ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30...

29
ippm uniYERSuns uDflYnnn UNIVERSITASUDAYANA RESEARCH and COmmUMTY SERVICE tot PROSPERITY UNVANQAN SENASTEK-ll 2015 SEMINAR NAS10NAL SAINS & TEKNOLGI 20 5 9 Ocu* Watefpar*- Bali Holiday Inn * Jl Satna Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi Jl Asia Gtra The Patn las* Bali Resort and Villas wneav. untuk Pembangunan Berkelanjutan jl. Sempati » S. Bali Anport Transfers Ffestmaand Spa W anda/a KUTA, 29 -30 OKTOBER 2015 X BANDARA NGURAH RAI m rL eg) asu ^ LEMBAGA PENELITIAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT batan -rlSTfcKD IKTI

Transcript of ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30...

Page 1: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

ippm uniYERSuns uDflYnnn UNIVERSITASUDAYANA

RESEARCH and C O m m U M T Y SERVICEtot PROSPERITY

U N V A N Q A N

SENASTEK-ll2015

SEMINAR NAS10NALSAINS & TEKNOLGI

20 59 Ocu* Watefpar* - BaliHoliday Inn *

Jl Satna

Inovasi Humaniora, Sains dan TeknologiJl Asia GtraThe Patn las* Bali Resort and Villas wneav.

untuk Pembangunan Berkelanjutanjl. Sempati »

S. Bali Anport TransfersFfestma and Spa

Wanda/a

KUTA, 29 - 3 0 OKTOBER 2015X

BANDARA NGURAH RAI

m r L e g ) a s u ^ LEMBAGA PENELITIAN &

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATbatan-rlSTfcKDIKTI

Page 2: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

KEM ENTERIAN PEND IDIKA N DAN KEBUDAYAANUNTVERSITAS UDAYANA

SENASTEK-II SUSUNANACARALEM BAGA PEN ELITIA N DAN PENGABDIANKEPADA MASYARAKAT

U N IV E R S IT A S U D A Y A N A

Han I : Kamis, 29 Oktober 2015Dengan mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagaiPeserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan

08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan08.30 Wita Tan Penyambutan (Sekar Jagat)08.40SEMINAR NASIONAL SAINS dan TEKNOLGI

08.50 09.00 Wita Sambutan Rektor UNUD(SENASTEK) II Tabun 201509.00 09.30 Wita Arahan M enten RISTEK DIKTI sekaligus

membuka acara SENASTEK 2015dengan tema : 10.30 Wita Pem akalah U tam a 109.30

Dir. Riset dan Pengmas. KementenanRISTEK DIKTIInovasi Humaniora, Sams dan TeknologiPem akalah U tam a 210.30 11.30 Witauntuk Pembangunan Berkelanjutan”Kepala Badan Tenaga Nuklir NasionalDiskusi11.30 12.00 Wita

yang akan dilaksanakan pada: 12.00 13.00 W ita : Makan Slang13.00 17.00 Wita Semmar Pararel

Hari/Tanggal Kamis-Jumat, 29-30 Oktober 2015Han I I : Jumat, 30 Oktober 2015Waktu 07.30 - 17.00 Wita

Hotel Patra Jasa BaliTempatRegistrasi Peserta dan Kudapan07.30 - 08.30 Wita

Resort & Villas Tuban 08.30 -09 .10 Wita Pem akalah U tam a 4Kuta, Badung, Bali Dir. PT Toyota Motor Manufacturing

Indonesia (PT. TMMI)Pem akalah U tam a 509.10 -09 .50 WitaAtas kehadiran Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.Akademisi Umversitas Udayana

09.50 10.20 Wita DiskusiKetua LPPM UNUD, 10.20 12.30 W ita Semmar Pararel

13.30 Wita Makan Slang2.3017.00 Wita Semmar Pararel13.3017.05 Wita7.00 PenutupanProf. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng

NIP. 19640807 992031002

Page 3: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

RIAN RISET, TEKNOLOGI D AN PEND ID IK A N

UNIVERSITAS UDAYANAPENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Kampus UNUD Bukit Jimbaran, Bali E m a il: info-ippm@ unud ac id Web : lppm unud ac id Telp / Fax : (0361) 703367

SERTIFIKAT

•̂HOLCG* 9̂^ A S o '

N o: 1250/UN. 14.2/PNL.03.00/2015Diberikan Kepada:

______ I WAYAN ARNATA S.TP; M.Si.S t B A Q A I

P E M A K A L A HSEMINAR NASIONAL SAINS dan TEKNOLOGI II

(SENASTEK II) 2015" Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi

untuk Pem bangunan Berkelanjutan'29 - 30 Oktober 2015 di Patra Jasa Bali Resort and Villas

Kuta, Badung, BaliKetua Panitia,SENAS

UNUD,

Nyoman Ode Antara, M.Eng 7 199203 1 002

REfERRCH and COfRMUftlTY SERVICE for PROSPERITY

rof. Dr. Ir. rQefle Rai Maya Temaja, MP. NIP. 19621009 198803 1 002

TSi S i l tfeKYrrtMi

Page 4: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

K A R A K T E R I S T I K B I O E T A N O L

P A D A T P A D A B E R B A G A I

K O N S E N T R A S I B I O E T A N O L

D A N P E R B A N D I N G A N B O B O T

B I O E T A N O L D E N G A N A S A M

S T E A R A Tby I Wayan Arnata

FILE FULL_PAPER_UNTUK_SENASTEK.PDF (229.39K)

TIME SUBMITTED 05-FEB-2016 09:50AM WORD COUNT 4800

SUBMISSION ID 628027807 CHARACTER COUNT 28449

Page 5: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

aKARAKTERISTIK BIOETANOL PAD AT PAD A BERBAGAIKONSENTR ASI BIOETANOL DAN PER BANDING AN BOBOT BIOETANOL DENG AN ASAM

STEARAT

I Wayan A main 1)i I Wayan Gede Sedana Yoga1 f

'Teknologi Indjstri Pertanian, Fak. Tcknologi Pertanian, Universitas Udayana, JL KampusUiuid Bukit Jimbaran, Badang 80364

Email: [email protected]

ABSTRAKProduksi bioetanol padat merupakan salah saiu cara uniuk mQgembangan produk-produk hilir bioetanol. Pcnclitian ini bcrtujuan untuk incncntukan karakteristik bioetanol padat terbaik pada herbaiffclconscntrasi bioetanol dan perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat. Penelitian menggunakan RancangfiSlAcak Kelompok Faktorial. Faktor 1 adalah konsentrasi bioetanol dengan 3 land' yailu 70% (v/v), 80% (v/v>, dan 90% fv^CTFaktor [1 adalah perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat dengan 3 taraf yaitu 2: I (b/b); 1:1 (b/b) dan 1:2 (b/b). Karakteristik bioetanol padat terbaik di has ilk an dari pcrlakuankonsentrasi bioetanol 90% pada perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat 2:1 yaitu dengan nilai kekerasan 0,938 N/cm2. kerapatan 0,702 gr/cm3, kadar abu 0,0002 %, sisa pembakaran 1,93%, nilai kalor 7.003,47 kal/grdan efisiensi tcrmal 79,99%.

Kata kunei: bioetanol padat, asam stearat, nilai kalor, efisiensi tcrmal.

ABSTRACTSolid BBiiihanol production is one way to developing of the down stream product of

biocthanol. The aim of this study were to determine of the caracteristic of solid bioethanol in various bioethanol concentration and weight ratio bet^Q i biocthanol with stearic acid. Research using Factorial Randon ^ l d Block Design, The first factor is the bioethanol concentration with 3 levels namely 70% (v/v), 80% (v/v), and 90% (v/v). The secoi^^ictor H is weight ratio between biocthanol with stearic acid that consist of 3 levels, namely 2:1 (w/w), 1:1 (w/w), and 1:2 (w/w). The best caracteristic of solid bioethanol was obtained in bioethanol concentration of 90% and weight ralio between bioethanol with stearic acid 2:1. This product has caracteristic hardness 0.938 N/cm", density 0.702 gr/cnr, ash content 0.0002 %, burning residue 1,93% (w/w), calorific value 7003,47 eal/gr dan thermal effisieney 79,99%.

Keywords: solid bioethanol, stearic acid, calory value, thermal effisieney

PENDAHULUAN

Bioetanol sebagai hasil produksi fermentasi dapat diapiikasikan dalam berbagai

macam bahan bakar dengan nilai ekonomis yang lebih linggi (Rasyid, 2012). Hanya saja,

sekarang ini yang ban yak ditcliti dan dikembaugkan adalah bioetanol sebagai bahan bakar

1

Page 6: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

pcnsubsitusi bensin. Namiin untuk dapnt mcnjadikan bioctanol sebagai pcnsubsitusi bensin,

diperlukan tingkat kemurman yang linggi (Rarasati dan Rizky, 2013), Berdasarkan 5N1

7390:2008 tcrcantum bahwa syarat stundar bioctanol agar dapat dipcrgunakan sebagai bahan

bakar, minimal harus mempunyai kemurman 99,6%. Untuk proses pemurniannya sudah tentu

tidak dapat dilakukan dengan proses distilasi biasa scpcrti yang tclah umum ditcrapkan

dimasyarakat. Tcknologi pemurniannya, selain mclalui proses distilasi, juga harus mclalui

proses dehidrasi yang biasanya menggunakan bahan atau senyawa tambahan* sepeni adsorben

zcolit sintetis 3 Angstrong yang sampai saat ini inasih impor (Hambali, 2007). Tcknologi

dehidrasi inilah yang menyebabkan biaya produksi bioetanol menjadi mahal. Melihat kondisi

ini sudah tentu untuk mcnjadikan bioctanol sebagai bahan bakar pcnsubsitusi bensin relative

sulit untuk dikembangkan. apalagi pada skala-skala kerakyatan.

Untuk mengatasl masalah ini, seharusnya produk bioetanol dapat dikembangkan

menjadi produk-produk hilir bahan bakar yang tidak menuntut ringkat kemurnian yang

tinggi, menglngat bioetanol dengan konsentrasi minimal 40 % sudah dapat terbakar, Salah

satu produk hilir bahan bakar yang dapat dikembangkan adalah bioetanol padat. Bioetanol

padat dapat dipergunakan sebagaimana halnya kila menggunakan parafin, Parafln merupakanmbabtin bakar padat yang seringkali digunakan oleh pam tentara dan para peneinta a lam (...... ).

Bentuknya yang sangat ringkas sangat bermanfaat digunakan dalam kondisi darurat. Parafin

sangat praktis dibawa dalam perjalanan, tidak ada resiko lumpah dan sangat mudah

didapatkan. Namun, parafin juga mempunyai beberapa kckurangan yaitu parafin bersumber

dan minyak bumi sehingga tidak (erbaharukan, menimbulkan jelaga selama pembakaran sen a

menimbulkan einisi gas beracun. Selain itu, bau hasil pembakaran parafin cukup kuat dan

menyengat. Karaktcristik sebaliknya diiniliki oleh bioctanol padat yaitu bersifat terbaharukan,

selama pembakaran tidak berasap. tidak menimbulkan jelaga, tidak menghasilkan gas

berbahaya, bersifat non karsinogenik dan non korosif. Bentuknya yang padat memudahkan

2

Page 7: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

dalam pengcmasan dan pcndistribusian. Bioctanol padal sangat cocok digunakan untuk

menghangatkan makanan (chafing dish fuel) pada industri catering, pada saat berkemah, dan

untuk keperluan tcntara (Mcrdjan and Matione, 2003). Bioctanol padat juga prospektif

sebagai pensubsitusi bahan bakar methanol atau spritus pada industri catering. Methanol

bersifat toksik dan tidak seinua masyarakat tahu proses produksi methanol sehingga sulit

untuk dikembangkan pada skala kerakyatan. Dengan fungsi yang sama dan melihat

kekurangan yang dimiliki oleh parafin dan metanol, maka bioetanol padat sangat prosfektif

untuk dikembangkan pada industri kerakyatan atau rumah tangga, terutama untuk mendukung

industri catering atau industri jasa boga.

Karakteristik bioetanol padat dipengaruhi oleh konsentrasi bioetanol dan asam stearat

yang dipergunakan sebagai media pengikat atau pemadat. Pada konsentrasi bioetanol yang

rendah dan bobot asam stearat yang tinggi menyebabkan bioetanol padat akan mempunyai

tekstur yang keras, sulit untuk dinyalakan nainun cenderung mempunyai waktu menyala yang

lama. Sebaliknya, pada konsentrasi bioetanol yang tinggi dengan bobot asam stearat yang

rendah menyebabkan bioetanol padat mempunyai tekstur lembek, mudah dinyalakan nainun

waktu menyala yang singkat. Berkaitan dengan kondisi ini maka perlu diteliti mengenai

tingkat konsentrasi bioetanol dan bobot asam stearat yang memberikan karakteristik terbaik

pada pembuatan bioetanol padat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi bioetanol dan

perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat terhadap karakteristik bioetanol padat, (2)

menentukan konsentrasi bioetanol dan perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat

yang menghasilkan karakteristik bioetanol padat terbaik.

3

Page 8: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

IBMETODE PENELITIAN

HaEian clan Alai

Bahan-bahan yang dipergunakan dalam pcnelit ian ini ad a i ah bioctanol basil fermentasi

nira diperoleh dari Desa Duda Karangasem Bali dengan konsentrasi 22% (v/v), asam stearat

dan adsorben silika gel diperoleh dari Bratachem. Pcralatan yang dipergunakan adalah

seperangkat alat distilasi kolom, bomb kaloriincter (PARR 6775), Texture analyzer ( TAXT

Plus Analyzer Mierostable USA)T Timbangan analilik ( Sartorius CP323S), jam henti (stop

watch), tanur, termometer, alkohol meter dan alat-alat gelas. Penelitian ini dilaksanakan di

Laboratorium Bioindustri Teknologi Industri Pertanian Universitas Udayana.

Pelak s a naan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu proses pemumian bioctanol dan proses

produksi bioetanol padat. Proses pemumian bioctanol menggunakan proses distilasi dan

dchidrasi secara simultan dengan destilator kolom adsorben (Gambar 1 ). Adsorben yang

dipergunakan adalah silika gel, Silika gel sebelum digunakan sebagai adsorben terlebih

dahulu diaktivasi sccara fisik untuk mcningkatkan kemampuan pcnycrapam Aktivasi ini

dilakukan dengan proses pengovenan pada suhu 200±2°C selama 2 jam. Adsorben yang telah

diaktivasi sebanyak 2,5 kg, kemudian dimasukkan ke dalam kolom adsorben pada alat

dehidrator. Bioetanol dengan konsentrasi bioctanol 22% (v/v) sebanyak 5 liter dimasukkan kc

dalam tangki umpan, Pada proses distilasi dehidrasi, suhu distilasi tangki unipan diatur

100°C. Pada proses dchidrasi, etanol dan air akan menguap dan melewati kolom adsorben

sehingga air akan terserap. sedangkan etanol akan tetap terbawa aliran menuju ko]om

kondensor. Pada kondensor, uap etanol akan beru bah wujud mcncadi fasc cair Etanol yang

dihasilkan ditampung pada tangki produk untuk selanjutnya diukur kadar alkoholnya.

4

Page 9: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

Kolom adsorben

Tangki Umpan

Kolom kondensor

Pane! kontrol suhu

Tangki produk

Gumbar I. D eflator kolom adsorben

Pada tahap produksi bioctanol padat, asam stearat dipanaskan pada panci teflon 1,5 L

sampai meneair pada suhu 70°C, kemudian bioetanol dicampurkan sesuai dengan perlakuan.

Paktor yang diperlakukan raempakan kombinasi konsentrasi bioctanol dengan perbandingan

bobot bioetanol dengan asam stearat. Campuran bioetanol dan asam stearat diaduk sampai

homo gen. Campuran kemudian dituangkan kc dalam cctakan herbentuk tabling dengan

diameter 10 cm dengan tinggi 2,5 cin. Sctclah dituangkan, bioctanol dibiarkan memadat dan

siap trntuk dianalisis.

Rancangan Percobaan

Proses produksi bioeianol pada! menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola

faktorial dengan dua faktor perlakuan. Paktor pertama adalah konsentrasi bioctanol yang

terdiri dari tiga taraf yaitu 70%, 80% dan 90% (v/v), sedangkan faktor kedua adalah

perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat yang terdiri dari 3 taraf yaitu

perbandingan 2:1, 1:1, dan 1:2 (b/b). Dari faktor-taktor ini akan dipcrolch 9 perlakuan

kombinasi dan dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan waktu proses produksi dengano

demikian tendapat 18 unit percobaan, Apubila perlakuan berpengaruh nyata terhadap

parameter yang diamati, maka dilakukan uji lanjul Duncan (Steel dan Torrie ]99l).

5

Page 10: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

Parameter yang diamati

Parameter yang diukur sebagai indikator kerja adalah nilai kekerasan bioetanol padat,

kerapatan, kadar abu, lama menyala, nilai kalor, perscntasc residu pembakaran, cfisicnsi

termal, Water Boiling Test (WBT), dan Specific Fuel Consumption (SFC),

Kekerasan diuji dengan mcnggunakan aiat Texture Analyzer (TAXT Plus

Microstable USA) dengan diameter probe 0>6 cm.

Kerapatan diuji dengan menentukan perbandmgan anturu massa dengan besarnya

dimensi volumetrik bioetanol padat (Mitchual ct ak, 2014)

V,ot = JI r tP =m

V iol

p = Kerapatan bioetanol padat (gr/cin3)

m = Massa bioetanol padat (gr)

V,H = Volume total (cm3)

r = Jari-jari labung (cm)

t = Tinggi tabling (cm)

Kadar abu

Lama menyala dihitung dengan cara menimbang 50 gr bioetanol padat dan

dimasukkan ke dalam caw an* kemudian dibakar dan dibiarkan sampai tidak bisa menyala.

Lama menyala ditent ukan dengan menghilung waktu yang dibutuhkan dari awal menyala

sampai tidak bisa menyala dihitung dengan menggunakan jam henti (stop watch) (Onucgbu et

al.,201]).0

Nilai kalor dihitung sebagai nilai kalori kotor HHV (Gross higher heating value)

yang diperoleh melalui pengujian dengan Bom Kalorfmeter menurut ASTM D 2015 dan0

dinyatakan dalam satuan kJ/kg. Nilai kalor atas didefenisikan sebagai panas yang dilepaskan

dari pembakaran sejumlah kuantitas unit bahan bakar (massa). Pada proses ini produknya0

dalam bentuk ash. gas COi, S(>, Nitrogen dan air. tidak termasuk air yang inenjadi uap

(Napitupulu, 2006).

6

Page 11: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

Persenlasc sisa pembakaran diitkur dengan earn men unhang 50 gr bioctanol padat,

kemudian dibakar dan dibiarkan sampai tidak bisa terbakar lagi, residu pembakaran

merupakan bahan bagian sisa pembakaran. Pcrsentasc perbandingan antara bobot sisa

pembakaran dengan boboi bioetanol padat merupakan residu pembakaran.

Kllsiensi Lcrmal dihitung dengan menggunakan met ode pendidihan air (Patabang,0

2013). Volume air diukur kemudian dipanaskan sampai incndidih pada tungku dengan

menggunakan bioetanol padat sebagai bahan bakar. Volume air yang diuapkan setelah0

pembakaran dan bobot bioctanol padat yang digunakan dihitung. Lfisicusi tcrnial kemudian

dihitung dengan formulas! sebagai berikut:

tin.[(M x CpI x (Tb-Ta))+ (Ml x Gpv x (Tb-Ta))+(M2 H J) ^ ^

LHVxmxt Vo

Keterangan:rj,i, = Efisiensi tcrmal pembakaran 9%)

M = Massa air mu la-mu la (kg)

M i = Massa panci stainless steel (kg)

M> = Massa uap air (kg)

Cpl = Kalor spesilik air (kJ/kg°C)

Cpv - ^ i lo r spesifik panci (kJ/kg"C)

Hi. = Kalor laten uap (kJ/kg)

LHV = Nilai kalor bawah bioctanol padat (kJ/kg)

m = massa bioetanol padat yang terpakai selama pendidihan air (kg/menit)

Ta = Tempera!ur ambien dan air O’C)

Tb = Temperalur uap air (°C)

t = Lama waktu pendidihan air (incnit)

Nilai kalor bawah (LHV) = HHV - 3240 (kJ/kg)

HHV = Nilai kalor atas (kJ/kg)

Water Boiling Test (WBT) merupakan waktu yang diperlukan uutuk niciididihkan 1 liter air

menggunakan bioetanol padat (Okeleh et a I., 2014).

7

Page 12: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

WBT = Waktu yangdiperlukan untuk mendidihkan air (menit) Ujlumeair yangdididihkar (liter)

Specific Fuel Consumption (SFC) merupakan rasio antara bobot bioetanol padat yang

diperlukan untuk mendidihkan 1 liter air (Onuegbu et al., 2011).

SFC = Bobot bioetanol padat untuk mendidihkan air (gram) U)lumeair yangdididihkar (liter)

1IAS1L DAN PEMBAHASAN

Kekerasan

Pengujian kekerasan dilakukan guna mengetahui kemampuan bioetanol padat untuk

menahan tekanan luar sehingga menyebabkan bioetanol padat tersebut pecah (...). Hasil

penelitian menujukan bahwa interaksi perlakuan konsentrasi bioetanol dan perbandingan

bioetanol dengan asam stearat berpengaruh nyata terhadap nilai kekerasan bioetanol padat.

Nilai kekerasan tertinggi yaitu 37,08 N/cm' dihasilkan dari perlakuan menggunakan

konsentrasi bioetanol 70% pada perbandingan bobot bioetanol dengan asam sterat 1:2. Untuk

nilai kekerasan terendah yaitu 2,68 N/ cm2 dihasilkan dari perlakuan menggunakan

konsentrasi bioetanol 90% dengan perbandingan asam stearat 2:1. Nilai kekerasan bioetanol

padat disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai kekerasan bioetanol padat (N/cm2)Perlakuan P2:1 P I: 1 Pl:2 Rata-rata

B70 2.96 fg 15,06 b 37,08 a 18,37B80 2,68 g 5,68 e 13,61 c 7,32B90 0,94 h 3.96 f 9.03 d 4.64

Rata-rata 2,19 8,23 19,90

Nilai kekerasan bioetanol padat dipengaruhi oleh konsentrasi bioetanol dan besarnya

perbandingan bioetanol dengan asam stearat dengan nilai berkisar antara 0,94 N/cm2 sampai

37,08 N/cm". Nilai ini berbeda dengan Pada Gambar 7 terlihat bahwa nilai kekerasan

bioetanol padat semakin meningkat dengan semakin rendahnya konsentrasi bioetanol dan

semakin rendahnya nilai perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat. Tingginya nilai

8

Page 13: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

kckcrasan bioctanol padat disebabkan oleh kandungan asam stearat yang tinggi. Asam stearat

yang digunakan sebagai media pengikat berpengaruh lerhadap kelahanan bioetanol padat

terhadap tckanan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Akhiroh (2015) yang menyebutkan

bahwa semakin tinggi kandungan asam stearat pada bioetanol padat maka semakin tinggi

nilai kuat tckannya.

Gambar 7. Pengaruh konsentrasi bioetanol dengan perbandingan bobol bioetanol dengan asam stearat terhadap kekerasan bioetanol padat

Kerapatan

Kerapatan menunjukkan perbandingan antara berat dan volume briket. Kerapatan

briket berpengaruh terhadap kualitas briket, kerena kerapatan yang tinggi dapat nieningkalkan

nilai kalor bakar briket. Besar atau kecilnya kerapatan tersebut dipengaruhi oleh ukuran dan

kehomogenan bahan penyusun briket itu sendiri. Kerapatan juga dapat mempengaruhi

keteguhan tekan, lama pembakaran. dan mudah tidaknya pada saat briket akan dinyalakan.

Kerapatan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan briket arang sulit terbakar, sedangkan

briket yang memiliki kerapatan yang tidak terlalu tinggi maka akan memudahkan pembakaran

karena semakin besar rongga udara atau celah yang dapat dilalui oleh oksigen dalam proses

pembakaran. Briket dengan kerapatan yang terlalu rendah dapat mengakibatkan briket cepat

habis dalam pembakaran karena bobot briketnya lebih rendah (Hendra dan Winarni, 2003).

9

Page 14: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

Kerapatan menunjukkan tingkat porositas dari bahan. Bahan dcngan kcrapatan yang tinggi

cenderung mempunyai tinggkat porositas yang rendah. Hasil penelitian menunjukan bahwa

interaksi pcrlakuan konscntrasi bioctanol dan perbandingan bioetanol dcngan asam stearat

berpengaruh nyata terhadap nilai kerapatan bioetanol padat. Nilai kerapatan tertinggi yaitu

3,22 gr/cin dihasilkan dari pcrlakuan menggunakan konscntrasi bioctanol 70% pada

perbandingan bobot bioetanol dengan asam sterat 1:2. Penggunaan bioetanol dengan

konsentrasi 90% pada perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat 2:1 dan 1:1

menghasilkan nilai kerapatan yang tidak berbeda nyata yaitu masing-masing 0,70 gr/cnv' dan

0.88 gr/cm\ Nilai kerapatan ini juga tidak berbeda nyata dengan perlakuan yang dihasilkan

dari penggunaan bioetanol konsentrasi 80% pada perbandingan bobot bioetanol dengan asam

stearat 2:1 yaitu sebesar 0,89 gr/cnv. Nilai kerapatan bioetanol padat disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai kerapatan bioetanol padat (gr/cnv1)Perlakuan P2:1 PI: 1 Pl:2 Rata-rata

B70 1,11 cde 1,41 be 3,22 a 1,9!B80 0,89 def 1,05 de 1,23 bed 1,06B90 0,70 f 0,88 ef 1,48 b 1,02

Rata-rata 0,90 M 1 1,97

Kerapatan bioetanol padat semakin meningkat dengan semakin rendahnya konsentrasi

bioetanol dan nilai perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat. Sebaliknya semakin

menurun dengan semakin tingginya konsentrasi bioetanol dan nilai perbandingan bobot

bioetanol dengan asam stearat. Kerapatan bioetanol padat berhubungan erat dengan nilai

kekerasan bioetanol padat. Bioetanol padat dengan kekerasan tinggi cenderung mempunyai

nilai kerapatan yang tinggi pula. Grafik hubungan konsentrasi bioetanol dan perbandingan

bobot bioetanol dengan asam stearat terhadap kerapatan bioetanol padat disajikan Gam bar 7.

10

Page 15: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

B 7 0 / ’ 2 'l

— Kons. Dio (D!

B 8 0 / P 1 1 B90/P1-2

-FerbandmeanlP' 3io; Stwrat

Gambar 7. Pengaruh konsentrasi bioetanol dengan perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat terhadap kerapatan bioetanol padat

Radar Abu

Kadar abu menunjukkan kandungan senyawa anorganik yang terdapat dalam suatu

bahan lebih lanjut Jamilatun (2011) menyatakan bahwa abu yang terdapat di dalam bahan

bakar padat merupakan mineral yang tidak dapat terbakar dan tertinggal setelah proses

pembakaran maupun reaksi-reaksi yang menyertainya selesai. Semakin tinggi kadar abu pada

suatu bahan bakar padat, maka semakin rendah kualitas bahan bakar tersebut (Wahyu dkk.,

2013) Ini disebabkan oleh kandungan abu yang tinggi akan dapat menurunkan nilai kalor

briket (Ismayana dan Afriyanto, 2011). Hasil pcnelitian mcnujukan bahwa perlakuan

konsentrasi bioetanol dan perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat tidak

berpcngaruh nyata terhadap kadar abu bioetanol padat. Tidak adanya perbedaan kadar abu

yang dihasilkan disebabkan oleh asam sterat yang dipergunakan sifatnya hanya sebagai media

pengikat bioetanol. Kadar abu bioetanol padat yang dihasilkan berkisar antara 0,0002 sampai

0,04 %. Nilai kadar abu bioetanol padat disajikan pada Tabel 6. Kadar abu ini jauh berbeda

dengan penelitian Akhiroh (2015) yang memproduksi bioetanol padat dengan natrium

carboxymethylcellulose dan asam stearat yaitu berkisar antara 1,04% sampai 4,30%.

Perbedaan kadar abu pada bioetanol padat disebabkan oleh adanya perbedaan jenis dan

komposisi dari bahan baku yang dipergunakan sebagai bahan pemadat.

11

Page 16: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

Tabcl 6. Nilai kadar abu bioetanol padat (%).

Perlakuan P2:1 P hi EH PI:2EH Rata-rataB70 0,0008 a 0,0043 a 0,0069 a 0,004B80 0.0099 a 0.0120 a 0,0236 a 0.015B90 0.0002 a 0,0024 a 0,0404 a 0.014

Rata-rata 0,004 0,006 0,024

Pada Tabel 6, terlihal bahwa terdapat kecenderungan kadar abu semakin meningkat

dcngan semakin rcndahnya nilai perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat. Dengan

kata lain, semakin tinggi bobot asam stearat yang dipergunakan. maka semakin tinggi kadar

abu dari bioetanol padat yang dihasilkan. Kandungan abu yang terdapat pada bioetanol padat

ini dapat berasal dari bahan baku yang dipergunakan, terutama asam stearat.

I.ama Menyala

Hasil pcnelitian menujukan bahwa perlakuan konscntrasi bioetanol dan perbandingan

bobot bioetanol dengan asam stearat berpengaruh nyata terhadap lama menyala bioetanol

padat. Lama menyala tertinggi dihasilkan dari perlakuan menggunakan konscntrasi bioetanol

90% pada perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat 2:1 yaitu 101 menit/lOOgr.

Penggunaan konsentrasi bioetanol 70% dan 80% baik pada perbandingan bobot bioetanol

dengan asam stearat 1:1 maupun 1:2 ternyata menghasilkan lama menyala yang tidak berbeda

nyata yaitu berkisar antara 21,86 menit/IOOgr sampai 30,59 menit/IOOgr. Nilai lama menyala

bioetanol padat disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Nilai lama menyala bioetanol padat (menit/lOO gr)._____Perlakuan P2:1 Pl:l Pl:2 Rata-rata

B70 36,78 de 25,81 f 24,40 f 29,00B80 39,82 d 30,59 ef 21,86 f 30,76B90 101,68 a 77,04 b 58,52 c 79.08

Rata-rata 59.43 44.48 34,93

Bioetanol padat semakin lama menyala dengan semakin tingginya konsentrasi

bioetanol dan semakin tingginya perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat. Pengaruh

12

Page 17: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

konscntrasi bioctanol dengan pcrbandingan bobot bioctanol dcngan asain stcarat tcrhadap

lama menyala bioetanol padat disajikan pada Gambar 9.

30

& *0

QJ£ SO a™ £0E| 50

J 10

0

6 7 0 / R 2:1 580/ P_:J BOO/ P 1 2

- to s Bio (B) ■Pcrsancingan(P) Bio: Sic:rat

Gambar 9. Pengaruh konscntrasi bioctanol dcngan pcrbandingan bobot bioctanol dengan asam stearat terhadap lama menyala bioetanol padat

Sisa Pemhakaran

Sisa pembakaran merupakan sisa padatan hasil pembakaran (Naryono dan ssoemaryo,

2011). Padatan ini dapat berupa abu yang merupakan unsur-unsur anorganik dari bahan

(Belevi dan Langmeier, 2000). Hasil penelitian menujukan bahwa perlakuan konscntrasi

bioetanol dan perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat berpengaruh nyata terhadap

sisa pembakaran bioetanol padat. Penggunaan bioetanol dengan konsentrasi 90% baik pada

perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat 1:2; 1:1 dan 2:1 menghasilkan sisa

pembakaran yang tidak berbeda nyata yaitu berkisar antara 0,01% sampai 0,04%. Sisa

pembakaran tertinggi dihasilkan dari perlakuan menggunakan konsentrasi bioetanol 70%

dengan perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat 1:2 yaitu sebesar 60,43%.

Persentase sisa pembakaaran bioetanol padat disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Persentase sisa pembakaaran bioetanol padat (%).Perlakuan P2:1 PI: 1 PI :2 Rata-rata

B70 29,02 f 51,74c 69,43 a 50.06B80 c 49,20 d 65,46 b 49,13B90 0,01 g 0.02 g 0,04 g 0,02

Rata-rata 20,58 33,66 44,97

13

Page 18: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

Scmakin tinggi konsentrasi bioctanol yang dipergunakan berarti scmakin kccil kadar

air yang ada pada bioetanol padat. Kondisi ini berpengaruh terhadap semakin sedikit sisa

pembakaran yang dihasilkan. Bahan dengan kadar air yang lebih rendah akan lcbih mudah

dan lebih lama dapat menyala dibandingkan dengan bahan yang mempunyai kadar air tinggi.

Pada konsentrasi bioetanol 90%, sisa pembakaran berupa jelaga berwarna hitam. Ini

menunjukkan bahwa asam stearat yang dipergunakan sebagai media pengikat juga ikut

terbakar. Hanya saja dengan terbakarnya asam stearat menghasilkan nyala api yang berwarna

kemerahan. Kondisi sebaliknya pada penggunaan konsentrasi bioetanol yang lebih rendah

yaitu pada konsentrasi bioetanol 70% dan 80% yang masih meninggalkan sisa pembakaran

berupa padatan asam sterat. Pada konsentrasi bioetanol dan perbandingan bobot bioetanol

dengan asam stearat yang semakin rendah akan menghasilkan sisa pembakaran yang semakin

tinggi, namun tidak menghasilkan siswa berupa jelaga hitam. Pengaruh konsentrasi bioetanol

dengan perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat terhadap sisa pembakaran

bioetanol padat disajikan pada Gambar 10.

to

sogT 402fU

1 soEan- 20in

10

0

Gambar 9. Pengaruh konsentrasi bioetanol dengan perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat terhadap sisa pembakaran bioetanol padat

lO.af.a 43,13 a

4 Korn. ?io (6) B P-abarJin^JiiP) Bio Stoat dt

14

Page 19: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

Nihti Kalor

Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan konsentrasi bioetanol dan perbandingan

bobot bioetanol dengan asam stearat berpengaruh nyata terhadap nilai kalor bioetanol padat.

Nilai kalor teitinggi dihasilkan dari perlakuan menggunakan konsentrasi bioetanol 90% pada

perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat 1:2 yaitu 7.927,15 kal/gr. Pada

perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat 1:2 ini, penggunaan konsentrasi bioetanol

80% dan 90% menunjukan hasil nilai kalor yang tidak berbeda nyata. Nilai kalor terendah

yaitu 6.071,39 kal/gr dihasilkan dari perlakuan menggunakan konsentrasi bioetanol 80% pada

perbandingan bobot bioetanol 2:1. Nilai kalor bioetanol padat disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Nilai kalor bioetanol padat (kal/gr).Perlakuan P2:1 P I: 1 P 1:2 Rata-rata

B70 6511,58 e 6609.00 e 7592.14 be 6904.24B80 6071,39 f 7026,49 d 7788.69 ab 6962.19B90 7003.47 d 7460,13 c 7927,15 a 7463,59

Rata-rata 6528.81 7031.87 7769.33

Nilai kalor dipengaruhi oleh tinggi rendahnya konsentrasi bioetanol dan bobot asam

stearat yang terkandung pada bioetanol padat. Semakin tinggi konsentrasi bioetanol dan

bobot asam stearat yang dipergunakan, maka akan menghasilkan nilai kalor yang semakin

tinggi. Tinggi rendahya nilai kalor tergantung pada tinggi rendahnya kandungan karbon

terikat pada bahan bahan bakar. Grafik hubungan pengaruh konsentrasi bioetanol dan

perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat disajikan pada Gambar 10.

15

Page 20: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

3330 7530 7530

~ 7430 f 7230 ® /JJO I 5330 5 5G30 Z 5430

biiDO 5030 5330

7760.35,1

B 70/P2:l B80/P1;1 390/P1.2

♦ Kuns.3o|B) 1 PeibanJ ngcii iP) Bio. Sltaral

Gambar 10. Pengaruh konsentrasi bioetanol dan perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat terhadap nilai kalor bioetanol padat

Kllsiensi Termal

Efisiensi termal merupakan indikator besar kecilnya energi yang dapat dipindahkan

untuk memanaskan dan menguapkan air dalam suatu wadah (Oketch et al., 2014). Hasil

penelitian menunjukan bahwa perlakuan konsentrasi bioetanol dan perbandingan bobot

bioetanol dengan asam stearat berpengaruh nyata terhadap efisiensi termal bioetanol padat.

Efisiensi termal tertinggi dihasilkan dari perlakuan menggunakan konsentrasi bioetanol 90%

pada perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat 2:1 yaitu sebcsar 79,99%. Nilai

efisiensi termal terendah dihasilkan dari perlakuan menggunakan konsentrasi bioetanol 80%

pada perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat 1:2 yaitu 29,27%. Pada perbandingan

bobot bioetanol dengan asam stearat yang sama yaitu 1:2, efisiensi termal ini tidak berbeda

nyata dengan konsentrasi bioetanol 70%. Nilai efisiensi termal bioetanol padat disajikan pada

Tabel 10.

Tabel 10. Nilai efisiensi termal bioetanol padat (%).Perlakuan P2:1 P I: 1 P 1:2 Rata-rata

B70 52,32 c 46,05 cd 34.16 ef 44.18B80 67,16 b 52,95 c 29,27 f 49,79B90 79,99 a 68,98 b 39,55 dc 62,84

Rata-rata 66,49 55.99 34,33

16

Page 21: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

Efisicnsi tcrmal pada bioctanol padat dipcngaruhi olch tinggi rendahnya konscntrasi

bioetanol dan tinggi rendahnya perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat.

Penggunaan konscntrasi bioetanol yang semakin tinggi ccnderung menghasilkan efisicnsi

termal yang semakin tinggi. Hal serupa juga terjadi jika perbandingan perbandingan bobot

bioetanol dengan asam stearat semakin tinggi akan ccnderung menghasilkan efisicnsi termal

yang semakin tinggi. Grafik hubungan pengaruh konsentrasi bioetanol dan perbandingan

bobot bioetanol dengan asam stearat terhadap efisiensi termal bioetanol padat disajikan pada

Gambar 11.

2D

8 70 /P 2:1 880/ P l: l 890/P 1 2

♦ Knn< llioil!) ■ tv handingan O') II n: SIMM!

Gambar 11. Pengaruh konsentrasi bioetanol dan perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat terhadap efisiensi termal bioetanol padat

Water Boiling Test

Water boiling test menunjukan waktu yang diperlukan untuk mendidihkan 1L air

dengan menggunakan bioetanol padat. Hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan

konsentrasi bioetanol dan perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat berpengaruh

nyata terhadap water boiling test bioetanol padat. Waktu tercepat yang diperlukan untuk

mendidihkan 1 liter air dengan bioetanol padat diperoleh dengan menggunakan konsentrasi

bioetanol 90% pada perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat 1:1 yaitu sebesar

36,13 menit. Hasil w'ater boiling test ini tidak berbeda nyata dengan perlakuan konsentrasi

17

Page 22: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

bioetanol 90% pada perbandingan 2:1. Nilai water boiling test bioetanol padat disajikan pada

Tabel 11.

Tabel 11. Nilai water boilling test bioetanol padat (menit).Perlakuan P2:1 P I: 1 PI :2 Rata-rata

B70 86,18 a 84,27 ab 90,01 a 86,82B80 64,76 cd 74,94 be 68,85 c 69,52B90 36,95 e 36,13 e 55,00 d 42,69

Rata-rata 62,63 65,11 71,29

Pada Gambar 12 terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi bioetanol yang

dipergunakan maka semakin cepat waktu yang diperlukan untuk mendidihkan 1 L air, dan

sebaliknya. semakin rendah nilai perbandingan antara bobot bioetanol dengan asam stearat,

maka waktu yang diperlukan untuk mendidihkan 1L air cenderung semakin lama. Namun

pada perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat 2:1 dan 1:1 menunjukkan nilai water

boilling tes yang tidak berbeda nyata.

570 / P 2:1 BS0/P11 B90/P 1:2

-Kon* B o |B) -Perbandingan (P) B c$te?rat

Gambar 12. Pengaruh koasentrasi bioetanol dan perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat terhadap nilai water boilling test bioetanol padat

Spesifie Fuel Coiisumsion

Specific Fuel Consumption (SFC) merupakan bobot bioetanol gel yang diperlukan

untuk mendidihkan 1 L air. Hasil penelitian menunjukan bahwa interaksi konsentrasi

bioetanol dan perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat tidak berpengaruh nyata

18

Page 23: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

terhadap nilai Specific Fuel Consumption. Walaupun Nilai Specific Fuel Consumption

bioetanol padat disajikan pada Tabel 12.

Perlakuan P2:1 P I: 1 Pl:2 Rata-rataB70 102,91 119,49 124.05 115,48 aB80 91,15 100,02 105.89 99.02 bB90 72,65 81,82 91,07 81,85 c

Rata-rata 88,90 b 100,44 ab 107,00 a

PadaTabel 12danGambar 13 terlihat bahwa konsentrasi bioetanol dan perbandingan

bobot bioetanol dengan asain stearat berpengaruh nyata terhadap nilai Specific Fuel

Consumption. Penggunaan konsentrasi bioetanol yang semakin tinggi menyebabkan

penurunan nilai Specific Fuel Consumption. Hal serupa juga terjadi dengan semakin

tingginya nilai perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat akan menurunkan nilai

Specific Fuel Consumption. Ini artinya untuk mendidihkan I L air akan dibutuh bobot

bioetanol yang semakin tinggi. Penggunaan konsentrasi bioetanol 90% pada produksi

bioetanol padat rata-rata membutuhkan sekitar 81,85 gr untuk mendidihkan I L air,

sedangkan pada penggunaan perbandinggan bobot bioetanol dengan asam stearat 1:2, rata-rata

membutuhkan sekitar 107,00 gr untuk mendidihkan 1 Lair.

130

5 120-5 no| 100 E| 90

3 so - 1 T o ­il 60 -

1 5010

115.48C

88,90 b

107,90.2

31.85 c

670/ P 2:1

<0<H. 81C (61

680/ M il B90/ P 1:2

-Morbandingan (P) Bic Stic^at

Gambar 13. Pengaruh koasentrasi bioetanol dan perbandingan bobot bioetanol dengan asam stearat terhadap nilai Spesific Fuel Consumtion bioetanol padat

19

Page 24: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

KESIMPULAN

Dari hasil penditian dapat disimpulkan bahwa: (!) pcrlakuan jenLs adsorben dengan

lama pcrcndaman berpengaruh nyata terhadap peningkatan konscntrasi akhir dari bioctanol.

Konsenirasi bioetanol akhir bioetanol yang dihasilkan sebesar 82,5% (v/v) dihasilkan dari

pcrlakuan menggunakan adsorben silica gel dengan lama pcrcndaman 24 jam. (2)

Karakteristik bioetanol padat terbaik dihasilkan dari pcrlakuan konscntrasi bioetanol 90%

pada perbandingan bobot bioctanol dengan asain stcarat 2:1 yaitu dengan nilai kckcrasan

0,938 N/cm2. kerapatan 0.702 grfciri3. kadar abu 0,0002 %, sisa pembakaran 1,93%, nilai

kalor 7.003,47 kal/gr dan efisiensi termal 79,99%, Water Boil ling Test 36,95 inenit dan

Spcsific Fuel Consunation 72,65 g/L.

DAFTAR PUSTAKA

Acharya, S. dan Anita, C. (2012). Alkaline cellulase produced by a newly isolated thermophilic Ancurinibacillus therinoaerophilus WBS2 from hot spring, India. African Journal pf Microbiology Research 6: 5453-5458.

Ahmed, S., Ammara. B., Huma, S., Mubshara, S. dan Amcr, J. (2009), Production and purification of cellulose degrading enzymes from a filamentous fungus Trichoderma

g harzianum. Journal of Botany 41: 1411-1419,

Akponah, E. dan Akpomie, O.O. (2012). Optimization of biocthano! production from cassava effluent using Saccharomyccs ccrcvisiae. African Journal of Biotechnology 11: 8110-

S 8" 6-Alriksson, B., Horvath, I. S., Sjode, A,, Nilvebrant, N, O. dan Jo ns son, L. J. (2005).

Ammonium hydroxide detoxification of spruce acid hydrolysates. Applied Biochemistry and Biotechnology 121: 911-922.

Anindyawati, T. (2010). Potensi selulase da lam tnendegradasi lignoselulosa limbah pertanian g untuk pupuk organik. Berita Selulosa 45: 7 0 -7 7

Antonius, J. A, Maris V., Derek. A. A., Eleonora, B., Joost, V.D.B., Marko, K., Marijkc, A.H.. Luttik, H., Woutcr, W., Alexander, S., Johannes, P., Dijkcn, V. dan Jack, T.P. (2006). Alcoholic fermentation of carbon sources in biomass hydrolysates by Saccharomyces cerevisiae: current status. Journal of Antonie van Leeuwenhoek 90: 391-gl.

Onucgbul, T.U., Ekpunobi, U.E., Ogbu, I.M., Ekcoma, M.O. dan Obumsclu, F.O. (2011). Comparative Studies Of Ignition Time And Water Boiling Test Of Coal And Biomass Briquettes Blend, Journal of Research and Reviews in Applied Sciences 7:153-159.

Patabang, D. (2013). Karakteristik Termal Briket Arang Scrbuk Gcrgaji Kayu Mcranti. Jurnal Mckanikal 4:410-415.

OketchP.O., Ndiritu, H.M. dan Gathitu B.B. (2014). Experimental 5^^y of Fuel Efficiency and Emissions Comparison from Bio-ethanol Gel Stoves. European International Journal of Science and Technology 3: 328-339.

20

Page 25: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

IQEko Naryono dan Socmarno. 2011. Pemanfaatan Rcsidu Pembakaran Sampah Organik

Rumah Tangga . Junta! ljj|bangunan dan Alain Lest an 2:1-9.

Belevi, H. dan M.Langroeier, 2000. Factors determining the element behavior in municipal acid waste incinerators 2 laboratory experiments. Journal Environmental Science and Technology. 34: 2507-2512.

Mitchual S.J.. Kwasi F.M dan Nicholas A. D. 2014. Evaluation of Fuel Properties of Six Tropical Hardwood Timber Species for Briquettes. Journal of Sustainable Bioenergy Systems 4:1-9

21

Page 26: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

KARAKTERISTIK BIOETANOL PADAT PADA BERBAGAI KONSENTRASI BIOETANOL DAN PERBANDINGAN BOBOT BIOETANOL DENGAN ASAM STEARATORIGINALITY REPORT

1 2 %SIMILARITY INDEX

1 0 % 5 %INTERNET SOURCES PUBLICATIONS

3 %STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

jurnal.untad.ac.idInternet Source

Lu, Guangjun, Fangqin Cheng, and Jianfeng Li. "Enhancement of coal briquette quality through corn stalk blending and binder optimization", Environmental Progress & Sustainable Energy, 2014.Publication

3 %

1 %

Submitted to Marietta College1 %3 Student Paper

A ejournal.unud.ac.idInternet Source 1 %

Akladious, Samia Ageeb, and Salwa Mohamed Abbas. "APPLICATION OF TRICHODERMA HARZIANUM T22 AS A BIOFERTILIZER POTENTIAL IN MAIZE

1 %

GROWTH", Journal of Plant Nutrition, 2014.Publication

6 www.chalmers.seInternet Source < 1 %

Page 27: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

7 medicinalcrop.orgInternet Source < 1 %

8 Tekaligne, Teshager Mekonnen, Abebe Reda Woldu, and Yeshitila Asteraye Tsigie. "Bioethanol production from finger m illet (Eleusine coracana) straw", Ethiopian Journal of Science and Technology, 2015.Publication

< 1 %

senastek.unud.ac.idInternet Source < 1 %

10 www.scirp.orgInternet Source < 1 %

Edward Raja, Chellaiah, and Kiyoshi Omine. "Characterization of boron tolerant bacteria isolated from a fly ash dumping site fo r bacterial boron remediation", Environmental Geochemistry and Health, 2013.Publication

< 1 %

12 great-outdoor-goblog.blogspot.comInternet Source

13 repository.usu.ac.idInternet Source

14 www.ipc.bas.bgInternet Source

15 eijst.org.ukInternet Source

< 1 %

< 1 %

< 1 %

< 1 %

Page 28: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

16 OZTURK, Lutfu. "Bolgelerarasi Gelir E^itsizligi: Cografi Bolgeler Uzerine Tanim layici Bir Analiz 1965-2001", Uludag Universitesi, 2003.Publication

< 1 %

17 www.serambimekkah.ac.idInternet Source

18 hvsc.pixolut.netInternet Source

19 mtnmath.comInternet Source

20 dspace.c3sl.ufpr.brInternet Source

www.teaching.martahidegkuti.comInternet Source

22 eprints.unipa.ac.idInternet Source

23 repository.unhas.ac.idInternet Source

24 S.-Y. LEE. "Fixation Staining Methods fo r Examining M icrostructure in Whipped Cream by Electron Microscopy", Journal of Food Science, 1/1993Publication

< 1 %

< 1 %

< 1 %

< 1 %

< 1 %

< 1 %

< 1 %

< 1 %

25 www.sdu.edu.trInternet Source < 1 %

Page 29: ippm uniYERSuns uDflYnnn … mi, kami mohon kehadiran Bapak/Ibu sebagai Peserta pada acara : 07.30 08.40 Wita Registrasi Peserta dan Kudapan 08.40 09.30 Wita Upacara Pembukaan SEMINAR

26 tdpromen.ruInternet Source

EXCLUDE QUOTES OFF EXCLUDE MATCHES

EXCLUDE OFFBIBLIOGRAPHY

< 1 %

OFF