Interferon Alpha

2
INTERFERON ALPHA Interferon alfa (interferon alpha, IFN) adalah sebuah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh sebagai reaksi terhadap infeksi virus. Interferon bekerja dengan mengganggu replikasi virus. Interferon alfa sintetis (dengan nama merek seperti Intron-A, Roferon-A) adalah pengobatan standar untuk HCV dan HBV. Efek samping mungkin termasuk gejala mirip flu, kelelahan, kehilangan nafsu makan, depresi, dan kecemasan. JENIS Terdapat tiga kelas interferon yaitu, alfa, beta, dan gamma. Interferon-α dihasilkan oleh leukosit dan berperan sebagai molekul anti-viral. Penggunaan interferon-α untuk perawatan penderita hepatitis B dan hepatitis C dapat menginduksi hipotiroidisme atau hipertiroidisme, tiroiditis [3] maupun disfungsi kelenjar tiroid. IFN-α memiliki efek anti-proliferatif dan anti-fibrosis pada sel mesenkimal. Interferon-β dihasilkan oleh fibroblas dan dapat bekerja pada hampir semua sel di dalam tubuh manusia. Interferon-γ dihasilkan oleh limfosit sel T pembantu dan hanya bekerja pada sel-sel tertentu, seperti makrofaga, sel endotelial, fibroblas, sel T sitotoksik, dan limfosit B. Sifat IFN Alfa (α) IFN Beta (β) IFN Gamma (γ) Nama lain Leukosit IFN atau Tipe I Fibroblas IFN atau Tipe I Imun IFN atau tipe II Gen >20 1 1

description

farmasi

Transcript of Interferon Alpha

Page 1: Interferon Alpha

INTERFERON ALPHA

Interferon alfa (interferon alpha, IFN) adalah sebuah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh sebagai reaksi terhadap infeksi virus. Interferon bekerja dengan mengganggu replikasi virus. Interferon alfa sintetis (dengan nama merek seperti Intron-A, Roferon-A) adalah pengobatan standar untuk HCV dan HBV. Efek samping mungkin termasuk gejala mirip flu, kelelahan, kehilangan nafsu makan, depresi, dan kecemasan.

JENIS

Terdapat tiga kelas interferon yaitu, alfa, beta, dan gamma.

Interferon-α dihasilkan oleh leukosit dan berperan sebagai molekul anti-viral. Penggunaan interferon-α untuk perawatan penderita hepatitis B dan hepatitis C dapat menginduksi hipotiroidisme atau hipertiroidisme, tiroiditis[3] maupun disfungsi kelenjar tiroid. IFN-α memiliki efek anti-proliferatif dan anti-fibrosis pada sel mesenkimal.

Interferon-β dihasilkan oleh fibroblas dan dapat bekerja pada hampir semua sel di dalam tubuh manusia.

Interferon-γ dihasilkan oleh limfosit sel T pembantu dan hanya bekerja pada sel-sel tertentu, seperti makrofaga, sel endotelial, fibroblas, sel T sitotoksik, dan limfosit B.

Sifat IFN Alfa (α) IFN Beta (β) IFN Gamma (γ)

Nama lain Leukosit IFN atau Tipe I Fibroblas IFN atau Tipe I Imun IFN atau tipe II

Gen >20 1 1

Stabilitas pH Stabil Stabil Labil

Induser (pengimbas)

Viruses (RNA>DNA), dsRNA

Viruses (RNA>DNA), dsRNA Antigen, Mitogen

Sumber utama Leukosit, Epitelium Fibroblas Limfosit

FUNGSI

Interferon, terutama alfa dan beta memiliki peranan penting dalam pertahanan terhadap infeksi virus. Senyawa interferon adalah bagian dari sistem imun non-spesifik dan senyawa tersebut akan terinduksi pada tahap awal infeksi virus, sebelum sistem imun spesifik merespon infeksi tersebut. Pada saat rangsangan atau stimulus biologis terjadi, sel yang memproduksi interferon akan mengeluarkannya ke lingkungan sehingga interferon dapat

Page 2: Interferon Alpha

berikatan dengan reseptor sel target dan menginduksi transkripsi dari 20-30 gen pada sel target. Hal ini menghasilkan keadaaan anti-virus pada sel target. Aktivasi protein interferon terkadang dapat menimbulkan kematian sel yang dapat mencegah infeksi lebih lanjut pada sel.

TERAPI INTERFERON

Interferon-α dan -β telah digunakan untuk penyembuhan berbagai infeksi virus, salah satunya adalah beberapa hepatitis C dan B tertentu yang bersifat kronis serta akut dapat menggunakan interferon-α. Sementara itu, interferon-γ yang berperan dalam aktivasi makrofag, digunakan dalam penyembuhan kusta lepromatosa, toksoplasmosis, dan leisymaniasis. Efek anti-proliferasi yang dimiliki interferon juga menyebabkan senyawa ini dapat digunakan untuk mengatasi tumor seperti melanoma dan Sarkoma Kaposi.

Penggunaan interferon pengobatan memang dibatasi karena adanya efek samping berupa demam, malaise, kelelahan, dan nyeri otot. Selain itu, interferon juga bersifat toksik atau beracun terhadap hati, ginjal, sumsum tulang, dan jantung.