Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]

27
KORUPSI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT MAKALAH INI DI BUAT DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ETIK UMB DI SUSUN OLEH NAMA : IRFAN SIDIK PRABOWO NIM : 41614110109 TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCUBUANA

Transcript of Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]

Page 1: Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]

KORUPSI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

MAKALAH INI DI BUAT DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ETIK UMB

DI SUSUN OLEH NAMA : IRFAN SIDIK PRABOWO

NIM : 41614110109

TEKNIK INDUSTRIFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA

TAHUN 2016

Page 2: Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan karunia-Nya sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah ETIK UMB tentang “KORUPSI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT.”

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada Dosen Pengampu Mata kuliah ETIK UMB Bapak Drs. SUMARDI, M. PD . Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan banyak perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang akan menambah motivasi saya untuk memperbaiki sehingga hasilnya menyadi sempurna .

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak terutama masyarakat luas

JAKARTA, 10 DESEMBER 2016

Page 3: Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………...………………………………………………2DAFTAR ISI ………………………………….………………………………………………3

BAB A PENDAHULUANA.1 LATAR BELAKANG ……………………………………………………………………4A.2 PERUMUSAN MASALAH ……………………………………………………………...5

BAB B PEMBAHASAN……………………………………………………………………...5

B.1 PENGERTIAN KORUPSI………………………………………………………………..5

B.2 FAKTOR PENYEBAB PRILAKU KORUPSI …………………………………………..9

B.3 BENTUK BENTUK KORUPSI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT ………………13

B.4 DAMPAK AKIBAT KORUPSI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT ………………14

B.5 UPAYA YANG DAPAT DI TEMPUH DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI ….14

BAB C PENUTUP…………………………………………………………………………..16

C.1

KESIMPULAN…………………………………………………………………………..16

DAFTAR

PUSTAKA………………………………………………………………………...17

Page 4: Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]

A. PENDAHULUAN

A.1 LATAR BELAKANG

Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya dalam

melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagai suatu proses perubahan yang

direncanakan mencakup semua aspek kehidupan masyarakatIndonesia merupakan salah satu

negara terkaya di Asia dilihat dari keanekaragaman kekayaan sumber daya alamnya. Tetapi

ironisnya, negara tercinta ini dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia bukanlah

merupakan sebuah negara yang kaya malahan termasuk negara yang miskin. Mengapa

demikian? Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusianya.

Kualitas tersebut bukan hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga

menyangkut kualitas moral dan kepribadiannya dan rendahnya tingkat kejujuran dari aparat

penyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi di semua kalangan termaksud korupsi

di lingkungan masyarakat

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil Survei Perilaku Anti-Korupsi (SPAK) di Jakarta,

Senin (22/2/2016). Terdapat beberapa indikator kebiasaan atau perilaku di masyarakat yang

menjurus kepada perilaku koruptif. Indikator tersebut dibagi menjadi tiga lingkup, yaitu

lingkup keluarga, lingkup komunitas dan lingkup publik.

Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin menyebutkan, pemberian uang oleh masyarakat

kepada tokoh-tokoh agama atau tokoh masyarakat masih sering dilakukan. Bahkan, hanya

36,32 persen masyarakat yang menilai pemberian uang atau barang kepada tokoh-tokoh

tersebut ketika satu keluarga melaksanakan hajatan adalah hal tidak wajar.

Sedangkan sisanya menganggap pemberian tersebut wajar.

"Sedikit menurun dari tahun sebelumnya (2014) yaitu 37,76 persen yang menganggap tidak

wajar," ujar Suryamin.

Pemberian uang atau barang juga kerap diberikan jelang hari raya keagamaan (46 persen).

Tak hanya pada tokoh-tokoh agama, pemberian juga diberikan kepada pejabat setempat

(RT/RW/Kades/Lurah).

Sebanyak 60,37 persen masyarakat menilai pemberian uang atau barang kepada mereka

ketika satu keluarga melaksanakan hajatan adalah hal tidak wajar. Sementara 72,56 persen

masyarakat menilai tidak wajar perilaku memberi uang atau barang kepada pejabat setempat

ketika jelang hari raya.

Page 5: Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]

Sehingga Titel atau julukan sebagai negara terkorup tentunya membuat Indonesia

tidak nyaman. Berbagai langkah pun dilakukan oleh pemerintah. Namun, upaya

tersebut tidak memberi hasil optimal dan memuaskan

A.2 Perumusan masalah

1. pengetian korupsi

2. Faktor penyebab prilaku korupsi

3. Bentuk bentuk korupsi di lingkungan masyarakat

4. Dampak akibat korupsi di lingkungan masyarakat

5. upaya yang dapat di tempuh dalam pemberantasan korupsi

Tujuan penuliasan

memahami pengertian korupsi, dan pendapat Negara - negara di dunia mengartikan

korupsi

mengetahui penyebab prilaku korupsi

memahami bentuk bentuk korupsi

mengetahui dampak yang di akibatkan oleh korupsi

mengetahui upaya apa yang di ambil dalam pemberantasan korupsi

B. PEMBAHASAN

B.1 pengertian korupsi dan pendapat Negara - negara di dunia mengartikan korupsi

Korupsi memang merupakan istilah modern, tetapi wujud dari tindakan korupsi itu sendiri

ternyata telah ada sejak lama. Sekitar dua ribu tahun yang lalu, seorang Indian yang menjabat

semacam perdana menteri, telah menulis buku berjudul “Arthashastra” yang membahas

masalah korupsi di masa itu Dalam literatur Islam39, pada abad ke-7 Nabi Muhammad SAW.

juga telah memperingatkan sahabatnya untuk meninggalkan segala bentuk tindakan yang

merugikan orang lain yang kemudian dikenal sebagai bagian dari korupsi

Korupsi berasal dari bahasa Latin: corruption dari kata kerja corrumpere berarti busuk, rusak,

menggoyahkan, memutar balik, menyogok. Menurut Transparency International adalah

perilaku pejabat publik, baik politikus/ politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak

wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya,

dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi secara harfiah berarti: buruk,

rusak, suka memakai barang (uang) yang dipercayakan padanya, dapat disogok (melalui

Page 6: Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]

kekuasaannya untuk kepentingan pribadi). Adapun arti terminologinya, korupsi adalah

penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaan) untuk kepentingan pribadi

dan kelompok

1. Meksiko Corruption is (acts of dishonesty such as bribery, graft, conflict of

interst negligence and lock of effeciency that require the planing of specific

strategies it is an illegal inter change of favors). Korupsi diartikan : sebagai

bentuk penyimpangan ketidakjujuran berupa pemberian sogokan, upeti,

terjadinya pertentangan kepentingan kelalaian dan pemborosan yang

memerlukan rencana dan strategi yang akan memberikan keuntungan kepada

pelakunya).

2. Nigeria Corruption as being : an act done with an intent to give some

adventage inconsis tent with official duty and the richts of other. The act of an

official or judiciar person who an lawfully and wrong fully use his station or

character to procure some benefit for him self or for other persons contraty to

duty and the right of others. Korupsi diartikan : sebagai suatu perbuatan yang

dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang tidak sesuai

dengan tugas / jabatannya dan melanggar hak orang lain. Suatu perbuatan oleh

seorang pegawai/pejabat atas petugas hukum (judiciart) yang tidak secara sah

menyalahgunakan kedudukannya untuk memperoleh keuntungan baginya atau

orang lain, yang bertolak belakang dengan kewajibannya dan bertentangan

dengan hak-hak orang lain). Bribery as : The offering, giving receving or

soliciting of anything of value to influence action as an official or in discharge

of a leal or/public duty). Penyuapan adalah : Penawaran pemberian menerima

atau menyediakan sesuatu yang berharga yang akan mempengaruhi tindakan

sebagai pejabat/petugas atau yang menyelewengkan (merusakan) tugas-tugas

yang seharusnya dilaksanakan.

3. Uganda Corruption called : Any practice act or ommision by a public official,

that is a deviation from the norm and that cannot be openly acknowledge but

must be hindden from the public eye. Corruption diverts official decession

making from what a decession should have been to what it should not he been.

Corruption introduce discrimination and arbitrarinees in decission making so

that rules, regulations and prosedures become unimportant). Korupsi diartikan

: Suatu praktek/perbuatan atau kelalaian yang dilakukan oleh seorang pegawai

negeri yang merupakan suatu penyimpangan dari norma dan tidak dapat

Page 7: Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]

diketahui umum secara terbuka, tetapi hanya disembunyikan dari penglihatan

masyarakat. Mengubah putusan yang harus diambil oleh pejabat, membuat

suatu keputusan yang tidak harus dilakukan menjadi putusan yang

dilaksanakan. Menjadikan suatu putusan dapat dibuat berbeda-beda dan

membuat suatu alternatif dalam suatu putusan, sehingga dengan peraturan-

peraturan dan prosedur tidak lagi menjadi penting.

4. Brasilia Corruption in government “lato sensu” is the direct or indirect use of

the public power outside of it rasual scope. With the fimality of abtaining

advantages to the servants or to their friends, partners etc. Korupsi yang

terjadi di pemerintahan “lato sensu” adalah menggunakan secara langsung atau

tidak langsung kekuasaan yang dimilikinya diluar bidang (scope) yang harus

dilakukannya, yang pada akhirnya bertujuan memperoleh keuntungan kepada

bawahannya, kawannya dan sebagainya). Corruption is being to ask

adventages (usual financial) because of his public function (corrupcao passiva)

or to offer this adventage to a public servant to intend that he takes or does not

take something in his public activity (corrupcao Activa). (Korupsi sebagai

meminta keuntungan (biasanya dalam bentuk keuangan) yang disebabkan oleh

kedudukannya (corrupcao passiva) atau menawarkan suatu kesempatan kepada

petugas pemerintah/negara dengan maksud dia akan memperoleh sesuatu jika

membantunya (corrupcao activa).

5. Kamerun Corruption as : the solliciting, accepting, or receiving bay a public

servant or agent, for himself or for another person of offers, promises, gifts or

present for performing, postponing or retraining, from any act of his office.

suatu permintaan, penerimaan atau persetujuan yang dilakukan oleh seorang

pegawai negeri atau bawahan/pembantunya, baik untuk dirinya sendiri ataupun

orang lain atas suatu tawaran janji, hadiah atau untuk melakukan sesuatu

pekerjaan melakukan penundaan atau tidak melakukan sesuatu pekerjaan

dalam

menjalankan tugas-tugas dikantornya yang bersangkutan). The act by any

corrupt person of facilitating by his functions, the accomplishment of an act

which does not fall or lie within his competence. (suatu tindakan yang

menyalahgunakan pemberian fasilitas karena kedudukannya tersebut,

melakukan suatu tindakan tidak sesuai atau bertentangan dengan

wewenangnya). The soliciting or accepting of any reward in money or in kind

Page 8: Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]

bay any public servant or agent for himself or for another person in payment

for an already perfomed act or for having retrained from any such act.

(Meminta atau menerima suatu pemberian dalam bentuk uang atau sesuatu

barang oleh seorang pegawai negeri/pembantunya untuk dirinya sendiri atau

orang lain dengan imbalan untuk suatu perbuatan atau dalam bentuk tidak

melakukan perbuatan). The act for any person either to offer gifts or presents

or to requests to remunerate and already performed act or a past abstantion.

(Suatu perbuatan baik yang berupa penawaran hadiah-hadiah pemberian

sesuatu atau sesuatu imbalan dalam bentuk lainnya bagi suatu perbuatan yang

telah dilaksanakan atau dalam hal tidak melakukan suatu perbuatan).

6. Russian Corruption as : A system of certain relations based on unlawful deals

of officials to detriment of the state and public interests ther motives maybe

variegated. (sebagai suatu sistem hubungan tertentu yang melanggar hukum

dari semua aparat negara yang melanggar kepentingan negara dan masyarakat,

dengan motivasi beraneka ragam).

7. Muangthai Corruption as : behaviour of public servant that are condemned by

law. Perilaku yang dilarang oleh undang-undang bagi pegawai negeri

(pemerintahan).

8. Philipina Korupsi mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1.

Penyalahgunaan wewenang terhadap dana masyarakat (Malversation of public

fund). 2. Pemalsuan dokumen-dokumen (falsification of public documents) 3.

Suap menyuap (bribery)

9. India, Behaviour of uncrupulous elements to indulge in making quick monet by

misuse of official position or authority or by resirting to intentional delay and

dilatory tactics with a view to cause harrasment and thereby putting pessure

on some members of the public to part with money in clandestine manner.

(Perbuatan dari oknum-oknum yang tidak terpuji ingin memperoleh

keuntungan (uang) secepat mungkin dengan menyalahgunakan kedudukan

kewenangan atau dengan taktik-taktik yang sengaja memperlambat suatu

penyelesaian dengan tujuan agar menjadi gangguan-gangguan sehingga mau

tidak mau orang yang berkepentingan harus berurusan dengan uang dengan

cara jalan belakang).

10. Argentina, Di argentina karakteristik korupsi adalah perbuatan-perbuatan yang

berupa :

Page 9: Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]

A. Penyogokan/penyuapan (bribery): perbuatan menerima sesuatu

langsung ataupun melalui perantara yang berupa uang ataupun

pemberian lain ataupun janji untuk melakukan sesuatu dalam suatu

hubungan yang berkaitan dengan fungsi (kedudukan) sebagai seorang

pejabat/pegawai negeri ataupun menggunakan pengaruh atas

kedudukannya tersebut sebelum pegawai negeri/pejabat lain melakukan

sesuatu.

B. Penyalahgunaan dana pemerintah/negara : Tindakan menggunakan

dana milik negara yang dikelola oleh pegawai/pejabat untuk tujuan

yang berlainan dengan yang dimaksudkan untuk hal tersebut.

C. Penggelapan (Embezzelement) tindakan pegawai negeri yang mencuri

(memakai untuk diri sendiri dana yang dipercayakan kepadanya.

D. Melakukan transaksi yang tidak sesuai dengan fungsi pejabat yang

bersangkutan. 5. Pemerasan (Extortion)

Samuel Huntington dalam buku Political Order in Changing Societies,

mendefinisikan korupsi sebagai behavior of public officials with deviates from

accepted norms in order to serve private ends (1968: 59). Melihat dari definisi

tersebut jelas bahwa korupsi tidak hanya menyangkut aspek hukum, ekonomi

dan politik tetapi juga menyangkut perilaku manusia (behavior) yang menjadi

bahasan utama serta norma (norms) yang diterima dan dianut masyarakat.

Dalam UU No.31 Tahun 1999, Pengertian korupsi yaitu setiap orang yang dengan sengaja

secara melawan hukum untuk melakukan perbuatan dengan tujuan memperkaya diri sendiri

atau orang lain atau suatu korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara atau

perekonomian negara.

Dari penjelasan Pengertian Korupsi di atas maka saya menyimpulkan : korupsi

merupakan perbuatan yang sangat buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok

atau pelicin dan lain sebagainya dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri dan atau

kelompok , sehingga dapat mengakibatkan kerugian keuangan pada negara.

B.2 Faktor penyebab prilaku korupsi

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi, baik berasal dari dalam diri pelaku atau

dari luar pelaku

Menurut Nur Syam (2000) memberikan pandangan bahwa penyebab seseorang melakukan

korupsi adalah karena ketergodaannya akan dunia materi atau kekayaan yang tidak mampu

Page 10: Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]

ditahannya. Ketika dorongan untuk menjadi kaya tidak mampu ditahan sementara akses ke

arah kekayaan bisa diperoleh melalui cara berkorupsi, maka jadilah seseorang akan

melakukan korupsi

Menurut (Arifin:2000).mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjasinya korupsi antara lain:

aspek perilaku individu

aspek organisasi, dan

aspek masyarakat tempat individu dan organisasi berada

Secara umum faktor penyebab terjadinya korupsi dapat terjadi karena faktor politik, hukum

dan ekonomi, sebagaimana dalam buku yang berjudul Peran Parlemen dalam Membasmi

Korupsi (ICW:2000) yang mengidentifikasi empat faktor penyebab terjadinya korupsi yaitu

faktor politik, faktor hukum, faktor ekonomin dan birokrasi, dan faktor transnasional.

FAKTOR POLITIK

Politik merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini dapat dilihat ketika terjadi

instabilitas politik, kepentingan politis para pemegang kekuasaan, bahkan ketika meraih dan

mempertahankan kekuasaan.

Menurut Susanto korupsi pada level pemerintahan ada-lah dari sisi penerimaan,

pemerasan uang suap, pem-berian perlindungan, pencurian barang-barang publik

untuk kepentingan pribadi, tergolong korupsi yang disebabkan oleh konstelasi

politik (Susanto: 2002). Sementara menurut De Asis, korupsi politik misalnya

perilaku curang (politik uang) pada pemilihan anggota legislatif ataupun pejabat-

pejabat eksekutif, dana ilegal untuk pembia-yaan kampanye, penyelesaian konflik

parlemen melalui cara-cara ilegal dan teknik lobi yang menyimpang (De Asis :

2000).

bol M adalah monopoly, D adalah discretionary (kewenangan), A adalah

accountability (per-tanggungjawaban). Penjelasan atas simbul tersebut dapat

dikatakan bahwa korupsi adalah hasil dari adanya monopoli (kekuasaan) ditambah

dengan kewenangan yang begitu besar tanpa keterbukaan dan pertanggungjawaban.

Robert Klitgaard (2005) menjelaskan bahwa proses terjadinya korupsi dengan

formulasi M+D–A=C. Sim bol M adalah monopoly, D adalah discretionary

(kewenangan), A adalah accountability (per-tanggungjawaban). Penjelasan atas

simbul tersebut dapat dikatakan bahwa korupsi adalah hasil dari adanya monopoli

(kekuasaan) ditambah dengan kewenangan yang begitu besar tanpa keterbukaan

dan pertanggungjawaban.

FAKTOR HUKUM

Page 11: Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]

Faktor hukum dapat dilihat dari dua sisi, di satu sisi dari aspek perundang-undangan

dan sisi lain lemahnya penegakan hukum. Tidak baiknya substansi hukum, mudah

ditemukan dalam aturan-aturan yang diskriminatif dan tidak adil; rumusan yang

tidak jelas tegas  (non lext certa) sehingga multi tafsir, kontradiksi dan overlapping

dengan peraturan lain (baik yang sederajat maupun yang lebih tinggi). Sanksi yang

tidak equivalen dengan perbuatan yang dilarang sehingga tidak tepat sasaran

sehingga dirasa terlalu ringan atau terlalu berat; penggunaan konsep yang berbeda-

beda untuk sesuatu yang sama, semua itu memungkinkan suatu peraturan tidak

kompatibel dengan realitas yang ada sehingga tidak fungsional atau tidak produktif

dan mengalami resistensi.

Bibit Samad Riyanto (2009) mengatakan lima hal yang dianggap berpotensi

menjadi penyebab tindakan korupsi.

Pertama adalah sistem politik, yang ditandai dengan munculnya aturan

perundang-undangan, seperti Perda, dan peraturan lain

kedua, adalah intensitas moral seseorang atau kelompok

ketiga adalah remunerasi atau pendapatan (penghasilan) yang minim

keempat adalah pengawasan baik bersifat internal-eksternal

kelima adalah budaya taat aturan.

Dari beberapa hal yang disampaikan, yang paling penting adalah budaya sadar akan

aturan hukum. Dengan sadar hukum, maka masyarakat akan mengerti konskuensi

dari apa yang ia lakukan. Sementara itu Rahman Saleh merinci ada empat faktor

dominan penyebab merajalelanya korupsi di Indonesia, yakni faktor penegakan

hukum, mental aparatur, kesadaran masyarakat yang masih rendah, dan rendahnya

‘political will’ (Rahman Saleh : 2006).

Fakta ini memperlihatkan bahwa terjadinya korupsi sangat mungkin karena aspek

peraturan perundang-undangan yang lemah atau hanya menguntungkan pihak

tertentu saja. Disamping tidak bagisnya produk hukum yang dapat menjadi

penyebab terjadinya korupsi, praktik penegakan hukum juga masih dilihat berbagai

permasalahan yang menjauhkan hukum dari tujuannya. Secara kasat mata, publik

dapat melihat banyak kasus yang menunjukkan adanya diskriminasi dalam proses

penegakan hukum termasuk putusan-putusan pengadilan.

FAKTOR EKONOMI

Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini

dapat dijelaskan dari pendapatan atau gaji yang tidak mencukupi kebutuhan. Selain

Page 12: Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]

rendahnya gaji atau pendapatan, banyak aspek ekonomi lain yang menjadi

penyebab terjadinya korupsi, di antaranya adalah kekuasaan pemerintah yang

dibarengi dengan faktor kesempatan bagi pegawai pemerintah untuk memenuhi

kekayaan mereka dan kroninya. Terkait faktor ekonomi dan terjadinya korupsi,

banyak pendapat menyatakan bahwa kemiskinan merupakan akar masalah

korupsi.pernyataan tidak benar sepenuhnya, sebab banyak korupsi yang dilakukan

oleh pemimpin Asia dan Afrika, dan mereka tidak tergolong orang miskin. Dengan

demikian korupsi bukan disebabkan oleh kemiskinan, tapi justru sebaliknya,

kemiskinan disebakan oleh korupsi (Pope: 2003)

Menurut Henry Kissinger korupsi politisi membuat sepuluh persen lainnya terlihat buruk.

Dari keinginan pribadi untuk keuntungan yang tidak adil, untuk ketidakpercayaan dalam

sistem peradilan, untuk ketidak stabilan lengkap dalam identitas bangsa, ada banyak faktor

motivasi orang kekuasaan, anggota parlemen termasuk warga biasa, untuk terlibat dalam

perilaku korup.

FAKTOR ORGANISASI (KELOMPOK)

Organisasi dalam hal ini adalah organisasi yang luas, termasuk sistem pengorganisasian

lingkungan masyarakat. Organisai yang menjadi korban korupsi atau dimana korupsi terjadi

biasanya memberi andil terjadinya korupsi karena membuka peluang atau kesempatan untuk

melakukan korupsi.

Aspek-aspek terjadinya korupsi dari sudut pandang organisasi meliputi: (a) kurang adanya

teladan dari pemimpin (b) tidak adanya kultur organisasi yang benar, (c) sistem akuntabilitas

dalam instansi kurang memadai, (d) manajemen cenderung menutupi didalam organisasinya.

Focus attention, dapat dijadikan oleh para anggota sebagai semacam gideline untuk

memusatkan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan anggota-anggota dan organisasi sebagai

kesatuan. Melalui tujuan organisasi, para anggota dapat memiliki arah yang jelas tentang

segala kegiatan dan tentang apa yang  tidak, serta apa yang harus dikerjakan dalam kerangka

organisasi. Tindak tanduk atas kegiatan dalam organisasi, oleh karenanya senantiasa

berorientasi kepada tujuan organisasi, baik didasari maupun tidak.

Dalam fungsinya sebagai dasar legitimasi atau pembenaran tujuan organisasi dapat dijadikan

oleh para anggota sebagai dasar keabsahan dan kebenaran tindakan-tidakan dan keputusan-

keputusannya. Karena sebuah organisassi dapat berfungsi dengan baik, hanya bila

anggotanya bersedia mengintegrasikan diri dibawah sebuah pola tingkah laku (yang

normalitif), sehingga dapat dikatakan bahwa kehidupan bersama hanya mungkin apabila

anggota-anggota bersedia mematuhi dan mengikuti “aturan permainan” yang ditentukan.

Page 13: Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]

Menurut Baswir pada dasarnya perakar pada bertahannya jenis birokasi patrinominal. Dalam

biirokrasi ini, dilakukan oleh para birokrat memang sulit untuk diuhindari. Sebab kendali

politik terhadap kekuasaan dan birokrasi memang sangat terbatas. Penyebab lainnya karena

sangat kuatnya pengaruh integralisme di dalam filsafat kenegaraan bangsa ini , sehingga

cenderung masih mentabukan sikap opopsisi. Karakteristik negara kita yang merupakan

birokrasi patrimonial dan negara hegemonik tersebut menyebabkan lemahnya fungsi

pengawasan, sehingga merabaklah budaya korupsi itu.

Di banyak negara berkembang muncul pandangan bahwa korupsi adalah akibat dari perilaku-

perilaku yang membudaya. Anggapan ini lama-lama akan berubah jika uang pelicin yang

diminta semakin besar, atau konsumen tahu bahwa kelangkaan yang melandasi uang semir

sengaja diciptakan atau justru prosedur dan proses yang lebih baik bisa diciptakan.

B.3 Bentuk bentuk korupsi di lingkungan masyarakat

Masyarakat sekarang ini tidak menyadari akan perbuatannya akan korupsi bahkan sudah

terlanjur akrabdengan bebagai istilah yang termasuk kedalam kategori korupsi itu sendiri.

Karena kalau kita lihat didalam masyarakat telah banyak yang namanya sogok-menyogok,

uang pelancar dan lain sebagainya yang berkaitan dengan hal seperti itu. Hal tersebut sudah

lazim kita jumapai disuatu masyarakat dan hal seprti itu sudah membudaya di kalangan

masyarakat sehingga tak dapat dipungkiri orang yang melakukan hal seperti itu sudah

menganggap biasa akan yang dikejakannya itu, sehingga pula orang tersebut tidak lagi tahu

menahu akan apa dampak yang akan terjadi pada dirinya dan juga masyarak yang ada

disekelilingnya sehingga mereka itu merasa benar sendiri akan pekerjaan yang dilakukannya .

Demartoto (2007:2) mengatakan bahwa bentuk-bentuk korupsi itu diantaranya: “pertama,

korupsi itu dilakukan secara berjemaah. Kedua, korupsi bersifat rahasia dalam bertindak.

Ketiga, korupsi melibatkan kewajiban dan timbal balik, dimana kewajiban atau keuntunagan

itu tidak melulu berupa uang.” . Jadi korupsi tidak selalu dilakukan oleh perorangan akan

tetapi korupsi itu bisa dilakukan dengan secara berkelompok dan korupsi tidak serta merta

dilakukan secara blak-blakan akan tetapi korupsi dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan

juga tak selamanya korupsi itu berupa uang.Dari mayoritas orang yang melakukannya, maka

suap menyuaplah termasuk kasus korupsi yang mempunyai intensitas paling tinggi bahkan

sering terjadi di kalangan masyarakat maupun pemerintah.

Contoh konkritnya yaitu ketika memasuki pemilu, baik itu pilpres, pilbub, dan juga

pemilukada pasti ada pihak yang melakukan suap menyuap tak memilih dimanapun itu

tempatnya dikota ataupun didesa karena suap menyuap dinilai adalah jurus yang amat ampuh

Page 14: Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]

menurut mereka untuk memenangkan kandidat/calon yang di dukungnya tersebut. Dan hal ini

sangatlah lazim didapatkan didalam suatu masyarakat ketika masa kampanye/sebelum pemilu

dilaksanakan tak terkecuali ketika masa pemilihan pun ada pihak yang melakukan hal

tersebut.

B.4 Dampak akibat korupsi di lingkungan masyarakat

Korupsi memberikan dampak negatif yang sangat luar biasa dalam tatanan pemerintahan dan juga terhadap kalangan masyarakat. Korupsi hanya memberikan distorsi (kekacauan) dalam masyarakat, yang asal mulanya keadaan di masyarakat itu tidak kacau balau akan tetapi akhirnya keadaan menjadi rumit dan tak terkendalikan dengan adanya pihak yang terlibat didalam korupsi, dan juga korupsi menghambat perekonomian maupun pembangunan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Seperti halnya ketika ada bantuan dari pemerintah untuk pembangunan sebuah masjid yang sudah setengah jadi akhirnya apa yang terjadi ketika salah satu  pihak/kalangan masyarakat tertentu bermain manipolitik (korupsi) didalamnya akhirnya bantuan yang seharusnya disalurkan kemasyarakat untuk pembangunan masjid akhirnya masuk kekantong sikoruptor sehingga uang tidak sampai dan pembangunan stagnan (mandek) tidak jalan lagi dan tidak ada tindak lanjutnya.

Korupsi selain memberikan kekacauan dikalangan masyarakat korupsi juga menodai moralitas individu yang bersangkutan. Seperti perkataan Munawar Fuad Noeh bawa “secara moral, korupsi adalah puncak gunuung es dari seluruh kebobbrokan mental.korupsi merupakan akumulasi dari pengkhianatan, dusta, pencurian, pemerasan, kezaliman, dan tipisnya kesadaran ketuhanan.” (1997:56-57). Ini bisa berarti bahwa anatar moralitas dan korupsi memiliki hubungan timbal balik; tingkat korupsi adalah cermin kualitas moral, sebaliknya, kualitas moral dapat menentukan tingkat korupsi itu sendiri.

Bukan moralitas individu saja yang dapat tenoda oleh korupsi, akan tetapi dampak korupsi bisa merambah ke etos sosial yang mana korupsi akan meracuni terhadap etos sosial. Misalnya saja dalam sebuah lingkungan yang korup, orang bisa putus asa untuk berbuat baik, karena berbuat baikdirasakan sudah tidak berarti lagi. Semua proses sosial telah berlangsung dalam skenario para sang koruptor, sehingga orang asalnya jujur, akhirnya bisa jadi prustasi, malas, dan lambat laun bisa ikut-ikutan korup, yang pada mualanya hanya satu orang saja sehingga berdampak pada masyarakat yang lainnya.

B.5 Upaya yang dapat di tempuh dalam pemberantasan korupsi

Upaya untuk penanggulangan (hukum pidana) korupsi yanag ada didalam masyarakat yaitu 

lewat perundang-undangan yang pada hakikatnya merupakan bagian dari suatu langkah

kebajikan(policy). Istilah kebijakan diambil dari istilah policy (inggris) atau politiek

(Belnda), maka istilah kebijakan hukum pidana disebut dengan istilah politik hukum pidana.

Dimana istilah politik hukum pidana sering dikenal dengan penal policy, criminal law policy

atau stfrechtspolitiek. Pengertian kebijakan atau politik hukum pidana dapat dilihat dari

politik hukum maupaun dari politik kriminal. Jadi usaha penanggulangan itu dapat dilakukan

atau dilaksanakan dengan cara melaporkan atau menyerahkan kasus tindak pidana korupsi

Page 15: Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]

kepada pihak penegak hukum (polisi, jaksa, KPK) untuk dapat diproses sesuai dengan

ketentuan hukum yang berlaku. (Tomita Juniarta Sitompul et.al. 2008:113-114).

Dan juga selain solusi yang telah dipaparkan oleh Tomita Juniarta Sitompul bahwasanya

masih ada solusi yang paling ampuh untuk mengatasi korupsi dikalangan masyarakat yaitu

dengan penanaman karakter,  yang mana penanaman karakter tersebut dilakukan dengan

pendidikan karena pendidikan bisa memberikan arahan dan tujuan yang baik untuk tidak

melakukan korupsi. Seperti perkataan Uhar Suharsapura yang menyatakan bahwa: “

pendidikan merupakan instrumen penting dalam pembangunan bangsa baik sebagai

pengembang dan  peningkat produktivitas nasional maupun sebagai pembentuk karakter

bangsa.” (2005:35)

Selain itu upaya yang efektif untuk mencegah dan memberantas korupsi di Indonesia, Hanif

Pradipta (41515120041) (2016 )yaitu dengan cara :

Membangun Hukum dengan Kuat – Hukum adalah pilar keadilan. Ketika hukum tak sanggup

lagi menegakkan keadilan, maka kepercayaan publik pada institusi ini akan berkurang. Oleh

karena itu seorang penegak hukum tidak boleh tebang pilih dalam mengadili dan berikanlah

hukuman paling berat jika seseorang terbukti melakukan tindakan korupsi, seperti

dimiskinkan atau hukuman mati jika perlu.

Menciptakan Pendidikan Anti Korupsi – Upaya pemberantasan korupsi melalui jalur

pendidikan harus dilaksanakan karena tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan

merupakan tempat yang sangat startegis untuk membina generasi muda agar

menanamkan nilai-nilai kehidupan termasuk antikorupsi.

Membangun Pendidikan Moral Sedini Mungkin – Jika seseorang memiliki moral

yang rendah, maka setiap gerak langkahnya akan merugikan orang. Oleh karena itu

sangat penting sekali membekali pendidikan moral pada generasi muda.

Pembekalan pendidikan Religi yang Intensif – Semua agama mengajarkan pada

kebaikan. Tidak ada satupun agama yang menyuruh kita berbuat untuk merugikan

orang lain, seperti korupsi. Peran orang tua sangat berpengaruh untuk menumbuhkan

kesadaran religi pada anak agar ketika dewasa memiliki moral dan mentalitas yang

baik.C. PENUTUP

C.1 KESIMPULAN

Page 16: Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]

korupsi yang terjadi dilingkungan masyarakat  dikarenakan 2 (dua) faktor yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Yang dimana kedua faktor tersebut menjadi penunjang

terjadinya korupsi dikalangan masyarakat. Dari faktor internalnya kurangnya gaji dalam

kehidupannya menjadi pendorong utama orang melakukan korupsi/korporasi, seperti

sesesorang nekat untuk melakukan pekerjaan haram itu karena dorongan untuk supaya

menafkahi/menghidupi keluarganya, itu untuk kalangan masyarakat. Akan tetapi pada

kalangan pemerintahan melakukan korupsi itu bukan karena kebutuhan akan tetapi  karena

keserakahannya untuk menumpuk harta dan barang-barang yang sangat mahal sehingga

orang-orang disekelilingnya tidaklah bisa memiliki seperti yang dimilikinya. Dan juga tidak

dapat dipungkiri bahwasanya dimasyarakat itu orang melakukan korupsi itu bukan hanya

kebutuhan hidupnya akan tetapi ada juga yang karena keserakahannya.

Dan dilihat dari faktor eksternalnya bahwa pengaruh lingkunganlah yang menjadi

mewabahnya korupsi, yang mana kalau disuatu masyarakat tertentu mayoritas melakukan

korupsi pasti yang lainnya melakukan korupsi. Dan juga karena peluang, walaupun orang itu

sangat alim kalau sudah dihadapkan dengan yang namanya uang pasti tidak akan mengilah

dan pasti akan mengambilnya. Dan korupsi merupakan masalah yang sangat sulit dihilangkan

didunia khususnya Indonesia, karena korupsi tergantung pada karakter seseorang itu sendiri,

dan karaktrer seseorang  tidaklah sama dengan karakter orang yang lainnya. Dan untuk

mengatasinya pendidikanlah obat yang cocok untuk mengatasi yang namanya korupsi, karena

pendidikan bisa merubah karakter seseorang. Dan walaupun hanya hukuman yang sering

dipakai oleh pemerintah untuk membuat jera para koruptor, akan tetapi para koruptor tidak

akan jera untuk melakukan korupsi karena pasti menurut mereka uang adalah segalanya, tak

menampik orang kaya ataupun rakyat jelata pasti butuh akan uang. 

Page 17: Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]

DAFTAR PUSTAKA

Nabilla Tashandra, Bayu Galih. 2016, “Ini Perilaku Koruptif yang Biasa Terjadi di Lingkungan Masyarakat”,

(http://nasional.kompas.com/read/2016/02/22/15204551/Ini.Perilaku.Koruptif.yang.Biasa.Terjadi.di.Lingkungan.Masyarakat) di akses sabtu 10 desember 2016, jam 17:00

Demartoto, Argiyo, 2007, Perilaku Korupsi di Era Otonomi Daerah: Fakta Empiris dan

Strategi Pemberantasan Korupsi di Indonesia, Jurnal Spirit Publik, No. 2 Tahun 2007

Suharsaputra, Uhar. 2009. “Budaya Korupsi Dan Korupsi Budaya: Tanatangan Bagi Budaya

Pendidikan.” Jurnal Dialog Kebijakan Publik

Skripsi Juniarta Sitompul, Tomita. 2008. Analisis Kasus Tindak Pidana Korupsi Yang

Dilakukan Oleh Karyawan PT. Bank Mandiri (Studi Kasus No. 2120/PID. B/2006

PN. Mdn). Medan: Universitas Sumatera Utara, Fakultas Hukum (di downloadjum’at

9 desember 2016, jam 13:00)

Noname. 2012, “factor-factor penyebab korupsi PDF”

( http://suwarnatha.org/wp-content/uploads/2016/02/Faktor-Penyebab-Korupsi.pdf )

di download jum’at 9 desember 2016,jam 20:22

Hanif Pradipta (41515120041). 2016, “PEMBERANTASAN KORUPSI”

(http://mkcu.elearning.mercubuana.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=118191) di akses

pada 10 desember 2016 jam 15:00