irdas
-
Upload
nadia-ulfa-savitri-ii -
Category
Documents
-
view
37 -
download
0
description
Transcript of irdas
URAIAN TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH IRIGASI dan DRAINASI
“SISTEM IRIGASI DAN KUALITAS AIR IRIGASI”
OLEH :
Nadia Ulfa Savitri
(115040201111131)
KELAS : L
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
SOAL
1. Pemerintah telah mengeluarkan beberapa peraturan terkait sistem irrigasi, untuk itu dari masing-masing peraturan berikut sebutkan Hak, Kewajiban dan sangsi petani atau pengusaha di bidang pertanian bila melanggar peraturan-peraturan berikut:
a. Undang-undang No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. b. Peraturan Pemerintah No 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air c. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991, Tentang : Sungai d. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2010, Tentang : Bendungan e. Peraturan Pemerintah No 43 tahun 2008 tentang Air Tanah f. Perturan Pemerintah No 77 Tahun 2001 dan Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2006
tentang Irigasi
2. Pemerintah telah mengeluarkan standar kualitas Air Irigasi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 (lihat di bahan kuliah yang bersama tugas ini) , untuk itu dari standar tersebut, melalui studi literatur deskripsikan teknik mengukur masing-masing standar kualitas air irrigasi baik secara Fisika, Kimia Anorganik, Mikrobiologi, Kimia Organik (DDT saja). Mengapa kualitas tersebut penting bagi pertanian.
Jawab
a. Undang-undang No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Hak :
Dalam pasal 82 menerangkan bahwa dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya air
masyarakat termasuk petani dan pengusaha di bidang pertanian berhak untuk:
memperoleh informasi yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya air;
memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang dialaminya sebagai akibat
pelaksanaan pengelolaan sumber daya air;
memperoleh manfaat atas pengelolaan sumber daya air;
menyatakan keberatan terhadap rencana pengelolaan sumber daya air yang sudah
diumumkan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kondisi setempat;
mengajukan laporan dan pengaduan kepada pihak yang berwenang atas kerugian yang
menimpa dirinya yang berkaitan dengan penyelenggaraan pengelolaan sumber daya
air.
mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap berbagai masalah sumber daya air
yang merugikan kehidupannya.
Selain itu, petani dan pengusaha di bidang pertanian memiliki pengaturan hak atas air
diwujudkan melalui penetapan hak guna air, yaitu hak untuk memperoleh dan memakai atau
mengusahakan air untuk berbagai keperluan. Hak guna air dengan pengertian tersebut bukan
merupakan hak pemilikan atas air, tetapi hanya terbatas pada hak untuk memperoleh dan
memakai atau mengusahakan sejumlah (kuota) air sesuai dengan alokasi yang ditetapkan oleh
pemerintah kepada pengguna air, baik untuk yang wajib memperoleh izin maupun yang tidak
wajib izin. Hak guna air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, pertanian rakyat, dan
kegiatan bukan usaha disebut dengan hak guna pakai air, sedangkan hak guna air untuk
memenuhi kebutuhan usaha, baik penggunaan air untuk bahan baku produksi, pemanfaatan
potensinya, media usaha, maupun penggunaan air untuk bahan pembantu produksi, disebut
dengan hak guna usaha air.
Kewajiban :
Di dalam pasal 83 tercantum bahwa dalam menggunakan hak guna air, masyarakat
termasuk petani dan pengusaha di bidang pertanian pemegang hak guna air berkewajiban
memperhatikan kepentingan umum yang diwujudkan melalui perannya dalam konservasi
sumber daya air serta perlindungan dan pengamanan prasarana sumber daya air. Selain itu
Pasal 26 tentang pendayagunaan sumber daya air menjelaskan bahwa setiap orang
berkewajiban menggunakan air sehemat mungkin. Selain itu badan usaha pertanian juga wajib
ikut serta melakukan kegiatan konservasi sumber daya air dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di sekitarnya. Setiap orang atau badan usaha yang melakukan kegiatan
pelaksanaan konstruksi pada sumber air.
Setiap orang atau badan usaha pertanian yang melakukan kegiatan pelaksanaan
konstruksi pada sumber air wajib memperoleh izin dari Pemerintah atau pemerintah daerah
sesuai dengan kewenangannya. Namun karena keterbatasan kemampuan petani pemakai air,
penggunaan air untuk keperluan pertanian rakyat dibebaskan dari kewajiban membiayai jasa
pengelolaan sumber daya air dengan tidak menghilangkan kewajibannya untuk menanggung
biaya pengembangan, operasi, dan pemeliharaan sistem irigasi tersier.
Sanksi :
Di dalam pasal 52 dijelaskan bahwa setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan
kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya daya rusak air. Untuk menjamin
terselenggaranya kepastian dan penegakan hukum dalam hal yang berkaitan dengan
pengelolaan sumber daya air selain penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia
diperlukan penyidik pegawai negeri sipil yang diberi wewenang penyidikan.
Pejabat penyidik pegawai negeri sipil yang memiliki kewenangan berwenang untuk:
melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan tentang adanya tindak
pidana sumber daya air;
melakukan pemeriksaan terhadap orang atau badan usaha yang diduga melakukan
tindak pidana sumber daya air;
memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai saksi atau tersangka dalam
perkara tindak pidana sumber daya air; melakukan pemeriksaan prasarana sumber
daya air dan menghentikan peralatan yang diduga digunakan untuk melakukan tindak
pidana menyegel dan/atau menyita alat kegiatan yang digunakan untuk melakukan
tindak pidana sebagai alat bukti
setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan yang mengakibatkan rusaknya
sumber air dan prasarananya, mengganggu upaya pengawetan air, dan/atau
mengakibatkan pencemaran air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24; atau
setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan
terjadinya daya rusak air.
Didalam pasal 94 dijelaskan bahwa setiap orang atau badan usaha pertanian yang
dengan sengaja melakukan kegiatan penggunaan air yang mengakibatkan kerugian
terhadap orang atau pihak lain dan kerusakan fungsi sumber air atau setiap orang yang
dengan sengaja melakukan kegiatan yang mengakibatkan rusaknya prasarana sumber daya
air dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Apabila dengan sengaja menyewakan atau
memindahtangankan sebagian atau seluruhnya hak guna air dan dengan sengaja
melakukan pengusahaan sumber daya air tanpa izin dari pihak yang berwenang dan
dengan sengaja melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi prasarana sumber daya air
yang tidak didasarkan pada norma, standar, pedoman, dan manual serta melakukan
kegiatan pelaksanaan konstruksi pada sumber air tanpa memperoleh izin dari Pemerintah
atau pemerintah daerah. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Setiap orang atau badan usaha pertanian yang karena kelalaiannya mengakibatkan
kerusakan sumber daya air dan prasarananya, mengganggu upaya pengawetan air,
dan/atau mengakibatkan pencermaran air sebagaimana atau setiap orang yang karena
kelalaiannya melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya daya rusak air
akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 18 bila (delapan belas) bulan dan denda
paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah): selain itu melakukan kegiatan
penggunaan air yang mengakibatkan kerugian terhadap orang atau pihak lain dan
kerusakan fungsi sumber air melakukan kegiatan yang mengakibatkan kerusakan
prasarana sumber daya air Dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan
denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
b. Pemerintah No 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
Hak :
Terlindunginya hak setiap warga negara termasuk petani dan badan usaha pertanian
lainnya untuk memperoleh kesempatan yang sama untuk berperan dan menikmati hasil
pengelolaan sumber daya air. Selain itu juga memiliki hak dalam memperoleh akses atas air
bagi pemenuhan kebutuhan pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang telah ada, serta
menjamin hak ulayat masyarakat hukum adat setempat.
Kewajiban :
Warga negara termasuk petani dan badan usaha pertanian berkewajiban melaksanakan
konservasi sumber daya air.
Badan usaha dan perseorangan yang memanfaatkan air laut yang berada di darat untuk
kegiatan usaha wajib memperoleh izin pengusahaan sumber daya air. Pemerintah atau
pemerintah daerah yang berwenang terhadap pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai
yang bersangkutan namun dikecualikan bagi kegiatan pertanian, perikanan, peternakan,
perkebunan, serta kehutanan yang dikelola oleh rakyat dengan luas dan kebutuhan air tertentu.
Serta berkewajiban melindungi dan memelihara kelangsungan fungsi sumber daya air.
melindungi dan mengamankan prasarana sumber daya air disekitarnya dan mencegah
terjadinya pencemaran air. Seperti yang tertulis dalam pasal 50.
Sanksi :
Seperti yang tercancum pada pasal 123, apabila dalam hal pelaksanaan kegiatan
pertanian prasarana sumber daya air dan/atau operasi dan pemeliharaan prasarana sumber
daya air menimbulkan kerusakan pada sumber air dan/atau lingkungan di sekitarnya,
pemrakarsa wajib melakukan upaya pemulihan dan/atau perbaikan atas kerusakan yang
ditimbulkannya.
Sanksi pencabutan izin akan diberikan apabila dalam penggunaan sumber daya air yang
dilakukan menimbulkan:
a. kerusakan pada sumber air dan/atau lingkungan sekitarnya, wajib melakukan pemulihan
dan/atau perbaikan atas akibat kerusakan yang ditimbulkannya.
b. kerugian pada masyarakat, wajib mengganti biaya kerugian yang ditimbulkan kepada
masyarakat yang menderita kerugian.
c. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991, Tentang : Sungai
Hak :
Pada pasal 10 dijelaskan masing-masing sesuai dengan fungsi dan peranannya ialah seperti
pembinaan sungai, irigasi diperuntukkan bagi warga negara khususnya petani dan badan usaha
pertanian.
Kewajiban :
Agar menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri masyarakat khususnya petani dan badan
usaha pertanian lainnya supaya diikut sertakan dalam kegiatan pembangunan, eksploitasi dan
pemeliharaan sungai, penanggulangan bahaya banjir, maupun pengamanan sungai, sehingga
dapat merasa ikut memiliki dan dengan demikian ikut merasa bertanggung jawab, misalnya
dengan memikul sebagian tanggung jawab pembiayaan pembangunan, eksploitasi dan
pemeliharaan.
Sanksi :
Didalam Pasal 33 dijelaskan bahwa barang siapa untuk keperluan usahanya hanya melakukan
pembangunan bangunan sungai tanpa ijin, mengubah aliran sungai, mendirikan, mengubah
atau membongkar bangunan-bangunan di dalam atau melintas sungai, mengambil dan
menggunakan air sungai untuk keperluan usahanya yang bersifat komersil tanpa ijin serta
membuang benda benda/bahan-bahan padat dan/atau cair ataupun berupa limbah ke dalam
maupun di sekitar sungai akan dipidana berdasarkan ketentuan Pasal 15 Undang-undang
Nomor 11 Tahun 1974 dan peraturan perundang-undangan lainnya.
d. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2010, Tentang : Bendungan
Hak :
Didalam Pasal 156 dijelaskan bahwa masyarakat termasuk petani atau pengusaha di bidang
pertanian mempunyai hak untuk:
memperoleh informasi mengenai rencana pembangunan bendungan dan pengelolaan
bendungan beserta waduknya menyatakan keberatan terhadap rencana pembangunan
bendungan dan pengelolaan bendungan beserta waduknya yang sudah diumumkan
disertai alasannya memperoleh manfaat atas pembangunan bendungan dan
pengelolaan bendungan beserta waduknya Pembangunan bendungan untuk
pengelolaan sumber daya air ditujukan untuk . penyediaan air irigasi,
mengajukan pengaduan kepada Pembangun bendungan atau Pengelola bendungan atas
kerugian yang menimpa dirinya berkaitan dengan penyelenggaraan pembangunan
bendungan dan pengelolaan bendungan beserta waduknya.
mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap berbagai masalah akibat
pembangunan bendungan dan pengelolaan bendungan beserta waduknya yang
merugikan kehidupannya.
Kewajiban :
Masyarakat termasuk petani serta pengusaha di bidang pertanian wajib melakukan
perubahan struktur bendungan dan rehabilitasi apabila untuk untuk tindakan pengamanan
bendungan. Serta sesuai dengan pasal 130 yang menjelaskan bahwa pemilik bendungan wajib
menjaga, memelihara, dan mempertahankan keamanan bendungan serta wajib
mempertahankan fisik bendungan agar terciptanya keamanan lingkungan dan kelestarian
fungsi lingkungan, baik di sekitar kawasan bendungan maupun hilir bendungan.
Sanksi :
Sesuai dengan pasal 157 menerangkan tentang sanksi administratif bagi pengelola
bendungan termasuk dari pengusaha di bidang pertanian yang melanggar yaitu :
Pembangun bendungan yang dilakukan oleh pengusaha pertanian tanpa izin
pelaksanaan konstruksi yang diberikan dikenai sanksi berupa penghentian pelaksanaan
konstruksi oleh Menteri.
Pembangun bendungan yang tidak melakukan pelaksanaan konstruksi sebagaimana
yang dimaksud dikenai sanksi berupa pencabutan izin pelaksanaan konstruksi oleh
Menteri.
Pembangun bendungan yang melakukan pengisian awal waduk tanpa izin
sebagaimana yang dimaksud dikenai sanksi berupa penghentian pengisian awal
waduk oleh Menteri.
Pembangun bendungan yang tidak melakukan pengisian awal waduk sampai dengan
jangka waktu sebagaimana yang dimaksud dikenai sanksi berupa pencabutan izin
pengisian awal waduk oleh Menteri.
Pengelola bendungan yang tidak melakukan perubahan struktur bendungan
sebagaimana yangdimaksud tidak melakukan rehabilitasi bendungan dikenai sanksi
berupa pencabutan izin operasi bendungan.
Pengelola bendungan yang melakukan perubahan bendungan atau rehabilitasi
bendungan tanpa izin sebagaimana yang dimaksud dikenai sanksi berupa penghentian
kegiatan pelaksanaan perubahan bendungan atau rehabilitasi bendungan.
e. Peraturan Pemerintah No 43 tahun 2008 tentang Air Tanah
Hak :
Sesuai dengan pasal 55 yang menjelaskan bahwa hak guna pakai air dari pemanfaatan
air tanah untuk memenuhi kebutuhan pertanian rakyat sebagaimana yang dimaksud ditentukan
sebagai berikut:
a. sumur diletakkan di areal pertanian yang jauh dari pemukiman;
b. pemakaian tidak lebih dari 2 (dua) liter per detik per kepala keluarga dalam hal air
permukaan tidak mencukupi; dan
c. debit pengambilan air tanah tidak mengganggu kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat
setempat.
Kewajiban :
Sesuai dengan pasal 56 yang menyatakan bahwa pengembangan air tanah pada
cekungan air tanah yang ditujukan untuk meningkatkan kemanfaatan fungsi air tanah guna
memenuhi penyediaan air tanah diutamakan untuk memenuhi kebutuhan pertanian rakyat.
Pengembangan air tanah wajib mempertimbangkan:
a. daya dukung akuifer terhadap pengambilan air tanah;
b. kondisi dan lingkungan air tanah;
c. kawasan lindung air tanah;
d. proyeksi kebutuhan air tanah;
e. pemanfaatan air tanah yang sudah ada;
f. data dan informasi hasil inventarisasi pada cekungan air tanah; dan
g. ketersediaan air permukaan.
Selain itu sesuai dengan pasal 66, pengguna air tanah wajib memperbaiki kondisi dan
lingkungan air tanah yang rusak akibat penggunaan air tanah yang dilakukannya dengan
tindakan penanggulangan intrusi air asin dan pemulihan akibat intrusi air asin sebagaimana
yang dimaksud dan melakukan tindakan penghentian dan pengurangan terjadinya amblesan
tanah.
Sanksi :
Sesuai dengan pasal 90, yang menyatakan bahwa kegiatan termasuk kegiatan pertanian
yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan air tanah pelaksanaan pengelolaan
lingkungan, pemantauan lingkungan dan/atau analisis mengenai dampak lingkungan serta
pelaksanaan pengeboran atau penggalian air tanah, pemakaian dan/atau pengusahaan air tanah
akan diberikan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pengelolaan air tanah,
terutama berkaitan dengan ketentuan dalam izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air
tanah oleh bupati atau walikota.
f. Peraturan Pemerintah No 77 Tahun 2001 dan Peraturan Pemerintah No 20
Tahun 2006 tentang Irigasi
Hak :
Sesuai dengan pasal 1 yaitu :
hak untuk memperoleh dan memakai atau mengusahakan air dari sumber air untuk
kepentingan pertanian yaitu hak guna air untuk irigasi.
hak untuk memperoleh dan memakai air dari sumber air untuk kepentingan pertanian
yaitu hak guna usaha air untuk irigasi.
hak untuk memperoleh dan mengusahakan air dari sumber air untuk kepentingan
pengusahaan pertanian yaitu hak guna usaha air untuk irigasi.
Selain itu Hak dan tanggung jawab masyarakat petani dalam pengembangan dan pengelolaan
sistem irigasi dijelaskan dalam pasal 20 meliputi:
melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi tersier; menjaga
efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi tersier yang menjadi tanggung jawabnya; dan memberikan
persetujuan pembangunan, pemanfaatan, pengubahan, dan/atau
pembongkaran bangunan dan/atau saluran irigasi pada jaringan irigasi tersier
berdasarkan pendekatan partisipatif.
Didalam Pasal 33 dijelaskan bahwa :
(1) Hak guna pakai air untuk irigasi diberikan kepada masyarakat petani melalui
perkumpulan petani pemakai air dan bagi pertanian rakyat yang berada di dalam sistem irigasi
yang sudah ada diperoleh tanpa izin.
(2) Hak guna pakai air untuk irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan pada
setiap daerah irigasi di pintu pengambilan pada bangunan utama.
(3) Hak guna pakai air untuk irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam
bentuk keputusan dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
yang dilengkapi dengan rincian daftar petak primer, petak sekunder, dan petak tersier yang
mendapatkan air.
(4) Hak guna pakai air untuk irigasi bagi pertanian rakyat pada sistem irigasi baru dan sistem
irigasi yang ditingkatkan diberikan kepada masyarakat petani melalui perkumpulan petani
pemakai air berdasarkan permohonan izin pemakaian air untuk irigasi.
(5) Hak guna pakai air untuk irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diberikan pada
setiap daerah irigasi di pintu pengambilan pada bangunan utama.
(6) Hak guna pakai air untuk irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diberikan dalam
bentuk keputusan dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
yang dilengkapi dengan rincian daftar petak primer, petak sekunder, dan petak tersier yang
mendapatkan air.
(7) Hak guna pakai air untuk irigasi diberikan pada suatu sistem irigasi sesuai dengan luas
daerah irigasi yang dimanfaatkan.
(8) Hak guna pakai air untuk irigasi dievaluasi setiap 5 (lima) tahun oleh Menteri, gubernur,
atau bupati walikota sesuai dengan kewenangannya untuk mengkaji ulang kesesuaian antara
hak guna pakai air untuk irigasi dengan penggunaan air dan ketersediaan air pada sumbernya.
(9) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (8) digunakan Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sebagai dasar untuk melanjutkan, menyesuaikan, atau mencabut hak guna
pakai air untuk irigasi.
Selain itu hak guna usaha air untuk irigasi juga dijelaskan dalam pasal 34 yaitu :
(1) Hak guna usaha air untuk irigasi bagi badan usaha, badan sosial, atau perseorangan
diberikan berdasarkan izin.
(2) Hak guna usaha air untuk irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam
bentuk keputusan oleh Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
dalam pengelolaan sumber daya air berdasarkan permohonan izin pengusahaan air untuk
irigasi.
(3) Persetujuan atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan secara
selektif dengan tetap mengutamakan penggunaan air untuk pemenuhan kebutuhan pokok
sehari-hari dan irigasi pertanian rakyat.
(4) Hak guna usaha air untuk irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk
daerah pelayanan tertentu di pintu pengambilan pada bangunan utama.
(5) Hak guna usaha air untuk irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diberikan untuk
daerah pelayanan tertentu paling lama 10 (sepuluh) tahun dan dapat diperpanjang.
Kewajiban :
Dijelaskan dalam pasal 10 yang menerangkan bahwa :
(1) Petani pemakai air wajib membentuk perkumpulan petani pemakai air secara demokratis
pada setiap daerah layanan/petak tersier atau desa.
(2) Perkumpulan petani pemakai air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat membentuk
gabungan perkumpulan petani pemakai air pada daerah layanan/blok sekunder, gabungan
beberapa blok sekunder, atau satu daerah irigasi.
(3) Gabungan perkumpulan petani pemakai air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
membentuk induk perkumpulan petani pemakai air pada daerah layanan/blok primer,
gabungan beberapa blok primer, atau satu daerah irigasi.
Selain itu diterangkan juga pada pasal 78, yaitu :
(1) Pembiayaan pengelolaan jaringan irigasi tersier menjadi tanggung jawab perkumpulan
petani pemakai air di wilayah kerjanya.
(2) Dalam hal perkumpulan petani pemakai air tidak mampu membiayai pengelolaan jaringan
irigasi tersier yang menjadi tanggung jawabnya, Pemerintah, pemerintah provinsi, atau
pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya dapat membantu pembiayaan
pengelolaan jaringan irigasi tersebut, berdasarkan permintaan dari perkumpulan petani
pemakai air dengan memperhatikan prinsip kemandirian.
(3) Pembiayaan pengelolaan jaringan irigasi yang dibangun oleh badan usaha, badan sosial,
atau perseorangan ditanggung oleh masing-masing.
(4) Pengguna jaringan irigasi wajib ikut serta dalam pembiayaan pengelolaan jaringan irigasi
yang dibangun oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota sesuai
dengan kewenangannya.
Kewajiban lainnya :
Pengelolaan irigasi yang meliputi operasi dan pemeliharaan, pengamanan, rehabilitasi,
dan peningkatan jaringan irigasi;
Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang meliputi penyediaan, pembagian,
pemberian, penggunaan, dan pembuangannya,termasuk usaha mempertahankan
kondisi jaringan irigasi agar tetap berfungsi dengan baik;
Pengamanan jaringan
Rehabilitasi jaringan irigasi
Peningkatan jaringan irigasi
Manajemen aset irigasi yang meliputi kegiatan inventarisasi, audit, perencanaan,
pemanfaatan, pengamanan aset irigasi, dan evaluasi;
Audit pengelolaan irigasi yang meliputi aspek organisasi, teknis, dan keuangan,
sebagai bahan evaluasi manajemen asset irigasi.
Sanksi :
Pemerintah, pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya bertanggung jawab melakukan penataan ulang sistem apabila sebagian
jaringan irigasi beralih fungsi atau sebagian lahan beririgasi beralih fungsi. Selain itu badan
usaha, badan sosial, atau instansi yang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan alih
fungsi lahan beririgasi yang melanggar rencana tata ruang wilayah sebagaimana yang
dimaksud wajib mengganti lahan beririgasi beserta jaringannya. Ini dinyatakan dalam pasal
83.
3. Teknik mengukur standar kualitas air irigasi secara fisika
a. Suhu
Suhu udara adalah derajat panas dan dingin udara di atmofer. Berdasarkan
penyebarannya di muka bumi suhu udara dapat dibedakan menjadi dua, yakni sebaran secara
horisontal dan vertikal.air sebagai lingkungan hidup organisme air relatif tidak begitu banyak
mengalami fluktuasi suhu dibandingkan dengan udara, hal ini disebabkan panas jenis air lebih
tinggi daripada udara. Artinya untuk naik 1oC, setiap satuan Volume air memerlukan sejumlah
panas yang lebih banyak daripada udara. Pada perairan dangkal akan menunjukan fluktuasi
suhu air yang lebih besar daripada perairan yang dalam. Sedangkan organisme memerlukan
suhu yang stabil atau fluktuasi sushu yang rendah. Agar suhu air suatu perairan berfluktuasi
rendah maka perlu adanya penyebaran suhu.
Hal tersebut tercapai secara sifat alam antara lain :
1. Penyerapan (Absorpsi) panas matahari pada bagian permukaan air.
2. Angin, sebagai penggerak pemindahan massa air.
3. Aliran vertikal dari air itu sendiri, terjadi bila disuatu perairan terdapat lapisan air yang
bersuhu rendah akan turun mendesak lapisan air yang bersuhu tinggi naik ke permukaan
perairan.
b. Kecerahan
Kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan dan pengukuran cahaya
sinar matahari didalam air dapat dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan
Secchi disk. Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah
satuan meter. Jumlah cahaya yang diterima oleh phytoplankton diperairan asli bergantung
pada intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam permukaan air dan daya perambatan
cahaya didalam air.
Masuknya cahaya matahari kedalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air
(turbidity). Sedangkan kekeruhan air menggambarkan tentang sifat optik yang ditentukan
berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang
terdapat didalam perairan. Faktor-faktor kekeruhan air ditentukan oleh:
a. Benda-benda halus yang disuspensikan (seperti lumpur dsb)
b. Jasad-jasad renik yang merupakan plankton.
c. Warna air (yang antara lain ditimbulkan oleh zat-zat koloid berasal dari daun-daun
tumbuhan yang terektrak)
c. Bau
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari
dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami
dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.
d. Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan
tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-
tumbuhan.
e. Solid (Zat padat):
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan
turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari
kedalam air
Teknik mengukur standar kualitas air irigasi secara kimia
Pengamatan pada monitoring kualitas air secara kimia adalah keasaman (pH),
oksigen terlarut, daya hantar listrik, kandungan nitrat, nitrit, amonia, fosfat,
keberadaan bakteri dan kandungan bahan kimia lainnya sesuai dengan penggunaan air.
Sebagian besar peubah dalam monitoring kualitas air secara kimia hanya dapat
diketahui di laboratorium, karena memerlukan analisa tertentu. Pengukuran kualitas air
berdasarkan peubah kimia telah menjadi standar umum untuk mengetahui kualitas air
karena:
o Hasil pengukuran secara langsung dapat menunjukkan jenis bahan pencemar yang
menyebabkan penurunan kualitas air
o Hasil pengukuran berupa nilai kuantitatif yang dapat dibandingkan dengan nilai
ambang batas anjuran sehingga dapat menunjukkan tingkat pencemaran yang
terjadi.
Oksigen Terlarut (DO)
Kelarutan oksigen dalam air dipenagruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu,
kadar garam (salinitas) perairan, pergerakan air dipermukaan air, luas daerah
permukaan perairan yang terbuka, tekanan atmosfer dan persentase oksigen
sekelilingnya. Bila pada suhu yang sama konsentrasi oksigen terlarut sama dengan
jumlah kelarutan oksigen yang ada di dalam air, maka air tersebut dapat dikatakan
sudah jenuh dengan oksigen terlarut. Bila air mengandung lebih banyak oksigen
terlarut daripada yang seharusnya pada suhu tertentu, berarti oksigen dalam air
tersebut sudah lewat jenuh (super saturasi).
Apabila dikaitkan dengan tekanan udara dan suhu, maka kelarutan oksigen
dalam air akan menurun dengan menurunnya tekanan udara dan suhu.
Oksigen terlarut diukur dengan dua cara yaitu dengan DO meter dan metode
modifikasi azida. dilaboratorium. Kisaran DO yang baik minimal 3 ppm, dan optimum
4-7 ppm
(Alat pengukur oksigen terlarut: DO meter)
Nilai pH air (derajat keasaman)
Besarnya pH suatu perairan adalah besarnya konsentrasi ion hidrogen yang
terdapat di dalam perairan tersebut. Dengan kata lain nilai pH suatu perairan akan
menunjukkan apakah air bereaksi asam atau basa.
Secara alamiah pH perairan dipengaruhi oleh konsentrasi CO2 dan senyawa-
senyawa yang bersifat asam. Sebagai reaksinya nilai pH perairan akan berubah
menjadi rendah pada pagi hari, meningkat pada siang hari dan mencapai maksimum
pada sore hari serta akan menurun kembali pada malam hari. Oleh karena itu
pengukuran pH perairan dilakukan pada pagi dan sore hari, karena pada saat-saat
tersebut pH air mencapai puncak terendah dan tertinggi.
Alat pengukur pH air: pH meter.
Kesadahan Air
Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa
apabila dicampur dengan detergen (sabun). Pada air yang mempunyai kesadahan
rendah akan mudah membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Sedangkan pada
air yang mempunyai kesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa.
Disamping itu, kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalam
hubungannya dengan usaha untuk mengubah nilai pH.
Kesadahan merupakan ukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca2+)
dan ion magnesium (Mg2+) dalam air. Ion-ion lain sebenarnya ikut pula mempengaruhi
nilai kesadahan, akan tetapi pengaruhnya diketahui sangat kecil dan relatif sulit diukur
sehingga diabaikan.
Kesadahan pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per million atau
satu persejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan (dH) atau dengan
menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan kesadahan Jerman atau dH sama
dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air (10 ppm). Di Amerika, kesadahan
pada umumnya menggunakan satuan ppm CaCO3, dengan demikian satu satuan
Jerman (dH) dapat diekspresikan sebagai 17,8 ppm CaCO3. Sedangkan satuan
konsentrasi molar dari 1 mili ekuivalen = 2,8 dH = 50 ppm. Perlu diperhatikan
bahwa kebanyakan teskit pengukur kesadahan menggunakan satuan CaCO3.
Berikut adalah kriteria kisaran kesadahan yang biasa dipakai:
0 - 4 dH, atau 0 - 70 ppm CaCO3: sangat rendah (sangat lunak)
4 - 8 dH, atau 70 – 140 ppm CaCO3: rendah (lunak)
8 – 12 dH, atau 140 – 210 ppm CaCO3: sedang
12 – 18 dH, atau 210 – 320 ppm CaCO3: agak tinggi (agak keras)
18 – 30 dH, aau 320 – 530 ppm CaCO3: tinggi (keras)
Alat pengukur kesadahan air
Alkalinitas
Alkalinitas adalah kemampuan suatu senyawa (karbonat dan bikarbonat) yang
ada dalam air untuk menetralisir asam kuat atau disebut juga sebagai penyangga
(buffer). Produktifitas pembenihan ikan laut dapat optimal apabila mempunyai
alkalinitas 50 – 200 ppm
Pada perairan yang alkalinitasnya rendah, maka nilai pH dan kesadahan air
juga rendah. Hal ini karena dalam perairan tersebut hanya terdapat sedikit ion Ca yang
dapat meningkatkan nilai pH dan kesadahan
Alat pengukur alkalinitas: Titrimetric
Ammonia
Ammonia merupakan perombakan senyawa nitrogen oleh organisme renik
yang dilakukan pada perairan anaerob atau kandungan oksigen terlarut dalam air
kurang. Di dalam air ammonia mempunyai dua bentuk senyawa yaitu senyawa
ammonia bukan ion (NH3) dan berupa ion amonium (NH4+).
Perombakan senyawa nitrogen pada perairan aerob akan menghasilkan
senyawa nitrat yang dapat diserap oleh organisme nabati sampai menjadi senyawa
organik berupa protein.
Nitrit (NO2ˉ) dan Nitrat (NO3ˉ)
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat
dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan dan
dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih
besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi
langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat
menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.
Alat pengukur amonia, nitrat, nitrit: Colorimeter
Asam Sulfida (H2S)
Asam sulfida merupakan hasil perombakan yang belum sempurna dari bahan
organik yang mengandung sulfur akibat perairan yang anaerob. Hasil perombakan
tersebut dapat memperbesar pengurangan oksigen terlarut dan menimbulkan bau
busuk.
Senyawa sulfur organik di perairan berasal dari buangan limbah industri dan
limbah rumah tangga atau ada kalanya lahan yang mempunyai kandungan sulfida
seperti daerah pertambangan batu bara.
Salinitas
Masalah salinitas terjadi jika kuantitas garam pada air irigasi cukup besar
sehingga akumulasi garam di daerah perakaran tanaman akan sedemikian rupa
sehingga tanaman tidak mampu lagi mengisap air (lengas) tanah di daerah perakaran.
Penurunan isapan air oleh akar menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman
sehingga gejala nya seperti kekurangan air (tanaman layu).
Tanaman mengisap sebagian besar air dari bagian atas zone perakaran,
sehingga kondisi salinitas di bagian ini sangat berpengaruh daripada di bagian bawah
zone perakaran. Mengelola bagian atas perakaran dengan proses pencucian (leaching)
menjadi sangat penting untuk lahan berkadar garam tinggi.
Alat pengukur salinitas: Refractometer
Permeabilitas
Laju infiltrasi tanah akan berkurang akibat dari kandungan garam tertentu atau
kekurangan garam tertentu dalam air irigasi. Faktor yang berpengaruh adalah:
(a) kandungan Na relatif terhadap Ca dan Mg.
(b) kandungan bikarbonat dan karbonat, dan (c) total kandungan garam dalam
air.
(3) Toksisitas atau keracunan terhadap Boron (B), Chlorida (Cl) dan Natrium
(Na)
(4) Lainnya. Masalah lainnya dalam air irigasi yakni pertumbuhan terlalu cepat
tergenang, dan perlambatan pematangan akibat dari kandungan Nitrogen
berlebih. Bercak putih pada daun dan buah akibat kandungan berlebih
Bicarbonate dalam irigasi curah dan pH abnormal.
Persyaratan mikrobiologis
Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut:
1. Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella
typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air.
2. Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton
colifprm,Cladocera dan lain-lain.
COD (Chemical Oxygen Demand)
COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik
yang terdapat dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD dalam air bersih
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air
minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. apabila nilai COD
melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk.
BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk
memecah bahan – bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Nilai BOD
tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetepi hanya mengukur
secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah
menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan
bahan organik makin rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik.
Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 /
2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan B maksimum yang dianjurkan
adalah 6 mg/l.
Peranan air bagi tumbuhan
Bagi tumbuhan, air adalah penting karena dapat langsung mempengaruhi
kehidupannya. Bahkan air sebagai bagian dari faktor iklim yang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur dan organ tumbuhan. Untuk lebih rinci
perhatikan peranan air bagi tumbuhan di bawah ini :
a. Struktur Tumbuhan. Air merupakan bagian terbesar pembentuk jaringan dari
semua makhluk hidup (tak terkecuali tumbuhan). Antara 40% sampai 60% dari
berat segar pohon terdiri dari air, dan bagi tumbuhan herba jumlahnya mungkin
akan mencapai 90%. Cairan yang mengisi sel akan mampu menjaga substansi itu
untuk berada dalam keadaan yang tepat untuk berfungsi metabolisma.
b. Sebagai Penunjang. Tumbuhan memerlukan air untuk penunjang jaringan-jaringan
yang tidak berkayu. Apabila sel-sel jaringan ini mempunyai cukup air maka sel-sel
ini akan berada dalam keadaan kukuh. Tekanan yang diciptakan oleh kehadiran air
dalam sel disebut tekanan turgor dan sel akan menjadi mengembang, dan apabila
jumlah air tidak memadai maka tekanan turgor berkurang dan isi sel akan
mengerut dan terjadilah plasmolisis.
c. Alat Angkut. Tumbuhan memanfaatkan air sebagai alat untuk mengangkut materi
disekitar tubuhnya. Nutrisi masuk melalaui akar dan bergerak ke bagian tumbuhan
lainnya sebagai substansi yang terlarut dalam air. Demikian juga karbohidrat yang
dibentuk di daun diangkut ke jaringan-jaringan lainnya yang tidak berfotosintesis
dengan cara yang sama.
d. Pendingin. Kehilangan air dari tumbuhan oleh transpirasi akan mendinginkan
tubuhnya dan menjaga dari pemanasan yang berlebihan. Masuknya Air dalam
Tumbuhan. Tumbuhan umumnya menyerap/ mengisap air tanah oleh sistem
akarnya, meskipun pada beberapa tumbuhan sederhana seperti lumut kerak dan
lumut daun mampu menyerap air dari sekitarnya secara langsung. Air memasuki
akar melalui bulu-bulu akar yang sangat halus yang berada seitar 6 mm setelah
tudung akar. Sistem bulu akar ini memperluas permukaan aktif yang mampu
menyerap air, dan secara terus menerus diperbaharui sesuai dengan pertumbuhan
akar menembus tanah.
Sumber referensi :
Anonim. 2013. Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Air serta kualitas air irigasi yang baik.
http://senojiwa.blogspot.com/2011/10/irigasi-dan-drainase.html. Diakses Tanggal 27 April
2013.
Anonim. 2013. Peranan air bagi tumbuhan. http://sakti-bgt.blogspot.com/2009/01/arti-
penting-irigasi-dan-konservasi-air.html. Diakses Tanggal 27 April 2013.
Donald Ahrens, Meteorology Today: An Introduction to Weather, Climate, and an
Environment, Ninth edition. Thomson BrooksCole. New York. 2008.
Sosrodarsono, Suyono dan Takeda, Kensaku (editor). Hidrologi Untuk Pengairan. 2003. PT.
Pradnya Paramita. Jakarta.