intonasi
-
Upload
rodzainie-matimpan -
Category
Documents
-
view
123 -
download
0
Transcript of intonasi
MODUL 13
Bahasa Tubuh dan Intonasi
TUJUAN
• Memahami adanya bentuk lain dari bahasa selain bentuk verbal.
• Memahami karaktaristik bahasa tubuh dan in to nasi.
• Memanfaatkan bahasa tubuh dan intonasi dalam melakukan
aksi advokasi.
PERKIRAAN WAKTU
60 menit
PERLENGKAPAN
Gambar-gambar/foto bahasa tubuh.
BACAAN PENGANTAR UNTUK FASILITATOR
Men gapa Bahasa Tubuh dan In to nasi Sedemikian Pen ting
“You can not NOT co mmunicate ”
(Anthony Robbins , 19 99)
Pada tahun 70-an masyar akat Indonesia yang menonton TVRI s er ing melihat
film Charlie Chaplin. Yakni film lawak hitam putih yang belum bersuara, hanya
menggunakan ekspr esi dan ger ak tubuh seper ti pantomim. Menar iknya, sekalipun
tidak ada kalimat apapun yang dikatakan, namun kita bisa ter pingkal-pingkal
kar enanya. Di tahun 90-an, hal ser upa dilakukan oleh Mr . Bean, sekalipun sudah
menggunakan musik dan s edikit suar a.
Dari mana kita bisa terpingkal-pingkal, padahal tidak ada kata apapun yang
dikatakan oleh Charlie Chaplin maupun Mr Bean? Bagaimana kita bisa mengerti atau
menangkap pesan yang mer eka maksudkan? Apakah ini berar ti bahwa kita bisa
ber komunikasi tanpa kata-kata? Memang demikianlah, ter nyata pesan dan makna
bisa disampaikan tanpa menggunakan kata-kata. Inilah yang disebut body
language , alias bahasa tubuh yaitu ger akan tubuh, ekspr esi dan lain-lain yang
membuat kita mengerti makna yang dimaksudkan orang lain.
Pada modul ke 8, kita sudah dikenalkan pada konsep 3 V, y akni Ver bal,
Vocal, Visual. Yakni kita bisa melipatgandakan kekuatan pesan apabila
menggunakan kompon en 3 V secar a sekaligus. Ver bal (kata-kata), Vocal (intonasi),
dan Visual (bahasa tubuh).
Bagaimana per an Vocal dalam peny ampaian pesan? Coba kita ingat saat kita
masih kecil dan ber main hujan-hujanan di halaman r umah yang becek dan
berlumpur. Lantas orang tua kita marah, dan memanggil “Jaka…”. Pada saat itu
tanpa kita sadari kita “menilai” seberapa marah orang tua kita berdasarkan intonasi
yang dipakainya. Jika dalam perhitungan kita intonasinya masih wajar, maka kita
lanjutkan main hujan.
Namun beberapa menit kemudian orang tua kita memanggil “JAKKKKA!!!!”,
sekalipun tidak ada per ubahan/pena mbahan kata lain, namun dar i intonasi yang
diper gunakan kali ini kita tahu bahwa orang tua kita sudah marah dan sudah tidak
bisa ditawar lagi.
Di sinilah ter lihat bahwa intonasi menyumbang/ber per an dalam
pembentukan suatu makna. Bahkan intonasi bisa mengubah makna secara drastis.
Bayangkan, semisal seorang laki-laki mengucapkan kalimat ini pada seorang
per empuan “Dar a, aku mencintai mu….” Semua dar i kita langsung menger ti
maknanya bahwa laki-laki itu mencintai Dara.
Namun jika intonasinya diubah: “Dar a, aku mencintai mu…?”. Secar a drastis
maknany a langsung b er ubah bahwa ia justr u tidak mencintai di Dar a. Padahal, tidak
ada per ubahan apapun pada kata-kata yang digunakan, hanya ber ubah intonasinya.
Beber apa contoh di atas cukup menjelaskan bahwa baik bahasa tubuh
maupun intonasi ikut membentuk makna dalam ko munikasi. Dengan demikian, bagi
seor ang ko munikator sangatlah penting untuk mema nfaatkan kedua car a ter sebut
dalam meningkatkan efek kekuatan makna.
Pada modul ini akan dibahas hal di atas dalam dua per spektif, y akni:
1. Bagaimana kita memperbaiki bahasa tubuh selaku komunikator agar lebih
persuasif dalam membawakan advokasi.
2. Bagaimana kita menggunakan pengetahuan mengenai bahasa tubuh ini
untuk bisa “membaca” pikiran mitr a bicar a melalui bahasa tubuhnya.
Dalam memanfaatkan kekuatan 3 V ini, maka baik kata-kata, bahasa tubuh
dan intonasi, har us diper gunakan secara selar as. Banyak komunikator yang tidak
mempedulikan bagaimana bahasa tubuh atau intonasi mereka saat berkata-kata.
Misalnya, apabila seseorang dalam berkomunikasi tangannya bergerak-gerak tidak
ber aturan sama sekali, maka bawah sadar or ang yang diajak bicara akan cender ung
mengabaikan ger akan tangannya. Artinya si komu nikator tengah menyia-nyiakan
manfaat dari alat komunikasi yang power ful ini.
Contoh lain, seor ang komunikator yang ber bicar a monoton dan datar , maka
bawah sadar audien akan “menangkap” pesan bahwa komunikator sendiri juga
puny a per asaan datar , bosan dan tidak ter tar ik pada topik y ang dia bicarakan.
Kar ena semenjak kecil kita sudah tahu bahwa jika sesuatu itu menar ik bagi
komunikator , akan disampaikan dengan into nasi yang khas.
Maka, menjadi tantangan bagi fasilitator untuk menguasai ter lebih dahulu
dan mempr aktakkan bahasa tubuh dan intonasi ini agar dapat tampil dengan
konsekwen.
Menggunakan Bahasa Tubuh dan Intonasi Dala m Adv okasi
Pada saat kita melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan advokasi,
hampir selalu berhadapan dengan manusia. Mulai dari menjalin kontak baru dengan
seseor ang, meeting, hear ing, negosiasi, lobby, pr esentasi, pidato, dialog, sa mpai
dengan tur un langsung ke masyar akat. Semuanya per lu keter ampilan
berkomunikasi.
Pengetahuan bahasa tubuh misalnya ber guna saat kita ber kenalan dengan
kontak baru. Kita akan bisa mengakselerasi proses perkenalan menjadi lebih cepat
akr ab, sekaligus mengetahui seber apa jauh pihak lain mer asa nyaman
berkomunikasi dengan kita.
Pada saat meeting, negosiasi dan lain-lain, kita bisa memper kirakan kondisi
pikir an pihak lain dengan car a memper hatikan bahasa non v er balnya. Menggunakan
gestur untuk menunj ukkan suatu poin pembicar aan sedemikian penting, atau
menggunakan intonasi ter tentu agar pihak lain mer asa bahwa per soalan sebenar nya
hanyalah ringan.
Ringkasan Alur Sesi
Topik Tujuan Alat Bantu Metode Waktu
1. Cipta Suasana • Membangun suasana ( state of mind ). • Kisah 5”
• Menjelaskan tujuan sesi. • Ceramah
2. Pentingnya • Memahami manfaat bahasa tubuh. oGambar /foto • Per mainan 30”
Bahasa Tubuh • Memahami kar aktar istik bahasa tubuh. bahasa tubuh • Ceramah
• Memanfaatkan bahasa tubuh dalam melakukan
advokasi.
3. Pentingnya • M e ma h a mi ma n f a a t i n t o n a s i . • Per mainan 20”
Intonasi • Memahami karaktaristik intonasi. • Ceramah
• Memanfaatkan intonasi dalam melakukan adv okasi.
4. Kesimpulan • Mer angkaikan keselur uhan menjadi satu penger tian. • Diskusi 5”
No Kegiatan Keterangan
1 Cipta Suasana
• Ber dir i di depan, ucapkan kalimat pembukaan yang positif,
hangat, apr esiatif, segar dan mantap.
• Ajukan beberapa pertanyaan sederhana untuk memancing
partisipasi dan perhatian.
oMisalnya, “Sudah kebagian cofee br ea k semuanya?”
• Ceritakan dengan gaya berkisah cerita tentang Riset
Belalang. (La mpiran)
• Jelaskan tujuan sesi ini.
2 Per mainan Pentingnya Bahasa Tubuh Tujuan
• Tanyakan “Lebih penting mana, diantara 3 V (Verbal, Vocal per mainan
Visual) ini?” untuk
• Tanyakan lagi “Jika bahasa v er bal dan bahasa non v er bal menunjukkan
kita tidak sinkr on, orang lain akan mengikuti yang mana?” efek ba ha sa
• Eksplor asi jawaban peser ta. tubuh pada
• Tanyakan “Lampu apa yang nyala hidup, nyala hidup, nyala komunikasi.
hidup?”
• Sambil ber bicar a ter sebut ulur kan tangan kanan anda pada
peserta dan setiap kali mengatakan “nyala” maka bukanyala
keli ma jar i Anda dan katakan dengan intonasi naik,
hidupsedangkan saat mengatakan “hidup” kepalkan jari tangan
Anda (seper ti par uh bebek) dan intonasinya mer endah.
oPada saat melakukan itu, peserta akan mengalami
ilusi seperti mendengar kata nyala redup, nyala
r edup, ny ala r edup. Disebabkan karena gerakan jari
tangan Anda yang mengepal saat mengatakan hidup.
• Peserta umumnya akan menjawab: “Lampu sein, la mpu
disko, lampu mer cusuar , lampu natal, lampu r usak dan
sebagainya.”
• Sambil ter senyum katakan, “Lampu yang nyala hidup ya
lampu biasa, nyala dan hidup artinya kan sama… Jadi orang
akan mengikuti bahasa tubuh, apabila bahasa v er bal dan
bahasa tubuh tidak sinkr on.”
• Katakan pada peser ta, “Sekar ang ikuti saya (sambil
acungkan jar i telunjuk kanan Anda)”.
• Setelah pes er ta mengacungkan jar i telunjuknya, katakan
“Tempelkan jari telunjuk ini di kening kita”. Sambil secepat
kilat temp elkan jar i telunjuk di pipi Anda.
• Katakan, “Sekali lagi ter bukti, Anda mengikuti tangan saya
bukan kata-kata saya”.
3 Pertanyaan Pemandu Observasi
• Mengapa or ang cender ung l ebih per caya bahasa tubuh? jawaban
• Bisakah bahasa tubuh dengan s engaja kita per baiki? pes er ta.
4 Pr esentasi Mater i Bahasa Tubuh. Gunakan
• Jelaskan satu per satu jenis bahasa tubuh. bahan dalam
• Lakukan role play dengan meminta beber apa peser ta maju lampiran.
ke depan memperagakan gerakan sesuai dengan arahan
anda.
• Minta selur uh kelas ber pasangan untuk memper agakan
sesuai contoh role play .
5 Per mainan Intonasi/Tebakan Lawan Kata Tujuan
• Minta selur uh peser ta mener iakkan dengan ker as “lawan per mainan ini
kata” dari sebuah kata yang Anda katakan. untuk
• Mulai dengan ter iakkan kata “Naik!” (dengan nada ter tentu). menunjukkan
• Peserta akan menjawab “Turun”. efek
• Katakan lagi “Siang!”, dengan nada yang sama, tunggu per ubahan
jawaban peser ta. intonasi.
• Katakan lagi “Gemuk!”, dengan nada yang sama, tunggu
jawaban peser ta.
• Katakan lagi “Lapar !”, dengan nada yang sama, tunggu
jawaban peser ta.
• Akhir nya katakan “ber kelok-kelok!” dengan nada yang
sama, tunggu jawaban peser ta.
• Kemudian APAPUN JAWABAN PESERTA, maka dengan nada
MENYALAHKAN katakan: “SALAH!!!”.
• Tunggu reaksi peserta, umumnya mereka akan berusaha
mencari lawan kata dari “berkelok-kelok”.
• Kemudian APAPUN JAWABAN PESERTA lagi, maka dengan
nada MENYALAHKAN katakan: “SALAH!!!”.
• Tunggu reaksi peserta, umumnya mereka akan berusaha
mencari lawan kata dari “berkelok-kelok”.
• Kemudian APAPUN JAWABAN PESERTA lagi, maka dengan
nada MENYALAHKAN katakan: “SALAH!!!”.
• Stop, cuku p.
6 Pertanyaan Pemandu Observasi
• Mengapa Anda tidak sadar saat saya mengucapkan “Salah” jawaban
maksudnya adalah saya minta Anda mencari lawan-kata dari pes er ta.
kata “Salah”?
• Apa penyebabnya?
7 Penjelasan Materi Intonasi Gunakan
• Mulai dengan penjelasan bahwa saat Anda mengatakan kata bahan dalam
“SALAH!!!” intonasi Anda ber ubah menyalahkan, bukan lampiran di
seperti orang bertanya. bawah.
• Akibatnya pikir an peser ta tidak menanggapi itu s ebagai
pertanyaan untuk mencari lawan kata, namun lebih dilihat
sebagai kalimat yang menyalahkan jawaban mereka atas
“berkelok-kelok”.
• Lanjutkan gunakan mater i intonasi dalam lampir an.
8 Disk usi dan kesi mpulan
CATATAN
Saat menjelaskan mengenai bo dy language , ilustrasi mengenai gambar-gambar
atau foto-foto bahasa tubuh sesuai den gan y ang dibahas.
Kisa h Riset Belalang
Ada seorang peneliti muda yang masih junior tapi amat bersemangat tengah
mencoba meneliti seekor belalang. Ia ingin melihat reaksi belalang terhadap suatu
ter iakan per intah untuk meloncat.
Tahap satu:
• Belalang ditar uh di meja, k emudian tangannya menggebr ak meja tepat di
belakang belalang itu sa mbil teriak “Loncat!”.
• Ter nyata belalang meloncat sejauh 2 meter .
Tahap dua:
• Belalang tersebut diambil lagi lantas ditaruh di meja, dipatahkan 1 kaki
depan, kemudian tanganny a men ggebr ak meja tepat di b elakang belalang
itu sambil t eriak “Loncat!”.
• Ter nyata belalang meloncat sejauh 1,5 meter .
Tahap tiga:
• Belalang tersebut diambil lagi lantas ditaruh di meja, dipatahkan 1 kaki
depanny a lagi, kemudian tanganny a men ggebr ak meja tepat di belakang
belalang itu sambil teriak “Loncat!”.
• Ter nyata belalang meloncat sejauh 1 meter .
Tahap empat:
• Belalang tersebut diambil lagi lantas ditaruh di meja, dipatahkan 1 kaki
tengah lagi, kemudian tangannya menggebr ak meja tepat di belakang
belalang itu sambil teriak “Loncat!”.
• Ter nyata belalang meloncat sejauh 45 c enti met er .
Tahap lima:
• Belalang tersebut diambil lagi lantas ditaruh di meja, dipatahkan 1 kaki
tengah sebelahnya lagi, kemudian tangannya menggebr ak meja tepat di
belakang belalang itu sa mbil teriak “Loncat!”.
• Ter nyata belalang meloncat sejauh 30 c enti met er .
Tahap ena m:
• Belalang tersebut diambil lagi lantas ditaruh di meja, dipatahkan 1 kaki
belakangnya lagi, kemudian tangannya men ggebr ak meja tepat di belakang
belalang itu sambil teriak “Loncat!”.
• Ter nyata belalang meloncat sejauh 10 c enti met er
Tahap tujuh:
• Belalang tersebut diambil lagi lantas ditaruh di meja, dipatahkan 1 kaki
belakangnya satunya lagi, kemudian tangannya menggebr ak meja tepat di
belakang belalang itu sa mbil teriak “Loncat!”
• Ternyata belalang itu diam tidak meloncat.
Kesimpulan:
Belalang menjadi tuli saat semua kakinya dipotong!
Moral Cerita:
Kita har us pandai-pandai dalam membaca bahasa tubuh disebabkan ol eh apa.
U nderstandin g Body Language
Body Language
• Komunikasi y ang (u mu mny a) tidak disadar i.
• Menunjukkan internal reality seseor ang, yang ‘keluar ’ mendahului bahasa
verbal.
• Sangat ber pengar uh dan per lu diopti malkan sesuai tujuan ko munikasi.
• Jika berlawanan dengan bahasa verbal, akan mengurangi kekuatan komunikasi.
• Jika selaras dengan bahasa verbal, akan mena mbah kekuatan komunikasi.
Manfaat Mempelajari Body Language
Mengamati bo dy language lawan bicar a, contoh:
• Mengerti apa yang tidak terkatakan, dan ada dipikiran lawan bicara.
• Mengenali tanda kebohongan, tanda kebosanan, dan lain-lain.
Memperbaiki body language kita sendiri, contoh:
• Membangun hubungan dengan lebih c epat.
• Memper kuat pengar uh ko munikasi.
• Menghindar i kesalahpahaman dan misinfor masi.
• Dan lain-lain.
Ti dak univ er sal sepenuhnya
• Tidak semua bangsa memiliki arti yang sama untuk sebuah bahasa
nonv er bal tertentu.
1. Orang India mengangguk artinya tidak setuju, bergeleng artinya
setuju. Bangsa lain melakukan sebaliknya.
2. Tangan mengacung dengan jar i telunjuk dan jempol membentuk
lingkaran, bagi or ang Per ancis artinya nol, bagi or ang Yunani ar tinya
Penghinaan, bagi orang Amerika artinya bagus.
1. Personal Space/Jarak Berdiri Antara 2 orang
Menandakan:
• Wilayah geografis yang dipersepsikan sebagai teritori pribadi.
• Jarak yang menunjukkan jauh dekatnya suatu hubungan antar a 2 orang.
Manfaat:
• Untuk memacu keakraban, dengan sengaja perdekat jarak secara gradual
saat berkenalan atau melobby seseorang.
2. Seny u m
Menandakan:
• Per asaan or ang sedang senang hati, nyaman, setuj u.
Manfaat:
• Ter senyum lebih dahulu, untuk mer angsang or ang match dengan Anda.
• Gabungkan senyuman Anda dengan anggukan.
3. Ekspr esi muka
Menandakan:
• Kondisi pikiran seseorang.
Manfaat:
• Ber dampak sangat besar pada pembentukan per sepsi.
• Ada orang yang ekspresi mukanya selalu nampak mi s ma c t h(bawaan lahir)
maupun habituasi ( contr olled face, poker face, wall face ).
4. Open Postur e
Menandakan:
• Seseorang merasa terbuka, percaya diri.
Manfaat:
• Membuat or ang lain mer asa Anda yakini.
Hindar i:
• Menyilangkan tangan.
• Memasukkan tangan ke dalam saku/di belakang.
• Memeluk bar ang secar a defensif (tas wanita, dompet, dll)
5. For war d Lean (Tubuh condong k e depan ke ar ah lawan bicara)
Menandakan:
• Lawan bicar a ter tar ik pada pembicar aan kita.
Manfaat:
• Membuat lawan bicar a mer asa nyaman, condongkan tubuh Anda, posisikan
menghadap lawan bicar a.
• Bila posisi Anda di sampi ngnya, lakukan dengan agak mir ing.
6. Touc h
Menandakan:
• Orang merasa mulai akrab.
Manfaat:
• Memper cepat keakr aban, misalnya member ikan sentuhan ber upa jabat
tangan di awal pertemuan.
• Lakukan sentuhan sepanjang dilakukan dengan so pan dan memungkinkan.
• Sentuhan dianggap "netr al" di punggung tangan. Lakukan sealami mungkin,
tidak kelihatan nafsu atau menyengaja.
7. Eye Contact (soft and war m)
Menandakan:
• Keterbukaan, apa adanya, terus terang.
Manfaat:
• Meningkatkan keper cay aan lawan bicar a pada kita dengan cara selalu
bertatapan dengan mata lawan bicara secara hangat (senyum).
• Tatapan di daer ah sekitar ar ea mata dan hidung.
• Ja nga n ma in ma ta /piknik ke da er a h er ogen.
8. Anggukan k epala
Menandakan:
• Per setujuan, afir masi, akrab, suka.
• Terkecuali orang India.
Manfaat:
• Pada saat mend engar kan lawan bicara, anggukan kepala den gan halus dan
sinkron. Saat terbaik adalah di setiap jeda kata lawan bicara, atau saat
kalimat mer eka memer lukan per setujuan.
• Saat mengucapkan kali mat untuk mendapatkan per setujuan (ter masuk
kalimat perintah), maka anggukkan kepala Anda sendiri.
9. Meletakkan tangan s eper ti ber topang dagu/ men elpon dengan kepala dan badan
tegak
Menandakan:
• Kondisi seseorang sedang menganalisa/menimbang pembicaraan orang lain.
Manfaat:
• Hindar i mel etakkan tangan seper ti itu saat mendengar kan lawan bicar a.
10. Mengangkat satu kaki dan kedua tangan di belakang kepala
Menunjukkan:
• Ses eor ang tengah mer asa dominan, menantang, ber kuasa.
Manfaat:
• Hindari bersifat seperti ini.
11. Menggaruk belakang kepala/leher
Menandakan:
• Kesan bohong/r agu.
• Kesan lebih kuat jika muka dialihkan dari lawan bicara.
Manfaat:
• Hindari melakukan seperti itu.
12. Menj ulur kan tangan kepada lawan bicar a dengan telapak tangan di atas
Menandakan:
• Kesan jujur, terus terang.
Manfaat:
• Saat mengatakan suatu fakta atau menanggapi tuduhan yang tidak benar,
lakukan hal ini dengan diser tai senyum datar .
13. Memukul tubuh sendiri (kepala, dahi atau paha)
Menandakan:
• Sedang kelupaan atau menyalahkan diri sendiri.
Manfaat:
• Jika lawan bicar a melakukan itu, ter ima saja, jangan disalahkan lagi,
gunakan sebagai face saving .
1 4. Tangan membentuk Pir amid
Menandakan:
• Sikap per caya dir i, puny a pendapat yang diy akini.
Manfaat:
• Lakukan saat diperlukan.
15. Menguasai Gerakan Tangan (mengga mbarkan sesuai dengan perkataan)
Menandakan:
• Pembicara adalah orang yang berpikir secara visual.
Manfaat:
• Untuk meningkatkan impr esi kata-kata, ger akkanlah tangan mengikuti kata
yang Anda jelaskan.
• Akan lebih mudah diingat.
Pentin gnya I ntonasi (Aspek Vocal)
Intonasi
• Untuk membuat pembicar aan jadi menar ik.
• Berbicara tanpa intonasi akan mengesankan bahwa pembicara sendiri tidak
tertarik.
• Intonasi punya manfaat penting lainnya ber ikut ini:
1. Nada
• Untuk mendapatkan per hatian dengan car a nadaditurunkan
• Untuk menekankan kata penting dengan car a nadaditurunkan
Contoh: Aspek berikut ini penting yakni adanya• sistem perundangan yang berlaku di
daerah (PERDA)
2. T empo
• Untuk menekankan suatu kata yang kita harapkan masuk ke bawah sadar.
• Lakukan dengan tempo yang cukup p.e.l .a.n
• Contoh: Ja man moder n ini anak lebih banyak mengalami tantangan jadi
perlu sekali adanya u.p.a.y.a… p.e.r .l.i.n.d.u.n. g.a.n.
3. Ti mbr e
• Untuk membuat kata terkesan lebih mantap perberat tekanan kata.
• Contoh: Jika riset sudah dilakukan, kita pasti aman.
• Untuk membuat kata terkesan lebih enteng ringankan tekanan kata.
• Contoh: Munculnya perbedaan adalah hal yang biasa.
4. Jeda
• Untuk memancing munculnya rasa ingin tahu.
• Untuk meni mbulkan har apan ( expecta tion ).
• Gunakan jeda tepat sebelum kata yang ingin dipicu r asa ingin tahu.
• Contoh: “Hal terpenting dalam komunikasi adalah mempengaruhi……
state of mind ”.
Contoh:
• Susi…, menggigit anjing mati
• Susi menggigit…. , anjing mati
• Susi menggigit anjing…, mati
• Susi menggigit anjing! Mati?
• Susi menggigit Anjing?... .. Mati!!!
• Susi mengigit? Anjing!!! Mati …