Interaksi Beta Blocker

download Interaksi Beta Blocker

of 9

Transcript of Interaksi Beta Blocker

  • 7/22/2019 Interaksi Beta Blocker

    1/9

    Beta bloker

    Obat Beta blocker adalah obat yang memblok reseptor beta dan tidak mempengaruhi

    reseptor alfa. Atau bisa juga diartikan seperti obat-obat yang menghambat norepinephrine dan

    epinephrine (adrenaline) agar tidak berikatan dengan reseptor-reseptor beta. Obat beta

    blockers dapat juga disebut sebagai memblokir beta-adrenergic agen, antagonis beta-

    adrenergic atau beta antagonis.

    Jenis - jenis Obat Beta Blocker

    1. acebutolol2. betaxolol3. bisoprolol4. esmolol5. propranolol6. atenolol7. labetalol8. carvedilol9. metoprolol10. nebivolol

    Propranolol

    tablet mengandung Propranolol 10 mg dan 40 mg.

    FARMAKOLOGI (CARA KERJA OBAT)

    Propranolol adalah suatu obat penghambat beta-adrenoseptor yang terutama digunakan untuk

    terapi takiaritmia dan antiangina.

    Prapronol mempunyai khasiat menghambat kecepatan konduksi impuls dan mendepresi

    pembentukan fokus ektopik.

    Perbedaannya dengan kinidin adalah propranolol tidak memiliki efek antikolinergik, sehingga

    tidak mengakibatkan takikardia paradoksal.

    INDIKASI

    Angina

  • 7/22/2019 Interaksi Beta Blocker

    2/9

    Aritmia Hipertensi Pencegahan migrain

    KONTRAINDIKASI

    Penderita asma bronkial dan penyakit paru obstruktif menahun yang lain, Penderita asidosis metabolik (diabetes melitus) Penderita dengan payah jantung termasuk payah jantung terkompensasi dan yang

    cadangan kapasitas jantungnya kecil,

    Kardiogenik syok, Bila ada atrioventricular block (AV block) derajat 2 dan 3.

    EFEK SAMPING

    Kardiovaskular : bradikardia, gagal jantung kongestif, blokade A-V, hipotensi, tanganterasa dingin, trombositopenia purpura, insufisiensi ginjal.

    Susunan saraf pusat : rasa capai, lemah dan lesu, depresi mental/insomnia, sakit kepala,gangguan visual, halusinasi.

    Gastrointestinal : mual, muntah, mula, epigastric distress, diare, konstipasi ischemiccolitis, flatulen.

    Pernafasan : bronkospasme. Hematologik : diskrasia darah (trombositopenia, agranulositosis). Lain-lain : gangguan fungsi ereksi, impoten, alopesia, mata kering, alergi.

    INTERAKSI OBAT

    Aluminium hidroksida gel mengurangi absorpsi propranolol di dalam usus. Etanol memperlambat absorpsi propranolol. Fenitoin, fenobarbital dan rifampisin mempercepat klirens propranolol. Bila diberikan bersama klorpromazin akan menaikkan kadar kedua obat tersebut di

    dalam plasma.

    Klirens antipirin, lidokain, dan teofilin akan berkurang bila diberikan bersama denganpropranolol.

    Simetidin akan mengurangi metabolisme propranolol di dalam hati, memmperlambateliminasi dan meningkatkan kadar di dalam plasma.

  • 7/22/2019 Interaksi Beta Blocker

    3/9

    LABETALOL

    Labetalol merupakan blocker reseptor alpha-adrenergic dan beta-adrenergic yang digunakan

    sebagai antihipertensi. Obat ini bekerja dengan cara memblokir reseptor adrenergic yang

    memperlambat kecepatan sinus jantung, menurunkan resistansi peripheral vascular.

    Indikasi:

    hipertensi

    Dosis:

    Dosis diberikan sebanyak 100 mg melalui mulut (per oral), 2 kali sehariBoleh menambahkan dosis hingga 200-400 mg/hari melalui mulut (per oral) setelah 2

    minggu

    Dosis maksimum: 2400 mg/hari

    EfekSamping:

    Efek CNS (kelelahan, depresi, pusing, kebingungan, gangguan tidur); Efek CV (gagal

    jantung, sumbatan jantung, kedinginan, impotensi pada laki-laki); Efek berturut-turut

    (bronchospasma pada pasien yang rentan & obat-obatan dengan beta1 harus digunakan secara

    selektif pada pasien ini); Efek GI (N/V, diare, konstipasi); Efek metabolik (bisa memproduksi

    hiper atau hipoglikemia, perubahan dalam serum kolesterol & trigliserid.

    Instruksi Khusus:

    Berkontra-indikasi dengan bradycardia, sebelumnya ada tingkatan AV block yangtinggi, sindrom sakit sinus dan kegagalan LV yang tak stabil.

    Gunakan dengan hati-hati pada pasien bronchopasma, asma, atau penyakit sumbatanpernapasan. Gunakan dengan hati-hati dengan tingkatan block pertama, depresi,

    pasien dengan PVD, dan pasien yang menggunakan insulin.

    Beta-blocker mungkin menutupi gejala hipertiroid & hipoglikemia dan mungkinmemperburukpsoriasis.

    Pasien jangka panjang sebaiknya tidak berhenti dengan tiba-tiba, harus berhentisecara bertahap selama 1-2 minggu.

  • 7/22/2019 Interaksi Beta Blocker

    4/9

    ACEBUTOLOL

    Acebutolol adalah obat kardioselektif jenis beta-adrenergic antagonist dengan sedikit

    pengaruh pada reseptor cabang tenggorokan. Obat tersebut memiliki efek menstabilkan dan

    efek seperti quinidine pada irama jantung.

    Dosis

    Melalui mulut (per oral) sebanyak 200 mg diberikan 2 kali sehari atau 400 mg diberikan 1

    kali sehari.

    Dosis maksimum: 1200mg/hari.

    Indikasi:

    Untuk pengobatan hipertensi dan irama cepat ventrikular pada orang dewasa.

    EfekSamping:

    Efek CNS (kelelahan, depresi, pusing, kebingungan, gangguan tidur); Efek CV (gagal

    jantung, sumbatan jantung, kedinginan, impotensi pada laki-laki); Efek berturut-turut

    (bronchospasma pada pasien yang rentan & obat-obatan dengan beta1 harus digunakan secara

    selektif pada pasien ini); Efek GI (N/V, diare, konstipasi); Efek metabolik (bisa memproduksi

    hiper atau hipoglikemia, perubahan dalam serum kolesterol & trigliserid.

    InstruksiKhusus:

    1. Berkontra-indikasi dengan bradycardia, sebelumnya ada tingkatan AV block yang tinggi,

    sindrom sakit sinus dan kegagalan LV yang tak stabil.

    2. Gunakan dengan hati-hati pada pasien bronchopasma, asma, atau penyakit sumbatan

    pernapasan. Gunakan dengan hati-hati dengan tingkatan block pertama, depresi, pasien

    dengan PVD, dan pasien yang menggunakan insulin.

    3. Beta-blocker mungkin menutupi gejala hipertiroid & hipoglikemia dan mungkin

    memperburuk psoriasis.

    4. Pasien jangka panjang sebaiknya tidak berhenti dengan tiba-tiba, harus berhenti secara

    bertahap selama 1-2 minggu.

  • 7/22/2019 Interaksi Beta Blocker

    5/9

    Mekanisme belum jelas, tetapi diperkirakan ada beberapa cara : pengurangan denyut jantung

    dan kontraktilitas miokard menyebabkan curah jantung berkurang, hambatan pelepasan NE

    melalui hambatan reseptor beta-2 prasinaps, hambatan sekresi renin melalui reseptor beta-1 di

    ginjal; dan efek sentral

    ESO : bronkospasme, memperburuk gangguan pembuluh darah perifer, rasa lelah, insomnia,

    eksaserbasi gagl jantung, menutupi gejala hipoglikemia, menurunkan kadar kolesterol HDL

    (kecuali dengan ISA dan labetolol), dan mengurangi kemampuan berolahraga

    I : hipertensi ringan sampai sedang dengan PJK atau dengan aritmia SV maupun ventrikuler

    tanpa kelainan konduksi, pada penderita muda dengan sirkulasi hiperdinamik, dan pada

    penderita yang memerlukan antidepresan trisiklik atau antipsikotik

    KI : penderita dengan asma, PPOM, gagal jantung dengan disfungsi sistolik, blok jantung

    derajat 2 dan 3,sick sinus syndrome, dan penyakit vaskuler perifer; harus digunakan hati-hati

    pada penderita diabetes

    Non-selektif agen

    Alprenolol Bucindolol Carteolol Carvedilol (memiliki tambahan -memblokir aktivitas) Labetalol (memiliki tambahan -memblokir aktivitas) Nadolol Penbutolol (intrinsik memiliki aktivitas simpatomimetik) Pindolol (intrinsik memiliki aktivitas simpatomimetik)

    Propranolol Timolol

    1-agen Selektif

    Acebutolol (intrinsik memiliki aktivitas simpatomimetik) Atenolol Betaxolol Bisoprolol Celiprolol

  • 7/22/2019 Interaksi Beta Blocker

    6/9

    Esmolol Metoprolol Nebivolol

    2-Selektifagen

    Butaxamine (lemah -adrenergik aktivitas agonis) - Tidak ada aplikasi klinis yangumum, tetapi digunakan dalam percobaan.

    ICI-118 Sangat selektif2-adrenergikreseptor antagonis - Tidak ada aplikasi klinisdikenal, tetapi digunakan dalam percobaan karena spesifisitas reseptor yang kuat.

  • 7/22/2019 Interaksi Beta Blocker

    7/9

    1. Interaksi beta-blocker dengan anti hipertensi.

    Beta-blocker dengan diuretika.

    Diuretika sering digunakan untuk terapi hipertensi. Tapi kalau diuretika saja maka hasil

    terapinya terbatas. Untuk mencapai hasil yang lebih baik maka sebaiknya dikombinasikan

    dengan anti hipertensi lain. Percobaan di klinik menunjukkan bahwa kombinasi beta-blocker

    denganl diuretika diperoleh kerja anti hipertensi yang lebih baik. Dalam hal ini tidak terjadi

    postural hipotensi dan tachycardi yang disebabkan oleh diuretika (thiazide). Dan juga

    peninggian plasma renin akibat pemberian diuretika akan dikurangi oleh beta-blocker .

    Beta-blocker dengan Vasodilator.

    Kombinasi obat ini akan menghasilkan effek terapi yang lebih baik. Ternyata

    effek sampingnya akan berkurang. Pemberian hydralazine yang menimbulkan

    reflex tachycardi akan berkurang bila pemberiannya dikombinasikan dengan

    beta-blocker .

    Beta-blocker dengan methyldopa.

    Penggunaan kombinasi dari methyldopa dan beta-blocker ternyata lebih aman dibandingkan

    dengan pemakaiannya secara tunggal. Effek samping dari methyldopa berupa postural

    hipotensi akan hilang bila diberikan bersamasama dengan beta-blocker.

    Beta-blocker dengan guanethidine dan bethadine.

    Pengaruh kombinasi ini hampir sama dengan kornbinasi beta-blocker dengan methyldopa.

    Effek samping dari guanethidine dan bethadine akan berkurang, terutama postural hipotensi

    yang disebabkan guanethidine dan bethadine.

    2. Interaksi Beta-blocker dengan anti-arrhythmia.

    Beta-blocker dengan digitalis.

    Pengobatan arrhythmia dengan digitalis dapat menimbulkan paroxysmal tachycardia. Maka

    pemberian beta-blocker bersama-sama dengan digitalis dapat mengontrol tachycardi dengan

    baik

    Beta-blocker dengan quinidine.

    Quinidine yang digunakan pada arrhythmia jantung dapat rnenimbulkan ventricular

    fibrillation. Bila diberikan bersama-sarna dengan beta-blocker maka effek samping ini

    berkurang .

    Beta-blocker dengan procainamide.

    Pemberian procainamide sebagai anti-arrhythmia dapat menimbulkan penurunan tekanan

    darah yang sangat cepat terutama bila diberikan secara intravena. Pemberian bersama-sama

    dengan beta-blocker akan menyebabkan effek yang berbahaya karena bekerja sinergistik.

  • 7/22/2019 Interaksi Beta Blocker

    8/9

    3. Int.eraksi beta-blocker dengan anti-depressan dan antl-psikotik

    tranguikner.

    Pemberian anti-depressan misalnya derivat tricyclic dan derivat phenothiazine dapat

    menimbulkan dysrhythmia. Maka pemberian beta-blocker akan menghindarkan effek

    dysrhythmia akibat pemberian anti-depressan tersebut .

    4. Interaksi beta-blocker dengan alfa adrenergik stimulan.

    Pada percobaan menunjukkan bahwa pemberian beta-blocker bersama-Sama dengan

    norepinephrine akan menyebabkan Vasokonstriksi. Akibat yang sangat merugikan ialah

    ganggren. Hal ini timbul karena norepinephrine effeknya dominan terhadap reseptor alfa .

    5. Interaksi beta-blocker dengan neuromuskular-blocker.

    Beta-blocker yang dikombinasikan dengan neuromuskular-blocker misalnya : succinycholine,

    Decamethonium, d-Tubocurarine, Gallamine, akan menimbulkan kerja sinergistik.

    6. Interaksi beta-blocker dengan obat hipoglikemik.

    Gabungan kedua obat ini menghasilkan effek sinergistik. Hal ini terjadi karena beta-blocker

    mempengaruhi kerja glikogenolitik dari glukagon dan juga merangsang pelepasan insulin.

    7. Interaksi beta-blocker dengan anti-inflammasi.

    Beta-blocker menghambat effek anti-inflammasi dari obat-obat Natrium salisilat, Aminopirin,

    Fenilbutazon, Hidrokortison. Hal ini disebabkan karena kompetisi langsung antara kedua obat

    ini pada reseptor yang sama.

    8. Interaksi beta-blocker dengan anti-angina.

    Gabungan kedua obat ini menghasilkan sinergisme. Beta-blocker mengurangi kerja jantung

    dengan mengurangi heart rate. Demikian pula Nitrat berbuat hal yang Sama dengan

    mengurangi Venous return dan volume serta tekanan dalam ventrikel kiri.

    9. Interaksi beta-blocker dengan atropin.

    Gabungan kedua obat ini dapat memperbaiki sinus tachycardia yang terjadii karena

    pernberian dosis besar atropin pada pengobatan keracunan insektisida organofosfat.

    Sebaliknya kejadian bradikardi akibat kelebihan dosis beta-blocker dapat diatasii dengan

    pemberian atropin.

    10. Interaksi beta-blocker dengan tembakau.

    Pada mereka yang banyak merokok pemakaian beta-blocker akan memerlukan dosis yang

    iebih besar. sebab tembakau bekerja antagonistik dengan

    beta-blocker.

  • 7/22/2019 Interaksi Beta Blocker

    9/9

    Pada penderita penyakit-penyakit yang tersebut dibawah ini, sebaiknya dosis

    beta-blocker dikurangi, yaitu pada penderita Rheimatoid arthritis, Colitis ulcerosa,

    Staphylococcal pneumonia dan Chron's disease.