Isi-18Februari2013-345690.pdf
-
Upload
al-hasyr-sarmin -
Category
Documents
-
view
61 -
download
0
Transcript of Isi-18Februari2013-345690.pdf
ANALISA PENGARUH KUALITAS PELAYANAN
TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN
(Studi Pada UPTD. Kesehatan Kecamatan Sananwetan Kota Blitar)
PUBLIKASI ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana
�
Disusun Oleh :
Eva Lusiana
08211024
PROGRAM SARJANA (S1)
JURUSAN MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESUMA NEGARA
BLITAR
2012
LEMBAR PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana
Disusun Oleh :
Eva Lusiana
08211024
PROGRAM SARJANA (S1)
JURUSAN MANAJEMEN
ANALISA PENGARUH KUALITAS PELAYANAN
TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN
(Studi Pada UPTD. Kesehatan Kecamatan Sananwetan Kota Blitar)
Blitar,26 September 2012
Pembimbing Utama,
Drs Sunarsasi SE.,MM
ANALISA PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN
PASIEN
(Studi Pada UPTD. Kesehatan Kecamatan Sananwetan Kota Blitar)
EVA LUSIANA
(Mahasiswa Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesumna Negara)
Drs SUNARSASI, SE.,MM
(Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesumna Negara)
Abstrak
Kata kunci : Kepuasan Pasien, Kualitas Pelayanan, kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan
bukti langsung
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan khususnya
berdasarkan dimensi kualitas jasa Puskesmas terhadap tingkat kepuasan konsumen.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 responden dengan menggunakan
teknik survey dan arsip, Metode analisis datanya menggunakan analisis kuantitatif dengan
menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji F, koefisien determinasi, uji t.
Berdasarkan Hasil analisis diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0,051 X1 + 0,112 X2 + 0,007 X3 + 0,096 X4 + 0,683 X5
variabel bukti fisik (X1) memiliki koefisien regresi sebesar 0,051 terhadap kepuasan konsumen (Y),
variabel kehandalan (X2) memiliki koefisien regresi sebesar 0,112 terhadap kepuasan konsumen (Y),
variabel daya tanggap (X3) memiliki koefisien regresi sebesar 0,007 terhadap kepuasan konsumen (Y),
variabel jaminan (X4) memiliki koefisien regresi sebesar 0,096 terhadap kepuasan konsumen (Y),
variabel kepedulian (X5) memiliki koefisien regresi sebesar 0,683 terhadap kepuasan konsumen (Y),
Nilai Adjusted R square diperoleh sebesar 0,642. Hal ini berarti bahwa 64,2% kepuasan konsumen (Y)
dapat dijelaskan oleh variabel (X1), (X2), (X3), (X4), (X5). Sedangkan 35,8% dapat dijelaskan oleh
sebab lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Sebagai lembaga kesehatan yang
bermisi meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat puskesmas mempunyai peran yang
sangat penting yaitu untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat. Dengan
seiring berkembangnya waktu, ilmu dan
teknologi yang sangat berkembang pesat
dibidang kesehatan, Puskesmas dituntut untuk
meningkatkan kinerja dan kualitasnya dalam
melakukan pelayanan terhadap pasien.
Kualitas tingkat pelayanan terhadap kepuasan
pasien merupakan suatu proses yang komplet.
Model kepuasan yang komprehensif
dengan fokus utama pada pelayanan barang
dan jasa meliputi lima dimensi penilaian,
sebagai berikut: 1) Responsiveness
(ketanggapan. 2) Reliability (kehandalan), 3)
Assurance (jaminan), 4) Emphaty (empati), 5)
Tangible (bukti langsung), Fungsi pelayanan
kepada masyarakat terkait dengan peran
pemerintah dalam mengatur pemenuhan
kepentingan masyarakat dalam bidang
kesehatan dengan biaya relative ringan lewat
puskesmas agar masyarakat perduli akan
pentingnya kesehatan. Sehingga konsumen
memilih pelayanan puskesmas yang
memenuhi harapan mereka dalam
mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
Untuk mendapatkan apresiasi dari
konsumennya UPTD. Puskesmas Kecamatan
Sananwetan Kota Blitar harus memberikan
pelayanan yang maksimal kepada para pasien
yang berobat seperti loyalitas para karyawan
puskesmas terhadap keluhan pasien, cepat
tanggap dalam melayani pasien yang berobat.
B. Permasalahan.
Pada penelitian ini masalah yang akan
diteliti adalah tingkat kepuasan pasien
terhadap kualitas jasa yang diberikan
PUSKESMAS kepada pasien. Berdasarkan
pada uraian latar belakang diatas maka peneliti
akan mengadakan penelitian dengan judul
”Analisa Pengaruh Kualitas Pelayanan
Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien ( Studi
Pada UPTD Kesehatan Kecamatan
Sananwetan Kota Blitar ) “.
C. Rumusan Masalah.
Penulis merumuskan masalah yang
terkait dengan kualitas pelayanan puskesmas
yaitu sebagai berikut:
Apakah pelayanan puskesmas sudah
memenuhi standar pelayanan yang
diharapkan oleh masyarakat?
D. Tujuan Penelitian.
Tujuan dari penelitiaan ini yaitu
untuk mengetahui hubungan antara kualitas
pelayanan terhadap tingkat kepuasan pasien di
Puskesmas Sananwetan Blitar.
E. Kegunaan Penelitian.
Kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan kesempatan baik
dalam menerapkan teori yang didapat
peneliti ke dalam dunia praktek. Teori yang
peneliti maksut tentang kualitas pelayanan
yang telah didapat peneliti selama
menempuh pendidikan di STIEKEN Blitar
khususnya teori di bidang operasional
kedalam dunia praktek yang sebenarnya dan
untuk mengembangkan kemampuan peneliti
dalam melakukan penelitian secara langsung
kepada konsumen.
2. Bagi UPTD. Puskemas Kecamatan
Sananwetan Kota Blitar.
Memberikan sumbangan pemikiran bagi
puskesmas yang bersangkutan yang ada
hubungannya dengan hubungan jasa
pelayanan kesehatan.
3. Bagi Pengembangan Ilmu.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah
khasanah keilmuan dan kepustakaan bagi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesuma
Negara dan semoga penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan referensi bagi
pembaca kajian ilmu pengetahuan terutama
yang berkaitan dibidang operasional atau
pada bidang kualitas pelayanan lainya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Penelitian Terdahulu.
Berikut ini adalah daftar hasil
penelitian terdahulu yang berhasil
dikumpulkan penulis dan digunakan sebagai
referensi dalam penelitian ini:
Anjar Rahmulyono (2008) dengan judul
penelitian Analisis Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien
puskesmas Depok 1 di Sleman, menggunakan
Variabel penelitian pengaruh kualitas
pelayanan, kepuasan pasien puskesmas serta
memakai alat analisa mengunakan penelitian
pengujian hipotesis mengenai kualitas
pelayanan dimensi kualitas jasa yang terdiri
dari keterandalan, cepat tanggap, empati,
jaminan, nyata. Sehingga penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa variabel dari dimensi
kualitas pelayanan keterandalan, cepat
tanggap, empati, jaminan dan nyata yang
dilakukan bersama-sama memiliki pengaruh
positif dan siknifikan terhadap kepuasan
pasien puskesmas.
Dewi Retno Indriaty (2010) dengan
judul penelitian Analisis pengaruh kualitas
tingkat pelayanan jasa puskesmas terhadap
kepuasan pasien Di puskesmas Gunungpati
Semarang, menggunakan variabel penelitian
Tingkat kualitas pelayanan jasa puskesmas,
kepuasan pasien. serta memakai alat analisa
penelitianya mengunakan dua variable yaitu
variable bebas dan variable terikat sehingga
penelitian ini dapat disimpulkan Bahwa
penelitian yang menggunakan pengujian
hipotesis secara bersama-sama (simultan)
dapat berpengaruh terhadap kelima variabel
yang di gunakan yaitu bukti langsung,
kehandalan, jaminan, daya tanggap dan
empati terhadap variabel terikat sehingga
berpengaruh terhaadap kepusan konsumen.
Dewi Retno Indriaty (2010) dengan
judul penelitian Analisis pengaruh kualitas
tingkat pelayanan jasa puskesmas terhadap
kepuasan pasien Di puskesmas Gunungpati
Semarang, menggunakan variabel penelitian
Tingkat kualitas pelayanan jasa puskesmas,
kepuasan pasien. serta memakai alat analisa
penelitianya mengunakan dua variable yaitu
variable bebas dan variable terikat sehingga
penelitian ini dapat disimpulkan Bahwa
penelitian yang menggunakan pengujian
hipotesis secara bersama-sama (simultan)
dapat berpengaruh terhadap kelima variabel
yang di gunakan yaitu bukti langsung,
kehandalan, jaminan, daya tanggap dan
empati terhadap variabel terikat sehingga
berpengaruh terhaadap kepusan konsumen.
Aziz Slamet Wiyono (2005) dengan
judul penelitiannya Pengaruh kualitas
pelayanan medis, paramedic dan penunjang
medis terhadap kepuasan konsumen Di Rumah
Sakit Islam Manisrenggo Klaten menggunakan
variabel penelitian Kualitas pelayanan,
Kepuasan konsumen serta memakai alat
analisa menggunakan penelitian uji validitas
dan uji reliabilitas kuesioner. Sehingga
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari
analisis data menunjukkan semua variabel
kepuasan pelayanan secara siknifikan
memiliki pengaruh terhadap kepuasan
konsumen Di Rumah Sakit Islam Manisrengo
Klaten.
B. Teori Penelitian.
1. Pengertian Pelayanan.
Dalam bukunya (Thoby Mutis dan
Vincent Gaspersz, 2004:59) mengemukakan,
Dalam dunia manajemen, John R. Kimberly
mengatakan, strategy refers to how an
organization manages its relationship whit its
environment. Strategi menunjukkan
bagaimana suatu organisasi mengelola atau
mengatur hubungan dengan lingkunganya.
Sedangkan taktik merupakan ungkapan aksi,
ataupun reaksi, atau kegiatan lainnya yang
merupakan terjemahan dari strategi yang
diambil. Dengan perkataan lain taktik adalah
bagian dari strategi dan juga dapat dikatakan
sebagai ungkapan praktis dari strategi yang
ditempuh.
Kotler dan Keller (2002)
mengemukakan atribut Service Quality
sebagai berikut:
1. Keandalan merupakan kemampuan untuk
melaksankan jasa yang dijanjikan dengan
andal dan akurat.
2. Responsivitas merupakan kesediaan
membantu pelanggan dan memberikan
layanan tepat waktu.
3. Jaminan merupakan pengetahuan dan
kesopanan karyawan serta kemampuan
mereka untuk menunjukkan kepercayaan
dan keyakinan.
4. Empati merupakan kondisi memperhatikan
dan memberi perhatian pribadi kepada
pelanggan.
5. Wujud merupakan penampilan fisik,
peralatan, personel dan bahan komunikasi.
2. Pengertian Kualitas .
Kualitas adalah suatu kata bagi
penyedia jasa yang harus dilakukan secara
benar, Kata kualitas memiliki banyak difinisi
yang berbeda dan bervariasi dari yang
konfensional sampai yang lebih stratejik,
Difinisi konvensional dari kualitas yang
biasanya menggambarkan karakteristik
langsung Performasi, Keandalan, Mudah
dalam menggunakan, Estetika dan sebagainya,
Dalam bukunya ( Thoby Mutis dan Vincent
Gaspersz, 2004 : 3-4 ),
Menurut David garvin mendevinisikan
5 pendekatan perspektif kualitas yang dapat
digunakan oleh para praktisi bisnis yaitu:
1. Ranscendental Approach
2. Product-based Approach
3. User-based Approach
4. Manufacturing-based Approach
5. Value-based Approach
3. Dimensi kualitas
Menurut ( Nursya’bani Purnama,
2006 : 15-16 ) menentukan kualitas produk
harus dibedakan antara produk manufaktur
atau barang ( goods ) dengan produk layanan (
service ) karena keduanya memilki banyak
perbedaan. Menyediakan produk layanan (
jasa ) berbeda dengan menghasilkan produk
manufaktur dalam beberapa cara. Perbedaan
tersebut memiliki implikasi penting dalam
manajemen kualitas.
Perbedaan antara produk manufaktur
dengan produk layanan adalah :
1. Kebutuhan konsumen dan standar kinerja
sering kali sulit diidentifikasi dan diukur,
sebab masing-masing konsumen
mendefinisikan kualitas sesuai keinginan
mereka dan berbeda satu sama lain.
2. Produksi layanan memerlukan tingkatan ”
customization atau individual customer ”
yang lebih tinggi dibanding manufaktur.
Dalam manufaktur sasarannya adalah
keseragaman. Dokter, ahli hukum,
personal penjualan asuransi, dan
pelayanan restoran, harus menyesuaikan
layanan mereka terhadap konsumen
individual.
4. Mutu Pelayanan..
a) Pengertian Mutu Pelayanan.
Mutu pelayanan dapat didefinisikan
dalam banyak pengertian. Ada beberapa
pengertian yang secara sederhana melukiskan
hakekat mutu menurut beberapa ahli yaitu :
a. Mutu adalah kepatuhan terhadap
standar yang telah ditetapkan.
b. Mutu adalah totalitas dari wujud serta
ciri dari suatu barang atau jasa, yang
didalamnya terkandung sekaligus
pengertian rasa aman atau pemenuhan
kebutuhan para pengguna.
c. Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari
penampilan sesuatu yang sedang
diamati.
d. Mutu adalah gambaran total sifat dari
suatu produk atau jasa pelayanan yang
berhubungan dengan kemampuannya
untuk memberikan kebutuhan
kepuasan.
Demikian pula dengan Puskesmas
yang merupakan sebuah lembaga yang
bergerak di bidang jasa yang mempunyai ciri-
ciri seperti, tidak berwujud, merupakan
aktivitas pelayanan antara tenaga medis dan
non medis dengan pelanggan dan tidak ada
kepemilikan. Jasa sendiri mempunyai
keunikan, dimana jasa secara bersamaan
dalam proses produksi dan konsumsi, sehingga
kualitas jasa sangat ditentukan oleh penyedia
jasa, karyawan dan pelanggan.
2. Pengertian Puskesmas
Pengertian Puskesmas dapat diartikan sebagai
berikut:
1. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis
(UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
2. UPT tugasnya adalah menyelenggarakan
sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan.
Yang dimaksud dengan pembangunan
kesehatan adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,
kemampuan, kemauan hidup sehat bagi setiap
penduduk. Pengertian Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kab/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di satu atau sebagian
wilayah kecamatan.
Pengertian batasan pukesmas dengan
kewenangan kemandirian yang dimaksud
disini adalah pukesmas yang mempunyai
kewenangan sebagai berikut:
a) Azas Puskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan
wajib dan upaya kesehatan pengembangan
harus menerapkan azas penyelenggaraan
Puskesmas secara terpadu. Azas
penyelenggaraan Puskesmas tersebut
dikembangkan dari ketiga fungsi dari setiap
fungsi Puskesmas dalam menyelenggarakan
setiap upaya Puskesmas, baik upaya kesehatan
wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan. Azas penyelenggaraan
Puskesmas yang dimaksud adalah :
1) Azas Penanggungjawab Wilayah
2) Azas Pemberdayaan Masyarakat
3) Azas Keterpaduan
4) Azas Rujukan
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan
yang diselenggarakan oleh Puskesmas ada dua
macam rujukan yang dikenal yakni :
1. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
2. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
b) Upaya Kesehatan Puskesmas
1) Upaya kesehatan wajib puskesmas
1. Upaya kesehatan Ibu, Anak & KB
2. Upaya promosi kesehatan
3. Upaya kesehatan lingkungan
4. Upaya perbaikan gizi
5. Upaya pencegahan& pemberantasan
penyakit menular
6. Upaya pengobatan dasar
2) Upaya kesehatan pengembangan
puskesmas
1. Dilaksanakan sesuai dengan masalah
kesehatan masyarakat yang ada dan
kemampuan Puskesmas tersebut.
2. Bila ada masalah kes tapi puskesmas
tidak mampu maka pelaksanaan oleh
dinkes kab/Kota
3. Upaya Lab (medis dan kesmasy) dan
Perkesmas serta Pencatatan Pelaporan
merupakan kegiatan penunjang dari tiap
upaya wajib atau pengembangan.
c) Kegiatan Pokok Puskesmas
Sesuai dengan kemampuan tenaga
maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka
kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh
sebuah Puskesmas akan berbeda-beda pula.
Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas
yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai
berikut :
1. Kesejahteraan Ibu dan Anak.
2. Keluarga Berencana.
3. Usaha Peningkatan Gizi.
4. Kesehatan Lingkungan.
5. Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular.
6. Pengobatan Termasuk Pelayanan
Darurat Karena Kecelakaan.
7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
8. Kesehatan Sekolah.
9. Kesehatan Olahraga.
10. Perawatan Kesehatan Masyarakat.
11. Kesehatan Kerja.
12. Kesehatan Gigi dan Mulut.
13. Kesehatan Jiwa.
14. Kesehatan Mata.
15. Laboratorium Sederhana.
16. Pencatatan dan Pelaporan Dalam
Rangka Sistem Informasi
Kesehatan.
17. Kesehatan Lanjut Usia.
18. Pembinaan Pengobatan Tradisional.
Puskesmas didirikan untuk
memberikan pelayanan kesehatan dasar,
menyeluruh, paripurna, dan terpadu bagi
seluruh penduduk yang tinggal di wilayah
kerja Puskesmas. Program dan upaya
kesehatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas merupakan program pokok ( public
health essential ) yang wajib dilaksanakan
oleh Pemerintah untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
C. Hubungan antara pengaruh
kualitas pelayanan dengan tingkat
kepuasan pasien pada puskesmas.
( Kotler dan Keller, 2008 )
mengemukakan kualitas produk dan jasa,
kepuasan pelanggan dan profitabilitas
perusahaan adalah tiga hal yang terkait erat.
Semakin tinggi pula tingkat kualitas semakin
tinggi tingkat kepuasan pelanggan yang
dihasilkan, yang mendukung harga yang lebih
tinggi dan (sering kali) biaya yang lebih
rendah.
Kualitas merupakan kunci untuk
menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan. (
Lupiyoadi dan Hamdani, 2006 ) yang
mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan
meskipun berpengaruh positif pada loyalitas
pelanggan, tidak selalu menjadi syarat cukup
untuk terjadinya efek seperti ini. Dengan kata
lain, ketika tingkat kepuasan pelanggan
diketahui maka tingkat loyalitas pelanggan
dapat bervariasi tergantung pada kuatnya
hambatan yang mempengaruhinya.
D. Hipotesis.
Ha: Ada pengaruh signifikan antara dimensi
kualitas pelayanan Reliability
Responsiveness, Assurance, Empathy
dan Tangibles terhadap kepuasan pasien
di UPTD Puskesmas Kecamatan
Sananwetan Kota Blitar.
Ho: Tidak ada pengaruh signifikan antara
dimensi kualitas pelayanan Reliability
Responsiveness, Assurance, Empathy
dan Tangibles terhadap kepuasan pasien
di UPTD Puskesmas Kecamatan
Sananwetan Kota Blitar.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Devinisi Operasional Variabel.
Menghindari luasnya tinjauan atas
variabel-variabel dalam penelitian ini maka
peneliti membatasi variabel yang akan
dianalisis dengan Skala penelitian yang
digunakan dengan menggunakan skala likert
(1-5).
Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini
terdiri dari:
a. Variabel bebas ( independent )
merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel terikat (
dependen ). Dalam hal ini ada lima
dimensi dalam kualitas pelayanan yang
mempengaruhi yaitu: Keandalan (
reliability ), Daya tanggap (
responsiveness ), Jaminan ( assurance
), Empati ( empathy), Bukti langsung (
tangibles ) adalah fasilitas fisik yang
dapat dilihat dari sarana dan prasarana.
b. Variabel terikat ( dependen ) dalam
penelitian ini adalah ( Y ) kepuasan
konsumen dimana pelayanan yang
diberikan UPTD. Puskesmas
Kecamatan Sananwetan Kota Blitar
sesuai dengan harapan pasien.
B. Populasi Penelitian Dan Sampel.
1. Populasi
Adapun pada penelitian ini yang
menjadi populasi adalah semua pasien
yang berobat pada UPTD. Puskesmas
Kecamatan Sananwetan Kota Blitar
yang berjumlah 100 orang pasien.
2. Sampel
adapun jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 100
orang pasien sesuai dengan jumlah
populasi yang sudah ditetapkan
peneliti.
C. Jenis Penelitian
1. Jenis data yang digunakan adalah data
primer, yaitu data yang diperoleh dari
dokumen yang dikumpulkan langsung
dari UPTD Puskesmas Kecamatan
Sananwetan Kota Blitar berupa data
pasien yang berobat di Puskesmas
Sananwetan.
2. Sumber data yang digunakan adalah
data yang berasal dari angket/kuesioner
yang disebarkan kepada pasien yang
berkunjung di UPTD Puskesmas
Kecamatan Sananwetan kota Blitar.
D. Metode Pengumpulan Data.
Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner untuk
memperoleh informasi yang relevan, dimana
isi dari kuesioner tersebut mengenai lima
dimensi kualitas pelayanan yaitu Kehandalan,
Bukti langsung, Daya tanggap, Jaminan,
Empati, Pengumpulan datanya dengan cara
menyebarkan daftar pertanyaan untuk
mendapatkan data-data penilaian pasien
tentang kualitas pelayanan UPTD. Puskesmas
Kecamatan Sananwetan Kota Blitar. tidak
hanya menggunakan teknik kuesioner saja
peneliti juga mengunakan arsip tahunan
pasien yang berobat di UPTD Puskesmas
Kecamatan Sananwetan kota Blitar.
Kelima aspek teknik kuesioner di atas
dinilai dengan menggunakan lima kategori
skor nilai yaitu:
1. Kategori 1: Sangat setuju ( SS ) : Skor nilai
5
2. Kategori 2: Setuju ( S ) : Skor nilai 4
3. Kategori 3: Ragu-ragu ( RR ) : Skor nilai 3
4. Kategori 4: Tidak setuju ( TS ) : Skor nilai 2
5. Kategori 5: sangat tidak setuju ( STS ) :
Skor nilai 1
E. Teknik Analisis Data.
1. Uji Reliabilitas dan Validitas.
a) Uji Validitas.
Uji signifikasi ini membandingkan korelasi
antara nilai masing-masing item pertanyaan
dengan nilai total. Apabila besarnya nilai total
koefisien item pertanyaan masing-masing
variabel melebihi nilai signifikan maka
pertanyaan tersebut dinilai tidak valid.
Pengujian validitas dilakukan dengan bantuan
program SPSS version 15.0 for windows.
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai p
value/nilai signifikasi kurang dari 0,05 (5
persen) maka item pertanyaan tersebut
dinyatakan valid dan sebaliknya jika nilai p
value atau signifikasi sama dengan atau lebih
dari 0,05 (5 persen) dinilai tidak valid.
b) Uji Reliabilitas.
Yang dimaksud dengan reliabilitas
adalah pengukuran untuk suatu gejala.
Semakin tinggi reliabilitas suatu alat ukur,
maka semakin stabil alat tersebut untuk
digunakan. alat ukur dikatakan reliable
(handal) kalau dipergunakan untuk mengukur
berulangkali dalam kondisi yang relatif sama,
akan menghasilkan data yang sama atau
sedikit variasi. Tingkat reliabilitas suatu
konstruk / variabel penelitian dapat dilihat dari
hasil statistik Cronbach Alpha ( Suatu
variable dikatakan reliable jika memberikan
nilai cronbach alpha > 0,60 (Bhuono Agung
Nugroho, 2005).
2. Data Asumsi Klasik.
Uji asumsi klasik terhadap model
regresi yang digunakan, dilakukan agar dapat
diketahui apakah model regresi tersebut
merupakan model regresi yang baik atau tidak
(Bhuono Agung Nugroho, 2005) . Dalam
penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan
adalah uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas dan uji normalitas.
a) Uji Multikolinieritas.
Uji multikolinieritas dilakukan untuk
menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independent.
Pengujian ada tidaknya gejala multikolinieritas
dilakukan dengan memperhatikan nilai matriks
korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan
data serta nilai VIF (Variance Inflation
Factor) dan t oleransinya.
b) Uji Heteroskedastisitas.
Salah satu cara untuk mendeteksi
heteroskedastisitas adalah dengan melihat
grafik scatter plot antara nilai prediksi variabel
terikat (ZPRED) dan nilai residualnya
(SRESID). Jika titik-titik membentuk pola
tertentu yang teratur seperti gelombang besar
melebar, kemudian menyempit maka telah
terjadi heteroskedastisitas. Jika titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y tanpa membentuk pola tertentu,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
c) Uji Normalitas.
Bertujuan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi, variabel
dependen, variabel independen, atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah berdistribusi
normal atau mendekati normal. Suatu data
dikatakan mengikuti distribusi normal dilihat
dari penyebaran data pada sumbu diagonal
dari grafik (Bhuono Agung Nugroho, 2005).
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda
digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh hubungan variabel Bukti Langsung
(X1), Kehandalan (X2), Daya Tanggap (X3),
Jaminan (X4), Empati (X5) terhadap variabel
dependen kepuasan pasien (Y).
Y = �1 �1 + �2 �2 + �3 �3 + �4 �4
+ �5 �5 + �
Keterangan
Y = Kepuasan pasien
�1 = Koefisien regresi dari variabel X1 (
Bukti Langsung )
X1 = Bukti Langsung
�2 = Koefisien regresi dari variabel X2 (
Kehandalan )
X2 = Kehandalan
�3 = Koefisien regresi dari variabel X3 (
Daya Tanggap )
X3 = Daya Tanggap
� 4 = Koefisien regresi dari variabel X4 (
Jaminan )
X4 = Jaminan
� 5 = Koefisien regresi dari variabel X5 (
Empati )
X5 = Empati
E = Standar error
3. Uji Koefisien Regresi Linier Berganda (
Uji t )
Digunakan untuk menguji berarti atau
tidaknya hubungan variabel-variabel
independent Bukti Langsung (X1),
Kehandalan (X2), Daya Tanggap (X3),
Jaminan (X4), Empati (X5) dengan variabel
dependen kepuasan pasien (Y). Langkah-
langkah pengujiannya adalah sebagai berikut
(Bhuono Agung Nugroho, 2005)
a) Menentukan Formulasi Hipotesis
� H0 : � = 0, artinya variabel X1, X2, X3,
X4 dan X5 tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan secara
parsial terhadap variabel Y.
� H0 : � = 0, artinya variabel X1, X2, X3,
X4 dan X5 mempunyai pengaruh
yang signifikan secara parsial
terhadap variabel Y.
b) Menentukan derajat kepercayaan 95% (�
=0,05)
c) Menentukan signifikansi
� Nilai signifikasi (P Value) < 0,05 maka
H0 ditolak dan Ha diterima.
� Nilai signifikasi (P Value) > 0,05 maka
H0 diterima dan Ha ditolak.
d) Membuat kesimpulan
� Bila (P Value) < 0,05 maka H0 ditolak
dan Ha diterima. Artinya variabel
independent secara parsial
mempengaruhi variabel
dependent.
� Bila (P Value) > 0,05 maka H0 diterima
dan ditolak. Artinya variabel
independent secara parsial tidak
mempengaruhi variabel
dependent.
4. Uji Signifikansi Simultan (Uji F).
Digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel independent dan
variabel dependent, apakah variabel Bukti
Langsung (X1), Kehandalan (X2), Daya
Tanggap (X3), Jaminan (X4), Empati /
Perhatian (X5) benar-benar berpengaruh
secara simultan (bersama-sama) terhadap
variabel dependen Y (kepuasan pasien).
Langkah-langkah pengujiannya
adalah sebagai berikut (Bhuono Agung
Nugroho, 2005)
a) Menentukan Formulasi Hipotesis
� H0 : �1 = �2 0, artinya variabel X1, X2,
X3, X4 dan X5 tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan secara
simultan terhadap variabel Y.
� H0 : �1 = �2 � 0, artinya variabel X1,
X2,X3,X4 dan X5 mempunyai
pengaruh yang signifikan secara
simultan terhadap variabel Y.
b) Menentukan derajat kepercayaan 95% (�
=0,05)
c) Menentukan signifikansi
� Nilai signifikasi (P Value) < 0,05 maka
H0 ditolak dan Ha diterima.
� Nilai signifikasi (P Value) > 0,05 maka
H0 diterima dan Ha ditolak.
d) Membuat kesimpulan
� Bila (P Value) < 0,05 maka H0 ditolak
dan Ha diterima. Artinya variabel
independent secara simultan
(bersama-sama) mempengaruhi
variabel dependent.
� Bila (P Value) > 0,05 maka H0 diterima
dan Ha ditolak. Artinya variabel
independent secara simultan
(bersama-sama) tidak
mempengaruhi variabel dependent.
5. Koefisien Determinasi (R2).
Pengujian ini dengan melihat nilai R
Square (R2). Nilai koefisien determinasi
adalah antara 0 sampai dengan 1 Selanjutnya
nilai R² yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independent dalam
menjelaskan variasi variabel dependent amat
terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti
variabel-variabel independent memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi dependent (Bhuono
Agung Nugroho, 2005).
Adapun prosedurnya sebagai berikut:
1) Menentukan Ho dan Ha ( hipotesis nihil
dan hipotesis alternatif)
2) Dengan melihat hasil print out
computer melalui program SPSS for
windows, diketahui nilai t-hitung
dengan nilai signifikansi nilai t.
3) Jika signifikansi nilai t < 0,05 maka ada
pengaruh yang signifikan antara
variabel bebas terhadap variabel terikat.
4) Jika signifikan nilai t > 0,05 maka tidak
ada pengaruh yang signifikan antara
variabel bebas terhadap variable terikat.
Artinya Ho diterima dan menolak Ha,
pada tingkat signifikansi � = 5%.
Namun bila nilai t sig < 0,10 maka ada
pengaruh yang signifikan pada
signifikansi � = 1%.
F. Waktu dan Tempat penelitian.
Penelitian ini dilakukan di Pusat
Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) UPTD
Puskesmas Kecamatan Sananwetan Kota
Blitar yang berlokasi di Jl. Jawa No.7
Kecamatan Sananwetan kota Blitar. Dan
waktu penelitian dimulai saat peneliti
menyebarkan angket (Kuesioner) dimulai
tanggal 16 Februari 2012 sampai dengan 30
April 2012, peneliti ini juga menggunakan
arsip puskesmas sananwetan dan data pasien
tahun 2011-2012 yang berobat di UPTD
Puskesmas Kecamatan Sananwetan Kota
Blitar.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian.
1. Keadaan Geografis.
Penelitian ini dilakukan di Pusat
Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)
Sananwetan yang berlokasi di Jl. Jawa No.7
kecamatan Sananwetan kota Blitar. Pukesmas
sananwetan didirikan pada tahun 1974 seiring
berjalan nya waktu Pukesmas Sananwetan
berkembang sangat pesat, Wilayah kerja
Puskesmas Sananwetan Kota Blitar terletak di
Dukuh karanglo Desa Sananwetan Kecamatan
Sananwetan dengan luas wilayah 12.052 km2
yang merupakan kecamatan terluas
dibandingkan 2 kecamatan yang lain di kota
Blitar dengn batas wilayah sebagai berikut:
- Batas wilayah utara : Kecamatan
Kepanjenkidul
- Batas wilayah barat: kecamatan
sukorejo
- Batas wilayah selatan: kecamatan
kanigora
- Batas wilayah timur: kecamatan
garum
Kecamatan sananwetan terdiri dari 7
kelurahan yaitu:
1. Kelurahan Bendogerit
2. Kelurahan Gedog
3. Kelurahan Sananwetan
4. Kelurahan Karangtengah
5. Kelurahan Plosokerep
6. Kelurahan Klampok
7. Kelurahan Rembang
Puskesmas Sananwetan terletak di
Kelurahan Sananwetan dengan alamat JL.Jawa
No 07 Blitar. Akses transportasi ke Puskesmas
Sananwetan cukup mudah karena
bersebelahan dengan jalan raya Bali sehingga
mempermudah jangkauan masyarakat untuk
menggunakan pelayanan kesehatan di
puskesmas sananwetan.
4. Visi dan Misi
a. Visi
Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang
ramah, professional, dan partisipatif untuk
mencapai masyarakat sehat di kecamatan
sananwetan Blitar
b. Misi
- Meningkatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu, merata, dan terjangkau
dalam bentuk promotif, prefentif, dan
kuratif.
- Membangun citra pelayanan dengan
memperloakukan penggunaan
layanan sebagai pusat perhatian.
5. Stuktur organisasi.
Struktur Organisasi Puskesmas
menurut Menteri kesehatan Republik
Indonesia no:128/MENKES/II/2004
tergantung dari kegiatan dan bebas tugas
masing-masing Puskesmas. Pola struktur
organisasi puskesmas adalah sebagai berikut:
(Struktur organisasi UPTD Puskesmasn
Sananwetan Kota Blitar terlampir sebagai
berikut)
Daftar Gambar 4.1
Struktur Organisasi Puskesmas
Sananwetan
Tabel 4.5
Jumlah Kunjungan Yang
Memanfaatkan
Sarana PUSKESMAS Kecamatan
Sananwetan
Jumlah
Pasien
Puskesmas
Rawat
Jalan
Jumlah
Pasien
Puskesmas
Rawat Inap
Jumla
h
Puske
smas
Sanan
wetan
50.246 612 50.85
8
Sumber:Puskesmas Sananwetan Blitar dari
tahun 2011-2012.
B. Hasil Analisis Data.
a. Responden berdasarkan jenis kelamin :
Tabel 4. 6
Responden berdasarkan jenis kelamin
Yang berobat
di Puskesmas Sananwetan
No Jenis
kelamin
Juml
ah
Present
ase %
1 Perempuan 54 54
2 Laki-laki 46 46
Jumlah 100 100
Sumber: Data primer yang diolah Tahun 2012
b. Responden berdasarkan umur
Tabel 4. 7
Responden berdasarkan Umur yang
berobat
di Puskesmas Sananwetan
N
o
Umur Jumlah Present
ase %
1 < 15 5 5
2 16 sd 20 15 15
3 21 sd 30 31 31
4 31 sd 40 25 25
5 > 40 24 24
Jumlah 100 100
Sumber: Data primer yang diolah Tahun
2012
c. Responden berdasarkan pendidikan
Tabel 4. 8
Responden pendidikan pasien yang
berobat
di puskesmas Sananwetan Blitar
N Pendidikan Jumla Present
Kepala Puskesmas
Unit Tata Usaha
Perencanaan evaluasi
data dan informasi
Keuangan
Umum dan
kepegawaian
Loket
Caraka
� Unit peningkat
kesehatan
- Unit promokes
- Unit KIA
- Unit KB
- Unit Gizi
- Imunisasi
�Unit P2P dan PLP
- Unit P2M
- Unit Kesling
�Unit Pelayanan kesehatan
- BP
- Unit MTBS
- Unit Pustu
* Pustu Bendogerit
* Pustu Gedog
* Pustu Bendil
* Pustu Plosokerep
* Pustu klampok
* Pustu Rembang
- Unit Laborat
- Unit Rawat Inap
- Unit Gigi Dan Mulut
- Farmasi
o h ase %
1 SD/Sederajat 9 9
2 SLTP/Seder
ajat
17 17
3 SLTA/Seder
ajat
51 51
4 Diploma(DI-
D2)
13 13
5 Sarjana(SI) 10 10
Jumlah 100 100
Sumber: Data primer yang diolah Tahun 2012
d. Responden berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4. 9
Responden pekerjaan pasien yang berobat
di puskesmas Sananwetan Blitar
N
o
Pekerjaa
n
Jumla
h
Present
ase %
1 Pegawai
Negeri
23 23
2 Pegawai
Swasta
17 17
3 Pelajar 21 21
4 Wiraswa
sta
17 17
5 Lain-lain 22 22
Jumlah 100 100
Sumber: Data primer yang diolah Tahun
2012
C. Pembahasan
Deskripsi variabel dalam statistik
deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi nilai minimum, maksimum, range,
mean dan standar deviasi dari satu variabel
dependen yaitu kepuasan konsumen dan lima
variabel independent yaitu bukti langsung,
kehandalan, jaminan, daya tanggap dan
empati. Tabel 4. 10
Hasil Analisa Descriptive Statistics
N
Ra
nge
Mini
mum
Maxi
mum
Me
an
Std.
Devi
ation
Bukti
Langsu
ng
100 5 20 25 21.
26 1.574
Kehand
alan 100 4 11 15
12.
75 .989
Jamina
n 100 5 15 20
16.
63 1.203
Daya
Tangga
p
100 4 11 15 12.
50 1.049
Empati 100 6 9 15
12.
18 1.114
Kepuas
an
Konsu
men
100 6 9 15 12.
35 1.104
Valid N
(listwis
e)
100
Dari tabel diatas terlihat adanya nilai
maksimum dan minimum dari variabel bukti
langsung, kehandalan, jaminan, daya tanggap,
dan empati.
1. Deskripsi Bukti Langsung Dari tabel diatas dapat dijelaskan
bahwa skor terendah (minimum) sebesar 20
dan skor jawaban tertinggi (maksimum)
sebesar 25 dengan range 5. Rata-rata skor
jawaban dari variabel tersebut adalah 21,26
dan standar deviasi 1,574 sehingga standar
deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata. Hal ini
mengindikasikan bahwa sebaran data akan
persepsi responden terhadap Bukti Langsung
(X1) pada Puskesmas Sananwetan baik.
2. Deskripsi Kehandalan
Dari tabel diatas dapat dijelaskan
bahwa skor terendah (minimum) kehandalan
sebesar 11 dan skor jawaban tertinggi
(maksimum) sebesar 15 dengan range 4. Rata-
rata skor jawaban dari variabel tersebut adalah
12,75 dan standar deviasi 0,989 sehingga
standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebaran data
akan persepsi responden terhadap Kehandalan
(X2) pada Puskesmas Sananwetan baik.
3. Deskripsi Jaminan
Dari tabel diatas dapat dijelaskan
bahwa skor terendah (minimum) jaminan
sebesar 15 dan skor jawaban tertinggi
(maksimum) sebesar 20 dengan range 5. Rata-
rata skor jawaban dari variabel tersebut adalah
16,63 dan standar deviasi 1,203 sehingga
standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebaran data
akan persepsi responden terhadap Jaminan
(X3) pada Puskesmas Sananwetan baik.
4. Deskripsi Daya Tanggap
Dari tabel diatas dapat dijelaskan
bahwa skor terendah (minimum) daya
tanggapo sebesar 11 dan skor jawaban
tertinggi (maksimum) sebesar 15 dengan range
4. Rata-rata skor jawaban dari variabel
tersebut adalah 12,50 dan standar deviasi
1,049 sehinggaastandar deviasi lebih kecil
dari nilai rata-rata. Hal ini mengindikasikan
bahwa sebaran data akan persepsi responden
terhadap Daya Tanggap (X4) pada Puskesmas
Sananwetan baik.
5. Deskripsi Empati
Dari tabel diatas dapat dijelaskan
bahwa skor terendah (minimum) empati
sebesar 9 dan skor jawaban tertinggi
(maksimum) sebesar 15 dengan renge 6. Rata-
rata skor jawaban dari variabel tersebut adalah
12,18 dan standar deviasi 1,114 sehingga
standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebaran data
akan persepsi responden terhadap Empati (X5)
pada Puskesmas Sananwetan baik.
6. Deskripsi Kepuasan Konsumen
Dari tabel diatas dapat dijelaskan
bahwa skor terendah (minimum) Kepuasan
konsumen sebesar 9 dan skor jawaban
tertinggi (maksimum) sebesar 15 dengan range
6. Rata-rata skor jawaban dari variabel
tersebut adalah 12,35 dan standar deviasi
1,104 sehingga standar deviasi lebih kecil dari
nilai rata-rata. Hal ini mengindikasikan bahwa
sebaran data akan persepsi responden terhadap
Kepuasan Konsumen (Y) pada Puskesmas
Sananwetan baik.
a. Uji Validitas dan Reliabilitas
1 .Uji Validitas
Ujian validitas digunakan untuk
mengetahui kelayakan suatu daftar pertanyaan
dalam mendefinisikan suatu variabel, metode
ini kedilakukan dengan menggunakan metode
Analisis korelasi.
Perhitungan dilakukan dengan bantuan
program SPSS. Nilai signifikansi 79 yang
berada di bawah 0,05 menunjukkan sebagai
item yang valid. Tabel 4.11
Pengujian validitas selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut Variabel/Item r
hitung
R tabel
(one
tail)
Valid/Tid
ak
Variabel
Bukti
Langsung
BL1 0.229 0.200 Valid
BL2 0.436 0.200 Valid
BL3 0.497 0.200 Valid
BL4 0.496 0.200 Valid
BL5 0.472 0.200 Valid
Variabel
Kehandalan
KH1 0.298 0.200 Valid
KH2 0.396 0.200 Valid
KH3 0.346 0.200 Valid
Variabel
Jaminan
JM1 0.444 0.200 Valid
JM2 0.654 0.200 Valid
JM3 0.541 0.200 Valid
JM4 0.564 0.200 Valid
Variabel
Daya
Tanggap
DT1 0.468 0.200 Valid
DT2 0.376 0.200 Valid
DT3 0.525 0,200 Valid
Variabel
Empati
E1 0.468 0.200 Valid
E2 0.613 0.200 Valid
E3 0.621 0.200 Valid
Variabel
Kepuasan
Konsumen
KK1 0.647 0.200 Valid
KK2 0.618 0.200 Valid
KK3 0.646 0.200 Valid
Sumber: Data primer yang diolah Tahun 2012
2. Uji Reliabilitas
Daftar Tabel 4.12
Item-Total Statistics
Scale
Mean
if
Item
Delet
ed
Scale
Varia
nce if
Item
Delet
ed
Corre
cted
Item-
Total
Corre
lation
Squar
ed
Multi
ple
Corre
lation
Cronba
ch's
Alpha
if Item
Deleted
Bukti
Langsu
ng
65.63 20.53
8 .502 .341 .889
Kehand
alan 73.96
24.14
0 .729 .681 .819
Jamina
n 69.78
22.57
7 .749 .637 .810
Daya
Tangga
p
73.67 24.56
7 .636 .576 .832
Empati 73.99
22.65
6 .791 .800 .805
Kepuas
an
Konsu
men
73.82 23.96
7 .656 .710 .828
Sumber: Data primer yang diolah Tahun 2012
Dengan menggunakan responden 100
pasien yang berobat jalan di Puskesmas
Sananwetan maka r-tabel dapat diperoleh
melalui df (degree of freedom) = n-k, k
merupakan jumlah butir pertanyaan dalam
suatu variabel. Jadi df=100-5=95,maka r-
tabel=0,200
Butir 1-Bukti Langsung 1, nilai 0,502>0,200,
Kesimpulan valid
Butir 2-Kehandalan 2, nilai 0,729>0,200,
Kesimpulan valid
Butir 3-Jaminan 3, nilai 0,749>0,200,
Kesimpulan valid
Butir 4-Daya Tanggab 4, nilai 0,636>0,200,
Kesimpulan valid
Butir 5-Empati 5, nilai 0,791>0,200,
Kesimpulan valid
Butir 6-Kepuasan Konsumen 5, nilai
0,656>0,200, Kesimpulan valid
3. Data Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terhadap model regresi
yang digunakan, dilakukan agar dapat
diketahui apakah model regresi tersebut
merupakan model regresi yang baik atau tidak
(Bhuono Agung Nugroho, 2005). Dalam
penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan
adalah uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas dan uji normalitas.
1. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk
menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas.
Pengujian ada tidaknya gejala multikolinieritas
dilakukan dengan memperhatikan nilai matriks
korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan
data serta nilai VIF (Variance Inflation
Factor) dan toleransinya.
Daftar Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics
Variabel Tolerance VIF
Bukti
Langsung .785 1.274
Kehandalan .711 1.406
Jaminan .604 1.657
Daya Tanggap .571 1.751
Empati .580 1.724
a Dependent Variable: Kepuasan
Konsumen
Sumber: Data primer yang diolah Tahun 2012
1. Heteroskesdastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk
menguji terjadinya perbedaan suatu periode
pengamatan ke periode pengamatan yang lain
dalam sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut Heteroskedastisitas (Bhuono
Agung Nugroho, 2005).
Daftar Gambar 4.2
Sumber: Data primer yang diolah Tahun 2012
2. Uji Normalitas
Daftar Gambar 4.3
Sumber: Data primer yang diolah Tahun
2012
Pada gambar dapat dilihat bahwa
grafik normal probability plot menunjukkan
pola grafik yang normal. Hal ini terlihat dari
titik yang menyebar di sekitar grafik normal.
Hal ini terlihat dari titik-titik yang menyebar
disekitar garis diagonal dan penyebarannya
mengikuti garis diagonal. Oleh karena ini
dapat disimpulkan bahwa model regresi layak
dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
d) Analisis Regresi Linier Berganda
3210-1-2-3
Regression Standardized Predicted Value
8
6
4
2
0
-2
Reg
ress
ion
Stu
den
tize
d R
esid
ual
Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Scatterplot
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Exp
ecte
d C
um
Pro
b
Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Daftar Tabel 4.14
Regresi Linier Berganda
Coefficients(a)
M
o
d
e
l
Unstandar
dized
Coefficient
s
Sta
nda
rdi
zed
Co
effi
cie
nts T
Sig
.
Collineari
ty
Statistics
B
Std
.
Err
or
Bet
a
Tol
era
nce
VI
F
1 (Co
nsta
nt)
.370 1.1
94
.31
0
.75
7
Bukt
i
Lan
gsun
g
.036 .04
8
.05
1
.75
7
.45
1
.78
5
1.2
74
Keh
anda
lan
.125 .08
0
.11
2
1.5
71
.12
0
.71
1
1.4
06
Jami
nan .007
.07
1
.00
7
.09
7
.92
3
.60
4
1.6
57
Day
a
Tan
ggap
.101 .08
4
.09
6
1.2
02
.23
2
.57
1
1.7
51
Emp
ati .677
.07
8
.68
3
8.6
50
.00
0
.58
0
1.7
24
a Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Sumber: Data primer yang diolah Tahun 2012
Model persamaan regresi yang dapat
dituliskan dari hasil tersebut dalam bentuk
persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0,051 X1 + 0,112 X2 + 0,007 X3 + 0,096
X4 + 0,683 X5
2. Uji t
Daftar Tabel 4.15
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficients(a)
Variabel Sig.
Signifikan
(Constant) .757
Bukti
Langsung .451
Kehandala
n .120
Jaminan .923
Daya .232
Tanggap
Empati .000
a Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Sumber: Data primer yang diolah Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.15, maka hasil
uji t pada penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Variabel Bukti Langsung
Hipotesis variabel bukti langsung adalah:
- H0 : � = 0, variabel bukti langsung
mempunyai pengaruh yang
signifikan secara parsial terhadap
variabel kepuasan konsumen Pada
variabel bukti langsung dengan
tingkat signifikansi 95% (� =0,05).
Angka signifikansi (P Value) pada
variabel bukti langsung sebesar
0,451<0,05. Atas dasar
perbandingan tersebut, maka H0
ditolak atau berarti variabel bukti
langsung mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel
kepuasan konsumen.
2. Variabel Kehandalan
Hipotesis variabel kehandalan adalah:
- H0 : � = 0, variabel kehandalan
mempunyai pengaruh yang
signifikan secara parsial terhadap
variabel kepuasan konsumen, Pada
variabel kehandalan dengan tingkat
signifikansi 95% (� =0,05). Angka
signifikansi (P Value) pada variabel
kehandalan sebesar 0,120>0,05.
Atas dasar perbandingan tersebut,
maka H0 diterima atau berarti
variabel kehandalan tidak
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel
kepuasan konsumen.
3. Variabel Jaminan
Hipotesis variabel jaminan adalah:
- H0 : � = 0, variabel jaminan
mempunyai pengaruh yang
signifikan secara parsial terhadap
variabel kepuasan konsumen Pada
variabel jaminan dengan tingkat
signifikansi 95% (� =0,05). Angka
signifikansi (P Value) pada variabel
kehandalan sebesar 0,923>0,05.
Atas dasar perbandingan tersebut,
maka H0 diterima atau berarti
variabel jaminan tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
variabel kepuasan konsumen.
4. Variabel Daya Tanggap
Hipotesis variabel daya tanggap adalah:
- H0 : � = 0, variabel daya tanggap
mempunyai pengaruh yang
signifikan secara parsial terhadap
variabel kepuasan konsumen Pada
variabel daya tanggap dengan
tingkat signifikansi 95% (� =0,05).
Angka signifikansi (P Value) pada
variabel daya tanggap sebesar
0,232>0,05. Atas dasar
perbandingan tersebut, maka H0
diterima atau berarti variabel daya
tanggap tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel
kepuasan konsumen.
5. Variabel Empati
Hipotesis variabel empati adalah:
- H0 : � = 0, variabel empati
mempunyai pengaruh yang
signifikan secara parsial terhadap
variabel kepuasan konsumen Pada
variabel empati dengan tingkat
signifikansi 95% (� =0,05). Angka
signifikansi (P Value) pada variabel
empati sebesar 0,000>0,05. Atas
dasar perbandingan tersebut, maka
H0 diterima atau berarti variabel
empati tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel
kepuasan konsumen.
3. Uji Simultan (Uji F)
Digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel independent dan
variabel dependent, apakah variabel Bukti
Langsung (X1), Kehandalan (X2), Daya
Tanggap (X3), Jaminan (X4), Empati /
Perhatian (X5) benar-benar berpengaruh
secara simultan (bersama-sama) terhadap
variabel dependen Y (kepuasan pasien).
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai
berikut (Bhuono Agung Nugroho, 2005)
Daftar Tabel 4.16
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
ANOVA(b)
Mo
del
Sum
of
Squar
es Df
Mean
Squar
e F Sig.
1 Regr
essio
n
79.73
0 5
15.94
6
36.54
1
.000(
a)
Resid
ual
41.02
0 94 .436
Total 120.7
50 99
a Predictors: (Constant), Empati, Bukti
Langsung, Kehandalan, Jaminan, Daya
Tanggap
b Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Sumber: Data primer yang diolah Tahun 2012
4. Koefisien Determinasi
Daftar Tabel 4.17
Model Summary(b)
M
od
el R
R
Squ
are
Adjuste
d R
Square
Std.
Error
of the
Estim
ate
Durbi
n-
Watso
n
1 .813
(a) .660 .642 .661 2.000
a Predictors: (Constant), Empati, Bukti
Langsung, Kehandalan, Jaminan, Daya
Tanggap
b Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Sumber: Data primer yang diolah Tahun 2012
Hasil perhitungan regresi dapat
diketahui bahwa koefisien determinasi
(adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,642.
Hal ini berarti 64,2% kepuasan konsumen
dipengaruhi oleh bukti fisik, kehandalan, daya
tanggap, jaminan dan kepedulian, sedangkan
sisanya yaitu 35,8% kepuasan konsumen
dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
E. Pembahasan
Dalam penelitian ini menunjukkan
hasil yang cukup memuaskan. Hasil analisis
deskriptif menunjukkan bahwa kualitas
pelayanan yang diberikan oleh UPTD
Puskesmas Sananwetan Kecamatan kota Blitar
secara umum sudah baik. Hal ini dapat
ditunjukkan dari banyaknya tanggapan
kepuasan yang tinggi dari responden dari
masing-masing variabel penelitian. Dari hasil
tersebut selanjutnya diperoleh bahwa variabel
kualitas pelayanan dalam kelima dimensinya
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kepuasan pasien. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel Bukti langsung
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kepuasan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel kehandalan memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kepuasan
konsumen. Hasil ini memberikan bukti bahwa
kehandalan dari penyedia jasa pelayanan yang
ditunjukkan dengan kehandalan dalam bentuk
kecepatan pelayanan, kemampuan pegawai
Puskesmas dan kehandalan pegawai
Puskesmas dalam melayani pasien akan
dipertimbangkan dalam membentuk kepuasan
konsumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel daya tanggap memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kepuasan
konsumen. Hasil ini memberikan bukti bahwa
daya tanggap dari penyedia jasa pelayanan
yang ditunjukkan dengan kesediaan pegawai
dalam membantu pasien, kesediaan pegawai
Puskesmas dalam memberikan informasi
kepada pasien, respon yang cepat dari pegawai
dalam menghadapi keluhan pasien dan
pelayanan yang cepat akan memberikan
pengaruh dalam terbentuknya kepuasan
konsumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel jaminan memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kepuasan. Hasil
ini memberikan bukti bahwa jaminan dari
penyedia jasa pelayanan akan memberikan
peningkatan pada kepuasan konsumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel kepedulian memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kepuasan
konsumen. Hasil ini memberikan bukti bahwa
adanya perhatian dari penyedia jasa pelayanan
Puskesmas dalam bentuk perhatian yang sama,
adanya layanan untuk pasien yang
membutuhkan bantuan, kemampuan
komunikasi yang baik
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis
regresi linier berganda yang telah dilakukan
pada penelitian ini, didapat persamaan regresi
sebagai berikut:
Y = 0,051 X1 + 0,112 X2 + 0,007 X3
+ 0,096 X4 + 0,683 X5
Dari persamaan regresi tersebut dapat
diketahui bahwa koefisien dari persamaan
regresi adalah positif. Maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil analisis diperoleh bahwa variabel
bukti fisik (X1) memiliki koefisien regresi
sebesar 0,051 (bertanda positif) terhadap
kepuasan konsumen (Y) dan dengan
tingkat signifikansi 0,451 (< 0.05). Hal ini
berarti bahwa bukti fisik (X1)
berpengaruh positif terhadap kepuasan
konsumen (Y). Dengan demikian
Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa bukti
fisik (X1) berpengaruh positif terhadap
kepuasan konsumen (Y) dapat diterima.
2. Hasil analisis diperoleh bahwa variabel
kehandalan (X2) memiliki koefisien
regresi sebesar 0,112 (bertanda positif)
terhadap kepuasan konsumen (Y) dan
dengan tingkat signifikansi 0,120 (< 0.05).
Hal ini berarti bahwa kehandalan (X2)
berpengaruh positif terhadap kepuasan
konsumen (Y). Dengan demikian
Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa
kehandalan (X2) berpengaruh positif
terhadap kepuasan konsumen (Y) dapat
diterima.
3. Hasil analisis diperoleh bahwa variabel
daya tanggap (X3) memiliki koefisien
regresi sebesar 0,007 (bertanda positif)
terhadap kepuasan konsumen (Y) dan
dengan tingkat signifikansi 0,923 (< 0.05).
Hal ini berarti bahwa daya tanggap (X3)
berpengaruh positif terhadap kepuasan
konsumen (Y). Dengan demikian
Hipotesis 3 yang menyatakan bahwa daya
tanggap (X3) berpengaruh positif terhadap
kepuasan konsumen (Y) dapat diterima.
4. Hasil analisis diperoleh bahwa variabel
jaminan (X4) memiliki koefisien regresi
sebesar 0,096 (bertanda positif) terhadap
kepuasan konsumen (Y) dan dengan
tingkat signifikansi 0,232 (< 0.05). Hal
ini berarti bahwa jaminan (X4)
berpengaruh positif terhadap kepuasan
konsumen (Y). Dengan demikian
Hipotesis 4 yang menyatakan bahwa
jaminan (X4) berpengaruh positif
terhadap kepuasan konsumen (Y) dapat
diterima.
5. Hasil analisis diperoleh bahwa variabel
kepedulian (X5) memiliki koefisien
regresi sebesar 0,683 (bertanda positif)
terhadap kepuasan konsumen (Y) dan
dengan tingkat signifikansi 0, 000(< 0.05).
Hal ini berarti bahwa kepedulian (X5)
berpengaruh positif terhadap kepuasan
konsumen (Y). Dengan demikian
Hipotesis 5 yang menyatakan bahwa
kepedulian (X5) berpengaruh positif
terhadap kepuasan konsumen (Y) dapat
diterima.
6. Nilai Adjusted R square diperoleh sebesar
0,642. Hal ini berarti bahwa 64,2%
kepuasan konsumen (Y) dapat dijelaskan
oleh variabel bukti fisik (X1), kehandalan
(X2), daya tanggap (X3), jaminan (X4),
dan kepedulian (X5). Sedangkan sisanya
35,8% dapat dijelaskan oleh sebab-sebab
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini juga masih memiliki
keterbatasan dan kekurangan. Dengan
keterbatasan dan kekurangan ini, diharapkan
dapat dilakukan perbaikan untuk penelitian
yang akan datang. Adapun keterbatasan dalam
penenelitian ini adalah hanya memfokuskan
pada 5 dimensi kualitas pelayanan yang terdiri
dari (Bukti Langsung) tangible, (Kehandalan)
reliability, (Daya Tanggap) responsiveness,
(Jaminan) assurance, dan (Empati) emphaty.
Sedangkan seluruh variabel independen
tersebut hanya dapat mempengaruhi variabel
dependen kepuasan konsumen sebesar 6,42%.
Dan sisanya sebesar 35,8% dipengaruhi oleh
variabel lain selain variabel independen dalam
penelitian ini
C. Saran
Saran Untuk UPTD. Puskesmas
Kecamatan Sananwetan Kota Blitar,
berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam
penelitian ini, maka diajukan saran-saran
sebagai pelengkap terhadap kualitas pelayanan
yang dapat diberikan oleh UPTD. Puskesmas
Kecamatan Sananwetan Kota Blitar sebagai
berikut:
Untuk menjaga dan meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas
perlu diupayakan :
1. Pembinaan dan bimbingan teknis oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten secara
berkesinambungan dalam upaya
meningkatkan motivasi kerja petugas
Puskesmas.
2. Sumber daya kesehatan perlu terus
ditingkatkan baik kwalitas maupun
kwantitas sesuai dengan kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Azis Slamet Wiyono dan M. Wahyuddin.
(2005). Studi Tentang Kualitas Pelayanan
dan Kepuasan Konsumen di Rumah Sakit
Islam Manisrenggo Klaten, Surakarta:
Program Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Edisi Revisi V. Penerbit PT Rineka Cipta.
Jakarta.
Dewi Retno Indriaty. (2010). Studi tentang
Analisis Pengaruh Tingkat Kualitas
Pelayanan Jasa Puskesmas Terhadap
Kepuasan Pasien: Program Studi
Pascasarjana Universitas Diponegoro
Semarang.
Departemen Kesehatan RI. 2007. Petunjuk
Pelaksanaan Pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota (Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 932 tahun 2002).
Cetakan Kedua. Jakarta.
Indriantoro,Supomo, 2002, Metodologi
Penelitian bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen, Edisi Pertama, BPFE,
Yogyakarta.
Ibrahim, Buddy, 2000, TQM ( Total Quality
Manajemen): Panduan Menghadapi
Persaingan Global, Djambatan, Jakarta.
http://e-
course.usu.ac.id/content/manajemen/mana
jemen0/textbook.pdf.
Kotler, Philip dan A.B Susanto. 2000.
Manajemen Pemasaran Jasa Di Indonesia,
Analisis Perencanaan, Implementasi dan
pengendalian (Edisi pertama). Jakarta:
Salemba Empat.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran
(Edisi Milenium). Jakarta: PT
Prenhalindo.
Mutis, Thoby dan Gaspersz, Vincent, 2004,
Nuansa Menuju Perbaikan Kualitas Dan
Produktivitas, Universitas Trisakti,
Jakarta.
Nugroho, Buono Agung, 2005, Strategi Jitu
Memilih Metode Statistik Penelitian
Dengan SPSS, CV. Andi Offset,
Yogyakarta.
Penerbit Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi
UII Yogyakarta. 2005.Manajemen
Kualitas Produk dan Jasa. Edisi
Pertama,cetakan keempat, Penerbit
Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII
Yogyakarta.
Purnama, Nursya,bani. 2006. Manajemen
Kualitas Perspektif Global. Edisi Pertama,
Cetakan Pertama. Penerbit Ekonisia
Kampus Fakultas Ekonomi UII
Yogyakarta.
Pemerintah Kota Blitar Dinas Kesehatan
Daerah, 2011, Profil UPTD. Puskesmas
Kec. Sananwetan Kota Blitar, Puskesmas
Sananwetan, Blitar.
Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius,
2005, Service,Quality Satisfaction, Andy
offset, yogyakarta.
Rambat Lupiyoadi. 2004. Manajemen
Pemasaran Jasa : Teori dan Pratek.
Jakarta: PT salemba Empat.
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani. 2006.
Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:
Salemba Empat.
Undang-undang RI No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
Yamit, Zulian. (1996).Manajemen Produksi
dan Operasi. Edisi Pertama, Penerbit
Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII
Yogyakarta. (2005).Manajemen Kualitas
Produk dan Jasa. Edisi Pertama,cetakan
keempat, Penerbit Ekonisia Kampus
Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta.