Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 -...

128
PENGARUH INFLASI, JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII), DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) TERHADAP SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA (SBSN) (JANUARI 2012 OKTOBER 2017) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2018 M

Transcript of Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 -...

Page 1: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

PENGARUH INFLASI, JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII), DAN

SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) TERHADAP

SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA (SBSN)

(JANUARI 2012 – OKTOBER 2017)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Irianne Sakinah

NIM : 1112086000004

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2018 M

Page 2: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

i

PENGARUH INFLASI, JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII), SERTIFIKAT

BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) TERHADAP SURAT BERHARGA

SYARIAH NEGARA (SBSN)

(JANUARI 2012 – OKTOBER 2017)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Irianne Sakinah

NIM : 1112086000004

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz, MM

NIDN. 02025067001

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2018 M

Page 3: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 09 Agustus 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa:

1. Nama : Irianne Sakinah

2. NIM : 1112-086-0000-04

3. Jurusan : Ekonomi Syariah

4. Judul Skripsi : Pengaruh Inflasi, Jakarta Islamic Index (JII), dan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Terhadap Surat

Berharga Syariah Negara (SBSN) Periode Januari 2012 –

Oktober 2017.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan

yang bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Selasa 09 Agustus 2016

1. Dr. Ir. H. Roikhan, MA.MM ( _____________________ )

NIDN. 02025067001 Penguji I

2. RR. Tini Anggraeni, M.Si ( _____________________ )

NIDN. 2010088001 Penguji II

Page 4: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

iii

Page 5: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Irianne Sakinah

NIM : 1112086000004

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ekonomi Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber

asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan manipulasi dalam penulisan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas

karya ini.

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Page 6: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi

Nama : Irianne Sakinah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 29 November 1994

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Tinggi/Berat : 168 cm/65 kg

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : SLTA/MAN

Alamat : Jalan Bulak Raya 2 No.9A RT 002 RW 002 Kel.

Cempaka Putih Kec. Ciputat Timur – Tangerang

Selatan

No. HP : 082112224821

E-mail : [email protected]

Pendidikan Formal

2000 – 2006 : SDN Cempaka Baru I

2006 – 2009 : MTsN 3 Pondok Pinang

2009 – 2012 : MAN 4 Jakarta

2012 – 2017 : Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi

1. Koordinator Departemen Keagamaan HMJ Ekonomi Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis periode 2012-2013.

2. Bendahara Umum HMJ Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis

periode 2014-2015.

3. Kapten SEISDANCE (Saman Fakultas Ekonomi dan Bisnis) tahun 2014-2015.

4. Ketua Acara Festival Ratoeh Jaroe “SEISMOGRAF” tahun 2015.

Page 7: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

vi

Seminar dan Workshop

1. Seminar Nasional Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) “Penyiapan

SDM Berbasis Kompetensi Syariah Dalam Pengembangan Perbankan Syariah

Era MEA 2015”, Tahun 2014.

2. Company Visit dan Seminar Bank Indonesia “Peran Bank Indonesia di Bidang

Moneter”, Tahun 2014.

3. Seminar Internasional Ekonomi Islam “Building Strategic Alliance In Islamic

Economic, Finance, and Business Policies”, Tahun 2015.

Page 8: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

vii

ABSTRACT

This research aimed to determinated the effect of the Inflation, Jakarta

Islamic Index (JII), and Bank Indonesia Certificates Syariah (SBIS) of Sukuk

(SBSN) period January 2012 - October 2017. This research used the monthly data

of each variable. In this research used the method of Ordinary Least Square

(OLS) by using Microsoft Excel 2010 and SPSS version 20.

When Inflation has increased, the publishing of Sukuk will decrease, and

then that will happen purchasing power of society which in the end domestic

financial market conditions will get worse. When the stock price of the company

at JII has increased, it will affect publishing of Sukuk. When SBIS decrease,

corporate and government issuers will use this to publishing of Sukuk.

The results of this study indicate of Sukuk (SBSN) is influenced the Inflation,

JII, and SBIS by 67,8%. The Partial or individual, the inflation variable is not

significant or has no effect on Sukuk (SBSN). The variable of JII and SBIS have a

significant positive on Sukuk (SBSN). While the Simultan or the same, variable of

Inflation, JII, and SBSN have a significant on Sukuk (SBSN).

Keywords: Inflation, Jakarta Islamic Index (JII), Bank Indonesia Certificates

Syariah (SBIS), Sukuk (SBSN)

Page 9: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Inflasi, Jakarta

Islamic Index (JII), dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Surat

Berharga Syariah Negara (SBSN) periode Januari 2012 – Oktober 2017. Data

yang digunakan merupakan data bulanan dari masing-masing variabel. Alat

analisis yang digunakan yaitu Analisis Regresi Berganda dengan menggunakan

Microsoft Excel 2010 dan SPSS versi 20.

Ketika inflasi mengalami kenaikan, maka penerbitan sukuk akan

mengalami penurunan, maka yang akan terjadi daya beli masyarakat yang pada

akhirnya kondisi pasar keuangan domestik akan memburuk. Ketika harga saham

dari perusahaan yang ada di JII mengalami kenaikan, maka akan berpengaruh

terhadap penerbitan obligasi syariah. Karena para emiten akan menginvestasikan

dananya pada sukuk. Ketika terjadi penurunan SBIS maka para emiten korporasi

maupun pemerintah akan memanfaatkan hal ini untuk menerbitkan sukuk. Hal ini

dikarenakan dengan turunnya SBIS maka dana yang dikeluarkan untuk membayar

return sukuk akan lebih rendah sehingga sukuk yang diterbitkan menjadi

bertambah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sukuk Negara (SBSN)

dipengaruhi oleh Inflasi, JII, dan SBIS sebesar 67,8%. Secara parsial variabel

Inflasi tidak signifikan atau tidak mempunyai pengaruh terhadap SBSN.

Sedangkan JII dan SBIS berpengaruh signifikan positif terhadap SBSN.

Sedangkan secara simultan didapatkan hasil bahwa variabel Inflasi, JII, dan SBIS

berpengaruh signifikan terhadap Sukuk Negara (SBSN).

Kata kunci: Inflasi, JII, SBIS, SBSN

Page 10: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

ix

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena atas

berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

ini. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad

SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagai syarat mencapai gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini memiliki judul “Pengaruh Inflasi, Jakarta Islamic Index (JII),

dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Surat Berharga

Syariah Negara (SBSN) Januari 2012 – Oktober 2017”. Semoga skripsi ini

memberikan manfaat kepada semua pihak dan menambah wawasan serta

pengetahuan bagi pembaca.

Proses penyusunan skripsi ini juga tidak terlepas dari doa, bimbingan,

bantuan, dukungan dan motivasi dari orang-orang terbaik yang ada di sekeliling

penulis. Karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih

sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua, pembimbing sepanjang masa. Bapak Abdul Gani

Irianto dan Mama Zuhairiah. Terima kasih telah mencintai, mendidik,

memberikan pelajaran dan motivasi serta do‟a tanpa henti kepada

penulis. Serta, kakakku tercinta Titah Dhiarini Rizki yang selalu

menjadi penyemangat, penghibur, dan menghapus segala kejenuhan

dalam proses penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc,M.Si selaku Dekan FEB, Bapak

Dr.Amilin, SE., Ak.,M.Si., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid.

Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag, M.H selaku Wakil

Dekan II Bid Administrasi Umum dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin

M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah

memberikan jalan bagi saya dalam mengerjakan skripsi ini.

Page 11: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

x

3. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si Selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Syariah dan Ibu RR.Tini Anggraeni, M.Si selaku Sekretaris Jurusan

Ekonomi Syariah.

4. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin M.A selaku Pembimbing Akademik.

5. Bapak DR.IR.H. Roikhan Mochamad Aziz MM,HAH.SLM,. selaku

penemu teori h dan sebagai dosen pembimbing penguji serta

penggagas Refleksivitas Islam Dan Pengetahuan dalam rumus Quran

Surat Al-Hijr 15.87 yang berhasil menginvensi metodologi ekonomi

Islam H=ah(slm) dengan formula 4=72(319) terima kasih atas

masukan dan bimbingannya.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas

curahan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada kami. Semoga

amalmu mendapat keberkahan dari Allah SWT.

7. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja

kerasnya melayani mahasiswa dengan baik dan meningkatkan citra

Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

8. Rizky Apryansyah. Terima kasih atas segala waktu untuk selalu

memberikan motivasi dan saran, selalu mendukung dan menjadi

penyemangat penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

9. Kepada seluruh anggota keluarga besar Kakek Tabrani yang terus

memberikan motivasi terbaik kepada penulis. Serta sepupu-sepupu

kesayangan, Ninis dan Berli. Terima kasih telah menjadi pendengar

yang baik.

10. Sahabat tersayang, Hanifa Haddad. Terima kasih telah memberikan

motivasi, arahan, semua canda tawa dan senda gurau kita bersama

selama ini.

11. Sahabat-sahabat hebat, “FF”. Ulfa Rianti, Ulul Albab Badru Zaman,

Annisa Daud, Suci Nuraini, Aditya Mulawarman, Ari Pramana,

Fitriyani, Mubasysyir Jamili, Ahmad Zacky, Anggardito, Dorojatyas

yang telah dan terus bersama-sama dalam suka maupun duka

menjalani perkuliahan atau bersenda gurau sekalipun.

Page 12: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

xi

12. Kawan-kawan KKN; Syafirah, Dini Anggraini, dan Asti Maulita yang

terus bersama-sama dari pengalaman sebulan penuh hingga kini. Dan

anggota KKN PEKAT 2015 lainnya.

13. Adik-adik tersayang, Tania Diana dan Rani Rahmawati. Terima kasih

telah memberikan motivasi, bantuan tenaga dan fikiran serta

kebahagiaan bersama selama ini.

14. Kepada Mba Ririn, terima kasih atas pertemanan baik selama ini,

sekaligus menjadi pendengar, pemberi saran dan motivasi yang baik.

15. Teman sekaligus adik-adik Ekonomi Syariah, yaitu Intan, Raka, Nico,

dan adik-adik Eksyar lainnya. Terima kasih dan terus semangat dalam

menjalani perkuliahan hingga akhir nanti.

16. Terakhir, teman-teman seperjuangan skripsi, Aulia Dara dan Nina

Astriana. Serta teman-teman seperjuangan dari awal. Ekonomi

Syariah FEB UIN 2012. Terima kasih kebersamaannya selama ini,

semoga kita mendapat keberkahan atas ilmu yang kita dapat dan yang

kita beri.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak

kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran,

arahan, maupun kritikan yang konstruktif dengan penyempurnaan hasil penelitian

ini.

Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik

manajer investasi, dunia bisnis, dunia akademisi dan para pembaca, yang tertarik

dengan dunia pasar modal syariah.

Jakarta, Januari 2018

(Irianne Sakinah)

Page 13: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... v

ABSTRACT ....................................................................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 12

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 12

E. Sistematika Penulisan .................................................................... 13

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Landasan Teori .............................................................................. 15

1. Sukuk ........................................................................................ 15

a. Pengertian Sukuk ............................................................... 15

Page 14: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

xiii

b. Jenis-Jenis Sukuk ............................................................... 19

c. Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Penerbitan Sukuk .......... 27

d. Sukuk Negara/yang telah diterbitkan Pemerintah .............. 28

2. Inflasi......................................................................................... 29

3. Jakarta Islamic Index (JII) ......................................................... 36

4. Sertifikat Bank Syariah (SBIS) ................................................. 38

B. Keterkaitan Antar Variabel Bebas dan Variabel Terikat ................. 42

1. Hubungan antara Inflasi dengan Sukuk Negara (SBSN) ............ 42

2. Hubumgan antara Jakarta Islamic Index (JII) dengan Sukuk

Negara (SBSN)............................................................................ 43

3. Hubungan antara SBIS terhadap Sukuk Negara (SBSN) ............ 44

C. Penelitian terdahulu .......................................................................... 44

D. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 51

E. Hipotesis ........................................................................................... 54

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 55

B. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 55

C. Metode Analisis Data ....................................................................... 57

1. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 57

a. Uji Normalitas .................................................................... 58

b. Uji Multikolinieritas ........................................................... 58

c. Uji Heterokedastisitas ........................................................ 62

d. Uji Autokorelasi ................................................................. 63

2. Uji Hipotesis ............................................................................. 64

Page 15: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

xiv

a. Uji Parsial (Uji – t) ............................................................. 64

b. Uji Simultan (Uji – F) ........................................................ 65

c. Uji Koefisien Determinasi (R Square) ............................... 65

3. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................. 66

D. Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 68

1. Variabel Dependen (Y) ............................................................. 68

2. Variabel Independen (X) ........................................................... 69

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 72

1. Perkembangan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) .......... 72

2. Perkembangan Inflasi ................................................................ 75

3. Perkembangan Jakarta Islamic Index (JII) .............................. 76

4. Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) ........ 78

B. Analisis Uji Ekonometrik .................................................................. 79

1. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 79

a. Uji Normalitas .................................................................... 79

b. Uji Multikolinieritas ........................................................... 81

c. Uji Heterokedastisitas ........................................................ 82

d. Uji Autokorelasi ................................................................. 83

2. Uji Hipotesis ............................................................................. 84

a. Uji t (Parsial) ...................................................................... 84

b. Uji F (Simultan) ................................................................. 86

c. Uji Adjusted R Square ....................................................... 87

3. Analisis Regresi Berganda ........................................................ 89

Page 16: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

xv

C. Interpretasi ........................................................................................ 91

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................... 95

B. Implikasi ........................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 97

LAMPIRAN ....................................................................................................... 100

Page 17: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

xvi

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Sukuk Negara (SBSN), Inflasi, Jakarta Islamic Index

(JII), dan Surat Berharga Syariah Indonesia (SBIS)

Terhadap Sukuk Negara (SBSN) periode Januari 2012-

2017

4

2.1 Perbedaan Sukuk dan Obligasi Konvensional 27

2.2

2.3

Sukuk Negara/SBSN yang diterbitkan Pemerintah

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

28

44

3.1 Kriteria untuk Memberikan Interpretasi terhadap

Koefisien Korelasi

65

4.1 Hasil Uji Normalitas (Uji Kolmogorov-Smirnov) 78

4.2 Hasil Uji Multikolinearitas 79

4.3 Hasil Uji Autokorelasi 81

4.4 Hasil Uji t (Parsial) 82

4.5 Hasil Uji F (Simultan) 84

4.6 Uji Adjusted R Square (R2) 86

4.7 Analisis Regresi Berganda 87

Page 18: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

xvii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Skema Sukuk Ijarah 21

2.2 Skema Sukuk Istishna

24

2.3 Kerangka Pemikiran 52

4.1 Perkembangan Surat berharga Syariah Negara (SBSN)

Periode Januari 2012- Oktober 2017

72

4.2 Perkembangan Inflasi Periode Januari 2012 – Oktober

2017

73

4.3 Perkembangan Jakarta Islamic Index (JII) Periode

Januari 2012 – Oktober 2017

74

4.4 Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Periode Januari 2012 – Oktober 2017

76

4.5 Grafik Histogram Uji Normalitas 77

4.6 Grafik P-P Plot Uji Normalitas 78

4.7 Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas 80

Page 19: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Data Penelitian 97

2. Hasil Uji Normalitas 99

3. Hasil Uji Multikolinieritas 101

4. Hasil Uji Heterokedastisitas 102

5. Hasil Uji Autokorelasi 103

6. Hasil Uji Hipotesis 104

7. Hasil Analisis Regresi Berganda 106

Page 20: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang sangat potensial untuk menjadi

pusat keuangan Islam. Selain memiliki mayoritas penduduk yang muslim,

Indonesia sebagai negara berkembang masih membutuhkan banyak dana

untuk membangun dan meningkatkan infrastruktur negara. Salah satu

bentuk dukungan Indonesia dengan perkembangan keuangan Islam adalah

dengan munculnya pasar modal syariah.

Pasar modal merupakan salah satu bagian dari pasar financial yang

menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

keuangan. Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki

kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan

memperoleh imbalan (return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini

perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan

investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan.

Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal

memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return)

bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih

(Darmadji dan Fakhruddin: 2011).

Pasar modal syariah (Islamic stock exchange) adalah kegiatan yang

berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan publik yang

berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang

Page 21: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

2

berkaitan dengannya, dimana semua produk dan mekanisme

operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan hukum muamalat

islam. Pasar modal syariah dapat juga diartikan sebagai pasar modal yang

menerapkan prinsip-prinsip syariah (Rodoni,2009:62).

Pasar modal syariah secara resmi diluncurkan pada tanggal 14 Maret

2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara BAPEPAM

dengan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

Istilah obligasi syariah atau sukuk berasal dari bahasa Arab “Sakk”

yang berarti setifikat. Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/DSN-

MUI/IX/2002 tentang obligasi syariah (sukuk) adalah suatu surat berharga

berjangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten

kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk

membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah, tersebut berupa

bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat

jatuh tempo.

Manfaat yang diperoleh dari penerbitan sukuk yaitu untuk mendorong

perkembangan industri pasar modal syariah, sebagai diversifikasi sumber

pendanaan untuk membiayai pembangunan infrastruktur bagi negara dan

perluasan usaha bagi perusahaan atau korporasi serta sebagai diversifikasi

berbasis investor. Sukuk dipandang sebagai alternatif yang lebih baik dari

pada berutang karena antara lain mengandung unsur kerja sama investasi,

berbagai risiko dan keterlibatan aset (proyek-riil) yang juga mendasari

penerbitan sukuk.

Page 22: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

3

Sukuk bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih merupakan

penyerta dana (investasi) yang didasarkan pada prinsip bagi hasil jika

menggunakan akad mudharabah dan musyarakah. Transaksinya bukan

akad hutang piutang melainkan penyertaan. Dalam bentuk sederhana

obligasi syariah diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau emiten sebagai

pengelola atau mudharib, dan dibeli oleh investor atau shahibul maal.

Sedangkan untuk obligasi syariah yang menggunakan akad murabahah,

salam dan istishna investor akan memberikan return berupa margin dan

obligasi syariah yang menggunakan akad ijarah memberikan return fee

(Abdul Hamid, 2009:59).

Model obligasi syariah modern tentu saja belum tercermin secara

keseluruhan pada shak (sukuk), karena obligasi syariah modern benar-

benar bertujuan untuk investasi atau pengelolaan dana para investor yang

dikombinasikan dengan skim mudharabah, musyarakah, ijarah, murabahah

dan lain sebagainya. Obligasi syariah (sukuk) pada prinsipnya adalah

pendanaan jangka panjang yang berarti modal atau principal dari sukuk itu

harus kembali kepada para investor disamping tambahan keuntungan yang

diharapkan.

Latar belakang kemunculan sukuk modern cukup sederhana yaitu

menghindari diri dari praktek riba yang dilarang dalam Islam sebagaimana

yang terjadi pada obligasi konvensional. Keperluan para pemakai dana

(fund users) kaum muslimin khususnya untuk obligasi yang terbebas dari

praktek bunga tidak dapat dilengahkan begitu saja.

Page 23: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

4

Definisi tersebut sudah mencakup berbagai macam bentuk sukuk, yaitu

sukuk mudharabah, musyarakah, ijarah, murabahah, salam, dan istishna.

Secara umum, sukuk adalah obligasi yang dijamin oleh adanya aset,

mempunyai pengembalian yang stabil, dapat diperjual belikan, dan sesuai

dengan aturan syariah. Syarat utama penerbitan sukuk adalah adanya suatu

aset atau sekumpulan aset pada neraca keuangan pemerintah, otoritas

moneter, perusahaan korporat, bank, institusi keuangan, atau badan apapun

yang ingin memobilisasi sumber-sumber keuangan (Hamid, 2009: 70).

Tabel 1.1

Sukuk Negara (SBSN), Inflasi, Jakarta Islamic Index

(JII), dan Surat Berharga Syariah Indonesia (SBIS) Terhadap Sukuk

Negara (SBSN) periode Tahun 2012-2017

Tahun Sukuk Negara

(Miliar) Inflasi

JII

(Miliar)

SBIS

(Miliar)

2012 89.160 4.28 % 575.418 4.491

2013 113.456 6.97 % 625.969 5.176

2014 135.290 6.42 % 661.941 6.321

2015 184.066 6.38 % 645.202 8.065

2016 194.941 3.53 % 686.139 8.459

2017 334.795 3.88 % 728.469 11.509

Sumber: Data diolah, 2017

Pada tabel 1.1 di atas, menunjukkan bahwa perkembangan sukuk

mengalami tren yang meningkat. Hal ini dikarenakan pada tahun 2012

sampai dengan tahun 2017 penerbitan sukuk selalu mengalami

pertumbuhan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012, jumlah Sukuk Negara

(SBSN) sebesar 89.160,0 miliar, Inflasi 4,28%, total keseluruhan saham

yang ada di JII sebesar 625.969,25 miliar, dan total SBIS sebesar 4.491,75

miliar.

Page 24: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

5

Pada tahun 2013 jumlah Sukuk Negara (SBSN) mengalami

peningkatan sebesar 24.296,08 miliar dari tahun sebelumnya menjadi

113.456,08 miliar. Dengan laju Inflasi yang naik yaitu 6,97 %, dengan

naiknya total keseluruhan saham yang ada di JII yaitu sebesar 625.969,25

miliar serta naiknya total SBIS yaitu sebesar 5.176,08 miliar.

Pada tahun 2014 jumlah Sukuk Negara (SBSN) yang terus mengalami

peningkatan dengan jumlah kenaikan sebesar 21.834,34 miliar dari tahun

sebelumnya menjadi 135.290,42 miliar. Inflasi mengalami penurunan dari

tahun sebelumnya menjadi 6,42%, dan total keseluruhan saham yang ada

di JII mengalami sedikit peningkatan yaitu sebesar 661.941,25 miliar serta

naiknya total SBIS dari tahun sebelumnya yaitu 6.321,75 miliar.

Pada tahun 2015 jumlah Sukuk Negara (SBSN) terus mengalami

peningkatan dengan jumlah kenaikan yaitu sebesar 48.776,16 miliar dari

tahun sebelumnya menjadi 184.066,58 miliar. Terjadinya penurunan

Inflasi 6,38% dari tahun sebelumnya, dan JII mengalami penurunan yaitu

sebesar 16.739,08 dari tahun sebelumnya menjadi 645.202,17 miliar serta

naiknya total SBIS sebesar 8.065,1 miliar dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2016 jumlah Sukuk Negara (SBSN) yang terus mengalami

peningkatan yaitu sebesar 194.941,25 miliar. Inflasi mengalami tren yang

sangat menurun dari beberapa tahun sebelumnya menjadi 3,53%.

Sedangkan data JII mengalami sedikit kenaikan sebesar 686.139,33 miliar

dari tahun sebelumnya serta total SBIS yang mengalami kenaikan sebesar

8.459,92 miliar.

Page 25: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

6

Di tahun terakhir yaitu tahun 2017 dimana tahun ini hanya terdapat

data mulai dari bulan Januari sampai bulan Oktober 2017, dengan jumlah

Sukuk Negara (SBSN) yang terus mengalami peningkatan yang cukup

tinggi yaitu sebesar 139.853,85 miliar dari tahun sebelumnya menjadi

334.795,10 miliar. Pada data Inflasi di tahun ini hanya mengalami sedikit

kenaikan sebesar 0.35% yang menjadi 3.88% dari tahun sebelumnya. Data

JII juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 728.469,90 miliar serta total

SBIS yang mengalami kenaikan yang pesat sebesar 3.049,78 miliar dari

tahun sebelumnya menjadi 11.509,70 miliar.

Penerbitan perdana sukuk negara terjadi ketika dampak krisis ekonomi

global mulai terus di negara ini sehingga kehadirannya benar-benar

mendapat respon yang luar biasa dari masyarakat dan investor. Pertama

kalinya sukuk negara (SBSN) diterbitkan pada tanggal 26 Agustus 2008.

Yang diterbitkan adalah seri IFR001 dan IFR002. Pemerintah kembali

menerbitkan SBSN pada tanggal 25 Februari 2009 dengan seri SR001 dan

disusul dengan penerbitan seri lainnya. Secara umum penerbitan sukuk di

Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Ini juga tidak terlepas

dari peran pemerintah yang telah membuat Undang-Undang No.19 Tahun

2008 tentang SBSN, sehingga mampu mendorong pertumbuhan penerbitan

sukuk di Indonesia.

Pasar sukuk muncul pertama kali di bursa saham Malaysia dan terus

berkembang pesat di Asia, Timur Tengah, dan Eropa. Di pasar modal

Indonesia, pasca dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008

Page 26: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

7

tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), maka obligasi syariah

semakin dikenal. Tidak hanya pemerintah yang mengeluarkan produk

tersebut sebagai salah satu alternatif pembiayaan negara, tetapi perusahaan

nasional atau korporasi pun juga ikut menerbitkan produk yang sama

untuk pembiayaan perusahaan.

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang juga biasa disebut Sukuk

Negara merupakan salah satu instrumen pembiayaan APBN yang

sekaligus juga merupakan instrumen investasi bagi masyarakat. Sebagai

instrumen fiskal, SBSN memiliki beberapa karakterisik penting. Di

antaranya berbentuk surat berharga negara, menggunakan prinsip syariah

seperti keharusan ada underlying asset baik berupa Barang Milik Negara

(BMN) ataupun proyek/kegiatan APBN, menggunakan akad-akad syariah,

serta memerlukan fatwa dan opini syariah dari pihak yang berwenang,

dalam hal ini Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN

MUI).

Sementara itu, sebagai instrumen investasi, SBSN merupakan produk

investasi yang diterbitkan oleh pemerintah bagi investor institusi maupun

individu yang aman dan menguntungkan. Aman karena sebagai produk

investasi yang diterbitkan oleh pemerintah, pembayaran imbalan dan

pokoknya dijamin oleh negara untuk dibayarkan secara tepat waktu dan

tepat jumlah, yang setiap tahunnya dialokasikan dalam APBN hingga jatuh

tempo atau dengan kata lain bebas dari risiko gagal bayar (default risk).

Kemudian menguntungkan, dalam pengertian SBSN memberikan imbalan

Page 27: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

8

yang kompetitif, dan sebagian besar SBSN bersifat tradable (dapat

diperdagangkan di pasar sekunder) sehingga tidak saja liquid, tetapi juga

memungkinkan diperolehnya capital gain.

Penerbitan SBSN merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk terus

mengembangkan instrumen pembiayaan APBN, terutama dengan tujuan

meningkatkan kemandirian pembiayaan APBN dengan menggali dan

mengoptimalkan sumber-sumber pembiayaan dari domestik. Selain itu,

penerbitan SBSN juga merupakan wujud komitmen yang kuat dari

pemerintah untuk turut mengembangkan pasr keuangan syariah dalam

negeri. Penerbitan SBSN diharapkan mendorong perkembangan industri

keuangan syariah di Tanah Air seperti perbankan, asuransi, dana pensiun,

dan reksa dana. Di samping itu, penerbitan SBSN oleh pemerintah juga

berguna sebagai benchmark (acuan) bagi penerbitan sukuk oleh sektor

korporasi.

Sejak 2009 pemerintah secara rutin menerbitkan sukuk ritel dan

mendapatkan penerimaan yang sangat baik dari masyarakat. Sukuk ritel

yang ditujukan bagi investor individu warga negara Indonesia ini

diterbitkan dengan berbagai tujuan di antaranya, diversifikasi sumber

pembiayaan APBN, memperluas basis investor di pasar domestik,

memberikan kesempatan kepada investor kecil untuk berinvestasi di

instrumen pasar modal. Dalam hal ini, SBSN memperkuat pasar modal

Indonesia dengan mendorong transformasi dari saving-oriented society

menjadi investment-oriented society, memberikan alternatif instrumen ritel

Page 28: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

9

yang berbasis syariah bagi investor, dan mendukung perkembangan

keuangan syariah secara luas. Meski sukuk ritel masih didominasi investor

di wilayah Indonesia bagian barat, partisipasi investor di Indonesia bagian

tengah dan timur terus berkembang. Yang juga menarik adalah kalau lihat

profil investor sukuk ritel, di mana ibu rumah tangga partisipasinya sangat

besar. Ini menunjukkan bahwa masyarakat luas termasuk ibu rumah

tangga, sudah semakin familier dengan produk investasi pasar modal

seperti SBSN.

Investasi melalui pasar modal yaitu pada Sukuk selain memberikan

hasil, juga mengandung risiko. Besar kecilnya risiko di pasar modal sangat

dipengaruhi oleh keadaan Negara khususnya di bidang ekonomi, politik

daan sosial. Investasi di pasar modal terutama pada Sukuk Negara (SBSN),

dipengarhi oleh beberapa faktor baik faktor ekonomi maupun faktor non

ekonomi yang mempengaruhi kegiatan investasi di pasar modal adalah

kondisi makro ekonomi yaitu diantaranya Inflasi, Jakarta Islamic Index

(JII), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan variabel-variabel

lainnya.

Sukuk bisa dijadikan sebagai instrumen keuangan sebagai investasi

yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Begitu juga dengan

tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan

kondisi ekonomi yang terlalu panas. Artinya, kondisi ekonomi mengalami

permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya,

Page 29: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

10

sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu

tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli uang.

Menurut Tandelilin (2001:47) Perkembangan ekonomi kenaikan dan

penurunan tingkat Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dapat

mempengaruhi kegiatan investasi di pasar modal. Penurunan tingkat

Sertifikat Bank Indonesia Syariah memberikan dampak yang positif

terhadap perkembangan pasar modal, karena dapat meningkatkan daya

tarik bagi masyarakat untuk kembali melakukan investasi di pasar modal.

Apabila ada kenaikan tingkat bunga bank maka akan terjadi penurunan

pada harga suatu saham. Begitu juga sebaliknya, dengan teori tersebut

akan dipakai untuk meneliti bagaimana pola interaksi antara tingkat

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dengan sukuk.

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) merupakan tolak ukur

stabilitas moneter yang digunakan sebagai sasaran antara akan menetapkan

tingkat Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang ideal untuk mendorong

kegiatan investasi dalam negeri. Sertifikat Bank Indonesia Syariah menjadi

alat moneter pemerintah dalam mengatur inflasi. Meningkatkan tingkat

suku bunga dilakukan pemerintah untuk menurunkan tingkat inflasi,

karena investor tidak menyukai inflasi yang tinggi. Percepatan inflasi akan

membatasi peningkatan harga saham riil meskipun profit perusahaan

meningkat.

Sedangkan pada variabel terakhir dalam penelitian ini adalah Jakarta

Islamic Index (JII). Sebagai salah satu tempat investor mengetahui jenis-

Page 30: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

11

jenis saham apa saja yang diperbolehkan secara syariah dan tidak

mengandung unsur-unsur yang dilarang, maka Jakarta Islamic Index

menjadi index yang dapat diperhitungkan oleh investor dalam memilih

saham yang akan dipilih dan sesuai dengan syariah. JII berisi 30 saham

syariah yang sudah melewati beberapa proses oleh BAPEPAM.

Meningkatnya saham di JII akan memacu peningkatan yang menyebabkan

Sukuk Negara (SBSN) yang didapatkan pun meningkat.

Dari fenomena uraian latar belakang tersebut, maka penulis

memberikan judul pada penelitian skripsi ini dengan judul: “Pengaruh

Inflasi, Jakarta Islamic Index (JII), dan Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) terhadap Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

periode Januari 2012 – Oktober 2017”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan,

maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Inflasi, Jakarta Islamic Index (JII), Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) mempunyai pengaruh signifikan terhadap Surat

Berharga Syariah Negara (SBSN) secara simultan?

2. Apakah Inflasi, Jakarta Islamic Index (JII), Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) mempunyai pengaruh signifikan terhadap Surat

Berharga Syariah Negara (SBSN) secara parsial?

Page 31: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

12

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh Inflasi, Jakarta Islamic

Index (JII), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Surat

Berharga Syariah Negara (SBSN) secara simultan

b. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh Inflasi, Jakarta Islamic

Index (JII), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Surat

Berharga Syariah Negara (SBSN) secara parsial

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi

penulis tentang pengaruh Inflasi, Jakarta Islamic Index (JII) dan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Surat Berharga

Syariah Negara (SBSN) yang terjadi pada tahun 2012 sampai dengan

2017.

2. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi

mengenai obligasi syariah (sukuk) bagi penulis maupun bagi peneliti

selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang obligasi syariah

(sukuk) juga dapat dijadikan bahan referensi tambahan.

Page 32: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

13

3. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang akan

menambah wawasan dan pengetahuan bagi investor pasar modal

syariah terutama terkait dengan produk obligasi syariah (sukuk).

Sehingga dapat dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan

terkait dengan investasi dalam bentuk sukuk.

4. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk masyarakat memilih

instrumen investasi di pasar modal syariah serta memperkenalkan

sukuk sebagai salah satu instrumen.

E. Sistematika Penulisan

Dalam membahas skripsi ini penulis membagi ke dalam lima bab. Pada

tiap-tiap bab terdapat sub-sub bab. Maka dari itu, dalam penulisan skripsi

ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan terkait alasan pemilihan

judul atau latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan

landasan teori yang dilengkapi Definisi Obligasi Syariah

(Sukuk), Inflasi, Jakarta Islamic Index (JII), Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS), Surat Berharga Syariah Negara

Page 33: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

14

(SBSN) penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis

penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan ruang

lingkup penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis

data dan operasional variabel penelitian.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai hasil penelitian:

sekilas gambaran umum objek penelitian, analisis data dan

pembahasan terdiri dari: hasil uji asumsi klasik (uji normalitas,

multikolinieritas, heterokedastisitas dan autokorelasi), hasil uji

hipotesis (uji-t, uji-f dan uji adjusted r square), hasil analisis

regresi linier berganda dan interpretasi.

BAB V PENUTUP

Penutup yang didalamnya mencangkup kesimpulan dari

keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab

sebelumnya serta implikasi yang dapat penulis sampaikan dalam

penulisan skripsi ini.

Page 34: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Sukuk

a. Pengertian Sukuk

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:16) Obligasi (bond)

adalah surat berharga yang menunjukkan bahwa penerbit obligasi

meminjam sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki

kewajiban untuk membayar bunga secara berkala, dan kewajiban

melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada

pihak pembeli obligasi tersebut.

Menurut Huda dan Mustafa Edwin (2007:81) Secara umum

dapat juga diartikan obligasi adalah surat utang jangka panjang

yang diterbitkan oleh suatu lembaga, dengan nilai nominal dan

waktu jatuh tempo tertentu serta tingkat bunga tetap (fixed).

Obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional. Semenjak

ada konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba, maka

instrumen-instrumen yang punya komponen bunga ini keluar dari

daftar investasi halal. Karena itu dimunculkan alternatif yang

dinamakan obligasi syariah (sukuk). Obligasi sudah menjadi kata

yang tak lepas dari bunga sehingga tidak memungkinkan untuk di

syariahkan.

Page 35: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

16

Menurut Rodoni (2009:107) Karakteristik dan istilah „sukuk‟

merupakan pengganti dari istilah sebelumnya yang menggunakan

istilah „bond‟, dimana istilah bond mempunyai makna loan

(hutang), dengan menambahkan „Islamic‟ (loan) adalah interest,

sedangkian dalam Islam interest termasuk riba yang diharamkan.

Untuk itu, sejak tahun 2007 istilah bond ditukar dengan istilah

„sukuk‟ sebagaimana disebutkan dalam perturan di Bapepam LK.

Sukuk bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih

merupakan penyertaan dana (investasi) yang didasarkan pada

prinsip bagi hasil jika menggunakan akad mudharabah dan

musyarakah. Transaksinya bukan akad hutang piutang melainkan

penyertaan.

Merujuk kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/DSN-

MUI/IX/2002, “Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka

panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten

kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk

membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa

bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada

saat jatuh tempo.

Dalam Shari‟a Standard No. 17 tentang Invesment Sukuk yang

diterbitkan oleh Accounting and Auditing Organizing for Islamic

Financial Institutions (AAOIFI) mendefinisikan sukuk sebagai

berikut: “Investment Sukuk are certificates of equal value

Page 36: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

17

representing undivided share in ownership of tangible assets,

usufructs and services, or (in the ownership of) the assets of

particular projects or special investment activity, however, this is

true after receipt of the value of the sukuk, the closing of

subscription and the employment of funds received for the purpose

for which the sukuk were issued”. Dari definisi tersebut dapat

dipahami bahwa sukuk merupakan sertifikat bernilai sama yang

mewakili bagian tak terpisahkan dalam suatu aset berwujud,

manfaat atau jasa, atau kepemillikan dari aset suatu proyek atau

aktivitas investasi tertentu, yang terjadi setelah adanya penerimaan

dana sukuk, penutupan pemesanan dan dana yang diterima

dimanfaatkan sesuai dengan tujuan penerbitan sukuk.

Menurut Rodoni (2009:108) Secara terminologi shak (sukuk)

adalah sebuah kertas (buku) atau catatan yang padanya terdapat

perintah dari seseorang untuk pembayaran uang dengan jumlah

tertentu pada orang lain yang namanya tertera pada kertas tersebut.

Menurut Rodoni (2009:109) Obligasi syariah (sukuk) pada

prinsipnya adalah pendanaan jangka panjang yang berarti modal

atau principal dari sukuk itu harus kembali kepada para investor,

disamping tambahan keuntungan yang diharapkan. Pada prinsipnya

terdapat tiga pelaku pokok dalam sistem sukuk, yaitu perusahaan

yang memerlukan dana, Investor yang kelebihaan dana

menginginkan agar dananya produktif, dan pihak yang mengatur

Page 37: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

18

pelaksanaan sistem sukuk ini, yaitu yang bertindak sebagai

mediator (Special Purpose Vehicle/SPV) dan Lembaga Pasar

Modal Syariah.

Menurut Sutedi (2011:110) Obligasi syariah di dunia

internasional dikenal dengan sukuk. Sukuk berasal dari bahasa

Arab „sak‟ (tunggal) dan „sukuk‟ (jamak) yang memiliki arti

sertifikat atau note. Dalam pemahaman praktisnya, sukuk

merupakan bukti (claim) kepemilikan. Sebuah sukuk mewakili

kepentingan, baik penuh maupun proporsional dalam sebuah atau

sekumpulan aset. Sukuk juga dapat dilihat sebagai sebuah

persamaan dari obligasi islami.

Menurut International Islamic Financial Market (IIFM), sukuk

didefinisikan sebagai surat berharga yang memberikan investor hak

kepemilikan atas suatu aset yang menjadi underlying penerbitan

sukuk. Surat tersebut merupakan sertifikat beragun aset yang

membuktikan kepemilikan atas suatu aset atau hak manfaat. Surat

tersebut memberikan pendapatan tetap dan telah memenuhi prinsip-

prinsip syariah. Berbeda dengan obligasi konvensional, sukuk

didasari oleh transaksi aset berwujud baik dalam bentuk pengalihan

kepemilikan maupun perjanjian sewa.

Menurut Islamic Financial Service Board (IFSB), sukuk

(bentuk jamak sakk), atau sering disebut „obligasi syariah‟,

merupakan sertifikat yang mewakili bagian kepemilikan yang tak

Page 38: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

19

terpisahkan atas suatu aset nyata, atau sekumpulan aset yang

sebagian besar termasuk aset nyata, atau proyek bisnis (seperti

mudharabah). Aset ini dapat berbentuk suatu proyek spesifik atau

aktivitas investasi tertentu yang sesuai dengan prinsip dan aturan

syariah.

b. Jenis-Jenis Sukuk

Menurut Rodoni (2009:116) terdapat berbagai macam sukuk

yang diterbitkan pada masa kontemporer, diantaranya:

1) Sukuk Ijarah

Sukuk Ijarah adalah suatu sertifikat yang memuat nama

pemiliknya dan melambangkan kepemilikan terhadap aset

yang bertujuan untuk disewakan, atau kepemilikan manfaat,

dan atau kepemilikan jasa sesuai jumlah efek yang dibeli

dengan harapan mendapatkan keuntungan dari hasil sewa yang

berhasil direalisasikan berdasarkan transaksi ijarah. Suatu

kontrak sewa menyewa akan memberikan return yang lebih

besar jika terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Harta

yang diinvestasikan dalam akad ijarah tidak mudah

dikembalikan karena bisa mengakibatkan berkurang

pendapatan, namun masalah likuiditas ini dapat diatasi dengan

memakai akad ijarah melalui mekanisme modern. Jika

pemegang efek sukuk memerlukan dana tunai, ia dapat

menjual efek tersebut pada orang lain dalam kerangka

Page 39: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

20

penjualan manfaat karena manfaat dapat diperjualbelikan.

Sedangkan secara hukum, keadaan kepemilikan aset secara

bersama tidak akan menghalangi perpindahan kepemilikan

secara individu atau sebagian investor.

Sukuk ijarah dianggap instrumen investasi jangka panjang

yang ideal karena ia lebih mudah dipasarkan pada pasar

sekunder dan memberikan return yang diketahui oleh investor.

Terdapat dua macam bentuk sukuk ijarah, yaitu:

a. Sukuk Ijarah dengan pendapatan tetap (fixed rate ijarah

certificate), dimana sewa yang didapatkan bersifat tetap

selama masa kontrak.

b. Sukuk Ijarah dengan pendapatan tidak tetap (floating rate

ijarah certificate), dimana tingkat sewa bersifat tidak tetap

karena ia kembali ditetapkan (diperbaharui) secara periodik

sesuai dengan gerakan tingkat sewa pasar yang dipatok

berdasarkan kontrak persetujuan akad ijarah.

Dari segi objek akad sukuk ijarah terdapat tiga macam bentuk

sukuk ijarah yaitu:

a. Sukuk Ijarah yang melambangkan kepemilikan atas

manfaat dari aset (bukan wujud aset itu sendiri). Sukuk

jenis ini disebut dengan sukuk Ijarah Manafi‟ al-A‟yan al

Musta‟jarah atau Certificates of ownership of usufruct of

existing assets.

Page 40: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

21

b. Sukuk Ijarah yang melambangkan kepemilikan atas asset

yang bertujuan untuk disewakan (investor adalah pemilik

atas aset dan tentu saja berikut manfaatnya). Sukuk jenis

ini disebut dengan sukuk Ijarah Milkiyah al-A‟yan al

Mu‟jarah atau Certificates of ownership in leased assets.

c. Sukuk Ijarah yang melambangkan kepemilikan atas jasa

pelayanan (bukan wujud itu sendiri). Sukuk ini disebut

sukuk Ijarah Milkiyah al-A‟mal al-Mu‟jarah atau

Certificates of ownership of services of a specifield

supplier.

Gambar 2.1

Skema Sukuk Ijarah

Sumber: Direktorat Jenderal Pembiayaan Utang, 2012 (diolah)

Keterangan:

1. SPV dan Obligor melakukan transaksi jual-beli aset,

disertai dengan Purchase and Sale Undertaking dimana

obligor menjamin untuk membeli kembali aset dari SPV,

dan SPV wajib menjual kembali aset kepada obligor, pada

saat sukuk jatuh tempo atau dalam hal terjadi default.

Emiten/Obligor SPV (Penerbit) Investor

Penyewaan kembali asset

3

Penjualan aset

1

Penerbitan Sukuk

2

Purchase and Sale Undertaking

4 5

Page 41: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

22

2. SPV mendistribusikan penerbitan sukuk kepada investor

untuk membiayai pembelian aset.

3. Pemerintah menyewa kembali aset dengan melakukan

perjanjian sewa (Ijara agreement) dengan SPV untuk

periode yang sama dengan tenor sukuk yang diterbitkan.

Berdasarkan servicing agency agreement, obligor ditunjuk

sebagai agen yang bertanggung jawab atas perawatan aset.

4. Obligor membayar sewa (imbalan) secara periodik kepada

SPV selama masa sewa.

5. SPV melalui agen yang ditunjuk akan mendistribusikan

imbalan kepada investor.

6. Pada saat jatuh tempo, SPV melakukan penjualan kembali

aset kepada obligor senilai nominal sukuk. Kemudian hasil

penjualan aset tersebut digunakan SPV untuk melunasi

sukuk kepada investor.

2) Sukuk al-Musyarakah

Sukuk Musyarakah mempunyai persamaan dengan sukuk

mudharabah, namun berbeda dari segi hubungan antara

investor dengan pengelola. Pada sukuk mudharabah, investor

tidak ikut campur dengan kebijakan perusahaan (kecuali dalam

bidang pengawasan) karena modal biasanya hanya berasal dari

satu pihak (investor), sedangkan praktek sukuk musyarakah,

investor ikut campur dalam hal pengelolaan karena modal

Page 42: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

23

berasal dari kedua belah pihak. Oleh karena itu, secara umum

semua kriteria usaha yang diisyaratkan dalam praktek sukuk

mudharabah juga diisyaratkan pada sukuk musyarakah.

3) Sukuk Murabahah

Murabahah adalah menjual barang sesuai dengan harga

pembelian ditambah dengan harga tambahan yang disepakati

oleh kedua belah pihak. Sedangkan sukuk murabahah yaitu

suatu sertifikat yang melambangkan kepemilikan terhadap

hutang yang berakibat dari pembiayaan murabahah. Ciri utama

sukuk murabahah adalah bahwa ia tidak boleh diperjualbelikan

pada pasar sekunder dan harga serta keuntungannya sudah

bersifat tetap (fixed) sehingga tidak dapat dilakukan re-pricing

atau merujuk pada fluktuasi standar bunga LIBOR

sebagaimana yang dilakukan oleh berbagai sistem sukuk

internasional.

4) Sukuk Istishna‟

Sukuk Istishna‟ adalah suatu sertifikat yang

melambangkan kepemilikan terhadap hutang yang diakibatkan

dari pembiayaan istishna‟. Sukuk istishna‟ melambangkan

suatu jual beli dari suatu komoditi dengan basis selisih antara

penyerahan komoditi yang ditangguhkan dengan pembayaran

Page 43: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

24

tunai. Komoditi yang ditangguhkan tersebut adalah hutang atas

penyedia (supplier) sesuai pesan dari pemesan (pedagang,

ataupun konsumen). Pemegang sukuk istishna‟ tidak dapat

diperjualbelikan pada pasar sekunder, karena hutang tidak

boleh diperjualbelikan dalam syariat Islam dan dapat

diperjualbelikan pada saat jatuh tempo.

Gambar 2.2

Skema Sukuk Istishna

Sumber: DR Mugiyati,MEI 2016

Keterangan:

1 Membeli Sukuk Istishna‟

2 Memproses Sukuk Istishna‟

3 Hak atas aset

4a Jual/Sewa

4b Proses penjualan/pembayaran sewa

4c Pendapatan margin/fee sewa

Sukuk Istishna‟ dapat berawal dari pihak yang

membutuhkan aset, sedangkan aset yang dibutuhkan itu harus

dibuat oleh produsen atau kontraktor (builder) sesuai dengan

Perusahaan

Kontraktor

(builder)

SPV/KIK Pemakai

(End buyer)

Investor

(Sukuk Holder)

2

3 4a

4b

4c 1

Page 44: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

25

spesifikasi yang dibutuhkan pemakai (end user). Sukuk

istishna‟ lebih sesuai untuk industri properti dan infrastruktur.

Untuk memproduksi aset tersebut produsen membutuhkan

dana yang umumnya dibayarkan secara periodik sesuai dengan

penyelesaian pekerjaan (pertermin). Produsen menerbitkan

sukuk untuk membiayai proyek tersebut. Basis pendapatannya

adalah marjin keuntungan dari penjualan aset atau marjin

pendapatan dari penyewaan aset.

Dengan atau tanpa keterlibatan SPV, produsen

menerbitkan sukuk (pada struktur di atas produsen melibatkan

SPV), kemudian menjualnya kepada investor (sukuk holder).

Para pembeli sukuk istishna‟ akan mendapatkan pendapatan

bagi hasil dari marjin keuntungan penjualan aset secara kontan

atau secara periodik sesuai dengan nisbah yang telah disepakati

dan pokok sukuk akan dibayarkan pada saat jatuh tempo.

Apabila basis pendapatannya adalah pendapatan sewa maka

sukuknya bukan sukuk istishna‟, melainkan ijarah.

Dana yang telah terkumpul dari penjualan sertifikat sukuk

istishna‟ kemudian diproses oleh SPV untuk memesan dan

membeli aset kepada produsen. Pembayaran proyeknya dapat

dibayarkan secara kontan setelah aset selesai diproduksi atau

dibayarkan pertermin sesuai dengan penyelesaian produksinya

dan disepakati di awal akad. Aset yang telah selesai diproduksi

Page 45: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

26

akan diterima oleh penerbit sukuk istishna‟ – pihak SPV –

kemudian dijual kepada pembeli berikutnya atau end user

dengan marjin keuntungan tertentu. Keuntungan yang

diperoleh akan didistribusikan kepada para investor secara

proporsional sesuai dengan nisbah yang disepakati dalam akad

sukuk istishna‟.

5) Sukuk Salam

Sukuk salam adalah sukuk yang mengandung nilai sama

yang diterbitkan untuk mobilisasi modal saham dan barang

yang akan diserahkan berdasarkan akad salam adalah milik

dari pemegang sukuk salam. Dana yang sudah terkumpul dari

para investor dibayarkan secara tunai kepada pengusaha,

sedangkan komoditi yang menjadi objek akad masih bersifat

hutang dan ia dapat diserahkan secara berangsur-angsur. Oleh

karena itu, sertifikat sukuk salam yang dipegang oleh investor

mencerminkan hutang atas perusahaan. Dalam sukuk salam,

investor berharap bahwa komoditi salam akan mengalami

kenaikan harga pada saat tanggal jatuh tempo, yang akan

menjadi keuntungan efek. Sukuk salam ini tidak dapat

diperdagangkan selama aset yang mendasarinya merupakan

hutang. Hutang tersebut hanya dapat diubah menjadi aset nyata

pada saat jatuh tempo ketika subjek salam diserahkan.

Page 46: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

27

Sukuk merupakan instrumen investasi yang sering

disetarakan dengan obligasi. Sehingga, banyak pula yang

menyebutkan sukuk sebagai obligasi syariah. Meskipun begitu,

sukuk dan obligasi konvensional memiliki karakteristik yang

berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel

perbandingan antara sukuk dan obligasi dibawah ini:

Tabel 2.1

Perbedaan Sukuk dan Obligasi Konvensional

Karakteristik Sukuk Obligasi Konvensional

Penerbit Pemerintah, Korporasi,

SPV.

Pemerintah, Korporasi

Obligor Pemerintah, Korporasi Pemerintah, Korporasi

Sifat Instrument Penyertaan atas suatu

asset

Instrument utang

Jenis Penghasilan Imbalan, bagi hasil,

margin, capital gain.

Bunga/kupon, capital gain.

Underlying Asset Perlu. Tidak Perlu.

Jangka Waktu Pendek, Menengah Pendek, Menengah

Harga Market price Market price

Investor Syariah, Konvensional Konvensional

Penggunaan Hasil

Penerbitan

Harus sesuai dengan

prinsip syariah

Bebas

Sumber: Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian

Keuangan Republik Indonesia

c. Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Penerbitan Sukuk

Menurut Hadi dan Mujiburrahman (2011:244), pihak-pihak

yang terlibat pada penerbitan sukuk terdiri dari:

1) Obligor, adalah pihak yang bertanggung jawab atas

pembayaran imbalan dan nominal sukuk yang diterbitkan

sampai dengan sukuk jatuh tempo. Dalam hal sovereign sukuk,

Page 47: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

28

obligornya adalah pemerintah. Sedangkan dalam sukuk

korporasi, obligornya adalah perusahaan.

2) Special Purpose Vehicle (SPV), adalah badan hukum yang

didirikan khusus untuk penerbitan sukuk dengan fungsi: (i)

sebagai penerbit sukuk, (ii) menjadi counterpart pemerintah

dalam transaksi pengalihan aset, dan (iii) bertindak sebagai

wali amanat (trustee) untuk mewakili kepentingan investor.

3) Investor, adalah pemegang sukuk yang memiliki hak atas

imbalan, margin, dan nilai nominal sukuk sesuai partisipasi

masing-masing.

d. Sukuk Negara/SBSN yang telah diterbitkan Pemerintah

Pemerintah menerbitkan Sukuk Negara/SBSN yang pertama

pada bulan Agustus 2008, disusul pada bulan Februari, April, Mei,

dan Juni 2009. Adapun rinciannya dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel 2.2

Sukuk Negara/SBSN yang diterbitkan Pemerintah

No. Jenis

SBSN/Seri Terbit/Tenor

Volume

Penerbitan

(triliun

rupiah)

Ketentuan

Perdagangan

1. SBSN IFR

IFR0001

IFR0002

IFR0003

26 Agustus 2008/7 Thn

26 Agustus 2008/ 10Thn

27 Oktober 2009/6 Thn

2,715

1,985

0,200

Tradable

Tradable

Tradable

2. SBSN Ritel

SR001

25 Februari 2009/3 Thn 5,556 Tradable

3. Global Sukuk

SNI 14

23 April 2009/5 Thn 7,032 Tradable

Page 48: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

29

4. SBSN Dana

Haji

SDHI 2010 A

SDHI 2010 B

SDHI 2010 C

7 Mei 2009/1 Thn

24 Juni 2009/11 Bulan

24 Juni 2009/13 Bulan

1,500

0,850

0,336

Non-Tradable

Non-Tradable

Non-Tradable

TOTAL 19,974

Catatan:

Volume Penerbitan Global Sukuk sebesar USD650 juta, kurs pada saat

setelmen 1 USD = Rp 10,818

Sumber: Direktorat Pembiayaan Syariah dan Jenderal Pengelolaan

Utang, Kementerian Keuangan Republik Indonesia

2. Inflasi

Menurut Adiwarman (2008:135), secara umum inflasi berarti

kenaikan tingkat harga secara umum dari barang/komoditas dan jasa

selama suatu periode waktu tertentu. Inflasi dapat dianggap sebagai

fenomena moneter karena terjadinya kenaikan nilai unit penghitungan

moneter terhadap suatu komoditas. Sebaliknya, jika yang terjadi adalah

penurunan nilai unit penghitungan moneter terhadap barang-

barang/komoditas dan jasa didefinisikan sebagai deflasi (deflation).

Menurut Paul A. Samuelson, inflasi dapat digolongkan menurut

tingkat keparahannya, yaitu sebagai berikut (Adiwarman, 2008:137):

a. Moderate Inflation Karakteristiknya adalah kenaikan tingkat harga

yang lambat. Umumnya disebut sebagai “inflasi satu digit‟. Pada

tingkat inflasi seperti ini orangorang masih mau untuk memegang

uang dan menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang daripada

dalam bentuk aset riil.

b. Galloping Inflation Inflasi pada tingkat ini terjadi pada tingkatan

20% sampai dengan 200% per tahun. Pada tingkatan inflasi seperti

ini orang hanya mau memegang uang seperlunya saja, sedangkan

Page 49: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

30

kekayaan disimpan dalam bentuk asetaset riil. Orang akan

menumpuk barang-barang, membeli rumah dan tanah. Pasar uang

akan mengalami penyusutan dan pendanaan akan dialokasikan

melalui cara-cara selain dari tingkat bunga serta orang tidak akan

memberikan pinjaman kecuali dengan tingkat bunga yang amat

tinggi. Banyak perekonomian yang mengalami tingkat inflasi

seperti ini tetap berhasil “selamat‟ walaupun sistem harganya

berlaku sangat buruk. Perekonomian seperti ini cenderung

mengakibatkan terjadinya gangguan-gangguan besar pada

perekonomian karena orangorang akan cenderung mengirimkan

dananya untuk berinvestasi di luar negeri daripada berinvestasi di

dalam negeri (capital outflow).

c. Hyper Inflation Inflasi jenis ini terjadi pada tingkatan yang sangat

tinggi yaitu jutaan sampai triliunan persen per tahun. Walaupun

sepertinya banyak pemerintahan yang perekonomiannya dapat

bertahan menghadapi galloping inflation, akan tetapi tidak pernah

ada pemerintahan yang dapat bertahan menghadapi inflasi jenis

ketiga yang amat “mematikan‟ ini.

Dari segi penyebabnya menurut Adiwarman (2007:138), inflasi

dapat digolongkan menjadi:

1. Natural inflation dan Human Error inflation. Natural inflation

adalah inflasi yang terjadi karena sebab alamiah yang tidak dapat

Page 50: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

31

dicegah oleh manusia, sedangkan human error inflation adalah

inflasi yang terjadi karena kesalahan manusia.

2. Actual/anticipated/expected inflation dan unaticipated/unexpected

inflation. Pada expected inflation, tingkat suku bunga pinjaman riil

sama dengan tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi

inflasi. Sedangkan pada unexpected inflation, tingkat suku bunga

pinjaman nominal belum atau tidak merefleksikan kompensasi

terhadap efek inflasi.

3. Demand pull dan cost pust inflation. Demand pull inflation

diakibatkan oleh perubahan yang terjadi pada sisi permintaan

aggregat (AD) barang dan jasa pada suatu perekonomian,

sedangkan cost push inflation terjadi karena adanya perubahan-

perubahan pada sisi penawaran agregatif (AS) barang dan jasa pada

suatu perekonomian.

4. Spiralling inflation, yaitu inflasi yang diakibatkan oleh inflasi yang

terjadi sebelumnya, sementara inflasi yang sebelumnya itu terjadi

sebagai akibat inflasi terdahulu, demikian seterusnya.

5. Imported inflation dan domestic inflation. Imported inflation adalah

inflasi yang dialami oleh suatu negara karena posisinya sebagai

price taker dalam pasar perdagangan internasional. Sedangkan

domestic inflation hanya terjadi di suatu negara yang tidak begitu

mempengaruhi negara-negara lainnya.

Page 51: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

32

Ada beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan untuk

mengetahui laju inflasi selama satu periode tertentu, yaitu sebagai

berikut (Rahardja dan Manurung, 2004:164):

a. Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index)

IHK adalah angka indeks yang menunjukkan tingkat harga barang

dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu periode tertentu.

Angka IHK diperoleh dengan menghitung harga-harga barang dan

jasa utama yang dikonsumsi masyarakat dalam satu periode tertentu.

Masing- masing harga barang dan jasa tersebut diberi bobot

(weighted) berdasarkan tingkat keutamaannya. Barang dan jasa yang

dianggap paling penting diberi bobot yang paling besar.

Di Indonesia, penghitungan IHK dilakukan dengan

mempertimbangkan sekitar beberapa ratus komoditas pokok. Untuk

lebih mencerminkan keadaan yang sebenarnya, penghitungan IHK

dilakukan dengan melihat perkembangan regional, yaitu

dengan mempertimbangkan tingkat inflasi kota-kota besar,

terutama ibukota propinsi-propinsi di Indonesia. Angka inflasi

diperoleh dengan menggunakan rumus perhitungan di bawah ini.

Keterangan :

INF = Inflasi

IHKt = Indeks Harga Konsumen pada periode t

INF = (IHKt – IHKt-1) x 100

IHKt-1

Page 52: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

33

IHKt-1 = Indeks Harga Konsumen pada periode sebelum t

a. Indeks Harga Perdagangan Besar (Wholesale Price Index)

Jika IHK melihat inflasi dari sisi konsumen, maka Indeks Harga

Perdagangan Besar (IHPB) melihat inflasi dari sisi produsen. Oleh

karena itu IHPB sering juga disebut sebagai indeks harga

produsen (producer price index). IHPB menunjukkan tingkat harga

yang diterima produsen pada berbagai tingkat produksi. Prinsip

menghitung inflasi berdasarkan data IHPB adalah sama dengan cara

berdasarkan IHK:

Keterangan:

INF = Inflasi

IHPBt = Indeks Harga Perdagangan Besar pada priode t

IHPBt-1 = Indeks Harga Perdagangan Besar pada periode sebelum t

b. Indeks Harga Implisit (GDP Deflator)

Walaupun sangat bermanfaat, IHK dan IHPB memberikan

gambaran laju inflasi yang sangat terbatas. Sebab, dilihat dari metode

penghitungannya, kedua indikator tersebut hanya melingkupi

beberapa puluh atau mungkin ratus jenis barang jasa, di beberapa

puluh kota saja. Padahal dalam kenyataan, jenis barang dan jasa yang

diproduksi atau dikonsumsi dalam sebuah perekonomian dapat

mencapai ribuan, puluhan ribu bahkan mungkin ratusan ribu jenis.

INF = (IHPBt – IHPBt-1) x 100

IHPBt-1

Page 53: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

34

Kegiatan ekonomi juga terjadi tidak hanya di beberapa kota saja,

melainkan seluruh pelosok wilayah. Untuk mendapatkan gambaran

inflasi yang paling mewakili keadaan sebenarnya, ekonom

menggunakan indeks harga implisit (GDP Deflator), disingkat IHI.

Sama halnya dengan dua indikator sebelumnya, penghitungan inflasi

berdasarkan IHI dilakukan dengan menghitung perubahan angka

indeks.

Keterangan:

IHIt = Indeks Harga Implisit Besar pada priode t

IHIt-1 = Indeks Harga Implisit pada periode sebelum t

Kenaikan harga-harga yang tinggi dan terus-menerus bukan saja

menimbulkan beberapa efek buruk ke atas kegiatan ekonomi, tetapi

juga kepada kemakmuran individu dan masyarakat, diantaranya

(Sukirno, 2006:339):

a. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang

berpendapatan tetap. Pada umumnya kenaikan upah tidaklah

secepat kenaikan harga-harga. Maka inflasi akan

menurunkan upah riil individu-individu yang berpendapatan

tetap.

b. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.

Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang.

Page 54: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

35

Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-

institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai

riilnya akan menurun apabila inflasi berlaku.

c. Memperburuk pembagian kekayaan. Telah ditunjukkan bahwa

penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan dalam

nilai riil pendapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan

mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya. Akan tetapi

pemilik harta-harta tetap (tanah, bangunan, dan rumah) dapat

mempertahankan atau menambah nilai riil kekayaannya. Juga

sebagian penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai riil

pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian

pendapatan di antara golongan berpendapatan tetap dengan

pemilik-pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjadi

semakin tidak merata.

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi

di suatu negara mendorong kenaikan suku bunga, mendorong

penanaman modal yang bersifat spekulatif kegagalan pelaksanaan

pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran,

dan merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat.

Menurut Sukirno (2006:354), bentuk kebijakan pemerintah perlu

dilakukan secara serentak untuk meningkatkan keefektifannya. Bentuk

masing-masing kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah inflasi

adalah sebagai berikut:

Page 55: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

36

a. Kebijakan fiskal; menambah pajak dan mengurangi

pengeluaran pemerintah.

b. Kebijakan moneter; mengurangi, menaikkan suku bunga

dan membatasi kredit.

c. Dari segi penawaran; melakukan langkah-langkah yang

dapat mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti

mengurangi pajak impor dan pajak ke atas bahan mentah,

melakukan penetapan harga, menggalakkan pertambahan produksi

dan menggalakkan perkembangan teknologi.

3. Jakarta Islamic Index (JII)

Indeks syariah atau JII (Jakarta Islamic Index) merupakan indeks

yang terdiri dari 30 saham mengakomodasi syariat investasi dalam

islam atau indeks yang berdasarkan syariah islam. Dengan kata lain,

dalam indeks ini dimasukkan saham-saham yang memenuhi kriteria

investasi dalam syariat Islam (Martalena dan Malinda, 2011:100).

Menurut Rodoni (2009:72) Jakarta Islamic Index (JII) merupakan

indeks terakhir yang dikembangkan oleh BEJ yang bekerjasama

dengan Danareksa Invesment Management untuk merespons

kebutuhan informasi yang berkaitan dengan investasi syariah. Jakarta

Islamic Index (JII) merupakan subset dari Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) yang diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan

menggunakan tahun 1 Januari 1995 sebagai base date (dengan nilai

100). JII melakukan penyaringan (filter) terhadap saham yang listing.

Page 56: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

37

Rujukan dalam penyaringannya adalah fatwa syariah yang dikeluarkan

oleh Dewan Syariah Nasional (DSN). Berdasarkan fatwa inilah BEJ

memilah emiten yang unit usahanya sesuai dengan syariah.

Adapun kriteria yang ditetapkan untuk indeks islam berdasarkan

Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.20 adalah:

a. Usaha emiten bukan usaha perjudian dan permainan yang

tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.

b. Bukan merupakan lembaga keuangan ribawi, termasuk bank

dan asuransi konvensional.

c. Bukan termasuk usaha yang memproduksi, mendistribusikan

serta memperdagangkan makanan dan minuman yang haram.

d. Bukan termasuk usaha yang memproduksi, mendistribusikan

dan atau menyediakan barang-barang atau jasa yang merusak

moral dan bersifat mudarat.

Emiten dilihat dari rasio keuangannya yaitu kriteria investasi Islami

berdasarkan fatwa DSN adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan yang mendapatkan dana pembiayaan atau sumber

dana dari utang tidak lebih dari 30% dari rasio modalnya.

b. Pendapatan bunga yang diperoleh perusahaan tidak lebih dari

15%.

c. Perusahaan yang memiliki aktiva kas atau piutang yang jumlah

piutang dagangnya aatau total piutangnya tidak lebih dari 50%.

Page 57: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

38

Dari beberapa penilaian tersebut, maka saham-saham yang dipilih

untuk dapat masuk ke dalam indeks syariah adalah sebagai berikut:

a. Memilih kumpulan saham dengan jenis utama yang tidak

bertentangan dengan syariah dan sudah tercatat minimum tiga

bulan, kecuali saham-saham tersebut termasuk dalam 10 besar

kapitalisasi.

b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau

tengah tahunan berakhir yang memiliki kewajiban terhadap

aktiva maksimal sebesar 90%.

c. Memilih 60 saham dari susunan di atas berdasarkan urutan rata-

rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun.

d. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas

rata-rata nilai perdagangan selama satu tahun.

Pengkajian ulang dilakukan enam bulan sekali dengan penentuan

komponen indeks pada awal bulan Juli setiap tahunnya. Sedangkan

perubahan pada jenis usaha emiten akan dimonitor secara terus-

menerus berdasarkan data publik dan media. Indeks harga saham

setiap hari dihitung menggunakan harga saham terakhir yang terjadi di

bursa.

4. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Menurut Arifin (2008;198), Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) adalah sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti

penitipan dana jangka pendek. Sertifikat Bank Indonesia Syariah

Page 58: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

39

merupakan piranti moneter yang sesuai dengan prinsip pada bank

syariah yang diciptakan dalam rangka pelaksanaan pengendalian

moneter. Bank Indonesia menerbitkan instrumen moneter berdasarkan

prinsip syariah dan dapat dimanfaatkan oleh bank syariah untuk

mengatasi bila terjadi kesalahan pada tingkat likuiditas.

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) berdasarkan Peraturan

Bank Indonesia Nomor 10/11/PBI tentang SBIS berlaku per 31 Maret

2008 sebagai pengganti SWBI. SBIS adalah surat berharga

berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata

uanng rupiah yang diterbitkan oleh BI.

Ketentuan tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah ini diterbitkan

dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan pengendalian

moneter berdasarkan prinsip syariah melalui operasi pasar terbuka

syariah dalam upaya mendukung tugas Bank Indonesia dalam

menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter yang bermuara pada

terpenuhinya tujuan Bank Indonesia dalam mencapai dan memelihara

kestabilan nilai rupiah (Frequently Asked Question (FAQS)) atas

Pertauran Bank Indonesia Nomor 10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat

Bank Indonesia Syariah.

Penerbitan Peraturan Bank Indonesia ini mempunyai dasar pada

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor

63/DSN-MUI/XII/2007 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) dan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

Page 59: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

40

Nomor 64/DSN-MUI/XII/2007 tentang Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) berdasarkan akad Ju‟alah. Hal ini ditegaskan kembali

pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/12/PBI/2014 tentang

Operasi Moneter Syariah pada Pasal 4 ayat (2) yang menerangkan

bahwa: “Pemenuhan prinsip syariah sebagaimana pada ayat (1)

dinyatakan dalam bentuk pemberian fatwa dan atau opini syariah oleh

otoritas fatwa yang berwenang”. Dengan akad tersebut, maka bank

syariah yang menempatkan dana pada SBIS berhak mendapatkan upah

atas jasa membantu pemeliharaan keseimbangan moneter Indonesia.

Tujuan dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia tentang Sertifikat

Bank Indonesia Syariah ini ditujukan sebagai salah satu instrumen

operasi pasar terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang

dilakukan berdasarkan prinsip syariah (Pasal 2 Peraturan Bank

Indonesia Nomor 10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia

Syariah).

Dalam kegiatannya Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS),

memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Menggunakan akad Ju‟alah (Berdasarkan Fatwa DSN-MUI, SBIS

juga dapat diterbitkan dengan menggunakan akad mudharabah,

musyarakah, wadi‟ah, qardh dan wakalah).

2. Satuan unit sebesar Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah).

3. Berjangka waktu paling kurang 1 bulan dan paling lama 12 bulan.

4. Diterbitkan tanpa warkat (scripless).

Page 60: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

41

5. Dapat digunakan kepada Bank Indonesia, dan

6. Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

Mekanisme penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

melalui mekanisme lelang dengan melibatkan:

1. Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) atau

pialang yang bertindak untuk dan atas nama BUS atau UUS, dan

2. BUS atau UUS sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) dapat

memiliki SBIS melalui pengajuan pembelian secara langsung

dan/atau melalui perusahaan pialang pasar uang rupiah dan valuta

asing, wajib memenuhi persyaratan Financing to Deposit Ratio

(FDR) yang ditetapkan Bank Indonesia.

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dapat mengajukan repo

kepada Bank Indonesia. Repo SBIS berdasarkan prinsip qardh yang

diikuti dengan rahn. BUS atau UUS yang mengajukan repo harus

menandatangani Perjanjian Pengagungan SBIS dalam rangka Repo

SBIS serta menyampaikan dokumen pendukung yang dipersyaratkan

kepada Bank Indonesia. Bank Indonesia menetapkan dan mengenakan

biaya atas Repo SBIS. Dengan dikeluarkannya instrumen SBIS ini,

maka:

1. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia yang telah diterbitkan sebelum

Peraturan Bank Indonesia ini diberlakukan, tetap berlaku dan

tunduk pada ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor

6/7/PBI/2004 tanggal 16 Februari 2004 tentang Sertifikat Wadiah

Page 61: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

42

Bank Indonesia sampai Sertifikat Wadiah Bank Indonesia tersebut

jatuh masa waktu tempo.

2. Dengan dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia ini, Peraturan

Bank Indonesia Nomor : 6/7/PBI/2004 tanggal 16 Februari 2004

tentang Sertifikat Wadiah Bank Indonesia dicabut dan dinyatakan

tidak berlaku.

3. Semua istilah Sertifikat Wadiah Bank Indonesia yang selama ini

digunakan dalam ketentuan Bank Indonesia yang masih berlaku,

harus dibaca sebagai Sertifikat Bank Indonesia Syariah.

B. Keterkaitan Antar Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Berikut ini akan dijelaskan hubungan antara variabel-variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini dengan variabel

dependen:

1. Hubungan antara Inflasi dengan Sukuk Negara (SBSN)

Inflasi mempunyai dampak negatif terhadap Sukuk Negara

(SBSN), apabila tingkat inflasi naik maka berdampak pada tingkat

suku bunga dan harga-harga barang. Dengan adanya inflasi yang tinggi

akan menyebabkan berkurangnya tingkat konsumsi riil masyarakat

sebab nilai uang yang dipegang masyarakat berkurang. Ini akan

menyebabkan konsumsi masyarakat atas barang yang dihasilkan akan

menurun pula. Hal ini tentu akan mengurangi tingkat pendapatan yang

pada akhirnya akan berpengaruh terhadap harga obligasi. Akhirnya

berdampak pada pasar modal, karena dengan inflasi yang tinggi maka

Page 62: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

43

tingkat suku bunga di perbankan akan naik sehingga akan menurunkan

permintaan terhadap obligasi negara yaitu salah satunya Sukuk.

Bukti empiris pernyataan Milton Friedman, “kapan pun inflasi

suatu negara sangat tinggi untuk suatu periode waktu yang terus

menerus, laju pertumbuhan uang beredarnya juga sangat tinggi maka

dari itu dengan tingginya jumlah uang beredar maka akan menaikkan

tingkat inflasi”. Terjadinya naik dan turunnya tingkat inflasi

disebabkan salah satunya oleh jumlah uang beredar. Maka dari itu,

tingkat inflasi mempunyai hubungan negatif terhadap Surat Utang

Negara (SUN) di Indonesia, sehingga peningkatan inflasi akan

menurunkan Surat Utang Negara di Indonesia.

2. Hubungan antara Jakarta Islamic Index (JII) dengan Sukuk

Negara (SBSN)

Jakarta Islamic Index (JII) sebagai salah satu tempat yang investor

mengetahui jenis-jenis saham apa saja yang diperbolehkan secara

syariah dan tidak mengandung unsur-unsur yang dilarang, maka

Jakarta Islamic Index menjadi indeks yang dapat diperhitungkan oleh

investor dalam memilih saham yang akan dipilih sesuai syariah. JII

berisikan 30 saham syariah yang sudah melewati beberapa proses oleh

BAPEPAM. Peningkatan JII mencerminkan kinerja perusahaan yang

meningkat sehingga berpotensi untuk memperoleh pendapatan yang

lebih besar. Pendapatan perusahaan yang meningkat akan

menyebabkan kenaikan return sukuk negara. Oleh karena itu

Page 63: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

44

masyarakat menginvestasikan dananya melalui Sukuk Negara dengan

harapan memperoleh return yang lebih besar. Dengan kata lain,

meningkatnya kinerja saham di JII akan memacu peningkatan pada

total Sukuk Negara yang didapatkan.

3. Hubungan antara SBIS terhadap Sukuk Negara (SBSN)

Faktor penentu obligasi menarik atau tidak adalah tingkat suku

bunga yang diberikan kepada investor obligasi, secara umum atau

lebih dikenal dengan istilah suku bunga Sertifikat Bank Indonesia atau

SBI (Puspita dan Haryono, 2012). Kenaikan tingkat suku bunga akan

menyebabkan harga obligasi turun, sebaliknya ketika tingkat suku

bunga menurun maka harga obligasi akan naik. Risiko tingkat suku

bunga merupakan salah satu risiko yang membuat harga obligasi

meningkat atau menurun. Harga obligasi akan berubah dengan arah

yang berbeda dari pergerakan tingkat suku bunga (Adhitia dan

Manurung, 2009). Sebagai suatu instrumen investasi perubahan yield

(tingkat hasil obligasi yang diperoleh investor akan mengalami

perubahan seiring dengan berjalannya waktu. Perubahan yield tersebut

berpengaruh pada tingkat harga pasar obligasi itu sendiri.

C. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun

ruang lingkup hampir sama tetapi karena variabel, objek dan periode

waktu yang digunakan berbeda maka terdapat banyak hal yang tidak sama

Page 64: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

45

sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk saling melengkapi.

Berikut ringkasan beberapa penelitian:

Tabel. 2.3

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Alat

Analisis

Hasil

Penelitian

1. Mustika Rini

(2011)/Jurnal

Keuangan

Obligasi

Syariah

(Sukuk) dan

Indikator

Makroekonomi

Indonesia

Analisis

Vector

Error

Correction

Models

(VECM)

Penerbitan Sukuk

di Indonesia

dipengaruhi oleh

indikator

makroekonomi,

yaitu pertumbuhan

ekonomi dan JUB

dengan hubungan

yang positif, serta

pengangguran

terbuka dan inflasi

dengan hubungan

yang negatif.

Selain ini

penerbitan sukuk

dalam jangka

panjang juga

dipengaruhi oleh

bonus Sertifikat

Bank Indonesia

Syariah (SBIS).

2. Arum

Shepteoreni

Anjani

(2014)

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Penerbitan

Sukuk Negara

(SBSN) di

Indonesia Dari

Tahun 2009 –

2013

Analisis

Vector

Error

Correction

Models

(VECM)

Hasil penelitian ini

menunjukkan

bahwa dalam

jangka pendek

Sukuk Negara

(SBSN) tidak

dipengaruhi oleh

tingkat

pembiayaan

APBN, Produk

Domestik Bruto

(PDB), inflasi

Page 65: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

46

No. Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Alat

Analisis

Hasil

Penelitian

maupun tingkat

sukuk bunga BI

Rate. Sedangkan,

dalam jangka

panjang penerbitan

Sukuk Negara

(SBSN)

dipengaruhi oleh

Tingkat

Pembiayaan

APBN, Produk

Domestik Bruto

(PDB) dan tingkat

suku bunga BI

Rate, dan inflasi

tidak berpengaruh

juga terhadap

penerbitan sukuk

negara dalam

jangka panjang.

3. Inneke

Selvianty

(2015)/Jurnal

Keuangan

Indikator

Ekonomi yang

Mempengaruhi

Penerbitan

Sukuk di

Indonesia

Analisis

Vector

Error

Correction

Models

(VECM)

Hasil penelitian ini

menunjukkan

bahwa dalam

hubungan jangka

pendek, hanya

PDB yang

memiliki pengaruh

secara signifikan

positif. Sedangkan

Inflasi, Kurs,

Jumlah Uang

Beredar tidak

memiliki pengaruh

terhadap

pertumbuhan

sukuk korporasi di

Indonesia. Dalam

jangka panjang

indikator

makroekonomi

yang memiliki

Page 66: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

47

No. Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Alat

Analisis

Hasil

Penelitian

hubugan yang

positif adalah

PDB, Inflasi, dan

Jumlah Uang

Beredar.

Sedangkan

variabel makro

ekonomi yang

memiliki pengaruh

dominan terhadap

pertumbuhan

sukuk adalah PDB.

Hal ini terlihat dari

adanya hubungan

secara jangka

pendek dan jangka

panjang yang

dimiliki oleh

pertumbuhan PDB.

4. Muhammad

Adam

Camubar

(2015)

Analisis

Faktor-faktor

Makro

Ekonomi yang

Mempengaruhi

Penerbitan

Sukuk Negara

(SBSN) di

Indonesia

Periode 2009 –

2014.

Analisis

Ordinary

Least

Square

(OLS)

Hasil dari

penelitian ini

adalah inflasi dan

BI Rate tidak

memiliki hubungan

kausalitas dengan

variabel Sukuk

Negara (SBSN)

karena nilai

probabilitasnya

lebih besar dari

5%. PDB dan SBIS

memiliki hubungan

kausalitas dengan

Sukuk Negara

(SBSN). SBIS

memiliki hubungan

kausalitas yang

paling besar

terhadap Sukuk

Negara (SBSN).

PDB dan SBIS

memiliki pola

dinamis yang

paling besar

Page 67: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

48

No. Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Alat

Analisis

Hasil

Penelitian

terhadap variabel

Sukuk Negara

(SBSN)

dibandingkan

variabel lainnya.

SBIS memiliki

guncangan yang

paling besar

terhadap variabel

Sukuk Negara

(SBSN)

dibandingkan

variabel lainnya

yaitu sebesar

46,5%.

5. Aan

Nasrullah,

Umar

Burhan, dan

Multifah

(2013)/Jurnal

Studi

Kepatuhan

Syariah dan

Manfaat

Ekonomi

Terhadap

Minat Investor

dalam

Pembelian

Sukuk Negara

Regresi

Linier

Berganda

(OLS)

Hasilnya

menunjukkan

bahwa kesesuaian

syariah dan

manfaat ekonomi

mempengaruhi

keputusan investor

membeli Sukuk

Negara secara

signifikan

meskipun yang

paling berpengaruh

adalah suku bunga.

Temuan ini juga

menunjukkan

bahwa tingginya

pembelian Sukuk

Negara lebih

banyak dipengaruhi

oleh variabel

spekulatif.

6. Ichsan,

Ghozali

Syamni dan

Nurlela

(2013)/Jurnal

Keuangan

dan

Perbankan

Dampak BI

Rate, Tingkat

Suku Bunga,

Nilai Tukar,

dan Inflasi

Terhadap Nilai

Obligasi

Pemerintah

Regresi

Linier

Berganda

(OLS)

Hasil analisis data

menunjukkan

variabel BI Rate,

Tingkat Suku Bunga

SBI, Inflasi, dan

Nilai Tukar

berpengaruh

signifikan terhadap

Page 68: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

49

No. Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Alat

Analisis

Hasil

Penelitian

nilai Obligasi

pemerintah di Bursa

Efek Indonesia

Periode Januari

2007 – Oktober

2012. Variabel nilai

tukar rupiah yang

tidak mempengaruhi

nilai obligasi

pemerintah secara

parsial. Sedangkan

Variabel BI Rate,

Tingkat SBI dan

Inflasi berpengaruh

terhadap nilai

obligasi pemerintah.

7. Ali Said dan

Rihab Grassa

(2013)/Jurnal

The

Determinants

of Sukuk

Market

Development:

Does

Macroeconomi

cs Factors

Influence the

Construction

of Certain

Structure of

Sukuk?

Data Panel Hasil Penelitian

menunjukkan

bahwa faktor-

faktor ekonomi

makro seperti PDB

per kapita, ukuran

ekonomi,

keterbukaan

perdagangan, dan

persentase umat

islam memiliki

pengaruh positif

bagi perkembangan

pasar sukuk. Krisis

keuangan memiliki

efek negative yang

signifikan pada

perkembangan

pasar sukuk karena

jumlah sukuk yang

diterbitkan pada

tahun-tahun telah

menurun jauh.

Kualitas regulasi,

memiliki dampak

yang signifikan

terhadap

perkembangan

Page 69: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

50

No. Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Alat

Analisis

Hasil

Penelitian

pasar sukuk. Ini

berarti bahwa

Negara-negara

peringkat yang

lebih tinggi dalam

kualitas regulasi

memiliki pasar

sukuk yang lebih

besar. Hal ini dapat

diartikan sebagai

efisiensi dan

keandalan

peraturan.

8. Nursalih

Ahmad, Siti

Nurazira

Mohd Daud

dan Zurina

Kafeli

(2012)/Jurnal

Economic

Forces and the

Sukuk Market

Analisis

Vector

Autoregre

ssive

(VAR)

Hasil memiliki

implikasi kebijakan

penting bagi

pengambil

keputusan. Sejak

sukuk penerbit

Granger-

menyebabkan

PDB, pembuat

kebijakan harus

merancang

kebijakan baru

untuk

memodernisasi

fungsional aspek

pasar modal

syariah. Implikasi

lebih lanjut untuk

investor institusi

internasional

adalah bahwa

sukuk memiliki

keunggulan

kompetitif karena

menargetkan

segmen pasar

global yang belum

ditembus oleh rival

lainnya.

Page 70: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

51

No. Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Alat

Analisis

Hasil

Penelitian

9. Wahida

Ahmad dan

Rafisah Mat

Radzi

(2011)/Jurnal

Sustainability

Of Sukuk and

Conventional

Bond during

Financial

Crisis:

Malaysia‟s

Capital Market

Ordinary

Least

Square

(OLS)

Hasil jurnal ini

membahas 3

variabel mengenai

keberlanjutan

sukuk dan obligasi

konvensional yaitu

GDP, valuta asing,

dan likuiditas

pasar. Dan hasilnya

menunjukkan

bahwa penerbitan

sukuk dipengaruhi

oleh PDB dan

likuiditas pasar.

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini lebih difokuskan kepada

bagaimana pengaruh Inflasi, Jakarta Islamic Index (JII), dan Sertifikat

Bank Indonesia Syariah terhadap Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

periode Januari 2012 sampai Oktober 2017. Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel dependen adalah Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

sedangkan variabel independen adalah Inflasi, Jakarta Islamic Index (JII),

dan Serifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen maka penulis menggukan model persamaan regresi linear

berganda atau yang lebih dikenal dengan Ordinary Least Square (OLS).

Regresi linear berganda membutuhkan beberapa asumsi agar model dapat

digunakan sebagai alat untuk memprediksi.

Page 71: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

52

Langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan uji asumsi

klasik dimana terdapat uji normalitas, uji multikolinieritas, uji

heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. Uji autokorelasi bertujuan untuk

mengetahui apakah dalam satu model regresi linear terdapat korelasi antar

kesalahan pengganggu (residual).

Jika model lolos dari uji asumsi klasik, maka dilakukan interprestasi

atas model regresi berganda yang terdiri dari persamaan regresi, uji t

statistik (parsial), uji F statistik (simultan) dan uji koefisien determinasi.

Uji t statistik pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara parsial (individual) dalam menerangkan

variabel dependen. Uji F statistik unutk melihat pengaruh seluruh variabel

independen secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen.

Sedangkan koefisien determinasi untuk mengetahui seberapa besar

variabel dependen dapat diterangkan oleh variabel independen.

Page 72: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

53

Gambar kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Gambar 2.3

Kerangka Pemikiran

Pengaruh Inflasi, Jakarta Islamic Index (JII), dan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Terhadap Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

Variabel Dependen

Surat Berharga Syariah

Negara (SBSN) (Y)

Variabel Independen

Inflasi (X1)

Jakarta Islamic Index (JII) (X2)

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

(X3)

Uji Analisis Regresi

Berganda

Uji Asumsi Klasik:

1. Uji Normalitas

2. Uji Multikolinieritas

3. Uji Autokorelasi

4. Uji Heterokedastisitas

Uji t dan Uji F

Interpretasi dan Kesimpulan

Page 73: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

54

E. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Ho : Tidak terdapat pengaruh secara simultan dan signifikan antara

variabel Inflasi, Jakarta Islamic Index (JII), dan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Surat Berharga Syariah Negara

(SBSN).

Ha : Terdapat pengaruh secara simultan dan signifikan antara variabel

Inflasi, Jakarta Islamic Index (JII), dan Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) terhadap Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

2. Ho : Tidak terdapat pengaruh secara parsial dan signifikan antara

variabel Inflasi, Jakarta Islamic Index (JII), dan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Surat Berharga Syariah Negara

(SBSN).

Ha : Terdapat pengaruh secara parsial dan signifikan antara variabel

Inflasi, Jakarta Islamic Index (JII), dan Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) terhadap Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Page 74: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

55

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini akan membahas mengenai Pengaruh

Variabel Makro Ekonomi terhadap Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

Januari 2012 – Oktober 2017. Oleh karena itu, ruang lingkup penelitian ini

terdiri atas variabel Inflasi, Jakarta Islamic Index (JII) dan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) variabel bebas (independent) dan Surat Berharga

Syariah Negara (SBSN) yang merupakan variabel terikat (dependent).

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

publikasi Internet, buku-buku, dan jurnal ilmiah yang membahas pengaruh

variabel makro ekonomi terhadap Sukuk Negara (SBSN).

B. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam pengumpulan informasi dan data pada

penelitian ini adalah data sekunder dengan skala bulanan yaitu dari Januari

2012 sampai Oktober 2017. Data-data sekunder yang digunakan penulis

adalah data-data yang berhubungan langsung dengan penelitian yang

dilaksanakan dan bersumber dari Bank Indonesia dan Statistik Perbankan

Syariah. Data-data sekunder yang digunakan oleh penulis adalah sebagai

berikut:

1. Library Research

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari membaca literature, buku, artikel, jurnal dan sejenisnya yang

Page 75: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

56

berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai upaya memperoleh data

yang valid.

2. Internet Research

Terkadang buku referensi atau literature yang kita miliki atau pinjam

di perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa, karena

ilmu selalu berkembang seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, untuk

mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan

menggunakan teknologi yang juga berkembang yaitu internet. Sehingga

data yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan perkembangan

zaman.

a. Data Sukuk Negara (SBSN) dan Inflasi setiap bulannya selama

periode Januari 2012 sampai dengan Oktober 2017 diperoleh dari

laporan bulanan statistik keuangan syariah di website Bank Indonesia

(www.bi.go.id)

b. Data Jakarta Islamic Index (JII) setiap bulannya selama periode

Januari 2012 sampai dengan Oktober 2017 diperoleh dari laporan

bulanan di website Bursa Efek Indonesia (www.duniainvestasi.com)

c. Data Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) setiap bulannya selama

periode Januari 2012 sampai dengan Oktober 2017 diperoleh dari

laporan bulanan Statistik Perbankan Syariah (SPS) di website Otoritas

Jasa Keuangan (www.ojk.go.id)

Page 76: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

57

C. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode data kuantitatif, yaitu dimana data

yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka dan penelitian ini

menganalisis bagaimana pengaruh : Inflasi, Jakarta Islamic Index (JII) dan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Surat Berharga Syariah

Negara (SBSN). Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier

berganda dengan menggunakan program computer (software) SPSS versi 20

dan Microsoft Excel 2010. Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam

menganalisis data pada penelitian ini:

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat

multikolinieritas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. Uji Asumsi Klasik

penting dilakukan untuk menghasilkan estimator linier tidak bisa dengan

varian yang minimum (Best Linier Unbiased Estimator = BLUE), yang

berarti model regresi tidak mengandung masalah Menurut (Gujarati, 1995 :

72-73) teorama Gauss-Markow memperkirakan bahwa OLS harus

memenuhi kriteria BLUE, yaitu:

a. Best, yang terbaik. Hasil regresi dikatakan Best apabila garis regresi

yang dihasilkan guna melakukan estimasi atau peramalan dari sebaran

data, menghasilkan error yang terkecil.

b. Linier, merupakan kombinasi dari data sampel. Linier dalam model

artinya model yang digunakan dalam analisis regresi telah sesuai

dengan kaidah model OLS dimana variabel-variabel penduganya

Page 77: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

58

hanya berpangku satu.

c. Urbiased, rata-rata nilai harapan (E/b) harus sama dengan nilai

sebenarnya (b1).

d. Estimator, memiliki varians yang minimal diantara pemerkira lain

yang tidak bisa.

Untuk itu diperlukan pendeteksian lebih lanjut diantaranya:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengansumsikan

bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini

dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah

sampel kecil (Ghozali, 2013 : 160). Nilai residual dikatakan

berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut

sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Untuk mendeteksi

apakah nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal atau tidak,

maka dapat digunakan metode analisis grafik dan metode statistik.

Salah satu cara mudah untuk melihat normalitas residual

adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan

antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi

normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini

dapat menyesatkan khususnya jumlah sampel yang kecil. Metode

yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot

Page 78: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

59

yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan

ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika

distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan

data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan bila data tidak

normal, diantaranya adalah:

1. Jika jumlah sampel besar, kita perlu menghilangkan nilai

outliner dari data. Kita bisa membuang nilai-nilai yang ekstrem,

baik atas atau bawah. Nilai ekstrem ini disebut outliers.

Pertama kita perlu membuat grafik, dengan sumbu x sebagai

frekuensi dan y sebagai semua nilai yang ada dalam data kita.

Dari sini kita akan bisa melihat nilai mana yang sangat jauh

dari kelompoknya. Nilai inilah yang kemudian perlu dibuang

dari data kita, dengan asumsi nilai ini muncul akibat situasi

yang tidak biasanya.

2. Melakukan transformasi data, ada banyak cara untuk

mentransformasi data kita, misalnya dengan mencari akar

kuadrar dari data kita, dll.

3. Menggunakan alat analisis nonparametric, analisis ini disebut

juga analisis yang distribusi free. Sayangnya analisis ini

seringkali mengubah data menjadi lebih rendah dari tingkatnya.

Misal kalau sebelum data kita termasuk data interval dengan

Page 79: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

60

analisis ini akan diubah menjadi data ordinal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau

sempurna diantara variabel bebas atau tidak. Jika dalam model

regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna

diantara variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan

mengandung gejala multikolinier (Suliyanto, 2011:81).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di

antara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai

Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh

variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel

bebas menjadi variabel terikat dan diregres terhadap variabel bebas

lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang

terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi,

nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena

VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance >

0,10 atau sama dengan VIF < 10, maka model dinyatakan tidak

terdapat gejala multikolinieritas (Ghozali, 2012 : 105).

Jika model mengandung multikolinieritas yang serius yakni

Page 80: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

61

korelasi yang tinggi antar variabel independen, maka ada beberapa

cara yang dapat dilakukan untuk menyembuhkannya:

1) Menghilangkan Variabel Independen

Salah satu metode sederhana yang bisa dilakukan adalah

dengan menghilangkan salah satu variabel independen yang

mempunyai hubungan linier kuat. Namun menghilangkan

variabel independen di dalam suatu model akan menimbulkan

bias spesifikasi model regresi.

2) Transformasi Variabel

Transformasi variabel dapat dilakukan dengan cara melakukan

transformasi ke dalam bentuk diferensi pertama (first

difference). Bentuk difference pertama ini akan mengurangi

masalah multikolinieritas. Transformasi variabel ini akan tetap

menimbulkan maslaah berkaitan dengan masalah variabel

gangguan. Kesalahan pengganggu Vt mungkin tidak memenuhi

salah satu asumsi dari pada model regresi linier kalsik yang

mengatakan bahwa kesalahan pengganggu tidak berkorelasi

antara yang satu dengan yang lainnya, akan tetapi

kemungkinan besar berkorelasi serial (serially correlated).

3) Penambahan Data

Masalah multikolinieritas ada dasarnya merupakan persoalan

sampel. Oleh karena itu, masalah multikolinieritas seringkali

diatasi jika kita menambah jumlah data. Ketika menambah

Page 81: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

62

jumlah data karena ada masalah multikolinieritas antara X1

maka akan menyebabkan variansi β1 akan mengalami

penurunan. Jika varian mengalami penurunan maka otomatis

standar error juga akan mengalami penurunan. Dengan kata

lain, jika multikolinieritas variabel independen tidak signifikan

mempengaruhi variabel dependen melalui uji t, maka dengan

penambahan jumlah data maka sekarang variabel independen

menjadi signifikanm mempengaruhi variabel dependen (Agus

Widarjono, 2010).

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah

variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua

pengamatan. Gejala heterokedastisitas ditunjukan oleh koefisien

regresi dari masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut

residualnya. Jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai alpha (Sig.

> α), maka dapat dipastikan model tidak mengandung gejala

heterokedastisitas (Sudarmanto, 2005).

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heterokedastisitas, yaitu melihat grafik plot antara lain nilai

prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan

residualnya SRESID. Dasar analisis: (1) Jika ada pola tertentu,

seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

Page 82: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

63

mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas; (2) Jika tidak ada

pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas

(Ghozali, 2012).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dimaksudkan untuk menguji model linier ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-sebelumnya. Adanya autokorelasi dapat

mengakibatkan penaksir mempunyai varians tidak minimum dan

uji-t tidak dapat digunakan, karena akan memberikan kesimpulan

yang salah. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada-tidaknya

masalah autokorelasi, yaitu menggunakan metode Durbin-Watson

dan metode Run Test sebagai salah satu uji statistic non-parametik.

Uji Durbin-Watson (Uji D-W) merupakan uji yang sangat populer

untuk menguji ada-tidaknya masalah autokorelasi dari model

empiris yang diestimasi (Sudarmanto, 2005).

Menurut Oramahi (2007), untuk mendeteksi terjadi

autokorelasi atau tidak dapat dilihat melalui nilai Durbin-Watson

(DW) yang bisa dijadikan patokan untuk mengambil keputusan

adalah :

1) Bila nilai D-W < -2, berarti ada autokorelasi positif.

2) Bila nilai D-W diantara -2 sampai dengan +2, berarti tidak

terjadi autokorelasi.

Page 83: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

64

3) Bila nilai D-W +2, berarti ada autokorelasi negatif.

Jika ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang

seharusnya signifikan (lihat angka F dan signifikannya), menjadi

tidak layak untuk dipakai. Autokorelasi dapat diatas dengan

berbagai cara antara lain dengan melakukan transformasi data dan

menambah data observasi.

2. Uji Hipotesis

Data yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari variabel-

variabel yang akan diteliti. Pengolahan data menggunakan software

Microsoft Excel 2010 dan SPSS 20. Dalam pengujian ini menggunakan Uji

Statistik meliputi Uji-t dan Uji-F.

a. Uji Parsial (Uji - t)

Uji t digunakan untuk menguji apakah setiap variabel

(Independen) secara masing-masing parsial atau individual memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (dependen) pada

tingkat signifikansi 0,05 (5%) dengan menganggap variabel bebas

bernilai konstan. Langlah-langkah yang harus dilakukan dengan uji-t

yaitu dengan pengujian yaitu: (Nachrowi dan Usman, 2006 : 17).

Hipotesis:

Ho : βi = 0 artinya masing-masing variabel bebas tidak ada pengaruh

yang signifikan dari variabel terikat.

Ha : βi ≠ 0 artinya masing-masing variabel bebas ada pengaruh yang

signifikan dari variabel terikat.

Page 84: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

65

Bila probabilitas > α 5% variabel bebas tidak signifikan atau

tidak mampu mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Ho

terima, Ha tolak).

Bila probabilitas < α 5% variabel bebas signifikan atau

mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Ho tolak, Ha terima).

b. Uji Simultan (Uji – F)

Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketetapan model

(goodness of fit). Uji F ini juga sering disebut uji simultan, untuk

menguji apakah variabel bebas yang digunkan dalam model mampu

menjelaskan perubahan nilai variabel terikat atau tidak. Adapun cara

pengujian dalam uji F ini, yaitu dengan menggunakan suatu variabel

yang disebut dengan tabel ANOVA (Analysis of Variance) dengan

melihat nilai signifikan (Sig. < 0,05 atau 5%). Jika nilai signifikan >

0,05 maka H1 ditolak, sebaliknya jika nilai signifikan < 0,05 maka H1

diterima.

c. Uji Koefisien Determinasi (R Square)

Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel

bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi koefisien

determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam

menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya (Suliyanto,

2011 : 55)

Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bisa terhadap

jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi, dimana

Page 85: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

66

setiap penambahan satu variabel bebas dan pengamatan dalam model

akan meningkatkan R2 meskipun variabel yang dimasukkan itu tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya.

Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien

determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R Square (R2 adj).

Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien

tersebut telah dikorelasi dengan memasukkan unsur jumlah variabel

dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan menggunakan koefisien

determinasi yang disesuaikan, maka nilai koefisien determinasi yang

disesuaikan itu dapat naik atau turun akibat adanya penambahan

variabel baru dalam model (Suliyanto, 2011 : 43).

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi

yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat digunakan

kriteria sebagai berikut (Sugiono, 2009: 231):

Tabel 3.1

Kriteria untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien

Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat Rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiono, 2009

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Umi Narimawati (2008), analisis regresi linier berganda

Page 86: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

67

adalah suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk

meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel

tergantung dengan skala interval. Pada analisis regresi linier berganda

bahwa regresi berganda variabel tergantung (terikat) dipengaruhi oleh dua

atau lebih variabel bebas sehingga hubungan fungsional antara variabel

terikat (Y) dengan variabel bebas (X1, X2, Xn). Kemudian dapat ditulis

sebagai berikut:

Y = f (X1, X2, ……… , Xn)

Keterangan:

Y = Variabel tergantung atau terikat (dependent)

X1, X2,...., Xn = Variabel bebas (independent)

Dalam model di atas terlihat bahwa variabel terikat dipengaruhi dua

atau lebih variabel bebas, disamping itu juga terdapat pengaruh regresi

linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + ……… + bnXn + e

Keterangan :

Y = Variabel tergantung atau terikat (niali yang diproyeksikan)

a = Intercept (konstanta)

b1 = Koefisien regresi untuk X1

b2 = Koefisien regresi untuk X2

bn = Koefisien regresi untuk Xn

X1 = Variabel bebas pertama

X2 = Variabel bebas kedua

Page 87: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

68

Xn = Variabel bebas ke n

e = Nilai residu

Berdasarkan pemaparan di atas maka model persamaan analisis

regresi inier berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Ln_Y = Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

a = Intercept (Konstanta)

b = Koefisien regresi dari variabel independen

X1 = Inflasi

Ln_X2 = Jakarta Islamic Index (JII)

Ln_X3 = Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

e = Nilai residu

D. Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel penelitian merupakan spesifikasi kegiatan peneliti

dalam mengukur suatu variabel. Spesifikasi tersebut menunjukkan pada

dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel peneliti yang diperoleh

melalui pengamatan dan penelitian terdahulu.

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah salah satu instrumen

pasar modal syariah yaitu obligasi syariah (sukuk). Obligasi syariah

(sukuk) pada prinsipnya adalah pendanaan jangka panjang yang berarti

modal atau principal dari sukuk itu harus kembali kepada para investor,

Ln_SBSN = a + b1 INFLASI + b2 Ln_JII + b3 Ln_SBIS + e

Page 88: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

69

disamping tambahan keuntungan yang diharapkan. Latar belakang

kemunculan sukuk modern cukup sederhana yaitu menghindari diri dari

praktek riba yang dilarang dalam Islam sebagaimana yang terjadi pada

obligasi konvensional (Rodoni, 2009:109). Data Sukuk Negara (SBSN)

diperoleh langsung dari www.bi.go.id. Data yang digunakan adalah data

tiap akhir bulan selama periode pengamatan antara Januari 2012 sampai

Oktober 2017.

2. Variabel Independen (X)

Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel independen antara

lain sebagai berikut:

a. Inflasi (X1)

Menurut Putong (2000:181) inflasi adalah proses kenaikan

harga umum secara terus menerus. Menurut Sukirno (2004:27)

inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam

suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya,

sedangkan tingkat inflasi adalah presentasi kenaikan harga-harga

pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya.

Indikator inflasi yang digunakan adalah Indeks Harga Konsumen

(IHK) Indonesia. IHK merupakan pengukur perkembangan daya

beli Rupiah yang dibelanjakan untuk membeli barang dan jasa dari

bulan ke bulan. Rumus perhitungan inflasi adalah sebagai berikut:

INF = (IHKt – IHKt-1) x 100

IHKt-1

Page 89: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

70

Keterangan :

INF = Inflasi

IHKt = Indeks Harga Konsumen pada periode t

IHKt-1 = Indeks Harga Konsumen pada periode sebelum t

Penelitian ini akan menggunakan data inflasi yang

dipublikasikan di www.bi.go.id. dengan periode data Januari 2012

sampai dengan Oktober 2017.

a. Jakarta Islamic Index (JII) (X2)

Menurut Martalena dan Malinda (2011:100) Indeks syariah atau

JII (Jakarta Islamic Index) merupakan Indeks yang terdiri dari 30

saham mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau indeks

yang berdasarkan syariat Islam. Dengan kata lain, dalam indeks ini

dimasukkan saham-saham yang memenuhi kriteria investasi dalam

syariat Islam. Data JII diperoleh langsung melalui website

www.duniainvestasi.com. Data yang digunakan adalah data tiap

akhir bulan selama periode pengamatan antara Januari 2012 sampai

Oktober 2017.

b. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) (X3)

Sertifikat Bank Indonesia syariah (SBIS) adalah sertifikat yang

diterbitkan Bank Indonesia dibuat dalam rangka pengendalian

moneter berdasarkan prinsip syariah dan merupakan salah satu upaya

untuk mengatasi bila terjadi kelebihan likuiditas pada bank syariah

(Arifin,2009:198). Data Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Page 90: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

71

diperoleh langsung dari data Statistik Perbankan Syariah dalam

www.ojk.go.id. Data yang digunakan adalah data tiap akhir bulan

selama periode pengamatan antara Januari 2012 sampai Oktober

2017.

Page 91: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

72

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Perkembangan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dapat disebut juga

Sukuk Negara adalah surat berharga (obligasi) yang diterbitkan oleh

pemerintah Republik Indonesia berdasarkan prinsip syariah. Perusahaan

yang akan menerbitkan SBSN ini adalah perusahaan yang secara khusus

dibentuk guna kepentingan penerbitan SBSN ini (special purpose vehicle-

SPV). SBSN atau sukuk negara ini adalah suatu instrumen utang piutang

tanpa riba sebagaimana dalam obligasi, di mana sukuk ini diterbitkan

berdasarkan suatu aset acuan yang sesuai dengan prinsip syariah.

Menurut fatwa Majelis Ulama Indonesia No. 31/DSN-MUI/IX/2002

sukuk adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip

syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemgang obligasi syariah. Sukuk

mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang

obligasi syariah berupa bagi hasil margin/fee, serta membayar kembali

dana obligasi pada saat jatuh tempo. Sedangkan menurut Keputusan Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-130/BL/2006

tahun 2006 Peraturan No.IX.A.13, sukuk adalah efek syariah berupa

sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian

penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas kepemilikan aset

berwujud tertentu nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau

Page 92: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

73

aktivitas investasi tertentu, dan kepemilikan atas aset proyek tertentu atau

aktivitas investasi tertentu.

Rancangan Undang-Undang (RUU) Surat Berharga Syariah Negara

(SBSN) disahkan menjadi Undang-Undang pada rapat paripurna Dewan

Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di Gedung DPR Jakarta pada

tanggal 09 April 2008. Pembahasan RUU SBSN ini telah berlangsung

sejak tahun 2005.

Adapun Undang-Undang tersebut adalah UU RI No.19 Tahun 2008

tentang Surat Berharga Syariah Negara, bentuk dan jenis SBSN dalam UU

tersebut berbentuk:

a. SBSN diterbitkan dalam bentuk warkat atau tanpa warkat.

b. SBSN sebagaimana yang dimaksud diatas dapat diperdagangkan atau

tidak diperdagangkan di pasar sekunder.

c. SBSN Ijarah, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad ijarah

(akad sewa menyewa atas suatu aset).

d. SBSN Mudharabah, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad

mudharabah (akad kerjasama dimana salah satu pihak menyediakan

modal dan pihak lainnya menyediakan tenaga dan keahlian).

e. SBSN Musyarakah, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan

musyarakah (akad kerjasama).

f. SBSN Istishna, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan Istishna.

g. SBSN berdasarkan akad lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan

prinsip syariah.

Page 93: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

74

h. SBSN yang diterbitkan berdasarkan kombinasi dari dua atau lebih jenis

akad.

Gambar 4.1

Perkembangan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

Periode Januari 2012 – Oktober 2017

0

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

400.000

Jan

-12

Jun

-12

No

v-1

2

Ap

r-1

3

Sep

-13

Feb

-14

Jul-

14

De

s-1

4

Me

i-1

5

Okt

-15

Mar

-16

Agu

-16

Jan

-17

Jun

-17

SBSN

Sumber: Bank Indonesia (BI)

Berdasarkan gambar 4.1 di atas, nilai Sukuk Negara (SBSN)

tertinggi pada tahun 2012 terjadi pada bulan November sampai Januari

2013 dengan jumlah yang sama sebesar 98.818 miliar. Pada tahun 2013

dari bulan Februari sampai Desember Sukuk Negara (SBSN) tertinggi

terjadi pada bulan November sebesar 119.697 miliar. Memasuki tahun

2016 Sukuk mengalami nilai yang naik turun. Pada bulan Januari 2016

nilai Sukuk sebesar 207.732 miliar, kemudian bulan Februari mengalami

penurunan sebesar 198.544 miliar dan di bulan Maret mengalami kenaikan

yang sangat pesat dari bulan sebelumnya yaitu sebesar 302.747 miliar.

Page 94: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

75

2. Perkembangan Inflasi

Salah satu peristiwa yang sangat penting dan dijumpai di hampir

semua negara di dunia adalah inflasi. Dalam perekonomian ada kekuatan

tertentu yang menyebabkan tingkat harga melonjak sekaligus, tetapi ada

kekuatan lain yang menyebabkan kenaikan tingkat harga berlangsung

terus menerus secara perlahan. Secara sederhana inflasi adalah

kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus

menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat

disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan

kenaikan kepada barang lainnya di suatu wilayah pada periode tertentu.

Laju inflasi merupakan indikator yang sangat menentukan dalam

perekonomian makro suatu negara. Inflasi merupakan suatu masalah bagi

ekonomi makro jika pemerintah tidak segera menangani masalah inflasi

akan menyebabkan ketidakstabilan suatu perekonomian yang akhirnya

akan memperburuk kinerja perekonomian suatu negara.

Gambar 4.2

Perkembangan Inflasi Periode Januari 2012 – Oktober 2017

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

Jan

-12

Jun

-12

No

v-1

2

Ap

r-1

3

Sep

-13

Feb

-14

Jul-

14

De

s-1

4

Me

i-1

5

Okt

-15

Mar

-16

Agu

-16

Jan

-17

Jun

-17

Inflasi

Sumber: Bank Indonesia (BI)

Page 95: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

76

Dari Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa pada awal periode tahun 2012

tingkat inflasi Indonesia tercatat 3,97%. Sampai pada bulan September di

tahun 2013 inflasi kembali mengalami kenaikan hingga sebesar 8,40%

meskipun beberapa bulan sempat mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan

karena kenaikan harga BBM bersubsidi diikuti kenaikan harga pangan

memasuki bulan suci Ramadhan pada pertengahan tahun 2013, sehingga

inflasi tercatat lebih tinggi dari target yang ditetapkan. Tingkat Inflasi pada

bulan Desember 2014 berada ditengah-tengah dengan nilai tertinggi

hingga 8,36% dibandingkan pada bulan November 2014 sebesar 6,23%

dan Februari 2015 sebesar 6,96%. Selanjutnya, sampai pada akhir periode

penelitian ini tingkat inflasi tersebut terus mengalami fluktuasi.

3. Perkembangan Jakarta Islamic Index (JII)

Menurut Martalena dan Malinda (2011:100) Indeks syariah atau JII

(Jakarta Islamic Index) merupakan indeks yang terdiri dari 30 saham

mengakomodasi syarat investasi dalam islam atau indeks yang berdasarkan

syariat Islam. Dengan kata lain, Jakarta Islamic Index dalam indeks ini

dimasukkan saham-saham yang memenuhi kriteria investasi dalam syariat

Islam. Dapat dilihat grafik perkembangan Jakarta Islamic Index di

Indonesia Tahun 2012 – 2017 pada Gambar 4.3 berikut ini:

Page 96: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

77

Gambar 4.3

Perkembangan Jakarta Islamic Index (JII)

Periode Januari 2012 – Oktober 2017

0100.000200.000300.000400.000500.000600.000700.000800.000

Jan

-12

Jun

-12

No

v-1

2

Ap

r-1

3

Sep

-13

Feb

-14

Jul-

14

De

s-1

4

Me

i-1

5

Okt

-15

Mar

-16

Agu

-16

Jan

-17

Jun

-17

JII

Sumber: Bursa Efek Indonesia (www.duniainvestasi.com)

Berdasarkan gambar 4.3 di atas, nilai JII tertinggi pada tahun 2012

terjadi pada bulan Oktober sebesar 619.270 miliar dan terendah pada bulan

Mei sebesar 525.052 miliar. Pada tahun 2013 nilai JII tertinggi pada bulan

April sebesar 682.691 miliar dan terendah pada bulan November 579.868

miliar. Tahun 2014 nilai JII berada di kisaran antara 600.000 miliar sampai

mendekati 700.000 miliar. Di tahun 2015, nilai JII tertinggi berada pada

bulan Maret yaitu sebesar 728.204 miliar dan kemudian terus mengalami

fluktuasi sehingga titik terendah pada tahun ini berada di bulan September

sebesar 556.088 miliar. Tahun 2016 dan 2017, nilai JII terus mengalami

kenaikan dan penurunan (fluktuasi) sehingga nilai yang tertinggi berada

pada bulan Juni 2017 sebesar 749.603 miliar, sedangkan nilai terendah

berada di bulan Januari 2016 dengan nilai sebesar 612.750 miliar.

Page 97: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

78

4. Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Sertifikat Bank Indonesia syariah (SBIS) adalah sertifikat yang

diterbitkan Bank Indonesia yang dibuat dalam rangka pengendalian

moneter berdasarkan prinsip syariah dan merupakan salah satu upaya

untuk mengatasi bila terjadi kelebihan likuiditas pada bank syariah

(Arifin,2009:198). Berdasarkan data yang diperoleh, perkembangan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) untuk periode tahun 2012 – 2017

dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini.

Gambar 4.4

Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Periode Januari 2012 – Oktober 2017

02.0004.0006.0008.000

10.00012.00014.000

SBIS

Sumber : Statistik Perbankan Syariah (SPS), dalam Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Pada awal tahun 2012 di bulan Januari, nilai SBIS tinggi yaitu

sebesar 10.633 miliar. Kemudian pada bulan Februari mengalami

penurunan yang jauh dari bulan sebelumnya yaitu sebesar 4.243 miliar. Di

bulan Maret masih ditahun yang sama SBIS mengalami kenaikan yaitu

sebesar 6.668 miliar. Pada tahun 2013, 2014, dan 2015 nilai SBIS masih

mengalami fluktuasi yang tidak terlalu jauh masih berkisar diantara 3.000 -

Page 98: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

79

8.000 miliar nilainya. Selanjutnya, di tahun 2016 nilai terendah SBIS

berada pada bulan Januari yaitu sebesar 6.275 miliar, sedangkan nilai

tertinggi di bulan November sebesar 11.042 miliar. Pada tahun terakhir

yaitu tahun 2017 nilai SBIS terus mengalami fluktuasi dengan nilai

tertinggi berada pada bulan Februari 12.683 miliar, dan kemudian

mengalami penurunan yang cukup rendah berada di bulan Juni dengan

nilai sebesar 9.421 miliar.

B. Analisis Uji Ekonometrik

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual

yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau

tidak. Data berdistribusi normal jika data akan mengikuti arah garis

diagonal dan menyebar disekitar garis diagonal. Nilai residual

dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi

tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan uji normalitas dengan analisis grafik dan uji

Kolmogorov-Smirnov.

Berikut adalah hasil dari uji normalitas:

1) Analisis Grafik Histogram

Page 99: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

80

Gambar 4.5

Grafik Histogram

Sumber: data diolah, 2017

Berdasarkan gambar di atas, histogram Regression Residual

membentuk kurva seperti lonceng maka nilai residual tersebut

dinyatakan normal atau data berdistribusi normal.

2) Analisis Grafik dengan Normal Probability Plot (Normal P-P Plot)

Gambar 4.6

Grafik P-P Plot

Sumber: data diolah, 2017

Berdasarkan Gambar 4.6, terlihat bahwa penyebaran data

(titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

Page 100: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

81

diagonal yang berarti bahwa data berdistriusi normal atau model

regresi memenuhi asumsi normalitas.

3) Uji Kolmogorov-Smirnov

Tabel 4.1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Predicted Value

Asymp. Sig. (2-tailed) .672

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: data diolah, 2017

Berdasarkan Tabel di atas, terlihat bahwa Sig. (2-tailed)

sebesar 0,672 > 0,05 (Sig > α). Hal ini berarti nilai residual

terstandarisasi dikatakan menyebar secara normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna

diantara variabel bebas atau tidak bebas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi

dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).

Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolinieritas adalah nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan VIF

< 10, maka model dinyatakan tidak terdapat gejala multikolinieritas.

Dari uji multikolinieritas yang dilakukan penulis, tidak ditemukannya

data tidak terdapat gejala multikolinieritas terlihat pada tabel berikut:

Page 101: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

82

Sumber: data diolah, 2017

Berdasarkan output pada Coefficients dalam Tabel di atas terlihat

bahwa dari nilai Tolerance Inflasi sebesar 0,927 (0,927 > 0,10), nilai

Tolerance JII sebesar 0,486 (0,486 > 0,10), dan nilai Tolerance SBIS

sebesar 0,503 (0,503 > 0,10). Berdasarkan tabel di atas untuk nilai

VIF Inflasi sebesar 1,078 (1,078 < 10,00), nilai VIF sebesar JII

sebesar 2,057 (2,057 < 10,00), dan nilai VIF SBIS sebesar 1,988

(1,988 < 10,00). Kesimpulan dari hasil nilai Tolerance menunjukkan >

0,10 dan nilai VIF sebesar < 10,00 berarti menunjukkan bahwa

variabel Inflasi, Jakarta Islamic Index (JII), dan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) tidak terdapat Multikolinieritas.

c. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi

yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada

model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut

dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi

Tabel 4.2

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 INFLASI .927 1.078

LN_JII .486 2.057

LN_SBIS .503 1.988

a. Dependent Variable: LN_SBSN

Page 102: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

83

adalah yang homokedastisitas. Berikut adalah hasil dari uji

heterokedastisitas menggunakan Analisis Grafik dengan Scatterplot:

Gambar 4.7

Grafik Scatterplot

Sumber: data diolah, 2017

Berdasarkan tampilan pada Scatterplot dalam Gambar di atas,

terlihat bahwa plot menyebar secara acak di atas maupun di bawah

angka nol pada sumbu Regression Studentized Residual. Oleh karena

itu maka berdasarkan uji heterokedastisitas menggunakan metode

analisis grafik, pada model regresi yang terbentuk dinyatakan tidak

terjadi gejala heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi

antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut

waktu (time-series) atau ruang (cross section). Beberapa penyebab

munculnya masalah autokorelasi dari sebagian data time-series dalam

analisis regresi adalah adanya kelembaman (inertia) artinya data

observasi pada periode sebelumnya dan periode sekarang,

Page 103: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

84

kemungkinan besar akan mengandung saling ketergantungan

(interdependence).

Uji Durbin-Watson (Uji D-W) merupakan uji yang sangat populer

untuk menguji ada-tidaknya masalah autokorelasi dari model empiris

yang diestimasi. Berikut adalah hasil dari uji autokorelasi:

Tabel 4.3

Model Summaryb

Model

Durbin-

Watson

1 .303

a. Predictors: (Constant), LN_SBIS, INFLASI, LN_JII

b. Dependent Variable: LN_SBSN

Sumber: data diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas, nilai Durbin-Watson sebesar 0,303. Uji

Autokorelasi dilihat dari nilai Durbin Watson dengan nilai diantara -2

< Nilai Durbin Watson < 2. Berdasarkan hasil tabel di atas

menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar 0,303. Hal ini

menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi gejala atau autokerelasi.

2. Uji Hipotesis

a. Uji t (Parsial)

Setelah melaksanakan uji koefisien regresi secara keseluruhan,

maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara

individu atau uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh masing-masing variabel independen secara individual

(parsial) terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan

Page 104: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

85

0,05, maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t adalah sebagai

berikut.

Tabel 4.4

Sumber: data diolah, 2017

1) Uji t terhadap Variabel Inflasi

Hasil yang didapat pada Tabel diatas, variabel Inflasi secara

statistik menunjukan hasil tidak signifikan pada nilai lebih besar

dari α (0,062 > 0,05). Sedangkan nilai t hitung X1 = -1,896 dan

tabel t sebesar 1,668 (df (n-k-1) 70-3-1 = 66, α = 0,05), sehingga

t hitung > t tabel (-1,896 > 1,668) Maka H0 diterima dan Ha

ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Inflasi secara

parsial tidak signifikan atau tidak mempunyai pengaruh terhadap

Sukuk Negara (SBSN).

2) Uji t terhadap Variabel Jakarta Islamic Index (JII)

Hasil yang didapat pada Tabel diatas, variabel Jakarta

Islamic Index (JII) secara statistik menunjukan hasil yang

Coefficientsa

Model

t Sig.

1 (Constant) -2.020 .047

INFLASI -1.896 .062

LN_JII 3.322 .001

LN_SBIS 5.444 .000

a. Dependent Variable: LN_SBSN

Page 105: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

86

signifikan pada nilai lebih kecil dari α (0,001 < 0,05). Sedangkan

nilai t hitung X2 = 3,322 dan tabel t sebesar 1,668 (df (n-k-1) 70-

3-1 = 66, α = 0,05), sehingga t hitung > t tabel (3,322 > 1,668)

Maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel Jakarta Islamic Index (JII) secara parsial

mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap Sukuk Negara

(SBSN).

3) Uji t terhadap Variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Hasil yang didapat pada Tabel diatas, variabel Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) secara statistik menunjukan hasil yang

signifikan pada nilai lebih besar dari α (0,000 < 0,05). Sedangkan

nilai t hitung X3 = 5,444 dan tabel t sebesar 1,668 (df (n-k-1) 70-

3-1 = 66, α = 0,05), sehingga t hitung > t tabel (5,444 > 1,668)

Maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) secara

parsial mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap Sukuk

Negara (SBSN).

b. Uji F (Simultan)

Nilai F hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan

variabel bebas terhadap variabel berikutnya atau untuk menguji

ketepatan model (goodness of fit). Jika variabel bebas memiliki

pengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel terikat

maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit.

Page 106: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

87

Sebaliknya, jika tidak terdapat pengaruh secara simultan maka masuk

dalam kategori tidak cocok atau non fit.

Adapun pengujian dalam uji F ini yaitu dengan menggunakan

suatu tabel yang disebut dengan tabel ANNOVA (Analysis of

Variance) dengan melihat nilai signifikan (Sig. < 0,05 atau 5%). Jika

nilai signifikan > 0,05 maka Ha diterima. Berikut adalah hasil uji F:

Tabel 4.5

ANOVAb

Model F Sig.

1 Regression 49.390 .000a

Residual

Total

a. Predictors: (Constant), LN_SBIS, INFLASI, LN_JII

b. Dependent Variable: LN_SBSN

Sumber: data diolah, 2017

Berdasarkan tabel diatas nilai F-hitung sebesar 49,390 dengan

nilai tingkat signifikan 0,000. Karena nilai signifikan lebih kecil dari

0,000 < 0,05, dan nilai hitung F hitung > F tabel (49,390 > 2,74)

dengan nilai F tabel df:α, (k-1), (n-k) atau 0,05, (4-1), (70-4) = 2,74.

Maka H0 ditolak atau Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa

Inflasi, Jakarta Islamic Index (JII), dan Sertifikat Bank Indonesia

syariah (SBIS) berpengaruh secara simultan terhadap Sukuk Negara

(SBSN).

c. Uji Adjusted R Square

Koefisien determinasi atau R Square (R2) merupakan besarnya

kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi

Page 107: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

88

koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas

dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya.

Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah

variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi di mana setiap

penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model

akan meningkatkan nilai R2 meskipun variabel yang dimasukkan

tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan

koefisien determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R Square (R2

adj).

Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa

koefisien tersebut telah dikoreksi dengan memasukkan jumlah

variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan menggunakan

koefisien determinasi yang disesuaikan maka nilai koefisien

determinasi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun oleh adanya

penambahan variabel baru dalam model. Berikut adalah hasil uji

Adjusted R Square:

Tabel 4.6

Model Summaryb

Model

Adjusted

R Square

1 .678

a. Predictors: (Constant), LN_SBIS, INFLASI, LN_JII

b. Dependent Variable: LN_SBSN

Sumber: data diolah,2017

Page 108: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

89

Besarnya Adjusted R Square adalah 0,678 atau sebesar 67,8%.

Dapat disimpulkan bahwa pengaruh Inflasi, Jakarta Islamic Index

(JII), dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah 67,8%.

Sedangkan sisanya 32,2% (100% - 67,8%) dipengaruhi variabel-

variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini, misalnya

seperti APBN, BI Rate, Kurs, Jumlah Uang Beredar dan lain-lain.

Adapun angka koefisien korelasi (R) menunjukkan nilai sebesar 0,678

yang menandakan bahwa hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikat adalah karena memiliki nilai lebih dari 0,5 ( R > 0,5) atau 0,678

> 0,5.

3. Analisis Regresi Berganda

Berdasarkan data-data yang disajikan pada tabel di atas, selanjutnya

akan dianalisis dengan bantuan aplikasi SPSS 20 untuk mengetahui

besarnya pengaruh Inflasi, Jakarta Islamic Index (JII), dan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS). Hasil pengelolaan data dengan SPSS dapat

dilihat pada Tabel dibawah ini:

Tabel 4.7

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

B Std. Error t Sig.

1 (Constant) -2.289 1.133 -2.020 .047

INFLASI -.007 .004 -1.896 .062

LN_JII 2.039 .614 3.322 .001

LN_SBIS .222 .041 5.444 .000

Page 109: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

90

Tabel 4.7

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

B Std. Error t Sig.

1 (Constant) -2.289 1.133 -2.020 .047

INFLASI -.007 .004 -1.896 .062

LN_JII 2.039 .614 3.322 .001

LN_SBIS .222 .041 5.444 .000

a. Dependent Variable: LN_SBSN

Sumber: data diolah, 2017

Berdasarkan Tabel di atas, diperoleh model persamaan regresi sebagai

berikut:

-2,289LnY = a -0,007 X1 +2,039 LnX2 +0,222 LnX3

Keterangan :

LnY = Logaritma natural Nilai Sukuk Negara (SBSN)

X1 = Nilai INFLASI

LnX2 = Logaritma natural Nilai Jakarta Islamic Index (JII)

LnX3 = Logaritma natural Nilai Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Adapun interpretasi satistik penulis pada model persamaan regresi di

atas adalah sebagai berikut :

Dari persamaan di atas, nilai koefisien INFLASI (X1) adalah sebesar -

0,007 yang menunjukkan bahwa jika nilai INFLASI meningkat 1% maka

akan menurunkan jumlah Sukuk Negara (SBSN) sebesar -0,007 dengan

asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan atau tetap. Nilai koefisien

Jakarta Islamic Index (JII) (X2) adalah sebesar 2,039 yang menunjukkan

Page 110: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

91

bahwa jika nilai Jakarta Islamic Index (JII) meningkat 1% maka akan

meningkatkan jumlah Sukuk Negara (SBSN) sebesar 2,039 dengan asumsi

bahwa variabel lain bernilai konstan atau tetap. Nilai koefisien Sertifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS) (X3) adalah sebesar 0,222 yang

menunjukkan bahwa jika nilai Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

meningkat 1% maka akan meningkatkan jumlah Sukuk Negara (SBSN)

sebesar 0,222 dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan atau

tetap.

C. Interpretasi

Adapun interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pengaruh Inflasi terhadap Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk

Negara (SBSN)

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, variabel Inflasi mempunyai nilai

signifikan 0,062 > 0,05. Hal ini berarti menolak Ha atau menerima H0

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Inflasi secara parsial tidak

signifikan atau tidak mempunyai pengaruh terhadap Sukuk Negara

(SBSN). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan

oleh Rini (2012) menyatakan bahwa dalam jangka pendek Inflasi tidak

signifikan atau tidak mempunyai pengaruh. Sedangkan dalam jangka

panjang, Inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap penerbitan Sukuk.

Inflasi yang tinggi akan menyebabkan berkurangnya konsumsi riil

masyarakat sebab nilai uang yang dipegang masyarakat atas barang yang

Page 111: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

92

dihasilkan akan menurun pula. Hal ini tentu akan mengurangi tingkat

pendapatan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap harga obligasi

(Surat Utang Negara). Karena pada umumnya kenaikan upah tidaklah

secepat kenaikan harga–harga (Sukirno, 2006:339). Berbeda dengan

penelitian yang diamati oleh Selvianty (2015) yang menyatakan bahwa

indikator makroekonomi yang memiliki hubungan signifikan negatif

dalam jangka panjang terhadap pertumbuhan sukuk salah satunya adalah

Inflasi. Inflasi yang tinggi bisa mengurangi tingkat pendapatan riil yang

diperoleh investor dari investasinya. Sebaliknya jika tingkat inflasi suatu

negara mengalami penurunan, maka hal ini akan merupakan sinyal yang

positif bagi investor seiring dengan turunnya risiko daya beli uang dan

risiko penurunan pendapatan riil. Dengan melonjaknya harga dan

menurunnya daya beli masyarakat maka inflasi juga berimbas pada

perusahaan. Karena harga yang terus melambung namun pendapatan

masyarakat yang tetap. Inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi

hingga pada akhirnya merugikan perusahaan (Tandelilin 2001:212).

2. Pengaruh Jakarta Islamic Index (JII) terhadap Surat Berharga Syariah

Negara atau Sukuk Negara (SBSN)

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, variabel Jakarta Islamic Index (JII)

mempunyai nilai signifikan 0,001 < 0,05. Hal ini berarti menerima Ha atau

menolak H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Jakarta Islamic

Index (JII) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap atau Sukuk

Negara (SBSN). Jakarta Islamic Index (JII) sebagai salah satu tempat yang

Page 112: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

93

investor mengetahui jenis-jenis saham apa saja yang diperbolehkan secara

syariah dan tidak mengandung unsur-unsur yang dilarang, maka Jakarta

Islamic Index menjadi indeks yang dapat diperhitungkan oleh investor

dalam memilih saham yang akan dipilih sesuai syariah. JII berisikan 30

saham syariah yang sudah melewati beberapa proses oleh BAPEPAM.

Peningkatan JII mencerminkan kinerja perusahaan yang meningkat

sehingga berpotensi untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar.

Pendapatan perusahaan yang meningkat akan menyebabkan kenaikan pada

penerbitan sukuk. Oleh karena itu masyarakat menginvestasikan dananya

melalui sukuk dengan harapan memperoleh return yang lebih besar.

Dengan kata lain, meningkatnya kinerja saham di JII akan memacu

peningkatan pada sukuk yang didapatkan.

3. Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Surat

Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara (SBSN)

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, variabel Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) mempunyai nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti

menerima Ha atau menolak H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) secara parsial berpengaruh

signifikan positif terhadap Sukuk Negara (SBSN). Menurut penelitian

yang dilakukan oleh Rini (2012) dalam jangka pendek, bonus SBIS tidak

ada pengaruh terhadap sukuk negara. Tetapi dalam jangka panjang,

variabel bonus SBIS mempengaruhi secara negatif. Ketika terjadi

penurunan bonus SBIS maka para emiten baik korporasi maupun

Page 113: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

94

pemerintah akan memanfaatkan hal ini untuk menerbitkan obligasi

syariah. Hal ini dikarenakan dengan turunnya bonus SBIS maka dana yang

dikeluarkan untuk membayar return obligasi syariah akan lebih rendah

sehingga obligasi syariah yang diterbitkan menjadi bertambah.

Di indonesia investasi adalah salah satu cara untuk menambah

pendapatan nasional. Disamping itu, SBIS yang memiliki fungsi sebagai

salah satu kebijakan moneter memiliki peran yang cukup besar dalam

mengendalikan laju inflasi tentu ini akan menjadi salah satu alasan cukup

besar bagi para investor untuk menyimpan kekayaannya dalam bentuk

surat berharga. Jika dilihat dari kebijaksanaan moneter, investasi lebih

banyak dipengaruhi oleh suku bunga riil. Dan suku bunga riil dipengaruhi

oleh suku bunga SBI maupun SBIS. Bila tingkat suku bunga SBI maupun

SBIS tinggi maka tingkat suku bunga riil juga akan tinggi sehingga

masyarakat memilih untuk menyimpan uangnya di bank daripada

melakukan investasi dan begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Camubar (2015) bahwa SBIS berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Sukuk Negara.

Page 114: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi pengaruh

dari faktor-faktor makroekonomi (Inflasi, JII, dan SBIS) yang

mempengaruhi Sukuk Negara (SBSN) Januari 2012 – Oktober 2017.

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel independen Inflasi dengan

tingkat signifikan sebesar 0,062 secara parsial tidak signifikan atau

tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel Sukuk Negara (SBSN).

Sedangkan variabel Jakarta Islamic Index (JII) dengan tingkat

signifikan sebesar 0,001, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 secara parsial atau

individual berpengaruh signifikan positif terhadap variabel dependen

Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara (SBSN).

2. Hasil uji regresi juga ditemukan bahwa variabel independen Inflasi,

Jakarta Islamic Index (JII), dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 secara simultan atau

bersama-sama berpengaruh terhadap Surat Berharga Syariah Negara

atau Sukuk Negara (SBSN).

B. Implikasi

Beberapa saran yang diajukan bagi pemerintah dan pelaku pasar

Page 115: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

96

dalam menjalankan kegiatan investasi baik di pasar uang atau pasar modal

serta saran bagi peneliti dan akademisi dengan maksud dapat

meningkatkan penelitian di bidang investasi pasar uang dan pasar modal

antara lain:

1. Bagi pemerintah untuk mengevaluasi dan lebih mengembangkan

Sukuk Negara (SBSN), sukuk korporasi, dan sukuk lain-lainnya agar

lebih berkembang di negara kita Indonesia maupun di negara luar

yang sudah banyak menerapkan Sukuk.

2. Karena variabel makroekonomi terbukti berpengaruh terhadap

pergerakan harga Sukuk Negara. Walaupun pengaruhnya tidak begitu

besar karena adanya beberapa faktor lain yang mempengaruhinya

selain variabel ekonomi, tetapi pemerintah dan otoritas moneter harus

memperhatikan kestabilan ekonomi agar penyerapan dan pergerakan

terhadap Sukuk Negara dapat terkendali dengan baik. Sehingga dapat

mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat serta Sukuk Negara ini

dapat dijadikan instrumen moneter oleh pemerintah dan dapat

dijadikan pembiayaan pemerintah ketika sedang mengalami defisit

anggaran.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian yang lebih

luas agar menggunakan data yang lebih banyak lagi dengan

penambahan variabel lain dan mencoba obyek penelitian yang lain

sehingga dapat memberikan hasil penelitian yang lebih akurat dan

baik.

Page 116: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

97

DAFTAR PUSTAKA

Adhitia, R. Manurung, A.H. 2009. “Analysis of Indonesia Bond‟s Duration:

Corporate Versus Governance Bond”. Journal of Applied Finance and

Accounting.

Ahmad N, Siti Nurazira M.D, dan Kafeli Z. 2012. “Economic Forces and The

Sukuk Market”. Negeri Sembilan, Malaysia: Universiti Sains Islam

Malaysia.

Ahmad, Wahida dan Rafisah M.R. 2011. “Sustainability of Sukuk and

Conventional Bond during Financial Crisis: Malaysia‟s Capital Market”.

Global Economy and Financial Journal.

Anjani, Arum S. 2014. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerbitan Sukuk

Negara (SBSN) di Indonesia dari Tahun 2009 – 2013”. Jakarta: UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Arifin, Zainal. 2008. “Metodelogi Penelitian Pendidikan”. Surabaya: Lentera

Cendikia.

Camubar, Muhammad A. 2015. “Analisis Faktor-faktor Makroekonomi yang

Mempengaruhi Penerbitan Sukuk Negara (SBSN) di Indonesia Periode

2009 – 2014”. Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin, Hendy M. 2001. “Pasar Modal di Indonesia

Pendekatan Tanya Jawab”, Edisi pertama, Penerbit Salemba Empat,

Jakarta.

Mugiyati, 2016. “Sukuk di Pasar Modal, Tinjauan Bisnis Investasi dan Fiqh”.

UIN Sunan Ampel Press, Surabaya.

Ghozali, Imam. 2012. “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS”.

Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar. 2007. “Dasar-Dasar Ekonometrika”. Jakarta: Erlangga.

Hamid, Abdul. 2009. “Pasar Modal Syariah”. Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

Jakarta.

Hamid, Abdul. 2010. “Buku Pedoman Penulisan Skripsi”. FEB UIN Jakarta,

Jakarta.

Hamja, Yahya. 2014. “Ekonometri”. Global Future Institute. Jakarta.

Huda, Nurul, Mustafa Edwin N, dkk. 2007. “Ekonomi Makro Islam: Pendekatan

Teoritis”. Kencana Persada Media Group: Jakarta.

Page 117: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

98

Ichsan, Ghazali S, dan Nurlela. 2013. “Dampak BI Rate, Tingkat Suku Bunga,

Nilai Tukar, dan Inflasi Terhadap Nilai Obligasi Pemerintah”. Jurnal

Keuangan dan Perbankan. Vol.17. No.2.

Karim, Adiwarman A. 2007. “Ekonomi Makro Islami Edisi Kedua”. PT. Raja

Grafindo Persada: Jakarta.

Karim, Adiwarman A. 2008. “Ekonomi Islam: Suatu Kajian Ekonomi Makro”.

IIIt Indonesia.

Manurung, Mandala, dan Pratama R. 2004. “Uang, Perbankan, dam Ekonomi

Moneter (Kajian Konstekstual Indonesia)”. Lembaga Penerbit FEUI.

Jakarta.

Martalena, dan Maya Malinda. 2011. “Pengantar Pasar Modal”. Andi,

Yogyakarta.

Nachrowi, Nachrowi Djalal, Hardius Usman. 2006. “Penerbitan Populer dan

Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”. Jakarta:

Lembaga Penerbit Universitas Indonesia.

Nasrullah A, Burhan U, dan Multifah. 2013. “Studi Kepatuhan Syariah dan

Manfaat Ekonomi Terhadap Minat Investor dalam Pembelian Sukuk

Negara”. Jurnal Ekonomi Islam. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Oramahi, H.A. 2007. “Perancangan Percobaan (Aplikasi dengan SPSS dan

SAS)”. Yogyakarta: Gava Media.

Puspita, W.A. dan Haryono, A. 2012. “Analisis Pengaruh Suku Bunga SBI

terhadap Nilai emisi Obligasi baik dalam Jangka Pendek maupun Jangka

Panjang di Pasar Modal Indonesia Periode Tahun 2007-2009”. Jurnal

Ekonomi dan Studi Pembangunan.

Putong, Iskandar. 2000. “Pengantar Ekonomi Mikro & Makro”. Ghalia

Indonesia: Jakarta.

Rini, Mustika. 2012. “Obligasi Syariah (Sukuk) Dan Indikator Makroekonomi

Indonesia: Sebuah Analisis Vector Error Correction Model (VECM)”.

Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Rodoni, Ahmad. 2009. “Investasi Syariah”. Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

Jakarta.

Said A, dan Grassa R. 2013. “The Determinants of Sukuk Market Development:

Does Macroeconomic Factors Influence the Construction of Certain

Structure of Sukuk?”. Journal of Applied Finance and Banking, Vol.3,

No.5.

Page 118: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

99

Selvianti, Inneke. 2015. “Analisa Indikator Makro Ekonomi Terhadap

Pertumbuhan Sukuk di Indonesia: Sebuah Analisa dengan Metode Error

Correction Model (ECM)”. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.

Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. “Analisis Linier Berganda dengan SPSS”.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiono. 2009. “Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”. Alfabeta:

Bandung.

Sukirno, Sadono. 2006. “Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga”. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Suliyanto. 2011. “Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS”.

Yogyakarta: ANDI

Sutedi, Adrian. 2011. “Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan

Berdasarkan Prinsip Syariah”. Sinar Grafika: Jakarta.

Tandelilin, Eduardus. 2001. “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi

Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Umi Narimawati. 2008. “Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori

dan Aplikasi”. Bandung: Agung Media.

Page 119: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

100

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Penelitian

Miliar Rupiah

Periode SBSN INFLASI JII SBIS

Jan-12 62.772 3.65 562.535 10.663

Feb-12 61.287 3.56 566.754 4.243

Mar-12 81.916 3.97 584.060 6.668

Apr-12 87.716 4.50 575.088 3.825

Mei-12 92.536 4.45 525.052 3.644

Jun-12 95.991 4.53 544.190 3.936

Jul-12 96.451 4.56 573.731 3.036

Agu-12 96.991 4.58 569.935 2.918

Sep-12 97.814 4.31 600.840 3.412

Okt-12 98.810 4.61 619.270 3.321

Nov-12 98.818 4.32 588.776 3.242

Des-12 98.818 4.30 594.789 4.993

Jan-13 98.818 4.57 604.610 4.709

Feb-13 108.303 5.31 645.219 5.103

Mar-13 109.968 5.90 660.337 5.611

Apr-13 111.638 5.57 682.691 5.343

Mei-13 109.693 5.47 676.583 5.423

Jun-13 111.283 5.90 660.165 5.443

Jul-13 116.948 8.61 623.747 4.640

Agu-13 117.788 8.79 592.002 4.299

Sep-13 119.223 8.40 585.593 4.523

Okt-13 119.407 8.32 615.706 5.213

Nov-13 119.697 8.37 579.868 5.107

Des-13 118.707 8.38 585.110 6.699

Jan-14 117.668 8.22 602.873 5.253

Feb-14 111.687 7.75 626.864 5.331

Mar-14 132.296 7.32 640.411 5.843

Apr-14 134.436 7.25 647.674 6.234

Mei-14 135.786 7.32 656.830 6.234

Jun-14 136.861 6.70 654.999 6.782

Jul-14 138.266 4.53 690.396 5.880

Agu-14 138.815 3.99 691.132 6.514

Sep-14 144.640 4.53 687.619 6.450

Okt-14 144.705 4.83 670.443 6.680

Nov-14 144.425 6.23 683.015 6.530

Page 120: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

101

Periode SBSN INFLASI JII SBIS

Des-14 143.900 8.36 691.039 8.130

Jan-15 152.091 6.96 706.676 8.050

Feb-15 154.196 6.29 722.098 9.040

Mar-15 178.426 6.38 728.204 8.810

Apr-15 180.556 6.79 664.803 9.130

Mei-15 185.026 7.15 698.069 8.858

Jun-15 189.406 7.26 656.991 8.458

Jul-15 195.501 7.26 641.971 8.163

Agu-15 197.876 7.18 598.284 8.585

Sep-15 185.630 6.83 556.088 7.720

Okt-15 189.110 6.25 586.096 7.192

Nov-15 199.964 4.89 579.797 6.495

Des-15 201.017 3.35 603.349 6.280

Jan-16 207.732 4.14 612.750 6.275

Feb-16 198.544 4.42 641.860 7.188

Mar-16 302.747 4.45 652.687 6.994

Apr-16 250.989 3.60 653.258 7.683

Mei-16 260.259 3.33 648.852 7.225

Jun-16 255.645 3.45 694.344 7.470

Jul-16 261.600 3.21 726.610 8.130

Agu-16 270.850 2.79 746.872 8.947

Sep-16 284.270 3.07 739.690 9.442

Okt-16 286.305 3.31 739.911 10.335

Nov-16 288.545 3.58 682.711 11.042

Des-16 284.990 3.02 694.127 10.788

Jan-17 295.502 3.49 690.593 11.878

Feb-17 307.089 3.83 698.083 12.683

Mar-17 313.773 3.61 718.350 12.273

Apr-17 319.203 4.17 738.193 11.533

Mei-17 329.296 4.33 733.692 10.446

Jun-17 336.706 4.37 749.603 9.421

Jul-17 342.041 3.88 748.371 10.966

Agu-17 357.821 3.82 746.258 11.716

Sep-17 368.260 3.72 733.296 12.626

Okt-17 378.260 3.58 728.260 11.555

Page 121: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

102

Lampiran 2: Hasil Uji Normalitas

Analisis Grafik Histogram

Analisis Grafik dengan Normal Probability Plot (Normal P-P Plot)

Page 122: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

103

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Predicted Value

N 70

Normal Parametersa,,b Mean 1.6216490

Std. Deviation .07508323

Most Extreme Differences Absolute .086

Positive .059

Negative -.086

Kolmogorov-Smirnov Z .724

Asymp. Sig. (2-tailed) .672

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 123: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

104

Lampiran 3: Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 INFLASI .927 1.078

Ln_JII .486 2.057

Ln_SBIS .503 1.988

a. Dependent Variable: Ln_SBSN

Page 124: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

105

Lampiran 4: Hasil Uji Heterokedastisitas

Page 125: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

106

Lampiran 5: Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .832a .692 .678 .05124 .303

a. Predictors: (Constant), Ln_SBIS, INFLASI, Ln_JII

b. Dependent Variable: Ln_SBSN

Page 126: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

107

Lampiran 6: Hasil Uji Hipotesis

Uji t (Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -2.289 1.133 -2.020 .047

INFLASI -.007 .004 -.135 -1.896 .062

Ln_JII 2.039 .614 .326 3.322 .001

Ln_SBIS .222 .041 .525 5.444 .000

a. Dependent Variable: Ln_SBSN

Uji F (Simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .389 3 .130 49.390 .000a

Residual .173 66 .003

Total .562 69

a. Predictors: (Constant), Ln_SBIS, INFLASI, Ln_JII

b. Dependent Variable: Ln_SBSN

Page 127: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

108

Uji Adjusted R Square (R2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .832a .692 .678 .05124 .303

a. Predictors: (Constant), Ln_SBIS, INFLASI, Ln_JII

b. Dependent Variable: Ln_SBSN

Page 128: Irianne Sakinah NIM : 1112086000004 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38693/1/IRIANNE... · Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

109

Lampiran 7: Hasil Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -2.289 1.133 -2.020 .047

INFLASI -.007 .004 -.135 -1.896 .062

Ln_JII 2.039 .614 .326 3.322 .001

Ln_SBIS .222 .041 .525 5.444 .000

a. Dependent Variable: Ln_SBSN