INTERNASIONAL - ftp.unpad.ac.id · penyelesaian sengketa perba- ... melalui Treaty Amity and Coo-pe...

1
P ADA Desember 2003, sebuah bus di Masedonia diserbu pasukan keamanan yang kemudian menciduk seorang warga Jerman, Khaled el- Masri. Selama lima bulan berikutnya, El-Masri bak hantu. Hanya beberapa orang di institusi Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) yang tahu bahwa El-Masri ditahan dan diinterogasi di sebuah penjara rahasia di Afghanistan. Namun, El- Masri ternyata target yang salah. Analis CIA, Frances, telah mendorong agensi untuk bertindak sangat memalukan AS yang sedang berperang melawan teroris. Selain rekomendasi, sang analis juga tidak pernah dihukum atau diberi sanksi. Sebaliknya, dia malah mendapat promosi di agensi itu. Kasus gagal itu hanya salah satu contoh akuntabilitas CIA yang menurut CIA sendiri tidak bisa diperkirakan. Beberapa tahun setelah serangan teroris pada 11 September 2001, agen yang salah--yang menyebabkan orang tidak bersalah masuk penjara atau bahkan berakibat kematian-- hanya diberi teguran biasa atau bahkan tidak mendapat sanksi apa pun. Meskipun Presiden Barack Obama menyatakan telah menyampingkan program interogasi CIA, kesalahan yang dibuat para agen dalam satu dekade tidak bisa membuat Obama tutup mata. Kini para agen yang rata-rata telah menjadi manajer senior agensi justru menentang mata-mata Obama. Analis yang salah dalam kasus El-Masri misalnya, kini menempati salah satu posisi penting di Pusat Kontraterorisme CIA dan sedang bekerja sama dengan Obama memburu anggota Al-Qaeda. Investigasi kantor berita Associated Press menemukan bahwa sistem kedisiplinan CIA yang berlangsung tahunan justru membuat keputusan yang menyepelekan teguran dan dipandang rawan pilih kasih. Saat seseorang bertindak disiplin, reward tampaknya tidak wajar. Hal ini berbeda dengan manajer senior yang jelas-jelas telah berbuat kesalahan besar. “Seseorang yang membuat kesalahan tidak pantas berada di agensi lagi,” kata mantan senator Kit Bond, November lalu. “Kami telah melihat contoh-contoh terdapat kesalahan.” Selain kasus El-Masri, kasus kesalahan operasi lainnya adalah saat seorang yang dituduh teroris meninggal di penjara CIA di Afghanistan pada 2002. Jadi, berbeda dengan militer yang akan menghukum personelnya jika berbuat salah atau tidak disiplin, CIA malah sebaliknya. (Yan/AP/I-3) NESTY PAMUNGKAS M ENTERI Luar Negeri Indonesia Marty Natalega- wa selaku Ketua ASEAN, berupaya menengahi penyelesaian sengketa perba- tas an antara Thailand dan Kamboja. Dalam pertemuan de ngan menteri luar negeri (menlu) Thailand dan Kamboja, Marty menawarkan tiga kese- pakatan. “Dari kunjungan itu, perta- ma, ada komitmen dari kedua negara (Thailand dan Kamboja) untuk menyelesaikan masalah secara damai dan konsisten melalui Treaty Amity and Coo- peration (TAC) ASEAN,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia, Michael Tene, di Jakarta, ke- marin. Michael menambahkan ke- dua, Thailand dan Kamboja memiliki kesamaan pandangan dalam upaya mempertahankan kesepakatan gencatan senjata guna menstabilkan keamanan di wilayah perbatasan. Ketiga, kedua negara tersebut menye- pakati perlunya penciptaan kondisi kondusif yang mendu- kung penyelesaian konik. Selain itu, Michael juga mem- benarkan Menlu Indonesia Marty Natalegawa berenca- na menghadiri pertemuan yang diselenggarakan Dewan Keamanan (DK) PBB yang juga dihadiri wakil dari Thailand dan Kamboja yang tengah ber- konik. “ASEAN akan terus mendu- kung dan memberikan upaya untuk membantu penyelesai- an masalah. Presiden Dewan Keamanan PBB telah menghu- bungi untuk mengundang Menlu RI sebagai Ketua ASE- AN untuk hadir dalam perte- muan,” tukas Michael. Dalam rangka penyelesai- an masalah dan permintaan pemerintah Kamboja, Dewan Keamanan PBB juga menjad- walkan pertemuan yang akan dihadiri Menlu Thailand Kasit Piromya dan Menlu Kamboja Hor Namhong dilaksanakan di New York, Amerika Serikat, Senin (14/2). Gencatan senjata memang disepakati, tetapi belum diketa- hui latar belakang terjadinya kontak senjata antara pasukan Thailand dan Kamboja. Namun beberapa pengamat menilai se- rangan yang dilakukan tentara Thailand lebih bertujuan untuk menggulingkan pemerintah Thailand. Selanjutnya, militer Thailand mengadakan kudeta dan ber- usaha membatalkan rencana pe milu yang digelar tahun ini. Namun pendapat tersebut dibantah pengamat lain. Kelompok pengamat lain ber- pendapat bahwa konik dipicu putusnya komunikasi ketika se kelompok orang Kamboja mengibarkan bendera Kambo- ja di wilayah perbatasan dan meletakkan sebuah batu yang bertuliskan “Ini Kamboja”. Tambah tank Berdasarkan fakta di lapang- an seperti yang dikutip Reuters, pemerintah Thailand telah meningkatkan kekuatan mili- ternya dengan mengerahkan 20 tank ke wilayah konik. Pasukan Thailand pun masih berjaga-jaga kendati gencatan senjata telah disepakati. Na- mun, pemerintah Thailand membantah pihaknya telah me- nambah kekuatan tanknya di wilayah perbatasan yang diper- sengketakan dengan Kamboja. Sementara itu, sejumlah pa- sukan Kamboja yang berjaga di wilayah konflik mengaku jumlah korban tewas dari pihak Kamboja lebih besar daripada pernyataan yang dikeluarkan pemerintah Kamboja. Pemerin- tah Kamboja mengatakan 8 o- rang tewas dan 55 warga Kam- boja terluka. (Reuters/I-3) [email protected] DIREKTUR Pemasaran Google di Timur Tengah, Wael Ghonim, terkejut saat dua polisi berpa- kaian preman meringkusnya dua hari pascademonstrasi an- tipemerintah meletus di Mesir, 25 Januari silam. Aparat keamanan Mesir me- nuding Ghonim sebagai antek asing yang mendalangi kam- panye penggulingan Presiden Hosni Mubarak melalui laman jejaring sosial Facebook. Ghonim ditahan dan diinte- rogasi dengan mata tertutup oleh aparat keamanan Mesir selama 12 hari. Kemarin, se- lepas dari penjara ia muncul dalam sebuah wawancara di televisi lokal yang disiarkan secara langsung ke seantero Mesir. Saat pembawa acara memberi tahu Ghonim bahwa ada sekitar 300 orang yang meninggal dunia selama unjuk rasa berlangsung, ia pun meni- tikkan air mata. “Kami tidak bersalah. Kami hanya melakukan apa yang diperintahkan oleh hati nurani dan akal sehat kami terhadap negeri ini,” ujarnya sembari menangis sesenggukan. Dalam sekejap, 120 ribu o- rang menyerbu laman Facebook miliknya untuk menyatakan dukungan mereka terhadap Ghonim. “Air mata Ghonim telah menggerakkan hati jutaan orang dan mengubah cara pan- dang pendukung Mubarak,” seperti tertulis di situs Masrawy. com 2 jam setelah kemunculan Ghonim di televisi. Memasuki pekan ketiga, massa masih berkemah di Lapangan Tahrir yang menja- di pusat demonstrasi untuk mendesak Presiden Mubarak mundur dari jabatannya. Alih- alih mengendur, gelombang unjuk rasa masyarakat Mesir, kemarin, justru meningkat. Massa pengunjuk rasa mem- bengkak hingga 100 ribu orang jika dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Ghonim dilaporkan bera- da di tengah-tengah massa demonstran. “Kalian adalah pahlawan. Saya bukan pahla- wan, kalianlah pahlawan,” ujar Ghonim yang langsung disam- but tepuk tangan demonstran. “Hormat saya untuk para o- rang tua yang kehilangan anak mereka yang meninggal dunia karena memperjuangkan mim- pi-mimpi mereka. Mereka ada- lah pahlawan sesungguhnya yang meregang nyawa demi negeri ini,” ungkap Ghonim seusai unjuk rasa. “Saya menyaksikan anak- anak muda meninggal dunia. Presiden bertanggung jawab untuk memenuhi tuntutan rak- yat,” tambahnya. “Wael Ghonim adalah Boua- zizi bagi rakyat Mesir,” tulis jurnalis Mohamed Al Jarhi merujuk Mohamed Bouazizi, penggerak revolusi rakyat di Tunisia. (Mps/Reuters/I-5) Tanda Tanya untuk Akuntabilitas CIA 12 KAMIS, 10 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA I NTER NASIONAL Indonesia Tengahi Thailand- Kamboja Kendati menyepakati gencatan senjata, Thailand justru menambah jumlah tank di wilayah perbatasan. BERPATROLI: Warga mengendarai sepeda motor melintas di samping tank yang sedang berpatroli setelah ketegangan dengan Kamboja di Provinsi Sri Sak Ket, Thailand, kemarin. BERJABAT TANGAN: Kolonel Ri Sun- gyun dari Korea Utara (kanan) berjabat tangan dengan Kolonel Moon Sang- gyun dari Korea Selatan sebelum dimulainya pertemuan militer di zona demiliterisasi (DMZ), Panmunjom, kemarin. Ada komitmen dari kedua negara (Thailand dan Kamboja) untuk menyelesaikan masalah secara damai dan konsisten melalui Treaty Amity and Cooperation (TAC) ASEAN.” Michael Tene Juru Bicara Kemenlu Indonesia TEMUAN: Clara Gutteridge, perwakilan kelompok pembela HAM London, menunjukkan sebuah temuan mengenai tertangkapnya Khaled el-Masri, oleh CIA di Masedonia, Jumat (4/2). PEMBICARAAN militer pen- dahuluan antara Korea Sela- tan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) menemui kebuntuan, kemarin. Pihak Korut menolak meminta maaf atas serangan ke Pulau Yeonpyeong yang menewaskan empat orang No- vember lalu. “Pembicaraan berakhir seki- tar pukul 14.40 (waktu setem- pat), dan tidak ada kesepakatan yang dicapai,” kata Kim Min- seok, juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel. Dia juga menambahkan dua pihak gagal bersepakat untuk merancang pembicaraan selanjutnya. Pada pembicaraan awal, pertemuan antar-Korea sebe- narnya bertujuan membuat perjanjian, agenda, dan menen- tukan lokasi pertemuan militer tingkat tinggi untuk membahas ketegangan di Semenanjung Korea. “Pembicaraan gagal menga- tasi perbedaan mengenai agen- da pertemuan tingkat lebih tinggi,” ujar Kim. Dia juga mengatakan para wakil Korut secara sepihak meninggalkan ruang pertemuan. Sebelumnya kedua pihak memang telah melakukan pem- bicaraan awal di daerah perba- tasan Panmunjom, Selasa (8/2). Mereka menawarkan sejumlah agenda dan merencanakan pembicaraan lanjutan. Namun, pihak Korut meng- abaikan dua prasyarat yang di- tawarkan Korsel. Korut diminta memohon maaf atas serangan ke Pulau Yeonpyeong dan serangan torpedo ke kapal pe- rang Korsel Maret lalu. Selain itu, Korut harus berjanji tidak melakukan provokasi lagi. Wakil Korut menolak tu- duhan keterlibatan Pyongyang dalam tragedi tenggelamnya kapal perang Cheonan dan tidak mau meminta maaf atas pengeboman Pulau Yeonpyong pada 23 November lalu. Sebaliknya, Korut meminta Korsel mendiskusikan agenda komprehensif mengenai kete- gangan militer. Korsel menilai sikap Korut sebagai taktik mengabaikan pembicaraan. “Saya pikir ini akan membu- tuhkan waktu karena ada per- bedaan pandangan kedua belah pihak,” kata Park Syung-je, pakar politik dari Asia Strate- gy Institute. (Drd/Reuters/ Yonhap/I-4) Korsel-Korut Temui Kebuntuan Ghonim Bakar Semangat Demonstran AP/DEFENSE MINISTRY REUTERS/SUKREE SUKPLANG REUTERS/OGNEN TEOFILOVSKI

Transcript of INTERNASIONAL - ftp.unpad.ac.id · penyelesaian sengketa perba- ... melalui Treaty Amity and Coo-pe...

Page 1: INTERNASIONAL - ftp.unpad.ac.id · penyelesaian sengketa perba- ... melalui Treaty Amity and Coo-pe ration (TAC) ... dalam upaya mempertahankan kesepakatan gencatan senjata

PADA Desember 2003, sebuah bus di Masedonia diserbu

pasukan keamanan yang kemudian menciduk seorang warga Jerman, Khaled el-Masri. Selama lima bulan berikutnya, El-Masri bak hantu.

Hanya beberapa orang di institusi Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) yang tahu bahwa El-Masri ditahan dan diinterogasi di sebuah penjara rahasia di Afghanistan. Namun, El-

Masri ternyata target yang salah.

Analis CIA, Frances, telah mendorong agensi untuk bertindak sangat memalukan AS yang sedang berperang melawan teroris. Selain rekomendasi, sang analis juga tidak pernah dihukum atau diberi sanksi. Sebaliknya, dia malah mendapat promosi di agensi itu.

Kasus gagal itu hanya salah satu contoh akuntabilitas CIA yang menurut CIA sendiri tidak bisa diperkirakan.

Beberapa tahun setelah serangan teroris pada 11 September 2001, agen yang salah--yang menyebabkan orang tidak bersalah masuk penjara atau bahkan berakibat kematian-- hanya diberi teguran biasa atau bahkan tidak mendapat sanksi apa pun.

Meskipun Presiden Barack Obama menyatakan telah menyampingkan program interogasi CIA, kesalahan yang dibuat para agen dalam satu dekade tidak bisa

membuat Obama tutup mata. Kini para agen yang rata-rata telah menjadi manajer senior agensi justru menentang mata-mata Obama.

Analis yang salah dalam kasus El-Masri misalnya, kini menempati salah satu posisi penting di Pusat Kontraterorisme CIA dan sedang bekerja sama dengan Obama memburu anggota Al-Qaeda.

Investigasi kantor berita Associated Press menemukan bahwa sistem kedisiplinan CIA yang berlangsung tahunan justru membuat keputusan yang menyepelekan teguran dan dipandang rawan pilih kasih.

Saat seseorang bertindak disiplin, reward tampaknya tidak wajar. Hal ini berbeda dengan manajer senior yang jelas-jelas telah berbuat kesalahan besar.

“Seseorang yang membuat kesalahan tidak pantas berada di agensi lagi,” kata mantan senator Kit Bond, November lalu. “Kami telah melihat contoh-contoh terdapat kesalahan.”

Selain kasus El-Masri, kasus kesalahan operasi lainnya adalah saat seorang yang dituduh teroris meninggal di penjara CIA di Afghanistan pada 2002.

Jadi, berbeda dengan militer yang akan menghukum personelnya jika berbuat salah atau tidak disiplin, CIA malah sebaliknya. (Yan/AP/I-3)

NESTY PAMUNGKAS

ME N T E R I L u a r Negeri Indonesia Marty Natalega-wa selaku Ketua

ASEAN, berupaya menengahi penyelesaian sengketa perba-tas an antara Thailand dan Kam boja. Dalam pertemuan de ngan menteri luar negeri (menlu) Thailand dan Kamboja, Marty menawarkan tiga kese-pakatan.

“Dari kunjungan itu, perta-ma, ada komitmen dari kedua negara (Thailand dan Kamboja) untuk menyelesaikan masalah secara damai dan konsisten melalui Treaty Amity and Coo-pe ration (TAC) ASEAN,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia, Michael Tene, di Jakarta, ke-ma rin.

Michael menambahkan ke-

dua, Thailand dan Kamboja memiliki kesamaan pandangan dalam upaya mempertahankan kesepakatan gencatan senjata guna menstabilkan keamanan di wilayah perbatasan. Ketiga, kedua negara tersebut menye-pakati perlunya penciptaan kon disi kondusif yang mendu-kung penyelesaian konfl ik.

Selain itu, Michael juga mem-benarkan Menlu Indonesia Marty Natalegawa berenca-na menghadiri pertemuan yang diselenggarakan Dewan Keamanan (DK) PBB yang juga dihadiri wakil dari Thailand dan Kamboja yang tengah ber-konfl ik.

“ASEAN akan terus mendu-kung dan memberikan upaya untuk membantu penyelesai-an masalah. Presiden Dewan Keamanan PBB telah menghu-bungi untuk mengundang Men lu RI sebagai Ketua ASE-

AN untuk hadir dalam perte-muan,” tukas Michael.

Dalam rangka penyelesai-an masalah dan permintaan pemerintah Kamboja, Dewan Keamanan PBB juga menjad-walkan pertemuan yang akan dihadiri Menlu Thailand Kasit Piromya dan Menlu Kamboja Hor Namhong dilaksanakan di New York, Amerika Serikat, Senin (14/2).

Gencatan senjata memang disepakati, tetapi belum diketa-hui latar belakang terjadinya kon tak senjata antara pasukan

Thailand dan Kamboja. Namun beberapa pengamat menilai se-rangan yang dilakukan tentara Thailand lebih bertujuan untuk menggulingkan pemerintah Thailand.

Selanjutnya, militer Thailand mengadakan kudeta dan ber-usaha membatalkan rencana pe milu yang digelar tahun ini. Namun pendapat tersebut dibantah pengamat lain.

Kelompok pengamat lain ber-pendapat bahwa konfl ik dipicu putusnya komunikasi ketika se kelompok orang Kamboja

mengibarkan bendera Kambo-ja di wilayah perbatasan dan meletakkan sebuah batu yang bertuliskan “Ini Kamboja”.

Tambah tankBerdasarkan fakta di lapang-

an seperti yang dikutip Reuters, pemerintah Thailand telah me ningkatkan kekuatan mili-ternya dengan mengerahkan 20 tank ke wilayah konfl ik.

Pasukan Thailand pun masih berjaga-jaga kendati gencatan senjata telah disepakati. Na-mun, pemerintah Thailand

membantah pihaknya telah me-nambah kekuatan tanknya di wilayah perbatasan yang diper-sengketakan dengan Kamboja.

Sementara itu, sejumlah pa-sukan Kamboja yang berjaga di wilayah konflik mengaku jumlah korban tewas dari pihak Kamboja lebih besar daripada pernyataan yang dikeluarkan pemerintah Kamboja. Pemerin-tah Kamboja mengatakan 8 o-rang tewas dan 55 warga Kam-boja terluka. (Reuters/I-3)

[email protected]

DIREKTUR Pemasaran Google di Timur Tengah, Wael Ghonim, terkejut saat dua polisi berpa-kaian preman meringkusnya dua hari pascademonstrasi an-tipemerintah meletus di Mesir, 25 Januari silam.

Aparat ke amanan Mesir me-nuding Ghonim sebagai antek asing yang mendalangi kam-panye penggulingan Presiden Hosni Mubarak melalui laman jeja ring sosial Facebook.

Ghonim ditahan dan diinte-rogasi dengan mata tertutup oleh aparat keamanan Mesir selama 12 hari. Kemarin, se-le pas dari penjara ia muncul da lam sebuah wawancara di televisi lokal yang disiarkan se cara langsung ke seantero

Mesir. Saat pembawa acara mem beri tahu Ghonim bahwa ada sekitar 300 orang yang meninggal dunia selama unjuk rasa berlangsung, ia pun meni-tikkan air mata.

“Kami tidak bersalah. Kami hanya melakukan apa yang diperintahkan oleh hati nurani dan akal sehat kami terhadap negeri ini,” ujarnya sembari me nangis sesenggukan.

Dalam sekejap, 120 ribu o-rang menyerbu laman Facebook miliknya untuk menyatakan dukungan mereka terhadap Gho nim. “Air mata Ghonim telah menggerakkan hati jutaan orang dan mengubah cara pan-dang pendukung Mubarak,” seperti tertulis di situs Masrawy.

com 2 jam setelah kemunculan Ghonim di televisi.

Memasuki pekan ketiga, massa masih berkemah di La pangan Tahrir yang menja-di pusat demonstrasi untuk men desak Presiden Mubarak mundur dari jabatannya. Alih-alih mengendur, gelombang unjuk rasa masyarakat Mesir, kemarin, justru meningkat. Mas sa pengunjuk rasa mem-bengkak hingga 100 ribu orang jika dibandingkan beberapa hari sebelumnya.

Ghonim dilaporkan bera-da di tengah-tengah massa de monstran. “Kalian adalah pahlawan. Saya bukan pahla-wan, kalianlah pahlawan,” ujar Ghonim yang langsung disam-

but tepuk tangan demonstran. “Hormat saya untuk para o-

rang tua yang kehilangan anak mereka yang meninggal du nia karena memperjuangkan mim-pi-mimpi mereka. Mereka ada-lah pahlawan se sung guhnya yang meregang nyawa demi ne geri ini,” ungkap Ghonim se usai unjuk rasa.

“Saya menyaksikan anak-anak muda meninggal dunia. Presiden bertanggung jawab untuk memenuhi tuntutan rak-yat,” tambahnya.

“Wael Ghonim adalah Boua-zizi bagi rakyat Mesir,” tulis jurnalis Mohamed Al Jarhi me rujuk Mohamed Boua zizi, peng gerak revolusi rakyat di Tu nisia. (Mps/Reuters/I-5)

Tanda Tanya untuk Akuntabilitas CIA

12 KAMIS, 10 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIAINTERNASIONALIndonesia Tengahi Thailand- KambojaKendati menyepakati gencatan senjata, Thailand justru menambah jumlah tank di wilayah perbatasan.

BERPATROLI: Warga mengendarai sepeda motor melintas di samping tank yang sedang berpatroli setelah ketegangan dengan Kamboja di Provinsi Sri Sak Ket, Thailand, kemarin.

BERJABAT TANGAN: Kolonel Ri Sun- gyun dari Korea Utara (kanan) berjabat tangan dengan Kolonel Moon Sang-gyun dari Korea Selatan sebelum dimulainya pertemuan militer di zona demiliterisasi (DMZ), Panmunjom, kemarin.

Ada komitmen dari kedua negara

(Thailand dan Kamboja) untuk menyelesaikan masalah secara damai dan konsisten melalui Treaty Amity and Cooperation (TAC) ASEAN.”Michael TeneJuru Bicara Kemenlu Indonesia

TEMUAN: Clara Gutteridge, perwakilan kelompok pembela HAM London, menunjukkan sebuah temuan mengenai tertangkapnya Khaled el-Masri, oleh CIA di Masedonia, Jumat (4/2).

PEMBICARAAN militer pen-da huluan antara Korea Sela-tan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) menemui kebuntuan, kemarin. Pihak Korut menolak meminta maaf atas se rangan ke Pulau Yeonpyeong yang menewaskan empat orang No-vember lalu.

“Pembicaraan berakhir seki-tar pukul 14.40 (waktu setem-pat), dan tidak ada kesepakatan yang dicapai,” kata Kim Min-seok, juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel. Dia juga menambahkan dua pihak gagal bersepakat untuk merancang pembicaraan selanjutnya.

Pada pembicaraan awal, per temuan antar-Korea sebe-narnya bertujuan membuat per janjian, agenda, dan menen-tukan lokasi pertemuan militer

tingkat tinggi untuk membahas ketegangan di Semenanjung Korea.

“Pembicaraan gagal menga-tasi perbedaan mengenai agen-da pertemuan tingkat lebih tinggi,” ujar Kim. Dia juga me ngatakan para wakil Korut secara sepihak meninggalkan ruang pertemuan.

Sebelumnya kedua pihak memang telah melakukan pem-bicaraan awal di daerah per ba-tasan Panmunjom, Selasa (8/2). Mereka menawarkan se jumlah agenda dan merencanakan pembicaraan lanjutan.

Namun, pihak Korut meng-abaikan dua prasyarat yang di-tawarkan Korsel. Korut dimin ta memohon maaf atas serangan ke Pulau Yeonpyeong dan se rangan torpedo ke kapal pe-

rang Korsel Maret lalu. Selain itu, Korut harus berjanji tidak melakukan provokasi lagi.

Wakil Korut menolak tu-duhan keterlibatan Pyongyang dalam tragedi tenggelamnya kapal perang Cheonan dan ti dak mau meminta maaf atas pengeboman Pulau Yeonpyong pada 23 November lalu.

Sebaliknya, Korut meminta Korsel mendiskusikan agenda komprehensif mengenai kete-gangan militer. Korsel menilai sikap Korut sebagai taktik mengabaikan pembicaraan.

“Saya pikir ini akan membu-tuhkan waktu karena ada per-be daan pandangan kedua belah pihak,” kata Park Syung-je, pa kar politik dari Asia Strate-gy Institute. (Drd/Reuters/Yonhap/I-4)

Korsel-Korut Temui Kebuntuan

Ghonim Bakar Semangat Demonstran

AP/DEFENSE MINISTRY

REUTERS/SUKREE SUKPLANG

REUTERS/OGNEN TEOFILOVSKI