ipi189595

download ipi189595

of 20

Transcript of ipi189595

  • 7/23/2019 ipi189595

    1/20

    ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DALAM

    PENGEMBANGAN POTENSI PEREKONOMIAN DI KOTA

    BLITAR

    JURNAL ILMIAH

    Disusun oleh :

    AFRENDI HARI TRISTANTO

    0810213042

    JURUSAN ILMU EKONOMI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2013

  • 7/23/2019 ipi189595

    2/20

    LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN JURNAL ARTIKEL

    Artikel Jurnal dengan Judul :

    ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DALAM

    PENGEMBANGAN POTENSI PEREKONOMIAN DI KOTA BLITAR

    Yang disusun oleh :

    Nama : AFRENDI HARI TRISTANTO

    NIM : 0810213042

    Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

    Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi

    Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan uji an skr ipsi yang dipertahankan di

    depan Dewan Penguji pada tanggal 27 Juni 2013

    Malang, 27 Juni 2013

    Dosen Pembimbing,

    Prof. Dr. M. Umar Burhan, SE, MS

    NIP. 19460810 197412 1 002

  • 7/23/2019 ipi189595

    3/20

    ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DALAM

    PENGEMBANGAN POTENSI PEREKONOMIAN DI KOTA BLITAR

    Afrendi Hari TristantoFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

    Email :[email protected]

    ABSTRAK

    Pertumbuhan ekonomi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisiutama bagi

    kelangsungan pembangunan ekonomi daerah. Karena jumlah pendudukterus bertambah dan berarti

    kebutuhan ekonomi juga bertambah, sehingga dibutuhkanpenambahan pendapatan setiap tahun. Hal ini

    dapat diperoleh dengan peningkatanoutput agregat (barang dan jasa) atau Produk Domestik Regional

    Bruto (PDRB)setiap tahun.

    Untuk melaksanakan pembangunan dengan sumber daya yang terbatas sebagai konsekuensinya

    harus difokuskan kepada pembangunan sektor-sektor yang memberikan dampak pengganda (multiplier

    effect) yang besar terhadap sektor-sektor lainnya atau perekonomian secara keseluruhan.

    Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sektor unggulan perekonomianwilayah Kota Blitar

    sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalamperencanaan pembangunan ekonomi. Penelitian ini

    menggunakan data sekunderberupa runtun waktu (time series) dari Produk Domestik Regional Bruto

    (PDRB)Kota Blitar dan Provinsi Jawa Timur tahun 2006-2010. Alat analisis yang digunakan dalam

    penelitian ini, yaituanalisisLocation Quotient (LQ) dan analisis Shift Share.

    Hasil perhitungan Location Quotient (LQ) menunjukkan yang termasuk kedalam sektor basis

    (LQ>1) yaitu : sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan/konstruksi, sektor pengangkutan dan

    komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Hasil perhitungan

    shift share menunjukkan yang termasuk kedalam sektor kompetitif yakni : sektor listrik, gas dan air

    bersih, sektor bangunan/konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran. Dari hasil analisis

    menggunakan kedua alat yakni LQ dan shift shareyang temasuk sektor ekonomi unggulan di Kota Blitar

    yakni: sektor listrik, gas dan air bersih, dan sektor bangunan/konstruksi. Kedua sektor tersebut termasuk

    sektor basis dan kompetitif.

    Kata Kunci : Sektor ekonomi unggulan, pengembangan potensi perekonomian

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 7/23/2019 ipi189595

    4/20

    A. PENDAHULUAN

    Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana Pemerintah Daerah dan

    masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada, dengan menjalin pola-pola kemitraan antara

    Pemerintah Daerah dan pihak swasta guna penciptaan lapangan kerja, serta dapat merangsang

    pertumbuhan ekonomi di daerah bersangkutan. Keberhasilan pembangunan ekonomi daerah, sangat

    ditentukan oleh kebijakan-kebijakan pembangunan yang berlandaskan pada upaya meningkatkan

    pertumbuhan ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja secara optimal dari segi jumlah,

    produktivitas dan efisiensi. Dalam penentuan kebijakan, haruslahmemperhitungkan kondisi internal

    maupun perkembangan eksternal. Perbedaan kondisiinternal dan eksternal hanyalah pada jangkauan

    wilayah, dimana kondisi internal meliputiwilayah daerah/regional, sedangkan kondisi eksternal meliputi

    wilayah nasional.

    Daerah yang dijadikan tempat penelitian oleh peneliti mengenai sektor ekonomi unggulan dalam

    pengembangan potensi ekonomi adalah Kota Blitar. Peneliti memilih Kota Blitar dikarenakan masih

    banyaknya potensi sektor ekonomi Kota Blitar yang belum berkembang dan layak untuk dikembangkan.

    Diantaranya adalah sektor perdagangan, terkait dengan kebijakan pemerintah kota melarang berdirinya

    mal dan supermarket. Sektor-sektor lain yang perlu dikembangkan seperti yang dikatakan oleh Walikota

    Blitar pada Yayasan Inovasi Pemerintah Daerah (YIPD) adalah sektor pertanian seperti budidaya

    blimbing dan sektor pertanian.

    Selain itu hal yang melatar belakangi penelitian ini adalah pertumbuhan penduduk yang terus

    meningkat sehingga kebutuhan ekonomi juga bertambah dan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi

    tersebut maka diperlukan penambahan pendapatan. Untuk meningkatkan penambahan pendapatan maka

    konsekuensinya harus difokuskan kepada pembangunan sektor-sektor yang memberikan dampak

    pengganda (multiplier effect) yang besar terhadap sektor-sektor lainnya atau perekonomian secara

    keseluruhan.

  • 7/23/2019 ipi189595

    5/20

    B. TINJAUAN PUSTAKA

    Teori Basis Ekonomi

    Teori ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah atau

    wilayah berhubungan langsung dengan permintaan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan

    perindustrian yang menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk

    diekspor atau dipasarkan ke luar daerah akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang

    kerja bagi daerah tersebut. Strategi pembangunan daerah yang muncul didasarkan pada teori ini

    merupakan penekanan terhadap arti pentingnya bantuan kepada dunia usaha yang mempunyai pasar

    secara nasional maupun internasional. Untuk mendukung teori ini maka pemerintah seharusnya

    memberikan kebijakan yang mencakup pengurangan hambatan atau batasan terhadap perusahaan-

    perusahaan yang berorientasi ekspor yang ada dan akan didirikan di daerah itu.

    Teori Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar

    Teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar merupakan teori pertumbuhan yang berdasarkan

    pada pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju, teori itu merupakan perkembangan langsung teori

    ekonomi makro Keynes yang merupakan teori jangka pendek yang kemudian menjadi teori jangka

    panjang. Pada model Harrod-Domarperanan investasi sangat penting. Dalam jangka panjang investasi

    mempunyai pengaruh ganda. Di satu sisi investasi mempengaruhi permintaan agregat di sisi lain investasi

    juga mempengaruhi kapasitas produksi nasional dengan menambahkan stok modal yang tersedia. Harrod

    menyimpulkan agar suatu ekonomi nasional selalu tumbuh dengan kapasitas produksi penuh yang

    disebutnya sebagai pertumbuhan ekonomi yang mantap (steady-state growth), efek permintaan yang

    ditimbulkan dari penambahan investasi harus selalu diimbangi oleh efek penawarannya tanpa terkecuali.

    http://worldnewsnew.blogspot.com/2009/01/teori-pertumbuhan-ekonomi-harrod-domar.htmlhttp://worldnewsnew.blogspot.com/2009/01/teori-pertumbuhan-ekonomi-harrod-domar.html
  • 7/23/2019 ipi189595

    6/20

    Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Pole Theory)

    Konsep dari kutub pertumbuhan dikemukakan oleh Francois Perroux, dia berpendapat bahwa

    pertumbuhan tidak muncul di berbagai daerah pada saat bersamaan. Pertumbuhan akan terjadi di beberapa

    daerah atau pusat pertumbuhan dengan intensitas dan perkembangan (growth pole) yang berbeda pada

    tiap daerah. Dan laju pertumbuhan pada pusat pertumbuhan itu menyebar sepanjang saluran yang

    beranekaragam dengan bermacam-macam pengaruh terhadap perekonomian daerah secara keseluruhan.

    Kutub pertumbuhan menurut Perroux berfokus pada perkembangan kutub pertumbuhan dalam ruang

    ekonomi, ia menyebutkan tipologi ruang ekonomi sebagai suatu ajang kekuatan-kekuatan dari topologi

    dan konsep suatu kutub di sebut sebagai suatu vektor dari kekuatan-kekuatan ekonomi. Istilah kutub-

    kutub pertumbuhan menurut konsep Perroux menyangkut konsep region bukan pada konsep geografic

    region, sedangkan istilah pusat pertumbuhan atau titik pertumbuhan berkenaan dengan lokasi spasial.

    Prinsip Dasar Pembangunan Ekonomi Daerah

    Setiap daerah mempunyai corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan daerah lain. Oleh

    sebab itu perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah pertama-tama perlu mengenali karakter

    ekonomi, sosial dan fisik daerah itu sendiri, termasuk interaksinya dengan daerah lain. Dengan demikian

    tidak ada strategi pembangunan ekonomi daerah yang dapat berlaku untuk semua daerah. Namun di pihak

    lain, dalam menyusun strategi pembangunan ekonomi daerah, baik jangka pendek maupun jangka

    panjang, pemahaman mengenai teori pertumbuhan ekonomi wilayah, yang dirangkum dari kajian

    terhadap pola-pola pertumbuhan ekonomi dari berbagai wilayah, merupakan satu faktor yang cukup

    menentukan kualitas rencana pembangunan ekonomi daerah.

    Keinginan kuat dari pemerintah daerah untuk membuat strategi pengembangan ekonomi daerah

    dapat membuat masyarakat ikut serta membentuk bangun ekonomi daerah yang dicita-citakan. Dengan

    pembangunan ekonomi daerah yang terencana, pembayar pajak dan penanam modal juga dapat tergerak

    untuk mengupayakan peningkatan ekonomi. Kebijakan pertanian yang mantap, misalnya, akan membuat

  • 7/23/2019 ipi189595

    7/20

    pengusaha dapat melihat ada peluang untuk peningkatan produksi pertanian dan perluasan ekspor.

    Dengan peningkatan efisiensi pola kerja pemerintahan dalam pembangunan, sebagai bagian dari

    perencanaan pembangunan, pengusaha dapat mengantisipasi bahwa pajak dan retribusi tidak naik,

    sehingga tersedia lebih banyak modal bagi pembangunan ekonomi daerah pada tahun depan.

    Sektor Potensial Dalam Pengembangan Wilayah

    Persoalan pokok dalam pembangunan daerah sering terletak pada sumberdaya danpotensi yang

    dimiliki guna menciptakan peningkatan jumlah dan jenis peluang kerjauntuk masyarakat daerah. Untuk

    mewujudkan tujuan tersebut ada kerjasama pemerintahdan masyarakat untuk dapat mengidentifikasi

    potensi-potensi yang tersedia dalam daerahdan diperlukan sebagai kekuatan untuk pembangunan

    perekonomian wilayah.

    Pengembangan wilayah diartikan sebagai semua upaya yang dilakukan untukmenciptakan

    pertumbuhan wilayah yang ditandai dengan pemerataan pembangunandalam semua sektor dan pada

    seluruh bagian wilayah. Pertumbuhan ekonomi dapatterjadi secara serentak pada semua tempat dan

    semua sektor perekonomian, tetapi hanyapada titik-titik tertentu dan pada sektor-sektor tertentu pula.

    Dari definisi tersebut diatas dimaksudkan bahwa wilayah yang memiliki potensiberkembang lebih

    besar akan berkembang lebih pesat, kemudian pengembangan wilayahtersebut akan merangsang wilayah

    sekitarnya. Bagi sektor yang memiliki potensiberkembang lebih besar cenderung dikembangkan lebih

    awal yang kemudian diikuti olehperkembangan sektor lain yang kurang potensial.Dalam pengembangan

    wilayah, pengembangan tidak dapat dilakukan serentakpada semua sektor perekonomian akan tetapi

    diprioritaskan pada pengembangan sektor-sektorperekonomian yang potensi berkembangnya cukup besar.

    Karena sektor inidiharapkan dapat tumbuh dan berkembang pesat yang akan merangsang sektor-sektor

    lainyang terkait untuk berkembang mengimbangi perkembangan sektor potensial tersebut.

    C. METODE PENELITIAN

  • 7/23/2019 ipi189595

    8/20

    Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisis sektor ekonomi unggulan dalam

    pengembangan potensi perekonomian Kota Blitar.

    Jenis penelitian yang akan dipakai adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan

    pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel dengan angka dan melakukan analisis

    data dengan prosedur statistik. Metode kuantitatif lebih cocok digunakan pada penelitian ini karena untuk

    mengidentifikasi dan menganalisis potensi ekonomi dilakukan dengan cara mengukur variabel-variabel

    yang terkait berdasarkan PDRB sektoral. Hasil identifikasi dan analisis berupa penentuan sektor ekonomi

    unggulan di Kota Blitar. Sehingga dapat menjadi bahan masukan atau saran dalam pengembangan potensi

    ekonomi regional Kota Blitar.

    Metode Pengumpulan Data

    1. Jenis Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

    2. Sumber Data

    Dokumentasi Badan Pusat Statistik (BPS) serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    (BAPPEDA) kota Blitar.

    3. Teknik Pengumpulan data

    Untuk kepentingan penelitian ini penulis menggunakan teknik dokumentasi. Metode

    dokumentasi merupakan suatu cara untuk memperoleh data atau informasi mengenai berbagai

    hal yang ada kaitannya dengan penelitian dengan jalan melihat kembali laporan-laporan

    tertulis baik berupa angka maupun keterangan. Pada penelitian ini metode dokumentasi

    dipakai untuk mengetahui data PDRB kota Blitar dengan data tahun terkini atas dasar harga

    konstan, gambaran umum, dan kondisi umum perekonomian kota Blitar yang bersumber dari

    dokumentasi BPS dan BAPPEDA kota Blitar serta data-data komoditas unggulan lainnya.

    Selain data-data laporan tertulis untuk kepentingan penelitian ini juga digali berbagai data,

    informasi, dan referensi dari berbagai sumber pustaka, media massa dan internet.

  • 7/23/2019 ipi189595

    9/20

    Metode Analisis Data

    Location Quotient(LQ)

    Metode Location Quotient (LQ) adalah salah satu tehnik pengukuran yang palingterkenal dari

    model basis ekonomi untuk menentukan sektor basis atau non basis. Analisis LQ dimaksudkan

    untukmengidentifikasi dan merumuskan komposisi dan pergeseran sektor-sektor basis suatuwilayah

    dengan menggunakan produk domestik regional bruto (PDRB) sebagaiindikator pertumbuhan wilayah.

    Dengan dasar pemikiran dasar ekonomi atau economic base kemampuansuatu sektor dalam suatu daerah

    dapat dihitung dari rasio berikut :

    LQ = ( Lij/LJ ) / ( Nip/Np)

    Keterangan:

    Lij = Nilai tambah sektor i di daerah j (Kabupaten/Kota)

    Lj = Total nilai tambah sektor di daerah j

    Nip= Nilai tambah sektor i di daerah p (Propinsi/ Nasional)

    Np = Total nilai tambah sektor di p

    P = Propinsi /Nasional

    Lij/Lj = Prosentasi employment regional dalam sektor i

    Nip/Np = Prosentase employment nasional dalam sektor i

    Atau melalui formulasi berikut:

    V1R / VR

    LQ = -------------

    V1 / V

    Dimana :

  • 7/23/2019 ipi189595

    10/20

    V1R = Jumlah PDRB suatu sektor kabupaten / kota

    VR = Jumlah PDRB seluruh sektor kabupaten/kota

    V1 = Jumlah PDRB suatu sektor tingkat propinsi

    V = Jumlah PDRB seluruh sektor tingkat propinsi

    Berdasarkan hasil perhitungan LQ tersebut dapat dianalisis dan disimpulkansebagai berikut :

    a. Jika LQ > 1, merupakan sektor basis, artinya tingkat spesialisasi Kabupaten /kota lebih tinggi dari

    tingkat propinsi

    b. Jika LQ = 1 , berarti tingkat spesialisasi kabupaten / kota sama dengan ditingkat propinsi

    c. Jika LQ

  • 7/23/2019 ipi189595

    11/20

    data harga konstandengan tahun dasar yang sama agar bobotnya (nilai riilnya) bisa sama danperbandingan

    menjadi valid.

    Secara matematis, Provincial Share (PS), Proportional Shift (P), danDifferential Shift (D) dapat

    diformulasikan sebagai berikut :

    1. Provincial Share(PS)

    2. Proportional Shift (P)

    3. Differential Shift(D)

    Keterangan :

    Y = nilai tambah bruto

    t0 = tahun awal (2006)

    t = tahun akhir (2010)

    i = sektor i dalam PDRB

    jatim = jawa timur sebagai wilayah pembanding yang lebih tinggi cakupannya

    bl = kota blitar sebagai wilayah yang diteliti

    Perubahan (pertumbuhan) nilai tambah bruto sektor tertentu (i) dalam PDRBKota Blitar

    merupakan penjumlahan Provincial Share(PS), ProportionalShift(P), dan Differential Shift(D) sebagai

    berikut:

    Y = PS + P + D

  • 7/23/2019 ipi189595

    12/20

    Kedua komponen shift, yaitu Proportional Shift(P) danDifferentialShift(D) memisahkan unsur-

    unsur pertumbuhan regional yang bersifat eksternal daninternal. Proportional Shift (P) merupakan akibat

    pengaruh unsur-unsur eksternalyang bekerja secara nasional (Provinsi), sedangkan Differential Shift (D)

    adalahakibat dari pengaruh faktor-faktor yang bekerja di dalam daerah yang bersangkutan.Sektor-sektor

    di Kota Blitar yang memiliki Differential Shift (D)positif memiliki keunggulan komparatif terhadap

    sektor yang sama padaKabupaten/Kota lain dalam Provinsi Jawa Timur. Selain itu, sektor-sektoryang

    memiliki nilai D positif berarti bahwa sektor tersebut terkonsentrasidi Kota Blitar dan mempunyai

    pertumbuhan yang lebih cepatdibandingkan dengan daerah lainnya. Apabila nilai D negatif, maka

    tingkatpertumbuhan sektor tersebut relatif lamban.

    D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    AnalisisLocation Quotient (LQ)

    Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengetahui sektor-sektorekonomi dalam

    PDRB yang dapat digolongkan ke dalam sektor basis dan non basis.LQ merupakan suatu perbandingan

    tentang besarnya peranan suatu sektordi Kota Blitar terhadap besarnya peranan sektor tersebut di

    tingkatProvinsi Jawa Timur.

    Nilai LQ > 1 berarti bahwa peranan suatu sektor di kota lebih dominan dibandingkan sektor di

    tingkat provinsi dan sebagai petunjuk bahwa kota surplus akan produk sektor tersebut. Sebaliknya bila

    nilai LQ < 1 berarti peranan sektor tersebutlebih kecil di kota dibandingkan peranannya di tingkat

    provinsi.

    Nilai LQ dapat dikatakan sebagai petunjuk untuk dijadikan dasar untukmenentukan sektor yang

    potensial untuk dikembangkan. Karena sektor tersebut tidaksaja dapat memenuhi kebutuhan di dalam

    daerah, akan tetapi dapat juga memenuhikebutuhan di daerah lain atau surplus.

    Untuk hasil analisis sektor- sektor ekonomi di Kota Blitar dengan menggunakan metode LQ atau

    Location Quotient dapat dijabarkan dalam tabel 4.3 seperti dibawah ini. Dari analisis LQ ini akan

  • 7/23/2019 ipi189595

    13/20

    diketahui sektor mana yang termasuk sektor basis maupun non basis Kota Blitar. Untuk sektor basis maka

    nilai LQ menunjukkan >1 sedangkan untuk nilai LQ

  • 7/23/2019 ipi189595

    14/20

    ditunjukkan oleh nilai LQ>1 sedangkan untuk nilai LQ0, artinya Kota Blitar

  • 7/23/2019 ipi189595

    15/20

    berspesialisasipada sektor-sektor yang pada tingkat Provinsi Jawa Timurtumbuh relatif cepat dan

    apabila P 0),sebaliknya apabila secara

    lokasional tidak menguntungkan akan mempunyaiDifferential Shift Componentyang negatif (D 1) yaitu

    : (1) sektor listrik, gas dan air bersih, (2) sektor bangunan/konstruksi, (3) sektor

    pengangkutan dan komunikasi, (4) sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, (5)

    sektor jasa-jasa

    2. Hasil perhitungan shift share yang termasuk kedalam sektor kompetitif yakni : (1) sektor

    listrik, gas dan air bersih, (2) sektor bangunan/konstruksi, (3) sektor perdagangan, hotel dan

    restoran.

    3. Dari hasil analisis menggunakan kedua alat yakni LQ dan shift shareyang temasuk sektor

    ekonomi unggulan di Kota Blitar yakni (1) sektor listrik, gas dan air bersih, (2) sektor

    bangunan/konstruksi. Kedua sektor tersebut termasuk sektor basis dan kompetitif.

    5.2. Saran

    Berdasarkan hasil pembahasan diatas penulis menyarankan beberapa hal terhadap pihak-pihak yang

    terkait yakni :

    1. Pemerintah Daerah Kota Blitar dalam upaya meningkatkan PDRB agar lebih mengutamakan

    pengembangan sektor unggulan dengan tidak mengabaikan sektor lain dalam perencanaan dan

    pelaksanaan pembangunan wilayah.

    2. Sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor bangunan merupakan sektor ekonomi unggulan Kota

    Blitar karena tergolong sektor basis dan kompetitif sehingga perlu mendapat prioritas

  • 7/23/2019 ipi189595

    18/20

    pengembangan. Agar memberikan dampak yang tinggi bagi peningkatan pendapatan masyarakat

    dan lapangan pekerjaan sehingga mampu memacu pertumbuhan ekonomi Kota Blitar.

    3. Penelitian ini hanya terbatas pada penentuan sektor basis dan sektor kompetitif menggunakan alat

    analisis LQ dan shift share. Kedua analisis tersebut dipadukan untuk menetukan sektor ekonomi

    unggulan. Kepada peneliti lainnya disarankan untuk melanjutkan penelitian ini menggunakan

    pendekatan lain atau tambahan alat analisis lainnya sehingga data yang diperoleh lebih valid

    hasilnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Aji, Bambang Wahyu Ponco. 2008.Identifikasi Sektor Basis Dan Ketimpangan Antar Wilayah

    Di Provinsi Papua. Skripsi Institut Pertanian Bogor

    Agni, Happi D. 2009. Analisis Sebaran Sektor Unggulan Kabupaten Malang MelaluiPendekatan Input-Output.Skripsi Universitas Brawijaya

    Badan Pusat Statistik. 2011 Data Strategis BPS 2011. Blitar

    Badan Pusat Statistik. 2012. Kota Blitar Dalam Angka (Blitar City In Figures 2011)

    Badan Pusat Statistik. 2011. Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2006-2010.

    Badan Pusat Statistik. 2011. Produk Domestik Regional Bruto Povinsi Jawa Timur 2006-2010.

    Bappeda Kota Blitar. 2012. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah)Kota Blitar 2005-2025.

    Fachrurrazy (2009).Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah KabupatenAceh Utara Dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB. Tesis Universitas SumateraUtara

  • 7/23/2019 ipi189595

    19/20

    Hendayana, Rachmad (2003).Aplikasi Metode Location Quotient Dalam PenentuanKomoditasUnggulan Nasional.Jurnal Informatika Pertanian volume 12

    Imelia. 2011.Analisis Ekonomi Antar Wilayah Di Provinsi Jambi. Jurnal ParadigmaEkonomika.Vol.1, No.4 Oktober 2011

    Jhingan M.L 2000. Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta

    Mangun, Nudiatulhuda 2007. Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Dan Kota Di ProvinsiSulawesi Tengah. Tesis Universitas Diponegoro Semarang

    Nadeak, Agus 2009.Kawasan Basis Sektor Perikanan Dan Kelautan. Jurnal Perencanaan&Pengembangan Wilayah. Vol.4, No.3, April 2009

    Najmulmunir, Nandang. 2005.Analisis Ekonomi Basis Di Wilayah Megapolitan Jabodetabek .

    Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2005

    Rudatin, Binar 2003. Analisis Sektor Basis Dalam Rangka Pengembangan PembangunanWilayah Studi Kasus : Kabupaten Di Jawa Tengah Tahun 1996-2001. Tesis UniversitasDiponegoro Semarang

    Sri Subanti Arif Rahman Hakim (2009).Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara .JurnalEkonomi Dan Studi PembangunanVolume 10 Nomor 1 April 2009

    Sukirno, Sadono. Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada.

    Tabrani, Andi (2008).Analisis Sektor Unggulan Perekonomian Kabupaten MandailingNatalProvinsi Sumatera Utara. Jurnal Sains Dan Teknologi IndonesiaVol. 10 No.1 April2008

    Todaro, Michael P, & Smith, Stephen C. 2000. Pembangunan Ekonomi. Jilid 2. EdisiKesembilan. Jakarta : Erlangga

    Umar Chadhiq, Ismiyatun dan Nanang Yusroni 2010. Analisis Penerapan Metode Basis DanShift Share Dalam Mengatasi Tingkat Disparitas Pendapatan Antar Wilayah Di ProvinsiJawa Tengah.Prosiding Seminar Nasional UNIMUS 2010. www.jurnal.unimus.ac.id .Diakses tanggal 15 Maret 2013

    Yayasan Inovasi Pemerintah Daerah (YPID). 2008.www.ypid.or.id.Diakses tanggal 15 Maret2013

    http://www.jurnal.unimus.ac.id/http://www.jurnal.unimus.ac.id/http://www.ypid.or.id/http://www.ypid.or.id/http://www.ypid.or.id/http://www.ypid.or.id/http://www.jurnal.unimus.ac.id/
  • 7/23/2019 ipi189595

    20/20