IO-IRMA

14
INTERAKSI OBAT IRMA LASMI DEWI IMAM ADIWICAKSANA, S.Farm 15020120367 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada penulisan resep sering beberapa obat diberikan secara bersamaan, maka mungkin terdapat obat yang kerjanya berlawanan. Dalam hal ini obat pertama dapat memperkuat atau memperlemah, memperpanjang atau memperpendek kerja obat kedua. Karena interaksi obat pada terapi obat dapat menyebabkan kasus yang parah dan kerusakan pada pasien, maka interaksi obat harus lebih diperhatikan dari sekarang dan dengan demikian dapat dikurangi jumlah dan keparahannya. Selain itu tidak hanya interaksi antar obat dengan obat tetapi juga adakalanya terjadi interaksi dari obat dengan bahan makanan, yang dapat mempengaruhi farmakokinetik obat dan biotransformasi dan lain-lain. Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa kimia lain. Interaksi obat yang signifikan dapat terjadi jika dua atau lebih obat digunakan bersama-sama. Dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengenal dan memahami interaksi yang mungkin terjadi antara obat-obat pada resep polifarmasi. Praktikum ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa setiap dokter pasti akan melakukan peresepan obat dan mungkin tidak hanya satu jenis obat

description

interaksi

Transcript of IO-IRMA

Page 1: IO-IRMA

INTERAKSI OBAT

IRMA LASMI DEWI IMAM ADIWICAKSANA, S.Farm 15020120367

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada penulisan resep sering beberapa obat diberikan secara

bersamaan, maka mungkin terdapat obat yang kerjanya berlawanan.

Dalam hal ini obat pertama dapat memperkuat atau memperlemah,

memperpanjang atau memperpendek kerja obat kedua.

Karena interaksi obat pada terapi obat dapat menyebabkan kasus

yang parah dan kerusakan pada pasien, maka interaksi obat harus lebih

diperhatikan dari sekarang dan dengan demikian dapat dikurangi jumlah

dan keparahannya.

Selain itu tidak hanya interaksi antar obat dengan obat tetapi juga

adakalanya terjadi interaksi dari obat dengan bahan makanan, yang dapat

mempengaruhi farmakokinetik obat dan biotransformasi dan lain-lain.

Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian

obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan

senyawa kimia lain. Interaksi obat yang signifikan dapat terjadi jika dua

atau lebih obat digunakan bersama-sama.

Dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengenal dan memahami

interaksi yang mungkin terjadi antara obat-obat pada resep polifarmasi.

Praktikum ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa setiap dokter pasti

akan melakukan peresepan obat dan mungkin tidak hanya satu jenis obat

Page 2: IO-IRMA

INTERAKSI OBAT

IRMA LASMI DEWI IMAM ADIWICAKSANA, S.Farm 15020120367

yang diresepkan pada waktu yang sama. Oleh karena itu perlu diketahui

interaksi yang mungkin terjadi antara obat yang satu dengan yang lain.

B. Maksud Praktikum

Menganalisis dan mempelajari interaksi obat amoxicilin, apabila

diminum dengan jus jeruk (You C - 1000) pada manusia.

C. Tujuan Praktikum

Menentukan absorbansi obat amoxicilin, yang diminum dengan jus

jeruk (You C - 1000) pada manusia.

D. Prinsip Percobaan

Probandus minum obat amoxcilin kemudian minum jus jeruk (You

C - 1000) Setelah itu, diukur urinnya dengan selang waktu pada menit ke-

30 dan 60. Kemudian diukur absorbansi urin pada spektrofotometer.

Page 3: IO-IRMA

INTERAKSI OBAT

IRMA LASMI DEWI IMAM ADIWICAKSANA, S.Farm 15020120367

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori umum

Interaksi obat merupakan satu dari delapan kategori masalah

terkait obat (drug-related problem) yang diidentifikasi sebagai kejadian

atau keadaan terapi obat yang dapat mempengaruhi outcome klinis

pasien. Sebuah interaksi obat terjadi ketika farmakokinetika atau

farmakodinamika obat dalam tubuh diubah oleh kehadiran satu atau

lebih zat yang berinteraksi (Lullmann, 2000).

Interaksi farmakokinetik terjadi ketika suatu obat mempengaruhi

absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat lainnya sehingga

meningkatkan atau mengurangi jumlah obat yang tersedia untuk

menghasilkan efek farmakologisnya (Craig, 2007).

Absorbsi

Obat-obat yang digunakan secara oral biasanya diserap dari

saluran cerna ke dalam sistem sirkulasi. Ada banyak kemungkinan

terjadi interaksi selama obat melewati saluran cerna. Absorpsi obat

dapat terjadi melalui transport pasif maupun aktif, di mana sebagian

besar obat diabsorpsi secara pasif. Proses ini melibatkan difusi obat

dari daerah dengan kadar tinggi ke daerah dengan kadar obat yang

lebih rendah. Pada transport aktif terjadi perpindahan obat melawan

gradien konsentrasi (contohnya ion-ion dan molekul yang larut air) dan

proses ini membutuhkan energi. Absorpsi obat secara transport aktif

Page 4: IO-IRMA

INTERAKSI OBAT

IRMA LASMI DEWI IMAM ADIWICAKSANA, S.Farm 15020120367

lebih cepat dari pada secara tansport pasif. Obat dalam bentuk tak-

terion larut lemak dan mudah berdifusi melewati membran sel,

sedangkan obat dalam bentuk terion tidak larut lemak dan tidak dapat

berdifusi. Di bawah kondisi fisiologi normal absorpsinya agak tertunda

tetapi tingkat absorpsinya biasanya sempurna(Katzung, 2007).

Distribusi

Interaksi dalam ikatan protein plasma. Banyak obat terikat pada

protein plasma, obat yang bersifat asam terutama pada albumin,

sedangkan obat yang bersifat basa pada asam α1-glikoprotein. Oleh

karena jumlah protein plasma terbatas, maka terjadi kompetisi antara

obat-obat yang bersifat asam maupun antara obat-obat yang bersifat

basa untuk berikatan dengan protein yang sama. Tergantung dari

kadar obat dan afinitasnya terhadap protein plasma, maka suatu obat

dapat digeser dari ikatannya dengan protein plasma oleh obat lain,

dan peningkatan kadar obat bebas menimbulkan peningkatan efek

farmakologiknya. Akan tetapi keadaan ini hanya berlangsung

sementara karena peningkatan kadar obat bebas juga meningkatnya

eliminasinya sehingga akhirnnya tercapai keadaan mantap yang baru

dimana kadar obat total menurun tetapi kadarobat bebas kembali

seperti sebelumnya (mekanisme kompensasi) (Craig, 2007).

Metabolisme

Hambatan metabolisme obat. Hambatan metabolisme terutama

menyangkut obat – obat yang merupakan substrat enzim metabolisme

Page 5: IO-IRMA

INTERAKSI OBAT

IRMA LASMI DEWI IMAM ADIWICAKSANA, S.Farm 15020120367

sitokrom P450 (CYP) dalam mikrosom hati. Dalam bab 1 di bagian

farmakokinetik telah disebutkan adanya 6 isoenzim CYP yang penting

untuk metabolisme obat. Tiap isoenzim tersebut mempunyai substrat

dan penghambatnya masing – masing. Pemberian bersama salah

satu substrat dengan salahsatu penghambat dari enzimyang sama

akan meningkatkan kafar plasma substrat sehingga meningkatkan

efek atau toksisitasnya. Oleh karena CYP 3A4/5 memetabolisme

sekitar 50 % obat untuk manusia, maka penghambat isoenzim ini

menjadi penting karena akan berinteraksi dengan banyak obat,

terutama penghambat yang poten, yakni ketokonazol, itrakonazol,

eritromisin dan klaritromisin (Ganiswara, 2007).

Eliminasi

Gangguan ekskresi ginjal akibat kerusakan ginjal oleh obat.

Obat – obat yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal adalah

aminoglikosida, obat – obat lain yang eliminasinya terutama melalui

ginjal maka akan terjadi akumulasi obat – obat lain tersebut sehingga

menimbukan efek toksik (Ganiswara, 2007).

Interaksi farmaseutik inkompatibilitas ini terjadi di luar tubuh

(sebelum obat diberikan) antara obat yang tidak dapat dicampur

(inkompatibel).Pencampuran obat demikian menyebabkan terjadinya

interaksi langsung secara fisik atau kimiawi, yang hasilnya mungkin

terlihat sebagai pembentukan endapan, perubahan wana dan lain-lain,

Page 6: IO-IRMA

INTERAKSI OBAT

IRMA LASMI DEWI IMAM ADIWICAKSANA, S.Farm 15020120367

atau mungkin juga tidak terlihat.Interaksi ini biasanya berakibat

inaktivasi obat (Ganiswara,2007).

Interaksi farmakodinamik adalah interaksi yang terjadi antara

obat yang memiliki efek farmakologis, antagonis atau efek samping

yang hampir sama. Interaksi ini dapat terjadi karena kompetisi pada

reseptor atau terjadi antara obat-obat yang bekerja pada sistem

fisiologis yang sama. Interaksi ini biasanya dapat diprediksi dari

pengetahuan tentang farmakologi obat-obat yang berinteraksi

(Goodman, 2006).

Insidens interaksi obat yang penting dalam klinik sukar

diperkirakan karena (1) dokumentasinya masih sangat jarang; (2)

seringkali lolos dari pengamatan karena kurangnya pengetahuan pada

dokter akan mekanisme dan kemungkinan terjadinya interaksi obat

sehingga interaksi obat berupa peningkatan toksisitas seringkali

dianggap sebagai reaksi idiosinkrasi terhadap salah satu obat

sedangkan interaksi berupa penurunan efektivitas seringkali diduga

akibat bertambahnya keparahan penyakit; selain itu terlalu banyak

obat yang saling berinteraksi sehingga sulit untuk diingat; dan (3)

kejadian atau keparahan interaksi dipengaruhi oleh variasi individual

(populasi tertentu lebih peka misalnya penderita lanjut usia atau yang

berpenyakit parah, adanya perbedaan kapasitas metabolisme antar

individu), penyakit tertentu (terutama gagal ginjal atau penyakit hati

Page 7: IO-IRMA

INTERAKSI OBAT

IRMA LASMI DEWI IMAM ADIWICAKSANA, S.Farm 15020120367

yang parah), dan faktor-faktor lain (dosis besar, obat ditelan bersama-

sama, pemberian kronik) (Scanlon, 2007).

B. Uraian Obat

Amoxicillin (Ditjen POM : 1995)

Nama resmi : AMOXICILLIN

Nama lain : Amoxicilin

Pemerian : Serbuk hablur, putih; tidak berbau.

Kelarutan : Sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam

benzen, dalam karbon tetraklorida dan dalam

kloroform

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.

Page 8: IO-IRMA

INTERAKSI OBAT

IRMA LASMI DEWI IMAM ADIWICAKSANA, S.Farm 15020120367

BAB III

METODE KERJA

A. Alat Yang Digunakan

Adapun alat-alat yang digunakan yaitu aluminium foil, botol

coklat, label, dan spektrofotometer.

B. Bahan Yang Digunakan

Adapun bahan yang digunakan yaitu air mineral (aqua), yu-

C1000, amoxicilin, dan tissue.

C. Cara Kerja

Diukur kadar volume urin pertama, diberikan obat amoxicilin dan

diberi you-C1000. Diambil urin pada selang waktu setiap 30’ dan 60’

dan diukur absorbansi pada spektrofotometer.

Page 9: IO-IRMA

INTERAKSI OBAT

IRMA LASMI DEWI IMAM ADIWICAKSANA, S.Farm 15020120367

BAB IV

DATA PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan

t (menit) Du (mL/menit) DU

Kumulatif

Du∞ -

Dukumulatif

Log Du∞ -

Dukumulatif

0 220 220 1160 3,064

15 200 420 960 2,982

30 180 600 780 2,892

45 240 840 540 2,732

60 200 1040 340 2,531

90 180 1220 160 2,204

120 160 1380 0 ~

B. Perhitungan

Cara mencari DU kumulatif :

Menit ke :

0 = 220

15 = 220 + 200 = 420

30 = 420 + 180 = 600

45 = 600 + 240 = 840

60 = 840 + 200 = 1040

90 = 1400 + 180 = 1220

120 = 1220 + 160 = 1380

Page 10: IO-IRMA

INTERAKSI OBAT

IRMA LASMI DEWI IMAM ADIWICAKSANA, S.Farm 15020120367

Cara mencari Du`᷉`- Du kumulatif :

Menit ke :

0 = 1380 – 220 = 1160

15 = 1380 – 420 = 960

30 = 1380 – 600 = 780

45 = 1380 – 840 = 540

60 = 1380 – 1040 = 340

90 = 1380– 1220 = 160

120 = 1380 – 1380 = 0

Kemudian diregresikan antara t dan log Du`᷉`- Du kumulatif,

diperoleh :

a = 3,126

b = - 0,009

r = - 0,989

Parameter Farmakokinetik Urin :

k = −b x 2,3

= − (−0,009 x 2,3)

= 0,020 menit−1

t 1/2 = 0,693

k

= 0,693

0,020

= 34,65 menit

Page 11: IO-IRMA

INTERAKSI OBAT

IRMA LASMI DEWI IMAM ADIWICAKSANA, S.Farm 15020120367

klirens (Cl) = k

Cp0

= 0,020

antilog a

= 0,020

1336,595

= 1,496 x 10−5ml/menit

C. Pembahasan

Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian

obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan

senyawa kimia lain. Interaksi obat yang signifikan dapat terjadi jika dua

atau lebih obat digunakan bersama-sama.

Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan absorbansi obat

amoxicilin yang diminum dengan you-C1000 pada manusia dan

melihat bagaimana interaksi yang terjadi ketika obat amoxicilin

diminum bersamaan dengan you-C1000.

Cara kerja dari percobaan ini adalah urin pertama probandus

sebagai blanko diambil pagi hari dimana probandus telah dipuasakan

terlebih dahulu.

Pada percobaan ini akan diamati interaksi obat amoxicilin dan you-

C1000 dengan mengukur dan menghitung nilai absorban dari sampel

urin. Yang mana, pertama-tama probandus menampung urin pertama

sebagai blanko. Kemudian diberi obat amoxicilin dan you-C1000,

dibiarkan selama 30 menit. Setelah 30 menit ditampung urin pada

Page 12: IO-IRMA

INTERAKSI OBAT

IRMA LASMI DEWI IMAM ADIWICAKSANA, S.Farm 15020120367

menit ke 30’ , 60’ , 120’, dan diukur nilai absorbannya pada alat

spektrofotometri kemudian dicatat data dan dihitung.

Berdasarkan data di atas, maka parameter farmakokinetik yang

diperoleh yaitu K = 0,020 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡-1, t ½ =34,65 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡, dan klirens

1,496 𝑥 10−5 𝑚𝐿/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡.

Page 13: IO-IRMA

INTERAKSI OBAT

IRMA LASMI DEWI IMAM ADIWICAKSANA, S.Farm 15020120367

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat diperoleh kesimpulan

untuk parameter farmakokinetik dari data interaksi obat diperoleh nilai

K = 0,020 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡-1, t ½ =34,65 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡, dan klirens 1,496 𝑥 10−5 𝑚𝐿/

𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡.

B. Saran

Sebaiknya praktikan lebih memperhatikan jalannya praktikum

agar dapat memahami prosedur praktikum.

Page 14: IO-IRMA

INTERAKSI OBAT

IRMA LASMI DEWI IMAM ADIWICAKSANA, S.Farm 15020120367

DAFTAR PUSTAKA

Craig, R.Craig and Robert E.Stitzel. 2007. Modern Pharmacology With

Clinical Application-6th Ed. Lippncott Williams & Wilkin. Virginia.

Ditjen POM, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI . Jakarta.

Ganiswarna, Sulistia, 2007.Farmakologi dan Terapi Edisi V. Departemen

Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI : Jakarta.

Goodman and Gilman. 2006. The Pharmacologic Basis of Therapeutics –

11th Ed.,McGraw-Hill Companies. Inc, New York.

Katzung, G.Bertram. 2007. Basic & Clinical Pharmacology – 10th Ed. The

McGraw-Hill Companies. Inc, New York.

Lüllmann, Heinz, [et al.]. 2000. Color Atlas of Pharmacology 2nd Ed.

Thieme. New York.