instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

165
HIBAI.I PBNGAJAITAN' PROGRAM DT"'E.LIKtr JURI-ISAN FISIKA FMIPA.ITS Tahun Anggaran 2003/2004 Mata Kuliah : INS'TRUMET\TASI I Nomor KotlclSKS : FS 156512 Penanggung Jawatl Program Ilnchtcra Indarto .IURUSAN FISIKA IIAKULTAS MATDMATIKA DAN ILMU PENGBTAII[IAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SBPUI,UII NOPEM BER SURABAYA 2003

description

instrumentasi 1

Transcript of instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Page 1: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

HIBAI.I PBNGAJAITAN'PROGRAM DT"'E.LIKtr

JURI-ISAN FISIKA FMIPA.ITSTahun Anggaran 2003/2004

Mata Kuliah :

INS'TRUMET\TASI INomor KotlclSKS : FS 156512

Penanggung Jawatl ProgramIlnchtcra Indarto

.IURUSAN FISIKAIIAKULTAS MATDMATIKA DAN ILMU PENGBTAII[IAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI SBPUI,UII NOPEM BERSURABAYA

2003

Page 2: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

{ ' : -;:4qi'i Sf: qr'i' '. :'r-r":i:- a'

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN .

LAPORAN PEMBUATAN MODUL AJAR

\

l. Mata Kuliaha. Namab, Kodcc. Jumlah SKS

2. Ketua Penulisa. Nama Lengkapb. Jenis Kelarninc. Pangkat, Col'dan NIP

d. Jahatan Fungsionale. Jurusan/Fakultas

3. Anggota Tim Penulis'a. Pt rulis Ib. Pe;ulis I

4. Lama Penulisan

5. Binya Pcnulisrn

: Instrumentasi I: F'S. 1565.2

: Drs. Bahtcra'lndarto:Laki-laki , '

: Penata Muda Tk I / III B/l31 933 303

: Asisten Ahli; Fisika - II-MIPA

:

: 6.(enam) tiulan

: Rp. 10.0ffi.000,00 (Scpuluh Juta Rupiah)

Surahaya, 3 Desembar 2003

Direktur Eksekutif

(lr SIU QUNANI PBArlWl. Mr )NIP : 131 879 377

4t',

.rsffi.$lP:Frsr*l /,

NIP : 131 933 303

Page 3: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

PERSETI.JJUAN EVALUAST LAPOII.AN PBM BUA'IAN MODUL

DUB-Like IIA'I'CII I

-/

Narna Lengkap : Drs Bachtera Indarto

Nama Anggota :

Fakultas / Jurusan : MIPA - FISIKA

YIENTASI I.Iudul Modul Ajar : INSTRUMENTASI

. Telah mengadakan perbaikan Laporan Modul Ajar dengan judultersebut diatas sesuai

dengan sararr saran yang telah cliberikan pada seminar hasil hibah pengajaran pada

tan[gal l7 NoSiember 2003

i

NO NAMA EVALUATOIT JUI{USAN 'I'ANDA TANGAN,/,/

ProL Sugimin W.W. Fisika

fu,tb') Dra. Lea Prasetya, MSc Fisika

a Ir. Soewarso MSc'Teknik Fisika /LPII.J ITS

llI

Page 4: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

PRAKATA

Iluku ajar lnstrumentasi.l disusun untuk nrcryadi buku pcgangan matakuliah pilihan

Bidang Minat Instrumcntasi Jurusan Fisika F-MIPn ITS scbagaijenrbatan bagi mahasiswa

urrtuk m .lbaca pustaka yang lain'

D*,kripsi singkat .: Instrumintasi I adalah mata kuliah wajib bidang pada '

semestcr V dijurusan Fisika tlcngan silalrus : Kelengkapan eksperimen dan penggunaannya

: multimeter analofdigital, signal generator, oscilloscope, RLC metcr, catudaya. Tranduser

dan sensor. Rangkaian penguat dan pcngondisi sinyal. Tugas karya dan seminar' Pada

sctiap akhir bab tcrdapat contoh sohl, kcmudian soal-aol clan tugap karya yang harus

dikerjakan. Pada akhir kuliah, mahasiswa harus mengejakan tugas karya penngendalian

atau pengukuran besaran fisis sederhanana.

Scmoga buku ajar ini bcrmanlhat bagi pcrnbacanya.

Surabaya, Novembcr September 2003

Penulis,

Ilachtera Indarto

\

tv

Page 5: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

DAF'1'A R ISIPRAKATA

DAII'I'AR ISI

PI'NDAIIT]LUAN

BAIT I. KELENGKAPAN IIKSPIiRIMEN DAN PIINGGI.INAANNYA

l. I. Pcndahuluan I

1.2. Ampcrcmctcr, Voltmcter & Ohnrmetcr I

1.3. Signal Cencrator I I

t21r4. Oscilosctlpc

1.5. RCL rneter 15

l51.6. Catudaya

1.7. Pcngu.iian Menggunakan Signal Cencrator & Osciloskop 29

Ltt Conto Soal, Soal-Soal & Tugas Karya 33

I}AB II. SENSOR DAN TRANDUSER

2.1. Pendahuluan

7.2. Karaktcristiktranduser

2.3. Transduksi

2.4. Pcmilihan'Iraflsduser

2.5. I)cn, ,ikuran Mcnggunakan Jcmbatan

2.6. Pengur,.uran "femPeratur

2.7. PengukuranRegangan

2.8. PcngukuranTckanan

2.9. Pengukuran Gerak

2" 10. . Pcngukuran CahaYa

2.11. Contoh Soal, Soal-Soal'& Tugas Karya

3.2 Opcrasional * Amplifier ( Op-Amp)

3.3 llangkaian pcnjumlah dan selisih

3.4 Penggunaan Tak l-inier pada Op-Amp

3.5 l;iltcr

38

38

40

43

47

s2

64

77

80

85

91

BAII III RANGKAIAN PBNGUAT &PIINGONDISI SINYAL SI|DERTIANA

3.1 I'cndahuluan 1,, 93

9s

100

103

108

Page 6: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

3.6 Contoh Soal, SoalSoal & Tugas Karya

BAB IV PBNGUKURAN BESARAN T,'ISIS SEDER}IANA

4,1 llcndahuluan

4.2 l)craga Scderhana

4.3 Pcngukuran Arus

4.4 l'engukuran temperatur

.4.5 Pengukuran Intensitas Cahaya

4.6 Pcngukuran ketinggian fluida

4.7 Pcngukuran tekanant-

4.8 Soal-Soal & Tugas karya

I}AI} V KENDALI SI'DER}IANA

5. I Pendahuluan

5.2 Saklar

5.3 Rangkaian Aplikasi

5.4 Soal-S,ral

5.5 Tugas l.arya

DAII'I"AII PI]S'I'AKA

120

123

t2s

l2:,6

130

132

135

136

136

139

l4s

147

t49

150

,a

r.i

Page 7: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

PBNDAIIULIJAN

Pada suatu ,hari, beberapa tahun yang lalu kctika systcm intcrkoneksi jaringan

tcgangan tinggi Jawa * Ilali mengalami gangguan, aliran listrik terhenti, ada rasa asing,

seolah-olah kembah kejanran purbakala. Yang rnasih hangat, pertcngahan Agustus 2003,

bebarapa negara lragian di Amerika Serikat rncngalanri hilangnnya pasokan listrik, hanya

ada salu kata untuk mcnggambarkan kcatlaan kehidupan clisana, yaitu panilc I'cralatan

rumah tangga tak berlungsi, transportasi Iumpuh, industri terganggu.

Kctcrgantungan tcrhadap pcralatan clckLronik bcgitu lingginya, dcngan tirnbulnya

gangguan pacla alat elcktronik, otomatis ferjacli gangguan pada semua aktifitas kclridupan.

Semua alat elektronik bergumul dengan apa yang drsebut sebagai besaran fisis. Bagaimana

besaran tersebut di rasa, di ukur, hasilnya diolah kcmudian diambil keputusan, begitulah

proses tersebut diulang- ulang. Scbagai ilustrasi, sebuah ruang kantor di suatu kota besar,

ada satu alat elektronik yang sangat akrab ditclinga, yaitu air conditioner. Bisa

dibayangkan apabila AC tersebut secara terus nrcncrus mengeluarkan hawa dingin , setelah

bebcrapa saat dioperasikan, scmua yang ada diruang terscbut akan menggigil kedinginan,

yang dirasa bukanlah kenyamanan ruangan yang scjuk.

Pacla umumnya AC mempunyai sensorAransduser tcmperatur pada bagian udara

ma.suk yang selalu mengukur temperatur ruangan, sclama set poin temperaturnya bclum

tercapai, kcndati pendingin terus bekerja rnernberikan aliran ha\va dingin Setelah set poin

tcrcapai, maka proses yang dilakukan adalah mcmpcrtahankan set poin tersebut, kendali

akan bckerja jika temperatur yang diukur lebih tinggi dari sct poin , sehingga sejtrkpun

[crasa.

'l'ujuan akhir materi huku lnstrunrcntasi I ini aclalah , maltasiswa palram bagaimana

mengukur bcsaran fisis secara elektronik dan tncngcrli hagainrana mengendalikan besaran

fisis. Mengingaf elektronika lak lepas dari alat bantu ukur clcktronik, maka pernhahasan

clinrglai dcngan menyegarkan ingatan tentang penggunaatr alat bantu eksperimen yailu

ampcremeter, voltmetcr, ohmmctcr, I{CL rnctcr signal gencrator dan oscilloscope.

Kernudian dilanjutkan bagaimana mcrancang dan mcrnbuat catudaya, mengingat rangkaian

elektronik tidak akan bekeqa,apabila tidak ada sumber dayanya.,"Bahasan selanjutnya

adalah sensor/transduser bcrbagai besaran fisis, tcntang cara kerja, karakteristik dan

penerapannya . Setelah mampu memilih sensor/transduser yang sesuai, tentunya besaran

listrik yang dihasilkan sensor/transduser harus cliolah agar bias digurlakan untuk

rncngenclalikan atau untuk tlitampilkan dalam bentuk tampilan yang lbmiliar. Untuk itulah

vl1

Page 8: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

t\

bahasan selanjutnya adalah tentang pengolahan sinyal menggunakan Op'Amp. Berbagai

jenis penguat {an pengolah akan dibahas dasar-dasarnya , termasuk perhitungannya'

. Bagian akhir adalah alpikasi dari pengnctahuan yang telah didapat, yaitu

bagaimana melakukan pengendalian besaran fisis oan bagaimana nrelakukan pengukuran

besaran fisis secara sederlana. Dengan demikian , walaupun aplikasi masih sederhana,

secara mudah dapat memahami pengukuran dan pcngendalian lebih kompleks yang

memanfaatkan PC maupu4 mikrokontroller-

perlu diingat , buku [nstrumentasi I ini hanya panduan, untuk pemahaman lebih

dalam sangat perlu trntuk mencari informasi dari buku lain.

Fvlll

Page 9: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

..BABI

PENGENALAN ALA'T UKUIT DAN PENGGUNAANNYA

I.I PIiNDAIIUI,UAN

Setrap ekspcrimen, khususnya ekspcrirlen e Icktronil<a dan instrumcntasi,

pertama-tarna .yang perlu diperhatikan adalah pcnggunaarr alat ukur untuk menenl.ukan

rrilai suntu bcsaran ),nng sesuri dengarr hct:utuhan ckspcrirnctt itu scndiri. Ilal-hal yang

perlu dipahami yang herhubungan dengan alat ukur adalah ketepatan, ketelitian,

kcpekaan dan cla1,a pisah.

Dalam eks;lerirnen elektronika dan instrurncrrtasi ada beberapa alat ukur utatna

yang sering digunakan, antara lain multirneter analog dan multimeter digital, signal

generator, oscilloscope serta t{CL nretcr. Scdangkan scbagai sunrber tegangan dan

sumber arus digunakan catudal'a.

Setanjutnya akan dibahas konsep dasar dan penggunaan dari masing-masing alat

ukur diatas, dan bagian terakhrr lrab ini dibahas tentang dasar catu daya, perhitungan

untuk tnerancang catudaya sedcrhana, tcregulasi arus kecil dan teregulasi arus yang

lchih bcsar.

1.2. AMt'ERll I\,lU'.l'ER, \/OL't'Mli',l'lilt & OllN,l Mt 'l'lrR

1.2.1. Penunjuk hasil pengukttran

Ada 2 jenis alat ukur alat ukur yaitu analog dan digital. Hasil pengukuran alat

ukur analog biasanya ditarnpilkan clalarn bcntuk sitnpangan jarum, scdangkan digital

drtanrpilkan dalam lrcntuk angka.

Konvcrsi bcsaran listrik pacla alat uk:ur analog clilakukan olclt kumparan pular,

yang mempunyai konstruksi scpcrti Gamtrar L la. :

(a)

Gambar l,l. (a) Konstruksi kumparan putar

1.tb ]

(tr)

, (b) Rangl<aian ekivalen

Jari"rn Petunluk

Page 10: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Jarum penunjuk diikatkan pada kurnparan yang dilctakkan dalarn medan magnet tetap,

apabila acla aliran arus pada kumparan nraka kunrparan akan nrendapatkan momen gaya

seftingga jarum menyimpang, scsuai dcngan ircsarrtya arus. Model kumparan putar ini

disebut.juga meter d' Ansorval.

Ada 3 jcnis kurnparan yang sering digunakan yaitu :

L Meter kumparan putar magnet permancn (pcrtnanent magnet moving coil meter)

Z. Mctcr kuntparan bcrteras magnct

3, Mctcr kumparan putar pita tcgang ( tautband moving coil meter )

pada umulnnya meter kumparan dilarnbarrgkan dengan rangkaian ckivalen seperti

GamSar l.lb, dengan bcsaran karaktcristik Ild yang tnerupakan nilai hambatan dari

kumparan clan arus yang menyebabkarr.jarurn penunjuk nrcnyimpang nraksinrunr, Isp.

Isp disebut juga sebagai kepekaan arus dari mcter kumparan'

Inforrnasi yang pcrlu {iketahui apabila mcnggutrakan kumparan putar adalah.besarnya

Isp, dan hambatan kumparan Rcl. N4engingat momen gaya arahnya bergantung pada

arah aliran arus , maka perlu dipcrhatikan penct'llpatan kutub pengukur pada yang

diukur, apabila terbalik nraka simpangan jarum akan terbalik juga.

Konvcrsi bcsaran untuk alat ukur digital dilakukan olch ADC, analog to digital

converter, yaitu besaran listrik yang cliukur di ubah rnenjadi tegangan kernudian di ubah

lagi menjadi b*rurun digital. Besaran digital inilah yang kemudian diproses sehingga

tarnpilan hasil pcngukuran dalam bcntuk angka.

1.2.?.. Ampcrmctcr

Umumnyl amperemeter yang scring dipakai adalah amperemeter DC yang

menggunakan meter kumparan. Untuk mcnrbuat amperctneter terlebih dahulu harus

6iketahui karakteristik meter kurnparan yaitu Isp, arus yang menyebabkan jarurn

menyimpang pada skala penr.rh, dan lLd, hambatan rnctcr atau kumparan. Biasanya Isp

sangat kecilyaitu dalam orcle uA, sedangkan harnbatan meter sekitar 100 Ohm.

Dari karakteristik mctcr, clapat clinyatakan bahwa arus yang paling kecil yang

rlapat diukur a{alah tlp liUagijumlah skala yang ada cli skala jarum pcnunjuk. Apabila

ingin mengukur arus yang lebih bcsar, harus dipasang hambatan paralel Rsh dengan

meter agar arus tidak rnelebihi dari Isp. Pcntasangatl l{sh parallel terhadap Rd seperti

Gambar 1.2. berikut:

Page 11: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Oambar 1.2. Pemasangun l{sh agar arus kc meter tidak melebihi Isp

Ilesar hambatan yang harus dipasang bisa dihitung, dengan persamaan berikut ,

perhatikan Cambar 1.2.:

'fegangan meter adalah : , Vab = Isp Rtl = Ish Rsh;

Maksimurir arus yang diukur adalah : Im = lsp'l- Ish,

Sehingga ilrus yang lswat Rsh adalah : Ish = Im - Isp,

Dengan demikian hambatan yang harus dipasang adalah :

Rsh,=(lmllsh)xlld

Syarat penting yang harus dipenuhi oleh amperemeter , mengingat dalam mengukur

arus amperemeter dipasang seri, seperti Gambar 1.3. ,

lCambar l.3 Contoh pegukuran arus menggunakan ampermeter

hambatan total ampercmeter Rd//Rsh huru, ,.k*cil mungkin, agar arus yang mengalir

tetap disebatlkan oleh beban'saja tidak bertambah dengan hantbatan metsr, sehingga

tidak mempengaruhi/ mengurangi arus yang diukur.

Hdmbatan rangkaian : Rt=Rb+(Rd//Rsh)

Page 12: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Untuk membuat agar amperemeter bisa digunakan rnulti.jangka ( range ) pengukuran ,

dapat digunakan konfigurasi harnbatan yang clikcnal scbagai rangkaian A1'rton scperti

Cambar 1.4. Alnperernetcr rnulti jangka

Masing-masing nilai hambatan.dapat dihitung dcngan cara sebagai berikut, perhatikan

Garnbar I.4. :

Ial : Isp Rtt : tsh ( Iln + Rb+ Rc )

Ia2 = Isp ( Ra + Ild ; : Ish ( Rb + Rc)

la3 : ls ( Rb + Ita + Rtl ) : Ish ( Ifc )

Dengan lal, la7,,la3 a<lalah arus maksinlrrrrl sctiapiangka'

Jika cliketahui nilai [al,la2, la3 , Rcl, Isp ntaka dicari nilai-nilai harnbatan yang harus

dipasang pada rangkaian Cambar 1.4. diatas.

llal-hal yang perlu dipcrhatika untuk *.,oU-r*u, pengttkuran arus DC adalah :

l. Posisikan penrilih jangka pada jangka pcngukuran arus maksinrum, setelah itu

, .btru diturunkan sesuai der"rgan kcperluan.

2. Kutub positif meter ( biasanya benvarna rnerah ) dihubungkan dengan kutub

yang lebih tinggi teganganrrya. Sentulrkan terlebih dahulu, [rila jarum

menyimpang kekiri, berarti kutubnya terbalik, bila tidak berarti kutub suiah

bcnar'

3. Jangan mengukur sumber GCL ( baterai, accu, catudaya ) secara langsung,

mengingat halnbatan clalanr meter sangat kecil, sehingga arus yang mengalir

kedalam nteter sangat besar.

.*a

Page 13: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

1.2.3. Voltmetcr

Meter kumparari putar dapat .iuga cligunakan untuk ntengukur

yaitu voltmeter, pacla suatu rangkaian dcngan cara <liliuliungkan secara

(iamh ' 1.5. berikul :

Legangar"l DC,

paralel seperti

TiIIt__lGambar 1.5. Cara pengukuran beda tcgangan pada R

Mengingat pengukuran secara paralel nraka diusahan agar irrus yang masuk kedalarn

voltmeter lm harus sekecil mungkin agar tidak mengganggu arus yang mengalir dalarn

rangkaian. Arus tersebut dibatasi dengan cara rnernberi harribatan yang cukup besar dan

clipasang seri dengan illeter kuntparan scpcrti tarnpak pada Cartrbar 1.6.

Gambar 1.6. Pentasangan [t seri pada ntctcr kurnparan sebagai voltlnctsr

dengan denrikian besar hambatan total rneter adalah : Rt = Ild + Ils ,

sedangkan besarnya Rs dapat diperolelr deltg.n cara setragai trerikut :

I)crhatikan Gambar 1.6 :

batas pengukuran tegangan nraksimum adalah :

Vmax = Isp Rt :( Ittl + lls) Isp

Ils = ( Vmnx * ttd Isp )/ Isp.

Voltrleter rnuhi jangka dapat dibuat dengan nrenatrrtrahkan konfigurasi lrambatatr seri

sepertr pada Gambar L7. herikut :

Page 14: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Gambar 1.7. Voltnrctcr nrulti .iangka

Masing-masing nilai hatnbatnn dapat clilritung dcngarl cara sebagai hcrikut, pcrhatikarl

Garnbar 1.7.:

Vmnxl = Isp Rtl :( Itd + llsl+lls2+Its3 ) Isp

Vmax 2: Isp llt2 = ( t{tl + Its2+lls3 ) lsp

Vmax3 = Is;rIltJ =(Rtl +Rs3)lsp

Rsl = ( Vmaxl - ( Ifs2 + l{s3 + Ild) Isp ) /Isp .

,llsZ = ( Vnrax2 - ( Ift3 + Rrl ) Isp ) / Isp.

llsJ : ( Vmax3 - Ild lsp ) / lsp

Dengan nilai Vmax3, I{d, lsp diketahui / ditentukan, rnaka perhitungau mencari

hariibatan seri dimulai dengan mencari tcrlebih dahulu I1s3, setelah itu Rs2 kemudian

Its3.

Dari persamaan tegangan jangka ukur tegangan, Vmax, dapat diperoleh karakteristik

voltmcter yaitu perbandingan antara Ilt dengan Vtnax yang di istilahkan sebagai

kemanrpuan k0hm I volt yaitu :

S: Iltl / Vmaxl

= Itt2 / Vnrax2

: RtJ / Vnrax3

: l/ Isp

Kemampuan kohm/volt ini sangat berpengarulr tcrhaclap hasil pengukuran tegangan

yang diistilahkan sebagai pernbcbanan apabila digur-rakan untuk mengukur beda

tegangan hambatan yang lebih besar dari Rt. I'lal ini dapat dibuktikan dengan

perhitungan berikut, perhatikan Galnbar 1.8. :

Page 15: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Gambar 1.8. I'engukuran tcgarrgan pacla R pembagi tcgangan

Bila diketahui karakteristik voltrneLer a<lalah : X kohr-n/volt,.iangka pengukuran Vmax,

digunakan untuk mengukur nilai tegangan sebuah rangkaian pembagi tegarrgan dcngan

nilkai hambatan ma.sing-masing adalah R Ohnr, sedangkan surnher tegangan V volt.

Setrclum dilakukan pengukuran, tegangan ada R pernbagi adalah :

Vpl:(V/(R+R))R: V/2, /

dengan arus yang rnengalir : la : Vi(R+R)

Setclah voltmeter dipa.sang, maka R yang beda tcgangannya diukur akan membentuk

rangkaian paralel dengan Rt sehingga nilai harnbatannya adalah :

l/Rp: l/R + l/ltt ,

schingga Rp =(R Rt)/( R + Rt )

dcnganRt=XVmax

Arus yang mcngalir pacla rangkaian atlalalt :

Ib = V /( R+ ( Ilt R )/(Rt+ n))'l'egangan yang lcrukur aclalah :

Vp2= Ib Il: (Vi R( I + Rt/(Rt+R))l R

=V/(1+Rt/(R,t+R))l-larga Vp2 lebih kecil.jika dibanclinglan dengan Vpl, dengan kata lain hasil

pcngukuran ,Yp2, ticlak sama dengan nilai sesungguhnya, dikatakan voltrncter

nrembcbani yanng diukur.

Apabila hambatan meter Rt nilainya.iauh lebih besar dari nilai hambatan I{, yaitu

harnbatan yang diukur tegangannya maka :

VPZ= /(l + tlt/llt )=Y 12=VPt

Dengan demikian dapat dikatakan agar tidak menrbebani yang diukur, hambatan dalam

voltmeter harus jauh Iebih besar dari pada hambatan vang akan diukur tegangannya.

Page 16: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

I-lambatan meter yang cukup besar sunit dicapai untuk jangka pengukurall kccil

voltmctcr biasa, untuk itu bisa digunakan VTVM, atau volttnctcr <ligital.

Sebagai perbandingan, untuk mengukur bctla tcgangart pada hambatan bernilai t0

Molrrn, agar ti<lak terja<li pernbebanan lraruslalr digunakan voltmelcr dcngan hanrtratan

l0 Colun.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalarn pcnggunaarr voltnrel,er agar terlrindar dari

kerusakan serta nremberikan hasil pcngukuran ,;rng tepat adalah :

l. Posisikan pcmilih jangka pada jangka pcngukuran tcgangan maksimum, setelah

itu baru diturunkan sesuai dengan kepcrluan.

2. Kutub positi{'meter ( biasanya bcrwarna nrerah ) clilrubungkan dcngan kutub

yang lcbih tinggi tcgangannya -

Scntuhkan tcrlebih dahulu, bila jarum

menyimpang kekiri, lrcrarti kutubnya tcrbalik, bila tidak lrerarti kutub sudah

bcnar.

3. Perhatikan nilai harnbatan yang akan diukur tegangannya, handingkan dengan

,rarnbatan voltrneter agar tidak tcrjadi cfbk penrbcbanan.

1.2.4. Ohmmctcr

Selain digurrakan untuk arnpercnreter dan voltrncter, meter kumparan dapat pula

digunakan sebagai aiat untuk nrengukur rrilai sr.ratau ltatnbatan secara langsuttg yang

dikenal sebagai Ohmmeter. Konfigurasi rangkaian dari Ohmmeter seperti Cambar

berikut yang dikenal sebagai Ohrnnretcr scri :

--.---)

tlt----*-5

Carnbar 1.9, Rangkaian Ohmrncter seri

Dari Calnbar 1.9. , tanrpak ada pcrbcdaan dcngan arnperemcter dan voltmeter, yaitu

ada sunlbor daya. Surnber daya ini dibutuhkan karena untuk nrengukur harnbatan tidak

clapat secara langsung tetapi nrelalui perbandingan tegangan yang tirnbul didalam

kon{'igurasi. Konfigurasi tersebut akan rnengatur bcsarnya arus yang ntasuk ke meter

kumparai, besarnya arus akan scbanrJing <lcngan nilai hambittan yang cliuktrr.

Pada keadaan tertruka, pcna ukur A dan Il tidak terhubung dengan apapun seperti

tampak pacla Gambar l.l0 .

8

Irr

[-'--:,

j(1)

l

Page 17: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Garnbar I . 10. Ohrnmeter dalarn keadaan terbuka

tidak ada aru$ yang nlelalui mctcr kumparan , soltingga jarurn tidak nienyimpang.

Kondisi terbuka ini dinyatakan scbagai konclisi harnbatan yang diukur besarnya tak

hingga.

Apabila pena ukur A dan t) dihubungkan sepr:rti Gambar t ' 1 I '

Gambar l.l l..Ohmmctcr dalam keaclaan hulrung singkat

Arus yang melalui'kumparan akan nlaksimuln, sehingga jarum meter kumparan akan

rnenyirnpang penuh. Konclisi ini dinyatakan sebagai korrdisi hanrbatan yang diukur: 0.

Oleh sebab itu , skala pada Ohnrmetcr nilai trrinimumnya adalah ketika arus masuk ke

mcter kumparan berni lai nraksitnunt.

Apabila pena ukur A dan B dihubungkan dengan sebttah hattrbatan, seperti Cambar 1.9.

, maka arus yang rncngalir ke mcter kumparan akan lrerkurang jika dibandingkan'

4cngan pena ukur A dan B ciihubungkan langsung. Dalarn hal ini kondisi hambdtan

yang diukur adalah 0 < I{x < ^. , dengan. dernikian arus yatlg mengalir pada hambatan

yang diukur adalah :

lx=V/(Rx*Ra+Rb//Rm)

Im=Rb/( Rm+nb)[x= [ILb/( Itm+nb) |lV/( Rx+lla*RbiAfm)l

Jika Rx:0 , tnaka Im =' Isp , arus skala pcnulr

Sehingga I Rh/(Rm+ Rb) I lV/( Ra+Rb//Rm )l =Isp

Page 18: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Jika I{x rliganli Ry agar jarum rncter lepat dilcngah sk,rla penuh maka

Im : Isp/2

liclrinlr a .

ls1tl2= IHtt/( ltm+ Rlr) I[V/( Ify + Rn* Rhi/Rnt)l

l)cngarr icrnikian:

2 ll{tr i (i{m + I{h)l [V/(Ry+lta+l{tr//l{rn)] : [{b/(ltnr rir)l [V/ ( Itx * Ra + Rbl/ltnr )]

2 lll (Ry+ Ra + llb//Rm )l = Il/( ltx+ Ra * Rb/iRm )l

irta u

2 ( I{y -r- l{a + tlb//Rm ) = ( I{x + lta + Itb/lltm )

bila rJikctahui nilai dari Rrn , Ily, lsp, V rnaka nilai lta clarr I{b dapat ditentukan.

Ilila drrrrginkan Ohmmeter nrultijangka, rangkaian GaLntrar dapat digunakan.

I-lal-hal yang pe rlu diperhatikan apabila nrclakukan pengukuran menggunakan

Ohmmeter adalah scbagai bcrikut :

l, llutrungkan perra ukur A dan 13, ;ttur t{b sehingga posisi jarum rnenyimpang

penuh, pengaluran Rb a<lalah rne lakukan zero a<ijust "

2. Kebergantungan terhadap Lraterai sangal linggi, sehingga , apabila baterai sudah

lemah, tnaka zoro adj tidak Lrisa dicatrrai lagi ,

3. Ticlak dapat digunakan untuk niengukur hatnbatan amperettrcter

1.2.5. lllultimcter

Multimeter a<Ialah gabungan dari arnperrncter, voltnteter, clan ohtntneter dengan

satu penunjuk hasil pcngukuran. Itangkaian hanrbatiur diatur sr:demikian rupa sehingga

Ilngsi kerja dan batas j{ngkhnya dapat dipilih melalui tombol selektor dan biasarrya

ditreri tambahan selain untuk pengukuran besaran DC.iuga meltgukur besaran AC . AdA

rJua nracam multimctcr yaitu multimctcr analog clan rnultimetcr cligital.'Kclcbihan dari

pengukur digital adalah hamtratan pcngukur jauh lebih besar dari pcngnukur analaog

sehingga lidak rnonbcbani yang diukur.

l0

Page 19: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

I.3. IJ EMI}ANGKIT SINYAI-

:ieliap rangkaian pengolalr sinyal lrarus cliqi tcrlcbih rlalrrrlu tanggapan lerhaclap

bentuk sinyal, amplitudo, fiekrvensi , lasa clan rvakiir. [Jntuk. itu cliperlukan simulasi

sinyal .:'ilng biasanya bcrbcrrtuk sinusoicla, s(lLrzl{{ dan pulsa. Alat yang ciapat

menrbangkitkan sinyal yang drmaksud adalah perrrbangkit sinyal,

Pemhangkit signa,l dasarnya adalah lrernbangkit. gelornbang / osikator yang

nrinitrral bentuk sinyalnya adalah sinusoida. Keluararr ;terntrangkit sinyal nrininral harus

hisa diatur arnplitudo darr liekwcnsinya. I)a<.la pancl, nrinirnal terdapat tornbol yang

tnengatur besarnya arnplitudo datt tonrtrol pengatur liekivensi yang kontinyu dan tomtrol

.iangka lickwensi. Sclain itu ada lonrbol urrtuk mcrrrilrh kcluaran sinusoicla atau kcluaran

),angn llcrl.lcntuk scgi cntpat.

Dari scgi jangkah frckwensr pernbangkit sinyal tcrbagi nreniadi 2 yaitu

pembangkit sirryal pada ltekwcnsi audro yaitu dari 20 Hz sarnpai 20 kFIz dan

pernbangkit sinyal pada clcrah frckwensi r-aclio yaitu diatas 100 kl-lz sarnapi 300 Mi-lz.

1.3.1 I'enrbnngkit Sinyal lirckrverrsi Aurlio.

Walaupun tcretefiirisi sebagai sinf al aurho , biasarrya pcmbangkit sinyal dibuat

mcncakup lickuensi 0,1 I'lz satrrpai'clengan 100 kl-lz. Dalanr instrumcntasi modern,

gclomhang sinus, kotak, dan scgitiga dihasilkan oleh I(-'osilialor scperti tt038. Agar

dapar ,ligunakan clengan beban yang bcrtrcda, IC irri triasarrya nrenriliki impedansi

output "high" dan "low" (yang harganya berkisar antara 3 Q sampai dcngan 100 f2).

Impcdansi output "low" digunakan jika diubungkan langsung clengatr louclspeaker, dan

irnpedansi "high" digunak4rr jika clihuhrrngkan clerrgan osile{iftpp. IC jenis ini

kehanyakan ntetnpunyai ullenuulrtr yang lrerlurrgsi untuk mengurangi tegangart

keluarart apabila tcgangan kcluararn dlrasa terlalu tresar.

Pembangkit sinyal audio cligunakan untuk menguji peralatan audio. Jika schuah

;lcrnbangkit sin-yitl auclio dirangkai scpcrti pada galnbar 1.3 ditrawah, maka clengan

rncnggunakan kcluaran gclomtbarrg kotak dapat clikotahui rcspon fickuensi dari sebuah

pcralatan audio.

pembangkitsinyal

Arnplificryang clitcs

*-*-} Osiloskop

il

Gattrbar I.l2 Cara rnengukur resllotl f}ekucnsi Arnplifler

Page 20: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

1.3.2 Pembangkit Sinyal Frckwensi Radio

. Pemhangkit sinynl memepunyai rangc ltckuensi clari 100 kHz sarnpai <lengarr

300 Mhz. Kualitas dari sebuah pernbangkit sinyal tergantung dari kestabilan

frekuensinya. Jrka penrbangkit sinyal berupa tipc kapasitan-induktan (LC), untuk

rnenaikkan flrekuensinya dengan cara mengatur lilitan dan ka.pasitas kapasitor.

Ilernbangkit sinyal frekrvensi radio biasany* digunakan dalam komunikasi radio

dim','ra modulasinya dapat dcngan dua cara yaitu rnoclulasi arnplitudo dan frekuensi.

1,4 Osll,osKoPOsiloskop sinar katoda mcrupakan alat yang paling berguna dalam pengujian

alaL-alat elektronik. Osiloskop ini dapat digunakan untuk rnengukur dan rnelihat bentuk

gehrmbang lis.trik. Bagian Lerpunting pada Osiliskup adalah CRT (tabung sinar katoda)

yang clilongkapi clcngan pcnguat deflcksi vertikal, pengr.rat cletleksi horisontal,

penrbangkit sinyal gigi gergaji (tirne base), dan surntrer tegangan searah^ Secara

cliagrarn dapat digambarkan seperti garntrar i.rl diharvah.

Masuknnvr'fliLnl

Itltlll

I

I Power Sunply [--------r+I L------ ---------II,t'I

Camhar I , 13" Diagraru osiloskop tabung sinar katoda

:!r Prinsip kerja tabung sinar katocla aclalah menclcfieksikan elektron pada arah

tericntu clengan menggunakarr prinsip deflcksi cletrostasik, yaitu dengan menggunakan

2 buah lernpeng seja.yal yang diselrut lenrpeng horisontaI dan lempeng vertikal.

II

Masuknnhnriqrrnl rI

llcnguat vcrtiknl(0, c./d,c .selector,

attenufl[()r, \/-gain, Y-shift)

Catlrode Ray Tubo.(brilliance, fbcus)

Trigller(trig level, auto)

Penguat horisontal(X-gain, X-shift)

17

Page 21: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

[,empcng vertikal berfungsi untuk nrenghasilkan dcllcksi vertical scclangkan horisontal

untttk r;ienghasilkan dcfleksi horizontal. T'abung sinar katoda terdiri atas bel:erapa

clcktrodn. yaitu elektrocla untuk mengatur.junrlah clcklron 1,an61jatuh pada layar, atau

tnengalur tntensitas elektron, elektroda unttrrk rnsrnusatkan elel<tron (fbkus), rlan

clektro<Ja untuk rnenyitttparrgkan e lektron ulektroda terraklrir irri tcrdiri atas selrasang

lcrtrpcrrg scja.iar, yallg siltu dipasang horizonta[. scdarrg yang lain dipasrng yertikll.

l)cngan tttcrnberikan bccla llttttcrtsial cliantara kcdua lcrnpcng, l"rerkas elektron dapat

disirnpangkan haik sccara vcrtikal rnaupun scoAra horisontal Cirtu daya Lrcrguna untuk

tncnyuplai arus atau tcgangan .yarrg dibutulrkan olclr kornlrorrcrr yang lain. Ditrawah ini

akan cli.ielaskarr beberapa Iungsr' tornlxrl pcnti ng parln osiloskop.'l'olnbtll pcngattlr posisi vr:rtikal yang nrerlrllalr posisi licrrtuk gclonrllang yang

diarnati kcatas dan kebarvah. Ptrlaran kcki:narr al<arr rrrcrrgLrbalr akan rnurgub:th posisi

bcntuk gelolnhang kcalas Sclain itu.juga clilcrrgkapi clcngan pengontrol posisi

horisontal yang lrerubah posisi lrcntuk gcloml.lvang )/ang ditnrati l<ckiri atau kekarran.

['ada prinsipnl'a tontbol ini rnerutrah tegangan pacla salah satu lernpcng rnenjacli lcbih

ncgati I alau lcbilr ptrsi ti l' schi ngga dc(lck si clcktron ltcrubalr.

'l'ornLrol pilihan AC/DC bcrlirrrgsi urrtuk nrcncrrttrliirn juris tegarrgan masukan

1'ang akan ditrkur. Kctika tonrbol ALI clitckan lrraka scbuah kapasitor akan dilrubr-rngkan

tlengan ntasukatt selringga akan ntenrbloking tcgangan I)Cl. lra<la layar hanya lragian AC

sa^ia Yrrrrii akan clitarrrpilkan. Kctika torrbol I)Cl ditckan, nraka semrra.jerris rrasukan

akan ditarnpilkan, baik AC nraupun IX,i.

'['tlmbol ext.sync atau ltorisontal input bcl'lrrrrgsi slcbagai tcrnpat rurtuk

tttctnasukkan sinyal luar sinkrottisasi atau sinyal Ir-rar paria pcnguat horisontal. Selain itu

.iuga tcrdapat vcrtil(al input yang merupakan tcmpat untuk nrcmasukkan sinyal yang

akan diamati pad apcnguat vcrlikal.

(iain kontrol clart vcrt.att dipakai untuk nrenycsuaikan llcntuk gelombarrg input

sarnpai batas arnplitudo yanu scsuai untuk llcngarrlrtalr.

Srvccp rangc clan swccp var/cxI bcrlirngsi urrtuk nrcngcndalikan beslran dari

I'crckucnsi pcnyilpu schingga mcmudalrkan pcngrnratarr bcrrtuk gclombang pada layar.

I'acla posisi (10 - 100, 100-lK, dsl) tncnurrjukkkan ircsaran lrckucnsi input, yang

bcsarnya rncndckal.ti harga skala rangc, Pada posisi cxt, saklar ini rnenghr.rbungkan

llorisontal cxl input terrninalmclalui pcngatur s\vccll var/cxt gairr yang ditorlrskan

kcpenguat horisontal.

l-J

Page 22: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

. Graticule dirnaksudkan untuk nrcnrudalrkan clalanr menganrati dalanr bentr-rk

gclornbang schinggga dibuat scdenrikian rlrpsl. gL-1. clB pada garis skala 0,-3,-6,-lt},-20

dll drkalibrasikan 6 DIV diatas garis re{"crcnsi =. 0 tlij.'l'irne base lnerupakan sctrualr osilator yang ircrlirngsi Lrntuk nrendet'leksikan

elektrcn pacla arah liorisontal.'i'egangan l,arrg dihasilkan olelr osilator ini llebrbentuk

gigi gcrgaji ganrbar 1.5. Calnbar irri terdiri atas tlua bagian, lragian yang naik secara

linicr schingga rnencapai harga tertcntu clarr lragian )/ang kenrllati kc titih nol secara

ocpat-

Waktu

Garnbar 1.14. Bcntuk gelornharrg pada tinrc basc

Pengukuran 'I'egangan

I)ada perrgukurarr osiloskoll kali ini digunakanOsiloskop mcmpunyai impedansi

input sekitar I MQ dan dapat cligr.rnakan untuk mcngukur tegangan AC atau DC clengan

cara nienghubungkan tcgatrgan yang akan diLrkur pacla lernpeng vertikal, dengan tirne

baso olT dan lctnlletrg vertikal digroundkan. llcrkas clcktron akan did,rflcksikan secara

verlikul olch tcgangan Dtl scpcrti pada gnrntrar l.(ra. Apabila digunakan tcgangan AC

maka lrerkas clektron akan bcrgcrak kcatas kcbarvah clcngan cepat (sekitar 50 Hz),

schingga terbcntuk garis vertikal sepcrti pada gambar l.6tr

Ketika l.cgangan antirr lenrpeng vcrtikal

clcktron clisapukan scpanjang surnbu horisorrtal

tegangan turun secara cepat nraka hcrkas clektrolt

ini diulang secara periodik.

l)C (time hase offl l)(l (lirne hasc On)

Gamtrar l. 15. tarnpilan osiloskop ketika diberi nrasukan

rraik scciira linienn, rnaka lrerkas

socilra leralur. Seclangkan ketika

clisapukan ketempat semula. Proses

AC { tirne lrasc offl

dcrrgan tirnc basc lrcrvariasi

I ,

14

Page 23: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

I.5 R{-'I, ME'TI'Rl'CL, meter merupakan alat yang digunakarr untuk rnengukur 3 besaran listrik

)ang rr tna dari suatu benda yaitu resistansi, kapasitansi, rlan induktansi, Prinsip

penguku,an pada RCL meter digital diclasarkan pada tehnik pengkuran arus clan

tegangan, Flasil pengukuran yang trenrlra arus alau tegangtn irri masih merupakan

besaran analog yang keffiudian dikonversikan rnenjardi lresaran digital clalarn bentuk

hilangan biner. Dari bilahgari ini prososor I{CL nrctcr (CPti) nrenghitung parameter

listrik kornponen yang diukur, Pararnetcr terscbut bisa berupr resinlansi kapasitansi,

rtau induktansi. Salah satu contuh digitul ltCL nrctcr adalah ItM 6303A. ItCl, mctcr ini

rnampu menghiturrg dala.rn waktu 0,5 cietik. Dalarrr setiap kali pengukuran secara

otornatis alat ini akan rncngadakan 5 kali pengukurarr yanf kenrucliern dievaluasi secara

statistik untuk menentukan harga akhirnya.

RCL meter ini nrerniliki 5 unit utanla yaitu:

Cutu ittytr, yang bertungsi untuk rncnyuplai flrus ttau tcgallgail yarrg ditrutuhkan

masing-lnasing konrponen. Clatu claya alat ini rncrniliki 4 keluaran yaitu +15 V dan -l5V serla +5V dan *5V, Pada saat catu claya clirnatikan atau rusak, sceara otornatis

rangka.ian RCI- rneresct rnikroproscsor untuk rncncegalr aclanya pertukararr claia,

(.'lock crystul, penrbagi lrekuensi, clan penentu lase. Osilator ini berfungsi untuk

menunjang kerja proscsor agar bisa rnelakukan proscs perhilrrngan dan penganrbilan

kcputusan.

Krmyertcr uru.v ke tegilngon.l'lasil pengukuran biasanya berupa kuat arus agar

besaran irri dapat dioldh rrtal<a lrarus iiilltlrtversikan nrenjadi tegarlgan dengan

menggunakan konventsr N I I 0,

Konventer anulog ke digital (Al)(:).'l'cgangan yatrg dihasilkan oleh N1 l0 rrrasih

herupa tcgangan analog schrngga pprlu dirutrah rncniadi nrenjadi birsaran digital untuk

kcmutlian dijadikan bentuk bincr.

(lentul l)rrr:e;;lin14 {lnil ((.ll'{l). Prosesor yang digunakan adalah prosesor [l bit

tlcngan clock irrtcrnal proscsor tt lvlllz. llagiarr inilalr yang rncngolah lresaran digital

tacli( |hng berupa bilangan bincr) untuk rncndapatkan trasil akhir pcngukuran scrta

rnenan ipilkan di layar.

l5

Page 24: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

1.6.l.'l'ransfornrator pcnurun tegangan

r tngkaian clcktronika didalam pcralatan bckcrja dcngan tegangan rendah dan

searah, uirtuk itu tegangan 220 Vac diturunkan nrcnjadi tcgangan yang lcbih rendah

dengan menggunakan transfornlator penurun tegangan. 'fransformator ini ulnurnnya

terdiri dari 2 lilitan kawat tarnbaga prirner clan sekunder pada inti besi lunak.

Pcrhandingan jumlah lilitan primcr dan sckundcr nrcnctrtukan trcsarnya tegangan pada

bagian sckun<Jcr. iScdangkan kenranrtrluan mernberikan arus clitcnlukan olclr besarnya clirnensi inti d.ln

rlianrctcr ktwat tcmbaga terscbut.

Lambarrg dari translbrmator yang dirnaksud scperti Garnbar I . 16:,l _-lll,r

\tI'rinrcr t llI sckunclcr

J IIL

-.]IIL-

I.6 CA I'T-iDAYA

Sctragai sumber arus dan tegangan pari" ."1',"*ian lresar rangkaian elektronika

digunakun sumber arus searah alau DC dengan tegangan rnasukan yang rclatif kecil.

Sedangkan sulnber arus dari Pl.N aclalah arus bolak-balik elengan besar tegangan

keluaran li0 volt alau 220 volt. Untuk ilu perlu sutau rangkaian yang dapat nrengubah

arusltcgangan bolak-balik rnenjacli anrs/tegangan searalr tlengan kernarnpuan

rnembenkan arusitegangan sesuai dengan yang dinginkarr.

Gambar L 16. I-anrbapg 'l'ranslonuator

llagian primer adalah masukan yang clihuburrgkan clengan $unrber, dalam hal ini

tcgangan I'l,N sedangkan bagiatt sckunder adalah keluaran'dengan tcgangatt sesuaiyang

diinginkan.

lJntuk merancang sebuah lranstbrmalor penururr tcgangan , terlebih dahulu harus

rnettgetahui proses yarrg tcrjadi scrla persamaan yang berlaku , kemuclian rlengan

batasart , untuk daya berapakah yarrg dipcrlukan rnaka akan cliperoleh bcsaran besaran

vang digunrkarr untuk pcrancangan.

t6

Page 25: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Sumber dari PL,N adalah teganganlarrls yang herlrcntuk sinusoid, yang dapat dinyatakan

dsngan :

l(t): Io sin (sin trrt )

Apabila di htrhungkiln ke prinrer lranslitrtttalor akan nrcrnberika il.nKt$netotttotirte.litrc:e

(gaya gcrak rnagnct) li(t) sehcsar : .

dcngan , ,p: jumrah riritan,rirner

li(t) = N1l l(t)

Yatrg rnctrrrnbtrlkan kuat mcdarr rnagrrcl scbcsar :

tl(t): Ir(t)ilp = NP I(t)/lP ;'

dcngan [p: panjang lilitart prinrcr,

l(a1lat flux rnetlan rnngnct rlalarn irrli trarrsIunnator arJalah:

B(t1= 1t I'l(t) = p Nr l(t)/lp,

p: frermeabilitas bahzrn inti transfnnrator

tluks total cli qlalarm inti transl'ormator yang rnenrprrnyai lrras penatnpang A aclalah,

$(t): A B(t) : A Ir Nr l(t)/tp ,

cloctt'otrotive ftrrcs ( gaya gortk listrik /ggl) .varrg tirrrbul patla prirner arlalah

E(t)= Nl do/dt.: NIA p Nr/rp dt(t)/dt= Lp t!l(t)/dt ;

dengarr Lp,. induktansi prirner

l;luks yang ditangkap nleh lilitan sckunder sarna dengan yarig diherikan oleh iilitan

primer, selringga ggl induksi yang lirnbrrl di sckundcr atlalah :

Iis(t;: Ns d$/dt = Ns lrp(t)lNp

.likn yang dinrrrhil aclalah nilai nns nya , rnaka :

Iipilis = Np/Ns

Apabila dirancang keiuaran sekunclcr adalah l0 V, scdangnkan rirnernya ciihubungkan

dcngan tegangan I'l.N 220 V. maka pcrtrandingan jumlah lilitan prinrer dan

sekundcrnya adalah : Np : Ns : ZZ0 '. lO :22 . I

ltcrikutnya adalnh rncncntukan jurnlah lilitan primcr maupun sekLrndernya, untuk

terlebih dahulu harus ditentukan arus yang akan ditank dari sekunder.

Misnlkan arus yang akan ditarik adalah -5 anrpere, clayanya a<lalah:

Ps : l0Volt x ! Amp : 50 watt ,

sedangkan eflsiensi transfbrmator urnumnya aclalah 50 oh, sehingga cla.ya total yang

harus clr,.rdiakan primcrnya adalah :

l)p =, 100 watt - 220 x Ip,

17

Page 26: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

sehirtgga lp: l00l27t) Amp : 0,4-5 Armp

Dari huhungatr :

,Jl;:;. ;. ,

[p/Es = Is/l1r dan l)pllis = Np/Ns

ISekttn<Jer trgrgantung pacla luasan penanrparrg inti translormaltor, Schirrgga untuk

msrancang suatu translorma(or adalah mencn(ukan tcrlcbih dahulu hesar arus dan

tegangan yang diinginkan , kcrnudian berdasarkarr hubungan :

[] = N tlghlt

Q(t)=A ll(l) =A llsintot

d(r/rlt= Aw B cos (rltsehingga ti (t) = N A o B cos rnt

yang mcrnpunyai nilai nraksimuln I:;. rnaks,- N z\ r,lll

atau [:i rms: I'ulaks i V2

P=lllA =l,25Pcm2

jangkah tegangan pada bagian sekunder' ada I macam , yaitu C'[ ( ccnter Tap ) dan

tanpa C'l', untuk keperluari cirtir dengan 2 kutub biasanya menggunakan transformator

yeng menggunakan C'l', rvalaupun yang tanpa C'l', dengan rekayasa pada rangkaian

dapat dibuat untuk catu <laya 2 kutub. l,arnbang transfbrmator clengan CT dan tanpa CT

scpcrti gambar :

Canrbar '!.l7

1.6.2. Pcnycarahan

Keluaran sekunder ftansl'ormator masih berupa tegattgan AC, sedangkan yang

dibLrtultkan qdalah tegangan l)Cl, rirltirk itu tcgangarr AC tersebut cli searaltkan.

Komponen elektonika yang ,dapat nrenycarahkan adalah dioda, hasil penyearahan

lergantung pada hagaimana trrenghubungkan dioda tsrsebut pada sekunder

transformator seperti gambar :

ltE lilt(a) (b)

a)'l'ranformator dengan C'l- (b) Tanpa CT

l8

Page 27: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

{ l-,,- t

\

?

r, Penycurah positif b. Ilasil penycarah positif

Camtrar 1. I I Penyearah positif <Jatr hasilrrya keluartrnnya

lr-:tr*Vrn i i lVorrJt' I ""

a. Penyearah negatif" b. Hasil penyearah negatif

Cambar l.l9 Penyearah negatil'dan hasil keluaranya

Penyenrah pada gambar I , 18. rlan l, 19, adalah penyearah ietengah gelombang,

yaitu hanya selengalt bagian baik yang positil' tnirupun yang nogatif yang diteruskan,

sedangkan setengah bagian yang lain di hambat.

Kombinasi penrasangan <tioda seperi pada gambar 1.20. akan memberikan

. pcnyearahan gelombang penuh.

lmll**(n)

V

19

Page 28: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Garnbar 1.20.

a.Penyearalr gelombang penuh untuk tralb C'1'

b,Penyearah gelonrbang penuh untuk tarlu tanl:a C'l

c. l'lasil pettyearah gelorntrang pertuh

1.6.3. Perataan dan Rink

l'elnbacaan meter untuk tcgangarr I)C rnurni dan tegarrgan DC hasil pcnyearah (half

rvavc / full wave) nrenunjukkan hasil yarrg berbcda, ltal ini tcrjadi karena,.untuk

tegangan DC mumi, nretcr akarr rucnr.rnjukkarr nilai kotrstan, sedangkan pada tcgangan

DC lrasil penyearahan, ;rcnuniukan nreter nrencoba mengikuti penrbahan tegangan,

yaitu suatu saat nol , saatryang lain maksirnum secara periodik. Tetapi karena f'aklor

tlamping mckanis, meter tidak marnpu r.rntuk rnengikuti, sehingga penunjukan tetap

pada suatu nilai yaitu nilai rata-rata, seperti yang ditgniukkan Gambar 1.12..

(a) (tr)

Carnbar 1,21. (a) Respon pemtracaan untuk rrilai stabil ([r) l'emtracaan nilai:rata

Vgltmctcr digital, walaupun tidak nrenrpunyai thktor pcredanr (damping.;, tetapi

rncnunjukkan hasil yang sanla clcrrgan tletcr artalog, hal ini discbabkan ADC pada

metsr cligital tidak dapat mengikuti secara utuh perubahan nilai tegangan. Andaikan

dengan ADC yang sangat cepat, rnaka hasil pemlracaanpun tidak akan berarti, ltarena

selalu bcrubah-ubah sccara ccpat.

Pengukuran rnengguhakan osciloskop selairt menghasilkan besaran juga rnenghasilkan

penampakan visual betrtuk sinyal, untuk tegangan AC, Garrtbtw 1.22. dan tegangan DC

hasil pelyearahan gelorrrbang pcnuh maupun gclorrtbartg separuh lrasilnya seperti

Carnbar 1.23

Flata-rata

20

Page 29: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

I

I

Vav = 0,837 xVp

luot

Vrms = 0,707 xVp

Gambar l.22, Besaran isyarat ac

garnbar dikcnal selain Vp, clikcnal pula Vnus dan Vr, huhungan antara ketiga bcsaran

adalah ( perhatikan gambar 1.72).

V(t): Vp sin ot,tlengan Vp adalah tegangan puncak,

(il :2 n f :2 r [7' = lrckwensi sudut ( radlcltk)

f': frekwensi ( Flerrt )'f=perioda(dtk)

V

Daya disipasi : P(Qe Y(tyRDaya-rata-rata dalam I p,erioda : l): l/'l' P(t) dt : ll'l'

Vrms: Vcff*

Untuk V(t) = Vp sin

DiperolehVrm$*Ypl2=

I

0,707 vp

v

V avuag{rat*mtal

V average(ratamtaJ

Gambar 1.23. Pengukuran tegangan (a) DC I'ull wave .(b) DC half wave

Untuk Garnbar l.ZSa,pcrsamaan tcgangannya atlalah lV (t)l : Vp I sin ort I

V rata-rata *'.f /2 Vp I sin ort I dt :21 Yp = 0,636 Vp,

Jika dibandingkan . Vr dan Vrnrs akan dipcroleh

Vr * (0,637 I 0,70:l ) X Vrms * 0,9 Vnns untuk tegangan sinusoid

v(ryR dr: t/R(lff v(0 dt

2t

Page 30: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Llntuk togangan rata-rata DC gelombang separulr rvavc yaitu Gambar L2311. adalah t/z

Vrms : 45 % nilai Vrms untuk sinusoida. Sedangkan untuk tegangan DC lull wave

besar tegangan rata-ratanya sarna dengan tegangan rata-rata untuk sinusoida.' Dari uraian diatas, tampak lrahlva pengukuran rnenggun:rkan volt meter analog

rnaupun digital tidak rnenampakkan kwalita., t"cgangan / arus yang diinginkan ,

rvalaupun secara kwalitatifl dapat diarnati adanya penunjukan jarurn yang tidak konstan

atau adana perubahan arrgka pada volt meter digilal yang nlenuryukkan adanya

konrponcn AC pada tcgangan [)C.

l)cralatan clekronik agar dapat i,ckcrja dcngan baik, memerlukan sumber

lcgangan DC yang cukup baik , yaitu mcndckati tegangan DC murni. Penggunaan

hatcrai sebagai surnlrer daya hanya cocok untr.rk peralatan ynng konsumsi dayanya

rcndah tau untuk peralatan jinjing. Scdangkan tcgangan DC clari penyearah, tidak baik

tligunaki,.r karena masih mengandung komponcn AC ya.rrg cliscbut sebagai riak. Riak ini

harus ditckan seminimal rnungkin, sehingga tegangan DC hasil penyearah kualitasnya

rnendekati tegangan DC murni. I{iak aclalah koml;oncn AC yang bertrekwensi tertentu,

yaitu 50 .- 60 Herzt untuk half rvave dan 100 - 120 [JerzJ untuk full rvave , dapat

clitckan dcngan menggunakan liltcr yang mcnalran sinyal pada fickwcnsi tcrsgbut.

I;ilter yang paling sederhana adalah kapasitor, clipasang paralel pacla keluaran penyearah

sepcrti gamhar 1.24

Vout

(b) (c)Canrbar 1.24 (a) Penyearah dengan filtcr,(b) Kcluaran tanpa [ilter, (c) Dengan lilter

I

I

J IJ

(a)

22

Page 31: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

l)rinsip ker.ia lilter ka;rasitor adalah sebagai bcrikut, pcrhatikan Garnbar 1.24c, ketika

tegangan naik, terjadi pcngisian kapasitor, ketika tegangan tururr, isi kapasitor clitruang,

akitratnya tegangan tidak Iagi rtrcngikuti penurutlan sinusoida tctapi mengikuti

pellurunan tegangan pcngosongan kapasitor, sebclurn lnuatan kapasitor habis, tegangan

keluaran penyearalr naik lagi dan kapasitor terisi ke mbali.

l)ari proscs diatas, rnaka el'cktivitas filtcr hcrgantung llada :

t. []esar kapasitor

2 Nilai lrctrarr

3. KonstaLa waktu l)cngosongan 'l' : R C

l'acla kondisi tanpa bcban ( tidak ditarik arus) , perllasangarr kapasitor pada keluaran

pcnyearah akan nrenghilangkan ri'ak, tcgangan kcluaran scpcrti murni DC . Pemberian

beban ( penarikan arus ), mcnycbabkan tcgangan turun danrn bila diarnati dcngan

osciloskop, tarnpak ntunculnya komponcn AC (riak) pada tcgangan DC tersebut,

komponen AC terscbut akan lebih besar untuk pcnycarah half wavc. Pcngukuran riak

dilakukan pada pernbcbartan tnaksinrurn, yang dinyatakan o/o dari perbanelingan

komponcn AC, dengan komponen DC, yaitu :

Riak: (V)ac/Vdc X l00%

1.6.4. Rcgulasi

Sebuah rangkaian catudal'a menggunakan kapasitor sebagai tilter, seperti

rangakaian Gamtrar l.l4a dapat digaml:arkan scbagai scbuah rangkaian ekivalen yar:g

tcrdiri dari scbuah sumber tcgangan idcal V dan sebualr hambatan keluaran t{o yang

terhubung scri dengan surirber tegangan idcal tcrscbut, scperti Cambar 1.25. :

t:l

Cambar 1.25, Itangkaian ckivalcn catu daya

Dalam kcaclaan terbuka, tanpa lrcban, kcluaran catu claya bcsarnya sama dengan

bcsarr,ta surnber tcgangan idcal V. Apabila dibcri bcban I{b yang nilainya dibuat

bervarir.rsi akan dipcrolt:h hubungan antara tcgangirn keluaran Vo dan arus beban lb,

23

Page 32: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

I

":ritu : Vo,= V Ib Ro

dan bila.';gambarkan dalam hentuk grafik arus [rcban Ib tcrhadap tegangan keluaran Vo

akan dipuroleh kurva pembebanan dari rangkaian caLudaya seperti Cambar 1.26.

bcrikut:

Cambar 1,26 (a) Pernbebanan catu daya , (b) Kurva. pembcbanan

Kcmiringan kurva Gambar 1.26b adalah Ro yaitu hanibatan keluaran dari catudaya,

yang menunjukkan terjadinya perubahan tegangan kcluaran seiring dengan penarikan

nrus yang membesar. Pola terscbut menunjukkan bahwa rangkaian catudaya seperti

Garnbar 1.26a adalah catudaya yang tidak teregulasi clengan kata lain riak yang timbul

tidak dapat dihindari

Sebuah catudaya seharusnya bersifat ter regulasi, artinya, penarikan arus batas tertentu

, ticlak akan mengubah tegangan keluarannya yaitu selalu konstan. Jika digambarkan

dalatn bentuk $afrk, kurva pembcbanannya akan seperti Cambar I.27. berikut:

.ll

Gambar 1.27 Kurva pembebarran catudaya terregulasi

'I'arnpak ada Garnbar 1.17, p'enarikan arus sampai lnraks, tcgangan keluaran selalu

konstan, yaitu kondisi terregulasi. Penarikan arLrs lebih tresar dari Imaks akan

menyebabkan penurunan tegflngan keluaran, yaitu kondisi tidak terregulasi.

24

Page 33: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Dengan demikian rangkaian catudaya scpcrli Ciambar l.26a, rnerncrlukan tamlratran

rangkaian yang disebut rangkaian regulator, agitr nlcmpunyai kurva pcmbebanan

seperti yang ditunjukkan eleh Cambar 1.27.

1.6.5. Ilangkaian Regulator

LJrnumnya tegangan hasil penycarahan aclalah tcgangan DC yanB tennodulasi oleh

tcgangan AC ( riak ). Modulasi ini scrnakin besar sciring dengan besarnya arus yang

clitarik. Agar keluaran catudaya tidak dipcngaruhi olch riak , rnaka catuclaya tersebut

harus bckerja dibawah tcgangan riak. Jadi , pa<la prrnsipnya regulator aclalah rangkaian

yang membuat agar catudaya bekerja di bawah daerah tegangan riak. I-lal ini juga

bcrarti , pcrhatikan Gambar 1,16, rangkaian rcgulator mcrnlruat Ro nrenjadi sangat kecil

bila dilihat dari beban, dan trila dilihat dan catudaya Rs ineniacli sangat besar.

I{angkaian regulator yang cukup sederhana dalah nrcnggunakan sebualr clioda zener,

seperti pada Ganrbar l.l9 berikut:

Gambar 1,28. Catudaya dpngan rcgulator clioda zene,t

Untuk mcnggunakan zener, yang harus clikctahui aclalah PIV ( pcak invcrse voltage)

atau tegangan balik puncak, yaitu tegangan yang tncmbcrikan kondisi break down ; dan

disipas, dayanya. I-lal ini pcnring karena zcner cli operasikan ada reverse voltage

(tegangan munclur), scdangkan disipasi daya, aclalah kemarnpuan zener dialiri arus

kctika tidak ada arus beban

Dengan cliopcrasikan pada konclisi brcak <lown, tcgangan pcnycarah Vp harus lcbih

bcsar dari tegangail PIV z.cner Vz, agar legangan yang cliberikan satna dengan PIV

rnaka crlu diberi resistor R untuk tnenurunkatl tegallgrn yang lnasuk zcner .

Bila ditarik arus bcban Ib dan arus zener [z nraka, persamaan arusnya adalah :

Ilt=lz*lll,<lengan lp: arus total yang ditarik dari pclrycarah.

25

Page 34: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Atau.

Sehingga VP=Vr+Vz

Vz= Vp-Vr=Vp*lp R

lz: (V;r - Ip R )/lr -Yr/lldcngan \r;r = tcgilngan yang timbul di rcsistor.

Dengan clemikian , jika ditentukan lb, clikctahui lz, maka nilai R dapat <litentukan.

Sebagai colttoh, dirancanng sebuah catu<laya clcngan spesilikasi : Vo : 9 Volt,

kcntampuan ditarik arus 50 rnA. Itangkaian catu daya yang akan clibuat seperti Gatnbar

l.l9 dan terlebih dahulu clilakukan perhitungan untuk menentukan nilai dan spesifikasi

komlrcncn yang akan digunakan.

Arus yang rnengalir pada R pcmtratas : lp:arus zener agar ada kondisi break dow'n lz:

lz -r lb, arus bcban maksimum 50 mA, ctan

l0 rnA , maka tp : l0 nrA r- 50 rnA:60

nrA.

T'egangan transformator dipilih yang 9 Vac schingga setelah disearahkan rnenjadi

Vp=9 x 1,4 * 12,6 Volt, scdangkan legangan kcluaralt sarrradcngantegangan z0ner

Yz= 9 Volt, dengan demikian tegangan pada tt perntratas adalah : vr: vp-vz :3,6

Volt.

Besar I( pernbatas : 3,6 Volt / 60 rrrA - 60 Ohrn, disipasi claya yang harus ciitahan oleh

I( : pr:3,6 Valt x 60 rnA:0,216 wutt, ufltuk itu resistor yarrg digu.nakan cukup 0,5

watt,

l)ada kondisi tanpa bctran, scmua arus yang besarnya 60 mA akart mengaiir pada zener,

nraka tlisipasi daya zener atlatah Pz, - 9 Volt x 60 rnA = 0,54 rvatt.

Dari perhitungan tersebut rnaka kotnpponol ya,lg dipilih adalah :

'l'ranslbrmator C'1.' 9 Volt, dioda irenyearah I A, kapasitor filter 2200 ul; , resistor 60

0hrn 0,5 watt, zener 9 Volt I rvatt

Untuk rnsrrguji kualitas catudaya , dilakukan pcntbebanan yaitu clengan memberikan

variasi beban agar clapat ditarik arus tlari rnininral satnpai lcbih dari 50 mA, dan diukur

tegangan keluarannya, kemuclian dibuat gratik arus terhadap tegang;rn' Dari grafik yang

dibuat akan tampak kwalitas ilari catudaya, yaitu terjadinya turun tegangan keluaran

pada nilai arus tertentu .

Kckuraltgan catudaya z.ener regulator aclalah kcmampuan ditarik arus yang tidak terlalu

besar, mengingat ketcrganturtgan tcrhadap kerrrarnpuan clisipasi zeflOf yang terbatas.

Untuk nreningkatkan kemaffipuan ditarik arus rrraka rangkaiart Oamlrar 1.20 diberi

tarnSaharr sehuah transistor yBng berfungsi setragai emitler Ibllwet. Mekarrisme

Z6

Page 35: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

tran$istor untuk mempcrtahankan tegangan'keluaran adalah sebagai berikut, apabila

teiddi penurunan tegangan akibat penarikan arus, Vbe akan bertarnbah yang <likuti

dengan bertarnbahnya Ib yang nrengakitralkarr titik keria pada garis beban transistor

bergescr keatas. I3ergesermya titik kerja kcakrs akan msngurangi tcgangan Vcc ygrg

otomatis akan ntenrperhesar Ve, dinrana Ve ini adalah Vo. Caris betran transistor

cnrittcr [ollower aclalah scpcrti Garnbar L"9.

Gambar 1.29. Kurva garis beban transistor ernitter lbllower

l'enggunaan transistor untuk menaikkan kenrampuan ditarik arus seperti Gamtrar 1.30

bcrikut:

Gamtrar 1.30. Catudaya dcngan rcgulator transistor

Untuk Gambar 1,30. arus yang me ngalir dari penyearah aclalah :

lp=lz*lb,Arus kolektor : Ic = p lb, :

p * pcnguatan transistor,

Arus bcban: arus emitor :

1J

Io=tb+Ic:(I+ B) IL

27

Page 36: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Apahila tanpa beban , Itr a.kan masuk kc zencr, al<an tctapi arus tersebut cukup kecil,

schingga pada zener tidak banyak tcrladi clisipasi daya. Disipasi daya yang bcsar terladi

pada transistor yaitu scbesar Pt - Ic x Vcc'l'cgangan kcluaran catudaya tidak lagi sctrcsar Vz , karcna ada pcngurangan dari Vbc,

tegangan antara basis emitor sebesar 0,6 Volt, yaitu Vo: ( Vz - 0,6_ ) Volt.

Apabita rangkaian tenscbut dirancang untuk tcgangan keluaran 9 Volt dengan

kemampuan ditarik arus silrnpai 500 mA, rnaka itu spesifikasi komponen yang dipilih

adalah bcrdasarkan pcrhitungarr bcrikut : I'crlratikarr Carnbar 1.22,

'legangan kcluaran Vo == Vz - V[re, rnaka zcner yang dipilih nlcmpunyai tegangan

Vz: Vo r Vhe :( 9 F 0,6 ) Volt:9,6 Volt

Misalkan pcnguatan transistor, p = I00, nraka Ib - [c /( I + 1t ;

= 500 l (lt [])=5nrAIlila Iz: I0 tnA saat arus kcluaran maksimum , rnaka disipasi daya pada zener saat

tidak acla arus ke luaran aclalah z = 15 mA x 9,6 Volt - 144 rnW

Disipasi daya pada transistorPt: Ic x Vcc -- 500 rnA x ( 12,6-9 ) Volt:1,8 watt

llcsar resistor pcmbatas R: (12,6 - 9,6 ) Volt/ 15 rnA:200 Ohm, disipasi dayanya

tdalah :

l)r' i5 rnA X 3 Volt :45 mW, dcngan dcnrikian cukup digunakan rcsistor 0,5 watt .

'l'rasisior yang digunakan adalah tlD- 139 dcngarr kcnranrpuan daya I watt,

Selain catudaya mcnggunakan kornponcn cliskrct scbagai rcgulator, dapat juga

mcnggunakan rattgkaian tcrirrtcgrasi (iC) scbagai rcgulator. Contohnya adalah IC

regulator yang ntemberikan tegangan kcluaran tctap yaitu seri 78XX untuk regulator

tcgangan positif dan scri 79XX untuk rcgulator negatif dinrana XX adalah besar

tegangan keluaran dari.regulator. Rcgulator tcrsctrut bcrbentrrk IC dengan 3 pcna yaitu

unl.uk input, ground dnn outltut. T'cgangan nrasukannya rnaksimum l,5X tcgangan

kcluaran.Scdangkan regulator dcngan tegangan kcluaran yang data diatur adalah IC

regulator sci LM-3 17.

Il.angkaiarr Cambar adalah contoh untuk rangkaian catudaya yang mempunyai dua

kcluaran yaitu positiIdan negatif mcnggurrakan lC rcgulalor scri 78XX dan 79XX.

78

Page 37: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Gambar L3 l. diagram rangkaian catudaya

pada rangkaian diatas tegangan kcluaran hanya dibcrikan dua tr:nnirral keluaran, yaitu

kcluaran positit (+) dan k$luaran negatif'(-). Scbcnarnya lenninal keluaran bisa lebih

clari dua tenninal, hal ini tcrganlung keluaran yang diperlukan. Belrerapa komponen

utama dari oatudaya ini antflra lain diocla jernbatan, kapasitor polar, kapasitor non polar

dan lC rcgulator, I'rinsip kerja dari cal.udaya ini adalah sebagai berikut:

Arus kcluaran tlari tranlbnnator akan <Jiscarahkan olch jcrnbatan diocla dan di filter oleh

kapasitor sehingga cliperoleh tegangan DC bipolar tapi belurn tcregulasi. Kornponen [C

seri 78 12 dm 7912 akan nreregulasi tcgangarr tcrscbut sohingga keluarannya adalah

tegangan bipolar 12 Volt teregulasi. Kenrarnpuan nrcmbcri arus bergantung pada

kcmarnpuan dari lC regulator

I .7. P IING U.IIAN M E,NGGT"INA KAN S I(; NA I, GI,N Ii RA'TOR

& OSCILOSCOPI

Krvalitas rangkaian dapat diuji tlcngan rnenggunakan signal generator sebagai

sumbct :;inyal dan osciloscopc untuk rnclilrat rcspon clari rangkaian. Pengujian yang

hanrs drl;rkukan adalah oflset zero. tanggapan arnplitudo tcrhadap frekwensi , tanggapan

lasa dan langgallan rvaktu.

Pengaturan peralatan pengujian rncnggunakan signal generator dan oscilloscope adalah

scperti Ganrbar 1.32 berikut :

29

Page 38: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Cambar 1.32. Rangkaian peralatan pengujian

1,7.1. Pcngamatan offset zcro

Pcngatnatan oflset zcro bcrtujuan unLuk rncngctahui apakah sinyal diturrrpangi

olch togangan DC akibat ticlak sirnctrinya catu claya. Dengan tnenggunakan oscilloscope

dual trace, dapat dibandingkan sinyal nrasukan dan sinyal keluaran dari rangkaian.

Sinyal masukan amplitudonya terlebih dahulu clibuat nol, secara perlahan dinaikkan

arnplitudonya, kalau nrang sinyal ditumpangf tcgangan DC rnaka salah satu bagian

sinyal keluaran teryotong seperti tanral pada Ganrbar 1,33. berikut :

Gambar L33. (a) Sinyal keluaran terpotong tidak simetri (b) Sinyal masukan

Pada Gambar 1.33. tampak bahwa bagian atas sinyal tcrpotong karena catudaya yang

titl;rk simetri. Apabila hal terscbut terjadi rnaka yang harus dilakukan adalah mengatur

ularig ofTset zero rangkaian sehingga apabiia dilakukan pengujian ulang akan diperoleh

bentuk sinyal yang tcrJxrtong atas bawah sccara scrempak scperti Cambar 1.34. berikut

30

Page 39: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

cambar 1,34. (a) Iiinyal keluaran tsrpotong sirnerri. (b) sinyal rnasukan

l.7.2,Tanggapanampliturloterhadapfrekwensi

Pengujian ini dikakukan agar dapat dikctahui apakah rangkaian yang dibuat

sesuai clcngan spesifikasi:daerah kerja frekwensinya, Ilengamatan dilakukan terhadap

sinyal kelusran , yaitu dengan mencatat amplituclo untuk setiap perubahan frekwensi

sinyal masukan. l{asilnya dituangkan dalam bentuk grafik tanggapan amplitudo

terhadap frekwensi , dan fas,ilpya seperti Cambar 1.35 bcrikut :

Gambar I . 34, Grafi k .tan ggaan am pl itudcr terhadap frekwensi

Crafik Canibar 1.34. adalah hasil pengamatan uttuk rangkaian band pass filter,

rangkaian bekerja pada daerah antara fl dan f2, F'rekwensi fl disebut juga frekwensi

potong bawah sednngkan frekwensi f2 adalah I'rekwensi potong atas.

3l

Page 40: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

l\

Selain daerah kerja frekwensi dapal pula ditentukan faktor pengriatan rangkaian yaitu

pcrbandingan antara amplitudo keluaran tcrhadap amplitudo masukan terhadap

frekwensi yang hasilnya seperli,Gambar LiJ. berikut:t. r r

Gambar I.36. Crafik tanggapan penguatan terhadap frekwensi

Dari Gambar dapat ditsrik kesimpulan bahwa penguatan rangkaian trergantung

frekwensi,

l.?.3, Tnnggrpan fasa

Ilengtmatan yang tlilakukan arlalah membandingkan sinyal keluaran dengan

sinyal, masukan , kemungkinan yang terjadi adalah fasa tidak bergeser, fase bergeser

atau fase berbalik seperti,Gambar 1.37 berikut :

,\:\,t

pada

Sarnbar- 1.37. (a) $inyalmasukan

(b) Sinyal keluaran

rangkaian

bergescr 90 terhadap sinyal masukan (a)

(c) Sinyal keluaran berbllik fusa terhadap sinyal masukan (a)

32

Page 41: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Cambar a, rangkaian tidak memberikan pcrgcseran lasa , Gambar b , bcrgeser 90

derajat dan Gamtrar c , sinyal berbalik 180 clerajat

I.7.4.'fanggapan waktu

Pengujian tanggapan waktu dilakukan elengan memberi 'masukan yang

berbentuk squflrg, kemungkinart hasilnya se;rerti Gambar berikut :

Carnbar I,3S. (a) Sinyal yang ticlak dipengaruhi oleh delay

(b) Sinyal yang terpengaruh delay

Garnbar 1.38,(a) sinyal keluaran dari rangkaian mcmpunyai respon waktu yang cepat ,

sehinggga tidak tidak berubah seclang Gambar 1.38 (b) acla keterkimbatan, sehingga

terjadi pelebaran dan perubahan bcntuk pulsn.

1.8. coNToH soAL , soAl-soAt, DAN TUCAS KARYA .

l.S.L Contoh soal

I. Sebuah meter d'Arsonval mernpunyai hambatau dalarn 100 Ohm dengan

kepekaan arus I00 uA akan dipakai untuk mcngukur arus samp&i 1 rnA.

Carilah nilai hambatan paralel yeng harus dipasang

Jawab:

Diketahui : Rd : 100 Ohm, tsp : 100 uA, Itn : I mA : 1000 uA

33

Page 42: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Tegangan meter adalah : Vab: Isp Rd : Ish Rsh;

Maksimum rrus y&ng diukur adalah . Inr == Isp + Ish,

Schingga arus yang lewat Rsh adalalr Islr: Irn - Isp = 1000 . 100 = 900 uA,

Dengan dernikian harnbatan yang harus dipasang adalah :

Rslr - ( Ispl tsh ) x ltd =- (100/900)x 100.=. 100/9 Ohrn: il,I Ohrn

2. Bila sebuah hanrbatarr 2 kOhnr clipasang pacla sebuah sumber tegangan sebesar

200 rnV, tclrtukan :

a. Arus yang rnengalir pada lrarnbatan tcrsebut secara perlritungan.

b. Arus yang clitunjukkan oleh anrpcrenreter pacla soal no.1

Jarvab:

I{b : 2000 Ohm, V : 200 rnV, flm.cter: Rsh//t{d : (100/9) / (100)

- 10 Ohm

a. Arus yang mengalir t : V/li .= 200/2000 : 0. I mA : 100 uA

b. I)cngukuran arus bcrartt mcnrasang arnpcrctnclcr sccara scri pada systcrn,

schingga hanrbatan systcrn sekarang adalah Rt - Rb + Ilsh//lld

"' 2000 + l0 =' 2010 Ohrn

Arus yang mcngalir rlalarn rangkaian I = 200/2010:99 uA' Arus yang mcngalir ltada rrreler: Rp/Rd X I.,.(10/100) x 99:9,9 uA

llila meter dibagi rnerr.iacli 100 skala, maka jarum akan nrenunjuk pada

skala antara 9 cian skala I0 untuk batas ukur I rnA.

Bila batas ukur yatrg dipakai maksinruln I00 uA, maka jarum akan

menunjuk pada skala 99.

3. Apa yang dapat disinrpulkan darijar,vaban soal no.2

Jarvab :

Pengukuran arus adalah rncnrasang sccara seri pada yang diukur , dengan

dernikian akan menanrlrah nilai harnbatan total pada r"angkaian, hal ini kan

menycbabkan arus yang mcngalir akan lcbih kccil. Olch scbab itu harnbatan

dalam total am,pcremcter harus.iauh lcbih kscit dari lrarnbatan rangkaian.

Agar pcngukuran yang dilakukan hasilnya rncndekati nilai scbenarnya maka

harus dilakukan koreksi tcrhadap hasil pengukuran.

34

Page 43: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

4. Sebuah meter d'Arsonval mcmpunyai harnbatan dalam 100 Ohnr dengan

kepekaan arus 100 uA akan dipakai untuk mcngukur arus sampai 2 Volt.

Carilah nilai hambatan seri yang harus dipasang

Diketahui : Rd = 100 Olrm, Isp: I00 uA, Vl11 .= 2 Volt

.lawab:

Ilambatan total ldalalr :Rt : Itcl r' I{s

Batas pengukuran tegattgan maksirnurr adalah :

Vmax : lsp Rt :( Rd+Rs) Isp

dengan demikian hambatan scri adalah :

Ii.s : ( Vmax- Itd lsp ) / Isp .

:( 2000- 1000 *0,1)/0,1 : 1900 /0,1 : 1900 Ohm

5. Bila voltmeter pada soal no.4 digunakan untuk mcngukur nilai tegangan scbuah

rangkaian pernbagi tegangan clcngarr nilai harnbatan masing-rnasing adalah 1000

Ohm, , surnber tcgangan 2 volt, tentukan nilai pcnunjukan rnctcr.

Jawatr

Sebelurn dilnkukan pengukuran, tegangan ada R pernbagi adalah:

Vpl =(2Vl(p+lt))R*(2/( 1000+ 1000)) 1000: I volt

dengan nrus yang mengalir : [a : 2000/( I000-F I 0001 : 1 nrAi

Setelah voltuneter dipasang, nraka R yang lreda tegangannya diukur akan

ntentbentuk rangkaian paralcl dengan Rt schingga nilai hambatannya adalah :

l/Rp - liR "r l/Rt, sehingga llp: (R I{0 / ( R-t- Rt ;.- 1000x 2000 l(1000+2000)

666,6 Ohm

arus yang rn engalir pada rangkaian adalah : tb : V/ ( R + ( Rt R y (Rt+ R )):2000,( 1000"t- 666,6) : 1,2 mA

Tegangan yang terukur adalah :

YpZ*lb R: 1,2 x 1000 : 1,2 volt

35

Page 44: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Secara perhitungarr dan pengukuran ada perbcdaan yang cukup rnenyolok

6. Itancang sebuah caturlaya clengan spcsitikasi : Vo =.9 Volt, kemarnpuan ditarik

arus 50 rnA tcrcgulasi. 'fcrrtukan iulai tlan spcsifikasi kornponcn yang akan

digurrakan.

Jarvatr : Untuk ketnantpuan arus 50 rnA tercgulasi cukup rnenggunakan zener

sebgai regulator, rangkaian sepcrti Ciarnbar 1.19.

'\rus yang nrengalir pada It penrtralas : Ip: Iz * Ib,

arus tretran nraksitnum 50 tnA, dan arus zencr agar ada kondisi break dorvn Iz:l0 mA , maka Ip : l0 mA r- 50 nrA : 60 rnA.

Tcgangan transformator dipililr yang 9 Vac sehingga sctelah disearahkan

rncnjadi

Vp:9 x 1,4 =' 12,6 Volt , .

sedangkan tegangan keluaran sama dengan tegangan zener Vz:9 Volt,

dengan tlernikian tegangan pada R pcmbatas adalah : Vr: Vp-Vz:3,6 Volt.

Ilesar R pernbatas:3,(r Volt / (r0 rnA == 60 Ohrn,

disipasidaya yarrg harus ditahan olch It : Pr ='3,6 VolI x 60 nrA:0,216 watt,

untuk itu rcsistor yang digunakan cukull 0,5 rvatl..

Ilada kondisi tanpa betran, sernua arus yang bcsarnya 60 nrA akan rncngalir trlada

zcner, nraka disipasi daya zcncr adalah Pz'= 9 Volt x 60 rnA - 0,54 watt.

Dari trrcrhitungan tqrsetlut nraka konrpponen yang dipilih aclalah :

'lrans{brrnator CI' 9 Volt, dioda pcnyearah I A, kapasitor filter 2200 uF ,

resistor 60 Ohrn 0,5 lvatt, zener 9 Volt I watl

7. Ilancang catu daya dengan tegangan keluaran 9 Volt dengan kemampuan ditarik arus

sarnpai 500 mA teregulasi. 'l'entukan rrilai dan spesilikasi komponen yang digunakan .

.lawab: l.Jntuk kemantpuan ditarik arus 500 mA, pcrlu nrcnggunakan penguat arus,

rangkaiannya scpcri Canrhar 1.22,

'l'cgangan keluaran: Vo : Vz - Vbc, nraka zcncr yang dipililr mernpunyai tegangan

vz'= vo + vbe: ( 9 r-0,6 ) volt,=,9,6 volt

Misalkan penguatan transistor, F = 100, ttraka lb'== Ie/( 1 + p i=500 l(1+F)=5mA

Bila lz: l0 rnA saat arus keluaran maksirnurn, nraka disipasi dayapada zcner saat

tidak ada arus keluaran adalah z,=, 15 mA x 9,6 Volt = 144 rnW

DisillrsidayapaclatransistorPt: lc.x Vcc:500 rnA x( 12,(r -9 ) Volt:1,8 watt

Bcsar rcsistor pcrntratas R : (12,6 *9,(t ) Volt / 15 mA :200 Ohrn,

36

Page 45: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

disipasi dayanya adalah : Pr: 15 nrA X 3 Volt'= 45 mW, dengan dcmikian cukup

digunakan resistor 0,5 watt

J'rasistor yang digunakan adalah LID-139 clengan kcrnalnpuan daya 8 wau.,

1.8.2. Sonl - Soal

l. Carilah nilai-nilai harnbatan yang lrarus clipasang unuk arnpcrerncter rnulti

iAl iA2 iAs

jangka, bila dikctahuijangka pcngukuran : I A, l0 A dan 25 A,ltd -,50 Ohm,

lsp.= 20 uA

2. Carilah nilai lrarnbatan seri untuk voltrnctcr rnulti ja.ngka bila diketahuijarrgka

pengukuran : I volt, l0 volt dan 25 volt, Rd:50 Ohrn, Isp:20 uA

3. Carilah faktor koreksi untuk anrperenreter contoh soal no I darr voltrneter contoh

soal no 2

4. I{ancang catu daya dengan tcgangan kcluaran 12 Volt dengan kemampuan

clitarik arus sampai 2 A tcrcgulasi.'l'cntukan nilai dan spcsifikasi konrponen

yang diguirakan ,

5. Itancang catu daya bipolar dengan tcgangan l<cluaran +-12 volt dan *12 volt

dengan kemampuan ditarik arus sampai 50 mA teregulasi. Tentukan nilai dan

spesifikasi komponen yang cligunakan .

6. Sebutkan lungsi signal gcrrcrator.

7. Sebutkan lungsi osciloskop, apa kolubihannya disbanding dengan voltmeter

1.8.J. Tugns Karya

lluatlah catu daya bipolar 5 volt nrenggunakan IC rcgulator 71t05 dan 7905.

Cari :

a, Data karakteristik IC rcgulator yang tlipakai

b. l-larnbatan keluaran catudaya sebelurn rncnggunakan regulator

c. I:latnbatan keluaran catudaya setelah menggunakan regulator

'' d. Arus nraksimum yang bisa ditarik dari catudaya

JI

Page 46: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

BAB II

SENSOI( DAN'I'IIANSDIJSEIT

2.I PENDAIIT]LtJAN

Mendeteksi dan rnengukur besaran ['isis dcrrgan nrcnggurlakan sistern elektronika

tnemerlukatt pengltubtmg antara besaratr Ilsis lcrscbut clcrrgan sistetn pengukunrya,

dalanr hal ini penghubung ini ber{ungsi rncrubah ircsaran Iisis rncnjadi bcsaran listrik,

tcgangan, atau ams. Bila yang dipcrlukan lranya rnendeteksi pcmbahatr , penghubung

tcrsebut di istilalrkan s0bagai serlsor, apabila yang tliingirrl<an rrilai besaran maka

pcnglrubungnya diistilahkan scbagai lransiluscr .

Untuk melakukan dctcksi atau tncngrkur bcsaran fisis tcrlcbih dahulu lrarus dikenali

besarannya kemuclian mencari scnsor / transduscr yang sesuai. Sctclah itu, ha.ruslah

dikenali sifat/karakteristik dari scnsor/transcluscr yang clipililr, agar dapat ditentukan

perlaku,,r yang harus cliberikan pada bcsaran listrik yang dihasilkan sehingga tarnpilan

nilai bcsarln flsis yarrg diukur sarna dcngan lrasil kottversi transcluser.

2.2. KARAK'TtiRIS I K TITANSDI.]S IiIT

Sistcrn pengukuran elcktronik sclairr digLrrrakarr untuk urcrrguk.ur besaran listrik

seringkati cligunakan untuk rnengukur besaran uon Iistrik scpcrti tcrnperatur , tekanan

dll. Besaran fisis adalah energi, untuk itu cliperlukan alat yang clapat menerinta encrgi

dari besaran fisis yang diukur dan dikorrvcrsi rncniadi berrtul< yang dapat diukur sistcrn

pengukLrr elektronik, Alal tersebut didet-enisikan scbagai transrluser, dan didalarn sistenr

pcngukurar elektronik tinjauan utarnanya adalah lranstluscr yang, nlcngkonversi besaran

fisis rnenjadi bentuk besaran listrik. Konvcrsi oleh transduser clinyatakatt persatnaan

matcnratis yaitu hubungan antara keluaran yang merupakan lungsi dari masukan.

Ilerbarrdirrgan anlara sinyal keluaran dan siny:rl nrasukatr disebut sebagai fungsi alih

atau lirngsi karaktcristik transtJuser.

lJrnurnnya transduscr kcbanyakal kornponcn aktif yang bcrarti nrerncrlukarr daya dari

luar agar tlapat bckerja-. Scdangkan jcnis yarrg lairr aclalah trarrsduser pasif, yaihr

lransduser yang dapat nrengkonversi trcsaran fisis rncnjadi besaran listrik tanpa

mcmerlukan daya dari luar

Contoh trarrsduser aktif adalah potetrsiometer, resislansi potcrrsiotneter dapat diubah

derrgan rrrengutrah posisi tourbol. Agar dapat cliukur, arus dzrri sutubr:r cksternal ltarus

38

Page 47: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

rlilewarki. r rnelaluipotensionteter. Pengukuran tcgangarl yang timbul clan arus yarrg

mengalir di poterrsioltrcter akatr rttenrbcrikan lrasiI nilai lranrbatan tlari poteruiorneter.'l'raltsduser ada yang dapat rnengubalr bcsaran llsis larrgsung nrcltjadi besaran listrik,

lritnsdusot' ini tlirurgglll rrtcltj:rtli llcrrrbarrllkit tlir'i atarr pirsilschinglga tidak tlibutuhkan

suntber rlaya untuk pegoperasianrrya, Corrtoh transiluscr )rallp, clapat nrcngubah besaran

lisis trierijridi bcsaran listrik yaitu lcnnokopel. 'l-errilol<opel adalalr clua kawat logarn yang

tlipadukan salah satu ujulrgtrya , pcnolapiln pflnas patll ;racluan logarrr lerseliut akan

rnenrberikan beda potcnsial ada kedua,u.jung karvat yarrg lain.

I)ahrn pengttkuralt clektrottik, tidak rrrcnjacli yarrg hal llcrrting apakah lnenggunakarr

traltstluscr aktil'atauJttur pasi[', yarrgn dipcrtinrtrangkan adllah output clari trarrscluser

yatrg bcrupa bcsaratt listrik, lJesarart Iisffik irri tlalta( bcrupa tcgarlgan, :rrus, ft'ckucrrsi"

kapasitattsi, resistansi, lebar pulsa (pulsc rvidth) atau variatrcl listrik lairr .

tlila ditinjau dari besara,r yang diukur, ada cnarn bcrrtuk energi yang dapat diutiah ke

tlalatn bcsaran lisl.rik dcngan trarrsduscr, yaihr crlcrgi rnekanik, panas, racliasi nuklir,

radiasi electrontagttetik, ntagtrct, tlnrr etrergi kirtria. Scbagai conlolr, radiasi nuklir dapat

dirrlralr langsung kc tlalanr sinyal listrik dcngat't cotutt(:t' (ieiger, atarr racliasi dapat

portalltfl kali diubalr kc bentuk caltaya dctrgan nlcnggunilkan bahan pclrdar yang rliubah

ke dalarn sinyal listrik tlelrgatt plrotonnltiplier atarr scrrsor cahaya yang lain. Pada tabel

2.1 ructdehrskati lransduser yang tncrrgubalr tiap lrorituk cricrgi kr: dalarn siuyal lisffik.

ARTJS PADA IILEKTI(ODA

SEBANDIN(i DENGAN

IONISASI

MERUIIAII ENIIRCiI LISTRIK

MI,;NJADI ENETTGI

E,T,I]K-fITOMAGNE'UK I]AN

S[i}ALII(NYA.

'l'abcl 2-l

l ir r c r gi da n tIlI f Jll l -s-g

r_y_1ur g*bcrs csu a i a rr scrl a k c l u ari u r 1,ar r gr1Nrlr(Gr

| 'I'|(ANSDUSIR

MEKANIK I prucurut{ At,rr{n N pul.n R

I

PAF{^S- ----] i.,r'*o(oprir.

I

nnunsr ufi[rn f ,.,rnO.,xrr.rishsr -

I

rir}:xl'r<oMnarqririx -- -, -l i*,,'*n

I

I

___]_

asilkarriii'iri{iNc;aN

39

Page 48: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

KIMIAWI

MAGNETTK SENSOR EFEK I{ALL TECANGAN DTT.IASILKAN

ARUS YANG DALAM

KONDUKTOR DALAM

MEDAN MAGNET.

MEircuffiION HIDROCEN DALAM

LARUTAN

2.J. TRANSDUKSI

l'ransduksi adalalr proscs perubaharr nilar bcsaran dalam transduscr akibat 'adanya

perubahan variable besaran fisis. 'l'i'ansduscr aktif biasanya. rnengaudung elernen

rangkaian pasif, antara lain resistor , kdpasitor- atau induktor umunnya dalam

konligurati jembatan, yahg berubah nilainya apabila terjatli perubahan variabel fisis.'fransduksr terdiri dari bcberapa jenis transduksi dasar antara lairr transduksi resistif,

kapasitif dan induktif.

2.3. | .'l'ra nsduksi resistif.

Nilai resistattsi kourponen resistif dapat bcrvariasi rlengan berbagai cara antara lain:

kontak geser pada reostat, penerapan stres rnekarrik, variasi irrtensitas cahaya pada bahan

peka caliaya, dan perubahan temperatur yang dilanrtrangkan seperti gambar berikut:

(c) RTD

Idan

iltermistor

1*#(a) kontak geser

(b)gage regangan

caha

(d) Eoto konduktif

Ganrbar 2.1. Transduser kategori transcluksi resistif

Carnbar 2..1(a) menur{ukkan. apabila terjadi perubahan posisi pada terminal geser , maka

akan ter.jadi perubahan resistansi nilai antara kedua tenninal.

40

Page 49: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

(iarnbar 2.1(b) adalah sebuah konduktor dari logarn tipis kuat yang dilekatkan pada

sebuah trahan, apabila terjadi delormasi pada bahan terscbut akan nrengubah resistansi

konduktor yarrg cliapsang. Mettarnbah rcgangiul parr.jarrg dari kawat dan rrrcrrgurarrgi

dacralt sekat-silangrya (cross-scctional), lrasilrrya. rcsistansi yang bcsar; scdangkan

pc t ra kano ttr p ressu re ada lalr kebal ikarrrrya.

Canrbar 2.1(c) adalalr lambang ternristor , bila terlruat clar:i bahan logarn , biasanya

platina , resitansinya akatt meningkat sctrandirrg clengan peningkatan tcmpera.tur,

sedangkan untuk bahan sernikonduklor nrcnunjul<kan pengurangan resistansi terhadap

peirin gkatan tcnrpe ratur

Oantbar 2.1(d) aclalalr larnbang lbto koncluktdr yang tlapat cligunakan untuk mengukur

itrtetrsitas cal'taya, yaitu cahaya yarrg diserap balran dapat ruenaikkan konsentrasi rnuatan

pernbawa pada pita konduksi dari baharr scnri konduktor yang rnenyebabkan resistansi

bah;rrr akarr bcrkurarrg.

2.J,2. 1' rnnsd u ksi ka pasi tifKapasit;rrrsi dari sebuah kapasitor plat paralel dibcrikan oloh rumus berikut :

C = csu,J tt- I )Ad

IJi rnana C =,kapasitansi, I;

E0 = pennitivitas ruang bebas, 8,85 x l0 -lr [;ln

Er = pennitivitas relatif , luasarr

n - banyak pelat

d *.iarak antara penrrukaan, rn

E = t0Er

l:rarrsduksi kapasitif terjadi ketika lresaran yar]g riiukur mcrubah kapasitirn.si

kapasitor, seperti Cambar 2.2,

.-] L--. J,I I l--l l__.<t-}l

Arnlr gernk Aralr gerak t

.--l L---\.,M4-f-^)

(a).1nrak antara plat. (tr) luasau ef'ektif (c) dielektric

Canrbar 2.2. Transcluksi kapasitif

4I

Page 50: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

z;-

Sebagai contoh, rnikro$on korrclcnser yflng merlggunakan tckanan akustik rurl,uk

rrengubah .iarak antara pelat seperti ganttrat' 2.3-Z(ir) , schittgga tirnbul variasi

kalrasitansi, Penggeseran dari salalr satu pelat seperi garnbar 2.2(b) nrenyebabkan luas

ctektillplat dapat bcrubah sehingga rrilai kapa:;itarrsijuga akatt tnettgal:rmi perubahan,

Galnbar 2,2 (c) adalah irrdikalor level Iluida tidak kondukti[ , perubaltatt level

rnenyebabkarr perubaharr perrnitivitas rclatif'antara pclat schingga kan teriadi perubaltatt

nilai kat.;rsitansi .

Selairr 'itu, perubahan kapasitarrsi tlapat diutnpartkalt parlir rangkaialt .iettrbatatt clan

rarrgkaiari rcsottattsi.

2.3.3.'l'ransduksi induktif'l'rarrsthrksi ilrtluktil'tcrjadi kclika pada bcsat'an yang tliukur tttcttgubalt induktarrsi

diri atau induktansi bersama pada kurnparar. Salah satu oara utttuk ntengubah incluktansi

adalah nretrggossr inti rnagnct. Ilila inti rnap,ncl clilrubturg,katt dcttgatt tltekattistttc

pergeseran, rnaka ak,an cliperolch pergcscran yal)Ll sclralrcling dcngatr petubaltan

irrduktarrsi. LineaL Variable Ditt'rirerttial 'l'ratrslbntrcr ( I.VD'l) irtlalah oontoh tlari

pcngllutraatr trarrsduksi irrduktif .

2.3.4.'Iransduksi rnagnetik

Itl'ek IIall adalalr lransduksi lrragnetik yarrg teriadi kctika konduktor pcmtrawa arus

rJitcrupatkatr tlalanr nredan rrragrrct. 'l'egarrgatt tttclov;tti konduktor dalartr aralt tegak

lunrs pacla arus dan nreclan rnagrtet, seperti dituniukkarr dalam gantbar 2.3, Perubahan di

dalarn rnedan rnagneI scbaudirrg clcngiut tcgattgan ruartgall (Hall voltage). Tcgangan

ruangan dapat rligunakan uttluk rttencntukalr arus cli dalarn kocluktor.

Gnmbar 2.3. 'franstluksi rnagnet. Pritrsilr yang dituu.iukkan adalah efek []all

Mnrrrrelic. fielrl (tl\ttt

42

Page 51: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

2.3.5.'franstluksi bangkit mandini

Transduser bangkit nrandiri rnerrgubalt besaratr [isis latrgsung ke dalam besaran listrik.

Corrtoh dari transduser lrargkit nrarrdir,i adalalr transduscr yang clapat ttrcrtghasilkart

tcgiurgan dari clck te rrnoclcktrik, induksi rrrugucl, clbk pir:zoclcktlik, atau clbk

ph<ltoelektr:ik, tiap kouversi nrcnyerap errcrgi tlari lresaran yang diukur clarr lncrrgltasilkan

ourput listrik, Contolr scclcrhlrra lrlalalr solur scl yung <lapat digrtttakan scbagai surntrcr

cltcrgi.

2.4. IltiM I I-,t I IAN',t'ltANsDUOlilt

[]ntuk nrerrggunakarr transducer yang pcrlrr clipellratikatr adalah ntcttgettali besaratt

fisis yanB diukur, kcpastian kccrcnnalan dari pctrgrrkrrrart, liunanya pcngukuran,

l ingkungan pcncnrpatatt operasional transdusct' datt irroscs kalibrasi.

2.4.1. Selang (rnnge)

Selarrg aclalah claerah harga yang cliatur dari ruinirnurrt ke tnaksimunr sebagai batas

pengukuran. f'larga rrrinirnurn tlarr rnaksirrrunr dari batas lrattsduccr discbut titik akltir.

Ilcbcrapa Iransducer dapat cliatur agar tlapat rligrurakart urttuk tnettgukur dengan selang

yang trertreda delnngan rnelcrnalrkarr obyck yang diukur. Setlagai contolt, trattsduser

radiapi sensitif, besaran yang diukur clilcnrahkan nlenggunakan filLer peltyerap radiasi.

Apabila tidak diperolch trarrsduser yang dirpat rnongukur tlettgart range yang berbeda

rrraka perlu digtirrakarr bcberapa transcluscr dcttgatt rartgc bcrbcda.

2.4.2. iVI;rsukan thrcshokl

Masukan tlrreslrold adalalr harga terkccil yang clapal diclctcksi dari besaran yang

diukur Masukan yarrg dapat diarnati yang clapat dilihal-, harus rnomrurgkinkan untuk

nrcrrrtrcrikart nilai unik .

2.4.J. Karnktcristik Dintnrili/ Dynanric llchavior

Karakteristik dinarnik dari transcluser rnenrbeclakan bagaitnatta transcluser dapat

rnelranggapi pcrubalran input. 'fidak ada lrarrscluser dapat rlreugikul"i perubaltatr besaralr

fisis yarrg cepat. 1-artrpilan dinarnis trarrscluser btasatrya tlilihat clari respon flrekuensi

atau waktu respon, yaitu waktrr yang rliperlukan untuk nrencapai persentase te(entu

(lriasarrya 90% - 99%) harga aklrir Waktu rcspon clapat diukur seperti halnya

rncngukur konstanta waktu rangkaian I{Cl atau [([,.

43

Page 52: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

'=\.\.

( korrstanta rvaktu adalah.waktu yang diperlu output untuk tnencapai 63oh dari harga

akhirrrya).

2.4.4. Keccrmittan dan llesolusi

Kecernralan adalah perbcdaarr antara harga pcrrgukuratt dcngatt ltarga yarrg tliterirna.

Kecerntatur sarrgal lltenrpengal'uhi lrarg4a tr.rtal dari sistcttt pcttgukuratt. Patla beberapa

kasus, kecerruatau berubah seiring derrgarr usia pcrrggunaan , tnisalnya untuk trattsduser

ukurat regflngfln diut trattsduser tekattalt yitng tllclnpunyai urnur le[alt.

l{esolusi adalah kenranpuan [rarrsduscr untuk ntettttgukur perubaltatt ltilai lresaran

lisis palirrg kccil.

2.4.5. Kcsalahan pertllangan dan histcrisis

Perulargan atlalah perbedaar maksimunr atrtara pengukuran yang berhutrungan dari

besararr yang sama ketika titik pcngukurarr dirlqka{kart tiap waktu dari arah satna utttuk

seluruh hatas. Biasanya diganrbarkan sebagai persentasi perbcdaan clari skala penult

outlrut. Kesalalran histcrisis adalah pcrtrcclaan tuaksitttum atttatit pettgukuratr yartg

lrerhul,,,rgan clelrBan besaran yang santa ketika titik trkur didckatkarr {iap waktu dari

arah yau I berbeda dari batas pcrruh. Scbagai contolt adalah ketika balasatt dalam rod:r

gigi lncnyebabkan pcrnbacaan dari arlo.ji bcrlrcda, tcrgatttuttg clalam apakalr roda gigi

dikemhalikan ke salu arah atau ke aralr yang lain.

2.4"6. {ianggurn operasional dan tingkungan

Gangguan alam

, -fransduser, pemasangarr katrel, clan koucktor lrarus talrart terhaclap el'ek clari konclisi

alarn, yaitrr cahaya, polusi, teruperatur . lckart:ur, kelernbatratt tlan lainrrya. Sebaliknya

pula transduser ttdak rnenjadi pernicu tcrjadirrya kcbakarart, leclakan , kejutan listrik darl

scbagaitrya.

Gangguan ntanusia

l"rairseluser dalarn penenrpatarrrya sedapat rnungkitt dapat dihirrdarkan dari garrgguan

akibat perbuatan atau alat buatan rnnanusia baik senga.ia maupu tidak senga"ia., terutania

rurluk trattsduser yallg lltempultyai sirryal otrtpttt I'etrdalr.

44

Page 53: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Sunrber daya

Sulnber daya adalalr salalr satu sutrtber giurggtl.rrl l,ang cukup potensial pacla

transcluscr, tenrlarna apabila perrernpatan transcluscr cLrkup .jluh clari surnbet" daya.

l)urgarr dctnikiart :;urrib", tlaya yarrg cligurrakatr lrarus stabil baik alus nraupun

tcgarr'ganlrya.

I'engkonrlisi sinyal

tleberapa trarrsducer nrenghasilkan sinyal yiurg sangi,rt kecil karctta ketnatnpuautya

alaullrrr klrrena terlclak [)ada tcnrl)ilt yiurg ctrktrlr .iarrh, [riitsartya sittyal keluaran rettlalt

terhadayr gangguan. Scbuhlr perrgkonrlisi sinyal yang digutrakarr ltaruslalt lrarnpu

rnenckan''galrgguan tersebut sernirritn rnunghitr, bahkarr apabila diperlukan , clapat ptrla

tlilakukarr lrcrrgubaharr bcrrluk sirrl':rl kclrurrarr ;rglr rlirlxrl rrrcttclkirtt gal)gguan.

l)irrten r

Dirnr,rsi trarrscluscr sarrgat bcrpcnganrh pacla hasil pcngukuran, sehingga perlu

clipcrlrarikan tlirncnsi tratrscluser cle ttgatt r uang te rtrpat trattscluscr

Iifck penrbebanan

It'ck pclrrttctralrarr adalalr ter.jatlirryir 1;cr,,tralriur 1;,,,[,r sutttbet' bcsaratt trkut yang

dilrkibittkarr lrauscluscr. Perrycbab tersctrut unrunlnyil l<irt"clta itnllotltnsi sulnbcr rnaupLul

Iransduser tjtlak scsuai, schirrgga perlu arlarrya pon)/csyuai irrrpccl;rrrsi tergatrggu.

Kctrnnr;rilan munusia

I"-aktor yarrg perlu rlipcrlirnbarrgkan urrttrk rrrcrnilih Irarrsducer adalah I<eterarrtpilarr

rnalrusiartit tttttuk ntettgguttakan tt'attsdtrscr .

1

Ktlibrasi

Kalibrasi diperlukarr tJilakukarr pada trarrstluscr scboluru cligurrakatt clan saat-saat

lcrlclttu se(:ara bcrkal;r. Kalitlrasi secaril bcrkala rli;lerlukarr karctta lraltsduser tttertgalattti

pcrubalralr scrrsitilit;ts nrilul)un ltot'rtlxtlr;ttr lisrk.

Kalibrasi harus clilakukan pacla korrclisi yang sanra clcngan korrclisi opcrasi untuk

rncrrgh irrdar-i kes;rlalran s rstelnatis.

Mctr,rclc kalibrasi terganturrg dari trarrsduccr yarlg digurrakan clart Inengacu pada

sualu standar kalibrasi yarrg r-liscpakirti. Kalibrasi dayrat clilakukan clcttgan

lnernbanclrngkan transdrrser dengnn ins(nrnrerr yarrg tclah atla atau rlcttgatt standar flsis

45

Page 54: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

(seperti nrassil dari tirnbangarr bcbarr) alau rrrerrggunal<arr aouan fisis (scperti tliple point

dari air rurtuk transtluscr sulru).

Data yeurg diclapatkan kctika kalibrasi cliscbut rclianran kalibrasi (calibration

rerortl), sedangkan garis yarrg rncrtghrrbrrrrgkrrrr titilt tlala rliscbrrl turrva kalihrasi

(calibralion cun'c)

Kalibrasi di dalarn balran y;urg. rncnrbcr"ikarr rvaktu bagi output trattscluser utttuk

nrcnen(ukan lrarga yang tetap discbut l<alibrasi slatic (static calibration). 1'ransduser

digurrakarr di tlalarn pengukuran dirrarrris rlapat rlipcriksa tarrggal)irnnya dcrrgart kalibrasi

dinn.rnis (dynamic calibration). Kalibrasi dinarnis scrirrgkali nrclakukan pentbandingatt

arrlara transcluccr ynrrg lelalr dikalibrasi clcngan tlatr,sduser acrriln yang tclah ada clan

lcbilt cepal. Pengetcsarr dirraruis yarrg lain cliscl"'rrt tes tanggaparr step-lunction (stcp-

function response test. Di sirri, trarrsduscr diutarrrakatr parla perulraltan kecepatan di

dalaru irrput, unlun'uryil l0%-909lo dari batas/ ratrge trattstluccr. Scbagai contolr,

trarrsducer suhu sangat cepat' rUpirrdalrkalr untrrk rnetrgltattgatl<an atau rlcndinginkan

lirrgktrngan tJan tanggapanrrya yang rliarnati. Wal<tu rliharusl<art pada output utttuk

rrrcrrelrlrrkalr strlru llarrr aclaialr ttrcttgrtkrrr u,ai<trr Iattggallitu Irattstluser.

2.5. l'liNctlKt,lrAN MltN(;GtiNAliAN RANGI(AIAN .ltrlM IIA'I'AN

Be[i'rapa transduser, seperti pcngtrkrrr rcgangan, ala[ srrltu resistattsi, dan bcrbagai

lransdusr'r' geser, rnenggtmakan prinsip transduksi rcsistiL 'I'ransduser ini trtcnghasilkan

lrcnrbillrarr resislarrsi yang sarrg,at kccil clalatn nre nanggapi obyek y?lng diukur.

I{arrgkaiarr yarrg dallat rnenclctcksr pcnrbaharr ylrlg sangat kccil ini aclalah icrnbatart

Wheatslorrc, yang lcrtliri dari crrr;l;rI lerrgarr rcsislatrsi dcttg,ittt sebuitlr sruttbct' tcttitgit

(disebrrt cksitasi) rlilarnbah sebualr pe ngrrktrr scpcrti patla Garnbar 2.4. .

Lengantlfl rt sil

l-eugan sinyal

IATU DAYAT E[lt, GUt/rSl [,crrgan

r:ksil:rqi

Garnbar 2.4. llerrtuk clasar rangkaiatt jctttbatatt Wltcatstottc

46

Page 55: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Ilaltgkaian ini dihubungkan dengan dua pasatrg titik samtruttgan ke catu daya, pada 2

titik yang Iain dihubungkan dcrrgan scbuah galvanoructcr di dalarn .icmbatarr rnengalir

rncl:rltri titik salnbungan cksitasi. Varisasi tcgattgatt diakibatkan karcna pctturuttatt IR

sanrbungan eksitasi dideteksi olch lcrrgarr perasa clatt diglurtakan uttuk.tncngatur aliran

arus agiu tcgangan yallg tltasuk kcjcnrbatan sclalu kottstatt , sedattgkatt lcngan pcrasa

tidak rttcrncrlukan arus, seltingga tidak tnettgalatni pclturtttlatt IR.

Kctidakseirnbangan jenrbatan di detcksi olclt galvanomctcr atau voltmeter. Apabila

kcti<lak setimbangan jembatan sangat kccil dapat rligunakan pcnguat ittstnunentasi (lA)

yang lncmpunyai sensifitas besar yang dihubttngkatt rnenyilang pada output yang

bcrbcda, scpcrti ditunjukkan dalam garnbar 2.5.

u'T

Galnbar 2.5. Penguat instrumentasi sctragai dctcktor ketidak scilrtbangan

Untuk pcnggunaan , unrumnya pcrrguat instrutnctttasidipilih yang mclnpunyai CMRR

(common rnocle rejection ratio : perbandingan modus pcnolakanlakan bersarna) tirrggi,

pcpguatap yang stabil, low drift, schingga hasil pengukuran tidak terganggu noise, tidak

rnernbebani transduser <lan hasil pcttgukttratl yallg cukup aktrrat'

llila jcmbatanr Whcatstone digqnakan untuk ntortdctcksi perutrahatt resistansi dari

tralsduscr resistil tunggal, tr:rnscluser diternpatkan di clzrlarn satu lcttgan clari jetnbatan,

{a1 keluaralt clari iernbatan diarnati. Sensitifitas dari ltcngukuran dapat ditanrbah dengatl

rncnggunakan transduscr aktil' lcbih dari sAtr,r, clart tidak harus nlenveimbatgkan

jenrbatan untuk rnenentukart resistarrsi yartg tidak cliketahui; selain itu, besarnya kondisi

yarrg tidak setimbang dapat cligunakan scbagai .indikator resistansi atau lnendetcksi

perubahiur re sistansi. Biasanya perubaltatr keluaratt bukanlah fungsi linear dari

perubahart rcsislansi (diper[<irakan lincar kctika Itl >> I{u,'kn.,,n, ), tetapi kctidak lincaran

PENGUATINS'l'RUMllN'l"ASI

47

Page 56: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

,ncnrpunyai keuntungan di dalarn bcrbagar pcngukuran. Sangat nrungkin untuk membuat

jerrtbatan yang clapat rnenjaga keluaran linear r1ari transduser nonlinear seperti rnisalnya

tcnnistor. Teknik, untuk mertambah lincaritas, scrrsitilltas, clan stabilitas rlari rangkaian

jcrnbatan telah banyak dikernbangkan, tcnrra.suk aclanya petrguat khusus, mengubah

surnber cksitasi, tlan pcnepatan suhu ataLr karaktcristik tain dari transcluscr dengan

rcsistor jcrnbatarr, Scbagai cotrtolt, pcrtgukur ..g,,,,g.,, nrcnanggapi lcbilr dari sekcdar

tcgflngi;r:. tetapi juga Inenanggapi pcrubaltan suhtr. lJntuk rnereduksi pengaruh suhu,

pcngukur 'tlurrtlnylidapat diternpatkan di lingkungan yang sarna tetapi tidak diutarnakan

pcngukuran regangan dcngan pengukur rcgangan. Pengukur durnmy ditenrpatkan di sisi

yang sama dari jernbatart scpcrti alat ukur. Penganrh suhu mengubah resistansi tlari

kedua pengukur.di dalam bahan, rnenyebabkan kcluararr tidak berubah,

Bcbcrapa trangduser rcsistif hanya rncnghasilkan scdikit perutralran resistansi untuk

rnemberikan pembahan pada input. Untuk pcngukuran scnsitif, pedeteksiarr alat hams

rncrnpunyai modrrs penolakan bersanra ( cornmon-rnodc rejcction : CMR) yang tinggi

karcna tiap-tiap sisi darijernbatan termasuk di clalarrinya sirryal modus bersama dari catu

cksitasi-

Sunrbcr bising modusbersanro anLrra tanah

\--- ranekaian & tanah iembatan

rnodrrs bcrsanr:r Vcrrr olch arus tattah

Surnber morlus bersarna diubalr rnen jadi sumbcr difbrensial oleh hambatan

dilercnsial <lalarri jalur yang mengganggu nilai pengukuran. Masalah yang lebih seriusI

akan timbul apabila detekl.or letaknya cukup jaulr clari transduser, anrs tanah akan

rncrnnycbabkan tirnbuhrya surnbcr modus bcrsarna iurtara tanah jernbatart dan tanah

dctcktor,

Konfigurasi yang memberikan CMMIT tinggi adalah seporl Garnbar 2.7. yaitu

grounci lcnrbalan tidak berhubungan clengan groturd cletector

48

Garrilrar 2.(r. Surnbcr tcgangarr

Page 57: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Ganrbar 2.7. Konligurasi agar L-MMR tinggi

'l'erlihat bahwa kcluaran rJari ternbatan dalarn garntrar 2.6. dan 2.7 tidak terhubung

dcngan tanalr rangkaian, konclisi ini mcmbuat kehraran dalarn keatlaan mengatnbang

(tloating output). Ketika voltmetcr dilrubungkan scbgai alat pcnclcteksi pada kcluaran

jembatan, hubungan sinyal lolinieter hanrs cli pisahkan clari tanah rangkaian.

I"{anya saja, sclalu acla impeclansi yarrg tinggi pada'l.analr, keaclaan ini dijelaskan

pada garnbar ?.1(a). Dianggap balrrva inrpcclansi pada grounrl berbeda antara input tinggi

tlan rerrdalr .

:roltnreter

vuTPembagrtegangalimpenadrirendah. ,

,i

Carnbar 2.8 . Cambaran arus nroclus bcrsarna di sekitai jalur sinyal.

Arus dari surnbcr lanah modus bersarna berternu pacla titik samburgan voltrneter dart

mcmbangkitkan'tegangan bcrbcda yang disebabkan pcrbcdaan irnpedansi dijalur balik.

Ilal ini berarli sinyal comnron-modc telah cliuhalr kc dalaur sinyal rnode yaug berbeda,

elan potcnsial akan direspon oleh rneter. Salu solusi yang rnungkin ditunjukkan pada

49

Page 58: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

gambar 2.7(b) persediaan eksitasi rircngarnbang dalarn istilah lain, acuannya

clipisahkan clari tanah rangkaian clcngan rncnggunakan isol;rsi transforrucr atau sebualt

batcrc. Cara irti dapat rnehyCdiakan CMI{R lcbih bcsar dari 160 dB. Sisi kiri dari

.icrnbat;rn clihuburtgkan pada tanah rangkaian clan sisi karran dari jernbatan dihubungkan

Jrada op-arrrp lak rnernbalik.

Solusi lain adalah menggunakan voltrnctcr pcngaman. Flubungall perlgalnan dibuat

schingga arus sltunt nroclus bcrsanra lrilarrg dari nrasukan ntetcr. Salah satu cara terbaik

adalah rnenghubungkan titik sambungan pcilgaman dengan titik inrpedansi rendah yang

rrrernpunyai potensial sarna dcngan sisi rcrrdah dari nrcter. I'lal ini dilakukan dengan

rncnarnbahkan pcmbagi irnpcdansi-rcnclah pacla .jcrnbatan, scpcrti tampak pada garnbar

2.7(c). Kebanyakan dari arus rrrodus bcrsarna akan rncttgalir rnelalui jalur irnpedansi

rendah yang disediakan pembagi tcgangan. llanyak variasi lain dari rangkaian tambaltan

yang dirancang untuk mengoptirnalkan pcngg;rnli kcrugian DC, penyimpangan tcgargiur

dan sui,,i, rronlinoaritas, penurrlukatt noisc, atau karaktcristik yang lain.

2.('. PI'NG I] KI"I ITAN'I'Ii M I' Iit{A'I't I IT

'fcnrpcratur ;adalah variablc yarrg scrirrg cliatLrr clarr cliukLrr baik dalarn alat rumah

tnaupun industri dan lian-lain. 'fransduscr urrtuk rnengukur tcmpcratur dibedakan

rnenjadi clua kategori, yaitu tcnnorneter dan pyrolncter. Jika transduser latrgrrng

dihubungkan atau dimasukkan kc dalarn bagian yang cliukur, transducer tsrscbut adalah

tcnnorncler. Jik;i tcnrperatur yang diukur clcngau pcngaruiltiur clari bagian yang diukur

ticlak bcrhubungan langsung, transcluscr irri aclalah pyrotnctcr, yaitu menentukan suhu

dcngan tncngukqr radiasi panas atau rncnanggapi ciri optis dari bagian yang ditrkur.

,

2.6. I. Defenisi tem;rcratur

Molckul-molekul dalam bahan bergcrak korrstan karena adartya energi tcnual.

'l'crnperatur saal gcrakan nrolckul bcrhcrrti dan ticlal< acla errcrgi tct'lttal disebut

tcnrperatur nol rtrutlak. Dalan zat padat, ada ikatan antar molekul dan sebagai penggerak

adalah cltcrgi gclar. Untuk zat cair, nrolckul-nrolckul nretnputtyai cukup etrergi untuk

bcrpindah dan , saling rnerrgelilingi. Apabila cncrgi panas ditarnbahkan pada sebuah

balran, kcccpatan rnolckul bcrtarnbah sehingga rnolekul-rnolckul lucngatasi gaya

atraktil di antara nrcrcka dan salirrg bcbas satu sarna lain dan rnclnbenfuk gas. Secara

tcori, ticlak. a<Ja batas lcbih tinggi pada tcrlpcratur, saat pcnatnbaltatt tetnperatur,

nrolckril tcqtecah rne n jacli atorn'atorn clan ar,rnr-atont tcrscbut tnclcpaskatt elektron,

nrcmbcntuk plasrtra. Kondisi ini tcrjadi cli dalaru bintang.

Page 59: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

'fcnrpcratur dihubungkan dcngan rata-rata perpirrdahzut encrgi liirtetik clari rnolekul-

rnolckul yang menyebabkarr panas. Panas aclalah ukrrr:rn total cnergi intental scbuali

bahalr, dalarn satuan Joule atau Kalori. Sebualr bilhan bolch jadi mempunyai panas yang

lcbih kocil jika rncmpunyai total cncrgi intcrnal yang kccil rvalauputt lctnpcraturnya

terbesar. Sebagai contoh, secangkir kolti panas rnernputtyai temperatur suhu yang lebilr

tinggi rlaripada gunullg cS, yaitu karena pcrbcclaatt rata-rata kcccpatatt rnolckul-

rnolekulnya, tetapi gunung es rncrnpunyai crrergi parlas yang lebih bcsar karcna

massanya yang lebih besar. Dalanr panclangan rnakroskopik, tctnperatur dapat

cliclcfirrisikan setragai konclisi dari balran y:urg nlcncnlukatt lutntaran pallas dari benda ke

bcnda yang lain.

2.6.2. Skala tempcratur

Walaupun bukan pcrrcipta tcrnrorneter, Gatrricl Fal:renhcit, pernbuat peralatan/

instrunrcn dari Bclalrda, cliakui yang perlarrra kali mettcmukan tltennometer air raksa,

.salah satu alat yang cukup akurat clalanr pcker.iaan ilntuwart. Skala yang digunakan

dikalibrasi sesuai rlengarr hasil yang dia pcroleh (catnpuratn dari air es dan ammottitttn

chloriclc pada 0"1,) dari suhu tubulr manusia yaitu 96"F(walaupun 9[3.6"F. ditcmukan

kcrnudian dengan keakuratan yang lcbih baik). Skala yang digunakan tttamanya di I.lS,

nrcnandai titik bcku air adalah 32" dan trtik didilr ilir adalah 212" pada tekanan standar.

Nol nrutlak pada suhu -459,6" pada skala lialtrcnhcit.

Skala Cclcius lcbih banyak <ligunakan daripacla skala frahrenheit. 'fitik bcku air

.<lcngan skdla Cclcius adalah 0"sedangkan titik didih air adalah l00",nol rnutlak terletak

pada 2?3. I 5"

Skala Kelvin adalah skala rnutlak di rnarra scmuil sulru adalalt positif; skala ini paling

banyak cligunakan dalarn pekerjaan ilmuwan. Nol nrutlak terletak pada 0q K. Derajad

nilai pacla skala Kclvirr diclefinisikan pada 11273.16 clari triple poin air. Jurnlah derajad

antara titik beku air dan titik didih air sarna antara skala Kclvin dan Celcius; jarak

derajad kedua skala sama. Konversi stilru antara skala-skala dapat dilakukan dengan

mcngikuti persamaan berikut ini:

tt :915C | 32

C: 5/9(l;-32)L K=c -1273

Di rnana I; : srdtu, oI;

C - suhu, "C

K : suhu, oK

5l

Page 60: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

2.6.3. 'r'I,RMOKOPEL

I-crrnokopcl dibuat dari dua bualt kawat logarn yang bertreda dan disanrbung rnenjadi

satrr pada ujurrg-ujungnya. Kctika ujung sarnbungan dipanasi, tcgangan tcrnroionik kccil

),ang terjacli sebariding dengan suhu yang rnuncul arrtara kabel. Efek ini cliternukan olch

J'ltonras Seebcck pada tahun l82l dan diberi narna c{ck seebeck. Ernf yang dihasilkan

dari kcdua balran yang bcrbeda scbanding dcngan sulru sarnbulrgan.

Jika rangkaian disernpurnakan dengan mcnggabungkan kcdua ujung kabel dan satu

ujurrg samburtgall pada sultu yarrg bcrbcda clari ujung sarnbungan yang lain, arus akan

rrrcngalir cli dalam rangakaian, sepcrti dijclaskan clatam Ganlbar 2.8. Scbagian besar arus

scbagai lirngsi dari perbedaatt antara keclua uiung sarnbungan clan jerris logam kabel

yang digunakan. Agar bcrguna di clalarn pcrrgukuran suhu, satu salnbungan adalah

mcnanggapi, alau "panas' scdangkart sambungan yang lain scbagai acuan, atau "clingin".

Jika sarnburrgan clingirr clikctalrui sulrurry;r, scpcrti kctika cs melebur, arus di dalarn

rarrgkaian clapat rlikalibrasi clcngan suhu sanrbungan yang panas.

Mclal IlGarntjar 2t8. Dasar dari tei i, rokopel dua karvat.

Sambungan tcrmokopeltcrjadi karena terhubung<lcngalr

', oltmetcr

. Garrbar 2.9. Terhul)ungnya voltmeter ntcnycbatrkan tirnbulrrya sambungan baru.

Jika kita mcmbongkar rangkaian dan nrcngukur legangan tcnnoionik yang terjadi

pada satnbungan, akan tcrjadi masalalr scrius. IIal ini disebabkan ketika kita

ntengltubungkan ujung voltmetcr kc logarn yang lrcrbeda pada salnbungall, kita akan

mctnbuat dua sambungan baru (disebut sambungan parasitis) dan ihr adalah termokopel

McLrl A

)

Mctrl A

Mclal l]

52

Page 61: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

sendiri, seperti ditunjukkan pada gambar 2.9. Walaupun jika kedua ujung meter

ntcmpunyai persdrnaan suhu, voltttteter akarr nrcresporl lranya perbedaan suhu ujurg

mctcr dan sambungan yang akan diukur. Pembacaan tegangan oleh meter diberikan

dcrr gan pcndekatan pcrsamaatt :

V = ct(Tr _'l'z)

Dirnana V = tegangan secbeck, V

cr =,kocfisien ,..b"jk, Vl'c"f

r *'l'z =,pcrbcrJaan suhu antara samtrungan, "C

I-lal itu menunjukkan pcntingrya rncngetahui suhu dari ujung colok volhneter

terutama menggunakatr tcrmokopcl dalarn pcngukuran suhu yang tidak diketahui.

Pemecahan dari dilema ini adalah dcngan rncrnindahkan sarnbungan dari voltnreter pada

blok isotermal dan menempatkan blok pacla suhu acuan yang telah diketahui. Tegangan

dari sarnbtmgan yang tidak dikctaltui sekarang sebancling dcngan jenis bahan dan

perbcdaan suhu antara sambungan yang lidak diketahui suhunya clan blok acuan.

Gagasan ini diilustrasikan dalarn garnbar 2.10.

Garnbar 2.10. Terhubungnya voltrnetcr pada blok isoterrnal.

Sulru tcrtctu dnpat menjadi acuan terkontrol yang lcliti, sebagairnana suhu peleburan

cs. Walaupun peleburan es adalah acuan yang tcpat, hal tersebut tidak terlalu dibutuhkan

dalant pcngukuran. Untuk pengukurart suhu tinggi, kcccnnatan clari acuan sangat

rtturtgkitt mcnlpcngaruhijika blok pacla sulrrr ruarrg. tllok isotcrrnal biasarrya dibuat dari

bahan kcramik yang dapat mengltantarkarr panas. Suhunya dapat dirnonitor dengan

ntertggunakan IC sensor sultu atau tltcrmistor, dan Kornpensasi dari suhu blok dapat

dikerjakan oleh mikroproscsor. Jadi, tidak perlu nrcnjaga sambungan suhu konstan yang

dingirr, selama acuan diket:rhui. Kita rnungkin bcrtanya mengapa tidak langsung saja

Mctrl A

j Mr:krl Il

^\--..- Blok acuansuhu - 'l'r

53

Page 62: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

clilakukan pengukuran langsung dengan scnsor. Alasannya adalah batasan yaiig dirnili$ri

scnsor untuk mengukur sultu acuan adalah terbatas, tctapi dengan tennokopel dapat

bcroperasi dcngan batas lebih tinggi dan suhu yang lcbilr tinggijuga.

Rangkaian kompcrtsrtsi clcktronik klrusus tcrscclia baik pada sarnbungan srrhu dingin

dan skala tcgangan output pada jenis unrunl dari tennokopcl. Rangkaian ini

lncnycdiakan kotnpettsasi otomatis dan rncrnpunyai kcccnnatan yang sama seperti

kamar rnandi es tetapi lebih rnuclah untuk diterapkan (kcccrrlatan J:0.5o/o). Rangkaian

tcrdiri dari dua bagian - IC kompcnsasi sambrrrrgan dingarr dan penguat OP-Amp untuk

rncnycdiakan pcngkondisian darr pcrrguatan sinyal. Dalam kenyataanya di mana

koefisicn Seebeck kccil (sepcrti pada tcrrnokopel tipe-S ), pcnguat ternbaga perlu

tlistabilkarr.

WalauJrun persamaan mcngiindikasik;rn huburrgan yang linear, tennokopel yang

nyata rnenyinrpang clari korrdisi ideal irri. Carrrbar 2.10 rncnunjukkan hubungan antara

suhu dan tegangan termoelcktrik untuk beberapa tipe dari tcrmokopcl pada umumnya.

'l'cgangan output diturrjukkan oleh suhu acuan (T'l) dari 0"C. Kemiringan garis

rlrcnggarirbarkan koelisicn Secbeck pada pcrsarnaan I 3-2, tetapi kerniringan tidak kostarr

utttrrk sclurulr batas sultu yang dibcrikan pada tcrrnokopcl. Salah satir dari jenis yang

lebih lincar aclalalr tipc-K, dcngan koclisicn Sccbcck clikususkan pacla 39.4 pVfC. Tipc-

K mcmpunyai koefisicn lincar di atas batas 0" C- 1000" C dan banyak digunakan karena

alasan ini. Jika keccnnatan yang besar clisyaratkan, cliscsuaikan clcngan tabel acuan

tcnnokopcl yang diterbitkan olch NIST.

"10

60

50

40

30

n10

0

Typr I

$pe K(*mrlalmitimi

(orEt at)

Tpr VI(ur,gstat*rmor Uqn )

$ptsUtiirm-Itr/.ft/R)

40ll 600 800 1000 1200 1400 1600Tenrpcrature ("C)

go6Io

o

EotE

fi

Gambar 2.10. Tcgangan output bctrerapa terrnokopcl dengan 0"C sebagai acuan

54

Page 63: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Tiap tennokopel mernpunyai batas dacrah ukur suhu dan rnernpunyai perbedaan

sensitifitas, linearitas, stabilitas, dan harga. Sebagai garnbaran dapat dililrat pada l'abel

2.2. Contohnya , tcrmokopel 'I'ipe-.I bcrisi bcsi yang relatif rnurah tetapi rnemtrlunyai

batas pengukuran kecil. Tcrmokopcl tipe-R darr tipe-S (platinurn dan iridiurn) sangat

stabil, tennokopel tipe-li nrempunyai kcuntungan untuk rncngukur suhu rcndah tetapi

mempunyai nonlinearitas yang lebilr tinggi dari yang lain. Dan tipe-W dari termokopel

(tungsten-rheniurn) sangat tcpat untuk suhu yang sangat tinggi.

Tenrokopel sambungat yang tcrbuka rnudah pecah dan terkorosi; untuk

rncncegahnya, dibuat pembungkus kabcl dari tabung sekat' logam atau kerarnik.

'l'arnbahan perlindungarr adalah dengan rncrnbcrikan lebih banyak anyarran pada kabel.

'l-abcl 2.2.

Perbarrdingan beberapa tennokopel starrdar

JENIS MATIiRIAI-DAIlRAI-l

TEMPERATTJR

-200"c- 1250"cnickel-aluminium

Nickel-chromiurn

copper-nickel-200"c - 900"c

Copper vs. copper nickel -200"C j J50"C

Platinum - l0% rhodiurn

vs, platinunr

0"c * l4-50"cvs. platinum

Platinum-10% rhodiurn

vs.platinurn{%o rhodiunr

EMF PADA

100"C(rets0oC)CAl'ATAN

TDK DIREKOMDASIKAN

I]TK TEMP. RENDAH

DAERAH TEMPERATUR

CUKTIP I-ET]AI{

KOEF. SEEBECK TINGGI

U]]K TEMPERATUR

ITENDAH

UTK 'TI]MI'ERA'I'UR

'fINGGI

UTK

'TINGGI

1"EM{'ERATUR

U'TK

TINGGI

TEMPERATUR

Contoh l3-2. Aggaplah scbuah tcrrnokopel dengan kocfisien Seebeck 58.5ptVl'C

rncrnpunyai output 24mV ketika sarnbungan acuirn lrerada pada suhu ruang(21"C).

berapakah pengukuran suhu dari sarnbungarl?

I)enyefcsaian: Tz:Yltt l- 'l'r L

:24rnV 158.5 ptVfC F 2l"C:431"C

55

Page 64: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Dalarn pcrkcrnliangannya alat ukur ternpcratur yang ada dipasaran sudail clapat

lncnampilkan lrasil pengukuran secara digital yang discbut sebagai tcrmometer digital.'l'ennonreter digital pada prinsipnya adalah scbualr volt metcr digital, yang menrpunyai

prosesor rnikro dalt tnernori. Koel'isierr Sccbeck tersintpalr di rnernori dan prosesor

rnemproses untuk tnela\ukan pcrlritungan schirrgga enrl'yang terukur ditarnpilkarr dalanr

bcsaran ternpcratur.

Secara kesclurultart kurva karaktcristik tonnokopcl tidaklah linicr, keluarannya linier

hanya untuk daerah yang sern;rit. 'l'ernrornctcr digital tidak menggunakan pendckatan

lirrigr, tetapi ntenggutrakan pcndckzrtatr kurva polirrornial untuk nrcncapai kecennatan

tirrggi, Kecernratatr dapat dipcrolelr lebih bark apabila tcnnometer terus digunakan

bcrsama tennokopcl yang dikalibrasi pada suhu stanclar dckat dengan yang diukur.

Karena tertnokopel rnenglrasilkarr tegarrgarr output yang relatit' kecil, yaitu dalarn

ordc milivolt, perlu pongkondisi sinyal yang nrarnpu rncnccgalr garrgguan/noise.

i.lengingat terrnokopcl ditrcntrrk dari loganr scrta penghubung berupa kabel,

mclnl.cri kemungkitran besar akan lrersifat scbagai antcrrna. Sehingga interferensi yang

tcrjadi akan nrenggartggu hasil pcngtrkuran IJntuk nrenghinclari intcr[erensi, kabel

tcrnrokopcl drlaga sepcndck rnurrgkin, pcrnelintirarr uiung kabcl dan pclindurrg kabel

mungkin diperlukarr Apabila pcncmpatan tcrnrokopcl cukup jauh, untuk kabel

penghubung hams ntenggun:rkzrn kabel )/ang sesuai dengan efbk Seebeck dari

terrnokopel yang digunakan.

Masalah yarrg tirnbul lainnya rncngingat untuk fielaksanaan pengukuran terrnokopel

harus bersentuhan dcngan obyek yang diukur adalah interaksi logarn pembentuk

tcmtokopcl dcngan obyek. Di clalanr Iirrgkungarr kirnia yang kcras, terrnokopel mungkiu

akan 'terkorosi, air tlapat rncnyebabkiur masalah larutan elektrolisis dan ketidak

lnurniatt. Petnasangarr kabcl pacla tcnnokopel harus terlirrclung clari lingkungarr yang

keras clan cair dcngatt digunakatrnya pclindurrg kabcl. Pada sulru yang ekstrim, logam

dari tcrrttokopcl dapat rncndidilr, logarn ciunpuran clarr kocfisien Sccbcck juga clapat

berubah. kcadaalt buruk itti tncngltaruskan perninclahan tennokopcl sccara periodik.

Untuk pcnrcriksaan dalarn konrlisi lruruk, rcsistzusi Iistrik tennokopcl perlrr dicatat.

Dalatn rncngukur rcsistartsi, ohtntncter lrarus digurrakan dcrrgan batas yang sanra setiap

waktu - pentbacaan didapatkan dcngan rrjung colokan suatu saat dilrubungkan kemudian

dibalik. IIasil pcngukrrratr kcrntrcliarr rlirat;r-rata. I)rosodur ini rncmbatalkan pcnganrlr

dari eml' diri tcnnokopel.

Ada jcnis pctrguat opcrasional di pasar;,rr yang dirancang untuk cligunakan bcrsama-

sama dengan tertttokopcl. Arralog f)cviccs rncrnasarkau dua pcnguat operasional, AD-56

Page 65: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

594 dan AD-595, yang melincarisasi dan nrcnguatkan sinyal dari tcrrnokopel tipe-J dan

tipe-K, cukup baik. IC irri juga bcrisi kornpcnsasi titik., acuan cs, clah rnernpunyai

keluaran l0mVfC.

2.6.4. Resistnn Temperatur Dctcctor ( RTD )

RTD mernanfaatkan fcrrorncna bahwa resistifitas dari logam adalah fungsi positil

dari tcmeperatur. Perubaharr resistifitas rrrenyebabkan perubahan resistansi dari

pcn[hantar. RTD unlumnya dihuat dari kawat bahan platirrurn , untuk lrcberapa

penerapan khustis cligunakan rrikcl, gcrrnaniurn, darr gclas karbon. Kualitas terbaik RTD

dibuat dari kawat platinurn tlcngan konstnrksi untuk mertghindari regangan yang

rnenyebabkan perubahan resistansi. RTD Platinurn (PRTD) lebih akurat digunakan

untuk tcrnperatur antara titik didih oksigcn pada -182.96"C hingga titik lebur dari

antirnoni pada 630.74uC, untuk laboratoriurn khusus, PRTD digunakan sebagai

interpolasi standar diantara sulru ini. Tarnbaharr batas ternperatur yang berguna adalah

sekitar *240nC untuk batas tercndah dan -r-75OnC untuk batas tcrtingginya.

'Resistansi nominal RTD standar clirattting 100C) pada 0"C, tapi dibuat juga RTD

dcrrgan rcsistursi dari 50() hingga 2000Q . liungsi resistansi pada tcrhadap ternperatur

ditcntukan olclr ct , yaitu koefisien yang mcnunjukkan pcnrtrahan resistansi per ohm dari

resistansi nominal pcr derajad perubahan ternpcratrrr scsuai dengan persamaam

Rt: Rn( 1 + ct'l') '

l)crrgan llr = 1.r;r,urrsi R]'D pacla tcrnpcratur'l', o

Rn = resistansi nominal pada OnC, o<r = koefisicn rcsistatrsi, C)/O/'C

.

T: temperatur

Unltrk standar ukuran Amerika, kocfisien rcsistartsi aclalah 0.00392 A,()f C.

Standar liropa adalah 0.00385 {zl0fc.

Corrtolr 2.1.

Iiebuah PRTDs dcngan alfa sekresar 0.00392fr/frl'C rncntpunyai resistansi nominal

l00O pada 0"C,

a) hitung resistansi pada 450"C

t) Parla suhu berapa resistartsinya adalah 142.6 A?

57

Page 66: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Pcnyelcsai:rn : a) Rt : Ru (l t- ut)

- 100.0( I + (0.00392)(4s0)) :27(t.4 {)

b) sesuai dcngan persamaan 2.1. :

t :tlo (Rr/R, - l):tl,r,r,rr,.,, (tn''"lrru, - 1) :108.7"C

R'l'D clibuat dari suatu satu lilitan kabcl atau elcrncn lilm yang disusun cli dalam inti

atau ditutup dengan seiruah kapsul. Contoh dari lilitan katrel dan elemen film adalah

clitunjukkan clalarn garnbar 2.1 L

t,ilitan platinapada intikeramik alaugelas

Irilm paltinaKawat I'latina

sutrstrat k

Selubung keramik

(a) Tipe film(b) Tipe lilitan

Cambar 2- I I . 'l'crmornter resistansi platinum

Susunan lilitan Carnbar 2.6b dilctakkarr pada scbualr keramik atau inti gelas dengan

tcknik pelilitan khusus untuk rnenghindari terjadinya pcrubahan regangan di dalam kabel

yang dapat menyebabkan perubahan resistansi. [']lemen film, Garnbar 2.6a, dibuat dari

sebualt lapisan platina pada scbuah carnpurarr kcrarrrik. It'fD filrn-tipis dapat clibuat lebih

kccil daripada sebuah ujung korck api clengarr kcccnnalan sarrra dcngan unit lilitan kabel

dan mcmpunyai respon waktu cukup cepat dengan harga yang lebih rendah.

Pengukuran resistansi Rl'D biasanya nrenggunakan Wlreatstone atau pegukur ohm

empat-kawat. Di dalam metoda jembatan, R'l'D ditenrpatkan pada rlalarn salah satu

lcrtgan darijenrbatan . 'l'egangan keluaran adahh lurrgsi yang tidak linear dari resistansi,

schingga perlu dilakukan koreksi untuk menentukan hubungan resistansi dari RTD

dengan tempcratur.58

Page 67: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Metode resistansi ernpat-kawrt menggunakatr dua ujung sarnbungan ke sumber

scbuah arus konstan ke dalarn R ID clarr dua ujung lain untuk menanggapi bertambahnya

tcgangan yang mclcwati I{'l'D. Mctodc ini rnerrglrindari masalalr non-lincaritas yang

terjadi pada pcngukuran resistansi rncttgguttakart jcrnbatan Wheatstone. Karetta karvat

membawa arus sangat kecil, masalah resistansi kaivat dapat dikurangi.

2.6.5.'l'crmal Resitor ('l'E,IfNl I S'l'OR)

Scpcrti halnya I{TD, ternristor rnernpurryai resistansi sebagai fungsi tenrpcratur,

sclain rnempunyai kocfisien tcmpcrahrr positif .iuga rncmpunyai koefisien temperatur

ricgatil'rrcsistansi berkurang dcngan lrcrtaml;altttya tctnperahrr). "l'ennistor dibuat dari

campuran transisi oksida logarn (nikel, rnangaall, bcsi, kobalt, dan sebagainya). Oksida

ini mengalanri perubahan resistansi yang bcsar terhadap perubahan temperatur. Dalam

tempcratur ruang, rcsistansi kira-kira scbcsar 2000C) Sclain mcrlrptlllyai sensitifitas

yang tirrggi (400 kali lebih pcka dari pada tcnnokopcl), tcnnistor tnempunyai

kesctabilan kimia, mempunyai waklu tanggapan yang cepat, dan bentuknya sangat kecil.

[]eptukrrya yang kccil dan tanggapan yang oepat mcmbuat termistor idcal untuk

nrengamati ternperatur dalarn ruang yang tcrbatas, tnisalltya tcnrpcratur transistor power

atau tcmpcratur internal tubuh binatang. Kocl'isien sultu negatil, berkebalikan dengan

kcbanyakarr scnrikonduktor, mcnrbuat tcrrnistor dapat diguttakan untuk kolnpetrsasi

tenrpcratur clari sernikonduktor. Kelemalran yattg utatna untuk tcnnistor adalalt daeral't

ukur sunpit yaitu dari -50"C hingga nilai maksitnutn 300"C , raptth, pcrlu kalibrasi

pada sulru tinggi dan tanggapan yang non liear.

Alt,SI

Ut

Eb6()&

. -2O 0 +20 +40 +60 +80 +I00 +120 +140 +I50

fcrnpcratur (K)

Garnbar 2.12. T anggapan rcsistartsi tcrlradap tcmperatur dari termistor

80

?0

60

50

40

30

20

l0

59

Page 68: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

l,r

1'ang. 'e;ran tcnnistor yang non linear menurut pcrsamaan Steinhart-l-{art adalah :

'/r: A + B(ln R) + c(tn R)3

Dcngan T == ternperatur, K

ll - rcsislansi dari lcnnistor, C)

A, B, C: konstanta peuepatan kurva

Konstarrta A, ll, C dapat ditcnrukatt dcngan rncnulis tiga pcrsanraan dari terrnistor pada

tiga suhu yang berbeda dan nremecahkan pcrsamaan sccara sercmpak untuli konstanta.

I)engan pencpatan kurva, dapat digunakan rrntrrk rncng,ukur suhu dcngan kccermatan

t0.l uC. Sebagai tambahan, pclurusarr jaringan tcrscdia untuk aplikasi di mana

Garnbar 2.13. Penyedia tcgarrgan untuk sensor tennistor

'l'ermistor dapat ditempatkan di salah satu lcngan jernbatan Wheatstone untuk

rncnyediakan informasi suhu yang teliti; jerrrbatan Wheatstone sangat sensitif di sekitar

kcsctirnbangan, dan perubahan suhu dari scdikitnya 0.01"C dapat dideteksi. Untuk

operasi yang tidak terlalu menuntut persyaratarl, lonnistor dapat diternpatkan pada

pcrnbagi:tcgangan scperti yang cliLurrjukkan pad:r garnbar 2.13. karena sensitifitasnya

yang tinggi, tcnnistor dapat diukur langsung clengan ohmmctcr atau dengan alat ukur

khusus yang dikalibrasi utrtuk tcrrttislor.

2.6.6. Sensor temperatur dari bahan scmikontlulitor

Tcgangan sambungan dioda yang clibcri bias rnaju dcngan arus konstart adalah

firngsi dari tcmpcratur. Untrrk diocla silicon, teg:rngan yang mclervati dioda berkurang

dengan pendekatan 2.2 mY untuk tiap kcnaikan tempcratur dalam deraiad CelciLrs.

60

Page 69: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Dcngan mendcteksi penrbahan tcgangan, diocla clan .juga transistor dapat ciigunakan

scbagai scnsor tcrnpcratur. Scnsitifitas yang tcpat lcrgarrtuttg pada bcrbagai paramctcr

seperti ukuran sambungan/ junction, tingkat dolrrng, dan dcnsitas arus dan pcrbedaan

jcrris dari peralatan. Sensor tempcratur rnenggunakan dioda , cukup baik clan lnurah

dcngan batas pcngukuran dari -40oC hingga .t l50oC. Rcbcrapa scllsor dioda baru telah

dikernbangkan sehingga dapat mcngukur rrtulai 1.4 K hingga 475 K. Sensor ini

bcropcrasi dengan arus yang sangat rcndalr ur,iuk ntcnghirrdari efek pemanasan diri.

Multi meter digital tertentu dapat digrurakan untuk rncngukur sLrhu langsung dcngan

nrenggunakan transistor npn sebagai scnsor. Scbatr;ai cotttolt, Tektronik DM 501

lncmpur'.'ai koncktor'fEMI'} I'ROtlti. Scbuah lransistor npn, scpcrti 2N2484, cligunakan

di dalaln probe untuk mendapatkan keccrmatan +5oC tanpa dikalibrasi dan leliih akurat

dcngarr kalibrasi yang cukup muclah dilakukan.

2.(t.7. lC Scnsor Suhu

Untuk rncrnpcrbaiki kcccrmatur, lincaritas dan scnsitifitas clari scnsor clioda, tclalr

dikembangkan sensor ternperatur dari IC, rvalaupurt tidak secerrnat temrokopel resistansi

atau tcrmornctcr tctapi lcbih praktis clan hargattya ntuntlt. Scnsor clari IC tcrscdia dalam

transistor konvensi<lral dan pakct lC <lcngan salalt satu tcgangan atau ants pada output

scbanding dengan tempcratur. Scbagai contoh adalalt aclalah l-M135 yang memberikan

kcluararr tegangan yang dibuat olch pcrusahaan National Semiconductor. Rartgkaian

bcroperasi sebagai dua tenninal dioda zcncr clcngan penurunan tegangan sebanding

dcngan suhu mutlak: +10 mV/K. LMl35 bcropcrasi rnctcbihi range, dari -55'C hingga

150"C. Peralatan dengan output berupa arus aclalalr Analog Dcvice AD590. peralatan

dua tcnninal dihubungkan seri dengan surnber tcgangan rendah dan arus seri sama

dcngan lltA/l(.

Kctrcbatasan yang lain adalalr sclang pcrrgukurari scrnpit dan mudalt pccah.

2.6.8. I'irometcr Radiasi

Pirometer radiasi adalah. sensor ternpcratur yang. tidak tcrhubr-mg langsung dcngan

surnber panas dan clapat mendcteksi radiasi infia rncrah clari sutnbernya, hal ini

mernungkinkan untuk rnengukur lemepcratur suhtr clari lotcasi yang jauh. Pirometer

lmumnya digunakan untuk mengarnati sulru yang tiriggi scpcfli panas oven, tetapi

dcngan pcrkcrntrangan akhir-akhir ini, pirornclcr dapat digultakan untuk mengukur suhtt

sekitar -50"C, Piromctcr beroperasi untuk menyaring sernua, tctapi radiasi inffa nreralt

dcngan medan penglihatan, dan lbcus radiasi kc dalarn clclnen peka suhu. Sensor suhu

6t

Page 70: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

mcllgubah radiasi yang diserap ke dalarn tcgangan atau anrs. Ini dilakukan untuk

meginclikasikan pembacaan sulru dari surntrcr. Pirornctcr terutarna digunakan unhrk

mengukur suhu yang tinggi di dalam daerah yang lidak tcrjarrgkau atar.r di dalan:

lirrgkungan yang tnana tcrmokopcl tidak dapal bcropcrasi.

2.7 . P engukuran Rcgangan

Bila suatu gaya dikcnakan pacla sebuah bahan clastis, nraka akan terjadi deformasi

pcrgeseran pada bahan tersebut. Elastisitas adalah komampuan sebuah bahan unhrk

rncrrgcnrbalikan bentuk datt ukurarrnya scpcrti scmula setetah gaya yang bekerja

dihilangkan. Jika suatu gaya relatif kecil dikcnakan pada panjang sebuah balok , balok

akan berutrah panjarrgnya yang sebanding dengan gaya yang dikenakan tersebut: Gaya

yang dikenakan bisda positif yaitu gaya regang atau rrcgatif yaitu gaya tekan , seperti

pada garrrbar 2.14.

(a) Gaya tarik

(b) Gaya tekan (negatif)

ht

Garnbar 2.14. Pcrubahan panjang, Al. sebanding dcngarl gaya yang dikenakan padabcrrda

Selama masih pada daerah elastis, pcrubahan panjang sebancling dengan gaya yang

bckerja. I-lubungan ini dikenal dcngan hokum I'lookc :

Ii oo A/

Dimana F : gaya yang dikenakan, N

Ll: penrbahan panjang olelr gaya yang dikcnakan, rn

Kccenderungan bahan untuk'kembali ke bentuk sernula rnernpunyai keterbatasan.

Ketika gaya tcrus ditrerikan, maka akan merrcapai batas elastis yajtu dcformasi menjadi

62

Page 71: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

permanen. Untuk balran seperti baja, batas elatis dicapai jika pcnrbalran panjang lebih

dari prosentase kecil pzrnjang mula-m,ula. Beberapa bahan, seperti tanah liat, ticlak

rnempunyai elastisitas dan tidak akan kernbali ke bcntuknya yang scmula, sekecil

apapurl gaya yang diberikan dikategorikan sebagai baharr plastis.

Deformasi dari balran tergatrtung pada panjangnya, claerah sekat-silang, dan

kornposisi. Jika dua balok yang hornogcrr dcngan diarncl,er yang sama darr bahan

ditekan dengan gaya yarlg sama, balok yang lcbih panjang akan ditckan sebarrding . Jika

kita mernbagi perubahan panjang clcngan parrjarrg rnula-rnula dari balok, kita

nrendapatkan besaran baru:

li q^tl r

Ilesaran Alfl disebut regangan dan ditulis dalarn trcntuk persamaan scbagai

e --'"/r

Dirnarra e aelalah regangan, bilangan yang tidak rnernpunyai dimensi ( sering dinyatakarr

dcngan in./in.).

Besarnya rcgangan sangat kec,il, karcna itu cara tcrrnudah dengan menyatakan

rcgangan dalarn mikrostrain yang bcsanrya adalah e x l0{ clan <litulis pe.

Iraktor kcclua yang lnernpcngaruhi pcnrbalrart panjang balok adalah luas balok.

Bayangkan balok yang menanggung beban. Bcban mcnekan balok dcngan tresar

tcrlcrrtu. Jika balok kcdua yang dikctalrui ditarrrtrahkan untuk rncnanggung beban

bersama-sama, gaya didisribusikan merata antara kcdua balok; perubahan panjang

aclalah setcngah dari sebelurnnya. Jelaslah, pcrrgaruh clari gaya pada regangan dikurangi

luas darr balok.

I;lAoa'ttl t

Di mana A: luas, m?

Untuk rnengubah hubungan yarlg scbandirrg cli clalarn persalnaan, kita perlu

mernperkenalkan korrstanta yang berhubungan dengan komposisi dari balok. Kostarta

ini discbut rnodulus Yourrg, tj dan hatrya dirniliki oleh sebuah bahan. Modulus Young

63

Page 72: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

adalah ukuran dari kekakuan dari bahan dan, untuk penrberian claerah sekat-silang, dari

sebuah bahan urttuk lttcttgharnbat pcrubahan parr.jang kctika tlibcbani. I lokuur I lookc

dapat d,inodifikasi:

FIA - [: .'\r/ r

Di mana E: rnoclulus Young, N/m2

l3esaran F/A disebut tcgangan dan berhubungan dengan gaya p$r satuan luas. 'legangan

ditulis sccara matcrnatis scbagai bcrikut '.

o: F/A

Di mana o : tegangan, N/mz

Pcrsamaan diatas mcrryatakatr tegangan adalah sarna rlcngan modulus Young

dikalikan regangan. Terlihat bawa tegangan mernpunyai pcrsamaan satuan dengan

tekanan, yaitu gaya persatuan luas, Tegangan-rcgangan rnelnpunyai hubuttgarr seperti

ditunjukkan pada pcrsamaan yang biasarrya ditulis scbagai :

o: Eu

I-lubungan antara tegangan datr rcgangan tcrganturrg pada jenis bahan, tcmasuk cli

dalamnya perlakuan panas yang rnungkin dirniliki. Diagram tegangan-regangan

dittrrrjukkan pada Carnbar 2.15. untuk baja karbon rcndah,.lika tegangan dihilangkan

scpanjang daeralt ini, baja akan kembali ke bentuk semula. Pada batas elastis,

pertarnbahan regangan tidak sebanding dengan pertarnbahan tegangan. Dengan

rneneruskan penarnbahan tegangan, Yicld I'}oint tercapai, di nrana pertarnbahan regangan

tidak mempengaruhi pertarnbahan tegangan. Sctclah titik ini, ferjadi defonnasi

pennancn, Dacrah ini discbut batas plastis. .lika [cgarrgan clitcruskan pada bahan, a.kan

mencapai titik yang disebut titik akhir, atau kctegangan, kckuatan dari material.

64

Page 73: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

f_-*l---.-rt.yi.bld point/\

ulfimate strange iitit< putus

strain

Gnbnr 2.15. Diagram tegangan * regangan untuk baja karbon rsndah

Dapat dilihat' bagaimana gaya longitudirral yang rnenekan balok rnenghasilkan

regangan pada balok dan mengecilkannya dengan bcsar tertentu, Al. Gaya yang

menghasilkan regangan dikerrakan tegak lums pada pennukaan bahan dan merupakan

ukuran dari defonnasi persatuan panjang; karena ifu disebut regangan normal atau

aksial.

Regangan normallditunjukkan pada Carnbar 2.16. Aspek lain dari kompresi ini adalah

balok juga &engcmbang pada suclut kanan mcnuju sumbu dari balok, seperti yang

ditunjukkan. Pembagian tiap perubalran clalarn dimensi oleh dirnensi yang tidak ditekan

rncmberikan bilangan mumi yang berhubungan dengan regangan dan konstanta.

Konstanta itu disebut rasio Poisson, disingkat v. Rasio Poisson adalalr bilangan tak

bcrdimensi yang mcrupakan ciri dari suatu bahan. lIubungan antara besaran-besaran ini

diberikau olch persanraan :

Awr Ahr ,\l ,/rv: /6:-V. / 1

Di rnana v 7 konstanta kesebandingan, rasio Poisson.

{t\-s4l\at o?l.s..* 2lav1t),& Ir4

ldaerah plastis

65

Page 74: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

tTIth+ nh i

I _1_

la-u *3p--;lI t+-'ru

->l

I

i- Il,it/ltiit___ -_________i

Garnbar 2.16. Rcgangan nonnal atau aksial

Jenis kedua dari regangan disebabkan oleh gaya pcrnbengkok dan disebut regangan

bengkok. Regangan bengkok diilustrasikan pada Ganrbar 2.17. Dengan gaya dikenakan

scpcrti yang ditunjukkan pada garnbar, rrjurrg batarrg akan rnclnpunyai rcntangan, di

rnana ujung bawah dari batang di bawah rcgangan kornpresi. Pengukur regangan

digunakan untuk mengukur regangan bengkok yang dapat digunakan untuk menentukarr

gaya vertikal, teknik yang digunakan di dalanr skala tirnbangan beban.

Jenis ketiga dari regangan adalah yang cliakibatkan gaya dan menyebabkan distorsi

pada bahan. Gaya ini sejajar dengan pennukaan bahan, ditunjukkan pada gambar 2.18,

dalt mcnyebabkan rcgangan gunting. Rcgangan gunting, y, <lapat clidefinisikan sebagai

perubahan angular (diukur dalarn radian) olelr bagian batdng yang diperlintir. Dianggap

pcrrnuk.aan yang selalu bcrubah-ubah digarnbar pada bctrerapa sudut melewati balok,

scperti yang ditunjukkan pada gambir 2.19. Caya yang dikenakan pada balok dapat

dibagi ke dalam dua komponen, yang rnana tcrganturrg pacla orientasi dari pennukaan

yalrg diraltcang dcngan balok. Satu kornporrerr aclalah nonnal untuk pennukaan dan yang

lain adalah se.iaiar pada pcrmukaatt. Scperli halrrya rcgangan, regangan gunting, t,

dipcrluas sepanjang permukaan yang selalu berubalr, cli mana tegarrgan,dikernbangkan

tegak lurus pada pennukaan.

66

Page 75: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Gambar 2.17. Regangan torsional.

Jeltis keempat dari regangan clisebabkan gzrya pclintir dan disebut regangan torsi.

I{egangan torsi diilustrasikan pada garnbar 2.17. Ini adalah sebuah regangall yang

tncnrpunyai peran perrting di dalarn perancangan nrcsin-mcsin rotasi.

Strain Gagc

Sebagaimana telah didcfinisikan sctclurunya, silat resistivitas dari shain gage

yang berwujud logam konduktor tipis yang mana digunakan dalanr mendeteksi regangan

dari scbuah bcnda padat. Kctika scbuah batang uji terdeformasi karsna adanya sebuah

gaya, maka strtain gage'akan mengalami defonnasi pula, yang kernudian menyebabkan

rcsistivitas dari strain gage bcrubah. Kuantitas dari rcgangan akan langsung terukur,

namun stress yang rnenjadi pcrhatian utarna hukanlalr strain. Pengukuran dari stress

nrcmbuluhkan pengetahuan tctang konstanta scpcrli modulus young dan poisson ratio.

Sebuah kawat logarn tipis yang rneniadi acuarr rcsistansinya. Sekedar rnengingat

dari elrktronika dasar resitansi dari sebualr kawat atau batang logarn rlapat dihitung

dengan pcrsarnaan :

,r-Plr\ - _*tl

Dimana : R: resistansi (A )

p = resistivilas (Q nr )

| : panjang dari batang atau kawat.( rn )

A: luas penarnpang dari batang atau kawt ( rn' )

Perlu diingat dari resistivitas ( p )

ternperatur. Jika batang tJitekan dcnga sctruah

adalalt sebuah konstanta pada sebuah

gaya, panjang dari batang berkurang dan

67

Page 76: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

luas pcnampang bertanrbah. FIal ini rncnyebabkan rssistansi dari batang bertarnbah.

Itesistansi yang beruabah dari batang diberikan scbagai berikut

il-AJl =P(l-Ll)A+NIVolumc dari batang tidak bcrubah akibat tekanan yang dikcnai pada loganr

konduktor. Dengan menggunakan prsamaaan sebelumnya sebagai dasar dapat

cli ttrnjukkan pcrsa,naan resistivitas sebagai trerikut :

4I/r

1;t;(t+ZVr)

dinrana : Ct? : sebuah kunstanta yang discbut scbagai factor gage yang ticlak

. rnenrtrlunyai clirnensi. !{

Untuk material yang monunjukkan scbuah perubalran resistivitas ymg akurat

scbagai pcrubahan dimcnsi. sebagai niali I'actor gage 2.0. Perkiraan ini padat tingakat

yang bagus untuk logatn. I:actor gagc akan bcrunbah akibat perubahan temperatur,

kolnposisi dari bahan foil sarta atas bcberapa pengotoran dari foil dari rnaterial. Pada

gage tcflentu terbuat dari serrrikoduktor, lactor gagc dapat lebih besar dari pada gage

standart ( dari 20 hingga 200 ). Factor gage adalah ukuran dari sensitifitas dari strain

gage, jadi scmakin bcsar factor gagenya rrrenyebabkan perubahall yang besar dari

resistansi yang cliberikan atas rcgangan. Scbualr kcunhrngan akibat perubahan resistansi

yang besar menycbabkan mudahnya pengukuran sccara akurat. Ketika gage yang terbuat

dari scmikonduktor dengan factor gagc yang besar dirnana sebelurnnya telah diketahui

balrwa input yang besar merupakan keuntungan utama, narnun gage tersebut akan

mendetcksi variabel tertrperatur dan urenycbabkarr kcccrrccndenurgan hasil yang ticlak

lincar. Dengan keuntungan haraga yang murah rnaka namun diperlukan penguat yang

tcrbaik. Gagc konvcnsional lcrbuat dari logarn banyak cligunakan karena keakuratarr

yang dirnilikirrya.

Strain gage logam terbuat dari batang kecil loil koncluktor dengan dilapisi sebuah

korrtluktor yang tlitckuk yang rtrcrnbungkus sclLrruh clcrncn koduktor yang

rliiliustrasikan olch pa.da gambar 2.21, parrjarrg dari gage bervariasi rlari penclek

sependek 0.2 mrn hingga l0 cm. Pcntbrrngkus yang cligunakan <lidisain untuk membuat

gage sensitive atas regangan yartg diberikan pada aralr yang sejajar ( paralel ) pada

kawat dan tidak sensitivc pada arah yang vertical. Kebanyakan gage menunjukkan

sensitivitas yang berarah tegak lurus. Namun lain halnya dengan foil yang terbu:lt dari

68

Page 77: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

bahan paduan (alloy) seperti cortstantan yalrg rncnrpakarr kornbinasi dari 60% termbaga

dan 40%nikel. Foil standart rcsisitansinya antara 120f2 lringga 3500: beberapa gage ada

juga yang menriliki rcsistansi diatas 5000()

pan,arlg gage

A

parrjang nratriks

panjang total

*bar matriks

Gambar 2.18. Gambaran gage standart tipe foil

Ada dua tipe dasar dari skain gage, tronded dan unbonded; strain gagc yang sering

digunakan adalah yang terikat ( bondcd ) yang digunakan untuk mengukur regangan

( strain ). Bonded strain gage dibuat dari gage yang disekat dengan isolator yang mana

isolator ini akan ntentransmisikan regangan pada gage. Cage dalam pcmakaiannya

dilekatkan dengan specimen uji . perekatannya pada titik minimunt kcrja dari tranduser

clengan tujuan agar dapat mentransmisikan rcgangan pacla gage tanpa perubahan yang

kecil ( crcep ), harus :

diperhatikan juga batas nraksimum kerjanya clan faktor temperatur pada saat

penggunaannya. Perckat klrusus telah dikernbangkan oleh pabrik-pabrik untuk

penrasangan strain gage.'

69

Page 78: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Ada bcberapa rangkaian untuk untuk unbotrdced strain gage, tetapi utlturnnya tennasuk

pada kabcl yang te rpasang pada suatu ternpal sccara perrnanen. Salah satu tipc clari

cmpat pcnggunaan kawat dibentangkan dalarn scbuah I'rarnc dalam coil yang bcrgerak.

' Kar.vat yang diltubrmgkan scpcrti garnbar dan kcnruclian koil berputar, dua karvat

disusun secara silang sehingga (mirip dengan kcrja pcgas) yang kerjanya bergantian

atas tensi dan kornprcsi. Pcnrbahan resistansi clapat cliukur dt:ngar jcmbatan wheatstone.

Uttbont,.d strain gage dapat digunakan untuk rncngukur, termasuk berat, ltacture,

scnsitivit,rs dari vibrasi dan masalah yang timbul.

Pada scbuah bahan konduktif bcrbcntuk lratang, perubahan resistarsi dalarn

dcarah clastis sangat kccil schingga mcmbutuhkan pcrangkat yang sensitif . Penrbahan

yang terlalu kccil akan menycbabkan ohnrtncler biasa tidak <lapat nrengukumya. Untuk

mengukur perubahan rcsistivitas yang kccil maka digunakan rangkaian jembatan

wltcatslone. Sutnber tegarrgan yang digunakan setrcsar l5V atau lebih kscil untuk

menghindari panas yang tirnbul pada strain gagc. Scbuah jembatan wlreatstone mampu

merrdetaksi perubahan resistansi dcrtgan pcngguanaarr strain gage scbagai lragian dari

lcttgan yang ada. Pclctakan strain gagc yang lcbih baik yang digunakan untuk

pengukuran dcngan aktiI strain gagc pada scrTrua lerrgan jcmbatan, bahkan kita dapat

rncrncriksa susunannya dengan baik.

Untuk memenulti kebuluhan scnsitifitas yang tinggi pada alat ukur, perlu

clipcrhitungkan juga pengaiulr dari ternperatur. clcngan ttrjuan rnenrbeclakan sinyal yang

datang dengan y;rng strain gage dari bahan yang dirryi atau dari perubahan suhu. Ada dua

pcngaruh yang pcnting yaitil tonperature gagc rcsistflrrsi juga berubah akibat panas dan

kontraksi dari spice melt yang bcrekpansi. I)cngarulr ternperature akan merubah

rcsisitarrsi dari gage dapat ditraca sebagai strain ; gagc sendiri tidak dapat rnernbedakan

antltra kcria lnckanik atarr kcrja akibat pcnrtrahan lompcrctur akibat indrrksi tcnnal.

Kornpettsasi dari rangkaian jornbatall y?ulg dipak;ii rrrenyeclerhailakan anfllisa datanya.

Scbuah .iembatalt wlteatstrxe dcngarr scbualr strairr gage ;rada salah satu Iengan

disobut sebagai konfigurasi " querle r-bridge '" ( korrfigurasi seperemllat jembatan ) yang

clipcrlilratkan pada Cambar 2.22. tlarrgkaian jcmbatan yang digunakan tennasuk sebuah

strain gage yang lain, namun tidak berlaku sebagai strain gage letapi sebagai

pengkonrpensasi ternperctur yarig tirnbul. l-ilrtrrk rncrncn<lallatkan output dalanr bentuk

lcgangan dengan tidak memperhatikan strain, rnaka rangkaian tersebut dapat

disctiniliangkan dr:ngart rncngubah nilai rcsistor pa<la salah satu lcngan. Tegangan yang

70

Page 79: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

rnenjadi output rmerupakan subyek dari strain y.ang diarnati. Nilai strain dapat rlihitwlg

deniian persamaan berikut:

4Vr€=*-_....--..-_*(;t;(t+Zvr)

Vr adalah niali yarrg tak berdirnensi yang muncul akibat adanya perbedaan nitrai

antara tegangan input dan output atau perbcdaaan kondisi antara keadaan terjadi straier

dan lak terjadi strain:

( lrout\ ( Vout\6=l --l,slroin-l ltttt:;lroitt

\vin ) \L/in )dertgan: Vout: tegangan outputdari lengan yang tidak diberibeban

Vin- tcgangan exitasi (V)

Persamaan diatas merupakan perlritungan urrtuk kondisi rargkaian jernbatan.

Kesalahan yang tcrjadi pada rangkaiarr tcrscbut saugat kacil yang secara normal tidak

tcrungkap dalzurt pcrcobaarl unluk mengukur strcss. Jika rangkaian jerubatarr tersebut

seimbang ( Vout, unstrain = 0 ) sehingga taklinearitas yang kecil dihilangkan dari

rangkaian jembatan yang yang harnpir selimbang, seliirrgga persamaan strain diatas dapt

tliscdcrlranakan nrcnjadi :

' 4Voul

Gl;trrin

Gambar 2.1 9. Konfigurasi seperempat jembatan.

Page 80: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

7-

Contoh 2.4

sebuah strain gage dengan nilai nornirral resistansi sebesar 300Qdan GF :2diltrrbungkan dalaln rangkain "qurter-bridge" scperti gambar cliatas. Tegzngan exitasi

dari jenrbatan I5V. lengan lain pada jenrbatan rcsisitor tcnnasik dumrny gage sebesar

350 C). Diasumsikan jcmbatan dalam keadaan setirnbangdengan tidak ada straindan

mempun) ai output strain dibarvah 45pV.

a. Hitung nilai strain secara tepat

b. hitunglah nilai strain dcngan mengasumsikan rangkaian jembatan linear jawahan

a, berdasarkan pcrsallraan diatas kita rnenclapatkan nilai ratio dari

tagangan output pada tcgangan dc cxitasiLrntuk kcadaan tidak lncngalami shain

yaitu:

v, =( vu"'\srtaincrt

-( ryLL\Vin ) \Virr

un.slrained

:(!{\strained-f -L')r,,. ttraitrcd :3 x r0a( rsr / [tsv )

4Vr I 4x3xl0exp- (rE_ :5"99996pe

GI;(I +ZVr) 2(l + 2x3exp- 6)

sehingga dengan mempe(itnbangkarr niali penting dari jawaban.maka dipusatkan

pada anggapan bahwa rangkaian jembatan linear ketika tegangan output kecil.

b. dengan menggunakan perkiraan yang dibcrikan sebelumnya inaka didapatkan:

4VoutE-.._.----

GI;ViN

_ 4x45pV

2x15V

:6 rre

hasilnya ditentukan dengar asumsi dari linearitas yang tcrjadi pada

perubaLhan yang kecil pad jembatan. Kcrrrungkinan kcsalahan 0.1% tiapl000pe.

Ketika dua gage digunakan secara bersamaan, rangkaiannya disebut sebagai

"half-bridgc". Rangkain half-bridgc mcnigkatkan sensitifitas bila clibandingkan

pada rangkain "quarter-trridge" dan dip;unakan pa<la pengukuran kekuatan dalarn

merrrhengkokan batang logarn. (beniling). Unluk pengukuran bending dua strain

gage disusun dengan silang seltingga salah satu sisi sebagai cletector tensi dan yang

72

Page 81: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

lain sebagai deteksi kompresi dan diletakkan pada bagian yang berlarvanan dengzul

lrengkokan yang dikenai pada batang. Kcsemtra strain gage tersebut dipasang pacla

jcnrhatan whact stone sebagaimana diganrlrarkan pada gatnbar dibawah ini. Susunan

strain gdge pada garnbdr dibarvah ini akalr rnenyebabkan panas sehingga merubalt

resisitansi dari kedua gage"yang dipakai, narnun dapat dikurangi dengatt men).u-stll1

keduanya dalarn lengan yang berdekatan.

Pada pengukuran strain sccara aksial, pcnlrarnbtngan strain gage clilakukan

secara berlawanan arah sehingga pengamlr bending dapat dikurangi dan starin secara

aksial dapat ditingkatkan. Pada susunarl ini efek dari perubahan temperatur

rneningkatkan resistansi, kargna kcdua gage dipasanag secara lrerhadapan.aturan

umum yang termasuk memperkecl rugi karcna tirnbulnya pallas pada gage pada

lcngan yang diganti dengan strain gage. Gagc yang mengkotnpensasi panas dapat

ditahan dengan blok yang tidak dikenai strain yang terbuat dari bahan yang sama

dcngan specimen uji yang digunakan dan dapat pula clitahan dengat cara yang lain.

Kegntunagn utama dari rangkaian half-bridge dibandingkan clengan quarter-

bridge aclalah menirrgkatkan sensitil'itas karcna acla dua strailt gage aktif. Jika

nolrlincarilas kscil yang muncul diabaikan rnaka Slrain untrrk rangkaian half-bridgc

dapat dihitung dengan persarnaan :

2lrout€=-"..."*e

GI;ViN

Ganrbar 2.20. Kotrligrrrasi setengatt jerllbatalt.

73

Page 82: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Jembatan Gantbar 2.20 mernuat 2 buah gage akti{'urrtuk tarik dan tekan" Kedua gage

secara otomatis memberikan kotnpcttsasi karcrra kcduanya akan rnengarnbang bila

tcrjadi perubahan temperatur.

Il.angkaian jcmbatan penuh digunakan clcngan mcnggunakan empat strain

gagc yang aktif. Dua strain gage yang berhadaparr berlaku sebagai deteksi tensi clan

yang lain berlaku sbagai <lctcksi kornprisi. Kompcnsasi panasyang tctap murcul

dalarn rangkaian jembatan dikurangi cicngan menggtmakan kornponen

perrgkompensasi panas yang diletakkan pada output dari rangkaian jembatan.

Dengan tak rnentperhitungakn eror yang tirnbul clari nonlinear kecil yang muncul,

strain clari rangkain full-briclgc clcngan cmpat strain gage dapat clihitung dengan

pcrsamaan berikut :

l/ottt

{il,'vin

Sel pembeban (load cell) yarrg dipakai dengan hambatan sebesar 350 CI pada

Strain gagc rnasilr dapat dipergunakan olch rarrgkaian fult bridge ini. Catatan bahwa

resistansi yang terukur antara aliran kelrrar dan masuk jerntratan akan selalu tenrkur

dcngan nilai sebesar 350Q pacta kcrJaan tak rrrcrrglarni ,sh-ain, Ketika strain gage

ditahan dengan sel penbebanan pada rangi.ai firll-bridge, skala rnaksrral dari sel

penlebeban akan tetap nonnal yang dirancarrg scbesar I .2 akru 1.3 mV dari sinyal

masukan setiap satu volt .

Constantan

Gambar 2.21. Jembatan penuh dengan kompensasi temperatur

74

Page 83: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Contoh 2.5:

Sebuah sel pembeban sebesar }mY/Y ctengan sumber tegangan lOV

clirnonitor dengan volbneter digilal. Scl penbeban dirancang dengan skala

maksimum untuk output resolusinya scbesar 100 lb baban. Jika dibutuhkan

pengukuran dengan 0.l,lb , berapa resolusi yang cligunakan dari voltmeter, yang

dinyatakan dengan tegangan ?

.lawaban

' Resolusi yang dibutuhkan dalam pengukuran dinyatakan dalarn prosen

sebagai berikut:

Res rtlu,si * 0'llh-rtoa'/,tauh

: 0.lo/o

skata maksimum untuk darijembatan aclalah

FSO:ZmYlY x lOV:20V

Resolusi dari volhneter, dinyatakan dcngan tcgangan :

Resolusi voltmeter :O.l% x 20 mV:201rV

Sebagai mana terlihat hasilnya dalam pengukurarr dibutu.hkan sensitive nreter

dan ticlak arlanya noisc.

Ilabrik yang memprodul<si peralatan strain telah mengembangkan alat

sedcrhana yang rnudah digunakan untuk pengukuran strain. Fungsi dasar yang

termasuk pengaturan operasional yang dapat diubah oleh penguna yang langsung

berpengaruh pada lengan jernbatan sebagai fator yang mcmpengamhi gage, skala

outpttt, pcnyctilnbangan jembatan dan dalarn rnernpcnnudah kalibrasi. Sebagai

gantinya peralatan yang disuplai dcngan sumtrcr tegangan lengkap baik rangkaian

quart-bridge maupun half-bridge dan penyediaan petujuk penggunaan. Unhrk fungsi

yang lain rnungkin menggunakan pcralalan yang lcbih canggih, tennasuk pembacaan

dengan akuisisi data kompleks, filter aktif, clan analisa dengan menggrrnakan

kornpuler.

75

Page 84: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

2.8. tr'ENGtJKtiRAN TBKAN,{N

Apabiln scbuah bcjana diisi zat cair maka, gaya tckan pada dasar be.jana akan

terdistribusi secara merata. Tiap satuarr luas dasar be.jana rncndapat beban yang sarna.

Gaya pcrsaluan luas didelinisikan sebagai tekanan , socara malematis dituliskan sebagai

t;D_,-A

^dinrana: P = tckanan ( N/nr2 atau pascal ) Pa

P=gaya(N)

A: luas penanrpang ( rn2 ;

'l"ckanan dinyatakan dalarn Nervton tiap satuan luas. Satu ncwton per meter perscgi sama

dengan I Pascal (Pa). Dalarn system ukuran llritish ( british unit), tekanan dinyatakan

dalarn pound persatuan Iua.s diukur clalanr satuan inchi yang clisingkat sebagai Psi, dan

I Psi : 6.895 kPa. Tekanan dapat pula dinyatakan dalam tinggi kolorn air raksa, yang

rnenyatakan tekatran udara luar atau atmosf'er. I'ekarran atrnosfor adalah satuan gaya atas

benrt atmosfer, yang dapat dituliskan sebagai 760 nrrn clari ketinggian kolom air raksa,

29.92 in kolonr air raksa atau 14.7 psi atau l0l kPa.

Pada fluida diarn, tekuran didish'ibusikan kesegala arah dan meningkat dengart

trertanrbahnya kedalaman , dan juga terganhrng pacla densitas atau massa jenis dari

cairan yarrg akan berperilaku nrenanrbah tekanan pada pennukaan. Hubungart tekanau

dcngan kedalaman secara matematis adalah stragai berikut:

P=pgh

Dimana P= tckanan parla clasar scbuah fluida, Pa

p = massa jenis , kg/mr

g: percepatan gravitasi, 9,8 rn/s2

h : kedalarnan dari zat cair, rn

Urrtuk mengukur tekanan sccara ccpat dalalr ntengukur tekanan zat cair pada

bagian dasar watlahnya sccara tegak lurus. Pcngukuran tckanan zal cair unrumnya

menggunakan air raksa dissbabkan karcna densitasnya yang tinggi, atau air. Jadi 29 9 in

air raksa rterupakan tekanan yang dialami olelr dasar dari tabung yang digunakan unhrk

menempung merkuri tersebut.

Contolt :

Densitas sebualr air raksa 13.6 g/crn3. hitung tckanm 700mm air reksa dalam

pascal ?

Jawab

76

Page 85: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Ir:pgh

= ( n a -E=l[, ".0- .g*'.)[ r cxp-', t'rl[r, rfl1zoo,,,,,f , "*r*,a]\ c,,r.t71 iltJ )\ 8 /\ ,\t) \ tttt,t )

:93.3 kPa

Untuk tekanan pada' gas berlaku hal yang serupa. Jika gas didalarn bejana

tertutup, lekanannya adalah gaya yang dilakukan terhadap dinding beiana. Untuk

tckanan uclara acuannya a<lalah pcnnukaan air laut, scmakin tinggi, tckanan al<an

mcnurun karena penurunan bcrat udara yang acla diatas permukaan air laut tersebut.

Parla puncak gunung Mont ljvcrcst tckarran udara hanya sepertiga dari tekanan pada

pcrmukaan air laut.

I,RESSURE GAGI: DAN TEKN NNN ABSOLUT

ltila sebuah ban kcmpes diukur tckanannya dan hasilnya nol, rnaka dikatakan

tckanan clalarn dan tckanan udara luar sanra bcsar. Jadi yang cliukur gage adalah

perbeda;ur tekanan dalam bam dengan tckan Lrdara luar. Perbedaan tekanan ini dikenal

scbagai gage prcssure, Pcmtracaan tckanan tcnnasuk didalarnnya tekanan yang

t'lisebabkan atnrosl"cr yang n)cngacu pada tekanatt vakutn disebut sebagai tekanatl

absolut (abslute pressure) yang clalanr satuan tlritish sebagai psia, Umunrnya pressure

gagc dirancang untuk rncmbaca tckanan pada gagc; hal ini pcrlu ditanarnkan untuk tctap

dalarn pikiran atas ilefinigi tg\ana yang bias cligunakan. Sebagai gantinya nilai tekanan

yang cligrrnakar dalarn perhitungan urtuk gas idcal harus bcrada pada tckanan absolut.

Pcngtrkur:ur tckanan yang lain discbut tekattatr dilbrcnsial ( dilferensial pressure ). Jika

ctililrat rlari istilah yang digurrakan, tekanart difcrcnsiat adalah perbedan antara dua

tekanan yarrg dalarn satuan british tlittrlis dalarn 1lsid.

PRI.ISSU RI, TRAN DUS IlR S

I(agaur tranduscr vang cliclcsailr untuk rncrrdctcksi tekanan-sangat banyak sekali,

tctapi umulnnyn prinsip kcrjanya lrcrdasar prirrsip lttctrycitnbattgkart dari tckanall yang

tidak diketahui dcngan tekanan diclapat dari bebatt yang dikcahui. I-eknik untuk

rnenyeirnbangkan adalah rncnggunakan diaphragna. Diafiagrna a<ialah keping fleksibel

yang cepat bercaksi dan berubah apabila mcndapatkan tokanan, pada keeping itu diberi

pcgas yang trcrfungsi rnernbcri bcban pada tliafragrna. Pergrakan cliafragma sebandinrng

dcngan tckakan, clcngart kcrnampuatr cletcksi tckattan antara 15 - 6000 psi .

77

Page 86: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

. Mctodc untuk mcngubalr tckanarl sccara rnckanik atas teganagatt kedalatn

bentuk gcrak lcrmasuk clirlalarnnya scbuah Bourdorr tube, yang cligunakan untuk

rncltgcrnbalikan bentuk semula dari sctruah logarn akibat kornpresi yang dilakukan.

Sebualr bcllow adalah scbuah lcnrbaran tipis yang dibcntuk tabturg runcing ( untuk

rncngatur arah arrgin) 1,nng salalr satu bagiannyr lcrtrrlup rapat pada ujungnya yang akan

kontak langsung dcngan tckanan. Scbuah bourdon "tube

ntcrupakart sebuah tabutg elips

dari logam clan salalr satu ujungnya tcrlutup, kernudian dilientuk spiral, atau segilirna

spiral alau bentuk spiral bcrbcrrtuk kcrucut atau bcntuk lruruf C. 'l-ckanan diclalam

ta[ung tersebut ccndcmng lreluas yang menycbabkan a{anya penyirnpangan. Sebagai

contoh komglnen yang sensitivc tcrlraclap tekanan clituniukkan dalaln garnbar clibawah.

Didalarn pcltgukurarr listrik, hal yang rnudalr untuk tncngubalt gerakan tnekanis

kcdalarn bcntuk kornponcrr yang pcka tcrhadap tckanan ke dalam bentuk sinyal listrik

cligitr. Ada banyak caro yang rnungkin dilaktrkan, cara yang paling umuln

menggr,rrakan potensiometrik, rcluktansi, kapasrtalsi dan metodc strain gage. Metode

potcnsiometrik adalah sensor gcrak yang rncrubahnya clalanr licntuk rcsistansi. [.etlgan

gcscr dari potcnsiometer secara rnckanis clihubungk:rn dcngan kontponcn scllsor

tekanalr,yang nrcnycbabllan rosistansi bcrubalr scbagai Iungsi clari tekanan. Metode

potensionrter adalah yang palirrg rnuralr datt scdcrltana daripacla teknik pcrubalt yang

lain, <lcngan kclcbilran pcnggurrailrl sccara rnekartis clan ttoise yang rnungkiri tilnbul.

I)a<la rnctode rcluktansr pcru[raharr indukttu'rsi pada salah satu atau dtra coil

dcrrgan nrelrggerakkan ratrgkaiarr rrrnlpctrrya. Cara utttuk ntcrtrtrahnya dengatr metnutar

rnagnct rrtalna didalaln tratrsfullncr. Ilagizur yang lairr digurrakart utltuk Incggerakkan

cliaphragn antara tlua koil yaitu dcngan mortambalt atau tncirgurangi induktansi.

Kemuclian koiI dilrubungkart dcngatr rangkaian .icrrrbatarr-

Pada traltduscr yang tncrtggttnakatt kapsitansi, gcrakan yang terjadi

mcnycbatrkan pcnrbahan kapasitansi drri pada kapasitor. Cara pcnggtlllaarl yang tlrlllllll

adalalr rncngubah salalr satu pirirrgarr pada diaphragrn tl:rri scbtrah kapasitor atas piringarl

lain yang cliarn. Pcrtanrbahan tekanan rnenycbatrkan pertatnbaltan kapasitansi melalui

cara rnenglruburrgkan pusat clari lernpcng yang bergcrak dcngatr dua lernpertg yang diam.

Karcna cliaplrragrn bcrgerak, kapasitarrsi dari salalt sattr'kapasitor bertambah ketika

ka1:asitansi yang lain be rkrrrang. Kapasilor tcrsebut terlrutrttttg clengatl rangkaian

.jcmbatan. 'l'rancluscr yang prinsip kcrjanya tncnggurtakatt pertrb:rhan kapsitatlsi akibat

tckanal rncnrpunyai rospon fiekrrcrrsi tinggi, sclrirrgga trantluscr ini akan pcka lerlradap

pcnrllaltan lckarta:t.

78

Page 87: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

' Sebualt strain gage dapat digunakan sctragai sctruah kornponcn yarrg nrclljacli

scnsor yang ditautkan dengan diaphragrn. 'l'ckanan pada diaphragrn menghasilkan strain

yang didetcksi dengan gage dan diubah nrerrjadi resistivitas listrik. Cirinya gage

diikatkan pada kedua sisi dari cliaphragrn dan clihubungkan dengan rangkaian half-

bridgc.pada rangkaian haf-bridgc salah satu gagc pacla, sisi yang lain dari diaplrragrn.

Sedangkan pada rangkaian jcmbatan <ligunakan clua rcsisitor tctap. Pada rangkaian full-

bridgc dua gage mettalran satu sisi dari diaphragm, gagc akan mengalami kornpresi dua

sisi yang laitr nrenahan dalarn bcrrtuk tcnsi. t{arrgakain lull-bridgc membcrikan oulput

yang lebih besar lebih dali 100 rnV untuk tekanan yang diberikan. Sebagai penggaiti

dari strain gage yang aktil, hanrs juga diperhitungkan kompcnsasi akibat tempcratrr dan

resistor penrtruat nol turtuk keseirnbangarr ( zcro point ) clari rangkaian jembatan.

' ' l' ,'*'2.9. PENGTJKURAN GBI1AK

Gerak yang clikcnal arla yang berupa gerak mclingkar separrjang gu.iu rind$g;:ii'l'lintasannya dapat bcrupa lingkaran dalarn satu clinrensi. Pengukuran dari gerak terntasuk

didalarnnya keccpatan, perccpatan dan perubahan jarak. Cerak adalah setrualr vector

yang mcnandakan perubalran posisi atas liagian atau titik, Kecepatan adalah dcrajat

pcrubahan tcrnpat yang dialanri clan pcrccpatan aclalalr ukuran scbcrapa ccpat pcrubahan

kccepatan yang terjadi. Gerak nrclingkar cliukur dcrrgan satuan derajat atau radian. '

1'ITA}.' DUSI]t( C EIIAK

Tranduscr gcrak dapat bcrupa kontak clengan sumber gerak rnaupun terpisalt.

Jcnis tranduser kontak gcrak yang scring digunakan sccara bcqrasattgan clengau bagian

yang berputar mengikuti posisi obyek yang diukur. Scrsor gcrak pada batang berputar

dapat dihubun$kan dcngan lengan potensiorncter. Sinyal listrik ourput dapat bempa

tegangan maupun arus. Potensiometcr yang digurrakan scbagai tranduser gerak dapat

disusrur secara sedcrhana dan dapat dirancang untuk nrcngukur gerak yang cukup cepat,

tatapi noisc akan murrcul clengan adanya obyck pengarnatan yang kotor. Cprak dapat

diubah menjadi besaran listrik dengan merrggunakan induktor variable dengan

pcngarnatan perubattan incluktans yang terjacli. hrdul<tansi dapat berubah denga:r akibat

gcrak dari pusat matcrial uji, variasi dari dimensi atas koil atau akibat gesekan dengan

obyek.

Hubungan malcrnatis yang nruncul pacla trarduser gcrak . ini adalah hubuugan

lincar dengan variatrel translonncr (I,VDT). Batang lrcrputar yang dihubungkan dengan

pusat rnagnet didalarnnya dan dibungkus dengan trans{bnner. Jenis dari LVDT'79

Page 88: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

dipcrlihatkan pada Garn[ar , ?.22. L,VDT diletakkan diantara transformer primer

transfonner sekunderyang identik. ]'ransformsr primcr dihubungkan dengan surnber AC

( biasairya antara I hinga 5 kHz, ). Ketika tclalr tcrlrubung clengatt-sumber tegangan,

tcgangarr pada rranstbrmcr pnrncr nrcnginduksi lranslbnncr yang kcdua schingga santa.

Karcna pusat dari kabcl bcrgcrak bcrpular mcngikuti gcrak obyek, tegangan yang

didapatkan atas transfonner primer akan mcncyebabkan rnenyebabkan nilai tegangan

transfonner sekunder rnenjadi yang paling besar.dengan rangkaian denrodulator yang

clitunjukkan diatas, perubahan polaritas dari pada kawat dalam tranduser schingga

rnuatannya lewat pada pusatnya. Tranduscr ini rncrnputtyai sensitivitas, Iittearitas, dan

pcrulangan yang rnendekati selnpurna.

I ,-."rrrl

P

:tl(a) Diagram LVDT (b) Renspon LVDT

nemindahan

sekrrndcr

(c ) Gage LVDT

Gambar 2.22. Transduser gerak

,80

Page 89: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

'franduser yang menggunakatt systctn tatrpa kontak langsung dengan obyek

tennasuk didalamnya tranduser optik dan tranduser kapasitif. Fotosel dapat digunakan

sebagai tranduscr yang mcndctcksi sinar ylng dilcwatkan pada sebualr celah kecil atau

nrenghitung banyaknya garis tcbal clari suatu pcrnrukaan yang diukur. Pada systcrn optis

rnenrpunyai kcuntungar yaitu respon yang ccpat, tetapi noise-nya terlalu banyak,

tcnnasuk yang bcrasal dari surnbcr calraya yang narrtirrya akan menyebabkan sinyal yang

baur y.. rg dihasilkan dari scnsor optik. I'lal ini bcrguna clalarn rncnyusun cfek hitcrisis

yang tinrbul clcngan rncnggunakan trigger Schrnitt jika teryadi nrasalalt pada timbulnya

noisc.

Scnsor yang nrcnggunakan scrat optik clcngan hasil yang cukup akurat dalarn

pcndetcksian. Penggutraan sinar rcf'lcksi clalarn scrlsor dcngan clua bagian, dinratta

bagian satu mcntransrnisikan sinar dan,, bagian yang lain tncnerima sinar yang

diparrttrlkan oleh suatu pemrukaan yang ditunjukkan clalarn gambar 2.23. olch serat optik

sinar yang ditransnrisikan larrpa rncrrgalarni llcnrbaharr intcnsitas. Sclanjutnya sirtar yattg

ditranslnisikan akan mcninggalkan tanda pada obyck yang sclanjutnya akan terkumpr.rl

scltingga terpantul kemudian ditangkap oleh sensor optik. Intensitas dari sinar yang

tcrdcteksi ditcrirna olelr scnsor clptik dcngan ukurarr dan susunannya sepanjang bagian

pennukaan yang mclilantulkannya, namun agar dapat terdcteksi dcngzur baik rnaka jarak

pengarnatan arus nrendckati l0{ in. kcunggulan utarna aclalah malnpu rnernbatasi hasil

yalrg lak tcntu.

Gambar 2.23 Detektor gerak serat optik

"sensor kapasitif clapat cligunakan tmtuk scnsor yang sangat sensitive tcrhadap

gerak dcrrgan cara penclekatan sepcrti tranduser. Penrbahan liapasitansi yang bervariasi

81

Sumber cahaya

Detcktor cahava

Scral onlik

nernrukaan

Page 90: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

disebabkan karena salah satu lcrnpeng kapasitor bcrubah posisi terhadap yang lain.

Lempcng yang bergerak dapat terbuat dari scrnua .ienis logarn sepcrti diaphragrn dari

scbuah capasitor bcrbcntuk loqiong atau pcnnukaan yang diukur. Kapasitor dapat

digunnkan sctragai pcngorttrol lrckucnsi dari sct:ualr rarrgkaiatt rcsottattsi yattg ntcrtgubah

kapasitansi rnenjadioutput litrik yangclapat digunakan.

1'ITAN DLJSIJR KECtiPNI'AN

Karena kcccpatan adalah laju pcnrbaharr gcrak. kccapatart clapat didcteksi dengan

mcnggunakan sctrsor gcrak untuk merrgukur dua keaclaan antar dua titik yang bcrbedc

selringga tcrukur nrcnjarli kcccpatan. Aluran pcngukuran kcccpa{an dengan hasil benrpa

output yalrg clapat terukur hanrs rncnggurrakan trattcluscr yang dapat dideteksi baik

dalarn lrcntuk gcrak yang linlasan yang lunrs rnaupun yang lnelingkar.'franduser

pengukur kccepatan gcrak lurus dirancarrg clongart koil yang terpusat dettgalt magrret

yang dilctakkan pada pusatnya membcntuk scbuah motpr sedcrltana yang natttinya

digerakkan dengan ggl diri yang dipunyainya untuk kcccpatan tertentu. tlaik koil atau

tnilgrl dapat dibuat tak bcrgcrak dan bagian lain dibuat bergerak mengitarinya. Namun

oulputtrr a tatap tlianrbil atas koil.

Ada banyak tranduscr yang dirancang untuk nrengukur kecepatan rnelingkar.

'l'cchnornctcr adalah scbuah trancluser yang digunakan pada pada artts AC tnaupun DC

scbagai outpritlrya.technomctcr yang uotputrn ya bcrbcntuk arus searalt pada dasarnya

scbuah gcnerator kccil dcngan koil yang bcrllutar tcrhadap Ittagnet yarrg diarn. 'l"egangarr

timbul akibat koil rncngal:uni induksi rnagnctakibat bcqrutar pada sekitar rnagnet. Laju

induksi rata-rata tcrlradall tegangan scbarrdirrg dcngart kcccpatatr putar dan arah

polarisasi scarah dcngan perputaran yang clilakukatt, yang nrerupakan ketrnttrngan dari

tecnornetcr DC. Sedangkan tccnonrctcr AC diranang scbagai gcnerator dengan frekuensi

scbagai output dan scbanding dcngan arah pctputaran yallg dilal<ukan.

Cara yang lain untuk mengukur gcrak nrelngkar clcngarl Incnggultakan cngsel

yang berputar tcrhadap kcxnponen yang scnsitive terhadap sinar. Engsel penggerak

menghalangi sinar'shingga dapat terpusat pada plrotosel, sehittgga menyebabkan output

yalrg llcrvariasi scsuai dcltgalt kcccpalarr ptttar.

.I'ITANDtJ S T:R I]ERCEiPAI'AN

Pcrcepatan biasanya diukur clcngan rncnggun;rkan pcgas yang menahan dari

suattr bcban pada suatu rvadah tcrtulup, scpcrti yang cliturrjukkan pada Garnbar 2.24.

bcban ticlak akan tcrguling karcna bctran atcla pcnaltatr dibagian bawalr beban.

82

Page 91: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

l)crbartlilrga gcrak antara kotak dcrrgan nlassa bcbi.,r scbanding dcrtgan pcrccpatan yang

dialarni. Sebuah tranduscr yang lairr scprti tratrduscr gcrak yang biasanya digurakan

scbagai pcngubah rncnjadi gcrak rclatif scbagai output listriknya. ldcillnya akibat adanya

gaya incrsia seharusnya bcban tidak bcrgcrak akibat aclanya goltc:ulgan pada wadah,

natnrm pada kcnyataannya sebaliknya kar,:rta adarrya pcgas yang mcnyctrabkatt

bcrgcrak.. Alat pengrrkur perccpatar/ akselerornctcr (accclcrotnctcr) bcrgcrak ddngart

Iicklensi natural, dan pcriode gcraknya lcbih pcndek daripada pcrubaltatr pcrcepatan

yang diukur. Sebuah acceleromcter pacla penggunaatrlrya digunakan utttuk mengrtktr

li'ckucnsi ang lebih kccil daripada liekuensi natural, nalnutl digurakan juga untrrk

rncrrgukur gcrak vibrasi.

- Scbuah akseleronrcter pada prinsipnya nlcnggunakan prinsip kcrja LVDT yang

dapat digunakan untuk mcngukur getaran. Massa bcban dibuat dari magnct yang

dikclilingi clcngan koil. 'l'cgangan induksi yang Linrbul pada korl rnerupakan fungsi ke{a

clari pcrcepatan.

Sala| satu jcnis <lari aksclcronrclcr aclalah scbualr kristal piczoclcktrikyang

korrtak langsung clcngan massa pcmbcban, "l.cgangan output dari sebuah respoll

nrcrrginduksi paksa kreistal scbagai akibat dari pcrcpatan bcban. Kristal piezoclcktrik

kciil rncnrllupyai frekucnsi natural yang sangat bcsar yag dapat digunakan sebagai

pcngukur frckucnsi gctaran. Kclemahan clari piczoclcktrik adalah output yang

di6asilkan satrgat kccil rncskipun irnpcclansi clari kristalnya yang besar, yang pada

akSilya akan lncrrjatli pcrnicu pcrrnasalaltarr akibat llising yang clitinrbulkan.

Gambar 2.24 Dbsar akselerometer

83

Page 92: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

2. I O. PENGUKURAN CAHAYA

Cahaya yang kita lihat rncnrpakan scbagian kccil dari spektnrrn elcktrornagnetik.

Jarncs C Maxwcll rncnggabungkan hukunr tcrrtilng listrik dcngan leori nrengehai magnct

yang kcrnudian dihirnpun dalarn lrukurn yang bcrlaku utttuk cahaya. Karakteristik

cahaya sarna dcngan gclornbarrg radio flamun dcngan panjang gclornbang yang lebih

pcndck. Keccpatan rarnbat gclorubarrg clektrotnagrretik scbesar 3 x 108 nr/s cli ruang

h:rnrpa. Ilr.rbungarr antar lerkuclrsi dcngalr panjang ge lornbang bcrclaszrrkalt persamaan :

,/ /,\( l'="- )

\"^)\r.-

dirrnria-c : kcccpatan radiasi clcktrotttagrrctik , rn/s

f - frckrrcns, I-'lz

l": panjang gelombattg, trt

D;rpat dilihat bahwa gclonrbang radio rnempunyai panjarrg gelorrrbang ratusan

mctcr hirrgga beberapa rnillimcter. Panjang geotnbattg paling pcndek adalah gelornbang

irrlianrcralr dongan yarrg tcnuasuk pada rlacralt gclorttbang cahaya tarnpak. Par{ang

gclonrbalrg cahayil tarnpak ribuarr kali lebilr pcrrclck tlari dari gclombang radio,

scclangkarr panjang gelombang yang tarnpak parrjangrya kira-kira anatar 390' nrn

(violct) dan 760 rrrn (mcrah). I)erbcdaan paling dckat antar cahaya tarnpak adalah dengan

clacralr sinar ultraviolct dan juga dirniliki oleh sinar X dan sinar gamma sebagai bagian

rlari spcktrurn elcktronragnctik. Spcktnun cahaya larnpak clitunjukkan pacla jenis wama

yrurg kita lilrat.

Batas antara antara <laerah satu. dengar: clcaralt yang lain tidak begitu jelas

scfiingga nantinya akan lcbih clisebut scbagai bagian tlacrah yallg tnelnpunyai spektrum

yarrg kontrrru dan spcktrum tak kontiu datt cahaya tarnpak aclalah scbagian kccil dari itu

sclnla. Mata nonnal lnanusia tidak dapat mcresporr radiasi Lrltaraviolet dal infiarod,

yarrg lebih sering di.setrut scbagai sinar ultraviolct dsan sinar inliarcd. Tirljauan utalna

dalanr instmmentasi karcna llcberapa dctcktor scnsitil' tcrhadap batas-batas daerah

tcrscbut. Scbagai corrtoh scl piczoclcktrik scnsitive tcrhadap ultraviolct dan spektun

crrltitya tatrrpak.

Pcndckatan yang , diglurakarr untuk rnenrpela"iari radiasi gelornbang

clcktrolnagnetik bcrgantung pada pan"iarrg gclonrbarrg racliasi dan kepekaan alat yang

iligunakarr. .lika panjang gclornbang scbanding clcngatt rcsolttsi dari alat rtkur , rnodel

gclonrtrang dapat <ligulrakan untuk rncnganrati pcrilaku radiasi. lrri adalah lnodel fisis

84

Page 93: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

f P= ['-o -

untuk claerah spcktrurn elektromagnetik dari gclorrrbarrg radio satnpai daerah infrared.

Disarnping itu, jika panjang gelonrbang jauh lcbih pendek dibandingkan dengan resolusi

alat ukur, maka digurrakalt rnoclcl parlikcl. $cbuah cncrgi radiasi dari partikel discbut

scbagai flotorr. Dalam dcarah ultraviolct ur]rurnnya cligunakan nrodcl lbton . Flubtrngan

antar ,encrgi foton dengan frcktrensi tnenurut persamaall :

E -hf

" di,na,',a Ii - cncgi folon, J

h : konstanta Planck; 6,626 x l0r4 JlHz

f =. ltckucnsi ,L{z

l)crsamafln ini nrcnginclikasikan adarrya cncrgi loliln pacla daerah sinar ultraviolct

lebih besar dari cnergi foton pada dacrah sinar tatnpak. firtergi foton sinar biru lebih

tirrggi ari encrgi foton sinar lnerah. Encrgi loton ltanya bergantunng pada frekwetlsi ,

tidak bergantung pada irttcnsitas.

Sctiap sumbcr cahaya akan rncmbcrikan speclrum yang trerbeda dan terganturrg

bagairnana cahaya tcrscbut dibangkitkan.. Suatu sumber cahaya yang berpijar ( filamen

tungstcn yang cligurrakan pada lalnpu ) rnenghasilkan spektrum yang kontinu dan

tcrgaltung ternperatur filanrcn. Pada tcrnpcratrlr yang tinggi akan lnuncul sinar bim.

Dengan rlenrbuat variasi tcgangan yang digunakarr pada latnpu tungstett pada

tcnrpcratur tcrtentu akan rnuncul sinar dcngall warlla yang khas. Sinar rnatahari juga

r;cngalrdung spcctnrm sinar yang kontinu yaltg borganturrg juga pada lcmpcratur.

Surnber sinar pendar menghasilkan spectmm dengan panjang gelornbang yang

tajam yang.lnasilr terrnasuk pada surnbcr caltaya yarrg kontirtu. Karakteristik dari sinar

mcrkuri diclalam sebuah tabung spcctrunr akhirnya tcrdapat sinar ultraviolet. Dernikian

juga sinar lampu neon yang menghasilkan karakteristik spektrurn yang tajarn dan

tcrattg

Sinar yarg munoul, pada I-ED adalah terpcndar secara luas yang tergarltung pada

jelis rvarna tcrtentu. Distribusi sinar LED sccara gcornclt'i lebilt banyak dipancarkan

kcarah dcpan. I.,L,D tncrupakan sumtlcr cahaya yarrg penting clalarn kornunikasi serat

optik.

SATI.JAN PE,NGUKURAN CN I-IAYA

Alat pelgukur yang digunakan ctalanr pcngukuran cahaya tarrrpak disebut

photornetri, sedangkan pacla pcngukuran itotal spcctrum optik discbut radion-retri.

I)crarrgkat alat yang clirancang untuk rncrcspon setnua jcnis spektnun cahaya tarnpak

tennasuk infra red yang terlihat dan daerah ultraviolct yang dapat juga disebut sebagai85

Page 94: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

peralatan radiolnetrik. Satrran ukuran cahaya clibagi dcngan satuan radian dan satuan

photometric. Ada persarnaan pacla masing masing ukuran tetapi kesernuanya dapat clapat

dikonvcrsikatr dcngan satuan yaltg lailr.

Alat ukur cahaya plrotornetric biasarya digurrakart pada intcnsitas ernisi yang

larrgsurrg maupun tak langsurrg. Irrtcrrsitas crnisi pcndar tak lartgsung (lurninance)

didcfinisikan sctragai cahaya total yang clilcwatkan pada suatu pennukaan tertentu,

dalarn satuan irrtcrnasinal dinyatakan clalarn satuan carrdcla (cd). Pernbanding antara

pcrrgukuran radiornctric aclalah intcnsitas radiant, yang biasattya terukur dalarn satuatr

watt/steraclian. I'erpendaran langsung (illumirrance) aclalah pcngrtkuran cahaya dengan

plrolornctric yang diclapatk:rn dari pantulatt dari pcrntukaan yang flux caltanya

tcrdistri[usi sacara rncrata, satuan clalatn Iux ( satuatt internasional untuk illurnination )

dal clalarn satuan British foot-candcla. Pcmbanding dari alat trkur radiomctric adalah

irradiancc (l{). irradiancc diukur dalanr satuan nrilliwatt p"r- ",',.,'.

Ilanyak variasi dari tranduscr optik, dari sisi rcspoll spektralnya memputtyai

pcrbcrlaan yang mcncolok. Pcrbcclaarrnya tcrlctak pacla scnsitifitas tcrhaclap cahaya,

pcrtirnbangan gcornctric, lebar pita, harga datt kcntatnpuatt pada kondisi yang berbecla.

'l'randuscr optik clikclompokkatt rncniadi tiga bagian yaitu :

( I ) Sensor plrotovoltaic yang dapat trrcngubah cahaya meniadi ggl yang akan

yang dibuat dari sernikonduktor

(2) Scnsor photoconduktifyang bcrlirngsi sebagai rcsistor yang pcka terhadap cahaya,

(3) Sensor photoernisi yang diclalarnnya terdapat kotrtpottcn katoda yang bila terkena

cafiaya akan nrcngenrisikan elcctron. Prinsip kcr"ia dari photoernisi sama dcngan

pl rototutrc dan pltotomultiplicrs.

. Pfioto{iocla tersupun atas sambungirn clua scrnikonduktor seperli sambuttgan

diocla yang clilcngkapi dengan lapisan pcka calraya dari bahan logarn maupun non

loglpt. Ketika scbuah foton clari scbuah sinar tnclalui lapisan bcning cncrginya discrap

scSipgga pcryindahan clcctron pacla pita valcttsi clalarn sernikonduktor biasa berpindah

kc pita kon{uksi tcrjacli kcrnuclian tcrbcntuk pasangan lrolc dan clectron. Jika energi

lotol cukup bcsar akan mcnycbabkan encrgi gap yang tinrbul pada sernikonduktor

bcrkurang yang akhinrya arLrs clapat lewal pada plrototliocla. Kurva antara I dan V yang

diturr.iukkap pacla gernbar 2..25 menggambarkarr kondisi akti[ dari photodioda pada

kcaclaan tcrkclta cahaya dan yarrg tck tcrkcrta cahzrya. Yarrg pcrlu lncnjadi catatan ketika

iltensitas cahaya nol, kr;rva nonnalnya nririp dcngatt kttrva dioda, ketika intensitas

cahal,a bcrtarnbah arus balik pacla photodiotla juga bcrtlrrrl.;alr.

86

Page 95: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Untuk meningkatkan respon fiekucnsi, diocla clioperasikan pada bias baliknya.

Photodioda tanpa bias bekcrja sebagai scnsor photovoltaic, clengan bias balik berlaku

scbagai scnsor photoconduktif. Kctika diocla dibias balik, aliran anrs yang kccil diserap

digunakarr untuk rncrnbcntuk pasangan holc darr clcctron. Jika pasangan ini tcrbcntuk

pada dacrah pengosotrgan ( dcplction laycr ) muatan akan sccara cepat tcrsebar

rrrerrgltasilkan aru$ cxtqntal pada rangkaiarr. Diluar dacrah pcngosongan rnigrasi dari

electron bcrjalan larnbat yang nrenglrasilkan bagian belakang kurva yarrg paniang.

Jcnis-jcnis dari photodiocla diprocluksi clcrrgan rcspor.r frckucnsi yarrg tinggi; yang

dibuat atas sambungan pn dcngan lapisarr pcrnisah tipis pada saat pabrikasi.

I)crnbcnlukalr tiga lapisarr scpcrtu roti sarrclwich ;rtas [ralrarr positil-lapisan inlrinsic-

ncgatifl yang disebut scbagai scbuah dioda PIN. Diocla PIN rncrnpunyai Banclwith

sebesar I GI'lz dengart noisc yang sanl;at rendah.

Phototransistor lcbih pcka dibanciingkarr clcngan plrotodiorla disebabkan adanya

pcnguatan diri pada phototransistor sctranyak 100 hingga I 000 kali dari plrotodioda.

Phototransistor sama dengan transislor pacla unrurnrrya, tetapi ams basi.s berasal dari

turnbukan lbton pacla kondisi santrungan basis colcktor yang dibori bias balik .

Plrototrarrsistor unggul clalarn hal scnsitifitasnya dcngan semakin scdikitrya daerah yang

tcrkena calraya tctapi karcna respon yang lidak lincar scrla karakteristik tcrlradap

tcnrperatur kurang baik, phototransislor tidak tcrlalu baik urrtuk pcngukurart cahaya

yarrg plcsisi.

Photothyristor digunakan sebagai pcngatur arus yang besar, salah satunya adalah

SC--tt yang rliaktilhan cahaya ( t.ASCR ). SCR ini dikatifhan olch arus yaug bcrasal dari

gatc akibat uclanya caltaya.

Scns,rr plrotokonduktif termasuk didalanrnya adalah cadmium sulfat (CdS),

cadnrium sclcni<la (CdSc), tinrbal sulfida (PbS) clan scl-scl yang lain. Sel CdS dan CdSe

urnllmnya digunakan karcna dapat rncrcspon calral,a tatnpak. Rospon puncak dari sel

CdS an{ara 600 nrn dan rcspon puncak CdSe sckitar 720nm, dan PbS mempunyai rcspon

purrcak pada daerah infrared scbcsar 2200nrn. Sensor photokoncluktif rnengandung

kristal photosensil.iI yang diapit oleh dua elcctrodc yang kondukti[. Penycrapan cncrgi

lbton yang tcrjadi pada bahan kristal rncnycbabkan pcnurunan rcsistansi dari kristal

torsctrut. Keuntungan yang ttidapatkan clari trancluscr ini adalalt murah, dan bekerja pacla

tcgangan tinggi scrta scnsitivc schingga tranduscr ini banyak digunakan pada aplikasi

sobagai dctc.ctor peilgontrol pintu gcrbang. Namun dcnrikian keburukannya terlctak pada

rcsponnya yang lanrban.

87

Page 96: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

l)hotodioda dibcri arus bias rnundur cla bertirrdak sebagai sumber arus tetap. Apabila

terkena cahaya akan terjadi pertarnbalran aliran arus yang sebandirrg clengan intensitas

calraya yang nrasuk, Konfigurasi rangkaian utttuk pcnerapan photodioda adalah seperti

Dioda dipasang bias mundur, tanpa acla cahaya, tegangan photodioda sama dengall

tegangan catuclaya atau beda tegangan pada harnbatan pctnbatas sama dengan nol '

88

Page 97: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

2.11. Contoh Soal, Soal-Soal dan Tugas Karya

2.ll.l. Contoh Soal

1. Sebuah temperatur 65nF, ubah ke dalarn derajacl celcius!

Penyelesaian :

c:5t9 (r.-32)

c = 519 (65-32)

i : 18.3n C

2 Aggaplalr scbuah tcrmokopcl dcngan kocfisicn Sccbcck 58,5pVfC rncmpunyai

output 24mV kctika santbungan acuan herada pada suhu ruang(2luC). bcrapakah

pengukuran sutru dari sarntrulrgan

Penyelesaian: sesuai dengan persarnaan I 3-2

Tz:Yla -F'fr

: 24rnV / 58,5 pVl'C | 2l"C ,= 43 l"C

3. Sebuah PRTDs dengan alfa sebesar 0.00392f/O/;C rncmpunyai resistansi nornirlal

l00f) pada 0"C.

c) hitung rcsistansi pada 450"C

d) Pada suhu bcrapa rcsistansinya adalah 142.6 O?

Penyelcsaian : a) R1 = Rn (l + crt)

: 100.0(l + (0.00392)(450)) :276.4 O

c) sesuai clettgan pcrsantaatt 2.1, :

r :tlo ( Rr/ It,. - l) : tl n.orr,r, (.t.4"'ltoo - l) : 108.7"c

4. Sebuah strain gage dengan nilai nontittal resistansi sebesar 300Qdan GF

2dihubungkan dalam rangkain "'qurter-bridge" seperti ganrbar diatps, Tegzrrgan exitasi

dari jembatan l5V. lengan lairr pada jernbatan resisitor tennasik dumny gage sebesar

350 A. Diasurnsikan jembatan dilarn keadaan sctirnbangdengan tidak ada straindan

rnernpunyai output strain dibawah 45ptV.

c. t{itung nilai strain secara tepat

89

Page 98: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

d. ' hitunglah nilai strain dengan nrcngasumsikan rangkaian jembatan

linear

jawaban

c. berdasarkan persanraan diatas kita rnetrdapatkan nilai ratio dari

tagangan output pada tegarrgan dc exitasiuntuk keaclaan tiddk rnclrgalarni strain

yaitu:

: If{fL truinad -( ]-\t,tt,;truit*t\ rsrz ) \tsv )

=3xlOa

4Vr

GI;{l + ZVr)

4x3xl0exp* 6

2(l + 2"t3cxP- 6)

:5.99996pe

sehilgga clengan mepnpcrtinlbangkan niali pelting dan jawaban rnaka dipusatkarr

pada anggapart $altwa rangkaian jcmbatan lincar ketika tegangan otrtprrt kecil'

d. clengan nrenggunakan perkiraan yang diberikan sebelumnya maka

rliclapatkan:

4l4tute= ----GI;ViN

:4-45!t/}xl5lr

:6pre

Sasilnya 6itentukan clcngan asunsi rlari linearitas yang terjadi pada

penrbahan yarrg kecilpad jembatan. Kemungkinan kesalahan 0.1% tiapl000pte'

5. Scbuah sel pembeban sebesar 2rnV/V dcngan sumber tcgangan l0V dimonitor dengan

voltmcter digital, Scl pcnLreban dirarlcang dcngan skala rnaksitnttm untuk output

rcsolusinya scbesar 100 lb baban. Jika dibutulrl<an pengttkuran dengan 0'1 lb'' berapa

resolusi yang digunakan dari volbneter, yang dinyatakan dengan tegangan ?

90

Page 99: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Jawaban

Resolusi yallg dibutulrkan clalarn pcngukuran diltyatakan dalarn prosen

scbagai bcriktrt:

Rc,r,/u.rj = _9JIl 11 gg"/,lA0lh

= 0.1o/o

skala maksimum ttntuk darijenrbalan adalah

FSO:2:nYlY x lOV:20V

Resolusi dariyoltmeter, dinyatakan dcngan tegangan :

Resolusi voltmetcr :0. lVo x 20 nrV :20LtV

Scbagai mana terlihat lrasilnya dalam pengukuran dibtrtuhkan sensitive meter

dan tidak adanYa ttoisc.

2.11.7. Soal - Soal

I . Sch.rah termokopel pada ternpe ratur 1400 c kclttarattttya 50 lnv, scdangkan pada

lempcratur 200 C , keluarannya l0 rnV'

Berapakah tegangan kcluaran netto tennokopcl?

2, Scbuah RTI) platinuni nrernpu.yai 6ambatan 135 Ohm pacla tetnperatrrr'2g C da.

koc fi sien tctnpcraturnYa 0,00392.

'lentukan hambatan It'fD pada temperatur 70 C

3. Sebualr tangki terbuka berisi air dengan massa jenis 1000 kgim3, 5 tneter dari

pcrmukaan dibcri scllsor tckanan.

I'ctukan tckan yang tcrbaca pada scnsor tcrscbut'9l

6. Dcnsitas scbua6 air raksa 13.6 g/crn3. hitung tckartan 700mtn air'reksa dalarn pascal ?

Jawab

: (* ofi)[,".'-r#llcxp-3?)(, -#)t'oo''''trrexp- 'h) ,

:93,3 kPa

Page 100: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

4. Jika diketahui facJor gage:2,75 dengan frkasi perubahan panjang adalah 0,05, berapa

fraksi perubahan harnbtannya ?

5. Dua plat dengan luasan masing-masing l0 m2

dilctkkan dalam tangki berisi air. Jika diasurnsikan

nilai kapasinlansinya.

2.11.3. Tugas katya

Pil ih sctrualt fansduser (bctras), carilah karakteristiknya

dipisahkan dengan jarak 0,5 m,

konstanta diclcktrik 81, tentukan

92

Page 101: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

BAB III

RANGKAIAN PB]\GUAT DAN PBNGKONDISI

SINYAL SEDBRHANA

3.I PENI)AIILILUAN

l]csaran lieis yang telah dikonversi oleh sensor rnaupun tranduscr rnenjadi besaran listrik

biasanya trilak dapat langsung diukur olch alat ukur, karena nilainya yang kurang besar.

Sclain keluaran transduser/sensor yang kecil, seringkali tidak linicr terlradap masukannya

dan mcmpunyai nilai ambang sehingga dipcrlukan pcngolallan agar dapat diolah lebih

lanjut.

Op-Amp adalah rangkaian terintegrasi yang cukup mudah penggunaannya, selain sebagai

prcnguat scderhana iop.t pula dikonfigurasi menjadi penguat fungsional.

Akan dibahas bcberapa rangkaian sederhana untuk mengkondisikan sinyal antara lain

rangkaian penjumlah dan sclisih, rangkaian pembagi dan pcngali tcgangan.

Scringkali pula transduscr/scnsor digunakan untuk menclcteksi acla atau tidak, besar atau

kccilnya suatu bcsaran fisis scblgai umpan balik untuk pcngcndalian bcsaran fisis tcrscbut.

Dalam hal ini op-amp clil'ungsikan scbagai pcnguat tak linicr, yaitu bcsar kcluarannya tidak

scban{ing dcngan masukannya, contohnya adalah bcbcrapa rangkaian dctector sederhana.

I)aela umumnya pengolahan bcsararr listrik tak pcrnah lcpas dari sinyal gangguan, untuk itu

pcrlu rangkaian filter yang tidak cukup hanya mcnggunakatt komponcn pasif, tctapi

rnenggunakan op-amp scbagai komponcn aktil' untuk mengurangi atau nrenghilangkan

sinyal gangguan terscbut. Penggunaan op-amp untuk beberapa rangkaian filter akan

dibahas pacla bagian terakhir.

3.2 OPBRASIONAL AMPLIFIER ( Op-Amp)

(Jntuk rlcnycgarkan ingatan, akan t.lrtrahas silarsifat Op-Amp, konfigurasi

rangkaian scclcrhana scrta pcrhitungan nilai - nilai komponen yang diperlukan agar

mcmberikan perrguatan sesuai yang diinginkan.

3.2.1. Dasar-dasar 0p-AmP

OpAmp ilibuat dalam bcntuk rangkaian tcrpaclu ( IC) dan biasanya dilambangkan seperti

yang ditunjukkan Garnbar 3,I

93

Page 102: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Cambar 3.1 Lambang Op-Amp

Op-Amp standart mempunyai 2 pin masukan , INV dan NON-INV, 2 pin masukan catu

daya, I pin keluaran, beberapa OpArnp lain mempunyai pin kompensasi dan pin untuk

oflbet zcro.

Sitat-sifat idcal Op-Amp antara lain adalah :

n. Pcnguatan lingkar terbuka : tak bcrhingga

b. Flanrbatan kcluaran lingkar tcrbuka tcrbuka :0

c. I{ambatan masukan lingkar terbuka: tak bcrhingga

d. I-ebar pita tak berhingga

c. s.,MMR ( Common Mode Rejection Ratio ): tak bcrhingga

3.2.2. Konfigurasi Seclcrhana Pcnguat Op-Amp

Konligurasi rangkaian penguat yang menggunakan Op"Arnp adalah penguat membalik dan

penguat tidak membalik. Pada penguat membalik, isyarat masukan dihubungkan dengan

pin INV, seperti yang ditujukkan Gamb ar 3.2.a ,

' , Gambar 3.2 Penguat rnembalik

Sedangkan pada penguat tidak menrhalik isyarat masukan dihubungkan dengan pin NON-

INV, seperti yang ditunjukkan,Gambar 3.3.

n,

Page 103: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

I

Cambar 3.3. Penguat tak membalik

a

Faktor penguatan untuk konftgurasi penguat rnembalik , Cambar 3.2. , ditentukan oleh

perbandingan antara hambatan umpan lralik dengan hambatan pada masukan, yang dapat

diperoleh dengan cara scbagai berikut yaitu :

Il=12+13/ vi= Ya+IlRl,

Dari sifat fl11.am : masukan invcrting dan non inverting terhubung. singkat semu, berarti

tbgangan pada titik A , Va - 0 , dan hambatan masukan bcsar sekali , berarti 12- 0,

s'eschingga .

11 = 13, Vi: Il Rr, Vo= -13R2

Dengan demikian flactor penguatan adalah ' ,ru, : - (r3 R2 y (, Rl)

:-(lt2y(Rl)i

'Iampak bahrva keluaran Pe$uat berubah polaritasnya.

Untul konligurasi pcnguat tak membalik, Gambar 3.3. , faktor penguatan konfigurasi ini

bcrgantung pada perbandingan hambatan yang tncmbcntuk konfigurasi pembagi tegangan.

Vo:l(Rl+R2)Va- I R2

Darj sifat op-amp, masukannya hubung singkat semu,

nakaVa*Vi:lR2sehingga Va - Vi, I

Dengan demikian faktor penguatan adalah : vo/Yi = I ( Rl + R2 )iI Il2

=(Rt+R2)/Rl

Page 104: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Seringkali di ;erlukan rangkaian penyangga (buf[er), yaitu rangkaian dengan harnbatan

masukan besar sckali <lan hambatan keluaran yang kccil, konfigurasi tersebut seperti pada

Camhar 3.4. bcrikut :

Gambar 3.4. Penyangga op-amp

t{angkaian pcnyangga mempunyai pcnguatan satu, digunalian untuk mempcrtahankan

sirryal dari rangkaian sebelumnya agar tidak terbebani.

3.2.3 Sifat dan llesaran Dasar Op-Amlr

BeLrcrapa hal yang harus dipcrhatikan apabila rncnggunal<an Op-Amp sebagai

pcnguat acJalah arus panjar masukan, ollsct tcgangan nrasukan/keluran, tanggapan'

I'rekrvensi, Laju bclok (sleiv rate). i3ebcrapa hal tcrscbut; yang harus diperhatikan adalah

mengatur olset. Olset tcgangan keluaran a<lalah tcgangan DC pada keluaran Op-Alnp

clalam keaclaan lingkar tertutup clengan isyarat masukan : 0 Volt. Idealnya tegangan ofset

haruslah 0 Volt schingga sinyal keluarannya benar-benar simetri seperti yanng

ditunjukkan Cambar 3.5(a). Kcadaan ini sulit dicapai rncngingat pcnyebabnya yang

bcnnacam - macam, salah satunya adalah cukup sulit untuk membuat catu daya yang

bctul-bctul simetri, apalagi dengan menggunakan catu daya tunggal. Adanya ofsct ini

mcnycbabkan cacat pacla isyarat sehingga pcnguatan yang diberikan tidak bisa optimal,

scpcrti yang ditunjukkan Gambar 3.5(b)

(a)

96

Page 105: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

(b)

Gambar 3.5. Penganrh ofset pada Isyarat Keluran (a)Tanpa ofset (b) Dengan offset

Pada beberapa produk OpAmp mempunyai pin untuk fasilitas ofset sehingga dengan

mudah bisa diperoleh ofset:0 volt. Sebagai contoh, untuk OpAmp seri 741, pelenyapofset pada pin I dan pin 5 seperti yang ditunjukkan Gambar 3.6.

Gambar 3.6. pengaturan ofset untuk penguat selj74l

Untuk produk OeAmp yang tidak mempunya fasilitas pelenyap ofset, perlu dikmbahkanrangkaian seperti yang ditunjukkan Gambar 3.2

- \rbc

Page 106: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

{b)

Gambar 3.7 Pengafiran ofset luar ; (a) penguat membalik (b) penguat tak membalik

Untuk menghindari penguatan tak berhingga pada frekwensi tinggi, yang menyebabkante{adinya osilasi, rnaka Op:Amp harus menggunakan kompensasi frekwensi, beberapa

Op'Amp, sudah diberi kompeasasi internal, sedang yang tidak ada diberi fasilitaskompensasi luar dengan memasang kapasitor pada pin kompensasi. Dengan demikianlangkah arval dalam pengujian rangkaian yang menggunakan OpAmp adalah mengaturtegangan ofset, dan sebelumnya berdasarkan data produk, dipilih OpAmp yang sesuai

dengan daerah frekwensi kerja, serta tegangan isyarat keluaran maksimumrnya (penguatan

maksimum)

3.3. Rangkaian penjumlah dan selisih

3.3.1. Penjumlah

Konvigurasi rangkaian penjumlah adalah konvigurasi

inverting di tanahkan , sedangkan beberapa masukan

inverting seperti yang dtujukkan gambar 3.g.

penguat dengan masukan non

dihubungkan dengan masukan

Gambar 3.8. Konfigurasi penguat penjumlah

Page 107: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Dari gambar 3-8 , Masukan inverting terhubung singkat virtual dengan masukan noninverting, hal ini megakibatkan arus dari kedua masukan menuju ke titik A, arus Il tidakmasuk ke R2 dan arus 12 tidak akan masuk ke Rl, demikian juga dengan 13, dengandemikian ketiga arus tersebut tidak akan saling mengganggu Di fihak lain hambatanmasukan Op-Amp sangat besar, semua arus akan masuk ke R3 .

Hubungan sinyal masukan dan keluaran dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :

Arus yang mengalir di :

R1 : I1 : (V1- ValRlPC'. 12 : (V2- ValR2

R3 : 13 : (V3- Va/R3

Dan Va:Vo+IR4:(I1 +12 +13 )R4Karena hubung singkat virfual dengan tanah, Va : 0 ; maka

It : Vl /RI

12: Y2 lR2

13: V3 /R3

vo: -(Il+12+t3)R4Dengan demikian l

Vo: - (Vl /R1 +Y2lR2 + V3 /R3) R4, jika dibuatRl :R2 :R3:R4 ,

Akan didapat Vo : - (Vl + Y2 + V3 ) , yaitu sinyal keluaraii jumlah dari masmg

masing sinyal masukan.

Jenis masukan boleh sembarang , AC atau DC , boreh juga campuran , dan jumlahnya juga

bisa lebih dari 3, karena masukannya tidak saling mengganggu penguat ini sering

digunakan untuk rnencampur beberapa isyarat suara dan musik yang urnurnnya dike6alsebagai mixer audio. Dengan demikian berbagai isyarat berbagai instrumen mgsik dan

suara dapat disalurkan dalam I kanal.

Lain daripada itu, penguat penjumlah merupakan dasar dari pengubah tegangan digitatr ke

tegangan analog.

3.3.2. Penguat Selisih

Penguat selisih ialah konfigurasi penguat dengan menghuburigkan isyarat masukan ke

masukan INV dan NON INV sepert gambar 3.9.

Page 108: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Gamtar 3.9. Konfigurasi penguat selisih

Salah satu sifat OrAmp adalah hambatan masukan deferensial sangat bgsar, sehingga

arus yang masuk ke opamp sangat kecil ( bias diabaikan ) dengan demikian

Arus : I1 : 12 dan 13 : 14.

Tegangan : Va: 13 R3 + 14 R4 + Vo:i3(R3+R4)+Vo

13:(Va-Vo)(R3+R4)

Vb:IIR1 +I2R3: 11 (Rl +R2)

I1 :Vb/(Rl +R2)

Sifat opamp yang lain, masukan membalik dan tidak membalik terhubung singkat sernu ,sehingga : 11 R2: 13 R4 + Vo

Vo: Il R2 - 13 R4

: Vb R2 ( Rl + Rz ) - (Va-\ro) R4 (R3 + R4)

vb R2 /( RI + R2 ) _ Va R4,(R3 + R4) +y6 R.4 /(R3 + R4)

Vo ( 1 - R4 (R3 + R4) : VbR2 ( Rl + R2 ) - VaR4 (R3 +R4)

Vo ( R3 (R3 + R4) : Vb R2 ( Rl + R2 ) - VaR4 (R3 + R4)

agar sebanding dibuat : R2 ( Rl + R2 F R4 (R3 + R4) atau R1lR2 : R3/R4

Vo ( R3 (R3 + R4;: Vb R4 /( R3 + R4 ) - Va R4 /(R3 + B4;

Vo R3 : lrbR4 -VaR4

Vo : (R4/R3) (Vb - Va )

Agar isyarat keluaran merupkan selisih dari isyarat masukan maka dibuat :

Rl:R2:R3:R4,sehingga didapat : Vo: Vb - Va

Biasanya penguat selisih digunakan untuk pengkondisi isyarat tranduser/sensor yang

mempunyai nilai arval yang tidak sama dengan 0 volt ( nilai ambang ).

100

Page 109: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

3.4. PENGGTNAAN TAK LIhIER PADA OP-AMPBeberapa konfigurasi op-amp memberikan keluaran yang tidak berbanding lurus

dengdn masukan, dengan kata lain op-amp digunakan secara tidak linier. Keluaran yangtidak linier dapat e{iperoleh dengan cara opamp dikondisikan dalam keadaan linEkarterbuka atau dengan mremberi umpan balik positif pada op _ amp.

3.4.1. Komparator

Kornparator adalah konfigurasi op-amp dalam keadaan limgkar terbuka yangberfungsi membandingkan dua masukan. Konfigurasi ini mempunyai penguatan yangsangat besar , sehingga dengan perbedaan masukan yang kecil saja keluaraar akanmaksimum, berarti keluaran hanya mempunyai 2 keadaan yaitu mininiwre dan riaaksimum.R.angkaian komparator tersebut seperti Gambar 3.9. berikut :

-1 il+l

(a) (b)Gambar 3.10. (a) Rangkaian Komparator (b) Fungsi transfer

Komparator pada dasarnya adalah penguat selisih pada keadaan lingkar terbuka yaitudengan faktor penguatan sangat besar. Apabila ada selisih pada rnasukan , keluaran akan

maksimum, yaitu keluaran pada kondisi saturasi sebesar Vsat yang mendekati tegangan

catu op-amp..

Keluaran : vo- vi Av,ol dengan: vi- ( vl -v2 ), selisihkeduamasukanop_amp

Av,ol : penguatan lingkar terbuka (open loop )Bila : Vi > 0 rnaka Vo: +Ysat

Vi :0 maka Vo:0Vi <0makaVo:-Vsat

Kondisi keluaran untuk masing - masing masukan bila digambarkan dalam bentuk grafikkeluaran terhadap masukan akan mempunya fungsi transfer seperti ,

Gambar 3.10b.

10r

Page 110: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

,

3.4.2. Detektor silang nol (Zero crossing detector).

Pada dasarnya detector silang nol adalah sebuah pembanding yang membandingkanisyarat rnasukan dengan tegangan acuan'O volt, apabila isyarat masukan sama dengantegangan scuan, maka keluaran detector akan berubah dari nilai arval.

Konfigurasi rangkaian detector tersebut menggunakan non-inverting untuk isyarat positifdan inverting untuk isyarat negatif seperti Gambar 3. berikut :

(a) (b)Gamlar 3.11. Detektor silang nol

( a ) non-inverting (b) inverting

Untuk Gambar 3.11. (a)

Vo -- (V+) - (Y, Av,ol dengan y- : 0 I'olt.

Bila : V+ > 0, maka Vo :Vsat

V+ :0 , maka Vo:0Untuk Gambar 3. 11. (b) :

Vo: (V+) - (\'-) Av,ol dengan V+:0 volt.

Bila : V- < 0, makaYo : Ysat

3.4.3. Detektor level tegangan

Detektor leVel tegangan mirip dengan detector silang nol, perbedaannya pada

pembandingnya yaitu dibandingkan dengan tegangan yang sesuai dengan yang

diinginkankan. Rangkaian detector tersebut menggunakan masukan inverting untuk

tegangan acuan seperti Gambar 3.12. berikut :

10)

Page 111: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Vrel

(a) 0)Gambar 3.12. Detektor level tegangan non-inverting

(a) Level positif (b) Level negatif

Untuk Gambar 3.12 (a):

Vo : (V+) - (V, Av,ol dengan V- : Vref.

Bila: V+ > Vref , maka Vo: Vsat

V+ : Vref , maka Vo:0

Untuk Gambar 3.12 (b) :

Vo: (V+) - (V-) Av,ol dengan V+: - Vref,

Bila: V+ < Vref , maka Vo: Vsat

V+ -Vref,makaVo:0

Selain menggunakan'masukan inverting, dapat pula menggunakan masukan non-inverting

untuk tegangan acuan seperti Gambar 3.13. berikut.

Gambar 3.13. Detektor level tegangan inverting

(a) Level positif (b) Level negatif

Vref

103

--_T

+

Page 112: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Untuk Gambar 3.13.(a) :

Vo : (V+) - (V-) Al',ot dengan V+ : Vref.

Bila : V- > Vref , maka Vo: Vsat

V- : Vref , maka Vo:0Untuk Gambar 3. 13 (b) :

Vo : (V+; - (V-) Av"ol dengan V+ : - Vref.

Bila : V- < Vref , maka Vo: Vsat

V* : Vref , maka Vo:0

3.4.4. Pembanding dengan histeresis

Pembanding dengan batas daerah tegangan tertentu disebut pembanding dengan histeresis,seperti yang ditunjukkan Gambar 3.14 berikut:

Gambar 3,14. Pernbanding dengan histeresis

Anggap keadaan awal'Vo maksimum yaitu sebesor *[s1Tegangan masukan non inverting : v(+): (R2/(R1+R2) vo: (R2(R.I+R2) (+vsat)Bila.Vi < (M(R1+R2) (+Vsat)

Maka Vo: [(R2(R1+R2) (+Vsa0 - Vi] Av,ol: Vsat

Bila Vi > (R2i(R1+M) (+Vsat)

Maka Vo: [(R2(RI+R2) (+Vsat) - Vi] Av,ol : -Vsat

Berarti teganganmasukan non inverting menjadi :

V(+): (R2(R1+R2) Vo: (R2/(Rl+nZ) (-Vsat)

Selama Vi masih lebih besar dari (R2/EI+R2)

sebesar -Vsat.

Bila Vi <.(R2(R1+R2) (-Vsat)

Maka Vo : [82(R1+R2) (-Vsat) - ViJ Av,ol : Vsat

Dengan dennikian tegangan masukan non inverting menjadi :

v(+): E2/(R1+R2) Vo: (R.2(R1+nZ) (+vsat)

(-Vsa| keluaran tidak berubah yaitu

1,44

Page 113: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Kenaikan Vi sampai dibawah V+ tidak akan merubah tegangan keluaran yaitu tetapsebesar Vsat.

Bila vi diperbesar lebih dari v(+), maka vo berubah menjadi -vsat.Apabila dibuat Vi dalam satu-siklus akan diperoleh kurva Vo terhadap Vi yang berbentukhisteresis seperti Gambar 3.15. berikut:

Beda tegangan

v(+): E2(RI+R2) Vo : (R2(R1+RZ) (+Vsat) dan

v(+) : (R2(R1+R2) vo : {R2(nl+nz) (-vsao

adalah tegangan histeresis.

3.4.5. Detektor puncak ( Peak detector ).Pada dasarnya rangkaian detector puncak adalah rangkaian dioda dan kapasitor sepertiGambar 3.16. berikut:

.Gam-bar 3.16. Rangkaian pasif detector puncak

Apabila ada sinyal masukan Vi, kapasitor C akan terisi, jika Vi mengecil, isi kapasitorakan tetap karena tertahan oleh dioda D yang dipasang pada bias mundur. Mengingatrangkaian tersebut adalah rangkaian pasif , maka sinyal masulran akan terbebani oleh diodasebesar 0,6 Volt dan,terjadi pula pengosongan kapsitor melalui rangkaian berikutnya.Penggunaan op-amp ydng merupakan komponen al(if dengan konfigurasi seperti Gambar3.17. alian memberi kepekaan dan akurasi yang lebih baik.

I:

Page 114: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

-!Gambar 3.17. Rangkaian aktif detector puncak

Pada rangkaian Gambar 3.17. dioda tetap berfungsi sebagai penaxran dan tegangankapasitor akan selalu sama dengan puncak sinyal masukan. pemasangarl op-amp sebagaipenyangga akan menjaga muatan kapasitor tidak mengalir kerangkaian berikuf,nyamengingat hambatan opamp penyangga sangat besar.

Mekanisrne reset diperlukan agar setiap selesai pembacaan pada keluaran, kapasitor padakondisi kosong sehingga puncak sinyal berikutnya dapat dianiati.

3.5. FILTERFilter adalah rangkaian yang dapat menghambat atau meneruskan sinyal demgam daerahfrekwensi tertentu. Untuk dapat menganalisa rangkaian filter diperlilkan pengetahuanmatematis tentang fungsi / bilangan kompleks, sedangkan analisa sinyal secara grafisdiperlukan pengetatiuan tentang fungsi tanggapan frekwensi tertriadap amplitudo keLlaranrangkaian.

Filter ada2jenis yaitu asif dan aktif. Filter pasif untuk beroperasi tidak rnemerlukan dayadan dirangkai dari hambatan, kapasitor dan industor. Filter aktif memErlukan catu dayaagar dapat bekerja, dirangkai dari hambatan dan kapasitor.

Kelebihan filter aktif adalah : rangkaian sebelumnya tidak terbebani, sinyal terlindungikarena hambatan masukan tingg dan hambatan keluaran rendah, dimensi kecil karenatidak rnernerlukan induktor, daerah {ilter dapat diatur.

3.5.1. Filter Pasif

3.5.1.1. Rangkaian RC dengan sumber ACSebuah rangkaian RC seri clengan sumber AC seperti Gambar 3.1g berikut:

106

Page 115: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Gambar3.lg. Rangkaian rc seri

Jika diberikan : Arus I(t): Im cos (ort + e;Unhrk loop rangkaian berlaku : V(t): I(t) R + q(tlC

: I(t) R + l/C I(0 dt

:Im cos (art+ q ) R+ 1/C sin ( o>t + e_90 ): R Im cos + Im/roC

Pandang sebuah fungsi kompleks : V(t): Vm exffi(ot + q)) dan

iliperoleh impedansi kornpleks Z : R + l/jcoC ; memberikan harnbatan yang berganfirng

terhadap frekwensi.

3.5.1.2. Rangkaian RC denganleluaran pada kapasitor

Konfigurasi RC dengan keluaran pada kapasitor seperti Gambar 3.19 berikut :

Gambar 3.19- Rargkaian RC dengan keluaran pada kapasitor

Zl:R danZT: l/jcoC

Konfigurasi rnerabentuk pembagr tegangan : Vo(ol) : Z2l{Zl+22) Vi(ro)

Dengaa VO(ol) / Vi(or): G(ro) tungsi transfer

: (l/jroC) I (R + l/jcoc )

G(or): $p I (oy + rrrp )

to7

Page 116: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Jika digambarkan akan diperoleh respon amplitudo terhadap frekwensi

Gambar 3.20.

Dari gamb ar 3.20',konfigurasi rangkaian RC dengan keluaran pada kapasitor berfumgsimenahan sinyal &ekwensi rendah dan meloloskan sinyal berfrekw'ensi rendala atau disebutjuga sebagai filter lolos rendah.

Selain meredam amplitudo, filter berpengaruh secara berbeda terhadap bentuk sinyalpersegi berbagai frekwensi .Pada frekwensi tinggi sinyal outputnya berubah menjadi' segitiga, yang berarti rangkaian ini bersifat integrator.

Selain adanya perubahan keluaran terhadap masukan yang bergantung pada frekwensi, adaperubahan fasa yang disebabkan oleh kapasitor. Perubahan fasa yang bcrgantumg padafrekwensi ini mempengaruhi kestabilan suatau rangkaian, wrtuk itu perXu diketahui respCIn.

fasa, yaifu hubungan beda fasa antara masukan dan keluaran terhadap frekwensi.Respon fasa dap'at dicari dengan menggunakan fungsi tr-ansfer yaitu :

G(a:) : Vo(ro)iVi(o) : rop/fi o:+op)

Sedangkan Vo(ro): V0(or)exp0eo) dan Vi(rrr): Vi exp(iei)

Sehingga : qo): Vo(or/Vi(ro) expfi(eo_ei)' -j G(or)exp(iB

3.5.1.3. Rangkaian RC de..ng*n keluarsn pada resiston

Konfigurasi raugkaian RC dengan keluaran pada resistor seperti pada gambar berikut :

Page 117: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

\

Gambar 3.21. Rangkaian RC keluaran resistor

Z1 : lijaC danZ2:R

Konfigurasi impedansi membentuk pembagr tegangan, sehingga

Vo(ro) :22l(Zt +22 ) Vi (ar)

Fungsi transfer : G(ro): Vo(ro) / Vi(c>):

:jo{jo + crlp)

Jika digambarkan akan diperoleh respon amplitudo terhadap frekwensi

'Dari Gambar 3.21 , konfigurasi rangkaian RC dengan keluaran pada resistor berfungsimenahan sinyal frekwensi rendah dan meloloskan sinyal berfrekwensi tinggi atau drsebutjuga sebagai filter lolos tiaggi.

Pada frekwensi rendah Sinyal outpufirya berubah rnenjadi kurva kwadrat, yang berartirangkaian ini bersifat sebagai defensiator

3.5.2. Filter Aktif3.5.2.1. Filter lolos rendah penguatan satu ( unit-v gain low pass lilter)

109

Page 118: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Rangkaian $c filter pasif bila dihubungkan dengan buffer op-Amp, akan mampumempertahankan besarnya sinyal, sehingga bisa dihubungkan dengan rangkaianberikutnya tanpa pennrunan sinyal. Rangakaian tersebut seperti Gambar 3.5 berikut

Gambar 3.22. Fikter lolos rendah penguatan satu

Rangkaian Gambar 3.22. firngsi transfernya sama dengan filter pasif yaltu :

G(ro): rl>p / ( rrl + op ) dengan frekwensi potong w: l,rRC

kemi rin gan -20dB1decade.

I

3"5-2.2. Filter lolos tinggi penguatan satu (unity gain }aigle pass fixten)

Rangkaian RC lolos tinggi pasif bila dihubungkan dengan buffer op-Amp, akanmempertahankan besarnya sinyal, sehingga bisa dihubungkan dengan rangkaiantanpa pelemahan sinyal, rangkaian tersebut seperti Gambar 3.5 berik-ut:

naampu

berikut

Gambar 3.23. Filter lolos tinggi penguatan satu

110

Page 119: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Rangkaian Gambar 3.23. fungsi hansferhya sama dengan filter pasif yaitu :

G(al) : jrrl(iol + arp), frekwensi potong w: r/RC dian dengan kemiringan+20 db / decade

3.5.2"3.Filter lolos rendah Sallen-key

Rangkaian ini menempatkan komponen filter pada bagian umpan balik, sehinggafrekwensi dibawah frekwensi potong akan mempunyai penguatan

Gambar 3.24. Filter aktif lolos rendah Sallen-Key

Faktor penguatan rangkaian mirip dengan penguat inverting, perbedaanya adalah

Pen$qetan bergantung pada frekwensi, sehingga :

:ffi,"yil**':z2t21danZ2: R2 paralel lljwc: R2(l+jwMC)

diperoleh G(w) =(R2(t+jwR2C)yR1 - 1(RtC ( t/R2C + jw ) ): wl/(w2+jw),

dengan frekwensi potong w2: UMCdan kemiringan -20 dB/dekade

3.5.2.4. Filter aktif iolos rendah Sallen-key

Filter aktif lolos rendah yang sering digunakan adalah sperti Gambar berikut

pada

111

Page 120: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

11At2

Gambar 3.25. Filter aktif lolos readah Sallen-Key

Sifat opamp, masukan terhubung singkat semu dan masukan deferensial sangat tinggi,maka: 12 : 13

Vb: R4/(R3+R4) x Vo

Di titik A:12 :14 + J1

Y?: 12 ( R2 + 1/jwc4)

12:13: (Vo/G) jwC4

14:jroC4(Vo-Va)

Fungsi transfer: G(ro) { Goro wo) / (iw)2 + awo(iw) + wo2

Dengan : awo: t/ (R1//R2) Cl + (l-G)ruC3.Dan wo2 : l(RlR2ClC2)

Untuk respon rendahButterworth ( Butterworth lowpass filter), penguatan safu dan

Cl : 2C2, rangkaian menjadi seperti Gambar berikut :

Gambar 3.26. Filter aktif lolos rendah respon Butterworth penguatan satu

Rangkaian Gambar 3.26. mempunyai frekwensi penjuru wo: l/ (RC v2 )

112

Page 121: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

3.5.2.5.Filter lolos tinggi Sallen-Key

Konfigurasi filter lolos tinggi Sallen-Key mirip dingaa filter lolos rendah, yang berbedahauya letak kapasitor dan resistornya- Rangkaian tersebut seperti pada Gamb ar 3.27.berikut:

Gambar 3.27. Konfigurasi rdngkaian filter lolos tinggr sallen-Key

Fungsi transfer rangkaian Garnbar 3.27. adalah--

G(or) { G jq j*) / Qw)z+ awo0w) + wo2

Dengan : awo: 1l0R1l/R2) Cl + (t-qruC3Dan wo2: l(RlR2ClC2)

G: 1 + R3lR4

Unfuk respon tingg Butterworth ( Butterworth high pass filter), peoguatan satu dan

cl : c2 , Rl : 2Pt2 ,rangkaian menjadi seperti Gambar 3.2g. berikut :

i-i

Gambar 3.28. Filter lolos tinggi Butterworth ( Butterworth high pass filter)

113

Page 122: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Rangkaian filter Gambar 3.28. mempunyai frekwensi penjuru wo: 1/ v2 RC

3.5.2.6. Filter multi umpan baliksecara urnuln rangkaian filter yang mempunyai multi umpan balik adalah seperti Gambar3. berikut:

Garnbar 3.29. Konfigurasi umum filter murti umpan barik

Komponen zpadaGambar 3.29 adarah admitansi kompleks secara wnum.Sifat opamp, titik B terhubung singkat semu dan rirasukan deferensial sangat tinggr, maka: anrs padaZT : arus padaZl

Di titikA, menurutKirchoff : 11 :U + 13 + 14

Fungsi rmum transfer rangkaian Gambar 3. adalah :

G(or) : - Zt Z2 I l(22 24 ) + 25 (Zt + 22 + n + ya yDengan menggantikan Z dengan kapasitor dan resistor yang bersesuaian akan diperolehrangkaian filter lolos rendatr, tinggi atau lolos pita.

Rangkaian filter lolos rendah multi umpan balikFilter lolos rendah didapat dengan menggantikan admitansi kompleks sebagai berikut :21: l/Rl, Z2:llW,23: jwcl ,24:1/R4 danZ5=jrd2 danrangkaianGambar 3,29. menjadi Gambar 3.30. berikut :

n4

Page 123: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Gambar 3.30 Rangkaian filter lolos rendah multi umpan balik

Sesuai fungsi transfer umum, unutk Gambar 3. diperoleh frrngsi transfer:

G(w): l(Rl R2 Cl C2 )

. 0w)2 + jwc2 ( 1(R1/lR2 //R4) + l(Rt R2 Cl C2 )

Rangkaian filter lolos tinggi multi umpan batikFilter lolos rendah didapat dengan menggantikan admitansi kompleks sebagai berikut : Z1: jwcl, 22: jwc2, 23: llLl, 24: jwc3l dan 25 : 1lR2 dan rangkaian Gambar 3.

menjadi Gambar 3. berikut : '

Gambar 3. 3l Rangkaian firter lolos tinggi murti umpan balik

,t

sesuai fungsi transfer umum, unutk Gambar 3. diperoleh fungsi transfer :

11s

Page 124: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

G(w): jwjw (CllC2)

uw)z + jw {cr+c2+c3y{R2c2C3) + 1/(R1 R2 C2 C3 )

Rangkaian filter lolos pita multi umpan balikFilter lolos rendah didapat dengan menggantikan admitansi kompleks sebagai berikut : Zl: 1/Rl, z2 : jwct, 23: 1/M, 24 : jwcz dzn 25: liR3 dan raqgkaian Gambar 3.

menjadi Gambar 3. berikut :

Gambar 3.32 Ranekaian filter loros pita multi umpan balik

Sesuai fungsi transfer umum, unutk Gambar 3.32. diperoleh fungsi transfer :

G(w): jw ( 1/R1 Cz )

fiw)2 + jw (C1+921(R3C1CA)+ (URl +

Band stop f,rlter 60 Herzt {schuler 185)

1/R2)lR3ClC2)

116.

Page 125: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

I

i

I

3.6. Contoh, SoaF- Soal dan Tugas Karya3.6.1. Contoh Soal

1. Penguat membalik ( inverting) dengan Rl:l0K R2:100K, Vi:lV,Tenfukan : Av,cl , Vo,Ii, Ib dan dan Io

Tli- -{L[) _ 10K

Jawab:

Penguatan ra:rgkaian Av-cl : - R2/R1 : - 100K110K : _1 0.

Keluaran rangkaian Vo: Av,cl Vi : (-10 ) 1 : -10 VArus masukan : Ii : Vi/Rl : t/10K : 0,1 mA , karena titikdengan tanah.

Arus yang ditarik beban : Ib : Vo/Rb : -10/10 : - lmA

A terhubung singkat maya

2. Bila untuk soal diatas, Vi adalah keluaran terbuka dari sebuah sumber yangmempunyai hambatan keluaran sebesar Ros : 5K, berapakah keluaran dari penguat takmembalik tersebut?

Jawab:

Page 126: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

_!=-

Sumber dalam keadaan telbuka mempunyai keluaran Vs : I V, setelah dihubungkan R.os

dan Rl membentuk sebuah pembagi tegaagan.

Sehingga Vi: [Rl(Rl+Ros)] Vs:[ 10(10+5)] I V:0,dd VMaka Vo: Av,cl Vi : -10 .0,66: -6,6 V

3- Penguat tak membalik (non-inverting) dengan R l:10K R2:100K, vi : I vTentukan: Av,cl, Vo,

Jawab:

Faktor penguatan : Av,cl

Keluaran Vo:Av,cl Vi:

4.

Vo:-(Vl + Y2 +V3)

=(Rl +R2)/Rl:(11 1V:11V

l0 + 100 )/ 10: 11

Page 127: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

3.6.s.

3.6.2 Soal-Soal

1. Jelaskan sifat*ifat opu*p2- sebutkan ciri penguat tak membalik dan pnguat membalik

3. Buatlah grafrk keluaran penguat penjumlah jika masukamya bempa tegamgan

sinusoida dan tegangan berbentuk segitiga.

4. Demikian juga untuk penguat selisih.

5. Apa kegunaan opamp yang difungsikan sebagai buffer.

6' Apa yang dimaksud dengan lingkar tertutup dan lingkar terbuka pada rangkaian

yang menggunakan opamp.

7- Apa beda umpan balik negatif dan umpan balik positif pada penggunaan opampserta aplikasinya

8. Berilah contoh aplikasi deteklor silang nol.g. . Berilah gambaran aplikasi detekor level tegangan didalam industr-i

10. Apa perbedaan antara filter pasif dan filter aktif.

11. Apakah pengertian dari frekwensi cut-off.

12. Jelaskan tentang faktor e_

13. Apa perbedaan antara fileter band pass dan band stop

14. Jelaskan tentang tone control pada sistem audio

3"5.4. Tugas & KaryaBuatlah modul yang berfungsi untuk percobaan mengamati sifat opamp dan aplikasinya.

ll9

Page 128: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

BAB IVPENGUKURAi\ BESARAN FISIS SET}ERH^ANA

4.1" Fendahuluan

Pengukuran sederhana yang dimaksud adalah hasil pengukuran ditampilkan sec&ra

sederhana, yaitu tampilan dalam bentuk simpangan jarum dari galvanorneter, tampilanangka menggunakan VOM digital atau deretan nyala LED. Walaupun dengan tannpilan

cukup sederhana tetapi cukup akurat dalam batas-batas tertentu, karena perlake-ian akhirdari alat ini adalah kalibrasi dengan alat ukur lain. Secara umum blok diagrama d.ari atrat

ukur sederhana ini adalah seperti Gambar 4.1. be.rikut :

Beberapa rangkaian untuk pengukuran besaran fisis beserta peraganya akan dibahas pada

hagian ini, antara lain pengukuran arus , temperatur, cahaya, ketinggian fluida dan tekanan

dengan menggunakan berbagai transduser.

4.2.Peraga Sederhana

4.2.1. Peraga Analog

Peraga analog sederhana adalah galvanometer, yang menunjukkan hasil

pengukuran berupa simpangan jarum. Galvanometer ini beke{a berdasarkan arus yamg

lervat pada kumparan putar yang terletak dalam medan magnet homogen. Arus yang

mengalir pada kumparan akan memberikan torsi sehingga jarum akan menyiinpang.

Dengan mengetahui besar arus yang memberikan simpangan maksimum dan rnernberikan

tegangan masukan maksimum yang diketahui , maka dapat dibuat skala-skala yang

menunjukkan hasil pengukuran.

Seringkali dilakukan penguknran sinyal AC sinusoida dalam orde mV, yaitu menggumakan

oscitrloscope. Akan tetapi alat tersebut cukup mahal, untuk itu dapat dibuat sebuah

milivoltrneter AC yang sederhana tetapi cukup akurat seperti Gambar 4.2. berikut:

t20

PENGKONDISI SINYAL

Gambar 4.1. Blok diagram pengukkuran besaran fisis

Page 129: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

-JU

Gamba_r 4.2. Rangkaian milivoltmeter Ac

Gambar 4', tegangan titik A dan B sama, ketika sinyal masukan positif D4, Rz, D2 dan R.Emembentuk pembagi tegangan- Ketika sinyal masukan negatif , pembagi tegamgam ada{a*rDl' R2, D3 dan R8. Dengan demikian di R2 adalah hasil penyearalaan sinyan masukanyang kemudian diperkuat oleh sebuah penguat diferensial. Tegangare kclgaram perlguatdiferensial di ubah ke arus oleh transistor e .

Arus yang rnengalir di R2 adalah : I: yi lRgTegangan di R2 : Vcd : Vc-Vd : -I R2 -- -(R2iRS) ViMengingat transistor Q dalam rangkaian umpan balik , maka tegamgan di enn:itor adalahtegangan keluaran Vo yang besarnya : Vo : -@a/R3) Vcd

: (R4/R3) (R2ltR8) viDengan mengatur nilai R2, R3, R4 dan R8 , galvanometer dapat dikatribrasi shinggapenunjukan skala sesuai dengan masukan.

Selain galvanometeq dapat pula memanfaatkan voltmeter, amperemeter maupun ohmmeterbaik analog fiIaupun digital untuk peraga hasil pengukuran dengan menyesuaikan skalayangada dengan hasil pengukuran"

4.2.2: Peraga LED

Bentuk peraga yang lain adalah deretan LED ( bar led ), barled ini dikendalikan oleh suatuIC atau bisa juga dibuat dari rangkaian transistor.

Hasil pengukuran dinyatakan dari jumlah LED yang menyala, dengan terlebih dahulumemberikan sklala nilai pada setiap LED sesuai dengan tingkatnya.

121

Page 130: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

r

Rangkaian peraga menggunakan LED seperti Gambar 4.3. berikut:

Gambar 4.3. Rangkaian voltmeter tampilan LED

Rangkaian Gambar 4-3. merupakan voltmeter dengan 5 skala dengan 3 jangka pengukuran.

Skala daplt diperbanyak dengan menambah jumlah opamp berikut kornponenpenunjangnya. Demikian juga , jangka dapat diperbanyak dengan menambah Vref dan Rkalibrasi ( R-I,R-2 dan R-3).

4.2.3. Peraga Yolt Meter Digital

Volt meter seringkali dimanfaatkan untuk menjadi peraga, mengingat,keluaran

dari pengkondisi sinyal adalah teganqan dc. Hal yang perlu diiakukan hanyalah meryubah

satuan ukur dan kalibrasi terhadap alat ukur lain.

4.3, Pengukuran Arus

Beberapa transduser/sensor seperti yang telah dijelaskan di bab sebelumnya,

menghasilkan keluaran yang merupakan besaran listrik yaitu arus . Biasanya transduser inidikategorikan sebagai sebuah sumber arus.

Vref-l yr*1_2 Vref-3

R i'f-*

-^/\ .-|l-irF.l\sI-:-

*__tl

a*

Page 131: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

untuk transduser dengan keluaran berupa arus , mengingat bahwa kebanyakan peraga ataupengolah sinyal bekerja pada modus tegangan, maka perlu di ubah menjadi tegangan yaitu

'Jengan menggunakan resistor. Mengingat resistor bersifat Ohmik ( memenuhi Hk. Ohm),maka apabila anrs I dilewatkan pdda sebuah resistor R akan memenuhi persamaan :

V: R I , dengan V : tegangan yang timbul pada resistor

: hambatan

I ; arus yang mengalirBIok diagram untuk sistem ini adarah seperti Gambar 4.4. berikut :

' Gambar 4.4. pengubah arus ke tegangan dari sumber arus

4.4. Pengukuran Temperatur

4.4.1. Pengukuran Temperatur menggunakan RTDRTD adalah salah satu transduser temperatur yang bersifat transduksi resistif

sehingga perlu dilakukan perubahan nilai hambatan ke tegangan. Hal tersebut dapatdilakukan dengan cara menempatkan RTD pada rangkaian jembatan Wheatstones sepertiGambar 4.5. berikut:

Gambar 4.5. Rangkaian pengukukr temperatur me.mnggunakan RTD

Untuk rangkaian jembatan, jika setimbang berlaku

Va: Vb,

123

Page 132: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

12: Irtd , Il : 13

saat tegangan titik A dan B sama , maka tegangan pada R1 dan R2 akan sama, danmemenuhi: ItrxRl:12xR2

13 x R3 : lrtd x Rrtd .

Jika Rl, R2 dan R3 diketahui , maka pada saat setimbang, Rrtd : R3 ( R2/R l)

Sebagai acuan dapat digunakan temperatur ruang, yaitu pada temperatur ruang teganganmasukan diferensial dibuat sama dengan 0 volt.

Konverter hambatan ke tegangan (R/V converter) untuk RTD adafah seperti Gambar4.6.berikut:

-=

Rangkaian Gambar 4.6. mempunyai tegangan keluaran dari 0 Volt sampai 2 Volt untukvariasi temperatur dari 0 C sapai 300 C

6

4.4.2. Pen guku ran Tem perafirr m enggu nakan Term istor

Rangkaian pengukur temperatur mengguaakan termistor sebagai transduser adalah

seperti Garnbar 4.7. berikut:

124

vR2R4

OFFSET

Page 133: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

t,i;

rl

I

II

Gambar 4.7. Rangkaian ppengukkur temperatur menggunakan te6nistor

Stmber arus memberikan arry Io pada termistoa jika Rt adalah hamLatan tennistor pada

temperatur tertentu , maka tegangan pada termistor adalah :

Vi: Io Rt,

Konfigurasi R1, R2 dan tegangan offset ( Vset) membentuk rangkaian pembagi tegangan.

Karena hubung singkat semu maka

Vi:IRl +Yss1

. Vo: I (R2 +Rl) + Vset ,

I: (Vo-Vset) / ( R2 + Rl )

dan

sehingga:

dengan demikian y; : (Vo-Vset) Rl I ( R2 + Rt ) - Vset: Vo Rl /( R2 + Rl ) - VsetRt /( R2 + Rl )-Vset

Diperoleh Vo: Vi (Rt+R2yRl - Vset- Vspt ( R2 + Rt ) / Rtatau Vo : Io Rt ( R2 + Rl )/R1 - Vset ( 1+ (M+RlyRt )Dari persamaan tersebut tampak bahwa Vo mengikuti perubahan nilai R.t, sedangkan Vset

berfungsi untuk menentukan titik acuan unfuk temperaturtertentu.

Rangkaian Gambar 4.7. digunakan untuk temperatur rendah dengan range terbatas

mengingat karakteristik termistor bersifat eksponensial terhadap perubahan ternperatur.

R.angkaian pada Gambar 4.8. menghasilkan tegangan keluaran Yo yang linear terhadap

perubahan temperatur

OFFSET

Page 134: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

'l

I

it

Termistor

Vo

Gambar 4.8. Rangkaian pengukur temperatur linierPada Gambar 4.8. termistor membentuk konfigurasi pembagi tegangan dengan R3,sehingga tegangan masukan adalah : Vi: Vcc R3 I ( R3 + Rt )Vi : (Vo-Vset) Rl i ( R2 + Rl )- Vset

: Vo Rl I ( R2 + Rl ) - Vset Rl /( R2 + R.t )- Vser

Diperoleh Vo : Vi (Rl+n2ypl -Vset- Vset ( R2 + Rt ) /Rtatau vo: vccR3 /(R3 +Rt) ( R2 +Rl yRl -vset ( 1+ @2+R.lyR.l )Dengan demikian vo mengikuti perubahan nilai hambatan tennistorR.t

Termistor dapat pula dijadikan salah satu lenganR pada jembatan ffieatstone sepertiGambar 4.9. bgrikut :

. Gambar4-9-Rangkaian pengukurtemperafur menggunakanjernbatan

Konfigurasi Gambar4.9. mempunyai kepekaanyang cukup baik, sehingga sering

untuk mengamati perubahan temperatur yang cukup kecil

4.4.3. Penguku ra n Temperatu r menggu nakan Termokopel

1)6

OFFSET

Page 135: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

untuk pengukuran temperatur tinggi menggunakan transduser termokopel, yangmenggunakan 2 termokopel untuk pengukuran dan untuk referensi. Mengingat keluaranterrnokopel yang cukup kecil yaitu mempunyai orde uvolt, maka penguat yang digranakanbiasanya adalah pernguat instrumentasi. Dasar rangkaian seperti Gambar 4.10. beikut:

Gambar 4-10. Rangkaian pengukur temperatur menggunakan termokopel

d.5. Pengukuran [ntensitas Cahaya

4.5.1. Pengukuran rntensitas cahaya Menggunakan sel Fotokomduktif

Sel foto konduktif ( hambatan peka cahaya ) bila tidak kena cahaya mempunyaihambatan berorde ratusdn KOhm, bila kena intensitas cahaya maksimum menepurayai

hambatan dalam orde KOhm. Rangkaian untuk mengukur intensitas eahaya sepertiGambar 4.11. berikut :

Gambar 4.11. Rangkaian pengukur intensitas cahaya menggunakan sel fotokonduktif

Dalam keadaan tanpa cahayaarus yang mengalir adalah . Itp: Vil Rtp,

Keluaran penguat tanpa cahaya adalah : Vo,tp : Itp FU

Bila kena cahayamaksimum adalah Im: Vi /Rm

Keluaran penguat saat cahaya maksimum : Vo,m: Im R2

I

Page 136: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

4,5.2 - Pengu ku ran rntensitas cah aya Menggunakan Fotodioda

Foto dioda pada kondisi bias mundur, dalam kondisi gelap semestinya tidak adaams m€ngalir- Akan tetapi dalam kondisi tersebut ada sedikit arus bocor dalam ordenArnp' Bila kena energi cahaya, arus dioda mempunyai orde uAmp, dengan demikian arusyang mengalir semata-mata karena energi cahaya yang mengenai dioda. R.angkaianpenguat fotodioda seperti Ganbar 4.12. berikut :

Gambar 4.12. Pengukuran intensitas cahaya menggunakan fotodioda

Arus tanpa cahaya, Itc sehingga keluaran penguat tanpa cahaya:

Vo,tp: Itc R2

Dioda dengan cahaya maksimum mempunyai arus Im, sehingga keluaran penguat adalah:

Vo,m: lm R2

4.5.3. Pengukuran rntensitas cahaya Menggunakan sel suryaSel surya adalah transduser yang langsung mengubah besaran energi cahaya

menjadi besaran listrik secara langsung. Dengan demikian sel surya dapat digunakan untuk

mengukur energi cahaya yang sampai disuatu permukaan.

Besarnya energi cahaya yang diterima sel Surya saat intensitas maksimum sama dengan

besarnya arus hubung singkat (Isc) sel surya. Besamya Isc umumnya sebesar 0,5 Amp.

Untuk daFt diukur secara elektronik , arus sel surya tersebut dikonversi ke tegangan. Bilaingin tampilan dalam bentuk analog menggunakan galvanometer, perlu konversi arus o-esar

ke arus kecil. Rangkaian pengukur energi surya seperti Gambar 4.13. berikut :

IVoI

1)9

Page 137: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

:

Gambar4.13. Rangkaian pengukur energi surya

Bila tidak menggunakan galvanometer sebagai tampiLa.n dan konversi arus Isc ke tegangan

keluaran maksimum Vo,sc, berlaku:

Vo,sc: Ve = Isc Rl

iimuk isc : U,5 Amp, dan Vo,sc: 5 V, maka Rl = 5/0,5 : 50 Otrm

Bila menggunakan galvanometer'maka :

Vo,r. = (R2 + Rd) Im,

Unfuk Im : 100 uA" Rd: 50 Ohm, penguatan transistor: 100, maka :

R2 : (Vo,sc - Rd Im) / Im : (5 - 50 100 uA) / 100 uA

4.6. Pengukuran Ketinggian Fluida

4 -6.1. Pen gukuran Ketin ggian Fluid a m enggunakan potensiogeser' Transduser ketinggian fluida yang paling sederhana adalah potensio geser yang

dihubungkan dengan pelampung setiap ketinggian fluida berhubungan dengan nilairesintasi tertentu. Bila potensio geser tersebut dihubungkan dengan catu daya, akan

diperoleh tegangan keluaran yang sebanding dengan ketinggian fluida.

Kon{igurasi pengukuran ketinggian fluida dengan menggunakan pelampung dan oes$iogeser seperti ada Gambar 4.14. berikut

\

I?O

Page 138: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

PELAMPUIT{G

Gambar 4.l4.Pengukuran ketinggian fluida menggunakan pelarnpung dan potensio geser

Bila ketinggian maksimum fluida dalam tangki H: 5 m, catudaya yang diberikan adanah

10 Volt, nilai hambatan potensio Rp: 1 Kohm/cm,

4.6.2. Pengukuran Ketinggian Fluida Menggunakan Kapasitor

Transduser kapasitif dapat pula digunakan unfuk mengukur ketinggian f}uida dalam

tangki. Unftrk tangki yang terbuat dari bahan logam cukup menggunakan satu eleklroda

metal yang diisolasi , sedangkan untuk tangki dari bahan bukan logam menggunakan dua

eleltroda yang membentuk system plat kapasitor.

Konfigurasi dua jenis pengukuran adalah seperti Gambar 4.15" berikut :

(a)Gambar 4.15. Kapasitor untuk mengukur ketinggian fluida dalam tangki

logam (a) dan nonJogam (b)

I30

Page 139: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Nilai kapasitansi yangn sebanding denmgan ketinggian fluida dapat dihubungkan denganjembatan Wheatstones atau dibuat sebagai umpan umpao balik untuk rangkaian osilator,sehingga frekwensi osilator sebanding dengan ketinggian fluida.

4'6'3' Pengukuran Ketinggian Fluida Menggunakan Sensor Tekamam dam E VsTTranduser tekanan yang dihubungkan dengan transduser pergeseran ,LyDT, dapat

pula digunakan untuk mengukur ketinggian fluida didalam tangki.

Tekanan yang masuk tl3nsduser akan menggerakkan inti LVDT yang mengubah besanaya

amplitudo keluaran LVDT.

! ::x=:;,i superti Gan;bar +. 1 5.-Lo..iiiu* .

Gambar 4.16. Pengukuran ketinggian fluida menggunakan transduser tekanan dan

LVDT

Kalibrasi dilakukan dengan mengukur keluaran untuk ketinggian maksimum Vo,maks dan

ketingiaan minimum Vo,min.

Bila diatur vo,maks : 10 volt dan vo,min: 0 volt, dan mengingat keluaran LVDT yang

linier maka diperoleh keluaran transduser yang berbanding lurus dengan ketingiian fluida.

Selain untuk mengukur ketinggian, bila keluaran transduser dihubungkan dengan

komparator, dapat digunakan untuk konfol pengisian fluida .

Transduser tekanan yang lain adalah tabung Bourdon dari tipe spiral, C maupun helical

dapat dihubungkan dengan LVDT

Page 140: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

4.T"Pengukuran Tekanan

4.7 .L. Pen gukuran Teka nan i\Ienggunakan pergesera n Keping KapasitorTransduser kapasitif dapat digunakan untuk mengukur tekanan, konfigurasi

transduser tersebut seperti pada Gamb ar 4.17 berikut :

llr-^r s-rarrs ITEKAN.AN

DIELEKTRiK

Gambar 4.17. Kapasitor untuk mengukur tekanan

Tekamam pada keping diafragma akan merubah jarak antarkeping sehingga nilaikap-asitansinya berubah . Bila transduser tersebut digunakan umpan balik rangkaianosilator, maka frekwensi keluaran osilator sebanding dengan tekanan pada.diafragma

tamasduser.

4"7"Z"Femgukunmm T'ekanan Fruida Menggunakan Senson Tekanam dan

X,VBT

Pengukuran tekanan dapat pula dilakukan dengan menghubungkan diafragmadengan LVDT. Kombinasi transduser ini menghasilkan keluaran dalam bentuk tegangan ,seh-urgga dapat langsung dihubungkan dengan pengkondisi sinyal tanpa perlu melakukankomvensi d.ari frekwensi ketegangan seperti halnya bila menggunakan perubahan

kapasltamsi sehagai umpan balik osilator. Konfigurasi system teisbut seperti Gambar 4.1g.ber-lk-lt:

Page 141: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Gambar 4.18. Konfigurasi pengukur tekanan menggunakan diafrgma yang

dihubungkan dengan LYDT

Tekanan pada diafrgma akan memberikan pergeseran pada ini LVDT" Keluaran LVDTdapat berbentuk'tegangan AC maupun DC yang sebanding dengan tekanan pada

diafragma. Pada keadaan normal ( tanpa tekanan ), keluaran LVDT adalah

0 volt

4.8. SoaE-Soal dan Tugas

4.8. L Rancang sebuah peraga LED unflrk pengukuran arus dari 0 - 100 mA

4.8.2. Buatlah penguat untuk transduser RTD yang memirunyai karakteristik saat

20 C mempunyai hambatan 150 Ohm koefisien 0,00392

4.8.3. Buatlah sebuah penguat untuk termistor dengan spesifikasi 100 Ohni pada

ternperatur 30 C dan 100 Kohm pada temperatur 500 C

4.8.4. Buatlah penguat untuk termokopel yang mempunyai keluaran 30 mv pada

300 C dan 75 mV pada temperatur 1000 C

4.8.5. Carilah nilai komponen pada rangkaian Gambar 4.1g. ,bila dalam keadaan tanpa

cahaya arus yang mengalir adalah : Itp: I mA dan bila,kena cahayamaksimum adalah Im:10mA

Page 142: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

VoI:

Gambar 4. I 9. Rangkai an pengukur inten sitas fotokonduktif

4.8-6. Euatlah peraga yang dapat menunjukkan ketinggian fluida unturk transduser seperi

Gambar 4.20. berikut :

I

PELAMPT]NG

tVo

Gambar 4J0 Transduser ketinggian fluida

1?4

Page 143: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

i!

4.8-7. Rancanglah sebuah pengkondisi sinyal agar tranduser Gambar 4.21. dapatdibuat mengukur volume fluida sebuah tangki

Gambar 4.21. Transduser ketinggian fluida

4"9. Tugas Karya

Pilih satu transduser rancang dan buat penguat pngkondisi sinyal berikut pu*g*yu unt,kmengpkur suatu besaran fiiis:yang sesuai

Page 144: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

BAB V

KENDALI SEDERHANA

5.1. Pendahuluan

Pengendalian adalah menjalankan, mempercepat, memperlambat dan menghentikan

s.uatu proses yang dikerjakan oleh peralatan elektronik maupun mekanik. Fada dasarnya

pengendalian adalah pengaturan pemberian arus atau tegangan pada peraiatan clekronik

maupuan mekanik Untuk menjalankan atau menghentikan pemberian arus atau tegalegan

digunakan alat penghubung atau pemutus yang diistilahkan sebagai saklar ( switah ).

Saklar tersebut dapat digerakkan secara mekanik yaitu saklar mekanik maupun seeara

elekhonik yang disebut sebagai saklar elektromekanik. Dengan suatu rekayasa tententu

saklar mekanik dapat digunakan untuk mengatur besamya pemberian arus/tegangan.

5.2. Saklar

5.2.1. Saklar Mekanik

Sesuai penggunaannya, secara umum saklar jenisnya adalah SFST ( single pole

single throw ), SPDT ( singie pole double throw ), DPST ( double pole singlc tlarow ) dan

DPDT ( doubie pole double throw ), lambang masing - masing seperti Gan'rhar 5.1.

berikut :

a a c t r a {} @ ,* &

a*&#ffi

(a) SPST (b) SPDT (c) DpST (d) DPDT

Garnbar 5.1. Lambang saklar

Pole menggambarkan jumlah rangkaian yang terisolasi yang bisa dihubungkan saklar

suatu saat tertentu, sedangkan throw adalah menggambarkan total junilah rangkaian yang

dikendalikan...

Jenis saklar rnekanik antara lain adalah saklar pushbutton, toggle, geser, iimit, float dan

tekanan

Pushbutton adalah saklar single pole yang memutuskan atau menyambung saat ditekan,

bila dilepas akan kembali pada kondisi semula. Jenis saklar ini adalah normally open (

Page 145: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

NO), normally closed (1rlC) dan normally closed / normally open e.lO,NC) masing masing

seperti Gambar 5.2. berikut :

aaao&sas

(a) No (b) NC (c) NONC

Gambar 5. Simbol saklar push-button

Saklar toggle adalahsaklar yang mempunyai lengan pemindah, jenisnya CN-OFF unltuk

SPST dan SPDT, ON-OFF-ON untuk DPST dan DPDT. Keadaan saklar ini berubah bitra

posisi lengan dikembalikan seperti semula .

Saklar geser mirip dengan saklar toggle, hanya saja untuk memindahkan posisi saklar,

menggunakan mekanisme geser.

laklar putar seperti halnya saklar geser , hanya pemindahan saklar menggunakan

mekanisme putaran.

Saklar limit mempunyai lengan yang cukup peka, apab ila adasentuhan dari sebuah

gerakan, maka saklar tersebut berpindah posisi. Lambang saklar iimrit sepert-i yang

ditunjukkan Gambar 5.6. berikut :

asaa Ita *s

(a) No (b) NC (c) No bertahan terrutup (d) NC tertahan rcrbuka

Gambar 5.6. Lambang saklar limit

5.2.2" Saklar Elektromekanik ( Relay )Relay adalah saklar yang digerakkan oleh medan magnet hasil dari aliran arus pada

sebuah kumparan. Seperti halnya saklar, relay terdiri atas SPST, SFDT; D,pST' dan DFDT.

Relay menurut penggunaannya datadikasifikasikan sebagai relay kontrol , realay daya dan

relay indera.

Konstruksi relay terdiri dari kumparan inti magnet, armafur, terminal kontak dan pegas.

Apabila kumparan dialiri arus, maka terjadi magnetisasi pada inti, sehingga armatur akan

tertarik ke inti kumparan. Pergerakan armafur akan menyebabkan tenninal kontak akan

terlepas / terhubung dengan terminal yang lain.

Page 146: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Untuk penggunaan , yang perlu diketahui adalahjenis tegangan dan besar tegangan kerja,juga kemampuan aliran arus mdksimum dari terminal kontak

5.2.3. Saklar T ransistor.Transistor dapat berfungsi sebagai saklar apabila dioperasikan pada dua keadaan ,

yaitu keadaan ON dan OFF. Keadaan tersebut dapat dicapai dengan cara mernbuat

rangkaian seperti Cambar 5.8. berikut :

Gambar 5.8. Rangkaian saklar transistor

Arus yang mengalir di kolektor adalah Ic: g Ib, dengan Ib: (vi-vbeyRl . Apabila vi:0, yang berarti Ib : 0, maka Ic :0. Transitor pada kondisi tersebut dinyatakan dalam

keadaan padam / mati.. Bila ditinjau dari segi penempatan titik kerja, keadaan padarn

(OFF) adalah menempatkan titik kerja transistor pada perpotongan garis beban dengan

sumbu tegangan kolektor-emitor ( Vce). Penempatan titik ke{a pada perpotongan garis

beban dengan sumbu karakteristik transistor akan menyebabkan transistor pada kondisi

saturasi fienuh). Jenuh dalam hal ini berarti , apabila Ib diperbesar lagi, tidak akan

merubah besarnya Vce dan Ic. Kondisi jenuh (ON) dapat di amati dengan mengukur beda

tegangan kolektor emitter. Besar tegangan pada saat oN adalah vce(sat):0.Contoh 5.

Saklar transistor untuk menyalakan LED sebagai indikatoi. fgO akan menyala apabila

dialiri arus antara 2 - 10 rnA. Besarnya arus sebandingpula dengan intensitas nyala LED

tersebut. Rangkaian untuk menyalakan adalah seperti Gambar 5.9. berikut :

I?R

Page 147: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Gambar 5.9. Saklar transistor untuk menyalakan LED

Misalkan arus yang dapat menyalakan LED adalah 5 mA, tegangan cut in I-ED Vd adalah

1,2 Volt, maka persamaan tegangan menurut Kirchoff adalah ;

Vcc: Vd + Ic R2 + Vce

Keadaan saturasi Vce : 0, sehingga Vcc : Vd + Ic R2, dengan demikian nilai R.2 yang

harus dipasang adalah.: R2:( Vcc- Vd )lIc, bilaVcc:10 Volt, maka

R2:(10-1,2)i 5 (ohm)

'Biia B transistor: 100, maka Ib: Ic/ 0 : 5 / 100 mA , dengan demikiam Rl yamg learus

dipasangbila Vi:5 Volt adalah : Rl : (ViVbe)Ab: (5 - 0,7) 0,05 ( Ohm).

5.2.4. Kombinasi Relay dan Saklar Transistor

. Kombinasi relay dan saklar transistor adalah menggunakan transistor sebagai

penghubung/ pemutus arus dari kurnparan relay. Rangkaian kombinasi ini,sepefii Gambar

5.10. benkut:

-JJlg

L___* B

Gambar 5.10. Transistor penghubung / pemutus arus relay

Page 148: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Besarnya Ic tergantung pada besamya arus optimal penggerak relay. Sesuai dengan

perldtungan pada pembahasan saklar transistor, dapat diperoleh nilai-nilai kornpoiren yamg

digunakan. Untuk keperluan Ic yang cukup besar dapat digunakan kornbimasi transistorDarlington.

Pada kumparan relay, bila dialiri arus akan timbul GGL induksi balik yang menyebabkbn

kerusakan pada transistor. Untuk menghindari hal tersebut, periu dipasang dioda seoara

parallel pada kurnaran relay.

Sistem kornbimasi saklar transistor dan relay, memungkinkan pengendalian instrurnen

tegangan tinggi menggunakan tegangan rendah atau isolasi system instrurnen dengan

sumber daya yang berbeda.

Contoh 5

Saklar elektronik irntuk menyalakan lanrpu dengan sumber tegangan pLN 220 Vac.

Spesifikasi relay yang digunakan adalah arus altifasi 100 mA dan tegangan kerja tr2 1/dc.

Rangkaian saklar transistor tersebut seperti Gambar 5.11. berikut:

Gambar 5.11. saklar elektronik untuk menyalakan lampu AC

Pada keadaan saturasi vcc: vrelay: 12 vort, bila arus Ic: i00 mA, dengan

vi = 5 volt , penguatan total 2 transistor 1000, sesuai dengan persamaan :

Ic:p Ib sehingga Ib :lcl0= 100/ 1000mA=0,1 mA

Page 149: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

danvi:IbRl +2 vbediperolehnilaiRl : (vi-2vbe)/Ib:(5- 1,4)/0,1 ohmDengan demikian rangkaian Gambar 5 dapat digunakan trntuk mengaktifkan instrumen

systern tegangan tinggi menggunakan tegangan DC rendah.

s.2.s. Relay Semikonduktor ( Solid State Relay )Permasalahan yang timbul pada penggunaan relay adanya percikan bunga api pada

terminal kontak. Percikan api tersebut menimbulkan oksida yang mernpr.anyai hanabatan

dan mengakibatkan adauya disipasi daya dalam bentuk panas. Masalah lain yang timbuladalah, jika relay tersebut digunakan untuk mengatur tegangan ac, saklar ON atau OFF

dapat terjadi disetiap titik pada siklus ac yangmenimbulkan noise listrik yaarg disebut

sebagai Elrfl ( electromagnetic interference).

Relay semikonduktor dibuat untuk menghilangkan masalah pada relay. :

Penggunaan optocoupler pada input, membuat bagian pengendali dan yang dikeerdalikan,

terisolasi sampai orde ribuan volt. Saklar relay ini adalah triac (thyr-istor) daya tinggi , dan

dilengkai juga dengan rangkaianzero detector , sehingga setiap ON atag OFF selalu

te{adi saat tegangan ac bernilai 0 Vac" Dengan demikian

Pennasalahan yang limbul dalam penggunaan relay, dapat dieliminir dengan cukup baik.

5.3. RangkaianAplikasi

5.3.1. Transistor regulator

Fungsi rangkaian ini adalah mempertahankan keluaran agar senalu tetap sebesar 10

Vdc sampai batas penarikan arus sebesar 100 mA.

+'tr0 V regulasi

100 mA

2=1.0K

T2 = 2N3904

Z= 4.3V

1 N4731

3=1.0K

Page 150: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

. Gambar 5.13. Rangkaian regulator menggunakan transistor

Rtr rnernberi bias pada T1 sehingga kondisi selalu ON, apabila tegangan keluaran lebih l0Y, rnaka tegangan pada base T2 akannaik sehing gaT2akan konduksi ya"g menyebabkan

arus bias T1 berkurang. Dengan demikian tegangan keluaran akan selalu bertahan pada l0V.

Cafu daya ini dapat dibuat variabei dengan mengganti R2 dan R3 dengan potensio.

T2 merupakan contoh aktual dari umpan balik negatif.

5.3.2. Detektor pintu mobil.

Rangkaian ini berfungsi untuk memberi tanda apabila ada pinru mobil yang tidak

tertutup dengan baik.

+12 v

1NS14D1

I} L}ntruru rcnr

/sr s2 frr.ru

KANAN

.! .!Gambar 5.14. Rangliaian detector pintu mobil

Kondisi rangkaian tidak aktif dipenuhi jika semua saklar tertutup. Base T3 bergantung

pada T1 dan T2, apakah kondisi OFF atau saturasi (ON) Bila sopir duduk, maka basis T2

mernp.inyai tegangan , sehingga T2 OFF, Tegangan base T3 hanya bergantung pada Tl.Bila salah satu saklar terbuka, maka Tl akan OFF sehingga base T3 teganganaya naik.

Bt'tzzer dikemudikan oleh T3, apabila tegangan base T3 lebih dari 0,6 Y maka brrzzer akan

berbunyi

Selain untuk peringatan dini, keluaran rangkaian dapat dihubungkan dengan system

kelistrikan mobil. Sehingga , apabila ada pintu yang belum tertutup dengan baik, mesin

mobil tidak dapat dinyalan.

14.)

R3=1 .OK

Page 151: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

5.3.3. Light Integrator

Rangkaia, ini berfungsi mengatur lamanya pencahayaan untuk mencetak foto

Gambar 5.15. Rangkaian light integrator

Rangkaian Gambar 5.15. urenggunakan IDR untuk mengukur intensitas cahaya. Hamebatan

LDR akan berkurang dengan bertambahnya cerahnya cahayalampu. LDR membentuk

rangkaian pembagr tegangan deng.an R 100 ohm yang diberi sumber tegangan -12Volt.Keluaran pembagi tegangan diumpankan ke rangkaian integrator dan keluarexi{xya

berbentuk ramp positif yang tegangan rata-ratanya sebanding dengan intensitas oahaya

lampu- Keluaran integrator dimasukkari kerangkaian komparator dengan masukan

pembanding + 6 volt. Ketika keluaran integrator positif belum mencapai +6 volt, ke!uaran

komparator akan negatif, sehingga transistor pada kondisi saturasi yang meoyebabkan

relay oN, dan lampu menyala. Ketika keluaran integrator bernilai +d volt, keluaran

komparator akan positif dan transistor'transistor akan mati yang menyebabkan relay OFF

dan lampu akan mati.

trJnfuh rnemulai lagi pencahayaan, muatan kapasitor di rangkaian integrator harus

dikosongkan, yaitu densan rnenekan tornbol reset.

5.3.4. Sistem lampu daruratRangkain ini berfungsi mengaktifkan penerangan darurat apabila listrik pLN ttiba-tibapadam

10uFI20V

.I

Page 152: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Gambar 5.16. Rangkaian lampu darurat

Kapasitor diisi melalui dioda dan R 100 sedangkan pengosongan kapasitor melalui R 1 Kdan batere 12 V. Resistor pengosongan lebih besar dari pengisian sehingga konstanta

waktunya lebih lama dari pengisian, hal ini mengakibatkan adanya muatan sisa pada

kapasitor yang mernberikan reverse bias pada gate SCR Dengan dernikian SCR tidakmendapat picu. Karena'seri dengan batere ketika sumber listrik padarn, pengosongan

kapasitor sepenuhnya teq'adi, dan mulai pengiasian dengan k-utub yang berlawanan, pada

nilai tegangan kapasitor tertentu SCR mendapat picu (ON) dan lampu akan rnenyala.

Ketika lish^ik menyala kembali, dioda untuk pengisian batrere akan konduksi, anoda SCR

akan lebih negatif katoda, sehingga SCR akan OFF.

5.3.5. Fexrgamam Sendela / Pintu rumah

Rangkaian ini berftingsi untuk memberi peringatan apabila salah satu dani pintu ataujendela rumah dibulia.

Gambar 5.17. Rangkaian pengaman jendela / pintu rumah

Page 153: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Reedswitch adalah saklar peka magnetic berbentuk 2 plat tipis yang dikemas dalam tabung

kaca dan dipasangnkan dengan sebuah magnet. Apabila dikenai medan magnet piattersebut akan terhubung. Reedswitch tersebut dipasang seri sebanyak jendela dan pintuyang akau diarnati dan dihubungkan dengan basis transistor dan ground. Fada komdisi initegangan basis kedua transistor sama dengan 0 Volt, yang berarti transistor tersebut padam,

tidak ada aliran arus pada relay. Apabila salah satu jendela/pintu terbuka, maka reedswitch

terlepas dari arapret, plat terbuka dan basis transistor mendapat tegangail yang lebih besar

dati} X tega*gan basis - emitor. Kondisi ini akan menyebabkan transistor saturasi,

sehingga relay mendapatkan pliran arus , saklar relay menutup dan tanda peringataaa akan

menyala.

5.3.6. Saklar Feka Cahaya

Rangkaian ini dapat digunakan untuk mendeteksi adanya obyek yang rnengtrralangi cahaya

masuk ke LDR

@

rcLDR

Gambar 5.18, Ra""rgkaian saklar peka cahaya

Pada keadaan normal, yaitu R variabel daitur aga kedua masukan komparator sarna besar,

sehiagga keluarannya akan nol. Bila cahaya terhalang, hambatan LDR merabersar dan

tegangan masukan merabalik membesar dan akibatnya keluaran komparator akan positif.

Dengan demikian transistor ada pada kondisi saturasi dan relay akan aktif . Agar saat

penghalang berlalu peringatan tetap menyala, relay yang digunakan adalah jenis DpDTdengan konfigurasi salah satu kutubnya digunakan untuk menghubunng singkatkan

kolektor dan emitor . Dengan demikian , penunrnan tegangan pada basis karena LDRmendapat cahaya tidak akan mempengaruhi kondisi relay. Untuk mengembalikan kondisi

t

K>I

I

=-

I/<

Page 154: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

relay , antara emitor dengan ground diberi saklar push button NC yang ditekan untuk reset

system.

5"4. Csntoh , Soal --,Soal dan Tugas Karya

5"4.1. Contoh

1. Saklar transistor untuk menyalakan LED sebagai indikator. LED akan menyala apabila

dialiri arus antara 2 - l0 mA. Besarnya arus sebanding pula dengan intensitas nyala LEDtersebut. Ran,gkaian untuk menyala-kan adalah seperti Gambar 5.9" berikut :

Ga*6ar 5.9. Saklar transistor untuk meny.alakam LED

Misalkan arus yang dapat menyalakan LED adalah 5 mA, tegalgan cut in LED Vd adalah

1,2 Volt, maka persamaan tegangan menurut Kirchoffadalah ;

Vcc: Vd + Ic R2 + Vce

Keadaan saturasi vce:0, sehingga vcc = vd + Ic R2, dengan demikian nilai R2 yang

harus dipasang adalah : R2 : ( Vcc - Vd ) / Ic, bila Vcc: l0 Volt, maka

R2:(1A*1,2)/5 (Ohm)

Bila p transistor: 100, maka Ib : Ic/ fi : 5 1100 mA , dengan demikian Rl yang harus

dipasang bila Vi : 5 Volt adalah : Rl : (Vi-Vbe)/Ih: (5 _ 0,7) 0,05 ( Ohm).

Contoh 5

Sakiar elektronik untuk rnenyatrakan lampu dengan sumber tegangan pLN 220 Vac.

Spesifikasi r.elay yang digunakan adalah arus aktifasi 100 mA dan tegangan kerja 12 Vdc.

Rangkaian saklar transistor tersebut seperti Gambar 5.1 1. berikut:

Vcc fJ-]folrn[')lnejh-\ ?-\:7- i'J*-"Ifi__r uRl l'I

=-

Page 155: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Gambar 5.11. Saklar elektronik untuk menyalakan larnpu AC

Pada keadaan saturasi Vcc : Vrelay: 12 Volt, bila arus Ic: 100 mA, demgan

Vi :5 Volt , penguatan total 2 transistor 1000, sesuai dengan persamaen :

Ic:BIb sehingga Ib:Ici B=100/1000mA=0,1 mA

dan Vi : Ib Rl + 2 Ybe diperoleh nilai Rl : ( Vi -2ybe ) / Ib: ( 5 - 1,4 y 0,1 Ohm ,

Dengan demikian rangkaian Gambar 5 dapat digunakan untuk mengaktifkan insh-urmen

system tegangan tinggi menggunakan tegangan DC rendah.

5.4.2. Soal-soal

t. Lakukan pengamatan dipasaran untuk berbagai jenis saklar mekanik.

2. Carilah informasi berbagaijenis relay, baik ac maupun dc.

3. Tentukanlah / carilah nilai nilai komponen yang sesuai agar rangakaian Gambar

5.19. dapat bekerja

Gambar 5.19. Rangkaian saklar transistor

Page 156: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Berilah nilai untuk komponen -komponen yang terpasang pada

rangkaian Gambar 5.20. berikut :

Vcc

{h}- }-JF{O_l_

Gambar 5.20. Rangkaian saklar untuk menyalakan LED

Apa yang harus dilakukan agar ada indicator yang menunjukkan saklar

kondisi OFF.

4- Berikan nilainilai tegangan pada titik-titik enting rangkaian Garnbar 5.21. berikut:.

+12 V DC

Rl =1.0 K

1NS14D1

I

Gamhar 5.2I. Rangkaian detector pintu mobil

5. Buallah grafrk keluaran inlegrator dan komparator'untuk rangkaian G arnbar 5.22.berikut :

pada

R2 =1.0 K R3 =i.0 K

1N914D2

I}"e/1u*.,soPrR

",n*, o*,*$, s2

Ilfrru-ru+

148

Page 157: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

3

Garnbar 5.22- Rangkaian light integrator untuk eksposur.foto

6. Apa fungsi dioda yang dipasang paralel pada kumparan relay ?

5.5. Tugas & Karya

Pilih salah safu rangkaian aplikasi , buatlah rangkaiannyq amati , apakah sesuai dengan

perhitungan

10 uF.r28V

Page 158: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

t.I}AFTAR PUSTAKA

a' David Bucha, * A.pplied Electrouic Instrumentation & Measurement', Maxwell MacMillan lnt,1992

b- colin D simpson, " Industrial Electronics" prentice Hall, 1996

c. schuler ." Electronics principres and Appplication', , McGraw Hill , l9g9d- J. Mjchale Jacob, " Industrial Control Electronics, Amplification & Design,,

e. Horowi tzarrd.Hill , " The Art of Electronics ", Cambridge UniversltyFress, 1gg0

f. Sutrisno, " Elektronika Teori dan penerapannya", penerbit mB, iggd

+

5'a

a'

Page 159: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

BBRITA AC.ARANo. CIqA DUE-Lit{e tr trTSiXIl2OO3

Pada hari ini Senin, tanggal tujuh belas, bulan Nopember, tahun dua ribti tiga telah

diselenggarakan Seminar Laporan Hasii Pernbuatan Moctul/Buku Ajar yang ciielanai oleh

DUE-Like pada Prograrn studi Fisika denga. hasil sebagai berikut :

Judul Modul Ajar

Dosen Penyaji

JurusanlFakultas

Waktu

Tempat

Moderator

Pembahas

: Instrumentasi I: Drs. Bahtera Indarto

: Fisika / FMIPA

: 09.30 - 10.00 UruB

:

:

ore. Folbo g

Drcr. Lao PrltcaFi6, l' 1u'*

tf. Corurocsc, r Mq

Jumlah Peserta :

Proses berlangsungnya seminar / haJl forum diskusi sebagairnana terlampir.

Demikian Berita Acara ini dibtrat unhili dipergunakan seperlunya.

Surabaya, 17 Novernber 2C03

Koordin ator- S e rninar,

@Drs. {iaetu g

: i.2.

3.

NIP.}.IIP. tb\ q@vb,

"t,*,*';f5*.,i-";';ut{.l .,{ rl 'r,';.'.'r _t,tilJ;; *p

ttisr3,7,t:

Page 160: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

\

Saran/Kritik:. \a--

? ?zldn, {*h{ fu.lt h{*nongo,, &?tqtue &/E* 8',/ot&\.egd'<a<,dS

{

t.)

Co"H, s"q7, & ,t.,rsk

feuqptf a,,t ,Wr,Aq ; /rp{ar, }r'inD>neci {a*--l-lht, &tr te{hTD

r+ftil"",t

rr

I

L;...i:I;+-. :.

n++-::;+

Ksordinntor Seminar

Page 161: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

'III

tIIir

1,i'::"4;,

Nama Fcnya.ii IJurusan :

Saran/Kritik :

Dn, Boqf.h,- Ir,,,{*r{z

- $^f^ *^t"M d^\^u. t,J' 0 r'fttol\'i

...]'::

r*,t

reS

'.:(..3.q*f.J5....,

Page 162: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

\

SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENTBUATAN MODUL A{ARNomor I o37 7 /DUE-LIKE I ITSE003

Pada hari ini, Kamis tanggal tiga bulan Juli tahun dua ribu tiga, karni yang bertanda tangan

di bawah irri :

1. Ir. Sri Gunani Partiwi,MT : Selaku Direktu Eksekutif LPIU DUE Like ITS

berdasarkan pada surat keputusan Reldor

Nomor 131l.l/l(O3/pplfz003 tanggal 2 Juli

2003 selanjutnya disebtrt FIHAK KES^A.TU

2. Drs. Bahtera Indarto : Selaku dosen jurusan Fisika MIPA Fakultas

Matematika dau llmu Pengetahuan Alam

Golongan :III B

Pangkat : Penata Muda Tk.1

Jabatan : fuisten Ahli

Selanjutnya disebut PIHAK KEDUATelah mengadakan perjanjian pelaksanaan pembuatan modul ajar yang d.iatur dalam butir-

butir sebagai berikut :

' pasal tLingkup Pekerjaan

PIHAK KESATU memheri tugas kepada PIHAK KEDUA dan FIHAK KEDUA

meuerima tugas tersebut untuk melaksanakan sampai selesai peker.yaan pembuatan modr.rl

ajar denganjudul:

TNSTRUMENTAST IPasal2

Dana Modul Ajar

Unttk menyelesaikan pekerjaan seperti tersebut pada pasal 1 diatas PIHAK KESATU dan

PIIIAK KEDUA sepakat menetapkan dana pernbuatan rnodul ajar sebesar Rp.

10,000.00CI,00 (sepuluh juta rupiah) yang dibebankan pada DIP Proyek ITS tahun anggaran

2003. Dana pembuatan modul ajar tersebut sudah termastik pajak-pajak yang bertaku.

Page 163: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Pasal3Penggunaan Dana

a. PIHAK KEDUA bertanggung jawab terhadap penggunaan dana pembuatan modul a"jar

yang tercantum padapasal 2.

b. PIHAK KEDUA berkewajiban membayar pajak-pajak dan biaya materai sesuai

dengan peraturan dan undang-undang yang beriaku

c. PITIAK KEDUA menjarnin bahwa judul rnodul ajar seperti yang tereanhrm datramr

pasal 1 tidak mendapat pembiayaan dari sumber dana lain.

Pasal 4Cara Pembayaran

Pembayaran d.ana pembuatan modtrl ajar sebagaimana tersebut dalam pasal 2 dalam.r Surat

Perjaujian ini akan dibayarkan secara bertahap sebagai berkut :

1. Tahapl : .

Dibayar sebesar 50 % dari jumiah dana pembuatan modul ajar tersebut pada pasal 2

sebesar Rp 5.000.000,00 (lirna juta rupiah) dan dibayarkan setelah P}HAK KEDUA

telah melaksanakan pekerjaan dengan memberikan laporan kemajuan modul ajar.

2. Tahap II :

Dibayar setelah 50 % dari junlah dana pembuatan mod,ul ajar tersebut pada pasal 2

sebesar Rp. 5.000.000,00 (lirna juta rupiah) dan dibayarkan setelah F{E{AK KEDLTA

menyerahkan laporan hasil akhir kegiatan pengajaran, sesuai dengan Pedoman

Pelaksanaan hibatr pengajaran kepada PIIIAK KESATU, sebanyak 5 (lima)

eksernplar.

Pasal 5

Jangka Waktu

Jangka waktu pelaksanaan pembuatan modul ajar adalah 5 (linra) bulan diurulai sejak

penandatanganan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pembuatan Modul Ajar dan menyerahkan

laporan hasii pernbuatan modul ajar tersebut selarnbat-larnbatnya pada 3 Desernber 2003

sebanyak 5 (lima) eksernplar.

Page 164: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

.[('

iit

Z- l{al-hal yang belurn diattr dalarn perjanjian ini akarr dimusyawarahkan oleh kedua

belah pihak dan dinyatakan dalam satu addendum.

3. Stgat Perjanjian ini dibtrat rangkap 2 (dua) sama kuatnla dan masing-masing dibuat

diatas materai secukupnya untuk PIHAK KESATU dan PIHAK KEmUA.

i

Dernikian Surat Perjanjian Pelaksanaan Pernbuatan Modul Ajar ini dibuat dan ditanda

tangani di Surabaya pada hari Kamis langgal tiga bulan Juli tahun dua ribu tiga-

PITIAK KBDUA

Drs.sahlsrclndeNrP. t3 r 9l I 303

ry?

E.

*;'-- *,' r^)E' ",F:.a-a+LF-

=.-:

L

E'ht-ba i}JE'I

NIP. l3t 879 377

hui /Menyetujui :

NIP. 130 541 836

Page 165: instrumentasi 1 (Bachtera Indarto)

Pasal 6Kewajiban

1' PIHAK KEDUA berkewajiban menyerahkan laporan kemajtmn penrbuatan modui ajarpada FIIIAK KESATU, 3 (tiga) bulan setelah Surat Perjanjian Felaksaraan FembuatanModul.A.jar ini ditandatangani oleh kedua belah pihak.

2' PIH"{K KEDUA wajib melaksanakan presentasi laporan hasil pembuatan modul ajarpada seminar hasil modul ajar yang akan diselenggarakan pEs{AK KESATLT selambat-lambatnya dua minggu sebel*m batas akhir penyerahan laporan modul ajar.

3' PIHAK KEDUA wajib menyerahkan laporan hasil pembuatan modul ajar padaPIHAK KESATU selambat-lambatrya pada tanggal sesuai dengan batas akh{r konhakpada pasal 5 sebanyak 5 (lima) eksernplar.

Pasal 7

Sanksi

a- fuabrla sarnpai batas 'waltu habisnya masa tersebut dalam pasal 5 perjanjian iniP{HAK KEBt}A beluan juga rnenye a}rkan laporan akhir kegiatara hibah penga.}aran,

maka PIHAK XffiDUA tidak bisa tne*eriina pembayaran tahap il sebesar 50 % darinilai kontrak dan PHILA,K KEDUA harus menyelesaikan pembuatan laporan hibahpengajalan tersebttt dan berkewajiban menyerahkan laporan akhir kegiatan iribalipengajaran, sesuai dengan pasal 6.

b' Dalam hal PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi kervajiban sebagai rnana tercantumdalam cara pembayaran, maka PIHAK KEDUA bersedia mengembalikan uang ke kas

. negara melalui pomotongm gaji bulanram,, sebesar.yang telah dibayarkan.c. .Apahila waktu grembtuatan qnoCtrl ajar uqrynti.ltrys$ut pada pasal 5 tidak dapat dipenuhi,

rnaka untuk seliemjtrtnya P{IIAK KESAT{I akan mempertinnhangl<an rsulan-usulanhibah pengajaran yang diajukan oleh plt{AK KEDUA pada periode berikt$nya.

Pasal Ipenutup

1 ' Surat Perjanjian ini dianggap sah dan berlaku setelah ditandatangani oleh kedua belahpihak dan disetujui oreh Direkt*r Eksekutif DUE- Like ITS.