INTRODUKSIKEDOKTERANFORENSIK

7/22/2019 INTRODUKSIKEDOKTERANFORENSIK

1/29

KEDOKTERAN FORENSIK,ILMU DAN PROFESI

BUDI SAMPURNA


2/29

PENGERTIAN

Ilmu kedokteran oren!"k adala#!ala# !atu $a%an& !'e!"al"!t"k"lmu kedokteran (an&memanaatkan "lmu kedokteranuntuk mem%antu 'ene&akan#ukum, kead"lan danmeme$a#kan ma!ala#)ma!ala#d" %"dan& #ukum*


3/29

SIFAT UMUM

Parad"&ma kedokteran, Metodolo&" "lm"a# kedokteran*

Un"+er!al,

D"'en&aru#" ole# antro'olo&"

Penera'an ter&antun& - kelen&ka'an a!"l"ta!,- kemam'uan "nan!""l,- !um%er da(a dan- konorm"ta! den&an #ukum*


4/29

KEDOKTERAN).UKUM

KEDOKTERAN HUKUM

MEDIKO-LEGAL

HUKUM

KEDOKTERAN

KEDOKTERAN

FORENSIK


5/29

PERBANDINGAN SIFAT ILMU

KEDOKTERAN

EMPIRIS DESKRIPTIF PROBABILITAS

REASONABLEMEDI/AL/ERTAINT0

.UKUM

NORMATIF PRESKRIPTIF

PROKSIMA)/AUSA

BE0ONDREASONABLE

DOUBT


6/29

ILMU)ILMU FORENSIK

BASI/ S/IEN/ES- TEKNIK, KOMPUTER

- KIMIA, FARMASI, FISIKA, BIOLOGI

BE.A1IOURAL S/IEN/ES- PSIKOLOGI, PSIKO)SOSIAL

MEDI/AL 2 ALLIED S/IEN/ES- KEDOKTERAN, KEDOKTERAN GIGI,- SIDIK 3ARI,


7/29

PELA0ANAN FORENSIK

KRIMINALISTIK - PUSAT LABORATORIUM FORENSIK

POLRI- LABORATORIUM LAIN

KEDOKTERAN FORENSIK /S-

RUMA. SAKIT- FAKULTAS KEDOKTERAN NEGERI- LADOKPOL POLRI


8/29

KEDOKTERAN FORENSIK

PATOLOGI FORENSIK

FORENSIK KLINIK- PENGANIA0AAN FISIK- KEKERASAN SEKSUAL- PERA/UNAN

- FITNESS TO BE DETAINED, BEINTER1IE4ED, STAND TRIAL

- /OMPETEN/E


9/29

SE3ARA. MEDIKO)LEGAL 5678)5688 SM IM.OTEP 9:88 SM .AMMURABI 9;88 SM .ITTITES

;; SM ANT.ITIUS, 3ULIUS /AESAR, FORUM M ?Kemat"an (& men$ur"&akan@

Re$ord o 4a!#"n& Aa( o 4ron&! /"naC 9>85 M Auto'!" Med"kole&al d" Bolo&na 975> M SIDIK 3ARI

96=7 M Patolo&" Foren!"k !e%a&a" !'e!"al"!


10/29

DI INDONESIA SE3AK AMAN KOLONIAL

- TERUTAMA 3AKARTA ) SURABA0A

:8 S'F DI 9= KOTA

- Medan, Padan&, Palem%an&, 3akarta,Bandun&, /"re%on, Semaran&, 3o&a,Solo, Malan&, Sura%a(a, Den'a!ar,Samar"nda, Maka!ar, Manado,

Banarma!"n PUSLABFOR

- Medan, 3akarta, Semaran&, Sura%a(a,Maka!ar


11/29

PRINSIP KER3A

PRINSIP KEDOKTERAN- SUMPA., ETIK, STANDAR,

KEBEBASAN PROFESI- OB0EKTIF ILMIA., IMPARTIAL,

MEN0ELURU.-

PROSEDURAL BER.AK MENERIMA IMBALAN

- BERDASAR UPA0AN0A-

TIDAK BERDASAR .ASIL AK.IR


12/29

TUGAS POKOK

MEMBANTU PEMBU TIAN MELALUIPEMBU TIAN ILMIA.

DOKUMENTASI INFORMASI PROSEDUR

DOKUMENTASI FAKTA

DOKUMENTASIKAN TEMUAN

ANALISIS DAN KESIMPULAN

PRESENTASI !ert""ka!"C


13/29

Tu&a! Pokok

MASA PEN0ELIDIKAN PEN0IDIKAN- PEMERIKSAAN TKP- ANALISIS

MASA PEN0IDIKAN - 1ISUM ET REPERTUM- BAP SAKSI A.LI

MASA PERSIDANGAN - KETERANGAN A.LI


14/29

DI PERSIDANGAN

SEBAGAI SAKSI A.LI PEMERIKSA- MEN3ELASKAN 1ISUM ET REPERTUM

- MEN3ELASKAN KAITAN TEMUAN 1ERDENGAN TEMUAN A*B*S* LAIN

SEBAGAI A.LI

- MEN3ELASKAN SEGALA SESUATU 0ANGBELUM 3ELAS DARI SISI ILMIA.


15/29

KONFIDENSIALITAS

A1OID - TALK TOO SOON-

TALK TOO MU/.- TALK TO T.E 4RONG PERSON

.AN0A KEPADA PEN0IDIK PEMINTA

- TAPI BILA PEMERIKSAAN TELA. SELESAIDAPAT BERI INFO KE KELUARGA

TIDAK BI/ARA KE PERS TENTANG.ASIL PEMERIKSAAN


16/29

PERAN PROFESIONALKEDOKTERAN FORENSIK


17/29

RUANG LINGKUP

KEPENTINGAN PERADILAN- PATOLOGI FORENSIK

- FORENSIK KLINIK BUKAN PERADILAN

- IDENTIFIKASI

- KETERANGAN MEDIS- U3I KEA0A.AN- PEMERIKSAAN ?BARANG BUKTI@ LAIN


18/29


19/29

FORENSIK KLINIK

.UB* DOKTER ) PEN0IDIK

.UB* DOKTER)PASIEN TIDAK ADA- TAK ADA .AK OTONOMI PASIEN- PERINTA. UNDANG)UNDANG- SEBAGAI A.LI, BUKAN SUBORDINAT

.UB* DOKTER)PASIEN TETAP ADA- .ORMATI .AK PASIEN

.UB* DOKTER ) KELUARGA KORBAN- .ORMATI .AK RA.ASIA KEDOKTERAN


20/29

NON PERADILAN

SEBAGAI A.LI KONSULTAN

.UBUNGAN DENGAN PI.AKPEMINTA KONSULTASI

DIBA0AR PEMINTA KONSULTASI,TIDAK BERGANTUNG .ASIL AK.IR

TETAP OB0EKTIF 2 IMPARTIAL,?TIDAK DAPAT DIBELI@


21/29

ASOSIASI

PER.IMPUNAN DOKTER FORENSIKINDONESIA

ASOSIASI FORENSIK INDONESIA

INPALMS Indo)Pa$""$ A!!o$"at"onon Le&al, Med"$"ne and S$"en$e!C

IAFS Internat"onal A!!o$"at"on oForen!"$ S$"en$e!C


22/29

PENDEKATANKEDOKTERAN FORENSIK


23/29

TIDAK .AN0A MEDIS

A.LI KLINIK- MEDIKALISASI

- TERAPI

A.LI FORENSIK- BUKAN TERAPI, TAPI PEMBUKTIAN

- KOMPRE.ENSIF PSIKO)SOSIAL,0URIDIS

- .ASIL AK.IR SERTIFIKASI


24/29

TETAPI 3UGA BUKAN .UKUM

TIDAK BOLE. MENGATAKAN- PEMBUNU.AN

- PERKOSAAN- SIAPA PELAKUN0A

BOLE. MENGATAKAN- PETUN3UK /ARA KEMATIAN PIDANA- PETUN3UK SIAPA PELAKU


25/29

M"!* KEKERASAN

KORBAN PELANGGARAN .AM

KORBAN PENGANIA0AAN

KORBAN SELF)INFLI/TED

PEMBUNU.AN, BUNU. DIRI ATAUKE/ELAKAAN

ASPEK .UKUM, SOSIAL, .AM


26/29

KEMATIAN

/ARA MATI - ALAMI SAKITC, PEMBUNU.AN, BUNU.

DIRI, KE/ELAKAAN, TAK DIKETA.UI

SEBAB MATI - KEADAAN 0G MENGA4ALI RANGKAIAN

PATOFIS* .INGGA KE KEMATIAN

MEKANISME MATI- KEADAAN PATOFIS* 0G IN/OMPATIBLE

4IT. LIFE


27/29

SEBAB KEMATIAN

DI KLINIK

- MEKANISME MATI e$ SEBAB MATI

- MIS S0OK .EMOR.AGIK e$ LUKA TUSUKABDOMEN

DI PATOLOGI FORENSIK

- SEBAB MATI BERAKIBAT MEKANISME MATI

- MIS LUKA TUSUK ABDOMEN 0G MEROBEKAORTA MENGAKIBATKAN PERDARA.AN.INGGA S0OK


28/29

DITUSUK, DITOLONG DOKTER,DIRA4AT, MATI KARENA PNEMONIA

DI KLINIK- PNEMONIA e$ HHHC

- PNEMONIA e$ NOSOKOMIAL- PNEMONIA SEBAGAI KOMPLIKASI DARI

LUKA TUSUK C

DI PATOLOGI FORENSIK- LUKA TUSUK 0ANG MEROBEK HHH

DENGAN PEN0ULIT PNEMONIA


29/29

TERIMA KASI.

3AKARTA, 3AN 588>

BUDI SAMPURNA

INTRODUKSIKEDOKTERANFORENSIK

Documents

Transcript of INTRODUKSIKEDOKTERANFORENSIK