Isi Makalah Puasa

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ibadah merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh semua umat islam, dalam agama islam banyak berbagai jenis ibadah salah satunya adalah puasa. Puasa adalah salah satu rukun Islam yang ketiga, yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam. Banyak jenis puasa yang ada di dalam ajaran agama Islam, ada yang wajib dilaksanakan dan ada yang sunah untuk dilaksanakan. Salah satu puasa wajib bagi umat Islam adalah puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan wajib dikerjakan oleh semua umat Islam, kecuali orang-orang yang dibolehkan untuk tidak berpuasa, tapi itu juga harus dibayar pada hari lain, selain bulan Ramadhan. Puasa sunah boleh dikerjakan dan boleh juga tidak. Apabila dilaksanakan akan mendapatkan pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak apa-apa. Contoh puasa sunah adalah puasa hari senin dan kamis atau puasa arafah. Pengertian puasa adalah komitmen bahwa kita akan bersikap jujur pada diri sendiri, andai kita berbuat curang, dengan sendirinya kita telah berada di luar komitmen tersebut. Otomatis puasa yang kita jalani akan jadi kehilangan makna dan pahalanya tidak ada. Bagaimana orang-orang yang sedang menjalankan ibadah puasa, tapi melakukan tindakan yang tidak jujur, seperti mencuri. Hal tersebut dikembalikan lagi kepada pribadinya sendiri, apakah dia memahami arti puasa itu sendiri. Jangan

description

puasa dalam islam

Transcript of Isi Makalah Puasa

Page 1: Isi Makalah Puasa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ibadah merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh semua umat islam,

dalam agama islam banyak berbagai jenis ibadah salah satunya adalah puasa. Puasa

adalah salah satu rukun Islam yang ketiga, yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam.

Banyak jenis puasa yang ada di dalam ajaran agama Islam, ada yang wajib dilaksanakan

dan ada yang sunah untuk dilaksanakan. Salah satu puasa wajib bagi umat Islam adalah

puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan wajib dikerjakan oleh semua umat Islam, kecuali

orang-orang yang dibolehkan untuk tidak berpuasa, tapi itu juga harus dibayar pada hari

lain, selain bulan Ramadhan. Puasa sunah boleh dikerjakan dan boleh juga tidak. Apabila

dilaksanakan akan mendapatkan pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak apa-apa.

Contoh puasa sunah adalah puasa hari senin dan kamis atau puasa arafah.

Pengertian puasa adalah komitmen bahwa kita akan bersikap jujur pada diri

sendiri, andai kita berbuat curang, dengan sendirinya kita telah berada di luar komitmen

tersebut. Otomatis puasa yang kita jalani akan jadi kehilangan makna dan pahalanya

tidak ada. Bagaimana orang-orang yang sedang menjalankan ibadah puasa, tapi

melakukan tindakan yang tidak jujur, seperti mencuri. Hal tersebut dikembalikan lagi

kepada pribadinya sendiri, apakah dia memahami arti puasa itu sendiri. Jangan

mencontoh pada yang buruk, tapi contohlah yang baik. Laksanakanlah puasa dengan

kejujuran dan hasil yang kita dapat pun akan terasa ketika waktu berbuka puasa tiba.

Dalam agama islam tidak ada rasa paksaan dan siksaan, dalam melakukan ibadah

puasa umat islam diajarkan rasa keikhlasan dan kesadaran untuk menjalankannya dengan

hati nurani. Bila dalam menjalankan ibadah puasa ada yang tidak dapat menjalankannya

dengan alasan ada sebab-sebab tertentu sehingga tidak dapat menjalankannya, maka

ajaran islam memberikan keringanan kepada mereka dengan mengganti puasanya pada

hari lain atau cukup dengan membayar fidyah.

Banyak manfaat yang dapat diambil dari berpuasa. Seperti mengurangi

kegemukan, baik bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah, Mendidik kedisiplinan,

Mendidik kejujuran, dapat mengendalikan hawa nafsu, memdidik rasa belas kasihan

terhadap sesama, membentuk manusia yang bertaqwa, dan lain-lain.

Page 2: Isi Makalah Puasa

1.2 Perumusan masalah

1. Pengertian puasa dalam islam

2. Hukum puasa dalam islam

3. Macam-macam puasa dalam islam

4. Rukun puasa dalam islam

5. Syarat wajib puasa dalam islam

6. Waktu puasa dalam islam

7. Sunah-sunah puasa dalam islam

8. Hal-hal yang membatalkan puasa dalam islam

9. Hal-hal yang dimakruhkan dalam puasa

10. Hal-hal yang diperbolehkan tidak puasa dalam islam

11. Manfaat puasa dalam islam

Page 3: Isi Makalah Puasa

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Tentang Puasa

2.1.1 Pengertian Puasa

Puasa menurut bahasa artinya menahan diri dari sesuatu. Sedangkan menurut

istilah / syari’at adalah menahan dengan niat ibadah dari makanan, minuman,

hubungan suami istri dan semua hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai

terbenam matahari. Dikatakan, shama ‘an al kalam artinya tidak mau bicara. Allah

berfirman menceritakan Maryam. “Aku sungguh telah bernazar kepada Allah untuk

tidak bicara.” (QS.Maryam (19):26). Artinya menahan bicara. Sedangkan menurut

syariat adalah menahan diri pada siang hari dari hal-hal yang membatalkan puasa

dengan niat dari dasarnya sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Artinya, puasa

adalah menahan perbuatan dari dua syahwat, perut dan kemaluan, dan dari segala

sesuatu yang akan masuk ke rongga mulut, baik berupa obat dan yang lain dalam

waktu tertentu, yaitu dari terbit fajar kedua, yaitu fajar sidiq sampai terbenam

matahari, dari orang tertentu yang memang berhak melakukannya, yaitu muslim,

berakal, tidah haid dan nifas, dengan niat, yaitu keinginan hati untuk melakukan

pekerjaan tanpa keraguan untuk membedakan ibadah dengan kebiasaan.

2.1.2 Hukum Puasa

Ditinjau dari hukumnya puasa terbagi menjadi  puasa wajib dan puasa sunnah. Puasa wajib adalah puasa yang dilaksanakan pada bulan ramadhan. Yang  merupakan salah satu dari rukun islam dan salah satu fardhu dari sekian banyak fardhu.

Berdasarkan firman Allah  Subhanahu wa Ta’ala :

“Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang – orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”( QS Al Baqarah  183).

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan ramadhan  yang di dalamnya diturunkan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda ( antara yang haq dan yang bathil). Karena itu barang siapa diantara kamu ada di bulan itu , maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa ) maka (wajib menggantinya, sebanyak hari yang di tinggalkannya itu, pada hari – hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.

Page 4: Isi Makalah Puasa

Hendaklah kamu mencukupkan bilangan dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang di berikan kepadamu, agar kamu bersyukur.” ( QS Al Baqarah 184-185).

Hal ini juga dijelaskan oleh hadist berikut, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

ل�م� و�س� ع�ل�يه� الل�ه� ل�ى ص� الل�ه� ول� س� ر� ال� ق� ال� ر�  ق� ع�م� ابن� ع�ن ا م� ع�نه� الل�ه� ي� ض� ر�

أ�ن� و� الل�ه� إ�ال� �ل�ه� إ ال� نأ� اد�ة� ه� ش� مس% خ� ع�ل�ى م� ال� �س اإل ب�ن�ي�

الل�ه� ول� س� ر� د+ا م� م�ح�

ان� م�ض� ر� وم� و�ص� ج0 الح� و� ك�اة� الز� �يت�اء� إ و� ة� ال� الص� ام� إ�ق� و�

Dari Ibnu Umar Radhiyallaahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: “ Islam di tegakan diatas lima perkara, bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, Mendirikan Shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitullah dan berpuasa di bulan Ramadhan.”(HR Bukhari-Muslim).

2.1.3 Macam-macam puasa

1. Puasa Wajib

1.1 Puasa Ramadhan, adalah puasa sebulan penuh yang wajib dilaksanakan

oleh umat islam di bulan ramadhan. Sebagai seorang muslim yang hendak

melaksanakan puasa ramadhan wajib berniat. Jika sudah tiba waktu imsak

dan sudah berniat maka tidak boleh lagi makan dan minum.

1.2 Puasa Nazar, adalah puasa yang dilaksanakan karena seorang berjanji, baik

janjinya itu didengar orang lain maupun tidak, dengan tujuan hanya untuk

mendekatkan diri kepada Allah Swt. Puasa nazar wajib hukumnya bagi

orang yang bernazar. Cara melaksanakannya boleh kapan saja, selain hari

yang terlarang (diharamkan).

1.3 Puasa Kifarat, adalah puasa untuk menebus dosa (sebagai denda) karena

melakukan sesuatu yang dilarang agama, seperti orang yang berpuasa

ramadhan melakukan hubungan suami istri di siang hari, maka dendanya

berpuasa selama dua bulan berturut-turut. Jika tidak mampu, maka dia harus

memerdekakan budak. Jika keduanya itu masih tidak mampu, maka dia

harus memberi makan 60 orang miskin. Cara melaksanakannya pada

dasarnya sama dengan puasa wajib lainnya, hanya saja niatnya berbeda.

Page 5: Isi Makalah Puasa

Puasa ini dapat dikerjakan kapan saja, asalkan tidak pada hari-hari yang

diharamkan berpuasa.

2. Puasa Sunah

2.1 Puasa hari senin dan kamis, adalah puasa sunah yang dikerjakan setiap

hari senin dan kamis, jika dilakukan hukumnya sunah.

2.2 Puasa Hari Arafah, adalah Puasa sunah yang dilaksanakan pada tanggal 9

Dzulhijjah (bulan haji) kecuali bagi orang yang sedang melakukan ibadah

haji, maka tidak disunahkan atas mereka untuk berpuasa. Hukum puasa

arafah adalah sunah muakkad. Dasar pelaksanaan puasa syawal adalah hadis

dari Aisyah riwayat Imam Muslim berikut ini :

“Puasa hari arafah itu menghapus dosa dua tahun, setahun yang silam dan

setahun yang akan datang. Dan puasa asyura itu menghapus dosa setahun

sebelumnya.” (HR Muslim).

2.3 Puasa Syawal, adalah puasa sunah yang dilakukan pada bulan syawal

selama enam hari sesudah hari raya Idul Fitri. Hukum puasa syawal adalah

sunah muakkad. Dasar pelaksanaan puasa syawal adalah hadis dari Abu

Ayyub al-Anshari riwayat Muslim berikut ini :

“Rasulullah saw. Bersabda : siapa yang puasa bulan ramadhan, kemudian

diiringi dengan puasa enam hari di bulan syawal, maka yang demikian itu

seolah-olah ia berpuasa sepanjang masa.” (HR Muslim).

3. Puasa Haram (Waktu-waktu Yang Diharamkan Untuk Puasa)

Waktu haram puasa adalah waktu saat umat Muslim dilarang berpuasa.

Hikmah puasa adalah ketika semua orang bergembira, seseorang itu perlu

turut bersama merayakannya.

3.1 Hari Raya Idul Fitri (1 Syawal)

3.2 Hari Raya Idul Adha (10 Zulhijjah)

3.3 Hari-hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijjah)

Page 6: Isi Makalah Puasa

2.1.4 Rukun Puasa

Rukun puasa adalah hal-hal yang harus dilakukan, apabila tidak dikerjakan

maka puasannya tidak sah. Sehingga uasa dianggap sah apabila telah memenuhi

rukun-rukun dantara lain :

1) Niat, yang berpuasa tersebut memaksudkan menahan diri dari segala mufthirot

(pembatal puasa) tersebut ibadah kepada Alloh ‘Azza wa Jalla. Dengan

adanya niat terbedakanlah antara amal yang dimaksudkan untuk ibadah dari

selainnya. Dan dengan niat pula terbedakan antara ibadah yang satu dengan

yang lainnya. Niat puasa cukup didalam hati tidak perlu diucapkan dengan

lisan (Sayid Sabiq, 1992).

Dalil rukun ini sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam :

�و�ى ن م�ا ام�رئ� �ل ك ل �م�ا ن و�إ �ات ي الن ب �ع�م�ال� �أل ا �م�ا ن إ

“Suatu amal tergantung pada niat-niatnya, dan bagi setiap orang sesuai dengan yang dia niatkan.” (HR. Bukhari No. 1, Muslim No. 1907)

2) Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga

terbenamnya matahari.

Dalil rukun ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

ح�ت�ى �وا ب ر� و�اش� �وا �ل و�ك �م� �ك ل �ه� الل �ب� �ت ك م�ا �غ�وا �ت و�اب وه�ن� ر� �اش ب ف�اآلن��م� �ك ل �ن� �ي �ب �ت ي

�ام� الص ي م0وا ت� أ �م� ث �ف�ج�ر ال من� و�د األس� �ط ي �خ� ال من� �ض� �ي األب �ط� ي �خ� ال

�ل �ي الل �ى ل إ

“Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” (al-Baqarah: 187).

Page 7: Isi Makalah Puasa

2.1.5 Syarat Wajib Puasa :

1. Beragama Islam

2. Baligh (telah mencapai umur dewasa)

3. Berakal

4. Berupaya untuk mengerakannya

5. Sehat

6. Tidak Musafir

7. Suci dari haid dan nifas bagi perempuan

2.1.6 Waktu puasa

Waktu puasa dimulai sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Dalilnya

adalah firman Allah :

ر �ف�ج� ال و�دمن� �س� �طاأل �خ�ي ال �ض�من� �ي �ب �ط�األ �خ�ي ال �م� �ك ل �ين� �ب �ت �واح�تىي ب ر��� �ش� �و�او�ا �ل و�ك � �

Maka makan minumlah sehingga terlihat benang putih dari benang hitam yaitu fajar.

(QS.Al-Baqarah (2): 187)

Allah menyampaikan dengan istilah benang sebagai kiasan dari putihnya siang

dari gelapnya malam dan hal ini bisa terjadi dengan terbitnya fajar.

2.1.7 Sunah-sunah puasa :

Orang-orang berpuasa disunnahkan :

1. Menyegarakan berbuka puasa

2. Berbuka dengan kurma atau sesuatu yang manis atau dengan minum air

4. Makan sahur

5. Mengakhirkan waktu makan sahur

6. membaca doa ketika berbuka

Page 8: Isi Makalah Puasa

2.1.8 Hal-hal yang membatalkan puasa

1. Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan

2. Muntah dengan sengaja

3. Makan dan minum dengan sengaja

4. Bersetubuh atau mengeluarkan mani dengan sengaja

5. kedatangan haid atau nifas bagi perempuan

6. Melahirkan anak atau keguguran

7. Gila walaupun sebentar

8. Mabuk ataupun pingsan sepanjang hari

9. Murtad atau keluar daripada agama Islam

2.1.9 Hal-hal yang dimakruhkan dalam puasa

1. Menghirup air, membersihkan hidung, dan berkumur-kumur secara berlebih.

Sabda Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam kepada seorang sahabat yang

minta nashihat tentang wudlu:

“Sempurnakanlah wudlu, selat-selati diantara jari-jari, dan dalam-dalamlah saat

menghirup air ke hidung kecuali engkau dalam keadaan shaum”. (HR. Abu Dawud,

Tirmidzi, dan An-Nasai).

            Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda,

ائ�م+ ص� ت�ك�ون� أ�ن إ�ال� اق� ت�نش� اال�س ف�ى ب�ال�غ و�

“Bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq (memasukkan air dalam hidung)

kecuali jika engkau berpuasa.” (HR. Abu Daud no. 142, Tirmidzi no. 788, An Nasa’i

no. 87, Ibnu Majah no. 407, dari Laqith bin Shobroh. At Tirmidzi mengatakan bahwa

hadits tersebut hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut

shahih.)

Ibnu Taimiyah menjelaskan, “Adapun berkumur-kumur dan beristinsyaq

(memasukkan air dalam hidung) dibolehkan bagi orang yang berpuasa berdasarkan

kesepakatan para ulama. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat juga

Page 9: Isi Makalah Puasa

berkumur-kumur dan beristinsyaq ketika berpuasa. Akan tetapi, dilarang untuk

berlebih-lebihan ketika itu.” (Majmu’ Al Fatawa, 25/266)

Juga tidak mengapa jika orang yang berpuasa berkumur-kumur meski tidak

karena wudhu dan mandi. (Shahih Fiqh Sunnah, 2/112)

Jika masih ada sesuatu yang basah –yang tersisa sesudah berkumur-kumur- di

dalam mulut lalu tertelan tanpa sengaja, seperti itu tidak membatalkan puasa karena

sulit dihindari. Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, “Jika dikhawatirkan sehabis

bersiwak terdapat sesuatu yang basah di dalam mulut (seperti sesudah berkumur-kumur

dan masih tersisa sesuatu yang basah di dalam mulut), maka itu tidak membatalkan

puasa walaupun sesuatu yang basah tadi ikut tertelan.” (Fathul Bari, 4/159).

2. Menggosok gigi

Seorang sahabat menerangkan bahwa;

“Aku melihat Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam sedang menggosok gigi

padahal ketika itu beliau sedang shaum” (HR. Bukhari)

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

� ال ق� أ�ن ل�و م�ت�ى ع�ل�ى أ�ش�م أ� ت�ه� ر م�

اك� أل� و� ند� ب�الس0 و�ض� ك�ل0 ع�

وء%

“Seandainya tidak memberatkan umatku niscaya akan kuperintahkan mereka

untuk menyikat gigi (bersiwak) setiap kali berwudhu.”

Dalil yang menunjukkan mengenai keutamaan siwak adalah hadits ‘Aisyah. Dari

‘Aisyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

و�اك� ةD الس0 ر� م� م�طه� اةD ل�لف� ض� ر ب0 م� ل�لر�

“Bersiwak itu akan membuat mulut bersih dan diridhoi oleh Allah.”( HR. An

Nasai no. 5 dan Ahmad 6/47. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.)

3. Banyak tidur dan melakukan perbuatan yang sia-sia

Ada di antara kaum Muslimin yang menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan

untuk tidur dan bermalas-malasan atau dengan melakukan perbuatan-perbuatan sia-sia

seperti main catur, kartu domino, nonton TV, bermain Game, mendengar musik dan

Page 10: Isi Makalah Puasa

semacamnya, dengan dalih untuk menghilangkan kejenuhan sambil mengisi waktu

luang menunggu waktu berbuka puasa, padahal akan jauh lebih bermanfaat apabila ia

mengisi waktu lowong tersebut dengan  membaca al-Qur’an, mendengarkan kajian-

kajian Islam atau membaca buku-buku agama.

Orang yang banyak melakukan tidur di bulan Ramadhan melandaskan perbuatannya

dengan sebuah hadits dha’if yaitu:

“Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Mandah dari Ibnu Umar Radhiyallaahu 'anhudan

al-Baihaqi dari ‘Abdullah bin Abi Aufa Radhiyallaahu 'anhu. Hadist ini adalah dha’if.

2.1.10 Hal-hal yang membolehkan tidak puasa

Semua umat islam yang mukallaf wajib mengerjakan puasa ramadhan, namun

ajaran islam memberikan keringanan kepada orang-orang yang karena sebab

tertentu, boleh tidak berpuasa pada saat itu, namun harus mengganti puasanya pada

hari lain atau cukup dengan membayar fidyah. Mereka yang diperbolehkan tidak

berpuasa adalah :

1. Orang yang dalam perjalanan jauh, Seseorang yang sedang dalam

perjalanan, dibolehkan untuk tidak berpuasa. Keringanan ini didasari oleh

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

�ن� ي ک مس� �م� �ه� فةD ط�عا �ق�و� ن پ �ط �ن� ي �ذ پ ال ىل�و�ع� ...

“Dan siapa yang dalam keadaan sakit atau dalam perjalanan maka

menggantinya di hari lain (QS Al-Baqarah : 184).

Sedangkan batasan jarak minimal untuk safar yang dibolehkan berbuka

adalah jarak dibolehkannya qashar dalam shalat, yaitu 47 mil atau 89 km.

Sebagian ulama mensyaratkan bahwa perjalanan itu telah dimulai sebelum

mulai berpuasa (waktu shubuh). Jadi bila melakukan perjalanan mulai

lepas Maghrib hingga keesokan harinya, bolehlah dia tidak puasa pada

esok harinya itu.

Page 11: Isi Makalah Puasa

2. Orang yang sedang sakit, Orang yang sakit dan khawatir bila berpuasa

akan menyebabkan bertambah sakit atau kesembuhannya akan terhambat,

maka dibolehkan berbuka puasa. Bagi orang yang sakit dan masih punya

harapan sembuh dan sehat, maka puasa yang hilang harus diganti setelah

sembuhnya nanti. Sedangkan bagi orang yang sakit tapi tidak sembuh-

sembuh atau kecil kemungkinannya untuk sembuh, maka cukup dengan

membayar fidyah, yaitu memberi makan fakir miskin sejumlah hari yang

ditinggalkan. Keringanan ini didasari oleh Firman Allah Subhanahu wa

Ta’ala :

�ضKا �م�م�ري �ك من �ان� ك �خ�ر��١ف�م�ن� �ام� ا �ي ا ف�ر� ف�عذ�ةDم ن� و�ع�لQس�

“Dan siapa yang dalam keadaan sakit atau dalam perjalanan maka

menggantinya di hari lain (QS Al-Baqarah : 184).

3. Orang tua yang sudah sangat lemah dan tidak mampu berpuasa, bagi

orang yang sudah tidak memungkinkan lagi melakukan puasa, maka

kewajiban puasanya dapat diganti dengan membayar fidyah. Firman Allah:

�ن� ي ک مس� �م� �ه� فةD ط�عا �ق�و� ن پ �ط �ن� ي �ذ پ ال ىل�و�ع� ...Artinya : “Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar

fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.” (Q.S. al-Baqarah/2 : 184)

4. Wanita yang sedang hamil atau menyusui, Wanita yang hamil atau

menyusui di bulan Ramadhan boleh tidak berpuasa, namun wajib

menggantinya di hari lain. Ada beberapa pendapat berkaitan dengan

hukum wanita yang haid dan menyusui dalam kewajiban mengganti puasa

yang ditinggalkan. Diriwayatkan oleh Abdullah bin Ka’ab bahwa

Rasulullah saw. Bersabda :

ن� و�ض�ع�ع�ن١إ و�ج�ل� هللا�ع�ز�ضع١ �م�ر� و�ال �ح�امل ال و�ع�ن �ام� �ةو�الص ي الص�ال ط�ر� افرش� �م�س� ل

Artinya : “sesungguhnya Allah meringkankan sebagian dari kewajiban

salat atau puasa bagi musafir, wanita hamil, dan wanita yang sedang

menyusui.” (H.R. Ahmad)

Page 12: Isi Makalah Puasa

Pertama, mereka digolongkan kepada orang sakit. Sehingga boleh tidak

puasa dengan kewajiban mengqadha’ (mengganti) di hari lain.

Kedua, mereka digolongkan kepada orang yang tidak kuat/mampu.

Sehingga mereka dibolehkan tidak puasa dengan kewajiban membayar

fidyah.

Ketiga, mereka digolongkan kepada keduanya sekaligus yaitu sebagai

orang sakit dan orang yang tidak mampu, karena itu selain wajib

mengqadha’, mereka wajib membayar fidyah. Pendapat terakhir ini

didukung oleh Imam A s-Syafi’i.

Namun ada juga para ulama yang memilah sesuai dengan motivasi

berbukanya. Bila motivasi tidak puasanya karena khawatir akan

kesesahatan / kekuatan dirinya sendiri, bukan bayinya, maka cukup

mengganti dengan puasa saja. Tetapi bila kekhawatirannya juga berkait

dengan anak yang dikandungnya atau bayi yang disusuinya, maka selain

mengganti dengan puasa, juga membayar fidyah.

2.1.11 Manfaat Puasa

Keutamaan puasa sangat besar dan pahalanya sangat banyak. Ia bisa

menyiapkan jiwa untuk menjadi taqwa kepada Allah, mendidik keinginan untuk

meninggalkan seluruh syahwat sehingga tubuhnya menjadi kuat, dan jauh dari mudarat.

Cukup sebagai keutamaannya ketika Allah menisbatkan kepada diri-Nya sebagaimana

dalam hadis Rasulullah beliau menceritakan dari Tuhannya, Allah berfirman : “setiap

amal anak adam itu miliknya, kecuali puasa, ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan

mengganjarnya.”

Allah Mengkhususkan puasa bahwa ia milik Allah, walaupun semua ibadah

milik Allah. Hali ini dikarenakan dua alasan yang membedakan :

Pertaman, puasa mencegah seseorang dari semua kelezatan dan syahwat yang tidak ada

pada ibadah lain. Kedua, puasa merupakan rahasia antara seseorag hamba dengan

Tuhannya yang tidak diperlihatkan, kecuali untuk-Nya.

Page 13: Isi Makalah Puasa

Adapun manfaat puasa pada kesehatan tubuh antara lain :

1. Mengurangi Kegemukan, secara ilmiah berpuasa juga berdampak pada

penurunan berat badan. Dengan berpuasa usus-usus dalam tubuh akan lebih

bersih dari sisa-sisa endapan makanan, Endapan makanan inilah yang bila

kelebihan akan menjadi lemak diperut. Selain itu berpuasa juga

memperbaiki sistem pencernaan kita, sehingga sirkulasi makanan dan

buang air menjadi lebih lancar.

2. Kekebalan Tubuh Yang Meningkat. Ternyata puasa justru meningkatkan

kekebalan tubuh. Hal ini didukung oleh penelitian yang bahkan sudah

umum, yaitu mengenai: Ketika seorang berpuasa maka akan terjadi

peningkatan Limfosit sampai dengan 10 kali lipat dalam tubuhnya, hal ini

memberikan pengaruh yang besar terhadap sistem imunitas tubuh, sehingga

puasa justru menghindarkan kita dari berbagai virus dari lingkungan

luar/makanan yang tidak baik.

3. Penawar Sakit Sendi/Encok. Berpuasa dengan teratur akan meningkatkan

sel penetral alami dalam tubuh kita yang akan membuat sakit encok lambat

laun menuju kesembuhan. Sebuah penelitian menemukan adanya korelasi

antara meningkatnya kemampuan sel penetral (pembasmi bakteri) dengan

membaiknya radang sendi — penyebab encok.

Page 14: Isi Makalah Puasa

BAB IIIPENUTUP

3.1 Simpulan

Puasa adalah menahan diri dari niat makanan, minuman, hubungan suami

istri dan semua hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam

matahari. Adapun manfaat puasa yang luar biasa dalam kehidupan kita, ibadah puasa

Ramadhan yang diwajibkan Allah kepada setiap mu’min adalah ibadah yang ditujukan

untuk menghamba kepada Allah seperti yang tertera dalam QS. Al- Baqarah: 183.

Hikmah dari ibadah shaum itu sendiri adalah melatih manusia untuk sabar dalam

menjalani hidup. Maksud dari sabar yang tertera dalam al-Quran adalah ‘gigih dan ulet’

seperti yang dimaksud dalam QS. Ali ‘Imran : 146.

ا ل�م� ن�وا و�ه� ا م� ف� Dك�ث�ير ب0يJون� ر� ع�ه� م� ات�ل� ق� Lن�ب�ي م�ن ي0ن� ك�أ و�

الل�ه� و� ت�ك�ان�وا اس ا م� و� وا ع�ف� ض� و�م�ا الل�ه� ب�يل� س� ف�ي م اب�ه� ص� أ�

اب�ر�ين� ( الص� Jب )١٤٦ي�ح�

“Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar

dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang

menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada

musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar” (Q.S Ali ‘Imran : 146)

Page 15: Isi Makalah Puasa

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Syaiful dan Jannah, Miftahul, 2010, Pendidikan Agama Islam; Jakarta

Ningsih. 2013.Puasa,10 Oktober 2013

(http://ningsih.blogspot.com) cetak 07 April 2015

Uswah, 2013. Hal yang membatalkan puasa, 09 Juli 2013,

(http://uswahislam.blogspot.com) cetak 07 April 2015