ISBN : 978-602-73732-0-4 - repositori.unud.ac.id file1 Genset dengan bahan bakar co-gasifikasi...

12

Transcript of ISBN : 978-602-73732-0-4 - repositori.unud.ac.id file1 Genset dengan bahan bakar co-gasifikasi...

Page 1: ISBN : 978-602-73732-0-4 - repositori.unud.ac.id file1 Genset dengan bahan bakar co-gasifikasi downdraft kulit kopi dan ... 8 Pemanfaatan Panas Buang ... Salah satu limbah industri
Rizali
Typewritten text
ISBN : 978-602-73732-0-4
Page 2: ISBN : 978-602-73732-0-4 - repositori.unud.ac.id file1 Genset dengan bahan bakar co-gasifikasi downdraft kulit kopi dan ... 8 Pemanfaatan Panas Buang ... Salah satu limbah industri

Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

xxvii

COVER ............................................................................................................................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................................................................................... ii

SAMBUTAN REKTOR .................................................................................................................................................................................................. iii

SAMBUTAN DEKAN ..................................................................................................................................................................................................... iv

REVIEWER ..................................................................................................................................................................................................................... v

PANITIA .......................................................................................................................................................................................................................... vii

JADWAL ACARA ........................................................................................................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................................................................................................................................... xxvii

KEYNOTE SPEAKER .................................................................................................................................................................................................... xlix

BIDANG KONVERSI ENERGI

NO JUDUL KODE

1 Genset dengan bahan bakar co-gasifikasi downdraft kulit kopi dan batubara KE 01

2 Unjuk Kerja Pengering Surya Tipe Rak Pada Pengeringan Kerupuk Kulit Mentah KE 02

3 Analisis Unjuk Kerja Sistem Turbin Gas Mikro Bioenergi Proto X-3 Berbahan Bakar LPG KE 04

4 Optimasi periode data berdasarkan time constant pada pengujian unjuk kerja termal kolektor surya pelat datar

KE 06

5 Pengembangan Model Matematika Kinetika Reaksi Torefaksi Sampah KE 07

6 PENGGUNAAN GAS SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR BERMESIN INJEKSI KE 10

7 STUDI NUMERIK KARAKTERISTIK ALIRAN GAS-SOLID DAN PEMBAKARAN PADA TANGENTIALLY FIRED PULVERIZED-COAL BURNER DENGAN VARIASI SUDUT TILTING

KE 11

8 Pemanfaatan Panas Buang Kondenser pada Pengering Beku Vakum KE 12

9 Sistem Pendingin Adsorpsi dengan Single Bed Adsorber KE 13

10 Penerapan Evaporative Cooling Untuk Peningkatan Kinerja Mesin Pengkondisian Udara Tipe Terpisah (AC Split)

KE 14

11 Penggunaan Thermal Energy Storage sebagai Penyejuk Udara Ruangan dan Pemanas Air pada Residential Air Conditioning Hibrida

KE 15

12 Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius KE 17

13 PENGARUH KONSENTRASI GARAM TERHADAP KARAKTERISITIK ALIRAN DUA FASE GAS DAN AIR KE 22

14 Karakteristik Pembentukan Cincin Vorteks pada Jet Sintetik akibat Perubahan Frekwensi Eksitasi pada Aktuator Ber-cavity Kerucut

KE 23

15 KAJI TEORITIK KONSUMSI GAS LPG SEBAGAI SUMBER PANAS PADA PETERNAKAN AYAM BROILER TIPE KANDANG TERTUTUP (CLOSED HOUSE)

KE 24

16 STUDI AWAL GASIFIKASI SERBUK KAYU PADA OPEN TOP STRATIFIED DOWNDRAFT GASIFIER KE 25

17 Prototipe Sistem Pengering Cengkeh Dengan Energi Surya KE 26

18 Drag Reduction in Flow Separation Using Plasma Actuator in Cylinder Models KE 28

19 PENGARUH VARIASI NORMALITAS AKTIVATOR PADA AKTIVASI NaOH-FISIK ADSORBEN FLY ASH BATUBARA TERHADAP PRESTASI MESIN SEPEDA MOTOR 4-LANGKAH

KE 29

Page 3: ISBN : 978-602-73732-0-4 - repositori.unud.ac.id file1 Genset dengan bahan bakar co-gasifikasi downdraft kulit kopi dan ... 8 Pemanfaatan Panas Buang ... Salah satu limbah industri

Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

xxxvi

32 UPAYA PENINGKATAN KUALITAS SIFAT MAKANIK KOMPOSIT SERAT PURUN TIKUS (ELEOCHARIS DULCIS) BERMATRIK POLYESTER DENGAN PERLAKUAN NaOH

Material 45

33 Pengaruh Panjang Serat Terhadap Sifat Bending Komposit Poliester Berpenguat Serat Daun Gewang

Material 46

34 Analisis Struktur Mikro dan Fraktografi Hasil Pengelasan GMAW Metode Temper Bead Welding dengan Variasi Masukan Panas pada Baja Karbon Sedang

Material 47

35 KAJIAN Penggunaan metoda taguchi pada proses pembentukan komposit tehadap Sifat mekanik bahan

Material 48

36 Panel Akustik Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Limbah Batu Apung Dengan Pengikat Poliester Material 49

WIRAWAN
Highlight
Page 4: ISBN : 978-602-73732-0-4 - repositori.unud.ac.id file1 Genset dengan bahan bakar co-gasifikasi downdraft kulit kopi dan ... 8 Pemanfaatan Panas Buang ... Salah satu limbah industri

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Material 49

Panel Akustik Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Limbah Batu Apung Dengan Pengikat Poliester

Ngakan Putu Gede Suardana1, I M. Parwata2, I P. Lokantara3, IKG. Sugita4

1,2,3,4)Teknik Mesin, Universitas Udayana, Kampus Jimbaran, Badung, Bali, Indonesia, Telp/Fax: 0361-703321,

[email protected]

Abstrak

Pemanfaatkan limbah hasil industri merupakan salah satu cara yang sangat bagus untuk

memaksimalkan sumber daya alam yang tersedia sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan

manusia. Salah satu limbah industri yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah batu apung.

Batu apung banyak dijumpai di Indonesia sebagai limbah alam. Limbah batu apung merupakan sisa

hasil dari proses pengayakan batu apung yang sudah tidak terpakai lagi karena ukurannya kurang

dari syarat pengepakan untuk dipasarkan Limbah batu apung ini digunakan untuk membuat

komposit sebagai panel peredam suara.

Pembuatan panel peredam suara yang berbahan batu apung ini bertujuan untuk mendeskripsikan

karateristik akustik dalam skala laboratorium dengan variasi fraksi berat dan ukuran butir partikel

batu apungnya. Bahan penelitian adalah batu apung (pumice) berukuran butir 3 mm, 5 mm dan 10

mm dengan variasi fraksi berat 40%, 60%, dan 80% untuk setiap ukuran butir batu apung. Bahan

untuk perlakuan dan proses pembuatan komposit adalah aquades, polyester jenis Yukalac 157

BQTN, hardener jenis MEKPO, dan Gliserin. Spesimen uji komposit dibuat dengan teknik Hand

lay-up. Uji yang dilakukan adalah penentuan koefisien penyerapan suara.

Hasil penelitian mennjukkan bahwa koefisien penyerapan suara tertinggi terjadi pada specimen

komposit batuapung-poliester dengan ukuran partikel 3 mm dan fraksi berat 60%

Kata kunci: limbah batu apung, ramah lingkungan, akustik

Pendahuluan

Suasana ruang yang nyaman dan tidak

bising sangat diperlukan dalam kepentingan

lingkungan pabrik, perhotelan, perkantoran

maupun pribadi. Material peredam suara

sangat berperan penting untuk menyerap

suara/bunyi sehingga mengurangi intensitas

resonansi bunyi yang sampai ke telinga

sehingga tercipta kualitas ruang yang nyaman

bagi penggunanya.

Bahan peredam suara berupa material

berpori, resonator dan panel [1]. Jenis bahan

peredam suara yang sudah ada yaitu bahan

berpori seperti foam, glass wool, rockwool,

dan resonator. Penggunaan material-material

ini masih relatif rendah karena harga yang

tinggi.

Pengembangan peredam suara dengan

beberapa limbah dan serat telah mulai

dikembangkan untuk meningkatkan daya

guna bahan tersebut. Beberapa penelitian

perdam suara telah dikembangkan oleh

Koizumi (2002), [1], yang mengembangkan

peredam suara dari serat polister daur ulang.

Pengembangkan peredam suara berbahan

jerami untuk campuran bahan bangunan

dikembangkan oleh [2].

Batu apung mempunyai struktur berpori

yang serupa dengan ciri bahan peredam yang

telah ada. Batu apung (pumice) adalah batuan

alam yang merupakan hasil dari aktivitas

gunung api efusif yang mengandung buih

yang terbuat dari gelembung berdinding

gelas, dan biasanya disebut juga sebagai

batuan gelas vulkanik silikat. Batu apung

berwarna hitam, abu-abu terang hingga putih.

Batuan ini memiliki karateristik, struktur pori-

pori , ringan, mudah didapat dan murah

namun rapuh. Batu apung banyak dijumpai di

Indonesia sebagai limbah alam. Limbah batu

apung merupakan sisa hasil dari proses

pengayakan batu apung yang sudah tidak

terpakai lagi karena ukurannya kurang dari

syarat pengepakan untuk dipasarkan (ukuran

agregat limbah batu apung kurang dari 10

mm).

Page 5: ISBN : 978-602-73732-0-4 - repositori.unud.ac.id file1 Genset dengan bahan bakar co-gasifikasi downdraft kulit kopi dan ... 8 Pemanfaatan Panas Buang ... Salah satu limbah industri

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Material 49

Limbah batu apung yang berlimpah,

menjadi pertimbangan yang cukup ekonomis

untuk merekayasa batuan tersebut menjadi

material yang berdaya guna. Batu apung yang

memiliki karateritik berfori sangat berpeluang

besar untuk digunakan sebagai material

akustik pelapis dinding. Penelitian ini akan

mengkaji kelayakan penggabungan dari dua

material berbeda mampu melakukan

penyerapan suara yang baik sehingga dapat

diaplikasikan sebagai dinding akustik.

Pemanfaatkan limbah hasil industri,

merupakan salah satu cara yang sangat baik

untuk memaksimalkan sumber daya alam

yang tersedia sehingga dapat bermanfaat bagi

kehidupan manusia. Limbah batu apung yang

berlimpah di Indonesia sangat memungkinkan

dikembangkan menjadi bahan komposit untuk

peredam suara. Penelitian ini bertujuan

menentukan karakteristik akustik penyerapan

suara akibat pengaruh variasi fraksi berat

partikel dan besar butiran partikel.

Metode Penelitian

Spesimen dicetak dengan teknik Press

Hand Lay-Up. Mesin uji koefisien/angka

serapan suara bahan (impedance tube

standing wave method). Bahan yang

digunakan sebagai matrik adalah Unsaturated

Polyester Resin (UPRs) jenis Yukalac 157

BQTN, dengan hardener jenis MEKPO.

Penguatnya sekaligus sebagai komponen

penyerap suara adalah batu apung (pumice)

berukuran partikel 3 mm, 5 mm dan 10 mm

dengan variasi fraksi berat 40%, 60%, dan

80% untuk setiap besar batu apung. Uji

karateristik penyerapan suara specimen

berskala laboratorium dilakukan dengan

ukuran specimen berdiameter 100mm.

Gambar 2. Alat uji Penyerapan Suara

Studi Pustaka

1. Batu apung

Batu apung (pumice) ialah istilah tekstural

untuk batuan vulkanik yang merupakan lava

berbuih terpadatkan yang tersusun atas

piroklastik yang amat mikrovesikular dengan

dinding batuan beku gunung berapi ekstrusif

yang bergelembung, amat tipis dan tembus

cahaya. Batu apung adalah produk umum

letusan gunung (pembentuk plinus dan

ignimbrite) dan umumnya membentuk zona-

zona di bagian atas lava silikat. Batu apung

banyak digunakan untuk membuat beton

ringan atau yang kepadatannya rendah dan

insulatif. Berdasarkan kegunaannya limbah

batu apung dapat dimanfaatkan sebagai:

1. Sebagai pengganti bahan bangunan

galian golongan C.

2. Sebagai bahan campuran beton

3. Sebagai bahan pembuatan genteng

4. Sebagai alat kosmetik

5. Bahan penghapus

6. Pembersih papan sirkuit

7. Campuran bahan kimia.

Gambar 1. Batu apung

Rongga-rongga pada bagian batu apung

yang mempunyai kemampuan penyerapan

suara yang baik sehingga dapat dimanfaatkan

untuk bahan penyerap suara.. Susunan pori-

pori dari batu apung berbentuk ronga antara

lapisan pori-pori. Karena keunggulan tersebut

batu apung cocok untuk dijadikan material

altematif untuk pembuatan material penyerap

suara. Gambar 1 menunjukkan contoh batu

apung yang ada di lapangan.

2. Fraksi Berat Partikel dalam Komposit

Fraksi berat partikel dalam komposit

adalah perbandingan antara berat partikel dan

berat komposit yang dapat ditunjukkan dalam

bentuk fraksi berat partikel. Berat partikel

didapat berdasar pada hasil penelitian dengan

cara menimbang partikel batu apung yang

telah ditentukan (Wp) dan perhitungan berat

komposit hasil percobaan (Wc), dan fraksi

Pori -

pori

Page 6: ISBN : 978-602-73732-0-4 - repositori.unud.ac.id file1 Genset dengan bahan bakar co-gasifikasi downdraft kulit kopi dan ... 8 Pemanfaatan Panas Buang ... Salah satu limbah industri

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Material 49

berat partikel dengan persamaan sebagai

berikut:

Volume Cetakan Uji Impact (Vc)

Vc = p x l x t ………………..……….(1)

Dimana :

Vc : Volume Cetakan (cm3)

p : Panjang Cetakan (cm)

l : Lebar Cetakan (cm)

t : Tinggi Cetakan (cm)

Fraksi berat partikel dapat dihitung dengan

persamaan :

FW =

x 100%...........…………...(2)

Dimana :

FW : Fraksi Berat Partikel (%)

Wf : Berat Partikel (gram)

Wr : Berat Resin (gram)

3. Penyerapan Suara (Sound Absorption)

Bahan lembut, berpori dan kain serta

berbagai bahan lainnya; termasuk manusia,

menyerap sebagian besar gelombang suara

yang menumbuk kepadanya, dengan kata lain

mereka adalah bahan penyerap suara. Dari

definisi, penyerapan suara adalah perubahan

energi suara menjadi suatu bentuk lain,

biasanya panas, ketika melewati suatu bahan

atau ketika menumbuk suatu permukaan.

Jumlah panas yang dihasilkan pada perubahan

energi ini adalah sangat kecil, sedang

kecepatan perambatan gelombang suara tidak

dipengaruhi oleh penyerapan.

Efisiensi penyerapan suara suatu bahan

pada suatu frekuensi tertentu yang dinyatakan

dengan suatu Koefisien Penyerapan Suara

(coefficient of sound absorption). Koefisien

penyerapan suara suatu permukaan adalah

bagian energi suara datang yang diserap, atau

tidak dipantulkan oleh permukaan. Satuan ini

dinyatakan dalam huruf Geek α. Nilai α dapat

berada antara 0 sampai dengan 1; misalnya

pada 500 Hz bila material akustik menyerap

65% dari energi suara datang dan

memantulkan 35% daripadanya, maka

koefisien penyerapan suara bahan ini adalah

0,65. Koefisien penyerapan suara berubah

dengan sudut datang gelombang suara pada

bahan dan dengan frekuensi. Nilai koefisien

penyerapan suara pada suatu frekuensi

tertentu, dirata-rata terhadap semua sudut

datang pada suatu frekuensi tertentu (datang

acak).

Penyerapan suara suatu permukaan

(penyerapan permukaan) diukur dalam sabins,

sebelumnya disebut satuan jendela terbuka

(open-window units). Satu sabin menyatakan

suatu permukaan seluas 1 ft2 atau 1 m

2 yang

mempunyai koefisien penyerapan α = 1.0.

Penyerapan permukaan diperoleh dengan

mengalikan luas permukaan dalam ft (atau

m2), dengan koefisien penyerapan suaranya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

koefisien absorbsi suara antara lain:

1. Ukuran batu (Particles Size).

Meningkatnya koefisien absorbsi suara

seiring dengan menurunnya diameter

batu. Ini dikarenakan diameter batu

yang lebih kecil mudah bergenak

daripada batu yang berdiameter besar

pada suatu gelombang suara.

2. Ketahanan Aliran Udara (Airflow

Resistance). Salah satu kualitas paling

penting yang mempengaruhi

karakteristik bahan berpori penyerap

suara adalah hambatan aliran spesifik

per unit ketebalan material.

3. Porositas (Porosity). Jumlah, ukuran dan

tipe dari porositas merupakan faktor

penting yang menjadi pertimbangan

selama mempelajari tentang mekanisme

penyerapan suara pada material berpori.

4. Perlakuan (Tortuousity). Hal ini

merupakan pengukuran lintas pori yang

dibandingkan dengan ketebalan

material.

5. Ketebalan (Thickness). Berbagai

penelitian yang berhubungan dengan

penyerapan suara pada bahan berpori

mendapat kesimpulan bahwa

penyerapan suara pada frekuensi rendah

berhubungan langsung pada ketebalan.

Pada studi berikutya, memperlihatkan

bahwa peningkatan penyerapan suara

hanya pada frekuensi rendah pada

material yang semakin tipis

ketebalannya.

6. Kerapatan Massa (Density). Kerapatan

massa suatu material sering dianggap

sebagai faktor penting yang

mempengaruhi perilaku penyerapan

suara dari material.

Page 7: ISBN : 978-602-73732-0-4 - repositori.unud.ac.id file1 Genset dengan bahan bakar co-gasifikasi downdraft kulit kopi dan ... 8 Pemanfaatan Panas Buang ... Salah satu limbah industri

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Material 49

7. Impedansi Permukaan (Surface

Impedance). Semakin tinggi resistensi

bahan, semakin tinggi disipasi pada

lapisan tertentu. Pada saat yang sama

lapisan dari permukaan impedansi juga

meningkat pada resistensi,

menghasilkan jumlah refleksi pada

lapisan permukaan yang menyumbang

kemampuan serap suara yang rendah.

Kebiasaan standar untuk membuat

daftar nilai koefisien penyerapan suara pada

wakil frekuensi standar yang meliputi bagian

yang paling penting dari jangkauan audio,

yaitu pada 125, 250, 500, 1000, 2000, 4000

dan 8000 Hz atau 128, 256, 512, 1024, 2048,

4096 dan 8192 Hz.

Hasil Dan Pembahasan

1. Hasil Pengujian Koefisien Penyerapan

Suara

Berikut adalah data hasil pengujian dari

spesimen uji yang didapatkan dengan

spesimen bahan uji diameter besar 100 mm

untuk input f 120 – 1500 Hz. Koefisien

absorpsi bunyi didefenisikan perbandingan

antara energi bunyi yang diserap dengan

energi bunyi yang datang pada permukaan

material (Mediastika, 2005). Besarnya

kemampuan suatu material dalam menyerap

bunyi digunakan parameter koefisien absorpsi

bunyi (α).

Grafik besar partikel dan fraksi berat

terhadap koefisien serapan suara pada

frekuensi 400 Hz sampai dengan 1500 Hz

seperti gambar-gambar berikut.

40%

Ko

efis

ien

Pe

nye

rap

an S

uar

a (α

)

Frekwensi (Hz)

Besar butir partikel 3mm

40%

Ko

efis

ien

Pe

nye

rap

an S

uar

a (α

)

Besar butir partikel 5mm

Frekwensi (Hz)

40%

Ko

efi

sien

Pe

nye

rap

an S

uar

a (α

)

Besar butir partikel 10mm

Frekwensi (Hz)

3mm

Ko

efi

sie

n P

en

yera

pan

Su

ara

(α)

Frekwensi (Hz)

Fraksi Berat partikel 40%

3mm

Ko

efis

ien

Pen

yera

pan

Su

ara

(α)

Frekwensi (Hz)

Fraksi Berat partikel 60%

Page 8: ISBN : 978-602-73732-0-4 - repositori.unud.ac.id file1 Genset dengan bahan bakar co-gasifikasi downdraft kulit kopi dan ... 8 Pemanfaatan Panas Buang ... Salah satu limbah industri

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Material 49

Gambar 3. Hubungan besar partikel dan fraksi

berat terhadap koefisien serapan suara pada

frekuensi 400 Hz sampai dengan 1500 Hz

2. Pembahasan Hasil Pengujian Koefisien

Penyerapan Suara

Hasil perhitungan pengujian koefisien

penyerapan suara dengan frekuensi input 400

Hz hingga 1500 Hz ditunjukkan seperti

Gambar 3. Keseluruhan data hasil ujinya

memiliki angka koefisien serapan suara yang

bervariasi. Secara umum koefisien

penyerapan suara komposit batuapung

meningkat secara landai dari frekuensi 400

Hz hingga 800 Hz kemudian menurun pada

frekuensi 1000 Hz dan 1200 Hz dan

kemudian meningkat tajam pada frekuensi

input 1500 Hz. Untuk frekuensi 1500 Hz pada

komposit dengan besar partikel 3 mm

diperoleh nilai tertinggi penyerapan suaranya

terdapat pada fraksi berat partikel 60% yaitu

0,39, dan terkecil pada fraksi berat 80% yaitu

0,20. Untuk komposit dengan besar partikel 5

mm diperoleh nilai tertinggi penyerapan

suaranya terdapat pada fraksi berat partikel

60% yaitu 0,37, dan terkecil pada fraksi berat

80% yaitu 0,16. Sedangkan komposit dengan

besar partikel 10 mm diperoleh nilai tertinggi

penyerapan suaranya terdapat pada fraksi

berat partikel 60% yaitu 0,24, dan terkecil

pada fraksi berat 40% yaitu 0,19. Jadi dapat

disimpulkan bahwa komposit yang memiliki

fraksi berat partikel batuapung 60% dan besar

ukuran partikel 3 mm yang memiliki

koefisien penyerapan suara terbaik untuk

frekuensi input 1500 Hz. Hal ini disebabkan

karena permukaan specimen lebih rata

sehingga luas permukaan yang dapat

menyerap suara lebih besar dibandingkan

dengan ukuran partikel yang lebih besar.

Karena ketebalan specimen hanya 10mm dan

diameter partikel terbesar juga 10 mm

sehingga ada celah-celah diantara partikel

tersebut yang mana celah tersebut

permukaannya adalah pengikatnya (polyester)

yang tidak dapat menyerap suara seperti

ditunjukkan pada Gambar 4. Sedangkan pada

komposit dengan fraksi berat partikel 40%

terjadi penutupan pori-pori batuapung oleh

pengikatnya karena persentase pengikat lebih

banyak dari batuapungnya sehingga bunyi

lebih banyak dipantulkan dari pada diserap.

Untuk fraksi berat 80% terlalu banyak

partikel sehingga tidak seluruh partikel dapat

terikat oleh polyester sehingga permukaan

specimen tidak rata dan ada bagian polyester

yang tampak juga sehingga terjadi

pemantulan bunyi. Jadi pada frekuensi

1500Hz komposit yang diuji mampu

menyerap suara dengan baik α > 0,15 sesuai

dengan ISO 11654 [3], sedangkan untuk

frekuensi rendah komposit yang diuji tidak

menyerap suara dengan baik sehingga perlu

dilakukan pengujia dengan frekuensi di atas

1500 Hz.

3mm

Ko

efis

ien

Pe

nye

rap

an S

uar

a (α

)

Frekwensi (Hz)

Fraksi Berat partikel 80%

Ukuran partikel 3mm

Permukaan rata

Page 9: ISBN : 978-602-73732-0-4 - repositori.unud.ac.id file1 Genset dengan bahan bakar co-gasifikasi downdraft kulit kopi dan ... 8 Pemanfaatan Panas Buang ... Salah satu limbah industri

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Material 49

Gambar 4. Spesimen penyerapan suara

dengan fraksi berat 60%

Simpulan

Seluruh komposit yang diuji pada

frekuensi 1500Hz dapat menyerap bunyi

dengan baik (α >0.15), sedangkan untuk

frekuensi rendah komposit yang diuji tidak

menunjukkan daya penyerapan suara yang

baik.

Ucapan Terima kasih

Paper ini dibiayai dari penelitian

Desentralisasi Hibah Bersaing dengan Surat

Perjanjian Penugasan No. 311-

23/UN14.2/PNL.01.03.00/2015

Referensi

[1] Lee, Y and Changwhan Joo.Sound

Absorption Properties of Recycled Polyester

Fibrous AssemblyAbsorbers (AUTEX

ResearchJournal, Vol. 3, No2, June 2003.

[2] Mediastika. 2005. Akustik Bangunan.

Jakarta: Erlangga.

[3] Ainie Khuriati, Eko

Komaruddin,Muhammad Nur, Disain

Peredam Suara Berbahan Dasar Sabut Kelapa

dan Pengukuran Koefisien Penyerapan

Bunyinya, (Berkala Fisika ISSN : 1410 –

9662 Vol.9, No.1, Januari 2006, hal 43-53

Ukuran partikel 10mm

Matrik

terlihat

Ukuran partikel 5mm

Permukaan tidak

rata

Page 10: ISBN : 978-602-73732-0-4 - repositori.unud.ac.id file1 Genset dengan bahan bakar co-gasifikasi downdraft kulit kopi dan ... 8 Pemanfaatan Panas Buang ... Salah satu limbah industri
user
Typewritten text
Banjarmasin, 7 - 8 Oktober 2015
Page 11: ISBN : 978-602-73732-0-4 - repositori.unud.ac.id file1 Genset dengan bahan bakar co-gasifikasi downdraft kulit kopi dan ... 8 Pemanfaatan Panas Buang ... Salah satu limbah industri
Page 12: ISBN : 978-602-73732-0-4 - repositori.unud.ac.id file1 Genset dengan bahan bakar co-gasifikasi downdraft kulit kopi dan ... 8 Pemanfaatan Panas Buang ... Salah satu limbah industri

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)ISBN : 978-602-73732-0-4

Diterbitkan oleh : Program Studi Teknik Mesin Universitas Lambung MangkuratAlamat : Gedung Fakultas Teknik Unlam Banjarbaru

Jl. A. Yani Km.36 km. 36 Banjarbaru

Telepon/fax : 0511-4772646

Email : [email protected] / [email protected]

Contact Person : Akhmad Syarief ()

Hak cipta (c) 2015 ada pada penulis

Artikel pada prosiding ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuanbukan komersil, dengan syarat tidak menghapus atau mengubah atribut penulis. Tidakdiperbolehkan melakukan penulisan ulang kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari penulis.