Intravenous Immunoglobulin

5
Intravenous Immunoglobulin (IVIg) pada GBS Plasma manusia mengandung protein yang disebut imunoglobulin, yang dapat dipisahkan dari plasma. Cairan konsentrat dimmunoglobulin ini dapat diberikan secara intravena (intravenous immunoglobulin atau IVIg). Pada GBS, IVIg diberikan melalui jarum yang dimasukkan ke vena. Tidak seperti PE, obat ini jarang memerlukan akses vena yang besar. IVIg diperoleh dari darah donor dan mengandung semua antibodi dari darah donor tersebut. Mekanisme pasti kerja IVIg pada GBS belum diketahui hingga kini. Satu teori menyatakan bahwa antibodi nonspesifik dalam donor dapat berikatan dengan antibodi antimyelin spesifik yang menyerang saraf pada pasien GBS dan menetralisasinya.Terlepas dari mekanismenya, IVIg telah terbukti efektif pada berbagai penyakit autoimun yang luas, termasuk GBS dan CIDP. Pada suatu studi dari Belanda, pasien GBs diterapi dengan IVIg atau PE dalam 2 minggu onset dan terlihat bahwa pasien yang mendapat IVIg menunjukkan hasil yang lebih baik. Waktu untuk pulih dan berjalan adalah 1 hari atau kurang pada pasien yang diterapi dengan IVIg, dan waktu penggunaan ventilator pada pasien dengan gagal nafas adalah 7 hari atau kurang. IVIg juga tampaknya mnegurangi keparahan penyakit, tampaknya karena terapi dimulai sejak awal (lebih kurang 6 hari setelah onset gejala). IVig juga ditoleransi lebih baik dibanding PE. Komplikasi pada PE dijumpai dua kali lebih sering dibanding IVIg dan cenderung lebih serius.

description

mini

Transcript of Intravenous Immunoglobulin

Page 1: Intravenous Immunoglobulin

Intravenous Immunoglobulin (IVIg) pada GBS

Plasma manusia mengandung protein yang disebut imunoglobulin, yang dapat dipisahkan

dari plasma. Cairan konsentrat dimmunoglobulin ini dapat diberikan secara intravena

(intravenous immunoglobulin atau IVIg). Pada GBS, IVIg diberikan melalui jarum yang

dimasukkan ke vena. Tidak seperti PE, obat ini jarang memerlukan akses vena yang besar. IVIg

diperoleh dari darah donor dan mengandung semua antibodi dari darah donor tersebut.

Mekanisme pasti kerja IVIg pada GBS belum diketahui hingga kini. Satu teori menyatakan

bahwa antibodi nonspesifik dalam donor dapat berikatan dengan antibodi antimyelin spesifik

yang menyerang saraf pada pasien GBS dan menetralisasinya.Terlepas dari mekanismenya, IVIg

telah terbukti efektif pada berbagai penyakit autoimun yang luas, termasuk GBS dan CIDP.

Pada suatu studi dari Belanda, pasien GBs diterapi dengan IVIg atau PE dalam 2 minggu

onset dan terlihat bahwa pasien yang mendapat IVIg menunjukkan hasil yang lebih baik. Waktu

untuk pulih dan berjalan adalah 1 hari atau kurang pada pasien yang diterapi dengan IVIg, dan

waktu penggunaan ventilator pada pasien dengan gagal nafas adalah 7 hari atau kurang. IVIg

juga tampaknya mnegurangi keparahan penyakit, tampaknya karena terapi dimulai sejak awal

(lebih kurang 6 hari setelah onset gejala). IVig juga ditoleransi lebih baik dibanding PE.

Komplikasi pada PE dijumpai dua kali lebih sering dibanding IVIg dan cenderung lebih serius.

Keuntungan IVIg lainnya adalah bahwa IVIg lebih mudah diberikan, tidak memerlukan peralatan

khusus, dan membutuhkan periode terapi yang lebih singkat. IVIg tidak sepenuhnya bebas risiko

dan tetap harus digunakan dengan hati-hati.

Komplikasi dan efek samping dari penggunaan IVIg biasanya ringan. Nyeri

kepala,menggigil, nyeri otot dan mual sering dijumpai dan dapat diatasi dengan pemberian anti

inflamasi non steroid atau memperlambat kecepatan infusnya. Efek samping lainnya yaitu

demam, hipertensi, hoyong. Nyeri kepala hebat dapat diegah atau dikurangi intensitasnya dengan

pemberian steroid, metilprednisolon 60-100 mg IV dan difenhidramin 25-20 mg IV 30 menit

sebelum pemberian. Masalah yang paling sering dijumpai pada penggunaan IVIg adalah reaksi

alergi terhadap kandungan protein dalam produk.Ini biasanya ringan berupa rasa gatal atau

kemerahan, namun dapat dijumpai reaksi alergi yang mengancam jiwa. IVIg juga meningkatkan

viskositas darah, yang menyebabkan lebih mudah terjadi bekuan darah. Ini dapat menyebabkan

trombosis vena dan emboli paru.walaupun tidak dijumpai bekuan darah yang nyata, peningkatan

Page 2: Intravenous Immunoglobulin

viskositas darah dapat menyebabkan gagal ginjal. Untungnya, komplikasi serius ini jarang

dijumpai namun tetap harus dipertimbangkan,terutama pada pasien dengan diabetes, usia tua dan

yang memiliki faktor risiko stroke atau serangan jantung seperti tekanan arah tingi, merokok dan

kolesterol tinggi. IVIg tidak dikontraindikasikan pada kehamilan.Kecepatan infus yang lambat

disarankan pada pasien dengan penyakit arteri koroner atau gagal jantung kongestif untuk

menghindari overload cairan. Acute tubular necrosis paling seirng berkaitan dengan produk IVIg

dengan konsentrasi sukrosa yang tinggi.Pemantauan blood urea nitrogen (BUN) dan kreatinin

dengan ketat dan hidrasi yang cukup merupakan hal yang penting sewaktu terapi IVIg.

Mengencerkan IVIg, memeperlambat kecepatan infus dan memilih produk dengan osmolalitas

rendah akan mengurangi risiko. Kontrainidkasi penggunana IVIg adalah defisiensi IgA, riwayat

rekasi alergi sistemik terhadap IVIg dan fungsi ginjal yang buruk.

Mekanisme kerja IVIg kurang jelas jika dibandingkan dengan plasmaferesis. Beberapa

mekanisme yang diduga adalah menghambat fungsi makrofag melalui upregulation dari reseptor

Fc IIb, dengan memberikan antibodi anti-idiotypic, dengan mengambat pembentukan Ab oleh sel

B melalui penghambatan produksi IL-1, menghambat sel natural killer dan memodulasi aktivasi

kaskade komplemen sehingga mencegah pembentukan C5b-9. Sekitar 10% pasien GBS yang

diterapi dengan IVIg menunjukkan perburukan setelah periode stabilisasi. Relaps ini tampaknya

berkaitan dengan perkembangan penyakit yang lebih lama dan menunjukkan respon terhadap

terapi yang serupa. Sekitar 25% pasien gagal menunjukkan perbaikan setelah pemberian IVIg

pertama dan bahkan semakin terus memburuk. Kegunaan pemberian terapi IVIg atau PE pada

pasien seperti ini masih belum dapat dibuktikan, namun dapat dipetimbangkan. Belum ada uji

yang melaporkan penggunaan IVIg pada GBS ringan atau GBS yang sudah berlangsung

lebihdari dua minggu. IVIg direkomendasikan sebagai terapi pada pasien GBS yang

menunjukkan keterlibatan signifikan, seperti pasien yang memerlukan alat bantu berjalan, pasien

dengan gangguan fungsi bulbar atau ventilasi, pasien yang memburuk dengan cepat. Individu

dengan kesulitan menjalakna aktivitas sehari-hari juga dapat dipertibangkan untuk mendapat

terapi IVIg. Terapi harus dimulai sejak awal penyakit, yaitu dalam 2 minggu onset.

Mempertimbangkan pemberiannya yang relatif mudah, efek samping dan komplikasi yang lebih

ringan dan biaya yang hampir seupa jika dibandingkan dengan PE, Ivig biasanya

dipertimbangkan sebagai pilihan terapi.

Page 3: Intravenous Immunoglobulin

Walaupun tidak ada atau hanya ada sedikit bukti tentang penggunaan IVIg pada GBS

ringan atau GBS setelah 2 minggu onset, penggunaannya dapat dipertimbangkan berdasarkan

penilaian manfaatnya dibandingkan dengan risikonya dan penilaian klinis perkembangan

penyakit dan disabilitas. GBS ringan biasanya pulih tanpa terapi, wakaupun waktu hingga

pemulihan sempurna merupakan faktor penting. Terapi dengan IVIg pada GBS pada saat lebih

dari 2 minggu onset dapat dipertimbangkan jika perburukan terus berlanjuit atau dijumpai

disabilitas berat, walaupun mungkin respon nya tidak begitu baik. Mafaat dari IVIg yan

diberikan > 4 minggu sejak onset gejala masih meragukan. Pada pasien yang mengalami relaps

setelah periode awal stabilisasi atau pemulihan, pemberian IVIg rejimen kedua dapat

dipertimbangkan. Dosis standar IVIg untuk suatu rejimen adalah 2g/kgBB, yang diberikan 0.4

gr/kgBB/hari selama lima hari berturut-turut.

Rekomendasi

IVIg direkomendasikan pada nonambulant patients dalam 2 minggu onset gejala (Level A,

class II)

IVIg direkomendasikan pada nonambulant patients yang dimulai dalam 4 minggu onset

(Level B, Class II).

Jika dimulai dalam 2 minggu onset, IVIg memiliki efikasi yang sebanding dengan PE pada

pasien yang membutuhkan alat bantu jalan jika dimulai dalam 2 minggu onset (Level B,

Class I).

IVIg adalah pilihan terapi pada anak dengan severe GBS (level B, berasal dari bukti Class II

pada dewasa)