isi .docx

download isi .docx

of 20

Transcript of isi .docx

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKeluhan mual muntah ini dikatakan wajar jika dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya berhenti di usia kehamilan 16 minggu. Namun, tidak sedikit ibu hamil yang masih mengalami mual muntah sampai trimester ketiga. Keluhan mual muntah ini dikategorikan berat jika ibu hamil selalu muntah setiap kali minum ataupun makan. Akibatnya, tubuh sangat lemas,muka pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun drastis. Inilah yang dinamakan hiperemesis gravidarum.Oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Mual (nausea) dan muntah(emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada trisemester I.Nausea dan muntah terjadi pada 60% sampai 80% wanita hamil.Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum.Pengaruh fisiologik kenaikan hormone ini belum jelas, mungkin karena system saraf pusat atau pengosongan lambung yang kurang.Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini,meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umumnya menjadi buruk.Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum.B. TujuanTujuan umum :Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang hiperemesis gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari.

Tujuan khusus :1. Untuk mengetahui pengertian hiperemesis gravidarum2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum4. Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum5. Untuk mengetahui klasifikasi hiperemesis gravidarum6. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum7. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum8. Untuk mengetahui prognosis hiperemesis gravidarum9. Untuk mengetahui komplikasi hiperemesis gravidarum C. Rumusan Masalah1. Pegertian hipermesis gravidarum2. Etiologi hipermesis gravidarum3. Patofisiologi hipermesis gravidarum4. Tanda dan Gejala hipermesis gravidarum5. Komplikasi hipermesis gravidarum6. Penatalaksanaan hipermesis gravidarum7. Askep hipermesis gravidarum

BAB IITINJAUAN TEORI

Pengertian

1. Emesis Gravidarum

Pengertian emesis gravidarum adalah muntah-muntah pada wanita hamil. Keadaan ini biasanya didahului rasa mual (Kamus Kedokteran).

Emesis Gravidarum adalah keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan muda. Kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormone esterogen, progesterone, dan dikeluarkannya Human Chorionic Gonodothropine Plasenta. Hormon-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum.

Emesis Gravidarum merupakan keluhan umum yang dirasakan pada kehamilan muda berupa mual-mual dan muntah sampai usia kehamilan 4 bulan.

2. Hiperemisis Gravidarum

Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 1999).

Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).

Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232).

Hiperemesis Gravidarum diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112).

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009)

B. Etiologi

1. Emesis Gravidarum

Kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormone esterogen, progesterone, dan dikeluarkannya Human Chorionic Gonodothropine Plasenta. Hormon-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum.

2. Hiperemisis Gravidarum

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998).

1. Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat kehamilan serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.

2. Faktor Psikologik, Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

3. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes, peningkatan kadar HCG dan lain-lain.

C. Patologi

Pada otopsi wanita yang meninggal akibat hiperemesis gravidarum menunjukkan kelainan-kelainan pada berbagai alat dalam tubuh,yang juga dapat ditemukan pada malnurisi oleh bermacam sebab1.Hati. Pada Hiperemesis gravidarum tanpa komplikasi hanya ditemukan degenerasi lemak tanpa nekrosis; degenerasi lemak tersebut terletak sentrilobuler. Kelainan lemak ini nampaknya tidak menyebabkan kematian dan dianggap sebagai akibat muntah yang terus menerus. Dapat ditambahkan bahwa separoh penderita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum menunjukkan gambaran mikroskopik hati yang normal.2.Jantung. Jantung menjadi lebih kecil daripada biasa dan beratnya atrofi; ini sejalan dengan lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan perdarahan sub-endokardial.3.Otak. Adakalanya terdapat bercak-bercak perdarahan pada otak dan kelainan seperti pada ensefalopati Wernicke dapat dijumpai ( dilatasi kapiler dan perdarahan kecil-kecil di daerah corpora mamilaria ventrikel ketiga dan empat ). 4.Ginjal. Ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat di temukan pada tubuli kontorti D. Patofisiologi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada trimester pertama (I). Bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah.

Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik.

Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.

E. Tanda dan gejala

Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :

1. Tingkatan I (ringan)

Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita

Ibu merasa lemah

Nafsu makan tidak ada

Berat badan menurun

Merasa nyeri pada epigastrium

Nadi meningkat sekitar 100 per menit

Tekanan darah menurun

Turgor kulit berkurang

Lidah mengering

Mata cekung2. Tingkatan II (sedang)

Penderita tampak lebih lemah dan apatis

Turgor kulit mulai jelek

Lidah mengering dan tampak kotor

Nadi kecil dan cepat

Suhu badan naik (dehidrasi)

Mata mulai ikterik

Berat badan turun dan mata cekung

Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi

Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria.

3. Tingkatan III (berat)

Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)

Dehidrasi hebat

Nadi kecil, cepat dan halus

Suhu badan meningkat dan tensi turun

Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental

Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.

F. Komplikasi

Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan gangguan

emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga, menarik diri dan depresi.

G. Pemeriksaan Diagnostik

1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.

2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.

3. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.

H. Penatalaksanaan

1. PencegahanPencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :

Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.

Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.

Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat

Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak

Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau terlalu dingin

Usahakan defekasi teratur.

2. Terapi obat-obatan

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan pengobatan.

Tidak memberikan obat yang terotogen

Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital

Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6

Antihistaminika seperti dramamine, avomine

Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau khlorpromazine.

Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit. Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :

1. Obat-obatan

Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin

2. IsolasiPenderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan

3. Terapi psikologikBerikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.4. Terapi mentalBerikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5 %, dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah dengan kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino esensial secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang amsuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan diatas.

5. Terminasi kehamilanPada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takikardia, ikterik, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik.Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu capat dan dipihal lain tidak boleh menunggu sampai terjadi irreversible pada organ vital.

6. Diet

Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.

Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat - zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.

Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.

Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.

I. Prognosis

Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat mamuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit in dapat mengancam jiwa ibu dan janin.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

A. ASKEP HIPEREMESIS GRAVIDARUM

A. Pengkajian Keperawatan

a. Aktifitas istirahat

Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).

b. Integritas ego

Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.

c. Eliminasi

Pcrubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.

d. Makanan/cairan

Mual dan muntah yang berlebihan (4 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.

e. Pernafasan

Frekuensi pernapasan meningkat.

f. Keamanan

Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma

g. Seksualitas

Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.

h. Interaksi sosial

Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggotakeluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.

i. Pembelajaran dan penyuluhan

Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung sudah lama.

Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal

Turgor kulit, lidah kering

Adanya aseton dalam urine

B. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan nutrisi dan cairan yang berlebihan dan intake yang kurang.2. Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

4. Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan

C. Intervensi dan Rasional

1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan nutrisi dan cairan yang berlebihan dan intake yang kurang.

Tujuan : Nutrisi terpenuhi

Kriteria Hasil :

* Berat badan tidak turun.* Pasien menghabiskan porsi makan yang di sediakan.* Mengkonsumsi suplemen zat besi / vitamin sesuai resep.

Intervensi :

1) Batasi intake oral hingga muntah berhenti.

Rasional : Memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah muntah selanjutnya.

2) Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya Phenergan 10-20mg/i.v.

Rasional : Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit

3) Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.

Rasional : Koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit

4) Catat intake dan output.

Rasional : Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah.

5) Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering

Rasional : Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh

6) Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak

Rasional : dapat menstimulus mual dan muntah

7) Anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur

Rasional : Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang berlebih

8) Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.Rasional : Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.

9) Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.

Rasional : Untuk mengetahui integritas inukosa mulut.

10) Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut sesering mungkin.

Rasional : Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut

11) Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit

Rasional : Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 mg/dl atau kadar Ht rendah dipertimbangkan anemi pada trimester I.

12) Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa..

Rasional : Menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial resiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi karena kehamilan.

13) Ukur pembesaran uterus

Rasional : Malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan memperberat penurunan komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan kemunduran pcrkembangan janin dan kcmungkinan-kemungkinan lebih lanjut

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.

Tujuan : Kebutuhan cairan terpenuhi

Kriteria Hasil :

* Berat badan tidak turun.* Tanda tanda vital normal.

Intervensi Dan Rasional

1) Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.

Rasional : Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah pada trimester

2) Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis.

Rasional : Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.

3) Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine. Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar.

Rasional : Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.

4) Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.

Rasional : Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

Tujuan : Klien dapat menoleransi aktivitas & melakukan ADL dgn baik

Kriteria Hasil :

* Toleransi aktivitas meningkat.* Klien Dapat melakukan ADL Dengan tanpa bantuan.

Intervensi Dan Rasional

1) Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.

Rasional : Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-menerus untuk meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus

2) Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.

Rasional : Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko.

3) Bantu klien beraktifitas secara bertahap.

Rasional : Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam memenuhi kebutuhannya.

4) Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi.

Rasional : ingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.

4. Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan

Tujuan : Klien merasa tidak cemas lagi

Kriteria Hasil :

Tanda-tanda vital normal

Pasien mengatakan tidak cemas lagi

Pasien rileks

Intervensi Dan Rasional

1) Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung

Rasional : Untuk mencegah dan mengurangi kecemasan

2) Kaji tingkat fungsi psikologis klien

Rasional : Untuk menjaga intergritas psikologis

3) Berikan support psikologis

Rasional : Untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya

4) Berikan penguatan positif

Rasional : Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan

5) Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal

Rasional : Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien

D. EVALUASI

1. Mual dan mutah tidak ada lagi.

2. Keluhan subyektif tidak ada.

3. Tanda-tanda vital baik.

BAB IVPENUTUP

a. KesimpulanAdapun Kesimpulan yang kami angkat dari makalah ini yaitu: Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa factor predisposisi terjadinya Hiperemesis Gravidarum antara lain:Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahanperubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin Menurut berat ringannya, gejala Hiperemesis Gravidarum terbagi 3 yaitu:- Tingkat I (Ringan)- Tingkat II (sedang)- Tingkat III (Berat) Pelaksanaannya terdiri atas :- pencehagan- Terapi Obat-obatan Adapun diagnosa yang dapat kami angkat terdiri atas 6 diagnosa yaitu:1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.3. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.4. Intolerans aktifitas berhubungan dengan kelemahan

b. SaranDengan adanya makalah ini, maka diharapkan kepada teman-teman semua untuk untuk dapat mencermati dan mempelajari isi makalah ini dengan baik agar kita semua dapat mengimplementasikannya secara baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilyn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal / Bayi. Jakarta : EGC

Wolf, weitzel,Fuerst.1984. Dasar Dasar Ilmu Keperawatan. Jakarta : Gunung Agung.

Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar Dasar Keperawatan Maternitas edisi 6. Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obsteri jilid I. Jakarta : EGC.

Arif, Mansjoer, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid I. Jakarta : Media Acculapius.

Teber, Ben-Zian. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC

Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta ; Tridasa Printer.

Sinclair, Costance. 2009 . Buku AjarAsuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.

EMESIS DAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM 4