Irigasi I

51
Irigasi 1 Perencanaan Irigasi

description

Irigasi

Transcript of Irigasi I

Page 1: Irigasi I

Irigasi 1

Perencanaan Irigasi

Page 2: Irigasi I

Tahap Studi

• Dalam Tahap Studi, konsep proyek dibuat dan dirinci mengenai irigasi pertanian ini pada prinsipnya akan didasarkan pada faktor-faktor tanah, air dan penduduk, namun juga akan dipelajari berdasarkan aspek-aspek lain.

Page 3: Irigasi I

• Aspek yang berpengaruh:– Ekonomi rencana nasional dan regional,– Sosiologi– Ekologi

Page 4: Irigasi I

Studi Awal

StudiIdentifikasi

StudiPengenalan

StudiKelayakan

PerencanaanPendahuluan

PerencanaanDetail

RencanaInduk

Page 5: Irigasi I
Page 6: Irigasi I

Pengukuran

• Pengukuran topografi

• Pengukuran sungai dan lokasi bendung

• Pengukuran trase saluran

• Pengukuran lokasi bangunan

Page 7: Irigasi I

Pengukuran Topografi

• Pemetaan bisa didasarkan pada pengukuran medan (terestris) penuh yang sudah menghasilkan peta-peta garis topografi lengkap dengan garis-garis konturnya -> untuk daerah kecil

• Pemetaan fotogrametri, walaupun lebih mahal, jauh lebih menguntungkan karena semua detail topografi dapat dicakup di dalam peta -> untuk perencanaan petak tersier.

Page 8: Irigasi I

Topografi

Page 9: Irigasi I

Fotogrametri -> foto udara

Page 10: Irigasi I
Page 11: Irigasi I

Data, Pengukuran, dan Penyelidikan untuk Perencanaan Irigasi

• Data:– Curah hujan– Evapotranspirasi– Debit puncak dan debit harian– Angkutan sedimen– Peta Rupa Bumi– Data Pertanian dan Lahan Pertanian– Data Sosial Ekonomi– Data Topografi– Data Penyelidikan Tanah

Page 12: Irigasi I

Curah Hujan

• Analisis curah hujan untuk menentukan:– Curah hujan efektif untuk menghitung

kebutuhan irigasi. Curah hujan efektif atau andalan adalah bagian dari keseluruhan curah hujan yang secara efektif tersedia untuk kebutuhan air tanaman.

– Curah hujan lebih (excess rainfall) dipakai untuk menghitung kebutuhan pembuangan/drainase dan debit (banjir).

Page 13: Irigasi I

• Untuk analisis curah hujan efektif, curah hujan di musim kemarau dan penghujan akan sangat penting artinya.

• Untuk curah hujan lebih, curah hujan di musim penghujan (bulan-bulan turun hujan) harus mendapat perhatian tersendiri.

• Data hujan sebaiknya sepanjang 10 tahun.

Page 14: Irigasi I

Curah Hujan Harian (mm)

Nama Stasiun KrikilNo Stasiun 51 B ElevasiNo In Database Tipe alat BiasaLintang Selatan Pemilik BMG/PengairanBujur Timur Operator S1

Tahun 1991

Tanggal Bulan TahunanJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 7 0 16 15 - - - - - - - -2 16 5 10 9 - - - - - - - -3 19 0 15 8 - - - - - - - -4 19 15 0 18 - - - - - - - -5 16 10 4 9 - - - - - - - -6 0 40 8 11 - - - - - - - -7 5 7 4 8 - - - - - - - -8 10 12 0 8 - - - - - - - -9 15 0 0 6 - - - - - - - -10 8 0 0 10 - - - - - - - -11 5 0 3 15 - - - - - - - -12 5 15 10 10 - - - - - - - -13 38 0 0 0 - - - - - - - -14 71 0 18 0 - - - - - - - -15 16 0 0 0 - - - - - - - -16 5 0 10 0 - - - - - - - -17 0 18 0 0 - - - - - - - -18 18 0 0 0 - - - - - - - -19 8 10 0 0 - - - - - - - -20 0 0 20 15 - - - - - - - -21 7 5 0 8 - - - - - - - -22 12 0 18 18 - - - - - - - -23 48 0 0 9 - - - - - - - -24 10 0 0 12 - - - - - - - -25 19 0 15 18 - - - - - - - -26 0 3 0 0 - - - - - - - -27 4 15 0 0 - - - - - - - -28 0 0 36 0 - - - - - - - -29 15 0 0 - - - - - - - -30 6 0 0 - - - - - - - -31 17 0 - - - - -

Hujan Maximum 71 40 36 18 - - - - - - - - -Jml Curah Hujan 419 155 187 207 - - - - - - - - -Jml.Hari Hujan 26 12 14 18 0 0 0 0 0 0 0 0 -Hujan (1-15) 250 104 88 127 - - - - - - - -Jml. data kosong 0 0 0 0 15 15 15 15 15 15 15 15Hujan (16-31) 169 51 99 80 - - - - - - - -Jml. data kosong 0 0 0 0 16 15 16 16 15 16 15 16

Page 15: Irigasi I

Evapotranspirasi

• Analisis mengenai evaporasi diperlukan untuk menentukan besarnya evapotranspirasi tanaman yang kelak akan dipakai untuk menghitung kebutuhan air irigasi dan kalau perlu untuk studi neraca air di daerah aliran sungai.

• Studi ini mungkin dilakukan bila tidak tersedia data aliran dalam jumlah yang cukup.

Page 16: Irigasi I

• Data-data iklim yang diperlukan:– Temperatur : harian maksimum, minimum dan rata-

rata – Kelembapan relatif – Sinar matahari : lamanya dalam sehari – Angin : kecepatan dan arah – Evaporasi : catatan harian

• Jangka waktu pencatatan untuk keperluan analisis yang cukup tepat dan andal adalah sekitar sepuluh tahun.

Page 17: Irigasi I

DATA KLIMATOLOGI DI YOGYAKARTA

Stasiun Barongan Lokasi 7 37 15 LSTahun 1993 - 2002 110 25 35 BTKec Jetis Tinggi 27 mKab Bantul Th pendirian 1980Prop DIY Pemilik DPU DIYDAS Opak

R.H. Penguapan Kec angin Rad mth Sinar mth Hujan(%) Max Min Rata2 mm (km/hr) (cal/cm2/hr) (%) (mm)

Januari 88.94 29.78 24.36 27.09 30.44 4.20 16.91 36.30 13.87Februari 87.96 29.81 24.10 27.02 28.24 8.22 19.28 38.30 13.55Maret 85.86 30.24 25.27 27.75 28.43 5.78 20.94 45.15 12.68April 88.09 30.68 23.11 26.77 27.70 4.95 22.99 45.72 5.75Mei 80.67 28.83 22.71 25.77 25.34 4.75 24.99 52.01 1.27Juni 80.34 28.38 22.41 25.37 23.89 4.37 36.16 49.68 1.13Juli 78.68 27.94 21.48 24.70 26.24 4.83 38.33 51.75 0.50Agustus 76.69 27.71 21.20 24.45 25.72 5.55 40.16 62.73 0.12September 77.56 28.30 21.97 25.23 27.09 5.90 44.34 56.68 0.28Oktober 85.47 30.49 24.53 27.55 30.62 5.79 40.29 55.18 2.31November 88.66 30.20 24.74 27.50 28.53 5.92 28.71 39.31 4.97Desember 88.17 29.72 24.27 26.97 28.68 5.41 21.53 34.89 8.91

Rata2 83.92 29.34 23.34 26.35 27.58 5.47 29.55 47.31 5.44

BulanTemp air dlm pan

Temp

Page 18: Irigasi I

Evapotranspirasi Potensial

• Besarnya kebutuhan air irigasi antara lain dipengaruhi oleh pola tata tanam, keadaan iklim, curah hujan, luas daerah irigasi, dan sebagainya.

• Analisis kebutuhan air -> metode Penman.• Evapotranspirasi potensial yaitu jumlah air

maksimum yang mampu diuapkan dari suatu permukaan ke lingkungan di sekelilingnya dan tanah tidak kekurangan air.

• Evapotranspirasi aktual adalah kemampuan air untuk menguap.

Page 19: Irigasi I

• Besarnya evapotranspirasi sangat berpengaruh pada kebutuhan air selama penyiapan lahan.

• Besarnya dihitung dengan menghitung besarnya evaporasi air terbuka (Eo).

Eo = Eto x C • Eto : Evapotranspirasi potensial (Penman

modifikasi) (mm/hari)• C : Koefisien yang dipengaruhi oleh

iklim

Page 20: Irigasi I
Page 21: Irigasi I

Banjir Rencana

• Banjir rencana adalah debit maksimum di sungai atau saluran alamiah dengan periode ulang (rata-rata) yang sudah ditentukan yang dapat dialirkan tanpa membahayakan proyek irigasi dan stabilitas bangunan- bangunan.

• Debit banjir ditetapkan dengan cara menganalisis debit puncak, dan biasanya dihitung berdasarkan hasil pengamatan harian tinggi muka air.

Page 22: Irigasi I

• Untuk keperluan analisis yang cukup tepat dan andal, catatan data yang dipakai harus paling tidak mencakup waktu 20 tahun.

• Faktor lain yang lebih sulit adalah tidak adanya hasil pengamatan tinggi muka air (debit) puncak dari catatan data yang tersedia.

• Data debit puncak yang hanya mencakup jangka waktu yang pendek akan mempersulit dan bahkan berbahaya bagi si pengamat.

Page 23: Irigasi I

• Debit banjir dari waktu kewaktu mengalami kenaikan, semakin membesar seiring dengan penurunan fungsi daerah tangkapan air -> menyebabkan kinerja irigasi berkurang dan desain bangunan kurang besar.

• Antisipasi keadaan ini perlu dilakukan dengan memasukan faktor koreksi besaran 110% - 120% untuk debit banjir. Faktor koreksi tersebut tergantung pada kondisi perubahan DAS.

Page 24: Irigasi I

Debit Andalan

• Debit andalan (dependable flow) adalah debit minimum sungai untuk kemungkinan terpenuhi yang sudah ditentukan yang dapat dipakai untuk irigasi.

• Kemungkinan terpenuhi ditetapkan 80% (kemungkinan bahwa debit sungai lebih rendah dari debit andalan adalah 20%).

• Debit andalan ditentukan untuk periode tengah – bulanan.

Page 25: Irigasi I

• Debit minimum sungai dianalisis atas dasar data debit harian sungai.

• Agar analisisnya cukup tepat dan andal, catatan data yang diperlukan harus meliputi jangka waktu paling sedikit 20 tahun. Jika persyaratan ini tidak bisa dipenuhi, maka metode hidrologi analitis dan empiris bisa dipakai.

Page 26: Irigasi I

• Dalam praktek ternyata debit andalan dari waktu kewaktu mengalami penurunan seiring dengan penurunan fungsi daerah tangkapan air -> menyebabkan kinerja irigasi berkurang yang mengakibatkan pengurangan areal persawahan.

• Antisipasi keadaan ini perlu dilakukan dengan memasukan faktor koreksi besaran 80% - 90% untuk debit andalan.

Page 27: Irigasi I

Tahun1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1991 88.81 72.86 82.72 89.14 65.14 56.13 56.66 53.90 51.26 45.42 31.67 34.11 36.30 35.03 38.13 36.02 38.87 39.33 38.21 35.17 40.30 40.70 67.69 60.191992 63.08 40.88 43.24 43.18 25.89 26.59 27.97 37.99 9.64 7.55 6.17 4.94 3.95 2.96 2.53 13.05 7.15 5.34 3.06 14.32 6.68 35.88 39.68 15.421993 59.37 53.08 43.30 44.35 25.19 25.50 28.69 11.76 11.44 7.08 6.04 4.83 3.86 2.90 2.47 1.85 1.58 1.27 1.01 0.76 1.47 19.27 50.93 26.221994 54.41 54.64 58.83 49.34 68.11 23.84 34.10 12.12 9.70 7.27 6.21 4.97 3.97 2.98 2.54 1.91 1.63 1.30 1.04 0.78 0.67 0.53 12.26 0.421995 62.44 62.84 95.35 58.74 40.63 49.31 18.75 12.24 9.79 7.34 10.71 5.74 4.59 3.44 2.94 2.20 1.88 1.50 14.01 2.87 13.21 51.68 54.64 15.131996 55.66 58.13 97.31 51.79 31.10 34.93 14.97 11.98 9.58 7.19 6.13 4.91 3.93 2.94 2.51 1.88 1.61 1.29 3.34 4.34 7.55 22.62 70.17 11.661997 79.08 41.81 57.03 41.62 22.65 16.99 14.50 11.60 9.28 6.96 5.94 4.75 3.80 2.85 2.43 1.82 1.56 1.25 1.00 0.75 0.64 0.51 0.41 7.871998 54.41 51.86 52.30 51.34 36.72 31.61 55.42 40.29 10.01 7.51 6.40 28.97 8.00 9.99 5.82 4.36 3.72 2.98 7.06 21.60 36.13 9.39 16.95 46.161999 86.03 55.91 49.40 62.68 57.28 33.11 25.23 14.14 12.07 7.32 6.25 5.00 4.00 3.00 2.56 1.92 1.64 1.31 1.05 0.79 1.88 2.28 19.74 8.482000 57.28 49.10 54.46 64.52 40.36 31.85 30.00 12.58 9.62 7.22 6.16 4.93 3.94 2.96 2.52 1.89 1.61 1.29 1.03 18.28 51.23 16.60 45.09 13.462001 57.76 66.14 67.54 36.02 37.74 31.70 34.77 12.04 9.63 7.22 12.35 5.94 4.75 3.57 3.04 2.28 1.95 1.56 8.33 27.55 17.59 15.05 25.48 8.712002 64.42 40.89 34.90 32.21 22.33 16.75 14.29 11.43 9.15 6.86 5.85 4.68 3.75 2.81 2.40 1.80 1.53 1.23 0.98 0.74 0.63 0.50 0.40 0.302003 73.60 40.97 51.40 58.07 33.68 18.17 14.63 11.70 9.36 7.02 5.99 4.79 3.83 2.88 2.45 1.84 1.57 1.26 1.01 0.75 0.64 12.32 49.32 33.012004 64.42 40.89 34.90 32.21 22.33 16.75 14.29 11.43 9.15 6.86 5.85 4.68 3.75 2.81 2.40 1.80 1.53 1.23 0.98 0.74 0.63 0.50 0.40 0.302005 54.41 54.22 52.35 69.78 28.18 26.45 18.20 11.82 9.45 7.09 6.05 6.85 4.20 3.15 2.69 2.02 1.72 1.38 1.10 0.83 1.88 13.74 23.95 58.40

4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00

Q Andalan 80 %55.66 40.97 43.30 41.62 25.19 18.17 14.63 11.70 9.36 7.02 5.99 4.79 3.83 2.88 2.45 1.84 1.57 1.26 1.01 0.75 0.64 0.53 12.26 7.87

Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov DesJan Feb Mar Apr

Page 28: Irigasi I

Analisis Kebutuhan Air Irigasi

• Kebutuhan air untuk irigasi diperkirakan dari perkalian antara luas lahan yang dialiri dengan kebutuhan air irigasi.

• Kebutuhan air irigasi dipengaruhi oleh :– kebutuhan air konsumtif untuk tanaman (Etc)– kebutuhan air untuk penyiapan lahan (IR)– kebutuhan air untuk penggantian lapisan air (RW)– perkolasi (P)– hujan efektif (ER)– efisiensi air irigasi (IE)– luas areal irigasi (A).

Page 29: Irigasi I

• Kebutuhan air untuk irigasi juga dihitung berdasarkan kebutuhan air untuk penyiapan tanaman (di lahan), kebutuhan air untuk pertumbuhan dan berdasarkan informasi pola tata tanam tahunan.

• Kebutuhan air irigasi dihitung pada tiap daerah pelayanan, sehingga pada tiap daerah pelayanan parameter-parameter kebutuhan air irigasi dihitung tersendiri

Page 30: Irigasi I

• Analisis kebutuhan irigasi:– Kebutuhan netto air irigasi di sawah untuk tanaman

padi (NFR) dalam (mm/hari) – Penggunaan Konsumtif (Etc) dalam (mm) – Kebutuhan air irigasi untuk padi (WRD) dalam (l/dt

ha) – Kebutuhan air irigasi untuk tanaman palawija (WRP) – Kebutuhan air irigasi selama waktu

penyiapan/pengolahan lahan (IR) – Penggenangan (WLR) dan kebutuhan Air untuk

Pembibitan – Efisiensi Irigasi

Page 31: Irigasi I

Kebutuhan netto air irigasi di sawah untuk tanaman padi (NFR)

NFR = Etc + P – Re + WLR

dengan :• Etc : Penggunaan konsumtif (mm)• P : kehilangan air akibat perkolasi (mm/hari)• Re : Curah hujan efektif (mm/hari)• WLR : Penggantian lapisan genangan air

(mm/hari)

Page 32: Irigasi I

No. Jenis Tanah Nilai Perkolasi

(mm/hari)

1 Tanah Lempung 1 – 2

2 Tanah Lempung Pasiran 2– 3

3 Tanah Pasiran 3 – 6

Tabel Nilai Perkolasi

Sumber : Dirjen Pengairan, Bina Program PSA 010, 1986

Page 33: Irigasi I

• Perkolasi adalah kehilangan air pada petak sawah baik yang meresap kesamping ke bawah (vertikal) maupun yang meresap ke samping (horisontal).

• Besarnya perkolasi dipengaruhi oleh sifat tanah, terutama sifak fisik tanah.

• Harga perkolasi berkisar antara 1 – 6 mm/hari.

Page 34: Irigasi I

Penggunaan Konsumtif (Etc) dalam (mm)

• Dengan menggunakan data-data klimatologi, maka dapat dihitung besarnya evaporasi (Eo) pada daerah irigasi dengan metode “Metode Penman”.

• Besarnya koefisien tanaman (Kc) tergantung dari jenis tanaman dan phase pertumbuhan.

Page 35: Irigasi I

Periode Tengah Bulanan

Padi Palawija

Varietas Varietas Varietas Varietas Varietas Biasa Unggul Biasa Unggul Unggul

1 1,20 1,20 1,10 1,10 0,50

2 1,20 1,27 1,10 1,10 0,75

3 1,32 1,33 1,10 1,05 1,00

4 1,40 1,30 1,10 1,05 0,82

5 1,35 1,30 1,10 0,95 0,45

6 1,24 - 1,05 -

7 1,12 0,95

8 - -

Sumber : Dirjen Pengairan, Bina Program PSA 010, 1986

Page 36: Irigasi I

• Kebutuhan air untuk tanaman adalah banyaknya air yang dibutuhkan tanaman untuk membuat jaringan tanaman, untuk diuapkan yang dikenal sebagai “Evapotranspirasi” atau “Nilai Consumtive Use”.

Page 37: Irigasi I

Etc = Kc x Eto

• dengan :

• Kc : Koefisien tanaman

• Eto : Evapotranspirasi potensial (mm/hari)

Page 38: Irigasi I

Kebutuhan air irigasi untuk padi (WRD) dalam (l/dt ha)

• dengan :• NFR : Kebutuhan air untuk tanaman di lahan tersier

(mm/hari)• ef : Efisiensi irigasi secara keseluruhan (%)

efisiensi jaringan tersier sebesar 80%, saluran sekunder sebesar 90% dan efisiensi di saluran primer sebesar 90%, sehingga efisiensi total adalah 80% x 90% x 90% dibulatkan menjadi 65%.Koefisien 8,64 adalah faktor karena perubahan satuan dari mm/hari menjadi ltr/det.

64,8ef

NFRWRD

Page 39: Irigasi I

Kebutuhan air irigasi untuk tanaman palawija (WRP)

64,8

Re

efETcWRP

Page 40: Irigasi I

Kebutuhan air irigasi selama waktu penyiapan/pengolahan lahan (IR)

• Besar kebutuhan untuk penyiapan/pengolahan lahan tergantung dari besar penjenuhan lahan, lama pengolahan lahan, besar evaporasi dan perkolasi.

• Bagi tanaman padi direkomendasikan :– Angka penjenuhan untuk sawah tanpa bero 200 mm– Angka penjenuhan 250 mm untuk sawah yang

mengalami bero lebih dari 2,5 bulan.– Kebutuhan air untuk pengelolaan tanah bagi tanaman

palawija sebesar 50 mm selama 15 hari.

Page 41: Irigasi I

dengan :• IR : kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan (mm/hari)• M : kebutuhan air untuk mengganti air yang hilang akibat

evaporasi dan perkolasi di sawah yang telah dijenuhkan

M = E0 + P• E0 : evaporasi air terbuka yang diambil 1,1×ET0 selama

penyiapan lahan (mm/hari)• k :

• T : jangka waktu penyiapan lahan (hari) (padi 30 hari, palawija 15 hari)

• S : air yang dibutuhkan untuk penjenuhan ditambah dengan 50 mm. (padi 200+50=250 mm dan palawija 0+50=50 mm)

• e : bilangan alami yaitu 2.718281828

1 k

k

eeMIR

SMT

Page 42: Irigasi I

Penggenangan (WLR) dan kebutuhan Air untuk Pembibitan.

• Penggantian air genangan diperlukan untuk pemberian pupuk pada tanaman yang terjadi pengurangan air pada petak sawah sebelum pemberian pupuk.

• Besarnya adalah 50 mm selama ½ bulan atau sebesar 3,33 mm /hari pada bulan 1 dan ke 2.

• Sedangkan kebutuhan air untuk pembibitan dianggap sudah tercakup dalam pengolahan tanah (areal untuk pembibitan sempit dan waktu bersamaan 30 hari).

Page 43: Irigasi I

Efisiensi Irigasi

• Efisiensi irigasi didasarkan pada asumsi bahwa sebagian air yang dialirkan akan hilang baik di saluran maupun di petak sawah.

• Besar kehilangan air pada jaringan irigasi berdasarkan kriteria standar perencanaan adalah:– Jika debit air yang melalui intake bendung adalah Q1

l/dt, maka kehilangan air pada jaringan primer adalah 5 – 10 % Q1, ditentukan besarnya kehilangan air = 10 % Q1. Faktor pengkali = 100/90 = 1,10

Page 44: Irigasi I

– Jika debit air yang melalui sadap primer adalah Q2 l/dt, maka kehilangan air pada jaringan sekunder adalah 10 – 15 % Q2, ditentukan besarnya kehilangan air = 13 % Q2. Faktor pengkali = 100/87 = 1,15.

– Jika debit air yang melalui sadap sekunder adalah Q3 l/dt, maka kehilangan air pada jaringan tersier adalah 15 – 20 % Q3, ditentukan besarnya kehilangan air = 17 % Q3. Faktor pengkali = 100/83 = 1,20.

Page 45: Irigasi I

• Hal ini berarti debit rencana yang diperlukan untuk masing-masing jaringan sebesar : – Jaringan Tersier (C) = 1,20 x (B)– Jaringan Sekunder (B) = 1,15 x (A)– Jaringan Primer (A) = 1,10 x (A)

Jika (B) = Kebutuhan Air Tanaman

= 0,116 x (A) (l/dt/ha)

(A) = Kebutuhan Air Tanaman, dengan satuan mm/hr.

Page 46: Irigasi I

Pola Tata Tanam untuk Desain

• Pola tanam dimaksudkan untuk meningkatkan efisien penggunaan air dan menambah intensitas tanaman.

• Rencana tata tanam adalah ditentuan oleh lokasi, luas dan jenis tanaman yang diijinkan untuk ditanam disuatu daerah irigasi pada suatu musim tanam serta jadwal mulai dan berakhirnya musim tanam dari masing–masing jenis tanaman yang bersangkutan.

Page 47: Irigasi I

• Pada umumnya dasar pola tanam yang dipakai adalah padi musim hujan – padi musim kemarau I – palawija musim kemarau II.

• Di dalam daerah irigasi dimana air tidak mencukupi untuk mengairi sepenuhnya padi musim kemarau I, maka data tanaman yang ada harus diperiksa untuk menentukan tanaman musim kemarau I yang realitas.

• Tanaman tebu harus dipertimbangkan bilamana areal yang ditanami melebihi 30 % dari jumlah areal Daerah Irigasi atau suatu golongan.

• Di dalam menghitung kebutuhan air disesuaikan dengan pelaksanaan tata tanam tahunan.

Page 48: Irigasi I

Imbangan Air

• Analisis optimasi dimaksudkan untuk memperoleh keseimbangan air antara kebutuhan air irigasi dengan ketersediaan air irigasi pada bendung sehingga mampu mengairi luas tanam yang optimal pada setiap musim tanam.

• Hasil optimasi akan diperoleh luas tanam optimal yang ditunjukkan dengan intensitas tanam.

• Masukan pada optimasi berupa kebutuhan air irigasi, luas tanam potensial dan potensi ketersediaan air irigasi baik pada bendung.

Page 49: Irigasi I

• Imbangan air bertujuan untuk mengetahui imbangan ketersediaan dan kebutuhan air pada suatu sistem irigasi, guna untuk menetapkan pola tanam dan jenis tanaman.

• Nilai imbangan air harus Iebih besar dari atau sama dengan satu.

dengan:– K : imbangan air– Qs : debit yang tersedia (liter/detik),– Qd : debit yang dibutuhkan untuk irigasi

(liter/detik).

d

sQ

QK

Page 50: Irigasi I

A1ka A1ki

Saluran PrimerSPA1 SPA2

BA1SB1

L1

B1ka B1ki

BB1SB2

L2

B2ka B2ki

BB2

222

2PBkiPBkaPB

BB

QQQQ

2

2

2

22 . L

BB

L

PBSB f

Q

f

QQ

12

1PBSB

BB

QQQ

21

2

1

11 .. LL

PB

L

PBSB f

Q

f

QQ

= efisiensi bangunan irigasi = 0,816f(Ln) = efisiensi saluran irigasi untuk saluran terpanjang = 0,56 untuk saluran terpendek = 0,81 untuk saluran diantaranya dengan interpolasi

WRDAQpetak ...

= koefisien reduksi giliran = efektifitas sawah

Page 51: Irigasi I

Tugas• Hitung debit di masing-masing petak, saluran,

dan bangunan irigasi jika diketahui:• Sawah yang memiliki struktur tanah lempung,

diolah untuk tanaman padi varietas biasa. Diperkirakan evapotranspirasi potensial adalah sebesar 4,47 mm/hari dengan curah hujan efektif sebesar 0,98 mm/hari, dan penggantian lapisan genangan air sebesar 1,3 mm/hari.

• Efisiensi bangunan irigasi = 0,603 , = 0,895, = 0,816