Integrasi data spasial dalam pengendalian pemanfaatan...
Transcript of Integrasi data spasial dalam pengendalian pemanfaatan...
INTEGRASI DATA SPASIAL DALAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Kabupaten Malang, 24 Oktober 2017
Leo Pantimena
▪ Peta Rencana Tata Ruang (RTR) merupakan representasi penataan ruang suatu wilayah yang memvisualisasikan pola dan struktur ruang untuk periode kedepan.
▪ Rencana tata ruang merupakan suatu proses kesepakatan oleh pemangku kepentingan dan seluruh stake holders yang berkepentingan dan atau menempati wilayah tersebut.
PETA & DATA SPASIAL
▪ Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi.
▪ Data spasial adalah data yang bereferensi geografis atas representasi obyek di bumi. Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interprestasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Fenomena tersebut berupa fenomena alamiah dan buatan manusia. Pada awalnya, semua data dan informasi yang ada di peta merupakan representasi dari obyek di muka bumi.
▪ Sesuai dengan perkembangan, peta tidak hanya merepresentasikan obyek-obyek yang ada di muka bumi, tetapi berkembang menjadi representasi obyek diatas muka bumi (diudara) dan dibawah permukaan bumi.
PERAN PETA DALAM TATA RUANG
PETA
INSTRUMEN PERENCANAAN
RUANG
INSTRUMEN PERIJINAN
PEMBANGUNAN RUANG
INSTRUMEN PENGAWASA
N RUANG
INSTRUMEN PENGENDALIAN
RUANG
INSTRUMEN KOORDINASI
• Peta memiliki peran sangat penting dalam perencanaan tata ruang. Keberadaan peta yang memiliki akurasi tinggi akan sangat membantu dalam aktivitas perencanaan ruang. Mengingat bahwa output perencanaan adalah sebuah rencana tata ruang yang akan dipedomani oleh seluruh pemanfaat ruang, maka eksistensi peta (yang akurat) merupakan hal yang mutlak dalam perencanaan tata ruang. Agar rencana tata ruang yang disusun dapat diikuti oleh pemilik dan pengembang ruang, maka seluruh pihak yang terkait dengan ruang harus memiliki dasar pijakan bertindak yang sama, yaitu eksistensi peta yang memadai. Apabila peta yang digunakan sudah sesuai dengan kondisi alamiah ruang yang ada, maka paling tidak satu kesepakatan telah dapat diwujudkan antara pihak Pemerintah dengan para pemilik dan pengembang ruang, selain tentunya beberapa kesepakatan lain dalam substansi rencana peruntukan ruang yang umumnya paling crucial dalam proses perencanaan tata ruang.
PETA SEBAGAI INSTRUMEN PERENCANAAN RUANG
• Peta juga memiliki peran sangat penting dalam perijinan pembangunan, khususnya pembangunan fisik yang memanfaatkan ruang. Keberadaan peta yang memadai dapat dimanfaatkan sebagai media komunikasi yang efektif antara pemberi ijin dengan pemohon ijin. Dengan peta yang memadai, maka batas-batas ruang yang akan dibangun menjadi jelas, sehingga akan memperkecil kemungkinan terjadinya konflik dengan pemilik ruang disekitarnya. Penggunaan peta yang kurang memadai dapat berakibat pada pembangunan fisik yang kemungkinan akan memanfaatkan ruang milik pihak lain disekitarnya.
PETA SEBAGAI INSTRUMEN PERIJINAN PEMBANGUNAN RUANG
• Eksistensi peta memiliki kontribusi sangat penting dalam kegiatan pengawasan pembangunan ruang. Dalam kegiatan pengawasan, dibutuhkan suatu dasar pijakan yang sama antara pihak pengawas (dalam hal ini adalah Pemerintah) dengan pihak yang diawasi (para pemanfaat dan pengembang ruang). Untuk menjamin adanya platform yang sama dalam pengawasan, maka eksistensi peta yang memadai merupakan hal yang mutlak. Bisa dibayangkan apabila pihak-pihak yang berkomunikasi dalam kegiatan pengawasan pembangunan menggunakan peta yang berbeda. Di satu sisi, pihak pemanfaat dan pengembang ruang merasa menggunakan ruang dengan benar, sementara pihak pengawas merasa bahwa pihak pemanfaat dan pengembang lahan menggunakan ruang dengan cara-cara yang manipulatif.
PETA SEBAGAI INSTRUMEN PENGAWASAN RUANG
• Sebagai instrumen pengendalian, maka fungsi peta disini merupakan media komunikasi antara pengendali ruang (pihak Pemerintah) dengan pemilik ruang. Setiap kegiatan perubahan peruntukan ruang yang dilakukan oleh pemilik ruang harus dapat dikontrol dan dikendalikan oleh pihak Pemerintah. Apabila kegiatan perubahan peruntukan ruang kemudian ditengarai tidak sesuai dengan rencana tata ruang, maka pihak Pemerintah berkewajiban untuk melakukan pengendalian. Salah satu instrumen dalam pengendalian ruang adalah eksisten peta yang memadai, selain syarat-syarat administratif tentunya.
PETA SEBAGAI INSTRUMEN PENGENDALIAN RUANG
• Dalam kaitan dengan fungsi peta sebagai instrumen koordinasi, maka eksistensi peta seharusnya tidak hanya disepakati antara pihak Pemerintah dengan pemilik dan pengembang ruang saja, tetapi sangat penting adalah bahwa peta yang tersebut juga merupakan kesepakatan antara berbagai institusi di dalam tubuh Pemerintah sebagai regulator pembangunan ruang. Sering dijumpai dalam alam yang serba modern ini, beberapa kasus ketidaksesuaian antara aktivitas pada masing-masing institusi karena mereka ternyata tidak menggunakan platform yang sama, yaitu peta.
PETA SEBAGAI INSTRUMEN KOORDINASI
▪ Kesadaran akan mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh data spasial dan juga memerlukan waktu yang cukup lama untuk pengadaan data spasial tersebut. Kenyataan mahalnya pengadaan data spasial tersebut akan berdampak pada mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk membangun SIG, seperti diketahui bahwa 70-80% biaya untuk membangun SIG adalah untuk pengadaan Data Spasial.
▪ Suatu keadaan dimana pengadaan data spasial masih bersifat
sektoral. Artinya pengadaan data spasial pada suatu instansi hanya untuk memenuhi kebutuhan instansi tersebut dengan standar yang ditetapkan adalah standar bagi instansi tersebut. Keadaan ini sering mengakibatkan terjadinya duplikasi pengadaan data antar satu instansi dengan instansi lain untuk lokasi yang sama.
▪ Kesulitan dalam melakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan dari bermacam instansi. Kondisi data spasial (tema tidak lengkap, skala kurang detil, data tidak up-to-date, sistem referensi berbeda, format data berbeda, sulit diakses), data Atribut/Tabular/Statistik (data tidak lengkap, data kurang detil, data tidak up-to-date, referensi berbeda, format berbeda, sulit diakses) tidak seperti kondisi data yang diharapkan (data terintegrasi, detil, tersistem, up-to-date, dapat langsung dipakai, dan mudah diakses).
Infrastruktur Data Spasial (IDS) merupakan inisiatif dalam pengelolaan data spasial yang terintegrasi antara komponen Sumber Daya Manusia (SDM) atau stakeholder, Kebijakan dan perundang-undangan, teknologi, dan standardisasi serta data spasial, yang memungkinkan berbagi pakai data (data sharing) dan kemudahan akses untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan data spasial.
INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL
• Teknologi digunakan untuk pendistribusian data, pengaksesan data, dan penyimpanan data. Dengan perkembangan teknologi jaringan yang ada saat ini maka proses pendistribusian, pengaksesan dan transfer data dapat dilakukan secara online sehingga berbagi pakai data dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
TEKNOLOGI
• Melalui kebijakan dan perundang-undangan diatur kewenangan suatu instansi untuk melakukan pengelolaan terhadap tema data tertentu. Kebijakan juga mengatur bagaimana cara pengaksesan data, biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh data dan aturan-aturan lainnya yang berkaitan dengan operasionalisasi IDS.
POLICY (kebijakan dan perundang-undangan)
• Adanya standardisasi membuat data menjadi mudah digunakan. penstandaran diterapkan untuk metadata, format data, model data dan transfer data. dengan adanya standardisasi tersebut maka data akan lebih mudah dicari, didistribusikan, dan dianalisis.
STANDARDS
Manfaat dari Infrastruktur Data Spasial
▪ Tidak adanya duplikasi pengadaan data sesuai dengan prinsip “mengadakan sekali dipakai bersama berulang kali” maka terjadi efisiensi anggaran yang dikeluarkan untuk pengaadaan data.
▪ Diberinya kewenangan pada instansi yang kompeten terhadap suatu tema data tertentu dalam membuat, menyimpan, mendistribusikan, dan mengup-date data, tentunya akan menghasilkan data spasial yang berkualitas lebih baik.
▪ Adanya data yang komplit, berkualitas baik, dan sesuai standar, dapat digunakan untuk menghasilkan analisis pengambilan keputusan yang lebih akurat.
▪ Ketersedian data yang lengkap, standar, dapat diperoleh dengan cepat melalui metode akses yang baik akan membuka dan memperluas potensi pasar
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS)
REMOTE SENSING (RS)
GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)
Mendukung IDS dengan penerapan 3-S TECHNOLOGY
PE
TA
DA
N G
IS
▪ “A GIS is a tool to improve planning and decision making”.
Dengan SIG, Pemerintah akan mendapatkan fasilitasi dan berbagai kemudahan untuk melakukan kegiatan perencanaan dan pembuatan keputusan dalam rangka perencanaan pembangunan.
▪ “A GIS can create links among isolaed databases, enhancing the use o informaion as astrategicresource throughou the organization”.
Dengan SIG seluruh database yang ada dan terkait dengan satu kesatuan sistem informasi dapat diakses untuk kebutuhan satu sistem administrasi pemerintahan (internal) maupun antar sistem administrasi pemerintahan (eksternal) secara terintegrasi.
▪ “A GIS usually requires partnerships”.
Dalam mengaplikasikan SIG, kemitraan antar Pemerintah dan antara Pemerintah dengan institusi lainnya sangat diperlukan agar data yang dimuat dalam GIS dapat menjadi informasi yang berguna. Kemitraan akan dapat menghasilkan keuntungan berupa rendahnya biaya pengambilan data, rendahnya biaya pengembangan, rendahnya biaya investasi untuk peralatan, dan sebagainya.
▪ “A GIS offers the opportunity to generate revenues through the sale of information”.
Dengan penerapan SIG, maka investasi yang cukup besar pada awalnya akan dapat tercover oleh pendapatan yang dapat di-generate melalui penjualan informasi ke pihak-pihak yang membutuhkan. Perlu dicamkan bahwa informasi dalam bentuk peta akan memiliki nilai jual selama akurasi dan kemanfaatannya yang tinggi.
MANFAAT DARI APLIKASI SIG DALAM AKTIVITAS PENATAAN RUANG
PE
TA
DA
N G
IS
1. Menyusun sistem informasi prasarana wilayah.
2. Keperluan perijinan, pembangunan fisik, penataan ruang, penataan lingkungan, dan lain sebagainya.
3. Keperluan yang berkaitan dengan perpajakan, emergency, lalu lintas, pengembangan ekonomi, dan lain sebagainya.
MANFAAT EKSISTENSI PETA YANG MEMADAI DALAM SISTEM SIG UNTUK PEMERINTAH DAERAH
• Area mapping and reporing
• Building permit
• Development tracking
• Emergency response
• Facilities management
• Facility siting
• Land development
• Land use / environmental planning
• Land use egulation
• Permiting and Licensing
• Property management
• Safety inspection / Code enforcement
• Transportation planning
• Vehicle routing
• Tax assessment and collection
• Maintenance of property records
• Dispatch of emergency service
vehicles
• Planning
• Zoning
• Permitting
• Code enforcement
• Traffic engineering
• Operation of public works and utilities
• Road maintenance
• School bus routing and district design
• Voter registration and election district
apportionment
• Delivery of public health programs
• Economic development
• Disaster relief planning and response
• Map production
PELANGGARAN FUNGSI
• Pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam rencana tata ruang sebagai fungsi lindung dimanfaatkan sebagai fungsi budidaya.
• Contoh : hutan lindung (fungsi lindung) dimanfaatkan untuk kebun (fungsi budidaya).
PELANGGARAN PERUNTUKAN
• Pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan peruntukannya sebagaimana ditetapkan oleh rencana tata ruang.
• Contoh : pemanfaatan ruang yang diperuntukkan untuk kegiatan pertanian dimanfaatkan menjadi kegiatan industri.
PELANGGARAN TAPAK KAWASAN
• Perubahan pemanfaatan ruang dalam suatu kawasan yag tidak sesuai dengan pola pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan oleh rencana tata ruang
• Contoh : kawasan cagar budaya yang mengalami perubahan menjadi kawasan perdagangan.
PELANGGARAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN
• Pemanfaatan ruang yang mengabaikan persyaratan teknis bangunan dalam suatu kawasan rencana tata ruang.
• Contoh : ketinggian bangunan dalam suatu kawasan ditetapkan maksimal 3 (tiga) lantai realisasinya dibangun 5 (lima) lantai.
ANALISIS DATA SPASIAL dapat Mengetahui:
Kesesuaian penggunaan lahan eksisting & Rencana Tata Ruang (RTRW maupun RDTR) Kota /Kabupaten.
Perubahan penggunaan lahan/ alih fungsi lahan.
Sebaran peruntukan lahan .
Arah kecenderungan/trend perkembangan guna lahan.
KE
SE
SU
AIA
N P
EN
GG
UN
AA
N L
AH
AN
EK
SIS
TIN
G
DE
NG
AN
RT
R (
RT
RW
/RD
TR
) KO
TA
/KA
BU
PAT
EN
NO KECAMATAN SESUAI TIDAK
SESUAI LUAS
KECAMATAN % SESUAI % TIDAK
SESUAI
1 Ampelgading 20.317,84 133,84 20.451,68 99 1
2 Bantur 15.316,70 805,70 16.122,40 95 5
3 Bululawang 1.460,24 3.354,67 4.814,91 30 70
4 Dampit 12.613,04 344,30 12.957,34 97 3
5 Dau 8.201,07 110,16 8.311,23 99 1
6 Donomulyo 17.156,26 729,49 17.885,75 96 4
7 Gedangan 15.159,60 1.951,79 17.111,39 89 11
8 Gondanglegi 5.962,78 238,37 6.201,14 96 4
9 Jabung 10.832,32 1.097,13 11.929,46 91 9
10 Kalipare 11.474,90 367,74 11.842,64 97 3
11 Karangploso 5.311,01 1.223,65 6.534,65 81 19
12 Kasembon 6.250,93 279,09 6.530,02 96 4
13 Kepanjen 2.244,24 2.568,85 4.813,08 47 53
14 Kromengan 3.925,68 447,47 4.373,15 90 10
15 Lawang 7.202,18 653,83 7.856,01 92 8
16 Ngajum 6.000,06 610,21 6.610,27 91 9
17 Ngantang 12.822,58 71,13 12.893,71 99 1
18 Pagak 9.584,12 124,29 9.708,41 99 1
19 Pagelaran 5.240,50 38,36 5.278,87 99 1
20 Pakis 4.556,02 1.697,61 6.253,63 73 27
21 Pakisaji 2.315,03 1.903,96 4.218,99 55 45
22 Poncokusumo 25.791,83 6,63 25.798,46 100 0
23 Pujon 14.139,56 1.047,28 15.186,83 93 7
24 Singosari 9.992,05 946,00 10.938,05 91 9
25 Sumbermanjing Wetan 26.476,98 2.796,98 29.273,96 90 10
26 Sumberpucung 3.918,33 305,26 4.223,59 93 7
27 Tajinan 3.969,07 189,65 4.158,72 95 5
28 Tirtoyudo 18.454,13 362,30 18.816,43 98 2
29 Tumpang 6.339,95 4,03 6.343,99 100 0
30 Turen 6.311,35 327,56 6.638,91 95 5
31 Wagir 4.967,06 1.066,93 6.034,00 82 18
32 Wajak 8.662,07 1.295,94 9.958,01 87 13
33 Wonosari 4.936,75 1.946,84 6.883,60 72 28
Grand Total 317.906,27 29.047,02 346.953,28 92 8
KE
SE
SU
AIA
N P
EN
GG
UN
AA
N L
AH
AN
D
EN
GA
N R
TR
W
NO KECAMATAN PENGGUNAAN LAHAN RENCANA POLA RUANG KESESUAIAN
LUAS SESUAI TIDAK SESUAI
1 Bululawang Air Tawar Danau/Waduk 3,40 3,40
Pengembangan Permukiman Perkotaan 8,78 8,78
Air Tawar Total 3,40 8,78 12,19
Belukar
Pengembangan Kawasan Industri 1,47 1,47
Pengembangan Permukiman Perkotaan 2,95 2,95
Belukar Total 4,42 4,42
Kebun Kebun 1,87 1,87
Pengembangan Kawasan Industri 1.985,86 1.985,86
Pengembangan Permukiman Perkotaan 41,35 41,35
Permukiman 0,05 0,05
Kebun Total 1,87 2.027,25 2.029,13
Pemukiman
Pengembangan Kawasan Industri 441,90 441,90
Pengembangan Permukiman Perkotaan 389,13 389,13
Permukiman 47,53 47,53
Pemukiman Total 436,66 441,90 878,57
Rumput
Pengembangan Kawasan Industri 4,17 4,17
Pengembangan Permukiman Perkotaan 8,39 8,39
Tegalan 0,98 0,98
Rumput Total 9,38 4,17 13,54
Sawah Irigasi
Pengembangan Kawasan Industri 624,10 624,10
Pengembangan Permukiman Perkotaan 248,46 248,46
Sawah Irigasi 118,53 118,53
Sawah Irigasi Total 118,53 872,56 991,09
Tanah Ladang
Pengembangan Kawasan Industri 362,24 362,24
Pengembangan Permukiman Perkotaan 343,67 343,67
Tegalan 180,07 180,07
Tanah Ladang Total 885,98 885,98
Bululawang Total 1.460,24 3.354,67 4.814,91
NO KECAMATAN PENGGUNAAN LAHAN RENCANA POLA RUANG KESESUAIAN
LUAS SESUAI TIDAK SESUAI
2 Kepanjen Air Tawar Danau/Waduk 44,19 44,19
Pengembangan Permukiman Perkotaan 28,18 28,18
Air Tawar Total 44,19 28,18 72,36
Belukar
Pengembangan Permukiman Perkotaan 49,10 49,10
Belukar Total 49,10 49,10
Kebun Kebun 135,90 135,90
Pengembangan Kawasan Industri 51,25 51,25
Pengembangan Permukiman Perkotaan 615,35 615,35
Kebun Total 135,90 666,60 802,50
Pemukiman
Pengembangan Kawasan Industri 51,30 51,30
Pengembangan Permukiman Perkotaan 738,51 738,51
Permukiman 161,17 161,17
Pemukiman Total 899,68 51,30 950,99
Rumput
Pengembangan Permukiman Perkotaan 24,83 24,83
Tegalan 17,51 17,51
Rumput Total 42,34 42,34
Sawah Irigasi Kebun 0,01 0,01
Pengembangan Kawasan Industri 342,73 342,73
Pengembangan Permukiman Perkotaan 1.310,28 1.310,28
Sawah Irigasi 685,85 685,85
Sawah Irigasi Total 685,85 1.653,01 2.338,87
Sawah Tadah Hujan
Pengembangan Permukiman Perkotaan 169,75 169,75
Sawah Tadah Hujan Total 169,75 169,75
Tanah Ladang
Pengembangan Kawasan Industri 37,90 37,90
Pengembangan Permukiman Perkotaan 331,91 331,91
Tegalan 17,36 17,36
Tanah Ladang Total 387,17 387,17
Kepanjen Total 2.244,24 2.568,85 4.813,08
PENAMBAHAN LUAS PENGUNAAN LAHAN DALAM RTRW
NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS %
1 Air Tawar 2.574,89 0,74
2 Belukar 17.935,65 5,18
3 Daerah Pantai 1.068,58 0,31
4 Empang 122,75 0,04
5 Hutan 40.368,49 11,65
6 Hutan Rawa 148,60 0,04
7 Kebun 91.105,06 26,29
8 Pasir Darat 4,25 0,00
9 Pasir Pantai 0,98 0,00
10 Pemukiman 33.630,50 9,70
11 Rawa 84,20 0,02
12 Rumput 3.199,87 0,92
13 Sawah Irigasi 33.103,40 9,55
14 Sawah Tadah Hujan 12.775,80 3,69
15 Tanah Ladang 110.417,10 31,86
Grand Total
346.540,12 100
NO RENCANA POLA RUANG LUAS %
1 Bandara 346,25 0,10
2 Danau/Waduk 2.320,46 0,67
3 Hutan Lindung 57.690,87 16,65
4 Hutan Rawa 1.249,06 0,36
5 Kawasan Industri 2.378,96 0,69
6 Kawasan Komersial 351,34 0,10
7 Kebun 78.188,69 22,56
8 Pengembangan Kawasan Industri 20.043,35 5,78
9 Pengembangan Permukiman Perkotaan
27.958,10 8,07
10 Perikanan 119,85 0,03
11 Permukiman 24.310,51 7,02
12 Sawah Irigasi 22.199,92 6,41
13 Sawah Tadah Hujan 10.519,70 3,04
14 Tegalan 98.863,07 28,53
Grand Total 346.540,12 100,00
PENGURANGAN LUAS PENGUNAAN LAHAN DALAM RTRW
NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS %
1 Air Tawar 2.574,89 0,74
2 Belukar 17.935,65 5,18
3 Daerah Pantai 1.068,58 0,31
4 Empang 122,75 0,04
5 Hutan 40.368,49 11,65
6 Hutan Rawa 148,60 0,04
7 Kebun 91.105,06 26,29
8 Pasir Darat 4,25 0,00
9 Pasir Pantai 0,98 0,00
10 Pemukiman 33.630,50 9,70
11 Rawa 84,20 0,02
12 Rumput 3.199,87 0,92
13 Sawah Irigasi 33.103,40 9,55
14 Sawah Tadah Hujan 12.775,80 3,69
15 Tanah Ladang 110.417,10 31,86
Grand Total
346.540,12 100
NO RENCANA POLA RUANG LUAS %
1 Bandara 346,25 0,10
2 Danau/Waduk 2.320,46 0,67
3 Hutan Lindung 57.690,87 16,65
4 Hutan Rawa 1.249,06 0,36
5 Kawasan Industri 2.378,96 0,69
6 Kawasan Komersial 351,34 0,10
7 Kebun 78.188,69 22,56
8 Pengembangan Kawasan Industri 20.043,35 5,78
9 Pengembangan Permukiman Perkotaan
27.958,10 8,07
10 Perikanan 119,85 0,03
11 Permukiman 24.310,51 7,02
12 Sawah Irigasi 22.199,92 6,41
13 Sawah Tadah Hujan 10.519,70 3,04
14 Tegalan 98.863,07 28,53
Grand Total 346.540,12 100,00
PERUBAHAN PERUNTUKAN LAHAN
NO PERUNTUKAN AWAL TAHUN 2012 PERUNTUKAN YANG DIIJINKAN 2012 LUAS (Ha)
1 Bangunan kosong non rumah tinggal Lapangan Futsal 0,06
Bangunan kosong non rumah tinggal Total 0,06
2 Belum Ada Pengajuan Perijinan Belum Ada Pengajuan Perijinan 346.595,63
Belum Ada Pengajuan Perijinan Total 346.595,63
3 Bengkel Apotek 0,65
Koperasi 0,02
Bengkel Total 0,67
4 dalam lingkungan Ruko Karaoke Keluarga 0,04
dalam lingkungan Ruko Total 0,04
5 Gedung Radiologi Rumah Sakit 0,07
Gedung Radiologi Total 0,07
6 gudang Gudang Onderdil Mobil 0,10
Rumah Toko (Ruko) 0,20
Toko dan Restoran 0,34
gudang Total 0,64
7 Gudang Meubel Rumah Makan 0,07
Gudang Meubel Total 0,07
8 Gudang Paving Beton Los Kerja Paving Beton 0,24
Gudang Paving Beton Total 0,24
9 Gudang pupuk Rumah Toko (Ruko) 0,47
Gudang pupuk Total 0,47
10 gudang rokok Gudang dan Proses Pembenihan Jagung 0,13
Industri Rokok 1,23
gudang rokok Total 1,37
Th 2015 Mengajukan ijin Cek pada Tabel
Ketentuan Penggunaan
Lahan (ITBX)
EKSISTING 2013
RENCANA 2033
Rumah Toko Pusat Oleh2
Diijinkan (I)
Zona Kegiatan
Zona Perumahan
Zona Perdagangan
dan Jasa
Zona Sarana Pelayanan Umum
Zona Peruntukan
Khusus
R-2 (Rumah
Kepadatan Tinggi)
K-1 (Perdagangan
Tunggal)
SPU-1 (Pendidikan)
SPU-3 (Kesehatan)
KH – 1 (Hankam)
Perumahan
Rumah Tunggal I T X X X
Rumah Kopel I T X X X
Rumah Deret I T X X X
Rumah sederhana I T X X X
Rumah menengah T T X X X
Rumah mewah X T X X X
Rumah dinas X T X X X
Rumah tinggal I T X X X
Asrama I T X X X
Rumah Kost I T X X X
Panti asuhan I T X X X
Panti jompo I T X X X
Perdagangan dan Jasa
Kios T T X X X
Warung T T X X X
Toko T T X X X
Counter HP T T X X X
Toko bangunan B I X X X
Toko kue dan roti T I X X X
Toko elektronik T I X X X
Toko kertas T I X X X
Toko plastic T I X X X
Toko kelontong T I X X X
Toko mainan T I X X X
Toko kaset/vcd T I X X X
Salon T I X X X
Pusat Oleh oleh T I X X X
Persewaan buku T I X X X
Persewaan playstation T I X X X
Persewaan vcd T I X X X
Jasa fotocopy T I X X X
Warnet T I X X X
Wartel T I X X X
Jasa komunikasi T I X X X
Rumah zakat T I X X X
Minimarket T I X X X
Ruko X I X X X
Pertokoan X I X X X
3. Tok
o
buku
T I X X X
Supermarket X I X X X
Zoning Text
Zona Perdagangan dan Jasa
Sub Zona Perdagangan Tunggal (K-1) Sub BWP IV Blok I
a. Pemanfaatan yang Diijinkan (I) :
a. Perdagangan dan jasa dengan penggunaan pertokoan dan pusat perbelanjaan.
1) Ketentuan kegiatan: toko, pertokoan dan pusat perbelanjaan sebagai toko
bangunan, toko kue dan roti, toko elektronik, toko kertas, toko plastic, toko
kelontong, toko mainan, toko kaset/vcd, salon, laundry, persewaan buku,
persecaan playstasion, persewaan vcd, jasa fotocopy, warnet, wartel, jasa
komunikasi, rumah zakat, minimarket, toko buku, supermarket, gudang toko,
mall, plaza, bioskop, pujasera, pusat oleh-oleh, souvenir makanan/minuman,
souvenir handicraft, souvenir pakaian, tempat futsal, jasa lembaga keuangan,
showroon mobil, dealer motor, jasa bengkel, tempat cucian mobil, salon
mobil, jasa penukaran uang asing (money changer), jasa travel dan
pengiriman barang, jasa biro perjalanan dan guide wisata, pusat informasi
wisata, jasa riset dan pengembangan IPTEK, jasa
perawatan/perbaikan/renovasi barang, jasa penyediaan ruang pertemuan,
klub malam dan bar, karaoke, café, restoran/rumah makan, studio musik,
studio foto, penitipan anak, gym/tempat fitnes, kolam renang, griya pijat, pijat
reflexy, pengobatan alternatif, jasa kursus/bimbingan belajar, jasa kursus
mobil, jasa kursus memasak, jasa kursus menari/sanggar tari, sanggar
senam, catering, persewaan kebaya/gaun pengantin, jasa tata rias pengantin,
dan galeri seni.
2) Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang:
a) KDB maksimum sebesar 65 %
b) KLB maksimum sebesar 1,2
c) KDH minimal 10 % dari luas persil
3) Ketentuan tata bangunan:
a) GSB (diukur dari pagar ke dinding bangunan) :
Arteri primer adalah 7 m
Lokal primer adalah 5 m
Lokal sekunder adalah 3,75 m
b) Tinggi bangunan maksimum adalah 14 m
a. Jarak bebas antar bangunan : 0 m
Cek pada ZONING TEKS
1) Prasarana dan Sarana Minimum
a. Jalur pejalan kaki
Jalur pejalan kaki menyatu dengan badan jalan.
b. Ruang terbuka hijau
RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 10% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman,
tanaman pada bangunan dan yang sejenis
c. Ruang Terbuka Non Hijau
RTNH menyatu dengan pejalan kaki dan badan jalan.
d. Utilitas dan prasarana perkotaan
Jaringan sanitasi menggunakan sistem off site.
Jaringan drainase menyatu dengan sistem drainase kota.
Jaringan air bersih, listrik dan telekomunikasi melalui sistem
jaringan yang sudah ada.
Hidran umum harus disediakan oleh kegiatan yang dikembangkan
dan mempunyai jarak maksimal 200 m.
Wajib menyediakan bak sampah yang dibagi menurut kriteria
organik dan non organik.
2) Persyaratan khusus:
a) Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya
a. Klub malam/bar,griya pijat, café dan karaoke hanya diijinkan di jalan
arteri primer, jalan kolektor primer dengan jumlah kegiatan tersebut
dalam 1 unit per blok dan jarak minimum antar kegiatan yang sama
adalah 500 m serta jam operasi maksimum 24.00
Diijinkan dan dibangun mjd toko
Pusat Oleh-Oleh
EKSISTING 2015 RENCANA 2033
TIDAK Terjadi perubahan pada peta RENCANA
RENCANA 2033
Th 2015 Mengajukan ijin Cek pada Tabel
Ketentuan Penggunaan
Lahan (ITBX)
EKSISTING 2013
RENCANA 2033
Zona Kegiatan
Zona Perumahan
Zona Perdagangan
dan Jasa
Zona Sarana Pelayanan Umum
Zona Peruntukan
Khusus
R-2 (Rumah
Kepadatan Tinggi)
K-1 (Perdagangan
Tunggal)
SPU-1 (Pendidikan)
SPU-3 (Kesehatan)
KH – 1 (Hankam)
Perumahan
Rumah Tunggal I T X X X
Rumah Kopel I T X X X
Rumah Deret I T X X X
Rumah sederhana I T X X X
Rumah menengah T T X X X
Rumah mewah X T X X X
Rumah dinas X T X X X
Rumah tinggal I T X X X
Asrama I T X X X
Rumah Kost I T X X X
Panti asuhan I T X X X
Panti jompo I T X X X
Perdagangan dan Jasa
Kios T T X X X
Warung T T X X X
Toko T T X X X
Counter HP T T X X X
Toko bangunan B I X X X
Toko kue dan roti T I X X X
Toko elektronik T I X X X
Toko kertas T I X X X
Toko plastic T I X X X
Toko kelontong T I X X X
Toko mainan T I X X X
Toko kaset/vcd T I X X X
Salon T I X X X
Laundry T I X X X
Persewaan buku T I X X X
Persewaan playstation T I X X X
Persewaan vcd T I X X X
Jasa fotocopy T I X X X
Warnet T I X X X
Wartel T I X X X
Jasa komunikasi T I X X X
Rumah zakat T I X X X
Minimarket T I X X X
Ruko X I X X X
Pertokoan X I X X X
Toko buku T I X X X
Supermarket X I X X X
Rumah Minimarket
Terbatas (T)
Zoning Text
Perumahan
Sub Zona Rumah Kepadatan Tinggi (R-2) Blok IV K
2. Pemanfaatan Bersyarat Terbatas (T) :
b. Perdagangan dan jasa dengan penggunaan kios, warung dan toko.
1. Ketentuan kegiatan: counter hp, toko kue dan roti, toko elektronik, toko kertas,
toko plastic, toko kelontong, toko mainan, toko kaset,/vcd, salon, laundry,
persewaan buku, persewaan playstation, persewaan VCD, jasa fotocopy,
warnet, wartel, jasa telekomunikasi, rumah zakat, minimarket, toko buku, pusat
oleh-oleh, kios buah, souvenir makanan/minuman, souvenir handycraft,
souvenir pakaian, tempat futsal, jasa lembaga keuangan, jasa bengkel, salon
mobil, jasa travel dan pengiriman barang, jasa biro perjalanan dan guide wisata,
pusat informasi wisata, jasa riset dan pengembangan IPTEK, jasa
perawatan/perbaikan/ renovasi barang, jasa penyediaan ruang pertemuan,
café, studio musik, studio foto, toko hewan peliharaan (petshop), penitipan
hewan, penitipan anak, gym/fitness, pijat refleksi, pengobatan alternatif, jasa
kursus/ bimbingan belajar, jasa kursus mobil, jasa kursus memasak, jasa
kursus menari/ sanggar tari, sanggar senam, rental pengetikan, jasa analisis
program computer, jasa printer, jasa translate bahasa, persewaan kebaya/
gaun pengantin, jasa tata rias pengantin, butik, jasa vermak jeans dan sepatu,
jasa penjahitan, koperasi, perdagangan multi level marketing (MLM) dan galeri
seni.
2. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang:
a) KDB maksimum sebesar 60 %
b) KLB maksimum sebesar 1,2
c) KDH minimal 10 % dari luas persil
3. Ketentuan tata bangunan:
a. GSB (diukur dari pagar ke dinding bangunan) :
Lokal primer adalah 5 m
Lingkungan adalah 3 m
b. Tinggi bangunan adalah 10 m
c. Jarak bebas antar bangunan
Cek pada ZONING TEKS
a. Jarak bebas antar bangunan
Bangunan tunggal 3 m
Bangunan deret 0 m
2. Prasarana dan Sarana Minimum
a. Jalur pejalan kaki
Jalur pejalan kaki menyatu dengan badan jalan.
b. Ruang terbuka hijau
RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 10% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman,
tanaman pada bangunan dan yang sejenis
c. Ruang Terbuka Non Hijau
RTNH menyatu dengan pejalan kaki dan badan jalan.
d. Utilitas dan prasarana perkotaan
Jaringan sanitasi menggunakan sistem off site.
Jaringan drainase menyatu dengan sistem drainase kota.
Jaringan air bersih, listrik dan telekomunikasi melalui sistem jaringan
yang sudah ada.
Hidran umum harus disediakan oleh kegiatan yang dikembangkan dan
mempunyai jarak maksimal 200 m.
Wajib menyediakan bak sampah yang dibagi menurut kriteria organik
dan non organik.
3. Persyaratan Khusus:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya
b. Jumlah maksimal kegiatan minimarket adalah 1 unit setiap blok.
c. Jumlah maksimum kegiatan perdagangan dan jasa dalam zona perumahan
dalam blok tersebut adalah 25% dari luas blok.
Diijinkan dan dibangun mjd Minimarket
EKSISTING 2015 RENCANA 2033
TERJADI perubahan pada peta RENCANA
RENCANA 2033