Internal Marketing Guna Membangun Kualitas Pelayanan
-
Upload
ade-mayashita -
Category
Documents
-
view
287 -
download
0
Transcript of Internal Marketing Guna Membangun Kualitas Pelayanan
Ade Mayashita Magister Manajemen Rumah-Sakit Kelas 8A 20121030001
Internal Marketing Guna Membangun Kualitas Pelayanan
Pada artikel “Internal Marketing Builds Service Quality” digambarkan
tentang keluarga pasien dan pasien stroke yang terjatuh di kamar dan
meminta bantuan para perawat beberapa kali dan selalu mendapatkan
jawaban yang sama “kami akan segera ke sana” selanjutnya saat
menghubungi perawat jawabannya adalah “kami akan segera ke sana
sebentar lagi setelah pergantian shift ini selesai” padahal keluarga pasien dan
pasien stroke yang terjatuh saat ingin menuju kamar mandi itu sangat
membutuhkan pertolongan. Keluarga pasien tersebut menjadi sangat benci
terhadap rumah-sakit tersebut.
Hal- hal kecil seperti di atas kalau tidak segera ditangani dengan baik
dapat merusak reputasi sebuah rumah-sakit, hal-hal seperti di atas dapat
membuang sia-sia segala uang yang dihabiskan oleh rumah-sakit saat
promosi membangun reputasi baik di depan konsumen.
Menurut American Society for Quality Control, ketika konsumen
disurvey tentang apakah hal yang mereka paling utamakan dalam memilih
suatu layanan, jawaban terbesar menyatakan bahwa kemampuan kontak
para pegawai seperti ; informative, adab yang baik, serta helpfulness
merupakan faktor-faktor paling penting. Usaha untuk menarik konsumen,
dan membangun reputasi akan kualitas tidak akan dapat dilakukan apabila
pegawai yang merupakan konsumen internal tidak melakukan hal yang sama.
Oleh karena itu, untuk bisnis pelayanan seperti pelayanan kesehatan yang
membutuhkan kontak yang sangat intensif antara pegawai/pemberi layanan
seperti perawat, dokter dll, rencana marketing tidak dapat dianggap lengkap
apabila tidak mencakup strategi untuk menjangkau internal konsumen atau
pemberi layanan itu sendiri.
Ade Mayashita Magister Manajemen Rumah-Sakit Kelas 8A 20121030001
Internal Marketing
Menurut Gronroos 1981, internal marketing adalah menjual
perusahaan kepada pegawainya.
Menurut Berry dan Parasuraman 1991, internal marketing adalah
proses menarik, mengembangkan, memotivasi, dan memepertahankan
karyawan yang berkualitas melalui produk yang memuaskan mereka.
Menurut kotler dan Armstrong 1991, internal marketing ditujukan
untuk membangun orientasi terhadap konsumen pada karyawan melalui
training dan memotivasi kontak konsumen dan memotivasi karyawan untuk
bekerja sebagai tim.
Semua definisi di atas pada dasarnya menggambarkan bahwa pihak
perusahaan menggunakan internal marketing dalam upaya menjadikan
karyawan mereka sebagai bagian dari mereka dalam memasarkan produk
jasanya kepada konsumen. Internal marketing bertujuan utama untuk
membangun dan memperbaiki kualitas pelayanan.
Membangun Culture of Quality
Terinspirasi dari karya Deming, Juran serta Crosby telah
dikembangkan program-program seperti TQM (total quality management)
dan CQI atau (continuous quality improvement). CQI lebih dipilih karena
pada program CQI semua karyawan dilibatkan dalam peningkatan kualitas,
dan peningkatan kualitas pelayanan bukan hanya tugas manager. The Joint
Comission on Accreditation of healthcare Organizations atau JCAHO
mengharuskan rumah-sakit yang ingin mencari akreditasi untuk
memasukkan CQI program pada sistem managerial mereka.
Ade Mayashita Magister Manajemen Rumah-Sakit Kelas 8A 20121030001
JCAHO menekankan pada point-point ini :
Kepemimpinan dalam meningkatkan kualitas
Orientasi konsumen : memperhatikan kebutuhan konsumen, feedback
konsumen baik internal maupun external, dialog
Proses kerja yang melibatkan cross-fungsional team
Pengukuran dan penggunaan data untuk mengetahui permasalahan
yang mendasari
Komitmen yang tidak ada habisnya untuk senantiasa meningkatkan
performance
Kualitas bukan lah hanya tanggung jawab satu departemen atau
perorangan saja, akan tetapi seluruh pihak dalam organisasi dan
melibatkan semua anggota perusahaan pelayanan jasa tersebut
(American Hospital Association 1990)
“Delivery quality” dalam pelayanan jasa kesehatan merupakan
segala aspek interaksi dengan konsumen dalam memberikan
pelayanan (james 1989)
Internal marketing adalah aplikasi, teori, teknik, prinsip pemasaran
untuk memotivasi, menggerakkan, dan mengelola karyawan pada semua
tingkatan organisasi untuk terus-menerus meningkatkan cara mereka
memberikan pelayanan kepada konsumen eksternal.
Definisi diatas menekankan bahwa pemasaran internal merupakan
pemasaran yang customer-focused serta employee-focused. Strategi
pemasaran yang sudah ada pada umumnya tidak melibatkan karyawan
mereka sendiri dalam upaya meningkatkan kualitas, strategi pemasaran
biasa hanya “menjual” jasa mereka kepada konsumen eksternal dan tidak
pada konsumen internal yaitu karyawan mereka sendiri.
Dalam pelayanan jasa, khususnya pelayanan jasa kesehatan sering kali
konsumen internal tidak dapat mmebedakan antara pelayanan yang
Ade Mayashita Magister Manajemen Rumah-Sakit Kelas 8A 20121030001
diberikan dengan orang yang membawakan pelayanan jasa tersebut.
Seberapa baiknya atau berhasilnya pelayanan jasa yang diberikan tetap
akan terpengaruhi oleh bagaimana si pemberi pelayanan tersebut
membawakannya.
Banyak literatur tentang pemasaran yang fokus pada “service
encounter”, yang didefinisikan sebagai waktu yang digunakan saat
konsumen berinteraksi secara langsung dengan pelayanan (Shostack
1985). Scandinavia Airline System memperkirakan sebanyak 10 juta
konsumen berinteraksi dengan 5 karyawan SAS dengan rata-rata 15
detik, setiap 15 detik itu pula perusahaan ini “dibentuk.” Lima belas detik
tersebut menentukan apakah perusaah akan berhasil ataupun gagal. 15
detik ini merupakan “moment of truth” yang menentukan kesan
konsumen serta penilaian konsumen terhadap perusahaan. Dalam
pelayanan kesehatan yang membutuhkan kontak yang frekuensinya
banyak terhadap pasien dan keluarga pasien, setiap detik, jam,
merupakan “moment of truth” yang menentukan nasib rumah-sakit.
Manager Pelayanan kesehatan seharusnya lebih memfokuskan
peningkatan pada “moment of truth” tersebut, contohnya pada pelayanan
saat pendaftaran pasien, kualitas makanan, kecakapan staf, penerimaan
telepon dan hal-hal yang terlihat sepele seperti itu daripada
menggunakan brosur-brosur yang tampak mahal, gambar-gambar alat
canggih pada rumah-sakit. Karyawan lah yang menentukan nasib
“moment of truth” tersebut tidak hanya dengan cara mereka mengerjakan
layanan kesehatan tetapi juga bagaimana penampilan mereka, bagaimana
mereka berbicara, bersikap, dan berinteraksi dengan konsumen, dan juga
bagaimana mereka berinteraksi dengan sesama karyawan. Hal-hal seperti
ini harus diorkestra dan dikelola dengan sangat baik.
Ade Mayashita Magister Manajemen Rumah-Sakit Kelas 8A 20121030001
Dramaturgy in Service Delivery
Preserve the illusion
Aktor dan kru panggung yang berkompeten, tata panggung yang baik,
membangun ilusi bagi audiens pada teater. Mungkin di belakang
panggung terjadi kekacauan tetapi saat para aktor berperan di atas
panggung semuanya harus tampak baik-baik saja, dengan script dan
peran masing-masing. Begitu juga dengan membawakan layanan jasa.
Pemberi pelayanan jasa harus menentukan penampilan, sikap dan
tingkah laku front-liner, bagaimana mereka berpakaian, bagaimana
mereka berbicara, dan apa yang mereka bicarakan “script”, ekspresi
wajah, kepribadian semuanya harus konsisten. Karyawan front-liner
harus berpegang pada script mereka, keluhan terhadap komputer
yang error, bahasa tidak baku dan tidak sopan tidak boleh
ditunjukkan di depan konsumen.
Be Loyal
Peran dan kru panggung bekerja sebagai tim, aktor harus loyal
terhadap satu sama lain, mereka berperan dengan peran masing-
masing dan tidak pernah membuka rahasia penampilan mereka pada
audien. Apabila seorang aktor lupa akan satu dialog maka aktor lain
akan menutupinya dan tidak akan membiarkan audien tahu akan hal
tersebut. Begitu juga dengan pelayanan jasa, loyalty merupakan hal
yang penting dalam bekerja dalam sebuah tim. Akan tetapi, tidak
boleh dikesampingkan apabila terjadi kesalahan fatal yang dilakukan
oleh karyawan, maka hal tersebut harus dibicarakan dengan atasan.
Orchestrate the “Performance”
Perencanaan yang baik, koordinasi, penentuan peran yang tepat
(siapa saja yang tepat untuk bekerja sebagai front-liner dan siapa
yang di belakang panggung), serta pengetahuan tentang audien dapat
mendukung kesuksesan performance.
Ade Mayashita Magister Manajemen Rumah-Sakit Kelas 8A 20121030001
Grove dan Frisk (1983) menyatakan bahwa dramaturgical
perspective dapat diterapkan pada pelayanan jasa yang mempunyai
setting :
1) Banyak orang dilayani secara simultan dan bukan secara
individual
2) Banyak kontak yang terjadi antara pemberi jasa dan konsumen
Kedua poin tersebut sangat cocok dengan pelayanan yang
diberikan pada layanan jasa kesehatan.
Pemasaran eksternal yang sukses merupakan bagian dari
customer-focused, dan bagian dari strategi penjualan, sedangkan
Pemasaran internal yang sukses merupakan bagian dari employee-
focused dengan tujuan akhir membangun strategi pelayanan yang
efektif untuk melayani customer external. Internal marketing dapat
dilakukan dengan rangkaian : recruit, train, motivate, communicate,
dan co-opt.
Recruiting analog dengan segmentasi dan target market selection
pada consumer marketing. Training, motivating dan komunikasi
analog dengan marketing mix decision yang memfasilitasi pertukaran
antara organisasi dan karyawan dan meningkatkan value. Sedangkan
co-opt merupakan proses pembangunan hubungan untuk
meningkatkan mpral, kebanggaan, loyalty, customer orientation, dan
rasa memiliki di antara konsumen setara dengan loyalty customer
terhadap suatu brand produk.
Target market Selection
Rekrut karyawan secara agresif dan kreatif ; tawarkan rencana
kompensasi kalau perlu, jadwal kerja yang fleksiblemisalnya, hal
ini untuk mendapatkan karyawan dengan skill yang diinginkan.
Ade Mayashita Magister Manajemen Rumah-Sakit Kelas 8A 20121030001
Pilih dan lakukan screenning ; tidak semua orang dapat bekerja
sebagai pelayan jasa, oleh karena itu perlu dipilih dan discreening,
screening dapat dengan quasi personality index seperti “service-
orientation index” atau SOI.
Ajarkan dan Sosialisasikan ; ajarkan serta sosialisasikan semua
yang dibutuhkan untuk memberikan performance yang baik di
depan customer pada karyawan.
Jembatani perbedaan bahasa dan kultur ; sesuaikan gaya
bicaraserta kultur karyawan dengan tempat/ daerah di mana
tempat pelayanan jasa dibangun sehingga customer menjadi
nyaman.
Segment dan mengerti karyawan ; masing-masing karyawan
berasal dari berbagai background yg berbeda, dengan motivasi
yang berbeda-beda pula.
Membangun kepuasan internal
Mendengarkan customers internal ; gunakan survey, atau grup
untuk memberikan feedback atas pelayanan yang diberikan
secara anonim
Involve, empower, dan enfranchise ; libatkan serta berdayakan
internal customer dengan sistem pelayanan jasa yang baik
Upayakan senior management turun ke front lines ; untuk dapat
memahami apa yang terjadi di lapangan manager harus
merasakan apa yang terjadi di sana. Dekat dengan karyawan
contohnya melalui bincang-bincang di meja makan dapat
mempererat hubungan dengan internal customer
Terapkan team spirit ; hapus semua hal yang dapat memberikan
kesan bahwa di antara karyawan terdapat ranking dan
penggolongan seperti tempat makan eksekutif dan tidak, kamar
mandi yang dibedakan, parkir yang khusus untuk petinggi dan
Ade Mayashita Magister Manajemen Rumah-Sakit Kelas 8A 20121030001
yang bukan, upayakan agar karyawan merasa benar-benar
sebagai suatu team.
Komunikasi dalam bahasa formal dan informal ; newsletter dan
email pengumuman untuk karyawan diperlukan, perlu juga
melibatkan beberapa karyawan dalam rapat tentang rencana dan
keputusan-keputusan yang diambil perusahaan, alangkah baiknya
apabila keputusan penting seperti merger dan phk diketahui
karyawan terlebih dulu dalam rapat daripada diketahui dalam
berita di koran.
Co-opting good employees ; dapat dilakukan dengan cara
memberikan reward finansial berupa bonus, insentif. Selain itu
dapat memberikan karir path yang jelas kepada karyawan yang
performancenya bagus, seperti dusekolahkan lagi, didukung
untuk mengikuti seminar dll. Yang ketiga adalah perusahaan
dapat mengadopsi gaya hidup atau pola hidup karyawannya
untuk memberikan kenyamanan bekerja yang baik, seperti
pendirian day-care untuk anak, pemberian fasilitas transportasi
untuk kerja dan sebagainya.
Dalam melakukan internal marketing walaupun melibatkan
semua warga dalam organisasi, akan tetapi perlu ditunjuk satu
departemen atau unit yang bertanggung jawab penuh atas
terlaksananya internal marketing ini. Unit ini dapat bekerjasama
dengan HRD, marketing, PR.
Strategi-strategi di atas berperan penting untuk melakukan
pemasaran internal kepada karyawan kita yang merupakan
konsumen internal. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal,
pemasaran jasa pada organisasi kesehatan yang sarat akan kontak
pemberi jasa-pasien-keluarga pasien ini harus dilakukan dengan
interaktif marketing yang merupakan gabungan antara eksternal
Ade Mayashita Magister Manajemen Rumah-Sakit Kelas 8A 20121030001
marketing yang sudah sangat umum dilakukan dan internal
marketing