ipi164241
-
Upload
wahyu-sucau -
Category
Documents
-
view
352 -
download
21
description
Transcript of ipi164241
-
1
Analisis Perbandingan Perhitungan Struktur Cangkang Kubah (Dome) Material Beton dan Material
Baja dengan Program
Fathoni Tamara Gusty1 dan Johannes Tarigan
2
1Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
Email: [email protected] 2Staff Pengajar Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
Email: [email protected]
ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara yang sudah mulai mengembangkan konstruksi bangunan yang terbuat
dari struktur cangkang. Oleh karena itu, atap bangunan yang terbuat dari struktur cangkang yang berbentuk
kubah (dome) baik yang terbuat dari material beton maupun baja yang digunakan untuk menutup suatu
bangunan dalam hal ini masjid perlu dianalisis secara mendalam untuk mengetahui secara mendalam mengenai
perbandingan keduanya. Dimana analisis perbandingan perhitungan struktur cangkang kubah (dome) tersebut
(tidak termasuk pondasi) berbentuk setengah lingkaran dengan perbandingan radian dan tinggi sesuai dengan
yang telah direncanakan dimana analisa strukturnya menggunakan program. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan perbandingan perhitungan struktur yaitu gaya-gaya dalam dari keduanya dengan menggunakan
program ketika mengalami kombinasi pembebanan serta diperoleh cangkang yang paling ekonomis untuk
didesain. Dengan cangkang kubah setengah lingkaran dan dianalisa struktur dengan menggunakan program
berdasarkan teori selaput tipis (thin shell), diperoleh kesimpulan antara lain untuk kombinasi pembebanan yang
paling maksimum adalah cangkang material beton, untuk perencanaan atau desain yang paling sulit adalah
cangkang material baja dan untuk rencana anggaran biaya yang paling ekonomis adalah cangkang material
beton.
Kata Kunci : cangkang, kubah, dome, setengah lingkaran, teori selaput tipis, program, gaya-gaya dalam,
Rencana Anggaran Biaya, ekonomis.
ABSTRACT
Indonesia is a country that has begun to develop a construction made of shell structures. Therefore, the roofs of
buildings made from the shells of the dome-shaped structure both made of concrete and steel material used to
cover the building of a mosque in this case needs to be analyzed in depth to know about the comparison of the
both of them. Where the calculation of comparative analysis of shell structures dome (not including the
foundation) with a semi-circular radians and height ratio according to which the planned structure analysis
using the program. The purpose is to get the ratio calculation structure in which the forces of both by using the
program when subjected to a combination of loading and shells obtained to design the most economical. With a
semi-circular dome shell structure and analyzed using a program based on the theory of thin film (thin shell),
the conclusion, among others, to the maximum possible load combinations is a shell of concrete materials, to
planning or design of the most difficult is the shell of steel material and to budget plan the most economical cost
is the shell of the concrete material.
Keyword : shell, dome, semi-circular, thin membrane theory, program, forces, Budget Plan Costs, economical.
1. PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya teknologi yang didasari dengan kemajuan ilmu pengetahuan di beberapa bidang,
diantaranya bidang konstruksi, membuat negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia memulai
untuk membangun sarana dan prasarana yang diperlukan masyarakat. Hal ini juga yang membuat para
perencana termotivasi untuk merencanakan suatu bangunan yang tidak hanya aman dan ekonomis tetapi juga
merencanakannya berdasarkan segi estetika dari bangunan tersebut. Salah satu bangunan yang direncanakan
-
2
berdasarkan segi estetika adalah struktur cangkang. Struktur cangkang juga mempunyai sifat yang bisa dibentuk
dengan sembarangnya dan bisa digunakan pada jarak yang panjang.
2. LATAR BELAKANG
Cangkang adalah bentuk struktural tiga dimensional yang kaku dan tipis yang mempunyai permukaan lengkung.
Cangkang harus dibuat dari bahan yang bisa dilengkungkan seperti kayu, logam, plastik, beton bertulang, batu
ataupun bata. Salah satu jenis dari struktur cangkang adalah kubah atau dome. Kubah, yang terdiri atas jaring-
jaring batang bersendi tak teratur pertama kali diperkenalkan pada tahun 1863 di Berlin oleh Schwedler dengan
bentang 48 m atau setara dengan 132 kaki. Oleh sebab itu dinamakan pertama kali adalah Kubah Schwedler.
Struktur cangkang kubah baru lainnya adalah dengan menggunakan batang-batang yang diletakkan pada sebuah
kurva yang dibuat dari garis melintang dan membujur dari suatu permukaan putar. Mayoritas struktur kubah
besar di dunia menggunakan cara tersebut (Schodeck, 1998).
Kubah adalah suatu elemen struktural dari arsitektur yang berbentuk atap tetapi memiliki rongga dan
membentuk seperti sebuah bola, tepatnya setengah lingkaran. Struktur atau kerangka kubah masjid, umumnya
terbuat dari berbagai bahan material dan memiliki garis kesamaan terhadap arsitektur lama maupun merujuk ke
masa prasejarah. Kubah masjid yang paling awal ditemukan adalah di empat tempat tinggal kecil yang terbuat
dari gading Mammoth dan tulang, ditemukan oleh seorang petani di Mezhirich, Ukraina, pada tahun 1965 ketika
ia menggali di ruang bawah tanah tanah. Dan perkiraan para arkeologis, bangunan kubah itu berusia dari 19280
11700 SM.
Sejarah perkembangan dari struktur kubah masjid yang lebih canggih tidak didokumentasikan dengan baik.
Meskipun kubah telah mendunia. Dikenal sejak peradaban Mesopotamia, terdapat pula di China, dan pula di
Eropa Barat di millenium pertama sebelum masehi. Kubah Rusia sering disepuh atau dicat cerah dan biasanya
memiliki karkas atau kulit luar yang terbuat dari kayu atau logam. Bentuk kubahnya menyerupai bawang dan
menjadi ciri khas lain dalam arsitektur Rusia, sering dikombinasikan dengan atap tenda. Kubah ini pun pada
akhirnya menjadi bagian tidak terpisahkan dari perjalanan sejarah kubah masjid.
Contoh-contoh bangunan yang menggunakan kubah diantaranya adalah :
Masjid Kubah Emas di Kota Depok, Masjid kubah emas merupakan sebuah masjid megah yang berdiri di kota
Depok. Ciri khas masjid ini terletak pada atap kubahnya yang terbuat dari emas 24 karat. Bangunan masjid ini
mempunyai luas sekitar 8 Ha dan menempati area tanah seluas 60 Ha. Masjid ini mempunyai kubah berjumlah
lima, yakni satu kubah utama dan empat buah kubah kecil. Bentuk kubah utama menyerupai kubah bangunan
Taj Mahal di India. Kubah tersebut mempunyai diameter bawah 16 m, diameter tengah 20 m dan tinggi 25 m.
Sementara kubah-kubah kecil lainnya memiliki diameter bawah 6 m, diameter tengah 7 m dan tinggi 8 m.
Seluruh kubah tersebut dilapisi emas setebal 2 hingga 3 mm dan dihiasi oleh mozaik Kristal. Selain itu, di
pojok-pojok masjid juga berdiri enam menara dengan tinggi sekitar 40 m. Keenam menara ini dibalut oleh batu-
batu granit abu-abu yang diimpor dari Italia dengan ornamen melingkar.
Gambar 1. Masjid Kubah Emas di Depok
-
3
Masjid Istiqlal di Kota Jakarta, Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar. Masjid
ini memiliki gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, dihiasi ornamen geometrik dari
baja antikarat. Bangunan utama masjid dimahkotai satu kubah besar berdiameter 45 m yang ditopang 12 tiang
besar. Menara tunggal setinggi total 96,66 m menjulang di sudut selatan selasar masjid. Masjid ini mampu
menampung lebih dari dua ratus ribu jamaah. Kubah besar dengan diameter 45 m, terbuat dari kerangka baja
antikarat dari Jerman Barat dengan berat 86 ton, sementara bagian luarnya dilapisi dengan keramik. Diameter 45
m merupakan simbol penghormatan dan rasa syukur atas kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tahun 1945. Dari
luar atap bagian atas kubah dipasang penangkal petir berbentuk lambang Bulan dan Bintang yang terbuat dari
stainless steel dengan diameter 3 m dan berat 2,5 ton. Dari dalam kubah ditopang oleh 12 pilar berdiameter 2,6
m dengan tinggi 60 m.
Gambar 2. Masjid Istiqlal di Jakarta
Bentuk cangkang tidak harus selalu mengikuti persamaan matematis sederhana. Semua bentuk cangkang bisa
saja digunakan untuk suatu struktur. Beban-beban yang bekerja pada permukaan cangkang diteruskan ke tanah
dengan menimbulkan tegangan geser, tarik, dan tekan pada arah dalam bidang permukaan tersebut. Struktur
cangkang yang bersifat tipis seperti disebutkan sebelumnya lebih tepat dipakai untuk memikul beban terbagi
rata pada atap gedung dan tidak sesuai untuk memikul beban terpusat.
Struktur cangkang yang sangat kuat memikul beban terbagi rata dan tidak sesuai untuk memikul beban terpusat
ini dapat kita analogikan dengan sebuah telur. Telur juga merupakan struktur cangkang, misalnya, jika kita
menggenggam telur dengan kedua telapak tangan kemudian ditekan dengan sekuat tenaga, telur yang kulitnya
begitu tipis tersebut tidak akan pecah. Tetapi jika kita membenturkan benda padat ke salah satu sisi titik telur
tersebut, maka dengan begitu mudah telur tersebut akan pecah.
Menurut (Timoshenko, 1992), untuk menganalisis gaya-gaya dalam pada struktur cangkang, bagi suatu elemen
yang kecilnya tak terhingga dari cangkang itu yang dibentuk oleh dua pasang bidang yang berdekatan dan tegak
lurus terhadap permukaan tengah dari cangkang tersebut, dan memiliki kelengkungan utamanya. Ambil sumbu-
sumbu koordinat x dan y yang menyinggung garis kelengkungan utama pada titik O dan sumbu z yang tegak
lurus pada permukaan tengah, seperti pada gambar. Jari-jari utama kelengkungan yang terletak pada bidang xz
dan yz ditandai masing-masing oleh rx dan ry. Tegangan yang bekerja pada permukaan bidang elemen itu
diuraikan dalam arah sumbu-sumbu koordinat dan komponen tegangan ditunjukkan oleh simbol x, y, xy = yx,
xz.
3. RUMUSAN MASALAH
Di bidang konstruksi di Indonesia saat ini sudah banyak didirikan bangunan yang terbuat dari struktur cangkang.
Di dalam penulisan jurnal ini, akan dibahas bagaimana analisa struktur dari bangunan cangkang tersebut yang
terbuat dari material beton dan baja yang diselesaikan dengan bantuan software program. Analisa struktur
meliputi analisis gaya-gaya dalam berupa gaya normal, lintang dan momen pada struktur cangkang tersebut.
Setelah didapat gaya-gaya dalam tersebut di dalam penelitian ini juga akan didesain sebuah masjid dengan atap
yang terbuat dari struktur cangkang dalam hal ini berupa kubah.
-
4
4. MAKSUD DAN TUJUAN
Penulisan jurnal ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil analisa struktur pada struktur cangkang yang terbuat
dari material beton dan baja yaitu menghitung gaya-gaya dalam berupa gaya normal, lintang dan momen dari
struktur cangkang dengan perbandingan panjang radian (R) dan tinggi struktur (r) yaitu r = R dengan bantuan
software program. Penelitian ini juga bertujuan menentukan dimensi struktur cangkang yang tepat dan ekonomis
dari perbandingan material beton dan baja serta penulangan dari struktur cangkang tersebut untuk selanjutnya
akan didesain sebuah masjid dengan menggunakan atap dari struktur kubah yang telah didapat gaya-gaya
dalamnya.
5. BATASAN MASALAH
Dalam penulisan jurnal ini dipakai beberapa batasan masalah yaitu antara lain :
a. Pondasi struktur cangkang tersebut tidak dihitung.
b. Analisa struktur dilakukan dengan menggunakan program SAP 2000 dan dibatasi hanya pada struktur
cangkangnya saja.
c. Standar pembebanan yang digunakan adalah PBI 1983, dan standar untuk perencanaan RAB digunakan
standar SNI 2013.
d. Untuk dimensi awal digunakan perbandingan panjang radian (R) dan tinggi cangkang (r) yaitu r = R,
dimana R = 10 m dan tebal cangkang 8 cm.
e. Nilai modulus elastisitas baja yang digunakan adalah sebesar E = 21000 N/mm2, sedangkan untuk nilai
modulus elastisitas beton digunakan E = 4700 .
f. Beban yang bekerja adalah beban mati (DL) yang berasal dari berat sendiri struktur cangkang tersebut,
beban hidup (LL), beban angin (W) dan beban gempa (E), dimana besar beban tersebut diambil dari
Peraturan Pembebanan Indonesia, 1983. Sedangkan kombinasi beban yang digunakan adalah :
1. 1.0 DL
2. 1.0 DL + 1.0 LL
3. 1.0 DL + 1.0 W
4. 1.0 DL + 1.0 E
g. Mutu tegangan leleh kubah baja adalah fy = 400 Mpa, sedangkan mutu tegangan tekan kubah beton
digunakan K-400 maka nilai fc = 40 * 0.83 = 33.2 Mpa. Untuk tulangan digunakan mutu tegangan leleh
fy = 320 Mpa (tulangan utama) dan fy = 200 Mpa (tulangan geser).
h. Perletakan struktur cangkang dianggap perletakan jepit-jepit.
i. Perhitungan elemen dan dimensi struktur seperti pelat, balok, kolom atau struktur penunjang lainnya
telah ditentukan sebelumnya sehingga perancangan bangunan dalam hal ini masjid hanya menentukan
dimensi dan tulangan atap kubah tersebut dengan luas bangunan 26 x 26 m2 dan tinggi bangunan 7 m.
R
r
D
-
5
6. METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang dipakai dalam penulisan jurnal ini adalah merupakan studi literatur berdasarkan teori-teori struktur
cangkang dari buku acuan yang ditulis oleh Timoshenko, Schodek maupun teori-teori yang didapat dari buku
acuan yang membahas tentang struktur cangkang lainnya.
7. ANALISA STRUKTUR PADA KUBAH DENGAN MATERIAL TERBUAT DARI BETON
Diketahui :
Panjang radian : 10 m.
Tinggi cangkang : 10 m
Tebal cangkang : 8 cm
Mutu tegangan tekan kubah adalah K-400, maka nilai fc = 40 * 0.83 = 33.2 Mpa
Mutu tegangan leleh tulangan adalah fy = 320 Mpa (tulangan utama) dan fy = 200 Mpa (tulangan geser).
Beban mati (DL) yaitu beban terbagi rata yang berasal dari berat sendiri struktur cangkang tersebut.
Beban hidup (LL) yaitu beban terpusat yang berasal dari seorang pekerja atau seorang pemadam
kebakaran. Berdasarkan SNI 03-1727-1989F, maka beban hidup diambil sebesar 100 Kg.
Beban angin (W), berdasarkan PBI 1983 diambil tekanan angin minimum sebesar 25 kg/m2 untuk
kemudian dikalikan dengan koefisien angin sesuai dengan distribusi beban angin tersebut. Adapun nilai
beban angin tersebut adalah :
> 22 untuk bidang lengkung di belakang angin :
Pada seperempat busur pertama 0.4, maka 25 kg/m2 x 0.4 = 10 kg/m2. Pada seperempat busur kedua 0.2, maka 25 kg/m2 x 0.2 = 5 kg/m2. Pendistribusian beban :
Beban Gempa :
o Beban Mati :
Pelat Atap : (3.14x102) x 0.08 x 24 = 602.88 KN Balok : (1x(27x0.3x0.45) + (29x0.3x0.45)) x 24 = 181.44 KN
Kolom(30x30) : (3x(0.3x0.3x3.5)) x 24 = 22.68 KN Kolom(D40) : (49x(3.14x0.42)) x 24 = 590.82 KN Spesi : (3.14x102) x 0.02 x 21 = 131.88 KN Dinding Bata : (4x(29+27) x 0.15 x 3.5) x 17 = 1999.2 KN
DL Total = 3528.9 KN o Beban Hidup :
LL Atap : 100 kg = 1 KN Koefisien Reduksi = 0.5
LL Total = 1 x 0.5 = 0.5 KN o Beban total (Wt) = 3529.4 KN
o Waktu Getar Bangunan :
Tx = Ty = 0.06 (H)3/4 = 0.06 (7)3/4 = 0.258
o Koefisien Gempa Dasar (C) :
Berdasarkan grafik respon spektrum gempa rencana (SNI 2002) untuk wilayah Medan terdapat pada wilayah gempa 3, dengan nilai T = 0.258 diperoleh koefisien gempa dasar sebesar 0.75.
o Faktor Keutamaan (I) dan Faktor Daktilitas (R) :
Untuk gedung umum, diambil I = 1.0 dan R diperoleh = 5.6 o Gaya Geser Horizontal Total Akibat Gempa :
Sumber : (Tien T. Lan, 2005)
-
6
Arah Memanjang : OK!!!
Arah Melintang : OK!!!
dimana Vx = Vy = Wt
Vx = Vy = (3529.4) = 472.688 KN
karena bangunan hanya tediri dari satu tingkat maka:
Vx = Vy = Fix = Fiy = 472.688 KN
Fix = Fiy = 118.172 KN
Jadi, gaya gempa yang bekerja adalah sebesar 118.172 KN
Kombinasi beban yang bekerja adalah :
1.0 DL
1.0 DL + 1.0 LL
1.0 DL + 1.0 W
1.0 DL + 1.0 E
Analisa struktur pada kubah dilakukan dengan menggunakan program SAP 2000 untuk diperoleh data
yang akan digunakan.
Setelah dilakukan analisa struktur didapat bahwa gaya gaya dalam maksimal akibat beberapa kombinasi
yaitu sebagai berikut :
- Normal x x = -131273.105 N
- Normal y y = -303992.72 N
- Momen x x = 6493.848 Nm
- Momen y y = 6493.848 Nm
- Gaya Lintang = -7482.246 N
- Reaksi Perletakan = 1777974.68 N
Menurut (Billington, 1972), berdasarkan data yang didapat pada analisa struktur maka contoh
perhitungan untuk penulangan pada arah x x adalah sebagai berikut :
Luas tulangan per meter panjang =
Area 1 20 :
Dengan nilai gaya normal maksimum 113342.25 N
Tegangan yang terjadi = 0.87 x fy = 0.87 x 320 = 278.4 N/mm2.
Ast = = 430.428 mm2.
Digunakan tulangan 10 mm.
Untuk nilai spasi (jarak), S = x 1000 = x 1000 = 192.8178 mm 190
mm.
Maka tulangan arah x x untuk area 1 20 dipakai tulangan 10 190 mm.
8. ANALISA STRUKTUR PADA KUBAH DENGAN MATERIAL TERBUAT DARI BAJA
Diketahui :
Panjang radian : 10 m.
Tinggi cangkang : 10 m
Tebal cangkang : 8 cm
Mutu tegangan tekan kubah adalah K-400, maka nilai fc = 40 * 0.83 = 33.2 Mpa
Mutu tegangan leleh tulangan adalah fy = 320 Mpa (tulangan utama) dan fy = 200 Mpa (tulangan geser).
Beban mati (DL) yaitu beban terbagi rata yang berasal dari berat sendiri struktur cangkang tersebut.
-
7
Beban hidup (LL) yaitu beban terpusat yang berasal dari seorang pekerja atau seorang pemadam
kebakaran. Berdasarkan SNI 03-1727-1989F, maka beban hidup diambil sebesar 100 Kg.
Beban angin (W), berdasarkan PBI 1983, diambil tekanan angin minimum sebesar 25 kg/m2 untuk
kemudian dikalikan dengan koefisien angin sesuai dengan distribusi beban angin tersebut. Adapun nilai
beban angin tersebut adalah :
> 22 untuk bidang lengkung di belakang angin :
Pada seperempat busur pertama 0.4, maka 25 kg/m2 x 0.4 = 10 kg/m2. Pada seperempat busur kedua 0.2, maka 25 kg/m2 x 0.2 = 5 kg/m2.
Pendistribusian beban :
Beban Gempa :
o Beban Mati :
Berat Gording : 24.2 x 6 x 1 = 145.2 kg
Berat Penutup Atap : 4.66 x 314 x 1 = 1463.24 kg Berat Penggantung Gording = 16.115 x 6 x 1 = 96.69 kg DL Total = 1705.13 kg = 17.05 KN
o Beban Hidup :
LL Atap : 100 kg = 1 KN Koefisien Reduksi = 0.5 LL Total = 1 x 0.5 = 0.5 KN
o Beban total (Wt) = 18.05 KN
o Waktu Getar Bangunan :
Tx = Ty = 0.06 (H)3/4 = 0.06 (7)3/4 = 0.258 o Koefisien Gempa Dasar (C) :
Berdasarkan grafik respon spektrum gempa rencana (SNI 2002) untuk wilayah Medan terdapat
pada wilayah gempa 3, dengan nilai T = 0.258 diperoleh koefisien gempa dasar sebesar 0.75.
o Faktor Keutamaan (I) dan Faktor Daktilitas (R) :
Untuk gedung umum, diambil I = 1.0 dan R diperoleh = 5.6 o Gaya Geser Horizontal Total Akibat Gempa :
Arah Memanjang : OK!!!
Arah Melintang : OK!!!
dimana Vx = Vy = Wt
Vx = Vy = (18.05) = 2.418 KN = 241.8 kg
Jadi, gaya gempa yang bekerja adalah sebesar 2.418 KN = 241.8 kg
Kombinasi beban yang bekerja adalah :
1.0 DL
1.0 DL + 1.0 LL
1.0 DL + 1.0 W
1.0 DL + 1.0 E
Analisa struktur pada kubah dilakukan dengan menggunakan program SAP 2000 untuk diperoleh data
yang akan digunakan.
Sumber : (Tien T. Lan, 2005)
-
8
Setelah dilakukan analisa struktur didapat bahwa gaya gaya dalam maksimal akibat beberapa kombinasi
yaitu sebagai berikut :
- Normal x x = -143264.611 N
- Normal y y = -271656.016 N
- Momen x x = 5972.013 Nm
- Momen y y = 5972.013 Nm
- Gaya Lintang = -6350.767 N
- Reaksi Perletakan = 1933381.85 N
Perencanaan Gording, Batang atas space frame berfungsi sebagai gording, sehingga dalam analisis
struktur batang atas dianalogikan sebagai elemen lentur yang menahan momen lentur dan gaya geser
karena batang atas menderita beban merata secara langsung.
Komponen Struktur Tarik, Elemen tarik terutama terletak pada batang diagonal struktur atap dan
beberapa bagian batang bawah space frame. Pada batang diagonal pelengkung utama menggunakan
profil pipa circular hollow sections. Profil yang digunakan adalah :
diameter (D) = 190.7 mm
luas (F) = 30.87 cm2,
panjang tekuk (L) = 2 m
berat (G) = 24.2 kg/m
momen inersia (I) = 29.17 cm4
jari-jari girasi (r) = 6.57 cm
tebal (t) = 5.0 mm
Perencanaan Elemen Tarik
Persyaratan keamanan batang tarik : Nu Nn
Nu = Gaya aksial tarik = 36103.48 N (dari data SAP)
= Faktor Reduksi = 0.9
Nn = Kapasitas tarik penampang = fy . F
= 400 N/mm2 x 30.87.10
2 mm
2
= 1.23.106 N
Nn = 0.9 x 1.23.106 = 1.113.10
6 N
Nu Nn
36103.48 N 1.113.106 N . (OK)
Komponen Struktur Tekan, Elemen tekan terjadi pada seluruh batang atas dan bawah struktur lengkung
dan pada sebagian batang space frame. Batang diagonal pelengkung lateral menggunakan profil pipa.
Profil yang digunakan adalah :
diameter (D) = 190.7 mm
luas (F) = 30.87 cm2,
panjang tekuk (L) = 2.828 m
berat (G) = 24.2 kg/m
momen inersia (I) = 29.17 cm4
jari-jari girasi (r) = 6.57 cm
tebal (t) = 5.0 mm
Perencanaan Elemen Tekan
Persyaratan keamanan batang tekan : Nu Nn
Nu = Gaya aksial tekan = 40434.62 N (dari data SAP)
Nn = Kuat tekan penampang = F . fcr
= Faktor Reduksi = 0.85
= = = 0.43
= = 3.14 = 85.992
= 0.005
karena < 0.25 maka =
-
9
fcr = = = 400 N/mm2
Nn = F. fcr = 30.87.102 mm
2 x 400 N/mm
2 = 1.235.10
6 N
Nu Nn
40434.62 0.85 x 1.235.106
40434.62 1.05.106 . (OK)
9. GAMBAR KERJA
Setelah dilakukan analisa struktur pada kubah baik yang terbuat dari material beton dan material baja dengan
menggunakan program dan diperoleh data yang akan digunakan serta diketahui kombinasi beban maksimum
yang terjadi untuk kemudian didesain suatu kubah dengan material beton dan baja tersebut, maka selanjutnya
akan dibuat gambar kerja suatu struktur sebuah masjid dengan kubah dari material beton dan material baja.
Gambar 3. Tampak Depan Masjid Kubah baik Material Beton atau Baja
Gambar 4. Denah Balok pada Masjid dengan Kubah Beton
-
10
Gambar 5. Denah Balok pada Masjid dengan Kubah Baja
10. RENCANA ANGGARAN BIAYA
Setelah didapat gambar kerja sebuah masjid dengan kubah material beton dan material baja tersebut, maka
selanjutnya akan dibuat rencana anggaran biaya (RAB) pada masjid tersebut.
Rencana anggaran biaya (RAB) masjid dengan kubah material beton (Berdasarkan SNI 2013)
No Uraian Pekerjaan Volume Sat Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1 Kolom 30 x 30 1.89 M3 7.855.600,00 14.847.084.00
2 Kolom D40 43.05 M3 8.490.600,00 365.520.330.00
3 Balok 30 x 45 14.58 M3 5.987.180,00 87.293.084,40
4 Plat t = 8 cm 25.12 M3 4.217.900,00 105.953.648,00
5 Pengecoran atap
kubah diameter 20 m
20.00 M 2.000.000,00 40.000.000,00
Total 613.614.146,40
Rencana anggaran biaya (RAB) masjid dengan kubah material baja
No Uraian Pekerjaan Volume Sat Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1 Kolom 30 x 30 1.89 M3 7.855.600,00 14.847.084.00
2 Kolom D40 43.05 M3 8.490.600,00 365.520.330.00
3 Balok 30 x 45 14.58 M3 5.987.180,00 87.293.084,40
4 Plat t = 8 cm 25.12 M3 4.217.900,00 105.953.648,00
5 Pemasangan space
frame
40.00 M 1.300.000,00 52.000.000,00
6 Pemasangan Atap
Genteng Metal
40.00 M 86.000 3.440.400,00
Total 629.054.146,40
-
11
11. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik pada penulisan jurnal ini adalah:
a. Untuk material beton digunakan tulangan dengan 10 dengan jarak bervariasi berdasarkan area nya.
b. Untuk material baja digunakan space frame dengan dimensi baik struktur tarik dan tekan adalah : D =
190.7 mm, F = 30.87 m2, G = 24.2 kg/m, I = 29.17 cm
4, r = 6.57 cm, t = 5 mm.
c. Untuk kombinasi beban maksimum didapat bahwa kubah material baja lebih maksimum daripada
material beton.
d. Untuk perencanaan atau desain didapat bahwa kubah material beton lebih mudah didesain daripada
material baja.
e. Untuk rencana anggaran biaya (RAB) didapat bahwa kubah material beton lebih ekonomis daripada
material baja.
12. SARAN
Dalam penulisan jurnal ini, yang dibandingkan adalah kubah (dome) dengan material beton dan baja dengan
menggunakan program. Penulis ingin menyarankan kepada pembaca yang mempunyai niat untuk mengambil
tugas akhir yang berhubungan dengan kubah (dome) agar meneliti lebih lanjut tentang kubah dengan material
beton pra-tegang, kubah dengan bentuk selain setengah lingkaran ataupun perbandingan dengan program
lainnya.
13. DAFTAR PUSTAKA
Billington, D. P. 1972. Thin Shell Concrete Structures. New York, McGraw-Hill
Departemen Pekerjaan Umum. 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SK SNI
03 2847 2002. Jakarta, Badan Standarisasi Nasional
Departemen Pekerjaan Umum, 2013. Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Untuk Konstruksi
Bangunan Gedung dan Perumahan, SK SNI 2013. Jakarta, Badan Standarisasi Nasional
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung. Bandung,
Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan
Gusty, Fathoni Tamara. 2014. Analisis Perbandingan Perhitungan Struktur Cangkang Kubah (Dome) Material
Beton dan Material Baja dengan Program. Program Studi Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.
Medan
Schodek, Daniel. 1998. Struktur. Bandung : Refika Aditama
Timoshenko, S., dan Hindarko, S. 1992. Teori Pelat dan Cangkang. Jakarta, Erlangga.