IODO
-
Upload
syahrida-meidiana -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
description
Transcript of IODO
NAMA : SYAHRIDA MEIDIANA
NIM : 138985
MATA KULIAH : PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II
DOSEN PEMBIMBING : BAMBANG W, M.Sc, Apt
PERCOBAAN II
PENENTUAN KADAR VITAMIN C SECARA TITRASI IODOMETRI
A. TUJUAN
1. Mengetahui prinsip metode titrasi oksidasi reduksi (Redoks)
2. Menentukan kadar senyawa obat di dalam sampel dengan metode Redoks
B. DASAR TEORI
Sistem redoks iodin (triiodida) - iodida,
I3- + 2 e- 3 I-
mempunyai potensial standar sebesar +0,54 V. Karena itu iodin adalah sebuah agen
pengoksidasi yang jauh lebih lemah daripada kalium permanganat, senyawa serium
(IV), kalium dikromat. Di lain pihak, ion iodida adalah agen pereduksi yang termasuk
kuat, lebih kuat, sebagai contoh, daripada ion Fe (II). Dalam proses-proses analitis,
iodin dipergunakan sebagai sebuah agen pengoksidasi (iodimetri), dan ion iodida
dipergunakan sebagai sebuah agen pereduksi (iodometri). Dapat dikatakan bahwa
hanya sedikit saja substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi untuk dititrasi
langsung dengan iodin. Karena itu, jumlah dari penentuan-penentuan iodimetri adalah
sedikit. Namun demikian, banyak agen pengoksidasi yang cukup kuat untuk bereaksi
secara lengkap dengan ion iodidas, dan aplikasi dari proses iodometri cukup banyak
(Khopkar, 2002).
Iodometri adalah suatu sistem titrasi dengan menggunakan larutan iodium
sebagai penitrasinya, sedangkan iodimetri adalah suatu sistem titrasi yang
menghasilkan iodium dengan menggunakan larutan tiosulfat sebagai penitrasinya.
(Khopkar, 2002)
Dasar-dasar dari analisa iodometri dan iodimetri merupakan reaksi
kesetimbangan.
I2 + 2e 2I-
Kesetimbangan reaksi tersebut di atas dapat berjalan ke kenan atau ke kiri.
Pada reaksi yang pertama iodium bekerja sebagai oksidator, sedangkan pada reaksi
yang kedua iodida bekerja sebagai reduktor. (Khopkar, 2002)
Pada reaksi pertama zat yang akan dititrasi memiliki sistem oksidasi-reduksi
potensial yang lebih rendah dari reaksi yang kedua, jadi pada reaksi kedua memiliki
sistem oksidasi-reduksi potensial yang lebih tinggi daripada sistem iodium-iodida,
atau dapat pula dikatakan bahwa zat oksidator yang lebih rendah dioksidasi oleh
iodium, dan zat oksidator yang lebih kuat akan membebaskan iodium dari iodida-
iodida. (Underwood, 1999)
Banyak zat pengoksid kuat yang dapat dianalisis dengan menambahkan KI
berlebihan dan mentitrasi iod yang dibebaskan. Banyak pula zat pengoksid tersebut
menuntut larutan asam untuk bereaksi dengan iodida, natrium tiosulfat lazim
digunakan sebagai titran. Sebagai titrasi dengan As (III) memerlukan larutan yang
sedikit sekali basa. (Khopkar, 2002)
Beberapa tindakan pencegahan perlu diambil dalam menangani larutan KI
untuk menghindar gelat, misalnya ion iodida dioksidasi oleh oksigen dari udara,
reaksi ini lambat dalam suasana netral, namun lebih cepat dalam asam dan
dipercepat oleh adanya cahaya matahari. Setelah KI ditambahkan larutan tidak boleh
dibiarkan terlalu lama bersentuhan dengan udara karena akan terbentuk tambahan
iod oleh reaksi tersebut (Underwood, 1999).
C. PEREAKSI
1. Larutan Iodium 0,1 N
Larutkan sekitar 40 g kalium iodida bebas iodat dalam 20ml air. Larutlkan 1,27 g
iodium (I2) dalam larutan tadi dan encerkan dengan air hingga volume 1000ml
2. Larutan Na2S2O3 0,1 N
Larutkan 25 g Na2S2O3.5H2O dan 200mg Na2CO3 dalam air yang sebelumnya telah
dididihkan dan didinginkan hingga 1000ml
3. Indikator kanji
Buat campuran pasta 1 g amilum larut dan 10mg raksa (II) iodida dalam 30ml air.
Tambahkan pasta tersebut ke dalam 200 ml air yang mendidih dan dididihkan
sampai diperoleh larutan organik jernih, simpan dalam botol kaca
D. ALAT DAN BAHAN
ALAT
- Beaker glass
- Pipet tetes
- Erlenmeyer
- Gelas ukur
- Timbangan analitik BAHAN
- Vitamin C
- NaOH
- HCl
- Iodium
- K2CrO7
- Na2S2O3 0,1 N
- KI
- NaHCO3
- Jingga metil
- As2O3
E. PROSEDUR KERJA
1. PEMBAKUAN
i. Larutan iodium 0,1 N
- Dipipet menggunakan pipet volume- Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 hingga berwarna
kuning- Ditambahkan indikator kanji 3 ml sampai berwarna biru- Dititrasi kembali hingga warna biru hilang
- Dicatat volume larutan Na2S2O3 yang digunakan- Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali- Dihitung normalitasnya
2. PENETAPAN KADARi. Tablet/serbuk vitamin C
Larutan iod 10 ml
Normalitas
Titrat
10 tablet vitamin C
- Ditimbang masing-masing tablet (dihitung rata-ratanya)
- Diserbukkan menggunakan mortir dan stamper- Ditimbang serbuk setara dengan 500mg vitamin C- Dilarutkan dalam 100ml air bebas CO2 - Diambil 25ml H2SO4 2N dengan pipet volume- Ditambahkan 5ml HCl encer- Ditambahkan 2ml indikator kanji- Dititrasi dengan larutan I2 hingga warna biru stabil- Dicatat volume larutan I2 yang digunakan- Dihitung kadar vitacimin dengan tablet
F. PERHITUNGAN BAHAN
1. HCl encer 0,02 N 500 ml
M = % × BJ × 10mr
= 37 %×1,18×10
36,5
= 436,636,5
= 11,96 M 12 M
N = M . V
= 12 . 1 = 12
V1 × N1 = V2 × N2
500 × 0,02 = V2 × 12
10 = V2 × 12
V2 = 1012
= 0,83 ml ad 500ml
2. K2CrO7 0,1 N 500ml
Kadar vitamin C
N = grmr
× 1000v
× Valensi
0,1 = gr
294,15 ×
1000500
× Valensi
0,1 = gr
294,15 × 4
29,415 = g × 4
g = 29,415
4 = 7,35 gram
3. Iodium 0,1 N 100ml
N = grmr
× 1000v
mv
= gr
253,8 ×
10001000
0,12
= gr
253,8
0,05 = gr
253,8
g = 0,05 × 253,8
= 12,65 gram
4. Na2S2O3 0,1 N
M = grmr
× 1000v
mv
= gr
158,08 ×
1000500
0,16
= gr
158,08 × 2
gram = 0,016×158,08
2
= 1,26 gram