IPTEK Dalam Islam

17
MAKALAH AGAMA IPTEK DALAM ISLAM PEMBINA : TOHEDI, M.Pd.I KELOMPOK 7 CAHYA KUSUMAWARDANI (132010101029) KUNTHI MARDIANA (132010101031) LARAS PRASASTI (132010101034) KHIKMA RIZKY N (132010101035) VIVI MAULIDATUL (132010101096) ERDIAN DWI (132010101101) UNIVERSITAS JEMBER 2013

description

IPTEK

Transcript of IPTEK Dalam Islam

MAKALAH AGAMA

IPTEK DALAM ISLAM

PEMBINA :TOHEDI, M.Pd.I

KELOMPOK 7CAHYA KUSUMAWARDANI(132010101029)KUNTHI MARDIANA(132010101031)LARAS PRASASTI(132010101034)KHIKMA RIZKY N(132010101035)VIVI MAULIDATUL(132010101096)ERDIAN DWI(132010101101)

UNIVERSITAS JEMBER2013

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Islam merupakan agama yang sangat memerhatikan segala aspek kehidupan. Segalanya telah diatur sesuai dengan perintah dari Allah SWT. Cakupan aspek yang diatur itu dimulai dari bangun tidur sampai kita tidur lagi. Itu diatur agar kita bisa menjalani kehidupan dengan teratur, baik, dan bermanfaat.Aspek yang cukup diperhatikan dalam Islam adalah pengetahuan atau ilmu yang bermanfaat. Menuntut ilmu itu hukumnya wajib, seperti yang telah diterangkan dalam hadits: Rasulullah saw bersabda: "Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah)." (HR. Ibnu Majah). Ilmu juga berkaitan dengan perkembangan teknologi. Sampai sekarang, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah berkembang pesat. Kemajuan IPTEK itu sendiri didominasi kuat oleh peradaban orang Barat. Sedangkan negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam sebagian besar merupakan negara berkembang. Sebagai umat yang mewarisi ajaran ketuhanan dan pernah mengalami kejayaan di bidang IPTEK pada zaman dahulu, ini merupakan suati kenyataan yang cukup memprihatinkan.Di samping adanya manfaat dari perkembangan IPTEK itu sendiri, IPTEK ternyata juga memberikan dampak buruk kepada para penggunanya, seperti pengaksesan situs porno di internet, perjudian, dan kecurangan. Di sinilah peran agama Islam untuk meluruskannya. Tulisan ini bertujuan menjelaskan peran Islam itu sendiri terhadap perkembangan IPTEK.

1.2 Rumusan Masalah Sebagai batasan pembahasan dalam penyusunan makalah ini penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut :1. Apakah pengertian IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)2. Bagaimana perspektif Islam terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi?3. Seberapa wajibkah manusia dituntut mencari ilmu, danapa sajakah keutamaan mencari ilmu?4.Bagaimana peran Islam dalam perkembangan IPTEK?

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian IPTEKIlmu dalam bahasa Arab `ilm berarti memahami, mengerti atau mengetahui. `Ilm menurut bahasa berarti kejelasan, karena itu segala kata yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan. Ilmu adalah pengetahuan yang jelas tentang segala sesuatu. Ilmu atau sains memiliki arti lebih spesifik yaitu usaha mencari pendekatan rasional dan pengumpulan fakta-fakta empiris, dengan melalui pendekatan keilmuan akan didapatkan sejumlah pengetahuan atau juga dapat dikatakan ilmu adalah sebagai pengetahuan yang ilmiah. Menurut Jan Hendrik Rapar menjelaskan bahwa pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) adalah pengetahuan yang diperoleh lewat penggunaan metode-metode ilmiah yang lebih menjamin kepastian kebenaran yang dicapai Pengetahuan yang demikian dikenal juga dengan sebutan science.Teknologi adalah penerapan ilmu-ilmu dasar untuk memecahkan masalah guna mencapai suatu tujuan tertentu, atau dapat dikatakan juga teknologi adalah ilmu tentang penerapan ilmu pengetahuan untuk memenuhi suatu tujuan. Teknologi adalah pengetahuan dan ketrampilan yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan IPTEK, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan IPTEK.Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu cara menerapkan kemampuan teknik yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan berdasarkan proses teknis tertentu untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan terpenuhinya suatu tujuan.

2.2 Perspektif Islam Tentang IPTEKKemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia kini telah dikuasai peradaban Barat, kesejahteraan dan kemakmuran material yang dihasilkan oleh perkembangan IPTEK modern tersebut membuat banyak orang mengagumi kemudian meniru-niru dalam gaya hidup tanpa diseleksi terlebih dulu terhadap segala dampak negatif dimasa mendatang atau krisis multidimensional yang diakibatkannya. Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik dimasa lampau, sekarang maupun yang akan datang.Dalam pandangan Islam, menurut hukum asalnya segala sesuatu itu mubah termasuk segala apa yang disajikan berbagai peradaban, semua tidak ada yang haram kecuali jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti, karena Islam bukan agama yang sempit. Adapun peradaban modern yang begitu luas memasyarakatkan produk-produk teknologi canggih seperti televisi,video, alat-alat komunikasi dan barang-barang mewah lainnya serta menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua, muda atau anak-anak yang tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yang diakibatkannya, tetapi menjadi tanggung jawab manusia yang menggunakan dan mengoperasionalkannya. Produk IPTEK bermanfaat manakala manusia menggunakan dengan baik dan tepat tetapi dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka manakala digunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata. Islam tidak menghambat kemajuan IPTEK, tidak anti produk teknologi, tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus, asalkan dengan analisa-analisa yang teliti, obyektif dan tidak bertentangan dengan dasar Al-Qur`an.Paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan. Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan. Aqidah Islam yang terwujud dalam apa-apa yang ada dalam al-Qur`an dan al-Hadits-- menjadi qaidah fikriyah (landasan pemikiran), yaitu suatu asas yang di atasnya dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia

Paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas dari aqidah itu. Ini bisa kita pahami dari ayat yang pertama kali turun : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (Qs. sl-Alaq [96]: 1).Ayat ini berarti manusia telah diperintahkan untuk membaca guna memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari Aqidah Islam, karena iqra` haruslah dengan bismi rabbika, yaitu tetap berdasarkan iman kepada Allah, yang merupakan asas Aqidah Islam (Al-Qashash, 1995: 81).Paradigma Islam ini menyatakan bahwa, kata putus dalam ilmu pengetahuan bukan berada pada pengetahuan atau filsafat manusia yang sempit, melainkan berada pada ilmu Allah yang mencakup dan meliputi segala sesuatu Firman Allah SWT : Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha meliputi segala sesuatu. (QS. AN-Nisaa` [4]: 126). Dalam ayat lain disebutkan : Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah Berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (Qs. ath-Thalaq [65]: 12).

2.3 Perintah Mempelajari Ilmu pengetahuan dan TeknologiIslam agama yang syamil, kamil dan mutakamil (menyeluruh, sempurna dan menyempurnakan). Islam tidak hanya mengatur perihal ibadah vertikal saja, namun seluruh aspek kehidupan, termasuk diantaranya mempelajari IPTEK. Al-Qur`an diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah tidak hanya memerintahkan untuk sekedar dibaca, sesuai dengan wahyu yang pertama diturunkan, tetapi mengandung maksud lebih dari itu yaitu menghendaki seluruh umatnya membaca, menggali, mendalami, meneliti apa saja yang ada di alam semesta ini dan mengambil manfaat untuk kehidupan manusia dengan mengetahui ciri-ciri sesuatu seperti: bencana alam, tanda-tanda zaman, sejarah, diri sendiri yang tertulis maupun yang tidak tertulis sehingga dapat menghadapi tantangan dan menjawab permasalahan-permasalahan dunia modern yang diterapkan dalam segala aspek kehidupan.Proses kehidupan manusia itu selalu mengalami perkembangan yang pesat dari awal terbentuknya manusia, bayi, anak-anak, remaja, dewasa sampai tua dan alam semesta ini dibuat Allah tidak sia-sia, tetapi ada hikmah didalamnya agar manusia dapat mempelajari IPTEK, sesuai dalam QS. Ali Imron 190-191 Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau maka peliharalah kami dari siksa neraka. Dalam ayat ini mengandung maksud perintah untuk mempelajari IPTEK karena manusia telah dipilih sebagai makhluk yang memiliki kemampuan dan derajat tinggi, antara lain :a.Manusia diperintahkan untuk menggunakan akal pikiran dengan membaca, belajar dan meneliti alam semestab.Manusia dijadikan khalifah di muka bumi, dibuktikan dengan Allah SWT memilih nabi Adam sebagai pemimpin dibandingkan makhluk yang lainc.Manusia memiliki ilmu pengetahuan yang dapat memperkuat iman untuk menjadikan dirinya memiliki derajat tinggi dunia akhirat d.Manusia diperintahkan menjadi profesional terhadap bidang ilmu yang dimiliki.

2.4.Peran Islam dalam perkembangan IPTEK Peran Islam dalam perkembangan IPTEK setidaknya ada dua yaitu:1. Menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan.Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam IPTEK, yaitu aqidah Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi IPTEK. Inilah paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah Saw.Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak, kini umat Islam telah telah terjerumus dalam sikap membebek dan mengekor Barat dalam segala-galanya; dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam konsep ilmu pengetahuan. Bercokolnya paradigma sekuler inilah yang bisa menjelaskan, mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam, diajarkan sistem ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal haram. Eksistensi paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim. Misalnya Teori Darwin yang dusta dan sekaligus bertolak belakang dengan Aqidah Islam.Kekeliruan paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini tentu perlu perubahan fundamental dan perombakan total. Dengan cara mengganti paradigma sekuler yang ada saat ini, dengan paradigma Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam (bukan paham sekularisme) yang seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu pengetahuan manusia.Paradigma Islam menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qaidah fikriyah) bagi seluruh bangunan ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan.Namun di sini perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah Islam dijadikan landasan IPTEK, bukan berarti konsep-konsep IPTEK harus bersumber dari al-Qur`an dan al-Hadits, tapi maksudnya adalah konsep IPTEK harus distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur al-Qur`an dan al-Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya.2. Menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan IPTEK, didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan IPTEK, jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek IPTEK telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga hadits yang mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk menggunakan IPTEK) dengan ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya. Antara lain firman Allah: Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (Qs. an-Nisaa` [4]: 65). Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya[528]. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya). (Qs. al-Araaf [7]: 3). [528] Maksudnya: pemimpin-pemimpin yang membawamu kepada kesesatan.

BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan : Pengertian Ilmu pengetahuan dan Teknologi adalah suatu cara menerapkan kemampuan teknik yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan berdasarkan proses teknis tertentu untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan terpenuhinya suatu tujuan. Persepektif Islam tentang teknologi, menurut hukum asalnya segala sesuatu itu mubah termasuk segala apa yang disajikan berbagai peradaban, semua tidak ada yang haram kecuali jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti, karena Islam bukan agama yang sempit. Manusialah yang bertanggung jawab atas penggunaan produk teknologi, bermanfaatkah atau sebaliknya mendatangkan dosa dan malapetaka bila tidak dilakukan dengan baik. Hal ini sesuai dengan dasar al-Qur`an yang memberi motivasi bagi manusia dalam menggunakan akal pikirannya sehingga tercipta teknologi yang canggih, yang meliputi :a. Al-Qur`an sebagai produk wujud IPTEK Allahb. Al-Qur`an sebagai prediktorc. Al-Qur`an sebagai sumber motivasid. Al-Qur`an dan simplikasie. Al-Qur`an sumber etika pengembangan IPTEK. Peran Islam yang utama dalam perkembangan IPTEK setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan. Jadi, paradigma Islam, dan bukannya paradigma sekuler, yang seharusnya diambil oleh umat Islam dalam membangun struktur ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan IPTEK. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat yang seharusnya dijadikan tolok ukur umat Islam dalam mengaplikasikan IPTEK. Jika dua peran ini dapat dimainkan oleh umat Islam dengan baik, insyaallah akan ada berbagai berkah dari Allah kepada umat Islam dan juga seluruh umat manusia. Sebagaimana firman Allah SWT : Kalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Qs. al-Araaf [7]: 96).

3.2 Kritik dan Saran Demikian Paper yang kami sampaikan penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa jauh dari kesempurnaan untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca selalu kami harapkan demi sebuah perbaikan ke arah yang lebih baik. Akhirnya semoga paper ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

DAFTAR RUJUKAN

1. Ahmed, Shabir et.al. 1999. Islam dan Ilmu Pengetahuan. Bangil : Al-Izzah. 2. http://umiberbagi.blogspot.com/2012/12/perkembangan-IPTEK-menurut-islam.html3. http://imranisasi.blogspot.com/2012/11/islam-dan-perkembangan-IPTEK-artikel.html4. http://dyuliastuti.blogspot.com5. http://makalah-ikel-online.blogspot.com 6. http://www.aingindra.com/2012/11/pengertian-teknologi.html7. http://gpai2.blogspot.com/2012/05/etika-pengembangan-ilmu-dalam.html8. http://untuksebuahhasilbutuhproses.blogspot.com/2013/03/pengembangan-IPTEK-dalam-islam.html