Investasi Jangka Panjang

7
INVESTASI JANGKA PANJANG A. INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi jangka panjang adalah penanaman sebagian kekayaan suatu perusahaan pada perusahaan lain dalam jangka waktu lebih dari satu tahun dengan maksud untuk memperoleh pendapatan tetap dan atau untuk menguasai atau mengendalikan perusahaan tersebut . Tujuan Investasi Jangka Panjang : 1. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya. 2. Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi, kepentingan sosial. 3. Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian ekuitas perusahaan tersebut. 4. Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang dihasilkan. 5. Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis. 6. Untuk menjaga hubungan antar perusahaan. B. PENGHASILAN SERTA BESARNYA PAJAK INVESTASI PADA ENTITAS DALAM NERACA Pada umumnya, nilai yang dibukukan untuk investasi dalam saham adalah nilai perolehannya. Namun, adakalanya nilai saham yang dimiliki akan berkurang. Apabila terjadi pengurangan nilai yang cukup material dan sifatnya permanen, maka selisihnya dapat diperhitungkan sebagai kerugian yang dibebankan ke laba rugi dan akun cadangan penurunan investasi. Investor harus mengukur investasi pada entitas asosiasi dengan menggunakan metode biaya (cost method). Dalam metode biaya, investasi diukur pada biaya perolehan dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Biaya 1 Tugas Akuntansi Perpajakan Pertemuan ke-6 – Investasi Jangka Panjang

description

akuntansi perpajakan

Transcript of Investasi Jangka Panjang

INVESTASI JANGKA PANJANG

A. INVESTASI JANGKA PANJANG

Investasi jangka panjang adalah penanaman sebagian kekayaan suatu perusahaan pada perusahaan lain dalam jangka waktu lebih dari satu tahun dengan maksud untuk memperoleh pendapatan tetap dan atau untuk menguasai atau mengendalikan perusahaan tersebut .

Tujuan Investasi Jangka Panjang :

1. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya.

2. Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi, kepentingan sosial.

3. Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian ekuitas perusahaan tersebut.

4. Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang dihasilkan.

5. Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis.

6. Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.

B. Penghasilan serta besarnya pajak

INVESTASI PADA ENTITAS DALAM NERACA

Pada umumnya, nilai yang dibukukan untuk investasi dalam saham adalah nilai perolehannya. Namun, adakalanya nilai saham yang dimiliki akan berkurang. Apabila terjadi pengurangan nilai yang cukup material dan sifatnya permanen, maka selisihnya dapat diperhitungkan sebagai kerugian yang dibebankan ke laba rugi dan akun cadangan penurunan investasi.

Investor harus mengukur investasi pada entitas asosiasi dengan menggunakan metode biaya (cost method). Dalam metode biaya, investasi diukur pada biaya perolehan dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan investasi tersebut meliputi harga pembelian, biaya broker, pajak, dan biaya lain-lain sehubungan dengan perolehan.

Investor harus mencatat investasi pada entitas anak dengan menggunakan metode ekuitas (equity method). Dalam metode ini, investasi pada entitas anak awalnya diakui pada biaya perolehan termasuk biaya transaksi. Selanjutnya disesuaikan untuk mencerminkan bagian investor atas laba rugi dan pendapatan serta beban dari entitas anak. Entitas anak tidak dikonsolidasikan dalamlaporan keuangan investor (sebagai entitas induk).

Untuk tujuan perpajakan, tidak terdapat ketentuan yang secara eksplisit menyebut metode pembukuan investasi jangka panjang saham, selain yang tersebut dalam Penjelasan Pasal 10 ayat (6) UU PPh Nomor 36 Tahun 2008. Penjelasan tersebut menyatakan bahwa investasi saham, sama halnya dengan persediaan, dibukukan berdasarkan harga perolehan tanpa memperhatikan persentase kepemilikan. Jadi, dalam ketentuan perpajakan tidak memperkenankan pengurangan nilai tersebut sebagai biaya.

INVESTASI PADA ENTITAS DALAM LAPORAN LABA RUGI

Penghasilan dalam investasi dalam saham dapat berupa dividen (tunai, saham atau harta), saham bonus (dari revaluasi aset atau kapitalisasi agio), dari hak membeli emisi saham perusahaan (stock warrants, preemptive rights, right issues), dan keuntungan karena pelepasan saham (capital gain).

Penerimaan dividen saham merupakan penghasilan lain-lain. Hasil ini dicatat dalam perhitungan laba rugi dengan jumlah neto. Dividen yang diperoleh/diterima adalah objek pajak yang diperkenankan PPh karena dividen sebagai penghasilan dari investasi saham. Dividen yang diterima/diperoleh dipungut oleh si pemberi penghasilan. Pembayaran pajak yang dipungut itu dapat dikreditkan pada akhir tahun pajak. Berdasarkan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 17 ayat (2c) dan PP 19 Tahun 2009, dividen yang dikenakan pajak adalah dividen yang diterima oleh WP orang pribadi dalam negeri. Atas penghasilan dividen tersebut dikenakan pajak yang bersifat final dengan tarif 10% dari penghasilan bruto. Menurut UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (3), dividen yang dikecualikan dari objek PPh 23 adalh dividen yang diterima oleh PT sebagai WP dalam negeri, koperasi, BUMN/D dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia, dengan syarat : dividen yang dibagikan berasal dari cadangan saldo laba dan untuk PT, BUMN/D kepemilikan saham paling rendah 25 % dari jumlah modal saham.

Menurut PP 138 Tahun 2000, saham bonus yang diterima oleh pemegang saham, yang berasal dari konversi agio saham, tidak termasuk dalam pengertian dividen sebagaimana diatur dalam Penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf g UU PPh Nomor 36 Tahun 2008, karena merupakan bagian keuntungan yang diterima oleh pemegang saham. Dengn demikian, penerimaan saham bonus yang berasal dari konversi agio saham tidak termasuk sebagai objek pemotongan PPh 23. Sedangkan saham bonus yang berasal dari retained earning adalah merupakan bagian keuntungan sehingga termasuk pengertian dividen sebagaimana dimaksud dalam Penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf g dan Pasal 23 ayat (1) huruf a angka 1 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008. Penghasilan berupa saham bonus tersebut harus dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh, dengan ketentuan bahwa pengakuan penghasilan atas saham bonus yang berasal dari konversi agio adalah pada saat dijual, karena belum dimasukkan sebagai penghasilan saat diterima/diperoleh.

Contoh :

WP Alain adalah pemegang saham PT XYZ, pada tahun 2010 memiliki 5000 lembar saham dengan harga perolehan Rp 3.000/lembar saham. Pada tahun 2012 PT XYZ membagikan saham bonus yang berasal dari konversi agio saham dengan perbandingan 1:1 yaitu setiap satu lembar saham memperoleh satu saham bonus. Pada bulan Agustus 2013 WP Alain menjual 1.000 lembar saham dengan harga Rp 5.000/lembar saham.

Dengan demikian penghasilan yang harus dimasukkan dalam SPT Tahunan PPh tahun 2013 dari keuntungan atas penjualan saham adalah sebagai berikut :

1. Harga perolehan setiap lembar saham :

5.000 lembar yang diperoleh tahun 2010 @ Rp 3.000= Rp 15.000.000

5.000 lembar yang diperoleh tahun 2012 @ Rp 0= Rp 0

2. Jumlah saham 10.000 lembar= Rp 15.000.000

3. Harga perolehan rata-rata per lembar saham= Rp 1.500

4. Harga penjualan = 1.000 lembar x Rp 5.000= Rp 5.000.000

5. Harga perolehan 1.000 lembar saham @ Rp 1.500= Rp 1.500.000

6. Keuntungan= Rp 3.500.000

Untuk mempertahankan proporsi pemilikan saham persero (pemegang saham), pada umumnya apabila perusahaan akan menerbitkan saham baru kepada persero lama diberikan hak membeli terlebih dahulu (pre-emptive rights). Kelaziman dalam akuntansi untuk mengalokasikan harga perolehan saham kepada rights tersebut. Penjualan rights diatas harga alokasi itu merupakan keuntungan.

Sementara itu, kalau hak itu dimanfaatkan untuk membeli saham baru (dengan harga lebih rendah dari harga pasar) maka harga perolehan (alokasi) rights ditambahkan pada pembelian dan diakui sebagai harga perolehan saham baru. Apabila rights tidak dimanfaatkan, alokasi biaya umumnya dianggap sebagai kerugian. Dalam ketentuan perpajakan, alokasi tersebut tidak dilakukan sebagai hasil penjualan rights merupakan PhKP seluruhnya.

Laba/rugi dari penjualan investasi pada entitas asosiasi dan pada entitas anak, biasanya dilaporkandalam perhitungan laba rugi. Penghasilan dari penjualan investasi tersebut umumnya dipisahkan dari penghasilan yang diterima dari kegiatan usaha.

Berbeda dengan dividen, keuntungan pengalihan saham dikenakan pajak. Keuntungan itu secara umum dimengerti sebagai kelebihan harga jual diatas harga perolehan yang dianggap sebagai penghasilan (Penjelasan Pasal 4 ayat (1) bagian d UU PPh Nomor 36 Tahun 2008).

Apabila penjualan saham dilakukan di bursa efek, sama halnya dengan investasi dalam sekuritas saham yang berisfat lancar, penghasilan dari penjualan itu dikenakan PPh. Sementara itu, kalau penjualan dilakukan tidak melalui bursa efek, maka keuntungan dari penjualan tersebut harus diakui sebagai penghasilan di luar usaha yang harus digabungkan dengan penghasilan lain untuk dilaporkan SPT Tahunan PPh Badan. Kedua tempat tata cara penjualan memberikan perlakuan yang berbeda terhadap biaya penjualan. Sementara penjualan di bursa efek tidak memperkenankan pengurangan biaya penjualan terhadap penghasilan bruto kena pajak, penjualan di luar bursa memperbolehkan pengurangan dimaksud dengan cara mengakui biaya di luar usaha pada saat laporan SPT Tahunan PPh Badan.

Dalam PP 14 Tahun 1997 jo. KMK-282/KMK.04/1997 jo. SE-06/PJ.4/1997 jo. SE-15/PJ.42/1997, besarnya PPh yang dipungut dari transaksi penjualan saham di bursa efek ditentukan atas penghasilan yang diterima/diperoleh orang pribadi atau badan dari transaksi penjualan saham (bukan saham pendiri) di bursa efek dipungut PPh yang bersifat final sebesar 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan saham.

Karena pungutan pajak diperlakukan sebagai pungutan final, maka untuk akuntansi pajak, penghasilan dari penjualan saham tidak dapat dikreditkan dalam SPT Tahunan dan dikonsolidasikan dengan penghasilan lainnya yang tidak dikenakan pajak final. Sebagai akibat pengenaan final itu, semua pengeluaran dan biaya tidak dapat dikurangkan kepada penghasilan baik yang berasal dari saham itu maupun penghasilan yang lain.

Penghasilan atas transaksi penjualan saham dipotong langsung oleh penyelenggara bursa efek pada saat transaksi jual beli saham. Pihak penyelenggara bursa efek yang akan membayar/ menyetor PPh final tersebut ke Kas Negara dengan menggunakan SSP dan melaporkannya ke KPP dengan menggunakan SPT Masa PPh Final Pasal 4 ayat (2 ). Penyetoran pajak dilakukan oleh pemotong paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan terjadinya transaksi penjualan saham. Pelaporan dilakukan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan terjadinya transaksi penjualan saham.

Jurnal akuntansi perpajakan untuk transaksi investasi dalam saham pada entitas asosiasi dengan menggunakan metode biaya (cost method) adalah sebagai berikut :

Transaksi

Metode Biaya (Cost Method)

Pembelian saham

Investasi pada entitas asosiasi-PT...

Kas/Bank

Rp xxx

Rp xxx

Pengakuan laba/rugi

Tidak ada jurnal

Pembagian dividen

Kas/Bank

PPh 23 dibayar dimuka

Pendapatan dividen

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Penjualan saham

Kas/Bank

PPh Pasal 4 ayat (2)

Laba/rugi penjualan investasi saham

Investasi pada entitas asosiasi-PT...

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Sedangkan, jurnal akuntansi perpajakan untuk transaksi investasi dalam saham pada entitas anak dengan menggunakan metode ekuitas (equity method) adalah sebagai berikut :

Transaksi

Metode Biaya (Cost Method)

Pembelian saham

Investasi pada entitas anak-PT...

Kas/Bank

Rp xxx

Rp xxx

Pengakuan laba

Investasi pada entitas anak-PT...

Pendapatan investasi

Rp xxx

Rp xxx

Pengakuan rugi

Pendapatan investasi

Investasi pada entitas anak-PT...

Rp xxx

Rp xxx

Pembagian dividen

Kas/Bank

PPh 23 dibayar dimuka

Pendapatan dividen

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Penjualan saham

Kas/Bank

PPh Pasal 4 ayat (2)

Laba/rugi penjualan investasi saham

Investasi pada entitas anak-PT...

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Transaksi

Metode Ekuitas (Equity Method)

Apabila kepemilikan saham 25%

Pembelian saham

Sama dengan di atas

Pengakuan laba/rugi

Sama dengan di atas

Pembagian dividen

Kas/Bank

Investasi pada entitas anak-PT..

Rp xxx

Rp xxx

Penjualan saham

Sama dengan di atas

DAFTAR PUSTAKA

Agoes,Sukrisno dan Estralita Trisnawati.Akuntansi Perpajakan.Edisi 3. 2013.Jakarta : Salemba Empat.

5

Tugas Akuntansi Perpajakan Pertemuan ke-6 Investasi Jangka Panjang