ISI Laporan Tugas Akhir Ayam Bibit
-
Upload
achmad-zakky -
Category
Documents
-
view
117 -
download
7
description
Transcript of ISI Laporan Tugas Akhir Ayam Bibit
-
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan
pertanian yang mengemban misi untuk menyediakan pangan asal hewan yang
bergizi dan berdaya saing tinggi. Di Indonesia, perkembangan perusahaan
pembibitan (Breeding Farm) sangat signifikan dan menyebar hampir keseluruh
wilayah. Peluang membuka usaha peternakan bibit ayam parent stock di
Indonesia cukup menjanjikan, karena perusahaan peternakan yang ada di
Indonesia saat ini masih sedikit.
PT. Charoen Phokpand merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dibidang breeding dan hatchery (penetasan) telur, dengan produk utamanya
berupa bibit ayam (DOC). Disamping itu menghasilkan produk sampingan
berupa telur komersil, daging ayam afkir, dan pupuk kandang.
Perkembangan usaha pembibitan parent stock terus meningkat karena
permintaan bibit ayam broiler komersil (DOC) setiap tahun semakin tinggi,
sejalan dengan perkembangan penduduk dan kesadaran penduduk akan
pentingnya gizi, yang menyebabkan terjadinya pergeseran konsumsi rumah tangga
dari nabati keprotein hewani seperti telur, daging dan susu (AAK, 1989). Usaha
pembibitan parent stock proses pemeliharaannya dimulai dari pemeliharaan fase
starter. Fase starter adalah fase yang paling menentukan, karena fase starter
merupakan salah satu fase kehidupan ayam dan menjadi pondasi awal bagi
kehidupan maupun produktivitas ayam pada fase berikutnya. Keberhasilan pada
fase starter ini akan diikuti oleh fase berikutnya sehingga memudahkan peternak
-
2
untuk memperoleh keuntungan yang optimal. Sebaliknya, kegagalan pada fase
starter akan menyebabkan produktivitasnya turun, hal ini karena potensi genetik
ayam tidak dapat muncul secara optimal.
Pemeliharaaan parent stock pada fase starter performance (pertambahan
bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan, dan keseragaman) sangat
diperlukan untuk dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan dalam manajemen
pemeliharaan (Miku dan Sumiati, 2010). Untuk mengukur berhasil atau tidaknya
pemeliharaan parent stock pada fase starter PT. Charoen Phokpand Jaya Farm
menetapkan standar performance yang harus dicapai.
Berdasarkan hal diatas maka dapat diangkat judul Perbandingan
Performance Parent Stock Broiler Strain Cobb Dengan Standar Yang Ditetapkan
Pada Fase Starter Di PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah:
a) Untuk melihat hasil perbandingan performance yang didapatkan dengan
standar yang ditetapkan oleh PT. Charoen Phokpand.
b) Menambah pengetahuan, dan keterampilan dalam bidang usaha
peternakan.
c) Memenuhi persyaratan kelulusan Diploma III Program Studi Peternakan.
-
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ayam Pembibit
Usaha pembibitan adalah usaha peternakan yang menghasilkan ternak
untuk dipelihara lagi dan bukan untuk dikosumsi (Suharno, 2012). Suharno
(2012), menyatakan bahwa ada 4 usaha pembibitan yaitu pembibitan untuk
mengahasilkan ayam galur murni (pure line), pembibitan untuk menghasilkan
ayam pembibit buyut (great grandparent stock), pembibitan untuk menghasilkan
ayam pembibit nenek (grandparent stock), dan pembibitan untuk menghasilkan
ayam pembibit induk (parent stock).
Ayam pembibit atau parent stock adalah ayam penghasil final stock dan
merupakan hasil pemeliharaan dengan metode perkawinan tertentu pada
peternakan generasi grandparent stock (Sudaryani dan Santosa, 1993). Menurut
North dan Bell (1990) dalam Eko (2015), tipe ayam pembibit atau parent stock
ada dua macam yaitu tipe ayam pembibit pedaging dan tipe ayam pembibit
petelur. Ciri ayam pembibit pedaging yaitu bobot badan yang besar, jengger serta
pial merah cerah, dan mata nya bersinar.
Ayam yang digolongkan tipe pedaging menghasilkan daging relatif
banyak dalam waktu yang cepat. Ayam tipe pedaging memiliki karakteristik
penghasil telur yang relatif lebih sedikit, bergerak lambat dan tenang, dewasa
kelamin lebih lambat, dan beberapa ayam tipe pedaging memiliki bulu kaki dan
masih suka mengeram (Sudaryani dan Santosa, 1993).
-
4
2.2. Parent Stock Strain Cobb
Parent stock ayam pedaging merupakan generasi keempat dari urutan
silsilah pembibitan ayam pedaging. Urutan pertama adalah pure line yang
merupakan galur murni ayam jantan dan betina yang memiliki potensi
pertumbuhan yang baik dan dikembangkan secara inbreeding, urutan kedua
adalah great grandparent stock yang merupakan ayam bibit dasar, urutan ketiga
adalah grandparent stock yang merupakan ayam bibit nenek, urutan keempat
adalah parent stock yang merupakan ayam bibit induk dan urutan terakhir adalah
final stock (ayam niaga) yang merupakan produk akhir pembibitan ayam ras dan
tidak boleh disilangkan lagi (Sudaryani dan Santosa, 1993).
Pada setiap strain bahkan dalam satu strain performance parent stock
yang dihasilkan berbeda-beda tergantung pada kondisi lingkungan dimana
dikembangkan. Perusahaan pembibitan dipastikan memilih strain yang mudah
beradaptasi diberbagai kondisi dan mampu menghasilkan telur tetas yang
kualitasnya sesuai dengan permintaan (Prambudi, 2007).
Salah satu parent stock broiler breeder yang banyak dipelihara oleh
perusahaan pembibitan di Indonesia adalah parent stock strain Cobb. Menurut
Prambudi (2007), Parent stock strain Cobb merupakan bagian dari ayam
pedaging dimana mampu berkembang dengan cepat sehingga apabila kecukupan
nutrisi untuk pembentukan otot dan tulang tidak terpenuhi maka akan muncul
gejala-gejala kelumpuhan. Cobb-Vantress Inc sebagai perusahaan pembibitan
ayam yang telah menggunakan bioteknologi moderen mampu menghasilkan
genetik yang baik dari tahun ketahun. Seleksi yang ketat mampu menghasilkan
strain yang unggul.
-
5
Prambudi (2007), menambahkan bahwa strain Cobb yang saat ini
dihasilkan oleh Cobb Vantress Inc mempunyai keunggulan komparatif dibanding
strain yang lain seperti tingkat pertumbuhan yang cepat, breast formation yang
baik, konversi ransum yang semakin baik, mempunyai struktur tulang dan otot
yang lebih baik, dan mempunyai kualitas daging yang baik.
2.3. Pemeliharaan Parent Stock
Sudaryani dan Santosa (1993), menyatakan bahwa ayam pembibit induk
(parent stock) adalah ayam penghasil final stock dan merupakan hasil
pemeliharaan dengan metode perkawinan tertentu pada peternakan generasi
grandparent stock. Pemeliharaan ayam parent stock tidak berbeda jauh dengan
pemeliharaan ayam final stock, yang membedakan hanya tujuan dari
pemeliharaannya, dalam hal ini yang diharapkan adalah produksi dan daya tetas
telur. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menghasilkan produksi
yang tinggi seperti kandang dan temperatur kandang.
2.4. Performance Parent Stock
Salah satu cara agar para peternak, perusahaan dan pelaku pembisnis lain
bisa mengukur keberhasilan dalam pemeliharaan parent stock pada fase starter
maka sangat berlaku performance yang didasarkan pada pertambahan bobot
badan, konsumsi pakan, konversi pakan, dan keseragaman (Miku dan Sumiati,
2010).
Pertambahan bobot badan adalah penambahan bobot badan ayam pada
selang waktu tertentu. Rasyaf (2008), menyatakan bahwa pertambahan bobot
badan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
-
6
PBB = -
Keterangan:
PBB = pertambahan bobot badan
= berat badan pada waktu t
= berat badan pada waktu yang lalu
t = dalam peternakan ayam biasanya dalam kurun waktu satu minggu
Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ternak pada
waktu tertentu. Konsumsi pakan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
konsumsi pakan = jumlah pakan yang diberikan sisa pakan.
Menurut Surwono (2013) dalam Sholikin (2011), konversi pakan adalah
banyaknya pakan yang dihabiskan oleh ayam dalam waktu tertentu untuk
memproduksi telur atau daging. Konversi pakan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Keseragaman berasal dari kata seragam yang telah mendapat kata awalan
maupun akhiran. Namun terlepas dari itu arti dari kata keseragaman adalah
menggunakan atau perlakuan sesuatu yang berpredikat. Kegunaan keseragaman
ini berbeda-beda ada yang berguna untuk kemudahan pengelompokan dan ada
juga yang berguna untuk pencapaian suatu tujuan. Dalam pemeliharaan ternak
berupa pembibitan maupun penggemukan, keseragaman sangatlah penting artinya,
misalnya keseragaman berat badan bagi bakal indukan ayam pedaging maupun
indukan petelur. Keseragaman bobot badan ayam sangatlah penting diperhatikan
dalam usaha pembibitan ayam, karena keseragaman akan berpengaruh terhadap
-
7
tingkat produktivitas ayam. Semakin tinggi keseragaman ayam dipelihara maka
semakin bagus tingkat produktivitas ayam (Tamrin, 2013). Rahayu et all (2011),
menyatakan bahwa keseragaman dapat dicari dengan langkah langkah sebagai
berikut:
Hitung rata-rata berat ayam.
Buat range berat plus atau minus 10% dari rata-rata tersebut.
Hitung jumlah ayam yang termasuk kedalam renge berat plus atau minus
10% tersebut.
Terakhir cari persentase keseragaman.
-
8
III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan Tempat
Praktek Kerja Pengalaman Mahasiswa (PKPM) dilaksanakan selama tiga
bulan, yaitu dimulai dari tanggal 17 Maret sampai 31 Mei 2015. Tempat
pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) yaitu disalah satu
perusahaan peternakan (breeding farm) di PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4
Pekanbaru yang terletak di Desa Petapahan, Kecamatan Tapung, Kabupaten
Kampar, Provinsi Riau.
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada pemeliharaan fase starter di PT.
Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru adalah sebagai berikut: peralatan
untuk membersihkan kandang, waring, peralatan induk buatan, peralatan pakan,
peralatan minum, tabung gas beserta isinya, heater, drum dan ember celup kaki,
termometer, timbangan analitik, debeaker, peralatan vaksin, keranjang ayam, alat-
alat tulis, buku recording, alkohol, tali rafia, antibiotik, insektisida, racun tikus,
desinfektan, glukolin, perfexol, pakan ternak, vitamin dan vaksin.
3.3. Prosedur Kerja
3.3.1. Persiapan Kandang
Jenis kandang yang digunakan dalam pemeliharaan parent stock di PT.
Charoen Phokpand adalah kandang closed house. Menurut Fadillah dkk (2007)
dalam Anonymous (2013), kandang sistem closed house adalah kandang tertutup
-
9
yang menjamin keamanan secara biologi (kontak dengan organisme lain) dengan
pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stres yang terjadi pada
ternak.
Sebelum DOC masuk (chick in) perlu adanya persiapan kandang yang
matang karena dengan kurangnya persiapan maka akan berpengaruh terhadap
ayam itu sendiri tentunya terhadap kesehatannya. Persiapan kandang merupakan
tahap penting dalam pemeliharaan ayam. Tahapan persiapan kandang seharusnya
dilakukan selama 30 hari sebelum DOC datang. Ada beberapa tahap yang
dilakukan dalam persiapan kandang sebelum DOC masuk (chick in) di PT.
charoen Phokpand yaitu sebagai berikut:
3.3.1.1. Pencucian dan Strerilisasi Kandang
Pasang racun tikus secara merata didalam kandang.
Kandang disemprot dengan obat serangga (cynoff) dan formalin.
Keluarkan kotoran dan litter dengan cara memasukkannya kedalam karung
dan kemudian diangkut keluar peternakan.
Keluarkan seluruh peralatan kandang dan kemudian cuci dan sanitasi
seluruh peralatan kandang.
Cuci seluruh kandang dengan air yang dicampur dengan deterjen mulai
dari lantai kandang, dinding kandang, atap kandang, tirai kandang, kipas,
dan pipa air minum. Biarkan sampai kering lalu dibilas dengan air.
Semprot seluruh kandang menggunakan desinfekatan (formalin).
-
10
Semprot seluruh kandang dengan menggunakan insektisida (cynoff, soda
api, iodosept, dan bestaquam) dan desinfektan (formalin) sesuai dengan
dosis yang telah ditentukan.
Terakhir lakukan pengapuran lantai kandang.
3.3.1.2. Persiapan Brooding
Berikut ini merupakan tahapan-tahapan dalam persiapan brooding:
Pemasangan waring
Waring digunakan sebagai alas litter untuk DOC serta sebagai pagar
pembatas, sehingga sekam yang digunakan sebagai litter tidak akan jatuh
kebawah karena terhalang oleh waring. Waring tersebut akan diletakkan di
atas slat berjumlah 5 buah waring yang dipasang memanjang, sehingga tiap
waring harus digabungkan dengan cara dijahit bagian tepinya. Setelah dijahit
pada bagian tepi waring akan ditarik keatas dan diikatkan dengan pengait
diatap kandang, sehingga saat chick in nantinya DOC tidak akan bisa keluar
dari area brooder.
Penaburan serutan kayu dan sekam untuk litter
Setelah waring terpasang rapi diatas slat maka selanjutnya dilakukan
penaburan serutan kayu dan sekam, sekam ditaburkan diatas slat yang telah
tertutup oleh waring, penaburan sekam biasanya dilakukan pada hari ke 15
sebelum DOC masuk, ketebalan sekam yang ditaburkan yaitu 10 cm. Hal ini
sesuai dengan pendapat Fadillah et all (2007) dalam Anonymous (2013), yang
menyatakan bahwa hendaknya ketebalan litter yaitu antara 8 10 cm.
-
11
Pemasangan tirai partisi
Tirai partisi merupakan tirai yang terbuat dari plastik kaca berwarna putih
yang dipasang pada sekat pen, pemasangan tirai partisi ini berfungsi sebagai
batas untuk mengisolasi panas yang terpancar dari heater, sehingga
pemanasan lebih optimal, selain itu tirai partisi juga berfungsi untuk
mengisolasi udara yang masuk ke kandang, sehingga tidak langsung mengenai
DOC. Pemasangan tirai partisi biasanya dilakukan bersamaan dengan
penaburan sekam atau sehari setelah penaburan sekam.
Pemasangan tirai kipas
Tirai kipas merupakan semacam ventilasi yang digunakan selama masa
brooding yang berfungsi untuk mengatur suhu dan aliran udara dalam
kandang. Ukuran tirai kipas yang dipasang sudah diperhitungkan tingginya.
Tinggi tirai kipas yang ditetapkan oleh PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 4
Pekanbaru adalah 25 cm. Pemasangan tirai kipas harus sesuai dengan ukuran
yang ditetapkan apabila kurang atau lebih dari yang ditetapkan akan
berpengaruh terhadap suhu dalam kandang.
Pemasangan sekat brooder
Brooder merupakan induk buatan sebagai tempat pemeliharaan ayam fase
starter. Dalam pemeliharaannya brooder jantan dan betina dipisahkan.
Kapasitas ayam per brooder di tiap perusahaan berbeda-beda. Di PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm standar kepadatan ayam per brooder yaitu 35-40
ekor/m. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Fadilah et all (2007) dalam
Anonymous (2013), yang menyatakan bahwa kepadatan DOC untuk tiap
meter persegi yaitu antara 50-70 ekor/m. Diantara brooder satu dan lainnya
-
12
diberi satu ruangan dengan lebar 6 m untuk brooder jantan dengan betina dan
4,5 m untuk brooder betina dengan betina, hal ini bertujuan agar ayam yang
keluar dari satu brooder dapat diketahui dan tidak langsung tercampur dengan
brooder disebelahnya. Pada setiap brooder dibatasi dengan sekat. Ukuran
sekat brooder yaitu panjang 3,5 m dan lebar 0,5 m. Jumlah tiap kandang ada
10 brooder yang terdiri dari 2 brooder untuk jantan dan 8 brooder untuk
betina, masing-masing brooder jantan dan betina terbagi menjadi 2 line kanan
dan kiri.
Penyemprotan dengan desinfektan
Penyemprotan kandang bagian dalam dan luar dengan formalin 10%.
Penyemprotan ini dilakukan setelah sekat brooder terpasang, tujuannya yaitu
untuk memastikan agar hama penyakit yang tersisa dapat dilumpuhkan.
Pemasangan instalasi heater (pemanas)
Pemanas yang digunakan pada pemeliharaan fase starter di PT. Charoen
Pokphand yaitu heater. Heater merupakan pemanas yang dihasilkan dari gas
elpiji dengan bantuan aliran listrik melalui pengaturan dari kontrol panel.
Cara instalasi heater yaitu pengoprasian melalui kontrol panel/temtron dengan
cara menentukan suhu tertinggi dan terendah jika suhu sudah mencapai suhu
tertinggi, maka blower akan hidup secara otomatis dan heater mati. Dan
sebaliknya jika mencapai suhu terendah maka blower akan mati lalu heater
akan hidup. Tiap kandang terdapat 2 heater yang terletak di dalam kandang
yaitu 1 di bagian depan dan 1 di bagian tengah. Heater dinyalakan selama 24
jam dari DOC umur 1-3 hari, selanjutnya penggunaan heater disesuaikan
dengan keadaan suhu kandang sampai DOC berumur 14-15 hari. Heater
-
13
mulai tidak difungsikan dan dikeluarkan dari kandang yaitu ayam pada umur
16 hari. Penggunaan heater ini bertujuan agar panas yag dipancarkan dapat
menyebar ke seluruh ruangan kandang yang cukup luas. Heater dicek dan
dinyalakan 12-24 jam sebelum DOC masuk, hingga tercapai suhu 33C.
Kemudian heater dimatikan dan akan dinyalakan lagi pada 2 jam sebelum
DOC masuk.
3.3.2. Persiapan Peralatan dan Penanganan Saat DOC Datang
Adapun persiapan yang dilakukan di PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4
Pekanbaru sebelum DOC datang adalah pemasangan termometer ruang 24 jam
sebelum DOC datang, pengecekan heater (pemanas), pemasangan koran sebagi
alas litter, pengaturan tata tempat pakan dan tempat minum, menebarkan sedikit
pakan diatas litter, dan pengisian skop penampung nipple dengan air yang sudah
dicampur dengan glukolin.
Sedangkan penanganan saat DOC datang yang diterapkan di PT. Charoen
Pokphand adalah mengecek surat jalan serta jumlah box DOC, menghitung
jumlah DOC per box dan melakukan seleksi dan culling terhadap DOC yang cacat
atau buruk performance nya, melakukan pengolesan luka pada kaki pejantan yang
habis dipotong dengan betadin, mencelupkan paruh DOC kedalam air yang sudah
dicampur dengan glukolin, menimbang sampel bobot badan DOC sebanyak 10%
dari populasi per brooder, dan memasukkan DOC kedalam brooder.
-
14
3.3.3. Manajemen Pemberian Pakan dan Minum
3.3.3.1. Pemberian Pakan
Pemberian pakan pada fase starter di PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4
Pekanbaru pada minggu pertama dilakukan secara adlibitum, minggu kedua
sampai minggu ke empat pemberian pakan pada ayam disesuaikan dengan standar
yang telah ditetapkan oleh PT. Charoen Phokpand. Tujuan pemberian pakan
pada fase starter adalah untuk pertumbuhan dan hidup pokok. Pakan yang
diberikan pada fase stater ada dua jenis yaitu jenis 530 J untuk minggu pertama
dan 531 J untuk minggu kedua sampai minggu keempat. Di PT. Charoen
Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru penyusunan pakan perharinya dilakukan satu
kali dalam seminggu (weekly) yang dibuat oleh supervisor.
3.3.3.2. Pemberian Minum
Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum. Saat ayam berumur 0-4
hari, pemberian air minum menggunakan gallon sebanyak 10 buah/broodernya.
Untuk ayam berumur >4 hari pemberian air minum menggunakan nipple. Nipple
yaitu tempat minum otomatis dari bahan plastik dengan pentil stainless pada
bagian bawahnya yang bila ditekan akan mengeluarkan air. Dalam satu kandang
dipasang empat jalur rangkaian nipple yang panjangnya disesuaikan dengan
panjang kandang. Jarak setiap nipple 30 cm dan setiap satu nipple dapat
digunakan 8 ekor ayam. Perangkat tempat nipple terdiri dari pipa paralon untuk
saluran air minum, pentil nipple, sendok plastik, pipa besi sebagai penyangga
paralon, tali penggantung pipa besi dan paralon, kawat kejut dibagian atas paralon
sebagai penghalang ayam agar tidak bertengger dengan kekuatan 120 volt,
-
15
regulator atau pengukur tekanan air, perangkat dosatron (pencampur obat) yang
dilengkapi water meter, dan tangki air. Tempat minum dipasang dengan
ketinggian kurang lebih 50 cm dari atas litter. Seluruh air minum ayam berasal
dari sumur kemudian ditampung pada penampungan air berkapasitas 100.000 liter
air. Air dipompa kedalam tangki dalam kandang yang berkapasitas 1.000 liter.
Setelah itu air akan melewati saringan masuk dan diukur pada water meter,
kemudian air melewati galon yang dapat menampung air 1000 liter dan masuk
keregulator. Kecepatan air untuk satu sedot perdetiknya menurut standar 8 tetes.
3.3.4. Pengambilan Data Berat Badan Ayam
Pada pemeliharaan ini menggunakan ayam parent stock strain cobb umur
0-28 hari. Dalam satu kandang diambil sampel sebanyak 10% per brooder nya,
dimana brooder yang terdapat dalam satu kandang adalah 8 brooder betina dan 2
brooder pejantan. Pengambilan data berat badan ayam dilakukan setiap minggu.
Selain penimbangan terhadap berat badan, sisa pakan juga ditimbang.
Prosedur penimbangan ayam yang dilakukan di PT. Charoen Phokpand
Jaya Farm 4 Pekanbaru adalah:
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Tangkap dan timbang ayam yang dijadikan sebagai sampel menggunakan
timbangan digital.
Catat berat badan ayam yang telah selesai ditimbang pada buku yang telah
disiapkan.
-
16
3.3.5. Debeaking
Kegiatan debeaking yang dilakukan di PT. Charoen Phokpand Jaya Farm
4 Pekanbaru dilaksanakan pada ayam berumur 5 hari. Debeaking dilakukan agar
saat ayam kawin, ayam jantan tidak melukai ayam betina. Dengan debeaking juga
mengurangi sifat kanibal pada ayam. Debeaking dilakukan dengan menggunakan
alat yang dinamakan debeaker.
Debeaking dilakukan secara berhati-hati dan benar, dengan posisi petugas
duduk tegak dengan tangan kanan memegang kepala anak ayam, dengan posisi
jari telunjuk menempel kerahang bawah dan ibu jari menekan kepala atas bagian
belakang. Sedangkan tangan kiri memegang kaki dan badan, yang kemudian
tempelkan ujung paruh kepisau debeaker. Paruh jantan dipotong 1/3 bagian yang
kemudian bekas potongan dioleskan betadin (PT. CPJF, 2015).
3.3.6. Pengendalian Penyakit
Penanganan kesehatan yang dilakukan di PT. Charoen Phokpand adalah:
3.3.6.1. Vaksinasi
Vaksinasi adalah proses memasukan agen penyakit (virus, bakteri, dan
protozoa) yang telah dilemahkan kedalam tubuh ayam sehingga ayam memiliki
kekebalan tubuh yang kuat untuk melawan penyakit (Maura, 2011). Pencegahan
penyakit ayam melalui program vaksinasi harus mendapat perhatian dan prioritas
utama. Kelengahan dalam pelaksanaan vaksinasi dapat berakibat fatal, yaitu
ayam yang terserang penyakit tertentu akan sulit teratasi (Sudarmono, 2007).
Adapun program vaksinasi yang dilaksanakan pada fase stater di PT. Charoen
Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru adalah vaksin NDCI + IBMa5 dan Reo Live
-
17
S1133 (umur 7 hari), ND K broiler (umur 14 hari), ND IBMa5, Ai, dan Fowl Fox
(umur 21 hari).
3.3.6.2. Pemberian Antibiotik dan Vitamin
Antibiotik dan vitamin dapat diberikan kepada anak ayam melalui tendon
air minum yang disalurkan kepipa nipple. Kegunaan pemberian antibiotik dan
vitamin melalui air minum untuk melengkapi kekurangan unsur pakan yang
dimakan ayam. Antibiotik dan vitamin yang diberikan pada fase starter di PT.
Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru adalah perfexol-H, baytril 1 LT,
cosumix plus, dan nopstress vitamin.
-
18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Data Pertambahan Bobot Badan Parent Stock Broiler Strain Cobb
Tabel 1. Pertambahan bobot badan parent stock broiler strain cobb
Minggu Standar* Aktual
Betina
(g/ekor)
Jantan
(g/ekor)
Betina
(g/ekor)
Jantan
(g/ekor)
I 116 115 143,33 143,77
II 120 180 160,41 171,32
III 120 180 128,97 216,4
IV 120 145 113,5 196,66
Jumlah 476 620 546,21 728,15
Rata-rata 119 155 136,55 182,04
*Standar pertambahan bobot badan parent stock broiler strain cobb di PT.
Charoen Phokpand Jaya Farm.
4.1.2. Data Konsumsi Pakan Parent Stock Broiler Strain Cobb
Tabel 2. Konsumsi pakan parent stock broiler strain cob
Minggu Standar* Aktual
Betina
(g/ekor)
Jantan
(g/ekor)
Betina
(g/ekor)
Jantan
(g/ekor)
I 189 189 241 294
II 252 315 258 330
III 266 350 275 392
IV 280 420 286 456
Jumlah 987 1.274 1.060 1.472
Rata-rata 246,75 318,5 265 368
*Standar konsumsi pakan parent stock broiler strain cobb di PT. Charoen
Phokpand Jaya Farm.
-
19
4.1.3. Data Konversi Pakan Parent Stock Broiler Strain Cobb
Tabel 3. Konversi pakan parent stock broiler strain cobb
Minggu Standar* Aktual
Betina Jantan Betina Jantan
I 1,63 1,64 1,68 2,04
II 2,1 1,75 1,61 1,93
III 2,22 1,94 2,13 1,81
IV 2,33 2,9 2,52 2,32
*Standar konversi pakan parent stock broiler strain cobb di PT. Charoen
Phokpand Jaya Farm.
4.1.4. Data Keseragaman (Uniformity) Parent Stock Broiler Strain Cobb
Tabel 4. Keseragaman (uniformity) parent stock broiler strain cobb
Minggu Standar Aktual
Betina (%) Jantan (%) Betina (%) Jantan (%)
I 70 70 59,18 64,38
II 75 75 69,92 70
III 80 80 65,61 50,67
IV >80 >80 68,07 61,27
*Standar keseragaman (uniformity) parent stock broiler strain cobb di PT.
Charoen Phokpand Jaya Farm.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pertambahan Bobot Badan
Rata-rata berat awal DOC saat datang adalah 44,1 g/ekor untuk yang
betina dan 45,3 g/ekor untuk yang jantan. Rata-rata berat ayam minggu pertama
adalah 187,43 g/ekor untuk ayam betina dan 189,07 g/ekor untuk ayam jantan.
Pemeliharaan parent stock broiler pada fase starter dilakukan selama 28 hari
-
20
dengan rata-rata berat badan akhir yang didapatkan pada fase starter adalah
590,31 g/ekor untuk ayam betina dan 773,45 g/ekor untuk ayam jantan.
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa pertambahan bobot badan yang didapat
dilapangan (aktual) pada minggu pertama sampai minggu kedua lebih tinggi
dibandingkan dengan pertambahan bobot badan standar. Pertambahan bobot
badan yang didapatkan dilapangan (aktual) yaitu sebanyak 143,33 g/ekor untuk
ayam betina dan 143,77 g/ekor untuk ayam jantan pada minggu pertama, 160,41
g/ekor untuk ayam betina dan 171,32 g/ekor untuk ayam jantan pada minggu
kedua, sedangkan pertambahan bobot badan pada standar yaitu sebanyak 116
g/ekor untuk ayam betina dan 115 g/ekor untuk ayam jantan pada minggu
pertama, 120 g/ekor untuk ayam betina dan 180 g/ekor untuk ayam jantan pada
minggu kedua. Tingginya pertambahan bobot badan yang aktual dibandingkan
dengan standar pada minggu pertama sampai minggu kedua ini disebabkan karena
metode pemberian pakan yang diterapkan dalam pemeliharaan adalah metode full
feed atau ad libitum 100% pada minggu pertama dan metode full feed atau ad
libitum khusus untuk ayam yang beratnya dibawah standar pada minggu kedua
sehingga konsumsi pakannya tinggi dan menyebabkan pertambahan bobot badan
yang dihasilkan lebih tinggi dari standar.
Pada minggu ketiga sampai minggu keempat pertambahan bobot badan
yang didapat dilapangan (aktual) tidak jauh berbeda dibandingkan dengan
pertambahan bobot badan standar. Pertambahan bobot badan yang didapatkan
dilapangan (aktual) yaitu sebanyak 128,97 g/ekor untuk ayam betina dan 216,4
g/ekor untuk ayam jantan pada minggu ketiga, 113,5 g/ekor untuk ayam betina
dan 196,66 g/ekor untuk ayam jantan pada minggu keempat, sedangkan
-
21
pertambahan bobot badan pada standar yaitu sebanyak 120 g/ekor untuk ayam
betina dan 180 g/ekor untuk ayam jantan pada minggu ketiga, 120 g/ekor untuk
ayam betina dan 145 g/ekor untuk ayam jantan pada minggu keempat. Tidak jauh
berbedanya pertambahan bobot badan yang aktual dibandingkan dengan standar
pada minggu ketiga sampai minggu keempat ini disebabkan karena metode
pemberian pakan yang diterapkan pada pemeliharaan minggu ketiga sampai
minggu keempat adalah metode point feed 100% sehingga konsumsi pakannya
tidak jauh berbeda dengan standar dan menyebabkan pertambahan bobot badan
yang dihasilkan juga tidak jauh berbeda dengan standar. Rata-rata pertambahan
bobot badan yang didapat dilapangan (aktual) adalah 136,55 g/ekor untuk ayam
betina dan 182,04 g/ekor untuk ayam jantan, sedangkan rata-rata pertambahan
bobot badan pada standar adalah 119 g/ekor untuk ayam betina dan 155 g/ekor
untuk ayam jantan.
Menurut Abidin (2002) dalam Riduwanto (2010), faktor yang
mempengaruhi pertambahan bobot badan adalah konsumsi pakan. Selanjutnya
Rasyaf (2003) dalam Situmorang (2013), menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi pertambahan bobot badan adalah makanan yang menyangkut
kualitas dan kuantitasnya, suhu kandang, pemeliharaan yang menyangkut sistem
manajemen yakni pola pemeliharaan intensif yang berhubungan dengan pola
pemberian ransum, perawatan kesehatan ayam dan kebersihan kandang.
-
22
4.2.2. Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ternak pada
waktu tertentu. Pakan yang diberikan pada pemeliharaan fase starter ada dua
jenis yaitu jenis 530 J untuk minggu pertama dan 531 J untuk minggu kedua
sampai minggu keempat.
Konsumsi pakan pada pemeliharaan fase starter dapat dilihat pada tabel 2.
Dari tabel 2 menunjukkan bahwa konsumsi pakan yang didapat dilapangan
(aktual) pada minggu pertama lebih tinggi dibandingkan konsumsi pakan standar.
Konsumsi pakan pada minggu pertama yang didapatkan dilapangan (aktual) yaitu
sebanyak 241 g/ekor untuk ayam betina dan 294 g/ekor untuk ayam jantan,
sedangkan konsumsi pakan minggu pertama pada standar yaitu sebanyak 189
g/ekor untuk ayam betina dan 189 g/ekor untuk ayam jantan. Tingginya konsumsi
pakan yang aktual dibandingkan dengan standar pada minggu pertama ini
disebabkan karena pada pemeliharaan minggu pertama pemberian pakannya
menggunakan metode full feed atau ad libitum sehingga ayam dengan leluasa
untuk makan.
Pada minggu kedua sampai minggu keempat konsumsi pakan yang
didapat dilapangan (aktual) tidak jauh berbeda dibandingkan dengan konsumsi
pakan standar. konsumsi pakan yang didapatkan dilapangan (aktual) yaitu
sebanyak 258 g/ekor untuk ayam betina dan 330 g/ekor untuk ayam jantan pada
minggu kedua, 275 g/ekor untuk ayam betina dan 392 g/ekor untuk ayam jantan
pada minggu ketiga, 286 g/ekor untuk ayam betina dan 456 g/ekor untuk ayam
jantan pada minggu keempat, sedangkan konsumsi pakan pada standar yaitu
sebanyak 252 g/ekor untuk ayam betina dan 315 g/ekor untuk ayam jantan pada
-
23
minggu kedua, 266 g/ekor untuk ayam betina dan 350 g/ekor untuk ayam jantan
pada minggu ketiga, 280 g/ekor untuk ayam betina dan 420 g/ekor untuk ayam
jantan pada minggu keempat. Tidak jauh berbedanya konsumsi pakan yang aktual
dibandingkan dengan standar pada minggu kedua sampai minggu keempat ini
disebabkan karena pada pemeliharaan minggu kedua sampai minggu keempat
pemberian pakannya menggunakan metode point feed sehingga ayam tidak dapat
leluasa untuk makan karena jumlah pakan yang diberikan sudah ditetapkan atau
sesuai dengan standar. Rata-rata konsumsi pakan yang didapat dilapangan
(aktual) adalah 265 g/ekor untuk ayam betina dan 368 g/ekor untuk ayam jantan,
sedangkan rata-rata konsumsi pakan pada standar adalah 246,75 g/ekor untuk
ayam betina dan 318,5 g/ekor untuk ayam jantan. Rasyaf (2003) dalam
Riduwanto (2010), menyatakan bahwa konsumsi pakan dipengaruhi oleh suhu,
sistem pemberian pakan, frekuensi pakan, kesehatan ayam, kualitas pakan serta
sifat genetik dari ayam.
4.2.3. Konversi Pakan
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa konversi pakan yang didapat dilapangan
(aktual) pada minggu pertama lebih tinggi dibandingkan dengan konversi pakan
standar. Konversi pakan pada minggu pertama yang didapatkan dilapangan
(aktual) yaitu sebanyak 1,68 untuk ayam betina dan 2,04 untuk ayam jantan,
sedangkan konversi pakan minggu pertama pada standar yaitu sebanyak 1,63
untuk ayam betina dan 1,64 untuk ayam jantan. Tingginya konversi pakan yang
aktual dibandingkan dengan standar pada minggu pertama ini disebabkan karena
pada pemeliharaan minggu pertama pemberian pakannya menggunakan metode
full feed atau ad libitum sehingga pakan yang diberikan banyak yang terbuang.
-
24
Pada minggu kedua sampai minggu keempat konversi pakan yang didapat
dilapangan (aktual) lebih rendah dibandingkan konversi pakan standar. konversi
pakan yang didapatkan dilapangan (aktual) yaitu sebanyak 1,61 untuk ayam betina
dan 1,93 untuk ayam jantan pada minggu kedua, 2,13 untuk ayam betina dan 1,81
untuk ayam jantan pada minggu ketiga, 2,52 untuk ayam betina dan 2,32 untuk
ayam jantan pada minggu keempat, sedangkan konversi pakan pada standar yaitu
sebanyak 2,1 untuk ayam betina dan 1,75 untuk ayam jantan pada minggu kedua,
2,22 untuk ayam betina dan 1,94 untuk ayam jantan pada minggu ketiga, 2,33
untuk ayam betina dan 2,9 untuk ayam jantan pada minggu keempat. Rendahnya
konversi pakan yang aktual dibandingkan dengan standar pada minggu kedua
sampai minggu keempat ini disebabkan karena pada pemeliharaan minggu kedua
sampai minggu keempat pemberian pakannya menggunakan metode point feed
sehingga pakan yang diberikan lebih banyak terkonsumsi oleh ayam dari pada
terbuang. Fadilah (2004), menyatakan bahwa tinggi atau rendahnya angka
konversi pakan disebabkan oleh banyaknya pakan yang terbuang, kualitas pakan
yang jelek, temperatur didalam kandang yang tinggi, kandungan gas amoniak
didalam kandang tinggi, sering terjadi kebocoran (pencurian), dan ayam sakit.
4.2.4. Keseragaman (Uniformity)
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa keseragaman yang didapat dilapangan
(aktual) pada minggu pertama sampai minggu keempat jauh dibawah standar.
keseragaman yang didapatkan dilapangan (aktual) yaitu sebanyak 59,18% untuk
ayam betina dan 64,38% untuk ayam jantan pada minggu pertama, 69,92% untuk
ayam betina dan 70% untuk ayam jantan pada minggu kedua, 65,61% untuk ayam
betina dan 50,67% untuk ayam jantan pada minggu ketiga, 68,07% untuk ayam
-
25
betina dan 61,27% untuk ayam jantan pada minggu keempat, sedangkan
keseragaman pada standar yaitu sebanyak 70% untuk ayam betina dan ayam
jantan pada minggu pertama, 75% untuk ayam betina dan ayam jantan pada
minggu kedua, 80% untuk ayam betina dan ayam jantan pada minggu ketiga,
>80% untuk ayam betina dan ayam jantan pada minggu keempat. Jeleknya
keseragaman pada minggu pertama sampai minggu keempat ini disebabkan oleh
kepadatan kandang yang terlalu rendah.
Tabel 5. Kepadatan kandang pemeliharaan parent stock broiler strain cobb umur
1 - 4 minggu di PT. Charoen Phokpand Jaya Farm.
Minggu Kepadatan brooder (ekor/m2)
I 20 25
II 26
III 15
IV 10
Sumber : PT. Charoen Phokpand Jaya Farm
Tabel 5. Kepadatan kandang untuk tiap 100 ekor anak ayam petelur umur 1 4 minggu.
Minggu Kepadatan brooder m2
I 1
II 2
III 3
IV 4
Sumber : Sudarmono (2007)
Kepadatan kandang pada pemeliharaan fase starter di PT. Charoen
Phokpand terlalu rendah jika dibandingkan dengan literatur. Menurut Fadilah
dan Fatkhuroji (2013), kandang yang terlalu padat akan meningkatkan kompetisi
dalam mendapatkan makanan, air minum maupun oksigen sehingga memunculkan
-
26
ayam yang kalah dan yang menang yang menyebabkan pertumbuhan tidak
seragam dan organ reproduksi akan terganggu, sebaliknya apabila kepadatan
kandang terlalu rendah maka akan terjadi pemborosan ruangan dimana ayam akan
banyak bergerak sehingga energi banyak terbuang.
-
27
V. KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, dan konversi pakan parent
stock broiler strain cobb memberikan hasil yang terbaik pada aktual baik
untuk ayam jantan maupun ayam betina.
2. Keseragaman (uniformity) parent stock broiler strain cobb pada standar
lebih baik dibandingkan dengan keseragaman (uniformity) yang aktual
baik untuk ayam jantan maupun ayam betina.
5.2. Saran
Untuk mengukur berhasil atau tidaknya manajemen pemeliharaan parent
stock pada fase starter perusahaan dan pelaku bisnis lain bisa menggunakan
performance sebagai tolak ukur yang didasarkan pada pertambahan bobot badan,
konsumsi pakan, konversi pakan, dan keseragaman yang didapatkan ketika proses
pemeliharaan dan membandingkan nya dengan standar performance yang harus
dicapai pada fase starter.
-
28
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1989. Pemeliharaan Ayam Ras. Kanisius, Yogyakarta.
Anonymous. 2013. Manajemen Persiapan Kandang sebelum DOC Datang.
Laporan Tugas Akhir. Akademi Karanganyer.
Eko, M, Y. 2015. Manajemen Ayam Pejantan Pada Perusahaan Pembibit PT.
Super Unggas Jaya Boyolali. Proposal PKL. Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
Fadilah,R dan Fatkhuroji. 2013. Memaksimalkan Produksi Ayam Ras Petelur.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Maura, K. 2011. Vaksinasi dan Pencegahan Penyakit Pada Ayam.
icl.googleleusercontent.com. 18 Mei 2015.
Miku, Y, F dan Sumiati. 2010. Manajemen Perkandangan Ayam Bibit Pedaging
Strain Ross dan Lohman Di PT. Silga Perkasa Sukabumi Jawa Barat.
Makalah Seminar. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Prambudi. 2007. Broiler Cobb. article-34.blogspot.com. 9 Juni 2015.
PT. CPJF. 2015. Manajemen Broiler Breeder. Dokumen PT. Charoen
Phokpand.
Rahayu, I et all. 2011. Panduan Lengkap Ayam. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rasyaf, M. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar swadaya, Jakarta.
Riduwanto. 2010. Konsumsi Pakan, PBB, Konversi Pakan Ayam Broiler.
riduwanto.blogspot.com. 25 Juni 2015.
Sholikin, H. 2011. Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler Di Peternakan Hadi
PS kecamatan Nguter Kabupaten Sukaharjo. Laporan Tugas Akhir.
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Situmorang, N, A et all. 2013. Pengaruh Pemberian Rumput Laut Dalam
Ransum Terhadap Efisiensi Penggunaan Protein Ayam Broiler. Jurnal.
Universitas Diponegoro, Semarang.
Sudarmono, A, S. 2007. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Kanisius,
Yogyakarta.
Sudaryani, T dan Santosa, H. 1993. Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya,
Jakarta.
-
29
Suharno, B. 2012. Agribisnis Ayam Ras. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tamrin, A. 2013. Keseragaman. tedonglemo.blogspot.com. 21 Juni 2015.
-
30
Lampiran 1. Profil Perusahaan
1.1. Sejarah Perusahaan
PT. Charoen Phokpand Jaya Farm merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang makanan ternak dan pembibitan ayam ras. Perusahaan ini didirikan pada
tahun 1921 di Negara Thailand oleh tiga orang bersaudara kebangsaan Thailand.
Perusahaan ini memiliki cabang dibeberapa Negara, antara lain Singapura dan
Indonesia. Cabang perusahaan ini pertama kali didirikan di Jakarta pada tahun
1972 yang didirikan oleh Mr. Summed Jarapon berkebangsaan Thailand.
Kemudian berkembang kebeberapa Provinsi di wilayah Indonesia salah satunya
diwilayah Riau.
PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru dimulai pembangunannya
pada tahun 2011. Setelah pembangunan selesai semua PT. Charoen Phokpand
Jaya Farm 4 Pekanbaru mulai beroperasi pada tanggal 5 Januari 2012 untuk
pertama kalinya. PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru adalah
perusahaan yang bergertak dibidang pembibitan ayam (breeding farm). Setiap
breeding farm pasti memiliki standar operasional untuk menunjang proses
pengelolaan farm yang dibuat oleh manager perusahaan itu sendiri. PT. Charoen
Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru sejak awal berdiri sampai sekarang sudah
empat kali pergantian manager. Manager yang pertama yaitu Cecep, S.Pt,
manager yang kedua Julius Sianturi, S.Pt, manager yang ketiga Parwis, S.Pt, dan
manager yang terakhir Idrus, S.Pt.
-
31
1.2. Visi dan Misi Perusahaan
1.2.1. Visi PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru
Menjadi breeding farm yang menghasilkan telur tetas dalam kuantitas dan
kualitas yang baik.
1.2.2. Misi PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru
Pencapaian produksi sesuai dengan standar dengan fasilitas dan budget
yang telah ditetapkan.
Melakukan peningkatan kualitas telur tetas dan melakukan proses produksi
dengan baik mulai dari persiapan kandang, pemeliharaan fase starter,
grower, layer serta afkir.
Melakukan perbaikan manajemen dengan koreksi dan masa produksi
sebelumnya.
1.3. Letak Geografis Perusahaan
PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru terletak di Desa
Petapahan, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. lokasi
perusahaan berada 8,7 km dari ibukota kabupaten dan 6 km dari ibukota
kecamatan. Lokasi peternakan berjarak 2 km dari jalan raya dan 500 m dari
pemukiman penduduk serta dikelilingi pagar dengan tinggi 3 m.
Perusahaan ini memiliki luas tanah sekitar 29,65 Ha yang digunakan untuk
area farm sekitar 24 Ha, kantor sekitar 1 Ha, gudang grase sekitar 3,65 Ha, dan
mes sekitar 1 Ha. Perusahaan ini berada pada ketinggian 450 m diatas permukaan
laut, temperature di areal peternakan berkisar antara 23-32 c, kelembapan udara
-
32
60-70%, serta curah hujan rata-rata 3.000 mm/tahun. Perusahaan ini berbatasan
dengan:
Sebelah Barat : SP 1 Petapahan Jaya
Sebelah Timur : Flamboyan
Sebelah Utara : Petapahan Kampung
Sebelah Selatan : Simpang Topas
1.4. Sumber Daya Perusahaan
1.4.1. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana seperti air, listrik, dan kendaraan dibutuhkan untuk
menunjang kelancaran jalannya usaha. PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4
Pekanbaru memiliki 2 sumur bor sebagai sumber air. Listrik yang digunakan
disuplai dari 2 generator set dimana jadwal pemakaian generator set yaitu 1 unit
pada siang hari dan 1 unit pada malam hari. Transportasi yang dimiliki PT.
Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru yaitu 2 mobil truk pengangkut pakan,
bangkai, sampah, dan peralatan kandang, 1 mobil pengangkut telur, serta 1 mobil
dan 1 sepeda motor operasional staf. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki
PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru yaitu kandang clouse house, mes
karyawan, mes manager, mes tamu, mes borongan, mes admin, kantin, mushala,
kantor, parkir, pos jaga, gudang pakan, gudang serutan, ruangan sanitasi, genset,
diesel room, car spray, bengkel, tower air, wc, dan lain-lain.
-
33
1.4.2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah suatu komponen pada unit usaha tertentu yang
merupakan penggerak dari seluruh unit kegiatan. Jumlah tenaga kerja di PT.
Charoen Phokpand Jaya Farm 4 Pekanbaru adalah 97 orang dengan latar belakang
pendidikan yang berbeda-beda. Supervisor tingkat pendidikannya meliputi
lulusan S1, untuk tenaga kerja operasional meliputi lulusan SD hingga SMA.
Sebagian besar karyawan berasal dari wilayah sekitar peternakan. Disiplin,
tanggung jawab dan kerja sama sangat dianjurkan pada semua karyawan demi
terciptanya etos kerja yang tinggi. PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 4
Pekanbaru memiliki dua jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga
kerja out sourcing. Tenaga kerja dalam sebuah usaha ayam ternak ayam petelur
memiliki peran penting dalam menentukan hasil produksi, diantaranya manajemen
tenaga kerja yang baik akan menghasilkan produksi yang baik, dalam usaha
pemeliharaan ayam petelur banyak sedikitnya tenaga kerja ditentukan oleh jenis
ternak dan jumlah ternak yang akan dipelihara.
-
34
1.5. Struktur Organisasi
-
35
Lampiran 2. Data Berat Badan
Tabel 7. Data berat badan ayam betina minggu 1
Pen (g/ekor) Rata-rata
(g/ekor) 1 2 3 4 5 6 7 8
210 180 180 195 250 200 205 165 210 160 170 135 165 195 165 190 180 165 190 215 205 120 170 185 162 150 172 170 115 195
205 185 220 200 210 205 205 220 185 145 150 185 205 130 215
195 190 160 180 215 230 205 190 185 195 184 180 165 180 185 195 165 190 205 210 185 205 190 165 160 200 200 170 220 190
130 200 220 185 190 195 180 195 200 190 145 180 220 184 195 190 195 220 190 175 190 180 175 170 170 220 162 200 290 195
190 175 200 195 220 220 195 126 164 195 205 195 135 155 185
180 200 185 210 195 170 185 200 220 190 165 175 150 215 195
195 220 190 200 200 215 180 190 170 185 160 220 160 180 195
165 190 215 195 215 200 174 125 186 185 150 170 155 190 199
150 220 225 190 210 210 185 174 165 120 200 190 185 165 200 175 205 185 195 210 200 165 170 160 185 180 182 165 200 195
170 175 195 145 210 200 195 140 156 154 180 195 164 190 160
205 195 200 180 195 210 250 185 186 165 170 154 190 215 195 170 195 175 195 200 200 170 220 205 208 174 180 160 195 158
190 170 185 210 195 170 180 164 154 220 175 200 200 170 220
195 160 165 220 210 210 200 150 210 205 150 190 220 145 160 200 155 205 190 200 200 210 194 205 200 170 175 184 210 195
190 150 200 155 190 195 180 194 160 190 170 180 155 205 210
180 165 165 200 185 195 184 180 200 204 150 175 190 205 185 180 180 175 160 220 200 132 200 150 115 175 178 180 194 195
145 220 155 155 210 210 210 175 195 210 220 180 170 160 195
200 175 180 160 205 190 180 220 195 180 180 220 165 180 220 205 180 190 185 180 195 190 180 178 160 180 190 180 195 190
200 205 215 170 225 160 178 230 180 166 170 165 220 186 180
220 210 225 245 220 170 175 210 180 180 184 170 175 190 195 180 180 220 200 190 170 170 190 165 160 170 170 200 165 164
155 170 225 200 150 190 210 150 185 220 185 155 199 150 190
215 180 200 185 220 175 185 145 195 220 158 200 160 170 118 160 185 195 195 220 215 185 190 185 190 190 200 200 165 220
210 200 190 190 190 205 180 150 190 185 180 205 190 165 175
195 190 195 175 190 208 190 180 190 195 170 165 185 180 200 180 180 195 175 210 210 174 185 196 200 185 175 190 176 160
140 220 150 180 215 190 180 185 190 195 196 190 185 150 195
230 185 155 190 190 215 220 180 180 185 165 190 190 220 210 190 140 205 185 195 185 109 165 200 175 180 220 185 175 170
195 220 195 210 200 180 174 190 190 165 200 165 190 165 195
225 210 200 140 190 185 185 162 165 195 165 185 215 210 195 190 188 195 190 215 205 210 195 220 240 190 160 165 165 190
220 185 220 190 220 200 220 185 160 220 165 172 220 156 220
185 185 185 190 185 190 185 170 165 160 150 165 190 165 195 180 175 185 175 185 190 150 149 220 185 150 140 165 161 220
220 185 220 170 180 220 165 144 190 140 146 220 163 220 140
180 195 165 185 165 170 200 165 156 200 170 170 185 165 150 185 220 175 190 185 190 165 220 200 210 165 190 165 156 220
185 170 180 220 220 220 170 156 220 220 220 165 167 220 160
185 220 185 170 185 165 175 220 155 141 220 162 150 165 195 215 185 200 150 155 185 165 195 185 215 165 200 260 190 185
225 220 200 160 195 200 190 185 165 185 230 190 200 220 140
245 220 215 150 185 190 195 170 170 190 205 215 165 185 195 245 200 220 140 190 170 180 155 185 220 220 185 200 190 190
215 210 205 155 160 220 190 165 200 210 190 200 220 220 190
185 200 220 150 195 165 200 190 165 220 210 165 165 260 195 200 200 225 160 195 190 220 170 185 190 220 255 250 220 155
180 235 170 220 170 200 175 190 165 225 200 200 230 205 135
250 210 205 150 220 180 220 180 160 165 215 200 220 205 220
192 188,8 196,8 182,1 184,5 182,2 185,8 186,9 187,4
-
36
Rata-rata berat badan ayam = 160.253 : 855 = 187,43 g
Berat badan minimum = 187,43 x 0,9 = 169 g
Berat badan makimum = 187,43 x 1,1 = 206 g
Berat badan ayam yang masuk antara 166 g - 206 g = 349 ekor
Keseragaman = (506/855) x 100% = 59,18%
-
37
Tabel 8. Data berat badan ayam jantan minggu 1
Pen (g/ekor) Rata-rata
(g/ekor) 1 2
210 150 210 195 200 195 230 170
190 210 195 205 190 185 180 200
185 170 215 205 150 170 170 205
205 200 220 195 170 160 200 195
195 200 205 195 185 190 210 155
195 170 210 200 195 185 195 195
195 190 190 230 185 190 215 195
205 175 220 220 195 200 160 150
150 155 195 210 195 195 195 180
165 175 205 170 215 195 215 190
155 180 195 190 160 200 195 205
215 155 205 225 170 200 150 180
190 190 210 225 215 160 185 165
140 200 185 190 165 155 175 200
175 185 210 195 195 190 195 200
140 165 215 215 150 190 220 195
200 200 185 220 185 165 185 195
165 220 210 190 175 140 185 200
156 200 205 200 165 205 185 195
175 165 140 195 150 225 175 200
192 186,2 189,07
Rata-rata berat badan ayam = 30.251 : 160 = 189,07 g
Berat badan minimum = 189,07 x 0,9 = 170 g
Berat badan makimum = 189,07 x 1,1 = 208 g
Berat badan ayam yang masuk antara 170 g 208 g = 57 ekor
Keseragaman = (103/160) x 100% = 64,38%
-
38
Tabel 9. Data berat badan ayam betina minggu 2
Pen (g/ekor) Rata-rata
(g/ekor) 1 2 3 4 5 6 7 8
305 385 315 320 320 400 320 345 325 355 395 300 315 340 325
415 315 355 335 315 345 310 330 325 385 380 355 315 325 325 360 325 395 306 340 345 330 240 400 340 345 380 330 360 315
360 320 355 405 450 365 400 290 350 340 320 340 340 340 320
320 315 365 315 330 330 385 325 345 365 315 290 325 375 290 350 330 410 355 335 330 270 340 320 355 365 345 345 295 380
355 410 345 320 365 390 355 305 280 385 395 325 395 385 365
390 400 395 330 405 375 350 360 385 375 365 400 330 355 355 390 405 320 350 350 350 330 325 355 355 350 320 310 320 319
395 605 390 385 365 345 325 350 375 400 370 335 330 355 325
360 375 355 315 345 360 310 310 350 350 345 345 340 320 345 345 395 375 380 370 345 360 320 380 325 360 300 375 355 375
380 340 355 410 365 395 335 350 350 345 340 350 290 345 330
400 405 380 360 350 350 350 320 370 290 350 330 300 380 380 405 380 355 305 350 400 245 185 365 260 350 340 345 325 340
375 320 405 370 370 290 330 295 370 355 345 355 335 325 320
360 350 385 360 365 305 340 335 240 360 345 345 350 350 340 395 405 380 355 375 340 345 330 390 330 345 300 320 385 245
410 380 420 355 345 315 360 280 375 340 300 350 345 360 320
350 360 385 410 355 315 305 375 390 390 330 330 320 360 310 410 365 410 395 375 280 365 360 310 345 315 340 395 375 310
260 370 365 375 390 325 350 335 435 355 370 355 370 340 300
390 295 350 395 370 350 320 335 360 400 345 345 340 310 315 400 475 390 355 415 250 375 285 345 295 325 320 335 360 330
385 355 395 355 390 320 370 325 395 390 355 360 300 355 290
345 390 360 380 390 345 355 355 395 370 315 300 350 310 340 360 395 405 330 350 310 215 350 345 355 370 325 345 345 310
415 400 350 355 330 205 340 325 355 400 345 335 390 335 350
380 355 430 405 335 370 210 355 300 355 330 285 325 320 325 390 375 355 350 375 370 410 375 330 335 330 335 340 325 330
370 400 390 405 365 355 315 275 355 375 395 300 300 345 300
370 330 360 385 390 285 360 350 390 350 365 315 370 325 310 385 415 365 345 330 215 290 225 355 355 385 345 285 325 335
355 375 405 340 440 350 355 355 400 375 325 355 360 355 385
345 424 375 360 325 350 325 250 350 370 315 345 370 380 330 355 380 375 335 330 380 380 365 335 385 370 340 315 320 345
375 345 350 330 355 310 335 245 350 355 375 345 305 325 330 345 335 335 325 335 315 225 325 340 365 330 400 340 345 380
295 435 370 415 400 370 395 340 360 360 325 365 334 345 290
360 395 310 360 375 320 370 320 365 375 330 345 325 325 300 395 405 405 330 375 320 275 280 355 340 320 370 365 300 375
415 355 350 335 310 345 320 345 305 395 340 335 325 315 365
345 325 340 340 335 370 295 334 380 345 355 355 360 345 355 370 390 375 300 350 310 205 285 370 340 375 335 385 310 375
355 350 325 410 390 290 330 395 380 290 365 300 345 345 395
390 370 345 340 230 320 375 325 315 400 340 300 350 325 395 330 380 400 410 375 290 340 330 355 370 345 295 340 350 375
350 345 355 335 345 275 305 335 345 325 355 325 335 315 365
355 405 405 420 365 330 310 340 325 315 325 315 330 340 380 355 400 355 300 360 325 315 345 395 295 280 355 280 340 340
390 385 345 355 385 340 350 375 305 335 320 375 300 380 382
380 380 360 385 345 255 296 325 355 355 345 350 320 325 210 390 335 405 390 415 330 370 335 340 345 285 345 340 355 345
375 385 315 345 370 345 280 405 385 380 305 310 325 330 380
375 390 370 340 360 340 310 375 340 390 325 325 335 310 380 390 415 345 315 365 295 290 375 340 385 320 360 300 310 330
345 385 395 310 330 295 320 395 365 390 350 330 375 385 345
373,19 362,90 344,52 326,84 354,61 339,87 328,24 337,21 347,84
-
39
Rata-rata berat badan ayam = 297.400 : 855 = 347,84 g
Berat badan minimum = 347,84 x 0,9 = 313 g
Berat badan makimum = 347,84 x 1,1 = 383 g
Berat badan ayam yang masuk antara 313 g 383 g = 262 ekor
Keseragaman = (609/871) x 100% = 69,92%
-
40
Tabel 10. Data berat badan ayam jantan minggu 2
Pen (g/ekor) Rata-rata
(g/ekor) 1 2
325 390 360 370 385 360 435 345
325 310 365 370 380 525 395 330
400 435 355 340 375 315 405 240
350 360 305 450 370 295 355 290
345 345 380 330 380 475 325 325
320 395 370 335 330 355 390 340
280 395 380 365 410 395 350 305
385 345 315 405 400 395 370 360
305 355 355 350 405 400 380 325
375 300 305 310 605 355 345 350
350 330 325 345 375 375 405 310
380 355 395 370 395 400 400 320
350 390 305 365 340 330 385 350
370 355 355 350 405 415 380 320
365 400 340 350 380 375 335 185
370 350 385 370 320 424 385 295
240 335 340 365 350 380 390 335
390 350 340 375 405 345 415 330
375 340 310 380 335 385
353,80 366,99 360,39
Rata-rata berat badan ayam = 54.059 : 150 = 360,39 g
Berat badan minimum = 360,39 x 0,9 = 324 g
Berat badan makimum = 360,39 x 1,1 = 396 g
Berat badan ayam yang masuk antara 360 g 396 g = 45 ekor
Keseragaman = (105/150) x 100% = 70%
-
41
Tabel 11. Data berat badan ayam betina minggu 3
Pen (g/ekor) Rata-rata
(g/ekor) 1 2 3 4 5 6 7 8
430 460 420 510 525 470 505 325 500 485 460 535 400 420 490
465 480 470 445 515 520 495 485 435 505 515 545 460 420 435 510 475 515 465 490 550 550 545 535 410 540 435 380 420 455
445 445 495 510 535 575 430 415 555 475 440 495 415 495 475
460 570 460 520 495 495 570 420 485 490 445 395 500 410 465 470 515 610 495 480 470 455 330 525 495 550 510 445 380 410
475 510 510 475 490 510 405 520 470 505 460 540 400 415 425
570 505 455 510 445 505 485 375 430 535 470 550 410 400 465 430 460 450 480 450 545 415 385 415 385 495 600 435 400 470
500 475 450 410 495 475 535 470 510 540 490 495 460 425 500
480 455 465 445 530 580 390 475 480 525 585 533 435 420 490 465 475 470 530 495 495 475 485 430 415 545 595 425 485 440
530 480 440 415 400 430 450 385 433 570 565 540 455 420 465
515 515 475 485 450 440 470 520 505 485 460 560 415 425 560 520 435 365 490 450 470 475 425 480 480 495 550 405 400 435
500 495 515 490 435 475 445 550 470 530 515 560 415 450 480
480 445 410 535 485 560 460 575 475 440 525 560 415 385 430 475 430 490 485 510 510 475 375 500 515 585 490 400 395 465
535 490 450 475 515 485 510 510 440 500 545 495 445 395 425
560 435 470 545 520 440 485 535 435 475 595 490 455 440 365 430 535 475 480 550 500 475 575 475 555 480 445 485 415 435
460 446 560 570 480 480 415 465 505 530 500 470 440 400 410
510 475 510 530 565 495 495 425 555 475 585 480 440 405 410 485 530 535 490 445 505 515 575 540 470 540 475 470 450 430
500 540 450 450 500 480 420 435 555 435 545 460 455 405 475
510 500 480 450 510 540 510 450 350 500 520 435 415 410 435 490 465 460 425 520 520 450 425 555 445 535 480 445 395 495
430 480 480 535 465 485 460 380 570 415 515 470 415 445 485
465 460 480 490 540 485 440 445 555 520 495 450 425 485 590 460 555 435 495 495 485 350 385 525 550 500 445 355 425 530
515 545 510 505 545 485 355 415 475 530 400 485 445 440 430
430 575 480 515 530 495 340 500 490 500 490 455 400 410 575 465 580 515 490 530 520 385 490 510 535 500 420 410 435 495
500 545 465 490 500 415 355 445 485 480 575 455 400 425 485
500 425 440 460 465 550 535 535 430 520 540 490 425 495 455 500 420 490 485 535 480 480 460 465 600 540 420 450 385 490
445 515 425 415 525 485 540 455 410 510 500 420 450 510 410 415 419 465 440 455 450 355 510 530 515 555 470 500 445 420
415 430 510 490 535 405 445 480 445 475 500 500 430 413 470
460 490 435 430 495 525 485 500 475 545 495 575 500 420 440 530 435 395 530 510 515 305 445 485 485 520 500 450 400 465
515 535 465 465 555 535 580 485 500 530 490 585 450 495 455
450 445 515 550 415 495 415 495 535 515 470 495 485 445 415 495 475 500 495 555 435 315 445 470 540 495 440 435 365 485
475 530 445 490 495 505 470 480 490 550 495 510 405 470 400
495 540 450 485 530 475 335 490 515 495 430 465 420 440 440 510 500 425 495 435 485 420 505 495 495 460 490 445 440 435
475 465 525 415 465 420 385 495 480 405 485 545 475 420 470
490 480 495 525 455 415 445 475 515 505 495 485 495 480 435 435 460 440 440 540 490 555 420 495 600 485 480 415 480 425
410 555 520 465 485 430 455 485 510 550 460 485 440 490 415
500 545 400 485 501 470 500 520 500 430 505 415 485 315 440 455 545 520 545 505 500 495 530 500 480 485 430 400 490 440
490 540 550 475 445 475 400 490 580 495 525 505 385 410 505
445 555 475 430 490 480 555 435 545 520 585 400 495 485 525 540 545 495 475 500 445 515 485 495 515 505 415 455 500 440
575 435 430 410 495 430 440 440 495 535 430 425 475 545 470
487,28 478,55 491,72 460,04 495,82 497,83 435,25 459,12 476,81
-
42
Rata-rata berat badan ayam = 407.670 : 855 = 476,81 g
Berat badan minimum = 476,81 x 0,9 = 429 g
Berat badan makimum = 476,81 x 1,1 = 524 g
Berat badan ayam yang masuk antara 429 g 524 g = 294 ekor
Keseragaman = (561/855) x 100% = 65,61%
-
43
Tabel 12. Data berat badan ayam jantan minggu 3
Pen (g/ekor) Rata-rata
(g/ekor) 1 2
580 775 675 580 495 550 600 500
725 760 730 685 465 520 510 450
660 565 645 500 535 400 485 450
625 615 745 760 480 400 525 520
660 570 450 630 520 535 600 535
540 705 530 735 600 570 583 400
600 560 680 775 475 470 550 550
660 735 590 770 520 480 560 565
735 770 705 735 510 490 440 450
620 540 820 530 640 530 600 425
585 550 500 745 535 530 515 500
545 660 540 700 520 555 565 510
600 520 625 500 455 475 525 510
740 615 555 590 600 535 525 555
740 670 670 560 520 520 510 505
635 640 680 630 520 445 540 535
585 635 555 720 560 525 580 505
635 625 535 740 465 530 545 520
595 545 520 525 525 495
636,73 516,84 576,79
Rata-rata berat badan ayam = 86.518 : 150 = 576,79 g
Berat badan minimum = 576,79 x 0,9 = 519 g
Berat badan makimum = 576,79 x 1,1 = 634 g
Berat badan ayam yang masuk antara 519 g 634 g = 74 ekor
Keseragaman = (76/150) x 100% = 50,67%
-
44
Tabel 13. Data berat badan ayam betina minggu 4
Pen (g/ekor) Rata-rata
(g/ekor) 1 2 3 4 5 6 7 8
510 595 640 570 590 605 500 555 605 570 635 540 610 515 570
545 510 640 575 590 690 650 540 580 505 640 630 550 620 605 575 700 580 645 715 695 595 505 535 530 695 620 550 585 595
590 610 505 685 750 540 605 625 605 540 680 635 590 560 550
520 615 585 640 580 565 580 585 590 570 655 640 635 560 510 560 600 685 685 570 540 535 570 605 655 635 605 575 615 635
630 605 565 545 560 620 565 615 640 655 605 610 625 630 555
685 500 630 595 675 640 565 590 565 650 530 615 725 630 635 605 600 575 500 550 500 680 535 605 750 615 590 620 630 580
660 530 590 695 600 605 765 545 565 500 500 595 675 635 600
695 560 590 570 515 550 600 535 650 550 590 565 655 640 620 585 620 500 570 675 530 505 585 585 570 675 550 590 585 545
585 530 600 660 665 540 655 600 500 685 590 590 595 585 615
520 580 635 580 605 570 550 625 625 620 625 600 590 620 590 605 560 460 575 625 620 505 575 600 535 570 665 600 540 565
505 590 610 600 540 545 710 685 615 500 620 680 640 595 580
605 585 690 510 600 505 625 690 645 610 595 600 630 585 520 605 490 545 720 571 650 555 625 675 715 610 600 500 565 600
665 585 645 575 605 555 595 540 670 515 565 645 600 520 605
620 690 645 590 530 695 645 635 570 510 570 650 575 560 595 635 635 535 535 500 595 625 590 500 525 535 560 575 515 605
645 565 675 635 590 500 545 650 615 630 520 525 545 575 575
615 585 500 690 630 575 585 600 640 555 600 530 750 650 560 605 590 525 510 695 585 630 635 560 550 675 535 610 610 615
570 545 630 540 685 590 635 625 605 605 705 510 610 625 615
605 590 565 540 600 655 625 600 595 610 605 585 510 545 500 625 545 685 510 580 740 630 645 680 600 625 625 500 525 490
550 595 620 525 580 700 525 725 570 580 500 535 535 590 545
625 610 580 525 555 565 560 635 585 505 595 635 550 600 625 545 610 665 625 570 505 605 590 620 715 615 585 505 595 500
550 610 500 570 580 595 605 625 575 525 645 610 605 450 645
615 690 665 540 555 700 685 505 570 665 560 630 505 685 550 550 575 570 540 570 610 550 575 520 665 675 550 520 545 650
615 505 515 500 570 550 650 650 525 585 635 520 515 655 560
610 510 675 580 600 620 565 580 520 535 630 500 565 605 645 625 540 600 585 585 655 630 570 525 600 540 655 630 620 620
515 600 510 690 485 620 535 500 520 665 675 560 600 520 585 540 635 500 635 570 640 600 595 660 585 640 680 650 630 555
520 570 505 560 485 625 600 505 600 680 595 690 545 535 565
565 575 530 630 570 540 620 675 750 585 665 520 540 645 520 515 565 535 505 670 520 555 575 735 615 650 520 565 555 570
605 585 500 570 580 575 655 620 605 470 710 535 700 700 670
695 585 555 585 680 710 590 690 650 700 700 650 660 425 650 565 605 625 570 560 665 605 500 605 575 605 535 590 605 620
515 610 670 535 535 520 515 530 705 620 595 775 550 605 585
630 615 640 645 540 560 595 550 730 650 695 500 600 635 555 530 610 665 535 575 650 595 525 575 605 530 555 540 625 425
650 555 610 535 615 545 560 610 630 625 680 585 520 620 515
650 560 600 570 615 600 625 530 530 530 585 620 570 520 620 550 600 565 625 740 595 560 565 630 490 575 590 545 530 585
535 630 645 545 510 505 545 560 585 540 505 570 650 600 535
585 605 550 610 650 620 610 545 515 535 670 515 630 580 740 670 585 600 560 650 645 595 575 565 600 575 515 525 680 505
565 500 620 595 500 645 560 700 500 595 540 505 515 495 550
565 565 585 580 500 635 650 620 590 695 585 520 520 520 665 595 555 545 625 605 645 670 560 525 505 615 530 520 520 595
545 600 565 600 500 600 570 510 525 580 620 620 520 575 565
586,18 586,67 595,18 593,38 592,94 598,90 583,33 581,49 590,31
-
45
Rata-rata berat badan ayam = 504.716 : 855 = 590,31 g
Berat badan minimum = 590,31 x 0,9 = 531 g
Berat badan makimum = 590,31 x 1,1 = 649 g
Berat badan ayam yang masuk antara 531 g 649 g = 273 ekor
Keseragaman = (582/855) x 100% = 68,07%
-
46
Tabel 14. Data berat badan ayam jantan minggu 4
Pen (g/ekor) Rata-rata
(g/ekor) 1 2
730 835 755 780 835 890 690 785
805 850 840 780 655 835 660 845
760 685 765 755 880 820 855 735
860 715 765 780 765 670 625 835
745 725 740 545 825 625 805 900
855 715 765 545 645 765 615 780
765 855 855 765 850 660 615 830
780 790 840 680 720 800 810 755
935 815 725 620 800 705 815 700
835 890 740 685 790 835 805 700
730 870 720 765 895 670 880 840
815 765 805 745 745 670 855 890
750 865 640 750 520 695 750 770
810 735 655 895 895 840 835 755
830 785 725 900 760 660 840 980
995 750 765 695 605 925 695 840
875 730 880 690 660 825 680 770
780 875 775 825 805 890
775,14 771,76 773,45
Rata-rata berat badan ayam = 109.830 : 142 = 773,45 g
Berat badan minimum = 773,45 x 0,9 = 696 g
Berat badan makimum = 773,45 x 1,1 = 851 g
Berat badan ayam yang masuk antara 696 g 851 g = 55 ekor
Keseragaman = (87/142) x 100% = 61,27%
-
47
Lampiran 3. Data Konsumsi Pakan
Tabel 15. Data Konsumsi Pakan Parent Stock Broiler Strain Cobb umur 1 4 minggu
Minggu Betina (g/ekor) Jantan (g/ekor)
I 241 294
II 258 330
III 275 392
IV 286 456
Jumlah 1.060 1.472
-
48
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa
Gambar 1. Penjahitan Waring
Gambar 2. Penaburan Serutan dan Sekam Untuk Litter
Gambar 3. Heater (Pemanas)
-
49
Gambar 4. Brooder Yang Telah Siap Untuk Diisi DOC
Gambar 5. Mengangkut DOC Dari Mobil Kedalam Kandang
Gambar 6. Mengangkut DOC Ke Brooder Yang Telah Disiapkan
Dengan Menggunakan Lori
-
50
Gambar 7. DOC Yang Baru Selesai Penanganan Pasca Datang
Gambar 8. Anak Ayam yang Minum Melalui Instalasi Nipple
Gambar 9. Pemberian Air Minum Untuk Anak Ayam
-
51
Gambar 10. Pemberian Pakan Untuk Anak Ayam
Gambar 11. Pengambilan Sampel Darah Ayam
Gambar 12. Sampel Darah Ayam Yang Baru Selesai Diambil
-
52
Gambar 13. Vaksinasi
Gambar 14. Penimbangan Untuk Pengambilan Data Berat Badan Ayam
Gambar 15. Penimbangan Berat Badan Ayam Untuk Dilakukan Grading
-
53
Gambar 16. Pengangkutan Ayam Yang Habis Digrading Ke Brooder Yang
Telah Disiapkan
Gambar 17. Memasukkan Ayam Yang Habis Digrading Ke Brooder Yang
Telah Disiapkan
Gambar 18. Turun Serutan
-
54
Gambar 19. Panel Temtron
Gambar 20. Gudang Pakan