Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1
-
Upload
niis-al-khoirotunn -
Category
Documents
-
view
343 -
download
32
description
Transcript of Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan sebagai sebuah organisasi yang terdiri dari bermacam-macam
orang dengan latar belakang pendidikan, ekonomi, suku bangsa, maupun budaya
perusahaan sebelumnya, membentuk sebuah keluarga besar yang sangat
kompleks. Bagaimana mengefektifan orang-orang yang terdapat dalam sebuah
organisasi atau perusahaan seperti ini diperlukan suatu perekat yakni nilai-nilai
yang dapat diterima oleh semua orang, yang dapat memotivasi mereka untuk
bekerja sama dengan efektif.
Proses internalisasi, individu maupun kelompok, sangat penting karena
mareka akan bertindak baik sebagai objek.
Kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan peka akan
adanya masalah etika dalam profesinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sosial
budaya, dan masyarakat, dimana dia berada. Budaya perusahaan memberikan
sumbangan yang sangat berarti terhadap perilaku etis. Perusahaan akan
membudayakan etika dan menjadi lebih baik jika mereka membudayakan etika
dalam lingkungan perusahaan. Suatu perusahaan akan berhasil bukan hanya
berlandaskan moral dan manajemen yang baik saja, tetapi juga harus memiliki
etika bisnis yang baik. Perusahaan harus mampu melayani kepentingan berbagai
pihak yang terkait.
Pebisnis yang menjunjung tinggi nilai etika akan mendapat point reward
terhadap apa yang telah dia lakukan. Kemajuan perusahaan, kepercayaan
pelanggan, profit yang terus meningkat, pangsa pasar terus meluas, merupakan
dambaan bagi setiap pebisnis dan ini akan diperoleh dengan menjungjung tinggi
nilai etika.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses yang dilakukan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
dalam melakukan internalisasi etika bisnis?
2. Indikator apa yang menunjukkan bahwa PT. Telekomunikasi Indonesia,
Tbk telah mampu menginternalisasikan etika bisnis dalam perusahaannya?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Mampu mengetahui dan memahami tentang proses yang dilakukan PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk dalam melakukan internalisasi etika bisnis
2. Mampu mengetahui dan memahami tentang indikator apa yang
menunjukkan bahwa PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk telah mampu
menginternalisasi etika bisnis dalam perusahaannya
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Etika Bisnis
Menurut Wikipedia (2013), Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat
membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja,
pemegang saham, serta masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika,
yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan
dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang
berlaku.
Etika Bisnis perusahaan penting bagi perusahaan karena untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi,
diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan
strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh
budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara
konsisten dan konsekwen.
2.2 Pengertian Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan merupakan cara berpikir dan melakukan sesuatu yang
mentradisi, yang dianut bersama oleh semua anggota organisasi, dan para anggota
organisasi harus mempelajarinya atau paling sedikit menerimanya sebagian agar
diterima ke dalam perusahaan. Budaya organisasi merujuk kepada suatu sistem
nilai bersama yang dipegang dan dikembangkan oleh anggota organisasi yang
membedakannya dengan organisasi lainnya. Sistem nilai tersebut merupakan
seperangkat karakteristik utama, dan secara keseluruhan sebagai budaya dari
organisasi yang merepresentasikan persepsi umum dari warga organisasi dan
3
menjadi panduan bagi perilaku baik pada organisasi secara keseluruhan maupun
pada bagian-bagiannya.
Budaya yang kuat merupakan kunci kesuksesan sebuah organisasi. Budaya
organisasi mengandung nilai-nilai yang harus dipahami, dijiwai, dan dipraktikan
bersama oleh semua individu/ kelompok yang terlibat didalamnya.
2.3 Peranan Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan pun dapat berfungsi sebagai rantai pengikat dalam
proses menyamakan persepsi atau arah pandang anggota terhadap suatu
permasalahan, sehingga akan menjadi satu kekuatan dalam pencapaian tujuan
organisasi.
Menurut Pratikto (2010,67) terkait hubungan budaya perusahaan dengan
kinerja perusahaan, dinyatakan bahwa budaya perusahaan :
1. Membantu memberikan dampak yang bermakna pada kinerja ekonomis
jangka panjang
2. Menjadi factor yang semakin penting sebagai penentu keberhasilan dan
kegagalan perusahaan di masa-masa mendatang.
3. Budaya perusahaan dapat dibuat supaya lebih menunjang kinerja.
Budaya organisasi berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja, tingkat
kenginan untuk tetap bertahan pada organisasi, dan kemauan untuk memberikan
rekomendasi kepada pihak lain. Budaya organisasi terkait erat dengan komitmen
pekerja dan berpengaruh signuifikan terhadap pencapaian kinerja. Budaya
organisasi merupakan sarana yang diperlukan untuk menciptakan suatu hubungan
kerja yang harmonis. Budaya organisasi yang memberikan rasa kenyamanan dan
kepercayaan yang tinggi akan mendorong peningkatan perilaku kerja antar
individu dan komitmen dari warga organisasi untuk melakukan segala sesuatunya
yang terbaik bagi kepentingan organisasi.
2.4 Hubungan Etika dengan Budaya Perusahaan
Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar-
salah, baik-buruk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat pengertian tentang
etika perusahaan, etika kerja dan ketika perorangan, yang menyangkut hubungan-
4
hubungan sosial antara perusahaan, karyawan, dan lingkungannya. Etika
perusahaan menyangkut hubungan perusahaan dan karyawan sebagai satu
kesatuan dengan lingkungannya, etika kerja terkait antara perusahaan dengan
karyawannyan dan etika perorangan mengatur hubungan antar karyawan.
Budaya perusahaan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pembentukan perilaku etis, karena budaya perusahaan merupakan seperangkat
nilai dan norma yang membimbing tindakan karyawan. Budaya dapat mendorong
terciptanya perilaku, dan sebaliknya dapat pula mendorong terciptanya perilaku
yang tidak etis. Kebijakan perusahaan untuk memberikan perhatian serius pada
etika perusahaan akan memberikan citra bahwa manajemen mendukung perilaku
etis dalam perusahaan. (Arijanto, 2011:47)
2.5 Pengaruh Etika Bisnis Terhadap Budaya Perusahaan
Etika seseorang dan etika bisnis adalah satu kesatuan yang terintegrasi
sehingga tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya dan saling melengkapi dalam
memengaruhi perilaku antar individu maupun kelompok yang kemudian menjadi
perilaku organisasi yang mana akan berpengaruh kepada budaya perusahaan itu.
Jika suatu etika menjadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi dalam budaya
perusahaan, maka hal tersebut akan berpotensi menjadi dasar kekuatan perusahaan
yang pada akhirnya akan berpotensi menjadi stimulus dalam peningkatkan kinerja
karyawannya.(Arijanto, 2011:50)
Etika personal dan etika bisnis merupakan satuan yang tidak dapat
terpisahkan dan keberadaannya saling melengkapi dalam mempengaruhi perilaku
manajer yang terinternalisasi menjadi perilaku organisasi yang selanjutnya dalam
budaya perusahaan.
2.6 Good Corporate Governance (GCG)
Definisi Corporate governance (CG) dari Cadbury Committee of the
United Kingdom (1999) yakni: “seperangkat peraturan yang mengatur hubungan
antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan, serta pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya
yang berkaitan dengan hak hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu
5
sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan”. Definisi ini menjelaskan
bahwa CG adalah sistem yang bisa digunakan untuk mengatur dan mengendalikan
perusahaan. CG timbul dari kebutuhan usaha akan tata kelola perusahaan yang
baik (good corporate government /GCG) yang menegakkan prinsip-prinsip
transparan, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan berkeadilan. (Pratikto,
2010:77)
Kode etik dalam tingkah laku berbisnis di perusahaan (Code of Corporate
and Businnes Conduct)” merupakan implementasi salah satu prinsip Good
Corporate Governance (GCG). Kode etik tersebut menuntut karyawan dan
pimpinan perusahaan untuk melakukan praktek-praktek etik bisnis yang terbaik di
dalam semua hal yang dilaksanakan atas nama perusahaan.
Beberapa nilai-nilai etika perusahaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
GCG yaitu kejujuran, tanggung jawab, saling percaya, keterbukaan dan
kerjasama. Kode etik tersebut hendaknya dapat dimengerti oleh seluruh karyawan
dan pimpinan perusahaan dan akhirnya dapat dilaksanakan dalam bentuk tindakan
(action).
6
BAB III
PAPARAN DATA/KASUS
3.1 Deskripsi Objek
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (“TELKOM”, “Perseroan”, atau
“Perusahaan”) adalah penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di
Indonesia. TELKOM menyediakan layanan InfoComm, telepon tidak bergerak
kabel (fixed wireline) dan telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless),
layanan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi, baik
secara lansung maupun melalui anak perusahaan.
Pada awalnya di kenal sebagai sebuah badan usaha swasta penyedia
layanan pos dan telegram atau dengan nama “JAWATAN”. Pada tahun 1961
Status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN
Postel),PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos &
Giro), dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Dan pada
tahun 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum
Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional
maupun internasional. Pada tanggal 14 November 1995 di resmikan PT.
Telekomunikasi Indonesia sebagai nama perusahaan telekomunikasi terbesar di
Indonesia.
3.2 Paparan Data
Budaya Perusahaan
Telkom senantiasa membangun sistem dan budaya Perusahaan yang
terintegrasi sebagai pendekatan pengelolaan bisnis yang komprehensif untuk
mencapai keunggulan kinerja Perusahaan, menjalankan kepatuhan, menjalankan
bisnis yang beretika dan dimilikinya kesadaran perusahaan dan karyawan yang
peka akan tanggung jawab sosial kepada masyarakat sebagai wujud warga negara
yang baik. Lebih dari itu sistem dan budaya terus dikembangkan sesuai dengan
tuntutan dan perubahan bisnis untuk mewujudkan cita-cita agar Telkom terus
maju, dicintai pelanggannya, kompetitif di industrinya dan dapat
7
menjadi role model Perusahaan. Sejak tahun 2009 dilakukan transformasi budaya
baru Perusahaan yang disebut dengan “The Telkom Way”.
Nilai-Nilai Perusahaan
Budaya Perusahaan The Telkom Way memiliki lima nilai Perusahaan
yaitu:Commitment to long-term, Customer first, Caring meritocracy, Co-creation
of win-win partnership, dan Collaborative innovation yang selanjutnya kami sebut
dengan istilah 5C.
C yang pertama adalah Commitment to Long Term, yaitu melakukan
sesuatu tidak hanya untuk masa kini, namun juga untuk masa mendatang. Tiga
perilaku kunci dari Commitment to Long Term adalah:
Target yang stretch (tidak hanya dirasakan pada jangka pendek tetapi juga
jangka panjang)
Hasil yang berkelanjutan
Terus bertransformasi
C yang kedua adalah Customer First, yang berarti selalu mengutamakan
pelanggan terlebih dahulu, baik untuk pelanggan internal maupun eksternal.
Perilaku kuncinya:
membangun hubungan baik
proaktif memenuhi kebutuhan pelanggan
pelayanan lebih baik dari ekspektasi
C yang ketiga, Caring Meritocracy, yakni memberikan rewards dan
consequences yang sesuai dengan kinerja dan perilaku yang bersangkutan. Tiga
perilaku kuncinya adalah
Mencari feedback individual
Mengembangkan orang lain
Rewards/consequences sesuai kinerja
C yang keempat adalah Co-Creation of Win-win Partnership, yaitu
memperlakukan mitra bisnis sebagai rekanan yang setara. Perilaku kuncinya
adalah
Proaktif menangkap peluang kemitraan
Kreatif bernegosiasi
8
Aktif mencari feedback dan mengelola kinerja mitra
C yang terakhir, yaitu Collaborative Innovation yang berarti
menghilangkan internal silos dan terbuka terhadap ide-ide dari luar. Perilaku
kunci:
Membagi sumber daya
Mencari sumber daya dari pihak lain
Mempengaruhi lingkungan eksternal
Telkom juga mengembangkan kebijakan etika bisnis yang komprehensif
yang mendorong karyawan untuk memahami dan mempraktikkan prinsip-prinsip
transparansi, kemandirian, akuntabilitas, tanggung jawab dan
kewajaran dalam aktivitas rutinnya.
Penguatan Budaya The Telkom Way dan Etika Bisnis untuk Ruang Lingkup
Telkom Group
Penerapan praktik-praktik GCG merupakan salah satu langkah penting
bagi Telkom untuk meningkatkan dan memaksimalkan nilai Perusahaan
(corporate value), mendorong pengelolaan Perusahaan yang profesional,
transparan dan efisien dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan,
akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan adil sehingga dapat
memenuhi kewajiban secara baik kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris,
mitra bisnis, serta pemangku kepentingan.
Kode Etik
Perusahaan meyakini bahwa prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang
beretika, yaitu bisnis yang berkinerja unggul dan berkesinambungan yang
dijalankan dengan menaati kaidah-kaidah etika yang sejalan dengan hukum dan
peraturan yang berlaku. Sesuai dengan Keputusan Direksi No.KD.05/2005,
Telkom telah memiliki perangkat Etika Bisnis Telkom, yang merupakan standar
perilaku Perusahaan maupun perilaku karyawannya dalam berhubungan dengan
pelanggan, pemasok, kontraktor, sesama karyawan dan pihak-pihak lain yang
mempunyai hubungan dengan Perusahaan.
9
Sesuai ketentuan Sarbanes Oxley Act (“SOA”) 2002 seksi 406, Telkom
menjalankan kode etik yang berlaku bagi seluruh level organisasi, yaitu Dewan
Komisaris, Direksi dan pejabat kunci lainnya serta seluruh karyawan yang dapat
dilihat pada website Telkom http://www.telkom.co.id/investor-relations/tata-
kelola-perusahaan/kode-etik dan setiap perubahan dan pengesampingan terhadap
kode etik diinformasikan melalui website tersebut.
Telkom menyadari bahwa keberhasilan Perseroan sangat didukung oleh
terbentuknya nilai-nilai inti dan budaya Perusahaan serta mampu menerapkan
GCG, untuk mewujudkan praktek bisnis yang beretika di Telkom dan anak
perusahaan, maka ditetapkan kebijakan penerapan GCG Telkom Group
(PD.602.00/r.00/HK000/COP- D0030000/2011) yang di dalamnya memuat upaya
penguatan budaya dan etika bisnis di dalam Telkom Group. Berikut ini
merupakan komitmen kode etik PT.Telkom dalam mengelola Telkom Group :
1. Perusahaan yang tergabung dalam Telkom Group berusaha untuk menjadi
perusahaan yang jujur dan menjadi panutan dengan cara menjalankan
bisnis yang sehat, kuat dan adil yang digerakkan oleh tata nilai yang
terpuji serta taat kepada hukum dan menghormati semua pemangku
kepentingan.
2. Perusahaan yang tergabung dalam Telkom Group wajib menjalankan atau
mengelola bisnis perusahaan dengan memperhatikan prinsip etika bisnis
dan perundang-undangan yang berlaku.
3. Perusahaan yang tergabung dalam Telkom Group melaksanakan prinsip-
prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan peduli kepada masyarakat,
budaya dan lingkungan hidup.
4. Tindakan melawan hukum dan melanggar etika adalah tindakan yang
dilarang, meskipun untuk alasan bisnis atau karena tekanan dari pihak
manapun.
5. Perusahaan melindungi setiap pelapor yang memberikan informasi terkait
dengan pelanggaran legal, kejadian tidak etis atau tindakan lain yang
melangar prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
10
PT.Telkom telah menetapkan kode etik karyawan Telkom Group bahwa
setiap karyawan Telkom Group senantiasa :
1. Menjunjung tinggi kejujuran dan kewajaran dalam bertindak dan
menjalankan tugas.
2. Mengutamakan kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadi,
kelompok atau golongan.
3. Menghormati hak individual dan keragaman sebagai sumber kekuatan
Telkom Group.
4. Menjunjung tinggi budaya perusahaan.
5. Menjaga keamanan aset dan melindungi kerahasiaan informasi
perusahaan.
6. Memberikan kualitas produk dan layanan terbaik kepada pelanggan.
7. Senantiasa mengejar laba dan pertumbuhan usaha dengan tetap
mematuhi ketentuan hukum dan etika bisnis.
8. Bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang dijalankan.
9. Menjaga dan meningkatkan reputasi Telkom Group.
10. Peduli kepada masyarakat dan lingkungan hidup.
Sosialisasi merupakan tahapan penting dalam penerapan etika bisnis, oleh
sebab itu etika bisnis Telkom diterapkan mengacu pada kebijakan perusahaan
KD.05/2005 dan KD.43/2006. Dalam sosialisasi dan penerapannya, PT.Telkom
selalu mengingatkan karyawan mengenai tata nilai dan etika bisnis melalui survei
kepada seluruh karyawan yang di dalamnya memuat kuesioner dan studi kasus
terkait pemahaman GCG, etika bisnis, pakta integritas, fraud, manajemen risiko,
pengendalian internal (SOA), whistleblowing, pelarangan gratifikasi, tata kelola
TI, menjaga keamanan informasi dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan
praktek tata kelola perusahaan. Survei dilakukan secara online melalui media
portal atau intranet perusahaan dan diakhiri dengan pernyataan kesediaan
karyawan menjalankan etika bisnis perusahaan.
11
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Proses Penanaman Etika Bisnis Pada Budaya PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk
Telkom senantiasa membangun sistem dan budaya perusahaan yang
terintegrasi sebagai pendekatan pengelolaan bisnis yang komprehensif untuk
mencapai keunggulan kinerja perusahaan (be profitable), menjalankan kepatuhan
(obey the law), menjalankan bisnis yang beretika (be ethical) dan dimilikinya
kesadaran perusahaan dan karyawan yang peka akan tanggung jawab sosial
kepada masyarakat sebagai wujud menjadi warga negara yang baik. Lebih dari itu,
sistem dan budaya dibangun untuk mewujudkan cita-cita agar Telkom terus maju,
dicintai pelanggannya, kompetitif di industrinya dan dapat menjadi role model
perusahaan sejenis.
Sistem dan budaya seperti dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan,
budaya perusahaan akan terbentuk karena adanya sistem yang dijalankan secara
konsisten atau sebaliknya, sistem tersebut tidak akan memiliki makna tanpa
disertai nilai-nilai moral yang yang mendasari perilaku karyawan dalam bekerja.
Tradisi membangun sistem dan budaya dapat kita temukan di setiap era
kepemimpinan Telkom. Dalam penerapannya, budaya perusahaan terus
dikembangkan agar sesuai dengan tuntutan dan perubahan lingkungan bisnis yang
terjadi, di mana sejak tahun 2009 telah dilakukan transformasi menuju budaya
baru perusahaan yang disebut dengan “The Telkom Way”.
Nilai-nilai perusahaan (atau kadang disebut juga budaya) dapat menjadi
salah satu ukuran penilaian bagi karyawan dalam berperilaku di perusahaan. Oleh
karenanya, menjadi penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa para
karyawannya memahami dan mengamalkan nilai-nilai/budaya perusahaan.
Budaya perusahaan the telkom way memiliki lima nilai-nilai perusahaan
yaitu, commitment to long term, customer first, caring-meritocracy, co-
creation of win-win partnership, dan collaborative innovation yang selanjutnya
disebut dengan istilah 5C.
12
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. secara konsisten menerapkan tata
kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Hal ini dibuktikan
dengan berbagai bentuk pengelolaan yang telah disesuaikan dengan standar dan
prosedur yang diatur di dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance
(GCG). Selain itu, PT. Telkom secara konsisten mempublikasikan segenap
infomasi secara terbuka pada website : http://www.telkom.co.id.
Praktek penerapan etika bisnis yang paling sering diwujudkan dalam
bentuk “code of conducts” atau kode etik dimasing-masing perusahaan. Hal ini
barulah merupakan tahap awal dari praktek etika bisnis yakni mengkodifikasikan
nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis bersama-sama corporate-culture
atau budaya perusahaan, kedalam suatu bentuk pernyataan tertulis dari perusahaan
untuk dilakukan dan tidak dilakukan oleh manajemen dan karyawan dalam
melakukan kegiatan bisnis.
Etika Bisnis TELKOM terdiri dari beberapa ketentuan yang menetapkan
setiap karyawan untuk menjaga sikap professional, jujur, adil dan konsisten sesuai
praktik bisnis dengan seluruh stakeholder (pelanggan, mitra bisnis, pemegang
saham, kompetitor serta masyarakat). Etika Bisnis TELKOM juga menekankan
komitmen untuk mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku. Sebagai badan
usaha milik negara dalam bisnis informasi dan komunikasi di Indonesia,
TELKOM harus menjaga hubungan yang transparan dan konstruktif dengan
pemerintah sebagai pengatur dan pemegang saham mayoritas Perusahaan. Hal ini
penting dalam upaya menghindari konflik kepentingan dan untuk melindungi
pemegang saham minoritas.
Sejak Budaya Kerja pertama kali diperkenalkan pada tahun 2002 lalu, PT.
Telkom telah mengalami perubahan nilai-nilai strategis. Hingga kini PT Telkom
Tbk menggunakan 1-3-5 sebagai Budaya Kerja yang harus disepakati semua
karyawannya.
Pola 1-3-5 itu sendiri berarti; 1 (satu) asumsi dasar, 3 (tiga) nilai inti yang
mencakup Customer Value, Excellent Service, Competent People. Sedangkan 5
(lima) merupakan langkah perilaku untuk memenangkan persaingan, yang terdiri
atas Stretch The Goals, Simplify, Involve Everyone, Quality is My Job, Reward
the Winners.
13
The Telkom Way 135 merupakan hasil penggalian dari perjalanan PT
Telkom Tbk dalam mengarungi lingkungan yang terus berubah, dikristalisasi serta
dirumuskan oleh berbagai inspirasi dari perusahaan lain dan berbagai tantangan
dari luar. PT Telkom berharap dengan tersosialisasinya The Telkom Way 135,
maka akan tercipta pengendalian kultural yang efektif terhadap cara rasa, cara
memandang, cara berpikir, dan cara berperilaku.
Perubahan-perubahan itu memang memberikan hasil yang signifikan
terhadap produktivitas dan kinerja. Banyak dampaknya terhadap perusahaan. Jika
kinerja terus meningkat, maka produktivitas pegawai juga meningkat dan
semangat kerja mereka meningkat dengan adanya budaya itu. Faktanya, sejak
diberlakukan pola 1-3-5 ini, produktivitas pegawai juga terus meningkat,
berbuntut pada meningkatnya performansi perusahaan.
Menjadi tanggung jawab moral perusahaan terhadap masyarakat luas
untuk terlibat dalam kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) melalui
program-program sosial yang bermanfaat bagi karyawan internal maupun
lingkungan eksternal.
4.2 Indikator Kesuksesan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dalam
melakukan internalisasi etika bisnis pada budaya perusahaan
Sesuai dengan apa yang tertera pada visi dan misi PT Telekomunikasi
Indonesia :
Visi
Menjadi Perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication,
Information, Media, Edutainment dan Services (“TIMES”) di kawasan regional.
Misi
Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang
kompetitif.
Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.
Disini kita dapat melihat bahwa tujuan utama PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk adalah mampu menjadi perusahaan yang mampu dipercaya konsumen
sebagai perusahaan yang profesional di bidang teknologi komunikasi.
14
Di ajang Asia Pacific ICT Award 2013 yang digelar Frost & Sullivan, PT
Telkom meraih salah satu dari empat kategori paling bergengsi Best of The Best,
yakni The Best Service Provider of The Year, sementara PT Telekomunikasi
Seluler (Telkomsel) memperoleh penghargaan The Best Company in Wireless
Service. Prestasi ini bukan hal yang aneh sebab selama ini PT Telkom telah
berupaya keras mewujudkan visi perusahaan yang ingin menjadi korporasi unggul
dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information, Media, Edutainment
dan Services (TIMES) di kawasan regional.
Penghargaan ini merupakan bukti pencapaian kinerja dan terobosan Telkom
Group yang luar biasa dalam industri dan layanan ICT (information and
communications technology) ,” ujar Direktur Innovation and Strategic Portfolio
Telkom Indra Utoyo, seusai menerima penghargaan tersebut di Singapura, Rabu,
(17/7). Indra menambahkan, pencapaian ini juga menunjukkan pengakuan
internasional terhadap komitmen Telkom Group dalam memberikan layanan yang
terpercaya bagi masyarakat Indonesia.
Direktur Utama Telkomsel Alex J Sinaga mengatakan, keberhasilan
Telkomsel meraih penghargaan The Best Company in Wireless Service
merupakan hadiah istimewa bagi Telkomsel yang tahun ini genap berusia 18
tahun. ”Hal ini juga adalah buah kerja keras dari seluruh karyawan Telkomsel,
serta dukungan dari para mitra dan 125 juta pelanggan Telkomsel,” tambah Alex.
Ke depan, PT Telkom akan tetap membaktikan diri untuk melayani keinginan
masyarakat dalam negeri
Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan mengembangkan inovasi
produk-produk yang diciptakannya. Hal ini juga mutlak dilakukan guna
menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Jika pengembangan
inovasi tidak dilakukan maka PT Telkom akan tertinggal menghadapi persaingan
global. ”PT Telkom menyadari hanya melalui inovasi, perusahaan dapat
berkembang.
Meminjam ungkapan ‘Innovate or Die’, perusahaan harus menjawab
tantangan dan hambatan tersebut dengan inovasi,” kata Direktur Utama PT
Telkom Arief Yahya, 27/6. Arief menambahkan, upaya untuk terus berinovasi
dalam hal produk, program, maupun aktivitas lainnya harus menjadi budaya
15
semua perusahaan. Apabila hal itu tidak dilakukan maka sebuah korporasi akan
berjalan stagnan. ”Budaya untuk terus-menerus melakukan inovasi haruslah
masuk dan menjadi ‘aliran darah dalam setiap aktivitas PT Telkom,” ungkap
Arief.
Dari prestasi yang telah dicapai dapat terlihat bahwa proses internalisasi
etika bisnis pada budaya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk telah terinjeksikan
dengan baik. Salah satu tolak ukurnya adalah dengan banyaknya prestasi yang
mampu dicapai oleh perusahaan, sehingga disini kita dapat mengetahui bahwa
setiap karyawan yang ada mampu mengemban amanah dan melaksnakannya
dengan total demi tercapainya sebuah prestasi yang maksimal dan selain itu
karyawan yang ada memiliki sifat loyalitas yang tinggi sehingga apapun yang
akan dikerjakan seutuhnya semata-mata hanya untuk kebaikan perusahaan yang
dirasa merupakan bagian dari dirinya.
16
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Telkom senantiasa membangun sistem dan budaya perusahaan yang
terintegrasi sebagai pendekatan pengelolaan bisnis yang komprehensif untuk
mencapai keunggulan kinerja perusahaan (be profitable), menjalankan
kepatuhan (obey the law), menjalankan bisnis yang beretika (be ethical) dan
dimilikinya kesadaran perusahaan dan karyawan yang peka akan tanggung
jawab sosial kepada masyarakat. Artinya dengan menerap kan ini, Telkom
mampu mencitrakan diri sebagai perusahaan yang di memiliki etika bisnis
yang mampu menuntun jalannya organisasi yang diembannya dengan baik
tanpa melenceng dari norma yang ada serta mampu total dalam melayani
publik. Selain itu etika bisnis TELKOM terdiri dari beberapa ketentuan yang
menetapkan setiap karyawan untuk menjaga sikap professional, jujur, adil dan
konsisten sesuai praktik bisnis dengan seluruh stakeholder (pelanggan, mitra
bisnis, pemegang saham, kompetitor serta masyarakat). Ini merupakan cara
Telkom menginjeksikan etika dalam berbisnis sehingga karyawan yang ada
melakukan pekerjaannya tanpa melenceng dari moral bisnis yang ada.
Budaya perusahaan the telkom way memiliki lima nilai-nilai perusahaan
yaitu, commitment to long term, customer first, caring-meritocracy, co-
creation of win-win partnership, dan collaborative innovation yang
selanjutnya disebut dengan istilah 5C.
Dari prestasi yang telah dicapai dapat terlihat bahwa proses internalisasi etika
bisnis pada budaya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk telah terinjeksikan
dengan baik. Salah satu tolak ukurnya adalah dengan banyaknya prestasi yang
mampu dicapai oleh perusahaan
5.2 Saran
Menurut kelompok kami apa yang di terapkan oleh pihak telkom sudah
sangat bagus, namun yang perlu di perhatikan adalah kontrol penerapan dan
17
evaluasi terhadap penerapan aturan ini karena seperti yang kita tahu atau bahkan
biasa dialami sebagian dari kita jika peraturan hanya akan menjadi buah manis
atau pelengkap saja, jika sudah masuk orang-orang baru atau jika ketegasan dari
aturan itu sudah melemah.
18
DAFTAR RUJUKAN
Arijanto, A. 2011. Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada
Novan. 2012. Telkom 5C Value. (online),
(http://masnovanjogja.blogspot.com/2012/01/telkom-5c-value.html),
diakses 18 Oktober 2013
Pratikto, H. 2010. Etika Bisnis dan Profesi. Malang
Saputro, P. 2010. Sejarah PT.Telekomunikasi, Indonesia, Tbk. (PT.Telkom).
(online), (http://putrajatim.blogspot.com/2010/07/sejarah-pt-
telekomunikasi-indonesia-tbk.html), diakses 18 Oktober 2013
TelkomIndonesia. 2011. Evaluasi GCG. (online),
(http://www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID/0920_evaluasi.html), diakses
18 Oktober 2013)
TelkomIndonesia. 2013. Etika Bisnis dan Budaya Perusahaan. (online),
(http://www.telkom.co.id/investor-relations/tata-kelola-perusahaan/etika-
bisnis-dan-budaya-perusahaan), diakses 18 oktober 2013
TelkomIndonesia. 2013. Struktur Tata Kelola Perusahaan. (online),
(http://www.telkom.co.id/investor-relations/tata-kelola-perusahaan/
struktur-tata-kelola-perusahaan), diakses 18 Oktober 2013
Wikipedia. 2013. Etika Bisnis. (online),(http://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis),
diakses 18 oktober 2013.
KoranSindo. 2013. PT. Telekomunikasi-Indonesia (Persero) Tbk.-Terus Torehkan
Prestasi. (online),(http://www.koran-sindo.com/node/318530), diakses 1
November 2013
19