INVENTARISASI JAMUR MAKROSKOPIS PADA LIMBAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL Msy...
Transcript of INVENTARISASI JAMUR MAKROSKOPIS PADA LIMBAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL Msy...
1
INVENTARISASI JAMUR MAKROSKOPIS PADA LIMBAH PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT DI PT PERKEBUNAN HASIL MUSI LESTARI (PHML)
KECAMATAN BTS ULU KABUPATEN MUSI RAWAS
Msy Olivia Rega Anorda.1, Linna Fitriani M.Pd.
2, Yuni Krisnawati, M.Pd.
3
1Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau
2 dan 3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau
Jurusan Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis jamur Makroskopis pada limbah
perkebunan kelapa sawit di PT Perkebunan Hasil Musi Lestari (PHML) Kecamatan BTS
ULU Kabupaten Musi Rawas dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan teknik
pengumpulan data dengan cara observasi. Dari hasil penelitian ditemukan 5 Ordo
(Agaricales, Auriculariales, Aphylloporales, Lycoperdales, Polyporales), 11 Famili
(Auriculariaceae, Boletaceae, Hydnaceae, Hygrophoraceae, Pleurotaceae, Lycoperdaceae,
Meripilaceae, Schizophylaceae, Tricholomataceae, Polyporaceae), 18 Genus (Auricularia,
Auriculariopsis, Boletus, Clitoybe, Collybia, Crepidotus, Fomes sp, Ganoderma, Grivola,
Hypholoma, Spongipelis, Tulostoma, Panus, Pleurotus, Polyporus, Lactarius, Lenzites), dan
memiliki 24 Spesies (Auricularia polytricha, Boletus sp, Clytoybe dealbata, Clitoybe
decembris, Collybia sp, Collybia chirata, Coltricia sp, Coltricia perennes, Crepidotus
fusisporus var. rameus, Fomes fomentarius, Ganoderma sp 1, Ganoderma sp 2, Grivola sp,
Hipholoma marginatum, Lactarius sp, Lenzites sp, Lenzites betulina, Marasminus sp, Panus
sp, Pycnoporus cinnabarinus, Pleurotus pulmonaris, Schyzophylum commune, Spongipelis
sp, Tulostoma sp. Hasil pengamatan faktor abiotik yang di dapat suhu tanah berkisar 23,9-
26,3oC dan faktor kelembaban tanah berkisar 75-82%.
Kata Kunci: inventarisasi, jamur makroskopis, pt phml
A. PENDAHULUAN
Jamur mempunyai peranan penting dalam ekosistem, jamur merupakan
dekomposer (pengurai) dan menjadi penyeimbang keanekaragaman jenis hutan. Sebagai
pengurai jamur mampu menguraikan bahan organik seperti selulosa, hemiselulosa, lignin,
protein, dan senyawa pati dengan bantuan enzim. Jamur menguraikan bahan organik
1
2
menjadi senyawa yang di serap dan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan
(Hasanuddin, 2014:38-39).
Jamur yang bersifat racun biasanya memiliki warna yang mencolok, tidak terdapat
gigitan dari organisme lain dan biasanya berbau busuk karena mengandung senyawa
sulfida.Jamur biasanya tumbuh pada kondisi lingkungan yang teduh dan tingkat
kelembapan yang cukup tinggi, arus angin dan pencahayaan. Beberapa faktor lainnya
adalah kebutuhan sinar matahari tidak langsung, kondisi ini jamur dapat tumbuh dengan
cepat, suhu dan sirkulasi udara yang sejuk, dan kondisi lingkungannya dataran rendah
sangat cocok untuk kehidupan jamur makroskopis (Hidayati, dkk, 2015:76).
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 29 November 2016 di
PT Perkebunan Hasil Musi Lestari (PHML) yang berada di Kecamatan BTS ULU
Kabupaten Musi Rawas terdapat beberapa jenis Jamur Makroskopis yang hidup dan
tumbuh di perkebunan kelapa sawit. Limbah kelapa sawit merupakan limbah yang berasal
dari perkebunan kelapa sawit dan limbah industri kelapa sawit.
1. Pengertian Inventarisasi
Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan
pelaporan hasil pendataan barang milik daerah (Nasiti, dan Kusumawati, 2014:43).
Inventarisasi juga dapat diartikan sebagai kegiatan pengumpulan dan penyusunan data
untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan dengan mengidentifikasikan data yang diambil
meliputi jenis, densitas, dan habitat (Surachman, dkk, 2014:7). Menurut Santoso,
(2016:2) Inventarisasi tumbuhan merupakan pencatatan dan pengumpulan data dari
penelitian tentang tumbuhan, pendataan dilakukan dengan mengklasifikasi dan
determinasi tumbuhan sesuai dengan ciri morfologinya.
a. Pengertian Jamur
Menurut Mawardi, dan Hidayani, (2013:2-4), jamur merupakan organisme
yang cukup menarik untuk dikenal dan dipelajari. Lebih dari 70.000 jenis jamur
3
telah dikenal jamur hidup diberbagai tempat seperti hutan, kebun, pertamanan,
industri bahkan pepohonan yang sering dijumpai. Jamur merupakan organisme yang
unik dari cara mendapatkan nutrisinya, struktur tubuh, dan cara reproduksinya.
Berbeda dengan organisme lain, jamur memiliki struktur atau bentuknya seperti
batang dan akar.
Jamur merupakan salah satu keunikan yang memperkaya keanekaragaman
jenis makhluk hidup. Beberapa jenis jamur telah banyak dimanfaatkan oleh manusia
sebagai bahan makanan dan sumber bahan obat-obatan tradisional maupun modern
(Wahyudi, dkk, 2012:8).
b. Jamur Makroskopis
Jamur makroskopis merupakan jamur yang dapat dilihat dengan kasat mata
yang memiliki tubuh buah berukuran besar 0,6 cm yang merupakan struktur
produktif untuk menyebarkan dan menghasilkan sporanya. Jamur makroskopis
memiliki struktur umum yang terdiri atas bagian tubuh seperti bilah, tudung, tangkai,
cincin, dan volva (Darwis, dkk, 2011:1). Menurut Syafrizal, dkk, (2014) jamur
makroskopis adalah cendawan sejati yang ukurannya relative besar, dapat dilihat
dengan kasat mata, dapat dipegang, atau dipetik dengan tangan, dan bentuknya
mencolok.
2. PT Perkebunan Hasil Musi Lestari
Kecamatan BTS ULU kabupaten Musi Rawas memiliki PT Perkebunan
Hasil Musi Lestari yang di dirikan pada tahun 1992 dengan luas ± 11.000 hektar
perkebunan kelapa sawit dengan luas pabrik 10 hektar yang di bangun pada tahun
2007. PT Perkebunan Hasil Musi Lestari memiliki perkebunan yang luas dan di bagi
per-blok.
B. Jenis Penelitian
4
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, merupakan jenis
penelitian yang mengamati, mencatat berdasarkan ciri-ciri dan morfologi (Putra,
2013:71). Pengambilan sampel jamur berdasarkan observasi dan dokumentasi dengan
mengambil objek yang akan diteliti yaitu jenis-jenis jamur Makroskopis yang ada di
limbah perkebunan kelapa sawit di PT Perkebunan Hasil Musi Lestari (PHML)
Kecamatan BTS ULU Kabupaten Musi Rawas.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-September 2017.
2. Tempat
Penelitian akan dilakukan di PT Perkebunan Hasil Musi Lestari (PHML)
Kecamatan BTS ULU Kabupaten Musi Rawas. Pengambilan sampel dan gambar
pada jenis-jenis jamur terletak di limbah perkebunan kelapa sawit pada blok F,
blok G, dan blok H, milik PT Perkebunan Hasil Musi Lestari (PHML) untuk
proses herbarium.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian meliputi jamur Makroskopis yang di temukan peneliti selama
penjelajahan di perkebunan kelapa sawit milik PT Perkebunan Hasil Musi Lestari
(PHML) Kecamatan BTS ULU Kabupaten Musi Rawas.
E. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah:
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera yang digunakan untuk
dokumentasi spesimen, toples, plastik, kertas label, termometer untuk mengukur
5
suhu, hygrometer untuk mengukur kelembaban, alat tulis yang digunakan untuk
mencatat nama dan identifikasi jenis jamur.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: sampel
tumbuhan jamur (fungi), air, tisu, alkohol 70%, digunakan untuk membuat
herbarium pada tumbuhan jamur (fungi).
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara observasi.
Sehingga pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif
kualitatif dengan cara mendeskripsikan ciri-ciri dari jamur yang ditemukan untuk
memperoleh informasi mengenai jenis-jenis jamur Makroskopis yang ada di
perkebunan kelapa sawit dan disajikan dalam bentuk gambar, dan uraian deskriptif
tentang identifikasi jenis jamur yang ditemukan dengan panduan: Buku Aneka
Jamur S, Alex, M, (2011) dan jurnal mengenai jamur. Pengambilan sampel dengan
cara turun langsung ke lapangan secara onservasi di lokasi yang sudah ditentukan
dengan teknik Purposive sampling dengan pertimbangan tertentu.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti pada tanggal 9 Agustus
sampai 9 September 2017, peneliti menemukan beberapa jenis jamur Makroskopis yang
hidup dan tumbuh pada perkebunan kelapa sawit seperti pelepah, kayu kelapa sawit dan
tandan yang lapuk. Observasi ini dilakukan pada waktu pagi hari sekaligus pengukuran
suhu tanah dan kelembaban tanah habitat pertumbuhan jamur di PT Perkebunan Hasil
Musi Lestari (PHML). Klasifikasi dari jenis jamur yang ditemukan tersebut dapat dilihat
pada Tabel 4.1 berikut:
6
Tabel 4.1
Klasifikasi Jenis Jamur Makroskopis
No Ordo Family Genus Spesies
1 Agaricales Tricholomataceae Clitoybe Clitoybe dealbata
Clitoibe decembris
Collybia Collybia sp
Chollybia chirata
Marasmius Marasmius sp
Boletaceae Boletus Boletus sp
Hygrophoraceae Hypholoma Hipholoma
marginatum
Pleurotaceae Pleurotus Pleurotus
pulmonarius
Crepidotus Crepidotus
fusisporus var. ra
meus
Russulaceae Lactarius Lactarius sp
2 Auriculariales Auriculariaceae Auricularia Auricularia
polytricha
3 Aphylloporales Schizophylaceae Auriculariopsis Schyzophylim
commune
4 Polyporales Hydnaceae Spongipelis Spongipelis sp
Meripilaceae Grivola Grivola sp
Polyporaceae Fomes Fomes Fomentarius
Ganoderma Ganoderma sp 1
Ganoderma sp 2
Lenzites Lenzites sp
Lenzites betulina
Panus Panus sp
Polyporus Coltricia sp
Coltricia perennes
Pycnoporus Pycnoporus
cinnabarinus
5 Licoperdales Lycoperdaceae Tulostoma Tulostoma sp
7
PEMBAHASAN
Tabel 4.2
Jenis-Jenis Jamur Makroskopis yang Di Temukan Pada Limbah Kelapa Sawit Di PT
Perkebunan Hasil Musi Lestari (PHML)
No Nama Spesies
Jamur
Gambar Ciri-Ciri/Identifikasi Jamur
1 Auricularia
polytricha
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
Deskripsi: Jamur Auricularia
poltricha mempunyai tubuh
buah berbentuk seperti
kuping berwarna coklat
kemerahan, bertekstur lembut
habitat alamiah, tangkai yang
pendek atau tidak memiliki
tangkai. Hidup menempel.
Jenis jamur ini banyak
ditemukan pada pohon kelapa
sawit yang mati. Jamur jenis
ini mirip sekali dengan jamur
kuping dan hidup
berkelompok kecil.
kelas Basidiomycetes,
genus Auriculariales.
2 Boletus sp
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
Deskripsi: Jamur jenis ini
memiliki tubuh buah
berbentuk payung berwarna
putih cerah, transparan, tekstur
tubuh buah mudah hancur,
lamella berbentuk pori-pori,
hidup soliter dengan habitat
alamiah tumbuh pada pohon
kau kelapa sawit yang telah
mati dan akar semu pada
pohon yang mati. tidak
memiliki cincin dan cawan,
memiliki tangkai berbentuk
silindris dan bagian dalamnya
berongga sehingga mudah
hancur. Jamur ini termasuk
pada kelas Agaricomycetes,
ordo Agari-cales
3 Coltricia sp
Deskripsi: Jamur ini
merupakan jenis jamur yang
mempunyai tubuh buah
seperti kipas berwarna coklat
mempunyai pori-pori yang
halus pada permukaan serta
tidak mudah robbek, dengan
permukaan tubuh buah yang
8
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
licin dan tangkai yang pendek
atau kecil dan keras terdapat
pada sisi tubuh buah, tidak
mempunyai cincin dan
cawan, mempunyai akar
semu yang tumbuh pada
tumbuhan dan mempunyai
habitat pada ranting-ranting
pada tumbuhan atau pelepah
kelapa sawt yang sudah mati.
Jamur jenis ini dapat di olah
sebagai bahan pangan.
Termasuk pada kelas
Agaricomycetes dan ordo
Polyporales. Jamur ini sering
disebut sebagai jamur terap
oleh warga dan diolah ketika
masih kecil.
4 Coltricia
perennes
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
Deskripsi: jamur Coltricia
perennes merupakan jamur
yang memiliki tubuh buah
berbentuk corong, tipis,
tekstur seperti kulit, bergaris
konsentris dengan warna putih
habitat alamiah dan akar semu
pada kayu kering yang sudah
lapuk dan mati, jamur jenis ini
tidak memiliki cincin dan
cawan serta memiliki tangkai
yang yang sangat pendek.
Jamur Coltricia perennes
termasuk pada kelas
Basidiomycota dengan kelas
Agaricomycetes dan ordo
Polyporales
5 Collybia sp
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
Deskripsi: Tudung berbentuk
payung cembung dan pipih,
permukaan licin, tekstur halus
berwarna putih hingga cream,
terdapat sedikit tonjolan kecil
ditengah tudung jamur ini.
berwarna putih. permukaan
licin, berwarna sama dengan
tudung. Habitat dikayu lapuk,
hidup dalam kelompok kecil.
Termasuk pada kelas
Basidiomycetes dengan ordo
Agaricales.
6 Collybia cirhata Deskripsi: jamur ini
mempunyai tubuh buah
9
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
berbentuk payung berwarna
putih kecokelatan, tekstur
tubuh buah mudah hancur,
lamella berbentuk insang,
hidup berkelompok dan
habitat alamiah, dan akar
semu melekat pada kayu yang
mati, memiliki tangkai yang
panjang dan pelekatan tangkai
tepat berada di tengah.
Termasuk pada kelas
Agaricomycetes.
7 Crepidotus
fusisporus var.
rameus
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
Deskripsi: Bentuknya kecil,
permukaan licin, lembut, dan
halus, garis-garisnya berwarna
putih bersih, Memiliki batang
yang kurus dan hidup
berkelompok. Jenis jamur ini
hidup di pohon yang lapuk
/mati. Jamur ini tidak dapat
dikonsumsi karena mudah
hancur apabila di cabut pada
habitatnya. Jamur jenis ini
termasuk pada kelas
Basidiomycetes dan ordo
Agaricales.
8 Clitoybe
dealbata
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
Deskripsi: Mempunyai tubuh
buah berbentuk seperti payung
berwarna putih kemerahan
dengan tudung pada
permukaan halus berwarna
putih, tangkai pendek,
mempunyai akar semu yang
tumbuh pada batang yang
lembab. Jamur Clitoybe
dealbata termasuk pada kelas
Basidiomycetes dan ordo
Agaricales.
9 Collytoybe
decembris
Deskripsi: Jamur Clitoybe
decembris ini memiliki tudung
melingkar seperti payung yang
warna keabu-abuan. Habitat
tumbuh pada sisa tandan sawit
yang lembab. mengeluarkan
aroma yang tidak sedap. hidup
dengan kelompok kecil. Jamur
ini bentuknya agak datar dan
melengkung dengan permu-
10
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
kaan yang berwarna krem dan
kecokelatan pada pusatnya.
Jamur ini tidak dapat
dikonsumsi. Dan termasuk
pada kelas Basidi-omycetes
dan ordo Agaricales
10 Fomes sp
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
Deskripsi: Jamur ini
merupakan jamur yang
mempunyai tubuh buah
berbentuk seperti kipas,
memiliki warna hitam keco
kelatan dengan permukaan
tubuh buah yang keras dan
kasar, memiliki pori-pori kecil
pada permukaan bawah tubuh
buah, akar semu menempel
pada tumbuhan mati, habitat
pada pohon mati yang keras.
dan tidak dapat dikonsumsi.
serta termasuk pada kelas
Agaricomycetes dengan ordo
Polyporales
11 Grivola sp
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
Deskripsi: Berbentuk
sekumpulan tudung bertingkat
cokelat keabuan berlekuk, sisi
atas berwarna krem
kecokelatan, bentuk seperti
kerang. Tidak memiliki
tangkai langsung pada pelepah
yang sudah mati. Habitat di
tumbuhan mati dan tanah
hidup berkelompok. termasuk
pada kelas Agaricomycetes
dan ordo Polyporales. Jamur
jenis ini dapat dikonsumsi
sebagai olahan masakan
12 Ganoderma sp 1 Deskripsi: Jamur ini memiliki
tubuh buah berbentuk seperti
kipas berwarna putih dengan
permukaan tubuh buah yang
halus, berdaging, dengan pori-
pori kecil pada permukaan
bawah tubuh buah yang
11
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
berwarna putih, lamela seperti
insang, tangkai sangat pendek
yang terdapat pada sisi tubuh
buah, akar semu menempel
dan mempunyai habitat pada
pohon mati yang keras.
termasuk pada Basidiomycetes
13 Ganoderma sp 2
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
Deskripsi: jenis jamur
Ganoderma 2 mempunyai
tubuh buah yang berbentuk
kipas atau setengah lingkaran,
keras, tebal, besar, dengan
warna hitam dan coklat pada
bagian tepi, lamela berbentuk
seperti pori-pori yang sangat
kecil, hidup berkelompok
dengan habitat yang tumbuh
alamiah pada pohon yang
sudah mati dan keras,
memiliki akar semu melekat
pada kayu mati, tidak
memiliki cincin, cawan, dan
tangkai. termasuk pada
Basidiomycetes, dan genus
Ganoderma
14 Hypholma
marginatum
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
Deskripsi: Jamur jenis ini
merupakan jamur yang
memiliki tubuh buah yang
seperti payung berwarna putih
kemerahan dengan tudung
permukaan halus berwarna
putih, tangkai pendek dan
lemah terdapat di bawah per-
mukaan tudung, mempunyai
akar yang semu dan tumbuh
pada pelepah/kayu yang telah
mati. Termasuk pada kelas
Basidiomycetes
15 Lactarius sp Deskripsi: Jamur jenis ini
memiliki tubuh buah
berbentuk payung dengan
corak coklat putih, lamella
berbentuk insang, hidup
berkelompok dengan habitat
12
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
alamiah dan akar semu
melekat sisa tandan sawit,
tidak memiliki cincin dan
cawan. Jamur ini tidak dapat
di konsumsi dan termasuk
pada kelas Agaricomycetes
16 Lenzites sp
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
Deskripsi: jamur ini
mempunyai tubuh buah
berbentuk kipas bergaris
konsentris berwarna coklat
muda dan putih, lamella
berbentuk pori-pori kecil,
hidup mengelompok dengan
habitat alamiah dan akar semu
pada pohon kayu yang sudah
mati, tidak memiliki cincin,
cawan, dan tangkai. Jamur ini
termasuk pada kelas
Agaricomycetes dan family
Polyporaceae
17 Lenzitus betulina
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
Deskripsi: Jamur Lenzites
betulina ini mempunyai tubuh
buah yang berbentuk seperti
kipas berwarna kuning coklat
kehitaman, permukaan tubuh
buah halus, memiliki pori pori
yang sangat halus. tidak
mempunyai cincin dan cawan
menempel pada tumbuhan
yang keras dan sudah mati.
Jamur ini termasuk pada kelas
Basidiomycetes dan family
Polyporaceae
18 Marasminus sp Deskripsi: Jamur Marasmius
sp ini mempunyai tubuh buah
yang berbentuk seperti payung
dengan warna cokelat muda
dan bagian tengah berwarna
lebih gelap dibandingkan
bagian tepi, lamella mirip
insang, hidup mengelompok
dengan habitat tumbuh
alamiah dan memiliki akar
13
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
semu pada pohon kayu yang
sudah mati/lapuk, tidak
memiliki cincin dan cawan,
memiliki tangkai yang sangat
pendek. termasuk pada kelas
Agaricomycetes.
19 Pycnoporus
cinnabarinus
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
Deskripsi: Jamur ini memiliki
tubuh buah berbentuk seperti
kipas berwarna coklat, dengan
permukaan tubuh buah kasar
dank eras, memiliki pori-pori
yang sangat halus yang tidak
bisa dilihat dengan mata
telanjang, tidak mempunyai
tangkai, akar semu menempel
dan mempunyai habitat pada
pohon yang sudah mati.
termasuk pada kelas
Agaricomycetes dan family
Polyporaceae.
20 Pleurotus
pulmonarius
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
Deskripsi: Jamur ini tumbuh
membentuk rak-rak dalam
kelompok kecil. Warna tubuh
buah krem keputih putihan
dengan permukaan agak
cekung dan bergelombang.
Bentuk tubuh buah nya agak
gemuk dan segar, permukaan
nya cukup halus, Jamur ini
tumbuh pada dahan atau kayu
yang keras dan tua. Tidak
memiliki batang. termasuk
pada kelas Agaricomycetes.
Jamur yang mirip dengan
jamur tiram ini dapat diolah
sebagai olahan masakan.
21 Panus sp Deskripsi: Memiliki tubuh
buah berbentuk seperti ter-
ompet berwarna coklat muda
dengan permukaan berbulu,
tepi tudung menggulung keba-
gian lamela, lamela berbentuk
insang, hidup mengelompok
14
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
dengan habitat alamiah dan
akar semu melekat pada kyau
mati yang masih keras, memi-
liki tangkai yang menyatu
dengan tubuhnya badan buah.
termasuk pada ordo
Porypolrales.
22 Schyzophylum
commune
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
Deskripsi: memiliki tubuh
buah seperti kipas, berdaging,
berwarna abu-abu, bagian
tepinya terbelah, ben-tuk bilah
bercabang ketepi, permukaan
atas kasar berserabut lunak,
tangkai tubuh buah pendek,
bersisik berwarna kuning dan
akar semu, tumbuh pada kayu
yang lapuk. Jamur jenis ini
disebut dengan jamur gerigit
dan dapat di konsumsi.
termasuk pada kelas
Agaricomycetes.
23 Spongpipelis sp
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
Deskripsi: Mempunyai tubuh
buah yang tumbuh
melengkung ke atas atau lurus
berwarna putih, berstruktur
keras, hidup mengelompok
dengan habitat alamiah dan
akar semu pada pohon kayu
yang sudah mati, tidak
memiliki tangkai. Termasuk
pada ordo Polyporales dan
family Hidnaceae. Jamur ini
tidak dapat dikonsumsi.
24 Tulostoma sp
Deskripsi: Mempunyai tubuh
buah berbentuk semacam bola
berwarna putih, tekstur tubuh
buah keras, hidup menge-
lompok dengan habitat ala-
miah tumbuh pada sisa tandan
sawit dan akar semu.,
memiliki tangkai yang
pendek. Jamur ini dapat
15
(Sumber:
Dokumentasi
Pribadi, 2017)
dikonsumsi jika masih kecil.
Jamur ini termasuk pada ordo
Lycoperdales dan family
Lycoperdaceae. Jamur ini
sering disebut sebagai jamur
sensual atau jamur kelamin
laki-laki.
Faktor Lingkungan Abiotik
Faktor lingkungan abiotik yang telah peneliti ukur merupakan faktor suhu tanah yang
berkisar dari 23,9-26,3oC, seperti jamur jenis Tuloostoma sp dan Boletus sp. Kelembaban
tanah berkisar 75-82% seperti jamur jenis Ganoderma sp 1 dan Ganoderma sp 2. Jamur yang
ditemukan ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan sehingga jamur ini dapat berkembang pada
suhu tanah dan kelembaban tanah yang rendah dan tempat yang cocok.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti menyimpulkan bahwa jamur
Makroskopis yang ditemukan pada limbah perkebunan kelapa sawit di PT Perkebunan
Hasil Musi Lestari (PHML) di Kecamatan BTS ULU Kabupaten Musi Rawas ini terdapat
5 Ordo, 11 Famili, 18 Genus, 24 Spesies. Faktor lingkungan abiotik yang mempengaruhi
pertumbuhan jamur, suhu tanah berkisar 23,9oC-26,3
oC dan kelembaban tanah berkisar
75%-82%.
16
DAFTAR PUSTAKA
Adha, A. 2014. Profil Musi Rawas. Muara Beliti: BPS Kabupaten Musi Rawas.
Anggraini, K., Khotimah, S., dan Turnip, M. 2015. Jenis-Jenis Jamur Makroskopis Di Hutan
Hujan Mas Desa Kawat Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau. Jurnal:
Protobiont. 4(3): 60-64.
Anggriawan, I., Periadnadi., dan Nurmiati. 2014. Inventarisasi Jamur Tingkat Tinggi
(Basidiomycetes) Di Gunung Singgalang Sumatera Barat. Jurnal: Biologi Universitas
Andalas: ISSN: 2303-2162):147-153.
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Darwis, W., Merisya, Y., dan Supriati, R. 2009. Identifikasi Jamur Tricholomataceae Dari
Hutan Dan Sekitar Pajar Bulan. Jurnal: MIPA Gradien. ISSN: 0216-2393:1-6.
Darwis, Desnaliansif, dan Supriati. 2011. Inventarisasi Jamur yang Dapat Konsumsi Dan
Beracun Yang Terdapat Di Hutan Dan Sekitar Desa Tanjung Kemuning Kaur
Bengkulu. Jurnal: Konservasi Hayati. 7(2):1-8.
Fauzi, Y., dkk. 2008. Budi Daya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis Usaha dan
Pemasaran. Jakarta: Penebar Sawadaya.
Fitriani, E. 2017. Inventarisasi Jamur Di Kawasan Hutan Sekipan Desa Kalisoro
Tawangmangu Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. Skripsi.
Hadi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hasanuddin. 2014. Jenis Jamur Kayu Makroskopis Sebagai Media Pembelajaran
Biologi. Jurnal: Biotik. 2(1):1-76.
Hidayati, Hidayat, R.M., dan Asmawati. 2015. Pemanfaatan Serat Tandan Kosong Kelapa
Sawit Sebagai Media Pertumbuhan Jamur Tiram Putih. Jurnal: Pemanfaatan Serat
Tanda Kosong Kelapa Sawit. 6(2):73-78.
Kimball. 1999. Bologi. Jakarta: Erlangga.
Khayati, L., dan Warsito, H., 2016. Keanekaragaman Jamur Kelas Basidiomycetes Di
Kawasan Lindung KPHP Sorong Selatan. Jurnal: Prosiding Symbion. (2528-5726):
213-222.
Mawardi, A., dan Hidayani, F. 2013. Mengenal dan Bertanam Jamur. Bandung: PT. Putri
Pustaka
Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasiti, E.F., dan Kusumawati, N. 2014. Sistem Informasi Inventarisasi Sarana Dan Prasarana
Sekolah. Jurnal: Sistem Komputer. 4(2): 43-59.
17
Nurhakim, I.Y. 2014. Perkebunan Kelapa Sawit Cepat Panen. Jakarta: Infra Group.
Proborini, W, M., 2012. Eksplorasi dan identifikasi Jenis-Jenis Jamur Klas Basidiomycetes Di
Kawasan Bukit Jimbaran Bali. Jurnal: Biologi. xvi(2):45-47.
Purwanto. 2016. Tips Sukses Usaha dan Berkebun Sawit. Yogyakarta: Forest Publishing.
Putra, N. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta: Rajawali Grafindo.
S, Alex, M. Aneka Jamur. (2011). Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Santoso. 2016. Inventarisasi Tumbuhan Obat Pada Ketinggian Yang Berbeda Di Jalur
Diklatsar Tlogodringo Karanganyar Sebagai Bahan Sosialisasi Bagi Masyarakat.
Skripsi.
Sibuea, M.S., Kardhinata, H.E., dan Ilyas, S. 2014. Identifikasi dan Inventarisasi Jenis
Tanaman Umbi-Umbian Yang Berpotensi Sebagai Sumber Karbohidrat Alternatif Di
Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal: Online Agroekoteknologi. 2(4):1408-1418.
Surachman, F.I., Indriyanto, dan Hariri, M, A. 2014. Inventarisasi Hama Pesemaian Di Hutan
Tanaman Rakyat Desa Ngambur Kecamatan Bengkunat Belimbing Kabupaten
Lampung Barat. Jurnal: Sylva Lestari. 2(2):7-16.
Syafrizal, S., Yeni, F.L., dan Titin. 2014. Inventarisasi Jamur Makroskopis Di Hutan Adat
Kantuk Dan Implementasinya Dalam Pembuatan Flipbook. Artikel.
Tambaru, E., Abdullah, A., dan Alam, N. 2016. Jenis-Jenis Jamur Basidiomycetes Familia
Polyporaceae Di Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin Bengo-Bengo Kecamatan
Cenrana Kabupaten Maros. Jurnal: Biologi Makassar (Bioma). 1(1):31-38.
Tjitrosoepomo, G., 2011. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Tyaningsih, S., Nursyahra, dan Abizar. 2014. Inventarisasi Jamur Makroskopis Di Kawasan
Penyangga (Buffer Zone) Perkebunan Kelapa Sawit Kiliran Jao Kecamatan Kamang
Baru Kabupaten Sijunjung. Artikel.
Ulya, A, N, A., Leksono, M, S., dan Khastini, O, R. 2017. Biodiversitas Dan Potensi Jamur
Basidiomycota Di Kawasan Kasepuhan Cisungsang Kabupaten Lebak Banten. Jurnal:
Al-Kauniyah. 10(1):9-16.
Wahyudi, E.A., Linda, R., dan Khotimah, S. 2012. Inventarisasi Jamur Makroskopis Di Hutan
Rawa Gambut Desa Teluk Bakung Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu
Raya. Jurnal: Protobiont. 1(1):8-11.
Wahyudi, R.T,. Rahayu, S., dan Azwin. (2016). Keanekaragaman Jamur Basidiomycota Di
Hutan Tropis Dan Dataran Rendah Sumatera Indonesia. Jurnal: Kehutanan. 2(11): 21-
33.