IPTD Laporan Skoring

13
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PENYAKIT TUMBUHAN DASAR PENILAIAN PENYAKIT DENGAN METODE SKORING DAN METODE PROPORSI LANGSUNG Disusun oleh : Etika Ayu Kusumadewi (A34070011) Radhian Ardy Prabowo (A34070012) Nur ’Izza Faiqotul Himmah (A34070013) Tatit Sastrini (A34070014) Triyastuti P. Ningrum (A34070015) Andrixinata B. (A34070016) Dosen pengajar : Dr. Ir. Abdul Muin Adnan, MS Dr. Ir. Suryo Wiyono, MSc. Agr DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN

Transcript of IPTD Laporan Skoring

Page 1: IPTD Laporan Skoring

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU PENYAKIT TUMBUHAN DASAR

PENILAIAN PENYAKIT DENGAN

METODE SKORING DAN METODE PROPORSI LANGSUNG

Disusun oleh :

Etika Ayu Kusumadewi (A34070011)

Radhian Ardy Prabowo (A34070012)

Nur ’Izza Faiqotul Himmah (A34070013)

Tatit Sastrini (A34070014)

Triyastuti P. Ningrum (A34070015)

Andrixinata B. (A34070016)

Dosen pengajar :

Dr. Ir. Abdul Muin Adnan, MS

Dr. Ir. Suryo Wiyono, MSc. Agr

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

Page 2: IPTD Laporan Skoring

PENDAHULUAN

Latar belakang

Kehidupan manusia sangat bergantung pada tumbuhan, begitu pula pada

makhluk lain yang tidak berhijau daun. Sedangkan tumbuhan dalam

kehidupannya sering dihadapkan pada berbagai gangguan, salah-satunya adalah

serangan dari penyakit tumbuhan yang akan sangat berpengaruhi pada besarnya

hasil produksi. Adanya penyakit tumbuhan sudah diketahui lama sebelum masehi,

bahkan dilaporkan bahwa penyakit telah ada sebelum manusia membudidayakan

tanaman (Sinaga, 2003).

Analisis mengenai tingkat keparahan penyakit tumbuhan serta

keberadaan sangan dibutuhkan dalam mempelajari kehilangan hasil, peramalan

tingkat penyakit, dan sistem pengendalian yang harus dilakukan untuk

meminimalisasi kerugian yang disebabkan oleh serangan penyakit. Berat atau

ringannya penyakit dapat diekspresikan dalam dua cara, yaitu insidensi penyakit

(diseases insident), intensitas penyakit (diseases severity), dan kehilangan hasil

(yield lost). Penilaian Penyakit yang dilakukan dalam praktikum ini adalah

dengan metode kelas serangan dan proporsi langsung.

Penilaian penyakit ini penting dilakukan untuk menentukan tingkat kepentingan

suatu penyakit, peramalan dan pengambilan keputusan untuk pengendalian yang

akan dilakukan, evaluasi cara pengendalian, dan evaluasi resistensi varietas.

Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mempelajari cara penilaian

keparahan penyakit, mempraktikan metode-metode yang digunakan untuk

menghitung persentase keparahan penyakit, dan membandingkan hasil

perhitungan dari tiap metode yang dipakai.

1

Page 3: IPTD Laporan Skoring

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan yang dipakai dalam praktikum kali ini adalah 16 lembar daun jeruk

yang terserang bercak daun. Alat yang dipakai dalam praktikum adalah alat tulis

dan kalkulator untuk menghitung rumus.

Metode

Metode penilaian keparahan penyakit yang digunakan dalam praktikum ini

ada dua, yaitu metode kelas serangan (skoring) dan metode proporsi langsung.

Dalam menghitung dengan metode skoring, pertama-tama daun jeruk diamati

luasan daunnya yang terserang bercak. Luasan serangan bercak dinyatakan dalam

persen, kemudian diberi skor sesuai dengan rentang nilai dari tabel skor.

Pemberian skor antara 0 – 5 . Pengamatan dan pemberian skor dilakukan pada

setiap daun jeruk. Setelah keenambelas daun diberi skor, perhitungan dilakukan

menggunakan rumus:

DS = ni x Vi x 100% n x z

Metode perhitungan dengan proporsi langsung juga diawali dengan

menghitung persentase luas daun yang terserang bercak. Enam belas daun jeruk

diamati dan ditentukan persentase luas bercaknya satu per satu. Akan tetapi

dalam metode ini daun tidak perlu diberi skor. Setelah keenambelas daun jeruk

ditentukan persentase bercaknya, dilakukan perhitungan Diseases Severity (DS)

menggunakan rumus:

DS = P in x 100%

2

Page 4: IPTD Laporan Skoring

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan

Tabel Tingkat Keparahan Penyakit (KP) dengan Metode Proporsi Langsung dan

Skoring

Ulangan Proporsi Langsung (%) Skoring (%)

I 7,44 47,5

II 12,0625 50

III 7,06 52,5

IV 7,625 50

V 12,38 46,25

VI 11,69 47,5

1. Contoh perhitungan dengan metode skoring pada ulangan kedua

Daun ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Skor 1 3 2 1 1 2 3 3 2 2 5 4 3 2 3 3

Skor Persen Jaringan Terserang (%)

0 0

1 0 < X < 5

2 5 < X < 10

3 10 < X < 25

4 25 < X < 50

5 X > 50

DS = ni x Vi x 100% n x z

= (0x0) + (1x3) + (2x5) + (3x6) + (4x1) + (5x1) x 100% 16 x 5

= 0 + 3 + 10 + 18 + 4 + 5 x 100% = 40 x 100% 80 80

= ½ x 100% = 50%

3

Keterangan:

DS = Diseases Severity / Intensitas Penyakit

Vi = skor tiap kategori kerusakan

ni = jumlah tanaman dalam tiap kategori

kerusakan tertentu dengan skor Vi

n = Jumlah contoh tanaman yang diamati

z = nilai skor tertinggi

Page 5: IPTD Laporan Skoring

2. Contoh perhitungan dengan Metode Proporsi Langsung pada ulangan kedua

Daun ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Proporsi serangan

(%)

5 20 23 12 3 10 18 5 5 10 11 23 9 18 12 9

DS = P in x 100%

DS = 5% + 20% + 23% + 12% + 3% + 10% + 18% + 5% + 5% + 10% +

11% + 23% + 9% + 18% + 12% + 9%_______________________ x 100% 16

DS = 193% x 100% = 12,0625 % 16

Pembahasan

Pengukuran penyakit seringkali masih bersifat subjektif sehingga dalam

mengkuantitatifkan penyakit perlu dibuat standard diagram yang spesifik untuk

masing-masing jenis tanaman, patogen, penyakit, lokasi, dan bagian tanaman yang

terserang, misalnya daun muda, daun tua, atau keseluruhan daun (Sinaga, 2006).

Diseases severity (DS) atau intensitas penyakit adalah proporsi area tanaman yang

rusak atau dikenai gejala penyakit karena serangan patogen dalam satu tanaman.

Intensitas penyakit merupakan ukuran berat-ringannya tingkat kerusakan tanaman

oleh suatu penyakit, baikk pada populasi atau individu tanaman (Adnan, 2009).

Sangat penting bagi kita untuk mengetahui seberapa parah intensitas

penyakit yang ada pada suatu area tanam dan menentukan tingkat serangan

pertanaman dalam populasi. Oleh karena itu terdapat beberapa metode untuk

menghitung tingkat intensitas atau keparahan penyakit. Dua diantaranya adalah

metode kelas serangan (skoring) dan metode proporsi langsung. Kedua metode ini

4

Keterangan:

DS = Diseases Severity (intensitas penyakit)

Pi = persentase serangan pada contoh ke-i

n = Jumlah contoh

Page 6: IPTD Laporan Skoring

cocok digunakan untuk penyakit-penyakit yang menunjukkan gejala parsial (tidak

sistemik), contohnya bercak daun.

Metode kelas serangan atau skoring menggunakan pembagian kelas atau

skor dalam menilai skala kerusakan tanaman. Terdapat lima kelas ditambah satu

kelas 0. Pada daun jeruk yang kami amati, penilaian tergantung dari seberapa luas

(%) permukaan daun yang terserang bercak lalu diberi skor sesuai dengan selang

nilai kelas serangannya.

Metode proporsi langsung tidak menggunakan pembagian kelas serangan

atau skor. Penilaian keparahan penyakit dihitung langsung dengan memperkirakan

persentase luas permukaan daun jeruk yang terserang bercak.

Berdasarkan hasil pengamatan, ternyata terdapat perbedaan hasil

perhitungan DS antara metode skoring dengan metode proporsi langsung. Hasil

perhitungan tingkat keparahan penyakit menggunakan metode skoring jauh lebih

besar daripada hasil perhitungan menggunakan metode proporsi langsung.

Contohnya pada ulangan kedua dimana perhitungan DS=50% dengan metode

skoring, sedangkan dengan metode proporsi langsung DS=12,0625%. Hal ini

menunjukkan bahwa metode skoring sebenarnya kurang menggambarkan

keparahan penyakit yang sebenarnya.

Dalam perhitungan menggunakan metode proporsi langsung, pengamat

langsung menentukan persentase serangan penyakit pada daun yang diamati

presentase tesebut ditentukan berdasarkan perbandingan luas daun yang

menunjukkan gejala dengan luas daun yang tidak menunjukkan gejala, dan

persentase tersebut langsung dimasukkan dalam rumus perhitungan. Dengan

demikian perhitungan menjadi lebih tepat. Sedangkan dalam metode skoring,

persentase serangan penyakit harus diberi skor yang memiliki selang nilai

persentase tertentu dahulu, kemudian skor itulah yang dimasukkan ke dalam

perhitungan. Oleh karena itu hasil perhitungan dengan metode skoring menjadi

kurang tepat, bahkan jauh lebih besar dibandingkan proporsi langsung.

5

Page 7: IPTD Laporan Skoring

KESIMPULAN

Penilaian keparahan penyakit dapat menggunakan metode skoring dan

metode proporsi langsung, namun keduanya menunjukkan hasil yang berbeda.

Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan, dapat disimpulkan bahwa

penilaian keparahan penyakit metode skoring sebenarnya kurang menggambarkan

keparahan penyakit yang sebenarnya dibandingkan dengan metode proporsi

langsung.

6

Page 8: IPTD Laporan Skoring

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Abdul Muin. 2009. Ilmu Penyakit Tumbuhan Dasar. Bogor: Departemen

Proteksi Tanaman IPB.

Sinaga, Meity Suradji. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Jakarta:

Penebar Swadaya.

7