Intravenous Immunoglobulin
-
Upload
widya-widyarini -
Category
Documents
-
view
117 -
download
12
description
Transcript of Intravenous Immunoglobulin
Intravenous Immunoglobulin (IVIg) pada GBS
Plasma manusia mengandung protein yang disebut imunoglobulin, yang dapat dipisahkan
dari plasma. Cairan konsentrat dimmunoglobulin ini dapat diberikan secara intravena
(intravenous immunoglobulin atau IVIg). Pada GBS, IVIg diberikan melalui jarum yang
dimasukkan ke vena. Tidak seperti PE, obat ini jarang memerlukan akses vena yang besar. IVIg
diperoleh dari darah donor dan mengandung semua antibodi dari darah donor tersebut.
Mekanisme pasti kerja IVIg pada GBS belum diketahui hingga kini. Satu teori menyatakan
bahwa antibodi nonspesifik dalam donor dapat berikatan dengan antibodi antimyelin spesifik
yang menyerang saraf pada pasien GBS dan menetralisasinya.Terlepas dari mekanismenya, IVIg
telah terbukti efektif pada berbagai penyakit autoimun yang luas, termasuk GBS dan CIDP.
Pada suatu studi dari Belanda, pasien GBs diterapi dengan IVIg atau PE dalam 2 minggu
onset dan terlihat bahwa pasien yang mendapat IVIg menunjukkan hasil yang lebih baik. Waktu
untuk pulih dan berjalan adalah 1 hari atau kurang pada pasien yang diterapi dengan IVIg, dan
waktu penggunaan ventilator pada pasien dengan gagal nafas adalah 7 hari atau kurang. IVIg
juga tampaknya mnegurangi keparahan penyakit, tampaknya karena terapi dimulai sejak awal
(lebih kurang 6 hari setelah onset gejala). IVig juga ditoleransi lebih baik dibanding PE.
Komplikasi pada PE dijumpai dua kali lebih sering dibanding IVIg dan cenderung lebih serius.
Keuntungan IVIg lainnya adalah bahwa IVIg lebih mudah diberikan, tidak memerlukan peralatan
khusus, dan membutuhkan periode terapi yang lebih singkat. IVIg tidak sepenuhnya bebas risiko
dan tetap harus digunakan dengan hati-hati.
Komplikasi dan efek samping dari penggunaan IVIg biasanya ringan. Nyeri
kepala,menggigil, nyeri otot dan mual sering dijumpai dan dapat diatasi dengan pemberian anti
inflamasi non steroid atau memperlambat kecepatan infusnya. Efek samping lainnya yaitu
demam, hipertensi, hoyong. Nyeri kepala hebat dapat diegah atau dikurangi intensitasnya dengan
pemberian steroid, metilprednisolon 60-100 mg IV dan difenhidramin 25-20 mg IV 30 menit
sebelum pemberian. Masalah yang paling sering dijumpai pada penggunaan IVIg adalah reaksi
alergi terhadap kandungan protein dalam produk.Ini biasanya ringan berupa rasa gatal atau
kemerahan, namun dapat dijumpai reaksi alergi yang mengancam jiwa. IVIg juga meningkatkan
viskositas darah, yang menyebabkan lebih mudah terjadi bekuan darah. Ini dapat menyebabkan
trombosis vena dan emboli paru.walaupun tidak dijumpai bekuan darah yang nyata, peningkatan
viskositas darah dapat menyebabkan gagal ginjal. Untungnya, komplikasi serius ini jarang
dijumpai namun tetap harus dipertimbangkan,terutama pada pasien dengan diabetes, usia tua dan
yang memiliki faktor risiko stroke atau serangan jantung seperti tekanan arah tingi, merokok dan
kolesterol tinggi. IVIg tidak dikontraindikasikan pada kehamilan.Kecepatan infus yang lambat
disarankan pada pasien dengan penyakit arteri koroner atau gagal jantung kongestif untuk
menghindari overload cairan. Acute tubular necrosis paling seirng berkaitan dengan produk IVIg
dengan konsentrasi sukrosa yang tinggi.Pemantauan blood urea nitrogen (BUN) dan kreatinin
dengan ketat dan hidrasi yang cukup merupakan hal yang penting sewaktu terapi IVIg.
Mengencerkan IVIg, memeperlambat kecepatan infus dan memilih produk dengan osmolalitas
rendah akan mengurangi risiko. Kontrainidkasi penggunana IVIg adalah defisiensi IgA, riwayat
rekasi alergi sistemik terhadap IVIg dan fungsi ginjal yang buruk.
Mekanisme kerja IVIg kurang jelas jika dibandingkan dengan plasmaferesis. Beberapa
mekanisme yang diduga adalah menghambat fungsi makrofag melalui upregulation dari reseptor
Fc IIb, dengan memberikan antibodi anti-idiotypic, dengan mengambat pembentukan Ab oleh sel
B melalui penghambatan produksi IL-1, menghambat sel natural killer dan memodulasi aktivasi
kaskade komplemen sehingga mencegah pembentukan C5b-9. Sekitar 10% pasien GBS yang
diterapi dengan IVIg menunjukkan perburukan setelah periode stabilisasi. Relaps ini tampaknya
berkaitan dengan perkembangan penyakit yang lebih lama dan menunjukkan respon terhadap
terapi yang serupa. Sekitar 25% pasien gagal menunjukkan perbaikan setelah pemberian IVIg
pertama dan bahkan semakin terus memburuk. Kegunaan pemberian terapi IVIg atau PE pada
pasien seperti ini masih belum dapat dibuktikan, namun dapat dipetimbangkan. Belum ada uji
yang melaporkan penggunaan IVIg pada GBS ringan atau GBS yang sudah berlangsung
lebihdari dua minggu. IVIg direkomendasikan sebagai terapi pada pasien GBS yang
menunjukkan keterlibatan signifikan, seperti pasien yang memerlukan alat bantu berjalan, pasien
dengan gangguan fungsi bulbar atau ventilasi, pasien yang memburuk dengan cepat. Individu
dengan kesulitan menjalakna aktivitas sehari-hari juga dapat dipertibangkan untuk mendapat
terapi IVIg. Terapi harus dimulai sejak awal penyakit, yaitu dalam 2 minggu onset.
Mempertimbangkan pemberiannya yang relatif mudah, efek samping dan komplikasi yang lebih
ringan dan biaya yang hampir seupa jika dibandingkan dengan PE, Ivig biasanya
dipertimbangkan sebagai pilihan terapi.
Walaupun tidak ada atau hanya ada sedikit bukti tentang penggunaan IVIg pada GBS
ringan atau GBS setelah 2 minggu onset, penggunaannya dapat dipertimbangkan berdasarkan
penilaian manfaatnya dibandingkan dengan risikonya dan penilaian klinis perkembangan
penyakit dan disabilitas. GBS ringan biasanya pulih tanpa terapi, wakaupun waktu hingga
pemulihan sempurna merupakan faktor penting. Terapi dengan IVIg pada GBS pada saat lebih
dari 2 minggu onset dapat dipertimbangkan jika perburukan terus berlanjuit atau dijumpai
disabilitas berat, walaupun mungkin respon nya tidak begitu baik. Mafaat dari IVIg yan
diberikan > 4 minggu sejak onset gejala masih meragukan. Pada pasien yang mengalami relaps
setelah periode awal stabilisasi atau pemulihan, pemberian IVIg rejimen kedua dapat
dipertimbangkan. Dosis standar IVIg untuk suatu rejimen adalah 2g/kgBB, yang diberikan 0.4
gr/kgBB/hari selama lima hari berturut-turut.
Rekomendasi
IVIg direkomendasikan pada nonambulant patients dalam 2 minggu onset gejala (Level A,
class II)
IVIg direkomendasikan pada nonambulant patients yang dimulai dalam 4 minggu onset
(Level B, Class II).
Jika dimulai dalam 2 minggu onset, IVIg memiliki efikasi yang sebanding dengan PE pada
pasien yang membutuhkan alat bantu jalan jika dimulai dalam 2 minggu onset (Level B,
Class I).
IVIg adalah pilihan terapi pada anak dengan severe GBS (level B, berasal dari bukti Class II
pada dewasa)