut, sedang 2 (dua) unit kapal dalam kondisi RB/

rusak berat dan diusulkan untuk dilakukan disposal ke Biro Rena

Polda Jambi.

2. Kelemahan a. Kurangnya kualitas dan kemampuan personil tentang fungsi teknis

Polair terutama dalam mengawaki kapal patrol;

b. Sarana dan prasarana kapal patroli polisi untuk mendukung

kegiatan patroli di wilayah perairan tidak sesuai dengan

karakteristik wilayah perairan Jambi;

c. Dukungan anggaran tentang pemeliharaan dan perawatan kapal

patroli, dukungan logistik serta anggaran patroli masih sangat

dirasakan kurang, bahkan anggaran pengawalan, SAR dan

Polmas perairan tidak terdukung sama sekali;

Page 32: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

32

d. Mentalitas personil belum seluruhnya baik dengan masih adanya

pelanggaran disipilin yang dilakukan;

e. Metode yang digunakan pada saat ini masih belum mampu

menanggulangi gangguan kamtibmas wilayah perairan.

B. Faktor Eksternal

1. Peluang

a. Adanya BKO Kapal dari Dit Polair Baharkam Polri untuk

membantu/ memback up tugas operasional Dit Pol Air Polda

Jambi. Hal ini dikarenakan daya jelajah dan kemampuan patroli

kapal BKO sangat sesuai untuk kondisi dan karakteristik wilayah

perairan di Jambi;

b. Budaya masyarakat pantai dan perairan yang sederhana dan suka

gotong royong serta memiliki kemauan untuk membantu tugas

polisi (mendirikan pos polisi dan FGD) merupakan salah satu

faktor pendukung untuk terciptanya situasi Kamtibmas yang aman;

c. Adanya informasi dari dunia maritim internasional yang

disampaikan oleh International Maritim Organization (IMO) yang

berkedudukan di Singapura mengenai kejadian yang menimpa

kapal-kapal asing, menjadi pendukung peran patroli Dit Polair

Polda Jambi untuk memberikan kontribusi bagi penggelaran

kapal-kapal patroli di wilayah perairan;

d. Adanya dukungan dari Pemerintah Daerah dan Instansi lainnya

dalam rangka pengamanan wilayah perairan demi terwujudnya

stabilitas kamtibmas. Dalam hal peningkatan kemampuan

sumberdaya manusia, instansi terkait selalu melibatkan Dit Polair

untuk turut serta ikut dalam kegiatan-kegiatan seperti sosialisasi

perundang-undangan tentang pengamanan wilayah perairan,

SAR, pelatihan dan seminar-seminar.

2. Ancaman

a. Faktor cuaca merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh

terhadap kemampuan kapal patroli. Cuaca buruk dan ombak

Page 33: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

33

besar yang datang secara tiba-tiba sering kali mengurangi daya

jelajah kapal patroli yang spekteknya terbuat dari fiber glass yang

sangat rentan pecah apabila berhadapan dengan ombak yang

besar.

b. Wilayah Jambi memiliki wilayah perairan yang sangat luas dengan

terbentangnya sungai besar yang dijadikan sebagai sarana jalur

transportasi dan juga pesisir pantai yang terbentang dari batas

propinsi Riau sampai Sumatera Selatan, perairan Jambi juga

merupakan jalur perdagangan antar pulau bahkan antar Negara

seperti Singapura dan Malaysia, sehingga dengan kondisi tersebut

sering menjadi lahan bagi para pelaku tindak kejahatan baik yang

berasal dari dalam maupun luar negeri untuk mengambil segala

sumber kekayaan alam yang dimiliki oleh masyarakat Jambi

secara illegal dan melakukan penyelundupan;

c. Jambi merupakan wilayah yang memiliki alur laut kepulauan

Indonesia (ALKI), sehingga dengan adanya ALKI tersebut kapal-

kapal asing bebas memasuki wilayah perairan Jambi, sehingga

tidak menutup kemungkinan gangguan kamtibmas di wilayah

perairan Jambi sangat mungkin dan sering terjadi.

d. Tingkat pendidikan masyarakat Jambi khususnya masyarakat

perairan dan pesisir pantairelatif rendah, sehingga berdampak

menyulitkan pelaksanaan petugas babinkamtimas dalam

penyampaian peraturan perundang-undangan terkini;

e. Kebutuhan sehari-hari masyarakat parairan dan pesisir pantai

Jambi yang belum terdistribusi dengan dengan baik, sehingga

dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk memperoleh keuntungan

dengan melakukan kegiatan melanggar hukum seperti masalah

pendistribusian BBM dan kebutuhan pokok masyarakat yang lain;

f. Kultur dan mainset personil Polair secara umumnya kurang

menyenangi situasi tantangan/ mencari pengalaman baru, dan

lebih suka berada pada posisi zona nyaman, sehingga berdampak

kurangnya pengalaman (bagai katak dalam tempurung).

Page 34: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

34

BAB V

KONDISI YANG DIHARAPKAN

A. Sumber Daya Manusia

1. Kuantitas personil

a. Dengan kekurangan personil Satrolda saat ini, diharapkan mampu

memberdayakan personil yang ada sesuai dengan kemampuan

dan manajerial yang dimiliki dalam mengcover luasnya wilayah

perairan Jambi.

b. Mengusulkan ke Polda pengisian jabatan pada struktur organisasi

Satrolda Ditpolair Polda Jambi yaitu untuk jabatan Perwira yang

masih kosong seperti Wadir Polair, Kasatrolda, Kasi Sar/binmasair

dan jabatan Pama lainnya.

2. Kualitas personil

a. Pengetahuan

1) Memberikan kesempatan kepada personil patroliuntuk

mengikuti pendidikan kejuruan dan pelatihan dengan

memprioritaskan bidang pengawakan kapal seperti : ANT-V,

ATT-V, penyidikan, Harwat, SAR, komlek dan binmasair.

2) Personil patroli diberikan kesempatan untuk mengikuti

pendidikan pengembangan umum di universitas yang ada di

Jambi, dengan fokus bidang yang ditekuni menyangkut

peningkatan kemampuan di bidang kepelautan/perkapalan,

hukum dan ilmu sosial lainnya.

3) Mengikutsertakan secara rutin personil patroli dalam

kegiatan sosialisasi peraturan perundang-undangan,

pelatihan peningkatan kemampuan untuk mendukung

pelaksanaan tugas patroli baik yang diselenggarakan oleh

Intern Polri maupun lembaga dan instansi terkait lainnya.

4) Meningkatkan pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan rutin

kepada personil patroli Ditpolair Polda Jambi yang

berhubungan dengan peraturan maupun materi tentang

tugas dan peran-peran di kapal patroli.

Page 35: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

35

5) Meningkatkanpengetahuan serta pengenalan terhadap

lingkungan sekitar, kearifan lokal dan budaya masyarakat

perairan dan pesisir pantai Jambi.

b. Keterampilan

Untuk mendukung tugas patroli, personil harus dibekali

kemampuan dan keterampilan :

1) Kemampuan navigasi laut / Ahli Nautika (ANT );

2) Kemampuan mekanik Kapal patroli / Ahli Tehnika (ATT);

3) Kemampuan perhubungan / komlek;

4) Kemampuan pemeliharaan dan perawatan kapal.

5) Kemampuan Penguasaan Binpotmas Perairan;

6) Kemampuan Penguasaan Perundang-undangan di wilayah

perairan;

7) Kemampuan membangun kemitraan, dengan tujuan untuk

membentuk dan memelihara kepercayaan masyarakat;

8) Kemampuan menjadikan potensi masyarakat perairan

sebagai mitra kerja, dalam pola hubungan dan tata kerja

yang lebih bersifat fungsional, partisipatif, konsultatif,

kolaboratif dan koordinatif;

9) Kemampuan untuk membina masyarakat (para

babinkamtibmas polair) dengan mengelola perbedaan

secara baik agar tidak terjadi konflik horizontal dan komunal;

10) Kemampuan negosiator dan penggalangan di wilayah konflik

pada masyarakat perairan.

c. Perilaku

1) Mentalitas personil yang bersikap proaktif tentang

pentingnya pelaksanaan patroli dan polmas perairan

sehingga secara otomatisjuga aktif mengantisipasi setiap

perkembangan gangguan kamtibmas di lingkungan

masyarakat.

2) Mentalitas personil yang berani menghadapi tantangan tugas

(fighter), berani mencari pengalaman baru, berani

Page 36: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

36

menghadapi resiko terutama praperadilan, berani

menghadapi para backing kriminalitas;

3) Mentalitas peronil yang memiliki kemauan semangat belajar,

kemauan mencari pengalaman tugas, dan kemauan untuk

capek berlatih sebagaimana yang menjadi tugas pokoknya;

4) Pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh personil yang

ditugaskan di lapangan dapat diminimalisasir;

5) Kemampuan personil untuk menjaga stamina diri pribadi,

rajin berolah raga, guna kesiap siagaan dalam mendukung

pelaksanaan tugas yang berat.

B. Dukungan Anggaran

Anggaranyang ada dalam mendukung pelaksanaan Patroli perairan

olehDitpolair Polda Jambi seperti anggaran pengawalan, SAR dan Polmas

perairan dapat terpenuhidalam rencana program kerja dan tertuang dalam

DIPA RKA-KL T.A. 2015, dibawah ini :

NO KEGIATAN VOLUME

(Rp x org x giat)

JUMLAH

(Rp)

KET

1 Patroli a. Uang Saku b. Dana Satuan c. Duk ULP Layar d. Duk Kalori ABK

16.000 x 24 x 365 3.000 x 24 x 365 15.000 x 10 x 365 2.100 x 10 x 365

140.160.000

26.280.000 54.750.000

7.665.000

2 Harwat Kapal Patroli 2 Unit -

85.000.000

3 Pengawalan Nihil Nihil

4 SAR Perairan Nihil Nihil

5 Polmas Perairan Nihil Nihil

JUMLAH 357.857.000

Anggaranyang diajukan dalam mendukung pelaksanaan Patroli

perairan olehDitpolair Polda Jambi seperti anggaran pengawalan, SAR dan

Polmas perairan dapat terpenuhidalam rencana program kerja dan tertuang

dalam DIPA RKA-KL T.A. 2016, seperti usulan anggaran dibawah ini :

NO KEGIATAN VOLUME (Rp x org x giat)

JUMLAH (Rp)

KET

1 Pengawalan a. Uang Saku b. Dana Satuan

16.000 x 24 x 84 3.000 x 24 x 84

32.256.000

6.048.000

2 SAR Perairan

Page 37: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

37

a. Uang Saku b. Rubber Boat

16.000 x 5 x 42 3.000 x 5 x 42

3.360.000 630.000

3 Polmas Perairan (Sambang Nusa) a. Uang harian b. Makan personil c. Snack masyarakat d. Dukmin

16.000 x 5 x 12 15.000 x 5 x 12 7.500 x 25 x 12

300.000 x12

960.000 900.000

2.250.000 3.600.000

JUMLAH 50.004.000

Seiring dengan penambahan dukungan anggaran diatas yang perlu

ditambah adalah dukungan BBM untuk kapal patroli sehingga waktu patroli

bisa lebih lama. Sesuai dengan kebutuhan ideal BBM kapal patroli.

C. Sarana dan Prasarana

1. Adanya pengadaan dan keberadaan kapal patroli polisi yang sesuai

dengan karakteristik wilayah perairanJambi yaitu kapal patroli type C-1

sebanyak 2 unit untuk wilayah perairan Tanjab Barat dan Tanjab Timur;

2. Adanya pengadaan alat pendukung seperti Alkom, GPS dan alat selam

untuk mendukung tugas SAR perairan;

3. Adanya kegiatan pengadaan barang dan jasa pemerintah dibidang

harwat kapal polisi terhadap seluruh materiil dan fasilitas kapal patroli

beserta peralatannya, sehingga usia pakai kapal patroli polisi yang

dimiliki dapat bertahan lama,dengan menambah anggaran harwat

kapal patrol polisi;

D. Metode yang Digunakan

Metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan patroli adalah

menformulasikan berbagai terobosan-terobosan kreatif dengan berpegang

teguh pada prinsip-prinsip patroli yang efektif dan efisien guna lebih

menjamin situasi kamtibmas kondusif di wilayah perairan, antara lain

memberdayakan kegiatan :

1. Patroli terpadu

Yaitu patroli yang dilaksanakan secara terpadu/gabungan lintas

sektoral, bekerjasama dengan kapal patroli lain atau patroli unsur

keamanan laut lainnya dalam rangka menanggulangi gangguan

kamtibmas di wilayah perairan;

Page 38: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

38

2. Patroli multi sasaran

Patroli yang dilaksanakan dengan sasaran/target semua tindak

pidana/pelanggaran di wilayah perairan yang dapat menimbulkan

gangguan kamtibmas;

3. Patroli sambang nusa

Adalah patroli yang dilaksanakan oleh kapal patroli dalam usaha

memberikan penyuluhan ke daerah-daerah pesisir/tepi pantai yang

jarang dijangkau oleh petugas lainnya dalam rangka menjalin kemitraan

dengan masyarakat perairan;

4. Patroli Quick Respon

Yaitu patroli dengan memanfaatkan call center 110, yang telah di

launching oleh Wakapolri pada tanggal 30 Januari 2013. Pada Jajaran

Dit Polair Baharkam Polri call center 110 tersebut digunakan sebagai

saluran pelaporan dan informasi apabila terjadi musibah atau bencana

serta gangguan keamanan dan ketertiban di wilayah perairan untuk

mempercepat tindak lanjut atau responsif kapal-kapal patroli.

Adapun Alur kerja laporan atau pengaduan dari Call Center 110

adalah sebagai berikut :

Sumber :Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Call Center110 dilingkungan Ditpolair Baharkam Polri, 2013

Perwira Jaga

Website Call Center 110

Kasubdit

Opsnal

Direktur Polair

Piket Operator Dit Polair

YA

Operator Radio

TIDAK Kapal Polisi

Page 39: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

39

E. Pelaksanaan Tugas Satuan Patroli

Pelaksanaan patroli Unit Polair baik secara mandiri, sasaran tertentu

dan rutin yang berada di kewilayahan patroli lainnyadiharapkan dapat

dilaksanakan dilaksanakan lebih intensif dan ditambah volumenya dengan

meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana kapal patroli Polisi dan

dukungan Jumlah BBM HSD atau dengan istilah sebutannya solar, BBM

Pertamax untuk semua unit kapal patroli Polisi sehingga semua

metodepatroli dapat dilaksanakan sebanyak :

1. Patroli mandiri

Pelaksanaan Patroli mandiri tanpa pelibatan kapal dari unsur terkait

manapun. Patroli mandiri juga bisa diartikan dalam pengertian patroli

mandiri kewilayahan, maksudnya jajaran kapal polisi yang didudukkan

di pospol Kab Tanjabbar dan Kab Tanjabtim , masing-masing bergerak

sebanyak 48 kali dan perharinya bergerak 8 jam. Sehingga setiap unit

kapal patroli Polisi diharapkan setiap tahunnya 48 kali dan dilaksanakan

4 kali dalam sebulannya jadi jumlah jam patroli yang diperlukan dalam

pertahunnya adalah 48 X 8 jam layar = 384 jam layar/tahun dengan

dukungan BBM dalam setiap pergerakkkan kapal maka perharinya

dilaksanakan selama 8 (delapan) jam dengan daya isap minyak HSD

untuk mesin cumins 261 PK adalah 400 liter, sedangkan kebutuhan

Pertamax untuk kapal 200 PK adalah 160 liter, mesin 40 PK

membutuhkan 35 liter per 8 jam, catatan 1 (satu) drum = berisi 250 liter

minyak HSD maupun Pertamax, sehingga kesimpulannya kebutuhan

yang diharapkan ditampilkan dalam tabel kebutuhan ideal kapal

sebagaimana yang tertera dibawah ini;

2. Patroli dengan sasaran tertentu

Pelaksanaan kegiatan patroli dengan sasaran tertentu, , merujuk

dari data-data kriminalitas yang dihimpun, kemudian disimpulkan, dan

selanjutnya menjadi TO( target operasi), sehingga sasaran jelas dan

lokasi atau locusnya tepat. Pelaksanaan Patroli dengan sasaran

tertentu dalam pergerakkannya diharapkan setiap tahunnya juga

dilakukan sebanyak 48 kali, artinya kegiatan patroli ini dilaksanakan

Page 40: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

40

hanya 4(empat) kali perbulan atau dalam sebulan dengan dukungan

BBM yang diharapkan ditampilkan dalam tabel kebutuhan ideal kapal

sebagaimana yang tertera dibawah ini;

3. Patroli rutin

Pelaksanaan patroli rutin ini dilaksanakan tanpa

mempertimbangkan data kriminalitas, dan dilakukan dalam ruang

lingkup yuridiksi wilayah hukum Polda Jambi yaitu keseluruhan

wilayah perairan Provinsi Jambi, oleh karena itu untuk setiap unit

kapal patroli Polisi diharapkan dalam setiap tahunnya mampu bergerak

sebanyak 48 kali dan dilaksanakan 4 kali perbulan atau dalam sebulan

dengan dukungan BBM yang diharapkan tertampilkan dalam tabel

kebutuhan ideal kapal sebagaimana yang tertera dibawah ini;

Tabel Kebutuhan Ideal Kapal Patroli Polisi pertahun

N

O

TYPE KAPAL/MESIN KEBUTUHAN LTR /

HARI X MESIN

JUMLAHLTR / HARI X

JUMLAH KAPAL X

JUMLAH PATROLI

IDEALX

JUMLAH

KEBUTUHAN

REAL/PERTAHUN

KET

1 C2 ( 2X261 PK CUMINS ) 2 X 400 LTR 800 LTR X 1 X 48 38400 LTR HSD

2 C2 (2 X 200 PK) 2 X 160 LTR 320 LTR X 7 X 48 107520 LTR MT-88

3 C3 ( 1X85 PK) 80 LTR 80 LTR X 4 X 48 15360 LTR MT-88

4 Rubber boat ( 1X40 PK) 35 LTR 35 LTR X 48 1680 LTR MT-88

Jumlah kebutuhan BBM HSD= 38.400 LTR dan Pertamax =124.560 LTR

4. Kebutuhan Ideal

Kebutuhan ideal BBM Patroli sesuai dengan harapan untuk per

tahun adalah untuk pemakai BBM HSD kapal patroli Polisi adalah 38.400

liter ditambah dengan kebutuhan Truck dan Bus sebanyak 3000 Liter

sedangkan kebutuhan pemakaian BBM Pertamax Kapal patroli Polisi

124.560 liter ditambah dengan kebutuhan Mobil Direktur dan sepeda motor

Caraka 1500 liter, Jumlah kebutuhan ideal BBM HSD adalah 41.400 liter dan

BBM Pertamax adalah 126.060 liter.

Page 41: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

41

BAB VI

OPTIMALISASI

Perkembangan lingkungan strategis yang berdampak terhadap gangguan

kamtibmas di wilayah perairan Jambi harus dapat diantisipasi oleh Satrolda

Ditpolair Polda Jambi dengan mengedepankan upaya preventif yaitu

melaksanakan patroli perairan. Optimalisasi kemampuan patroli perairan oleh

Satrolda guna meningkatkan kinerja dengan tujuan akhir terwujudnya kamtibmas

yang kondusif, perlu dirumuskan dengan membuat visi dan misi, tujuan, sasaran,

kebijakan, strategi dan action plan yang dapat diuraikan sebagai berikut :

A. Visi dan Misi

1. Visi

Untuk optimalisasi kemampuan satuan patroli daerah guna

meningkatkan pelayanan prima dalam rangka mewujudkan kamtibmas

yang kondusif di wilayah perairan Polda Jambi, maka dapat dirumuskan

visi, yaitu : “Meningkatnya pelayanan prima terhadap masyarakat

perairan dengan optimalisasi kemampuan personil satuan patroli

daerah sehingga kamtibmas yang kondusif di wilayah perairan

dapat terwujud “

2. Misi

a. Meningkatkan kondisi sumber daya Satrolda Ditpolair Polda

Jambidalam mendukung pelaksanaan Patroli perairan.

b. Meningkatkan tata kelola yang mendukung pelaksanaan Patroli

perairanoleh Satrolda Ditpolair Polda Jambi.

B. Tujuan

1. Tercapainya kondisi sumber daya Ditpolair Polda Jambi yang memadai

sehingga dapat mendukung pelaksanaan Patroli perairanguna

meningkatkan kinerja.

2. Terlaksananya Tata kelola dalam pelaksanaan Patroli perairan guna

meningkatkan kinerja Satrolda Dit Polair Polda Jambi.

Page 42: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

42

C. Sasaran

1. Untuk mencapai suatu kondisi sumber daya Ditpolair Polda Jambi yang

memadai dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan Patroli

perairan dengan meningkatkan sumber daya manusia, anggaran,

sarana dan prasarana serta metode yang digunakan.

2. Untuk menata kelola pelaksanaan Patroli perairan oleh Satrolda

Ditpolair Polda Jambi yang dapat dilakukan dengan suatu kegiatan

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang

baik.

D. Kebijakan

1. Terdukungnya pengembangan sumber daya dalam mendukung

pelaksanaan Patroli perairan oleh Ditpolair Polda Jambi meliputi

dukungan terhadap sumber daya yang mengawakinya, anggaran,

sarana dan prasarana serta metode yang digunakan dalam mendukung

pelaksanaan patroli perairan.

2. Terdukungnya pengembangan terhadap tata kelola dalam pelaksanaan

Patroliperairan oleh Ditpolair Polda Jambi yang meliputi aspek

manajerial yaitu aspek perencanaan, aspek pengorganisasian, aspek

pelaksanaan serta aspek pengawasan dan pengendalian.

E. Strategi

Adapun strategi yang dibuat oleh penulis dengan menggunakan

landasan teori analisa SWOT, yaitu penilaian terhadap hasil identifikasi

situasi untuk menentukan kategori suatu kondisi sebagai kekuatan,

kelemahan, peluang atau ancaman yang selanjutnya diidentifikasikan guna

menentukan cara solusi atau alternatif pemecahan masalah (Problem

Solving) yang dihadapi sehingga tercipta suatu kondisi sebagaimana yang

diharapkan.

Penulis melakukan analisa SWOT yaitu dengan mengkombinasikan

Kekuatan dengan Peluang (S-O), Kelemahan dan Peluang (W-O), Kekuatan

Page 43: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

43

dan Ancaman (S-T) serta Kelemahan dan Ancaman (W-T), maka penulis

dapat menentukan, menganalisa dan memformulasikan strategi yang dapat

dilakukan dalam pelaksanaan Patroli perairan oleh Ditpolair Polda Jambi,

sebagai maksud untuk meningkatkan kinerja, sehingga outcome yang

didapat adalah dapat mewujudkan kamtibmas yang kondusif di wilayah

perairan Jambi, yaitu :

1. Strategi Jangka pendek (0 - 6 bulan)

a. Membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) Patroli Perairan

sebagai pedoman pelaksanaan tugas pelaksanaan patroli perairan

(S-O);

b. Melaksanakan Patroli perairan dengan menerapkan prinsip-prinsip

sesuai dengan budaya lokal masyarakat perairan dan pesisir

pantai Jambi (W-O);

c. Melaksanakan pengembangan sumber daya yang ada, kemudian

mewujudkan Unit Patroli Polair/Kapal patroli sebagai sentra

pelayanan kepolisian terpadu(S-T);

d. Menyusun rencana dan melaksanakan pelatihan rutin tentang

pemeliharaan kemampuan patroli perairan kepada personil

khususnya awak kapal patroli perairan (W-T);

2. Strategi jangka sedang (6 bulan - 1 tahun)

a. Melakukan modifikasi metode Patroliperairan disesuaikan dengan

karakteristik kerawanan daerah perairan Jambi(S-O);

b. Memaksimalkan sumber daya yang ada untuk kerjasama dengan

pemerintah daerah, instansi dan pengguna jasa perairan terkait

dalam hal mengoptimalkan Patroli perairan(W-O);

c. Melakukan kerjasama terhadap masyarakat perairan untuk

menjadi agen informasi (S-T);

d. Meningkatkan kemampuan personil awak kapal patroli perairan

dengan mengusulkan mengikuti pendididkan kejuruan dan

pelatihan tentang FT. Polair dan mengusulkan dukungan

anggaran guna mendukung kegiatan patroli perairan(W-T);

e. Menerapkan patroli mandiri kewilayahan. Pelaksanaan Patroli

mandiri kewilayahan yang dilaksanakan oleh kapal polisi yang

Page 44: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

44

ditempatkan di pos kuala tungkal(Kab. Tanjab Barat) dan pos

Kampung laut (Kab. Tanjab Timur) dalam pelaksanaan

kegiatannya secara rutin pertriwulan 12,5 hari kerja dan kapal

polisi di pos kampung laut melaksanakan kegiatan rutinnya 16 kali

patroli. Kondisi ini memang harus ditempuh dikarenakan

dukungan alokasi BBM HSD/Solar untuk Triwulan I hanya

mencukupi + 16 hari patroli kapal type C2 dengan 1 mesin (6.250

ltr dibagi 400 ltr = 15, 625 dibulatkan = 16 hari

dan Pertamax hanya mampu mencukupi + 12,5 hari patroli,

sedangkan kapal type C2 dengan 2 mesin (4.000 ltr dibagi 320 ltr

= 12,5 hari. Keberadaan sungai Pengabuan menuju pelabuhan

dagang Tanjab barat dan segala jenis armada laut yang masuk

wilayah Kab. Tanjabbar dapat di pantau dan diawasi melalui

Pospolair Kuala Tungkal, sedangkan untuk sungai Batanghari

menuju ke Kota Jambi (DAS Batanghari) terpantau oleh Polspolair

Kampung Laut (Kab Tanjabtim)(W-O).

3. Strategi jangka panjang (1-2 tahun)

a. Meningkatkan peran serta seluruh elemen masyarakat,

pemerintah daerah dan instansi terkait dalam kerjasama

harkamtibmas(S-O).

b. Mengidentifikasi kebutuhan riil terhadap sarana dan prasarana

pendukung kegiatan Patroliperairan(W-O).

c. Melaksanakan kegiatan Patroli perairan dengan melaksanakan

binmas dalam mendukung upaya meningkatkan kesadaran hukum

terhadap masyarakat perairan (S-T).

d. Meminimalisir pelanggaran disiplin personil khususnya yang

melaksanakan tugas patroli perairan(W-T).

F. Action Plan

Rencana aksi (action plan) dalam optimalisasi kemampuan kapal patroli

perairan guna meningkatkan kinerja dalam rangka mewujudkan kamtibmas

yang kondusif di wilayah perairan Polda Jambiadalah dengan :

Page 45: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

45

1. Meningkatkan kondisi sumber daya dalam mendukung pelaksanaan

patroliperairanoleh Ditpolair Polda Jambi.

Untuk meningkatkan pelaksanaan kegiatan Patroli perairan oleh

Ditpolair Polda Jambi, dilihat dari dukungan oleh sumber daya dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Subyek :

Dir Polair Polda Jambi, Wadir, Kasatrolda dan Kasi Patwalair

serta Komandan kapalberperan sebagai subyek di tingkat Ditpolair

Daerah.

b. Metode :

1) Sumber daya manusia

a) Pengisian kekosongan jabatan dalam struktur

organisasi.

Dengan mengusulkan pengisian jabatan Kepala

satuan patroli daerah dengan personil yang

memilikikualifikasi dan kemampuan di bidang FT.

Polair.

b) Pendidikan atau edukasi

Mengusulkan dan memprioritaskan kepada

personil kapal patroli perairan untuk :

(1) Mengikuti pendidikan pengembangan umum di

universitas yang ada di Jambi.

(2) Mengikuti berbagai pelatihan tentang harkatpuan

FT. Polair (Nautika, Teknika, Harwat, Komlek,

SAR dan Binmasair).

c) Sosialisasi/penyegaran

Melaksanakan sosialisasi kepada personil patroli

secara terprogram dan konsisten tentang peraturan

yang berkaitan dengan patroli, antara lain :

(1) Sosialisasi UU yang berkaitan dengan penegakan

hukum di wilayah perairan.

(2) Sosialisasi SOP yang berkaitan dengan patroli

perairan (SOP peran diatas kapal, SAR,

Page 46: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

46

Binmasair, harwat kapal, penindakan oleh kapal

patroli dan lain-lain)

d) Arahan pimpinan pasukan

Dengan carakonsistenmemberikan arahan kepada

personil (APP) pada setiap apel pagi/sebelum

melaksanakan patroli kepada personil kapal patroli.

e) Untuk mengurangi segala bentuk penyimpangan yang

dilakukan personil patroli perairan :

(1) Melaksanakan pembinaan mental dan rohani

kepada personil satuan patroli perairan.

(2) Mengoptimalkan sistem manajemen kinerja (SMK)

untuk mengidentifikasi dan mengukur prestasi

kinerja personil secara berkesinambungan dan

konsisten.

(3) Meningkatkan akuntabilitas dalam melaksanakan

patroli perairan, seperti membuat pakta integritas

guna memantapkan komitmen bersama.

(4) Melakukan kontrak kinerja untuk disepakati

mengenai keberhasilan pelaksanaan tugas

dalampelaksanaan patroliperairan.

2) Sarana dan Prasarana

Dalam meningkatkan kualitas sarana dan prasarana

dalam mendukung Patroli perairan, melakukan upaya

dengan mengajukan kepada Kapolda Jambi melalui Kepala

Biro perencanaan dan Kepala Biro Sarpras yang dimasukkan

dalam pengajuan rancangan rencana kerja tahun berikutnya

yaitu :

a) Mengajukan usulan terhadap penambahan alat khusus

Polair (Alkom dan alat SAR).

b) Mengajukan usulan pengadaan kapal dengan

spesifikasi jenis kapalyang disesuaikan dengan

karakteristik perairan Jambi.

3) Anggaran

Page 47: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

47

Untuk meningkatkan dukungan anggaran dalam

mendukung pelaksanaan Patroli perairan, berupaya untuk

mengajukan usulan kepada Kapolda Jambi melalui Kepala

Biro Perencanaan, yang selanjutnya dituangkan dalam

rancangan rencana kerja tahun berikutnya, yaitu dengan :

a) Mengajukan usulan anggaran pendukung program

patroli seperti pengawalan, patroli sambang

nusa/polmas perairan dan SAR perairan.

b) Mengajukan usulan penambahan anggaran dukungan

logistik kapal patroli.

c) Mengajukan usulan penambahan anggaran

pemeliharaan dan perawatan kapal patroli.

4) Metode yang digunakan

Untuk mengoptimalkan kegiatan patroli, harus membuat

terobosan kreatif agar pelaksanaan patroli dapat berjalan

efektif dan efisien, yaitu dengan :

a) Patroli terpadu

b) Patroli Multi Sasaran

c) Patroli Sambang Nusa

d) Patroli Quick Respon

c. Obyek

Sebagai obyek dalam pelaksanaan patroli perairan adalah

Wadir Polair, Kabag bin opsnal, Kasubbag renmin, Kasubdit

fasharkan, Kasubdit gakkum, Kasatrolda, Kasi Patwalair, Kasi

Sar/binmasair dan Komandan Kapal.

2. Meningkatkan tata kelola dalam pelaksanaan kegiatan

patroliperairanoleh Direktorat Polair Polda Jambi

a. Subyek

Adapun yang menjadi subyek dalam pelaksanaan tata kelola

untuk kegiatan Patroli perairan adalah Dir Polair Polda Jambi,

Wadir, Kasatrolda dan Kasi Patwalair.

b. Metode

1) Aspek Perencanaan.

Page 48: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

48

a) Menyusun dan membuat penjabaran Program Kerja

dan Anggaran yang berkaitan dengan pelaksanaan

patroli perairan.

b) Menyusunan Program Kegiatan dan Anggaran dibuat

dalam kurun waktu semester, triwulan dan bulanan.

2) Aspek Pengorganisasian.

Mengarahkan dan menetapkan sesuai dengan struktur

organisasi yang telah dibuat, bahwa :

a) Personil patroli perairan adalah seluruh personil/awak

kapal polisi.

b) Kasatrolda adalah sebagai Pembina teknis

pelaksanaan Patroli perairan dibantu Kepala

seksiPatwalair.

c) Kepala Unit Patroli sekaligus merangkap Komandan

kapal Patroli sebagai pengendali dalam pelaksanaan

Patroli perairan.

3) Aspek Pelaksanaan.

a) Melaksanakan patroli dengan selektifitas prioritas pada

daerah-daerah rawan kriminalitas.

b) Mengintensifkan patroli sambang nusa pada wilayah

pesisir pantai yang sulit dijangkau oleh petugas lainnya.

c) Mengintensifkan patroli dengan melaksanakan binmas

kepada pengguna jasa perairan (kapal-kapal niaga,

pemilik kapal dan agen pelayaran)

d) Melaksanakan deteksi dini terhadap perkembangan

situasi dan kondisi wilayah perairan yang menimbulkan

gangguan kamtibmas.

e) Penggalangan terhadap potensi komunitas perairan

yang ada untuk ikut serta dalam harkamtibmas

perairan.

f) Koordinasi dan kerjasama Kamtibmas secara konsisten

dengan pemerintah daerah agar memberdayakan

seluruh aparatur pemerintah daerah,melakukan

Page 49: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

49

pertemuan rutin dengan instansi di perairan (Pelindo,

Syahbandar, DKP,Bea Cukai, Imigrasi, TNI AL, KPLP,

Kesehatan dan karantina hewan, BASARDA), dan

Kerjasama dengan kelompok pengguna dan pemakai

jasa perairan yang bersifat pembinaan.

4) Aspek Pengawasan dan Pengendalian

a) Direktur Polair dibantu Wadir Polair, Kabag bin opsnal,

Kasubbag renmin, Kasatroldadan kasubdit gakkum

untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian

dengan memeriksa laporan tugas kapal patroli perairan,

pengawasan melekat dengan melakukan cross check di

lapangan dan pemberian Reward and Punishment

secara tegas, adil, transparan dan proporsional guna

meningkatkan kinerja;

b) Melaksanakan Rapat Kerja Teknis Fungsi secara

periodik guna mengevaluasi pelaksanaan Patroli

perairan.

c) Direktur Polair mengajukan usulan kepada Kapolda

Jambi untuk menugaskan personil dari Bid Propam

sebagai maksud untuk memantau kinerja personil

patroli perairan yang berada di wilayah tugasnya.

c. Obyek

Sebagai obyek dalam dalam pelaksanaan tata kelola untuk

kegiatan Patroli perairan adalah Kabag bin opsnal, Kasubbag

renmin, Kasubdit gakkum, Kasatrolda, Kepala seksi Patwalair,

Komandan kapal, Komunitas masyarakat perairan, Media cetak

dan elektronik, Potensi masyarakat, Pemerintah daerah, Criminal

justice system (CJS), Instansi bahari, dan pengguna atau pemakai

jasa perairan.

Page 50: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

50

BAB VII

P E N U T U P

A. Kesimpulan

1. Kegiatan Patroli perairan telah dilaksanakan oleh Ditpolair Polda Jambi

dalam usahanya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam

rangka mewujudkan kamtibmas yang kondusif di wilayah perairan

Polda Jambi,namun dalam implementasinya masih belum optimal

karena berbagai faktor kendala dan hambatan sumber daya yang ada.

Oleh karenanya diperlukan suatu upaya khusus yang strategis dalam

mengoptimalkan pelaksanaan patroli, seperti : peningkatan sumber

daya manusia, pengajuan atas penambahan anggaran guna

mendukung pelaksanaan Patroli perairan dan mengajukan pengusulan

sarana prasarana patroli perairan disesuaikan dengan karakteristik

perairan Jambi dan melaksanakan modifikasi metode patroli yang

efektif dan efisien.

2. Tata kelola pelaksanaan Patroli perairan oleh Ditpolair Polda Jambi

yang saat ini sudah berjalan, dalam pelaksanaannya secara detail

belum dilaksanakan secara optimal, sehingga pelaksanaan patroli

perairan tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu diperlukan suatu

optimalisasi pelaksanaan tata kelola Patroli perairan oleh Ditpolair

Polda Jambi yang bernilai strategis dengan melakukan upaya sebagai

berikut : menyusun rencana program kerja dan anggaran, dalam

pengorganisasian dengan mengarahkan dan menetapkan siapa subyek

pelaksana Patroli perairan, pembina teknis dan pengendalinya, dari

aspek pelaksanaan patroli perairan dengan memanfaatkan sumber

daya yang dimiliki secara optimal, serta dari aspek pengawasan dan

pengendalian dilakukan melalui pemanfaatan kekuatan yang terdapat

dalam struktur organisasi Ditpolair Polda Jambi untuk secara bersama-

sama melaksanakan pengawasan dan pengendalian dalam

pelaksanaan Patroli perairan.

Page 51: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

51

B. Saran

1. Dalam meningkatkan kondisi sumber daya dalam mendukung

pelaksanaan patroliperairanoleh Ditpolair Polda Jambi disarankan :

a. Agar Dir Polair Polda Jambi mengajukan usulan kepada Kapolda

Jambi melalui Karo SDM untuk melaksanakan pelatihan tentang

pengoperasian kapal, Nautika/Teknika kapal, SAR, binmasair dan

harwat kapal kepada personil ABK kapal patroli

dengandimasukkan kedalam program pelatihan kewilayahan yang

diselenggarakan di SPN Polda Jambi dan mengisi jabatan

struktural yang kosong pada unit kerja satuan patroli daerah;

b. Agar Dir Polair Polda Jambi mengajukan anggaran satuan patroli

yang belum terdukung dalam DIPA Polair, antara lain : anggaran

Pengawalan, SAR dan Polmas perairan, metode yang digunakan

adalah buttom up;

c. Agar Dir Polair Polda Jambi mengajukan usulan kepada Direktur

Polair Baharkam Polri tentang pengadaan kapal patroliyang

digunakan dalam pelaksanaan patroli perairan dengan

spesifikasinya disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi

perairan Jambi dengan dilengkapi sarana dan prasarana yang

dapat mendukung pelaksanaan patroli perairan;

d. Agar Dir Polair memodifikasi metode patroli yang digunakan dari

metode yang konvensional ke metode yang lebih kreatif seperti

patroli terpadu, multi sasaran, sambang nusa dan quick respon.

2. Dalam meningkatkan tata kelola dalam pelaksanaan kegiatan

patroliperairanolehSatrolda Dit Polair Polda Jambi agar :

a. Membuat perencanaan patroli sesuai dengan Kakerda;

b. Memberdayakan seluruh sumber daya patroli yang dimiliki;

Page 52: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

52

c. Agar satuan patroli/kapal melaksanakan tugas dengan penuh

tanggung jawab guna pelayanan terhadap masyarakat di wilayah

perairan.

d. Agar melaksanakan pengawasan dan pengendalian untuk

meningkatkan kinerja personil patroli perairan dan mengurangi

pelanggaran/kesalahan-kesalahan personil di lapangan;

e. Melaksanakan Patroli secara acak / tidak terpola secara Insidesial

guna cegah tangkal terbacanya pola patroli rutin dan berkala oleh

pelaku kejahatan.

Page 53: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

53

DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Nomor: 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia;

Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2008, Tentang Pedoman Dasar Strategi dan

Implementasi Pemolisian Masyarakat Dalam Penyelenggaran Tugas Polri,

Mabes Polri, Jakarta (2008);

Buku Pedoman Pelatihan Untuk Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia,

Tentang Pemolisian Masyarakat, Kerjasama dengan Organisasi

International untuk Imigrasi (IOM), dan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda,

Jakarta,. Juni 2006;

Rahadjo, Satjipto, Polisi Sipil; Dalam Perubahan Sosial di Indonesia, Editor

Hasyim Asy’ari, Penerbit Kompas, Jakarta, 2002;

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat Tahun 2008, penerbit Agung

Media Mulia;

Rancangan Peraturan Direktur Polair Baharkam Polri, Tentang Pedoman

Pelaksanaan Perpolisian Masyarakat (Polmas) di Wilayah Perairan;

Peraturan Kapolri Nomor 22 tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Pada Tingkat Kepolisian Daerah;

Terry R. George, Azas-asas Manajemen, terjemahan dari “Principle Of

Management”, Jakarta 2000;

Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No 46A tahun 2003 tanggal 21

Nopember 2003;

Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi

Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghaapi Abad 21, Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama;

Rencana Strategis Direktorat Kepolisian Perairan Polda Jambi tahun 2010-2014

(Surat Keputusan No. Pol. : Skep/5/X/2009)

Rancangan Rencana Kerja Direktorat Kepolisian Perairan Polda Jambi tahun

2013;

Kamus Besar Bahasa Indonesia,Gitamedia Press, Jakarta, 2014;

Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2012 tentang perubahan kedua atas Perpres

nomor 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah;

Page 54: ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI

54

Permenkeu RI nomor 53/PMK.02/2014 ttg Standar biaya masukan T.A.2015; Connie Rahakundini Bakrie ‘Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia:

Dari Negara Kepulauan Menuju Negara Maritim’, di Lembaga Ketahanan

Nasional (Lemhannas), Kamis (8/10/2014);

Brigjen Pol Drs. Bambang Sudarisman, SH, MM, Comannder Wish Kapolda

Jambi, di SPN Pondok Meja Polda Jambi, tanggal 5 Agustus 2014;

www.jambiprof.go.id.Jambi dalam Angka,diakses tanggal 26 Februari 2013;

akbphajidadangdjokok.blogspot.com, diakses pada tanggal 0Maret 2015;

dadangdjoko.blogspot.com/2014/08/provinsi-jambi.html,diakses pada tanggal 4

Maret 2015 pkl 11.28 wib;