Ipdcodg7km.du
-
Upload
jun-junait -
Category
Documents
-
view
218 -
download
3
description
Transcript of Ipdcodg7km.du
-
Halaman - 19 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
-
Halaman - 20 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peralatan penunjang pengukuran kWh meter pada pelanggan
tegangan menengah meliputi Potensial Transformer (PT) dan
Currrent Transformer (CT), dimana PT ini sangat rawan terjadi
kerusakan karena berbagai hal, juga akan dimungkinkan merambat
pada peralatan lain yang ada disekitarnya sehingga akan
mengakibatkan kerusakan yang besar pada gardu di pelanggan dan
mengakibatkan jaringan PLN padam. PT di kubikel sudah ada
pengaman (solefuse) untuk mengamankan PT bila terjadi
gangguan, tetapi masalah lain akan muncul dengan putusnya
solefuse PT tersebut, yaitu pemakaian energi listrik tidak terukur
pada meter kWh sedangkan aliran energi listrik tetap tersalur pada
pelanggan. Kondisi ini akan menyulitkan perhitungan kompensasi,
karena harus diketahui dulu waktu awal terjadinya pemakaian
energi listrik yang tidak terukur tersebut.
Permasalahan menjadi rumit lagi, yaitu proses penagihan kWh
yang kurang tagih pada pelanggan. Pelanggan yang mau mengerti
kejadian ini akan mau membayar tagihan susulan tersebut dengan
sukarela. Pelanggan yang tidak mau mengerti, tidak mau membayar
dengan alasan hal tersebut merupakan kesalahan dari pihak PLN,
maka hal ini akan menjadi permasalahan panjang bahkan berakhir
di pengadilan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibuatlah PESILAT
MEN (Pengaman Potensial Transformer Tegangan Menengah)
yaitu suatu peralatan yang langsung memutus circuit breaker (CB)
melalui koil secara otomatis bila ada salah satu tegangan phasa atau
lebih yang hilang akibat putusnya pengaman (sole fuse).
-
Halaman - 21 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
1.2. Pernyataan Masalah
PT yang solefuse-nya masih berfungsi, bila ada gangguan
solefuse putus energi listrik tetap mengalir tanpa mengukur,
sehingga perusahaan mengalami kerugian.
PT dengan solefuse di-jumper (di sambung langsung) akan
rusak bila terjadi gangguan sehingga penyulang padam dan citra
PLN menurun.
1.3. Tujuan
Pembuatan peralatan untuk:
1. Mengamankan PT dari kerusakan.
2. Menghindarkan tidak terukurnya pemakaian energi listrik
pada kWh meter.
3. Penyulang tidak padam.
1.4. Batasan Masalah
Pembuatan inovasi ini membatasi masalah hanya pada potensial
transformer untuk pengukuran di TM.
1.5. Metodologi
1.5.1. Identifikasi Masalah
Mencari pokok permasalahan yang ada pada proses kerusakan
potensial transformer dan hilangnya energi yang diukur kWh
meter.
Kondisi menggunakan Solefuse.
Didasarkan pada putusnya solefuse, PT tidak rusak atau tidak
meledak, penyulang tidak padam, tegangan PT di salah satu phasa
hilang, pengukuran energi listrik di kWh meter menjadi tidak
normal dan energi listrik tersalur di pelanggan tetap normal.
-
Halaman - 22 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
Kondisi Solefuse disambung langsung (di-jumper).
Didasarkan pada padamnya penyulang, petugas melokalisir
gangguan penyulang, ditemukan PT rusak atau meledak di
pelanggan.
1.5.2. Studi Literatur dan Pengumpulan Data
Membaca buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan
penulisan makalah untuk dijadikan acuan penyusunan makalah ini
serta mengumpulkan dan mempelajari data-data yang ada terkait
tentang potensial transformer digunakan sebagai dasar dan patokan
untuk penyelesaian masalah.
1.5.3. Perancangan dan Pembuatan Peralatan
Peralatan ini terbuat dari satu kesatuan sistem yang mengambil
informasi sekunder PT melalui sebuah trafo open delta untuk
memerintahkan timer bekerja sebagai eksekutor waktu pemutus
aliran tenaga listrik pada tripping koil circuit breaker (CB).
Mengganti semua solefuse yang dijamper langsung dengan
solefuse baru yang setting arusnya disesuaikan dengan besar daya
yang terpasang.
Dengan menerapkan satu kesatuan sistem ini semua
permasalahan yang terjadi terselesaikan.
1.5.4. Pengujian dan Integrasi sistem
Dilakukan pengujian peralatan di laboratorium dan pemasangan
pada sistem sesungguhnya, meliputi keandalan, waktu respon dan
keakuratan hasil yang diperoleh dari lapangan.
-
Halaman - 23 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
1.5.5. Implementasi Lapangan
Peralatan dipasang di kubikel pelanggan (PT. Carrefour dan PT.
Prestasi Ide Jaya) sejak Nopember 2011, berjalan sesuai fungsinya
dengan baik dan telah terpasang pula di kubikel pelanggan (UD.
Sultan Keraton, PT. Sky Indonesia, PT. Montasa).
1.5.6. Analisa Kinerja Peralatan
Dari hasil pengujian dan pengamatan diperoleh hasil sangat
memuaskan, termasuk kemampuan peralatan berkoordinasi
terhadap sistem sehingga walaupun ada permasalahan PT di
kubikel pelanggan betul-betul bisa terisolir dan tidak terjadi
pemadaman penyulang.
1.5.7. Penyempurnaan dan Pengujian Peralatan
Untuk mempermudah pengiriman informasi pada petugas, akan
ditambahkan fasilitas indikator dari bekerjanya alat yang terhubung
dengan kontak CB. Modifikasi ini sudah diuji dan akan di pasang
pada pelanggan.
-
Halaman - 24 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Trafo Tegangan
Fungsi dari trafo tegangan adalah mentransformasikan dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah guna pengukuran atau proteksi
dan sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur/diproteksikan
dengan alat ukurnya/proteksinya. Contoh:
(150.000/3) / (100/3) Volt,
(20.000/3) / (100/3) Volt,
20.000/100 Volt.
Dimana:
150.000/3= E1 Merupakan Tegangan Primer.
100/3= E2 Merupakan Tegangan Sekunder.
E1/E2= N1/N2 = a.
Dimana:
N1>N2 = (N1 jumlah lilitan primer, N2 jumlah lilitan sekunder).
A = Perbandingan transformasi merupakan nilai yang konstan.
Untuk jenis-jenis trafo tegangan, diberikan sebagai berikut:
a. Dipasang antara fase dan fase.
b. Dipasang antara fase dan tanah.
c. Trafo tegangan dengan 3 lilitan, lilitan ke tiga untuk relai
gangguan bumi.
d. Trafo tegangan dengan 3 lilitan, lilitan ke dua untuk relai ke 1
dan meter, lilitan ke tiga untuk relai ke dua.
-
Halaman - 25 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
2.2. Pengertian dan Fungsi Kubikel 20 kV
Gambar 1. Kubikel
Kubikel 20 kV adalah seperangkat peralatan listrik yang
dipasang pada gardu distribusi yang berfungsi sebagai pembagi,
pemutus, penghubung pengontrol dan proteksi sistem penyaluran
tenaga listrik tegangan 20 kV. Kubikel 20 kV biasa terpasang pada
gardu distribusi atau gardu hubung yang berupa beton maupun
kios.
Kubikel pemutus tenaga (PMT) berfungsi untuk membuka dan
menutup aliran listrik dalam keadaan berbeban atau tidak berbeban,
termasuk memutus pada saat terjadi gangguan hubung singkat.
Tegangan 20 kV masuk melalui kabel tanah ke kubikel
Incoming, kemudian ke busbar dan pararel dengan kubikel
metering dan kubikel outgoing. Kubikel outgoing tersambung
langsung dengan pelanggan, energi yang dipakai oleh pelanggan
terukur oleh kubikel metering melalui meter energi.
1. Kubikel Incoming.
Berfungsi sebagai pemutus / penghubung tenaga listrik 20
KV, kontak hubung dilengkapi peredam busur api listrik,
sehingga dapat dioperasikan dalam keadaan berbeban
kubikel ini terhubung dengan kabel tanah.
-
Halaman - 26 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
Pada umumnya kubikel ini dilengkapi dengan saklar
pentanahan, yang bekerjanya interlock dengan LBS.
2. Kubikel Metering.
Berfungsi sebagai kubikel pengukuran.
Didalam kubikel ini terdapat Fuse dan Trafo tegangan,
yang menurunkan tegangan dari 20.000 volt ke 100 volt
untuk menyuplai tegangan ke kwh meter.
Kubikel ini disebut juga kubikel PT (Potensial
Transformer).
Untuk pengaman PT (Potensial Transformer) terhadap
gangguan hubung singkat, maka dipasanglah sole fuse.
3. Kubikel CB Outgoing.
Berfungsi sebagai pemutus / penghubung tenaga listrik
dalam keadaan normal mampu keadaan gangguan.
Kubikel ini dilengkapi dengan Rele Proteksi Circuit
Breaker ( CB ).
Kubikel ini bisa dipasang pada pelanggan TM.
Trafo arus ( CT ) yang terpasang pada kubikel ini
memiliki dua lilitan sekunder, yang satu untuk suplai arus
ke kwh meter dan satu lagi untuk suplai arus ke rele
proteksi pada saat terjadi gangguan.
2.3. Fuse/Pengaman Lebur (PL)
2.3.1. Fungsi Pengaman Lebur.
Pengaman Lebur (PL) berfungsi sebagai pengaman pada sistem
distribusi terhadap arus gangguan pada jaringan distribusi atau trafo
distribusi. Letak pemasangan PL:
Percabangan JTM/Branch Line.
Sisi primer trafo pada gardu distribusi tiang/tembok.
-
Halaman - 27 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
2.3.2. Prinsip Kerja Pengaman Lebur.
Jika arus yang melewati PL melebihi nilai arus rating nominal
dari PL maka elemen lebur akan panas dan terus meningkat jika
telah mencapai titik leburnya maka elemen akan melebur.
2.3.3. Karakteristik Fuse/Pelebur.
Ada dua tipe karakteristik fuse yang banyak digunakan yaitu:
Fuse link tipe pemutusan cepat (K).
Fuse link tipe pemutusan lambat (T).
2.4. Time Delay Relay (Timer)
Time delay relay juga disebut sebagai relay penunda waktu yang
sering disebut juga dengan timer. Adapun fungsi dari time delay
relay ini untuk memindahkan kerja dari rangkaian pengontrol
dalam waktu tertentu yang bekerja secara otomatis, misalnya untuk
rangkaian kontrol hubungan Y-, hubungan kontrol secara
berurutan dan lain-lain.
-
Halaman - 28 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Kondisi yang ada di Lapangan
Kondisi menggunakan solefuse.
1. Solefuse putus.
2. Penyulang tidak padam.
3. PT tidak rusak.
4. Tegangan di kWh meter hilang 1 phasa.
5. Pengukuran kWh meter tidak sempurna.
6. Energi tersalur ke pelanggan normal.
Kondisi solefuse disambung langsung (di-jumper)
1. Penyulang padam.
2. Mencari penyebab gangguan termasuk di pelanggan.
3. Ditemukan kerusakan PT pada pelanggan.
4. Energi tidak tersalurkan ke pelanggan.
3.2. Gambaran Umum
Pada perancangan PESILAT MEN meliputi rangkaian tiga buah
step-up trafo dengan input 60 V dan output 220 V, timer setting
detik dengan tegangan koil 220 V dan power supply yang dirangkai
menjadi satu kesatuan peralatan yang digunakan untuk memutus
daya melalui koil CB saat terjadi pengaman PT yang putus.
Mengganti semua solefuse yang disambung langsung (dijumper)
pada kubikel dengan solefuse baru yang setting arusnya
disesuaikan dengan daya yang terpasang pada pelanggan, sehingga
solefuse dapat putus pada saat ada arus yang melebihi kemampuan
arus yang diijinkan.
-
Halaman - 29 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
3.3. Fugsi Peralatan
Trafo berfungsi sebagai sensor ada tidaknya tegangan pada
sekunder PT yang terhubung secara star di primernya dan
terhubung open delta di sekundernya, dalam kondisi normal output
rangkaian open delta ini tidak ada tegangan karena adanya
keseimbangan tegangan pada ketiga phasa. Sehingga bila ada
padam/hilangnya tegangan pada salah satu phasa, akan terjadi
selisih tegangan antara ketiga phasa tersebut dan output dari
rangkaian open delta ini akan mengeluarkan tegangan yang
digunakan untuk memutuskan CB.
Rangkaian kontrol terdiri dari timer yang digunakan sebagai
waktu tunda untuk eksekutor, dengan tujuan untuk koordinasi
dengan gardu induk atau membedakan antara gangguan phasa ke
tanah yang berada di luar kubikel atau gangguan yang disebabkan
oleh PT, bila gangguan telah melebihi waktu setting yang telah
ditentukan oleh GI berarti gangguan tersebut berada pada PT.
Begitu juga sebaliknya bila gangguan tidak sampai melebihi setting
waktu, maka dapat dipastikan gangguan tersebut berada diluar
kubikel dengan dibuktikan padamnya penyulang secara
keseluruhan.
Power supply digunakan sebagai sumber daya untuk
memerintahkan/menggerakkan koil CB agar terbuka saat tegangan
dari PT hilang. Lampu indikator digunakan untuk memberikan
tanda bahwa proses terbukanya CB akibat PESILAT MEN bekerja
dikarenakan putusnya fuse pada PT dan bukan berasal dari
rangkaian OCR/peralatan setting lainnya.
-
Halaman - 30 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
3.4. Prinsip Kerja
3.4.1. Saat Kondisi Normal.
Sekunder 3 buah PT yang terhubung star mengeluarkan
tegangan 58 V, dimana tiap phasanya dihubungkan star di sisi
primer trafo open delta.
Dari sisi primer trafo open delta tersebut, akan di step up
menjadi tegangan sekunder 220 V yang terhubung open delta.
Sekunder trafo open delta tidak akan mengeluarkan tegangan
bila pada sisi primer trafo open delta ada tegangan 58 volt.
Selama timer dan koil CB tidak mendapat input tegangan dari
trafo open delta, maka CB tetap dalam kondisi ON (close).
3.4.2. Saat Kondisi Gangguan.
Bila salah satu atau lebih PT mengalami gangguan, maka
solefuse atau akan putus.
Maka akan terjadi hilang tegangan pada salah satu atau lebih
phasa dan menjadi input di sisi primer trafo open delta,
sedangkan sisi sekunder terhubung open delta.
Rangkaian open delta pada sisi sekunder mengeluarkan
tegangan yang disebabkan selisih/ketidakseimbangan
tegangan.
Sinyal tegangan memberi input ke timer untuk di delay
proses kerjanya, agar membedakan apakah gangguan tersebut
berasal dari PT atau dari padamnya penyulang.
Setelah waktu delay timer terlewati, sakelar timer akan
menjadi ON dan memerintahkan power supply untuk
memberi sinyal tegangan pada koil CB untuk OPEN
(terbuka), hal ini berarti memadamkan seluruh pemakaian
energi listrik di pelanggan.
-
Halaman - 31 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
Lampu indikator trip akan menyala dan menandakan bahwa
CB OPEN oleh rangkaian pengaman PT.
3.5. Hasil Uji
3.5.1. Hasil Pengujian Laboratorium.
Data Teknis:
Supply Tegangan 3 Phasa = 1buah.
Trafo Step Up 60 volt 220 volt = 3buah.
Timer 220 volt (detik) = 1buah.
Tabel 1. Hasil Pengujian Laboratorium
-
Halaman - 32 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
3.5.2. Hasil Pengujian Lapangan
Data Teknis:
Nama Pelanggan = PT. CARREFOUR INDONESIA
Tarif / Daya = B3 / 865.000 VA
IDPEL = 514520103760
Tabel 2. Hasil Pengujian Lapangan
3.6. Biaya Pembuatan Alat
Pada kubikel 3 cell, biaya yang dikeluarkan dengan
menggunakan PESILAT MEN sebesar Rp. 1.190.000,- (Tabel 6.).
-
Halaman - 33 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
-
Halaman - 34 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
BAB 4
MANFAAT DAN ANALISA RISIKO
4.1. Manfaat Non Finansial
Dengan solefuse yang dijumper pada kubikel mengakibatkan PT
rusak/meledak, maka dapat sekali mengganggu sistem dan
mengakibatkan penyulang padam.
Dengan adanya PESILAT MEN, penyulang padam tidak akan
terjadi. Karena bila terjadi gangguan pada PT, maka solefuse akan
putus, CB langsung terbuka dan penyulang tidak padam. Sehingga
dapat memperbaiki citra PLN di mata pelanggan dan membuat
pelanggan tetap teraliri energi listrik.
4.2. Manfaat Finansial
4.2.1. Kerusakan Peralatan.
Dengan menggunakan metode sebelumnya, yaitu dengan men-
jumper langsung solefuse pada kubikel. Hal ini mengakibatkan
peralatan tidak terlindungi, karena tidak terdapat pengaman pada
peralatan yang mengakibatkan peralatan rusak/meledak.
Dimungkinkan, saat terjadi ledakan akan berdampak ke peralatan
disekitarnya.
Dengan adanya PESILAT MEN tidak akan terjadi kerusakan
PT, bila dibandingkan dengan pembelian barang 1 buah PT seharga
Rp. 16.500.000,- dan berarti 3 buah PT seharga Rp. 49.500.000,-.
Maka didapatkan efisiensi sebesar Rp. 48.310.000,- untuk setiap
pelanggan yang di pasang PESILAT MEN dengan asumsi
kerusakan PT.
-
Halaman - 35 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
4.2.2. kWh yang tidak Terukur.
Contoh kejadian pada pelanggan PT. PRESTASI IDE JAYA,
tarif I3, daya 555 kVA. Telah terjadi solefuse putus 1 phasa,
diketahui bahwa solefuse putus selama 7 hari. Maka jika dihitung
energi listrik yang hilang sebagai berikut:
Jadi dengan inovasi ini dapat mencegah hilangnya kWh jual
akibat putusnya 1 buah solefuse pada sebuah gardu sebesar
Rp.23.031.234,-. Perkiraan total manfaat financial sebesar
Rp.48.310.000 + Rp.23.031.234 = Rp.71.341.000,-
4.3. Analisa Risiko
4.3.1. Mitigasi Risiko Pemasangan Alat
Tabel 3. Mitigasi Risiko Pemasangan Alat
-
Halaman - 36 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
4.3.2. Identifikasi dan Deployment Risiko
Dalam setiap proses pekerjaan, tentunya kita harus
memperhitungkan semua resiko yang paling kecil sekalipun,
perkiraan resiko yang mungkin timbul sebagai berikut:
Tabel 4. Identifikasi dan Deployment Risiko
Tabel 5. Evaluasi Kelayakan
-
Halaman - 37 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
-
Halaman - 38 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Merupakan solusi tepat mengurangi gangguan penyulang
akibat kerusakan PT.
2. Mengurangi kerugian akibat pemakaian energi listrik tidak
tertagih dan secara otomatis juga menurunkan losses.
3. Merupakan pengaman PT dari kerusakan/terbakar.
4. Meningkatkan image terhadap keandalan sistem dan
kepuasan pelanggan.
5.2. Saran
1. Diterapkan sebagai paket pemasangan gardu baru.
2. Dijadikan standard pada SPLN untuk pengaman PT.
3. Perlu dilakukan pengujian alat oleh tim LitBang.
4. PESILAT-MEN diusulkan untuk diimplementasikan
diseluruh unit kerja PLN.
-
Halaman - 39 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
-
Halaman - 40 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
DAFTAR PUSTAKA
1. Pengenalan kubikel 20 kV, materi kursus pemeliharaan kubikel, udiklat PLN pandaan.
2. Pengoperasial kubikel 20 kV, materi kursus pengoperasin kubikel 20 kV, udiklat PLN pandaan.
3. Teori PT, materi kursus pengenalan CT-PT distribusi, udiklat PLN pandaan.
4. Fuse Pelebur, materi kursus pengenalan proteksi sistem distribusi, udiklat PLN pandaan.
5. SPLN 77_1987 tentang transformator tegangan. 6. High voltage fuse technology for the protection of equipment
operating above 1000 volts AC, Bussmann,
www.bussmann.com
7. High voltage fuses from 3,6 up to 36 KV, transmission and distribusion high voltage switchgear, merlin gerin, france.
8. Modular units SM6-24, merlin gerin cataluque 2006 9. Andi Mahardi Hendrawan, pemeliharaan peralatan hubung
bagi (kubikel) 20 KV pelanggan besar, Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, 2010.
10. MT Partenaire, selection of fuses for the protection of transformers, schneider electric, apr 2004.
11. Components for medium voltage cubicles, panorama for panel builders, schneider electric, 2011.
-
Halaman - 41 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
-
Halaman - 42 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
LAMPIRAN
Gambar 2. Bentuk Alat dari PESILAT-MEN
-
Halaman - 43 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
Gambar 3. Sole Fuse Dijumper
-
Halaman - 44 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
Gambar 4. Blok Diagram PESILAT-MEN
-
Halaman - 45 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
Tabel 6. Biaya Pembuatan
Gambar 5. PT yang Terbakar
-
Halaman - 46 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
Gambar 6. Kubikel 20 kV
Gambar 7. Kubikel Terpasang PESILAT-MEN
-
Halaman - 47 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
Gambar 8. Rangkaian PESILAT-MEN di Kubikel
-
Halaman - 48 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
Gambar 9. Sole Fuse pada Kubikel
-
Halaman - 49 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
-
Halaman - 50 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
LAPORAN PA
(PROJECT ASSIGNMENT)
LEADERSHIP FOR COMMITED YOUNG PEOPLE
(LCYP)
Nama : WAHYUDIYONO
Jabatan : SPV. Revenue Assurance
NIP : 8307015-J
Unit Kerja : PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur
Area Mojokerto
Rayon Nganjuk
-
Halaman - 51 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
-
Halaman - 52 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
TIME LINE
-
Halaman - 53 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
INITIATIVE CHARTER
-
Halaman - 54 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA MOJOKERTO
WORKPLAN