INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah...

232
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 TAHUN 2018

Transcript of INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah...

Page 1: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

INSTRUMEN SURVEISTANDAR NASIONAL

AKREDITASI RUMAH SAKITEDISI 1

TAHUN 2018

Page 2: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan
Page 3: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

1INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

DAFTAR ISI

Hal.PENDAHULUAN ........................................................................................................... 3

TUJUAN ......................................................................................................................... 3

CARA MENGGUNAKAN INSTRUMEN AKREDITASI SNARS EDISI 1 ........................ 3

YANG PERLU DIKETAHUI PADA INSTRUMEN AKREDITASI SNARS EDISI 1 ........... 4

KEBIJAKAN PEMBERIAN SKOR ................................................................................. 7

SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP) .................................................................. 13

AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN (ARK) ......................... 21

HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK) ......................................................................... 37

ASESMEN PASIEN (AP) .............................................................................................. 51

PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP) ................................................................. 73

PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB) .............................................................. 85

PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) ............................ 97

MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) .................................................... 111

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP) ................................... 119

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) ............................................... 133

TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS) ......................................................................... 151

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) ............................................. 177

KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS) ........................................................ 193

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) ........................................... 207

PROGRAM NASIONAL ................................................................................................ 217 SASARAN I PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI DAN PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN BAYI ............................ 217 SASARAN II PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS ........................... 219 SASARAN III PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TUBERKULOSIS .............. 220 SASARAN IV PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA ........................ 223 SASARAN V PELAYANAN GERIATRI .............................................................. 224

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) 227

Page 4: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

2 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

Page 5: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

3INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

INSTRUMEN AKREDITASI STANDAR AKREDITASI NASIONAL RUMAH SAKIT edisi 1

================================================================

PENDAHULUAN Akreditasi rumah sakit merupakan proses kegiatan peningkatan mutu pelayanan yang dilakukan terus menerus oleh rumah sakit. Akreditasi adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan Rumah Sakit, setelah dilakukan penilaian bahwa Rumah Sakit telah memenuhi Standar Akreditasi. Sejalan dengan proses kegiatan peningkatan mutu maka KARS secara berkala melakukan review sandar akreditasi mengikuti perkembangan standar akreditasi di tingkat global. Pada bulan agustus 2017, KARS telah memperkenalkan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit edisi 1 (SNARS 1), yang diberlakukan mulai tahun 2018.

Dengan diberlakukan SNARS 1, KARS memandang perlu tersedianya acuan untuk penilaian dan persiapan akreditasi rumah sakit, maka disusunlah instrumen akreditasi SNARS 1 oleh KARS.

TUJUAN

1. Untuk Surveior Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan kegiatan pada waktu

survei Sebagai acuan dalam melakukan wawancara, observasi dan meminta staf rumah sakit

melakukan simulasi. Sebagai panduan dalam memberikan skor dan nilai.

2. Untuk Rumah Sakit.

Sebagai acuan dalam menyusun regulasi yang diwajibkan oleh akreditasi Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan dan dokumentasinya Sebagai acuan dalam melatih staf terkait dengan standar dan elemen penilaian dalam

SNARS 1

CARA MENGGUNAKAN INSTRUMEN AKREDITASI SNARS I Instrumen Akreditasi SNARS I dapat digunakan sebagai:

Pedoman bagi surveior untuk memberikan skor pada setiap elemen penilaian

Pedoman bagi surveior untuk melakukan telaah regulasi dan dokumen pelaksanaan serta telusur (wawancara, observasi dan simulasi)

Pedoman bagi rumah sakit dalam menerapkan standar akreditasi (SNARS 1)

Pedoman bagi rumah sakit dalam menyusun regulasi dan menyiapkan dokumentasi

Page 6: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

4 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

kegiatan/pelayanan sesuai dengan standar akreditasi (SNARS 1)

YANG PERLU DIKETAHUI PADA INSTRUMEN AKREDITASI SNARS I

Instrumen akreditasi SNARS I merupakan instrumen yang dipergunakan KARS untuk menilai kepatuhan rumah sakit terhadap SNARS I yaitu standar pelayanan berfokus pada pasien untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan pendekatan manajemen risiko di Rumah Sakit. Instrumen akreditasi SNARS I ini terdiri dari standar, maksud dan tujuan, elemen penilaian (EP), telusur dan skor dengan penjelasan sebagai berikut :

STANDAR Standar KARS mencakup harapan kinerja, struktur, atau fungsi yang harus diterapkan agar suatu rumah sakit dapat terakreditasi oleh KARS. Sasaran Keselamatan Pasien dianggap sebagai standar dan dimonitoring sama seperti standar lainnya dalam survei di tempat. Program Nasional terdiri dari menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan angka kesehatan ibu dan bayi, menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS, menurunkan angka kesakitan tuberkulosis, pengendalian resistensi antimikroba dan pelayanan geriatri dianggap sebagai standar dan dimonitoring sama seperti standar lainnya dalam survei di tempat di tempat.

MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan dari suatu standar akan membantu menjelaskan makna sepenuhnya dari standar tersebut. Maksud dan tujuan akan mendeskripsikan tujuan dan rasionalisasi dari standar, memberikan penjelasan bagaimana standar tersebut selaras dengan program secara keseluruhan, menentukan parameter untuk Ketentuan-Ketentuannya, atau memberikan “gambaran tentang Ketentuan dan tujuan-tujuannya. Maksud dan tujuan juga berguna bagi RS untuk menyusun point-point yang harus ada di dalam regulasi rumah sakit

ELEMEN PENILAIAN (EP) Elemen Penilaian (EP) dari suatu standar akan menuntun rumah sakit dan surveior terhadap apa yang akan ditinjau dan dinilai selama proses survei. EP untuk setiap standar menunjukkan ketentuan untuk kepatuhan terhadap standar tersebut. EP ditujukan untuk memberikan kejelasan pada standar dan membantu rumah sakit untuk memenuhi sepenuhnya ketentuan yang ada, untuk membantu mengedukasi pimpinan dan tenaga kesehatan mengenai standar yang ada serta untuk memandu rumah sakit dalam persiapan proses akreditasi. Setiap elemen penilaian dilengkapi dengan (R) atau (D), atau (W) atau (O) atau (S), atau kombinasinya yang berarti sebagai berikut :

(R) = Regulasi, yang dimaksud dengan regulasi adalah dokumen pengaturan yang disusun

Page 7: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

5INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

oleh rumah sakit yang dapat berupa kebijakan, prosedur (SPO), pedoman, panduan, peraturan Direktur rumah sakit, keputusan Direktur rumah sakit dan atau program

(D) = Dokumen, yang dimaksud dengan dokumen adalah bukti proses kegiatan atau pelayanan yang dapat berbentuk berkas rekam medis, laporan dan atau notulen rapat dan atau hasil audit dan atau ijazah dan bukti dokumen pelaksanaan kegiatan lainnya.

(O) = Observasi, yang dimaksud dengan observasi adalah bukti kegiatan yang didapatkan berdasarkan hasil penglihatan/observasi yang dilakukan oleh surveior.

(S) = Simulasi, yang dimaksud dengan simulasi adalah peragaaan kegiatan yang dilakukan oleh staf rumah sakit yang diminta oleh surveior.

(W) = Wawancara, yang dimaksud dengan wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh surveior yang ditujukan kepada pemilik/representasi pemilik, direktur rumah sakit, pimpinan rumah sakit, profesional pemberi asuhan (PPA), staf klinis, staf non klinis, pasien, keluarga, tenaga kontrak dan lain-lain.

TELUSUR

Telusur yang ada pada instrumen akreditasi SNARS i ini adalah untuk mengetahui pemenuhan elemen standar dari setiap elemen penilaian. Telusur ini memandu surveior untuk mencari bukti pemenuhan setiap elemen penilaian dari setiap standar sebagai berikut :

(R) = Surveior agar menelusuri regulasi yang sudah disusun rumah sakit.

Bila pada EP disebutkan regulasi meliputi/terdiri dari a) sampai ........ atau 1) sampai ........, maka untuk menilai kelengkapan regulasi tersebut, surveior agar melihat yang ada pada maksud dan tujuan.

Bila kolom telusur tertulis regulasi tentang ...... maka regulasi yang ditelusuri tidak harus semua regulasi harus ada atau TIDAK HARUS ada kebijakan, ada pedoman, ada panduan, ada SPO dan ada program TETAPI dapat salah satu, yang perlu diperhatikan oleh surveior adalah isi dari regulasi harus mengacu yang ada di maksud dan tujuan dan peraturan-perundang-undangan terkait.

Bila pada kolom telusur tertulis pedoman tentang ....., maka regulasi yang ditelusuri adalah berbentuk pedoman. Untuk mengetahui isi pedoman yang benar, surveior agar melihat maksud dan tujuan dan peraturan-perundangan-undangan terkait.

Bila pada kolom telusur tertulis pedoman pengorganisasian ....., maka regulasi yang ditelusuri, adalah berbentuk pedoman pengorganisasian. Untuk mengetahui isi pedoman pengorganisasian yang benar, surveior agar melihat maksud dan tujuan dan peraturan-perundangan-undangan terkait.

Bila pada kolom telusur tertulis pedoman pelayanan ....., maka regulasi yang ditelusuri, adalah berbentuk pedoman pengorganisasian. Untuk mengetahui isi pedoman pelayanan yang benar, surveior agar melihat maksud dan tujuan dan peraturan-perundangan-undangan terkait.

Bila pada kolom telusur tertulis program ....., maka regulasi yang ditelusuri, adalah berbentuk program. Untuk mengetahui isi program yang benar, surveior

kegiatan/pelayanan sesuai dengan standar akreditasi (SNARS 1)

YANG PERLU DIKETAHUI PADA INSTRUMEN AKREDITASI SNARS I

Instrumen akreditasi SNARS I merupakan instrumen yang dipergunakan KARS untuk menilai kepatuhan rumah sakit terhadap SNARS I yaitu standar pelayanan berfokus pada pasien untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan pendekatan manajemen risiko di Rumah Sakit. Instrumen akreditasi SNARS I ini terdiri dari standar, maksud dan tujuan, elemen penilaian (EP), telusur dan skor dengan penjelasan sebagai berikut :

STANDAR Standar KARS mencakup harapan kinerja, struktur, atau fungsi yang harus diterapkan agar suatu rumah sakit dapat terakreditasi oleh KARS. Sasaran Keselamatan Pasien dianggap sebagai standar dan dimonitoring sama seperti standar lainnya dalam survei di tempat. Program Nasional terdiri dari menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan angka kesehatan ibu dan bayi, menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS, menurunkan angka kesakitan tuberkulosis, pengendalian resistensi antimikroba dan pelayanan geriatri dianggap sebagai standar dan dimonitoring sama seperti standar lainnya dalam survei di tempat di tempat.

MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan dari suatu standar akan membantu menjelaskan makna sepenuhnya dari standar tersebut. Maksud dan tujuan akan mendeskripsikan tujuan dan rasionalisasi dari standar, memberikan penjelasan bagaimana standar tersebut selaras dengan program secara keseluruhan, menentukan parameter untuk Ketentuan-Ketentuannya, atau memberikan “gambaran tentang Ketentuan dan tujuan-tujuannya. Maksud dan tujuan juga berguna bagi RS untuk menyusun point-point yang harus ada di dalam regulasi rumah sakit

ELEMEN PENILAIAN (EP) Elemen Penilaian (EP) dari suatu standar akan menuntun rumah sakit dan surveior terhadap apa yang akan ditinjau dan dinilai selama proses survei. EP untuk setiap standar menunjukkan ketentuan untuk kepatuhan terhadap standar tersebut. EP ditujukan untuk memberikan kejelasan pada standar dan membantu rumah sakit untuk memenuhi sepenuhnya ketentuan yang ada, untuk membantu mengedukasi pimpinan dan tenaga kesehatan mengenai standar yang ada serta untuk memandu rumah sakit dalam persiapan proses akreditasi. Setiap elemen penilaian dilengkapi dengan (R) atau (D), atau (W) atau (O) atau (S), atau kombinasinya yang berarti sebagai berikut :

(R) = Regulasi, yang dimaksud dengan regulasi adalah dokumen pengaturan yang disusun

Page 8: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

6 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

agar melihat maksud dan tujuan dan peraturan-perundangan-undangan terkait.

Bila pada kolom telusur tertulis struktur organisasi ........, maka regulasi yang ditelusuri, adalah berbentuk bagan organisasi yang dilengkapi dengan uraian tugas dan wewenang.

(D) = Surveior agar menelusuri bukti-bukti pelaksanaan proses kegiatan/pelayanan sesuai yang dipersyaratkan pada elemen penilaian, yang dapat berupa bukti-bukti sebagai berikut : o Bukti tentang ….. o Bukti pelaksanaan pelatihan tentang:

TOR, Undangan, daftar hadir, materi, laporan, evaluasi, sertifikat

o Bukti rapat tentang ………. o Bukti pelaksanaan tentang ……… o Bukti kualifikasi sesuai persyaratan jabatan pada file pegawai o Bukti usulan tentang …… o Bukti pelaksanaan orientasi khusus:

TOR, daftar hadir, evaluasi peserta, laporan pelaksanaan orientasi

o Bukti pelaksanaan orientasi umum: TOR, daftar hadir, materi dan narasumber meliputi perumahsakitan, mutu, keselamatan pasien, PPI, serta evaluasi peserta, laporan pelaksanaan orientasi

o Bukti materi tentang … o Bukti laporan tentang … o Bukti tentang ……, berupa a.l. ……….. o Bukti sertifikat o Bukti supervisi:

o Bukti form check list (ceklis) o Bukti pelaksanaan supervisi

(O) = Untuk mendapatkan bukti pelaksanaan kegiatan atau pelayanan sudah sesuai dengan regulasi maka surveior dapat melihat atau melakukan observasi proses kegiatan atau pelayanan.

Observasi ini dapat juga merupakan cross check bukti pelaksanaan kegiatan, bisa juga dipergunakan untuk memvalidasi dokumen hasil audit/supervisi. Misalnya : hasil audit hand hygiene RS = 90 %, surveior akan melakukan observasi pelaksanaan hand hygiene dengan menggunakan sampel, dari hasil observasi tersebut berapa kepatuhan RS dapat diketahui. Misal dari 10 sampel hanya 5 orang yang melakukan hand hygiene dengan benar.

(S) = Untuk mendapatkan bukti bahwa staf rumah sakit sudah dapat melaksanakan kegiatan atau pelayanan sesuai dengan regulasi maka surveior dapat meminta staf rumah sakit untuk memeragakan proses kegiatan/pelayanan dengan mengacu persyaratan yang ada di EP.

Meminta staf RS untuk memeragakan kegiatan/ pelayanan dapat juga merupakan cross check bukti pelaksanaan kegiatan atau bukti staf RS sudah mengikuti pelatihan sehingga mampu memperagakan kegiatan tersebut, misalnya simulasi penggunaan APAR. Simulasi juga dapat dipergunakan untuk mengetahui apakah pelatihan sudah dilaksanakan dengan benar. Misalnya : hasil audit hand hygiene RS = 90 %, surveior akan melakukan observasi pelaksanaan hand hygiene,

Page 9: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

7INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

misalnya berdasarkan observasi hanya 50 %, dan setelah surveior meminta simulasi hanya 50 % staf RS yang mampu melaksanakan, padahal bukti dokumen pelatihan hand hygiene sudah 100 %. Maka bukti pelatihan tersebut tidak valid.

(W) = Surveior melakukan wawancara berdasarkan sasaran wawancara yang tertulis di telusur.

Wawancara dipergunakan untuk lebih memastikan bahwa kegiatan/pelayanan sudah dilaksanakan dan sudah sesuai dengan regulasi.

Wawancara juga dapat dipergunakan untuk melakukan cross check dengan kegiatan yang sudah dilaksanakan. Sebagai contoh : MFK 11 RS sudah menyelenggarakan pelatihan MFK, pada MFK 11.1 EP 1 : staf dapat menjelaskan dan/atau memperagakan peran mereka dalam menghadapi kebakaran (W,S), dengan melakukan wawancara dan meminta staf simulasi maka dapat merupakan cross check apakah pelatihan tersebut sudah dilakukan dengan benar atau belum.

SKOR

Pada kolom skor tertulis sebagai berikut : 10 : TL (terpenuhi lengkap) 5 : TS (Terpenuhi sebagian) 0 : TT (Tidak Terpenuhi)

KEBIJAKAN PEMBERIAN SKOR

1. Pemberian skoring

Setiap Elemen Penilaian diberi skor 0 atau 5 atau 10, sesuai pemenuhan rumah sakit pada elemen penilaian (EP)

Nilai setiap standar yang ada di bab merupakan penjumlahan dari nilai elemen penilaian Nilai dari standar dijumlahkan menjadi nilai untuk bab Elemen penilaian yang tidak dapat diterapkan (TDD) tidak diberikan skor dan mengurangi

jumlah EP

2. Selama survei di lapangan, setiap elemen penilaian (EP) pada standar dinilai sebagai berikut : Skor 10 (terpenuhi lengkap), yaitu bila rumah sakit dapat memenuhi elemen penilaian tersebut

minimal 80 % Skor 5 (terpenuhi sebagian) yaitu bila rumah sakit dapat memenuhi elemen penilaian tersebut

antara 20 – 79 % Skor 0 (tidak terpenuhi) yaitu bila rumah sakit hanya dapat memenuhi elemen penilaian tersebut

kurang dari 20 % 3. Menentukan Skor yang Tepat pada stiap EP

agar melihat maksud dan tujuan dan peraturan-perundangan-undangan terkait.

Bila pada kolom telusur tertulis struktur organisasi ........, maka regulasi yang ditelusuri, adalah berbentuk bagan organisasi yang dilengkapi dengan uraian tugas dan wewenang.

(D) = Surveior agar menelusuri bukti-bukti pelaksanaan proses kegiatan/pelayanan sesuai yang dipersyaratkan pada elemen penilaian, yang dapat berupa bukti-bukti sebagai berikut : o Bukti tentang ….. o Bukti pelaksanaan pelatihan tentang:

TOR, Undangan, daftar hadir, materi, laporan, evaluasi, sertifikat

o Bukti rapat tentang ………. o Bukti pelaksanaan tentang ……… o Bukti kualifikasi sesuai persyaratan jabatan pada file pegawai o Bukti usulan tentang …… o Bukti pelaksanaan orientasi khusus:

TOR, daftar hadir, evaluasi peserta, laporan pelaksanaan orientasi

o Bukti pelaksanaan orientasi umum: TOR, daftar hadir, materi dan narasumber meliputi perumahsakitan, mutu, keselamatan pasien, PPI, serta evaluasi peserta, laporan pelaksanaan orientasi

o Bukti materi tentang … o Bukti laporan tentang … o Bukti tentang ……, berupa a.l. ……….. o Bukti sertifikat o Bukti supervisi:

o Bukti form check list (ceklis) o Bukti pelaksanaan supervisi

(O) = Untuk mendapatkan bukti pelaksanaan kegiatan atau pelayanan sudah sesuai dengan regulasi maka surveior dapat melihat atau melakukan observasi proses kegiatan atau pelayanan.

Observasi ini dapat juga merupakan cross check bukti pelaksanaan kegiatan, bisa juga dipergunakan untuk memvalidasi dokumen hasil audit/supervisi. Misalnya : hasil audit hand hygiene RS = 90 %, surveior akan melakukan observasi pelaksanaan hand hygiene dengan menggunakan sampel, dari hasil observasi tersebut berapa kepatuhan RS dapat diketahui. Misal dari 10 sampel hanya 5 orang yang melakukan hand hygiene dengan benar.

(S) = Untuk mendapatkan bukti bahwa staf rumah sakit sudah dapat melaksanakan kegiatan atau pelayanan sesuai dengan regulasi maka surveior dapat meminta staf rumah sakit untuk memeragakan proses kegiatan/pelayanan dengan mengacu persyaratan yang ada di EP.

Meminta staf RS untuk memeragakan kegiatan/ pelayanan dapat juga merupakan cross check bukti pelaksanaan kegiatan atau bukti staf RS sudah mengikuti pelatihan sehingga mampu memperagakan kegiatan tersebut, misalnya simulasi penggunaan APAR. Simulasi juga dapat dipergunakan untuk mengetahui apakah pelatihan sudah dilaksanakan dengan benar. Misalnya : hasil audit hand hygiene RS = 90 %, surveior akan melakukan observasi pelaksanaan hand hygiene,

Page 10: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

8 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

No KRITERIA SKOR 10 (TL) SKOR 5 (TS) SKOR 0 (TT) 1. Pemenuhan elemen

penilaian minimal 80 % 20 - 79 % kurang 20 %

2. Bukti kepatuhan Bukti kepatuhan ditemukan secara konsisten pada semua bagian/ departemen di mana persyaratan-persyaratan tersebut berlaku

Bukti kepatuhan tidak dapat ditemukan secara konsisten pada semua bagian/ departemen di mana persyaratan-persyaratan tersebut berlaku (seperti misalnya ditemukan kepatuhan di IRI, namun tidak di IRJ, patuh pada ruang operasi namun tidak patuh di unit rawat sehari (day surgery), patuh pada area-area yang menggunakan sedasi namun tidak patuh di klinik gigi).

Bukti kepatuhan tidak ditemukan secara menyeluruh pada semua bagian/ departemen di mana persyaratan-persyaratan tersebut berlaku

2. Hasil wawancara dari pemenuhan persyaratan yang ada di EP

jawaban "ya" atau "selalu"

jawaban "biasanya" atau "kadang-kadang"

jawaban "jarang" atau "tidak pernah"

3. Regulasi sesuai dengan yang dijelaskan di maksud dan tujuan pada standar

kelengkapan regulasi 80 %

kelengkapan regulasi 20 - 79 %

kelengkapan regulasi kurang 20 %

4. Dokumen rapat/pertemuan : meliputi undangan, materi rapat, absensi/daftar hadir, notulen rapat.

kelengkapan bukti dokumen rapat 80 %

Catatan : Pengamatan negatif tunggal tidak selalu menghalangi perolehan skor “terpenuhi lengkap”.

kelengkapan bukti dokumen rapat 20 -

79 %

kelengkapan bukti dokumen rapat

kurang 20 %

Page 11: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

9INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

5. Dokumen pelatihan :

meliputi Kerangka acuan (TOR) pelatihan yang dilampiri jadwal acara, undangan, materi/bahan pelatihan, absensi/daftar hadir, laporan pelatihan

kelengkapan bukti dokumen pelatihan

80 %

kelengkapan bukti dokumen pelatihan

20 - 79 %

kelengkapan bukti dokumen pelatihan

kurang 20 %

6. Dokumen orientasi staf : meliputi kerangka acuan (TOR) orientasi yang dilampiri jadwal acara, undangan, absensi/daftar hadir, laporan orientasi dari kepala SDM (orientasi umum) atau kepala unit (orientasi khusus)

kelengkapan bukti dokumen orientasi

80 %

kelengkapan bukti dokumen orientasi 20

- 79 %

kelengkapan bukti dokumen orientasi

kurang 20 %

7. Hasil observasi pelaksanaan kegiatan/ pelayanan sesuai regulasi

80 % Contoh : 8 dari 10

kegiatan/pelayanan yang diobservasi 8

sudah memenuhi EP

20 - 79 % % Contoh : 2-7 dari 10 kegiatan/pelayanan yang diobservasi 2-7 sudah memenuhi EP

kurang 20 % Contoh : 1 dari 10

kegiatan/pelayanan yang diobservasi 8

sudah memenuhi EP

8. Hasil simulasi staf sesuai regulasi. .

80 % Contoh : 8 dari 10 staf yang di minta

simulasi sudah memenuhi

20 - 79 % % Contoh : 2-7 dari 10

staf yang di minta simulasi sudah

memenuhi

kurang 20% Contoh : 1 dari 10 staf yang di minta

simulasi sudah memenuhi

9. Rekam jejak kepatuhan pada survei akreditasi pertama

kepatuhan pelaksanaan

kegiatan/pelayanan secara

berkesinambungan sejak 3 bulan sebelum

survei

kepatuhan pelaksanaan

kegiatan/pelayanan secara

berkesinambungan sejak 2 bulan sebelum

survei

kepatuhan pelaksanaan

kegiatan/pelayanan secara

berkesinambungan sejak 1 bulan

sebelum survei 10 Rekam jejak

kepatuhan survei akreditasi ulang

kepatuhan pelaksanaan

kegiatan/pelayanan sejak 12 bulan sebelum survei

kepatuhan pelaksanaan

kegiatan/pelayanan sejak 4-10 bulan sebelum survei

kepatuhan pelaksanaan

kegiatan/pelayanan sejak 1-3 bulan sebelum survei

11 Rekam jejak akreditasi terfokus

Tidak ada rekam jejak khusus untuk survei terfokus. Kesinambungan dalam usaha peningkatan mutu digunakan untuk menilai kepatuhan.

No KRITERIA SKOR 10 (TL) SKOR 5 (TS) SKOR 0 (TT) 1. Pemenuhan elemen

penilaian minimal 80 % 20 - 79 % kurang 20 %

2. Bukti kepatuhan Bukti kepatuhan ditemukan secara konsisten pada semua bagian/ departemen di mana persyaratan-persyaratan tersebut berlaku

Bukti kepatuhan tidak dapat ditemukan secara konsisten pada semua bagian/ departemen di mana persyaratan-persyaratan tersebut berlaku (seperti misalnya ditemukan kepatuhan di IRI, namun tidak di IRJ, patuh pada ruang operasi namun tidak patuh di unit rawat sehari (day surgery), patuh pada area-area yang menggunakan sedasi namun tidak patuh di klinik gigi).

Bukti kepatuhan tidak ditemukan secara menyeluruh pada semua bagian/ departemen di mana persyaratan-persyaratan tersebut berlaku

2. Hasil wawancara dari pemenuhan persyaratan yang ada di EP

jawaban "ya" atau "selalu"

jawaban "biasanya" atau "kadang-kadang"

jawaban "jarang" atau "tidak pernah"

3. Regulasi sesuai dengan yang dijelaskan di maksud dan tujuan pada standar

kelengkapan regulasi 80 %

kelengkapan regulasi 20 - 79 %

kelengkapan regulasi kurang 20 %

4. Dokumen rapat/pertemuan : meliputi undangan, materi rapat, absensi/daftar hadir, notulen rapat.

kelengkapan bukti dokumen rapat 80 %

Catatan : Pengamatan negatif tunggal tidak selalu menghalangi perolehan skor “terpenuhi lengkap”.

kelengkapan bukti dokumen rapat 20 -

79 %

kelengkapan bukti dokumen rapat

kurang 20 %

Page 12: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

10 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

Contoh 1) : o Standar PMKP 7 EP 3 : RS telah melakukan pengumpulan data dan informasi untuk mendukung

asuhan pasien, manajemen RS, pengkajian praktik profesional serta program PMKP secara menyeluruh (D,W)

Telusur :

TELUSUR HASIL TELUSUR

D Bukti hasil pengumpulan data dan informasi yang meliputi indikator area klinis, manajemen, sasaran keselamatan pasien, insiden keselamatan pasien, dan tingkat kepatuhan DPJP terhadap PPK

Akreditasi pertama : Data dan informasi terkait IAK, IAM , ISKP sudah terkumpul sejak 3 bulan sebelum survei

Akreditasi ulang : Data dan informasi terkait IAK, IAM , ISKP sudah terkumpul sejak 12 bulan sebelum survei

W o Komite PMKP o Komite medis o Penanggungjawab data unit kerja

Hasil cross check melalui wawancara kepada Komite PMKP, Komite Medis dan PJ data unit kerja dapat disimpulkan bahwa benar data telah dikumpulkan sejak 3 bulan/12 bulan sebelum pelaksanaan survei

Berdasarkan telusur maka surveior dapat memberikan SKOR = 10

Contoh 2) : o Bila suatu EP dalam satu standar mendapat skor “tidak terpenuhi” dan beberapa atau EP lain

bergantung pada EP yang mendapat skor “tidak terpenuhi” ini, maka keseluruhan EP yang berhubungan dengan EP pertama tersebut mendapat skor “tidak terpenuhi”. Lihat gambar di bawah ini untuk MIRM 13.4 sebagai contoh.

Standar MIRM 13.4

Dalam upaya perbaikan kinerja, rumah sakit secara teratur melakukan evaluasi atau review rekam medis.

Elemen Penilaian MIRM 13.4

No ELEMEN PENILAIAN SKOR PENJELASAN

1. Rekam medis pasien direview secara berkala (D,W)

0 Karena EP 1 adalah pembuktian bahwa ada review rekam medis, begitu EP 1 Skor = 0 (tidak ada review), maka EP 2 sampai dengan EP 7

2. Review menggunakan sampel yang mewakili (D,W)

0

3. Review melibatkan dokter, perawat dan PPA lainnya yang mempunyai kewenangan pengisian

0

Page 13: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

11INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

rekam medis atau pengelola rekam medis (D,W) yang juga membahas review secara otomatis tidak mungkin dilaksanakan jadi SKOR untuk EP 2 sampai dengan 7 mendapat SKOR = 0

4. Fokus review adalah pada ketepatan waktu, keterbacaan dan kelengkapan rekam medis (D,W)

0

5. Proses review termasuk isi rekam medis harus sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan (D,W)

0

6. Proses review termasuk rekam medis pasien yang masih dirawat dan pasien yang sudah pulang (D,W)

0

7. Hasil review dilaporkan secara berkala kepada Direktur rumah sakit (D, W)

0

Tingkat Kepatuhan Kepatuhan terhadap persyaratan dalam EP dicatat sebagai angka (persentase) kepatuhan yang diperlihatkan oleh rumah sakit. Kepatuhan ditulis dalam bentuk “positif” (contohnya, kepatuhan terhadap 20% persyaratan). Panduan penentuan skor ditulis dalam kalimat positif, yang merupakan persentase kepatuhan yang dibutuhkan untuk memperoleh skor “terpenuhi lengkap” (80% atau lebih), “terpenuhi sebagian (20 – 79 %), atau tidak terpenuhi (kurang dari 20 %). Apabila memungkinkan, kepatuhan yang diperlihatkan dilaporkan sebagai “tingkat kepatuhan” (%), yang menunjukkan persentase kepatuhan yang ditampilkan. Contohnya, 10 dari 15 (angka kepatuhan 67%) asesmen keperawatan awal dilengkapi dalam 24 jam setelah pasien masuk di unit rawat inap medis/bedah, seperti yang disyaratkan oleh kebijakan rumah sakit. Skor untuk penilaian ini adalah “terpenuhi sebagian,” karena persentase angka kepatuhan dari temuan ini berkisar antara 20 – 79 %.

Skor “Tidak Dapat Diterapkan” (TDD) Suatu EP mendapat skor “tidak dapat dinilai” apabila persyaratan dalam EP tidak dapat dinilai karena tidak tercakup dalam pelayanan rumah sakit, populasi pasien, dan sebagainya (contohnya, rumah sakit tidak melakukan penelitian). Periode Lihat ke Belakang (Look-Back) untuk Standar Baru KARS meluncurkan SNARS i pada bulan Agustus 2017 dan menetapkan tanggal berlakunya SNARS I pada tanggal 1 Januari 2018, maka mulai tanggal 1 Januari 2018 survei akreditasi dilakukan dengan menggunakan SNARS 1. Contoh : periode lihat ke belakang (look-back) untuk standar baru sebagai berikut : BULAN DILAKUKAN SURVEI AKREDITASI

PERIODE LIHAT KE BELAKANG (Look-Back) AKREDITASI PERTAMA AKREDITASI ULANG

Bulan Januari 2018 Oktober sampai Desember 2017 Agustus sampai Desember 2017

Bulan Februari 2018 November 2017 - Januari 2018 Agustus 2017 sampai Januari 2018

Bulan Maret 2018 Desember 2017 - Februari 2018 Agustus 2017 - Februari 2018 Bulan April 2018 Januari - Maret 2018 Agustus 2017 - Maret 2018 Bulan Mei 2018 Februari - April 2018 Agustus 2017 - April 2018

Contoh 1) : o Standar PMKP 7 EP 3 : RS telah melakukan pengumpulan data dan informasi untuk mendukung

asuhan pasien, manajemen RS, pengkajian praktik profesional serta program PMKP secara menyeluruh (D,W)

Telusur :

TELUSUR HASIL TELUSUR

D Bukti hasil pengumpulan data dan informasi yang meliputi indikator area klinis, manajemen, sasaran keselamatan pasien, insiden keselamatan pasien, dan tingkat kepatuhan DPJP terhadap PPK

Akreditasi pertama : Data dan informasi terkait IAK, IAM , ISKP sudah terkumpul sejak 3 bulan sebelum survei

Akreditasi ulang : Data dan informasi terkait IAK, IAM , ISKP sudah terkumpul sejak 12 bulan sebelum survei

W o Komite PMKP o Komite medis o Penanggungjawab data unit kerja

Hasil cross check melalui wawancara kepada Komite PMKP, Komite Medis dan PJ data unit kerja dapat disimpulkan bahwa benar data telah dikumpulkan sejak 3 bulan/12 bulan sebelum pelaksanaan survei

Berdasarkan telusur maka surveior dapat memberikan SKOR = 10

Contoh 2) : o Bila suatu EP dalam satu standar mendapat skor “tidak terpenuhi” dan beberapa atau EP lain

bergantung pada EP yang mendapat skor “tidak terpenuhi” ini, maka keseluruhan EP yang berhubungan dengan EP pertama tersebut mendapat skor “tidak terpenuhi”. Lihat gambar di bawah ini untuk MIRM 13.4 sebagai contoh.

Standar MIRM 13.4

Dalam upaya perbaikan kinerja, rumah sakit secara teratur melakukan evaluasi atau review rekam medis.

Elemen Penilaian MIRM 13.4

No ELEMEN PENILAIAN SKOR PENJELASAN

1. Rekam medis pasien direview secara berkala (D,W)

0 Karena EP 1 adalah pembuktian bahwa ada review rekam medis, begitu EP 1 Skor = 0 (tidak ada review), maka EP 2 sampai dengan EP 7

2. Review menggunakan sampel yang mewakili (D,W)

0

3. Review melibatkan dokter, perawat dan PPA lainnya yang mempunyai kewenangan pengisian

0

Page 14: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

12 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

Bulan Juni 2018 Maret - Mei 2018 Agustus 2017 - Mei 2018 Bulan Juli 2018 April - Juni 2018 Agustus 2017 - Juni 2018 Bulan Agustus 2018 Mei - Juli 2018 Agustus 2017 - Juli 2018 Bulan September 2018

Juni - Agustus 2018 September 2017 - Agustus 2018

dst. Periode Lihat ke Belakang pada Survei Remedial Bila setelah survei awal atau ulang dilaksanakan survei remedial maksimal dalam waktu 6 bulan setelah survei awal atau ulang, periode lihat ke belakang untuk survei remedial dimulai sejak tanggal survei remedial sampai dengan hari terakhir survei awal atau ulang. Selama periode lihat ke belakang ini, surveior akan menilai tindakan yang diambil rumah sakit untuk membahas dan atau memperbaiki masalah yang ditemukan pada survei awal atau ulang. Untuk menilai implementasi, pengkajian terhadap kepatuhan mempertimbangkan hal-hal berikut ini: dampak temuan hasil survei; adanya bukti yang memadai untuk menunjukkan kepatuhan terhadap elemen penilaian

atau standar yang diidentifikasi; adanya kesinambungan tindakan yang diambil; dan implementasi terhadap rekomendasi surveior

Contoh Pada saat survei awal atau ulang, rumah sakit tidak memenuhi standar penggunaan darah dan produk darah, standar PAP 3.3, karena panduan dan prosedur klinis belum ada dan belum dilaksanakan dan tidak mencakup butir a) sampai e) dalam maksud dan tujuan. Ketika surveior kembali untuk melakukan survei remedial, rumah sakit tersebut menunjukkan bukti bahwa panduan dan prosedur klinis telah dibuat dan berdasarkan bukti dari literatur, organisasi profesi, dan sumber terpercaya lainnya, yang mencakup proses untuk butir a) sampai e) di maksud dan tujuan. Selain itu, staf telah diedukasi tentang panduan ini dan wawancara dengan staf menunjukkan bahwa mereka telah mengetahui tentang proses ini. Dokumentasi pada rekam medis menunjukkan bahwa proses ini telah dilakukan. Berdasarkan tindak lanjut oleh rumah sakit dan bukti yang dilihat oleh surveior, maka rumah sakit akan dianggap patuh sepenuhnya.

Page 15: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

13INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

1

SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)

SASARAN 1 : MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR

Standar SKP 1 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menjamin ketepatan (akurasi) identifikasi pasien Maksud dan Tujuan SKP 1 : Lihat SNARS 1 Kesalahan identifikasi pasien dapat terjadi di semua aspek diagnosis dan tindakan. Keadaan yang dapat membuat identifikasi tidak benar adalah jika pasien dalam keadaan terbius, mengalami disorientasi, tidak sepenuhnya sadar, dalam keadaan koma, saat pasien berpindah tempat tidur, berpindah kamar tidur, berpindah lokasi di dalam lingkungan rumah sakit, terjadi disfungsi sensoris, lupa identitas diri, atau mengalami situasi lainnya. Ada 2 (dua) maksud dan tujuan standar ini: pertama, memastikan ketepatan pasien yang akan menerima layanan atau tindakan dan kedua, untuk menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan oleh pasien. Proses identifikasi yang digunakan di rumah sakit mengharuskan terdapat paling sedikit 2 (dua) dari 3 (tiga) bentuk identifikasi, yaitu nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medik, atau bentuk lainnya (misalnya, nomor induk kependudukan atau barcode). Nomor kamar pasien tidak dapat digunakan untuk identifikasi pasien. Dua (2) bentuk identifikasi ini digunakan di semua area layanan rumah sakit seperti di rawat jalan, rawat inap, unit darurat, kamar operasi, unit layanan diagnostik, dan lainnya. Dua (2) bentuk identifikasi harus dilakukan dalam setiap keadaan terkait intervensi kepada pasien. Misalnya, identifikasi pasien dilakukan sebelum memberikan radioterapi, menerima cairan intravena, hemodialisis, pengambilan darah atau pengambilan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis, katerisasi jantung, prosedur radiologi diagnostik, dan identifikasi terhadap pasien koma Elemen Penilaian SKP 1 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang mengatur

pelaksanaan identifikasi pasien. (R) R Regulasi tentang pelaksanaan identifikasi pasien 10

- 0

TL -

TT 2. Identifikasi pasien dilakukan dengan

menggunakan minimal 2 (dua) identitas dan tidak boleh menggunakan nomor kamar pasien atau lokasi pasien dirawat sesuai dengan regulasi rumah sakit. (D,O,W)

D

O

W

Bukti identitas pasien pada semua berkas RM, identitas pasien tercetak dengan minimal menggunakan tiga identitas: 1) nama pasien sesuai eKTP 2) tanggal lahir 3) nomor RM Lihat identitas pasien pada label obat, RM, resep, makanan, spesimen, permintaan dan hasil laboratorium/radiologi Staf pendaftaran Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Identifikasi pasien dilakukan sebelum dilakukan tindakan, prosedur diagnostik, dan terapeutik. (O,W,S)

O

W

S

Lihat proses identifikasi sebelum tindakan, prosedur diagnostik dan teraputik. Identifikasi minimal menggunakan dua identitas dari tiga identitas pasien, identifikasi dilakukan secara verbal atau visual Staf klinis Pasien/keluarga

Peragaan pelaksanaan identifikasi pasien

10 5 0

TL TS TT

4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, produk darah, pengambilan spesimen, dan pemberian diet (lihat juga PAP 4; AP 5.7). (O,W,S)

O

S

Lihat proses identifikasi sebelum pemberian obat, darah, produk darah, pengambilan spesimen, dan pemberian diet Peragaan pelaksanaan identifikasi pasien

10 5 0

TL TS TT

5. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian radioterapi, menerima cairan intravena, hemodialisis, pengambilan darah atau pengambilan spesimen lain untuk

O

Lihat pelaksanaan identifikasi sebelum pemberian radioterapi, menerima cairan intravena, hemodialisis, pengambilan darah atau pengambilan spesimen lain, katerisasi jantung, prosedur radiologi diagnostik, dan

10 5 0

TL TS TT

Page 16: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

14 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

2

pemeriksaan klinis, katerisasi jantung, prosedur radiologi diagnostik, dan identifikasi terhadap pasien koma. (O,W,S)

W

S

pasien koma Staf klinis Pasien/keluarga Peragaan pelaksanaan identifikasi pasien

SASARAN 2 : MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Standar SKP 2 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses meningkatkan efektivitas komunikasi verbal dan atau komunikasi melalui telpon antar profesional pemberi asuhan (PPA). Maksud dan Tujuan SKP 2 sampai SKP 2.2 Pemeriksaan diagnostik kritis termasuk, tetapi tidak terbatas pada: a) pemeriksaaan laboratorium; b) pemeriksaan radiologi; c) pemeriksaan kedokteran nuklir; d) prosedur ultrasonografi; e) magnetic resonance imaging; f) diagnostik jantung; g) pemeriksaaan diagnostik yang dilakukan di tempat tidur pasien, seperti hasil tanda-tanda vital, portable

radiographs, bedside ultrasound, atau transesophageal echocardiograms. Untuk melakukan komunikasi secara verbal atau melalui telpon dengan aman dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1) pemesanaan obat atau permintaan obat secara verbal sebaiknya dihindari; 2) dalam keadaan darurat karena komunikasi secara tertulis atau komunikasi elektronik tidak mungkin

dilakukan maka harus ditetapkan panduannya meliputi permintaan pemeriksaan, penerimaan hasil pemeriksaaan dalam keadaan darurat, identifikasi dan penetapan nilai kritis, hasil pemeriksaaan diagnostik, serta kepada siapa dan oleh siapa hasil pemeriksaaan kritis dilaporkan;

3) prosedur menerima perintah lisan atau lewat telpon meliputi penulisan secara lengkap permintaan atau hasil pemeriksaaan oleh penerima informasi, penerima membaca kembali permintaan atau hasil pemeriksaaan, dan pengirim memberi konfirmasi atas apa yang telah ditulis secara akurat

Serah terima asuhan pasien (hand over) di dalam rumah sakit terjadi: a) antar profesional pemberi asuhan (PPA) seperti antara staf medis dan staf medis, antara staf medis dan

staf keperawatan atau dengan staf klinis lainnya, atau antara PPA dan PPA lainnya pada saat pertukaran sif (shift);

b) antar berbagai tingkat layanan di dalam rumah sakit yang sama seperti jika pasien dipindah dari unit intensif ke unit perawatan atau dari unit darurat ke kamar operasi; dan

c) dari unit rawat inap ke unit layanan diagnostik atau unit tindakan seperti radiologi atau unit terapi fisik. Elemen Penilaian SKP 2 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang komunikasi

efektif antar profesional pemberi asuhan. (lihat juga TKRS 3.2). (R)

R Regulasi tentang komunikasi efektif antar profesional pemberi asuhan, sesuai MKE 1 EP 1

10 - 0

TL -

TT 2. Ada bukti pelatihan komunikasi

efektif antar profesional pemberi asuhan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pelatihan tentang komunikasi efektif DPJP PPA lainnya Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

3. Pesan secara verbal atau verbal lewat telpon ditulis lengkap, dibaca ulang oleh penerima pesan, dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan. (lihat juga AP 5.3.1 di maksud dan tujuan). (D,W,S)

D

W

S

Bukti pelaksanaan tentang penyampaian pesan verbal atau lewat telpon. Lihat dengan cek silang dokumen penyampaian verbal lewat telepon dari sisi pemberi dan dari sisi penerima DPJP Staf klinis Peragaan proses penerimaan pesan secara verbal atau verbal lewat telpon

10 5 0

TL TS TT

4. Penyampaian hasil pemeriksaaan D Bukti hasil pemeriksaaan diagnostik secara 10 TL

Page 17: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

15INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

3

diagnostik secara verbal ditulis lengkap, dibaca ulang, dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan secara lengkap. (D,W,S)

W

S

verbal ditulis lengkap. Lihat dengan cek silang dokumen penyampaian verbal lewat telepon dari sisi pemberi dan dari sisi penerima DPJP PPA lainnya Staf klinis Peragaan penyampaian hasil pemeriksaan diagnostik

5 0

TS TT

Standar SKP 2.1 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk proses pelaporan hasil pemeriksaaan diagnostik kritis.

Elemen Penilaian SKP 2.1 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan besaran

nilai kritis hasil pemeriksaan diagnostik dan hasil diagnostik kritis. (lihat juga AP 5.3.2). (R)

R Regulasi tentang penetapan besaran nilai kritis dan hasil diagnostik kritis

10 - 0

TL -

TT

2. Rumah sakit menetapkan siapa yang harus melaporkan dan siapa yang harus menerima nilai kritis hasil pemeriksaan diagnostik dan dicatat di rekam medis (lihat juga AP 5.3.2 EP 2). (D,W,S)

D

W

S

Bukti penetapan siapa yang harus melaporkan dan siapa yang harus menerima nilai kritis hasil pemeriksaan diagnostik DPJP Staf klinis Peragaan proses melaporkan nilai kritis

10 5 0

TL TS TT

Standar SKP 2.2 Rumah sakit menetapkan dan melakanakan proses komunikasi “Serah Terima” (hand over). Elemen Penilaian SKP 2.2 Telusur Skor 1. Ada bukti catatan tentang hal-hal

kritikal dikomunikasikan di antara profesional pemberi asuhan pada waktu dilakukan serah terima pasien (hand over) (lihat juga MKE 5). (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan serah terima PPA Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

2. Formulir, alat, dan metode ditetapkan untuk mendukung proses serah terima pasien (hand over) bila mungkin melibatkan pasien. (D,W)

D

W

Bukti form, alat, metode serah terima pasien (operan/hand over), bila mungkin melibatkan pasien Dokter Staf Keperawatan

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti dilakukan evaluasi tentang catatan komunikasi yang terjadi waktu serah terima pasien (hand over) untuk memperbaiki proses. (D,W)

D

W

Bukti evaluasi tentang catatan komunikasi yang terjadi saat operan untuk memperbaiki proses Dokter Staf keperawatan PPA

10 5 0

TL TS TT

SASARAN 3 : MENINGKATNYA KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATIONS) Standar SKP 3 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses meningkatkan keamanan terhadap obat-obat yang perlu diwaspadai. Maksud dan Tujuan SKP 3 dan SKP 3.1 Obat yang perlu diwaspadai terdiri: a) Obat risiko tinggi yaitu obat yang bila terjadinya kesalahan (error) dapat menimbulkan kematian atau

kecacatan, seperti, insulin, heparin, atau kemoteraputik. b) Obat, yang namanya, kemasannya, dan labelnya, penggunaan kliniknya, tampak/kelihatan sama

(look/alike), bunyi ucapan sama (sound alike), seperti Xanax dan Zantac atau Hydralazine dan hydroxyzine. c) Elektrolit konsentrat sepert kalium/potassium klorida [sama dengan 2 mEq/ml atau yang lebih pekat]

kalium/potassium fosfat] [sama dengan atau lebih besar dari 3 mmol/ml], natrium/sodium klorida [lebih pekat dari 0.9%] dan magnesium sulfat [sama dengan 50% atau lebih pekat].

Page 18: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

16 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

4

Penyebab terjadinya medication error ini adalah: 1) pengetahuan tentang nama obat yang tidak memadai 2) tersedia produk baru 3) kemasan dan label sama 4) indikasi klinik sama 5) bentuk, dosis, aturan pakai sama 6) terjadi salah pengertian waktu memberikan perintah

Elemen Penilaian SKP 3 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang penyediaan,

penyimpanan, penataan, penyiapan, dan penggunaan obat yang perlu di waspadai (R)

R Regulasi tentang obat yang perlu di waspadai 10 - 0

TL -

TT

2. Rumah sakit mengimplementasikan regulasi yang telah dibuat (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan terkait obat yang perlu diwaspadai Apoteker/TTK Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

3. Di rumah sakit tersedia daftar semua obat yang perlu diwaspadai, yang disusun berdasar data spesifik sesuai kebijakan dan prosedur (D,O,W)

D

O

W

Bukti daftar obat yang perlu diwaspadai. Lihat daftar di unit terkait Apoteker/TTK/Asisten apoteker Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

4. Tempat penyimpanan, pelabelan, penyimpanan obat yang perlu diwaspadai, termasuk obat “look-alike/sound-alike” semua diatur di tempat aman (D,O,W)

D

O

W

Bukti daftar obat yang perlu diwaspadai di tempat penyimpanan obat. Lihat tempat penyimpanan obat yang perlu diwaspadai Apoteker TTK Asisten apoteker

10 5 0

TL TS TT

Standar SKP 3.1 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses mengelola penggunaan elektrolit konsentrat. Elemen Penilaian SKP 3.1 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan regulasi

untuk melaksanakan proses mencegah kekurang hati-hatian dalam mengelola elektrolit konsentrat. (R)

R Regulasi tentang pengelolaan elektrolit konsentrat

10 - 0

TL -

TT

2. Elektrolit konsentrat hanya tersedia di unit kerja/ instalasi farmasi/depo farmasi. (D,O,W)

D

O

W

Bukti daftar elektrolit konsentrat di semua tempat penyimpanan yang diperbolehkan Lihat tempat penyimpanan Apoteker TTK Asisten apoteker

10 5 0

TL TS TT

SASARAN 4 : TERLAKSANANYA PROSES TEPAT-LOKASI, TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN YANG MENJALANI TINDAKAN DAN PROSEDUR

Standar SKP 4 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses memastikan Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur dan Tepat-Pasien yang menjalani tindakan dan prosedur. Maksud dan Tujuan SKP 4 Rumah sakit diminta untuk menetapkan prosedur yang seragam sebagai berikut : 1. Beri tanda di tempat operasi 2. Dilakukan verifikasi pra-operasi 3. Melakukan Time Out sebelum insisi kulit dimulai 4. Melakukan verifikasi pasca operasi

Tujuan dari proses verifikasi pra-operasi adalah untuk:

Page 19: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

17INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

5

1) memastikan ketepatan tempat, prosedur dan pasien 2) memastikan bahwa semua dokumen yang terkait, foto (imajing), dan hasil pemeriksaan yang relevan,

diberi label dengan benar dan tersaji 3) memastikan tersedianya peralatan medik khusus dan atau implant yang dibutuhkan

Elemen Penilaian SKP 4 Telusur Skor 1. Ada regulasi untuk melakukan

verifikasi sebelum, saat dan sesudah operasi dengan tersedianya “check list” (Surgical Safety Checklist dari WHO Patient Safety 2009). (R)

R Regulasi tentang pelaksanaan surgical safety check list

10 - 0

TL -

TT

2. Rumah sakit menggunakan satu tanda ditempat sayatan operasi pertama atau tindakan invasif yang segera dapat dikenali dengan cepat sesuai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan rumah sakit. (D,O)

D

O

Bukti penandaan Lihat form dan bukti penandaan

10 5 0

TL TS TT

3. Penandaan dilokasi operasi atau tindakan invasif dilakukan oleh staf medis yang melakukan operasi atau tindakan invasif dengan melibatkan pasien. (D,O)

D

O

Bukti pelaksanaan penandaan melibatkan pasien DPJP Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

4. Sebelum operasi atau tindakan invasif dilakukan, rumah sakit menyediakan “check list” atau proses lain untuk mencatat, apakah informed consent sudah benar, apakah Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien sudah teridentifikasi, apakah semua dokumen dan peralatan yang dibutuhkan sudah siap tersedia dengan lengkap dan berfungsi dengan baik. (D,O)

D

O

Bukti form untuk mencatat pengecekan kesiapan Lihat form pencatatan

10 5 0

TS TS TT

Standar SKP 4.1 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses Time-out yang dijalankan di kamar operasi sebelum operasi dimulai, dilakukan untuk memastikan Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien yang menjalani tindakan dan prosedur. Elemen Penilaian SKP 4.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi untuk melakukan

tindakan sebelum operasi atau tindakan invasif dilakukan, tim bedah melakukan prosedur Time-Out di daerah dimana operasi atau tindakan invasif dilakukan yang dilakukannya sesuai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan rumahsakit. (R)

R Regulasi tentang prosedur Time-Out 10 - 0

TL -

TT

2. Rumah sakit menggunakan Komponen Time-Out terdiri dari identifikasi Tepat-Pasien,Tepat Prosedur dan tepat Lokasi, persetujuan atas operasi dan konfirmasi bahwa proses verifikasi sudah lengkap dilakukan. (D,O,W,S)

D

O

W

S

Bukti hasil pelaksanaan Time-Out Lihat pelaksanaan Time -Out DPJP Staf klinis Peragaan proses time-out

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit menggunakan ketentuan yang sama tentang Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien, Jika operasi dilakukan, termasuk prosedur tindakan medis dan gigi, diluar kamar operasi. (D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan Time-Out di luar kamar operasi Lihat form terkait Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien DPJP

10 5 0

TL TS TT

Page 20: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

18 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

6

SASARAN 5: DIKURANGINYA RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN Standar SKP 5 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menggunakan dan melaksanakan “evidence-based hand hygiene guidelines” untuk menurunkan risiko infeksi terkait layanan kesehatan. Maksud dan Tujuan SKP 5 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian SKP 5 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang pedoman

kebersihan tangan (hand hygiene) yang mengacu pada standar WHO terkini. (R)

R Regulasi tentang kebersihan tangan (hand hygiene), sesuai PPI 9 EP 1

10 - 0

TL -

TT

2. Rumah sakit melaksanakan program kebersihan tangan (hand hygiene) di seluruh rumah sakit sesuai regulasi (D,W)

D

W

Bukti pelaksanakan program kebersihan tangan (hand hygiene) di seluruh rumah sakit, sesuai dengan PPI 9 EP 3 Staf RS

10 5 0

TL TS TT

3. Staf rumah sakit dapat melakukan cuci tangan sesuai dengan prosedur. (W,O,S)

D

W

Ada bukti dokumen pelaksanakan program kebersihan tangan (hand hygiene) di seluruh rumah sakit sesuai dengan PPI 9 EP 1 Staf RS

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti staf melaksanakan lima saat cuci tangan. (W,O,S)

W

O

S

Staf RS Lihat fasilitas untuk cuci tangan (1 tempat tidur satu handrub), lihat kepatuhan staf pada lima saat cuci tangan. Peragaan cuci tangan

10 5 0

TL TS TT

5. Prosedur disinfeksi di rumah sakit dilakukan sesuai dengan regulasi. (W,O,S)

W

O

S

Staf RS Lihat fasilitas untuk disinfeksi dan pelaksanaan disinfeksi Peragaan disinfeksi, sesuai dengan PPI 7.2 EP 4

10 5 0

TL TS TT

6. Ada bukti rumah sakit melaksanakan evaluasi terhadap upaya menurunkan angka infeksi terkait pelayanan kesehatan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan evaluasi upaya menurunkan infeksi sesuai dengan PPI 6.2 EP 2 Komite/Tim PMKP Komite/Tim PPI

10 5 0

TL TS TT

SASARAN 6 : MENGURANGI RISIKO CEDERA KARENA PASIEN JATUH Standar SKP 6 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses mengurangi risiko pasien jatuh. Maksud dan tujuan : lihat SNARS 1 Elemen Penilaian SKP 5 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang mengatur tentang

mencegah pasien cedera karena jatuh (R)

R Regulasi tentang mencegah pasien cedera karena jatuh

10 - 0

TL -

TT

2. Rumah sakit melaksanakan suatu proses asesmen terhadap semua pasien rawat inap dan rawat jalan dengan kondisi, diagnosis, lokasi terindikasi berisiko tinggi jatuh sesuai kebijakan dan prosedur (D,O,W)

D

O

W

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen risiko jatuh Lihat hasil asesmen risiko jatuh di rawat inap dan rawat jalan PPJA Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit melaksanakan proses asesmen awal, asesmen lanjutan, asesmen ulang dari pasien pasien rawat inap yang berdasar catatan teridentifikasi risiko jatuh (D,O,W)

D

O

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen risiko jatuh Lihat asesmen awal dan ulang/lanjutan dari pasien rawat inap.

10 5 0

TL TS TT

Page 21: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

19INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

7

W

PPJA Staf klinis

4. Langkah-langkah diadakan untuk mengurangi risiko jatuh bagi pasien dari situasi dan lokasi yang menyebabkan pasien jatuh (D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan langkah-langkah untuk mengurangi risiko jatuh Lihat pelaksanaan langkah-langkah mengurangi risiko jatuh PPJA Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Page 22: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

20 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

Page 23: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

21INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

1

AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN (ARK)

PEMBERIAN PELAYANAN UNTUK SEMUA PASIEN

Standar ARK 1 Rumah sakit seyogjanya mempertimbangkan bahwa asuhan di rumah sakit merupakan bagian dari suatu sistem pelayanan yang terintegrasi dengan para profesional pemberi asuhan dan tingkat pelayanan yang akan membangun suatu kontinuitas pelayanan. Maksud dan Tujuan ARK 1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian ARK 1 Telusur Skor 1. Ada regulasi untuk proses

skrining baik di dalam maupun di luar rumah sakit termasuk pemeriksaan penunjang yang diperlukan/spesifik untuk menetapkan apakah pasien diterima atau dirujuk. (R)

R Regulasi tentang skrining baik didalam maupun diluar RS

10 5 0

TL TS TT

2. Ada pelaksanaan proses skrining baik di dalam maupun di luar rumah sakit. (D,W)

D

W

Bukti tentang pelaksanaan asesmen yang digunakan skrining di dalam maupun di luar rumah sakit. Staf medis Staf keperawatan

10 5 0

TL TS TT

3. Ada proses pemeriksaan penunjang yang diperlukan/spesifik untuk menetapkan apakah pasien diterima atau dirujuk. (D,W)

D

W

Bukti hasil pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk skrining sesuai PPK Staf medis Staf keperawatan Petugas laboratorium dan Radiologi

10 5 0

TL TS TT

4. Berdasarkan hasil skrining ditentukan apakah kebutuhan pasien sesuai dengan kemampuan rumah sakit (lihat juga TKRS 3.1, EP.1). (D,W)

D

W

Bukti tindak lanjut hasil skrining di rekam medis Staf medis Staf keperawatan

10 5 0

TL TS TT

5. Pasien diterima bila rumah sakit dapat memberi pelayanan rawat jalan dan rawat inap yang dibutuhkan pasien.(D,O,W)

D

O

W

Bukti tindak lanjut hasil skrining di rekam medis Kesesuaian pemberian pelayanan rawat jalan dan rawat inap yang dibutuhkan pasien

Staf medis Staf keperawatan Staf admisi

10 5 0

TL TS TT

6. Pasien tidak dirawat, tidak dipindahkan atau dirujuk sebelum diperoleh hasil tes yang dibutuhkan tersedia.(D,O,W)

D

O

W

1) Bukti hasil pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk skrining

2) Bukti tindak lanjut hasil skrining di rekam medis Lihat waktu penerimaan hasil pemeriksaan penunjang untuk memutuskan untuk dirawat atau dirujuk Staf medis Staf keperawatan

10 5 0

TL TS TT

Standar ARK 1.1 Pasien dengan kebutuhan darurat, sangat mendesak, atau yang membutuhkan pertolongan segera diberikan prioritas untuk asesmen dan tindakan.

Maksud dan Tujuan ARK 1.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian ARK 1.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang proses

triase berbasis bukti. (R) R Regulasi tentang triase berbasis bukti 10

5 0

TL TS TT

Page 24: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

22 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

2

2. Ada pelaksanaan penggunaan proses triase berbasis bukti yang digunakan untuk memprioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya (D,W)

D W

Bukti tentang pelaksanaan triase berbasis bukti Dokter IGD Perawat IGD

10 5 0

TL TS TT

3. Staf sudah terlatih menggunakan kriteria. (D,W,S)

D

W

S

Bukti pelaksanaan pelatihan internal tentang triase berbasis bukti yang digunakan Dokter IGD Perawat IGD

Pelaksanaan triase berbasis bukti yang digunakan

10 5 0

TL TS TT

4. Pasien dengan kebutuhan mendesak diberikan prioritas. (D,W,S)

D

W

S

Bukti tentang pemberian pelayanan sesuai prioritas hasil triase pasien Dokter IGD Perawat IGD

Pelaksanaan penetapan prioritas berdasarkan hasil triase

10 5 0

TL TS TT

Standar ARK 1.2 Pada proses admisi pasien rawat inap dilakukan skrining kebutuhan pasien untuk menetapkan pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif yang diprioritaskan berdasar atas kondisi pasien.

Maksud dan Tujuan ARK 1.2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian ARK 1.2 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang skrining

pasien masuk rawat inap untuk menetapkan kebutuhan pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif. (R)

R Regulasi tentang skrining penerimaan pasien masuk rawat inap untuk sesuai kebutuhan pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif

10 5 0

TL TS TT

2. Ada pelaksanaan skrining pasien masuk rawat inap untuk menetapkan kebutuhan pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan r2ehabilitative. (D,W)

D

W

Bukti tentang pelaksanaan asesmen yang digunakan untuk skrining pasien rawat inap Staf medis Staf keperawatan

10 5 0

TL TS TT

3. Temuan diproses skrining menentukan pelayanan atau tindakan kepada pasien. (D,O,W)

D

W

Bukti tentang pelaksanaan asesmen yang digunakan untuk menetapkan rencana asuhan dan tindakan pada pasien Staf medis Staf keperawatan

10 5 0

TL TS TT

4. Prioritas diberikan pada pelayanan terkait preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif. (D)

D

W

Bukti tentang penetapan prioritas untuk pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif Staf medis Staf keperawatan

10 5 0

TL TS TT

Standar ARK 1.3 Rumah sakit mempertimbangkan kebutuhan klinis pasien dan memberi tahu pasien jika terjadi penundaan dan kelambatan dan penundaan pelaksanaan tindakan/pengobatan dan/atau pemeriksaan penunjang diagnostik. Maksud dan Tujuan ARK 1.3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian ARK 1.3 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang penundaan

dan kelambatan pelayanan di rawat jalan maupun rawat inap yang harus disampaikan kepada pasien. (R)

R Regulasi tentang apabila terjadi penundaan dan/atau kelambatan pelayanan di rawat jalan maupun rawat inap yang harus disampaikan kepada pasien, termasuk pencatatannya

10 5 0

TL TS TT

Page 25: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

23INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

3

2. Pasien diberi tahu alasan penundaan dan kelambatan pelayanan dan diberi informasi tentang alternatif yang tersedia sesuai kebutuhan klinis pasien dan dicatat di rekam medis. (D,W)

D

W

Bukti tentang penjelasan alasan penundaan dan kelambatan pelayanan dan diberi informasi tentang alternatif yang tersedia sesuai kebutuhan klinis pasien dan dicatat di rekam medis Staf medis Staf keperawatan Pasien

10 5 0

TL TS TT

PENDAFTARAN

Standar ARK 2 Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur proses pasien masuk rumah sakit untuk rawat inap dan proses pendaftaran rawat jalan.

Maksud dan Tujuan ARK 2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian ARK 2 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang proses

pendaftaran pasien rawat jalan, pasien rawat inap, pasien gawat darurat, proses penerimaan pasien gawat darurat ke unit rawat inap, menahan pasien untuk observasi dan mengelola pasien bila tidak tersedia tempat tidur pada unit yang dituju maupun di seluruh rumah sakit. (R)

R Regulasi tentang pendaftaran pasien rawat jalan, pasien rawat inap, pasien gawat darurat, proses penerimaan pasien gawat darurat ke unit rawat inap, menahan pasien untuk observasi dan mengelola pasien bila tidak tersedia tempat tidur pada unit yang dituju maupun di seluruh rumah sakit, termasuk EP 7

10 5 0

TL TS TT

2. Ada pelaksanaan proses penerimaan pasien rawat inap dan pendaftaran rawat jalan. (D,W)

D

W

Bukti tentang proses pelaksanaan penerimaan pasien rawat inap dan rawat jalan Staf medis Staf keperawatan Pasien

10 5 0

TL TS TT

3. Ada pelaksanaan proses penerimaan pasien gawat darurat ke unit rawat inap. (D,W)

D

W

Bukti tentang proses pelaksanaan penerimaan pasien gawat darurat ke unit rawat inap Staf medis Staf keperawatan Pasien

10 5 0

TL TS TT

4. Ada pelaksanaan proses menahan pasien untuk observasi. (D,W)

D

W

Bukti tentang edukasi pelaksanaan menahan pasien untuk observasi Staf medis Staf keperawatan Pasien

10 5 0

TL TS TT

5. Ada pelaksanaan proses mengelola pasien bila tidak tersedia tempat tidur pada unit yang dituju maupun di seluruh rumah sakit. (D,W)

D

W

Bukti tentang pemberian informasi rujukan dan pengelolaan pasien apabila tempat tidak tersedia Staf medis Staf keperawatan Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

6. Staf memahami dan melaksanakan semua proses sesuai dengan regulasi. (D,W)

D W

Bukti tentang pelaksanaan EP 1 sampai dengan EP 5 dan EP 7 Staf medis Staf keperawatan Staf admisi Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

7. Ada pelaksanaan sistem pendaftaran rawat jalan dan rawat inap secara online. (D,W) (lihat juga MIRM 1)

D

W

Bukti tentang pelaksanaan sistem pendaftaran rawat jalan dan rawat inap secara online Staf admisi

10 - 0

TL -

TT

Page 26: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

24 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

4

Pasien/keluarga Standar ARK 2.1 Saat admisi, pasien dan keluarga pasien dijelaskan tentang rencana asuhan, hasil yang diharapkan dari asuhan, dan perkiraan biayanya. Maksud dan Tujuan ARK 2.1 : lihat SNARS 1 Elemen Penilaian ARK 2.1 Telusur Skor 1. Penjelasan termasuk rencana

asuhan didokumentasikan. (D,W) D

W

1) Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan penjelasan termasuk rencana asuhan saat admisi

2) Form general consent

Staf Admisi Staf medis Staf keperawatan Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

2. Penjelasan termasuk hasil asuhan yang diharapkan dan didokumentasikan. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang penjelasan termasuk hasil asuhan yang diharapkan Staf Admisi Staf medis Staf keperawatan Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Penjelasan termasuk perkiraan biaya yang ditanggung pasien atau keluarga. (D,W)

D

W

Bukti materi penjelasan perkiraan biaya yang ditanggung pasien atau keluarga antara lain tarif RS Staf admisi Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

4. Penjelasan yang diberikan difahami oleh pasien atau keluarga untuk membuat keputusan. (W)

W Pasien/keluarga 10 5 0

TL TS TT

Standar ARK 2.2 Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola alur pasien di seluruh bagian rumah sakit. Maksud dan Tujuan ARK 2.2 : Lihat SNARS 1 Unit darurat yang penuh sesak dan tingkat hunian rumah sakit yang tinggi dapat menyebabkan pasien menumpuk di daerah unit darurat dan menciptakannya sebagai tempat menunggu sementara pasien rawat inap. Mengelola alur berbagai pasien selama menjalani asuhannya masing-masing menjadi sangat penting untuk mencegah penumpukan yang selanjutnya mengganggu waktu pelayanan dan akhirnya juga berpengaruh terhadap keselamatan pasien. Pengelolaan yang efektif terhadap alur pasien (seperti penerimaan, asesmen dan tindakan, transfer pasien, serta pemulangan) dapat mengurangi penundaan asuhan kepada pasien. Komponen dari pengelolaan alur pasien termasuk a) ketersediaan tempat tidur rawat inap; b) perencanaan fasilitas alokasi tempat, peralatan, utilitas, teknologi medis, dan kebutuhan lain untuk

mendukung penempatan sementara pasien; c) perencanaan tenaga untuk menghadapi penumpukan pasien di beberapa lokasi sementara dan atau pasien

yang tertahan di unit darurat; d) alur pasien di daerah pasien menerima asuhan, tindakan, dan pelayanan (seperti unit rawat inap,

laboratorium, kamar operasi, radiologi, dan unit pasca-anestesi); e) efisiensi pelayanan nonklinis penunjang asuhan dan tindakan kepada pasien (seperti kerumahtanggaan dan

transportasi); f) pemberian pelayanan ke rawat inap sesuai dengan kebutuhan pasien; g) akses pelayanan yang bersifat mendukung (seperti pekerja sosial, keagamaan atau bantuan spiritual, dan

sebagainya). Monitoring dan perbaikan proses ini merupakan strategi yang tepat dan bermanfaat untuk mengatasi masalah. Semua staf rumah sakit, mulai dari unit rawat inap, unit darurat, staf medis, keperawatan, administrasi, lingkungan, dan manajemen risiko dapat ikut berperan serta menyelesaikan masalah arus pasien ini. Koordinasi ini dapat dilakukan oleh seorang Manajer Pelayanan Pasien (MPP)/Case Manager. Alur pasien menuju dan penempatannya di unit gawat darurat berpotensi membuat pasien bertumpuk. Ada penempatan pasien di unit gawat darurat yang merupakan jalan keluar sementara mengatasi penumpukan

Page 27: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

25INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

5

pasien rawat inap rumah sakit. Dengan demikian, rumah sakit harus menetapkan standar waktu berapa lama pasien di unit darurat dan di unit intermediate, kemudian harus ditransfer ke unit rawat inap rumah sakit. Diharapkan rumah sakit dapat mengatur dan menyediakan tempat yang aman bagi pasien. Elemen Penilaian ARK 2.2 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang mengatur

tentang proses untuk mengatur alur pasien di rumah sakit termasuk elemen a) sampai dengan g) di maksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang proses untuk mengatur alur pasien di rumah sakit termasuk elemen a) sampai dengan g) di maksud dan tujuan

10 5 0

TL TS TT

2. Ada pelaksanaan pengaturan alur pasien untuk menghindari penumpukan. (D,W)

D

W

Bukti tentang pelaksanaan pengaturan alur pasien untuk menghindari penumpukan termasuk pada keadaan bencana Dokter IGD Perawat IGD Kepala IGD Manajer Pelayanan Pasien

10 5 0

TL TS TT

3. Dilakukan evaluasi terhadap pengaturan alur pasien secara berkala dan melaksanakan upaya perbaikannya. (D,O,W)

D

O

W

Bukti tentang pelaksanaan evaluasi dan upaya perbaikan pengaturan alur pasien secara berkala Lihat pelaksanaan pelayanan pasien IGD

Dokter IGD Perawat IGD Kepala IGD Manajer Pelayanan Pasien Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar ARK 2.3 Rumah sakit menetapkan regulasi tentang kriteria yang ditetapkan untuk masuk rawat di pelayanan spesialistik atau pelayanan intensif. Maksud dan Tujuan ARK 2.3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian ARK 2.3 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang kriteria

masuk dan keluar intensive unit care (ICU), unit spesialistik lain, ruang perawatan paliatif termasuk bila digunakan untuk riset atau program-program lain untuk memenuhi kebutuhan pasien berdasar atas kriteria prioritas, diagnostik, parameter objektif, serta kriteria berbasis fisiologi dan kualitas hidup (quality of life). (R)

R Regulasi tentang kriteria masuk dan keluar intensive unit care (ICU), unit spesialistik lain, ruang perawatan paliatif termasuk bila digunakan untuk riset atau program-program lain untuk memenuhi kebutuhan pasien berdasar atas kriteria prioritas, diagnostik, parameter objektif, serta kriteria berbasis fisiologi dan kualitas hidup (quality of life), termasuk dokumentasinya

10 5 0

TL TS TT

2. Staf yang kompeten dan berwenang dari unit intensif atau unit spesialistik terlibat dalam menentukan kriteria. (D,W)

D

W

Bukti keikutsertaan staf yang kompeten dan berwenang menentukan kriteria Dokter unit intensif Perawat unit intensif Kepala unit Intensif

10 5 0

TL TS TT

3. Staf terlatih untuk melaksanakan kriteria. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pelatihan penggunaan kriteria Dokter unit intensif Perawat unit intensif Kepala unit Intensif

10 5 0

TL TS TT

4. Catatan medis pasien yang diterima masuk di atau keluar dari unit intensif atau unit spesialistik memuat bukti bahwa pasien memenuhi kriteria masuk

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang masuk dan keluar sesuai kriteria Dokter unit intensif Perawat unit intensif

10 5 0

TL TS TT

Page 28: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

26 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

6

atau keluar. (D,W) Kepala unit Intensif KESINAMBUNGAN PELAYANAN

Standar ARK 3 Asesmen awal termasuk menetapkan kebutuhan perencanaan pemulangan pasien Maksud dan Tujuan ARK 3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian ARK 3 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan proses

penyusunan perencanaan pemulangan pasien (P3), dimulai pada asesmen awal rawat inap dan menetapkan kriteria pasien yang membutuhkan P3 (R)

R Regulasi tentang perencanaan pemulangan pasien (P3) atau discharge planning termasuk kriteria pasien yang membutuhkan P3

10 5 0

TL TS TT

2. Proses P3 dan pelaksanaannya dicatat direkam medis sesuai regulasi RS (D,W) (Lihat AP 2 dan ARK 4)

D

W

Bukti tentang pelaksanaan P3 atau discharge planning dicatat di rekam medis DPJP Staf keperawatan Manajer Pelayanan Pasien Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar ARK 3.1 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses kesinambungan pelayanan di rumah sakit dan koordinasi diantara profesional pemberi asuhan (PPA) dibantu oleh manajer pelayanan pasien (MPP)/Case Manager. Maksud dan Tujuan ARK 3.1 : Lihat SNARS 1 Perjalanan pasien di rumah sakit mulai dari admisi, keluar pulang, atau pindah melibatkan berbagai profesional pemberi asuhan (PPA), unit kerja, dan manajer pelayanan pasien (MPP). Selama dalam berbagai tahap pelayanan, kebutuhan pasien dipenuhi dari sumber daya yang tersedia di rumah sakit dan kalau perlu sumber daya dari luar. Kesinambungan pelayanan berjalan baik jika semua pemberi pelayanan mempunyai informasi yang dibutuhkan tentang kondisi kesehatan pasien terkini dan sebelumnya agar dapat dibuat keputusan yang tepat. Asuhan pasien di rumah sakit diberikan dan dilaksanakan dengan pola pelayanan berfokus pada pasien (Patient/Person Centered Care–PCC). Pola ini dipayungi oleh konsep WHO: Conceptual framework integrated people-centred health services. (WHO global strategy on integrated people-centred health services 2016–2026, July 2015). Pelayanan berfokus pada pasien diterapkan dalam bentuk Asuhan Pasien Terintegrasi yang bersifat integrasi horizontal dan vertikal. Pada integrasi horizontal kontribusi profesi tiap-tiap profesional pemberi asuhan (PPA) adalah sama pentingnya atau sederajat. Pada integrasi vertikal pelayanan berjenjang oleh/melalui berbagai unit pelayanan ke tingkat pelayanan yang berbeda maka peranan manajer pelayanan pasien (MPP) penting untuk integrasi tersebut dengan komunikasi yang memadai terhadap profesional pemberi asuhan (PPA). Pelaksanaan asuhan pasien terintegrasi berpusat pada pasien dan mencakup elemen sebagai berikut: keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga. (lihat AP 4, PAP 2, dan PAP 5); dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai Ketua tim asuhan pasien oleh profesional pemberi

asuhan (PPA) (Clinical Leader). (lihat juga PAP 2.1, EP 4); profesional pemberi asuhan (PPA) bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional

dibantu antara lain oleh Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lainnya, Alur Klinis/Clinical Pathway terintegrasi, Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing Order dan CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi);

perencanaan pemulangan pasien (P3)/Discharge Planning terintegrasi; asuhan gizi terintegrasi (lihat PAP 5); manajer pelayanan pasien/case manager. Manajer Pelayanan Pasien (MPP) bukan merupakan profesional pemberi asuhan (PPA) aktif dan dalam menjalankan manajemen pelayanan pasien mempunyai peran minimal adalah sebagai berikut: a) memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien; b) mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pada pasien; c) mengoptimalkan proses reimbursemen; dan dengan fungsi sebagai berikut: d) asesmen untuk manajemen pelayanan pasien;

Page 29: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

27INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

7

e) perencanaan untuk manajemen pelayanan pasien; f) komunikasi dan koordinasi; g) edukasi dan advokasi; h) kendali mutu dan biaya pelayanan pasien. Keluaran yang diharapkan dari kegiatan manajemen pelayanan pasien antara lain adalah: pasien mendapat asuhan sesuai dengan kebutuhannya; terpelihara kesinambungan pelayanan; pasien memahami/mematuhi asuhan dan peningkatan kemandirian pasien; kemampuan pasien mengambil keputusan; keterlibatan serta pemberdayaan pasien dan keluarga; optimalisasi sistem pendukung pasien; pemulangan yang aman; kualitas hidup dan kepuasan pasien. Rekam medis pasien merupakan sumber informasi utama tentang proses pelayanan dan kemajuannya sehingga merupakan alat komunikasi penting. Rekam medis selama rawat inap dan rawat jalan dengan catatan terkini tersedia agar dapat mendukung serta bermanfaat untuk kesinambungan pelayanan pasien. Profesional pemberi asuhan (PPA) melakukan asesmen pasien berbasis informasi, analisis dan (IAR) sehingga informasi manajer pelayanan pasien (MPP) juga dibutuhkan. Oleh karenanya, dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, manajer pelayanan pasien (MPP) mencatat pada lembar form A yang merupakan evaluasi awal manajemen pelayanan pasien dan form B yang merupakan catatan implementasi manajemen pelayanan pasien. Kedua form tersebut merupakan bagian rekam medis. Oleh karenanya, dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, manajer pelayanan pasien (MPP) mencatat pada lembar form A yang merupakan evaluasi awal manajemen pelayanan pasien dan form B yang merupakan catatan implementasi manajemen pelayanan pasien. Kedua form tersebut merupakan bagian rekam medis. Pada form A dicatat antara lain identifikasi/skrining pasien untuk kebutuhan pengelolaan manajer pelayanan pasien (MPP) dan asesmen untuk manajemen pelayanan pasien termasuk rencana, identifikasi masalah–risiko –kesempatan, serta perencanaan manajemen pelayanan pasien, termasuk memfasiltasi proses perencanaan pemulangan pasien (discharge planning). Pada form B dicatat antara lain pelaksanaan rencana manajemen pelayanan pasien, monitoring, fasilitasi, koordinasi, komunikasi dan kolaborasi, advokasi, hasil pelayanan, serta terminasi manajemen pelayanan pasien. Agar kesinambungan asuhan pasien tidak terputus, rumah sakit harus menciptakan proses untuk melaksanakan kesinambungan dan koordinasi pelayanan di antara profesional pemberi asuhan (PPA), manajer pelayanan pasien (MPP), pimpinan unit, dan staf lain sesuai dengan regulasi rumah sakit di beberapa tempat: i) Pelayanan darurat dan penerimaan rawat inap; j) Pelayanan diagnostik dan tindakan; k) Pelayanan bedah dan nonbedah; l) Pelayanan rawat jalan; m) Organisasi lain atau bentuk pelayanan lainnya. Proses koordinasi dan kesinambungan pelayanan dibantu oleh penunjang lain seperti panduan praktik klinis, alur klinis/clinical pathways, rencana asuhan, format rujukan, daftar tilik/check list lain, dan sebagainya. Diperlukan regulasi untuk proses koordinasi tersebut. (lihat juga, SKP 2.2; ARK 2.3; ARK 2.3.1; AP 4.1; AP 4.4; PAB 7.2) Elemen Penilaian ARK 3.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang proses dan

pelaksanaan untuk mendukung kesinambungan dan koordinasi asuhan, termasuk paling sedikit i) sampai dengan m) di dalam maksud dan tujuan, sesuai regulasi rumah sakit (lihat juga TKRS 10). (R)

R Regulasi tentang proses dan pelaksanaan untuk mendukung kesinambungan dan koordinasi asuhan, sebagai asuhan pasien terintegrasi yang berpusat pada pasien (patient centered care) termasuk: penetapan MPP yang bukan PPA aktif, penuh

waktu di jam kerja ketentuan tentang MPP dimaksud dalam EP 4 Sesuai PAP 2

10 5 0

TL TS TT

2. Ada penunjukkan MPP dengan uraian tugas antara lain dalam konteks menjaga kesinambungan dan koordinasi pelayanan bagi

D

W

Bukti tentang penetapan MPP dilengkapi dengan uraian tugas Manajer Pelayanan Pasien

10 5 0

TL TS TT

Page 30: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

28 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

8

individu pasien melalui komunikasi dan kerjasama dengan PPA dan pimpinan unit serta mencakup butir a) sampai dengan h) di maksud dan tujuan. (D,W)

Kepala SDM

3. Pasien diskrining untuk kebutuhan pelayanan manajemen pelayanan pasien (D,W)

D

W

1) Bukti tentang skrining untuk menentukan kebutuhan manajemen pelayanan pasien, bisa menggunakan ceklis

2) Bukti tentang konfirmasi oleh MPP

Staf Klinis Manajer Pelayanan Pasien

10 5 0

TL TS TT

4. Pasien yang mendapat pelayanan MPP, pencatatannya dilakukan dalam Form MPP selalu diperbaharui untuk menjamin komunikasi dengan PPA. (R,D)

R

D

Sesuai EP 1 Bukti form MPP (form A dan form B)

10 5 0

TL TS TT

5. Kesinambungan dan koordinasi proses pelayanan didukung dengan menggunakan perangkat pendukung, seperti rencana asuhan PPA, catatan MPP, panduan, atau perangkat lainnya. (D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan koordinasi proses pelayanan yang difasilitasi oleh MPP Lihat bukti pencatatan form MPP yang menujukkan kesinambungan dan koordinasi proses pelayanan DPJP/PPA lainnya Manajer Pelayanan Pasien Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang

10 5 0

TL TS TT

6. Kesinambungan dan koordinasi dapat dibuktikan di semua tingkat/fase asuhan pasien. (D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan koordinasi proses pelayanan yang difasilitasi oleh MPP di semua tingkat/fase asuhan pasien Lihat bukti pencatatan form MPP yang menujukkan kesinambungan dan koordinasi proses pelayanan DPJP/PPA lainnya Manajer Pelayanan Pasien Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat

inap

10 5 0

TL TS TT

Standar ARK 3.2 Rumah sakit menetapkan regulasi bahwa setiap pasien harus dikelola oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) untuk memberikan asuhan kepada pasien. Maksud dan Tujuan ARK 3.2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian ARK 3.2 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang dokter

penanggung jawab pelayanan (DPJP) yang bertanggung jawab melakukan koordinasi asuhan dan bertugas dalam seluruh fase asuhan rawat inap pasien serta teridentifikasi dalam rekam medis pasien. (R)

R Regulasi tentang DPJP yang meliputi: 1) penetapan tentang DPJP sebagai team leader

yang melakukan koordinasi asuhan inter PPA dan bertugas dalam seluruh fase asuhan rawat inap pasien serta teridentifikasi dalam rekam medis pasien

2) bila kondisi/penyakit pasien membutuhkan lebih dari 1 (satu) DPJP, ditetapkan DPJP Utama (EP 4) yang berperan sebagai koordinator mutu dan keselamatan pasien antar DPJP dan PPA

3) termasuk bila terjadi perpindahan DPJP atau pergantian DPJP Utama

10 5 0

TL TS TT

2. Regulasi juga menetapkan proses pengaturan perpindahan tanggung jawab koordinasi asuhan pasien dari satu dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) ke DPJP lain, termasuk bila terjadi perubahan DPJP Utama.

R Sesuai EP 1 10 5 0

TL TS TT

Page 31: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

29INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

9

(R) 3. DPJP yang ditetapkan telah

memenuhi proses kredensial, sesuai peraturan per UUan. (D,W)

D

W

Bukti berupa: 1) SPK dan RKK yang masih berlaku 2) Form pencatatan DPJP Pimpinan RS Komite medis/sub komite kredensial DPJP Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat

inap

10 5 0

TL TS TT

4. Bila dilaksanakan rawat bersama ditetapkan DPJP Utama sebagai koordinator asuhan pasien. (D,W)

D

W

Bukti penetapan DPJP Utama DPJP Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat

inap Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar ARK 3.3 Rumah sakit menetapkan informasi tentang pasien disertakan pada proses transfer. Maksud dan Tujuan ARK 3.3 : Lihat SNARS 1

Elemen Penilaian ARK 3.3 Telusur Skor

1. Ada regulasi tentang transfer pasien antar unit pelayanan di dalam rumah sakit dilengkapi dengan form transfer pasien. (R)

R

Regulasi tentang transfer pasien antar unit pelayanan di dalam rumah sakit, termasuk penetapan form transfer yang meliputi EP 2 sampai dengan EP 7

10 5 0

TL TS TT

2. Form tersebut memuat indikasi pasien masuk dirawat. (D)

D Bukti form transfer memuat indikasi pasien masuk dirawat

10 5 0

TL TS TT

3. Form tersebut memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan diagnostik. (D)

D Bukti form transfer memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik

10 5 0

TL TS TT

4. Form tersebut memuat setiap diagnosis yang dibuat. (D)

D Bukti form transfer memuat setiap diagnosis yang dibuat

10 5 0

TL TS TT

5. Form tersebut memuat setiap prosedur yang dilakukan. (D)

D Bukti form transfer memuat setiap prosedur yang dilakukan

10 5 0

TL TS TT

6. Form tersebut memuat obat yang diberikan dan tindakan lain yang dilakukan. (D)

D Bukti form transfer memuat obat yang diberikan dan tindakan lain yang dilakukan.

10 5 0

TL TS TT

7. Form tersebut memuat keadaan pasien pada waktu dipindah (transfer). (D)

D Bukti form transfer memuat keadaan pasien pada waktu dipindah (transfer).

10 5 0

TL TS TT

8. Ketentuan tersebut dilaksanakan. (D,O,W)

D

O

W

Bukti tentang kelengkapan pengisian form Lihat form tranfer Manajer Pelayanan Pasien Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat

inap Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

PEMULANGAN DARI RUMAH SAKIT (DISCHARGE) DAN TINDAK LANJUT Standar ARK 4 Rumah sakit menetapkan regulasi melaksanakan proses pemulangan pasien (discharge) dari rumah sakit berdasar atas kondisi kesehatan pasien dan kebutuhan kesinambungan asuhan atau tindakan. Maksud dan Tujuan ARK 4: Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian ARK 4 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang pemulangan

pasien disertai kriteria pemulangan pasien dan pasien

R Regulasi tentang pemulangan pasien yang meliputi: kriteria pemulangan pasien kriteria pasien yang memerlukan P3/discharge

10 5 0

TL TS TT

Page 32: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

30 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

10

yang rencana pemulangannya kompleks (discharge planning) untuk kesinambungan asuhan sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan pelayanan pasien. (R)

planning kriteria pasien yang memerlukan kesinambungan

asuhan sesuai EP 3, bila RS mengizinkan penetapan form ringkasan pulang (ARK 4.2) yang

harus dibuat DPJP sebelum pasien pulang (ARK 4.2.1)

2. Ada bukti pemulangan pasien sesuai dengan kriteria pemulangan pasien. (D,W)

D

W

Bukti pemulangan pasien sesuai dengan kriteria DPJP Staf keperawatan Manajer Pelayanan Pasien

10 5 0

TL TS TT

3. Ada regulasi yang menetapkan kriteria tentang pasien yang diizinkan untuk keluar meninggalkan rumah sakit selama periode waktu tertentu. (R)

R Sesuai EP 1 10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan tentang pasien yang diizinkan untuk keluar meninggalkan rumah sakit selama periode waktu tertentu. (D,W)

D

W

Bukti tentang pelaksanaan pasien yang diizinkan meninggalkan rumah sakit selama periode waktu tertentu DPJP/PPA lainnya Staf klinis Manajer Pelayanan Pasien Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat

inap

10 5 0

TL TS TT

Standar ARK 4.1 Rumah sakit bekerja sama dengan praktisi kesehatan di luar rumah sakit tentang tindak lanjut pemulangan. Maksud dan Tujuan ARK 4.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian ARK 4.1 Telusur Skor 1. Ada bukti pemulangan pasien

yang rencana pemulangannya kompleks (discharge planning) dimulai sejak awal pasien masuk rawat inap melibatkan semua PPA terkait serta difasilitasi oleh MPP, untuk kesinambungan asuhan sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan pelayanan pasien. (D,W)

D

W

Bukti tentang pemulangan pasien yang rencana pemulangannya kompleks (discharge planning) DPJP Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat

inap Manajer Pelayanan Pasien Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

2. Pada tindak lanjut pemulangan pasien bila diperlukan dapat ditujukan kepada fasilitas kesehatan baik perorangan ataupun institusi yang berada di komunitas dimana pasien berada yang bertujuan untuk memberikan bantuan pelayanan.(D)

D

W

Bukti pelaksanaan rujukan untuk kesinambungan asuhan DPJP Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat

inap Manajer Pelayanan Pasien Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar ARK 4.2 Ringkasan pasien pulang (discharge summary) dibuat untuk semua pasien rawat inap. Maksud dan Tujuan ARK 4.2 : Lihat SNARS 1

Elemen Penilaian ARK 4.2 Telusur Skor

1. Ringkasan pulang memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan diagnostik. (D)

D Bukti form ringkasan pulang memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik.

10 5 0

TL TS TT

Page 33: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

31INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

11

2. Ringkasan pulang memuat indikasi pasien dirawat inap, diagnosis, dan komorbiditas lain. (D)

D Bukti form ringkasan pulang memuat indikasi pasien dirawat inap, diagnosis, dan komorbiditas lain

10 5 0

TL TS TT

3. Ringkasan pulang memuat prosedur terapi dan tindakan yang telah dikerjakan. (D)

D Bukti form ringkasan pulang memuat prosedur terapi dan tindakan yang telah dikerjakan

10 5 0

TL TS TT

4. Ringkasan pulang memuat obat yang diberikan termasuk obat setelah pasien keluar rumah sakit. (D)

D Bukti form ringkasan pulang memuat obat yang diberikan termasuk obat setelah pasien keluar rumah sakit sesuai PKPO 4.3 EP 2

10 5 0

TL TS TT

5. Ringkasan pulang memuat kondisi kesehatan pasien (status present) saat akan pulang dari rumah sakit. (D) (EP 5 untuk IGD dan transfer)

D Bukti form ringkasan pulang memuat kondisi kesehatan pasien (status present) saat akan pulang dari rumah sakit

10 5 0

TL TS TT

6. Ringkasan pulang memuat instruksi tindak lanjut dan dijelaskan kepada pasien dan keluarga. (D)

D Bukti form ringkasan pulang memuat instruksi tindak lanjut dan dijelaskan kepada pasien dan keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar ARK 4.2.1 Rumah sakit menetapkan pemberian ringkasan pasien pulang kepada pihak yang berkepentingan Maksud dan Tujuan ARK 4.2.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian ARK 4.2.1 Telusur Skor 1. Ringkasan pulang dibuat oleh

DPJP sebelum pasien pulang. (D,W)

D

W

Bukti pengisian ringkasan pulang dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang

DPJP Staf keperawatan Staf Rekam Medis

10 5 0

TL TS TT

2. Satu salinan ringkasan diberikan kepada pasien dan bila diperlukan dapat diserahkan kepada tenaga kesehatan yang bertanggung jawab memberikan kelanjutan asuhan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian salinan ringkasan pulang kepada: 1) pasien 2) tenaga kesehatan yang bertanggung jawab

memberikan kelanjutan asuhan 3) rekam medis 4) pihak penjamin pasien 5) sebagai jawaban rujukan DPJP Kepala instalasi rawat inap/kepala unit rawat

inap Staf Rekam Medis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Satu salinan ringkasan yang lengkap ditempatkan di rekam medis pasien. (D)

D Sesuai EP 2 10 5 0

TL TS TT

4. Satu salinan ringkasan diberikan kepada pihak penjamin pasien sesuai dengan regulasi rumah sakit. (D)

D Sesuai EP 2 10 5 0

TL TS TT

Standar ARK 4.3 Untuk pasien rawat jalan yang membutuhkan asuhan yang kompleks atau diagnosis yang kompleks dibuat catatan tersendiri Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) dan tersedia untuk PPA. Maksud dan Tujuan ARK 4.3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian ARK 4.3 Telusur Skor

Page 34: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

32 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

12

1. Ditetapkan kriteria pasien rawat jalan dengan asuhan yang kompleks atau yang diagnosisnya kompleks diperlukan Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) yang sesuai dengan regulasi rumah sakit. (R)

R Regulasi tentang pasien rawat jalan yang asuhannya kompleks meliputi: 1) kriteria diagnosis yang kompleks 2) kriteria asuhan yang kompleks 3) kriteria yang memerlukan Profil Ringkas Medis

Rawat Jalan (PRMRJ) 4) cara penyimpanan PRMRJ agar mudah ditelusur

(easy to retrieve) dan direview (EP 2) 5) Informasi penting dalam PRMRJ oleh DPJP(EP 3)

10 5 0

TL TS TT

2. Ada regulasi yang menetapkan bahwa proses PRMRJ mudah ditelusur (easy to retrieve) dan mudah di-review. (R)

R Sesuai EP 1 10 5 0

TL TS TT

3. Informasi penting yang dimasukkan ke dalam PRMRJ diidentifikasi oleh DPJP. (R,D)

R

D

Sesuai EP 1 Bukti pelaksanaan pencatatan informasi penting yang dimasukkan ke dalam PRMRJ yang diidentifikasi oleh DPJP

10 5 0

TL TS TT

4. Proses tersebut dievaluasi untuk memenuhi kebutuhan para DPJP dan meningkatkan mutu serta keselamatan pasien. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan tentang evaluasi pengisian PRMJ oleh DPJP untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien DPJP Staf klinis Staf Rekam Medis Komite/tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

Standar ARK 4.4 Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola dan melakukan tindak lanjut pasien dan memberitahu staf rumah sakit bahwa mereka berniat keluar rumah sakit serta menolak rencana asuhan medis. Maksud dan Tujuan ARK 4.4 dan ARK.4.4.1 : Lihat SNARS 1

Elemen Penilaian ARK 4.4 Telusur Skor

1. Ada regulasi untuk mengelola pasien rawat jalan dan rawat inap yang menolak rencana asuhan medis termasuk keluar rumah sakit atas permintaan sendiri dan pasien yang menghendaki penghentian pengobatan. (R)

R Regulasi tentang pengelolaan pasien rawat jalan dan rawat inap meliputi: 1) menolak rencana asuhan medis (against medical

advice/AMA) 2) keluar rumah sakit atas permintaan sendiri (APS)

sesuai HPK 2.3 3) penghentian pengobatan

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pemberian edukasi kepada pasien tentang risiko medis akibat asuhan medis yang belum lengkap. (D,O,W)

D

O

W

Bukti tentang pemberian edukasi Lihat bukti pemberian edukasi DPJP

10 5 0

TL TS TT

3. Pasien keluar rumah sakit atas permintaan sendiri, tetapi tetap mengikuti proses pemulangan pasien. (D)

D Bukti pelaksanaan pasien keluar rumah sakit atas permintaan sendiri sesuai regulasi

10 5 0

TL TS TT

4. Dokter keluarga (bila ada) atau dokter yang memberi asuhan berikutnya dari pasien diberitahu tentang kondisi tersebut. (D)

D Bukti pelaksanaan rujukan sesuai ARK 5 10 5 0

TL TS TT

5. Ada dokumentasi rumah sakit melakukan pengkajian untuk mengetahui alasan pasien keluar rumah sakit atas apakah permintaan sendiri, menolak asuhan medis, atau tidak melanjutkan program pengobatan. (D)

D Bukti pelaksanaan evaluasi alasan pasien keluar rumah sakit atas permintaan sendiri

10 5 0

TL TS TT

Standar ARK 4.4.1

Page 35: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

33INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

13

Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola pasien yang menolak rencana asuhan medis yang melarikan diri. Elemen Penilaian ARK 4.4.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang mengatur

pasien rawat inap dan rawat jalan yang meninggalkan rumah sakit tanpa pemberitahuan (melarikan diri). (R)

R Regulasi tentang pasien rawat inap dan rawat jalan yang meninggalkan rumah sakit tanpa pemberitahuan (melarikan diri)

10 5 0

TL TS TT

2. Rumah sakit melakukan identifikasi pasien menderita penyakit yang membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan asesmen keperawatan untuk identifikasi pasien menderita penyakit yang membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan misalnya penyakit menular, penyakit jiwa dengan kecendrungan bunuh diri atau perilaku agresif Perawat penanggung jawab asuhan (PPJA)

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit melaporkan ke pada pihak yang berwenang bila ada indikasi kondisi pasien yang membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan. (D,W)

D

W

Bukti pemberian informasi/laporan kepada pihak yang berwenang termasuk keluarga DPJP Staf keperawatan Staf Rekam Medis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

RUJUKAN PASIEN Standar ARK 5 Pasien dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lain berdasar atas kondisi pasien untuk memenuhi kebutuhan asuhan berkesinambungan dan sesuai dengan kemampuan fasilitas kesehatan penerima untuk memenuhi kebutuhan pasien. Maksud dan Tujuan ARK 5 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian ARK 5 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang rujukan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (R)

R Regulasi tentang rujukan termasuk meliputi: 1) kewajiban RS mencari fasilitas pelayanan

kesehatan yang sesuai kebutuhan pasien 2) staf yang bertanggung jawab dalam proses

pengelolaan/penyiapan rujukan sesuai ARK 5.1 EP 1

3) proses rujukan untuk memastikan pasien pindah dengan aman (ARK 5.1 EP 2, 3, 4 dan ARK 5.2 EP 1)

10 5 0

TL TS TT

2. Rujukan pasien dilakukan sesuai dengan kebutuhan kesinambungan asuhan pasien. (D)

D Bukti pelaksanaan rujukan pasien sesuai dengan kebutuhan kesinambungan asuhan pasien

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit yang merujuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan yang menerima dapat memenuhi kebutuhan pasien yang dirujuk. (D,W)

D

W

Bukti tentang fasilitas kesehatan yang menerima dapat memenuhi kebutuhan pasien yang dirujuk DPJP Staf keperawatan Petugas Ambulance

10 5 0

TL TS TT

4. Ada kerjasama rumah sakit yang merujuk dengan rumah sakit yang menerima rujukan yang sering dirujuk. (R)

R Regulasi tentang kerjasama rumah sakit yang merujuk dengan rumah sakit yang menerima rujukan yang sering dirujuk

10 5 0

TL TS TT

Standar ARK 5.1 Rumah sakit menetapkan proses rujukan untuk memastikan pasien pindah dengan aman.

Maksud dan Tujuan ARK 5.1 : Lihat SNARS 1

Elemen Penilaian ARK 5.1 Telusur Skor

Page 36: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

34 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

14

1. Ada staf yang bertanggung jawab dalam pengelolaan rujukan termasuk untuk memastikan pasien diterima di rumah sakit rujukan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien. (D,W)

D

W

Bukti tentang penunjukan staf yang bertanggung jawab dalam pengelolaan rujukan termasuk untuk memastikan pasien diterima di rumah sakit rujukan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien DPJP Staf keperawatan Staf klinis terkait

10 5 0

TL TS TT

2. Selama proses rujukan ada staf yang kompeten sesuai dengan kondisi pasien yang selalu memonitor dan mencatatnya dalam rekam medis. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan staf yang kompeten sesuai dengan kondisi pasien yang selalu memonitor dan mencatatnya dalam rekam medis Staf keperawatan Petugas pendamping

10 5 0

TL TS TT

3. Selama proses rujukan tersedia obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan, dan peralatan medis sesuai dengan kebutuhan kondisi pasien. (D,O,W)

D

O

W

Bukti tentang daftar obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan, dan peralatan medis sesuai dengan kebutuhan kondisi pasien selama proses rujukan Lihat ketersediaan obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan, dan peralatan medis sesuai dengan kebutuhan kondisi pasien Staf keperawatan Staf Farmasi Petugas Ambulance

10 5 0

TL TS TT

4. Ada proses serah terima pasien antara staf pengantar dan yang menerima. (D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan tentang serah terima pasien antara staf pengantar dan yang menerima Lihat form serah terima pasien Staf terkait Petugas Ambulance

10 5 0

TL TS TT

5. Pasien dan keluarga dijelaskan apabila rujukan yang dibutuhkan tidak dapat dilaksanakan. (D)

D Bukti pelaksanaan pemberian informasi apabila rujukan yang dibutuhkan tidak dapat dilaksanakan

10 5 0

TL TS TT

Standar ARK 5.2 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk mengatur proses rujukan dan dicatat di rekam medis pasien. Maksud dan Tujuan ARK 5.2 : Lihat SNARS 1 Informasi tentang pasien dirujuk disertakan bersama dengan pasien untuk menjamin kesinambungan asuhan. Dokumen rujukan berisi a) identitas pasien; b) hasil pemeriksaan (anamesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang) yang telah dilakukan; c) diagnosis kerja. d) terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan; e) tujuan rujukan; f) nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan rujukan. Dokumentasi juga memuat nama fasilitas pelayanan kesehatan dan nama orang di fasilitas pelayanan kesehatan yang menyetujui menerima pasien, kondisi khusus untuk rujukan (seperti kalau ruangan tersedia di penerima rujukan atau tentang status pasien). Juga dicatat jika kondisi pasien atau kondisi pasien berubah selama ditransfer (misalnya, pasien meninggal atau membutuhkan resusitasi). Dokumen lain yang diminta sesuai dengan kebijakan rumah sakit (misalnya, tanda tangan perawat atau dokter yang menerima serta nama orang yang memonitor pasien dalam perjalanan rujukan) masuk dalam catatan. Dokumen rujukan diberikan kepada fasilitas pelayanan kesehatan penerima bersama dengan pasien. Catatan setiap pasien yang dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lainnya memuat juga dokumentasi selama proses rujukan. Elemen Penilaian ARK 5.2 Telusur Skor

Page 37: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

35INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

15

1. Dokumen rujukan berisi nama dari fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima dan nama orang yang menyetujui menerima pasien. (D)

D Bukti form rujukan memuat nama dari fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima dan nama orang yang menyetujui menerima pasien

10 5 0

TL TS TT

2. Dokumen rujukan berisi alasan pasien dirujuk, memuat kondisi pasien, dan kebutuhan pelayanan lebih lanjut. (D)

D Bukti form rujukan memuat alasan pasien dirujuk, memuat kondisi pasien, dan kebutuhan pelayanan lebih lanjut.

10 5 0

TL TS TT

3. Dokumen rujukan juga memuat prosedur dan intervensi yang sudah dilakukan. (D)

D Bukti form rujukan memuat prosedur dan intervensi yang sudah dilakukan

10 5 0

TL TS TT

4. Proses rujukan dievaluasi dalam aspek mutu dan keselamatan pasien. (lihat PMKP.7) (D,O.W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan evaluasi proses rujukan dalam aspek mutu dan keselamatan pasien Evaluasi proses rujukan dalam aspek mutu dan keselamatan pasien DPJP Komite/tim PMKP Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat

inap Staf keperawatan Petugas Ambulance

10 5 0

TL TS TT

TRANSPORTASI Standar ARK 6 Rumah sakit menetapkan regulasi tentang transportasi dalam proses merujuk, memindahkan atau pemulangan, serta pasien rawat inap dan rawat jalan untuk memenuhi kebutuhan pasien. Maksud dan Tujuan ARK 6 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian ARK 6 Telusur Skor 1. Ada regulasi untuk proses

transportasi pasien sesuai dengan kebutuhannya yang meliputi asesmen kebutuhan transportasi, obat, bahan medis habis pakai, serta alat kesehatan dan peralatan medis sesuai dengan kebutuhan pasien. (R)

R Regulasi tentang transportasi pasien meliputi: 1) Asesmen kebutuhan transportasi dan peralatan

kesehatan sesuai dengan kondisi pasien, termasuk pasien rawat jalan

2) Kebutuhan obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan dan peralatan medis sesuai dengan kondisi pasien

3) Transportasi yang memenuhi persyaratan PPI 4) Penanganan pengaduan/keluhan dalam proses

rujukan

10 5 0

TL TS TT

2. Berdasar atas hasil asesmen, alat transportasi yang digunakan untuk rujukan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien dan memenuhi ketentuan keselamatan transportasi termasuk memenuhi persyaratan PPI. (D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan transportasi sesuai hasil asesmen Penyediaan alat transportasi pasien Kepala unit pelayanan Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat

inap Staf terkait Sopir ambulans

10 5 0

TL TS TT

3. Bila alat transportasi yang digunakan terkontaminasi cairan tubuh pasien atau pasien dengan penyakit menular harus dilakukan proses dekontaminasi. (lihat juga PPI 7.2) (D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan dekontaminasi alat transportasi sesuai PPI 7.2 Lihat bukti dokumentasi proses dekontaminasi alat transportasi IPCN Staf terkait Sopir ambulans

10 5 0

TL TS TT

Page 38: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

36 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

16

4. Ada mekanisme untuk menangani keluhan proses transportasi dalam rujukan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan penanganan pengaduan/keluhan dalam proses rujukan Staf terkait Sopir ambulans

10 5 0

TL TS TT

Page 39: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

37INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

1

HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)

Standar HPK 1 Ada regulasi bahwa rumah sakit bertanggung jawab dan mendukung hak pasien dan keluarga selama dalam asuhan. Maksud dan Tujuan HPK 1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian HPK 1 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang hak dan

kewajiban pasien dan keluarga (lihat juga TKRS 12.1 EP 1; dan TKRS 12.2 EP 2) (R)

R Regulasi tentang hak pasien dan keluarga

10 - 0

TL -

TT

2. Pimpinan rumah sakit memahami hak dan kewajiban pasien dan keluarga sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. (W)

W Direktur Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit menghormati hak serta kewajiban pasien dan keluarga sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. (W)

W Direktur Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan Staf RS

10 5 0

TL TS TT

4. Semua staf memperoleh edukasi dan memahami tentang hak serta kewajiban pasien dan keluarga, juga dapat menjelaskan tanggung jawabnya melindungi hak pasien. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pelatihan tentang hak dan kewajiban pasien Kepala diklat Staf RS

10 5 0

TL TS TT

Standar HPK 1.1 Rumah sakit memberikan asuhan dengan menghargai agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi pasien serta merespon permintaan yang berkaitan dengan bimbingan kerohanian. Maksud dan Tujuan HPK 1.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian HPK 1.1 Telusur Skor 1. Agama, keyakinan dan nilai-nilai

pribadi pasien teridentifikasi (D,W). (lihat juga MKE.8 EP 1)

D

W

Bukti dalam RM tentang identifikasi agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi pasien Staf rekam medis Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

2. Staf memberikan asuhan dengan cara menghormati agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi pasien (lihat juga MKE.8 EP 2). (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan asuhan yang menghormati agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi pasien

Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit menanggapi permintaan rutin, termasuk permintaan kompleks terkait dukungan agama atau bimbingan kerohanian. (D,W,S)

D

W

S

1) Bukti kerjasama dengan rohaniawan 2) Bukti permintaan pelayanan rohani 3) Bukti pelaksanaan pelayanan rohani Staf klinis Pasien/keluarga

Peragaan dalam menanggapi permintaan pelayanan rohani

10 5 0

TL TS TT

Standar HPK 1.2 lnformasi tentang pasien adalah rahasia dan rumah sakit diminta menjaga kerahasiaan informasi pasien serta menghormati kebutuhan privasinya. Maksud dan Tujuan HPK 1.2 : lihat SNARS 1 Elemen Penilaian HPK 1.2 Telusur Skor

Page 40: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

38 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

2

1. Ada regulasi tentang kewajiban simpan rahasia pasien dan menghormati kebutuhan privasi pasien. (R)

R Regulasi tentang wajib simpan rahasia pasien dan menghormati kebutuhan privasi pasien

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pasien diberitahu bahwa segala informasi tentang kesehatan pasien adalah rahasia dan kerahasiaan itu akan dijaga sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan tentang penjelasan kerahasiaan informasi kesehatan pasien Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Pasien diminta persetujuannya untuk pelepasan informasi yang tidak tercakup dalam peraturan perundang-undangan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan permintaan persetujuan pelepasan informasi kepada pihak luar oleh pasien misalnya: asuransi, BPJS, perusahaan, Dinas Kesehatan Staf rekam medis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

4. Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan pasien. (D,W).

D

W

1) Bukti pelaksanaan tentang wajib simpan rahasia pasien

2) Bukti sumpah staf non klinis yang diberi akses ke rekam medis tentang wajib simpan informasi kesehatan pasien

Staf rekam medis Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

5. Staf mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi selama pelayanan dan pengobatan. (D,O,W)

D

W

Bukti pelaksanaan identifikasi harapan dan kebutuhan privasi Staf rekam medis Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

6. Keinginan akan kebutuhan pasien untuk privasi dihormati saat wawancara klinis, pemeriksaan, prosedur, pengobatan dan transfer pasien. (O,W)

O

W

Lihat kelengkapan dan pelaksanaan akan privasi pada lokasi pelayanan di ruang rawat jalan, IGD, rawat inap, dan kelengkapan transfer pasien, dsb Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar HPK 1.3 Rumah sakit menetapkan ketentuan untuk melindungi harta benda milik pasien dari kehilangan atau pencurian. Maksud dan Tujuan HPK 1.3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian HPK 1.3 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang penyimpanan

barang milik pasien yang dititipkan dan barang milik pasien dimana pasiennya tidak dapat menjaga harta miliknya. Rumah sakit memastikan barang tersebut aman dan menetapkan tingkat tanggung jawabnya atas barang milik pasien tersebut. (R)

R Regulasi tentang penitipan barang milik pasien

10 - 0

TL -

TT

2. Pasien menerima informasi tentang tanggung jawab rumah sakit dalam menjaga barang milik pasien. (D,W)

D

W

1) Bukti pemberian informasi tentang tanggung jawab RS dalam menjaga barang milik pasien

2) Bukti pelaksanaan penitipan barang pasien Staf klinis Staf terkait Pasien / keluarga

10 5 0

TL TS TT

Page 41: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

39INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

3

Standar HPK 1.4 Pasien yang rentan terhadap kekerasan fisik dan kelompok pasien yang berisiko diidentifikasi dan dilindungi. Maksud dan tujuan HPK 1.4 : Lihat SNARS 1 Rumah sakit menjaga keamanan dalam tiga area yaitu: a. Area publik yang terbuka untuk umum seperti area parkir, rawat jalan dan penunjang pelayanan, b. Area tertutup dimana pada area ini hanya bisa dimasuki orang tertentu dengan ijin khusus dan pakaian

tertentu misalnya kamar operasi, c. Area semi terbuka, yaitu area yang terbuka pada saat-saat tertentu dan tertutup pada saat yang lain,

misalnya rawat inap pada saat jam berkunjung menjadi area terbuka tetapi diluar jam berkunjung menjadi area tertutup untuk itu pengunjung diluar jam berkunjung harus diatur, diidentifikasi dan menggunakan identitas pengunjung.

Elemen Penilaian HPK 1.4 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan regulasi

untuk melakukan identifikasi populasi pasien yang rentan terhadap risiko kekerasan dan melindungi semua pasien dari kekerasan (lihat juga pp.3.1 s/d 3.9)

R Regulasi tentang identifikasi dan melindungi populasi pasien yang rentan terhadap risiko kekerasan

10 5 0

TL TS TT

2. Daerah terpencil, daerah terisolasi, dan rawan terjadinya tindak kekerasan di rumah sakit dimonitor. (lihat juga mfk 4) (O,W)

O

W

Lihat pelaksanaan perlindungan pasien di daerah terpencil/terisolasi/rawan, seperti: pengawasan berkala, CCTV yang adekuat, pengunjung diluar jam kunjungan memakai identitas, dsb. Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

3. Staf rumah sakit memahami peran mereka dalam tanggung jawabnya dalam melaksanakan proses perlindungan. (D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan proses perlindungan Lihat lokasi daerah terpencil/terisolasi/rawan Staf terkait Pasien / keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar HPK 2 Rumah sakit menetapkan regulasi dan proses untuk mendukung partisipasi pasien dan keluarga di dalam proses asuhan Maksud dan tujuan HPK 2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian HPK 2 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang rumah sakit

mendorong partisipasi pasien dan keluarga dalam proses asuhan dan memberi kesempatan pasien untuk melaksanakan second opinion tanpa rasa khawatir akan mempengaruhi proses asuhannya (lihat juga PAP.7.1 EP 6; AP.1 EP 4; ARK.2.1 EP 4 dan MKE.9 EP 5). (R)

R Regulasi tentang mendorong partisipasi pasien dan keluarga dalam proses asuhan

10 - 0

TL -

TT

2. Staf dilatih dan terlatih melaksanakan regulasi dan perannya dalam mendukung hak pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam proses pelayanannya. (D,W,S)

D

W

S

Bukti pelaksanaan pelatihan untuk mendukung hak pasien dan keluarga termasuk pelaksanaan second opinion Diklat Staf klinis Peragaan proses untuk mendorong pasien berpartisipasi dalam pelayanan termasuk pelaksanaan second opinion

10 5 0

TL TS TT

Standar HPK 2.1 Pasien diberitahu tentang semua aspek asuhan medis dan tindakan. Maksud dan Tujuan HPK 2.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian HPK 2.1 Telusur Skor

Page 42: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

40 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

4

1. Ada regulasi tentang hak pasien untuk mendapatkan informasi tentang kondisi, diagnosis pasti, rencana asuhan dan dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan serta diberitahu tentang hasil asuhan termasuk kemungkinan hasil yang tidak terduga. (R)

R Regulasi tentang pemberian informasi semua aspek asuhan dan tindakan medis serta DPJP dan PPA yang memberi asuhan

10 - 0

TL -

TT

2. Pasien diberi informasi tentang kondisi medis mereka dan diagnosis pasti. (D,W) ( lihat juga MKE.9 EP 1)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang kondisi medis dan diagnosis pasti DPJP PPJA Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Pasien diberi informasi tentang rencana asuhan dan tindakan yang akan dilakukan dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang rencana asuhan dan tindakan yang akan dilakukan, sesuai MKE 9 EP 1 DPJP PPJA Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

4. Pasien diberi tahu bilamana “persetujuan tindakan” (informed consent) diperlukan dan bagaimana proses memberikan persetujuan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian informasi bila diperlukan persetujuan kedokteran, sesuai MKE 9 EP 4, PAB 5.1 dan PAB 7.1 DPJP Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

5. Pasien dijelaskan dan memahami tentang hasil yang diharapkan dari proses asuhan dan pengobatan (lihat juga ARK.2.1 EP 2 dan PAP.2.4). (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian penjelasan tentang hasil dan proses asuhan/pengobatan. DPJP Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

6. Pasien dijelaskan dan memahami bila terjadi kemungkinan hasil yang tidak terduga (lihat juga PAP.2.4 EP 2). (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian penjelasan tentang hasil yang tidak terduga. DPJP Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

7. Pasien dan keluarga dijelaskan dan memahami tentang haknya dalam berpartisipasi membuat keputusan terkait asuhan jika diinginkan (ARK.2.1 EP 4 dan MKE.9 EP 5). (W)

W DPJP PPJA Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar HPK 2.2 Pasien dan keluarga menerima informasi tentang penyakit, rencana tindakan, dan DPJP serta para PPA lainnya agar mereka dapat memutuskan tentang asuhannya Maksud dan tujuan HPK 2.2 : Lihat SNARS 1 Anggota staf menjelaskan setiap tindakan atau prosedur yang diusulkan kepada pasien dan keluarga. Informasi yang diberikan memuat elemen: a) diagnosis (diagnosis kerja dan diagnosis banding) dan dasar diagnosis b) kondisi pasien c) tindakan yang diusulkan d) tata cara dan tujuan tindakan e) manfaat dan risiko tindakan f) nama orang mengerjakan tindakan g) kemungkinan alternatif dari tindakan h) prognosis dari tindakan i) kemungkinan hasil yang tidak terduga j) kemungkinan hasil bila tidak dilakukan tindakan (lihat juga HPK.5.2)

Page 43: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

41INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

5

Elemen Penilaian HPK 2.2 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang mengatur

pelaksanaan proses untuk menjawab pertanyaan informasi kompetensi dan kewenangan dari PPA. (R)

R Regulasi tentang proses untuk menjawab pertanyaan kompetensi dan kewenangan PPA, sesuai dengan KKS 10, KKS 12, KKS 14 dan KKS 17

10 - 0

TL -

TT

2. Pasien diberi informasi tentang elemen a) sampai j) yang relevan dengan kondisi dan rencana tindakan (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang a) sampai j) yang relevan dengan kondisi pasien dan rencana tindakan DPJP PPJA Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. DPJP, PPJA dan PPA lainnya harus memperkenalkan diri saat pertama kali bertemu pasien. (W,S)

W

S

DPJP PPJA Staf klinis Pasien/keluarga Peragaan cara perkenalan diri

10 5 0

TL TS TT

Standar HPK 2.3 Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang hak dan tanggung jawab mereka yang berhubungan dengan penolakan atau tidak melanjutkan pengobatan Maksud dan Tujuan HPK 2.3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian HPK 2.3 Telusur Skor 1. Rumah sakit memberitahukan

pasien dan keluarganya tentang hak mereka untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan. (D,W) (lihat juga ARK.4.4, EP

D

W

Bukti formulir tentang penolakan/tidak melanjutkan pengobatan

Bukti formulir tentang tidak melanjutkan perawatan (pulang atas permintaan sendiri)

Bukti pelaksanaan edukasi tentang hak untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan

Staf klinis Pasien / keluarga

10 5 0

TL TS TT

2. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang konsekuensi dari keputusan mereka.(D,W) (lihat juga ARK 4.4, EP 2).

D

W

Bukti pelaksanaan edukasi tentang konsekuensi dari keputusan mereka DPJP/PPA lainnya Staf klinis Pasien / keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang tanggung jawab mereka berkaitan dengan keputusan tersebut. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan edukasi tentang tanggung jawab mereka berkaitan dengan keputusan tersebut DPJP/PPA lainnya Staf klinis Pasien / keluarga

10 5 0

TL TS TT

4. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan edukasi tentang tentang alternatif pelayanan dan pengobatan DPJP/PPA lainnya Staf klinis Pasien / keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar HPK 2.4 Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi, menunda atau melepas bantuan hidup dasar (do not resucitate/DNR) Maksud dan Tujuan HPK 2.4 : Lihat SNARS 1 Rumah sakit diminta membuat pedoman yang berisi: a) rumah sakit harus mematuhi peraturan perundang-undangan yang terkait b) rumah sakit harus memastikan sesuai dengan norma agama dan budaya c) mencakup situasi dimana keputusan tersebut berubah sewaktu pelayanan sedang berjalan

Page 44: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

42 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

6

d) memandu PPA melalui isu hukum dan etika dalam melaksanakan menunda atau melepas bantuan hidup dasar

e) rumah sakit mengembangkan kebijakan dan prosedur melalui suatu proses yang melibatkan banyak profesi dari berbagai sudut pandang

f) regulasi tentang identifikasi tanggungjawab masing-masing pihak dan pendokumentasiannya dalam rekam medis pasien

Elemen Penilaian HPK 2.4 Telusur Skor 1. Ada regulasi rumah sakit pada saat

pasien menolak pelayanan resusitasi, menunda atau melepas bantuan hidup dasar sesuai peraturan perundang-undangan, norma agama dan budaya masyarakat. (R)

R Regulasi tentang pasien yang menolak pelayanan resusitasi, menunda atau melepas bantuan hidup dasar

10 5 0

TL -

TT

2. Pelaksanaan sesuai dengan regulasi tersebut. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pasien yang menolak pelayanan resusitasi, menunda atau melepas bantuan hidup dasar DPJP/PPA lainnya Staf klinis Pasien / keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar HPK 2.5 Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen dan manajemen nyeri yang tepat. Maksud dan Tujuan HPK 2.5 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian HPK 2.5 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang asesmen dan

manajemen nyeri. (R) R Regulasi tentang asesmen dan manajemen nyeri,

sesuai dengan PAP 6 EP 1 10 - 0

TL -

TT

2. Rumah sakit menghormati dan mendukung hak pasien dengan melakukan asesmen dan manajemen nyeri yang sesuai. (lihat juga PAP.7.1 EP 1). (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan asesmen dan manajemen nyeri DPJP/PPJA/PPA lainnya Staf klinis keperawatan Pasien

10 5 0

TL TS TT

3. Staf rumah sakit memahami pengaruh pribadi, budaya, sosial dan spiritual tentang hak pasien untuk melaporkan rasa nyeri, serta asesmen dan manajemen nyeri secara akurat. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang laporan rasa nyeri oleh pasien beserta asesmen dan manajemen nyeri PPJA Staf klinis keperawatan Pasien

10 5 0

TL TS TT

Standar HPK 2.6 Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh hormat dan penuh kasih sayang pada akhir kehidupannya. Maksud dan Tujuan HPK 2.6 : lihat SNARS 1 Elemen Penilaian HPK 2.6 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang pelayanan

pasien pada akhir kehidupan (R) R Regulasi tentang pelayanan pasien pada akhir

kehidupan sesuai dengan PAP 7 EP 1 10 - 0

TL -

TT

2. Rumah sakit mengakui dan mengidentifikasi pasien yang menghadapi kematian dengan kebutuhan yang unik. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang identifikasi pasien yang menghadapi kematian dengan kebutuhan unik DPJP/PPJA Staf klinis keperawatan Keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Staf rumah sakit menghormati hak pasien yang sedang menghadapi kematian, memiliki kebutuhan yang unik dalam proses asuhan dan di dokumentasikan. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan menghormati hak pasien yang sedang menghadapi kematian dengan kebutuhan unik PPJA

10 5 0

TL TS TT

Page 45: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

43INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

7

(lihat juga MIRM.13 EP 2) Staf klinis keperawatan Keluarga

Standar HPK 3 Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang adanya proses untuk menerima, menanggapi dan menindaklanjuti bila ada pasien menyampaikan keluhan, konflik dan perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien. Rumah sakit juga menginformasikan tentang hak pasien untuk berpartisipasi dalam proses ini. Maksud dan Tujuan HPK 3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian HPK 3 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang mendukung

konsistensi pelayanan dalam menghadapi keluhan, konflik atau beda pendapat. (R)

R Regulasi tentang penanganan pengaduan pasien/keluarga

10 - 0

TL -

TT

2. Pasien diberitahu tentang proses menyampaikan keluhan, konflik atau perbedaan pendapat. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberitahuan proses menyampaikan keluhan (leaflet, kotak pengaduan dll) Staf klinis Customer service Pasien / keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Keluhan, konflik dan perbedaan pendapat ditelaah dan ditindaklanjuti oleh rumah sakit serta didokumentasikan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan tentang telaah dan tindak lanjut pengaduan Komite medik/komite keperawatan/komite etik Customer service Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

4. Pasien dan atau keluarga pasien ikut serta dalam proses penyelesaian. (D,W)

D

W

Bukti tentang keikutsertaan pasien dan atau keluarga dalam proses penyelesaian Komite medik/komite keperawatan/komite etik Customer service Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

Standar HPK 4 Semua pasien diberi tahu tentang hak dan kewajiban dengan metode dan bahasa yang mudah dimengerti.

Maksud dan tujuan HPK 4 : Lihat SNARS 1

Elemen Penilaian HPK 4 Telusur Skor 1. Ada regulasi bahwa setiap pasien

dan keluarga mendapatkan informasi tentang hak dan kewajiban pasien. (R)

R Regulasi tentang pemberian informasi mengenai hak pasien dan keluarga kepada setiap pasien, sesuai HPK 1 EP 1

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti bahwa informasi tentang hak serta kewajiban pasien diberikan tertulis kepada pasien, terpampang, atau tersedia sepanjang waktu. (D,O,W)

D

O

W

Bukti materi tentang informasi hak dan kewajiban pasien Lihat ketersediaan materi informasi Staf rekam medis Customer service Pasien / keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit menetapkan proses pemberian informasi hak dan kewajiban pasien jika komunikasi tidak efektif atau tidak tepat. (W,S

W

S

Staf rekam medis Customer service Pasien / keluarga

Peragaan tentang penyampaian pemberian informasi HPK bila komunikasi tertulis tidak efektif

10 5 0

TL TS TT

PERSETUJUAN UMUM (GENERAL CONSENT) Standar HPK 5 Pada saat pasien diterima waktu mendaftar rawat jalan dan setiap rawat inap, diminta menandatangani persetujuan umum (general consent), persetujuan umum (general consent) harus menjelaskan cakupan dan batasannya.

Page 46: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

44 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

8

Maksud dan tujuan HPK 5 : lihat SNARS 1 Elemen Penilaian HPK 5 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang persetujuan

umum dan pendokumentasiannya dalam rekam medis pasien diluar tindakan yang membutuhkan persetujuan khusus (informed consent) tersendiri. (R)

R Regulasi tentang general consent 10 - 0

TL -

TT

2. Persetujuan umum (general consent) diminta saat pertama kali pasien masuk rawat jalan atau setiap masuk rawat inap. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan tentang persetujuan umum Staf rekam medis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Pasien dan atau keluarga diminta untuk membaca dan kemudian menandatangani persetujuan umum (general consent). (D,W)

D

W

Bukti materi tentang general consent yang sudah ditanda tangani

Staf rekam medis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

PERSETUJUAN KHUSUS (INFORMED CONSENT) Standar HPK 5.1 Rumah sakit menetapkan regulasi pelaksanaan persetujuan khusus (informed consent) oleh DPJP dan dapat dibantu oleh staf yang terlatih dengan bahasa yang dapat dimengerti sesuai peraturan perundang-undangan. Maksud dan tujuan HPK 5.1 : lihat SNARS 1 Elemen Penilaian HPK 5.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang dijabarkan

dengan jelas mengenai persetujuan khusus (informed consent). (R)

R Regulasi tentang persetujuan khusus/persetujuan tindakan kedokteran (informed consent)

10 5 0

TL TS TT

2. DPJP menjelaskan informasi tindakan yang akan diambil dan bila perlu dapat dibantu staf terlatih. (D,W)

D

W

Bukti pemberian informasi tindakan kedokteran yang akan dilakukan baik secara lisan maupun tertulis DPJP Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Pasien memahami informasi tentang tindakan yang memerlukan persetujuan khusus (informed consent) melalui cara dan bahasa yang dimengerti oleh pasien. Pasien dapat memberikan/menolak persetujuan khusus (informed consent) tersebut. (D,W)

D

W

1) Bukti pelaksanaan pemberian informasi 2) Bukti penolakan/persetujuan DPJP PPJA/staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar HPK 5.2 Persetujuan khusus (informed consent) diberikan sebelum operasi, anestesi (termasuk sedasi), pemakaian darah dan produk darah, tindakan dan prosedur serta pengobatan lain dengan risiko tinggi yang ditetapkan oleh regulasi rumah sakit Maksud dan tujuan HPK 5.2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian HPK 5.2 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang persetujuan

khusus (informed consent) yang harus diperoleh sebelum operasi atau prosedur invasif, sebelum anestesi (termasuk sedasi), pemakaian darah dan produk darah, serta pengobatan risiko tinggi lainnya. (R)

R Regulasi tentang memperoleh informed consent 10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan tentang persetujuan khusus (informed consent) yang harus diperoleh sebelum operasi atau prosedur invasif, sebelum anestesi

D

Bukti pelaksanaan tentang informed consent sebelum operasi /prosedur invasif, sebelum anestesi (termasuk sedasi), pemakaian darah dan produk darah, serta pengobatan risiko tinggi

10 5 0

TL TS TT

Page 47: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

45INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

9

(termasuk sedasi), pemakaian darah dan produk darah, serta pengobatan risiko tinggi lainnya. (D, W)

W

DPJP Dokter Anestesi Staf klinis Pasien/keluarga

3. Rumah sakit menyusun daftar semua pengobatan / tindakan / prosedur yang memerlukan persetujuan khusus (informed consent). (D,W)

D

W

Bukti daftar pengobatan/tindakan/prosedur yang memerlukan informed consent DPJP Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

4. Identitas DPJP dan orang yang membantu memberikan informasi kepada pasien dan keluarga dicatat di rekam medik pasien. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang identitas staf medis dan staf yang membantu memberikan informasi dalam informed consent

DPJP Dokter anestesi Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

Standar HPK 5.3 Rumah sakit menetapkan proses, dalam konteks peraturan perundang-undangan, siapa pengganti pasien yang dapat memberikan persetujuan dalam persetujuan khusus (informed consent) bila pasien tidak kompeten. Maksud dan tujuan HPK 5.3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian HPK 5.3 Telusur Skor 1. Ada regulasi sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang menetapkan proses dan siapa yang menandatangani persetujuan khusus (informed consent) bila pasien tidak kompeten. (R)

R Regulasi tentang penetapan individu yang tanda tangan pada informed consent bila pasien tidak kompeten

10 5 0

TL TS TT

2. Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan proses, apabila orang lain yang memberi persetujuan khusus (informed consent). (D,W)

D W

Bukti pelaksanaan proses persetujuan bila pasien tidak kompeten tanda tangan pada informed consent DPJP Dokter Anestesi Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Nama orang yang menggantikan pemberi persetujuan dalam persetujuan khusus (informed consent) sesuai peraturan perundang-undangan, tercatat di rekam medik. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pencatuman nama orang yang menggantikan pemberian persetujuan bila pasien tidak kompeten Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

PENELITIAN, DONASI DAN TRANSPLANTASI ORGAN Standar HPK 6 Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi manusia/pasien sebagai subjek penelitian. Maksud dan Tujuan HPK 6 dan HPK 6.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian HPK 6 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang menetapkan

dimana pimpinan rumah sakit bertanggung jawab atas perlindungan terhadap pasien yang menjadi subyek peserta penelitian, dan mempromosikan kode etik dan perilaku professional serta mendorong kepatuhan terhadap kode etik profesi dan perilaku professional termasuk dalam penelitian serta menyediakan sumber daya yang

R Regulasi tentang tanggung jawab pimpinan RS dalam perlindungan terhadap pasien yang digunakan sebagai subyek penelitian/uji klinis

10 - 0

TL -

TT

Page 48: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

46 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

10

layak agar program penelitian berjalan dengan efektif (R)

2. Pimpinan rumah sakit, secara lisan dan tertulis, mengkomunikasikan ke seluruh staf rumah sakit mengenai komitmen mereka untuk melindungi manusia/pasien sebagai subjek peserta penelitian dan mendukung perilaku yang sesuai dengan kode etik profesi/penelitian. (D,O,W) (lihat juga TKRS.12)

D

O

W

Bukti pelaksanaan penyampaian informasi tentang regulasi pada HPK 6 EP 1 Lihat bukti pelaksanaan penyampaian informasi Staf peneliti Komite Etik Penelitian Staf Diklit

10 5 0

TL TS TT

3. Pimpinan rumah sakit menentukan komite yang bertanggung jawab atas kesinambungan perkembangan dan kepatuhan terhadap semua peraturan perundang-undangan serta regulasi rumah sakit tentang penelitian yang menggunakan manusia sebagai subyek. (D,W)

D

W

Bukti penetapan Komite Etik Penelitian disertai uraian tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. Staf peneliti Komite Etik Penelitian Staf Diklit

10 5 0

TL TS TT

Standar HPK 6.1 Rumah sakit mematuhi semua peraturan dan persyaratan penelitian/kode etik profesi serta kode etik penelitian dan menyediakan sumber daya yang layak agar program penelitian dapat berjalan dengan efektif. Elemen Penilaian HPK 6.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi dimana pimpinan

rumah sakit bersama komite memahami dan menyusun mekanisme untuk memastikan ketaatan terhadap semua peraturan perundang-undangan dan persyaratan profesi yang berkaitan dengan penelitian. (R)

R Regulasi tentang mekanisme penelitian yang memastikan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dan syarat profesi dalam penelitian

10 5 0

TL TS TT

2. Pimpinan rumah sakit dan komite memiliki proses penyusunan anggaran untuk menyediakan sumber daya yang adekuat agar program penelitian berjalan efektif. (D,W)

D

W

Bukti tentang tersedianya anggaran yang adekuat untuk program penelitian Direktur Komite Etik Penelitian Kepala Diklit

10 5 0

TL TS TT

3. Pimpinan rumah sakit menyediakan atau memastikan terdapat jaminan asuransi yang adekuat untuk menanggung pasien yang berpartisipasi dalam uji klinis yang mengalami kejadian yang tidak diharapkan (adverse event).(D,W)

D

W

Bukti jaminan asuransi yang adekuat bagi pasien bila terjadi KTD Direktur Komite Etik Penelitian Kepala Diklit Staf peneliti Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar HPK 6.2 Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana cara mendapatkan akses ke penelitian / uji klinis (clinical trial) yang melibatkan manusia sebagai subjek. Maksud danTujuan HPK 6.2: lihat SNARS 1 Rumah sakit yang melakukan penelitian / uji klinis (clinical trial) yang melibatkan manusia sebagai subjek menyediakan keterangan kepada pasien dan keluarga nya tentang bagaimana cara mendapatkan akses aktivitas tersebut bila relevan dengan kebutuhan pengobatannya. Bila pasien diminta untuk berpartisipasi, mereka memerlukan penjelasan yang dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan mereka. Informasi tersebut meliputi: a) manfaat yang diharapkan. b) kemungkinan/potensi ketidaknyamanan dan risiko. c) alternatif yang dapat menolong mereka. d) prosedur yang harus diikuti.

Page 49: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

47INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

11

Pasien diberikan penjelasan bahwa mereka dapat menolak untuk berpartisipasi atau mengundurkan diri sewaktu-waktu dimana penolakan atau pengunduran diri tersebut tidak akan menutup akses mereka terhadap pelayanan rumah sakit. Rumah sakit mempunyai kebijakan dan prosedur untuk memberikan informasi tentang hal ini kepada pasien dan keluarganya. Elemen Penilaian HPK 6.2 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang mengarahkan

informasi dan proses pengambilan keputusan untuk penelitian / uji klinis (clinical trial), serta pasien dan keluarganya yang tepat diidentifikasi dan diberi informasi tentang bagaimana cara mendapatkan akses ke penelitian / uji klinis (clinical trial) yang relevan dengan kebutuhan pengobatan mereka (R)

R Regulasi tentang proses pemberian informasi dan pengambilan keputusan untuk penelitian klinis

10 - 0

TL -

TT

2. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang manfaat yang diharapkan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang manfaat yang diharapkan dari penelitian Peneliti Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang potensi ketidak nyamanan dan risiko. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang potensi ketidak nyamanan dan risiko Peneliti Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

4. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberi penjelasan tentang altenatif yang dapat menolong mereka. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang altenatif yang dapat menolong mereka Peneliti Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

5. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi, kepadanya diberikan penjelasan tentang prosedur yang harus diikuti. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang prosedur yang harus diikuti Peneliti Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

6. Pasien diyakinkan bahwa penolakan untuk berpartisipasi atau pengunduran diri dari partisipasi tidak mempengaruhi akses mereka terhadap pelayanan rumah sakit. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang penolakan/pengunduran diri tidak mempengaruhi akses terhadap pelayanan rumah sakit Peneliti Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar HPK 6.3 Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana pasien yang ikut berpartisipasi dalam penelitian/ uji klinis (clinical trial) mendapatkan perlindungan. Maksud dan Tujuan HPK 6.3 : Lihat SNARS 1 Rumah sakit yang melaksanakan penelitian / uji klinis (clinical trial) yang melibatkan manusia sebagai subjek penelitian, memahami bahwa tanggungjawab utama adalah kesehatan dan keselamatan pasien. Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya sebelumnya mengenai proses yang baku untuk : a) Menelaah protokol penelitian b) Menimbang risiko dan manfaat yang relatif bagi para peserta c) Mendapatkan surat persetujuan dari manusia/pasien sebagai subjek penelitian d) Mengundurkan diri dari keikutsertaan sewaktu-waktu e) Informasi ini dikomunikasikan kepada manusia/pasien dan keluarga untuk membantu pengambilan

keputusan terkait partisipasi mereka dalam penelitian Elemen Penilaian HPK 6.3 Telusur Skor

Page 50: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

48 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

12

1. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah Sakit untuk menelaah protokol penelitian. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang protokol penelitian Peneliti Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

2. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk menimbang manfaat dan risiko bagi peserta. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang manfaat dan risiko penelitian Peneliti Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk mendapatkan persetujuan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang pemberian persetujuan penelitian Peneliti Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

4. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk mengundurkan diri dari keikutsertaan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang proses pengunduran diri dari keikutsertaan dalam penelitian Peneliti Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar HPK 6.4 Persetujuan khusus (informed consent) penelitian diperoleh sebelum pasien berpartisipasi dalam penelitian / uji klinis (clinical trial). Maksud dan Tujuan HPK 6.4: Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian HPK 6.4 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang persetujuan

yang didokumentasikan dalam rekam medis pasien disertai tanda tangan persetujuan. (R)

R Regulasi tentang informed consent penelitian 10 - 0

TL -

TT

2. Persetujuan khusus (informed consent) penelitian diperoleh saat pasien memutuskan ikut serta dalam penelitian / uji klinis (clinical trial). (D,W)

D

W

Bukti (informed consent) penelitian Peneliti Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Keputusan persetujuan khusus (informed consent) penelitian didokumentasikan sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W)

D

W

Bukti informed consent penelitian Peneliti Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

4. Identitas petugas yang memberikan penjelasan untuk mendapatkan persetujuan dicatat dalam rekam medis pasien. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang nama staf yang memberi penjelasan informed consent penelitian Peneliti Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar HPK 7 Rumah sakit mempunyai sebuah komite etik penelitian untuk melakukan pengawasan atas semua penelitian dirumah sakit tersebut yang melibatkan manusia/pasien sebagai subjeknya. Maksud dan Tujuan HPK 7 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian HPK 7 Telusur Skor 1. Ada komite atau mekanisme lain

yang ditetapkan oleh rumah sakit yang melibatkan perwakilan masyarakat untuk mengawasi seluruh kegiatan penelitian di rumah sakit, termasuk suatu pernyataan yang jelas mengenai maksud dari pengawasan kegiatan. (R)

R Regulasi tentang komite untuk mengawasi seluruh kegiatan penelitian di rumah sakit

10 - 0

TL -

TT

Page 51: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

49INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

13

2. Kegiatan pengawasan tersebut mencakup penelaahan prosedur. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pengawasan penelaahan prosedur penelitian: 1) Bukti pelaksanaan pengawasan penelitian secara

menyeluruh 2) Bukti pelaksanaan penelaahan prosedur Komite etik penelitian Pengawas Lapangan

10 5 0

TL TS TT

3. Kegiatan pengawasan tersebut mencakup prosedur untuk menimbang risiko dan manfaat yang relatif bagi subyek. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pengawasan risiko dan manfaat yang relative bagi subjek pada perencanaan dan pelaksanaan penelitian Komite etik penelitian Pengawas Lapangan

10 5 0

TL TS TT

4. Kegiatan pengawasan tersebut mencakup prosedur menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi penelitian. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pengawasan menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi penelitian Komite etik penelitian Pengawas Lapangan

10 5 0

TL TS TT

5. Kegiatan meliputi pengawasan saat pelaksanaan penelitian (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan supervisi pelaksanaan penelitian: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan supervisi Komite etik penelitian Pengawas Lapangan

10 5 0

TL TS TT

DONASI ORGAN Catatan: Standar-standar berikut dimaksudkan untuk digunakan dimana transplatasi organ atau jaringan tidak dilakukan namun saat pasien meminta informasi mengenai donasi organ atau jaringan. Standar HPK 8 Rumah sakit memberi informasi pada pasien dan keluarga tentang bagaimana memilih untuk mendonorkan organ dan jaringan lainnya Maksud dan tujuan HPK 8 dan HPK 8.1: Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian HPK 8 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang mendukung

pasien dan keluarga untuk memberikan donasi organ atau jaringan lain sesuai peraturan perundang-undangan. (R)

R Regulasi tentang donasi dan transplantasi organ atau jaringan lain sesuai peraturan perundang-undangan, agama serta nilai budaya setempat yang meliputi: 1) proses mendorong keluarga untuk

mendonasikan organ/jaringan lain 2) pengawasan donasi dan transplantasi

organ/jaringan lain 3) proses mendapatkan persetujuan

10 - 0

TL -

TT

2. Rumah sakit memberi informasi kepada pasien dan keluarga tentang proses donasi sesuai regulasi. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang proses donasi DPJP/staf klinis lainnya Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit memberi informasi kepada pasien dan keluarga tentang organisasi penyediaan organ sesuai regulasi. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang organisasi penyediaan organ DPJP/staf klinis Komite Etik RS Pasien/keluarga DPJP/staf klinis Komite Etik RS Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

4. Rumah sakit memastikan terselenggaranya pengawasan yang cukup untuk mencegah pasien merasa dipaksa untuk donasi sesuai regulasi. (D,W)

D

W

Bukti pengawasan pelaksanaan donasi organ tanpa pemaksaan: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan pengawasan

10 5 0

TL TS TT

Page 52: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

50 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

14

DPJP/staf klinis Komite Etik RS Pasien/keluarga

Standar HPK 8.1 Rumah sakit menetapkan kebijakan dan prosedur untuk melakukan pengawasan terhadap proses kemungkinan terjadinya jual beli organ dan jaringan. Elemen Penilaian HPK 8.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang menetapkan

proses donasi organ dan jaringan dan memastikan bahwa proses sesuai dengan peraturan perundang-undangan, agama dan nilai nilai budaya setempat (R)

R Sesuai dengan HPK 8 EP 1 10 - 0

TL -

TT

2. Rumah sakit menetapkan proses untuk mendapatkan persetujuan sesuai regulasi. (D,W)

D

W

Bukti tentang penetapan proses untuk mendapatkan persetujuan. DPJP/staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Staf dilatih tentang isu dan masalah terkini terkait donasi organ dan tersedianya tranplantasi (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pelatihan tentang isu dan masalah terkini terkait donasi organ dan tersedianya tranplantasi Kepala Diklat Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

4. Rumah sakit bekerja sama dengan rumah sakit lain dan perkumpulan di masyarakat untuk menghargai dan melaksanakan pilihannya melakukan donasi (D,W)

D

W

MOU dengan institusi penyedia donasi (misalnya : Bank mata) Direktur Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

Standar HPK 8.2 Rumah sakit menyediakan pengawasan terhadap pengambilan, transplantasi organ dan jaringan.

Maksud dan Tujuan HPK 8.2 : lihat SNARS 1

Elemen Penilaian HPK 8.2 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang menjadi acuan

untuk pengawasan proses dalam mendapatkan dan mendonasi organ atau jaringan serta proses transplantasi. (R)

R Sesuai dengan HPK 8 EP 1 10 - 0

TL -

TT

2. Staf dilatih untuk regulasi tersebut. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pelatihan staf tentang regulasi donasi dan transplantasi organ Kepala Diklat Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

3. Staf dilatih mengenai isu dan persoalan tentang donasi organ dan ketersediaan transplan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pelatihan staf mengenai isu dan persoalan tentang donasi dan transplantasi organ/jaringan Kepala Diklat Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

4. Rumah sakit mendapat persetujuan dari donor hidup. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan mendapat persetujuan dari donor hidup DPJP/staf klinis Komite Etik RS Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Page 53: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

51INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

1

ASESMEN PASIEN (AP)

Standar AP 1 Rumah Sakit menentukan isi, jumlah dan jenis asesmen awal pada disiplin medis dan keperawatan yang meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien Maksud dan Tujuan AP 1, AP 1.1, AP 1.2, dan AP 1.3 : Lihat SNARS 1 Asesmen pasien terdiri atas 3 proses utama dengan metode IAR: 1. Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologis, sosial, kultur, spiritual dan riwayat kesehatan

pasien (I - informasi dikumpulkan). 2. Analisis informasi dan data, termasuk hasil laboratorium dan radiologi untuk mengidentifikasi kebutuhan

pelayanan kesehatan pasien. (A - analisis data dan informasi) 3. Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang telah diidentifikasi. (R-

rencana disusun) Asesmen pasien terdiri dari 3 proses utama dengan metode IAR: a. Mengumpulkan data dan informasi (huruf I) tentang hal-hal sesuai d) sampai dengan (n, tersebut

dibawah. Pada SOAP adalah S–Subyektif dan O-Obyektif. b. Analisis data dan informasi (huruf A), yaitu melakukan analisis terhadap informasi yang menghasilkan

diagnosis, masalah, dan kondisi, untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien. Pada SOAP adalah A-Asesmen. c. Membuat Rencana (huruf R), yaitu menyusun solusi untuk mengatasi / memperbaiki kelainan kesehatan

sesuai butir b. Pelaksanaan R adalah untuk memenuhi kebutuhan pasien yang telah teridentifikasi. Pada SOAP adalah P–Plan.

Isi minimal asesmen awal antara lain: d) status fisik e) psiko-sosio-spiritual f) ekonomi g) riwayat kesehatan pasien h) riwayat alergi i) asesmen nyeri j) risiko jatuh k) asesmen fungsional l) risiko nutrisional m) kebutuhan edukasi n) perencanaan pemulangan pasien (Discharge Planning) Elemen Penilaian AP 1 Telusur Skor 1. Rumah Sakit menentukan isi,

jumlah dan jenis asesmen awal pada disiplin medis dan keperawatan sesuai d) sampai dengan n) di maksud dan tujuan (R)

R Regulasi tentang isi, jumlah dan jenis asesmen awal medis dan keperawatan sesuai d) sampai dengan n) di maksud dan tujuan, sesuai MIRM 13.1, termasuk: 1) harus selesai dalam waktu 24 jam sesuai AP

1.1 EP 4 2) pelaksanaan pasien rajal dgn penyakit akut

/non kronis, asesmen awal diperbaharui setelah 1 (satu) bulan

3) pelaksanaan pasien rajal dengan penyakit kronis, asesmen awal diperbaharui setelah 3 (tiga) bulan

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah dan jenis asesmen awal disiplin medis. (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan isi, jumlah dan jenis asesmen awal disiplin medis dengan metode IAR DPJP Unit rekam medis

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah dan jenis asesmen awal disiplin keperawatan (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan isi, jumlah dan jenis asesmen awal disiplin keperawatan, dengan metode IAR DPJP Unit rekam medis

10 5 0

TL TS TT

Page 54: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

52 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

2

4. Ada bukti keterlibatan keluarga dalam melengkapi asesmen awal. (D,W) (lihat HPK 2 EP1)

D

W

Bukti dalam RM keterlibatan keluarga dalam melengkapi asesmen awal (alloanamnesa), termasuk memberikan keputusan dalam rencana asuhan, sesuai ARK 2.1 EP 4 dan MKE 9 EP 5 Pasien /keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 1.1 Asesmen awal masing-masing pasien rawat inap meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien. Elemen Penilaian AP 1.1 Telusur Skor 1. Ada bukti pelaksanaan asesmen

awal pasien rawat inap (ranap) meliputi riwayat kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap meliputi riwayat kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik, dengan menggunakan pola IAR DPJP

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap meliputi faktor bio-psiko-sosio-kultural-spiritual. (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap meliputi faktor bio-psiko-sosio-kultural-spiritual, dengan menggunakan pola IAR PPJA

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inapmenghasilkan diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien. (D,W) (lihat juga ARK 3)

D

W

Bukti dalam RM asesmen awal pasien ranap menghasilkan diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien, dengan menggunakan pola IAR DPJP PPJA

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap harus selesai dalam waktu 24 jam atau lebih cepat sesuai dgn kondisi pasien. (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen awal rawat inap selesai dalam waktu 24 jam atau lebih cepat dengan bukti pencatatan tanggal dan jam DPJP PPJA Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien ranap menghasilkan rencana asuhan (D,W)

D

W

Bukti dalam RM asesmen awal pasien rawat inap menghasilkan rencana asuhan, dengan menggunakan pola IAR, terintegrasi sesuai dengan AP 4 EP 1 dan 2 dan PAP 2.1 DPJP PPJA MPP

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 1.2 Asesmen awal masing-masing pasien rawat jalan meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien. Elemen Penilaian AP 1.2 Telusur Skor 1. Rumah Sakit menetapkan

kerangka waktu penyelesaian asesmen awal pasien rawat jalan (rajal). (R)

R Regulasi tentang kerangka waktu penyelesaian asesmen awal pasien rawat jalan

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan meliputi riwayat kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan meliputi riwayat kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik DPJP PPJA

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan meliputi faktor bio-psiko-sosio-kultural-

D

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan meliputi faktor bio-psiko-sosio-kultural-spiritual

10 5 0

TL TS TT

Page 55: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

53INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

3

spiritual. (D,W) W

PPJA

4. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan menghasilkan diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien. (D,W) (lihat juga ARK 3)

D

W

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan menghasilkan diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien DPJP PPJA

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan menghasilkan rencana asuhan (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan menghasilkan rencana asuhan DPJP PPJA

10 5 0

TL TS TT

6. Ada bukti pelaksanaan pasien rawat jalan dengan penyakit akut/non kronis, asesmen awal diperbaharui setelah 1 (satu) bulan. (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan pasien rawat jalandengan penyakit akut /non kronis, asesmen awal diperbaharui setelah 1 (satu) bulan DPJP PPJA

10 5 0

TL TS TT

7. Ada bukti pelaksanaan pasien rawat jalan dengan penyakit kronis, asesmen awal diperbaharui setelah 3 (tiga) bulan. (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan pasien rawat jalan dengan penyakit kronis, asesmen awal diperbaharui setelah 3 (tiga) bulan DPJP PPJA

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 1.3 Asesmen awal masing-masing pasien gawat darurat meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.

Elemen Penilaian AP 1.3 Telusur Skor 1. Rumah Sakit menetapkan

kerangka waktu penyelesaian asesmen awal pasien gawat darurat. (R)

R Regulasi tentang kerangka waktu penyelesaian asesmen awal pasien gawat darurat

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien gawat daruratmeliputi riwayat kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik. (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat yang mencakup riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik. DPJP PPJA

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat meliputi faktor bio-psiko-sosio-kultural-spiritual berfokus pada kondisi pasien. (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat meliputi faktor bio-psiko-sosio-kultural-spiritual berfokus pada kondisi pasien. DPJP PPJA

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat menghasilkan diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien. (D,W) (lihat juga ARK 3 )

D

W

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat menghasilkan diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien DPJP PPJA

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat menghasilkan rencana asuhan (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat menghasilkan rencana asuhan dengan metode IAR DPJP PPJA

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 1.4 Asesmen awal pasien mencakup juga skrining status nutrisi, kebutuhan fungsional, dan kebutuhan khusus

Page 56: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

54 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

4

lainnya, kemudian dirujuk untuk asesmen dan tindakan lebih lanjut jika perlu.

Maksud dan Tujuan AP 1.4 dan AP 1.4.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian AP 1.3 Telusur Skor 1. Rumah Sakit menetapkan kriteria

risiko nutrisional yang dikembangkan bersama staf yang kompeten dan berwenang. (R)

R Regulasi tentang kriteria risiko nutrisional 10 - 0

TL -

TT

2. Pasien diskrining untuk risiko nutrisional sebagai bagian dari asesmen awal . (D,W) (lihat SKP 1 EP 4)

D

W

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan skrining risiko nutrisional PPJA Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Pasien dengan risiko nutrisional dilanjutkan dengan asesmen gizi. (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan pasien dengan risiko nutrisional dilanjutkan dengan asesmen gizi PPJA Dietisien Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 1.4.1 Asesmen awal pasien mencakup juga kebutuhan fungsional, termasuk risiko jatuh, kemudian dirujuk untuk asesmen dan tindakan lebih lanjut jika perlu. Elemen Penilaian AP 1.4.1 Telusur Skor 1. RS menetapkan kriteria asesmen

kebutuhan fungsional dan risiko jatuh, yang dikembangkan bersama staf yang kompeten dan berwenang. (R)

R Regulasi tentang kriteria asesmen kebutuhan fungsional dan risiko jatuh

10 - 0

TL -

TT

2. Pasien diskrining untuk kebutuhan fungsional termasuk risiko jatuh. (lihat SKP 6) (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang skrining kebutuhan fungsional dan risiko jatuh PPJA Pasien/Keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Pasien dengan kebutuhan fungsional lanjutan termasuk risiko jatuh, memperoleh asuhan yang sesuai ketentuan RS. (D,W)

D

W

Bukti dalam RM hasil skrining kebutuhan fungsional dan risiko jatuh memperoleh asuhan yang sesuai ketentuan RS PPJA Pasien/Keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 1.5 Semua pasien rawat inap dan rawat jalan diskrining terhadap nyeri dan jika ada nyeri dilakukan asesmen.

Maksud dan Tujuan AP 1.5 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian AP 1.5 Telusur Skor 1. RS menetapkan regulasi pasien

diskrining untuk rasa nyeri (lihat juga PAP.6, EP 1). (R)

R Regulasi tentang skrining nyeri, termasuk asesmen nyeri sesuai dengan AP 1.5 EP 2

10 - 0

TL -

TT 2. Apabila diidentifikasi ada rasa

nyeri pada asesmen awal, lakukan asesmen lebih mendalam, sesuai dengan umur pasien, dan pengukuran intensitas dan kualitas nyeri seperti karakter, kekerapan/frekuensi, lokasi dan lamanya. (D,W) (lihat juga PAP 6 EP 1)

D

W

1) Bukti dalam RM tentang skrining 2) Bukti dalam RM tentang asesmen nyeri

PPJA Pasien/Keluarga

10 5 0

TL TS TT

Page 57: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

55INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

5

3. Asesmen dicatat sedemikian sehingga memfasilitasi asesmen ulangan yang teratur dan tindak lanjut sesuai kriteria yang dikembangkan oleh RS dan kebutuhan pasien. (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang asesmen ulang rasa nyeri dan tindak lanjutnya PPJA Pasien/Keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 1.6 RS menetapkan regulasi tentang asesmen tambahan untuk populasi pasien tertentu. Maksud dan Tujuan AP 1.6 : Lihat SNARS 1 Asesmen tambahan antara lain untuk: • Neonatus • Anak • Remaja • Obstetri/maternitas • Geriatri • Pasien dengan kebutuhan untuk P3(Perencanaan Pemulangan Pasien) • Sakit terminal/menghadapi kematian • Pasien dengan rasa sakit kronik atau nyeri (intense) • Pasien dengan gangguan emosional atau pasien psikiatris • Pasien kecanduan obat terlarang atau alkohol • Korban kekerasan atau kesewenangan • Pasien dengan penyakit menular atau infeksius • Pasien yang menerima kemoterapi atau terapi radiasi • Pasien dengan sistem imunologi terganggu

Tambahan asesmen terhadap pasien ini memperhatikan kebutuhan dan kondisi mereka dalam kerangka kultural pasien. Proses asesmen disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan dan standar profesional. Elemen Penilaian AP 1.6 Telusur Skor 1. RS menetapkan regulasi tentang

asesmen tambahan untuk populasi pasien tertentu (R)

R Regulasi tentang asesmen tambahan sesuai populasi

10 - 0

TL -

TT 2. Terhadap populasi pasien tsb

dilaksanakan asesmen tambahan sesuai regulasi RS. (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang asesmen tambahan untuk populasi tertentu DPJP PPJA Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 2 RS menetapkan regulasi untuk melakukan asesmen ulang bagi semua pasien dengan interval waktu berdasarkan kondisi, tindakan, untuk melihat respons pasien, dan kemudian dibuat rencana kelanjutan asuhan dan atau rencana pulang. Maksud dan Tujuan AP 2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian AP 2 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang asesmen

ulang oleh DPJP, perawat dan PPA lainnya utk evaluasi respons pasien terhadap asuhan yang diberikan sebagai tindak lanjut. (lihat juga, ARK 3, PAP.5; PAB.6.1; MPO.7) (R)

R

Regulasi tentang asesmen ulang oleh DPJP, PPJA dan profesional pemberi asuhan ( PPA ) lainnya untuk evaluasi respons pasien ai asuhan yang diberikan sebagai tindak lanjut.

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pelaksanaan asesmen ulang medis dilaksanakan minimal satu kali sehari, termasuk akhir minggu / libur untuk pasien akut (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen ulang medis dilaksanakan minimal satu kali sehari, termasuk akhir minggu/libur untuk pasien akut DPJP Pasien/keluarga

10 - 0

TL -

TT

3. Ada bukti pelaksanaan asesmen ulang oleh perawat minimal satu kali per shift atau sesuai dengan perubahan kondisi pasien. (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen ulang oleh perawat minimal satu kali per sif atau sesuai dengan perubahan kondisi pasien PPJA Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Page 58: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

56 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

6

4. Ada bukti asesmen ulang oleh PPA lainnya dilaksanakan dengan interval sesuai regulasi RS. (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang asesmen ulang yang dilakukan oleh PPA lainnya PPA lainnya Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 2.1 RS menetapkan regulasi hasil asesmen ulang dicatat di rekam medis dan didokumentasikan dengan baik dan dapat dengan cepat dan mudah ditemukan kembali dalam rekam medis. Maksud dan Tujuan AP 2.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian AP 2.1 Telusur Skor 1. RS menetapkan pengaturan urutan

penyimpanan lembar-lembar RM agar mudah dicari kembali diakses dan terstandar, PPA dapat menemukan dan mencari kembali hasil asesmen di rekam medis. (R)

R

Regulasi tentang pengaturan urutan penyimpanan lembar RM sesuai MIRM 13 EP 5

10 - 0

TL -

TT

2. Asesmen ulang dicatat di dokumen Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT). (D)

D Bukti dalam RM tentang asesmen ulang di dokumentasikan di CPPT

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 3 RS menetapkan regulasi tentang PPA yang kompeten dan diberi kewenangan melakukan asesmen awal dan asesmen ulang. Maksud dan Tujuan AP 3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian AP 3 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang menetapkan

PPA yang kompeten dan berwenang melakukan asesmen awal, asesmen ulang dan asesmen gawat darurat. (R)

R Regulasi tentang PPA yang kompeten dan berwenang melakukan asesmen awal, asesmen ulang dan asesmen gawat darurat sesuai EP 3 dalam bentuk SPK dan RKK

10 - 0

TL -

TT

2. PPA yang kompeten dan berwenang melakukan asesmen (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang asesmen dilakukan oleh PPA yang kompeten dan berwenang PPA Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Asesmen gawat darurat dilaksanakan oleh PPA yang kompeten dan berwenang. (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang asesmen gawat darurat dilaksanakan oleh PPA yang kompetendan berwenang PPA Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 4 Profesional Pemberi Asuhan (PPA) bekerja secara tim memberikan asuhan pasien terintegrasi, masing-masing melakukan asesmen berbasis pengumpulan Informasi, melakukan analisis untuk membuat rencana asuhan (IAR), dengan DPJP sebagai ketua tim asuhan yang mengintegrasikan asuhan, termasuk menentukan prioritas kebutuhan mendesak bagi pasien rawat inap.

Maksud dan Tujuan AP 4 : Lihat SNARS 1 Hasil asesmen pasien diintegrasikan sesuai konsep pelayanan berfokus pd pasien (PCC). Hasil asesmen yang terintegrasi menjadi dasar Asuhan Pasien Terintegrasi, baik yang bersifat integrasi horisontal maupun vertikal, dengan elemen: a) DPJP sebagai ketua tim asuhan pasien (Clinical Leader) b) PPA bekerja d tim interdisiplin dgn kolaborasi interprofesional, berdasarkan Standar Pelayanan Profesi

masing-masing c) Manajer Pelayanan Pasien/ Case Manager menjaga kesinambungan pelayanan d) Proses asuhan melibatkan dan memberdayakan pasien dan keluarga. (lihat AP 4, PAP 2, PAP 5) e) Perencanaan Pemulangan Pasien / Discharge Planning terintegrasi f) Asuhan Gizi Terintegrasi (lihat PAP 5) Elemen Penilaian AP 4 Telusur Skor

Page 59: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

57INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

7

1. Ada bukti hasil asesmen awal dan asesmen ulang oleh masing-masing PPA diintegrasikan. (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang hasil asesmen awal dan asesmen ulang oleh PPA diintegrasikan PPA MPP

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti hasil asesmen dianalisis untuk membuat rencana asuhan. (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentang hasil asesmen dianalisis untuk menyusun rencana asuhan PPA MPP

10 5 0

TL TS TT

3. Berdasarkan hasil asesmen dan rencana asuhan PPA lainnya, DPJP mengintegrasikan rencana asuhan dan tindak lanjutnya. (lihat PAP 2.1, PAP 5) (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentanghasil asesmen dan rencana asuhan PPA lainnya diintegrasikan oleh DPJP DPJP PPA lainnya MPP

10 5 0

TL TS TT

PELAYANAN LABORATORIUM Standar AP 5 Pelayanan laboratorium tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan semua pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan AP 5 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian AP 5 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang

pengorganisasian dan pengaturan pelayanan laboratorium secara terintegrasi. (R)

R 1) Pedoman pengorganisasian unit laboratorium sesuai dengan TKRS 9 EP 1

2) Pedoman pelayanan unit laboratorium secara terintegrasi, termasuk EP 4 dan EP 5, sesuai dengan TKRS 10 EP 1

10 5 0

TL TS TT

2. Ada pelaksanaan pelayanan laboratorium tersedia 24 jam. (O,W)

O

W

Lihat daftar jaga, form permintaan dan hasil pemeriksaan Staf klinis Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

3. Ada daftar spesialis dalam bidang diagnostik khusus yang dapat dihubungi jika dibutuhkan (W)

W Staf laboratorium tentang daftar spesialis dalam bidang diagnostik khusus

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pemilihan laboratorium

di luar RS (pihak ketiga) untuk kerjasama berdasarkan pada sertifikat mutu dan diikuti perjanjian kerjasama sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W)

D

W

1) Bukti pemilihan laboratorium di luar RS (pihak ketiga) untuk kerjasama, berdasarkansertifikat mutu

2) Perjanjian kerjasama sesuai dengan TKRS 6 Direktur Kepala laboratorium

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti pelaksanaan rujukan laboratorium keluar RS (pihak ketiga) harus melalui laboratorium RS. (D,W)

D

W

Bukti form rujukan melalui laboratorium RS Staf laboratorium Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 5.1 RS menetapkan regulasi bahwa seorang (atau lebih) yang kompeten dan berwenang, bertanggung jawab mengelola pelayanan laboratorium Maksud dan Tujuan AP 5.1 : Lihat SNARS 1 Pelayanan laboratorium berada dibawah pimpinan seorang atau lebih yang kompeten dan memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan. Orang ini bertanggung jawab mengelola fasilitas dan pelayanan laboratorium, termasuk pemeriksaan yang dilakukan di tempat tidur pasien (POCT - point-of-care testing), juga tanggung jawabnya dalam melaksanakan regulasi RS secara konsisten, seperti pelatihan, manajemen logistik dsb. Sedangkan supervisi sehari-hari tetap dijalankan oleh pimpinan unit. Spesialisasi atau sub spesialisasi pelayanan laboratorium harus berada dibawah pengarahan seorang profesional sesuai bidangnya. Tanggung jawab penanggung jawab / koordinator pelayanan laboratorium antara lain, a) Menyusun dan evaluasi regulasi

Page 60: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

58 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

8

b) Terlaksananya pelayanan laboratorium sesuai regulasi c) Pengawasan pelaksanaan administrasi. d) Melaksanakan program kendali mutu. (PMI dan PME) e) Monitor dan evaluasi semua jenis pelayanan laboratorium. Elemen Penilaian AP 5.1 Telusur Skor 1. RS menetapkan seorang (atau

lebih) tenaga profesionaluntuk memimpin pelayanan laboratorium terintegrasi disertai uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang sesuai butir a) s/d e) dalam Maksud dan Tujuan. (R)

R Regulasi tentang penetapan seorang (atau lebih) tenaga profesional yang kompeten dan berwenang untuk memimpin pelayanan laboratorium terintegrasi disertai uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pelaksanaan penyusunan dan evaluasi regulasi. (D,W)

D

W

Bukti tentang pelaksanaan penyusunan dan evaluasi regulasi Kepala laboratorium Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan pelayanan laboratorium sesuai regulasi. (D,W)

D

W

Bukti tentang pelaksanaan pelayanan laboratorium sesuai regulasi

Kepala laboratorium Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pengawasan pelaksanaan administrasi. (D,W)

D

W

Bukti tentang pengawasan pelaksanaan administrasi Kepala laboratorium Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti pelaksanaan program kendali mutu. (D,W)

D

W

Bukti tentang pelaksanaan program kendali mutu sesuai dengan TKRS 11 dan PMKP 6 Kepala laboratorium Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

6. Ada bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi semua jenis pelayanan laboratorium. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelayanan laboratorium Kepala laboratorium Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 5.2 Semua staf laboratorium mempunyai pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk mengerjakan pemeriksaan. Maksud dan Tujuan AP 5.2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian AP 5.2 Telusur Skor 1. RS melakukan analisis pola

ketenagaan staf laboratorium yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien. (D,W)

D

W

Bukti tentang analisis pola ketenagaan sesuai dengan KKS 2 dan KKS 2.1 Kepala SDM Kepala unit laboratorium

10 5 0

TL TS TT

2. Staf laboratorium yang membuat interpretasi, memenuhi persyaratan kredensial (lihat juga KKS 4, EP 1). (D,W)

D

W

Bukti kredensial dari staf medis laboratorium yang membuat interpretasi sesuai dengan KKS 10 Komite medis Sub komite kredensial Staf medis terkait

10 5 0

TL TS TT

3. Staf laboratorium dan staf lain yang melaksanakan tes termasuk yang mengerjakan tes di ruang rawat (TRR / Point of Care Testing) pasien, memenuhi persyaratan kredensial (lihat juga KKS 4 EP 1). (D,W)

D

W

Bukti kredensial dari staf pelaksanaan tes termasuk staf klinis untuk melakukan Point of Care Testing (POCT) Staf laboratorium Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

Page 61: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

59INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

9

4. Ada pelaksanaan supervisi pelayanan laboratorium di RS. (D,W)

D

W

Bukti supervisi pelayanan laboratorium: 1) bukti form ceklis 2) bukti pelaksanaan supervisi

Kepala laboratorium

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 5.3 RS menyusun program manajemen risiko di laboratorium, dilaksanakan, dilakukan evaluasi, di dokumentasikan dan program sejalan dengan program manajemen risiko fasilitas dan program pencegahan dan pengendalian infeksi.

Maksud dan Tujuan AP 5.3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian AP 5.3 Telusur Skor 1. Ada program manajemen risiko

menangani potensi risiko di laboratorium, sesuai regulasi RS (R)

R Program tentang manajemen risiko di laboratorium sesuai dengan MFK 2, MFK 4, MFK 5 dan PKPO 3.1

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pelaksanaan program manajemen risiko sebagai bagian dari manajemen risiko RS dan program pencegahan dan pengendalian infeksi (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan program manajemen risiko merupakan bagian dari manajemen risiko RS dan program PPI

Penanggung jawab manajemen risiko PPI

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti laporan kepada pimpinan RS paling sedikit satu tahun sekali dan bila ada kejadian. (D,W)

D

W

Bukti laporan dan bila ada kejadian Komite/tim PMKP Kepala laboratorium Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

4. Ada pelaksanaan orientasi dan pelatihan berkelanjutan (ongoing) bagi staf laboratorium tentang prosedur keselamatan dan keamanan untuk mengurangi risiko serta pelatihan tentang prosedur baru yang menggunakan bahan berbahaya. (lihat MFK.11; TKRS.9; KKS.8) (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan: 1) Orientasi 2) Pelatihan berkelanjutan (ongoing) bagi staf laboratorium sesuai dengan KKS 7 dan KKS 8

Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 5.3.1 RS menetapkan regulasi bahwa unit laboratorium melaksanakan proses untuk mengurangi risiko infeksi akibat paparan bahan-bahan dan limbah biologis berbahaya. Maksud dan Tujuan AP 5.3.1 : Lihat SNARS 1 Dibawah ini diberikan daftar hal-hal yang harus ditangani dan persyaratan yang harus dilakukan,

a) pengendalian paparan aerosol b) jas laboratorium, jubah atau baju dinas harus dipakai untuk perlindungan dan mencegah kontaminasi,

termasuk fasilitas “eye washer“ dan dekontaminasi. c) almari bio-safety dipakai, jika perlu / sesuai kebutuhan d) terdapat regulasi tentang pembuangan bahan infeksius, luka tusuk, terpapar dgn bahan infeksius. Dalam

ketentuan juga diatur, prosedur dekontaminasi, siapa yang harus dihubungi untuk mendapat tindakan darurat, penempatan dan penggunaan peralatan keamanan. Untuk pengelolaan bahan berbahaya disertakan MSDS (Material Safety Data Sheet) / LDP (Lembar Data Pengaman)

e) terdapat prosedur pengumpulan, transpor, penanganan spesimen secara aman. Juga diatur larangan untuk makan, minum, pemakaian kosmetik, lensa kontak, pipet dimulut di tempat staf bekerja melakukan kegiatannya

f) staf diberi pelatihan tentang tindakan, cara penularan dan pencegahan penyakit yang ditularkan melalui darah dan komponen darah

g) terdapat prosedur untuk mencegah terpapar penyakit infeksi seperti tuberculosis, MERS dll. Bila teridentifikasi masalah praktek laboratorium atau terjadi kecelakaan, maka ada tindakan korektif, dicatat (dokumentasi), dilakukan evaluasi dan dilaporkan kpd Penangg-jawab / koordinator K3 RS. Elemen Penilaian AP 5.3.1 Telusur Skor

Page 62: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

60 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

10

1. Ada bukti unit laboratorium melaksanakan manajemen risiko fasilitas dan risiko infeksi sesuai regulasi di RS (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan: 1) manajemen risiko fasilitas sesuai dengan MFK

5 EP 3 2) risiko infeksi sesuai dengan PPI 7.1 Kepala laboratorium Staf laboratorium Penanggung jawab manajemen risiko

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaporan dan penanganan staf yang terpapar di unit laboratorium dicatat sesuai denganregulasi PPI RS dan peraturan perundang-undangan (D,W)

D

W

Bukti tentang pelaporan dan penanganan staf yang terpapar di unit laboratorium sesuai dengan PPI 5 Kepala laboratorium Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti unit laboratorium menjalankan ketentuan sesuai dengan butir a) s/d g) dalam maksud dan tujuan (D,W)

D

W

Bukti unit laboratorium menjalankan ketentuan sesuai dengan butir a) s/d g) dalam maksud dan tujuan sesuai dengan MFK 5 EP 3 Kepala laboratorium Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti dilakukan tindakan koreksi, dicatat, dievaluasi dan dilaporkan kepadapenanggung jawab/koordinator K3 RS jika muncul masalah dan terjadi kecelakaan (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan: 1) dilakukan tindakan koreksi, dicatat dan

dievaluasi 2) bukti laporan tentang masalah dan terjadi

kecelakaan K3RS Kepala laboratorium Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 5.3.2 Ada prosedur melaporkan hasil laboratorium yang kritis Maksud dan Tujuan AP 5.3.2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian AP 5.3.2 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang disusun secara

kolaboratif tentang hasil laboratorium yang kritis, pelaporan oleh siapa dan kepada siapa, dan tindak lanjutnya. (R)

R Regulasi tentang penetapan hasil laboratorium yang kritis termasuk pelaporan dan tindak lanjutnya, yang disusun secara kolaboratif

10 - 0

TL -

TT

2. Hasil laboratorium yang kritis dicatat didalam rekam medis pasien (lihat juga SKP 2 .1 EP 2 ) (D,W)

D

W

Bukti dalam RM tentanghasil laboratorium yang kritis DPJP PPJA Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti tindak lanjut dari pelaporan hasil laboratorium yang kritis secara kolaboratif. (D,W)

D

W

Bukti tentang penyusunan regulasi dan tindak lanjut dari pelaporan hasil laboratorium yang kritis secara kolaboratif. DPJP PPJA Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut terhadap seluruh proses, agar memenuhi ketentuan serta dimodifikasi sesuai kebutuhan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut terhadap seluruh proses DPJP PPJA Staf klinis Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 5.4 Rumah sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan laboratorium. Maksud dan Tujuan AP 5.4 : Lihat SNARS 1

Page 63: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

61INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

11

Elemen Penilaian AP 5.4 Telusur Skor 1. RS menetapkan kerangka waktu

penyelesaian pemeriksaan laboratorium. (R)

R Regulasi tentang kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan laboratorium, termasuk waktu penyelesaian pemeriksaan cito sesuai dengan EP 3 dan pelaksanaan evaluasinya sesuai dengan EP 2

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan laboratorium. (D,W)

D

W

Bukti pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan laboratorium sesuai dengan TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2 Staf laboratorium Penanggung jawab data

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan cito. (D,W)

D

W

Bukti pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan cito sesuai dengan TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2 Staf laboratorium Penanggung jawab data

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 5.5 RS menetapkan regulasi yang mengatur tentang uji fungsi, inspeksi, pemeliharaan, kalibrasi secara tetap (regular) terhadap semua peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan di laboratorium dan hasil pemeriksaan didokumentasikan. Maksud dan Tujuan AP 5.5 : Lihat SNARS 1 Staf laboratorium harus memastikan semua peralatan laboratorium berfungsi dgn baik dan aman bagi penggunanya. Lab menetapkan dan melaksanakan program pengelolaan peralatan laboratorium termasuk peralatan yang merupakan kerjasama dgn pihak ketiga yang meliputi, a) Uji fungsi b) Inspeksi berkala c) Pemeliharaan berkala d) Kaliberasi berkala e) Identifikasi dan inventarisasi peralatan laboratorium f) Monitoring dan tindakan terhadap kegagalan fungsi alat g) Proses penarikan (recall) h) Pendokumentasian Elemen Penilaian AP 5.5 Telusur Skor

1. Ada regulasi dan program untuk pengelolaan peralatan laboratorium yang meliputi butir a) s/d h) dalam Maksud dan Tujuan. (R)

R Program tentang pengelolaan peralatan laboratorium( lihat MFK 8 ), termasuk alat yang tersedia melalui kontrak

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan uji fungsi dan didokumentasikan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan uji fungsi oleh staf yang terlatih, dengan bukti sertifikat pelatihan di dalam file kepegawaian Operator alat

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan inspeksi berkala dan didokumentasikan. (D,W)

D

W

Bukti inspeksi: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan inspeksi oleh staf yang terlatih, dengan bukti sertifikat pelatihan di dalam file kepegawaian Operator alat Staf terkait IPSRS

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan pemeliharaan berkala dan didokumentasikan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemeliharaan berkala oleh staf yang terlatih, dengan bukti sertifikat pelatihan di dalam file kepegawaian Operator alat Staf terkait IPSRS

10 5 0

TL TS TT

Page 64: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

62 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

12

5. Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan kalibrasi berkala dan didokumentasikan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan kalibrasi berkala oleh staf yang terlatih, dengan bukti sertifikat pelatihan di dalam file kepegawaian Operator alat Staf terkait IPSRS

10 5 0

TL TS TT

6. Ada daftar inventaris peralatan laboratorium. (D)

D

Bukti daftar inventaris peralatan laboratorium. 10 5 0

TL TS TT

7. Ada bukti pelaksanaan monitoring dan tindakan terhadap kegagalan fungsi alat dan didokumentasikan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan monitoring dan tindakan terhadap kegagalan fungsi alat Operator alat Staf terkait IPSRS

10 5 0

TL TS TT

8. Ada bukti pelaksanaan bila terjadi proses penarikan (recall) dan didokumentasikan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan bila terjadi proses penarikan kembali (recall). Operator alat Staf terkait IPSRS

10 5 0

TL TS TT

9. Terhadap kegiatan a) s/d g ) dalam Maksud dan tujuan dilakukan evaluasi berkala dan tindak lanjut (D,W)

D

W

Bukti dilakukan evaluasi berkala dan tindak lanjut terhadap kegiatan a) s/d g) dalam Maksud dan Tujuan Operator alat Staf terkait IPSRS

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 5.6 Reagensia essensial dan bahan lainnya tersedia secara teratur dan di evaluasi akurasi dan presisi hasilnya

Maksud dan Tujuan AP 5.6 : lihat SNARS 1 Elemen Penilaian AP 5.6 Telusur Skor 1. RS menetapkan pengelolaan

logistik laboratorium, reagensia esensial, bahan lain yang diperlukan, termasuk kondisi bila terjadi kekosongan sesuai peraturan perundang-undangan. (lihatjuga MFK.5, EP 1). (R)

R Regulasi tentang pengelolaan logistik laboratorium, reagensia essensial termasuk bila terjadi kekosongan

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan semua reagensia esensial disimpan dan diberi label, serta didistribusi sesuai pedoman dari pembuatnya atau instruksi pada kemasannya (lihat juga MFK.5, EP 2). (D,O,W)

D O W

1) Bukti pelaksanaan semua reagensia esensial disimpan dan diberi label

2) Bukti pelaksanaan distribusi sesuai pedoman dari pembuatnya atau instruksi pada kemasannya Lihat tempat penyimpanan reagensia Staf laboratorium Staf farmasi

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan evaluasi/audit semua reagen. (D,W)

D W

Bukti pelaksanaan evaluasi/audit semua reagen: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan audit Staf laboratorium Staf farmasi

10 5 0

TL TS TT

Standar AP.5.7 Ada regulasi tentang pengambilan, pengumpulan, identifikasi, pengerjaan, pengiriman, penyimpanan, pembuangan spesimen dan dilaksanakan Maksud dan Tujuan AP.5.7 : Lihat SNARS 1 Regulasi dan implementasi meliputi,

Page 65: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

63INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

13

• Permintaan pemeriksaan • Pengambilan, pengumpulan dan identifikasi spesimen • Pengiriman, pembuangan, penyimpanan dan pengawetan spesimen • Penerimaan, penyimpanan, telusur spesimen (tracking). Tracking adalah telusur spesimen bila ada keluhan

tidak ada hasil dari suatu spesimen yang telah dikirim atau bila ada permintaan mengulang pemeriksaan. Telusur biasanya untuk spesimen yang diambil dalam waktu 24 jam.

Regulasi ini berlaku untuk spesimen yang dikirim ke laboratorium rujukan ,layanan laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan. Pada jaringan / cairan tubuh yang diambil dengan tindakan invasif, sebagai standar penetapan diagnosis dilakukan pemeriksaan patologi anatomi (laboratorium internal atau rujukan) Elemen Penilaian AP 5.7 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang pengambilan,

pengumpulan, identifikasi, pengerjaan, pengiriman, pembuangan spesimen (R)

R Regulasi tentang spesimen meliputi: 1) Pengambilan 2) Pengumpulan 3) Identifikasi 4) Pengerjaan 5) Pengiriman 6) Pembuangan

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pelaksanaan permintaan pemeriksaan oleh PPA yang kompeten dan berwenang (D,W)

D

W

Bukti permintaan pemeriksaan oleh PPA yang kompeten dan berwenang

PPA Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan pengambilan, pengumpulan dan identifikasi spesimen sesuai dengan regulasi (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pengambilan, pengumpulan dan identifikasi spesimen sesuai regulasi Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan pengiriman,

pembuangan, penyimpanan, pengawetan spesimen sesuai dengan regulasi (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pengiriman, pembuangan, penyimpanan, pengawetan spesimen Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti pelaksanaan penerimaan, penyimpanan, telusur spesimen (tracking) sesuai dengan regulasi. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan penerimaan, penyimpanan, telusur spesimen (tracking) Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

6. Ada bukti pengelolaan pemeriksaan jaringan/cairan sesuai dengan regulasi. (D,W)

D

W

Bukti pengelolaan pemeriksaan jaringan / cairan Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

7. Ditetapkan prosedur bila menggunakan laboratorium rujukan. (D)

D

Bukti pelaksanaan rujukan 10 5 0

TL TS TT

Standar AP 5.8 RS menetapkan nilai normal dan rentang nilai untuk interpretasi dan pelaporan hasil laboratorium klinis. Maksud dan Tujuan AP 5.8 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian AP 5.8 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang penetapan

dan evaluasi rentang nilai normal untuk interpretasi, pelaporan hasil laboratorium klinis. (R)

R Regulasi tentang penetapan dan evaluasi rentang nilai normal

10 - 0

TL -

TT

2. Pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan permintaan pemeriksaan tertulis disertai dengan ringkasan klinis. (D,W)

D

W

Bukti permintaan pemeriksaan laboratorium dilengkapi dengan permintaan tertulis disertai dengan ringkasan klinis DPJP Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

3. Setiap hasil pemeriksaan laboratorium dilengkapi dengan rentang nilai normal. (D)

D Bukti hasil pemeriksaan laboratorium dilengkapi denganrentang nilai normal

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 5.9 RS menetapkan regulasi untuk melaksanakan prosedur kendali mutu pelayanan laboratorium, di evaluasi dan dicatat sebagai dokumen.

Page 66: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

64 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

14

Maksud dan Tujuan AP 5.9 : Lihat SNARS 1 Kendali mutu yang baik sangat esensial bagi pelayanan laboratorium agar laboratorium dapat memberikan layanan prima. Program kendali mutu (pemantapan mutu internal – PMI) mencakup tahapan Pra-analitik, Analitik dan Pasca analitik yang memuat antara lain a) Validasi tes yang digunakan untuk tes akurasi, presisi, hasil rentang nilai b) Dilakukan surveilans hasil pemeriksaan oleh staf yang kompeten c) Reagensia di tes (lihat juga, AP.5.6) d) Koreksi cepat jika ditemukan kekurangan e) Dokumentasi hasil dan tindakan koreksi Elemen Penilaian AP 5.9 Telusur Skor 1. RS menetapkan program mutu

laboratorium klinik meliputi a) s/d e) di Maksud dan tujuan. (R)

R Program mutu laboratorium klinik,termasuk AP 5.9.1 sesuai dengan TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan validasi

metoda tes. (D,W) D

W

Bukti pelaksanaan validasi metoda tes Kepala laboratorium Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan surveilans

harian dan pencatatan hasil pemeriksaan.(D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan surveilans harian dan pencatatan hasil pemeriksaan Kepala laboratorium Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan tes reagen. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan tes reagen Kepala laboratorium Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti pelaksanaan tindakan

koreksi cepat dan dokumentasinya terhadap masalah yang timbul. (D,W

D

W

Bukti pelaksanaan tindakan koreksi cepat Kepala laboratorium Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 5.9.1 Ada proses untuk pemantapan mutu eksternal sebagai tes pembanding mutu. Maksud dan Tujuan AP 5.9.1 : lihat SNARS 1 Elemen Penilaian AP 5.9.1 Telusur Skor 1. Ada bukti pelaksanaan PME (D) D Bukti pelaksanaan PME 10

5 0

TL TS TT

2. Ada bukti tindak lanjut dari hasil PME (D)

D Bukti tindak lanjut dari hasil PME

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 5.10 Laboratorium rujukan yang bekerja sama dengan RS mempunyai ijin, terakreditasi, ada sertifikasi dari pihak yang berwenang Maksud dan Tujuan AP 5.10 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian AP 5.10 Telusur Skor 1. Ada bukti ijin dan atau sertifikasi

laboratorium rujukan. (D,W) D

W

Bukti izin dan sertifikasi laboratorium rujukan Kepala laboratorium Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan PME laboratorium rujukan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan PME laboratorium rujukan. Kepala laboratorium Staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

3. Ada staf yang bertanggung jawab

mereview dan menindak lanjuti hasil pemeriksaan laboratorium yang diberikan. (D,W)

D

W

Bukti penetapan staf yang bertanggung jawab mereview dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan dari laboratorium rujukan Kepala laboratorium Staf laboratorium terkait

10 5 0

TL TS TT

Page 67: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

65INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

15

4. Laporan tahunan PME laboratorium rujukan diserahkan kepada pimpinan RS untuk evaluasi kontrak klinis tahunan. (D,W)

D

W

Bukti laporan tahunan PME laboratorium rujukan Kepala laboratorium Staf laboratorium terkait

10 5 0

TL TS TT

PELAYANAN DARAH Standar AP 5.11 RS menetapkan regulasi tentang penyelenggaraan pelayanan darah dan menjamin pelayanan yang diberikan sesuai peraturan perundang-undangan dan standar pelayanan Maksud dan Tujuan AP 5.11, AP 5.11.1 dan AP 5.11.2 Pelayanan darah, yang diselenggarakan di RS, harus berada dibawah tanggung jawab seorang profesional dengan pendidikan, keahlian, pengalaman yang memenuhi syarat dan berdasar peraturan perundang-undangan dalam hal ini kerjasama dengan PMI (Palang Merah Indonesia). Staf tersebut bertanggung jawab terhadap semua aspek pelayanan darah di RS. Lingkup pelayanan meliputi penetapan, pelaksanaan, dokumentasi dan proses untuk, a) Permintaan darah b) Penyimpanan darah c) Tes kecocokan d) Distribusi darah Elemen Penilaian AP 5.11 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang penyediaan

dan pelayanan darah meliputi a) s/d d) pada maksud dan tujuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (R)

R Regulasi tentang penyediaan dan pelayanan darah, termasuk bank darah RS

10 5 0

TL TS TT

2. Pemberian darah harus mendapatkan persetujuan dari pasien atau keluarga, yang sebelumnya telah mendapatkan penjelasan tentang tujuan, manfaat, risiko dan komplikasi pemberian transfusi darah dan produk darah. (D,W) (Lihat juga HPK.2.1 EP 4, SKP 1 EP 4)

D

W

1) Bukti tentang penjelasan tentang tujuan, manfaat, risiko dan komplikasi pemberian transfusi darah dan produk darah

2) Bukti persetujuan pemberian darah dan produk darah sesuai dengan PAB 7.1

PPA Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti dilaksanakan monitoring dan evaluasi pemberian transfusi darah dan produk darah dan dilaporkan bila terjadi reaksi transfusi. (D,W) (Lihat juga PAP 3.3 dan PMKP 9.2 EP 2)

D

W

1) Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi pemberian transfusi darah dan produk darah

2) Bukti pelaksanaan laporan bila terjadi reaksi transfusi sesuai dengan PMKP 9.2 EP 2

Staf klinis Penanggung jawab manajemen risiko Tim KPRS

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 5.11.1 RS menetapkan regulasi bahwa seorang profesional yang kompeten dan berwenang, bertanggung jawab untuk penyelenggaraan pelayanan darah dan menjamin pelayanan yang diberikan sesuai peraturan perundangan dan standar pelayanan Elemen Penilaian AP 5.11.1 Telusur Skor 1. Seorang profesional yang

kompeten dan berwenang, ditetapkan bertanggungjawab untuk pelayanan darah dan tranfusi (lihat juga, PAP.3.3; TKRS.9) (R)

R Regulasi tentang penetapan penanggung jawab pelayanan darah dan transfusi yang kompeten dan berwenang

10 - 0

TL -

TT

2. Ada supervisi meliputi a) s/d d) di maksud dan tujuan.(D,W)

D

W

Bukti supervisi : Bukti form check list (ceklis) Bukti pelaksanaan supervisi Penanggung jawab pelayanan darah

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 5.11.2 RS menetapkan program dan pelaksanaan kendali mutu pelayanan darah sesuai peraturan perundang-undangan

Page 68: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

66 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

16

Elemen Penilaian AP 5.11.2 Telusur Skor 1. Ditetapkan program kendali mutu.

(R) R Regulasi tentang program kendali mutu sesuai

dengan TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2 10 - 0

TL -

TT 2. Ada bukti pelaksanaan program

kendali mutu. (D,W) D

W

Bukti pelaksanaan program kendali mutu Kepala unit pelayanan Penanggung jawab data

10 5 0

TL TS TT

PELAYANAN RADIODIAGNOSTIK, IMAJING DAN RADIOLOGI INTERVENSIONAL

Standar AP 6 Pelayanan Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional (RIR ) tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien, semua pelayanan ini memenuhi peraturan perundang undangan Maksud dan Tujuan AP 6 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian AP 6 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang

pengorganisasian dan pengaturan pelayanan Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional (RIR ) secara terintegrasi (R)

R 1) Pedoman pengorganisasian Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional (RIR ) sesuai dengan TKRS 9 EP 1

2) Pedoman pelayanan Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional (RIR) secara terintegrasi, termasuk EP 4 dan EP 5, sesuai dengan TKRS 10 EP 1

10 5 0

TL TS TT

2. Ada pelayanan Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional ((RIR ) tersedia 24 jam (O, W)

O

W

Lihat daftar jaga, form permintaan dan hasil pemeriksaan Staf klinis Staf RIR

10 5 0

TL TS TT

3. Ada daftar spesialis dalam bidang diagnostik khusus dapat dihubungi jika dibutuhkan ( D,W )

D

W

Daftar dokter spesialis dalam bidang diagnostik khusus Staf RIR tentang daftar spesialis dalam bidang diagnostik khusus

10 5 0

TL TS TT

4. Pemilihan RIR di luar RS (pihak ketiga) untuk kerjasama berdasarkan pada sertifikat mutu dan diikuti perjanjian kerjasama sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W)

D

W

1) Bukti pemilihan RIR di luar RS (pihak ketiga) untuk kerjasama, berdasarkan sertifikat mutu

2) Perjanjian kerjasama sesuai dengan TKRS 6 Sesuai dengan AP 6.8 EP 1 Direktur Kepala RIR

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti pelaksanaan rujukan RIR keluar RS (pihak ketiga) harus melalui RIR RS. (D,W)

D

W

Bukti form rujukan melalui RIR RS Staf RIR Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 6.1 RS menetapkan regulasi bahwa seorang (atau lebih) yang kompeten dan berwenang, bertanggung-jawab mengelola pelayanan RIR Maksud dan Tujuan AP 6.1 : Lihat SNARS 1 Pelayanan RIR berada dibawah pimpinan seorang atau lebih yang kompeten dan berwenang memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan. Orang ini bertanggung jawab mengelola fasilitas dan pelayanan RIR , termasuk pemeriksaan yang dilakukan di tempat tidur pasien (point-of-care testing), juga tanggung jawabnya dalam melaksanakan regulasi RS secara konsisten, seperti pelatihan, manajemen logistik, dsb. Sedangkan supervisi sehari hari tetap dijalankan oleh pimpinan unit yang mengerjakan pemeriksaan. Spesialisasi atau sub spesialisasi pelayanan radiologi harus berada dibawah pengarahan seorang profesional sesuai bidangnya. Tanggung-jawab pimpinan pelayanan RIR.

a) Menyusun dan evaluasi regulasi b) Terlaksananya pelayanan RIR sesuai regulasi c) Pengawasan pelaksanaan administrasi. d) Melaksanakan program kendali mutu. e) Memonitor dan evaluasi semua jenis pelayanan RIR

Elemen Penilaian AP 6.1 Telusur Skor

Page 69: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

67INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

17

1. Rumah sakit menetapkan seorang (atau lebih) tenaga profesional untuk memimpin pelayanan RIR terintegrasi disertai uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang sesuai butir a) sampai dengan e) dalam maksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang penetapan seorang (atau lebih) tenaga profesional yang kompeten dan berwenang untuk memimpin pelayanan RIR disertai uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan penyusunan dan evaluasi regulasi. (D,W)

D

W

Bukti tentang pelaksanaan penyusunan dan evaluasi regulasi Kepala RIR Staf RIR

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan pelayanan RIR sesuai regulasi. (D,W)

D

W

Bukti tentang pelaksanaan pelayanan RIR sesuai regulasi

Kepala RIR Staf RIR

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pengawasan pelaksanaan administrasi. (D,W)

D

W

Bukti tentang pengawasan pelaksanaan administrasi Kepala RIR Staf RIR

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti pelaksanaan program kendali mutu. (D,W)

D

W

Bukti tentang pelaksanaan program kendali mutu sesuai dengan TKRS 11 dan PMKP 6 Kepala RIR Staf RIR

10 5 0

TL TS TT

6. Ada bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi semua jenis pelayanan RIR (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelayanan RIR Kepala RIR Staf RIR

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 6.2 Semua staf RIR mempunyai pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk mengerjakan pemeriksaan. Maksud dan Tujuan AP 6.2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian AP 6.2 Telusur Skor 1. RS melakukan analisis pola

ketenagaan staf RIR yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien (D,W) (lihat juga TKRS 9.Ep2. PMKP 6 EP2)

D

W

Bukti tentang analisis pola ketenagaan sesuai dengan KKS 2 dan KKS 2.1 Kepala SDM Kepala RIR

10 5 0

TL TS TT

2. Staf RIR dan staf lain yang melaksanakan tes termasuk yang mengerjakan pelayanan pasien di tempat tidur (point-of-care test) pasien, memenuhi persyaratan kredensial (lihat juga KPS.4, EP 1). (D,W)

D

W

Bukti kredensial dari staf pelaksanaan tes termasuk staf klinis untuk melakukan Point of Care Testing (POCT) Komite medis Sub komite kredensial Staf medis terkait

10 5 0

TL TS TT

3. Staf RIR yang membuat interpretasi / ekpertise, memenuhi persyaratan kredensial. (lihat juga KPS.4, EP 1). (D,W)

D

W

Bukti kredensial dari staf medis RIR yang membuat interpretasi sesuai dengan KKS 10 Staf RIR Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

4. Ada pelaksanaan supervisi pelayanan RIR di RS. (D,W )

D

W

Bukti supervisi pelayanan (RIR I): 1) bukti form ceklis 2) bukti pelaksanaan supervisi

Kepala RIR

10 5 0

TL TS TT

Page 70: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

68 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

18

Standar AP 6.3 RS menyusun program manajemen risiko di pelayanan RIR, dilaksanakan, dilakukan evaluasi, di dokumentasikan dan program sejalan dengan progar manajemen risiko fasilitas dan program pencegahan dan pengendalian infeksi. (lihat juga MFK 5) Maksud dan Tujuan AP.6.3 dan AP 6.3.1 : Lihat SNARS 1 Manajemen keamanan radiasi meliputi, a) Kepatuhan terhadap standar yang berlaku dan peraturan perundang-undangan b) Kepatuhan terhadap standar dari manjemen fasilitas, radiasi dan program pencegahan dan pengendalian

infeksi c) Tersedianya APD sesuai pekerjaan dan bahaya yang dihadapi d) Orientasi bagi semua staf pelayanan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional (RIR ) tentang

praktek dan prosedur keselamatan e) Pelatihan (in service training) bagi staf untuk pemeriksaan baru dan menangani bahan berbahaya produk

baru (lihat juga, MFK.4; MFK.4.1; MFK.5) Elemen Penilaian AP 6.3 Telusur Skor 1. RS menetapkan program

manajemen risiko menangani potensi risiko keamanan radiasi di pelayanan RIR sesuai butir a) s/d e) dalam Maksud dan Tujuan. (R,) ( lihat juga MFK 4 EP 1)

R Program tentang manajemen risiko di RIR sesuai dengan MFK 2, MFK 4, MFK 5 dan PKPO 3.1

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan program manajemen risiko yang merupakan bagian dari manajemen risiko RS (radiasi) dan program pencegahan dan pengendalian infeksi (D,W )

D

W

Bukti pelaksanaan program manajemen risiko merupakan bagian dari manajemen risiko RS dan program PPI

Penanggung jawab manajemen risiko PPI

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti laporan kepada pimpinan RS paling sedikit satu tahun sekali dan bila ada kejadian. (D,W) (lihat juga MFK 3)

D

W

Bukti laporan dan bila ada kejadian Komite/tim PMKP Kepala RIR Staf RIR

10 5 0

TL TS TT

4. Diadakan orientasi dan pelatihan berkelanjutan (ongoing) bagi staf RIR tentang prosedur keselamatan dan keamanan untuk mengurangi risiko serta pelatihan tentang prosedur baru yang menggunakan bahan berbahaya (lihat juga, MFK.11; TKRS.9; KPS.8) (D,O,W)

D

W

Bukti pelaksanaan: 1) Orientasi 2) Pelatihan berkelanjutan (ongoing) bagi staf RIR sesuai dengan KKS 7 dan KKS 8

Staf RIR

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 6.3.1 Rumah Sakit menetapkan bagaimana mengidentifikasi dosis maksimun radiasi untuk setiap pemeriksaan Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional Elemen Penilaian AP 6.3.1 Telusur Skor 1. RS menetapkan regulasi sebelum

dilakukan pemeriksaan RIR harus ada penjelasan dari Radiolognya dan harus ada persetujuan dari pasien atau keluarga (R)

R Regulasi tentang : 1) Proses identifikasi dosis maksimun radiasi

untuk setiap RIR sesuai EP 2 2) Penjelasan dari Radiolog sebelum dilakukan

RIR 3) Persetujuan dari pasien atau keluarga

sebelum dilakukan pemeriksaan RIR 4) Risiko radiasi diidentifikasi sesuai EP 4

10 5 0

TL TS TT

2. RS melaksanakan identifikasi dosis maksimun radiasi untuk setiap pemeriksaan RIR , (D,W).

D

W

Bukti identifikasi dosis maksimun radiasi untuk setiap pemeriksaan (RIR ), Staf RIR dapat menjelaskan berapa dosis maximum radiasi.

10 5 0

TL TS TT

Page 71: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

69INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

19

3. Ada pelaksanaan edukasi tentang dosis untuk pemeriksaan imaging (D.W)

D

W

Bukti pelaksanaan edukasi tentang dosis untuk pemeriksaan imaging Staf RIR dapat menjelaskan pelaksanaan edukasi tentang dosis untuk pemeriksaan imaging

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti risiko radiasi diidentifikasi melalui proses yang spesifik atau alat yang spesifik, untuk staf dan pasien yang mengurangi risiko (apron, TLD, thermoluminescent dosimeter, dan yang sejenis) (lihat MFK 5 EP 3) (D,O,W)

D

O

W

Bukti identifikasi risiko radiasi . Memperhatikan bagaimana mereka menggunakan alat untuk mengurangi risiko radiasi a.l. APD (Alat Pelindung Diri) Staf RIR dapat menjelaskan bagaimana mereka menggunakan alat untuk mengurangi risiko radiasi

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 6.4 RS menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional. Maksud dan Tujuan AP 6.4 : lihat SNARS 1 Elemen Penilaian AP 6.4 Telusur Skor 1. RS menetapkan kerangka waktu

penyelesaian pemeriksaan RIR (R) R Regulasi tentang kerangka waktu penyelesaian

pemeriksaan RIR, termasuk waktu penyelesaian pemeriksaan cito sesuai dengan EP 3 dan pelaksanaan evaluasinya sesuai dengan EP 2

10 5 0

TL TS TT

2. Dilakukan pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan RIR. (D,W)

D W

Bukti pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan RIR sesuai dengan TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2 Staf RIR Penanggung jawab data

10 5 0

TL TS TT

3. Dilakukan pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan cito. (D,W) (lihat juga, PAB.7)

D W

Bukti pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan cito sesuai dengan TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2 Staf RIR Penanggung jawab data

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 6.5 RS menetapkan regulasi yang mengatur tentang uji fungsi, inspeksi, pemeliharaan, kalibrasi secara tetap (regular) terhadap semua peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan di bagian Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional dan hasil pemeriksaan didokumentasikan. Maksud dan Tujuan AP 6.5 : Lihat SNARS 1 Staf RIR harus memastikan semua peralatan RIR berfungsi dengan baik dan aman bagi pengguna /petugas dan pasien. Pengadaan peralatan pelayanan RIR agar secara bertahap kearah teknologi radiologi digital dan dapat dilakukan dengan teleradiologi. Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional (RIR ) menetapkan dan melaksanakan program pengelolaan peralatan RIR termasuk peralatan yang merupakan kerjasama dengan pihak ketiga yang meliputi, a) Uji fungsi b) Inspeksi berkala c) Pemeliharaan berkala d) Kaliberasi berkala e) Identifikasi dan inventarisasi peralatan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional. f) Monitoring dan tindakan terhadap kegagalan fungsi alat g) Proses penarikan (recall) h) Pendokumentasian (lihat juga, MFK.8; MFK.8.1) Elemen Penilaian AP 6.5 Telusur Skor 1. Ada regulasi dan program untuk

pengelolaan peralatan pelayanan RIR yang meliputi butir a) s/d h) dalam Maksud dan Tujuan. (R)

R Program tentang pengelolaan peralatan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional ( lihat MFK 8 ), termasuk alat yang tersedia melalui kontrak

10 5 0

TL TS TT

Page 72: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

70 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

20

2. Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan uji fungsi dan didokumentasikan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan uji fungsi oleh staf yang terlatih, dengan bukti sertifikat pelatihan di dalam file kepegawaian Operator alat

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan inspeksi berkala dan didokumentasikan. (D,W)

D

W

Bukti inspeksi: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan inspeksi

oleh staf yang terlatih, dengan bukti sertifikat pelatihan di dalam file kepegawaian Operator alat Staf terkait IPSRS

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan pemeliharaan berkala dan didokumentasikan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemeliharaan berkala oleh staf yang terlatih, dengan bukti sertifikat pelatihan di dalam file kepegawaian Operator alat Staf terkait IPSRS

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan kalibrasi berkala dan didokumentasikan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan kalibrasi berkala oleh staf yang terlatih, dengan bukti sertifikat pelatihan di dalam file kepegawaian Operator alat Staf terkait IPSRS

10 5 0

TL TS TT

6. Ada daftar inventaris peralatan pelayanan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional (RIR ). (D.W) (lihat juga MFK.8, EP 2)

D

W

Bukti daftar inventaris peralatan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional Operator alat Staf terkait IPSRS

10 5 0

TL TS TT

7. Ada bukti pelaksanaan monitoring dan tindakan terhadap kegagalan fungsi alat dan didokumentasikan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan monitoring dan tindakan terhadap kegagalan fungsi alat Operator alat Staf terkait IPSRS

10 5 0

TL TS TT

8. Ada bukti pelaksanaan bila terjadi proses penarikan (recall) dan didokumentasikan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan bila terjadi proses penarikan kembali (recall). Operator alat Staf terkait IPSRS

10 5 0

TL TS TT

9. Terhadap kegiatan a) sampai dengan h) dalam Maksud dan tujuan dilakukan evaluasi berkala dan tindak lanjut ( D,W )

D

W

Bukti dilakukan evaluasi berkala dan tindak lanjut terhadap kegiatan a) s/d h ) dalam Maksud dan Tujuan Operator alat Staf terkait IPSRS

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 6.6 Film X-ray dan bahan lainnya tersedia secara teratur. Maksud dan Tujuan AP 6.6 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian AP 6.6 Telusur Skor 1. RS menetapkan film x-ray dan

bahan lain yang diperlukan (lihat juga MFK.5, EP 1). (R)

R Regulasi tentang film x-ray dan bahan lain yang diperlukan

10 5 0

TL TS TT

Page 73: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

71INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

21

2. Ada regulasi tentang pengelolaan logistik Film x-ray, reagens, dan bahan lainnya, termasuk kondisi bila terjadi kekosongan sesuai peraturan perundang-undangan. (R). (lihat juga MFK 5 EP 2)

R Regulasi tentang pengelolaan logistik Film x-ray, reagens, dan bahan lainnya termasuk bila terjadi kekosongan

10 5 0

TL TS TT

3. Semua film x-ray disimpan dan diberi label, serta didistribusi sesuai pedoman dari pembuatnya atau instruksi pada kemasannya (lihat juga MFK.5, EP 2). (D,O,W)

D

O

W

1) Bukti pelaksanaan semua film x-ray disimpan dan diberi label

2) Bukti pelaksanaan distribusi sesuai pedoman dari pembuatnya atau instruksi pada kemasannya Lihat tempat penyimpanan film x-ray Staf Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi

Intervensional Staf farmasi

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan evaluasi/audit semua perbekalan terkait pemeriksaan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan evaluasi/audit semua perbekalan terkait pemeriksaan: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan audit

Staf RIR Staf farmasi

10 5 0

TL TS TT

Standar AP 6.7 RS menetapkan program kendali mutu, dilaksanakan, divalidasi dan didokumentasikan. Maksud dan Tujuan AP 6.7 : Lihat SNARS 1 Kendali mutu yang baik sangat penting untuk menjamin pelayanan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional (RIR ) yang prima (lihat juga, TKRS.11). Prosedur kendali mutu memuat: a) Validasi metoda tes digunakan untuk presisi dan akurasi b) Pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing oleh staf radiologi yang kompeten dan berwenang c) Koreksi cepat jika diketemukan masalah d) Audit terhadap a.l : film, kontras, kertas USG, cairan developer, fixer e) Dokumentasi hasil dan tindakan koreksi Elemen Penilaian AP.6.7 Telusur Skor 1. RS menetapkan program mutu

pelayanan RIR meliputi a) s/d e) sesuai maksud dan tujuan. (lihat juga TKRS 11 )(R)

R Program mutu RIR, sesuai dengan TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan validasi tes metoda (D,W)

D W

Bukti pelaksanaan validasi metoda tes Kepala RIR Staf RIR

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pengawasan harian hasil

pemeriksaan imajing oleh staf radiologi yang kompeten dan berwenang. (D,W)

D W

Bukti pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing Kepala RIR Staf RIR

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan koreksi cepat jika diketemukan masalah. (D,W)

D W

Bukti pelaksanaan tindakan koreksi cepat Kepala RIR Staf RIR

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti audit terhadap antara

lain : film, kontras, kertas USG, cairan developer, fixer. (D,W)

D W

Bukti pelaksanaan audit. Kepala RIR Staf RIR

10 5 0

TL TS TT

6. Ada dokumentasi hasil dan

tindakan koreksi. (D,W) D W

Bukti dokumentasi hasil dan tindakan koreksi Kepala RIR Staf RIR

10 5 0

TL TS TT

Page 74: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

72 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

22

Standar AP 6.8 RS bekerja sama dgn Pelayanan Radiodiagnostik Imajing Radiologi intervensional rujukan yang sudah terakreditasi. Maksud dan Tujuan AP 6.8 : lihat SNARS 1 Elemen Penilaian AP 6.8 Telusur Skor 1. Ada bukti ijin atau sertifikasi RIR

rujukan ( D ) D Bukti izin dan sertifikasi RIR rujukan sesuai

dengan AP 6. EP4 Kepala RIR rujukan Staf RIR

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan kontrol mutu pelayanan RIR rujukan. (D,W)

D W

Bukti pelaksanaan kontrol mutu pelayanan RIR rujukan Kepala RIR Staf RIR

10 5 0

TL TS TT

3. Ada Staf yang bertanggung jawab mereview dan menindaklanjuti atas hasil kontrol mutu dari pelayanan RIR rujukan, dan mereview hasil kontrol mutu (D,W)

D W

Bukti penetapan staf yang bertanggung jawab mereview dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan dari RIR rujukan Kepala RIR Staf RIR terkait

10 5 0

TL TS TT

4. Laporan tahunan hasil kontrol mutu pelayanan RIR rujukan diserahkan kepada pimpinan RS untuk evaluasi kontrak klinis tahunan (D)

D Bukti laporan tahunan hasil kontrol mutu pelayanan RIR rujukan

10 5 0

TL TS TT

Page 75: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

73INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

1

PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)

PEMBERIAN PELAYANAN UNTUK SEMUA PASIEN Standar PAP 1 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk pemberian asuhan yang seragam kepada pasien. Maksud dan Tujuan PAP 1 : Lihat SNARS 1 Asuhan pasien yang seragam terefleksi sebagai berikut: a) akses untuk asuhan dan pengobatan yang memadai dan diberikan oleh PPA yang kompeten tidak

bergantung pada hari setiap minggu atau waktunya setiap hari (“3-24-7”); b) penggunaan alokasi sumber daya yang sama, antara lain staf klinis dan pemeriksaandiagnostik untuk memenuhi

kebutuhan pasien pada populasi yang sama; c) pemberian asuhan yang diberikan kepada pasien, contoh pelayanan anestesi sama di semua unit

pelayanan di rumah sakit; d) pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama menerima asuhan keperawatan yang setara

di seluruh rumah sakit; e) penerapan serta penggunaan regulasi dan form dalam bidang klinis antara lain metode asesmen IAR

(Informasi, Analisis, Rencana), form asesmen awal-asesmen ulang, panduan praktik klinis (PPK), alur klinis terintegrasi/clinical pathway, pedoman manajemen nyeri, dan regulasi untuk berbagai tindakan antara lain water sealed drainage, pemberiantransfusi darah, biopsi ginjal, pungsi lumbal, dsb.

Elemen Penilaian PAP 1 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan regulasi

bagi pimpinan unit pelayanan untuk bekerja sama memberikan proses asuhan seragam dan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. (R)

R Regulasi tentang pelayanan yang seragam dengan memuat butir a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan

10 5 0

TL TS TT

2. Asuhan seragam diberikan sesuai persyaratan sesuai butir a) sampai dengan e) dimaksud dan tujuan PAP 1. (D,W)

D

W

Bukti di rekam medis tentang asuhan seragam sesuai butir a) sampai dengan e)

DPJP PPJA MPP Kepala/staf unit pelayanan Pasien

10 5 0

TL TS TT

Standar PAP 2 Ditetapkan proses untuk melakukan integrasi serta koordinasi pelayanan dan asuhan kepada setiap pasien Maksud dan Tujuan PAP 2 : Lihat SNARS 1 Pelaksanaan Asuhan Pasien Terintegrasi pusatnya adalah pasien dan mencakup elemen antara lain sebagai berikut: Keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga. (lihat PAP 4, PAP 2, PAP 5); DPJP sebagai Ketua tim PPA (Clinical Team Leader); PPA bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional, antara lain

memakai Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan PPA lainnya disertai Alur Klinis terintegrasi/Clinical Pathway, dan Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi/CPPT;

Perencanaan Pemulangan Pasien/Discharge Planning terintegrasi; Asuhan Gizi Terintegrasi (lihat PAP 5); Manajer Pelayanan Pasien/Case Manager. Pendokumentasian di rekam medis merupakan alat untuk memfasilitasi dan menggambarkan integrasi serta koordinasi asuhan. Secara khusus, setiap PPA mencatat observasi dan pengobatan di rekam medis pasien. Demikian juga, setiap hasil atau simpulan dari rapat tim atau diskusi pasien dicatat dlm CPPT. (lihat juga PAP5, EP 2)

Elemen Penilaian PAP 2 Telusur Skor 1. Ada regulasi yangmengatur

pelayanan dan asuhan terintegrasi di dan antar berbagai unit pelayanan. (R)

R Regulasi tentang pelayanan dan asuhan terintegrasi, termasuk tentang : 1) pengintegrasian pelayanan oleh MPP/

CaseManager 2) integrasi asuhan pasien sesuai butir-butir di

maksud-tujuan 3) asesmen dengan metode IAR

10 5 0

TL TS TT

Page 76: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

74 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

2

4) EP 2 dan 3, serta PAP 2.1 EP 3, 4, 5 5) komunikasi antar PPA dan

pendokumentasiannya sesuai EP 4 2. Rencana asuhan diintegrasikan dan

dikoordinasikan di dan antar berbagai unit pelayanan. (lihat juga ARK 2, EP 3). (D,O,W)

D

O

W

Bukti di rekam medis tentang rencana asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan antar berbagai unit pelayanan, juga untuk bukti PAP 2.1, PAP 5. Lihat form antara lain form CPPT, form tindakan askep/nurse’s note, form MPP PPA Kepala unit Pelayanan MPP

10 5 0

TL TS TT

3. Pemberian asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan antar berbagai unit pelayanan. (D,O,W)

D

O

W

Bukti di rekam medis tentang rencana asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan antar berbagai unit pelayanan, juga untuk bukti PAP 2.1, PAP 5. Lihat form antara lain form CPPT, form tindakan askep/nurse’s note, form MPP PPA Kepala unit Pelayanan MPP

10 5 0

TL TS TT

4. Hasil atau simpulan rapat dari tim PPA atau diskusi lain tentang kerjasama didokumentasikan dalam CPPT. (D,W)

D

W

Bukti di rekam medis tentang simpulan rapat dari Tim PPA atau komunikasi keseharian dalam asuhan terintegrasi antar PPA PPA

10 5 0

TL TS TT

Standar PAP 2.1 Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan di dokumentasikan Catatan: satu rencana asuhan terintegrasi dengan sasaran-sasaran yang diharapkan oleh PPA lebih baik daripada rencana terpisah oleh PPA masing-masing. Rencana asuhan yang baik menjelaskan asuhan individual, objektif, dan sasaran dapat diukur untuk memudahkan asesmen ulang serta revisi rencana asuhan. (lihat PPK 4) Elemen Penilaian PAP 2.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi asuhan untuk setiap

pasien direncanakan oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP), perawat, dan PPA lainnya sesudah pasien masuk rawat inap. (R)

R

Regulasi tentang rencana asuhan oleh PPA dengan metode IAR, termasuk tentang EP 2, 3, 4 dan 5

10 5 0

TL TS TT

2. Rencana asuhan dibuat untuk setiap pasien dan dicatat oleh PPA yang memberikan asuhan di rekam medis pasien. (D,W)

D

W

Bukti di rekam medis tentang rencana asuhan PPA PPA

10 5 0

TL TS TT

3. Rencana asuhan pasien terintegrasi dibuat dengan sasaran berdasar atas data asesmen awal dan kebutuhan pasien. (D,W)

D

W

Bukti di rekam medis tentang rencana asuhan pasien terintegrasi dengan sasaran PPA

10 5 0

TL TS TT

4. Rencana asuhan dievaluasi secara berkala sesuai dengan kondisi pasien, dimutakhirkan, atau direvisi oleh tim PPA berdasar atas asesmen ulang. (D,W)

D

W

Bukti di rekam medis tentang evaluasi rencana asuhan secara berkala PPA

10 5 0

TL TS TT

5. Perkembangan tiap pasien dievaluasi berkala dan dibuat notasi pada CPPT oleh DPJP sesuai dengan kebutuhan dan diverifikasi harian oleh DPJP. (D,W)

D

W

Bukti di rekam medis tentang perkembangan pasien dievaluasi berkala dan dibuat notasi pada CPPT oleh DPJP sesuai dengan kebutuhan dan diverifikasi harian oleh DPJP PPA

10 5 0

TL TS TT

Page 77: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

75INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

3

Standar PAP 2.2 Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur metode memberi instruksi Maksud dan Tujuan PAP 2.2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PAP 2.2 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan regulasi

tata cara pemberian instruksi. (R) R Regulasi tentang tata cara pemberian instruksi

termasuk tentang EP 3 dan 4 10 - 0

TL -

TT 2. Instruksi diberikan hanya oleh

mereka yang kompeten dan berwenang (lihat KKS 3). (D,W)

D

W

Bukti pemberian intruksi oleh PPA, disertai SPK dan RKK PPA

10 5 0

TL TS TT

3. Permintaan untuk pemeriksaan laboratorium dan diagnostik imajing harus disertai indikasi klinis apabila meminta hasilnya berupa interpretasi. (D,W)

D

W

Bukti form pemeriksaan laboratorium dan diagnostik imajing memuat indikasi klinis DPJP Staf unit laboratorium Staf unit radiologi

10 5 0

TL TS TT

4. Instruksi didokumentasikan di lokasi tertentu di dalam berkas rekam medis pasien. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pemberian instruksi PPA

10 5 0

TL TS TT

Standar PAP 2.3 Rumah sakit menetapkan regulasi tindakan klinis dan diagnostik yang diminta, dilaksanakan dan diterima hasilnya, serta disimpan di berkas rekam medis pasien Maksud dan Tujuan PAP 2.3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PAP 2.3 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang tindakan klinis

dan diagnostik serta pencatatannya di rekam medis. (R)

R

Regulasi tentang tindakan klinis dan tindakan diagnostik serta pencatatannya di rekam medis, termasuk tentang EP 2, 3 dan 4

10 5 0

TL TS TT

2. Staf yang meminta beserta apa alasan dilakukan tindakan dicatat di rekam medis pasien. (D)

D

Bukti dalam rekam medis tentang alasan permintaan

10 5 0

TL TS TT

3. Hasil tindakan dicatat di rekam medis pasien. (D)

D

Bukti di rekam medis tentang hasil tindakan 10 5 0

TL TS TT

4. Pada pasien rawat jalan bila dilakukan tindakan diagnostik invasif/berisiko harus dilakukan asesmen serta pencatatannya dalam rekam medis. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang asesmen bila dilakukan tindakan diagnostik invasif/berisiko DPJP Kepala/staf unit pelayanan diagnostik antara

lain Unit Laboratorium, Unit Radiologi

10 5 0

TL TS TT

Standar PAP 2.4 Pasien dan keluarga diberi tahu tentang hasil asuhan dan pengobatan termasuk hasil asuhan yang tidak diharapkan. Maksud dan Tujuan PAP 2.4 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PAP 2.4 Telusur Skor 1. Pasien dan keluarga diberikan

informasi tentang hasil asuhan dan pengobatan (lihat juga HPK 2.1.1, EP 1). (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian informasi hasil asuhan dan pengobatan DPJP PPA lainnya Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

2. Pasien dan keluarga diberikan informasi tentang hasil asuhan dan pengobatan yang tidak diharapkan (lihat juga HPK 2.1.1, P 2). (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian informasi hasil asuhan dan pengobatan yang tidak diharapkan DPJP PPA lainnya Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN PENYEDIAAN PELAYANAN RISIKO TINGGI

Page 78: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

76 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

4

Standar PAP 3 Rumah sakit menetapkan regulasi bahwa asuhan pasien risiko tinggi dan pemberian pelayanan risiko tinggi diberikan berdasar atas panduan praktik klinis dan peraturan perundangan-undangan.

Maksud dan Tujuan PAP 3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PAP 3 Telusur Skor 1. Ada regulasi proses identifikasi

pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi sesuai dengan populasi pasiennya serta penetapan risiko tambahan yang mungkin berpengaruh pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi. (R)

R Regulasi tentang proses identifikasi pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi sesuai dengan populasi pasiennya, disertai penetapan risiko tambahan yang mungkin berpengaruh pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi, termasuk EP 2 dan EP 4

10 5 0

TL TS TT

2. Staf dilatih untuk pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi. (D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan pelatihan staf tentang pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi Lihat materi pelatihan staf DPJP PPA lainnya Staf klinis Diklat

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi. (D,O,W)

D

O

W

Bukti di rekam medis tentang pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi Lihat bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi DPJP PPA lainnya Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pengembangan pelayanan risiko tinggi dimasukkan ke dalam program peningkatan mutu rumah sakit. (D,W)

D

W

Bukti pelayanan risiko tinggi dimasukkan ke dalam program peningkatan mutu rumah sakit Komite/tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

DETEKSI (MENGENALI) PERUBAHAN KONDISI PASIEN Standar PAP 3.1 Staf klinis dilatih untuk mendeteksi (mengenali) perubahan kondisi pasien memburuk dan mampu melakukan tindakan. Maksud dan Tujuan PAP 3.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PAP 3.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi pelaksanaan early

warning system (EWS). (R) R Regulasi untuk pelaksanaan early warning system

(EWS) 10 - 0

TL -

TT 2. Ada bukti staf klinis dilatih

menggunakan EWS. (D,W) D

W

Bukti pelaksanaan pelatihan staf klinis tentang EWS Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti staf klinis mampu melaksanakan EWS. (D,W,S)

D

W

S

Bukti di rekam medis tentang pelaksanaan EWS Staf klinis Peragaan pelaksanaan skoring EWS

10 5 0

TL TS TT

4. Tersedia pencatatan hasil EWS. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan EWS Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

PELAYANAN RESUSITASI

Page 79: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

77INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

5

Standar PAP 3.2 Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area rumah sakit Maksud dan Tujuan PAP 3.2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PAP 3.2 Telusur Skor 1. Ada regulasi pelayanan resusitasi

yang tersedia dan diberikan selama 24 jam setiap hari di seluruh area rumah sakit, serta peralatan medis untuk resusitasi dan obat untuk bantuan hidup dasar terstandar sesuai dengan kebutuhan populasi pasien (lihat PAB 3, EP 3). (R)

R Regulasi tentang pelayanan resusitasi 10 - 0

TL -

TT

2. Di seluruh area rumah sakit bantuan hidup dasar diberikan segera saat dikenali henti jantung-paru dan tindak lanjut diberikan kurang dari 5 menit. (W,S)

W

S

Tim code blue Staf klinis Peragaan BHD Peragaan aktivasi code blue (lihat KKS 8.1 EP 1

dan 2)

10 5 0

TL TS TT

3. Staf diberi pelatihan pelayanan resusitasi. (D,W)

D

W

Bukti pelatihan tentang pelayanan resusitasi (lihat KKS 8.1 EP 1 dan 2) Staf klinis Staf RS Diklat

10 5 0

TL TS TT

Maksud dan Tujuan PAP 3.3 s/d PAP 3.9 : Lihat SNARS 1 Regulasi harus dibuat secara khusus untuk kelompok pasien yang berisiko atau pelayanan yang berisiko tinggi agar tepat dan efektif dalam mengurangi risiko terkait. Sangatlah penting bahwa regulasi mengatur hal tersebut. a. Bagaimana perencanaan dibuat termasuk identifikasi perbedaan pasien dewasa dengan anak atau keadaan

khusus lain b. Dokumentasi yang diperlukan oleh pelayanan secara tim untuk bekerja dan

berkomunikasi secara efektif c. Pertimbangan persetujuan khusus bila diperlukan d. Persyaratan pemantauan pasien d. Kompetensi atau keterampilan yang khusus staf yg terlibat dalam proses asuhan e. Ketersediaan dan penggunaan peralatan khusus

Pengobatan risiko tinggi lainnya selain kemoterapi termasuk antara lain radioterapi, KCl pekat, heparin, dsb. Catatan: untuk standarPAP 3.3 s.d. PAP 3.9 maka elemen a) sampai dengan f) pada maksud dan tujuan harus tercermin dalam regulasi yang disyaratkan.

PELAYANAN DARAH Standar PAP 3.3 Pelayanan darah dan produk darah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan PAP 3.3 : Lihat SNARS 1 Pelayanan darah dan produk darah harus diberikan sesuai dengan peraturan perundang-perundangan meliputi antara lain: a) pemberian persetujuan (informed consent); b) pengadaan darah; c) identifikasi pasien; d) pemberian darah; e) monitoring pasien; f) identifikasi dan respons terhadap reaksi transfusi.

Staf kompeten dan berwenang melaksanakan pelayanan darah dan produk darah serta melakukan monitoring dan evaluasi. Elemen Penilaian PAP 3.3 Telusur Skor 1. Ada regulasi pelayanan darah dan

produk darah meliputi butir a) sampai dengan f) pada maksud dan tujuan (lihat AP 5.11 EP 2). (R)

R Regulasi tentang pelayanan darah dan produk darah meliputi butir a) sampai dengan f) pada maksud dan tujuan.

10 5 0

TL TS TT

Page 80: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

78 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

6

2. Ada bukti pelaksanaan proses meliputi a) sampai dengan f) pada maksud dan tujuan. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pelayanan darah dan produk darah meliputi butir a) sampai dengan f) Staf klinis Staf BDRS (Bank Darah RS)

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti staf yang kompeten dan berwenang melaksanakan pelayanan darah dan produk darah serta melakukan monitoring dan evaluasi (lihat AP 5.11, EP 1). (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pelayanan darah dan produk darah meliputi butir a) sampai dengan f) dan berkas kredensial staf klinis Staf klinis Staf BDRS (Bank Darah RS)

10 5 0

TL TS TT

PELAYANAN PASIEN KOMA DAN YANG MENGGUNAKAN VENTILATOR Standar PAP 3.4 Rumah sakit menetapkan regulasi asuhan pasien yang menggunakan alat bantu hidup dasar atau pasien koma. Elemen Penilaian PAP 3.4 Telusur Skor 1. Ada regulasi asuhan pasien alat

bantu hidup dasar atau pasien koma. (R)

R Regulasi tentang asuhan pasien dengan alat bantu hidup dasar atau pasien koma

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien dengan alat bantu hidup sesuai dengan regulasi. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan asuhan pasien dengan alat bantu hidup PPA Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien koma sesuai dengan regulasi. (D,W

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan asuhan pasien koma PPA Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

PELAYANAN PASIEN PENYAKIT MENULAR DAN PENURUNAN DAYA TAHAN (IMMUNO-SUPPRESSED) Standar PAP 3.5 Regulasi mengarahkan asuhan pasien penyakit menular dan immuno-suppressed. Elemen Penilaian PAP 3.5 Telusur Skor 1. Ada regulasi asuhan pasien

penyakit menular dan immuno-suppressed. (R)

R

Regulasi tentang asuhan pasien penyakit menular dan immuno-suppressed

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien penyakit menular sesuai dengan regulasi. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan asuhan pasien penyakit menular PPA Staf klinis IPCN/IPCLN

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien immuno-suppressed sesuai dengan regulasi. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan asuhan pasien immuno-suppressed PPA Staf klinis IPCN/IPCLN

10 5 0

TL TS TT

PELAYANAN PASIEN DIALISIS Standar PAP 3.6 Regulasi mengarahkan asuhan pasien dialisis (cuci darah). Elemen Penilaian PAP 3.6 Telusur Skor 1. Ada regulasi asuhan pasien dialisis.

(R) R Regulasi tentang asuhan pasien dialisis termasuk EP

3. 10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien dialisis sesuai dengan regulasi. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan asuhan pasien dialisis PPA Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

Page 81: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

79INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

7

3. Ada bukti dilakukan evaluasi kondisi pasien secara berkala. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan asesmen ulang berkala PPA Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

PELAYANAN PASIEN RESTRAINT Standar PAP 3.7 Rumah sakit menetapkan pelayanan penggunaan alat penghalang (restraint). Elemen Penilaian PAP 3.7 Telusur Skor 1. Ada regulasi pelayanan

penggunaan alat penghalang (restraint). (R)

R Regulasi tentang pelayanan penggunaan alat penghalang (restraint), termasuk tentang informed consentnya dan EP 3.

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan pelayanan penggunaan alat penghalang (restraint) sesuai dengan regulasi. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan pelayanan penggunaan alat penghalang (restraint) PPA Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti dilakukan evaluasi pasien secara berkala. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan evaluasi pasien secara berkala Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

PELAYANAN PASIEN POPULASI KHUSUS Standar PAP 3.8 Rumah sakit memberikan pelayanan khusus terhadap pasien usia lanjut, mereka yang cacat, anak, serta populasi yang berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dengan risiko bunuh diri. Elemen Penilaian PAP 3.8 Telusur Skor 1. Ada regulasi pelayanan khusus

terhadap pasien yang lemah, lanjut usia, anak, dan yang dengan ketergantungan bantuan, serta populasi yang berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dengan risiko bunuh diri. (R)

R

Regulasi tentang pelayanan khusus terhadap pasien yang lemah, lanjut usia, anak, dan yang dengan ketergantungan bantuan, serta populasi yang berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dengan risiko bunuh diri.

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien yang lemah dan lanjut usia yang tidak mandiri menerima asuhan sesuai dengan regulasi. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang asuhan pasien yang lemah dan lanjut usia yang tidak mandiri PPA Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien anak dan anak dengan ketergantungan sesuai dengan regulasi. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang asuhan pasien anak dan anak dengan ketergantungan PPA Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan asuhan terhadap populasi pasien dengan risiko kekerasan dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dengan risiko bunuh diri sesuai dengan regulasi. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang asuhan terhadap populasi pasien dengan risiko kekerasan dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dengan risiko bunuh diri. (lihat MFK 4 EP 4) PPA Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

PELAYANAN PASIEN KEMOTERAPI DAN TERAPI LAIN YANG BERISIKO TINGGI Standar PAP 3.9 Rumah sakit memberikan pelayanan khusus terhadap pasien yang mendapat kemoterapi atau pelayanan lain yang berisiko tinggi (misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan radiologi intervensi). Elemen Penilaian PAP 3.9 Telusur Skor 1. Ada regulasi pelayanan khusus

terhadap pasien yang mendapat kemoterapi atau pelayanan lain yang berisiko tinggi. (R)

R Regulasi pelayanan khusus terhadap: 1) pasien yang mendapat kemoterapi 2) pelayanan lain yang berisiko tinggi

10 5 0

TL TS TT

Page 82: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

80 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

8

2. Ada bukti pelaksanaan pelayanan pasien yang mendapat kemoterapi sesuai dengan regulasi. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan pelayanan pasien yang mendapat kemoterapi PPA Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan pelayanan risiko tinggi lain (misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan radiologi intervensi) sesuai dengan regulasi. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan pelayanan risiko tinggi lain (misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan radiologi intervensi) PPA Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

MAKANAN DAN TERAPI GIZI Standar PAP 4 Tersedia berbagai pilihan makanan sesuai dengan status gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinisnya. Maksud dan Tujuan PAP 4 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PAP 4 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan regulasi

yang berkaitan dengan pelayanan gizi. (R)

R Regulasi pelayanan gizi, termasuk EP 2, 3, 4, 5 dan 6 (bila diizinkan)

10 5 0

TL TS TT

2. Rumah sakit menyediakan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien. (D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan tentang penyediaan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien Lihat rekam medis dan form pelayanan gizi Staf klinis Dietisien Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti proses pemesanan makanan pasien sesuai dengan status gizi dan kebutuhan pasien serta dicatat di rekam medis. (D,O,W)

D

O

W

Bukti pemesanan makanan pasien sesuai dengan status gizi dan kebutuhan pasien Lihat rekam medis dan form pelayanan gizi Staf klinis Dietisien

10 5 0

TL TS TT

4. Makanan disiapkan dan disimpan dengan mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan. (O,W)

O

W

Lihat proses penyiapan dan penyimpanan makanan Staf klinis Dietisien Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

5. Distribusi makanan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan kebutuhan. (D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan distribusi makanan dilaksanakan tepat waktu Lihat form pelayanan gizi Staf klinis Dietisien Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

6. Jika keluarga membawa makanan bagi pasien, mereka diberi edukasi tentang pembatasan diet pasien dan risiko kontaminasi serta pembusukan sesuai dengan regulasi. (D,O,W,S)

D

O

W

S

Bukti materi edukasi tentang pembatasan diet pasien dan risiko kontaminasi serta pembusukan Lihat form pemberian edukasi Staf klinis Dietisien Pasien/keluarga Peragaan pemberian edukasi

10 5 0

TL TS TT

7. Makanan yang dibawa keluarga atau orang lain disimpan secara benar untuk mencegah kontaminasi. (D,O,W)

D

O

Bukti pencatatan penyimpanan makanan yang dibawa keluarga atau orang lain Lihat tempat penyimpanan

10 5 0

TL TS TT

Page 83: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

81INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

9

W Staf klinis Dietisien Pasien/keluarga

Standar PAP 5 Pasien dengan risiko nutrisi menerima terapi gizi terintegrasi. Maksud dan Tujuan PAP 5 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PAP 5 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan regulasi

untuk terapi gizi terintegrasi. (R) R

Regulasi tentang asuhan dan terapi gizi terintegrasi, termasuk EP 2, 3, 4

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pemberian terapi gizi terintegrasi pada pasien risiko nutrisi. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pemberian terapi gizi terintegrasi pada pasien risiko nutrisi PPA Staf klinis Dietisien

10 5 0

TL TS TT

3. Asuhan gizi terintegrasi mencakup rencana, pemberian, dan monitor terapi gizi. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang asuhan gizi terintegrasi mencakup rencana, pemberian, dan monitor terapi gizi PPA Staf klinis Dietisien

10 5 0

TL TS TT

4. Evaluasi dan monitoring terapi gizi dicatat di rekam medis pasien. (lihat AP 2 EP 1). (D)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang evaluasi dan monitoring terapi gizi PPA Staf klinis Dietisien Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

PENGELOLAAN NYERI Standar PAP 6 Rumah sakit menetapkan pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri. Maksud dan Tujuan PAP 6 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PAP 6 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan regulasi

pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri. (R)

R Regulasi tentang pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri, termasuk EP 2, 3, 4, 5

10 5 0

TL TS TT

2. Pasien nyeri menerima pelayanan untuk mengatasi nyeri sesuai dengan kebutuhan. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan pelayanan untuk mengatasi nyeri sesuai dengan kebutuhan PPA Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang pelayanan untuk mengatasi nyeri sesuai dengan latar belakang agama, budaya, nilai-nilai pasien, dan keluarga. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang edukasi kepada pasien-keluarga mengenai pelayanan untuk mengatasi nyeri sesuai dengan latar belakang agama, budaya, nilai-nilai pasien-keluarga PPA Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Page 84: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

82 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

10

4. Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang kemungkinan timbulnya nyeri akibat tindakan yang terencana, prosedur pemeriksaan, dan pilihan yang tersedia untuk mengatasi nyeri. (D,W,S)

D

W

S

Bukti dalam rekam medis tentang edukasi kepada pasien-keluarga mengenai kemungkinan timbulnya nyeri akibat tindakan yang terencana, prosedur pemeriksaan, dan pilihan yang tersedia untuk mengatasi nyeri PPA Staf klinis Pasien/keluarga

Peragaan pemberian edukasi

10 5 0

TL TS TT

5. Rumah sakit melaksanakan pelatihan pelayanan mengatasi nyeri untuk staf. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pelatihan staf tentang nyeri PPA Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

PELAYANAN DALAM TAHAP TERMINAL Standar PAP 7 Dilakukan asesmen dan asesmen ulang terhadap pasien dalam tahap terminal dan keluarganya sesuai dengan kebutuhan mereka.

Maksud dan Tujuan PAP 7 : Lihat SNARS 1 Asesmen dan asesmen ulang bersifat individual agar sesuai dengan kebutuhan pasien dalam tahap terminal (dying) dan keluarganya. Asesmen dan asesmen ulang harus menilai kondisi pasien seperti: a) gejala mual dan kesulitan pernapasan; b) faktor yang memperparah gejala fisik; c) manajemen gejala sekarang dan respons pasien; d) orientasi spiritual pasien dan keluarga serta keterlibatan dalam kelompok agama tertentu; e) keprihatinan spiritual pasien dan keluarga seperti putus asa, penderitaan, dan rasa bersalah; f) status psikososial pasien dan keluarganya seperti kekerabatan, kelayakan perumahan, pemeliharaan

lingkungan, cara mengatasi, serta reaksi pasien dan keluarganya menghadapi penyakit; g) kebutuhan bantuan atau penundaan layanan untuk pasien dan keluarganya; h) Kebutuhan alternatif layanan atau tingkat layanan; i) Faktor risiko bagi yang ditinggalkan dalam hal cara mengatasi dan potensi reaksi patologis atas kesedihan.

Elemen Penilaian PAP 7 Telusur Skor 1. Ada regulasi asesmen awal dan

ulang pasien dalam tahap terminal meliputi butir a) sampai dengan i) pada maksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang asesmen awal dan ulang pasien terminal meliputi butir a) sampai dengan i) pada maksud dan tujuan, termasuk butir a) s/d f) di PAP 7.1

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti skrining dilakukan pada pasien yang diputuskan dengan kondisi harapan hidup yang kecil sesuai dengan regulasi. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang skrining pasien yang diputuskan dengan kondisi harapan hidup yang kecil PPA Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Pasien dalam tahap terminal dilakukan asesmen awal dan asesmen ulang. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang asesmen awal dan asesmen ulang PPA Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

4. Hasil asesmen menentukan asuhan dan layanan yang diberikan. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang penentuan asuhan dan layanan yang diberikan sebagai hasil asesmen PPA Keluarga

10 5 0

TL TS TT

5. Asuhan dalam tahap terminal memperhatikan rasa nyeri pasien. (lihat juga HPK 2.2). (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang asuhan dalam tahap terminal memperhatikan rasa nyeri pasien PPA Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

Page 85: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

83INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

11

Pasien/keluarga

Standar PAP 7.1 Rumah sakit memberikan pelayanan pasien dalam tahap terminal dengan memperhatikan kebutuhan pasien dan keluarga serta mengoptimalkan kenyamanan dan martabat pasien yang didokumentasikan dalam rekam medis. Maksud dan Tujuan PAP 7.1 : Lihat SNARS 1 Pasien dalam tahap terminal membutuhkan asuhan dengan rasa hormat dan empati yang terungkap dalam asesmen (lihat PAP 1.7). Untuk melaksanakan ini, staf diberi pemahaman tentang kebutuhan pasien yang unik saat dalam tahap terminal. Kepedulian staf terhadap kenyamanan dan kehormatan pasien harus menjadi prioritas semua aspek asuhan pasien selama pasien berada dalam tahap terminal. Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola asuhan pasien dalam tahap terminal. Proses ini meliputi: a) intervensi pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri; b) memberikan pengobatan sesuai dengan gejala dan mempertimbangkan keinginan pasien dan keluarga; c) menyampaikan secara hati-hati soal sensitif seperti autopsi atau donasi organ; d) menghormati nilai, agama, serta budaya pasien dan keluarga; e) mengajak pasien dan keluarga dalam semua aspek asuhan; f) memperhatikan keprihatinan psikologis, emosional, spiritual, serta budaya pasien dan keluarga.

Elemen Penilaian PAP 7 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan regulasi

pelayanan pasien dalam tahap terminal meliputi butir a) sampai dengan f) pada maksud dan tujuan. (R)

R

Regulasi tentang pelayanan pasien dalam tahap terminal, meliputi EP 2, 3, 4, 5, 6.

10 5 0

TL TS TT

2. Staf diedukasi tentang kebutuhan unik pasien dalam tahap terminal. (D,W)

D

W

Bukti materi edukasi kepada staf tentang kebutuhan unik pasien dalam tahap terminal PPA Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

3. Pelayanan pasien dalam tahap terminal memperhatikan gejala, kondisi, dan kebutuhan kesehatan atas hasil asesmen. (lihat PAP 1.7 EP 1). (D, W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang hasil asesmen pasien tahap terminal PPA Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

4. Pelayanan pasien dalam tahap terminal memperhatikan upaya mengatasi rasa nyeri pasien (lihat juga HPK 2.2). (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang upaya mengatasi rasa nyeri pasien dalam tahap terminal PPA Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

5. Pelayanan pasien dalam tahap terminal memperhatikan kebutuhan biopsiko- sosial, emosional, budaya, dan spiritual. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang kebutuhan biopsiko- sosial, emosional, budaya, dan spiritual pasien dalam tahap terminal PPA Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

6. Pasien dan keluarga dilibatkan dalam keputusan asuhan termasuk keputusan do not resuscitate/DNR. (lihat juga HPK 2). (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang melibatkan pasien dan keluarga dalam keputusan asuhan termasuk keputusan do not resuscitate/DNR PPA Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Page 86: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

84 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

Page 87: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

85INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

1

PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)

Standar PAB 1 Rumah Sakit menyediakan pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan pelayanan tsb memenuhi peraturan perundang-undangan dan standar profesi. Maksud dan Tujuan PAB 1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PAB 1 Telusur Skor 1. Rumah Sakit menetapkan regulasi

tentang pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam yang memenuhi standar profesi, peraturan perundang-undangan (R)

R Regulasi tentang pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam

10 - 0

TL -

TT

2. Pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam yang adekuat, reguler dan nyaman, tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien (O,W)

O

W

Lihat proses pelayanan sedasi moderat dan dalam dan anestesi Kepala unit terkait Staf anestesi

10 - 0

TL - TT

3. Pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam (termasuk pelayanan yang diperlukan untuk kegawat daruratan) tersedia 24 jam. (O,W)

O

W

Lihat sumber daya untuk pelayanan anestesi sedasi moderat dan dalam untuk gawat darurat tersedia 24 jam Kepala IGD / unit terkait Staf anestesi

10 5 0

TL TS TT

Standar PAB 2 Ada staf medis anestesi yang kompeten dan berwenang, bertangung -jawab untuk mengelola pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam Maksud dan Tujuan PAB 2 : Lihat SNARS 1 Pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam berada dibawah penangg-jawab pelayanan anestesi yang memenuhi peraturan perundang-undanganan. Tanggung jawab pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam meliputi: a) mengembangkan, menerapkan, dan menjaga regulasi b) melakukan pengawasan administratif c) menjalankan program pengendalian mutu yang dibutuhkan d) memonitor dan evaluasi pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam Elemen Penilaian PAB 2 Telusur Skor 1. Ada regulasi RS yangmengatur

pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam seragam di seluruh RS (lihat PAP 1 EP 1) dan berada dibawah tanggung jawab seorang dokter anestesi sesuai peraturan perundang-undangan (lihat TKRS 5). (R)

R Regulasi tentang: 1) Pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam

yang seragam dan terintegrasi diseluruh tempat pelayanan di rumah sakit

2) Penetapan penanggung jawab pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam disertai uraiang tugas, tanggung jawab dan wewenang serta rencana kegiatan

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti penanggung jawab pelayanan anestesi mengembangkan, melaksanakan, menjaga regulasi seperti elemen a) sampai dengan d) di maksud dan tujuan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan rencana kegiatan penanggung jawab pelayanan anestesi sesuai uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang meliputi elemen a sampai dengan d pada maksud dan tujuan (KKS 2.3 EP 3) Penanggung jawab pelayanan anestesi Staf anestesi

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti penanggung jawab menjalankan program pengendalian mutu. (D,W)

D

W

Bukti penanggung jawab pelayanan anestesi melaksanakan PMKP pelayanan anestesi dan sedasi Penanggung jawab pelayanan anestesi Staf anestesi

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan supervisi dan evaluasi pelaksanaan pelayanan anestesi, sedasi

D

Bukti supervisi pelaksanaan anestesi, sedasi moderat dan dalam: 1) Form ceklis

10 5 0

TL TS TT

Page 88: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

86 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

2

moderat dan dalam di seluruh bagian Rumah Sakit . (D,W)

W

2) Bukti pelaksanaan supervisi Penanggung jawab pelayanan anestesi Staf anestesi

Standar PAB 2.1 Program mutu dan keselamatan pasien pada pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam dilaksanakan dan didokumentasikan Maksud dan Tujuan PAB 2.1 : Lihat SNARS 1 Pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam merupakan suatu tindakan yang berisiko, karena itu perencanaannya dan pelaksanaannya membutuhkan tingkat kehati-hatian dan akurasi tinggi. Sehubungan dengan hal itu RS menetapkan program mutu dan keselamatan pasien pada pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam yang merupakan bagian dari program mutu dan keselamatan pasien meliputi antara lain tapi tidak terbatas pada: a) pelaksanaan asesmen pra sedasi dan pra anestesi b) proses monitoring status fisiologis selama anestesi c) proses monitoring proses pemulihan anestesi dan sedasi dalam d) evaluasi ulang bila terjadi konversi tindakan dari lokal/regional ke general. Elemen Penilaian PAB 2.1 Telusur Skor

1. RS menetapkan program mutu dan keselamatan pasien dalam pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam (lihat PMKP 2.1). (R)

R

Regulasi tentang penetapan pengukuran mutu dan pelaporan insiden keselamatan pasien dalam pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam, sesuai TKRS 11 EP 1

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan asesmen pra sedasi dan pra anestesi. (D,W)

D

W

Bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan asesmen pra sedasi dan pra anestesi, berupa analisis data, termasuk kepatuhan terhadap standar Penanggung jawab pelayanan anestesi Staf anestesi Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti monitoring dan evaluasi proses monitoring status fisiologis selama anestesi. (D,W)

D

W

Bukti monitoring dan evaluasi status fisiologis selama anestesi dan sedasi, berupa analisis data, termasuk kepatuhan terhadap standar Penanggung jawab pelayanan anestesi Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti monitoring dan evaluasi proses monitoring ,proses pemulihan anestesi dan sedasi dalam. (D,W)

D

W

Bukti monitoring dan evaluasi proses pemulihan pasca anestesi dan sedasi, berupa analisis data, termasuk kepatuhan terhadap standar Penanggung jawab pelayanan anestesi Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti monitoring dan evaluasi evaluasi ulang bila terjadi konversi tindakan dari lokal/regional ke general. (D,W)

D

W

Bukti monitoring dan evaluasi konversi tindakan dari lokal/regional ke general, berupa analisis data, termasuk kepatuhan terhadap standar Penanggung jawab pelayanan anestesi Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

6. Ada bukti pelaksanaan program mutu dan keselamatan pasien dalam anestesi, sedasi moderat dan dalam dan diintegrasikan dengan program mutu RS (lihat PMKP 2.1). (D,W)

D

W

Bukti dokumentasi pelaksanaan program mutu dan keselamatan pasien dalam anestesi dan sedasi sudah diintegrasikan dengan program PMKP RS Penanggung jawab pelayanan anestesi Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

PELAYANAN DAN ASUHAN SEDASI Standar PAB 3 Pemberian sedasi moderat dan dalam dilakukan sesuai regulasi yang ditetapkan Maksud dan Tujuan PAB 3 : Lihat SNARS 1 Prosedur pemberian sedasi moderat dan dalam yang diberikan secara intravena, tidak tergantung berapa dosisnya. Prosedur pemberian sedasi dilakukan seragam ditempat pelayanan di dalam RS termasuk unit diluar kamar

Page 89: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

87INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

3

operasi. Karena prosedur pemberian sedasi, seperti layaknya anestesi, mengandung risiko potensial kpd pasien. Pemberian sedasi kpd pasien harus dilakukan seragam dan sama di semua tempat di RS. Pelayanan sedasi yang seragam meliputi : a) kualifikasi staf yang memberikan sedasi b) peralatan medis yang digunakan c) bahan yang dipakai d) cara pemonitoran di RS Oleh sebab itu RS harus menetapkan pedoman spesifik tentang hal tsb diatas Elemen Penilaian PAB 3 Telusur Skor 1. Ada regulasi RS yang menetapkan

pemberian sedasi yang seragam di semua tempat di RS sesuai peraturan perundang-undangan ditetapkan dan dilaksanakan sesuai elemen a) sampai dengan d) spt yang disebut di maksud dan tujuan (R)

R Regulasi tentang pelayanan sedasi yang seragam di semua tempat di RS termasuk untuk PAB 3.2 EP 1 sampai dengan 3

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pelaksanaan sedasi sesuai regulasi yang ditetapkan (D,O,W)

D

O

W

Bukti dokumentasi pelaksanaan sedasi Lihat sumber daya untuk pelayanan sedasi Penanggung jawab pelayanan anestesi Staf anestesi

10 5 0

TL TS TT

3. Peralatan emergency tersedia dan digunakan sesuai dengan jenis sedasi, umur dan kondisi pasien (D,O)

D

O

Daftar peralatan dan obat-obat emergensi untuk pelayanan sedasi Lihat ketersediaan sumber daya sesuai daftar

10 5 0

TL TS TT

4. Staf yang terlatih dan berpengalaman dalam memberikan bantuan hidup lanjut (advance) harus selalu tersedia dan siaga selama tindakan sedasi dikerjakan (D,O,W)

D

O

W

Daftar dinas PPA yang kompeten dan berwenang untuk memberikan bantuan hidup lanjut (advance) selama tindakan sedasi dilakukan Lihat daftar dinas dan ketersediaan sumber daya Penanggung jawab pelayanan anestesi Staf anestesi

10 5 0

TL TS TT

Standar PAB 3.1 Para profesional pemberi asuhan (PPA) yang kompeten dan berwenang memberikan pelayanan sedasi moderat dan dalam serta melaksanakan monitoring

Maksud dan Tujuan PAB 3.1 : Lihat SNARS 1 Kualifikasi dokter, dokter gigi, atau atau petugas lain yang bertanggung jawab terhadap pasien yang menerima tindakan sedasi sangat penting. Pemahaman berbagai cara memberikan sedasi terkait pasien dan jenis tindakan yang diberikan, akan menaikkan toleransi pasien terhadap rasa tidak nyaman, rasa sakit dan atau risiko komplikasi. Komplikasi terkait pemberian sedasi terutama gangguan jantung dan paru. Sertifikasi dalam bantuan hidup lanjut sangat penting. Sbg tambahan, pengetahuan tentang farmakologi zat sedasi yang digunakan, termasuk zat reversal, mengurangi risiko terjadi kejadian yang tidak diharapkan Karena itu staf yang bertanggung jawab memberikan sedasi harus kompeten dan berwenang dalam hal: a) Teknik dan berbagai macam cara sedasi b) Farmakologi obat sedasi dan penggunaaan zat reversal (antidote-nya) c) Memonitor pasien dan d) Bertindak jika ada komplikasi (lihat juga, KKS.10) Staf lain yang kompeten dapat melakukan pemantauan dibawah supervisi secara terus menerus terhadap parameter fisiologis pasien dan memberi bantuan dalam hal tindakan resusitasi. Orang yang bertanggung jawab melakukan pemonitoran, harus kompeten dalam: e) pemonitoran yang diperlukan f) bertindak jika ada komplikasi g) penggunaaan zat reversal (anti-dot) h) kriteria pemulihan (lihat juga, KKS.3) Elemen Penilaian PAB 3.1 Telusur Skor

Page 90: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

88 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

4

1. PPA yang bertanggung jawab memberikan sedasi adalah staf yang kompeten dalam hal paling sedikit a) sampai dengan d) di maksud dan tujuan (R)

R Regulasi berupa SPK dan RKK staf anestesi yang melakukan sedasi

10 5 0

TL TS TT

2. PPA yang bertanggung jawab melakukan pemantauan selama diberikan sedasi adalah staf yang kompeten dalam hal, paling sedikit e) sampai dengan h) di maksud dan tujuan (R)

R

Regulasi berupa SPK dan RKK staf anestesi yang melakukan monitoring sedasi

10 5 0

TL TS TT

3. Kompetensi semua staf yang terlibat dalam sedasi tercatat dalam dokumen kepegawaian (lihat KKS 5) (D,W)

D

W

Bukti kredensial pada file kepegawaian (KKS 6) Penanggung jawab pelayanan anestesi Staf anestesi Kepala SDM

10 5 0

TL TS TT

Standar PAB 3.2 RS menetapkan regulasi untuk tindakan sedasi (moderat dan dalam) baik cara memberikan dan memantau berdasarkan panduan praktik klinis

Maksud dan Tujuan PAB 3.2 : Lihat SNARS 1 Tingkat kedalaman sedasi berlangsung dan berlanjut dari mulai ringan sampai sedasi dalam dan pasien dapat menjalaninya dari satu tingkat ke tingkat yang lain. Banyak faktor berpengaruh terhadap respons pasien dan ini selanjutnya mempengaruhi tingkat sedasi pasien. Faktor-faktor yang berpengaruh adalah obat yang dipakai, cara pemberian obat dan dosis, umur pasien (anak, dewasa, lanjut usia), dan riwayat kesehatan pasien. Contoh, ada riwayat kerusakan organ utama, obat yang diminum mungkin berinteraksi dengan obat sedasi, alergi obat, ada efek samping obat anestesi atau sedasi yang lalu. Jika status fisik pasien berisiko tinggi, dipertimbangkan pemberian tambahan kebutuhan klinis lainnya dan diberikan tindakan sedasi yang sesuai. Asesmen pra sedasi membantu menemukan faktor yang dapat berpengaruh pada respons pasien terhadap tindakan sedasi dan juga dapat ditemukan hal penting dari hasil monitor selama dan sesudah sedasi. Profesional pemberi asuhan (PPA) yang kompeten dan berwenang melakukan asesmen pra sedasi sbb : a) mengidentifikasi setiap masalah saluran pernapasan yang dapat mempengaruhi jenis sedasi b) evaluasi pasien terhadap risiko tindakan sedasi. c) merencanakan jenis sedasi dan tingkat kedalaman sedasi yang diperlukan pasien berdasar sedasi yang

diterapkan d) pemberian sedasi secara aman dan e) evaluasi dan menyimpulkan temuan dari monitor selama dan sesudah sedasi Elemen Penilaian PAB 3.2 Telusur Skor 1. Dilakukan asesmen pra sedasi dan

dicatat dalam rekam medis yang sekurang-kurangnya berisikan a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan, untuk evaluasi risiko dan kelayakan tindakan sedasi bagi pasien sesuai regulasi yang ditetapkan RS. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang asesmen pra sedasi dengan konsep IAR sesuai PPK Penanggung jawab pelayanan anestesi Staf anestesi

10 5 0

TL TS TT

2. Seorang yang kompeten melakukan pemantauan pasien selama sedasi dan mencatat hasil monitor dalam rekam medis (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pemantauan sedasi oleh staf anestesi yang kompeten sesuai PPK Penanggung jawab pelayanan anestesi Staf anestesi

10 5 0

TL TS TT

3. Kriteria pemulihan digunakan dan didokumentasikan setelah selesai tindakan sedasi.(D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang pemulihan sesuai PPK Penanggung jawab pelayanan anestesi Staf anestesi

10 5 0

TL TS TT

Standar PAB 3.3 Risiko, manfaat dan alternatif berhubungan dengan tindakan sedasi moderat dan dalam didiskusikan dengan pasien dan keluarga pasien atau dengan mereka yang membuat keputusan yang mewakili pasien. Maksud dan Tujuan PAB 3.3: Lihat SNARS 1

Page 91: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

89INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

5

Elemen Penilaian PAB 3.3 Telusur Skor 1. Pasien dan atau keluarga atau

pihak lain yang berwenang yang memberikan keputusan dijelaskan tentang risiko, keuntungan dan alternatif tindakan sedasi. (D,W)

D

W

Bukti pemberian penjelasan tentang risiko, keuntungan dan alternatif tindakan sedasi Dokter anestesi Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

2. Pasien dan keluarga atau pihak lain yangg berwenang diberi edukasi tentang pemberian analgesi pasca tindakan sedasi. (D,W)

D

W

Bukti pemberian penjelasan tentang pemberian analgesi pasca tindakan sedasi sesuai MKE 9 EP 4 Dokter anestesi Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Dokter spesialis anestesi melaksanakan edukasi dan mendokumentasikannya. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanan edukasi sesuai MKE 9 EP 4 Dokter anestesi Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

PELAYANAN DAN ASUHAN ANESTESI Standar PAB 4 Profesional pemberi asuhan (PPA) yang kompeten dan berwenang pada pelayanan anestesi melakukan asesmen pra anestesi Maksud dan Tujuan PAB 4 dan PAB 4.1 : Lihat SNARS 1 Karena anestesi mengandung risiko tinggi, pemberiannya harus direncanakan dengan hati hati. Asesmen pra anestesi adalah dasar dari perencanaan ini, untuk mengetahui temuan apa pada monitor selama anestesi dan setelah anestesi, dan juga untuk menentukan obat analgesi apa untuk pasca operasi. Asesmen pra anestesi, berbasis IAR (Informasi, Analisis, Rencana) juga memberikan informasi yang diperlukan untuk: a. Mengetahui masalah saluran pernapasan b. Memilih anestesi dan rencana asuhan anestesi c. Memberikan anestesi yang aman berdasarkan asesmen pasien, risiko yang diketemukan, dan jenis tindakan d. Menafsirkan temuan pada waktu monitoring selama anestesi dan pemulihan e. Memberikan informasi obat analgesia yang akan digunakan pasca operasi Dokter spesialis anestesi melakukan asesmen pra anestesi. Asesmen pra anestesi dapat dilakukan sebelum masuk rawat inap atau sebelum dilakukan tindakan bedah atau sesaat menjelang operasi, misalnya pada pasien darurat. Asesmen pra induksi berbasis IAR, terpisah dari asesmen pra anestesi, fokus pada stabilitas fisiologis dan kesiapan pasien untuk tindakan anestesi, berlangsung sesaat sebelum induksi anestesi. Jika anestesi diberikan secara darurat, asesmen pra anestesi dan pra induksi dapat dilakukan berurutan atau simultan, namun dicatat secara terpisah (Lihat PAB.6) Elemen Penilaian PAB 4 Telusur Skor 1. Asemen pra anestesi dilakukan

untuk setiap pasien yang akan operasi (Lihat AP.1) (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang asesmen pra anestesi dengan konsep IAR oleh dokter anestesi sesuai PPK Dokter anestesi Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

2. Hasil asesmen didokumentasikan dalam rekam medis pasien.(D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang asesmen pra anestesi dengan konsep IAR oleh dokter anestesi sesuai PPK Dokter anestesi Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar PAB 4.1 Profesional pemberi asuhan (PPA) yang kompeten dan berwenang pada pelayanan anestesi melakukan asesmen pra induksi Standar PAB 4.1 Telusur Skor 1. Asemen pra induksi dilakukan

untuk setiap pasien sebelum dilakukan induksi. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang asesmen pra induksi dengan konsep IAR oleh dokter anestesi sesuai PPK Dokter anestesi

10 5 0

TL TS TT

Page 92: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

90 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

6

2. Hasil asesmen didokumentasikan dalam rekam medis pasien. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang asesmen pra induksi dengan konsep IAR oleh dokter anestesi sesuai PPK Dokter anestesi

10 5 0

TL TS TT

Standar PAB 5 Rencana, tindakan anestesi dan teknik yang digunakan dicatat dan didokumentasikan di rekam medis pasien Maksud dan Tujuan PAB 5 : lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PAB 5 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang pelayanan

anestesi setiap pasien direncanakan dan didokumentasikan (R)

R Regulasi tentang pelayanan anestesi harus direncanakan dan didokumentasikan meliputi: 1) Teknik anestesi Obat anestesi, dosis dan rute

10 - 0

TL

TT

2. Obat-obat anestesi, dosis dan rute serta teknik anestesi didokumentasikan di rekam medis pasien. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tentang: 1) Teknik anestesi 2) Obat anestesi, dosis dan rute Dokter anestesi Staf anestesi

10 5 0

TL TS TT

3. Dokter spesialis anestesi dan perawat yang mendampingi / penata anestesi ditulis dalam form anestesi (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis tercantum dokter spesialis anestesi dan penata anestesi Dokter anestesi Staf anestesi

10 5 0

TL TS TT

Standar PAB 5.1 Risiko, manfaat dan alternatif dari tindakan anestesi didiskusikan dengan pasien dan keluarga atau orang yang dapat membuat keputusan mewakili pasien. Maksud dan Tujuan PAB 5.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PAB 5.1 Telusur Skor 1. Pasien dan atau keluarga atau

pihak lain yang berwenang yang memberikan keputusan dijelaskan tentang risiko, keuntungan dan alternatif tindakan anestesi. (D,W)

D

W

Bukti pemberian penjelasan tentang risiko, keuntungan dan alternatif tindakan anestesi, termasuk konversi dari regional ke general Dokter anestesi Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

2. Pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang berwenang diberi edukasi tentang pemberian analgesi pasca tindakan anestesi. (D,W)

D

W

Bukti pemberian penjelasan tentang pemberian analgesi pasca tindakan anestesi sesuai MKE 9 EP 4 Dokter anestesi Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Dokter spesialis anestesi melaksanakan edukasi dan mendokumentasikannya. (R,D)

R

D

Regulasi tentang kewajiban dokter anestesi memberikan edukasi dan mendokumentasikannya Bukti pelaksanan edukasi sesuai MKE 9 EP 4

10 5 0

TL TS TT

Standar PAB 6 RS menetapkan regulasi untuk menentukan status fisiologis dimonitor selama proses anestesi dan bedah sesuai dengan panduan praktik klinis dan didokumentasikan di dalam form anestesi. Maksud dan Tujuan PAB 6 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PAB 6 Telusur Skor 1. Ada regulasi jenis dan frekuensi

pemantauan selama anestesi dan operasi dilakukan berdasar status pasien pada pra anestesi, metoda anestesi yang dipakai, dan tindakan operasi yang dilakukan.(R)

R Regulasi tentang pemantauan selama anestesi dan operasi

10 - 0

TL

TT

2. Pemantauan status fisiologis pasien sesuai dengan panduan praktik klinis (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis memuat pemantauan status fiologis pasien yang sesuai dengan PPK Dokter anestesi

10 5 0

TL TS TT

Page 93: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

91INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

7

Staf anestesi

3. Hasil pemonitoran dicatat di form anestesi (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis memuat pemantauan status fiologis pasien yang sesuai dengan PPK Dokter anestesi Staf anestesi

10 5 0

TL TS TT

Standar PAB 6.1 RS menetapkan regulasi untuk memonitor status pasca anestesi setiap pasien, dan dicatat dalam rekam medis pasien. Pasien dipindah dari ruang pemulihan oleh staf yang kompeten dan berwenang, atau berdasarkan kriteria baku yang ditetapkan. Maksud dan Tujuan PAB 6.1 : Lihat SNARS 1 Pemonitoran selama periode anestesi menjadi acuan untuk pemonitoran pada periode pasca anestesi. Pengumpulan data status pasien terus menerus secara sistematik menjadi dasar memindahkan pasien ke ruangan intensif atau ke unit rawat inap. Catatan pemonitoran menjadi acuan untuk menyudahi pemonitoran di ruang pemulihan atau sebagai acuan untuk pindah dari ruang pemulihan. Jika pasien dipindah langsung dari kamar operasi ke ruang intensif, pemonitoran dan pendokumentasian diperlakukan sama dengan pemonitoran di ruang pulih. Keluar dari ruang pemulihan pasca anestesi atau menghentikan pemonitoran pada periode pemulihan dilakukan dengan mengacu ke salah satu alternatif dibawah ini: a) pasien dipindahkan (atau pemonitoran pemulihan dihentikan) oleh dokter anestesi. b) pasien dipindahkan (atau pemonitoran pemulihan dihentikan) oleh penata anestesi sesuai kriteria yang

ditetapkan rumah sakit, dan rekam medis pasien membuktikan bahwa kriteria yang dipakai dipenuhi c) pasien dipindahkan ke unit yang mampu memberikan asuhan pasca anestesi atau pasca sedasi pasien

tertentu, seperti ICCU atau ICU. Waktu tiba di ruang pemulihan dan waktu keluar didokumentasikan dalam form anestesi. Elemen Penilaian PAB 6.1 Telusur Skor 1. Pasien dipindahkan dari ruang

pemulihan (atau jika pemonitoran pemulihan dihentikan) sesuai alternatif a) sampai dengan c) di maksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang pemindahan pasien dari ruang pemulihan

10 5 0

TL TS TT

2. Waktu masuk ruang pemulihan dan dipindahkan dari ruang pemulihan dicatat dalam form anestesi (D,O,W)

D

O

W

Bukti dalam rekam medis memuat waktu masuk ruang pemulihan dan saat dipindahkan Lihat rekam medis Dokter anestesi Staf anestesi

10 5 0

TL TS TT

3. Pasien dimonitor dalam masa pemulihan pasca anestesi sesuai regulasi RS (D,O,W)

D

O

W

Bukti dalam rekam medis memuat monitoring dalam masa pemulihan pasca anestesi sesuai PPK Lihat rekam medis Dokter anestesi Staf anestesi

10 5 0

TL TS TT

4. Hasil pemonitoran dicatat di form anestesi (D)

D

Bukti dalam rekam medis memuat monitoring dalam masa pemulihan pasca anestesi sesuai PPK

10 5 0

TL TS TT

PELAYANAN DAN ASUHAN BEDAH Standar PAB 7 Asuhan setiap pasien bedah direncanakan berdasar hasil asesmen dan dicatat dalam rekam medis pasien Maksud dan Tujuan PAB 7 : Lihat SNARS 1 Karena prosedur bedah mengandung risiko tinggi, pelaksanaannya harus direncanakan dengan seksama. Asesmen pra bedah (berbasis IAR) menjadi acuan untuk menentukan jenis tindakan bedah yang tepat dan mencatat temuan penting. Hasil asesmen memberikan informasi tentang : a) Tindakan bedah yang sesuai dan waktu pelaksanaannya

Page 94: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

92 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

8

b) Melakukan tindakan dengan aman dan c) Menyimpulkan temuan selama pemonitoran. Pemilihan teknik operasi tergantung dari riwayat pasien, status fisik, data diagnostik, manfaat dan risiko dari tindakan yang dipilih. Pemilihan tindakan juga mempertimbangkan asesmen waktu pasien masuk dirawat inap, pemeriksaan diagnostik dan sumber lainnya. Proses asesemen dikerjakan sesegera mungkin bagi pasien darurat (Lihat juga, AP.1.2.1 Asuhan untuk pasien bedah dicatat di rekam medis. Untuk pasien yang langsung dilayani dokter bedah, asesmen pra bedah menggunakan asesmen awal rawat inap, pada pasien yang diputuskan dilakukan pembedahan dalam proses perawatan, asesmen dilakukan dan dicatat dalam rekam medis, sedangkan pasien yang dikonsultasikan ditengah perawatan oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) lain dan diputuskan operasi, maka asesmen pra bedah juga dicatat di rekam medis (dengan isi berbasis IAR) sesuai regulasi RS, termasuk diagnosis pra operasi dan pasca operasi dan nama tindakan operasi (Lihat juga AP.1.3.1; MIRM 10.1) Elemen Penilaian PAB 7 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang asuhan setiap

pasien bedah direncanakan berdasar informasi dari hasil asesmen (R)

R

Regulasi tentang pelayanan bedah di RS yang meliputi asesmen pra bedah dengan metode IAR, termasuk untuk EP 2 dan 3

10 - 0

TL

TT

2. Diagnosis pra operasi dan rencana operasi dicatat di rekam medik pasien oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebelum operasi dimulai (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis memuat: 1) diagnosis pra operasi 2) rencana operasi 3) dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebelum operasi dimulai Dokter bedah

10 5 0

TL TS TT

3. Hasil asesmen yang digunakan untuk menentukan rencana operasi dicatat oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) di rekam medis pasien sebelum operasi dimulai (Lihat juga, AP.1.2.1; AP 1.3.1) (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis memuat: 1) diagnosis pra operasi 2) rencana operasi 3) dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebelum operasi dimulai Dokter bedah

10 5 0

TL TS TT

Standar PAB 7.1 Risiko, manfaat dan alternatif didiskusikan dengan pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang berwenang yang memberikan keputusan Maksud dan tujuan PAB 7.1 : Lihat SNARS 1 Pasien, keluarga dan mereka yang memutuskan menerima cukup penjelasan untuk berpartisipasi dalam keputusan asuhan pasien dan memberikan persetujuan yang dibutuhkan seperti di HPK.5.2. Untuk memenuhi kebutuhan pasien, penjelasan tsb diberikan secara terintegrasi oleh para profesional pemberi asuhan (PPA) terkait, dibantu manajer pelayanan pasien (MPP.) Informasi memuat: a) Risiko dari rencana tindakan operasi b) Manfaat dari rencana tindakan operasi c) Kemungkinan komplikasi dan dampak d) Pilihan operasi atau opsi non operasi (alternatif) yang tersedia untuk menangani pasien e) Sebagai tambahan, jika dibutuhkan darah atau produk darah, risiko dan alternatifnya didiskusikan. Dokter bedah yang kompeten dan berwenang serta PPA yang terkait memberikan informasi ini. Elemen Penilaian PAB 7.1 Telusur Skor 1. Pasien, keluarga dan mereka yang

memutuskan diberi edukasi tentang risiko, manfaat, komplikasi, dampak dan alternatif prosedur/teknik terkait rencana operasi. (D,W)

D

W

Bukti pemberian penjelasan tentang risiko, keuntungan dan alternatif tindakan bedah, termasuk kemungkinan perluasan operasi Dokter bedah Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

2. Edukasi memuat kebutuhan, risiko, manfaat dan alternatif penggunaan darah dan produk darah (D,W)

D

W

Bukti pemberian penjelasan tentang risiko, keuntungan dan alternatif penggunaan darah dan produk darah, Dokter bedah Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Page 95: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

93INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

9

3. Edukasi oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) dan dicatat pada bagian pemberian informasi dalam form persetujuan tindakan kedokteran (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis memuat pemberian penjelasan tentang risiko, keuntungan dan alternatif operasi Dokter bedah Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar PAB 7.2 Informasi yang terkait dengan operasi dicatat dalam laporan operasi dan digunakan untuk menyusun rencana asuhan lanjutan. Maksud dan Tujuan PAB 7.2 : Lihat SNARS 1 Asuhan pasien pasca operasi tergantung dari temuan dalam operasi. Hal yang terpenting adalah semua tindakan dan hasilnya dicatat di rekam medis pasien. Laporan ini dapat dibuat dalam bentuk format template atau dalam bentuk laporan operasi tertulis, sesuai regulasi RS. Untuk mendukung kesinambungan asuhan pasien pasca operasi, laporan operasi dicatat segera setelah operasi selesai, sebelum pasien dipindah dari daerah operasi atau dari area pemulihan pasca anestesi. Laporan yang tercatat tentang operasi memuat paling sedikit: a) Diagnosis pasca operasi b) Nama dokter bedah dan asistennya c) Prosedur operasi yang laklukan dan rincian temuan d) Ada dan tidak adanya komplikasi e) Spesimen operasi yang dikirim untuk diperiksa f) Jumlah darah yang hilang dan jumlah yang masuk lewat transfusi g) Nomor pendaftaran dari alat yang dipasang (implan) h) Tanggal, waktu, tanda tangan dokter yang bertanggung jawab Beberapa catatan mungkin ditempatkan di lembar lain dalam rekam medik. Contoh, jumlah darah yang hilang dan transfusi darah dicatat di catatan anestesi, atau catatan tentang implan dapat ditunjukkan dengan “sticker” yang ditempelkan pada rekam medik. Waktu selesai membuat laporan adalah didefinisikan sebagai “setelah selesai operasi, sebelum pasien dipindah ke tempat asuhan biasa”. Definisi ini penting untuk memastikan bhw informasi yang tepat tersedia bagi pemberi asuhan berikutnya. Jika dokter bedah mendampingi pasien dari ruang operasi ke ruangan asuhan intensif lanjutan (misalnya ICU, ICCU dsb), laporan operasi dapat dibuat di daerah asuhan lanjutan (lihat juga, ARK.3; PAP.2.3; PMKP.8) Elemen Penilaian PAB 7.2 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang laporan

operasi yang meliputi sekurang-kurangnya a) sampai dengan h) di dalam maksud dan tujuan (R).

R Regulasi tentang laporan operasi yang memuat sekurang-kurangnya a) sampai dengan h) termasuk EP 3

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti laporan operasi memuat paling sedikit a) sampai dengan h) di Maksud dan tujuan dan dicatat pada form yang ditetapkan RS, tersedia segera setelah operasi selesai dan sebelum pasien dipindah ke area lain untuk asuhan biasa (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis memuat laporan operasi sesuai regulasi Dokter bedah

10 5 0

TL TS TT

3. Laporan operasi dapat dicatat di area asuhan intensif lanjutan (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis yang dibuat di rawat intensif memuat laporan operasi sesuai regulasi Dokter bedah

10 5 0

TL TS TT

Standar PAB 7.3 Ditetapkan rencana asuhan pasca operasi dan dicatat dalam rekam medis Maksud dan Tujuan PAB 7.3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PAB 7.3 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang rencana

asuhan pasca operasi dibuat oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP), perawat, dan profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya, untuk memenuhi kebutuhan segera pasien pasca

R Regulasi tentang rencana asuhan pasca operasi yang meliputi: 1) Rencana asuhan pasca bedah oleh dokter

penanggung jawab pelayanan (DPJP). Bila didelegasikan harus dilakukan verifikasi

2) Rencana asuhan oleh perawat 3) Rencana asuhan oleh PPA lainnya sesuai

10 5 0

TL TS TT

Page 96: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

94 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

10

operasi. (R) kebutuhan 2. Ada bukti pelaksanaan rencana

Asuhan pasca operasi dicatat di rekam medis pasien dalam waktu 24 jam oleh DPJP atau di verifikasi oleh DPJP bila ditulis oleh dokter bedah yang didelegasikan. (D,W)

D

W

Bukti dalam rekam medis memuat pelaksanaan rencana asuhan pasca operasi dalam bentuk SOAP selesai dalam waktu 24 jam DPJP Dokter yang menerima delegasi Perawat

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan rencana asuhan pasca operasi termasuk rencana asuhan medis, keperawatan, dan PPA lainnya berdasar kebutuhan pasien (D,O,W)

D

O

W

Bukti dalam rekam medis memuat rencana asuhan pasca operasi meliputi rencana asuhan medis, keperawatan, dan PPA lainnya sesuai kebutuhan kebutuhan pasien Lihat rencana asuhan pasca bedah dalam rekam medis DPJP Dokter yang menerima delegasi Perawat PPA lain

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan rencana asuhan pasca operasi diubah berdasar asesmen ulang pasien. (D,O,W)

D

O

W

Bukti dalam rekam medis memuat rencana asuhan setelah dilakukan asesmen ulang meliputi rencana asuhan medis, keperawatan, dan PPA lainnya sesuai kebutuhan kebutuhan pasien Lihat rencana asuhan pasca bedah dalam rekam medis DPJP Dokter yang menerima delegasi Perawat PPA lain

10 5 0

TL TS TT

Standar PAB 7.4 RS menetapkan regulasi yang mengatur tentang asuhan pasien operasi yang menggunakan implan dan harus memperhatikan pertimbangan khusus tentang tindakan yang dimodifikasi. Maksud dan Tujuan PAB 7.4 : Lihat SNARS 1 Banyak tindakan bedah menggunakan implan prostetik antara lain panggul, lutut, pacu jantung, pompa insulin. Tindakan operasi spt ini mengharuskan tindakan operasi rutin yang dimodifikasi dengan mempertimbangkan faktor khusus seperti: a) Pemilihan implan berdasarkan peraturan perundang-undangan b) Modifikasi surgical safety checklist untuk memastikan ketersediaan implan di kamar operasi dan

pertimbangan khusus untuk penandaan lokasi operasi. c) kualifikasi dan pelatihan setiap staf dari luar yang dibutuhkan untuk pemasangan implan (staf dari

pabrik/perusahaan implan untuk mengkalibrasi). d) proses pelaporan jika ada kejadian yang tidak diharapkan terkait implan e) proses pelaporan malfungsi implan sesuai dengan standar/aturan pabrik. f) pertimbangan pengendalian infeksi yang khusus. g) instruksi khusus kepada pasien setelah operasi. h) kemampuan penelusuran (traceability) alat jika terjadi penarikan kembali (recall) alat dengan melakukan

antara lain menempelkan barcode alat di rekam medis Elemen Penilaian PAB 7.4 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang meliputi a)

sampai dengan h) pada maksud dan tujuan. Lihat juga TKRS 7.1 EP.1. (R)

R

Regulasi tentang penggunaan implan bedah berupa hal hal yang meliputi a) sampai dengan h) pada maksud dan tujuan, termasuk bila dilakukan penarikan kembali

10 5 0

TL TS TT

2. Ada daftar alat implan yang digunakan di RS. (D,W)

D

W

Bukti daftar lengkap alat implan yang digunakan di Rumah Sakit Kepala kamar operasi Dokter bedah Staf farmasi

10 5 0

TL TS TT

Page 97: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

95INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

11

3. Bila implan yang dipasang dilakukan penarikan kembali (recall), ada bukti RS dapat melakukan telusur terhadap pasien terkait.(D,O,W)

D

O

W

Bukti dalam rekam medis memuat telusur bila terjadi penarikan kembali implan Lihat rekam medis dan dasar penarikan kembali Kepala kamar operasi Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti alat implan dimasukkan dalam prioritas monitoring unit terkait. (D,W)

D

W

Bukti monitoring implan, meliputi pencatatan bila terjadi penarikan kembali dan riwayat insiden keselamatan pasien di RS lain Kepala kamar operasi Staf farmasi Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

Standar PAB 8 Desain tata ruang operasi harus memenuhi syarat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan Maksud dan Tujuan PAB 8 : Lihat SNARS 1 Tindakan bedah merupakan tindakan yang berisiko tinggi dan rumit shg memerlukan ruang operasi yang mendukung terlaksananya tindakan bedah untuk mengurangi risiko infeksi. Selain itu untuk mengurangi risiko infeksi: a) alur masuk barang2 steril harus terpisah dari alur keluar barang dan pakaian kotor b) koridor steril dipisahkan / tidak boleh bersilangan alurnya dengan koridor kotor c) desain tata ruang operasi harus memenuhi ketentuan zona berdasarkan tingkat sterilitas ruangan yang terdiri

dari: • zona steril rendah; • zona steril sedang; • zona steril tinggi dan • zona steril sangat tinggi

Selain itu desain tata ruang operasi harus memperhatikan risiko keselamatan dan keamanan. Elemen Penilaian PAB 8 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan jenis

pelayanan bedah yang dapat dilaksanakan. (R)

R Regulasi tentang penetapan jenis pelayanan bedah yang dapat dilaksanakan

10 - 0

TL -

TT 2. Ruang operasi memenuhi

persyaratan tentang pengaturan zona berdasarkan tingkat sterilitas ruangan sesuai peraturan perundang-undangan. (O,W)

O

W

Lihat pengaturan kamar operasi yang memenuhi persyaratan fisik bangunan dan tata udara kamar operasi Kepala kamar operasi Staf kamar operasi

10 5 0

TL TS TT

3. Ruang operasi memenuhi persyaratan tentang alur masuk barang-barang steril harus terpisah dari alur keluar barang dan pakaian kotor. (O,W)

O

W

Lihat tata ruang dan alur ruang operasi memenuhi tingkat sterilitas ruangan Kepala kamar operasi Staf kamar operasi

10 5 0

TL TS TT

4. Ruang operasi memenuhi persyaratan koridor steril dipisahkan/tidak boleh bersilangan alurnya dengan koridor kotor. (OW)

O

W

Lihat tata ruang dan alur ruang operasi memenuhi tingkat sterilitas ruangan Kepala kamar operasi Staf kamar operasi

10 5 0

TL TS TT

Standar PAB 8.1 Program mutu dan keselamatan pasien dalam pelayanan bedah dilaksanakan dan didokumentasikan Maksud dan tujuan Standar 8.1 : Lihat SNARS 1 Pelayanan bedah merupakan suatu tindakan yang berisiko, oleh karena itu perencanaannya dan pelaksanaannya membutuhkan tingkat kehati-hatian dan akurasi tinggi. Sehubungan dengan hal itu RS menetapkan program mutu dan keselamatan pasien yang meliputi: a) pelaksanaan asesmen pra bedah b) penandaan lokasi operasi c) pelaksanaan surgical safety check List (lihat juga SKP 4) d) pemantauan diskrepansi diagnosis pre dan post operasi Elemen Penilaian PAB 8.1 Telusur Skor

Page 98: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

96 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

12

1. Rumah Sakit menetapkan program mutu dan keselamatan pasien dalam pelayanan bedah. (R)

R Regulasi tentang penetapan pengukuran mutu dan pelaporan insiden keselamatan pasien dalam pelayanan bedah, sesuai TKRS 11 EP 1

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan asesmen pra bedah. (D,W)

D

W

Bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan asesmen pra bedah DPJP Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan penandaan lokasi operasi. (D,W)

D

W

Bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan penandaan lokasi operasi DPJP Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan surgical safety check List (lihat juga SKP 4). (D.W)

D

W

Bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan surgical safety check list, termasuk pada pemasangan implan DPJP Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti monitoring dan evaluasi pemantauan diskrepansi diagnosis pre dan post operasi. (D,W)

D

W

Bukti monitoring dan evaluasi diskrepansi diagnosis pre dan post operasi DPJP Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

6. Program mutu pelayanan bedah diintegrasikan dengan program mutu RS (lihat PMKP 2.1). (D,W)

D

W

Bukti dokumentasi pelaksanaan program mutu dan keselamatan pasien dalam pelayanan bedah sudah diintegrasikan dengan program PMKP RS Penanggung jawab pelayanan bedah Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

Page 99: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

97INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

1

PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO)

PENGORGANISASIAN Standar PKPO 1 Pengorganisasian pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di rumah sakit harus sesuai dengan peraturan perundangan-undangan dan diorganisir untuk memenuhi kebutuhan pasien Maksud dan Tujuan PKPO 1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PKPO 1 Telusur Skor 1. Ada regulasi organisasi yang

mengelola pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat yang menyeluruh atau mengarahkan semua tahapan pelayanan obataman sesuai peraturan

R Pedoman pengorganisasian pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat rumah sakit

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti seluruh apoteker memiliki ijin dan melakukan supervisi sesuai dengan penugasannya (D,W)

D

W

1) Bukti izin (STRA dan SIPA) semua apoteker 2) Bukti form ceklis 3) Bukti laporan pelaksanaan supervisi Kepala Instalasi Farmasi Apoteker

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan sekurang-kurangnya satu kajian pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat yang didokumentasikan selama 12 bulan terakhir. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan tentang kajian pelayanan kefarmasian minimal setahun sekali Kepala Instalasi Farmasi

10 - 0

TL -

TT

4. Ada bukti sumber informasi obat yang tepat, terkini, dan selalu tersedia bagi semua yang terlibat dalam penggunaan obat. (D,O,W)

D

O

W

Bukti tersedianya sumber informasi obat (formularium,ISO /MIMS) yang terkini ada disemua unit layanan yang terlibat dalam penggunaan obat Lihat ketersediaan sumber informasi obat pada unit pelayanan Kepala Instalasi Farmasi Kepala/staf unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

5. Terlaksananya pelaporan kesalahan penggunaan obat sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksaaan pelaporan medication error sesuai peraturan perundang-undangan Kepala Instalasi Farmasi Komite/tim PMKP Komite medis Staf Instalasi Farmasi

10 - 0

TL -

TT

6. Terlaksananya tindak lanjut terhadap kesalahan penggunaan obat untuk memperbaiki sistem manajemen dan penggunaan obat sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W)

D

W

Bukti tentang tindak lanjut terhadap kesalahan penggunaan obat. Kepala Instalasi Farmasi Komite/tim PMKP Komite medis Komite/tim farmasi terapi Staf Instalasi Farmasi/staf klinis terkait

10 - 0

TL -

TT

SELEKSI DAN PENGADAAN Standar PKPO 2 Ada proses seleksi obat dengan benar yang menghasilkan formularium dan digunakan untuk permintaan obat serta instruksi pengobatan. Obat dalam formularium senantiasa tersedia dalam stok di rumah sakit atau sumber di dalam atau di luar rumah sakit. Maksud dan Tujuan PKPO 2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PKPO 2 Telusur Skor

Page 100: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

98 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

2

1. Ada regulasi tentang organisasi yang menyusun formularium RS berdasarkan kriteria yang disusun secara kolaboratif sesuai peraturan perundang-undangan. (R)

R Regulasi tentang komite/tim farmasi dan terapi dilengkapi dengan uraian tugas

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pelaksanaan apabila ada obat yang baru ditambahkan dalam formularium, maka ada proses untuk memantau bagaimana penggunaan obat tersebut dan bila terjadi efek obat yang tidak diharapkan, efek samping serta medication error. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi penggunaan obat baru oleh komite/tim farmasi dan terapi meliputi: 1) Bukti laporan efek obat yang tidak

diharapkan 2) Bukti laporan efek samping 3) Bukti laporan medication error Komite/Tim Farmasi dan Terapi Komite/Tim Keselamatan Pasien RS Kepala Instalasi Farmasi

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti implementasi untuk memantau kepatuhan terhadap formularium baik dari persediaan maupun penggunaanya. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan monitoring tentang kepatuhan terhadap formularium termasuk: 1) aspek persediaan 2) aspek penggunaan Komite/Tim Farmasi dan Terapi Kepala Instalasi Farmasi Bagian pengadaan obat Staf Instalasi Farmasi

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan formularium sekurang-kurangnya dikaji setahun sekali berdasarkan informasi tentang keamanan dan efektivitas. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan tentang kajian formularium tahunan Komite/Tim Farmasi danTerapi Kepala Instalasi Farmasi

10 5 0

TL TS TT

Standar PKPO 2.1 Rumah sakit menetapkan proses pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang aman, bermutu, bermanfaat, dan berkhasiat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan PKPO 2.1 dan PKPO 2.1.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PKPO 2.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi pengadaan sediaan

farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang aman, bermutu, bermanfaat, serta berkhasiat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (lihat juga TKRS 7.1). (R)

R

Regulasi tentang pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai (BMHP) harus: 1) dari jalur resmi 2) berdasarkan kontrak termasuk hak akses

meninjau ke tempat penyimpanan dan transportasi sewaktu-waktu

3) ada garansi keaslian obat

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti bahwa manajemen rantai pengadaan (supply chain management) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan (lihat juga TKRS 7.1). (D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan manajemen rantai pengadaan termasuk RS memiliki akses untuk meninjau proses penyimpanan dan transportasi Lihat Instalasi Farmasi Lihat Bagian pengadaan Lihat Kontrak Lihat Poliklinik Lihat cold chain

Kepala Pengadaan Kepala instalasi Farmasi Staf Farmasi

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pengadaan obat berdasar atas kontrak (lihat juga TKRS 7). (D)

D

Bukti tentang pengadaan obat berdasarkan kontrak

10 - 0

TL -

TT

Page 101: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

99INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

3

Standar PKPO 2.1.1 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk mendapatkan obat bila sewaktu-waktu obat tidak tersedia. Elemen Penilaian PKPO 2.1.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi pengadaan bila

sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai tidak ada dalam stok atau tidak tersedia saat dibutuhkan. (R)

R Regulasi tentang cara pengadaan bila stok kosong/tidak tersedianya saat dibutuhkan termasuk: 1) meminta konfirmasi ke dokter tentang

adanya obat subtitusi 2) berdasarkan perjanjian kerja sama dengan

apotik/RS/supplier untuk menjamin keaslian obat

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pemberitahuan kepada staf medis serta saran substitusinya. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberitahuan kepada staf medis dan saran substitusinya, serta tindak lanjutnya DPJP Staf instalasi farmasi

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti bahwa staf memahami dan mematuhi regulasi tersebut. (D, W)

D

O

W

1) Formulir konfirmasi obat kosong 2) Bukti catatan/laporan kekosongan obat Lihat instalasi farmasi dan instalasi gudang Staf instalasi farmasi Staf gudang farmasi

10 5 0

TL TS TT

PENYIMPANAN Standar PKPO 3 Rumah sakit menetapkan tata laksana pengaturan penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang baik, benar, serta aman. Maksud dan Tujuan PKPO 3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PKPO 3 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang pengaturan

penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang baik, benar, dan aman. (R)

R Regulasi tentang penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang baik, benar dan aman meliputi penyimpanan: 1) Obat high risk 2) LASA 3) Elektrolit konsentrat 4) B3 5) Gas medis 6) Obat narkotika dan psikotropika 7) Obat radioaktif, dll

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti obat dan zat kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi label yang terdiri atas isi/nama obat, tanggal kadaluarsa, dan peringatan khusus (lihat juga MFK 5 EP 6). (O,W)

O

W

Lihat label obat sesuai ketentuan Kepala instalasi farmasi Apoteker Staf Instalasi farmasi

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti implementasi proses penyimpanan obat yang tepat agar kondisi obat tetap stabil, termasuk obat yang disimpan di luar instalasi farmasi. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan monitoring suhu dan kelembaban ruangan dan lemari pendingin Staf instalasi / depo farmasi Staf gudang farmasi

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan dilakukan supervisi secara teratur oleh apoteker untuk memastikan penyimpanan obat dilakukan dengan baik. (D,W)

D

W

Bukti supervisi apoteker tentang penyimpanan obat emergensi, B3, narkotika psikotropika, gas medis dan obat radioaktif meliputi: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan supervisi

Kepala Instalasi Farmasi Apoteker

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti pelaksanaan obat dilindungi dari kehilangan serta

D

Bukti tentang: 1) kartu stok

10 5

TL TS

Page 102: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

100 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

4

pencurian di semua tempat penyimpanan dan pelayanan. (D,O, W)

O

W

2) laporan stok opname 3) sistem IT inventori obat Lihat pengamanan tempat penyimpanan obat dan adanya CCTV Kepala instalasi Farmasi Apoteker Staf farmasi

0 TT

Standar PKPO 3.1 Rumah sakit mengatur tata kelola bahan berbahaya, serta obat narkotika dan psikotropika yang baik, benar, dan aman sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Maksud dan Tujuan PKPO 3.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PKPO 3.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi pengaturan tata

kelola bahan berbahaya, serta obat narkotika dan psikotropika yang baik, benar, dan aman sesuai dengan peraturan perundang- undangan. (R)

R Regulasi tentang pengaturan tata kelola bahan berbahaya, narkotika dan psikotropika

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti penyimpanan bahan berbahaya yang baik, benar, dan aman sesuai dengan regulasi. (O,W)

O

W

Lihat tempat penyimpanan bahan berbahaya Staf Farmasi

10 - 0

TL -

TT

3. Ada bukti penyimpanan obat narkotika serta psikotropika yang baik, benar, dan aman sesuai dengan regulasi. (O,W)

O

W

Lihat tempat penyimpanan narkotika psikotropika Kepala Instalasi Farmasi Staf Farmasi

10 - 0

TL -

TT

4. Ada bukti pelaporan obat narkotika serta psikotropika secara akurat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. (D,W

D

W

Bukti tentang laporan bulanan dan pencatatan penggunaan narkotika psikotropika secara offline atau online Kepala Instalasi Farmasi Apoteker Staf Farmasi

10 5 0

TL TS TT

Standar 3.2 Rumah sakit mengatur tata kelola penyimpanan elektrolit konsentrat yang baik, benar, dan aman sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan PKPO 3.2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PKPO 3.2 Telusur Skor 1. Ada regulasi rumah sakit tentang

proses larangan menyimpan elektrolit konsentrat di tempat rawat inap kecuali bila dibutuhkan secara klinis dan apabila terpaksa disimpan di area rawat inap harus diatur keamanannya untuk menghindari kesalahan. (lihat juga SKP 3.1). (R)

R Regulasi tentang proses larangan penyimpanan elektrolit konsentrat

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti penyimpanan elektrolit konsentrat yang baik, benar, dan aman sesuai dengan regulasi. (O,W)

O

W

Lihat tempat penyimpanan Elektrolit konsentrat Kepala Instalasi Farmasi Apoteker Staf Farmasi

10 5 0

TL TS TT

3. Elektrolit konsentrat diberi label obat yang harus diwaspadai (high alert) sesuai dengan regulasi. (O,W)

O

W

Lihat label pada setiap elektrolit konsentrat, di Instalasi farmasi pada boks obat dan di Instalasi rawat inap pada setiap obat/etiket obat Staf Farmasi Staf Keperawatan

10 5 0

TL TS TT

Page 103: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

101INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

5

Standar PKPO 3.3 Rumah sakit menetapkan pengaturan penyimpanan dan pengawasan penggunaan obat tertentu. Maksud dan Tujuan PKPO 3.3 Beberapa macam obat memerlukan ketentuan khusus untuk menyimpan dan mengawasi penggunaannya seperti a) produk nutrisi; b) obat dan bahan radioaktif; c) obat yang dibawa pasien sebelum rawat inap mungkin memiliki risiko terhadap keamanan; d) obat program atau bantuan pemerintah/pihak lain; e) obat yang digunakan untuk penelitian.

Rumah sakit menetapkan prosedur yang mengatur penerimaan, identifikasi, tempat penyimpanan, dan distribusi macam obat-obat ini. (lihat juga MFK 5). Elemen Penilaian PKPO 3.3 Telusur Skor 1. Ada regulasi pengaturan

penyimpanan obat dengan ketentuan khusus meliputi butir a) sampai dengan e) pada maksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang penyimpanan obat khusus 10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti penyimpanan produk nutrisi yang baik, benar, dan aman sesuai dengan regulasi. (lihat juga PAP 4). (O,W)

O

W

Lihat tempat penyimpanan produk nutrisi meliputi nutrisi parenteral maupun enteral Apoteker Staf Farmasi

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti penyimpanan obat dan bahan radioaktif yang baik, benar, dan aman sesuai dengan regulasi. (O,W)

O

W

Lihat tempat penyimpanan obat dan bahan radio aktif Staf radiologi Staf Terkait

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti penyimpanan obat yang dibawa pasien sebelum rawat inap yang baik, benar, dan aman sesuai dengan regulasi. (O,W)

O

W

Lihat tempat penyimpanan obat yang dibawa pasien Apoteker Perawat Staf Farmasi

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti penyimpanan obat program atau bantuan pemerintah/pihak lain yang baik, benar, dan aman sesuai dengan regulasi. (O,W)

O

W

Lihat tempat penyimpanan obat program/bantuan pemerintah Kepala Instalasi Farmasi Apoteker Staf Farmasi

10 5 0

TL TS TT

6. Ada bukti penyimpanan obat yang digunakan untuk penelitian yang baik, benar, dan aman sesuai dengan regulasi. (O,W)

O

W

Lihat tempat penyimpanan obat yang digunakan untuk penelitian Kepala Instalasi Farmasi Apoteker Staf Farmasi

10 5 0

TL TS TT

Standar PKPO 3.4 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk memastikan obat emergensi yang tersimpan di dalam maupun di luar unit farmasi tersedia, tersimpan aman, dan dimonitor. Maksud dan Tujuan PKPO 3.4 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PKPO 3.4 Telusur Skor 1. Ada regulasi pengelolaan obat

emergensi yang tersedia di unit-unit layanan agar dapat segera dipakai untuk memenuhi kebutuhan darurat serta upaya pemeliharaan dan pengamanan dari kemungkinan pencurian dan kehilangan. (R)

R Regulasi tentang pengelolaan obat emergensi di unit-unit layanan

10 - 0

TL -

TT

Page 104: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

102 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

6

2. Ada bukti persediaan obat emergensi lengkap dan siap pakai. (D,O,W)

D

O

W

Bukti daftar obat emergensi disetiap tempat penyimpanan termasuk tanggal kadaluwarsa Fisik obat sesuai jumlahnya dengan daftar Perawat Apoteker

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan supervisi terhadap penyimpanan obat emergensi dan segera diganti apabila dipakai, kadaluwarsa, atau rusak. (D,O,W)

D

O

W

Bukti supervisi tentang penyimpanan obat emergensi: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan supervisi

Lihat fisik obat sesuai jumlahnya dengan daftar obat Perawat Apoteker

10 5 0

TL TS TT

Standar PKPO 3.5 Rumah sakit memiliki sistem penarikan kembali (recall), pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai tidak layak digunakan karena rusak, mutu substandar, atau kadaluwarsa. Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan identifikasi dalam proses penarikan kembali (recall) oleh Pemerintah, pabrik, atau pemasok. Rumah sakit juga harus menjamin bahwa sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis yang tidak layak pakai karena rusak, mutu substandard, atau kadaluwarsa tidak digunakan serta dimusnahkan.

Maksud dan Tujuan PKPO 3.5 Elemen Penilaian PKPO 3.5 Telusur Skor 1. Ada regulasi penarikan kembali

(recall) dan pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang tidak layak pakai karena rusak, mutu substandar, atau kadaluwarsa. (R)

R

Regulasi tentang penarikan kembali dan pemusnahan sediaan farmasi

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pelaksanaan penarikan kembali (recall) sesuai dengan regulasi yang ditetapkan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan penarikan obat rusak, kadaluwarsa, ditarik oleh pemerintah, termasuk sisa narkotika psikotropika yang rusak Kepala Instalasi Farmasi Apoteker Staf Farmasi

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan pemusnahan sesuai dengan regulasi yang ditetapkan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan dan berita acara pemusnahan obat, obat narkotika sesuai regulasi Kepala Instalasi Farmasi

10 5 0

TL TS TT

PERESEPAN DAN PENYALINAN Standar PKPO 4 Ada regulasi peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan.

Maksud dan Tujuan PKPO 4 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PKPO 4 Telusur Skor 1. Ada regulasi

peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan secara benar, lengkap, dan terbaca, serta menetapkan staf medis yang kompeten dan berwenang untuk melakukan peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan. (lihat juga PAP 2.2 EP 1; AP 3 EP 1; dan SKP 2

R Regulasi tentang permintaan obat/peresepan/instruksi pengobatan termasuk: 1) Permintaan obat/peresepan/instruksi

pengobatan benar, lengkap dan terbaca 2) Penetapan dokter beserta daftar dokter

yang berhak menulis resep/permintaan obat/memberi instruksi pengobatan umum

3) Penetapan dokter beserta daftar dokter yang berhak menulis resep/permintaan

10 - 0

TL -

TT

Page 105: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

103INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

7

EP 1). (R) obat/memberi instruksi pengobatan khusus

2. Ada bukti peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan dilaksanakan oleh staf medis yang kompeten serta berwenang. (D,O,W)

D

O

W

Bukti permintaan obat/resep/instruksi pengobatan dilakukan oleh staf medis sesuai daftar. Lihat ruang rawat inap, rawat jalan dan instalasi farmasi Staf Medis Perawat Apoteker

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan apoteker melakukan rekonsiliasi obat pada saat pasien masuk, pindah unit pelayanan, dan sebelum pulang. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan rekonsiliasi obat oleh apoteker. Apoteker Staf farmasi DPJP

10 5 0

TL TS TT

4. Rekam medis memuat riwayat penggunaan obat pasien. (D,O)

D

O

Bukti catatan riwayat penggunaan obat dalam rekam medis Lihat rekam medis riwayat penggunaan obat di Ruang rawat Inap

10 5 0

TL TS TT

Standar PKPO 4.1 Regulasi ditetapkan untuk menentukan pengertian dan syarat kelengkapan resep atau pemesanan. Maksud dan Tujuan PKPO 4.1 : Lihat SNARS 1 Untuk menghindari keragaman dan menjaga keselamatan pasien maka rumah sakit menetapkan persyaratan atau elemen penting kelengkapan suatu resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan. Persyaratan atau elemen kelengkapan paling sedikit meliputi:

a) Untuk menghindari keragaman dan menjaga keselamatan pasien maka rumah sakit menetapkan persyaratan atau elemen penting kelengkapan suatu resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan. Persyaratan atau elemen kelengkapan paling sedikit meliputi a sampai dengan d pada maksud dan tujuan. data identitas pasien secara akurat (dengan stiker);

b) elemen pokok di semua resep atau permintaan obat atau instruksi pengobatan; c) kapan diharuskan menggunakan nama dagang atau generik; d) kapan diperlukan penggunaan indikasi seperti pada PRN (pro re nata atau “jika perlu”) atau instruksi

pengobatan lain; e) jenis instruksi pengobatan yang berdasar atas berat badan seperti untuk anak-anak, lansia yang

rapuh, dan populasi khusus sejenis lainnya; f) kecepatan pemberian (jika berupa infus); g) instruksi khusus, sebagai contoh: titrasi, tapering, rentang dosis.

Ditetapkan proses untuk menangani atau mengelola hal-hal dibawah ini : 1) Resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan yang tidak benar, tidak lengkap dan tidak

terbaca 2) resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan yang NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip)

atau LASA (Look Alike Sound Alike); 3) jenis resep khusus, seperti emergensi, cito, berhenti automatis (automatic stop order), tapering, dan

lainnya; 4) instruksi pengobatan secara lisan atau melalui telepon wajib dilakukan tulis lengkap, baca ulang,

dan meminta konfirmasi. (lihat juga SKP 2) Standar ini berlaku untuk resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan di semua unit pelayanan di rumah sakit. Rumah sakit diminta memiliki proses untuk menjamin penulisan resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan sesuai dengan kriteria butir 1 sampai dengan 4 di atas. Elemen Penilaian PKPO 4.1 Telusur Skor

Page 106: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

104 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

8

1. Ada regulasi syarat elemen resep lengkap yang meliputi butir a) sampai dengan g) pada maksud dan tujuan serta penetapan dan penerapan langkah langkah untuk pengelolaan peresepan/ permintaan obat, instruksi pengobatan yang tidak benar, tidak lengkap, dan tidak terbaca agar hal tersebut tidak terulang kembali. (R)

R Regulasi tentang resep meliputi: 1) syarat elemen kelengkapan resep butir a s/d

g 2) langkah-langkah untuk menghindari

kesalahan pengelolaan peresepan/ permintaan obat dan instruksi pengobatan

3) pengelolaan resep yang tidak benar, tidak lengkap dan tidak terbaca sesuai EP 3

4) pengelolaan resep khusus sesuai EP 4

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan evaluasi syarat elemen resep lengkap yang meliputi butir a) sampai dengan g) pada maksud dan tujuan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan evaluasi terhadap syarat elemen resep sesuai butir a s/d g Komite/tim farmasi dan terapi

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan proses pengelolaan resep yang tidak benar, tidak lengkap, dan tidak terbaca. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan konfirmasi ke staf medis Apoteker Staf Medis

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan proses untuk mengelola resep khusus, seperti darurat, standing order, berhenti automatis (automatic stop order), tapering, dan lainnya. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pengelolaan resep khusus. Apoteker Staf Farmasi

10 5 0

TL TS TT

Standar PKPO 4.2 Rumah sakit menetapkan individu yang kompeten yang diberi kewenangan untuk menulis resep/permintaan obat atau instruksi pengobatan. Maksud dan Tujuan PKPO 4.2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PKPO 4.2 Telusur Skor 1. Ada daftar staf medis yang

kompeten dan berwenang membuat atau menulis resep yang tersedia di semua unit pelayanan. (D)

D

Bukti daftar staf medis yang kompeten dan berwenang menulis resep umum dan khusus

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pelaksanaan rumah sakit menetapkan dan melaksanakan proses untuk membatasi jika diperlukan jumlah resep atau jumlah pemesanan obat yang dapat dilakukan oleh staf medis yang diberi kewenangan. (lihat juga KKS 10 EP 1). (R)

R Regulasi tentang pembatasan jumlah resep atau jumlah pemesanan obat oleh staf medis yang mempunyai kewenangan

10 - 0

TL -

TT

3. Ada bukti staf medis yang kompeten dan berwenang membuat atau menulis resep atau memesan obat dikenal dan diketahui oleh unit layanan farmasi atau oleh lainnya yang menyalurkan obat. (D)

D

Bukti daftar staf medis yang mempunyai kewenangan tersedia di unit farmasi.

10 5 0

TL TS TT

Standar PKPO 4.3 Obat yang diresepkan dan diberikan tercatat di rekam medis pasien. Maksud dan Tujuan 4.3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PKPO 4.3 Telusur Skor

Page 107: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

105INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

9

1. Ada bukti pelaksanaan obat yang diberikan dicatat dalam satu daftar di rekam medis untuk setiap pasien berisi: identitas pasien, nama obat, dosis, rute pemberian, waktu pemberian, nama dokter dan keterangan bila perlu tapering off, titrasi, dan rentang dosis. (D)

D Bukti pelaksanaan pencatatan dalam satu daftar di RM obat yang diberikan kepada pasien

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan daftar tersebut di atas disimpan dalam rekam medis pasien dan menyertai pasien ketika pasien dipindahkan. Salinan daftar resep obat pulang kepada pasien. (D)

D 1) Bukti catatan daftar obat lengkap dalam RM pasien yang selalu menyertai pasien sesuai ARK 3.3 EP 6

2) Bukti penyerahan salinan daftar obat kepada pasien saat pulang sesuai ARK 4.2 EP 4

10 5 0

TL TS TT

PERSIAPAN DAN PENYERAHAN Standar PKPO 5 Obat disiapkan dan diserahkan di dalam lingkungan aman dan bersih. Maksud dan Tujuan PKPO 5 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PKPO 5 Telusur Skor 1. Ada regulasi penyiapan dan

penyerahan obat yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan praktik profesi. (R)

R Regulasi tentang penyiapan dan penyerahan obat, termasuk: 1) Pencampuran obat Kemoterapi (bila ada) 2) Pencampuran obat intra

vena/epidural/nutrisi parenteral

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan staf yang menyiapkan produk steril dilatih, memahami, serta mempraktikkan prinsip penyiapan obat dan teknik aseptik (lihat juga PPI). (D,W)

D

W

1) Bukti pelaksanaan pelatihan tentang prinsip penyiapan obat dan teknik aseptik, yang dimiliki staf farmasi dan perawat

2) Bukti sertifikat pencampuran obat kemoterapi dari petugas yang melaksanakan pencampuran obat kemoterapi

3) Bukti sertifikat pelatihan pencampuran obat intra vena/epidural/nutrisi parenteral bagi petugas yang melakukan pencampuran obat intra vena/epidural/nutrisi parenteral

Kepala Instalasi Farmasi Apoteker Tenaga teknis kefarmasian (TTK)

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan pencampuran obat kemoterapi dilakukan sesuai dengan praktik profesi. (lihat juga PPI 7). (O,W)

O

W

Lihat ruang pencampuran obat kemoterapi Apoteker/TTK pelaksana pencampuran obat Kemoterapi

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pencampuran obat intravena, epidural dan nutrisi parenteral serta pengemasan kembali obat suntik dilakukan sesuai dengan praktik profesi (O,W)

O

W

Lihat proses pencampuran obat intravena, epidural dan nutrisi parentral. Apoteker/TTK pelaksana pencampuran obat intra vena

10 5 0

TL TS TT

Standar PKPO 5.1 Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur semua resep/permintaan obat dan instruksi pengobatan obat ditelaah ketepatannya. Maksud dan Tujuan PKPO 5.1 Setiap resep/permintaan obat/instruksi pengobatan harus dilakukan dua pengkajian/telaah, yaitu: • Pengkajian/telaah resep yang dilakukan sebelum obat disiapkan untuk memastikan resep memenuhi

syarat secara administrative, farmasetik dan klinis • Telaah obat yang dilakukan setelah obat selesai disiapkan untuk memastikan bahwa obat yang

disiapkan sudah sesuai dengan resep/instruksi pengobatan

Pengkajian resep dilakukan oleh apoteker meliputi:

Page 108: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

106 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

10

a) ketepatan identitas pasien, obat, dosis, frekuensi, aturan minum/makan obat, dan waktu pemberian; b) duplikasi pengobatan; c) potensi alergi atau sensitivitas; d) interaksi antara obat dan obat lain atau dengan makanan; e) variasi kriteria penggunaan dari rumah sakit; f) berat badan pasien dan atau informasi fisiologik lainnya; g) kontra indikasi.

Telaah obat dilakukan terhadap obat yang telah siap dan telaah dilakukan meliputi 5 (lima) informasi, yaitu: 1) identitas pasien; 2) ketepatan obat; 3) dosis; 4) rute pemberian; dan 5) waktu pemberian.

Elemen Penilaian PKPO 5.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi penetapan sistem

yang seragam untuk penyiapan dan penyerahan obat. (R)

R Regulasi tentang keseragaman sistem penyiapan dan penyerahan obat di RS

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan proses pengkajian resep yang meliputi butir a) sampai dengan g) pada maksud dan tujuan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pengkajian resep meliputi a s/d g oleh apoteker Apoteker

10 5 0

TL TS TT

3. Setelah obat disiapkan, obat diberi label meliputi identitas pasien, nama obat, dosis atau konsentrasi, cara pemakaian, waktu pemberian, tanggal disiapkan, dan tanggal kadaluarsa. (D,O,W)

D

O

W

Bukti dilaksanakannya pelabelan obat yang sudah disiapkan Lihat label obat pasien (lima informasi) Perawat rawat inap dan rawat jalan Apoteker TTK/asisten apoteker

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan telaah obat meliputi butir 1) sampai dengan 5) pada maksud dan tujuan. (D,W)

D

W

Bukti dilaksanakannya pengkajian obat meliputi 1) s/d 5) oleh apoteker Apoteker

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti pelaksanaan penyerahan obat dalam bentuk yang siap diberikan. (D,W)

D

W

Bukti pemberian obat dalam bentuk yang siap diberikan/unit dose dispensing (UDD) Apoteker TTK/asisten apoteker Perawat

10 - 0

TL -

TT

6. Ada bukti penyerahan obat tepat waktu. (D,O,W)

D

O

W

1) Bukti indikator mutu penyerahan obat pada rawat jalan dan rawat inap

2) Bukti catatan dalam rekam medis pemberian tepat waktu pada rawat inap

Lihat ruang rawat inap dan instalasi farmasi Perawat Apoteker TTK/asisten apoteker

10 5 0

TL TS TT

PEMBERIAN (ADMINISTRATION) OBAT Standar PKPO 6 Rumah sakit menetapkan staf klinis yang kompeten dan berwenang untuk memberikan obat. Maksud dan Tujuan PKPO 6 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PKPO 6 Telusur Skor

Page 109: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

107INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

11

1. Ada penetapan staf klinis yang kompeten dan berwenang untuk memberikan obat termasuk pembatasannya. (R)

R Regulasi tentang penetapan staf klinis yang kompeten dan berwenang untuk memberikan obat dengan cara tertentu contoh: pemberian obat dalam sendi, obat intra tecal, obat intra vena

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan pemberian obat oleh staf klinis yang kompeten dan berwenang sesuai dengan surat izin terkait profesinya dan peraturan perundang- undangan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian obat oleh staf klinis yang berwenang, sesuai SPK dan RKK Staf medis Staf keperawatan Apoteker

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan pemberian obat dilaksanakan sesuai dengan pembatasan yang ditetapkan, misalnya obat kemoterapi, obat radioaktif, atau obat untuk penelitian. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemberian obat sesuai pembatasan sesuai SPK dan RKK Staf medis Kepala Instalasi Farmasi Apoteker Staf Farmasi

10 5 0

TL TS TT

Standar PKPO 6.1 Proses pemberian obat termasuk proses verifikasi apakah obat yang akan diberikan telah sesuai resep/permintaan obat. Maksud dan Tujuan PKPO 6.1 Agar obat diserahkan pada orang yang tepat, dosis yang tepat dan waktu yang tepat maka sebelum pemberian obat kepada pasien dilakukan verifikasi kesesuaian obat dengan instruksi pengobatan yang meliputi: a) identitas pasien; b) nama obat; c) dosis; d) rute pemberian; dan e) waktu pemberian. Elemen Penilaian PKPO 6.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi verifikasi sebelum

penyerahan obat kepada pasien yang meliputi butir a) sampai dengan e) pada maksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang verifikasi sebelum pemberian obat kepada pasien

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan verifikasi sebelum obat diserahkan kepada pasien. (D,W,S)

D

W

S

Bukti pelaksanaan verifikasi sebelum obat diberikan Perawat TTK

Pelaksanaan pemberian obat kepada pasien

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan double check untuk obat yang harus diwaspadai (high alert). (D,O,W,S)

D

O

W

S

Bukti pelaksanaan double check untuk obat high alert) Lihat pelaksanaan pemberian obat high alert Perawat Pelaksanaan double check

10 5 0

TL TS TT

Standar PKPO 6.2 Ada regulasi tentang obat yang dibawa oleh pasien ke rumah sakit untuk digunakan sendiri. Maksud dan Tujuan PKPO 6.2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PKPO 6.2 Telusur Skor 1. Ada regulasi pengobatan oleh

pasien sendiri. (R) R Regulasi tentang pengobatan sendiri (self

administration) dan obat yang dibawa dari luar rumah sakit

10 5 0

TL TS TT

Page 110: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

108 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

12

2. Ada bukti pelaksanaan pengobatan obat oleh pasien sendiri sesuai dengan regulasi. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pengobatan sendiri (self administration) sesuai regulasi EP 1 DPJP Apoteker Perawat

10 5 0

TL TS TT

3. Ada proses monitoring terhadap pengobatan oleh pasien sendiri. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan monitoring obat yang dibawa dari luar rumah sakit sesuai regulasi EP 1 Apoteker Perawat

10 5 0

TL TS TT

PEMANTAUAN (MONITOR) Standar PKPO 7 Efek obat dan efek samping obat terhadap pasien dipantau. Maksud dan Tujuan PKPO 7 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PKPO 7 Telusur Skor 1. Ada regulasi pemantauan efek

obat dan efek samping obat serta dicatat dalam status pasien. (lihat juga AP 2 EP 1). (R)

R Regulasi tentang pemantauan terapi obat dan efek samping obat serta pelaporannya

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pelaksanaan pemantauan terapi obat. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pemantauan terapi obat dan penulisan ringkasan di CPPT Apoteker

10 - 0

TL -

TT

3. Ada bukti pemantauan efek samping obat dan pelaporannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (D,W)

D

W

Bukti monitoring efek samping obat dan laporannya ke komite/tim farmasi dan terapi Apoteker Komite/tim farmasi dan terapi

10 5 0

TL TS TT

Standar PKPO 7.1 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan proses pelaporan serta tindakan terhadap kesalahan penggunaan obat (medication error) serta upaya menurunkan angkanya. Maksud dan Tujuan PKPO 7.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PKPO 7.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi medication safety

yang bertujuan mengarahkan penggunaan obat yang aman dan meminimalisasi kemungkinan terjadi kesalahan penggunaan obat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (R)

R Regulasi tentang medication safety 10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pelaksanaan rumah sakit mengumpulkan dan memonitor seluruh angka kesalahan penggunaan obat termasuk kejadian tidak diharapkan, kejadian sentinel, kejadian nyaris cedera, dan kejadian tidak cedera. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pengumpulan dan monitoring seluruh angka kesalahan penggunaan obat Kepala Instalasi Farmasi Perawat Apoteker

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti instalasi farmasi mengirimkan laporan kesalahan penggunaan obat (medication error) kepada tim keselamatan pasien rumah sakit. (D,W)

D

W

Bukti laporan instalasi farmasi ke tim keselamatan pasien rumah sakit Kepala Instalasi Farmasi Apoteker TTK/asisten apoteker

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti tim keselamatan pasien rumah sakit menerima laporan kesalahan penggunaan obat (medication error) dan mencari akar masalah atau investigasi

D

1) Bukti pelaksanaan penerimaan laporan kesalahan penggunaan obat oleh TKRS

2) Bukti pelaksanaan mencari akar masalah/investigasi sederhana

3) Bukti pencarian solusi dan tindak lanjutnya

10 5 0

TL TS TT

Page 111: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

109INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

13

sederhana, solusi dan tindak lanjutnya, serta melaporkan kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien (lihat juga PMKP 7). (D,W)

W

4) Bukti penyusunan laporan ke komite nasional keselamatan pasien (KNKP) dan KARS (kasus sentinel saja)

Tim keselamatan pasien RS

5. Ada bukti pelaksanaan rumah sakit melakukan upaya mencegah dan menurunkan kesalahan penggunaan obat (medication error) (lihat juga PMKP 7 EP 1).(D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan upaya mencegah dan menurunkan kesalahan penggunaan obat (medication error) Komite medis/komite PMKP Komite/tim farmasi dan terapi Kepala Instalasi Farmasi Apoteker

10 5 0

TL TS TT

Page 112: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

110 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

Page 113: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

111INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

1

MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)

Standar MKE 1 Rumah sakit berkomunikasi dengan masyarakat untuk memfasilitasi akses masyarakat ke pelayanan di rumah sakit dan informasi tentang pelayanan yang disediakan oleh rumah Maksud dan tujuan MKE 1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MKE 1 Telusur Skor 1. Terdapat regulasi tentang

pedoman komunikasi efektif yang meliputi komunikasi dengan masyarakat, dengan pasien dan keluarga, serta antar staf klinis. (R)

R Pedoman komunikasi efektif 10 - 0

TL -

TT

2. Terdapat bukti pelaksanaan komunikasi efektif antara rumah sakit dengan masyarakat. (D, W) (Lihat juga TKRS.3.2)

D

W

1) Bukti pertemuan dengan masyarakat untuk menyampaikan Informasi pelayanan RS (jenis pelayanan, waktu pelayanan, proses mendapatkan pelayanan)

2) Bukti media informasi : Website, leaflet, brosur, bulletin dll

Staf PKRS/Humas RS/marketing Masyarakat bila perlu

10 5 0

TL TS TT

3. Terdapat bukti pelaksanaan komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga. (D,W) (Lihat juga HPK.2.1; HPK 2.2; ARK.1.3; PAP.2.4)

D

W

1) Bukti pemberian informasi di admisi, bagian informasi/PKRS

2) Bukti pelaksanaan pemberian informasi dan edukasi dalam RM pasien ( form informasi dan edukasi )

3) Bukti media informasi: website, leaflet, brosur, bulletin, banner dll

Petugas admisi/PKRS/bagian informasi/MPP/ staf klinis/PPA

10 5 0

TL TS TT

4. Terdapat bukti pelaksanaan komunikasi efektif antar staf klinis. (D,W) ( lihat juga AP, PAP, SKP 2, TKRS 3.2 EP 2 )

D

W

Bukti pelaksanaan komunikasi efektif dalam RM pasien meliputi catatan dalam form asesmen, catatan terintegrasi/CPPT, transfer, rujukan, early warning system (EWS), tulbakon, serah terima (operan) Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

Standar MKE 1.1 Strategi komunikasi dengan masyarakat, pasien dan keluarga didasarkan pada pengenalan populasi yang dilayani rumah sakit. Maksud dan Tujuan MKE 1.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MKE 1.1 Telusur Skor 1. Ada demografi populasi sebagai

dasar strategi komunikasi dengan komunitas dan populasi yang dilayani rumah sakit (D,W).

D

W

Bukti data demografi digunakan untuk membuat strategi komunikasi dengan populasi Staf PKRS/staf SIM RS

10 5 0

TL TS TT

2. Demografi sekurang-kurangnya dapat menggambarkan usia, etnis, agama, tingkat pendidikan, termasuk buta huruf, bahasa yang digunakan termasuk adanya hambatan dalam berkomunikasi. (D,W)

D

W

Bukti data demografi populasi terkini Staf PKRS/staf SIM RS

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit menyediakan informasi tentang jenis pelayanan, waktu pelayanan serta akses dan proses untuk mendapatkan pelayanan. (D,W)

D

Bukti media informasi tentang jenis pelayanan, waktu, akses, dan proses mendapatkan pelayanan dalam bentuk brosur/leaflet/banner, buletin, Web site, Call center/SMS Center, Seminar Awam, Pameran, slide show di TV / LCD dll.

10 5 0

TL TS TT

Page 114: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

112 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

2

W Petugas admisi/staf PKRS/staf bagian informasi Pasien, keluarga

4. Rumah sakit menyediakan informasi tentang kualitas pelayanan.(D,W)

D

W

Bukti tersedia informasi tentang kualitas pelayanan (layanan unggulan, data mutu) dalam bentuk brosur/leaflet/ buletin, website, pameran, seminar, slide show di TV internal/LCD dll. Pimpinan unit kerja/petugas admisi/staf

PKRS/staf bagian informasi Pasien , keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar MKE 2 Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang jenis asuhan dan pelayanan, serta akses untuk mendapatkan pelayanan Maksud dan Tujuan MKE 2: Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MKE 2 Telusur Skor 1. Tersedia informasi untuk pasien

dan keluarga tentang asuhan dan pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit, dalam bentuk website atau brosur. (D,O,W)

D

O

W

Bukti tersedia Website/brosur yang berisi daftar pelayanan yang disediakan RS Lihat ketersediaan informasi dalam website, ketersediaan brosur di area yang mudah diperoleh pasien dan keluarga Staf PKRS/staf bagian informasi Pasien dan keluarga

10 5 0

TL TS TT

2. Informasi untuk pasien dan keluarga juga menjelaskan akses terhadap pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit. (D,O,W)

D

O

W

Bukti tersedia brosur/leaflet/banner/slide show TV internal yang berisi informasi akses terhadap pelayanan Lihat ketersediaan brosur/leaflet/banner/slide show TV internal dll di area yang mudah diperoleh dan dilihat pasien dan keluarga Staf PKRS, bagian informasi Pasien dan keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit menyediakan informasi tentang alternatif asuhan dan pelayanan di tempat lain apabila rumah sakit tidak dapat menyediakan asuhan dan pelayanan yang dibutuhkan pasien. (D,W)

D

W

Bukti tentang daftar faskes rujukan disertai perjanjian kerjasama Staf bagian admisi/staf bagian informasi/staf

klinis Pasien dan keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar MKE 3 Komunikasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan dalam format dan bahasa yang mudah dimengerti. Maksud dan tujuan MKE 3: Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian Telusur Skor 1. Sesuai dengan demografi

komunitas dan populasi, komunikasi dan edukasi pasien dan keluarga menggunakan format yang praktis dan mudah dipahami. (D,W)

D

W

Bukti tentang media edukasi/komunikasi dalam bentuk tulisan/gambar/video/demonstrasi/praktikum, yang praktis dan mudah dipahami sesuai data demografi populasi Staf PKRS

10 5 0

TL TS TT

2. Materi komunikasi dan edukasi pasien dan keluarga diberikan dalam bahasa yang dimengerti. (D,O)

D

O

Bukti materi edukasi dalam bahasa Indonesia dan atau bahasa lainnya Materi edukasi

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit menyediakan penerjemah sesuai kebutuhan, bila di RS tidak ada petugas

D

Bukti edukasi diberikan oleh petugas penterjemah RS dan penterjemah dari luar RS

10 5 0

TL TS TT

Page 115: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

113INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

3

penterjemah maka diperlukan adanya kerja sama dengan pihak terkait. (D,W)

W

Petugas penterjemah/staf klinis

Standar MKE 4 Ada komunikasi efektif untuk menyampaikan informasi yang akurat dan tepat waktu di seluruh rumah sakit termasuk yang “urgent”. Maksud dan Tujuan MKE 4 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MKE 4 Telusur Skor 1. RS menetapkan informasi yang

harus disampaikan secara akurat dan tepat waktu ke seluruh rumah sakit. (R)

R Penetapan tentang komunikasi efektif (lihat MKE 1 EP 1) berisi juga tentang informasi yang akurat dan tepat waktu ke seluruh RS termasuk informasi terkait code blue, code red dan code black.

10 5 0

TL -

TT

2. Ada bukti proses penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu di seluruh rumah sakit termasuk yang “urgent” antara lain code blue dan code red. (D,W,S)

D

W

S

1) Bukti surat edaran Direktur/pengumuman/majalah dinding/media sosial/intranet/ paging system dll

2) Bukti laporan pelaksanaan simulasi code blue, code red dan code black

Staf RS Peragaan pelaksanaan code blue, code red dan code black

10 5 0

TL TS TT

Standar MKE 5 Informasi tentang asuhan pasien dan hasil asuhan dikomunikasikan antar staf klinis selama bekerja dalam shift atau antar shift. Maksud dan Tujuan MKE 5 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MKE 5 Telusur Skor 1. Terdapat regulasi tentang tata cara

berkomunikasi (R) R Penetapan tentang komunikasi efektif (lihat juga

MKE 1 EP 1) berisi juga tatacara komunikasi antar staf klinis pada saat bekerja shift dan antar shift yang meliputi informasi tentang: 1) status kesehatan termasuk CPPT 2) ringkasan pulang pasien rawat jalan dan ranap 3) informasi klinis saat transfer dan dirujuk 4) serah terima/operan

10 5 0

TL TS TT

2. Informasi kondisi pasien antar staf klinis termasuk PPA berdasarkan pada proses yang sedang berjalan atau pada saat penting tertentu dalam proses asuhan ditulis dalam rekam medis. (D,O)

D

O

Bukti catatan tentang kondisi pasien dalam RM pasien termasuk CPPT RM pasien termasuk form CPPT

10 5 0

TL TS TT

3. Setiap pasien setelah rawat inap dibuat ringkasan pulang. (D,W) (lihat juga MIRM.15)

D

W

Bukti tentang ringkasan pulang pasien rawat inap Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

4. Setiap pasien rawat jalan dengan diagnosis kompleks dibuat profil ringkas medis rawat jalan. (D,O,W) (lihat juga ARK.4.3)

D

O

W

Bukti tentang profil ringkas medis rawat jalan (Profil RMRJ) Lihat RM pasien rawat jalan Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

5. Informasi yang dikomunikasikan termasuk ringkasan asuhan dan pelayanan yang telah diberikan pada proses transfer dan rujukan. (D,O) (lihat juga PKPO.4.3 EP 2)

D

O

Bukti form memuat pelaksanaan transfer dan rujukan Lihat form transfer dan rujukan

10 5 0

TL TS TT

6. Terdapat bukti dokumentasi pada proses serah terima (hand over). (D,W) (lihat juga SKP.2.2)

D

W

Bukti pelaksanaan serah terima pasien/operan dalam sif atau antar sif Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

Page 116: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

114 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

4

Standar MKE 6 Rumah sakit menyediakan edukasi untuk menunjang partisipasi pasien dan keluarga dalam proses asuhan. Maksud dan Tujuan MKE 6 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MKE 6 Telusur Skor 1. Ada penetapan organisasi promosi

kesehatan rumah sakit yang mengkoordinasikan memberikan edukasi kepada. (R)

R 1) Unit/panitia/tim PKRS 2) Pedoman kerja 3) Program

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti organisasi promosi kesehatan rumah sakit telah berfungsi sesuai peraturan perundang-undangan.(D,W)

D

W

1) Bukti pelaksanaan kegiatan PKRS 2) Bukti laporan Tim PKRS

Pimpinan PKRS Staf PKRS

10 5 0

TL TS TT

3. Edukasi dilaksanakan sesuai kebutuhan pasien dan keluarga di seluruh rumah sakit (D,O,W)

D

O W

Bukti laporan pelaksanaan edukasi Lihat proses pemberian edukasi Pimpinan PKRS Staf PKRS PPA Pasien dan keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar MKE 7 PPA yang memberikan edukasi harus mampu memberikan edukasi secara efektif. Maksud dan Tujuan MKE 7 : Lihat SNARS 1

Elemen Penilaian MKE 7 Telusur Skor 1. Profesional pemberi asuhan sudah

terampil melakukan komunikasi efektif (D,W)

D

W

Bukti pekasanaan pelatihan PPA

10 5 0

TL TS TT

2. Profesional Pemberi Asuhan memiliki pengetahuan yang cukup tentang materi yang diberikan (W)

W PPA Pasien

10 5 0

TL TS TT

Standar MKE 8 Agar edukasi pasien dan keluarga bisa efektif, staf harus melakukan asesmen kemampuan, kemauan belajar dan kebutuhan edukasi serta dicatat di dalam rekam medis. Maksud dan Tujuan MKE 8 : Lihat SNARS 1 Variabel asesmen kemampuan dan kemauan belajar pasien dan keluarga meliputi : a) keyakinan dan nilai nilai pasien dan keluarga b) kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan c) hambatan emosional dan motivasi d) keterbatasan fisik dan kognitif e) kesediaan pasien untuk menerima informasi Elemen Penilaian MKE 8 Telusur Skor 1. Dilakukan asesmen kemampuan

dan kemauan belajar pasien dan keluarga yang meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan dan dicatat di rekam medis.(D,O)

D

O

Bukti pelaksanaan asesmen kemampuan dan kemauan belajar pasien a) s/d e) dalam RM pasien Lihat RM pasien

10 5 0

TL TS TT

2. Dilakukan asesmen kebutuhan edukasi untuk pasien dan dicatat di rekam medis (D,O).

D

O

Bukti pelaksanaan asesmen kebutuhan edukasi yang meliputi kebutuhan asuhan medis dan keperawatan, serta kebutuhan asuhan berkesinambungan setelah pulang Lihat RM pasien

10 5 0

TL TS TT

3. Hasil asesmen digunakan untuk membuat perencanaan kebutuhan edukasi (D,O)

D

O

Bukti perencanaan edukasi sesuai hasil asesmen Lihat RM pasien

10 5 0

TL TS TT

Standar MKE 9 Pemberian edukasi merupakan bagian penting dalam proses asuhan kepada pasien Maksud dan Tujuan MKE 9: Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MKE 9 Telusur Skor 1. Ada bukti pasien dijelaskan D Bukti pemberian edukasi oleh DPJP tentang hasil 10 TL

Page 117: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

115INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

5

tentang hasil asesmen, diagnosis dan rencana asuhan yang akan diberikan. (D,O) (Lihat juga HPK.2.1)

O

asesmen, diagnosa dan rencana asuhan (form pemberian edukasi yang telah diisi DPJP, PPJA) dalam RM pasien Lihat RM pasien

5 0

TS TT

2. Ada bukti pasien dijelaskan tentang hasil asuhan dan pengobatan termasuk hasil asuhan dan pengobatan yang tidak diharapkan. (D,W) (Lihat juga PAP.2.4 dan HPK 2.1)

D

W

Bukti pemberian edukasi oleh DPJP tentang hasil asuhan dan pengobatan termasuk hasil asuhan yang tidak diharapkan (form pemberian edukasi yang telah diisi DPJP) dalam RM pasien DPJP

10 5 5

TL TS TT

3. Ada bukti edukasi asuhan lanjutan di rumah. (D,W)

D

W

1) Bukti pelaksanaan pemberian edukasi oleh DPJP, PPJA, MPP tentang asuhan lanjutan di rumah

2) Bukti form pemberian edukasi yang telah diisi DPJP dan PPJA) dalam RM pasien

DPJP PPJA MPP

10 5 0

TL TS TT

4. Bila dilakukan tindakan medik yang memerlukan persetujuan tindakan kedokteran (informed consent), pasien dan keluarga belajar tentang risiko dan komplikasi yang dapat terjadi untuk dapat memberikan persetujuan. (D,W)

D

W

Bukti Informed consent berisi materi edukasi tentang risiko dan komplikasi DPJP Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

5. Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang hak dan tanggung jawab mereka untuk berpartisipasi pada proses asuhan (D,W) (lihat juga HPK.2.2)

D

W

Bukti materi edukasi tentang hak, kewajiban dan tanggungjawab pasien untuk berpartisipasi dalam proses asuhan PPA Staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar MKE 10 Edukasi pasien dan keluarga termasuk topik berikut ini, terkait dengan pelayanan pasien: penggunaan obat yang aman, penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi antara obat dengan makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri dan teknik rehabilitasi Maksud dan Tujuan MKE 10 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MKE 10 Telusur Skor 1. Pemberian edukasi kepada pasien

dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi penggunaan obat-obatan secara efektif dan aman, potensi efek samping obat, potensi interaksi obat antar obat konvensional , obat bebas, suplemen atau makanan (D,W)

D

W

Bukti materi edukasi tentang: 1) penggunaan obat-obatan secara efektif dan

aman 2) potensi efek samping obat 3) potensi interaksi obat antar obat konvensional,

obat bebas, serta suplemen atau makanan (regulasi lihat MKE 1 EP 1) Apoteker Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

2. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi keamanan dan efektivitas penggunaan peralatan medis (D,W)

D

W

Bukti materi edukasi tentang keamanan dan efektivitas penggunaan peralatan medis DPJP/PPA lainnya Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi diet dan nutrisi yang memadai (D,W) (lihat juga PAP.4 EP 7)

D

W

Bukti materi edukasi tentang diet dan nutrisi yang memadai. DPJP/Dietisien/PPA lainnya Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Page 118: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

116 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

6

4. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi manajemen nyeri (D,W) (lihat juga HPK.2.5 dan PAP.6 ; AP.1.5)

D

W

Buktti materi edukasi tentang nyeri dan manajemen nyeri DPJP PPJA staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

5. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi teknik rehabilitasi (D,W)

D

W

Bukti materi edukasi tentang teknik rehabilitasi DPJP/fisioterapis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

6. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi cara cuci tangan yang aman (D,W,S) (lihat juga SKP.5 dan PPI.9 EP 6)

D

W

S

Bukti materi edukasi tentang cara cuci tangan PPJA/PPA lainnya/PPI Pasien/keluarga Peragaan cuci tangan

10 5 0

TL TS TT

Standar MKE 11 Metode edukasi mempertimbangkan nilai-nilai dan pilihan pasien dan keluarga, dan memperkenankan interaksi yang memadai antar pasien-keluarga dan staf klinis agar edukasi efektif dilaksanakan. Maksud dan Tujuan MKE 11 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MKE 11 Telusur Skor 1. PPA harus menyediakan waktu

yang adekuat dalam memberikan edukasi (W)

W PPA Pasien/keluarga sesuai nilai-nilai dan pilihan

pasien dan keluarga

10 5 0

TL TS TT

2. Bila diperlukan, pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan secara kolaboratif oleh PPA terkait. (D,W)

D

W

Bukti materi edukasi kolaboratif sesuai nilai-nilai dan pilihan pasien dan keluarga PPA terkait

10 5 0

TL TS TT

3. Pada proses pemberian edukasi, staf harus mendorong pasien dan keluarga untuk bertanya dan memberi pendapat agar dapat sebagai peserta aktif. (W,S)

W

S

Pemberi edukasi Pasien/keluarga sesuai nilai-nilai dan pilihan

pasien dan keluarga Staf pemberi edukasi

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti dilakukan verifikasi untuk memastikan pasien dan keluarga dapat memahami materi edukasi yang diberikan (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan verifikasi Staf pemberi edukasi Pasien /keluarga sesuai nilai-nilai dan pilihan

pasien dan keluarga

10 5 0

TL TS TT

5. Informasi verbal diperkuat dengan materi tertulis. (D)

D Bukti materi edukasi sesuai nilai-nilai dan pilihan pasien dan keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar MKE 12 Dalam menunjang keberhasilan asuhan yang berkesinambungan, upaya promosi kesehatan harus dilakukan berkelanjutan. Maksud dan Tujuan MKE 12 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MKE 12 Telusur Skor 1. Rumah sakit mengidentifikasi

sumber–sumber yang ada di komunitas untuk mendukung promosi kesehatan berkelanjutan dan edukasi untuk menunjang asuhan pasien yang berkelanjutan (D)

D Bukti daftar faskes dan praktik mandiri yang ada di domisili pasien

10 5 0

TL -

TT

2. Pasien dan keluarga dirujuk agar mendapatkan edukasi dan pelatihan yang diperlukan untuk menunjang asuhan pasien berkelanjutan, agar mencapai hasil asuhan yang optimal setelah meninggalkan rumah sakit (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan rujukan untuk pemberian edukasi lanjutan PPA MPP

10 5 0

TL TS TT

Page 119: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

117INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

7

(lihat juga ARK 4.1) 3. Edukasi berkelanjutan tersebut

diberikan kepada pasien yang rencana pemulangannya kompleks. (D,W) (lihat juga ARK 3)

D

W

Bukti materi edukasi dan pelatihan untuk pasien yang rencana pemulangannya kompleks Pemberi edukasi Pasien/keluarga sesuai nilai-nilai dan pilihan

pasien dan keluarga MPP

10 5 0

TL TS TT

Page 120: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

118 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

Page 121: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

119INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

1

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)

PENGELOLAAN KEGIATAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN Standar PMKP 1 Rumah sakit mempunyai Komite/Tim atau bentuk organisasi lainnya yang kompeten untuk mengelola kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan PMKP 1 : Lihat SNARS 1 Komite/tim PMKP mempunyai tugas sebagai berikut:

a) sebagai motor penggerak penyusunan program PMKP rumah sakit; b) melakukan monitoring dan memandu penerapan program PMKP di unit kerja; c) membantu dan melakukan koordinasi dengan pimpinan unit pelayanan dalam memilih prioritas

perbaikan, pengukuran mutu/indikator mutu, dan menindaklanjuti hasil capaian indikator (lihat juga TKRS 11 dan TKRS 11.2);

d) melakukan koordinasi dan pengorganisasian pemilihan prioritas program di tingkat unit kerja serta menggabungkan menjadi prioritas rumah sakit secara keseluruhan. Prioritas program rumah sakit ini harus terkoordinasi dengan baik dalam pelaksanaanya;

e) menentukan profil indikator mutu, metode analisis, dan validasi data dari data indikator mutu yang dikumpulkan dari seluruh unit kerja di rumah sakit;

f) menyusun formulir untuk mengumpulkan data, menentukan jenis data, serta bagaimana alur data dan pelaporan dilaksanakan;

g) menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak terkait serta menyampaikan masalah terkait perlaksanaan program mutu dan keselamatan pasien;

h) terlibat secara penuh dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan PMKP; i) bertanggung jawab untuk mengomunikasikan masalah-masalah mutu secara rutin kepada semua staf; j) menyusun regulasi terkait dengan pengawasan dan penerapan program PMKP

Elemen Penilaian PMKP 1 Telusur Skor 1. Direktur rumah sakit telah

membentuk komite/tim PMKP atau bentuk organisasi lainnya untuk mengelola kegiatan sesuai peraturan perundang-undangan termasuk uraian tugas yang meliputi a) sampai dengan j) yg ada di maksud dan tujuan (R)

R Regulasi tentang komite/ tim PMKP atau bentuk organisasi lainnya lengkap dengan uraian tugas

10 - 0

TL -

TT

2. Direktur RS menetapkan penanggung jawab data di masing-masing unit kerja. (R)

R Regulasi tentang penetapan penanggung jawab data di masing-masing unit kerja oleh Direktur RS

10 - 0

TL -

TT

3. Individu didalam komite/tim PMKP atau bentuk organisasi lainnya dan penanggung jawab data telah dilatih dan kompeten. (D)

D

W

Bukti sertifikat pelatihan komite/ tim PMKP dan penanggungjawab data Komite/Tim PMKP Penanggung jawab data

10 5 0

TL TS TT

4. Komite/tim PMKP atau bentuk org. lainnya telah melaksanakan kegiatannya. (D,W)

D

W

Bukti laporan tentang kegiatan komite/tim PMKP Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

Standar PMKP 2 Rumah sakit mempunyai referensi terkini tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien berdasarkan ilmu pengetahuan dan informasi terkini dan perkembangan konsep peningkatan mutu dan keselamatan pasien Maksud dan Tujuan PMKP 2 : Lihat SNARS 1 Secara rinci referensi dan informasi terkini yang diperlukan rumah sakit dalam meningkatkan mutu dan keselamatan pasien meliputi: a) literatur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung asuhan pasien terkini,

misalnya pedoman nasional pelayanan kedokteran dan international clinical guidelines b) literarur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung penelitian (khusus

untuk rumah sakit pendidikan); c) literarur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung terselenggaranya

manajemen yang baik; d) informasi lainnya sesuai dengan kebutuhan rumah sakit, misalnya data indikator mutu di tingkat nasional

Page 122: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

120 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

2

atau internasional; e) peraturan perundang-undangan terkait dengan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit termasuk

pedoman-pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah. Elemen Penilaian PMKP 2 Telusur Skor 1. Rumah sakit mempunyai pedoman

peningkatan mutu dan keselamatan pasien sesuai dengan referensi terkini (lihat juga TKRS 4 EP 1). (R)

R Regulasi tentang pedoman PMKP 10 - 0

TL -

TT

2. RS mempunyai referensi yang dipergunakan untuk meningkatkan mutu asuhan klinis dan proses kegiatan manajemen yang lebih baik, yang antara lain meliputi a) sampai dengan e) yang ada di maksud tujuan untuk rumah sakit pendidikan dan kecuali b) untuk rumah sakit non pendidikan. (D,W)

D

W

Bukti daftar dan bahan referensi pendidikan Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

3. Komite medis dan komite keperawatan mempunyai referensi peningkatan mutu asuhan klinis terkini. (D,W)

D

W

Bukti daftar dan bahan referensi asuhan klinis terkini Komite medis Komite keperawatan

10 5 0

TL TS TT

Standar PMKP 2.1 Rumah Sakit menyediakan teknologi dan dukungan lainnya untuk mendukung sistem manajemen data pengukuran mutu terintegrasi sesuai dengan perkembangan teknologi informasi. Maksud dan Tujuan PMKP 2.1 : Lihat SNARS 1 Rumah sakit mempunyai regulasi sietem manajemen data, antara lain meliputi : a) rumah sakit perlu mempunyai sistem manajemen data yang didukung dengan teknologi informasi, mulai

dari pengumpulan, pelaporan, analisis, validasi, serta publikasi data untuk internal rumah sakit dan eksternal RS Publikasi data tetap harus memperhatikan kerahasiaan pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan.;

b) data yang dimaksud meliputi, data dari indikator mutu unit dan indikator mutu prioritas rumah sakit; c) data dari pelaporan insiden keselamatan pasien; dan d) data hasil monitoring kinerja staf klinis (bila monitoring kinerja menggunakan indikator mutu); e) data hasil pengukuran budaya keselamatan; f) integrasi seluruh data diatas baik di tingkat rumah sakit dan unit kerja meliputi:

pengumpulan pelaporan analisa validasi dan publikasi indikator mutu

Elemen Penilaian PMKP 2.1 Telusur Skor 1. Rumah sakit mempunyai regulasi

sistem manajemen data program PMKP yang terintegrasi meliputi data a) sampai dengan f) dimaksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang sistem manajemen data yang terintegrasi

10 - 0

TL -

TT

2. Rumah sakit menyediakan teknologi, fasilitas dan dukungan lain untuk menerapkan sistem manajemen data di RS sesuai dengan sumber daya yang ada di rumah sakit. (D,O,W)

D

O

W

Bukti daftar inventaris sistem manajemen data elektronik di RS contoh SISMADAK Lihat hardware dan software sistem manajemen data dan teknologi yang digunakan (elektronik) Staf IT Komite/Tim PMKP Komite PPI Penanggung jawab data

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan program PMKP yang meliputi data a) sampai dengan f) dimaksud dan tujuan. (D,O)

D

O

Bukti pelaksanaan tentang program PMKP Lihat pelaksanaan proses manajemen data PMKP dan integrasinya

10 5 0

TL TS TT

Page 123: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

121INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

3

Standar PMKP 3 RS mempunyai program pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk pimpinan rumah sakit dan semua staf yang terlibat dalam pengumpulan, analisa dan validasi data mutu.

Maksud dan Tujuan PMKP 3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PMKP 3 Telusur Skor 1. RS mempunyai program pelatihan

PMKP yang diberikan oleh narasumber yang kompeten (R)

R Regulasi tentang program pelatihan PMKP 10 - 0

TL -

TT

2. Pimpinan di rumah sakit, termasuk komite medis dan komite keperawatan telah mengikuti pelatihan PMKP (D,W)

D

W

1) Bukti pelaksanaan pelatihan PMKP oleh narasumber yang kompeten

2) Bukti sertifikat pelatihan PMKP pimpinan RS, komite medis dan komite keperawatan

Pimpinan di RS Komite/Tim PMKP Komite medis Komite keperawatan Diklat

10 5 0

TL TS TT

3. Semua individu yang terlibat di dalam pengumpulan, analisa dan validasi data telah mengikuti pelatihan PMKP khususnya tentang sistem manajemen data (D,W)

D

W

1) Bukti pelaksanaan pelatihan PMKP oleh narasumber yang kompeten

2) Bukti sertifikat pelatihan PMKP penanggung jawab data unit kerja

Komite/Tim PMKP Staf unit Penanggung jawab data unit kerja

10 5 0

TL TS TT

PROSES PEMILIHAN, PENGUMPULAN, ANALISIS DAN VALIDASI DATA INDIKATOR MUTU Standar PMKP 4 Komite/tim PMKP atau bentuk organisasi lain terlibat proses pemilihan prioritas pengukuran pelayanan klinis yang akan dievaluasi serta melakukan koordinasi dan integrasi kegiatan pengukuran di seluruh unit di rumah sakit. Maksud dan Tujuan PMKP 4 : Lihat SNARS 1

Elemen Penilaian PMKP 4 Telusur Skor 1. Komite/tim peningkatan mutu dan

keselamatan pasien atau bentuk organisasi lainnya memfasilitasi pemilihan prioritas pengukuran pelayanan klinis yang akan dievaluasi (D,W)

D

W

Bukti rapat tentang koordinasi membahas pemilihan dan penetapan prioritas program PMKP yang dihadiri oleh Direktur RS, para pimpinan RS dan Komite/Tim PMKP Direktur Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

2. Komite/tim peningkatan mutu dan keselamatan pasien atau bentuk organisasi lainnya melakukan koordinasi dan integrasi kegiatan pengukuran mutu di unit pelayanan dan pelaporannya. (D,W)

D

W

Bukti rapat tentang koordinasi komite/tim PMKP dengan para kepala unit pelayanan dalam pengukuran mutu di unit pelayanan dan pelaporannya Komite/Tim PMKP Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

3. Komite/tim peningkatan mutu dan keselamatan pasien atau bentuk organisasi lainnya melaksanakan supervisi terhadap progres pengumpulan data sesuai yang direncanakan. (D,W)

D

W

1) Bukti form supervisi 2) Bukti pelaksanaan tentang supervisi dalam

bentuk ceklis dan hasil terhadap progres pengumpulan data oleh Komite/tim PMKP

Komite/Tim PMKP Penanggung jawab data unit kerja

10 5 0

TL TS TT

Standar PMKP 5 Rumah sakit memilih dan menetapkan prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis yang akan dievaluasi dan indikator-indikator

Page 124: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

122 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

4

Maksud dan Tujuan PMKP 5 : Lihat SNARS 1 Setiap indikator agar dibuat profilnya atau gambaran singkat tentang indikator tersebut yang antara lain, namun tidak terbatas meliputi a) judul indikator, b) definisi operasional, c) tujuan, dimensi mutu, d) dasar pemikiran/alasan pemilihan indikator, e) numerator, denominator, formula pengukuran, f) metodologi pengumpulan data, g) cakupan datanya, h) frekuensi pengumpulan data, i) frekuensi analisa data j) metodologi analisa data, k) sumber data l) penanggung jawab pengumpul data, m) publikasi data. Elemen Penilaian PMKP 5 Telusur Skor 1. Direktur rumah sakit berkoordinasi

dengan para kepala bidang/divisi dalam memilih dan menetapkan prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis yang akan dievaluasi. (R)

R

Regulasi tentang pemilihan dan penetapan prioritas pengukuran mutu pelayanan

10 - 0

TL -

TT

2. Berdasarkan prioritas tersebut ditetapkan pengukuran mutu dengan menggunakan indikator area klinis. (D,W)

D

W

Bukti daftar indikator area klinis Direktur Kepala bidang/divisi Komite/Tim PMKP

10 - 0

TL -

TT

3. Berdasarkan prioritas tersebut ditetapkan pengukuran mutu dengan menggunakan indikator area manajemen. (D,W)

D

W

Bukti daftar indikator area manajemen Direktur Kepala bidang/divisi Komite/Tim PMKP

10 - 0

TL -

TT

4. Berdasarkan prioritas tersebut ditetapkan pengukuran mutu dng menggunakan indikator sasaran keselamatan pasien. (D,W)

D

W

Bukti daftar indikator sasaran keselamatan pasien Direktur Kepala bidang/divisi Komite/Tim PMKP

10 - 0

TL -

TT

5. Setiap indikator yang ditetapkan dilengkapi dengan profil indikator yang meliputi a) sampai m) di maksud dan tujuan. (D) (lihat juga TKRS 5)

D Bukti profil setiap indikator yang ada di EP 2, 3, dan 4

10 5 0

TL TS TT

6. Direktur rumah sakit dan komite/tim PMKP melakukan supervisi terhadap proses pengumpulan data. (D,W)

D

W

1) Bukti form supervisi 2) Bukti pelaksanaan tentang supervisi dalam

bentuk ceklis dan hasil terhadap progres pengumpulan data oleh Komite/tim PMKP

3) Bukti rapat tentang hasil supervisi Direktur Komite/Tim PMKP Staf pengumpul data

10 5 0

TL TS TT

Standar PMKP 5.1 Dilakukan evaluasi proses pelaksanaan panduan praktik klinik, alur klinis (clinical pathway) dan/atau protokol klinis dan atau prosedur dan atau standing order di prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis Maksud dan Tujuan PMKP 5.1 : Lihat SNARS 1 Ketua Kelompok Staf Medis telah menetapkan paling sedikit 5 (lima) prioritas panduan praktik klinis-alur klinis dan/atau protokol klinis dan atau prosedur dan atau standing order, sebagai panduan dari standarisasi proses asuhan klinik yang dimonitor oleh Komite Medik. Dengan tujuan sebagai berikut: 1) Melakukan standarisasi proses asuhan klinik 2) Mengurangi risiko dalam proses asuhan, terutama yang berkaitan asuhan kritis

Page 125: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

123INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

5

3) Memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan efisien dalam memberikan asuhan klinik tepat waktu dan efektif

4) Memanfaatkan indikator prioritas sebagai indikator dalam penilaian kepatuhan penerapan alur klinis di area yang akan diperbaiki di tingkat rumah sakit

5) Secara konsisten menggunakan praktik berbasis bukti (“evidence based practices”) dalam memberikan asuhan bermutu tinggi

Penerapan panduan praktik klinis-clinical pathway dipilih oleh masing-masing kelompok staf medis adalah di unit-unit pelayanan, dimana DPJP memberikan asuhan. Mengacu pada prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis yang akan di evaluasi maka selain ditetapkan indikator mutu, juga diperlukan standarisasi proses asuhan klinis pada prioritas pengukuran mutu di rumah sakit. Elemen Penilaian PMKP 5 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan evaluasi

pelayanan kedokteran dengan panduan praktik klinis, alur klinis atau protokol. (R)

R Regulasi tentang evaluasi panduan praktik klinis, alur klinis atau protokol

10 - 0

TL -

TT

2. Hasil evaluasi dapat menunjukkan adanya perbaikan variasi dalam lima fokus area pada pemberian pelayanan. (D,W)

D

W

Bukti hasil capaian kepatuhan DPJP Komite/Tim PMKP Komite medis

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit telah melaksanakan audit klinis dan atau audit medis pada panduan praktik klinis /alur klinis prioritas di tingkat rumah sakit (D,W)

D

W

Bukti hasil audit klinis dan atau audit medis Komite/Tim PMKP Komite medis

10 5 0

TL TS TT

Standar PMKP 6 Setiap unit kerja di rumah sakit memilih dan menetapkan indikator mutu yang dipergunakan untuk mengukur mutu unit kerja. Maksud dan Tujuan PMKP 6 : Lihat SNARS 1

Elemen Penilaian PMKP 6 Telusur Skor 1. Rumah sakit mempunyai regulasi

tentang pengukuran mutu dan cara pemilihan indikator mutu di unit kerja yang antara lain meliputi a) sampai dengan c) yang ada di maksud dan tujuan (R)

R Regulasi tentang kriteria pemilihan indikator mutu unit

10 - 0

TL -

TT

2. Setiap unit kerja dan pelayanan melakukan telah memilih dan menetapkan indikator mutu unit (lihat juga TKRS 11 EP 1) (D,W)

D

W

Bukti indikator mutu di setiap unit kerja dan unit pelayanan Komite/Tim PMKP Unit kerja Unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

3. Setiap indikator mutu telah dilengkapi profil indikator meliputi a) sampai dengan m) yang ada di maksud dan tujuan di PMKP 5 (D,W)

D

W

Bukti tentang profil setiap indikator mutu di EP 2 Komite/Tim PMKP Unit kerja Unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

4. Setiap unit kerja melaksanakan proses pengumpulan data dan pelaporan (D,W)

D

W

Bukti form pengumpulan data dan pelaporan data Penanggungjawab data unit kerja

10 5 0

TL TS TT

5. Pimpinan unit kerja melakukan supervisi terhadap proses pengumpulan data dan pelaporan serta melakukan perbaikan mutu berdasarkan hasil capaian indikator mutu (D,W)

D

W

1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan supervisi dan hasil terhadap

progres pengumpulan data dan tindak lanjutnya

Kepala unit pelayanan Penanggung jawab data unit kerja

10 5 0

TL TS TT

Standar PMKP 7 Pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk mendukung asuhan pasien dan manajemen rumah sakit lebih baik Maksud dan Tujuan PMKP 7 : Lihat SNARS 1

Page 126: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

124 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

6

Bank data dari luar banyak bentuknya mulai bank data asuransi sampai perkumpulan profesional dan bisa juga indikator-indikator mutu yang diwajibkan oleh pemerintah. Sesuai peraturan perundangan mungkin ada RS yang diharuskan ikut sebagai peserta bank data. Dalam semua kasus, keamanan dan kerahasiaan data dan informasi harus di jaga. Berdasarkan tersebut diatas rumah sakit agar mempunyai regulasi tentang: a) sistem manajemen data yang meliputi pengumpulan, pelaporan, analisis, feedback dan publikasi data

(PMKP 2.1) b) menetapkan data-data yang akan dibandingkan dengan rumah sakit lain atau menggunakan database

ekternal c) menjamin keamanan dan kerahasian data dalam berkontribusi dengan database eksternal. Elemen Penilaian PMKP 7 Telusur Skor 1. RS mempunyai regulasi tentang

manajemen data yang meliputi a) sampai dengan c) yang ada di maksud dan tujuan (Lihat juga PMKP 2.1 ) (R)

R Regulasi tentang manajemen data termasuk keamanan, kerahasiaan data internal dan eksternal serta benchmark data

10 - 0

TL -

TT

2. Komite/Tim PMKP atau bentuk organisasi lainnya melakukan koordinasi dengan unit pelayanan dalam pengumpulan data (D,W)

D

W

Bukti rapat tentang koordinasi Komite/Tim PMKP dengan unit pelayanan dalam pengumpulan data di unit pelayanan dan pelaporannya Komite/Tim PMKP Unit pelayanan Penanggungjawab data unit kerja IT

10 5 0

TL TS TT

3. RS telah melakukan pengumpulan data dan informasi untuk mendukung asuhan pasien, manajemen RS, pengkajian praktik profesional serta program PMKP secara menyeluruh (D,W)

D

W

Bukti hasil pengumpulan data dan informasi yang meliputi indikator area klinis, manajemen, sasaran keselamatan pasien, insiden keselamatan pasien, dan tingkat kepatuhan DPJP terhadap PPK Komite/Tim PMKP Komite medis Penanggungjawab data unit kerja

10 5 0

TL TS TT

4. Kumpulan data dan informasi disampaikan kepada badan diluar RS sesuai peraturan dan perundangan-undangan. (D,W)

D

W

Bukti publikasi data ke luar RS Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

5. Rumah sakit berkontribusi terhadap database ekternal dengan menjamin keamanan dan kerahasiaan (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan tentang benchmark (tolok ukur) data Direktur Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

Standar PMKP 7.1 Analisis data merupakan salah satu kegiatan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk mendukung asuhan pasien dan manajemen rumah sakit. Maksud dan Tujuan PMKP 7.1 : Lihat SNARS 1 RS agar menyusun regulasi analisis data yang meliputi : a) penggunaan statistik dalam melakukan analisis data b) analisis yang harus dilakukan yaitu:

membandingkan data di rumah sakit dari waktu ke waktu data (analisis trend), misalnya dari bulanan ke bulan, dari tahun ke tahun

membandingkan dengan rumah sakit lain, bila mungkin yang sejenis, seperti melalui database eksternal baik nasional maupun internasional

membandingkan dengan standar-standar, seperti yang ditentukan oleh badan akreditasi atau organisasi profesional ataupun standar-standar yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan

membandingkan dengan praktik-praktik yang diinginkan yang dalam literatur digolongkan sebagai best practice (praktik terbaik) atau better practice (praktik yang lebih baik) atau practice guidelines (panduan praktik klinik)

Elemen Penilaian PMKP 7.1 Telusur Skor

Page 127: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

125INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

7

1. RS mempunyai regulasi tentang analisis data yang meliputi a) sampai dengan b) yang ada di maksud dan tujuan (R)

R Regulasi tentang manajemen data 10 - 0

TL -

TT

2. RS telah melakukan pengumpulan data, analisis dan menyediakan informasi yang berguna untuk mengidentifikasi kebutuhan untuk perbaikan (D,W)

D

W

Bukti pengumpulan, analisis dan rencana perbaikannya Komite/Tim PMKP Penanggungjawab data unit Staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

3. Analisis data telah dilakukan dng menggunakan metode dan teknik2 statistik, sesuai kebutuhan (D,W)

D

W

Bukti analisis data dengan menggunakan metode dan teknik-teknik statistik Komite/Tim PMKP Penanggungjawab data unit

10 5 0

TL TS TT

4. Analisa data telah dilakukan dng melakukan perbadingan dari waktu ke waktu di dalam RS, dengan melakukan perbandingan database eksternal dari RS sejenis atau data nasional/internasional, dan melakukan perbandingan dengan standar dan praktik terbaik berdasarkan referensi terkini (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan tentang analisis data meliputi: 1) Trend analysis 2) Perbandingan dengan data eksternal atau RS

lain 3) Perbandingan dengan standar 4) Perbandingan dengan praktik terbaik Direktur Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan Komite/Tim PMKP Penanggungjawab data unit

10 5 0

TL TS TT

5. Pelaksana analisis data yaitu staf komite/tim PMKP dan penanggung jawab data di unit pelayanan/kerja sudah mempunyai pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang tepat sehingga dapat berpartisipasi dalam proses tersebut dengan baik. (D,W)

D

W

Bukti sertifikat pelatihan Komite/Tim PMKP dan penanggung jawab data unit dan pengalaman kerja Komite/Tim PMKP Penanggungjawab data unit

10 5 0

TL TS TT

6. Hasil analisis data telah disampaikan kepada Direktur, para kepala bidang/divisi dan kepala unit untuk ditindaklanjuti. (D,W)

D

W

1) Bukti laporan hasil analisis data disampaikan kepada Direktur, kepala bidang dan kepala unit

2) Bukti laporan hasil analisis data 3) Bukti tindak lanjut/rencana perbaikan Direktur/kepala bidang/divisi Kepala unit Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

Standar PMKP 7.2 Program PMKP prioritas di rumah sakit telah dianalisis dan mempunyai dampak terhadap peningkatan mutu dan efisiensi biaya pertahun Maksud dan Tujuan PMKP 7.2 : Lihat SNARS 1 Direktur rumah sakit mengukur keberhasilan program PMKP prioritas melalui:

a) Pengukuran capaian-capaian indikator area klinik dan area manajemen b) Pengukuran kepatuhan penerapan sasaran keselamatan pasien c) Pengukuran kepatuhan pelaksanaan PPK-CP sehingga mengurangi variasi dalam pemberian pelayanan

Pengukuran penggunaan sumber daya termasuk biaya yang dipergunakan untuk perbaikan di program prioritas rumah sakit tersebut.

Elemen Penilaian PMKP 7.2 Telusur Skor

Page 128: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

126 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

8

1. Komite/Tim PMKP atau bentuk organisasi lainnya telah mengumpulkan dan menganalisis data program PMKP prioritas yang meliputi a) sampai dengan d) yang ada di maksud dan tujuan (lihat PMKP 5). (D,W)

D

W

Bukti tentang analisis data program PMKP prioritas Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti Direktur rumah sakit telah menindaklanjuti hasil analisis data yang meliputi a) sampai d) yang ada dimaksud dan tujuan (D,W)

D

W

Bukti tentang tindaklanjut perbaikan Direktur Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan Komite/Tim PMKP Penanggungjawab data unit

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti program PMKP prioritas telah menghasilkan perbaikan di rumah sakit secara keseluruhan (D,W)

D

W

Bukti tentang hasil perbaikan prioritas kegiatan PMKP RS Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti program PMKP prioritas telah menghasilkan efisiensi penggunaan sumber daya (D,W)

D

W

Bukti tentang hasil efisiensi sumber daya prioritas kegiatan PMKP RS Komite/Tim PMKP Bagian keuangan/ billing Staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

Standar PMKP 8 RS mempunyai regulasi validasi data indikator area klinik yang baru atau mengalami perubahan dan data yang akan dipublikasikan. Regulasi ini diterapkan dengan menggunakan proses internal validasi data. Maksud dan Tujuan PMKP 8 : Lihat SNARS 1 Rumah sakit agar menetapkan regulasi validasi data yang antara lain meliputi : a) regulasi data yang harus divalidasi, yaitu:

merupakan pengukuran area klinik baru; bila ada perubahan sistem pencatatan pasien dari manual ke elektronik sehingga sumber data

berubah; bila data dipublikasi ke masyarakat baik melalui di web site rumah sakit atau media lain; bila ada perubahan pengukuran; bila ada perubahan data pengukuran tanpa diketahui sebabnya; bila ada perubahan subyek data seperti perubahan umur rata rata pasien, protokol riset diubah,

panduan praktik klinik baru diberlakukan, ada teknologi dan metodologi pengobatan baru b) Proses validasi data mencakup namun tidak terbatas sebagai berikut:

mengumpulkan ulang data oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam proses pengumpulan data sebelumnya (data asli)

menggunakan sampel tercatat, kasus dan data lainnya yang sahih secara statistik. Sample 100 % hanya dibutuhkan jika jumlah pencatatan, kasus atau data lainnya sangat kecil jumlahnya.

membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang menghitung keakuratan dengan membagi jumlah elemen data yang ditemukan dengan total jumlah

data elemen dikalikan dengan 100. Tingkat akurasi 90 % adalah patokan yang baik. jika elemen data yg diketemukan ternyata tidak sama, dng catatan alasannya (misalnya data tidak

Koleksi sample baru setelah semua tindakan koreksi dilakukan untuk memastikan tindakan menghasilkan tingkat akurasi yang diharapkan (lihat juga KKS.11, EP 4)

c) Proses validasi data yang akan dipublikasi di web site atau media lainnya agar diatur tersendiri, dan dapat menjamin kerahasiaan pasien dan keakuratan data jelas definisinya) dan dilakukan tindakan koreksi

Elemen Penilaian PMKP 8 Telusur Skor 1. Rumah sakit mempunyai regulasi

validasi data sesuai dengan a) sampai c) yang ada di maksud dan tujuan (R)

R Regulasi tentang manajemen data termasuk validasi data

10 - 0

TL -

TT

2. Rumah sakit telah melakukan validasi data pada pengukuran mutu area klinik yang baru dan bila terjadi perubahan sesuai dengan regulasi (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan validasi data IAK Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

Page 129: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

127INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

9

3. Rumah sakit telah melakukan validai data yang akan dipublikasikan di web site atau media lainnya termasuk kerahasiaan pasien dan keakuratan sesuai regulasi (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan validasi data yang dipublikasikan Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

4. Rumah sakit telah melakukan perbaikan berdasarkan hasil validasi data. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan perbaikan data Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

PELAPORAN DAN ANALISIS INSIDEN KESELAMATAN PASIEN Standar PMKP 9 Rumah sakit menetapkan sistem pelaporan insiden keselamatan pasien baik internal maupun eksternal. Maksud dan Tujuan PMKP 9 : Lihat SNARS 1 RS menetapkan sistem pelaporan insiden antara lain meliputi: a) kebijakan, b) alur pelaporan, c) formulir pelaporan d) prosedur pelaporan e) insiden yang harus dilaporkan yaitu kejadian yang sudah terjadi, potensial terjadi ataupun yang nyaris

terjadi f) siapa saja yang membuat laporan g) batas waktu pelaporan Elemen Penilaian PMKP 9 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan regulasi

sistem pelaporan insiden internal dan eksternal sesuai peraturan perundang-undangan yang meliputi a) sampai dengan g) yang ada di maksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang sistem pelaporan insiden keselamatan pasien internal dan eksternal (Komite Nasional Keselamatan Pasien Kemenkes RI)

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti unit kerja telah melaporkan insiden keselamatan pasien (D,W)

D

W

Bukti tentang laporan insiden keselamatan pasien paling lambat 2x24 jam Kepala unit kerja Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit mengintegrasikan pelaporan kejadian dan pengukuran mutu agar solusi dan perbaikan yang dilakukan terintegrasi. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan tentang integrasi laporan dan analisa data laporan insiden dengan PMKP dan perbaikannya Komite/Tim PMKP/Tim KPRS/Komite PPI/K3RS

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti RS telah melaporkan insiden keselamatan pasien setiap 6 bulan kepada representasi pemilik dan bila ada kejadian sentinel telah dilaporkan di setiap kejadian. (D,W) (Lihat juga TKRS 4.1)

D

W

1) Bukti tentang laporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien setiap 6 bulan kepada representasi pemilik

2) Bukti laporan kejadian sentinel kepada representasi pemilik paling lambat 2x24 jam

3) Bukti laporan kejadian sentinel kepada KARS paling lambat 2x24 jam

Representasi pemilik Direktur Komite/Tim PMKP/Tim KPRS

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti RS telah melaporkan insiden IKP kpd Komite Nasional Keselamatan Pasien sesuai peraturan perundang-undangan. (D, W)

D

W

Bukti laporan insiden keselamatan pasien khususnya sentinel kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien paling lambat 2x24 jam Direktur Komite/Tim PMKP/Tim KPRS

10 5 0

TL TS TT

Standar PMKP 9.1 Rumah sakit telah menetapkan jenis kejadian sentinel, melaporkan dan melakukan analisis akar masalah (root cause analysis) Maksud dan Tujuan PMKP 9.1 : Lihat SNARS 1 Setiap RS menetapkan definisi operasional kejadian sentinel paling sedikit meliputi:

Page 130: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

128 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

10

a) kematian yang tidak diduga, termasuk, dan tidak tidak terbatas hanya: kematian yg tidak berhubungan dng perjalanan penyakit pasien atau kondisi pasien (contoh, kematian

setelah infeksi pasca operasi atau emboli paru paru) kematian bayi aterm bunuh diri

b) kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait penyakit pasien atau kondisi pasien c) operasi salah tempat, salah prosedur, salah pasien d) terjangkit penyakit kronik atau penyakit fatal akibat transfusi darah atau produk darah atau transplantasi

organ atau jaringan e) penculikan anak termasuk bayi atau anak termasuk bayi dikirim ke rumah bukan rumah orang tuanya f) perkosaan, kekejaman di tempat kerja seperti penyerangan (berakibat kematian atau kehilangan fungsi

secara permanen) atau pembunuhan (yang disengaja) atas pasien, anggota staf, dokter, mahasiswa kedokteran, siswa latihan, pengunjung atau vendor/pihak ketiga ketika berada dalam lingkungan rumah sakit (lihat juga KKS 8.2)

Elemen Penilaian PMKP 9.1 Telusur Skor 1. Pimpinan rumah sakit menetapkan

regulasi tentang jenis kejadian sentinel sekurang - kurangnya, seperti diuraikan pada a) sampai f) di Maksud dan Tujuan (lihat juga PMKP 9 EP1) (R)

R Regulasi tentang jenis kejadian sentinel dalam sistem pelaporan insiden keselamatan pasien internal dan eksternal

10 - 0

TL -

TT

2. Rumah sakit telah melakukan RCA/AAM setiap ada kejadian sentinel di RS dan tidak melewati waktu 45 hari terhitung sejak terjadi kejadian atau sejak diberi tahu ttg adanya kejadian. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan RCA/AAM tidak melewati 45 hari dari waktu terjadinya kejadian Komite/Tim PMKP/Tim KPRS

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti rencana tindak lanjut dan pelaksanaan langkah-langkah sesuai hasil AAM/RCA. (D,O,W)

D

O

W

Bukti rencana tindaklanjut RCA/AAMyang telah dilaksanakan Lihat pelaksanaan dari rencana tindak lanjut Komite/Tim PMKP/Tim KPRS Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

Standar PMKP 9.2 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melakukan analisis data KTD dan mengambil langkah tindak lanjut. Maksud dan Tujuan PMKP 9.2 : Lihat SNARS 1 Analisis dilakukan untuk semua hal berikut ini: a) semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi, jika sesuai untuk rumah sakit (lihat AP.5.11) b) semua kejadian serius akibat efek samping obat, jika sesuai dan sebagaimana yang didefinisikan oleh

rumah sakit c) semua kesalahan pengobatan yang signifikan jika sesuai dan d) semua perbedaan besar antara diagnosis praoperasi dan diagnosis pascaoperasi e) efek samping atau pola efek samping selama sedasi moderat atau mendalam dan pemakaian anestesi f) kejadian-kejadian lain misalnya,

infeksi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan atau wabah penyakit menula sebagaimana yang didefinisikan oleh rumah sakit

pasien jiwa yang melarikan diri dari ruang perawatan keluar lingkungan RS yang tidak meninggal/ tidak cedera serius. (Khusus untuk RS Jiwa dan RS Umum yang mempunyai ruang perawatan jiwa.

Elemen Penilaian PMKP 9.2 Telusur Skor 1. Rumah sakit mempunyai regulasi

jenis kejadian yang tidak diharapkan, proses pelaporan dan analisisnya (Lihat juga PMKP 9 EP 1). (R)

R Regulasi tentang jenis KTD dalam sistem pelaporan insiden keselamatan pasien internal dan eksternal

10 - 0

TL -

TT

2. Semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi, jika sesuai yang didefinisikan untuk rumah sakit, sudah dianalisis (lihat juga PAP.3.3). (D,W)

D

W

Bukti tentang laporan dan analisis insiden DPJP/PPJA Petugas bank darah/laboratorium Komite/Tim PMKP/Tim KPRS

10 5 0

TL TS TT

Page 131: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

129INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

11

3. Semua kejadian serius akibat efek samping obat (adverse drug event) jika sesuai dan sebagaimana yang didefinisikan oleh RS, sudah dianalisis (lihat juga PKPO 7). (D,W)

D

W

Bukti tentang laporan dan analisis insiden Komite/Tim PMKP/Tim KPRS DPJP/PPJA Farmasi

10 5 0

TL TS TT

4. Semua kesalahan pengobatan (medication error) yang signifikan jika sesuai & sebagai mana yg didefinisikan oleh RS, sudah dianalisis (Lihat juga PKPO 7.1). (D,W)

D

W

Bukti tentang laporan dan analisis insiden Komite/Tim PMKP/Tim KPRS DPJP/PPJA Farmasi

10 5 0

TL TS TT

5. Semua perbedaan besar (discrepancy) antara diagnosis praoperasi dan diagnosis pascaoperasi sudah dianalisis (Lihat juga PAB.7.2) (D,W)

D

W

Bukti tentang laporan dan analisis insiden Komite/Tim PMKP/Tim KPRS DPJP/PPJA/Kepala instalasi bedah Komite medis KSM bedah

10 5 0

TL TS TT

6. Efek samping atau pola efek samping selama sedasi moderat atau mendalam dan pemakaian anestesi sudah dianalisis (Lihat juga PAB.3.2 dan PAB .5) (D,W)

D

W

Bukti tentang laporan dan analisis insiden Komite/Tim PMKP/Tim KPRS DPJP/PPJA KSM anestesi

10 5 0

TL TS TT

7. Semua kejadian lain yang ditetapkan oleh rumah sakit sesuai dengan f) yang ada di maksud dan tujuan sudah dianalisis.(D,W)

D

W

Bukti tentang laporan dan analisis kejadian lainnya Komite/Tim PMKP/Tim KPRS DPJP/PPJA

10 5 0

TL TS TT

Standar PMKP 9.3 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk analisis kejadian nyaris cedera (KNC) dan kejadian tidak cedera (KTC). Maksud dan Tujuan PMKP 9.3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PMKP 9.3 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan definisi,

jenis yang dilaporkan dan sistem pelaporan dari KNC dan KTC (lihat juga PMKP 9 EP 1) (R)

R Regulasi tentang definisi dan jenis KNC dan KTC dalam sistem pelaporan insiden keselamatan pasien internal dan eksternal

10 - 0

TL -

TT

2. Ada analisis data KNC dan KTC (D,W)

D

W

Bukti tentang analisis data KNC dan KTC Komite/Tim PMKP/Tim KPRS DPJP/PPJA Kepala unit terkait Farmasi

10 5 0

TL TS TT

Standar PMKP 10 Ada pengukuran dan evaluasi budaya keselamatan pasien. Maksud dan Tujuan PMKP 10 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PMKP 10 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang pengukuran

budaya keselamatan (lihat juga TKRS 13) (R)

R Regulasi tentang budaya keselamatan RS 10 - 0

TL -

TT 2. Direktur rumah sakit telah

melaksanakan pengukuran budaya keselamatan. (D,W)

D W

Bukti hasil pengukuran budaya keselamatan RS Direktur Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

PENCAPAIAN DAN MEMPERTAHANKAN PERBAIKAN Standar PMKP 11 Peningkatan mutu dan keselamatan pasien dicapai dan dipertahankan. Maksud dan Tujuan PMKP 11 : Lihat SNARS 1 Informasi dari analisis data yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi perbaikan atau untuk mengurangi atau mencegah kejadian yang merugikan. Khususnya, perbaikan yang direncanakan untuk area/ daerah prioritas pengumpulan data yang sudah diidentifikasi oleh pimpinan rumah sakit. Rencanakan perbaikan, kemudian dilakukan uji perubahan dengan mengumpulkan data lagi selama masa uji yang ditentukan dan dilakukan re-evaluasi untuk membuktikan bahwa perubahan adalah benar menghasilkan

Page 132: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

130 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

12

perbaikan. Hal ini untuk memastikan bahwa ada perbaikan berkelanjutan dan ada pengumpulan data untuk analisis berkelanjutan. Perbaikan-perbaikan yang dicapai dan dipertahankan oleh rumah sakit didokumentasikan sebagai bagian dari manajemen peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan program perbaikan. (TKRS.11, EP2 ) Elemen Penilaian PMKP 11 Telusur Skor 1. Rumah sakit telah membuat

rencana perbaikan terhadap mutu dan keselamatan berdasarkan hasil capaian mutu (D,W)

D W

Bukti tentang rencana perbaikan mutu dari hasil capaian mutu. Komite/Tim PMKP Kepala bidang/divisi Kepala unit

10 5 0

TL TS

TT

2. Rumah sakit telah melakukan uji coba rencana perbaikan terhadap mutu dan keselamatan pasien (D,W)

D

W

Bukti tentang uji coba rencana perbaikan Komite/Tim PMKP Kepala bidang/divisi Kepala unit

10 5 0

TL TS

TT

3. Rumah sakit telah menerapkan/melaksanakan rencana perbaikan terhadap mutu dan keselamatan pasien (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan hasil uji coba Komite/Tim PMKP Kepala bidang/divisi Kepala unit

10 5 0

TL TS

TT

4. Tersedia data yang menunjukkan bahwa perbaikan bersifat efektif dan berkesinambungan (Lihat juga TKRS 11, EP 2) (D,W)

D

W

Bukti tentang perbaikan telah tercapai Komite/Tim PMKP Kepala bidang/divisi Kepala unit

10 5 0

TL TS

TT

5. Ada bukti perubahan-perubahan regulasi yang diperlukan dalam membuat rencana , melaksanakan dan mempertahankan perbaikan (D,W)

D

W

Bukti tentang perubahan regulasi Komite/Tim PMKP Kepala bidang/divisi Kepala unit

10 5 0

TL TS

TT

6. Keberhasilan-keberhasilan telah didokumentasikan dan dijadikan laporan PMKP (D,W)

D

W

Bukti tentang laporan perbaikan mutu Komite/Tim PMKP Kepala bidang/divisi Kepala unit

10 5 0

TL TS

TT

MANAJEMEN RISIKO Standar PMKP 12 Program manajemen risiko berkelanjutan digunakan untuk melakukan identifikasi dan mengurangi cedera serta mengurangi risiko lain terhadap keselamatan pasien dan staf.

Maksud dan Tujuan PMKP 12 Komponen-komponen penting program manajemen risiko formal meliputi : 1) identifikasi risiko, 2) prioritas risiko, 3) pelaporan risiko, 4) manajemen risiko 5) investigasi kejadian yang tidak diharapkan (KTD) 6) manajemen terkait tuntutan (klaim)

Dalam menerapkan manajemen risiko rumah sakit perlu memperhatikan proses-proses berisiko yang dapat terjadi pada pasien, antara lain meliputi: manajemen pengobatan ; risiko jatuh; pengendalian infeksi; gizi; risiko peralatan; dan risiko sebagai akibat kondisi yang sudah lama berlangsung.

Ruang lingkup manajemen risiko rumah sakit yang meliputi namun tidak terbatas pada: a) pasien; b) staf medis;

Page 133: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

131INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

13

c) tenaga kesehatan dan tenaga lainnya yang bekerja di rumah sakit; d) fasilitas rumah sakit; e) lingkungan rumah sakit; dan f) bisnis rumah sakit Elemen Penilaian PMKP 12 Telusur Skor 1. Rumah sakit mempunyai program

manajemen risiko rumah sakit yang meliputi 1) sampai dengan 6) yang ada pada maksud dan tujuan. (R)

R Program tentang manajemen risiko RS

10 - 0

TL -

TT

2. Rumah sakit mempunyai daftar risiko di tingkat rumah sakit yang sekurang-kurangnya meliputi risiko yang ada di a) sampai f) yang ada pada maksud dan tujuan. (D,W)

D

W

Bukti daftar risiko di tingkat RS Komite/Tim PMKP/ Tim KPRS/PJ manajemen risiko/Kepala unit

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit telah membuat strategi untuk mengurangi risiko yang ada di a) sampai dengan f). (D,W)

D

W

Bukti tentang strategi pengurangan risiko di tingkat RS Komite/Tim PMKP/Tim KPRS/PJ manajemen risiko

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti rumah sakit telah melakukan failure mode effect analysis (analisis efek modus kegagalan) setahun sekali pada proses berisiko tinggi yang diprioritaskan. (D,W)

D

W

Bukti tentang hasil FMEA /AEMK RS Komite/Tim PMKP/Tim KPRS/PJ manajemen

risiko Tim FMEA

10 5 0

TL TS TT

5. Rumah sakit telah melaksanakan tindak lanjut hasil analisa modus dampak kegagalan(FMEA). (D,W)

D

W

Bukti tindaklanjut dari hasil analisis FMEA /AEMK RS, penerapan redisain (desain baru) dan monitoringnya Direktur Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan Komite/Tim PMKP Penanggungjawab data unit Komite medis

10 5 0

TL TS TT

Page 134: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

132 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

Page 135: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

133INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

1

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

(PPI)

KEPEMIMPINAN DAN TATA KELOLA Standar PPI 1 Ditetapkan Komite atau Tim PPI untuk melakukan koordinasi semua kegiatan PPI yang melibatkan pemimpin rumah sakit, staf klinis dan non klinis sesuai dengan ukuran, serta kompleksitas rumah sakit dan peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan PPI 1 : : Lihat SNARS 1 Tanggung jawab dan tugas Komite/Tim PPI meliputi : 1) menetapkan definisi infeksi terkait layanan kesehatan; 2) metode pengumpulan data (surveilans); 3) membuat strategi/program menangani risiko PPI; 4) proses pelaporan. Koordinasi antara ketua organisasi dan perawat PPI/IPCN dilakukan secara terstruktur dalam pelaksanaan kegiatan pencegahan serta pengendalian infeksi antara lain untuk menetapkan a) Angka infeksi yang akan diukur; b) sistem pelaporan perawat PPI/IPCN kepada ketua organisasi PPI yang akan dibahas di organisasi

dengan melibatkan semua anggota untuk mendapatkan hasil yang akurat. Elemen Penilaian PPI 1 Telusur Skor 1. Ada penetapan Komite atau Tim

pencegahan pengendalian infeksi, dilengkapi dengan tanggung jawab dan tugas meliputi 1) sampai 4) pada maksud dan tujuan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (R)

R Regulasi tentang Komite/Tim PPI dilengkapi dengan uraian tugasnya

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti kegiatan pelaksanaan koordinasi ketua Komite atau Tim PPI dengan IPCN sesuai dengan ukuran dan kompleksitas pelayanan rumah sakit. (D,W)

D

W

Bukti rapat koordinasi Komite/Tim PPI dengan IPCN, termasuk tentang: 1) Penetapan angka infeksi yang akan diukur 2) Laporan IPCN kepada Ketua Komite/Tim PPI

Komite/Tim PPI IPCN

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaporan pelaksanaan kegiatan PPI oleh ketua organisasi kepada pimpinan rumah sakit setiap 3 bulan. (D,W).

D

W

Bukti laporan kegiatan PPI kepada Direktur RS setiap 3 bulan Komite/Tim PPI Direktur RS

10 - 0

TL -

TT

Standar PPI 2 Ditetapkan perawat PPI/ IPCN (Infection Prevention and Control nurse) yang memiliki kompetensi untuk mengawasi serta supervisi semua kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi. Maksud dan Tujuan PPI 2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PPI 2 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan perawat

PPI/IPCN (Infection Prevention and Control Nurse) dengan jumlah dan kualifikasi sesuai dengan regulasi. (R )

R Regulasi tentang penetapan IPCN dengan uraian tugasnya

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti perawat PPI/IPCN melaksanakan pengawasan serta supervisi semua kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi. (D,W )

D

W

Bukti supervisi IPCN: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan supervisi IPCN Kepala unit/Kepala ruangan Kepala Instalasi

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti terlaksana pelaporan perawat PPI/IPCN kepada ketua Komite/Tim PPI. (D,W)

D

W

Bukti laporan IPCN kepada Ketua/Tim PPI Ketua Komite/Tim PPI IPCN

10 - 0

TL -

TT

Page 136: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

134 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

2

SUMBER DAYA Standar PPI 3 Rumah sakit mempunyai perawat penghubung PPI/IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse) yang jumlah dan kualifikasinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan PPI 3 : Lihat SNARS 1 Perawat penghubung PPI/IPCLN sebagai perawat pelaksana harian/penghubung bertugas a) mencatat data surveilans dari setiap pasien di unit rawat inap masing-masing; b) memberikan motivasi dan mengingatkan pelaksanaan kepatuhan PPI pada setiap personil ruangan di

unitnya masing-masing; c) memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam penerapan kewaspadaan isolasi; d) memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan HAIs pada pasien; e) bila terdapat infeksi potensial KLB melakukan penyuluhan bagi pengunjung dan konsultasi prosedur

PPI, serta berkoordinasi dengan IPCN; f) memantau pelaksanaan penyuluhan bagi pasien, keluarga dan pengunjung, serta konsultasi prosedur

yang harus dilaksanakan. Elemen Penilaian PPI 3 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan perawat

penghubung PPI/IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse) dengan jumlah dan kualifikasi sesuai dengan peraturan perundang undangan (R )

R Regulasi tentang penetapan IPCLN dengan uraian tugasnya

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pelaksanaan tugas perawat penghubung PPI/IPCLN sesuai dengan a) sampai dengan f) pada maksud dan tujuan. (D,W)

D Bukti pelaksanaan tugas perawat penghubung PPI/IPCLN

10 5 0

TL TS TT

Standar PPI 4 Pimpinan rumah sakit menyediakan sumber daya untuk mendukung pelaksanaan program PPI. Maksud dan Tujuan PPI 4 : Lihat SNARS 1 Sumber informasi dan referensi dapat diperoleh dari sumber nasional maupun internasional, misalnya a) United States Centers for Disease Control and Prevention (USCDC); b) World Health Organization (WHO) dan organisasi lain yang dapat memberikan informasi “evidence

based practice and guidelines”; c) Berbagai publikasi serta penetapan standar oleh organisasi profesi bidang kesehatan lingkungan dan

kebersihan rumah sakit; d) Pedoman dari pemerintah yang memuat praktik pencegahan infeksi terkait dengan layanan klinis dan

layanan penunjang; e) Peraturan perundang-undangan terutama yang berkaitan dengan ledakan (outbreak) penyakit infeksi f) Ketentuan pelaporan lainnya. Elemen Penilaian PPI 4 Telusur Skor 1. Tersedia anggaran yang cukup

untuk menunjang pelaksanaan program PPI. (R)

R Penetapan anggaran pelaksanaan program PPI 10 - 0

TL -

TT 2. Tersedia fasilitas yang cukup

untuk menunjang pelaksanaan program PPI. (O,W)

O

W

Lihat fasilitas yang tersedia untuk menunjang kegiatan PPI, antara lain hand rub, tissue, APD, dll Komite/Tim PPI Kepala unit/Kepala ruangan

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit mempunyai sistem informasi untuk mendukung program PPI, khususnya terkait dengan data dan analisis angka infeksi. (D,O,W)

D

O

W

Bukti data dan analisis angka infeksi yang dihasilkan dari SIM-RS sesuai dengan MIRM 1 Lihat SIM-RS, software dan hardware Komite/Tim PPI IPCN IPCLN Staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

4. Rumah sakit menyediakan sumber informasi dan referensi terkini yang dapat diperoleh dari a)

D

Bukti tersedia sumber informasi dan referensi terkini

10 5 0

TL TS TT

Page 137: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

135INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

3

sampai dengan f) pada maksud dan tujuan. (D,O,W)

O

W

Lihat sumber informasi dan referensi Komite/Tim PPI IPCN Staf SIM-RS

TUJUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI Standar PPI 5 Rumah sakit mempunyai program PPI dan kesehatan kerja secara menyeluruh untuk mengurangi risiko tertular infeksi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan pada pasien, staf klinis, dan nonklinis. Maksud dan Tujuan PPI 5 : Lihat SNARS 1 Program PPI antara lain meliputi : a) Kebersihan tangan b) surveilans risiko infeksi c) investigasi wabah (outbreak) penyakit infeksi d) meningkatkan pegawasan terhadap penggunaan antimikrob secara aman; e) asesmen berkala terhadap risiko; f) menetapkan sasaran penurunan risiko (lihat juga AP 5.3) g) mengukur dan me-review risiko infeksi. Elemen Penilaian PPI 5 Telusur Skor 1. Ada program PPI dan kesehatan

kerja yang komprehensif di seluruh rumah sakit untuk menurunkan risiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan pada pasien yang mengacu dan sesuai dengan ilmu pengetahuan terkini, pedoman praktik terkini, standar kesehatan lingkungan terkini, dan peraturan perundang-undangan. (R)

R 1) Program tentang PPI 2) Program kesehatan dan keselamatan staf

sesuai dengan KKS 8.2 EP 1

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan program PPI untuk menurunkan risiko tertular infeksi pada pasien. (D,O,W,S)

D

O

W

S

Bukti tentang pelaksanaan program PPI meliputi a. s/d g. di maksud dan tujuan Lihat pelaksanaan program PPI di unit pelayanan (Hand Hygiene, APD, penempatan pasien, dll) Komite/Tim PPI IPCN IPCLN Kepala bidang/divisi keperawatan Kepala unit pelayanan/Kepala ruang

Peragaan hand hygiene

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan program PPI untuk menurunkan risiko tertular infeksi pada staf klinis dan nonklinis (kesehatan kerja). (lihat juga KKS 8.4). (D,O,W,S)

D

O

W

S

Bukti pelaksanaan program PPI, meliputi: 1) Bukti pemeriksaan berkala pegawai 2) Bukti laporan pajanan/ tertusuk jarum 3) Bukti imunisasi 4) Bukti pengobatan dan konseling pegawai

Lihat pelaksanaan hand hygiene dan penggunaan APD Komite/Tim PPI IPCN IPCLN Kepala SDM

Peragaan hand hygiene dan penggunaan APD

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan program PPI yang meliputi butir a) sampai

D

Bukti tentang pelaksanaan program PPI meliputi a. s/d g. di maksud dan tujuan

10 5

TL TS

Page 138: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

136 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

4

dengan g) pada maksud dan tujuan. (D,W )

W

Komite/Tim PPI IPCN IPCLN Kepala bidang/divisi keperawatan Kepala unit pelayanan/Kepala ruang

0 TT

Standar PPI 6 Program surveilans rumah sakit menggunakan pendekatan berdasar atas risiko dalam menetapkan fokus program terkait dengan pelayanan kesehatan. Maksud dan Tujuan PPI 6, PPI 6.1 dan PPI 6.2 : Lihat SNARS 1 Rumah sakit mengumpulkan dan mengevaluasi data mengenai infeks dan lokasinya yang relevan sebagai berikut: a) Saluran pernapasan, seperti prosedur dan tindakan terkait intubasi, bantuan ventilasi mekanik,

trakeostomi, dan lain lain b) Saluran kencing, seperti pada kateter, pembilasan urine, dan lain lain c) Alat invasive intravaskuler, saluran vena verifer, saluran vena central, dan lain lain d) Lokasi operasi, perawatan, pembalutan luka, prosedur aseptic, dan lain lain e) Penyakit dan organisme yang penting dari sudut epidemiologik, seperti multi drug resistant

organism, infeksi yang virulen f) Timbulnya infeksi baru atau timbul kembalinya infeksi di masyarakat. Elemen Penilaian PPI 6 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan regulasi

tentang pelaksanaan surveilans meliputi butir a) sampai dengan f), pada maksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang pelaksanaan surveilans 10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pelaksanaan pengumpulan data dari butir a) sampai dengan f), analisis dan interpretasi data, serta membuat prioritas untuk menurunkan tingkat infeksi. (D,W )

D

W

Bukti pelaksanaan pengumpulan data dari butir a) sampai dengan f) disertai dengan: 1) Bukti analisis dan intepretasi data 2) Bukti penetapan prioritas untuk

menurunkan tingkat infeksi

Kepala bidang/divisi pelayanan Kepala unit pelayanan Komite/Tim PPI IPCN IPCLN

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan strategi pengendalian infeksi berdasar atas prioritas untuk menurunkan tingkat infeksi. (D,W )

D

W

Bukti pelaksanaan tentang strategi pengendalian infeksi berdasar atas prioritas, sesuai dengan EP 2

Kepala bidang/divisi pelayanan Kepala unit pelayanan Komite /Tim PPI IPCN IPCLN

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti rumah sakit membandingkan angka kejadian infeksi rumah sakit dengan kejadian di rumah sakit lain. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan perbandingan angka infeksi RS dengan RS lain Komite/Tim PPI IPCN

10 5 0

TL TS TT

Standar PPI 6.1 Rumah sakit menelusuri risiko infeksi, tingkat infeksi, dan kecenderungan dari infeksi terkait layanan kesehatan untuk menurunkan angka infeksi tersebut. Elemen Penilaian PPI 6.1 Telusur Skor 1. Ada bukti rumah sakit telah

melakukan investigasi dan analisis risiko infeksi serta diintegrasikan

D

Bukti pelaksanaan tentang investigasi dan analisis risiko infeksi yang diintegrasikan dengan program mutu dan keselamatan pasien

10 5 0

TL TS TT

Page 139: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

137INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

5

dengan program mutu dan keselamatan pasien. (D,W)

W

Komite/Tim PPI Komite/Tim PMKP IPCN IPCLN

2. Ada bukti rumah sakit telah merancang ulang penurunan infeksi berdasar atas investigasi dan hasil analisis. (D,W)

D

W

Bukti penyusunan rancang ulang sebagai tindak lanjut dari EP 1 Komite/Tim PPI Komite/Tim PMKP IPCN IPCLN

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti rumah sakit telah melaksanakan rancang ulang yang ada di EP 2 (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan rancang ulang sebagai tindak lanjut dari EP 2 Komite/Tim PPI Komite/Tim PMKP IPCN IPCLN

10 5 0

TL TS TT

Standar PPI 6.2 Rumah sakit secara proaktif melakukan asesmen risiko infeksi yang dapat terjadi dan menyusun strategi untuk menurunkan risiko infeksi tersebut. Elemen Penilaian PPI 6.2 Telusur Skor 1. Ada bukti rumah sakit secara

proaktif melakukan asesmen risiko infeksi yang dapat terjadi paling sedikit setahun sekali. (D,W)

D

W

Bukti tentang asesmen risiko infeksi (ICRA) setahun sekali berupa daftar risiko Komite/Tim PPI Komite/Tim PMKP IPCN IPCLN Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti rumah sakit menyusun strategi untuk menurunkan risiko infeksi tersebut. (D,W)

D

W

Bukti penyusunan strategi penurunan infeksi (tata kelola penurunan infeksi) sebagai tindak lanjut dari EP 1

Komite/Tim PPI Komite/Tim PMKP IPCN IPCLN Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

PERALATAN MEDIS DAN ALAT KESEHATAN HABIS PAKAI Standar PPI 7 Rumah sakit melaksanakan identifikasi prosedur dan proses asuhan invasif yang berisiko infeksi serta menerapkan strategi untuk menurunkan risiko infeksi. Maksud dan tujuan PPI 7 dan PPI 7.1 : Lihat SNARS 1 Rumah sakit juga melakukan asesmen risiko terhadap kegiatan penunjang di rumah sakit yang harus mengikuti prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi serta melaksanakan strategi untuk menurunkan risiko infeksi, namun tidak terbatas pada a) sterilisasi alat; b) pengelolaan linen/londri; c) pengelolaan sampah; d) penyediaan makanan; e) kamar jenazah.

Elemen Penilaian PPI 7 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan risiko

infeksi pada prosedur dan proses asuhan invasif yang berisiko infeksi serta strategi untuk menurunkan

R Regulasi tentang penetapan risiko infeksi pada prosedur dan proses asuhan invasif (ICRA) seperti antara lain pencampuran obat suntik, pemberian suntikan, terapi cairan, punksi

10 - 0

TL -

TT

Page 140: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

138 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

6

risiko infeksi. (R) lumbal. 2. Ada bukti identifikasi prosedur dan

proses asuhan invasif serta strategi untuk menurunkan risiko infeksi. (D,W)

D

W

1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada prosedur dan proses asuhan invasif

2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata kelola risiko infeksi)

Komite/Tim PPI Komite/Tim PMKP IPCN IPCLN Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit melaksanakan strategi untuk menurunkan risiko infeksi pada prosedur dan proses asuhan invasif yang berisiko infeksi. (D,O,W,S)

D

O

W

S

Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata kelola risiko infeksi) sebagai tindak lanjut EP 2 Lihat pelaksanaan pencampuran obat suntik, pemberian suntikan, terapi cairan, punksi lumbal Komite/Tim PPI Komite/Tim PMKP IPCN IPCLN Kepala unit/Kepala ruangan Peragaan pencampuran obat suntik, pemberian suntikan, terapi cairan, punksi lumbal

10 5 0

TL TS TT

4. Rumah sakit telah melaksanakan kegiatan pelatihan untuk menurunkan risiko infeksi di dalam proses-proses kegiatan tersebut. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pelatihan tentang kegiatan untuk menurunkan risiko infeksi Kepala diklat Peserta pelatihan

10 5 0

TL TS TT

Standar PPI 7.1 Rumah sakit melaksanakan identifikasi prosedur dan kegiatan penunjang pelayanan yang berisiko infeksi serta menerapkan strategi untuk menurunkan risiko infeksi. Elemen Penilaian PPI 7.1 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan risiko

infeksi pada proses kegiatan penunjang pelayanan (medik dan nonmedik) yang berisiko terjadi infeksi serta strategi pencegahannya meliputi butir a) sampai dengan e) pada maksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang penetapan risiko infeksi pada proses kegiatan penunjang pelayanan, beserta strategi pencegahannya

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti identifikasi dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi pada kegiatan sterilisasi alat. (D,W)

D

W

1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada prosedur dan proses sterilisasi

2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata kelola risiko infeksi)

Komite/Tim PPI Komite/Tim PMKP IPCN IPCLN Kepala bidang/divisi Kepala unit sterilisasi

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti identifikasi dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi pada kegiatan pengelolaan linen/londri. (D,W)

D

W

1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada pengelolaan linen/londri

2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata kelola risiko infeksi)

Komite/Tim PPI

10 5 0

TL TS TT

Page 141: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

139INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

7

Komite/Tim PMKP IPCN IPCLN Kepala bidang/divisi Kepala unit linen/londri

4. Ada bukti identifikasi dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi pada kegiatan pengelolaan sampah. (D,W)

D

W

1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada pengelolaan sampah

2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata kelola risiko infeksi)

Komite/Tim PPI Komite/Tim PMKP IPCN IPCLN Kepala bidang/divisi IPSRS

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti identifikasi dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi pada kegiatan penyediaan makanan. (D,W)

D

W

1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada penyediaan makanan

2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata kelola risiko infeksi)

Komite/Tim PPI Komite/Tim PMKP IPCN IPCLN Kepala bidang/divisi Kepala gizi

10 5 0

TL TS TT

6. Ada bukti identifikasi dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi di kamar jenazah. (D,W)

D

W

1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada kamar jenazah

2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata kelola risiko infeksi)

Komite/Tim PPI Komite/Tim PMKP IPCN Kepala bidang/divisi Kepala kamar jenazah

10 5 0

TL TS TT

Standar PPI 7.2 Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan melakukan pembersihan dan sterilisasi peralatan dengan baik serta mengelola dengan benar. Maksud dan Tujuan PPI 7.2 dan PPI 7.2.1 : Lihat SNARS 1 Rumah sakit menetapkan ketentuan tentang penggunaan kembali alat sekali pakai sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standar profesional, termasuk penetapan meliputi a) alat dan material yang dapat dipakai kembali; b) jumlah maksimum pemakaian ulang dari setiap alat secara spesifik; c) identifikasi kerusakan akibat pemakaian dan keretakan yang menandakan alat tidak dapat dipakai; d) proses pembersihan setiap alat yang segera dilakukan sesudah pemakaian dan mengikuti protokol yang

jelas; e) pencantuman identifikasi pasien pada bahan medis habis pakai untuk hemodialisis; f) pencatatan bahan medis habis pakai yang reuse di rekam medis; g) evaluasi untuk menurunkan risiko infeksi bahan medis habis pakai yang di-reuse. Ada 2 (dua) risiko jika menggunakan lagi (reuse) alat sekali pakai. Terdapat risiko tinggi terkena infeksi dan juga terdapat risiko kinerja alat tidak cukup atau tidak dapat terjamin sterilitas serta fungsinya. Elemen Penilaian PPI 7.2 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan regulasi

tentang pelayanan sterilisasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (R)

R Regulasi tentang pelayanan sterilisasi, termasuk desinfeksi di RS

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti alur dekontaminasi, precleaning, cleaning, desinfeksi, dan sterilisasi peralatan medis di

D

1) Bukti alur/Denah ruang CSSD/Unit sterilisasi 2) Bukti daftar inventaris alat di unit sterilisasi

10 5 0

TL TS TT

Page 142: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

140 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

8

pusat sterilisasi sudah sesu3ai dengan prinsip-prinsip PPI. (D,O,W)

O

W

Lihat alur dekontaminasi, precleaning, cleaning, desinfeksi, dan sterilisasi peralatan medis di unit sterilisasi Kepala/staf sterilisasi IPCN

3. Rumah sakit mengoordinasikan pelayanan sterilisasi dan disinfeksi di luar pusat sterilisasi. (D,O,W)

D

O

W

Bukti rapat tentang koordinasi pelayanan sterilisasi dan disinfeksi diluar unit sterilisasi Lihat pelaksanaan sterilisasi dan desinfeksi di luar unit sterilisasi, yang dilaksanakan seragam IPCN Kepala/staf sterilisasi Unit terkait

10 5 0

TL TS TT

4. Rumah sakit menjamin proses sterilisasi dan disinfeksi di luar pusat sterilisasi seragam. (D,O,W)

D

O

W

Bukti supervisi sterilisasi: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan supervisi

Lihat pelaksanaan sterilisasi dan desinfeksi di luar unit sterilisasi IPCN Kepala/staf sterilisasi Unit terkait

10 5 0

TL TS TT

Standar PPI 7.2.1 Rumah sakit mengidentifikasi dan menerapkan proses untuk mengelola perbekalan farmasi habis pakai (supplies) yang sudah kadaluwarsa dan penggunaan ulang peralatan sekali-pakai apabila diizinkan oleh peraturan perundang-undangan. Elemen Penilaian PPI 7.2.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang penetapan

batas kadaluarsa bahan medis habis pakai dan yang akan digunakan kembali (reuse) meliputi butir a) sampai dengan g) pada maksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang penetapan batas kadaluarsa bahan medis habis pakai, termasuk penetapan perbekalan farmasi/peralatan single use yang dilakukan re-use

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut pelaksanaan penggunaan kembali (reuse) bahan medis habis pakai sesuai butir a) sampai dengan g) pada maksud dan tujuan. (D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi antara lain berdasarkan hasil kultur dan tindak lanjut pelaksanaan penggunaan kembali (reuse) bahan medis habis pakai

Lihat pelaksanaan penggunaan kembali (reuse) bahan medis habis pakai IPCN Kepala/staf unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

Standar PPI 7.3 Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada pengelolaan linen/londri dengan benar sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan PPI 7.3 dan PPI 7.3.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PPI 7.3 Telusur Skor 1. Ada unit kerja atau

penanggungjawab pengelola linen/londri yang menyelenggarakan penatalaksanaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (R)

R Regulasi tentang unit kerja linen/londri atau penanggung jawab bila dilakukan dengan kontrak (outsourcing)

10 - 0

TL -

TT

2. Bangunan, alur, dan fasilitas londri sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (O,W)

O

W

Lihat ruang, alur, dan fasilitas londri IPCN

10 5 0

TL TS TT

Page 143: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

141INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

9

Kepala/staf londri

3. Bila linen/londri dilaksanakan oleh pihak di luar rumah sakit, harus memenuhi sertifikasi mutu dan sesuai dengan peraturan perundang undangan (O, W)

O

W

Lihat proses pengiriman atau penyimpanan linen/londri dengan pihak di luar RS

Lihat sertifikasi mutu pihak ketiga

IPCN Penanggung jawab linen/londri

10 5 0

TL TS TT

Standar PPI 7.3.1 Pengelolan linen/londri dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI). Elemen Penilaian PPI 7.3.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi pengelolaan

linen/londri sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (R)

R Regulasi tentang pengelolaan linen/londri 10 - 0

TL -

TT

2. Prinsip-prinsip PPI diterapkan pada pengelolaan linen/londri, termasuk pemilahan, transportasi, pencucian, pengeringan, penyimpanan, dan distribusi. (O,W)

O

W

Lihat penerapan prinsip-prinsip PPI pada pengelolaan linen/londri, termasuk pemilahan, transportasi, pencucian, pengeringan, penyimpanan, dan distribusi

Lihat hasil supervisi IPCN ke pengelola linen/londri di luar RS

IPCN Kepala/staf linen/londri Petugas linen ruangan

10 5 0

TL TS TT

3. Petugas pada unit londri menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan ketentuan. (O,W)

O

W

Lihat penerapan penggunaan APD Lihat hasil supervisi IPCN ke pengelola

linen/londri di luar RS Kepala/staf linen/londri

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan supervisi dan monitoring oleh IPCN terhadap pengelolaan linen/londri sesuai dengan prinsip PPI termasuk bila dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit. (D,O,W)

D

O

W

Bukti supervisi: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan supervisi Lihat hasil supervisi pengelolaan linen/londri sesuai dengan prinsip PPI IPCN Kepala/staf linen/londri

10 5 0

TL TS TT

LIMBAH INFEKSIUS Standar PPI 7.4 Rumah sakit mengurangi risiko infeksi melalui pengelolaan limbah infeksius dengan benar. Maksud dan Tujuan PPI 7.4 dan PPI 7.4.1 : Lihat SNARS 1 Rumah sakit menyelenggaraan pengelolaan limbah dengan benar untuk meminimalkan risiko infeksi melalui kegiatan sebagai berikut: a) pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius; b) penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah; c) pemulasaraan jenazah dan bedah mayat; d) pengelolaan limbah cair; e) pelaporan pajanan limbah infeksius. Elemen Penilaian PPI 7.4 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang pengelolaan

limbah rumah sakit untuk meminimalkan risiko infeksi yang meliputi butir a) sampai dengan e) pada maksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang pengelolaan limbah RS 10 - 0

TL -

TT

2. Pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius sesuai dengan regulasi dan dilaksanakan monitoring,

D

O

Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi dan tindak lanjutnya Lihat kepatuhan petugas dalam pengelolaan

10 5 0

TL TS TT

Page 144: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

142 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

10

evaluasi, serta tindak lanjutnya. (D,O,W)

W

limbah infeksius sesuai prinsip PPI Penanggung jawab kesling Petugas House Keeping Petugas TPS Petugas Incinerator

3. Penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah sesuai dengan regulasi dan dilaksanakan monitoring, evaluasi, juga tindak lanjutnya. (D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi dan tindak lanjutnya

Lihat kepatuhan petugas dalam penanganan dan pembuangan darah sesuai prinsip PPI Penanggung jawab kesling Kepala/staf laboratorium Kepala/staf BDRS (Bank Darah RS)

10 5 0

TL TS TT

4. Pengelolaan limbah cair sesuai dengan regulasi. (D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi dan tindak lanjutnya Lihat kepatuhan petugas dalam pengelolaan limbah cair sesuai prinsip PPI IPAL RS Penanggung jawab kesling Penanggung jawab IPAL Kepala/staf radiologi Kepala/staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

5. Pelaporan pajanan limbah infeksius sesuai dengan regulasi dan dilaksanakan monitoring, evaluasi, serta tindak lanjutnya. (D,O,W)

D

O

W

1) Bukti laporan pajanan limbah infeksius 2) Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi dan

tindak lanjutnya

Lihat pengelolaan limbah infeksius, mulai pembuangan di unit pelayanan, sampai di TPS B-3/pengolahan limbah infeksius IPCN Kepala/staf unit/kepala ruangan Kepala/staf radiologi Kepala/staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

6. Ada bukti penanganan (handling) serta pembuangan darah dan komponen darah sudah dikelola sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (O,W)

O

W

Lihat penanganan /handling pembuangan darah dan komponen darah Kepala/staf kamar operasi Kepala/staf BDRS Kepala/staf kamar bersalin Kepala/staf laboratorium

10 5 0

TL TS TT

7. Ada bukti pelaksanaan supervisi dan monitoring terhadap kegiatan butir a) sampai dengan e) pada maksud dan tujuan. (D,O,W)

D

O

W

Bukti supervisi: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan supervisi

Lihat lokasi pengelolaan limbah RS

IPCN Kepala/staf kamar operasi Kepala/staf BDRS Kepala/staf kamar bersalin Kepala/staf laboratorium Kepala/staf kamar jenazah

Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

8. Bila pengelolaan limbah dilaksanakan oleh pihak luar

D

1) Bukti kerjasama antara RS dengan pihak luar RS yang memiliki izin dan sertifikasi

10 5

TL TS

Page 145: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

143INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

11

rumah sakit harus berdasar atas kerjasama dengan pihak yang memiliki izin dan sertifikasi mutu sesuai dengan peraturan perundang-undangan (lihat MFK 5.1 WP 4). (D,O,W)

O

W

mutu 2) Bukti limbah sudah dibakar/manifes Lihat proses pengelolaan limbah IPCN Penanggung jawab kesling Petugas pengelolaan limbah

0 TT

Standar PPI 7.4.1 Rumah sakit menetapkan pengelolaan kamar mayat dan kamar bedah mayat sesuai peraturan perundang-undangan Elemen Penilaian PPI 7.4.1 Telusur Skor 1. Pemulasaraan jenazah dan bedah

mayat sesuai dengan regulasi. (D,O,W)

D

O

W

Bukti laporan kegiatan pemulasaran jenazah dan bedah mayat

Lihat ruang pemulasaran jenazah dan bedah mayat, lihat kecukupan APD, disinfektan IPCN Kepala/staf kamar jenazah

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti kegiatan kamar mayat dan kamar bedah mayat sudah dikelola sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (O,W)

O

W

Lihat proses pengelolaan pemulasaran jenazah dan bedah mayat IPCN Kepala/staf kamar jenazah

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan supervisi dan kepatuhan prinsip-prinsip PPI sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (D,W)

D

W

Bukti supervisi: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan supervisi IPCN Kepala/staf kamar jenazah

10 5 0

TL TS TT

Standar PPI 7.5 Rumah sakit menetapkan pengelolaan limbah benda tajam dan jarum secara aman. Maksud dan Tujuan PPI 7.5 : Lihat SNARS 1 Rumah sakit menetapkan regulasi yang memadai mencakup a) semua tahapan proses termasuk identifikasi jenis dan penggunaan wadah secara tepat, pembuangan

wadah, dan surveilans proses pembuangan (lihat juga ARK 6); b) laporan tertusuk jarum dan benda tajam. Elemen Penilaian PPI 7.5 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan regulasi

tentang pengelolaan benda tajam dan jarum untuk menurunkan cedera serta mengurangi risiko infeksi yang meliputi butir a) dan b) yang ada pada maksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang pengelolaan benda tajam dan jarum

10 - 0

TL -

TT

2. Benda tajam dan jarum sudah dikumpulkan, disimpan di dalam wadah yang tidak tembus, tidak bocor, berwarna kuning, diberi label infeksius, dan dipergunakan hanya sekali pakai sesuai dengan peraturan perundang- undangan. (O,W)

O

W

Lihat kepatuhan petugas dalam pengelolaan benda tajam dan jarum sesuai prinsip PPI IPCN IPCLN Kepala/staf unit pelayanan Petugas cleaning service

10 5 0

TL TS TT

3. Pengelolaan benda tajam dan jarum dilaksanakan sesuai dengan regulasi. (O,W)

O

W

Lihat tempat pengelolaan benda tajam/incinerator/TPS B3 IPCN

10 5 0

TL TS TT

Page 146: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

144 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

12

IPCLN Petugas incenerator

4. Bila pengelolaan benda tajam dan jarum dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit harus berdasar atas kerjasama dengan pihak yang memiliki izin dan sertifikasi mutu sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (D,O,W)

D

O

W

1) Bukti pelaksanaan kerjasama RS dengan pihak luar RS

2) Bukti izin transporter 3) Bukti izin incenerator 4) Bukti sertifikasi mutu

Lihat bukti monitoring pelaksanaan yang dilakukan oleh pihak RS

IPCN IPSRS

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti data dokumen limbah benda tajam dan jarum. (lihat juga di PPI 7.2). (D,W)

D

W

Bukti data dokumen limbah benda tajam dan jarum yang dikelola IPCN IPSRS Penanggung jawab kesling Penanggung jawab cleaning service

10 5 0

TL TS TT

6. Ada bukti pelaksanaan supervisi dan monitoring oleh IPCN terhadap pengelolaan benda tajam dan jarum sesuai dengan prinsip PPI, termasuk bila dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit. (D,O,W)

D

O

W

Bukti supervisi 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan supervisi

Lihat kepatuhan petugas dalam pengelolaan benda tajam dan jarum sesuai prinsip PPI IPCN IPSRS Penanggung jawab kesling Penanggung jawab cleaning service Kepala unit/Kepala ruangan

10 5 0

TL TS TT

PELAYANAN MAKANAN Standar PPI 7.6 Rumah sakit mengurangi risiko infeksi terkait penyelenggaraan pelayanan makanan. Maksud dan Tujuan PPI 7.6 : Lihat SNARS 1 Rumah sakit menetapkan regulasi yang meliputi: a) pelayanan makanan di rumah sakit mulai dari pengelolaan bahan makanan (perencanaan bahan

makanan, pengadaan, penyimpanan, pengolahan, pemorsian, distribusi), sanitasi dapur, makanan, alat masak, serta alat makan untuk mengurangi risiko infeksi dan kontaminasi silang;

b) standar bangunan, fasilitas dapur, dan pantry sesuai dengan peraturan perundangan termasuk bila makanan diambil dari sumber lain di luar rumah sakit.

Elemen Penilaian PPI 7.6 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan regulasi

tentang pelayanan makanan di rumah sakit yang meliputi butir a) dan b) pada maksud dan tujuan. (R )

R Regulasi penetapan tentang pelayanan makanan di RS

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pelaksanaan penyimpanan bahan makanan, pengolahan, pembagian/ pemorsian, dan distribusi makanan sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (O,W)

O

W

Lihat pelaksanaan pengelolaan makanan Kepala/staf gizi

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan penyimpanan makanan, bahan makanan dan produk nutrisi dengan memperhatikan kesehatan lingkungan meliputi sanitasi, suhu, pencahayaan,

O

W

Lihat pelaksanaan penyimpanan bahan makanan dan produk nutrisi Kepala/staf gizi

10 5 0

TL TS TT

Page 147: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

145INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

13

kelembapan, ventilasi, dan keamanan untuk mengurangi risiko infeksi. (O,W)

4. Ada bukti pelaksanaan monitoring kepatuhan prinsip-prinsip PPI sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (D,W )

D

W

Bukti supervisi: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan monitoring/supervisi

sesuai prinsip PPI Komite/Tim PPI Kepala/staf gizi

10 5 0

TL TS TT

RISIKO KONSTRUKSI Standar PPI 7.7 Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada fasilitas yang terkait dengan pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan enginering controls) Maksud dan Tujuan PPI 7.7 dan PPI 7.7.1 : Lihat SNARS 1 Untuk menurunkan risiko infeksi maka rumah sakit perlu mempunyai regulasi tentang penilaian risiko pengendalian infeksi (infection control risk assessment/ICRA) untuk pembongkaran, konstruksi, serta renovasi gedung di area mana saja di rumah sakit yang meliputi: 1) identifikasi tipe/jenis konstruksi kegiatan proyek dengan kriteria; 2) identifikasi kelompok risiko pasien; 3) matriks pengendalian infeksi antara kelompok risiko pasien dan tipe kontruksi kegiatan; 4) proyek untuk menetapkan kelas/tingkat infeksi; 5) tindak pengendalian infeksi berdasar atas tingkat/kelas infeksi; 6) monitoring pelaksanaan. Karena itu, rumah sakit agar mempunyai regulasi pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan engineering controls) fasilitas yang antara lain meliputi: a) sistem ventilasi bertekanan positif; b) biological safety cabinet; c) laminary airflow hood; d) termostat di lemari pendingin; e) pemanas air untuk sterilisasi piring dan alat dapur. Elemen Penilaian PPI 7.7 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan regulasi

pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan engineering control) minimal untuk fasilitas yang tercantum pada butir a) sampai dengan e) yang ada pada maksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang pengendalian/pemeriksaan mekanis dan teknis

10 - 0

TL -

TT

2. Fasilitas yang tercantum pada butir a) sampai dengan e) sudah dilakukan pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan engineering control). (D, O, W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan pengendalian mekanis dan teknis sudah dilakukan Lihat ruangan tekanan positif, biological safety cabinet; laminary airflow hood; termostat di lemari pendingin; pemanas air untuk sterilisasi piring dan alat dapur IPSRS Kepala/staf unit terkait

10 5 0

TL TS TT

Standar PPI 7.7.1 Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada saat melakukan pembongkaran, konstruksi, dan renovasi gedung. Elemen Penilaian PPI 7.7.1 Telusur Skor 5. Rumah sakit menetapkan regulasi

tentang penilaian risiko pengendalian infeksi (infection control risk assessment/ICRA) bila ada renovasi, kontruksi dan demolisi yang minimal meliputi butir 1) sampai dengan 6) yang ada pada maksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang penilaian risiko pengendalian infeksi (infection control risk assessment/ICRA) bila ada renovasi, kontruksi dan demolisi

10 - 0

TL -

TT

Page 148: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

146 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

14

6. Rumah sakit telah melaksanakan penilaian risiko pengendalian infeksi (infection control risk assessment/ICRA) pada semua renovasi, kontruksi dan demolisi sesuai dengan regulasi. (D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan ICRA renovasi bangunan, dan hasil pemantauan kualitas udara akibat dampak renovasi Lihat pelaksanaan renovasi Lihat laporan pelaksanaan renovasi Komite/Tim PPI IPCN Bagian Umum

10 5 0

TL TS TT

TRANSMISI INFEKSI Standar PPI 8 Rumah sakit melindungi pasien, pengunjung, dan staf dari penyakit menular serta melindungi pasien yang mengalami imunitas rendah (immunocompromised) dari infeksi yang rentan mereka alami. Maksud dan Tujuan PPI 8, PPI 8.1 dan 8.2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PPI 8 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan regulasi

penempatan pasien dengan penyakit menular dan pasien yang mengalami imunitas rendah (immunocompromised). (R)

R Regulasi tentang penempatan pasien dengan penyakit menular dan pasien yang mengalami immunitas rendah

10 - 0

TL -

TT

2. Rumah sakit menyediakan ruangan untuk pasien yang mengalami imunitas rendah (immunocompromised) sesuai dengan peraturan perundang- undangan. (O,W)

O

W

Lihat ruang isolasi untuk pasien dengan immunocompromised IPCN IPCLN Kepala/staf unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan supervisi dan monitoring oleh IPCN terhadap penempatan pasien dengan immunocompromised). (D)

D Bukti supervisi: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan supervisi

10 5 0

TL TS TT

Standar PPI 8.1 Rumah sakit menetapkan penempatan pasien dan proses transfer pasien dengan airborne diseases di dalam rumah sakit dan keluar rumah sakit. Elemen Penilaian PPI 8.1 Telusur Skor 1. Penempatan dan transfer pasien

airborne diseases sesuai dengan peraturan perundang-undangan termasuk di ruang gawat darurat dan ruang lainnya. (O,W)

O

W

Lihat penempatan pasien airborne diseases, termasuk di ruang gawat darurat dan ruang lainnya dan transfer pasien (Lihat PPI 8 EP1) Kepala/staf IGD Kepala/staf rawat jalan Kepala/staf rawat inap IPCN IPCLN

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan supervisi dan monitoring oleh IPCN terhadap penempatan dan proses transfer pasien airborne diseases sesuai dengan prinsip PPI. (D,O,W)

D

O

W

Bukti supervisi: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan supervisi Lihat penempatan dan transfer pasien airborne diseases, termasuk di ruang gawat darurat dan ruang lainnya Kepala/staf IGD Kepala/staf rawat jalan Kepala/staf rawat inap IPCN IPCLN

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan monitoring ruang tekanan negatif dan penempatan pasien secara rutin. (D,O,W)

D

Bukti supervisi: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan supervisi

10 5 0

TL TS TT

Page 149: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

147INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

15

O

W

Lihat penempatan pasien dan hasil monitoring secara rutin Kepala/staf IGD Kepala/staf rawat jalan Kepala/staf rawat inap IPCN IPCLN

4. Ada bukti dilakukan edukasi kepada staf tentang pengelolaan pasien infeksius jika terjadi lonjakan pasien masuk dengan penyakit menular atau rumah sakit tidak mempunyai kamar dengan tekanan negatif (ventilasi alamiah dan mekanik). (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan edukasi staf tentang pengelolaan pasien infeksius jika terjadi lonjakan pasien masuk dengan penyakit menular Kepala/staf IGD Kepala/staf rawat jalan Kepala/staf rawat inap IPCN IPCLN

10 5 0

TL TS TT

5. Rumah sakit mempunyai jejaring rujukan dengan rumah sakit lainnya

D

W

Bukti tentang kerjasama RS dengan RS rujukan Kepala/staf IGD Kepala/staf rawat inap

10 5 0

TL TS TT

Standar PPI 8.2 Rumah sakit menetapkan penempatan pasien infeksi "air borne" dalam waktu singkat jika rumah sakit tidak mempunyai kamar tekanan negatif (ventilasi alamiah dan mekanik). Elemen Penilaian PPI 8.2 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan regulasi

penempatan pasien infeksi “air borne” dalam waktu singkat jika rumah sakit tidak mempunyai kamar dengan tekanan negatif (ventilasi alamiah dan mekanik). (R)

R Regulasi tentang penempatan pasien infeksi “air borne” dalam waktu singkat jika rumah sakit tidak mempunyai kamar dengan tekanan negatif (ventilasi alamiah dan mekanik). (Lihat PPI 8 EP1 dan PPI 8.1 EP 1)

10 - 0

TL -

TT

2. Penempatan pasien infeksi “air borne” dalam waktu singkat jika rumah sakit tidak mempunyai kamar dengan tekanan negatif sesuai dengan peraturan perundang-undangan termasuk di ruang gawat darurat dan ruang lainnya. (O,W)

O

W

Lihat penempatan pasien dan hasil monitoring secara rutin Kepala/staf IGD Kepala/staf rawat inap IPCN IPCLN

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan supervisi dan monitoring oleh IPCN terhadap penempatan pasien infeksi air borne dalam waktu singkat jika rumah sakit tidak mempunyai kamar dengan tekanan negatif sesuai dengan prinsip PPI. (D,O,W)

D

O

W

Bukti supervisi: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan supervisi

Lihat penempatan pasien infeksi air borne Kepala/staf IGD Kepala/staf rawat inap IPCN IPCLN

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan monitoring ruang tekanan negatif dan penempatan pasien secara rutin. (D,O,W)

D

O

W

Bukti supervisi: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan supervisi Lihat hasil monitoring Lihat kesesuaian penempatan pasien Kepala/staf rawat inap IPCN IPCLN

10 5 0

TL TS TT

Page 150: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

148 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

16

5. Ada bukti dilakukan edukasi kepada staf tentang pengelolaan pasien infeksius jika terjadi lonjakan pasien masuk dengan penyakit menular atau rumah sakit tidak mempunyai kamar dengan tekanan negatif (ventilasi alamiah dan mekanik). (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan edukasi staf tentang pengelolaan pasien infeksius jika terjadi lonjakan pasien masuk dengan penyakit menular Kepala/staf rawat inap IPCN IPCLN

10 5 0

TL TS TT

6. Rumah sakit mempunyai jejaring rujukan dengan rumah sakit lain untuk pasien air borne disease. (D,W)

D

W

Bukti tentang kerjasama RS dengan RS rujukan Kepala/staf IGD Kepala/staf rawat inap

10 5 0

TL TS TT

Standar PPI 8.3 Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan sebuah proses untuk menangani lonjakan mendadak (outbreak) penyakit infeksi air borne. Elemen Penilaian PPI 8.3 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan regulasi

bila terjadi ledakan pasien (outbreak) penyakit infeksi air borne. (R)

R Regulasi tentang penetapan bila terjadi ledakan pasien (outbreak) penyakit infeksi air borne

10 - 0

TL -

TT

2. Rumah sakit menyediakan ruang isolasi dengan tekanan negatif bila terjadi ledakan pasien (outbreak) sesuai dengan peraturan perundangan. (O,W)

O

W

Lihat ketersediaan ruang isolasi dengan tekanan negatif, bila terjadi ledakan pasien Komite/Tim PPI IPCN IPCLN Kepala/staf rawat inap

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti dilakukan edukasi kepada staf tentang pengelolaan pasien infeksius jika terjadi ledakan pasien (outbreak) penyakit infeksi air borne. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan edukasi staf tentang pengelolaan pasien infeksius jika terjadi ledakan pasien (outbreak) penyakit infeksi air borne Komite/Tim PPI IPCN IPCLN Kepala/staf rawat inap

10 5 0

TL TS TT

Standar PPI 9 Kebersihan tangan menggunakan sabun dan desinfektan adalah sarana efektif untuk mencegah dan mengendalikan infeksi. Maksud dan Tujuan PPI 9 dan PPI 9.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PPI 9 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan regulasi

hand hygiene yang mencakup kapan, di mana, dan bagaimana melakukan cuci tangan mempergunakan sabun (hand wash) dan atau dengan disinfektan (hand rubs) serta ketersediaan fasilitas hand hygiene. (R)

R Regulasi tentang hand hygiene 10 - 0

TL -

TT

2. Sabun, disinfektan, serta tissu/handuk sekali pakai tersedia di tempat cuci tangan dan tempat melakukan disinfeksi tangan. (O)

O Lihat kelengkapan fasilitas hand hygiene antara lain sabun, disinfektan, serta tissu/handuk sekali pakai tersedia di tempat cuci tangan dan tempat melakukan disinfeksi tangan

10 5 0

TL TS TT

3. Hand hygiene sudah dilaksanakan dengan baik. (S,O)

S

O

Peragaan hand hygiene oleh staf Lihat pelaksanaan hand hygiene secara konsisten diarea yang sudah ditetapkan

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan pelatihan hand hygiene kepada semua pegawai termasuk tenaga kontrak. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pelatihan tentang hand hygiene Staf RS Tenaga kontrak, magang dan tenant

10 5 0

TL TS TT

Page 151: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

149INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

17

Standar PPI 9.1 Sarung tangan, masker, pelindung mata, serta alat pelindung diri lainnya tersedia dan digunakan secara tepat apabila disyaratkan. Elemen Penilaian PPI 9.1 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan regulasi

penggunaan alat pelindung diri, tempat yang harus menyediakan alat pelindung diri, dan pelatihan cara memakainya. (R)

R Regulasi tentang penggunaan APD

10 - 0

TL -

TT

2. Alat pelindung diri sudah digunakan secara tepat dan benar. (O,W)

O

W

Lihat kepatuhan penggunaan Alat pelindung diri /APD Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

3. Ketersediaan alat pelindung diri sudah cukup sesuai dengan regulasi. (O)

O Lihat ketersediaan alat pelindung diri 10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan pelatihan penggunaan alat pelindung diri kepada semua pegawai termasuk tenaga kontrak. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pelatihan tentang penggunaan APD Staf RS Tenaga kontrak, magang dan tenant

10 5 0

TL TS TT

PENINGKATAN MUTU DAN PROGRAM EDUKASI Standar PPI 10 Kegiatan PPI diintegrasikan dengan program PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien) dengan menggunakan indikator yang secara epidemiologik penting bagi rumah sakit. Maksud dan Tujuan PPI 10 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian PPI 10 Telusur Skor 1. Ada regulasi sistem manajemen

data terintegrasi antara data surveilans dan data indikator mutu (lihat PMKP 2.1 EP 1). (R)

R Regulasi tentang manajemen data terintegrasi antara data surveilens dan data indikator mutu, termasuk PMKP 2.1, PMKP 7 dan MIRM 1.1

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pertemuan berkala antara Komite PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien) dengan Komite atau Tim PPI untuk membahas hasil surveilans dan merancang ulang untuk perbaikan. (D,W)

D

W

Bukti rapat tentang pembahasan hasil surveilans dan merancang ulang untuk perbaikan Komite/Tim PMKP Komite/Tim PPI Kepala bidang/divisi pelayanan

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti data dikumpulkan dan dianalisis untuk mendukung kegiatan PPI termasuk data infeksi berdasar atas epidemiologik penting dimonitor dan didokumentasikan (lihat PPI 6 EP 2 dan EP 3). (D,W)

D

W

Bukti pengumpulan data, analisis dan rencana perbaikannya Komite/Tim PMKP Komite/Tim PPI

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti penyampaian hasil analisis data dan rekomendasi kepada Komite PMKP setiap tiga bulan (lihat PPI 6 EP 2 dan EP 3). (D,W)

D

W

Bukti penyampaian hasil analisis data dan rekomendasi kepada Komite PMKP setiap tiga bulan Komite/Tim PMKP Komite/Tim PPI

10 5 0

TL TS TT

Standar PPI 11 Rumah sakit melakukan edukasi tentang PPI kepada staf klinis dan nonklinis, pasien, keluarga pasien, serta petugas lainnya yang terlibat dalam pelayanan pasien. Maksud dan Tujuan PPI 11 : Lihat SNARS 1 Pelatihan diberikan sebagai bagian dari orientasi kepada semua staf baru dan dilakukan pelatihan kembali secara berkala, atau paling sedikit jika ada perubahan regulasi dan praktik yang menjadi panduan program PP8I. Dalam pendidikan juga disampaikan temuan dan kecenderungan ukuran kegiatan. (lihat juga KKS 7) Program Pelatihan PPI yang meliputi pelatihan untuk a) orientasi pegawai baru baik staf klinis maupun nonklinis di tingkat rumah sakit maupun di unit

pelayanan;

Page 152: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

150 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

18

b) staf klinis (profesional pemberi asuhan) secara berkala; c) staf nonklinis; d) pasien dan keluarga; dan e) pengunjung Elemen Penilaian PPI 11 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan regulasi

program pelatihan dan edukasi tentang PPI yang meliputi butir a) sampai dengan e) yang ada pada maksud dan tujuan. (R)

R Program pelatihan dan edukasi tentang PPI 10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pelaksanaan pelatihan untuk semua staf klinis dan nonklinis sebagai bagian dari orientasi pegawai baru tentang regulasi dan praktik program PPI. (lihat KKS 7 dan TKRS 5.4). (D,W)

D

W

1) Bukti pelaksanaan pelatihan untuk semua staf klinis dan non klinis oleh narasumber yang kompeten

2) Bukti pelaksanaan orientasi

Diklat Komite/Tim PPI Peserta pelatihan/orientasi

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan edukasi secara berkala bila ada perubahan regulasi, serta praktik program PPI dan bila ada kecenderungan khusus (new/re-emerging diseases) data infeksi untuk staf klinis dan nonklinis. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pelatihan secara berkala bila ada perubahan regulasi/ kecenderungan khusus Diklat Komite/Tim PPI Peserta pelatihan

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan edukasi untuk pasien, keluarga, dan pengunjung tentang program PPI. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan edukasi untuk pasien, keluarga dan pengunjung Diklat Komite/Tim PPI Tim PKRS Pasien/keluarga Pengunjung

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti pelaksanan penyampaian temuan dan data berasal dari kegiatan pengukuran mutu/indikator mutu (measurement) ke seluruh unit di rumah sakit sebagai bagian dari edukasi berkala rumah sakit (D)

D Bukti penyampaian hasil pengukuran mutu keseluruh unit di RS secara berkala

10 5 0

TL TS TT

Page 153: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

151INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

1

TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)

PEMILIK RUMAH SAKIT Standar TKRS 1 Organisasi serta wewenang pemilik dan representasi pemilik dijelaskan didalam regulasi yang ditetapkan oleh pemilik RS. Maksud dan Tujuan TKRS 1, TKRS 1.1 dan TKRS 1.2 : Lihat SNARS 1 Ada penetapan siapa yang bertanggung jawab dan berwenang untuk : a) menyediakan modal serta dana operasional dan sumber daya lain yang diperlukan untuk menjalankan

Rumah Sakit dalam memenuhi visi dan misi serta rencana strategis Rumah Sakit; dan b) menunjuk atau menetapkan direksi Rumah Sakit, dan melakukan evaluasi tahunan terhadap kinerja

masing-masing individu direksi dengan menggunakan proses dan kriteria yang sudah baku c) menunjuk atau menetapkan representasi pemilik, tanggung jawab dan wewenang dan melakukan

penilaian kinerja representasi pemilik secara berkala, minimal setahun sekali. d) menetapkan struktur organisasi Rumah Sakit e) menetapkan regulasi pengelolaan keuangan Rumah Sakit dan pengelolaan sumber daya manusia

Rumah Sakit. f) tanggung jawab dan kewenangan memberikan arahan kebijakan Rumah Sakit g) tanggung jawab dan kewenangan menetapkan visi dan misi Rumah Sakit dan memastikan bahwa

masyarakat mengetahui visi dan misi Rumah Sakit serta mereview secara berkala misi Rumah Sakit h) tanggung jawab dan kewenangan menilai dan menyetujui rencana anggaran; i) tanggung jawab dan kewenangan menyetujui rencana strategi Rumah Sakit j) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi dan membina pelaksanaan rencana strategis; k) tanggung jawab dan kewenangan menyetujui diselenggarakan pendidikan profesional kesehatan dan

dalam penelitian serta mengawasi kualitas program-program tersebut.; l) tanggung jawab dan kewenangan menyetujui program peningkatan mutu dan keselamatan pasien

serta menindaklanjuti laporan peningkatan mutu dan keselamatan yang diterima. m) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya; n) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien dilaksanakan

Rumah Sakit; o) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban Rumah Sakit

dilaksanakan Rumah Sakit; p) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi kepatuhan penerapan etika Rumah Sakit, etika profesi,

dan peraturan perundang-undangan; Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pemilik perlu mempunyai regulasi yang dapat berbentuk corporat bylaws/peraturan internal Rumah Sakit atau dokumen lainnya yang serupa yang mengatur:

a. Struktur organisasi pemilik dan representasi pemilik sesuai dengan bentuk badan hukum pemilik b. Tanggung jawab dan wewenang pemilik dan representasi pemilik yang meliputi 1) sampai dengan 16

yang ada di atas, c. Pendelegasian kewenangan dari pemilik kepada representasi pemilik atau Direktur Rumah Sakit atau

individu lainnya sesuai peraturan perundangan d. Pengangkatan/penetapan dan Penilaian kinerja representasi pemilik e. Pengangkatan penetapan dan Penilaian kinerja Direktur Rumah Sakit f. Penetapan Kualifikasi, persyaratan Direktur Rumah Sakit sesuai dengan peraturan perundangan g. Struktur Organisasi Rumah Sakit

Elemen Penilaian TKRS 1 Telusur Skor 1. Pemilik menetapkan regulasi

yang mengatur a) s/d g) yang ada di dalam maksud dan tujuan, yang dapat berbentuk corporate by-laws, peraturan internal atau dokumen lainnya yang serupa. (R)

R Regulasi tentang pengaturan kewenangan antara pemilik,representasi pemilik yang tercantum dalam corporate bylaws/ peraturan internal RS/ dokumen lain serupa

10 5 0

TL TS TT

2. Ada penetapan struktur organisasi pemilik termasuk representasi pemilik sesuai dengan bentuk badan hukum kepemilikan RS dan sesuai peraturan perundang undangan. Nama jabatan di

R Struktur organisasi pemilik termasuk representasi pemilik

10 - 0

TL - TT

Page 154: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

152 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

2

dalam strukur organisasi tersebut harus secara jelas disebutkan (R)

3. Ada penetapan struktur organisasi RS sesuai peraturan perundang-undangan (R)

R Struktur organisasi RS yang ditetapkan oleh pemilik atau representasi pemilik

10 - 0

TL - TT

4. Ada penetapan Direktur RS sesuai peraturan perundang-undangan. (R)

R Regulasi tentang penetapan/pengangkatan Direktur RS yang ditetapkan oleh pemilik atau representasi pemilik

10 - 0

TL - TT

Standar TKRS 1.1 Tanggung jawab dan akuntabilitas pemilik dan representasi pemilik telah dilaksanakan sesuai regulasi yang ditetapkan dan sesuai peraturan perundang-undangan Elemen Penilaian TKRS 1.1 Telusur Skor 1. Ada persetujuan dan

ketersediaan anggaran/budget investasi/modal dan operasional serta sumber daya lain yang diperlukan untuk menjalankan Rumah Sakit sesuai dengan misi dan rencana strategis Rumah Sakit. (D,W)

D

W

1) Bukti tersedianya anggaran/investasi dan operasional dalam RKA/RBA/DPA/DIPA dan dokumen lain serupa

2) Bukti tentang persetujuan RKA/RBA/DIPA/DPA oleh pemilik atau representasi pemilik

Pemilik atau representasi pemilik Direktur RS Direktur/Bagian Keuangan RS

10 5 0

TL TS TT

2. Ada dokumen hasil penilaian kinerja dari representasi pemilik, sekurang-kurangnya setahun sekali (D,W)

D

W

Bukti tentang hasil penilaian kinerja representasi pemilik Pemilik dan representasi pemilik

10 - 0

TL -

TT

3. Ada dokumen hasil penilaian kinerja dari direktur Rumah Sakit sekurang-kurangnya setahun sekali. (D,W)

D

W

Bukti tentang hasil penilaian kinerja Direktur RS Representasi pemilik Direktur

10 - 0

TL -

TT

Standar TKRS 1.2 RS memiliki misi, rencana strategis , rencana kerja, program peningkatan mutu dan keselamatan pasien, pengawasan mutu pendidikan serta laporan akuntabilitas representasi pemilik Elemen Penilaian TKRS 1.2 Telusur Skor 1. Ada bukti persetujuan, review

berkala dan publikasi/sosialisasi ke masyarakat tentang misi Rumah Sakit sesuai dengan regulasi. (D,W)

D

W

Bukti Misi RS, persetujuan misi, review misi secara berkala, publikasi/sosialisasi misi RS Pemilik /representasi pemilik Direktur RS

10 5 0

TL TS TT

2. Ada persetujuan rencana strategis, rencana kerja dan anggaran Rumah Sakit sehari-hari sesuai dengan regulasi. (D,W)

D

W

1) Bukti tentang rencana strategis yang disetujui oleh pemilik atau representasi pemilik

2) Bukti rencana kerja dan anggaran RS yang disetujui oleh pemilik atau representasi pemilik

Pemilik/ representasi pemilik Direktur RS

10 5 0

TL TS TT

3. Ada persetujuan atas strategi dan program pendidikan dan penelitian staf klinis dan pengawasan mutu program pendidikan tersebut. Elemen penilaian ini hanya untuk Rumah Sakit pendidikan. (D,W )

D

W

Hanya untuk RS Pendidikan : Bukti tentang rencana strategi dan program pendidikan dan penelitian staf klinis serta pengawasan mutu program pendidikan, yang sudah disetujui. Pemilik/ representasi pemilik Direktur RS Bidang Diklat/Diklit RS Komite koordinator pendidikan (Komkordik)

10 5 0

TL TS TT

Standar TKRS 1.3 Pemilik dan atau representasi pemilik memberi persetujuan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit, menerima laporan pelaksanaan program secara berkala dan memberi respon terhadap laporan yang disampaikan

Maksud dan Tujuan TKRS 1.3 : Lihat SNARS 1

Page 155: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

153INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

3

Laporan program PMKP dari Direktur Rumah Sakit kepada Pemilik atau Representasi pemilik meliputi : a) Laporan capaian indikator dan analisanya setiap 3 bulan b) Laporan kejadian tidak diharapkan (KTD) setiap 6 bulan c) Laporan kejadian sentinel setiap ada kejadian, dan laporan ulang setelah kejadian sentinel. Selesai

dilakukan analisis dengan menggunakan metode root cause analysa (RCA) Elemen Penilaian TKRS 1.3 Telusur Skor 1. Program peningkatan mutu dan

keselamatan pasien rumah sakit telah disetujui oleh pemilik atau representasi pemilik. (D,W)

D

W

Bukti tentang program PMKP yang telah disetujui pemilik atau representasi pemilik Pemilik atau representasi pemilik Direktur RS Komite Medis

10 5 0

TL TS TT

2. Pemilik atau representasi pemilik telah menerima laporan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien tepat waktu, sesuai dengan a) s/d c) yang ada di maksud dan tujuan .(lihat juga, TKRS 4.1 ,PMKP.5.EP 5) (D,W)

D

W

1) Bukti laporan PMKP yang meliputi a) s/d c); 2) bukti laporan PMKP sudah diterima; 3) bukti laporan tepat waktu

Pemilik atau representasi pemilik Direktur RS Komite PMKP

10 5 0

TL TS TT

3. Representasi pemilik menindak lanjuti laporan dari RS. (D,W)

D

W

Bukti tindak lanjut dari laporan PMKP antara lain berupa disposisi, melakukan rapat pembahasan rencana perbaikan, penambahan anggaran, tenaga atau fasilitas. Pemilik atau representasi pemilik Direktur RS Kepala bidang/divisi Komite PMKP

10 - 0

TL - TT

DIREKTUR /DIREKSI RS Standar TKRS 2 Direktur Rumah Sakit sebagai pimpinan tertinggi di Rumah Sakit bertanggung jawab untuk menjalankan Rumah Sakit dan mematuhi peraturan dan perundang-undangan.

Maksud dan Tujuan TKRS 2 : Lihat SNARS edisi 1 Maksud dan Tujuan TKRS 2 Direktur/Direksi Rumah Sakit mempunyai uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang antara lain meliputi:

a) mengetahui dan memahami semua peraturan perundangan terkait dengan Rumah Sakit; b) mejalankan operasional Rumah Sakit dengan berpedoman pada peraturan perundangan; c) menjamin kepatuhan Rumah Sakit terhadap peraturan perundangan; d) menetapkan regulasi Rumah Sakit; e) menjamin kepatuhan staf Rumah Sakit dalam implementasi semua regulasi RS yang telah ditetapkan

dan disepakati bersama; f) menindaklanjuti terhadap semua laporan dari hasil pemeriksaan dari badan audit ekternal; g) menetapkan proses untuk mengelola dan mengendalikan sumber daya manusia dan keuangan sesuai

peraturan perundangan. Elemen Penilaian TKRS 2 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang kualifikasi

Direktur RS dan uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang, sebagaimana tercantum pada a) sampai dengan g) di maksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang kualifikasi, uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang (UTW) Direktur yang diuraikan dalam struktur organsisasi dan tata kelola RS (SOTK RS)

10 - 0

TL -

TT

2. Kualifikasi Direktur RS sudah sesuai dengan persyaratan dan peraturan perundang-undangan. (D,W)

D

W

Bukti kualifikasi Direktur sesuai persyaratan jabatan, dalam file kepegawaian, meliputi : 1) Ijazah dokter atau dokter gigi dan 2) S2 perumahsakitan dan 3) Sertifikat pelatihan-pelatihan Pemilik atau representasi pemilik Direktur RS

10 5 0

TL TS TT

Page 156: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

154 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

4

Bagian kepegawaian

3. Direktur/Direksi RS patuh terhadap peraturan perundang-undangan (lihat MFK 1 EP 4) (D,O,W)

D

O

W

1) Bukti kumpulan dan daftar peraturan serta perundangan yang dipergunakan RS

2) Bukti kumpulan data perizinan RS yang masih berlaku

Kesesuaian sarana, prasarana dan fasilitas terhadap standar bangunan dan fasilitas RS Direktur RS Para Pemimpin RS

10 5 0

TL TS TT

4. Direktur Rumah Sakit telah mengatur operasional rumah sakit setiap hari, termasuk semua tanggung jawab yang dijelaskan dalam uraian tugas (D,W)

D

W

1) Bukti kumpulan notulen rapat di RS yang pimpinan rapatnya oleh Direktur RS

2) Bukti kumpulan surat disposisi 3) Bukti-bukti kegiatan Direktur RS lainnya

Direktur RS Para pemimpin RS

10 5 0

TL TS TT

5. Direktur/Direksi Rumah Sakit telah menyusun dan mengusulkan rencana strategis dan anggaran biaya kepada pemilik atau representasi pemilik sesuai regulasi (lihat juga TKRS 1, TKRS 1.1 dan TKRS 1.2). (D,W)

D

W

1) Bukti tentang Renstra dan anggaran RS, 2) Bukti notulen rapat penyusunan Renstra dan

anggaran 3) Bukti pengusulan Renstra dan anggaran (surat ke

pemilik/representasi pemilik)

Direktur RS Bagian perencanaan RS Bagian Keuangan

10 5 0

TL TS TT

6. Direktur/Direksi Rumah Sakit telah memastikan kepatuhan staf Rumah Sakit terhadap regulasi Rumah Sakit yang sudah ditetapkan. (D,W)

D

W

1) Bukti pengawasan (dapat berupa ceklis-ceklis) 2) Hasil pengawasan pelaksanaan regulasi, seperti

penggunaan APD, cuci tangan, larangan merokok, pelaksanaan SOP, dll

Direktur RS Para Pemimpin RS

10 5 0

TL TS TT

7. Direktur/Direksi Rumah Sakit menindaklanjuti semua hasil laporan pemeriksaan internal dari pemerintah atau badan ekternal lainnya yang mempunyai kewenangan melakukan pemeriksaan rumah sakit. (D,W)

D

W

1) Bukti rekapitulasi hasil pemeriksaan dari pemerintah atau badan eksternal lainnya.

2) Bukti hasil pemeriksaan tersebut telah ditindaklanjuti (dapat berbentuk laporan, foto-foto, pengeluaran anggaran, dll)

Direktur RS Para Pemimpin di RS

10 5 0

TL TS TT

KEPALA BIDANG/DIVISI Standar TKRS 3 Para Kepala Bidang/divisi Rumah Sakit ditetapkan dan secara bersama, bertanggung jawab untuk menjalankan misi dan membuat rencana serta regulasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan misi tersebut.

Maksud dan Tujuan TKRS 3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian TKRS 3 Telusur Skor 1. Rumah Sakit telah menetapkan

persyaratan jabatan, uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang dari Kepala bidang/divisi Rumah Sakit secara tertulis. (R)

R Regulasi tentang persyaratan jabatan, uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang (UTW), setiap kepala bidang/divisi di rumah sakit

10 5 0

TL TS TT

2. Kualifikasi kepala bidang/divisi sudah sesuai dengan persyaratan jabatan serta tugas pokoknya. (D,W)

D

Bukti kualifikasi kepala bidang /divisi sesuai persyaratan, dalam file kepegawaian ,meliputi: 1) keputusan pengangkatan 2) ijazah 3) sertifikasi

10 5 0

TL TS TT

Page 157: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

155INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

5

W Pemilik / representasi pemilik Direktur RS Kepala HRD Kepala Bidang/Divisi

3. Ada bukti koordinasi antar kepala bidang/divisi dalam menjalankan misi Rumah Sakit. (D,W)

D

W

Bukti rapat antar para Kepala Bidang/Divisi sesuai regulasi RS Kepala Bidang/Divisi

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti peran serta secara kolaboratif para kepala bidang/divisi dalam menyusun berbagai regulasi yang diperlukan untuk menjalankan misi (D,W)

D

W

Bukti rapat tentang penyusunan berbagai regulasi RS yang dilaksanakan secara kolaboratif oleh para kepala bidang/ divisI, meliputi undangan, absensi, materi, notulen(UMAN ) Kepala Bidang/Divisi

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti pelaksanaan pengawasan oleh para kepala bidang/divisi untuk menjamin kepatuhan staf terhadap pelaksanaan regulasi Rumah Sakit sesuai misi Rumah Sakit. (D,W)

D

W

1) Bukti hasil pengisian lembar ceklis 2) Bukti hasil pengawasan tingkat kepatuhan staf

dalam menjalankan regulasi Kepala bidang/divisi SPI / asesor internal

10 5 0

TL TS TT

Standar TKRS 3.1 Direktur Rumah Sakit dan para kepala bidang/divisi di Rumah Sakit mengidentifikasi dan merencanakan jenis pelayanan klinis yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dilayani Rumah Sakit tersebut. Maksud dan Tujuan TKRS 3.1 : Lihat SNARS 1 Para kepala bidang/divisi juga terlibat merencanakan pelayanan pasien dalam menentukan komunitas dan populasi pasien untuk Rumah Sakit tersebut, mengidentifikasi kepentingan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dan merencanakan komunikasi berkelanjutan dengan kelompok pemangku kepentingan utama dalam komunitas. Komunikasi dapat secara langsung ditujukan kepada individu atau melalui media masa atau melalui lembaga dalam komunitas ataupun pihak ketiga. Jenis informasi yang disampaikan meliputi: a. Informasi tentang layanan, jam kegiatan kerja dan proses untuk mendapatkan perawatan; dan b. Informasi tentang kualitas layanan, yang disediakan kepada masyarakat dan sumber rujukan. Elemen Penilaian TKRS 3.1 Telusur Skor 1. Ada penetapan jenis pelayanan

yang diberikan di RS sesuai dengan misi Rumah Sakit (Lihat juga ARK 1 EP 1). (R)

R Regulasi tentang penetapan jenis pelayanan RS sesuai dengan misi RS

10 - 0

TL - TT

2. Ada penetapan kualifikasi kepala unit pelayanan termasuk koordinator pelayanan baik untuk unit pelayanan diagnostik, therapeutik maupun rehabilitatif. (R)

R Regulasi tentang penetapan kualifikasi kepala unit pelayanan dan kepala departemen (koordinator) Catatan : regulasi bisa tertulis di pedoman pengorganisasian unit pelayanan/departemen pelayanan

10 5 0

TL TS TT

3. Kepala bidang/divisi RS bersama dengan Kepala unit pelayanan telah menyusun cakupan dan jenis pelayanan yang disediakan di masing-masing unit sesuai kebutuhan pasien yang dilayani di RS (Lihat juga ARK.1, EP 1). (D,W)

D

W

1) Bukti rapat kepala bidang/divisi dengan kepala unit pelayanan tentang penyusunan cakupan dan jenis pelayanan

2) Bukti penetapan jenis dan lingkup pelayanan di masing-masing unit

Para kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan Staf terkait

10 - 0

TL - TT

Page 158: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

156 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

6

4. Rumah sakit memberikan informasi tentang pelayanan yang disediakan kepada tokoh masyarakat, pemangku kepentingan, fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar rumah sakit, dan dapat menerima masukan untuk peningkatan pelayanannya. (D,W)

D

W

Notulen rapat (UMAN) dengan : 1) Tokoh masyarakat (antara lain Camat, RT, RW,

Lurah ) 2) Pemangku Kepentingan (antara lain klub-klub

penyakit diabet, stroke, dll) 3) Fasilitas pelayanan Kesehatan (antara lain

Puskesmas, posyandu, rumah bersalin, klinik swasta )

Bagian Tata Usaha/marketing

10 5 0

TL TS TT

5. Direktur RS memberikan data dan informasi sesuai dengan a) dan b) pada maksud dan tujuan (D,W)

D

W

Bukti data dan informasi sudah di publikasikan (bisa berupa brosur, website,dll) Direktur RS Kepala bidang/divisi Bagian marketing

10 5 0

TL TS TT

Standar TKRS 3.2 Rumah sakit mempunyai regulasi untuk memastikan terselenggaranya komunikasi efektif di Rumah Sakit

Maksud dan Tujuan TKRS 3.2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian TKRS 3.2 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang mengatur

pertemuan di setiap dan antar tingkat di rumah sakit. (R)

R Regulasi tentang pertemuan di setiap dan antar tingkat RS

10 - 0

TL - TT

2. Ada regulasi komunikasi efektif antar professional pemberi asuhan (PPA) dan antar unit/instalasi/ departemen pelayanan. (R)

R Regulasi tentang komunikasi efektif di RS terdiri dari: 1) Komunikasi efektif RS dengan masyarakarat

lingkungan 2) Komunikasi efektif antara PPA dengan

pasien/keluarga 3) Komunikasi efektif antar PPA 4) Komunikasi efektif antar

unit/instalasi/departemen pelayanan

10 - 0

TL - TT

3. Ada bukti terselenggaranya pertemuan di setiap dan antar tingkat di rumah sakit. (D,W)

D

W

1) Bukti rapat di setiap unit 2) Bukti rapat pertemuan antar unit beserta

pimpinan

Direksi Kepala bidang/divisi Kepala unit

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti komunikasi efektif antar PPA dan antar unit/instalasi/departemen pelayanan sudah dilaksanakan (D,W)

D

W

1) Bukti rapat pertemuan antar PPA/antar komite profesi

2) Bukti rapat pertemuan antar unit /instalasi/departemen

PPA Komite medis Komite keperawatan Para kepala unit/instalasi/departemen pelayanan

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti pelaksanaan pemberian informasi yang tepat waktu, akurat dan relevan di lingkungan Rumah Sakit. (D, W)

D

W

Bukti tentang hasil pelaksanaan pemberian informasi (dapat berupa buletin, media sosial, intra net, surat edaran, pengumuman, paging system, code system, dan lainnya) Para kepala bidang Kepala unit /instalasi /departemen pelayanan Staf pelaksana

10 5 0

TL TS TT

Page 159: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

157INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

7

6. Direktur/direksi dan para kepala bidang/ divisi Rumah Sakit sudah menyampaikan informasi tentang capaian program sesuai visi, misi dan rencana strategik kepada staf Rumah Sakit. (lihat MKE 4). (D,W)

D

W

Bukti rapat penyampaian informasi tentang capaian program dan capaian RENSTRA, dapat juga melalui buletin dan kegiatan diklat Direktur Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan

10 - 0

TL - TT

Standar TKRS 3.3 RS menetapkan proses seragam untuk melakukan penerimaan/pengangkatan (recruitment), retensi, pengembangan dan pendidikan berkelanjutan semua staf dengan melibatkan kepala bidang /divisi dan kepala unit pelayanan. Maksud dan Tujuan TKRS 3.3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian TKRS 3.3 Telusur Skor 1. RS memiliki regulasi proses

perencanaan dan pelaksanaan rekruimen, pengembangan staf serta kompensasi yang melibatkan kepala bidang /divisi dan kepala unit pelayanan. (R)

R 1) Regulasi tentang rekrutmen, retensi, pengembangan staf dan kompensasi

2) Program tentang rekrutmen 3) Program tentang diklat dan pengembangan staf 4) Program tentang kompensasi untuk retensi staf

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti proses perencanaan dan pelaksanaan rekrutmen, telah melibatkan kepala bidang /divisi dan kepala unit pelayanan. (lihat juga, KKS.2 dan KKS.8) D,W)

D

W

Bukti rapat tentang perencanaan dan pelaksanaan rekrutmen, retensi, pengembangan staf dan kompensasi yang juga dihadiri kepala bidang/divisi dan unit Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan Staf pelaksana

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti Rumah Sakit telah melaksanakan proses kompensasi untuk retensi staf (D,W)

D

W

Bukti tentang hasil pelaksanaan program remunerasi/kompensasi untuk retensi staf Direksi RS/Kepala bidang/divisi terkait

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pengembangan diri setiap staf dan pendidikan melibatkan kepala bidang/bagian/diklat dan kepala unit pelayanan Rumah Sakit sesuai profesi yang dibutuhkan. (D,W)

D

W

Bukti tentang hasil pelaksanaan program pengembangan dan pendidikan staf yang melibatkan kepala bidang/divisi dan unit Kepala bidang/divisi/kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIENStandar TKRS 4 Direktur RS merencanakan, mengembangkan, dan melaksanakan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Maksud dan Tujuan TKRS 4 dan TKRS 4.1 : Lihat SNARS 1 Direktur Rumah Sakit perlu menetapkan regulasi peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang dapat berbentuk pedoman peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan prosedur-prosedur lainnya, yang antara lain berisi sebagai berikuti: a) Penetapan organisasi yang mempunyai tugas mengarahkan, mengatur dan mengkoordinasikan

pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien. b) Peran Direktur rumah sakit dan para pimpinan dalam merencanaan dan mengembangan program

peningkatan mutu dan keselamatan pasien. c) Peran Direktur RS dan para pimpinan dalam pemilihan indikator mutu di tingkat RS (indikator area

klinik, area manajemen dan sasaran keselamatan pasien) dan keterlibatnnya dalam menindaklanjuti capaian indikator yang masih rendah.

d) Peran Direktur RS dan para pimpinan dalam memilih area prioritas sebagai area fokus untuk perbaikan. e) Monitoring pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien, siapa saja yang

melakukan monitoring, kapan dilakukan, bagaimana melakukan monitoringnya. f) Proses pengumpulan data, analisis, feedback dan pemberian informasi ke staff g) Bagaimana alur laporan pelaksanaan pengukuran mutu Rumah Sakit, mulai dari unit sampai kepada

pemilik Rumah Sakit h) Bantuan teknologi /sistem informasi RS yang akan diterapkan untuk pengumpulan dan analisis data

Page 160: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

158 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

8

mutu, keselamatan pasien dan surveilance infeksi.

Elemen Penilaian TKRS 4 Telusur Skor 1. Direktur Rumah Sakit

menetapkan regulasi berupa pedoman peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang meliputi point a) sampai dengan h) di maksud dan tujuan beserta programnya serta penetapan indikatornya. (lihat PMKP 2.EP 1. dan PMKP 2.1) (R)

R 1) Pedoman PMKP meliputi a) s/d h) 2) Program PMKP yang sudah disetujui oleh

pemilik/representasi pemilik 3) Regulasi tentang penetapan indikator mutu dan

keselamatan pasien

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti Direktur Rumah Sakit dan para kepala bidang /divisi telah berpartisipasi dalam merencanakan, mengembangkan, melaksanakan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit. (D,W)

D

W

1) Bukti rapat tentang perencanaan, pengembangan dan pelaksanaan program PMKP yang dihadiri Direktur, komite PMKP dan seluruh kepala bidang

2) Bukti pelaksanaan program PMKP Direktur Para Kepala Bidang Komite Mutu dan Keselamatan Pasien

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti keterlibatan Direktur RS dan para kepala bidang /divisi dalam memilih indikator mutu di tingkat RS, merencanakan perbaikan dan mempertahankan perbaikan mutu dan keselamatan pasien serta menyediakan staf terlatih untuk program peningkatan mutu dan keselamatan pasien. (lihat PMKP 1, PMKP 3, PMKP 4) (D,W)

D

W

1) Bukti rapat tentang pemilihan indikator mutu kunci tingkat RS dan rencana tindak lanjut untuk perbaikan , yang dihadiri atau dipimpin Direktur dengan para kepala bidang/Ketua PMKP dan para kepala unit .

2) Bukti pelaksanaan rencana tindak lanjut 3) Bukti sertifikat pelatihan PMKP untuk komite

PMKP dan PIC pengumpul data 4) Bukti sertifikat pelatihan untuk staf pelaksana

analisis /validasi Direktur Ketua Komite PMKP Para Kepala Bidang/divisi

10 5 0

TL TS TT

4. Direktur Rumah Sakit telah menyediakan teknologi informasi (IT) untuk sistem manajemen data indikator mutu dan sumber daya yang cukup untuk pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien setiap harinya (lihat juga PMKP 2.1 EP 2). (D,O,W)

D

O

W

1) Bukti tentang SIMRS yang berbasis IT 2) Bukti daftar peralatan SIMRS 3) Bukti formulir sensus harian dan rekapitulasi

bulanan untuk mutu keselamatan pasien terintegrasi dengan angka surveilans PPI dalam bentuk paper maupun elektronik

1) Lihat hardware dan software SIMRS 2) Lihat pencatatan Formulir sensus harian dan

rekapitulasi bulanan untuk mutu keselamatan pasien terintegrasi dengan angka surveilans PPI dalam bentuk paper maupun elektronik

3) Lihat sekretariat dengan kelengkapannya (alat komunikasi, komputer, ATK dll)

Komite PMKP Penanggung jawab pengumpul data

10 5 0

TL TS TT

Standar TKRS 4.1 Direktur RS memberikan laporan pelaksanaan program PMKP kepada pemilik atau representasi pemilik sesuai dengan regulasi rumah sakit. Maksud dan Tujuan TKRS 4 dan TKRS 4.1 : Lihat SNARS 1 Direktur Rumah Sakit bertanggung jawab melaporkan pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien kepada representasi pemilik sebagai berikut : 1) setiap tiga bulan yang meliputi capaian dan analisis dari indikator mutu area klinis, area manajemen dan

sasaran keselamatan pasien dan capaian implementasi panduan praktik klinik dan alur klinis serta penerapan sasaran keselamatan pasien

Page 161: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

159INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

9

2) Setiap 6 (eanam) bulan Direktur Rumah Sakit melaporkan penerapan keselamatan pasien kepada representasi pemilik antara lain mencakup: jumlah dan jenis kejadian tidak diharapkan/insiden keselamatan pasien serta analisis akar

masalahnya; apakah pasien dan keluarga telah mendapatkan informasi tentang kejadian tersebut; tindakan yang telah diambil untuk meningkatkan keselamatan sebagai respons terhadap kejadian

tersebut; apakah tindakan perbaikan tersebut dipertahankan.

3) Khusus untuk kejadian sentinel, Direktur Rumah Sakit wajib melaporkan kejadian kepada pemilik dan representasi pemilik paling lambat 2 X 24 jam setelah kejadian dan melaporkan ulang hasil analisis akar masalah setelah 45 hari.

Representasi pemilik mengkaji dan merespon laporan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien, khususnya terkait dengan capaian indikator yang masih rendah. Elemen Penilaian TKRS 4.1 Telusur Skor 1. Direktur RS telah melaksanakan

pemantauan dan koordinasi program PMKP pada perbaikan struktur dan proses serta hasil (D, O, W)

D

O

W

1) Bukti rapat koordinasi Direktur tentang pemantauan dan implementasi tindak lanjut dari rencana tindak lanjut

2) Bukti hasil analisis data dan rencana tindak lanjutnya

3) Bukti implementasi rencana tindak lanjut Lihat hardware dan software SIMRS Direktur Para Kepala Bidang/Divisi Para Kepala Unit Pelayanan Komite/tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

2. Direktur RS melaporkan pelaksanaan program PMKP kepada pemilik atau representasi pemilik sebagaimana diatur di 1) sampai dengan 3) yang ada di maksud dan tujuan. (Lihat juga TKRS 1.3 EP2, PMKP 5 EP 5). (D,W)

D

W

Bukti laporan PMKP dari Direktur ke representasi pemilik tepat waktu, (Hasil program mutu 3 bulan sekali, IKP 6 bulan sekali, Sentinel 1x24 jam, RCA nya dalam 45 hari) Pemilik/representasi pemilik/Direktur Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien

10 5 0

TL TS TT

3. Informasi tentang program PMKP pasien secara berkala dikomunikasikan kepada staf, termasuk perkembangan dalam pencapaian Sasaran Keselamatan Pasien (D,W)

D

W

1) Bukti rapat tentang penyampaian hasil program peningkatan mutu dan keselamatan serta RTL secara reguler sesuai ketetapan dalam pedoman

2) Bukti tentang penyampaian informasi pada buletin/leaflet/majalah dinding atau pada saat kegiatan diklat

Direktur/Komite Medik/Komite PMKP/Kepala bidang dan unit

10 5 0

TL TS TT

Standar TKRS 5 Direktur rumah sakit memprioritaskan proses di rumah sakit yang akan diukur, program PMKP yang akan diterapkan, dan bagaimana mengukur keberhasilan dalam upaya di seluruh rumah sakit ini. Maksud dan Tujuan TKRS 5 : Lihat SNARS 1 Maksud dan Tujuan TKRS 5 Direktur rumah sakit dengan para pimpinan dan komite/tim peningkatan mutu dan keselamatan pasien merancang upaya peningkatan mutu pelayanan prioritas rumah sakit dengan memperhatikan : a. Misi Rumah Sakit b. Data-data permasalahan yang ada, misalnya komplain pasien, capaian indikator mutu yang masih

rendah, adanya kejadian tidak diharapkan c. Adanya sistem dan proses yang memperlihatkan variasi penerapan dan hasil yang paling banyak,

misalnya pelayanan pasien stroke yang dilakukan oleh lebih dari satu dokter spesialis syaraf, memperlihatkan proses pelayanan yang masih bervariasi atau belum terstandarisasi sehingga hasil pelayanan juga bervariasi.

d. Dampak dari perbaikan misalnya penilaian perbaikan efisiensi dari suatu proses klinis yang kompleks pada pelayanan stroke, pelayanan jantung dan lainnya, dan/atau identifikasi pengurangan biaya dan sumber daya yang digunakan dengan adanya perbaikan suatu proses. Penilaian dampak dari perbaikan tersebut akan menunjang pemahaman tentang biaya relatif yang dikeluarkan demi investasi mutu dan

Page 162: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

160 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

10

sumber daya manusia, finansial, dan keuntungan lain dari investasi tersebut. Untuk ini perlu pembuatan program (tool) sederhana untuk menghitung sumber daya yang digunakan pada proses yang lama dan pada proses yang baru.

e. Dampak pada perbaikan sistem sehingga efek dari perbaikan dapat terjadi di seluruh rumah sakit, misalnya sistem manajemen obat di rumah sakit.

f. Riset klinik dan program pendidikan profesi kesehatan merupakan prioritas untuk Rumah Sakit Pendidikan.

Berdasarkan hal tersebut diatas, Direktur Rumah Sakit membuat program peningkatan mutu pelayanan prioritas dengan mengembangkan standarisasi proses dan hasil asuhan klinis pelayanan prioritas serta mengembangkan pengukuran mutu klinis, manajerial dan penerapan sasaran keselamatan pasien. (lihat juga PMKP 5) Elemen Penilaian TKRS 5 Telusur Skor 1. Rumah Sakit mempunyai

program peningkatan mutu prioritas dengan memperhatikan poin a) sampai dengan f) yang ada di maksud dan tujuan (lihat juga PMKP Std 4 EP 1. (R)

R 1) Program peningkatan mutu prioritas 2) Program peningkatan mutu riset klinis dan

pendidikan profesi kesehatan (untuk RS pendidikan)

10 - 0

TL - TT

2. Ada bukti peran Direktur Rumah Sakit dan para Kepala Bidang/Divisi dalam proses penyusunan program peningkatan mutu prioritas, monitoring pelaksanaan dan rencana perbaikan mutu (lihat PMKP 4) (D,W)

D

W

1) Bukti rapat rapat yang dipimpin Direktur RS dan dihadiri para kepala bidang/divisi yang membahas tentang: penyusunan program prioritas, termasuk

kajian dasar pemilihan prioritas monitoring pelaksanaan program

prioritas/monitoring capaian-capaian indikator prioritas

rencana perbaikan mutu 2) Bukti tentang penetapan indikator-indikator

prioritas yang meliputi area klinik, area manajemen

3) Bukti hasil pengumpulan dan analisis data dari setiap indikator yang ditetapkan

4) Bukti rencana perbaikan

Direktur/Kepala Bidang/Divisi Komite PMKP

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti riset klinik dan program pendidikan profesi kesehatan sebagai salah satu program peningkatan mutu prioritas di Rumah Sakit Pendidikan. (D,W)

D

W

1) Bukti tentang Indikator mutu untuk riset klinik 2) Bukti tentang Indikator mutu program

pendidikan profesi kesehatan 3) Bukti hasil pengumpulan dan analisis data

Direktur/Komite Koordinator Pendidikan (KOMKORDIK)/Panitia Penelitian

10 5 0

TL TS TT

4. Ada pengukuran pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien tercantum pada program peningkatan mutu prioritas (lihat PMKP 5 EP 4) (D,W)

D

W

Bukti hasil pengumpulan dan analisis data 6 indikator SKP Komite Mutu dan Keselamatan Pasien

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti kajian dampak perbaikan di Rumah Sakit secara keseluruhan dan juga pada tingkatan departemen/unit layanan terhadap efisiensi dan sumber daya yang digunakan. (Lihat juga PMKP.7.2) (D)

D

W

Bukti tentang laporan analisis data PMKP serta dampak perbaikan terhadap peningkatan mutu dan efisiensi biaya yang telah dicapai di tingkat RS maupun ditingkat departemen Komite Mutu Keselamatan Pasien/Kepala unit Pelayanan

10 5 0

TL TS TT

MANAJEMEN KONTRAK Standar TKRS 6 Para kepala bidang/divisi di RS bertanggung jawab untuk mengkaji/review, memilih, dan memantau kontrak klinis dan kontrak manajerial Maksud dan Tujuan TKRS 6 : Lihat SNARS 1

Page 163: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

161INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

11

Regulasi Kontrak atau perjanjian lainnya antara lain meliputi : a. Penunjukan penanggung jawab untuk kontrak klinis dan penanggung jawab untuk kontrak manajemen b. Seleksi kontrak berdasarkan kepatuhan peraturan perundang-undangan yang terkait. c. Penetapan kontrak dan dokumen kontraknya. d. Dokumen menyebutkan pengalihan tanggung jawab pada pihak kedua. e. Monitoring Mutu Kontrak f. Teguran dan pemutusan kontrak, bila mutu pelayanan yang disediakan melalui kontrak tidak sesuai

dengan kontrak. g. Review kontrak untuk perpanjangan Elemen Penilaian TKRS 6 Telusur Skor 1. Rumah Sakit mempunyai

regulasi tentang kontrak atau perjanjian lainnya yang antara lain meliputi a) s/d g) yang ada di maksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang kontrak klinis dan kontrak manajemen. Catatan : Kontrak klinis adalah perjanjian kerjasama antara: a. RS dengan individu staf klinis berupa pakta

integritas staf klinis untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan regulasi RS

b. RS dengan badan hukum berupa kerjasama jenis pelayanan klinis yang disediakan RS

Kontrak manajemen adalah perjanjian kerjasama antara RS dengan badan hukum dalam penyediaan alat kesehatan (KSO alat) dan pelayanan non klinis sesuai maksud dan tujuan

10 5 0

TL TS TT

2. Rumah Sakit mempunyai regulasi tentang perjanjian kerja staf medis yang antara lain meliputi kredensial, rekredensial dan penilaian kinerja. (R)

R 1) Regulasi tentang perjanjian kerja sama RS dengan staf medis untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan regulasi RS

2) Regulasi kredensial/rekredensial dan evaluasi kinerja profesi staf medis (Medical Staf By Laws)

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah Sakit mempunyai dokumen kontrak untuk semua kontrak yang sudah dilaksanakan (D,W)

D

W

Bukti Kumpulan MOU/PKS/KSO atau bentuk lainnya untuk semua pelayanan/kegiatan yang diselenggarakan berdasarkan kontrak Kepala bidang/divisi/kepala unit pelayanan/kepala unit kerja

10 5 0

TL TS TT

4. Setiap dokter yang memberikan pelayanan di Rumah Sakit, sudah menandatangani perjanjian sesuai regulasi rumah sakit. (D,W)Lihat KKS 9 EP 2

D

W

1) Bukti perjanjian kerja untuk staf medis pegawai RS

2) Bukti kontrak kerjasama untuk staf medis tamu

Staf medis Kepala SDM

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti Kepala bidang/divisi pelayanan klinis dan Kepala unit pelayanan telah berpartisipasi dan bertanggung jawab terhadap peninjauan, pemilihan, dan pemantauan kontrak pelayanan klinis termasuk kontrak peralatan medis dan telah dilaksanakan. (Lihat juga AP.5.1,EP 5 dan AP.6.1, EP 5) (D,W )

D

W

1) Bukti Daftar kontrak pelayanan klinis di RS 2) Bukti dokumen kontrak klinis 3) Bukti tentang rapat dan kegiatan yang

melibatkan kepala bidang/divisi klinis dan kepala unit pelayanan terkait: a) pemilihan vendor b) penetapan indikator-indikator mutu

pelayanan yang diselenggarakan melalui kontrak klinis

c) hasil capaian-capaian indikator mutu yang ada di nomer 2)

Kepala bidang/divisi/unit pelayanan Komite/tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

6. Ada bukti Kepala bidang/divisi manajemen dan Kepala unit kerja berpartisasi dan bertanggung jawab terhadap

D

1) Bukti daftar kontrak manajemen di RS 2) Bukti dokumen kontrak manajemen 3) Bukti rapat dan kegiatan yang melibatkan kepala

bidang/divisi mamajemen dan kepala unit kerja

10 5 0

TL TS TT

Page 164: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

162 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

12

peninjauan, pemilihan, dan pemantauan kontrak manajemen (D,W)

W

terkait: a) pemilihan vendor b) penetapan indikator-indikator mutu

pelayanan/ kegiatan yang diselenggarakan melalui kontrak manajemen

c) hasil capaian-capaian indikator mutu yang ada di nomer 2)

Kepala bidang/divisi/unit kerja Komite PMKP

7. Ada bukti apabila kontrak dinegosiasikan ulang atau dihentikan, Rumah Sakit tetap menjaga kontinuitas dari pelayanan pasien.(D,O,W)

D

O

W

1) Bukti di dokumen kontrak ada klausul pemutusan sepihak diajukan minimal 3 (tiga) bulan sebelumnya

2) Bukti daftar vendor calon pengganti 3) Bukti proses kegiatan negosiasi ulang,

penghentian kontrak dan pemilihan vendor baru (catatan : bila ada kejadian)

Lihat unit pelayanan dan unit kerja yang mempunyai pelayanan yang dikontrakan, apakah masih berjalan atau sudah berhenti Kepala bidang/divisi/kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

Standar TKRS 6.1 Kontrak dan perjanjian lainnya dievaluasi sebagai bagian dari program peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Maksud dan Tujuan TKRS 6.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian TKRS 6.1 Telusur Skor 1. Rumah Sakit mempunyai

regulasi tentang monitoring mutu pelayanan yang disediakan berdasarkan kontrak atau perjanjian lainnya (R)

R W

Regulasi tentang monitoring dan evaluasi mutu pelayanan yang dikontrakkan Ketua/staf Komite/Tim PMKP Kepala bidang/divisi /kepala unit

pelayanan/kepala unit kerja

10 - 0

TL - TT

2. Semua kontrak mempunyai indikator mutu yang harus dilaporkan kepada RS sesuai mekanisme pelaporan mutu di RS. (R)

R 1) Regulasi tentang penetapan indikator mutu pelayanan yang diselenggarakan berdasarkan kontrak

2) Panduan sistem manajemen data yang didalamnya ada mekanisme pelaporan mutu

10 5 0

TL TS TT

3. Komite/Tim PMKP telah melakukan analisis data dan feedback data dan laporan (D,W)

D W

1) Bukti hasil analisis data indikator mutu pelayanan yang di kontrakkan

2) Bukti tentang feedback hasil analisis ke unit pelayanan/unit kerja

3) Bukti laporan hasil analisis indikator mutu kepada Kepala bidang/divisi

Komite/Tim PMKP Kepala bidang/divisi dan unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

4. Kepala bidang/kepala divisi klinis dan manajemen ikut berpartisipasi dalam program peningkatan mutu dengan menindaklanjuti hasil analisis informasi mutu pelayanan yang yang dilaksanakan melalui kontrak/pihak ketiga. (D,W)

D W

Bukti tindak lanjut dari hasil analisis informasi mutu oleh kepala bidang/divisi Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan terkait

10 5 0

TL TS TT

Standar TKRS 6.2 Kepala bidang/kepala divisi pelayanan klinis memastikan bahwa dokter praktik mandiri yang bukan merupakan staf RS memiliki ijin dan kredensial yang tepat sesuai dengan pelayanan yang diberikan kepada pasien RS dan peraturan perundangan Maksud dan Tujuan TKRS 6.2 : Lihat SNARS 1

Page 165: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

163INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

13

Elemen Penilaian TKRS 6.2 Telusur Skor 1. Direktur Rumah Sakit

menentukan pelayanan yang akan diberikan oleh dokter praktik mandiri dari luar Rumah Sakit. (R)

R Regulasi tentang penetapan pelayanan yang akan diberikan oleh dokter praktik mandiri dari luar RS

10 - 0

TL - TT

2. Dokter praktik mandiri dari luar rumah sakit yang memberikan pelayanan diagnostik, konsultasi, dan layanan perawatan dari luar Rumah Sakit, seperti kedokteran jarak jauh (telemedicine), radiologi jarak jauh (teleradiology), dan interpretasi untuk pemeriksaan diagnostik lain, seperti elektrokardiogram (EKG), elektroensefalogram (EEG), dan elektromiogram (EMG), serta pemeriksaan lain yang serupa, telah dilakukan proses kredensial dan pemberian kewenangan klinik oleh Rumah Sakit sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W)

D

W

Bukti kredensial dan pemberian SPK RKK oleh RS untuk semua dokter praktik mandiri dari/di luar RS Sub komite kredensial komite medis Kepala bidang/divisi pelayanan/medis Kepala unit pelayanan terkait

10 5 0

TL TS TT

3. Mutu pelayanan yang diberikan oleh dokter praktik mandiri seperti tersebut pada EP 2 telah dipantau sebagai bagian dari program peningkatan mutu Rumah Sakit. (D,W)

D

W

Bukti hasil evaluasi mutu pelayanan yang diberikan oleh semua dokter praktik mandiri Komite/Tim PMKP Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

MANAJEMEN SUMBER DAYA Standar TKRS 7 Direktur RS membuat keputusan terkait pengadaan dan penggunaan sumber daya dengan mempertimbangkan mutu dan keselamatan Maksud dan Tujuan TKRS 7 : Lihat SNARS 1 Regulasi pemilihan teknologi medik dan obat-obatan berdasarkan : a) data dan informasi mengenai mutu dan implikasi keselamatan pasien dari penggunaan teknologi medik

dan obat tersebut, jadi tidak hanya berdasarkan harga saja. b) rekomendasi dari staf klinis RS atau pemerintah atau organisasi profesi nasional maupun internasional

atau sumber lain yang akurat

Regulasi uji coba (trial) penggunaan teknologi medik dan obat baru agar mempersyaratkan sebagai berikut : 1) perlu melakukan kajian implikasi terhadap mutu dan keselamatan pasien dari pelaksanaan uji coba (trial)

tersebut. 2) pelaksanaan uji coba (trial) dapat dilakukan bila persetujuan dari Direktur RS sudah keluar. 3) dalam melaksanakan uji coba (trial) membutuhkan persetujuan khusus dari pasien (informed consent) Elemen Penilaian TKRS 7 Telusur Skor 1. Rumah sakit mempunyai

regulasi pemilihan teknologi medik dan obat sesuai dengan a) dan b) yang ada di maksud dan tujuan serta regulasi penggunaan teknologi medik dan obat baru yang masih dalam taraf uji coba (trial) sesuai dengan 1) sampai dengan 3) yang ada di maksud dan tujuan serta memiliki tim penapisan teknologi bidang kesehatan. (R)

R 1) Regulasi tentang pemilihan teknologi medik dan obat

2) Regulasi tentang pemilihan teknologi medik dan obat yang masih dalam uji coba (trial)

10 5 0

TL TS TT

Page 166: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

164 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

14

2. Tim penapisan teknologi bidang kesehatan telah menggunakan data dan informasi dalam pemilihan teknologi medik serta obat sesuai dengan regulasi rumah sakit yang ada di EP 1. (D,W)

D

W

1) Bukti tentang penetapan Tim Penapisan teknologi bidang kesehatan

2) Bukti tentang pemilihan teknologi medis dan obat yang telah menggunakan data dan informasi point a) dan b)

Tim Penapisan Teknologi

10 5 0

TL TS TT

3. Tim penapisan teknologi bidang kesehatan telah menggunakan rekomendasi dari staf klinis dan atau pemerintah dan organisasi profesi nasional atau internasional dalam pemilihan teknologi medik dan obat di rumah sakit. (D,W)

D

W

Bukti rekomendasi/referensi dari staf klinis dan atau pemerintah atau organisasi nasional dan international telah digunakan untuk pemilihan teknologi medis dan obat Tim Penapisan Teknologi

10 5 0

TL TS TT

4. Direktur Rumah Sakit telah melaksanakan regulasi terkait dengan penggunaan teknologi medik dan obat baru yang masih dalam taraf uji coba (trial). (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan uji coba (trial) sudah sesuai regulasi Direktur

10 5 0

TL TS TT

5. Kepala bidang/divisi telah melakukan evaluasi mutu dan keselamatan pasien terhadap hasil dari pengadaan dan penggunaan teknologi medik serta obat menggunakan indikator mutu dan laporan insiden keselamatan pasien. (D,W)

D

W

1) Bukti hasil capaian indikator mutu dari pelayanan yang berasal dari pengadaan dan penggunaan teknologi medik dan obat

2) Bukti laporan insiden keselamatan pasien Kepala bidang/divisi Kepala unit terkait Ketua Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

Standar TKRS 7.1 Direktur RS menelusuri dan menggunakan data dan informasi tentang rantai distribusi obat, dan perbekalan farmasi yang aman untuk melindungi pasien dan staf dari produk yang berasal dari pasar gelap, palsu, terkontaminasi atau cacat. Maksud dan Tujuan TKRS 7.1 Regulasi pembelian alat kesehatan , bahan medis habis pakai dan obat yang berisiko termasuk vaksin, agar memperhatikan alur rantai distribusi yang antara lain meliputi : 1) Akte pendirian perusahaan & pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia. 2) Sura Izin Usaha Perusahaan (SIUP) 3) NPWP 4) Izin Pedagang Besar Farmasi - Penyalur Alat Kesehatan (PBF-PAK) 5) Perjanjian Kerja Sama antara distributor dengan prinsipal dan RS 6) Nama dan Surat izin Kerja Apoteker untuk apoteker Penanggung jawab PBF 7) Alamat dan denah kantor PBF 8) Surat garansi jaminan keaslian produk yang didistribusikan (dari prinsipal) Elemen Penilaian TKRS 7.1 Telusur Skor 1. RS mempunyai regulasi tentang

pengelolaan pengadaan alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan obat yang berisiko termasuk vaksin dengan memperhatikan alur rantai distribusi sesuai peraturan perundang-undangan (Lihat juga PKPO 2). (R)

R

W

Regulasi tentang manajemen rantai distribusi (supply chain management) untuk pembelian/pengadaan alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan obat yang berisiko termasuk vaksin Direktur/Panitia Pengadaan/Kepala Instalasi Farmasi

10 5 0

TL TS TT

2. RS telah melakukan identifikasi risiko penting dari rantai distribusi alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan obat yang berisiko termasuk vaksin dan melaksanakan tindak lanjut untuk menghindari risiko. (D,W)

D

1) Daftar identifikasi risiko dari rantai distribusi meliputi tahapan penyediaan, penyimpanan, pengiriman obat dan perbekalan farmasi mulai dari pabrik ke distribusi dan akhirnya sampai ke pengguna di RS, untuk mencegah obat palsu, terkontaminasi dan rusak

2) Bukti tata kelola untuk menghindari risiko

10 5 0

TL TS TT

Page 167: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

165INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

15

W

diantaranya didalam kontrak pembelian menyebutkan RS berhak untuk melakukan peninjauan sewaktu-waktu ke seluruh area rantai distribusi

3) Bukti vendor melampirkan 1) s/d 8) dalam maksud dan tujuan

Direktur/Kepala bidang/divisi terkait Kepala Instalasi Farmasi Panitia Pengadaan

3. RS telah melakukan evaluasi tentang integritas setiap pemasok di rantai distribusi. (D,W)

D

W

1) Bukti pernyataan pakta integritas dari pemasok 2) Bukti hasil evaluasi terhadap integritas setiap

pemasok di rantai distribusi Direktur/kepala bidang terkait Kepala Instalasi Farmasi Panitia Farmasi Terapi

10 5 0

TL TS TT

4. Direktur RS menelusuri rantai distribusi pengadaan alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan obat yang berisiko termasuk vaksin untuk mencegah penggelapan dan pemalsuan. (D,W)

D

W

Bukti penelusuran/investigasi rantai distribusi pengadaan alat kesehatan , bahan medis habis pakai dan obat yang berisiko termasuk vaksin dari aspek 1) s/d 8) dalam maksud dan tujuan Direktur/Kepala bidang/divisi terkait Kepala Instalasi Farmasi Panitia Pengadaan

10 5 0

TL TS TT

ORGANISASI STAF KLINIS DAN TANGGUNG JAWABNYA Standar TKRS 8 Rumah sakit menetapkan struktur organisasi pelayanan medis, pelayanan keperawatan dan pelayanan klinis lainnya secara efektif, lengkap dengan uraian tugas dan tanggung jawabnya. Maksud dan Tujuan TKRS 8 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian TKRS 8 Telusur Skor 1. Ada penetapan struktur

organisasi rumah sakit sampai dengan unit pelayanan. (R)

R 1) Struktur organisasi rumah sakit 2) Struktur organisasi masing-masing unit dan tata

hubungan dengan unit lainnya

10 - 0

TL - TT

2. Ada penetapan struktur organisasi komite medis dan komite keperawatan dan tata hubungan kerja dengan para pimpinan di rumah sakit. (R)

R 1) Struktur organisasi komite medis dengan uraian tugas dan tata hubungan kerja dengan para pimpinan

2) Struktur organisasi komite keperawatan dengan uraian tugas dan tata hubungan kerja

10 - 0

TL - TT

3. Struktur organisasi dapat mendukung proses budaya keselamatan di rumah sakit dan komunikasi antar profesi. (R)

R 1) Regulasi tentang penetapan organisasi yang bertanggung jawab terhadap upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien termasuk budaya keselamatan di rumah sakit

2) Regulasi tentang penetapan organisasi yang bertanggung jawab terhadap peningkatan etika dan hukum yang mengkoordinasikan etika dan disiplin profesi yang ada di RS

10 - 0

TL -

TT

4. Struktur organisasi dapat mendukung proses perencanaan pelayanan klinik dan penyusunan regulasi pelayanan. (R)

R Regulasi tentang penetapan kepala bidang /divisi yang bertanggung jawab pada proses perencanaan klinis dan penyusunan regulasi pelayanan klinis

10 - 0

TL -

TT

5. Struktur organisasi dapat mendukung proses pengawasan atas berbagai isu etika profesi. (R)

R Regulasi tentnag penetapan komite etik atau komite etik dan hukum RS yang mengkoordinasikan sub komite etik dan disiplin profesi medis dan keperawatan dibawah komite masing-masing.

10 - 0

TL -

TT

Page 168: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

166 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

16

6. Struktur organisasi dapat mendukung proses pengawasan atas mutu pelayanan klinis. (R)

R Komite/Tim PMKP atau organisasi lainnya yang dilengkapi dengan uraian tugas yang antara lain mempunyai tugas melakukan pengawasan mutu pelayanan klinis dan dilengkapi dengan tata hubungan kerja

10 - 0

TL -

TT

Standar TKRS 9 Satu atau lebih individu yang kompeten ditetapkan sebagai kepala unit di masing-masing unit pelayanan di RS sesuai peraturan perundang-undangan Maksud dan Tujuan TKRS 9 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian TKRS 9 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang

persyaratan jabatan, uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk setiap kepala unit pelayanan dan termasuk bila ada koordinator pelayanan, yang tertuang didalam pedoman pengorganisasian unit pelayanan tersebut (lihat juga AP.5.1, EP1; AP.6.1, EP 1; dan PKPO 1.EP1, PKPO.1.1). (R)

R Pedoman pengorganisasian di masing-masing unit/departemen pelayanan

10 - 0

TL - TT

2. Setiap Kepala unit pelayanan dan koordinator pelayanan (bila ada) telah sesuai dengan persyaratan jabatan yang ditetapkan. (D,W)

D

W

Bukti kualifikasi sesuai persyaratan jabatan pada file kepegawaian setiap kepala unit/kepala departemen pelayanan dan koordinator pelayanan/ kepala departemen Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

3. Setiap kepala unit pelayanan telah melakukan identifikasi dan mengusulkan kebutuhan ruangan, teknologi medis, peralatan, ketenagakerjaan sesuai dengan standar, kepada Direktur RS dan telah mempunyai proses yang dapat diterapkan untuk menanggapi kekurangan (Catatan : bila di unit pelayanan ada koordinator pelayanan maka usulan kepada Direktur RS diajukan melalui koordinator pelayanan). (D,W)

D

W 1)

1) Bukti setiap kepala unit pelayanan telah mempunyai pedoman pelayanan

2) Bukti setiap unit pelayanan telah mempunyai program kerja/usulan-usulan untuk memenuhi standar fisik bangunan dan ketenagaan

Kepala unit pelayanan Koordinator pelayanan

10 5 0

TL TS TT

4. Setiap kepala unit pelayanan telah menyusun pola ketenagaan yang dipergunakan untuk rekruitmen yang akan ditugaskan di unit pelayanan tersebut sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W) (Lihat juga KKS.2 EP 1 dan EP 2)

D

W

1) Bukti setiap unit pelayanan telah mempunyai pola ketenagaan (tercantum di dalam pedoman pengorganisasian)

2) Bukti rekrutmen tenaga di unit pelayanan telah sesuai dengan kebutuhan tenaga yang ada di pola ketenagaan

Kepala bidang/divisi HRD

10 5 0

TL TS TT

5. Setiap kepala unit pelayanan telah menyelenggarakan orientasi bagi semua staf baru mengenai tugas dan tanggung jawab serta wewenang mereka di unit pelayanan dimana mereka bekerja. (D,W) (Lihat juga KKS 7 EP 1, EP 2 dan EP 3)

D

W

Bukti pelaksanaan orientasi staf baru di unit pelayanan meliputi TOR, daftar hadir, evaluasi peserta dan laporan pelaksanaan orientasi Kepala bidang/divisi

10 5 0

TL TS TT

Page 169: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

167INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

17

6. Dalam orientasi, diberikan materi tentang Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien serta Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. (D,W) (Lihat juga KKS 7 EP 1, EP 2 dan EP 3)

D

W

Bukti materi PMKP dan PPI dalam TOR Para Kepala Unit Pelayanan Pimpinan SDM/diklat

10 5 0

TL TS TT

Standar TKRS 10 Kepala unit mengidentifikasi secara tertulis pelayanan yang diberikan oleh unit, serta mengintegrasikan dan mengkoordinasikan pelayanan tersebut dengan pelayanan dari unit lain Maksud dan Tujuan TKRS 10 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian TKRS 10 Telusur Skor 1. Setiap unit pelayanan telah

mempunyai pedoman pelayanan yang menguraikan tentang pelayanan saat ini dan program kerja yang menguraikan tentang pelayanan yang direncanakan dan mengatur pengetahuan dan ketrampilan staf klinis yang melakukan asesmen pasien dan kebutuhan pasien. (R)

R

W

1) Pedoman pelayanan disetiap unit pelayanan 2) Program tentang rencana pengembangan

pelayanan disetiap unit pelayanan Kepala unit pelayanan

10 - 0

TL - TT

2. Rumah sakit mempunyai regulasi untuk unit pelayanan yang mengatur format dan isi yang seragam untuk dokumen perencanaan. (R)

R Regulasi tentang perencanaan termasuk pengaturan format usulan yang seragam

10 - 0

TL - TT

3. Rumah sakit mempunyai regulasi yang mengatur sistem pengaduan pelayanan di unit pelayanan. (R)

R Regulasi tentang sistem pengaduan pelayanan di unit pelayanan

10 - 0

TL - TT

4. Kepala unit pelayanan telah menggunakan format dan isi yang seragam untuk dokumen perencanaan. (D,O,W)

D

O

W

Bukti usulan dengan format yang seragam antara lain tentang obat, perbekalan farmasi, peralatan kedokteran dan peralatan lain Lihat format usulan perencanaan dari unit pelayanan Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

5. Pengaduan pelayanan di unit pelayanan telah sesuai dengan regulasi (D,W)

D

W

Bukti proses pengaduan sudah sesuai dengan regulasi (bukti pengaduan tertulis/bukti daftar pengaduan/logbook pengaduan/laporan kejadian dan lain-lain Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

6. Pengetahuan dan ketrampilan staf klinis di unit pelayanan telah sesuai dengan regulasi. (D,W)

D

W

Bukti kompetensi staf klinis sesuai regulasi pada file pegawai Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

7. Pelayanan yang disediakan di unit pelayanan telah sesuai dengan regulasi. (D,O,W)

D

O

W

Bukti tentang pelayanan yang disediakan rumah sakit antara lain berupa brosur/leaflet Lihat pelaksanaan pemberian pelayanan di unit terutama rawat jalan, rawat inap, IGD, Farmasi, radiologi, laboratorium Kepala unit pelayanan Kepala bidang/divisi pelayanan medis/

keperawatan dan penunjang medis

10 5 0

TL TS TT

Page 170: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

168 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

18

8. Ada koordinasi dan integrasi pelayanan di unit pelayanan dan antar unit pelayanan (D,W)

D

W

1) Bukti rapat tentang pelaksanaan koordinasi di masing-masing unit pelayanan yang dipimpin oleh kepala unit pelayanan masing-masing.

2) Bukti rapat tentang pelaksanaan koordinasi antar unit pelayanan yang dipimpin oleh kepala bidang pelayanan medik/keperawatan

3) Bukti pelaksanaan transfer/pemindahan pasien antar unit yang sudah terkoordinasi/ serah terima transfer pasien

4) Bukti pelaksanaan pergantian shift petugas/staf klinis yang sudah terkoordinasi dan terintegrasi

5) Bukti pelaksanaan komunikasi efektif (TBaK) antar PPA/staf klinis

Kepala unit pelayanan PPA Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

Standar TKRS 11 Kepala Unit pelayanan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan berpartisipasi dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit, melakukan monitoring, meningkatkan asuhan pasien yang spesifik berlaku di unitnya. Maksud dan Tujuan TKRS 11 : Lihat SNARS 1 Kepala unit pelayanan menerapkan pemilihan dan pengawasan penilaian secara spesifik terhadap unit pelayanan yang mencakup hal-hal sebagai berikut: a) Penilaian RS secara menyeluruh dan perbaikan prioritas yang ditetapkan oleh Direktur RS, yang terkait

secara spesifik dengan departemen atau unit layanan mereka, sebagai contoh: RS melakukan penilaian asesmen rehabilitasi medis pada pasien stroke, maka di unit pelayanan stroke untuk penilaian mutunya, wajib menggunakan indikator tersebut.

b) Penilaian yang terkait dengan prioritas departemen/unit layanan secara spesifik untuk mengurangi variasi, meningkatkan keselamatan untuk tindakan/tata laksana berisiko tinggi, meningkatkan tingkat kepuasan pasien dan meningkatkan efisiensi. Sebagai contoh : di unit pelayanan anak, terdapat variasi dalam penanganan penyakit A, khususnya penggunaan obat, maka indikator mutu yang dikembangkan di unit tersebut adalah penggunaan obat X untuk penyakit A tersebut

c) Penilaian spesifik di unit pelayanan ini juga diharapkan dapat dipergunakan untuk melakukan evaluasi praktik profesional berkelanjutan dari para Profesional Pemberi Asuhan (PPA). Sebagai contoh: Salah satu penilaian kinerja dokter bedah adalah pelaksanaan time-out, berdasarkan hal tersebut maka salah satu penilaian mutu dan keselamatan pasien di unit kamar operasi adalah pelaksanaan time out.

Berdasarkan point a) sampai dengan c), maka jumlah minimal indikator mutu di unit pelayanan klinis, diserahkan ke Rumah Sakit, yang penting disini sudah memenuhi kriteria a) sampai dengan c). Elemen Penilaian TKRS 11 Telusur Skor 1. RS mempunyai regulasi tentang

kriteria pemilihan indikator mutu unit seperti di a ) sampai dengan c ), yang ada di maksud dan tujuan (R)

R Regulasi tentang kriteria pemilihan indikator mutu unit

10 5 0

TL TS TT

2. Kepala unit mengusulkan indikator mutu untuk setiap unit pelayanan sesuai dengan a) sampai dengan c) yang ada di maksud dan tujuan (Lihat juga PMKP 4.1 4 EP 1 dan PAB.8.1) (D,W)

D

W

Bukti usulan tentang indikator mutu dari masing-masing unit pelayanan Kepala unit pelayanan Komite PMKP/bentuk organisasi lain

10 5 0

TL TS TT

Page 171: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

169INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

19

3. Kepala unit telah melakukan pengumpulan data dan membuat laporan terintegrasi secara berkala. (D,W)

D

W

1) Bukti pelaksanaan pengumpulan data dari setiap unit

2) Bukti laporan berkala terintegrasi tentang capaian indikator mutu, insiden keselamatan pasien dan sentinel

Kepala Unit Pelayanan Komite/Tim PMKP Kepala Bidang Pelayanan Medik/

Keperawatan/Penunjang Medik

10 5 0

TL TS TT

Standar TKRS 11.1 Kepala Unit Pelayanan Klinis memilih dan menerapkan penilaian mutu dan keselamatan pasien secara spesifik terhadap cakupan pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan tersebut serta menyediakan data dan informasi dari hasil kegiatan tersebut , yang dapat dipergunakan untuk melakukan evaluasi dokter, perawat dan staf klinis pemberi asuhan lainnya yang memberikan asuhan pasien di unit pelayanan tersebut.

Maksud dan Tujuan TKRS 11.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian TKRS 11.1 Telusur Skor 1. Kepala unit pelayanan

menyediakan data yang digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap praktik profesional berkelanjutan dari dokter yang memberikan layanan di Unit tersebut, sesuai regulasi rumah sakit (lihat juga, KKS.11 EP 2 dan PMKP 4 EP 1). (D,W)

D

W

Bukti tentang data indikator mutu di unit yang dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap praktik profesional berkelanjutan dari dokter yang memberi asuhan medis di unit tersebut Kepala unit pelayanan Kepala bidang pelayanan medik/

keperawatan/penunjang medik Komite medis

10 5 0

TL TS TT

2. Kepala unit pelayanan menyediakan data yang digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja staf perawat, sesuai regulasi rumah sakit (periksa juga, KKS.15 EP 2 dan PMKP 4.1).4.EP 1. (D,W)

D

W

Bukti tentang data indikator mutu di unit yang dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja perawat yang memberikan asuhan keperawatan di unit tersebut Kepala unit pelayanan Kepala bidang pelayanan keperawatan Komite keperawatan

10 5 0

TL TS TT

3. Kepala unit pelayanan menyediakan data yang digunakan untuk melakukan evaluasi staf klinis pemberi asuhan lainnya sesuai regulasi rumah sakit (lihat juga, KKS.18 EP 2 dan PMKP 4. EP 1). (D,W)

D

W

Bukti tentang data indikator mutu di unit yang dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja staf klinis lainnya yang memberikan asuhan klinis lainnya di unit tersebut Kepala unit pelayanan kepala bidang pelayanan penunjang medik

10 5 0

TL TS TT

Standar TKRS 11.2 Setiap Kelompok Staf Medis (KSM) memilih dan menetapkan panduan praktik klinik yang dapat dilengkapi dengan alur klinis (clinical pathway) dan/atau protokol klinis dan atau prosedur dan atau standing order sebagai panduan dari asuhan klinik yang akan dilakukan evaluasi. Maksud dan Tujuan TKRS 11.2 : Lihat SNARS 1 Panduan praktik klinis, alur klinis (clinical pathway) atau protokol yang diseleksi untuk dilakukan evaluasi memenuhi kriteria : a) sesuai dengan populasi pasien yang ada dan misi RS b) disesuaikan dengan teknologi, obat, lain sumber daya di RS atau norma profesional yang berlaku secara

Nas. c) dilakukan asesmen terhadap bukti ilmiahnya dan disahkan oleh pihak berwewenang d) disetujui resmi atau di gunakan oleh RS e) dilaksanakan dan di ukur terhadap efektivitasnya f) dijalankan oleh staf yang terlatih menerapkan pedoman atau pathways g) secara berkala diperbaharui berdasar bukti dan evaluasi dari proses dan hasil proses Karena panduan, alur dan protokol terkait dapat memberikan dampak bagi beberapa unit pelayanan klinis, maka setiap Kelompok Staf Medis diharapkan terlibat dalam pemilihan, penerapan dan evaluasi panduan, alur dan protokol klinis di masing-masing Kelompok Staf Medis.

Page 172: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

170 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

20

Setiap kelompik staf medis setiap tahun di harapkan mencapai hal-hal sbb: 1) Setiap Ketua Kelompok Staf Medis menetapkan secara bersama paling sedikit setiap tahun, 5 (lima)

panduan praktik klinis untuk diimplementasikan di unit pelayanan dengan memilih proses yang diimplementasikan, misalnya sebuah diagnosis seperti stroke, tindakan seperti transplantasi, populasi pasien seperti geriatri, penyakit seperti diabetes melitus yang selanjutnya panduan ditetapkan berdampak terhadap keamanan dan mutu asuhan pasien serta mengurangi variasi hasil yang tidak diinginkan.Mengingat penerapan panduan, alur, dan protokol klinis di unit pelayanan maka dalam pemilihan dan penetapan panduan, alur, dan protokol agar melakukan komunikasi dan koordinasi dengan unit pelayanan terkait agar dapat membantu penerapan dan evaluasi penerapannya.

2) Menetapkan panduan pemilihan dan penyusunan panduan praktik klinis, alur klinis (clinical pathway), dan/atau protokol klinis, dan/atau prosedur, dan/atau standing order sebagai panduan asuhan klinis dengan mengacu pada butir a) sampai dengan g) di atas.

Elemen Penilaian TKRS 11.2 Telusur Skor

1. Ada regulasi yang mengatur bahwa setiap Kelompok Staf Medis (KSM) setiap th memilih 5 (lima) panduan praktik klinis, alur atau protokol klinis prioritas untuk dievaluasi sesuai kriteria yang ada di maksud dan tujuan point a) sampai dengan g) dan point 1) dan 2). (R)

R Regulasi tentang proses pemilihan, penyusunan dan evaluasi pelaksanaan PPK

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti bahwa setiap tahun, panduan praktik klinis, alur klinis atau protokol dipilih sesuai regulasi. (D,W)

D

W

Bukti rapat/proses tentang pemilihan PPK, alur klinis dan atau protokol Kepala bidang/divisi medis Komite medis Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti bahwa panduan praktik klinis, alur klinis dan atau protokol tersebut telah dilaksanakan sesuai regulasi. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan asuhan sesuai PPK di rekam medis (lihat PAP 1) PPA terkait

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti bahwa Komite Medik telah melakukan monitoring dan evaluasi penerapan panduan praktik klinik, alur dan atau protokol klinis sehingga berhasil menekan terjadinya keberagaman proses dan hasil. (D,W)

D

W

1) Bukti pelaksanaan tentang monitoring kepatuhan DPJP terhadap PPK (audit medis atau indikator mutu)

2) Bukti tentang kepatuhan DPJP terhadap PPK Komite medis Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

ETIKA ORGANISASI DAN ETIKA KLINIS Standar TKRS 12 RS menetapkan tata kelola untuk manajemen etis dan etika pegawai agar menjamin bahwa asuhan pasien diberikan didalam norma-norma bisnis, finansial, etis, dan hukum yang melindungi pasien dan hak mereka. Maksud dan Tujuan TKRS 12 sampai dengan TKRS 12.2 Kerangka etika atau pedoman etik Rumah Sakit tersebut antara lain mengatur : 1) tanggung jawab Direktur Rumah Sakit secara profesional dan hukum dalam menciptakan dan

mendukung lingkungan dan budaya kerja yang berpedoman pada etika dan perilaku etis termasuk etika pegawai

2) penerapan etika dengan bobot yang sama pada kegiatan bisnis/manajemen maupun kegiatan klinis/pelayanan Rumah Sakit

3) kerangka etika (pedoman etik) ini dapat untuk acuan kinerja dan sikap organisasi selaras dengan visi, misi dan pernyataan nilai-nilai Rumah Sakit, kebijakan sumber daya manusia, laporan tahunan serta dokumen lainnya

4) kerangka etika (pedoman etik) ini dapat membantu tenaga kesehatan, staf, serta pasien dan keluarga pasien ketika menghadapi dilema etis dalam asuhan pasien, seperti perselisihan antar profesional dan perselisihan antara pasien dan dokter mengenai keputusan dalam asuhan dan pelayanan. Sesuai regulasi, Rumah Sakit dapat menetapkan Komite/Panitia/Tim yang mengelola etik RS, termasuk melakukan koordinasi antara komite etik RS dengan subkomite etik profesi medis dan sub komite etik keperawatan

Page 173: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

171INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

21

5) mempertimbangkan norma-norma nasional dan internasional terkait dengan hak asasi manusia dan etika profesional dalam menyusun kerangka etika dan dokumen pedoman lainnya

Elemen Penilaian TKRS 12 Telusur Skor 1. Direktur rumah sakit

menetapkan regulasi tentang tata kelola etik rumah sakit yang mengacu pada kode etik rumah sakit nasional, membentuk komite etik yang mengelola etika Rumah Sakit dan mengkoordinasikan sub komite etik profesi dan menetapkan kode etik pegawai rumah sakit. (R)

R Regulasi tentang tata kelola etik terdiri dari : 1) pedoman manajemen etik RS 2) penetapan Komite Etik RS yang dilengkapi

dengan uraian tugas dan tata hubungan kerja dengan sub komite etik profesi (TKRS 8 EP 5)

3) penetapan kode etik profesi dan kode etik pegawai

10 - 0

TL -

TT

2. Direktur rumah sakit memastikan asuhan pasien tidak melanggar norma-norma bisnis, norma keuangan, etik dan hukum. (D,W)

D

W

Bukti proses monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan asuhan pasien yang tidak melanggar norma bisnis, norma keuangan, etik dan hukum contoh: 1) RS memastikan tidak ada tagihan yang tidak

sesuai dengan asuhan yang diberikan 2) Tidak ada uang muka untuk pasien gawat darurat 3) Iklan RS yang menyebutkan RS terbaik atau

termurah yang mengarah kepada persaingan tidak sehat

4) Pasien diminta membeli obat terlebih dahulu sebelum dilayani

Kepala unit IGD SPI/Tim anti fraud/komite etik/subkomite etik

dan disiplin profesi

10 5 0

TL TS TT

3. Direktur rumah sakit memastikan praktek non diskriminatif dalam hubungan kerja dan ketentuan atas asuhan pasien dengan mengingat norma hukum dan budaya. (D,W)

D

W

1) Bukti hubungan kerja tidak diskriminatif menyangkut suku, agama, ras dan gender

2) Bukti asuhan pasien tidak diskriminatif menyangkut suku, agama, ras dan gender

Direktur/Kepala bidang/divisi Staf Pasien

10 5 0

TL TS TT

4. Direktur rumah sakit memastikan kepatuhan staf terhadap etika pegawai rumah sakit. (D,W)

D

W

1) bukti monitoring kepatuhan staf terhadap etika pegawai 2) bukti penanganan pelanggaran etik mulai teguran lisan sampai tertulis terhadap pelanggaran etik pegawai

Direktur/Kepala bidang/divisi Staf

10 5 0

TL TS TT

Page 174: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

172 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

22

Standar TKRS 12.1 Kerangka kerja Rumah Sakit untuk manajemen etis meliputi pemasaran, admisi /penerimaan pasien rawat inap (admission), pemindahan pasien (transfer), pemulangan pasien (discharge) dan pemberitahuan (disclosure) tentang kepemilikan serta konflik bisnis maupun profesional yang bukan kepentingan pasien. Elemen Penilaian TKRS 12.1 Telusur Skor 1. Rumah sakit mengungkapkan

kepemilikannya serta mencegah konflik kepentingan bila melakukan rujukan (lihat juga AP 5, dan AP 6). (D,O,W )

D

O

W

1) Bukti pengungkapkan kepemilikan RS antara lain di kop surat, papan nama, website, brosur dan leaflet

2) Bukti rujukan tidak terdapat konflik kepentingan Ada nama kepemilikan pada papan nama RS, brosur dan website RS Kepala bidang pelayanan medis Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

2. Rumah Sakit secara jujur menjelaskan pelayanan yang disediakan kepada pasien (lihat MKE 1 EP 3). (D,O,W)

D

O

W

Bukti tentang penjelasan pasien pada waktu admisi (general consent) Pasien pada waktu admisi rawat inap PIC admisi Kepala bidang keperawatan Kepala unit rawat jalan,rawat inap dan gawat

darurat

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit membuat tagihan yang akurat untuk layanannya dan memastikan bahwa insentif finansial dan pengaturan pembayaran tidak mempengaruhi asuhan pasien. (D,W)

D

W

Bukti tentang tagihan yang akurat antara lain tidak ada tagihan susulan setelah pasien pulang Bagian keuangan/kasir Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

Standar TKRS 12.2 Kerangka kerja RS untuk manajemen etis mendukung pengambilan keputusan secara etis didalam pelayanan klinis dan pelayanan nonklinis. Elemen Penilaian TKRS 12.2 Telusur Skor 1. Rumah sakit mempunyai sistem

pelaporan bila terjadi dilema etis dalam asuhan pasien dan dalam pelayanan non klinis. (R)

R Regulasi tentang sistem pelaporan bila terjadi dilema etis

10 5 0

TL TS TT

2. Regulasi tentang manajemen etis yang mendukung hal-hal yang dikonfrontasi pada dilema etis dalam asuhan pasien telah dilaksanakan. (D,W)

D

W

Bukti tentang manajemen etis telah dilaksanakan sesuai regulasi dengan melibatkan komite etik Kepala bidang pelayanan medik dan

keperawatan Komite etik

10 5 0

TL TS TT

3. Regulasi untuk manajemen etis yang mendukung hal-hal yang dikonfrontasikan pada dilema etis dalam pelayanan nonklinis telah dilaksanakan (D,W)

D

W

Bukti tentang manajemen etis telah dilaksanakan sesuai regulasi Kepala bidang keuangan/kasir SPI

10 5 0

TL TS TT

4. Pelaporan bila terjadi dilema etis dalam asuhan pasien dan dalam pelayanan non klinis telah dilaksanakan (D,W)

D

W

Bukti pelaporan dilema asuhan klinis dan dilema non klinis. Kepala bidang pelayanan dan keuangan

10 5 0

TL TS TT

BUDAYA KESELAMATAN Standar TKRS 13 Direktur RS menciptakan dan mendukung budaya keselamatan di seluruh area di RS sesuai peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan TKRS 13 dan TKRS 13.1 : Lihat SNARS 1 Budaya keselamatan dapat diartikan sebagai berikut : “Budaya keselamatan di rumah sakit adalah sebuah lingkungan yang kolaboratif di mana staf klinis memperlakukan satu sama lain dengan hormat, dengan

Page 175: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

173INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

23

melibatkan dan memberdayakan pasien dan keluarga. Pimpinan mendorong staf klinis pemberi asuhan bekerja sama dalam tim yang efektif dan mendukung proses kolaborasi interprofesional dalam asuhan berfokus pada pasien. Budaya keselamatan juga merupakan hasil dari nilai-nilai, sikap, persepsi, kompetensi, dan pola perilaku dari individu maupun kelompok, yang menentukan komitmen terhadap keselamatan, serta kemampuan manajemen rumah sakit, dicirikan dengan komunikasi yang berdasarkan rasa saling percaya, dengan persepsi yang sama tentang pentingnya keselamatan, dan dengan keyakinan akan manfaat langkah-langkah pencegahan”. Tim belajar dari kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris cedera. Staf klinis pemberi asuhan menyadari keterbatasan kinerja manusia dalam sistem yang kompleks, dan ada proses yang terlihat dari belajar dan menjalankan perbaikan melalui brifing. Keselamatan dan mutu berkembang dalam suatu lingkungan yang mendukung kerja sama dan rasa hormat terhadap sesama, tanpa melihat jabatan mereka dalam rumah sakit. Direktur RS menunjukkan komitmennya tentang budaya keselamatan dan medorong budaya keselamatan untuk seluruh staf RS. Perilaku yang tidak mendukung budaya keselamatan seperti: Perilaku yang tidak layak (Inappropriate), seperti kata-kata atau bahasa tubuh yang merendahkan atau

menyinggung perasaan sesama staf, misalnya mengumpat, memaki; perilaku yang mengganggu (disruptive) antara lain perilaku tidak layak yang dilakukan secara berulang,

bentuk tindakan verbal atau non verbal yang membahayakan atau mengintimidasi staf lain, “celetukan maut” adalah komentar sembrono didepan pasien yang berdampak menurunkan kredibilitas staf klinis lain, contoh mengomentari negatif hasil tindakan atau pengobatan staf lain didepan pasien, misalnya “obatnya ini salah, tamatan mana dia...?”, melarang perawat untuk membuat laporan tentang kejadian tidak diharapkan, memarahi staf klinis lainnya didepan pasien, kemarahan yang ditunjukkan dengan melempar alat bedah di kamar operasi, membuang rekam medis diruang rawat;

perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras, agama, suku termasuk gender; pelecehan seksual. Hal-hal penting menuju budaya keselamatan: 1) staf rumah sakit mengetahui bahwa kegiatan operasional rumah sakit berisiko tinggi dan bertekad untuk

melaksanakan tugas dengan konsisten serta aman 2) regulasi serta lingkungan kerja mendorong staf tidak takut mendapat hukuman bila membuat laporan

tentang kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris cedera 3) direktur rumah sakit mendorong tim keselamatan pasien melaporkan insiden keselamatan pasien ke

tingkat nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan 4) mendorong kolaborasi antarstaf klinis dengan pimpinan untuk mencari penyelesaian masalah

keselamatan pasien. Elemen Penilaian TKRS 13 Telusur Skor 1. Direktur rumah sakit

mendukung terciptanya budaya keterbukaan yang dilandasi akuntabilitas. (W)

W Direktur RS tentang “open disclosure” Kepala unit pelayanan Kepala bidang/divisi

10 - 0

TL -

TT

2. Direktur Rumah Sakit mengidentifikasi, mendokumentasikan dan melaksanakan perbaikan perilaku yang tidak dapat diterima. (D,O,W )

D

O

W

1) Bukti pelaksanaan identifikasi 2) Bukti pelaksanaan pendokumentasian 3) Bukti pelaksanaan upaya perbaikan PPA dalam melaksanakan asuhan/pelayanan Kepala unit pelayanan kepala bidang pelayanan Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Direktur rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan menyediakan informasi (seperti bahan pustaka dan laporan) yang terkait dengan budaya keselamatan Rumah Sakit bagi semua individu yang bekerja dalam Rumah Sakit. (D,O,W )

D

O

W

1) Bukti pelaksanaan pelatihan 2) Bukti bahan pustaka/referensi dan laporan

terkait dengan budaya keselamatan Perpustakaan rumah sakit Direktur RS Kepala bidang pelayanan Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

Page 176: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

174 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

25

6. Direktur Rumah Sakit menerapkan sebuah proses untuk mencegah kerugian/dampak terhadap individu yang melaporkan masalah terkait dengan budaya keselamatan tersebut. (D,O,W)

D

O

W

Bukti notulensi pertemuan Direktur/Komite PMKP dengan staf terkait

Lihat pelaksanaan dokumentasi notulen pertemuan dengan staf terkait

Direktur RS Komite PMKP Staf RS

10 5 0

TL TS TT

24

4. Direktur Rumah Sakit menjelaskan bagaimana masalah terkait budaya keselamatan dalam Rumah Sakit dapat diidentifikasi dan dikendalikan. (W)

W Direktur RS 10 5 0

TL TS TT

5. Direktur rumah sakit menyediakan sumber daya untuk mendukung dan mendorong budaya keselamatan di dalam Rumah Sakit.(D,O,W)

D

O

W

RS menyediakan sumber daya yang meliputi: 1) Bukti staf telah terlatih dalam budaya

keselamatan 2) Bukti tentang sumber daya yang mendukung dan

mendorong budaya keselamatan 3) Bukti tersedia anggaran dalam RKA/RBA untuk

mendukung budaya keselamatan Lihat sumber daya yag disediakan Direktur Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

Standar TKRS 13.1 Direktur Rumah Sakit melaksanakan, melakukan monitor, mengambil tindakan untuk memperbaiki program budaya keselamatan di seluruh area di Rumah Sakit. Elemen Penilaian TKRS 13.1 Telusur Skor 1. Direktur rumah sakit

menetapkan regulasi pengaturan sistem menjaga kerahasiaan, sederhana dan mudah diakses oleh fihak yang mempunyai kewenangan untuk melaporkan masalah yang terkait dengan budaya keselamatan dalam Rumah Sakit secara tepat waktu (R)

R Regulasi tentang sistem pelaporan budaya keselamatan rumah sakit

10 - 0

TL -

TT

2. Sistem yang rahasia, sederhana dan mudah diakses oleh fihak yang mempunyai kewenangan untuk melaporkan masalah yang terkait dengan budaya keselamatan dalam RS telah disediakan (O, W)

O

W

Lihat pelaksanaan sistem pelaporan yang rahasia Direktur RS Para kepala bidang/divisi

10 5 0

TL TS TT

3. Semua laporan terkait budaya keselamatan rumah sakit telah di investigasi secara tepat waktu. (D,W)

D

W

Bukti laporan dan investigasi Direktur RS Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti bahwa identifikasi masalah pada sistem yang menyebabkan tenaga kesehatan melakukan perilaku yang berbahaya telah dilaksanakan. (D,W)

D

W

1) Bukti pelaksanaan identifikasi 2) Bukti pelaksanaan pendokumentasian 3) Bukti pelaksanaan upaya perbaikan Direktur RS Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

5. Direktur Rumah Sakit telah menggunakan pengukuran/indikaor mutu untuk mengevaluasi dan memantau budaya keselamatan dalam rumah sakit serta melaksanakan perbaikan yang telah teridentifikasi dari pengukuran dan evaluasi tersebut. (D,W)

D

W

1) Bukti hasil pengukuran / indikator mutu budaya keselamatan

2) Bukti evaluasi 3) Bukti perbaikan

Direktur RS Komite PMKP

10 5 0

TL TS TT

Page 177: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

175INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

25

6. Direktur Rumah Sakit menerapkan sebuah proses untuk mencegah kerugian/dampak terhadap individu yang melaporkan masalah terkait dengan budaya keselamatan tersebut. (D,O,W)

D

O

W

Bukti notulensi pertemuan Direktur/Komite PMKP dengan staf terkait

Lihat pelaksanaan dokumentasi notulen pertemuan dengan staf terkait

Direktur RS Komite PMKP Staf RS

10 5 0

TL TS TT

Page 178: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

176 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

Page 179: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

177INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

1

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)

KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN Standar MFK 1 Rumah sakit mematuhi peraturan dan perundang-undangan tentang bangunan, perlindungan kebakaran, dan persyaratan pemeriksaan fasilitas. Maksud dan Tujuan MFK 1: lihat SNARS 1 Direktur rumah sakit dan pimpinan lainnya bertanggung jawab untuk perundang - undangan dan persyaratan lainnya yang berlaku bagi fasilitas rumah sakit baik yang merupakan regulasi di tingkat nasional maupun tingkat daerah menerapkan persyaratan yang berlaku, termasuk mempunyai izin dan atau sertifikasi sesuai peraturan perundangan, antara lain izin-izin tersebut dibawah ini :

a) izin mengenai bangunan b) izin operasional rumah sakit yang masih berlaku c) Sertifikat laik fungsi (SLF) bila diperlukan d) Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) e) izin genset f) izin radiologi g) sertifikat sistem pengamanan/pemadaman kebakaran h) sistem kelistrikan i) izin incinerator (bila ada) j) izin tempat pembuangan sementara bahan berbahaya dan beracun (TPS B-3) k) izin lift (bila ada) l) izin instalasi petir m) izin lingkungan

Elemen Penilaian MFK 1 Telusur Skor 1. Direktur rumah sakit dan mereka

yang bertanggung jawab terhadap manajemen fasilitas di rumah sakit, mempunyai dan memahami peraturan perundang - undangan dan persyaratan lainnya yang berlaku untuk bangunan dan fasilitas rumah sakit. (D,W)

D

W

Bukti kumpulan dan daftar dan peraturan perundang - undangan yang dimiliki rumah sakit Direktur rumah sakit/Tim K3/Bagian Umum/Kepala IPSRS

10 5 0

TL TS TT

2. Direktur rumah sakit menerapkan persyaratan yang berlaku dan peraturan perundang – undangan. (D, W)

D

W

1) Bukti kumpulan izin yang masih berlaku 2) Bukti kalibrasi 3) Bukti hasil pemeriksaan dari luar RS Bagian Umum/Kepala IPSRS

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit mempunyai izin-izin sebagaimana diuraikan a) sampai dengan m) di maksud dan tujuan sesuai fasilitas yang ada di rumah sakit dan sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W)

D

W

Bukti daftar dan perizinan yang berlaku Bagian Umum/Kepala IPSRS

10 5 0

TL TS TT

4. Direktur rumah sakit memastikan rumah sakit memenuhi kondisi seperti hasil pemeriksaan fasilitas atau catatan pemeriksaan yang dilakukan oleh otoritas setempat di luar rumah sakit. (D,W)

D

W

1) Bukti rekapitulasi hasil pemeriksaan dari pemerintah atau badan eksternal lainnya.

2) Bukti hasil pemeriksaan tersebut telah ditindaklanjuti (dapat berbentuk laporan, foto-foto, pengeluaran anggaran, dll)

Direktur/Bagian Umum

10 5 0

TL TS TT

Standar MFK 2 Rumah sakitmempunyai program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang menggambarkan proses pengelolaan risiko yang dapat terjadi pada pasien, keluarga, pengunjung dan staf. Maksud dan tujuan MFK 2 : lihat SNARS 1 Program Manajemen Risiko: a) Keselamatan dan keamanan b) Bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya c) Penanggulangan bencana (emergensi) d) Proteksi kebakaran (fire safety) – properti dan para penghuni dilindungi dari bahaya kebakaran dan asap

Page 180: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

178 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

2

e) Peralatan medis – pemilihan, pemeliharaan dan penggunaan teknologi dengan cara yang aman untuk mengurangi risiko

f) Sistem penunjang (utilitas) – pemeliharaan sistem listrik, air dan sistem penunjang lainnya dengan tujuan untuk mengurangi risiko kegagalan operasional

Rumah sakit perlu mempunyai regulasi sebagai berikut : 1) Regulasi peninjauan dan pembaharuan program-program atau sekurang-kurangnya setahun sekali 2) Regulasi bahwa tenant/penyewa lahan tersebut wajib mematuhi semuaaspek program manajemen

fasilitas yang teridentifikasi dalam a) sampai d). Elemen Penilaian MFK 2 Telusur Skor 1. Ada program manajemen risiko

fasilitas dan lingkungan yang dapat terjadi pada pasien, keluarga, staf dan pengunjung, tertulis, meliputi risiko yang ada a) sampai f) di maksud dan tujuan yang merupakan satu program induk atau beberapa program terpisah serta ada regulasi untuk menerapkan program manajemen meliputi 1) sampai dengan 2) di maksud dan tujuan (R)

R Program tentang manajemen risiko fasilitas dan lingkungan meliputi risiko yang ada a) sampai f) di maksud dan tujuan

10 - 0

TL -

TT

2. Program tersebut masih berlaku dan sudah diterapkan sepenuhnya (D,W)

D

W

1) Bukti program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan masih berlaku

2) Bukti penerapan program Penanggung jawab program manajemen risiko/K3 RS

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti peninjauan dan pembaharuan program-program tersebut bila terjadi perubahan dalam lingkungan rumah sakit, atau sekurang-kurangnya setiap tahun. (D,W)

D

W

Bukti review program manajemen risiko Penanggung jawab program manajemen risiko/K3 RS

10 - 0

TL -

TT

4. Ada bukti tenant/penyewa lahan di dalam lingkungan rumah sakit sudah mematuhi semua aspek program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang teridentifikasi dalam a) sampai d) di maksud dan tujuan. (D,W)

D

W

Bukti audit: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan audit Penanggung jawab program manajemen

risiko/K3 RS Tenant/penyewa lahan

10 - 0

TL -

TT

Standar MFK 3 Ada individu atau organisasi yang kompeten yang ditugasi untuk melakukan pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan. Maksud dan tujuan MFK 3 : Lihat SNARS 1 Pengawasan yang dilakukan individu atau organisasi tersebut meliputi: a) mengawasi semua aspek program manajemen risiko b) mengawasi pelaksanaan program secara konsisten dan berkesinambungan c) melakukan edukasi staf d) melakukan pengujian/testing dan pemantauan program e) secara berkala menilai ulang dan merevisi program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan f) menyerahkan laporan tahunan kepada direktur rumah sakit. g) mengorganisasikan dan mengelola laporan kejadian/insiden, melakukan analisa dan upaya perbaikan. Elemen Penilaian MFK 3 Telusur Skor 1. Rumah sakit telah menetapkan

individu atau organisasi yang kompeten yang ditugasi mengawasi perencanaan dan penerapan program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang meliputi a) sampai dengan g) di maksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang penetapan penanggungjawab manajemen risiko fasilitas dilengkapi dengan uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang

10 - 0

TL -

TT

Page 181: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

179INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

3

2. Rumah sakit mempunyai program pengawasan terhadap perencanaan dan penerapan manajemen risiko yang disusun oleh individu atau organisasi yang ditunjuk yang meliputi a) sampai dengan g) di maksud dan tujuan. (R)

R Program pengawasan terhadap manajemen risiko

10 - 0

TL -

TT

3. Ada bukti bahwa individu atau organisasi yang ditunjuk sudah mengikuti pelatihan manajemen risiko rumah sakit. (D,W)

D

W

Bukti sertifikat pelatihan manajemen risiko dalam file kepegawaian Penanggung jawab program manajemen risiko/K3 RS

10 - 0

TL -

TT

4. Ada bukti bahwa individu atau organisasi yang ditunjuk tersebut telah melaksanakan kegiatan yang diatur di a) sampai dengan g) di maksud dan tujuan. (D,W)

D

W

Bukti laporan kegiatan penanggung jawab program Penanggung jawab program manajemen risiko/K3 RS

10 5 0

TL TS TT

KESELAMATAN DAN KEAMANAN Standar MFK 4 Rumah Sakit mempunyai program pengelolaan keselamatan dan keamanan melalui penyediaan fasilitas fisik dan menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien, keluarga, pengunjung dan staf. Maksud dan tujuan MFK 4 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MFK 4 Telusur Skor 1. RS mempunyai regulasi termasuk

program tentang pengelolaan keselamatan dan keamanan yang meliputi a) sampai dengan f) di maksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang: 1) Pedoman pengorganisasian unit kerja yang

bertanggung jawab terhadap keselamatan dan keamanan

2) Program keselamatan dan keamanan RS

10 5 0

TL TS TT

2. Ada unit kerja yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan keselamatan dan keamanan. (D,W)

D

W

Bukti penetapan unit kerja disertai pedoman pengorganisasian Penanggung jawab program manajemen

risiko/K3 RS Bagian umum

10 5 0

TL TS TT

3. RS telah melakukan identifikasi area-area yang berisiko mempunyai risk register (daftar risiko) yang berhubungan dengan keselamatan dan keamanan fasilitas. (D,W)

D

W

Bukti daftar risiko (risk register) keselamatan dan keamanan Penanggung jawab program manajemen

risiko/K3 RS Bagian umum

10 5 0

TL TS TT

4. Regulasi pemberian identitas pada penunggu pasien, pengunjung (termasuk tamu), staf rumah sakit, pegawai kontrak dan semua orang yang bekerja di rumah sakit sudah dimplementasikan (lihat juga SKP1). (D,O,W)

D

O

W

Bukti identitas yang diberikan kepada penunggu pasien, pengunjung (termasuk tamu), staf rumah sakit, pegawai kontrak dan semua orang yang bekerja di rumah sakit Lihat penggunaan identitas pada penunggu pasien, pengunjung (termasuk tamu), staf rumah sakit, pegawai kontrak Staf RS Satpam Penunggu pasien Pengunjung RS, dll

10 5 0

TL TS TT

5. Rumah sakit telah melakukan pemeriksaan fasilitas secara berkala, membuat rencana perbaikan dan telah melaksanakan perbaikan. (D,O,W)

D

O

Bukti pemeriksaan fasilitas: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan pemeriksaan Lihat hasil pemeriksaan dan kondisi bangunan

10 5 0

TL TS TT

Page 182: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

180 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

4

W

dan fasilitas RS Bagian umum/IPSRS/Unit kerja

6. Rumah sakit telah memasang monitoring pada area yang berisiko keselamatan dan keamanannya (O,W)

O

W

Lihat CCTV terpasang di area yang ditetapkan berisiko keselamatan dan keamanan Bagian umum/IPSRS/Unit kerja/Satpam

10 5 0

TL TS TT

7. RS telah menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (O,W)

O

W

Lihat bangunan dan fasilitas RS yang berisiko terhadap keselamatan dan keamanan Bagian umum/IPSRS/ Unit kerja

10 5 0

TL TS TT

Standar MFK 4.1 RS melakukan asesmen risiko prakonstruksi, pada waktu merencanakan pembangunan/ kontruksi, pembongkaran atau renovasi. Maksud dan Tujuan MFK 4.1 : Lihat SNARS 1 Asesmen risiko pra kontruksi (PCRA) meliputi: a) kualitas udara b) pengendalian infeksi (ICRA) c) utilitas d) kebisingan e) getaran f) bahan berbahaya g) layanan darurat, seperti respon terhadap kode h) bahaya lain yang mempengaruhi perawatan, pengobatan, dan layanan. Elemen Penilaian MFK 4.1 Telusur Skor 1. RS mempunyai regulasi yang

mengatur tentang asesmen risiko pra konstruksi (PCRA) (Lihat juga PPI 7.5) (R)

R Regulasi tentang asesmen pra konstruksi 10 - 0

TL -

TT

2. RS melakukan asesmen risiko pra kontruksi (PCRA) bila ada rencana kontruksi, renovasi atau demolis/ pembongkaran yang meliputi a) sampai h) di maksud dan tujuan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan asesmen risiko pra konstruksi (PCRA) Bagian umum/IPSRS/Unit kerja Komite PPI/IPCN

10 5 0

TL TS TT

3. RS mengambil tindakan berdasarkan hasil asesmen risiko untuk meminimalkan risiko selama pembongkaran, konstruksi dan renovasi. (D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan tentang hasil tindak lanjut PCRA Lihat lokasi pembongkaran, konstruksi dan renovasi (bila ada) Bagian umum/IPSRS/Unit kerja Komite PPI/IPCN

10 5 0

TL TS TT

4. RS memastikan bahwa kepatuhan kontraktor dipantau, ditegakkan, dan didokumentasikan (lihat juga MFK 3). (D,O,W )

D

O

W

Hasil audit kepatuhan kontraktor terhadap implementasi PCRA meliputi: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan audit Lihat lokasi pembongkaran, konstruksi dan renovasi (bila ada) Bagian umum/IPSRS/Unit kerja Komite PPI/IPCN

10 5 0

TL TS TT

Standar MFK 4.2 RS merencanakan dan menyediakan anggaran untuk perbaikan sistem-sistem penting bangunan atau komponen-komponen lainnya berdasarkan hasil pemeriksaan fasilitas dan peraturan perundangan serta anggaran untuk mengurangi risiko sebagai dampak dari renovasi, kontruksi dan penghancuran /demolis bangunan. Maksud dan tujuan MFK 4.2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MFK 4.2 Telusur Skor 1. RS menyediakan anggaran untuk D Bukti tentang tersedia anggaran 10 TL

Page 183: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

181INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

5

memenuhi peraturan perundang-undangan yang terkait fasilitas RS (lihat juga AP.5 dan AP.6) (D,W)

W

Kepala Keuangan/Kepala Perencanaan

- 0

- TT

2. RS menyediakan anggaran untuk meningkatkan, memperbaiki atau mengganti sistem, bangunan, atau komponen yang diperlukan agar fasilitas tetap dapat beroperasi secara aman dan efektif. (D,O,W)

D

O

W

Bukti tentang tersedia anggaran untuk meningkatkan, memperbaiki atau mengganti sistem, bangunan Lihat kondisi gedung dan fasilitas Kepala Keuangan/Ka IPSRS/Bagian umum

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit menyediakan anggaran untuk penerapan PCRA dan ICRA bila ada renovasi, kontruksi dan pembongkaran (D,W)

D

W

Bukti tentang tersedia anggaran untuk pelaksanaan PCRA dan ICRA Kepala Keuangan/Ka IPSRS Komite PPI/IPCN

10 5 0

TL TS TT

BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Standar MFK 5 RS memiliki regulasi tentang inventarisasi, penanganan, penyimpanan dan penggunaan serta pengendalian /pengawasan bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan Maksud dan tujuan MFK 5 : Lihat SNARS 1 RS mempunyai regulasi yang mengatur: a) data inventarisasi B3 dan limbahnya yang meliputi jenis, jumlah, dan lokasi; b) penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3 danlimbahnya; c) penggunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedurpenggunaan, prosedur bila terjadi d) tumpahan, atau paparan/pajanan; e) pemberian label/rambu-rambu yang tepat pada B3 dan limbahnya; f) pelaporan dan investigasi dari tumpahan,eksposur(terpapar), dan insiden lainnya; g) dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau persyaratanperaturan lainnya; h) pengadaan/pembelian B3, pemasok (supplier) wajib melampirkan material safety data i) sheet / lembar data pengaman (MSDS/LDP) Elemen Penilaian MFK 5 Telusur Skor 1. RS mempunyai regulasi yang

mengatur B3 dan limbahnya sesuai katagori WHO dan peraturan perundangan, meliputi a) sampai g) di maksud dan tujuan (Lihat juga AP.5.3.1; AP.5.6; AP.6.3; AP.6.6 danPKPO.3). (R)

R Regulasi tentang pengelolaan bahan B3 dan limbahnya termasuk MFK 5.1 EP 1

10 - 0

TL -

TT

2. RS mempunyai daftar B3 dan limbahnya lengkap dan terbaru sesuai kategori WHO dan peraturan perundang-undangan meliputi jenis, lokasi, dan jumlah dari semua bahan berbahaya dan beracun dan limbahnya. (lihat juga AP.5.5, dan AP.6.6) (D,O,W)

D

O

W

Bukti berupa daftar B3 dan limbahnya meliputi jenis, lokasi, dan jumlahnya Lihat tempat penyimpanan B3 dan limbahnya

Penanggung jawab program manajemen

risiko/K3 RS Penanggung jawab unit kerja terkait

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti bahwa untuk pengadaan/pembelian B3, pemasok (supplier) sudah melampirkan MSDS. (D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan pengadaan pembelian B# disertai dengan MSDS yang tersedia disetiap tempat penyimpanan B3 sesuai PKPO 3 Lihat tempat penyimpanan B3 dan MSDSnya Penanggung jawab program manajemen

risiko/K3 RS Penanggung jawab unit kerja terkait Kepala farmasi/Kepala laboratorium/Kepala

radiologi

10 5 0

TL TS TT

4. Petugas telah menggunakan APD yang benar pada waktu menangani

O

1) Lihat ketersediaan dan penggunaan APD yang benar pada waktu menangani

10 5

TL TS

Page 184: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

182 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

6

(handling) B3 dan limbahnya dan di area tertentu juga sudah ada eye washer. (lihat juga AP.5.3.1) (O,W)

W

(handling) B3 dan limbahnya 2) Lihat ketersediaan eye washer ditempat

penyimpanan B3 cair Penanggung jawab program manajemen

risiko/K3 RS Penanggung jawab unit kerja terkait

0 TT

5. B3 dan limbahnya sudah diberi label/rambu-rambu sesuai peraturan dan perundang-undangan. (lihat juga PKPO.3 EP 2) (O,W)

O

W

Lihat label B3 ditempat penyimpanan B3 dan limbahnya Penanggung jawab program manajemen

risiko/K3 RS Penanggung jawab unit kerja terkait

10 5 0

TL TS TT

6. Ada laporan dan analisis tentang tumpahan, paparan/pajanan (exposure) dan insiden lainnya. (D,W)

D

W

Bukti laporan tumpahan, paparan/pajanan (exposure) dan insiden lainnya. Penanggung jawab program manajemen

risiko/K3 RS Penanggung jawab unit kerja terkait

10 5 0

TL TS TT

7. Ada bukti dokumentasi persyaratan yang meliputi izin, lisensi atau ketentuan persyaratan lainnya. (D,W)

D

W

Bukti izin IPAL, izin TPS B3, izin incinerator/ MOU dengan pihak ketiga bila pengolahan B3 dilakukan oleh pihak lain, beserta izin transporter Penanggung jawab program manajemen

risiko/K3 RS Penanggung jawab unit kerja terkait

10 5 0

TL TS TT

Standar MFK 5.1 Rumah Sakit mempunyai sistem penyimpanan dan pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun cair dan padat yang benar sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Maksud dan tujuan MFK 5.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MFK 5.1 Telusur Skor 1. RS mempunyai regulasi untuk

penyimpanan dan pengolahan limbah B3 secara benar dan aman sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan (lihat juga AP.6.2, EP 4, MFK. 1 EP 3) (R)

R Sesuai MFK 5 EP 1 10 - 0

TL -

TT

2. Penyimpanan limbah B3 sudah mempunyai izin TPS B3 yang masih berlaku dan sesuai dengan perundang - undangan.(D,O,W)

D

O

W

Bukti izin TPS B3 masih berlaku Lihat TPS B3 Staf terkait

10 - 0

TL -

TT

3. Rumah Sakit sudah mempunyai Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan izin yang masih berlaku sesuai dengan peraturan perundang - undangan (D,O,W)

D

O

W

Bukti izin IPAL atau izin pembuangan limbah cair (IPLC) Lihat IPAL RS Penanggung jawab sanitasi RS Petugas pelaksana IPAL/staf terkait

10 - 0

TL -

TT

4. RS mempunyai Instalasi Pengolah B3 dengan izin yang masih berlaku atau melakukan kerja sama dengan pihak ketiga dengan izin sebagai transporter dan pengolah B3 yang masih berlaku sesuai dengan peraturan perundang - undangan (D,O,W)

D

O

W

Bukti izin pengolah limbah B3 atau bukti MOU dengan pihak ketiga yang mempunyai : 1) izin operasional pihak ketiga 2) izin transporter disertai manifest/ bukti

pemusnahan pihak ketiga Lihat dokumen terkait pengelolaan limbah B3/lokasi pengelolaan limbah B3 di RS Penanggung jawab sanitasi RS Petugas pelaksana IPAL/staf terkait

10 5 0

TL TS TT

Page 185: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

183INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

7

KESIAPAN PENANGGULANGAN BENCANA Standar MFK 6 RS mengembangkan, memelihara, program manajemen disaster untuk menanggapi keadaan disaster dan bencana alam atau lainnya yang memiliki potensi terjadi dimasyarakat Maksud dan tujuan MFK 6 : Lihat SNARS 1 Manajemen Disaster antara lain berisi proses :

a) menentukan jenis, kemungkinan terjadi dan konsekuensi bahaya, ancaman dan kejadian b) menentukan integritas struktural di lingkungan pelayanan pasien yang ada dan bila terjadi bencana c) menentukan peran rumah sakit dalam peristiwa/kejadian tersebut d) menentukan strategi komunikasi pada waktu kejadian e) mengelola sumber daya selama kejadian, termasuk sumber-sumber alternatif f) mengelola kegiatan klinis selama kejadian, termasuk tempat pelayanan alternatif pada waktu kejadian g) mengidentifikasi dan penetapan peran dan tanggung jawab staf selama kejadian (juga lihat MFK 11.1

EP 4) h) mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab pribadi staf dengan tanggung

jawab rumah sakit untuk tetap menyediakan pelayanan pasien. Ruang dekontaminasi di IGD sesuai peraturan perundang - undangan sebagai berikut :

1) ruangan ini ditempatkan di sisi depan/luar ruang gawat darurat atau terpisah dengan ruang gawat darurat

2) pintu masuk menggunakan jenis pintu swing membuka ke arah dalam dan dilengkapi dengan alat penutup pintu otomatis

3) bahan penutup pintu harus dapat mengantisipasi benturan-benturan brankar 4) bahan penutup lantai tidak licin dan tahan terhadap air 5) konstruksi dinding tahan terhadap air sampai dengan ketinggian 120 cm dari permukaan lantai 6) ruangan dilengkapi dengan wastafel (sink) dan pancuran air (shower)

Elemen Penilaian MFK 6 Telusur Skor 1. RS mempunyai regulasi

manajemen disaster meliputi a) sampai h) di maksud dan tujuan.(R)

R 1) Regulasi tentang manajemen disaster RS 2) Regulasi tentang adanya ruang

dekontaminasi dalam pedoman pelayanan IGD sesuai MFK 6 EP 4

10 - 0

TL -

TT

2. RS mengidentifikasi bencana internal dan eksternal yang besar seperti keadaan darurat di masyarakat, wabah dan bencana alam atau bencana lainnya, serta kejadian wabah besar yang bisa menyebabkan terjadinya risiko yang signifikan. (D,W)

D

W

Bukti identifikasi risiko bencana internal dan eksternal, berupa hasil hazard and vulnerability assessment (HVA) Tim Penanggulangan bencana RS Penanggungjawab manajemen risiko Tim K3RS

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit telah melakukan self assessment kesiapan menghadapi bencana dengan menggunakan hospital safety index dari WHO. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan Self Assessment Hospital Safety Index Tim Penanggulangan bencana RS/Tim K3RS Penanggung jawab manajemen risiko

10 - 0

TL -

TT

4. Instalasi gawat darurat telah mempunyai ruang dekontaminasi sesuai dengan 1) sampai dengan 6) di maksud dan tujuan. (D,O,W)

D

O

W

Bukti denah ruang dekontaminasi Lihat fasilitas dekontaminasi di IGD Ka IGD Staf IGD

10 5 0

TL TS TT

Standar MFK 6.1 RS melakukan simulasi penanganan/ menanggapi kedaruratan, wabah dan bencana Maksud dan tujuan MFK 6.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MFK 6.1 Telusur Skor 1. Seluruh program, atau setidaknya

elemen-elemen kritis program dari c) hingga h) di maksud dan tujuan MFK 6 disimulasikan setiap tahun. (D, W)

D

W

Bukti pelaksanaan simulasi kesiapan menghadapi kedaruratan, wabah dan bencana Kepala unit terkait Tim penanggulangan bencana RS Staf RS

10 5 0

TL TS TT

Page 186: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

184 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

8

Peserta simulasi 2. Pada akhir setiap simulasi,

dilakukan diskusi (debriefing) mengenai simulasi tersebut dan dibuat laporan dan tindak lanjut (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan diskusi (debriefing) Kepala unit terkait Tim penanggulangan bencana RS Staf RS Peserta simulasi

10 - 0

TL -

TT

3. Peserta simulasi adalah semua pegawai/staf rumah sakit, pegawai kontrak dan pegawai dari tenant/penyewa lahan. (D,W)

D

W

Bukti daftar peserta simulasi Diklat Peserta simulasi

10 5 0

TL TS TT

PROTEKSI KEBAKARAN (FIRE SAFETY) Standar MFK 7 RS merencanakan dan menerapkan suatu program untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran dan penyediaan sarana evakuasi yang aman dari fasilitas sebagai respons terhadap kebakaran dan keadaan darurat lainnya. Maksud dan tujuan MFK 7 : Lihat SNARS 1 Asesmen risiko meliputi : a) tekanan dan risiko lainnya di kamar operasi b) sistem pemisahan (pengisolasian) dan kompartemenisasi pengendalian api dan asap c) daerah berbahaya (dan ruang di atas langit-langit di seluruh area) seperti kamar linen kotor, tempat

pengumpulan sampah, ruang penyimpanan oksigen d) sarana evakuasi e) dapur yang berproduksi dan peralatan masak f) londri dan linen g) sistem tenaga listrik darurat dan peralatan h) gas medis dan komponen sistem vakum Berdasarkan hasil asesmen risiko rumah sakit agar menyusun program untuk: 1) pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko, seperti penyimpanan dan penanganan bahan-bahan

mudah terbakar secara aman, termasuk gas-gas medis yang mudah terbakar seperti oksigen; 2) penanganan bahaya yang terkait dengan konstruksi apapun, di atau yang berdekatan dengan bangunan

yang ditempati pasien 3) penyediaan sarana evakuasi yang aman dan tidak terhalangi bila terjadi kebakaran; 4) penyediaan sistem peringatan dini, deteksi dini, seperti detektor asap, alarm kebakaran, dan patroli

kebakaran (fire patrols) 5) penyediaan mekanisme pemadaman api, seperti selang air, bahan kimia pemadam api (chemical

suppressants), atau sistem sprinkler. Elemen Penilaian MFK 7 Telusur Skor 1. Rumah sakit mempunyai program

proteksi kebakaran (fire safety) yang memastikan bahwa semua penghuni rumah sakit selamat dari bahaya api, asap atau keadaan darurat non kebakaran lainnya meliputi 1) sampai 5) yang ada di maksud dan tujuan. (R)

R Program tentang proteksi kebakaran 10 - 0

TL -

TT

2. Rumah sakit telah melakukan asesmen risiko kebakaran yang tertulis, termasuk saat terdapat proyek pembangunan di dalam atau berdekatan dengan fasilitas rumah sakit meliputi a) sampai dengan h) di maksud dan tujuan. (D,W)

D

W

Bukti hasil asesmen risiko kebakaran/fire risk safety assessment (FRSA) antara lain berupa ceklis asesmen risiko kebakaran Penanggung jawab/Tim kebakaran RS/Tim penanggulangan bencana/K3RS

10 - 0

TL -

TT

3. Rumah sakit telah menindaklanjuti hasil asesmen risiko kebakaran. (D,O,W)

D

O

Bukti tindak lanjut asesmen risiko kebakaran/fire risk safety assessment (FRSA) Lihat proteksi kebakaran aktif dan pasif

10 5 0

TL TS TT

Page 187: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

185INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

9

W Penanggung jawab/Tim kebakaran RS/Tim penanggulangan bencana

4. Rumah sakit mempunyai sistem deteksi dini (smoke detector dan heat detector) dan alarm kebakaran sesuai dengan peraturan perundang -undangan (O,W)

O

W

Lihat fasilitas sistem deteksi dini (smoke detector dan heat detector) dan alarm kebakaran Penanggung jawab /Tim Kebakaran RS/Tim Penanggulangan bencana/K3RS

10 5 0

TL TS TT

5. Rumah sakit mempunyai sistem kebakaran aktif yang meliputi, sprinkle, APAR, hidran dan pompa kebakaran sesuai peraturan perundang-undangan. (O,W)

O

W

Lihat fasilitas sistem kebakaran aktif antara lain: sprinkle, APAR, hidran dan pompa kebakaran. Penanggung jawab/Tim Kebakaran RS/Tim Penanggulangan bencana/K3RS

10 5 0

TL TS TT

6. Rumah sakit mempunyai jalur evakuasi yang aman dan bebas hambatan bila terjadi kebakaran dan kedaruratan bukan kebakaran. (O, W)

O

W

Lihat jalur evakuasi Penanggung jawab /Tim Kebakaran RS/Tim Penanggulangan bencana

10 5 0

TL TS TT

Standar MFK 7.1 RS menguji secara berkala rencana proteksi kebakaran dan asap, termasuk semua alat yang terkait dengan deteksi dini dan pemadaman serta mendokumentasikan hasil ujinya. Maksud dan tujuan MFK 7.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MFK 7.1 Telusur Skor 1. Semua staf mengikuti pelatihan

penanggulangan kebakaran minimal 1 (satu) kali dalam setahun (Lihat juga MFK.11 sampai dengan MFK 11.3). (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pelatihan penanggulangan kebakaran Staf RS Diklat

10 5 0

TL TS TT

2. Staf dapat memperagakan cara membawa pasien ketempat aman dan mendemonstrasikan bagaimana cara menyelamatkan pasien. (S,W)

S

W

Peragaan evakuasi pasien ketempat aman Staf RS

10 5 0

TL TS TT

3. Sistem dan peralatan pemadam kebakaran diperiksa, diujicoba dan dipelihara sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan didokumentasikan (D,W)

D

W

Bukti pemeriksaan, uji coba, dan pemeliharaan peralatan pemadam kebakaran IPSRS/Bagian umum/K3RS

10 5 0

TL TS TT

Standar MFK 7.2 RS merupakan kawasan tanpa rokok dan asap rokok sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Maksud dan tujuan MFK.7.2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MFK 7.2 Telusur Skor 1. Rumah sakit mempunyai regulasi

tentang rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok dan asap rokok, larangan merokok bagi pasien, keluarga, pengunjung dan staf, termasuk larangan menjual rokok di lingkungan rumah sakit. (R)

R Regulasi tentang penetapan RS sebagai kawasan bebas rokok

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pelaksanaan dan evaluasi dari regulasi tersebut. (D,O,W)

D

O

W

Bukti evaluasi kepatuhan larangan merokok Lihat lingkungan RS Staf RS/K3RS/Satpam Pengunjung RS

10 5 0

TL TS TT

PERALATAN MEDIS Standar MFK 8 RS merencanakan dan mengimplementasikan program untuk pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan

Page 188: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

186 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

10

peralatan medis dan mendokumentasikan hasilnya. Maksud dan tujuan MFK 8 : Lihat SNARS 1 Untuk menjamin peralatan medis dapat digunakan dan layak pakai maka rumah sakit perlu melakukan :

a) melakukan inventarisasi peralatan medis yang meliputi peralatan medis yang dimilik oleh RS, peralatan medis kerja sama operasional (KSO) milik pihak lain

b) melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur c) melakukan uji fungsi peralatan medis sesuai penggunaan dan ketentuan pabrik d) melaksanakan pemeliharaan preventif dan kalibrasi

Elemen Penilaian MFK 8 Telusur Skor 1. RS mempunyai regulasi

pengelolaan peralatan medis yang digunakan di rumah sakit meliputi a) sampai dengan d) di maksud dan tujuan (lihat juga AP.5.5, dan AP.6.5). (R)

R Regulasi tentang pengelolaan peralatan medis disertai program pemeliharaan preventif dan kalibrasi sesuai EP 5

10 - 0

TL -

TT

2. Ada daftar inventaris dan identifikasi risiko untuk seluruh peralatan medis yang digunakan di rumah sakit (lihat juga AP.5.5, dan AP.6.5). (D,W)

D

W

1) Bukti daftar inventaris peralatan medis 2) Bukti identifikasi risiko peralatan medis

Penanggung jawab Peralatan Medis/IPSRS/K3RS

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti peralatan medis diperiksa secara teratur (lihat juga AP.5.5, dan AP.6.5) .(D,O,W)

D

O

W

Bukti ceklis dan hasil pemeriksaan peralatan medis Lihat fisik peralatan medis di unit pelayanan Penanggung jawab peralatan medis/IPSRS Operator peralatan medis Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

4. Peralatan medis diuji fungsi sejak baru dan sesuai umur, penggunaan dan rekomendasi pabrik (lihat juga AP.5.5, dan AP.6.5) (D, W)

D

W

Bukti pelaksanaan dan hasil uji fungsi peralatan medis Penanggung jawab peralatan medis/IPSRS Operator peralatan medis Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

5. Ada program pemeliharaan preventif termasuk kalibrasi (lihat juga AP.5.5, dan AP.6.5).(D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan pemeliharaan preventif dan kalibrasi peralatan medis Lihat bukti pemeliharaan preventif dan kalibrasi Penanggung jawab peralatan medis/IPSRS Teknisi alat medis/operator peralatan medis Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

6. Staf yang kompeten melaksanakan kegiatan ini.(D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan kegiatan oleh staf yang kompeten (yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat pelatihan) Penanggung jawab peralatan medis/IPSRS Teknisi alat medis

10 5 0

TL TS TT

Standar MFK 8.1 RS memiliki sistem untuk memantau dan bertindak bila ada pemberitahuan peralatan medis yang berbahaya, recall, laporan insiden, masalah dan kegagalan Maksud dan tujuan MFK 8.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MFK 8.1 Telusur Skor 1. RS mempunyai sistem pemantauan

dan bertindak terhadap pemberitahuan mengenai peralatan medis yang berbahaya, recall/penarikan kembali, laporan insiden, masalah, dan kegagalan pada peralatan medis. (R)

R Regulasi tentang pemantauan dan penarikan kembali (recall) peralatan medis (PAB 7.4)

10 - 0

TL -

TT

Page 189: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

187INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

11

2. RS membahas pemberitahuan peralatan medis yang berbahaya, alat medis dalam penarikan (under recall), laporan insiden, masalah dan kegagalan pada peralatan medis. (D,W)

D

W

Bukti pertemuan yang membahas hasil pemantauan peralatan medis yang berbahaya, alat medis dalam penarikan (under recall), laporan insiden, masalah dan kegagalan pada peralatan medis disertai bukti hasil pemantauan Kepala bidang penunjang medis Para pimpinan terkait Penanggung jawab peralatan medis Operator peralatan medis

10 5 0

TL TS TT

3. RS telah melaporkan seluruh insiden keselamatan sesuai peraturan perundang-undangan bila terjadi kematian, cedera serius atau penyakit yang disebabkan oleh peralatan medis. (D,W)

D

W

Bukti pelaporan insiden keselamatan (sentinel) terkait peralatan medis ke internal dan eksternal ke Komite Nasional Keselamatan Pasien RS dan KARS Penanggung jawab peralatan medis Ka unit kerja dimana insiden keselamatan

terjadi Operator peralatan medis/teknisi peralatan

medis

10 5 0

TL TS TT

SISTEM UTILITAS (SISTEM PENDUKUNG) Standar MFK 9 RS menetapkan dan melaksanakan program untuk memastikan semua sistem utilitas (sistem penunjang) berfungsi efisien dan efektif yang meliputi pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan dari sistem utilitas. Maksud dan tujuan MFK 9 : Lihat SNARS 1 Regulasi pengelolaan sistem utilitas meliputi:

a. Ketersediaan air dan listrik 24 jam setiap hari dan dalam waktu tujuh hari dalam seminggu secara terus menerus.

b. Membuat daftar inventaris komponen-komponen sistem utilitas dan memetakan pendistribusiannya dan melakukan update secara berkala.

c. Pemeriksaan dan pemeliharaan serta perbaikan semua komponen utilitas yang ada di daftar inventaris.

d. Jadwal pemeriksaan, testing, pemeliharaan semua sistem utilitas berdasar kriteria seperti rekomendasi dari pabrik, tingkat risiko dan pengalaman rumah sakit.

e. Pelabelan pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas untuk membantu pemadaman darurat secara keseluruhan atau sebagian

f. Komponen listrik yang digunakan rumah sakit sesuai dengan standar dan peraturan perundang-undangan

Elemen Penilaian MFK 9 Telusur Skor 1. Rumah sakit mempunyai regulasi

pengelolaan sistem utilitas meliputi sekurang-kurangnya a) sampai dengan f) di maksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang pengelolaan sistem utilitas 10 - 0

TL -

TT

2. RS mempunyai daftar inventaris komponen-komponen sistem utilitasnya dan memetakan pendistribusiannya. (D,W)

D

W

Bukti daftar inventaris sistem utilitas dan lokasinya Bagian umum/rumah tangga Ka IPSRS/Penanggung jawab utilitas

10 5 0

TL TS TT

3. RS telah melaksanakan jadwal pemeriksaan, testing, pemeliharaan semua sistem utilitas berdasar kriteria seperti rekomendasi dari pabrik, tingkat risiko dan pengalaman rumah sakit sendiri serta sudah dilaksanakan. (D,W)

D

W

1) Bukti hasil pemeriksaaan 2) Bukti hasil testing/pengujian 3) Bukti hasil pemeliharaan sistem utilitas Ka IPSRS/ Penanggung jawab utilitas

10 5 0

TL TS TT

4. RS telah memberikan label pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas untuk membantu pemadaman darurat secara keseluruhan atau

O

W

Lihat label pada tuas-tuas kontrol utilitas Ka IPSRS/ Penanggung jawab utilitas

10 5 0

TL TS TT

Page 190: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

188 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

12

sebagian. (O,W) Standar MFK 9.1 Dilakukan pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan sistem utilitas Maksud dan tujuan MFK 9.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MFK 9.1 Telusur Skor 1. RS mempunyai regulasi tentang

inventarisasi, pemeliharaan, inspeksi dengan kriteria yang ditentukan untuk sistem utilitas penting yang dilakukan secara berkala (R)

R

Regulasi tentang sistem utilitas penting/utama 10 - 0

TL -

TT

2. RS mempunyai daftar sistem utilitas di rumah sakit dan daftar sistem utilitas penting (D,W)

D

W

1) Bukti daftar inventaris sistem utilitas 2) Bukti daftar inventaris sistem utilitas

penting/ utama Ka IPSRS/PJ utilitas

10 5 0

TL TS TT

3. Sistem utilitas dan komponen telah diinspeksi secara teratur/berdasarkan kriteria yang disusun RS (D,O)

D

O

Bukti inspeksi sistem utilitas penting: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan inspeksi

Lihat ke sistem utilitas penting di RS

10 5 0

TL TS TT

4. Sistem utilitas dan komponen diuji secara teratur berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan. (D,W)

D

W

Bukti hasil uji coba sistem utilitas penting Ka IPSRS/Penanggung jawab utilitas

10 5 0

TL TS TT

5. Sistem utilitas dan komponen dipelihara berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan. (D,O)

D

O

Bukti pelaksanaan pemeliharaan/bukti hasil pemeliharaan sistem utilitas penting Lihat ke sistem utilitas penting di RS

10 5 0

TL TS TT

6. Sistem utilitas dan komponen diperbaiki bila diperlukan (D,O)

D

O

Bukti perbaikan sistem utilitas Lihat ke sistem utilitas penting di RS

10 5 0

TL TS TT

Standar MFK 9.2 Sistem utilitas rumah sakit menjamin tersedianya air bersih dan listrik sepanjang waktu serta menyediakan sumber alternatif persediaan air dan tenaga listrik jika terjadi terputusnya sistem, kontaminasi atau kegagalan. Maksud dan tujuan MFK 9.2 : Lihat SNARS 1 Untuk mempersiapkan diri terhadap keadaan darurat seperti ini, rumah sakit agar mempunyai regulasi yang antara lain meliputi :

a) mengidentifikasi peralatan, sistem, dan area yang memiliki risiko paling tinggi terhadap pasien dan staf (sebagai contoh, rumah sakit mengidentifikasi area yang membutuhkan penerangan, pendinginan (lemari es), bantuan hidup/Ventilator, dan air bersih untuk membersihkan dan sterilisasi alat)

b) menyediakan air bersih dan listrik 24 jam setiap hari dan 7 hari seminggu. c) menguji ketersediaan dan kehandalan sumber tenaga listrik dan air bersih darurat /pengganti/backup d) mendokumentasikan hasil-hasil pengujian e) memastikan bahwa pengujian sumber alternatif air bersih dan listrik dilakukan setidaknya setiap 6

bulan atau lebih sering jika dipersyaratkan oleh peraturan perundangan di daerah, rekomendasi produsen, atau kondisi dari sumber listrik dan air.

Elemen Penilaian MFK 9.2 Telusur Skor 1. RS mempunyai regulasi tentang

sistem utilitas yang meliputi a) sampai dengan e) dimaksud dan tujuan. (R)

R Regulasi tentang sistem utilitas termasuk kerjasama dengan penyedia air bersih bila terjadi gangguan

10 - 0

TL -

TT

2. Air bersih harus tersedia selama 24 jam setiap hari, 7 hari dalam seminggu. (O,W)

O

W

Lihat penampungan persediaan air bersih Penanggung jawab air bersih RS Staf RS Pasien

10 5 0

TL TS TT

3. Listrik tersedia 24 jam setiap hari, 7 hari dalam seminggu. (O,W)

O

Lihat sumber listrik utama dan sumber listrik alternatif di RS termasuk UPS pada alat-alat tertentu misalnya ventilator dan server sentral

10 5 0

TL TS TT

Page 191: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

189INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

13

W

Penanggung jawab listrik RS Staf RS Pasien

4. RS mengidentifikasi area dan pelayanan yang berisiko paling tinggi bila terjadi kegagalan listrik atau air bersih terkontaminasi atau terganggu. (D,W)

D

W

1) Bukti identifikasi area berisiko bila terjadi kegagalan listrik

2) Bukti identifikasi area berisiko bila terjadi kegagalan air

Ka IPSRS Ka Sanitasi

10 5 0

TL TS TT

5. RS berusaha untuk mengurangi risiko bila hal itu terjadi (tata kelola risiko). (D,W)

D

W

Bukti telah dilakukan upaya-upaya untuk mengurangi risiko bila terjadi kegagalan listrik maupun air di area paling berisiko, termasuk kerjasama dengan penyedia air bersih bila terjadi gangguan Ka IPSRS Ka Sanitasi

10 5 0

TL TS TT

6. RS mempunyai sumber listrik dan air bersih alternatif dalam keadaan emergensi. (D,O,W)

D

O

W

1) Bukti pelaksanaan kajian kebutuhan sumber listrik dan air bersih alternatif dalam keadaan emergensi

2) Bukti kontrak kerjasama dengan penyedia air bersih bila terjadi gangguan

Lihat ke genset dan sumber air bersih alternatif Ka IPSRS Ka Sanitasi

10 5 0

TL TS TT

Standar MFK 9.2.1 Rumah sakit melakukan uji beban listrik dan sumber air alternatif. Maksud dan tujuan MFK 9.2.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MFK 9.2.1 Telusur Skor 1. RS mempunyai regulasi uji coba

sumber air bersih dan listrik alternatif sekurangnya 6 bulan sekali atau lebih sering bila diharuskan oleh peraturan perundang-undanganan yang berlaku atau oleh kondisi sumber air (R)

R Regulasi tentang uji coba sumber air bersih dan listrik alternatif

10 - 0

TL -

TT

2. RS mendokumentasi hasil uji coba sumber air bersih alternatif tersebut. (D,W)

D

W

Bukti dokumentasi pelaksanaan uji coba sumber air bersih alternatif

Ka unit Sanitasi Petugas air bersih

10 5 0

TL TS TT

3. RS mendokumentasi hasil uji sumber listrik alternatif tersebut. (D,W)

D

W

Bukti dokumentasi pelaksanaan uji coba sumber listrik alternatif

Ka IPSRS Petugas genset

10 5 0

TL TS TT

4. RS mempunyai tempat dan jumlah bahan bakar untuk sumber listrik alternatif yang mencukupi. (O,W)

O

W

Lihat tempat penyimpanan bahan bakar untuk genset Petugas genset

10 5 0

TL TS TT

Standar MFK 9.3 RS melakukan pemeriksaan air bersih dan air limbah secara berkala sesuai dengan peraturan perundang - undangan. Maksud dan tujuan MFK 9.3 : Lihat SNARS 1 RS harus mempunyai regulasi sekurang-kurangnya meliputi:

a) Pelaksanaan monitoring mutu air bersih paling sedikit setiap 1 tahun sekali. Untuk pemeriksaan kimia

Page 192: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

190 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

14

minimal setiap 6 bulan sekali atau lebih sering tergantung ketentuan peraturan perundang-undangan, kondisi sumber air, dan pengalaman sebelumnya dengan masalah mutu air. Hasil pemeriksaan didokumentasikan.

b) Pemeriksaan air limbah dilakukan setiap 3 bulan atau lebih sering tergantung peraturan perundang-undangan, kondisi air limbah, dan hasil pemeriksaan air limbah terakhir. Hasil pemeriksaan didokumentasikan

c) Pemeriksaan mutu air yang digunakan untuk dialisis ginjal setiap bulan, untuk menilai pertumbuhan bakteri dan endotoksin.

d) Pemeriksaan tahunan untuk menilai kontaminasi zat kimia. Hasil pemeriksaan didokumentasikan e) Melakukan monitoring hasil pemeriksaan air dan melakukan perbaikan bila diperlukan.

Elemen Penilaian MFK 9.3 Telusur Skor 1. RS mempunyai regulasi sekurang-

kurangnya meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan (R)

R Regulasi tentang pemeriksaan air bersih (termasuk air minum) dan air limbah meliputi a) s/d e) di maksud dan tujuan

10 5 0

TL TS TT

2. RS telah melakukan monitoring mutu air sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan terdokumentasi (D,W)

D

W

Bukti hasil pemeriksaan mutu air bersih termasuk air minum Petugas Sanitasi

10 5 0

TL TS TT

3. RS telah melakukan pemeriksaan air limbah sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan terdokumentasi. (D,W)

D

W

Bukti hasil pemeriksaan mutu air limbah Petugas Sanitasi

10 5 0

TL TS TT

4. RS telah melakukan pemeriksaan mutu air yang digunakan untuk dialisis ginjal yang meliputi pertumbuhan bakteri dan endotoksin dan kontaminasi zat kimia sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan terdokumentasi. (D,W)

D

W

Bukti hasil pemeriksaan mutu air yang digunakan untuk dialisis Petugas sanitasi/unit hemodialisa

10 5 0

TL TS TT

5. RS telah menindak lanjuti hasil pemeriksaan mutu air yang bermasalah dan didokumentasikan. (D, W)

D

W

Bukti tindak lanjut hasil pemeriksaan Petugas sanitasi

10 5 0

TL TS TT

PROGRAM MONITORING FASILITAS Standar MFK 10 Rumah sakit mengumpulkan data dari setiap program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan untuk mendukung rencana mengganti atau meningkatkan fungsi (upgrade) teknologi medik, peralatan, sistem dan menurunkan risiko di lingkungan. Maksud dan tujuan MFK 10 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MFK 10 Telusur Skor 1. RS mempunyai regulasi Sistem

pelaporan data insiden/ kejadian/kecelakaan dari setiap program manajemen risiko fasilitas (R)

R Regulasi tentang sistem pelaporan data insiden/ kejadian/kecelakaan dari setiap program manajemen risiko fasilitas

10 - 0

TL -

TT

2. Ada laporan data insiden/kejadian/kecelakaan dari setiap program manajemen risiko fasilitas dan sudah dianalisis. (D,W)

D

W

Bukti laporan insiden keselamatan terkait manajemen risiko fasilitas dan hasil analisis Ka Tim K3/ Penanggung jawab manajemen

risiko/kepala unit/staf RS Komite PMKP/Tim Keselamatan Pasien RS

10 5 0

TL TS TT

3. Hasil analisis sudah ditindaklanjuti dengan mengganti atau meningkatkan fungsi (upgrade) teknologi medis, peralatan, sistem dan menurunkan risiko di lingkungan. (D,O,W)

D

O

W

Bukti tindak lanjut dari hasil analisis

Lihat kondisi sistem peralatan dan lingkungan kerja Ka Tim K3/ Penanggung jawab manajemen

risiko/kepala unit/staf RS Komite PMKP/Tim Keselamatan Pasien RS

10 5 0

TL TS TT

Page 193: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

191INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

15

4. Seorang atau lebih individu yang ditunjuk mengawasi pelaksanaan program manajemen risiko fasilitas telah membuat laporan kepada direktur rumah sakit setiap 3 bulan (lihat juga MFK 3) (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pengawasan dan pelaporan program manajemen risiko fasilitas Ka Tim K3/ Penanggung jawab manajemen

risiko Komite PMKP/Tim Keselamatan Pasien RS

10 5 0

TL TS TT

PENDIDIKAN STAF Standar MFK 11 RS menyelenggarakan edukasi, pelatihan, tes dan simulasi bagi semua staf tentang peranan mereka dalam memberikan fasilitas yang aman dan efektif. Maksud dan tujuan MFK 11 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MFK 11 Telusur Skor 1. RS mempunyai program pelatihan

tentang manajemen fasilitas dan keselamatan (R)

R Program pelatihan MFK 10 - 0

TL -

TT

2. Edukasi diadakan setiap tahun mengenai setiap komponen dari program manajemen fasilitas dan keselamatan untuk menjamin semua staf dapat melaksanakan dengan efektif tanggung jawabnya. (Lihat juga AP.5.3;AP.6.3) (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pelatihan program MFK Ka Tim K3/ Penanggung jawab manajemen

risiko Bidang diklat

10 5 0

TL TS TT

3. Edukasi diikuti oleh pengunjung, suplier, pekerja kontrak dan lain-lain sesuai regulasi rumah sakit (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan edukasi terhadap pengunjung, suplier, pekerja kontrak dan lain-lain Ka Tim K3/PJ manajemen risiko Bidang diklat Pengunjung Suplier

10 5 0

TL TS TT

4. Pengetahuan staf dites dan disimulasikan sesuai peran mereka dalam setiap program manajamen fasilitas. Kegiatan pelatihan dan hasil pelatihan setiap staf didokumentasikan. (D,W)

D

W

Bukti evaluasi pelatihan berupa pre test dan post test pelatihan termasuk mampu memperagakan Ka Tim K3/ Penanggung jawab manajemen

risiko Peserta pelatihan

10 5 0

TL TS TT

Standar MFK 11.1 Staf dilatih dan diberi pengetahuan tentang peranan mereka dalam program RSuntuk proteksi kebakaran, keamanan dan penanggulangan bencana. Maksud dan tujuan MFK 11.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MFK 11.1 Telusur Skor 1. Staf dapat menjelaskan dan/atau

memperagakan peran mereka dalam menghadapi kebakaran. (W,S)

W

S

Staf RS Peragaan oleh staf

10 5 0

TL TS TT

2. Staf dapat menjelaskandan/atau memperagakan tindakan untuk menghilangkan, mengurangi/ meminimalisir atau melaporkan tentang keselamatan, keamanan dan risiko lainnya.(W,S)

W

S

Staf RS Peragaan oleh staf

10 5 0

TL TS TT

3. Staf dapat menjelaskan dan/atau memperagakan tindakan, kewaspadaan, prosedur dan partisipasi dalam penyimpanan, penanganan dan pembuangan gas medis, serta limbah B3. (W,S)

W

S

Staf RS

Peragaan oleh staf

10 5 0

TL TS TT

4. Staf dapat menjelaskan dan/atau memperagakan prosedur dan

W

Staf RS

10 5

TL TS

Page 194: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

192 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

16

peran mereka dalam penanganan kedaruratan serta bencana internal atau eksternal (community). (W,S)

S

Peragaan oleh staf 0 TT

Standar MFK 11.2 Staf dilatih untuk menjalankan dan memelihara peralatan medis dan sistem utilitas Maksud dan tujuan MFK 11.2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MFK 11.2 Telusur Skor 1. Staf diberi pelatihan untuk

menjalankan peralatan medis sesuai uraian tugasnya dan dilakukan tes secara berkala. (D,W,S)

D

W

S

1) Bukti pelaksanaan pelatihan 2) Bukti tes yang dilakukan Penanggung jawab peralatan medis Kepala bidang pelayanan/penunjang Operator peralatan medis Diklat

Peragaan oleh operator peralatan medis untuk menjalankan peralatan medis

10 5 0

TL TS TT

2. Staf diberi pelatihan untuk menjalankan sistem utilitas sesuai uraian tugasnya dan dilakukan tes secara berkala. (D,W,S)

D

W

S

1) Bukti pelaksanaan pelatihan 2) Bukti tes yang dilakukan Penanggung jawab sistem utilitas Kepala bidang pelayanan/penunjang Operator sistem utilitas Diklat Peragaan oleh operator sistem utilitas untuk menjalankan sistem utilitas

10 5 0

TL TS TT

3. Staf diberi pelatihan untuk memelihara peralatan medis sesuai uraian tugasnya dan dilakukan tes secara berkala. (D,W,S)

D

W

1) Bukti pelaksanaan pelatihan 2) Bukti tes yang dilakukan Penanggung jawab peralatan medis Teknisi peralatan medis

10 5 0

TL TS TT

4. Staf diberi pelatihan untuk memelihara sistem utilitas sesuai uraian tugasnya dan dilakukan tes secara berkala.(D,W,S)

D

W

S

1) Bukti pelatihan 2) Bukti test yang dilakukan Teknisi sistem utilitas Penanggung jawab sistem utilitas Peragaan oleh teknisi sistem utilitas dalam pemeliharaan sistem utilitas

10 5 0

TL TS TT

Page 195: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

193INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

1

KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS)

PERENCANAAN

Standar KKS 1 Pimpinan rumah sakit menetapkan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit. Maksud dan Tujuan KKS 1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian KKS 1 Telusur Skor 1. Ada penetapan perencanaan

kebutuhan staf rumah sakit yang berdasarkan perencanaan strategis dan perencanaan tahunan sesuai kebutuhan rumah sakit. (R).

R Regulasi tentang perencanaan kebutuhan SDM sesuai dengan: 1) Rencana strategis 2) RBA/RKA

10 - 0

TL -

TT

2. Ada kejelasan hubungan antara perencanaan strategis, perencanaan tahunan dan perencanaan kebutuhan staf. (D,W)

D

W

Bukti tentang hubungan antara perencanaan SDM dengan rencana strategis dan RBA / RKA Pimpinan RS Kepala SDM

10 - 0

TL - TT

3. Ada bukti perencanaan kebutuhan staf berdasarkan kebutuhan dari masing-masing unit kerja khususnya unit kerja pelayanan. (D,W)

D

W

Bukti rapat tentang perencanaan SDM berdasarkan kebutuhan unit kerja Direktur Kepala SDM Kepala Unit

10 5 0

TL TS

TT

Standar KKS 2 Perencanaan kebutuhan staf rumah sakit terus menerus dimutakhirkan oleh pimpinan rumah sakit dengan menetapkan jumlah, jenis, kualifikasi yang meliputi pendidikan, kompetensi, pelatihan, dan pengalaman yang dibutuhkan sesuai peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan KKS 2, KKS 2.1, KKS 2.3 dan KKS 2.4 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian KKS 2 Telusur Skor 1. Ada kebijakan dan prosedur yang

ditetapkan rumah sakit tentang pola ketenagaan dan kebutuhan jumlah staf sesuai yang dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan staf, Panduan mengatur tentang penempatan dan penempatan kembali staf (R)

R Regulasi tentang SDM meliputi: 1) penyusunan pola ketenagaan sebagai dasar

penetapan kebutuhan staf di setiap unit 2) penempatan dan penempatan kembali staf evaluasi dan pemutakhiran terus menerus pola ketenagaan sesuai KKS 2.1 EP 1

10 - 0

TL -

TT

2. Ada pelaksanaan pola ketenagaan secara kolaborasi dengan perencanaan staf yang meliputi jumlah, jenis, kualifikasi. (D,W) (lihat juga AP 6.2)

D

W

Bukti rapat tentang penyusunan pola ketenagaan Direktur Kepala bidang/divisi Kepala unit

10 5 0

TL TS TT

3. Ada pelaksanaan pengaturan penempatan dan penempatan kembali staf sesuai panduan (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan tentang penempatan danpenempatan kembali staf sesuai dengan perencanaan. Kepala SDM Kepala unit Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

Standar KKS 2.1 Rumah sakit melaksanakan evaluasi dan pemutakhiran terus menerus perencanaan kebutuhan staf rumah sakit. Elemen Penilaian KKS 2.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang evaluasi dan

pemutakhiran terus menerus pola ketenagaan (R)

R

Sesuai dengan KKS 2 EP 1 10 - 0

TL -

TT 2. Ada pelaksanaan perencanaan staf

yang efektif dan selalu di evaluasi berdasarkan kebutuhan. (D,W)

D

W

Bukti rapat tentang evaluasi perencanaan staf Kepala SDM Kepala unit

10 5 0

10 5 0

3. Ada revisi dan pembaharuan D Bukti rapat tentang revisi perencanaan staf minimal 10 TL

Page 196: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

194 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

2

perencanaan staf bila dibutuhkan minimal 1 (satu) tahun sekali. (D,W)

W

1 tahun sekali Direktur Kepala bidang/divisi Kepala SDM Kepala unit

5 0

TS TT

Standar KKS 2.2 Rumah sakit menetapkan jumlah staf rumah sakit berdasarkan kebutuhan masing-masing unit termasuk pengembangannya sesuai peraturan perundang-undangan. Elemen Penilaian KKS 2.2 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan jumlah

staf rumah sakit dengan mempertimbangkan misi rumah sakit, keragaman pasien, jenis pelayanan dan teknologi yang digunakan dalam asuhan pasien. (R)

R

Regulasi tentang penetapan jumlah staf RS 10 - 0

TL -

TT

2. Ada dokumen kebutuhan staf dari masing-masing unit kerja. (D,W)

D

W

Bukti tentang kebutuhan staf masing-masing unit Kepala unit Staf unit

10 - 0

TL -

TT

3. Perencanaan jumlah staf juga mempertimbangkan rencana pengembangan pelayanan. (D,W)

D

W

Bukti tentang perencanaan SDM mempertimbangkan rencana pengembangan pelayanan dengan melihat RENSTRA dan RKA/RBA Direktur Kepala bidang/divisi Kepala SDM Kepala unit

10 - 0

TL -

TT

Standar KKS 2.3 Dalam perencanaan kebutuhan staf rumah sakit ditetapkan persyaratan pendidikan, keterampilan, pengetahuan dan persyaratan lain dari seluruh staf rumah sakit. Setiap staf rumah sakit mempunyai uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang. Elemen Penilaian KKS 2.3 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan

pendidikan, keterampilan dan pengetahuan disertai penetapan uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang sesuai peraturan perundang-undangan. (R) (lihat juga TKRS.3)

R Regulasi tentang persyaratan jabatan, uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang

10 - 0

TL -

TT

2. Setiap nama jabatan ada persyaratan pendidikan keterampilan dan pengetahuan. (D,W)

D

W

Bukti setiap jabatan memiliki persyaratan jabatan Kepala SDM Staf

10 5 0

TL TS TT

3. Setiap staf rumah sakit memiliki uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang termasuk staf klinis yang melaksanakan tugas manajemen dan yang tidak diijinkan melakukan praktik mandiri. (D,W)

D

W

Bukti setiap jabatan memiliki uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang, dilihat pada: 1) File kepegawaian staf berisi uraian tugas,

tanggung jawab dan wewenang, dan staf klinis berupa SPK dan RKK

2) File kepegawaian pejabat dengan jabatan rangkap uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk jabatan serta SPK dan RKK untuk tugas klinis.

Kepala SDM Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

Standar KKS 2.4 Perencanaan kebutuhan staf rumah sakit juga dengan mempertimbangkan penempatan atau penempatan kembali harus memperhatikan faktor kompetensi. Elemen Penilaian KKS 2.4 Telusur Skor

Page 197: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

195INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

3

1. Ada regulasi tentang pengaturan penempatan kembali dari satu unit layanan ke lain unit layanan karena alasan kompetensi, kebutuhan pasien atau kekurangan staf, termasuk mempertimbangkan nilai-nilai, kepercayaan dan agama staf. (R)

R Regulasi tentang pengaturan penempatan kembali staf dengan mempertimbangkan: 1) Kompetensi 2) Kebutuhan pasien / kekurangan 3) Agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi

10 - 0

TL -

TT

2. Ada dokumen perencanaan kebutuhan staf rumah sakit berdasarkan pengaturan penempatan kembali. (D,W)

D

W

Bukti penempatan/penempatan kembali staf sesuai dengan kebutuhan RS Kepala SDM Kepala unit Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

3. Ada dokumen pengaturan penempatan kembali berdasarkan pertimbangan nilai kepercayaan dan agama. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan tentang penempatan kembali berdasarkan pertimbangan agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi. Kepala SDM Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

Standar KKS 3 Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan proses rekrutmen, evaluasi, penempatan staf dan prosedur lain. Maksud dan Tujuan KKS 3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian KKS 3 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang proses

rekrutmen staf (lihat juga,TKRS 3.3). (R)

R Regulasi tentang proses rekrutmen tersentralisasi dan efisien oleh RS

10 - 0

TL -

TT 2. Proses rekrutmen dilaksanakan

sesuai regulasi. (D,W) D

W

Bukti pelaksanaan tentang proses rekrutmen staf tersentralisasi dan efisien oleh RS Kepala SDM Staf

10 5 0

TL TS TT

3. Proses rekrutmen dilaksanakan seragam (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan tentang proses rekrutmen seragam Kepala SDM Staf

10 5 0

TL TS TT

Standar KKS 4 Rumah sakit menetapkan proses seleksi untuk menjamin bahwa pengetahuan dan keterampilan staf klinis sesuai dengan kebutuhan pasien. Maksud dan Tujuan KKS 4 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian KKS 4 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang menetapkan

proses seleksi untuk memastikan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi staf klinis sesuai dengan kebutuhan pasien.(R)

R Regulasi tentang proses seleksi staf klinis 10 - 0

TL -

TT

2. Proses seleksi dilaksanakan seragam sesuai regulasi. (lihat juga TKRS.3.3) (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan seleksi staf klinis RS dilaksanakan seragam Kepala SDM Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

3. Anggota staf klinis baru dievaluasi pada saat mulai bekerja, sesuai dengan tanggung jawabnya. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan evaluasi staf klinis baru saat mulai bekerja Direktur Kepala bidang/divisi Komite Medik/Komite Keperawatan Kepala SDM Staf klinis baru

10 5 0

TL TS TT

4. Unit kerja menyediakan data yang D Bukti tentang data untuk evaluasi staf klinis tersedia 10 TL

Page 198: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

196 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

4

digunakan untuk evaluasi kinerja staf klinis (lihat TKRS.11.1). (D,W)

W

di unit layanan. Kepala unit pelayanan

5 0

TS TT

5. Evaluasi staf klinis dilakukan dan didokumentasikan secara berkala minimal 1 (satu) tahun sekali sesuai regulasi. (lihat juga KKS.11) (D,W)

D

W

Bukti evaluasi staf klinis tahunan Kepala SDM Komite Medik/Komite Keperawatan Kepala unit pelayanan Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

Standar KKS 5 Rumah sakit menetapkan proses seleksi untuk menjamin bahwa pengetahuan dan keterampilan staf non klinis sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Maksud dan Tujuan KKS 5 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian KKS 5 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang menetapkan

proses seleksi untuk memastikan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi staf non klinis sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. (R)

R Regulasi tentang proses seleksi staf non klinis 10 - 0

TL -

TT

2. Proses seleksi staf non klinis dilaksanakan seragam sesuai regulasi. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan seleksi staf non klinis RS dilaksanakan seragam Kepala SDM Staf non klinis

10 5 0

TL TS TT

3. Anggota staf non klinis baru dievaluasi pada saat mulai bekerja, sesuai dengan tanggung jawabnya. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan evaluasi staf non klinis baru saat mulai bekerja Direktur Kepala bidang/divisi Komite medik / keperawatan Kepala SDM Staf non klinis baru

10 5 0

TL TS TT

4. Unit kerja melaksanakan evaluasi kinerja staf non klinis.(D,W)

D

W

Bukti tentang data untuk evaluasi staf non klinis tersedia di unit layanan. Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

5. Evaluasi staf non klinis dilakukan dan didokumentasikan secara berkala minimal 1 (satu) tahun sekali sesuai regulasi. (lihat juga KKS.11) (D,W)

D

W

Bukti evaluasi staf non klinis tahunan Kepala SDM Komite Medik / Komite Keperawatan Kepala unit pelayanan Staf non klinis

10 5 0

TL TS TT

Standar KKS 6 Rumah sakit menyediakan dan memelihara file kepegawaian untuk setiap staf rumah sakit dan selalu diperbaharui. Maksud dan Tujuan KKS 6 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian KKS 6 Telusur Skor 1. File kepegawaian memuat

kualifikasi, pendidikan, pelatihan dan kompetensi staf. (D,W)

D

W

File kepegawaian memuat: 1) Kualifikasi 2) Pendidikan 3) Pelatihan 4) Kompetensi Staf Kepala SDM

10 5 0

TL TS TT

2. File kepegawaian memuat uraian tugas anggota staf. (D,W)

D

W

Bukti tentang file kepegawaian berisi uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang Kepala SDM

10 5 0

TL TS TT

3. File kepegawaian memuat proses rekrutmen staf. (D,W)

D

W

File kepegawaian berisi proses rekruitmen Kepala SDM

10 5 0

TL TS TT

Page 199: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

197INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

5

4. File kepegawaian memuat riwayat pekerjaan staf (D,W)

D

W

File kepegawaian berisi riwayat pekerjaan Kepala SDM

10 5 0

TL TS TT

5. File kepegawaian memuat hasil evaluasi dan penilaian kinerja staf (D,W)

D

W

File kepegawaian berisi hasil evaluasi dan penilaian kinerja staf RS Kepala SDM

10 5 0

TL TS TT

6. File kepegawaian memuat salinan sertifikat pelatihan didalam maupun diluar RS. (D,W)

D

W

File kepegawaian berisi salinan sertifikat pelatihan staf RS Kepala SDM

10 5 0

TL TS TT

7. File kepegawaian selalu diperbaharui. (D,W)

D

W

File kepegawaian selalu diperbaharui Kepala SDM

10 5 0

TL TS TT

ORIENTASI Standar KKS 7 Semua staf klinis dan non klinis diberi orientasi di rumah sakit dan unit kerja tempat staf akan bekerja dan tanggung jawab spesifik pada saat diterima bekerja. Maksud dan Tujuan KKS 7 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian KKS 7 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang menetapkan

orientasi umum dan khusus bagi staf klinis dan non klinis baru. (R)

R

Regulasi tentang orientasi umum dan khusus 10 - 0

TL -

TT 2. Ada bukti staf klinis dan non klinis

baru diberikan orientasi umum dan khusus. (D,W)

D

W

Bukti orientasi staf baru meliputi: 1) Orientasi umum:

TOR, daftar hadir, materi dan narasumber meliputi perumahsakitan, mutu, keselamatan pasien, PPI, serta evaluasi peserta, laporan pelaksanaan orientasi

2) Orientasi khusus: TOR, daftar hadir, evaluasi peserta, laporan pelaksanaan orientasi

Kepala SDM Kepala Diklat Kepala Unit Staf baru

10 5 0

TL TS TT

3. Staf kontrak, magang dan peserta didik mendapat pelatihan tentang orientasi umum dan khusus. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan tentang orientasi staf kontrak, magang dan peserta didik (IPKP 6 EP 1) meliputi: 1) Orientasi umum:

TOR, daftar hadir, materi dan narasumber meliputi perumahsakitan, mutu, keselamatan pasien, PPI, serta evaluasi peserta, laporan pelaksanaan orientasi

2) Orientasi khusus: TOR, daftar hadir, evaluasi peserta, laporan pelaksanaan orientasi

Kepala SDM Kepala Diklat Kepala Unit Staf kontrak, magang dan peserta didik

10 5 0

TL TS TT

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Standar KKS 8 Setiap staf mengikuti pendidikan atau pelatihan di dalam atau di luar rumah sakit, termasuk pendidikan profesi berkelanjutan untuk mempertahankan atau meningkatkan Maksud dan Tujuan KKS 8 : Lihat SNARS 1 Rumah sakit mengumpulkan data dari berbagai sumber untuk dapat memahami pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan oleh staf. Sumber data yang dapat digunakan: a) Hasil dari kegiatan pengukuran mutu dan keselamatan b) monitor dari program manajemen fasilitas

Page 200: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

198 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

6

c) penggunaan teknologi medis baru d) keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh melalui evalusi kinerja e) prosedur klinis baru f) rencana memberikan layanan baru di kemudian hari Elemen Penilaian KKS 8 Telusur Skor 1. Ada program pendidikan dan

pelatihan berdasarkan sumber data yang meliputi a) sampai dengan f) di maksud dan tujuan. (R)

R Program tentang pendidikan dan pelatihan berdasar data a) s/d f)

10 - 0

TL -

TT

2. Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan sesuai program. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan tentang pendidikan dan pelatihan sesuai program Kepala SDM Kepala Diklat Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

3. Staf rumah sakit diberi pendidikan dan pelatihan berkelanjutan di dalam dan di luar rumah sakit yang relevan untuk meningkatkan kemampuannya. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan tentang pendidikan dan pelatihan berkelanjutan Kepala SDM Kepala Diklat Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

4. Rumah sakit menyediakan waktu, anggaran dan fasilitas untuk semua staf dalam berpartisipasi mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diperlukan. (D,W)

D

W

Bukti tentang jadwal, anggaran, materi dan fasilitas untuk diklat RS Kepala SDM Kepala Diklat

10 5 0

TL TS TT

Standar KKS 8.1 Setiap staf yang memberikan asuhan kepada pasien dan staf yang ditentukan oleh rumah sakit dilatih dan dapat melaksanakan secara benar teknik resusitasi jantung paru. Maksud dan Tujuan KKS 8.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian KKS 8.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang menetapkan

tentang pelatihan teknik resusitasi jantung paru tingkat dasar pada seluruh staf dan tingkat lanjut bagi staf yang ditentukan oleh rumah sakit. (R)

R Regulasi tentang: 1) pelatihan bantuan hidup dasar 2) pelatihan bantuan hidup lanjut

10 - 0

TL -

TT

2. Staf yang menjadi tim kode biru diberi latihan bantuan hidup lanjut. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pelatihan tentang bantuan hidup lanjut Tim kode biru Kepala Diklat

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti staf telah lulus dari pelatihan dan dapat memperagakan. (D,W,S)

D

W

S

Bukti sertifikasi pelatihan bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut Kepala diklat Tim Kode Biru Staf RS Peragaan resusitasi jantung paru

10 5 0

TL TS TT

4. Pelatihan untuk setiap staf diulang sesuai program atau minimal dua tahun sekali. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan refreshing bantuan hidup dasar setiap dua tahun Kepala bidang SDM Staf pelaksana Staf RS

10 5 0

TL TS TT

Standar KKS 8.2 Rumah sakit menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan keselamatan staf. Maksud dan Tujuan KKS 8.2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian KKS 8.2 Telusur Skor

Page 201: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

199INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

7

1. Ada regulasi tentang kesehatan dan keselamatan staf dan penanganan kekerasan di tempat kerja. (R)

R Regulasi tentang: 1) kesehatan dan keselamatan staf 2) penanganan kekerasan di tempat kerja

10 5 0

TL -

TT

2. Berdasarkan epidemologi penyakit-penyakit infeksi, rumah sakit mengidentifikasi risiko staf terpapar atau tertular dan melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi. (lihat juga PPI.5). (D,W)

D

W

Bukti tentang pemeriksaan kesehatan staf dan bukti vaksinasi. Kepala SDM Staf unit terkait

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit melaksanakan evaluasi, memberikan konseling dan tindak lanjut kepada staf yang terpapar penyakit infeksi serta dikoordinasikan dengan program pencegahan dan pengendalian infeksi. (lihat juga PPI.5). (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan tentang tindak lanjut terhadap staf yang terpapar penyakit infeksi. PPI Staf terpapar Kepala unit terkait

10 5 0

TL TS TT

4. Rumah sakit mengidentifikasi area yang berpotensi terjadinya kekerasan di tempat kerja dan melaksanakan upaya-upaya terukur untuk mengurangi risiko tersebut. (D,O,W)

D

O

W

1) Bukti tentang daftar area yang berpotensi terjadinya kekerasan di tempat kerja

2) Bukti upaya untuk mengurangi risiko tersebut Lihat area berisiko terjadi kekerasan diatas Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

5. Rumah sakit melaksanakan evaluasi, memberikan konseling dan melaksanakan tindak lanjut terhadap staf yang cedera akibat kekerasan di tempat kerja. (D,W)

D

W

Bukti tindak lanjut staf yang cedera akibat kekerasan ditempat kerja Kepala SDM Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

6. Kejadian staf terpapar infeksi dan mengalami kekerasan dicatat dan didokumentasikan. (D,W)

D

W

Bukti tentang catatan staf yang terpapar infeksi atau mengalami kekerasan Kepala SDM Staf terkait Tim K3RS IPCN

10 5 0

TL TS TT

MENENTUKAN PENUGASAN STAF MEDIS Standar KKS 9 Rumah sakit menyelenggarakan pengumpulan dokumen kredensial dari anggota staf medis yang diberi izin memberikan asuhan kepada pasien secara mandiri. Maksud dan Tujuan KKS 9, KKS 9.1 dan KKS 9.2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian KKS 9 Telusur Skor 1. Proses penerimaan, kredensial,

penilaian kinerja dan rekredensial staf medis diatur dalam peraturan internal staf medis (medical staf bylaws). (R)

R Regulasi tentang proses penerimaan, kredensial, penilaian kinerja dan rekredensial staf medis dalam medical staf bylaws

10 - 0

TL -

TT

2. Setiap dokter yang memberikan pelayanan di rumah sakit, wajib menandatangani perjanjian sesuai regulasi rumah sakit (lihat juga TKRS.6 EP 4) (D,W)

D

W

Bukti tentang kontrak klinik dokter dengan RS Staf Medis Staf SDM

10 5 0

TL TS TT

3. Ada proses kredensial dan pemberian kewenangan klinis oleh rumah sakit untuk pelayanan diagnostik, konsultasi, dan tata laksana yang diberikan oleh dokter praktik mandiri dari luar rumah sakit, seperti kedokteran jarak jauh (telemedicine), radiologi jarak jauh (teleradiology), dan interpretasi

D

W

Bukti pelaksanaan tentang kredensial Komite Medis Staf Medis

10 5 0

TL TS TT

Page 202: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

200 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

8

untuk pemeriksaan diagnostik lain, seperti elektrokardiogram (EKG), elektroensefalogram (EEG), dan elektromiogram (EMG), serta pemeriksaan lain yang serupa, (lihat juga TKRS.6.2 EP 2) (D,W)

Standar KKS 9.1 Rumah sakit melaksanakan verifikasi terkini terhadap pendidikan, registrasi, izin, pengalaman dan lainnya dalam kredensialing staf medis. Elemen Penilaian KKS 9.1 Telusur Skor 1. Ada bukti dilaksanakannya

verifikasi dari sumber utama terhadap kredensial terkait pendidikan, izin/sertifikat dan kredensial lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau yang dikeluarkan oleh instansi pendidikan atau organisasi profesional yang diakui. (D,W)

D

W

Bukti verifikasi Kepala SDM Komite Medis Staf medis

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti dilaksanakannya kredensial tambahan dari sumber yang mengeluarkan kredensial bila staf medis meminta kewenangan klinis canggih atau subspesialisasi. (D,W)

D

W

Bukti kredensial tambahan Komite Medis Staf Medis Kepala SDM

10 5 0

TL TS TT

Standar KKS 9.2 Rumah sakit melaksanakan proses seragam dan transparan untuk menentukan penerimaaan staf medis. Elemen Penilaian KKS 9.2 Telusur Skor 1. Pengangkatan staf medis dibuat

berdasarkan kebijakan rumah sakit dan konsisten dengan populasi pasien rumah sakit, misi, dan pelayanan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pasien. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan rekrutmen staf medis sesuai kebutuhan RS Direktur Komite medis Kepala SDM

10 5 0

TL TS TT

2. Pengangkatan tidak dilakukan sampai setidaknya izin/surat tanda registrasi sudah diverifikasi dari sumber primer, dan anggota staf medis kemudian melakukan pelayanan perawatan pasien di bawah supervisi sampai semua kredensial yang disyaratkan undang-undang dan peraturan sudah diverifikasi dari sumber asli. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pengangkatan setelah proses verifikasi selesai Komite medis Staf medis Kepala SDM

10 5 0

TL TS TT

3. Untuk staf medis yang belum mendapatkan kewenangan mandiri, dilakukan metode supervisi, frekuensi supervisi, dan supervisor yang ditunjuk didokumentasikan di arsip kredensial individu tersebut. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan supervisi pada staf medis yang belum mendapatkan kewenangan mandiri meliputi: 1) metode supervisi 2) frekuensi 3) nama supervisor 4) dokumentasinya 5) untuk PPDS, penetapan level supervisi Komite Medis Staf medis Kepala SDM PPDS Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

PEMBERIAN KEWENANGAN KLINIS STAF MEDIS Standar KKS 10 Rumah sakit menetapkan proses yang seragam, obyektif, berdasar bukti (evidence based) untuk memberikan

Page 203: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

201INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

9

wewenang kepada staf medis untuk menerima, menangani, memberikan layanan kliniks kepada pasien sesuai kualifikasinya. Maksud dan Tujuan KKS 10 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian KKS 10 Telusur Skor 1. Direktur menetapkan kewenangan

klinis setelah mendapat rekomendasi dari Komite Medis termasuk kewenangan tambahan. (R)

R Regulasi tentang penetapan kewenangan klinis berdasarkan rekomendasi dari komite medis dalam bentuk SPK dan RKK

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti pemberian kewenangan klinis berdasarkan rekomendasi kewenangan klinis dari Komite Medis. (D,W)

D

W

Bukti tentang penerbitan SPK dan RKK berdasar rekomendasi dari komite medis Komite medis Staf medis

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan pemberian kewenangan tambahan setelah melakukan verifikasi dari sumber yang mengeluarkan kredensial. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan tentang rekredensial untuk memberi kewenangan tambahan sudah diverifikasi dari sumber primer. Komite medis Staf medis

10 5 0

TL TS TT

4. Surat Penugasan klinis dan Rincian Kewenangan klinis anggota staf medis dalam bentuk tercetak atau elektronik (softcopy) atau media lain tersedia di semua unit pelayanan (contoh,kamar operasi, unit darurat, nurse station) dimana anggota staf medistersebut memberikan pelayanan. (D,W)

D

W

Bukti tentang SPK dan RKK staf medis ada di unit pelayanan. Komite medis Staf medis

10 5 0

TL TS TT

5. Setiap anggota staf medis hanya memberikan pelayanan spesifik yang ditentukan oleh rumah sakit. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pengawasan untuk memastikan staf medis memberikan pelayanan sesuai SPK dan RKK Kepala dan staf unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

MONITORING DAN EVALUASI BERKELANJUTAN ANGGOTA STAF MEDIS Standar KKS 11 Rumah sakit melaksanakan proses yang seragam untuk melaksanakan evaluasi mutu dan keselamatan asuhan pasien yang diberikan oleh setiap anggota staf medis. Maksud dan Tujuan KKS 11 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian KKS 11 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang penilaian

kinerja untuk evaluasi mutu praktik profesional berkelanjutan, etik dan disiplin staf medis (lihat juga TKRS.11 EP 2 dan TKRS 12 EP 1). (R)

R

Regulasi tentang penilaian kinerja untuk evaluasi mutu praktik profesional berkelanjutan, etik dan disiplin staf medis

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti monitoring dan evaluasi mutu praktik profesional berkelanjutan, etik dan disiplin staf medis untuk peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi mutu praktik profesional berkelanjutan, etik dan disiplin staf medis meliputi: 1) perilaku 2) pengembangan profesional 3) kinerja klinis Direktur Kepala bidang/divisi Kepala SDM Komite medis Staf medis

10 5 0

TL TS

TT

3. Data dan informasi hasil pelayanan klinis dari staf klinis direview secara obyektif dan berdasar bukti,

D

Bukti pelaksanaan tentang review hasil pelayanan staf medis

10 5 0

TL TS TT

Page 204: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

202 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

10

jika ada, dilakukan benchmarking dengan pihak eksternal rumah sakit (lihat juga. TKRS.11.1). (D,W)

W Direktur Kepala bidang/divisi Kepala SDM Komite medis Staf medis

4. Data dan informasi berasal dari proses monitoring dikaji sekurang-kurangnya setiap 12 bulan oleh kepala unit layanan, ketua kelompok staf medis, sub komite mutu, manajer pelayanan medisdan hasilnya, kesimpulannya dan tindakan yang dilakukan didokumentasikan di dalam file kredensial staf medis atau dokumen lain yang relevan (D,W)

D

W

File kredensial staf medis memuat hasil evaluasi Sub komite kredensial

10 5 0

TL TS TT

5. Bila ada temuan yang berdampak terhadap pemberian kewenangan staf klinis, ada proses untuk tindak lanjut terhadap temuan dan tindakan tersebut didokumentasi dalam file staf medis dan disampaikan ke tempat staf medis memberikan pelayanan. (D,W)

D

W

1) Bukti pelaksanaan proses Evaluasi Praktik Profesional Terfokus dan tindak lanjutnya (bila ada temuan)

2) Hasil Evaluasi Praktik Profesional Terfokus disimpan dalam file kredensial

Komite Medis Staf Medis

10 5 0

TL TS TT

PENEMPATAN ULANG STAF MEDIS DAN PEMBAHARUAN KEWENANGAN KLINIS Standar KKS 12 Rumah sakit menetapkan proses penetapan ulang staf medis dan pmbaharuan kewenangan klinis paling sedikit setiap 3 (tiga) tahun, untuk penetapan kewenangan klinis dilanjutkan dengan atau tanpa modifikasi kewenangan klinis, sesuai hasil monitoring dan evaluasi berkelanjutan setiap anggota staf medis. Maksud dan Tujuan KKS 12 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian KKS 12 Telusur Skor 1. Berdasarkan monitoring dan

evaluasi berkelanjutan kredensial anggota staf medis yang dilaksanakan paling sedikit setiap 3 (tiga) tahun ditetapkan kewenangan klinisnya tetap, bertambah atau berkurang. (R)

R Regulasi tentang rekredensial 10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti dokumen setiap anggota staf medis selalu diperbaharui secara periodik.(D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan rekredensial terkini Komite Medis Staf Medis

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pemberian kewenangan tambahan didasarkan pada kredensial yang telah diverifikasi dari sumber aslinya sesuai peraturan perundang-undangan. (D)

D Bukti pelaksanaan proses rekredensial untuk kewenangan tambahan

10 5 0

TL TS TT

STAF KEPERAWATAN Standar KKS 13 Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, verifikasi dan mengevaluasi kredensial staf keperawatan (pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan pengalaman. Maksud dan Tujuan KKS 13 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian KKS 13 Telusur Skor 1. Ada regulasi rumah sakit untuk

proses yang efektif untuk mengumpulkan, verifikasi dan mengevaluasi kredensial staf keperawatan (pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan pengalaman). (R)

R Regulasi tentang kredensial staf keperawatan 10 - 0

TL -

TT

Page 205: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

203INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

11

2. Tersedia dokumentasi pendidikan, registrasi, sertifikasi, izin, pelatihan dan pengalaman. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan kredensial staf keperawatan Komite Keperawatan Staf Keperawatan

10 5 0

TL TS TT

3. Terdapat pelaksanaan verifikasi dari sumber aslinya yang seragam. (D,W)

D

W

Bukti verifikasi Komite Keperawatan Staf Keperawatan Staf SDM

10 5 0

TL TS TT

Standar KKS 14 Rumah sakit melaksanakan identifikasi tanggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis berdasarkan kredensial staf perawat sesuai peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan KKS 14 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian KKS 14 Telusur Skor 1. Ada penetapan rincian

kewenangan klinis perawat berdasarkan pendidikan, registrasi, sertifikasi, izin, pelatihan dan pengalaman anggota staf keperawatan. (R)

R

Regulasi tentang penetapan SPK dan RKK staf keperawatan

10 - 0

TL -

TT

2. Ada pelaksanaan proses pembuatan rincian kewenangan klinis sesuai dengan peraturan perundang-undangan.(D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan proses penetapan SPK dan RKK staf keperawatan Komite Keperawatan Staf Keperawatan

10 5 0

TL TS TT

3. Ada berkas kredensial yang dipelihara dari setiap staf keperawatan.(D,W)

D

W

Bukti file kredensial setiap staf keperawatan Komite Keperawatan Staf Keperawatan

10 5 0

TL TS TT

Standar KKS 15 Rumah sakit melakukan evaluasi kinerja staf keperawatan berdasarkan partisipasi dalam kegiatan peningkatan mutu rumah sakit Maksud dan Tujuan KKS 15 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian KKS 15 Telusur Skor 1. Ada dokumentasi penilaian mutu

staf keperawatan berpatisipasi di dalam program peningkatan mutu rumah sakit. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan keterlibatan perawat dalam upaya peningkatan mutu meliputi antara lain GKM, PSBH, PSQH, PDSA, kaizen dll Tim Mutu Staf Keperawatan

10 5 0

TL TS TT

2. Kinerja individual staf keperawatan dikaji bila ada temuan dalam aktivitas peningkatan mutu. (D,W)

D

W

Bukti penghargaan terhadap staf keperawatan yang memiliki prestasi dalam upaya peningkatan mutu misal: sertifikat penghargaan, tambahan poin pada remunerasi, dll Direktur Tim Mutu Staf Keperawatan

10 - 0

TL -

TT

3. Seluruh data proses review kinerja staf keperawatan didokumentasikan dalam kredesial perawat atau dokumen lainnya. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan evaluasi kinerja ada di file kredensial staf keperawatan Komite Keperawatan Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

STAF KLINIS PEMBERI ASUHAN LAINNYA DAN STAF KLINIS LAINNYA Standar KKS 16 Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, verifikasi dan mengevaluasi kredensial profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya (pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan pengalaman. Maksud dan Tujuan KKS 16 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian KKS 16 Telusur Skor 1. Ada regulasi rumah sakit untuk R Regulasi tentang kredensial PPA lainnya dan staf 10 TL

Page 206: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

204 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

12

proses yang efektif untuk mengumpulkan, verifikasi dan mengevaluasi kredensial profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya (pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan pengalaman). (R)

klinis lainnya - 0

- TT

2. Tersedia dokumentasi pendidikan, registrasi, sertifikasi, izin, pelatihan dan pengalaman. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan kredensial PPA lainnya dan staf klinis lainnya Kepala SDM Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

3. Terdapat pelaksanaan verifikasi dari sumber aslinya yang seragam. (D,W)

D

W

Bukti verifikasi Kepala SDM Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

4. Ada dokumen kredensial yang dipelihara dari setiap anggota profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya. (D,W)

D

W

Bukti kredensial PPA lainnya dan staf klinis lainnya Kepala SDM Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

Standar KKS 17 Rumah sakit melaksanakan identifikasi tanggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis berdasarkan kredensial profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya sesuai peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan KKS 17 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian KKS 17 Telusur Skor 1. Ada penetapan rincian

kewenangan klinis profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya berdasarkan pendidikan, registrasi, sertifikasi, izin, pelatihan dan pengalaman anggota staf klinis lainnya. (R)

R Regulasi tentang penetapan SPK dan RKK PPA lainnya dan staf klinis lainnya

10 - 0

TL -

TT

2. Ada pelaksanaan proses pembuatan rincian kewenangan klinis sesuai dengan peraturan perundang-undangan.(D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan proses penetapan SPK dan RKK PPA lainnya dan staf klinis lainnya Kepala SDM Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

3. Ada berkas kredensial yang dipelihara dari setiap profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya (D,W)

D

W

Bukti file kredensial setiap PPA lainnya dan staf klinis lainnya Kepala SDM Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

Standar KKS 18 Rumah sakit melaksanakan identifikasi tanggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis berdasarkan kredensial profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya sesuai peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan KKS 18 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian KKS 18 Telusur Skor 1. Ada dokumentasi penilaian mutu

profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya berpatisipasi di dalam program peningkatan mutu rumah sakit. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan keterlibatan PPA lainnya dan staf klinis lainnya dalam upaya peningkatan mutu Tim Mutu Staf terkait

10 - 0

TL -

TT

2. Kinerja individual profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya dikaji bila ada temuan dalam aktivitas peningkatan mutu. (D,W)

D

W

Bukti penghargaan terhadap PPA lainnya dan staf klinis lainnya yang memiliki prestasi dalam upaya peningkatan mutu misal: sertifikat penghargaan, tambahan poin pada remunerasi, dll Direktur

10 5 0

TL TS TT

Page 207: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

205INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

13

Tim Mutu Staf terkait

3. Seluruh data proses review kinerja professional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya didokumentasikan dalam kredensial professional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya atau dokumen lainnya (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan evaluasi kinerja ada di file kredensial PPA lainnya dan staf klinis lainnya Kepala SDM Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

Page 208: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

206 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

Page 209: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

207INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

1

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM)

Standar MIRM 1 Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM-RS) harus mengacu peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan MIRM 1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 1 Telusur Skor 1. Ada unit kerja yang mengelola

SIM-RS. (R) R Pedoman pengorganisasian unit yang

mengelola SIM-RS 10 - 0

TL -

TT 2. RS memiliki proses pendaftaran

rawat jalan berbasis SIM-RS. (O,W) (lihat juga ARK.2)

O

W

Lihat proses pendaftaran rawat jalan Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

3. RS memiliki proses pendaftaran rawat inap berbasis SIM-RS sehingga publik dapat mengetahui tempat / fasilitas yang masih tersedia. (O,W) (lihat juga ARK.2)

O

W

Lihat proses pendaftaran rawat inap Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

4. Sumber daya manusia dalam unit kerja SIM-RS memiliki kompetensi dan sudah terlatih. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pelatihan pengelola SIM-RS oleh narasumber yang kompeten

Kepala/staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 1.1 Rumah sakit mengelola data dan informasi klinik serta manajerial. Maksud dan Tujuan MIRM 1.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 1.1 Telusur Skor 1. Terdapat regulasi tentang

pengelolaan data dan informasi. (R)

R Penetapan tentang pengelolaan data dan informasi RS dalam Pedoman pengelolaan data dan informasi, termasuk: 1) sistem manajemen data program PMKP

yang terintegrasi (PMKP 2.1) 2) sistem manajemen data terintegrasi

antara data surveilans dan data indikator mutu (PPI 10)

3) Manajemen data yang meliputi butir a) sampai dengan c) (PMKP 7)

4) perencanaan kebutuhan informasi melibatkan a) sampai dengan c) sesuai dengan maksud dan tujuan (MIRM 2. Ep 1)

5) profesional pemberi asuhan (PPA) dan para kepala bidang/divisi serta kepala unit pelayanan berpartisipasi dalam memilih, mengintegrasikan, dan menggunakan teknologi manajemen informasi (MIRM 3)

10 - 0

TL -

TT

2. Data serta informasi klinik dan manajerial diintegrasikan sesuai dengan kebutuhan untuk mendukung pengambilan keputusan. (D,W)

D

W

Bukti data informasi klinis dan manajerial sudah diintegrasikan sesuai kebutuhan Kepala/staf SIM-RS Ketua/tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 2 Rumah sakit merencanakan dan merancang proses manajemen informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi internal maupun eksternal. Maksud dan Tujuan MIRM 2 : Lihat SNARS 1 Perencanaan rumah sakit menggabungkan masukan dari berbagai sumber, antara lain: a) para professional pemberi asuhan (PPA) b) para kepala bidang/divisi dan kepala unit pelayanan c) badan/pihak lain diluar rumah sakit yang membutuhkan data dan informasi tentang operasional

dan pelayanan rumah sakit

Page 210: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

208 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

2

Elemen Penilaian MIRM 2 Telusur Skor 1. Proses perencanaan kebutuhan

informasi melibatkan a) sampai dengan c) sesuai dengan maksud dan tujuan. (D,W)

D

W

Bukti proses perencanaan yang melibatkan PPA, para kabidang/ divisi, Kepala unit, pihak luar PPA Kepala bidang/divisi Kepala unit Pihak luar RS Kepala/staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

2. Proses perencanaan kebutuhan informasi mengacu pada peraturan perundang-undangan. (D,W)

D

W

Bukti proses perencanaan kebutuhan informasi mengacu pada peraturan perundang-undangan Kepala bidang/divisi Kepala unit Pihak luar RS Kepala/staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

3. Perencanaan disesuaikan dengan besar dan kompleksitas rumah sakit. (D,W)

D

W

Bukti perencanaan disesuaikan dengan besar dan kompleksitas rumah sakit Kepala/staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 3 Para profesional pemberi asuhan (PPA) dan para kepala bidang/divisi serta kepala unit pelayanan berpartisipasi dalam memilih, mengintegrasikan, dan menggunakan teknologi manajemen informasi. Maksud dan Tujuan MIRM 3: Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 3 Telusur Skor 1. Dalam membangun system

informasi rumah sakit melibatkan profesional pemberi asuhan (PPA). (D,W)

D

W

Bukti tentang proses membangun SIM-RS melibatkan PPA PPA Kepala/staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

2. Dalam membangun system informasi rumah sakit melibatkan kepala bidang/divisi dan kepala unit pelayanan. (D,W)

D

W

Bukti membangun SIM-RS yang melibatkan kepala bidang/divisi dan kepala unit pelayanan Kepala bidang/divisi/ Kepala unit pelayanan Kepala Unit SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 4 Sistem manajemen data dan informasi rumah sakit menyiapkan kumpulan serta menentukan data dan informasi yang secara rutin (reguler) dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan profesional pemberi asuhan (PPA), kepala bidang/divisi, kepala unit pelayanan, serta badan/pihak lain di luar rumah sakit. Maksud dan Tujuan MIRM 4 : Lihat SNARS 1 Kumpulan data terdiri atas: a) data mutu dan insiden keselamatan pasien b) data surveilans infeksi c) data kecelakaan kerja Elemen Penilaian MIRM 4 Telusur Skor 1. Rumah sakit menyediakan

kumpulan data a) s.d. c) sesuai dengan maksud dan tujuan yang harus tersedia untuk memenuhi kebutuhan pengguna, yaitu PPA, kepala bidang/divisi, dan kepala unit pelayanan. (D,W) (lihat juga MFK 10)

D W

Bukti pelaksanaan pengumpulan data. PPA Kepala bidang/divisi kepala unit pelayanan Kepala/staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

2. Rumah sakit memberikan data yang dibutuhkan oleh badan/pihak

D

Bukti pelaksanaan pemberian data

10 5

TL TS

Page 211: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

209INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

3

lain di luar rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (D,W) (lihat juga PMKP 6 dan TKRS 5)

W Kepala/staf SIM-RS 0 TT

Standar MIRM 5 Data dianalisis diubah menjadi informasi untuk mendukung asuhan pasien, manajemen rumah sakit dan program manajemen mutu, serta pendidikan dan penelitian. Maksud dan Tujuan MIRM 5 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 5 Telusur Skor 1. Terdapat bukti bahwa data

dianalisis diubah menjadi informasi mendukung asuhan pasien. (D,W

D

W

Bukti analisis data menjadi informasi mendukung asuhan pasien Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan Kepala/staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

2. Terdapat bukti bahwa data dianalisis diubah menjadi informasi mendukung manajemen rumah sakit. (D,W)

D

W

Bukti analisis data menjadi informasi mendukung manajemen rumah sakit Direktur Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan Kepala/staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

3. Terdapat bukti bahwa data dianalisis diubah menjadi informasi mendukung program manajemen mutu. (D,W)

D

W

Bukti analisis data menjadi informasi mendukung program manajemen mutu Komite/Tim PMKP Kepala/staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

4. Terdapat bukti bahwa data dianalisis diubah menjadi informasi mendukung pendidikan dan pelatihan. (D,W)

D

W

Bukti analisis data menjadi informasi mendukung pendidikan dan pelatihan Kepala/staf SIM-RS Kepala unit penelitian klinis Pendidik klinis

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 6 Penyampaian data dan informasi secara tepat waktu dalam format yang memenuhi harapan pengguna dan dengan frekuensi yang dikehendaki. Maksud dan Tujuan MIRM 6 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 6 Telusur Skor 1. Data dan informasi disampaikan

sesuai kebutuhan pengguna (D,W) D

W

Bukti pelaksanaan penyampaian informasi sesuai kebutuhan pengguna Direktur Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan PPA Kepala/staf SIM-RS

10 5 0

TL -

TT

2. Pengguna menerima data dan informasi dalam format yang sesuai dengan yang dibutuhkan (D,W)

D

W

Bukti penerimaan data dan informasi dalam format sesuai kebutuhan Direktur Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan PPA Kepala/staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

3. Pengguna menerima data dan informasi tepat waktu. (D,W)

D

W

Bukti data dan informasi diterima tepat waktu Direktur Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

2

Elemen Penilaian MIRM 2 Telusur Skor 1. Proses perencanaan kebutuhan

informasi melibatkan a) sampai dengan c) sesuai dengan maksud dan tujuan. (D,W)

D

W

Bukti proses perencanaan yang melibatkan PPA, para kabidang/ divisi, Kepala unit, pihak luar PPA Kepala bidang/divisi Kepala unit Pihak luar RS Kepala/staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

2. Proses perencanaan kebutuhan informasi mengacu pada peraturan perundang-undangan. (D,W)

D

W

Bukti proses perencanaan kebutuhan informasi mengacu pada peraturan perundang-undangan Kepala bidang/divisi Kepala unit Pihak luar RS Kepala/staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

3. Perencanaan disesuaikan dengan besar dan kompleksitas rumah sakit. (D,W)

D

W

Bukti perencanaan disesuaikan dengan besar dan kompleksitas rumah sakit Kepala/staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 3 Para profesional pemberi asuhan (PPA) dan para kepala bidang/divisi serta kepala unit pelayanan berpartisipasi dalam memilih, mengintegrasikan, dan menggunakan teknologi manajemen informasi. Maksud dan Tujuan MIRM 3: Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 3 Telusur Skor 1. Dalam membangun system

informasi rumah sakit melibatkan profesional pemberi asuhan (PPA). (D,W)

D

W

Bukti tentang proses membangun SIM-RS melibatkan PPA PPA Kepala/staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

2. Dalam membangun system informasi rumah sakit melibatkan kepala bidang/divisi dan kepala unit pelayanan. (D,W)

D

W

Bukti membangun SIM-RS yang melibatkan kepala bidang/divisi dan kepala unit pelayanan Kepala bidang/divisi/ Kepala unit pelayanan Kepala Unit SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 4 Sistem manajemen data dan informasi rumah sakit menyiapkan kumpulan serta menentukan data dan informasi yang secara rutin (reguler) dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan profesional pemberi asuhan (PPA), kepala bidang/divisi, kepala unit pelayanan, serta badan/pihak lain di luar rumah sakit. Maksud dan Tujuan MIRM 4 : Lihat SNARS 1 Kumpulan data terdiri atas: a) data mutu dan insiden keselamatan pasien b) data surveilans infeksi c) data kecelakaan kerja Elemen Penilaian MIRM 4 Telusur Skor 1. Rumah sakit menyediakan

kumpulan data a) s.d. c) sesuai dengan maksud dan tujuan yang harus tersedia untuk memenuhi kebutuhan pengguna, yaitu PPA, kepala bidang/divisi, dan kepala unit pelayanan. (D,W) (lihat juga MFK 10)

D W

Bukti pelaksanaan pengumpulan data. PPA Kepala bidang/divisi kepala unit pelayanan Kepala/staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

2. Rumah sakit memberikan data yang dibutuhkan oleh badan/pihak

D

Bukti pelaksanaan pemberian data

10 5

TL TS

Page 212: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

210 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

4

PPA Kepala/staf SIM-RS

4. Staf pengolah data memiliki hak akses ke data dan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tanggung jawabnya. (W,S)

W

S

Kepala SIM-RS Staf SIM-RS Peragaan proses pengolahan data

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 7 Rumah sakit mendukung asuhan pasien, pendidikan, serta riset dan manajemen melalui penyediaan informasi yang tepat waktu dari sumber data terkini. Maksud dan Tujuan MIRM 7 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 7 Telusur Skor 1. Rumah sakit menyediakan fasilitas

untuk mendapatkan informasi ilmiah terkini dan informasi lain secara tepat waktu untuk mendukung asuhan pasien. (D,O,W)

D

O W

Bukti daftar dan bahan referensi terkini yang mendukung asuhan pasien Lihat fasilitas internet/perpustakaan PPA Kepala/staf SIM-RS Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

2. Rumah sakit menyediakan fasilitas untuk mendapatkan Informasi ilmiah terkini dan informasi lain secara tepat waktu untuk mendukung pendidikan klinik. (D,O,W)

D

O

W

Bukti daftar dan bahan referensi terkini yang mendukung pendidikan klinis Lihat fasilitas internet/perpustakaan Pendidik klinis Kepala/staf SIM-RS Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit menyediakan fasilitas untuk mendapatkan informasi ilmiah terkini dan informasi lain secara tepat waktu untuk mendukung penelitian. (D,O,W)

D

O W

Bukti daftar dan bahan referensi terkini yang mendukung penelitian klinis Lihat fasilitas internet/perpustakaan Peneliti klinis Kepala/staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

4. Rumah sakit menyediakan fasilitas internet untuk mendapatkan informasi ilmiah terkini dan informasi lain secara tepat waktu untuk mendukung manajemen (D,O,W)

D

O

W

Bukti daftar dan bahan referensi terkini yang mendukung manajemen Lihat fasilitas internet/perpustakaan Pimpinan RS Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan Kepala/staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

MANAJEMEN REKAM MEDIS Standar MIRM 8 Rumah sakit menyelenggarakan pengelolaan rekam medis terkait asuhan pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan MIRM 8 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 8 Telusur Skor 1. Terdapat unit kerja yang

mengelola rekam medis yang memiliki regulasi dan program untuk mengelola rekam medis sesuai dengan peraturan perundangan-undangan. (R)

R

Penetapan unit kerja yang mengelola rekam medis meliputi: 1) Pedoman Pengorganisasian 2) Pedoman Pelayanan Rekam Medis

meliputi: nakes yang punya akses ke berkas

rekam medis (MIRM 9), termasuk upaya mencegah akses bagi yang tidak berhak (MIRM 11)

standar kode diagnosis, kode tindakan, definisi, simbol dan singkatan (MIRM 12)

10 - 0

TL -

TT

Page 213: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

211INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

5

setiap pasien memiliki satu nomor rekam medis (MIRM 13)

manajemen data yang meliputi butir a) sampai dengan c)

3) Program unit 2. Organisasi pengelola rekam medis

dipimpin tenaga rekam medis yang memiliki kompetensi dan kewenangan mengelola rekam medis sesuai dengan peraturan perundangan-undangan. (D, W)

D

W

Bukti penetapan pimpinan unit rekam medis Kepala Unit Rekam Medis

10 - 0

TL -

TT

3. Tersedia tempat penyimpanan rekam medis yang menjamin keamanan dan kerahasiaan rekam medis. (D,O,W)

D

O

W

Bukti daftar inventaris sarana dan prasarana ruang penyimpanan rekam medis Lihat ruang penyimpanan rekam medis Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 9 Setiap pasien memiliki rekam medis yang formatnya selalu diperbaharui (terkini). Maksud dan Tujuan MIRM 9 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 9 Telusur Skor 1. Terdapat regulasi yang

menetapkan tenaga kesehatan yang mempunyai hak akses pada berkas rekam medis. ( R )

R Regulasi tentang penetapan tenaga kesehatan yang memiliki hak akses ke rekam medis, termasuk penetapan evaluasi dan pembaharuan rekam medis

10 - 0

TL -

TT

2. Berkas rekam medis tersedia bagi semua profesional pemberi asuhan (PPA) sesuai dengan regulasi rumah sakit. (D,O) (lihat juga AP 1)

D

O

Bukti form rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap Lihat rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap

10 5 0

TL TS TT

3. Terdapat bukti bahwa form rekam medis dievaluasi dan diperbaharui (terkini) sesuai dengan kebutuhan dan secara periodik. (D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan evaluasi form rekam medis, dan rekam medis yang diperbaharui (terkini) Lihat form rekam medis yang sudah diperbaharui (terkini) PPA/Staf klinis Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

4. Rekam medis pasien terisi dengan lengkap dan dengan tulisan yang dapat dibaca. (D,O)

D

O

Bukti tentang rekam medis pasien terisi dengan lengkap dan dengan tulisan yang dapat dibaca Lihat rekam medis pasien

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 10 Rumah sakit mempunyai regulasi tentang retensi rekam medis. Maksud dan Tujuan MIRM 10 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 10 Telusur Skor 1. Terdapat regulasi tentang jangka

waktu penyimpanan berkas rekam medis pasien, serta data dan informasi lainnya terkait dengan pasien. (R)

R Regulasi tentang penetapan jangka waktu penyimpanan berkas rekam medis pasien

10 - 0

TL - TT

2. Dalam rentang waktu penyimpanan berkas rekam medis, Rumah Sakit menjamin keamanan dan kerahasiaan rekam medis (O,W)

0

W

Lihat tempat penyimpanan berkas rekam medis Kepala unit/Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

3. Dokumen, data dan informasi dalam bentuk berkas dimusnahkan

D

1) Bukti pelaksanaan pemusnahan 2) berkas rekam medis

10 5

TL TS

4

PPA Kepala/staf SIM-RS

4. Staf pengolah data memiliki hak akses ke data dan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tanggung jawabnya. (W,S)

W

S

Kepala SIM-RS Staf SIM-RS Peragaan proses pengolahan data

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 7 Rumah sakit mendukung asuhan pasien, pendidikan, serta riset dan manajemen melalui penyediaan informasi yang tepat waktu dari sumber data terkini. Maksud dan Tujuan MIRM 7 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 7 Telusur Skor 1. Rumah sakit menyediakan fasilitas

untuk mendapatkan informasi ilmiah terkini dan informasi lain secara tepat waktu untuk mendukung asuhan pasien. (D,O,W)

D

O W

Bukti daftar dan bahan referensi terkini yang mendukung asuhan pasien Lihat fasilitas internet/perpustakaan PPA Kepala/staf SIM-RS Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

2. Rumah sakit menyediakan fasilitas untuk mendapatkan Informasi ilmiah terkini dan informasi lain secara tepat waktu untuk mendukung pendidikan klinik. (D,O,W)

D

O

W

Bukti daftar dan bahan referensi terkini yang mendukung pendidikan klinis Lihat fasilitas internet/perpustakaan Pendidik klinis Kepala/staf SIM-RS Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

3. Rumah sakit menyediakan fasilitas untuk mendapatkan informasi ilmiah terkini dan informasi lain secara tepat waktu untuk mendukung penelitian. (D,O,W)

D

O W

Bukti daftar dan bahan referensi terkini yang mendukung penelitian klinis Lihat fasilitas internet/perpustakaan Peneliti klinis Kepala/staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

4. Rumah sakit menyediakan fasilitas internet untuk mendapatkan informasi ilmiah terkini dan informasi lain secara tepat waktu untuk mendukung manajemen (D,O,W)

D

O

W

Bukti daftar dan bahan referensi terkini yang mendukung manajemen Lihat fasilitas internet/perpustakaan Pimpinan RS Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan Kepala/staf SIM-RS

10 5 0

TL TS TT

MANAJEMEN REKAM MEDIS Standar MIRM 8 Rumah sakit menyelenggarakan pengelolaan rekam medis terkait asuhan pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan MIRM 8 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 8 Telusur Skor 1. Terdapat unit kerja yang

mengelola rekam medis yang memiliki regulasi dan program untuk mengelola rekam medis sesuai dengan peraturan perundangan-undangan. (R)

R

Penetapan unit kerja yang mengelola rekam medis meliputi: 1) Pedoman Pengorganisasian 2) Pedoman Pelayanan Rekam Medis

meliputi: nakes yang punya akses ke berkas

rekam medis (MIRM 9), termasuk upaya mencegah akses bagi yang tidak berhak (MIRM 11)

standar kode diagnosis, kode tindakan, definisi, simbol dan singkatan (MIRM 12)

10 - 0

TL -

TT

Page 214: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

212 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

6

setelah melampaui periode waktu penyimpanan sesuai peraturan perundangan (D,W)

W

3) Bukti berita acara pemusnahan Kepala unit/staf rekam medis Tim pemusnahan

0 TT

Standar MIRM 11 Berkas rekam medis dilindungi dari kehilangan, kerusakan, gangguan, serta akses dan penggunaan yang tidak berhak. Maksud dan Tujuan MIRM 11 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 11 Telusur Skor 1. Terdapat regulasi yang ditetapkan

untuk mencegah akses penggunaan rekam medis bentuk kertas dan atau elektronik tanpa izin. (R)

R Regulasi tentang penetapan pencegahan akses penggunaan rekam medis bentuk kertas dan atau elektronik tanpa izin

10 - 0

TL -

TT

2. Rekam medis dalam bentuk kertas dan atau elektronik dilindungi dari kehilangan dan kerusakan. (O,W) (lihat juga ARK.4.1)

O

W

1) Lihat tempat penyiimpanan berkas rekam medis

2) Lihat sistem IT, software dan hardware rekam medis

Staf klinis Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

3. Rekam medis dalam bentuk kertas dan atau elektronik dilindungi dari gangguan dan akses serta penggunaan yang tidak sah. (D,S,W)

D

S

W

Bukti pelaksanaan perlindungan rekam medis dari gangguan dan akses serta penggunaan yang tidak sah Peragaan pelaksanaan perlindungan Kepala unit/staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

4. Ruang dan tempat penyimpanan berkas rekam medis menjamin perlindungan terhadap akses dari yang tidak berhak. (O,W)

O

W

Lihat ruang dan tempat penyimpanan rekam medis Kepala unit/staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 12 Rumah sakit menetapkan standar kode diagnosa, kode prosedur/tindakan, simbol, singkatan, dan artinya. Maksud dan Tujuan MIRM 12 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 12 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang Standardisasi

kode diagnosis, kode prosedur/tindakan, definisi, simbol yang digunakan dan yang tidak boleh digunakan, singkatan yang digunakan dan yang tidak boleh digunakan, serta dimonitor pelaksanaannya. (R)

R Regulasi tentang penetapan standar kode diagnosis, kode tindakan, definisi, simbol dan singkatan, serta monitor pelaksanaannya

10 - 0

TL - TT

2. Ketentuan tersebut dilaksanakan dan dievaluasi. (D,W)

D

W

Bukti tentang pelaksanaan dan evaluasi Kepala unit rekam medis Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 13 Rumah sakit menyediakan rekam medis untuk setiap pasien. Maksud dan Tujuan MIRM 13 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 13 Telusur Skor 1. Ada regulasi bahwa, setiap pasien

memiliki RM dengan satu nomor RM sesuai dengan sistem penomoran unit, pengaturan urutan berkas RM, baik untuk rawat jalan, rawat inap, gawat darurat dan pemeriksaan penunjang (R)

R Regulasi tentang penetapan setiap pasien memiliki rekam medis dengan satu nomor rekam medis sesuai dengan sistem penomoran unit

10 - 0

TL -

TT

Page 215: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

213INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

7

2. Rekam medis pasien digunakan untuk mencatat hasil asesmen, rencana asuhan dan perkembangan kondisi pasien (D,O)

D

O

Bukti dalam rekam medis berisi hasil asesmen, rencana asuhan dan perkembangan kondisi pasien Lihat rekam medis pasien

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti rekam medis pasien menggunakan satu unit penomoran RM untuk setiap pasien (D,W,O)

D

O

W

Bukti rekam medis pasien menggunakan satu unit penomoran Lihat rekam medis pasien Kepala unit/staf rekam medis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

4. Rekam medis pasien tersedia untuk rawat jalan, rawap inap, gawat darurat, dan pemeriksaan penunjang (D,O)

D

O

Bukti tersedianya rekam medis rawat jalan, rawat inap, IGD, penunjang Lihat ketersediaan rekam medis

10 5 0

TL TS TT

5. Berkas RM pasien tersusun sesuai regulasi. (D,O) (lihat juga AP)

D

O

Bukti berkas rekam medis tersusun sesuai regulasi Lihat susunan berkas rekam medis

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 13.1 Rekam medis pasien memuat informasi yang memadai untuk mengidentifikasi pasien, mendukung diagnosis, justifikasi pengobatan, dokumen pemeriksaan dan hasil pengobatan serta meningkatkan kesinambungan asuhan diantara PPA termasuk manajer pelayanan pasien (MPP). Maksud dan Tujuan MIRM 13.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 13.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang isi spesifik

dari berkas rekam medis pasien ditentukan oleh rumah sakit untuk kesinambungan asuhan oleh PPA. (R)

R Regulasi tentang penetapan isi spesifik dari berkas rekam medis pasien dalam Pedoman Rekam Medis Rumah Sakit

10 - 0

TL -

TT

2. Rekam medis berisi informasi yang memadai untuk mengidentifikasi pasien. (D,O)

D

O

Bukti dalam rekam medis berisi identifikasi pasien Lihat berkas Rekam Medis pasien

10 5 0

TL TS TT

3. Rekam medis berisi informasi yang memadai untuk mendukung diagnosis. (D,O)

D

O

Bukti dalam rekam medis berisi informasi yang mendukung diagnosis Lihat Rekam Medis pasien

10 5 0

TL TS TT

4. Rekam medis berisi informasi yang memadai untuk memberi justifikasi asuhan dan pengobatan. (D,O)

D

O

Bukti dalam rekam medis berisi informasi yang memadai untuk memberi justifikasi asuhan dan pengobatan Lihat rekam medis pasien

10 5 0

TL TS TT

5. Rekam medis berisi informasi yang memadai untuk mendokumentasikan pemberian dan hasil pengobatan. (D,O)

D

O

Bukti dalam rekam medis berisi pemberian dan hasil pengobatan Lihat rekam medis pasien

10 5 0

TL TS TT

6. Aktivitas manajer pelayanan pasien dicatat dalam rekam medis. (MPP) (D,O,W)

D

O

Bukti pencatatan kegiatan MPP dalam rekam medis Lihat rekam medis pasien

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 13.1.1 Rekam medis setiap pasien gawat darurat memuat jam kedatangan, ringkasan kondisi pasien saat keluar dari gawat darurat dan instruksi tindak lanjut asuhan. Maksud dan Tujuan MIRM 13.1.1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 13.1.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang RM pasien

gawat darurat yang memuat waktu kedatangan dan keluar pasien,

R Regulasi tentang penetapan rekam medis pasien gawat darurat

10 - 0

TL -

TT

6

setelah melampaui periode waktu penyimpanan sesuai peraturan perundangan (D,W)

W

3) Bukti berita acara pemusnahan Kepala unit/staf rekam medis Tim pemusnahan

0 TT

Standar MIRM 11 Berkas rekam medis dilindungi dari kehilangan, kerusakan, gangguan, serta akses dan penggunaan yang tidak berhak. Maksud dan Tujuan MIRM 11 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 11 Telusur Skor 1. Terdapat regulasi yang ditetapkan

untuk mencegah akses penggunaan rekam medis bentuk kertas dan atau elektronik tanpa izin. (R)

R Regulasi tentang penetapan pencegahan akses penggunaan rekam medis bentuk kertas dan atau elektronik tanpa izin

10 - 0

TL -

TT

2. Rekam medis dalam bentuk kertas dan atau elektronik dilindungi dari kehilangan dan kerusakan. (O,W) (lihat juga ARK.4.1)

O

W

1) Lihat tempat penyiimpanan berkas rekam medis

2) Lihat sistem IT, software dan hardware rekam medis

Staf klinis Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

3. Rekam medis dalam bentuk kertas dan atau elektronik dilindungi dari gangguan dan akses serta penggunaan yang tidak sah. (D,S,W)

D

S

W

Bukti pelaksanaan perlindungan rekam medis dari gangguan dan akses serta penggunaan yang tidak sah Peragaan pelaksanaan perlindungan Kepala unit/staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

4. Ruang dan tempat penyimpanan berkas rekam medis menjamin perlindungan terhadap akses dari yang tidak berhak. (O,W)

O

W

Lihat ruang dan tempat penyimpanan rekam medis Kepala unit/staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 12 Rumah sakit menetapkan standar kode diagnosa, kode prosedur/tindakan, simbol, singkatan, dan artinya. Maksud dan Tujuan MIRM 12 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 12 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang Standardisasi

kode diagnosis, kode prosedur/tindakan, definisi, simbol yang digunakan dan yang tidak boleh digunakan, singkatan yang digunakan dan yang tidak boleh digunakan, serta dimonitor pelaksanaannya. (R)

R Regulasi tentang penetapan standar kode diagnosis, kode tindakan, definisi, simbol dan singkatan, serta monitor pelaksanaannya

10 - 0

TL - TT

2. Ketentuan tersebut dilaksanakan dan dievaluasi. (D,W)

D

W

Bukti tentang pelaksanaan dan evaluasi Kepala unit rekam medis Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 13 Rumah sakit menyediakan rekam medis untuk setiap pasien. Maksud dan Tujuan MIRM 13 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 13 Telusur Skor 1. Ada regulasi bahwa, setiap pasien

memiliki RM dengan satu nomor RM sesuai dengan sistem penomoran unit, pengaturan urutan berkas RM, baik untuk rawat jalan, rawat inap, gawat darurat dan pemeriksaan penunjang (R)

R Regulasi tentang penetapan setiap pasien memiliki rekam medis dengan satu nomor rekam medis sesuai dengan sistem penomoran unit

10 - 0

TL -

TT

Page 216: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

214 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

8

ringkasan kondisi pasien saat keluar dari gawat darurat dan instruksi tindak lanjut asuhan. (R)

2. Rekam medis pasien gawat darurat memuat waktu kedatangan dan keluar unit pelayanan gawat darurat. (D,O)

D

O

Bukti dalam rekam medis gawat darurat memuat asesmen, rencana asuhan dan perkembangan kondisi pasien Lihat rekam medis pasien

10 5 0

TL TS TT

3. Rekam medis pasien gawat darurat memuat ringkasan kondisi pasien saat keluar dari unit pelayanan gawat darurat. (D,O)

D

O

W

Bukti dalam rekam medis gawat darurat memuat ringkasan kondisi pasien saat keluar dari unit pelayanan gawat darurat Lihat rekam medis pasien PPA/Staf klinis IGD Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

4. Rekam medis pasien gawat darurat memuat instruksi tindak lanjut asuhan. (D,O)

D

O

Bukti dalam rekam medis gawat darurat memuat instruksi tindak lanjut asuhan Lihat rekam medis pasien

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 13.2 Regulasi rumah sakit mengidentifikasi mereka yang berhak untuk mengisi rekam medis pasien dan menentukan isi rekam medis dan format rekam medis. Maksud dan Tujuan MIRM 13.2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 13.2 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang menetapkan

individu yang berwenang mengisi RM memahami cara melakukan koreksi (R)

R Regulasi tentang penetapan individu yang berwenang mengisi rekam medis dan memahami cara melakukan koreksi

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti yang mengisi RM hanya individu yang mendapat otoritas untuk mengisi rekam medis. (D, W)

D

O

Bukti dalam rekam medis hanya diisi oleh individu yang mendapat otoritas Lihat rekam medis pasien

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti individu yang berwenang mengisi RM memahami cara melakukan koreksi. (W,O)

D

O

W

Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan koreksi Lihat rekam medis pasien PPA/Staf klinis Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 13.3 Setiap PPA yang mengisi rekam medis menulis identitas setelah pencatatan dibuat. Maksud dan Tujuan MIRM 13.3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 13.3 Telusur Skor 1. Pada setiap pengisian rekam medis

dapat diidentifikasi dengan jelas PPA yang mengisi. (D,O)

D

O

Bukti PPA yang mengisi rekam medis mencantumkan nama dan tanda tangan Lihat rekam medis pasien

10 5 0

TL TS TT

2. Tanggal dan jam pengisian rekam medis dapat diidentifikasi. (D,O)

D O

Bukti dalam rekam medis ada tanggal, dan jam pengisian Lihat rekam medis pasien

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 13.4 Maksud dan Tujuan MIRM 13.4 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 13.4 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan individu

atau tim yang melakukan review rekam medis secara berkala. (R)

R Regulasi tentang penetapan tim review rekam medis, termasuk pedoman kerja dan program untuk melaksanakan review rekam medis secara berkala

10 - 0

TL -

TT

2. Rekam medis pasien direview secara berkala. (D,W)

D

Bukti pelaksanaan review rekam medis secara berkala

10 5

TL TS

Page 217: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

215INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

9

W

Ketua/anggota tim reviewer

0 TT

3. Review menggunakan sampel yang mewakili. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan perhitungan besar sample Ketua/anggota tim reviewer

10 5 0

TL TS TT

4. Fokus review adalah pada ketepatan waktu, keterbacaan dan kelengkapan rekam medis. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan review fokus pada ketepatan waktu, keterbacaan dan kelengkapan rekam medis Ketua/anggota tim reviewer

10 5 0

TL TS TT

5. Proses review termasuk isi rekam medis harus sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. (D, W)

D W

Bukti pelaksanaan review sesuai peraturan perundangan-undangan Ketua/anggota tim reviewer

10 5 0

TL TS TT

6. Proses review termasuk rekam medis pasien yang masih dirawat dan pasien yang sudah pulang. (D, W)

D

W

Bukti pelaksanaan review meliputi rekam medis pasien yang masih dirawat dan pasien yang sudah pulang Ketua/anggota tim reviewer

10 5 0

TL TS TT

7. Hasil review dilaporkan secara berkala kepada Direktur rumah sakit. (D,W)

D

W

1) Bukti laporan hasil review 2) Bukti pengiriman laporan review ke

Dir. RS Pimpinan RS Ketua/anggota tim reviewer

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 14 Kerahasiaan dan privasi informasi dijaga Maksud dan Tujuan MIRM 14 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 14 Telusur Skor 1. Ada regulasi mengenai privasi dan

kerahasiaan informasi terkait data pasien hak akses terhadap isi rekam medis berdasarkan peraturan perundang-undangan. (R)

R Regulasi tentang privasi dan kerahasiaan informasi terkait data pasien dan hak akses pasien terhadap isi rekam medis

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti regulasi dilaksanakan. (D, W)

D

W

1) Bukti pelaksanaan pelaksanaan privasi dan kerahasiaan informasi

2) Bukti tentang hak akses pasien terhadap isi rekam medis

Kepala unit rekam medis Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

3. Kepatuhan pelaksanaan regulasi dimonitor. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan monitoring kepatuhan terhadap regulasi Kepala unit rekam medis Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 15 Ringkasan pasien pulang (discharge summary) dibuat untuk semua pasien rawat inap. Maksud dan Tujuan MIRM 15 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 15 Telusur Skor 1. Ringkasan pulang memuat riwayat

kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik. (D,W)

D

W

Bukti form ringkasan pulang memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik (sesuai ARK 4.2 ep 1) DPJP Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

2. Ringkasan pulang memuat indikasi D Bukti form ringkasan pulang memuat 10 TL

8

ringkasan kondisi pasien saat keluar dari gawat darurat dan instruksi tindak lanjut asuhan. (R)

2. Rekam medis pasien gawat darurat memuat waktu kedatangan dan keluar unit pelayanan gawat darurat. (D,O)

D

O

Bukti dalam rekam medis gawat darurat memuat asesmen, rencana asuhan dan perkembangan kondisi pasien Lihat rekam medis pasien

10 5 0

TL TS TT

3. Rekam medis pasien gawat darurat memuat ringkasan kondisi pasien saat keluar dari unit pelayanan gawat darurat. (D,O)

D

O

W

Bukti dalam rekam medis gawat darurat memuat ringkasan kondisi pasien saat keluar dari unit pelayanan gawat darurat Lihat rekam medis pasien PPA/Staf klinis IGD Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

4. Rekam medis pasien gawat darurat memuat instruksi tindak lanjut asuhan. (D,O)

D

O

Bukti dalam rekam medis gawat darurat memuat instruksi tindak lanjut asuhan Lihat rekam medis pasien

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 13.2 Regulasi rumah sakit mengidentifikasi mereka yang berhak untuk mengisi rekam medis pasien dan menentukan isi rekam medis dan format rekam medis. Maksud dan Tujuan MIRM 13.2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 13.2 Telusur Skor 1. Ada regulasi yang menetapkan

individu yang berwenang mengisi RM memahami cara melakukan koreksi (R)

R Regulasi tentang penetapan individu yang berwenang mengisi rekam medis dan memahami cara melakukan koreksi

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti yang mengisi RM hanya individu yang mendapat otoritas untuk mengisi rekam medis. (D, W)

D

O

Bukti dalam rekam medis hanya diisi oleh individu yang mendapat otoritas Lihat rekam medis pasien

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti individu yang berwenang mengisi RM memahami cara melakukan koreksi. (W,O)

D

O

W

Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan koreksi Lihat rekam medis pasien PPA/Staf klinis Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 13.3 Setiap PPA yang mengisi rekam medis menulis identitas setelah pencatatan dibuat. Maksud dan Tujuan MIRM 13.3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 13.3 Telusur Skor 1. Pada setiap pengisian rekam medis

dapat diidentifikasi dengan jelas PPA yang mengisi. (D,O)

D

O

Bukti PPA yang mengisi rekam medis mencantumkan nama dan tanda tangan Lihat rekam medis pasien

10 5 0

TL TS TT

2. Tanggal dan jam pengisian rekam medis dapat diidentifikasi. (D,O)

D O

Bukti dalam rekam medis ada tanggal, dan jam pengisian Lihat rekam medis pasien

10 5 0

TL TS TT

Standar MIRM 13.4 Maksud dan Tujuan MIRM 13.4 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian MIRM 13.4 Telusur Skor 1. Rumah sakit menetapkan individu

atau tim yang melakukan review rekam medis secara berkala. (R)

R Regulasi tentang penetapan tim review rekam medis, termasuk pedoman kerja dan program untuk melaksanakan review rekam medis secara berkala

10 - 0

TL -

TT

2. Rekam medis pasien direview secara berkala. (D,W)

D

Bukti pelaksanaan review rekam medis secara berkala

10 5

TL TS

Page 218: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

216 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

10

pasien dirawat inap, diagnosis dan komorbiditas lain. (D,W)

W

indikasi pasien dirawat inap, diagnosis dan komorbiditas lain (sesuai ARK 4.2 ep.2) DPJP Staf rekam medis

5 0

TS TT

3. Ringkasan pulang memuat prosedur terapi dan tindakan yang telah dikerjakan. (D,W)

D

W

Bukti form ringkasan pulang memuat tindakan diagnostik dan prosedur terapi yang telah dikerjakan (sesuai ARK 4.2 ep.3) DPJP Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

4. Ringkasan pulang memuat obat yang diberikan, termasuk obat setelah pasien keluar rumah sakit. (D,W)

D

W

Bukti form ringkasan pulang memuat obat yang diberikan, termasuk obat setelah pasien keluar rumah sakit (sesuai ARK 4.2 EP 4) DPJP Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

5. Ringkasan pulang memuat kondisi kesehatan pasien (status present) saat akan pulang rumah sakit. (D,W)

D

W

Bukti form ringkasan pulang memuat kondisi kesehatan pasien (status present) saat akan pulang rumah sakit (sesuai ARK 4.2 ep.5) DPJP Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

6. Ringkasan pulang memuat instruksi tindak lanjut, serta dijelaskan dan ditanda tangan oleh pasien dan keluarga. (D,W)

D

W

Bukti form ringkasan pulang memuat instruksi tindak lanjut, sudah dijelaskan dan ditanda tangan oleh pasien dan keluarga (sesuai ARK 4.2 ep.6) DPJP Staf rekam medis

10 5 0

TL TS TT

Page 219: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

217INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

1

PROGRAM NASIONAL (PROGNAS)

SASARAN 1 : PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI SERTA PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN BAYI Maksud dan Tujuan Standar 1, Standar 1.1 dan Standar 1.2 : Lihat SNARS 1 Rumah sakit dalam melaksanakan program PONEK sesuai dengan pedoman PONEK yang berlaku, dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut: a) melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan

paripurna. b) mengembangkan kebijakan dan SPO pelayanan sesuai dengan standar c) meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian terhadap ibu dan bayi. d) meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik dan neonatus

termasuk pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24 jam) e) meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam pelaksanaan IMD dan

pemberian ASI Eksklusif f) meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana

pelayanan kesehatan lainnya. g) meningkatkan fungsi rumah sakit dalam Perawatan Metode Kangguru (PMK) pada BBLR. h) melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB 10 langkah menyusui dan

peningkatan kesehatan ibu i) ada regulasi rumah sakit yang menjamin pelaksanaan PONEK 24 jam, meliputi pula pelaksanaan rumah

sakit sayang ibu dan bayi, pelayanan ASI eksklusif (termasuk IMD), pelayanan metode kangguru, dan SPO Pelayanan Kedokteran untuk pelayanan PONEK (lihat juga PAP 3.1)

j) dalam rencana strategis (Renstra), rencana kerja anggaran (RKA) rumah sakit, termasuk upaya peningkatan pelayanan PONEK 24 jam

k) tersedia ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk PONEK antara lain rawat gabung l) pembentukan tim PONEK m) tim PONEK mempunyai program kerja dan bukti pelaksanaannya n) terselenggara pelatihan untuk meningkatan kemampuan pelayanan PONEK 24 jam, termasuk stabilisasi

sebelum dipindahkan o) pelaksanaan rujukan sesuai peraturan perundangan p) pelaporan dan analisis meliputi :

angka keterlambatan operasi operasi section caesaria (SC) ( > 30 menit) angka keterlambatan penyediaan darah ( > 60 menit) angka kematian ibu dan bayi kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir

Standar 1 Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24 jam di rumah sakit beserta monitoring dan evaluasinya. Elemen Penilaian Standar 1 Telusur Skor 1. Ada regulasi rumah sakit

tentang pelaksanaan PONEK 24 jam di rumah sakit dan ada rencana kegiatan PONEK dalam perencanaan rumah sakit. (R)

R 1) Regulasi tentang pelaksanaan PONEK 24 jam 2) Program PONEK

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti keterlibatan pimpinan rumah sakit di dalam menyusun kegiatan PONEK. (D,W)

D

W

Bukti rapat tentang penyusunan kegiatan PONEK yang melibatkan Pimpinan RS Direktur RS Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan Ketua/anggota tim PONEK

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti upaya peningkatan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24 Jam). (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan peningkatan kesiapan rumah sakit PONEK 24 jam, antara lain berupa: 1) Daftar jaga PPA di IGD 2) Daftar jaga staf di kamar operasi 3) Daftar jaga staf di kamar bersalin Ketua/anggota tim PONEK Kepala bidang/divisi Kepala/staf unit pelayanan PPA

10 5 0

TL TS TT

Page 220: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

218 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

2

4. Ada bukti pelaksanaan rujukan dalam rangka PONEK (lihat juga ARK 5). (D,W)

D

W

1) Bukti laporan pelaksanaan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan

2) Bukti daftar pasien PONEK yang dirujuk 3) Bukti kerjasama dengan fasilitas pelayanan

kesehatan rujukan Ketua/anggota tim PONEK Kepala/staf unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti pelaksanaan sistem monitoring dan evaluasi program rumah sakit sayang ibu dan bayi (RSSIB). (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi program rumah sakit sayang ibu dan bayi (RSSIB), meliputi: 1) instrumen penilaian 2) bukti pelaksanaan pengisian instrumen penilaian Ketua/anggota tim PONEK Kepala bidang/divisi

10 5 0

TL TS TT

6. Ada bukti pelaporan dan analisis yang meliputi 1 sampai dengan 4 di maksud dan tujuan. (D,W)

D W

Bukti analisis pengukuran mutu dan laporannya Ketua/anggota Tim PONEK Komite/Tim PMKP Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

Standar 1.1 Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan PONEK. Elemen Penilaian Standar 1.1 Telusur Skor 1. Ada bukti terbentuknya tim

PONEK dan program kerjanya. (R)

R 1) Regulasi tentang penetapan Tim PONEK dilengkapi dengan uraian tugasnya

2) Program kerja Tim PONEK

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelatihan pelayanan PONEK. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pelatihan tentang pelayanan PONEK oleh narasumber yang kompeten Ketua/anggota Tim PONEK Kepala diklat

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan program tim PONEK. (D,W)

D

W

Laporan pelaksanaan program Tim PONEK Ketua/anggota Tim PONEK

10 5 0

TL TS TT

4. Tersedia ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk PONEK. (D,O,W)

D

O

W

1) Denah ruangan 2) Daftar inventaris, fasilitas dan sarana ruang

pelayanan PONEK Lihat ruang pelayanan IGD, kamar bersalin, ruang nifas, ruang perinatologi, kamar operasi, ruang ante natal care (ANC) Ketua/anggota Tim PONEK Kepala/staf unit pelayanan Kepala/staf ruangan

10 5 0

TL TS TT

Standar 1.2 Rumah sakit melaksanakan pelayanan rawat gabung, mendorong pemberian ASI ekslusif, melaksanakan edukasi dan perawatan metode kangguru pada bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Elemen Penilaian Standar 1.2 Telusur Skor 1. Terlaksananya rawat gabung.

(O,W) O

W

Lihat pelaksanaan pelayanan rawat gabung Ketua/anggota tim PONEK Kepala unit pelayanan Kepala/staf ruangan Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti RS melaksanakan IMD dan mendorong pemberian ASI Ekslusif. (O,W)

O

Lihat pelaksanaan pelayanan IMD Lihat pemberian edukasi tentang IMD dan edukasi

ASI eksklusif dalam rekam medis Lihat ketersediaan materi edukasi tentang IMD dan

ASI eksklusif

10 5 0

TL TS TT

Page 221: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

219INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

3

W

Kepala/staf unit pelayanan Kepala/staf ruangan PPA/staf klinis Pasien/keluarga

3. Ada bukti pelaksanaan edukasi dan perawatan metode kangguru (PMK) pada bayi berat badan lahir rendah (BBLR).(D,O,W)

D

O

W

1) Bukti pelaksanaan asuhan PMK dalam RM pasien 2) Bukti pemberian edukasi tentang perawatan

metode kanguru (PMK) dalam rekam medis 3) Materi edukasi PMK Lihat pelaksanaan pelayanan PMK di unit

PMK/peritanologi Lihat pemberian edukasi tentang PMK dalam rekam

medis Lihat ketersediaan materi edukasi tentang PMK Kepala/staf unit pelayanan Kepala/staf ruangan PPA/staf klinis Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

SASARAN II: PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS Standar 2 Rumah sakit melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan Standar 2 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian Standar 2 Telusur Skor 1. Adanya regulasi rumah sakit

dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan penanggulangan HIV/AIDS. (R)

R

Regulasi tentang pelayanan penanggulangan HIV/AIDS

10 - 0

TL -

TT

2. Pimpinan rumah sakit berpartisipasi dalam menyusun rencana pelayanan penanggulangan HIV/AIDS. (D,W)

D

W

Bukti rapat tentang penyusunan program pelayanan penanggulangan HIV/AIDS yang melibatkan Pimpinan RS Direktur RS Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan Ketua/anggota tim HIV/ AIDS

10 5 0

TL TS TT

3. Pimpinan rumah sakit berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam pelayanan penanggulangan HIV/AIDS termasuk pelaporannya. (D,W)

D

W

Bukti keterlibatan pimpinan RS dalam pelaksanaan program penanggulangan HIV/AIDS yang melibatkan pimpinan RS antara lain meliputi: 1) Ketersediaan anggaran program penanggulangan

HIV/AIDS (pelatihan, fasilitas, APD) 2) Bukti laporan pelaksanaan program

penanggulangan HIV/AIDS Direktur/Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan Ketua/anggota Tim HIV/ AIDS

10 5 0

TL TS TT

4. Terbentuk dan berfungsinya Tim HIV/AIDS rumah sakit (D,W)

D

W

1) Bukti penetapan Tim HIV/AIDS dilengkapi dengan uraian tugasnya

2) Program kerja Tim HIV/AIDS 3) Bukti laporan pelaksanaan kegiatan Tim HIV/ AIDS Ketua/anggota Tim HIV/AIDS

10 5 0

TL TS TT

5. Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim HIV/AIDS sesuai standar. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pelatihan pelayanan HIV/AIDS oleh narasumber yang kompeten Ketua/anggota Tim HIV/AIDS Kepala diklat

10 5 0

TL TS TT

Page 222: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

220 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

4

6. Terlaksananya fungsi rujukan HIV/AIDS pada rumahsakit sesuai dengan kebijakan yang berlaku. (D)

D 1) Bukti laporan pelaksanaan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan

2) Bukti daftar pasien HIV/AIDS yang dirujuk 3) Bukti kerjasama dengan fasilitas pelayanan

kesehatan rujukan

10 5 0

TL TS TT

7. Terlaksananya pelayanan VCT, ART, PMTCT, IO, ODHA dengan faktor risiko IDU, penunjang sesuai dengan kebijakan. (D)

D Bukti laporan pelaksanaan pelayanan yang meliputi VCT,ART, PMTCT, IO, ODHA dengan factor risiko IDU, penunjang

10 5 0

TL TS TT

SASARAN III: PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TUBERKULOSIS Standar 3 Rumah sakit melaksanakan program penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit beserta monitoring dan evaluasinya melalui kegiatan: a) promosi kesehatan; b) surveilans tuberkulosis; c) pengendalian faktor risiko; d) penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis; e) pemberian kekebalan; dan f) pemberian obat pencegahan. Maksud dan Tujuan Standar 3, standar 3.1, standar 3.2, Standar 3.3 : Lihat SNARS 1 Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan tubekulosis melalui kegiatan yang meliputi: a) Promosi kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan yang benar dan komprehensif

mengenai pencegahan penularan, penobatan , pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga terjadi perubahan sikap dan perilaku sasaran yaitu pasien dan keluarga, pengunjung serta staf rumah sakit

b) Surveilans tuberkulosis, merupakan kegiatan memperoleh data epidemiologi yang diperlukan dalam sistem informasi program penanggulangan tuberkulosis, seperti pencatatan dan pelaporan tuberkulosis sensitif obat, pencatatan dan pelaporan tuberkulosis resistensi obat.

c) Pengendalian faktor risiko tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah, mengurangi penularan dan kejadian penyakit tuberkulosis, yang pelaksanaannya sesuai dengan pedoman pengendalian pencegahan infeksi tuberkulosis di rumah sakit pengendalian faktor risiko tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah, mengurangi penularan dan kejadian penyakit tuberkulosis, yang pelaksanaannya sesuai dengan pedoman pengendalian pencegahan infeksi tuberkulosis di rumah sakit

d) Penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis Penemuan kasus tuberkulosis dilakukan melalui pasienyang datang kerumah sakit, setelah pemeriksaan, penegakan diagnosis, penetapan klarifikasi dan tipe pasien tuberkulosis. Sedangkan untuk penanganan kasus dilaksanakan sesuai tata laksana pada pedoman nasional pelayanan kedokteran tuberkulosis dan standar lainnya sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

e) Pemberian kekebalan Pemberian kekebalan dilakukan melalui pemberian imunisasi BCG terhadap bayi dalam upaya penurunan risiko tingkat pemahaman tuberkulosis sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

f) Pemberian obat pencegahan Pemberian obat pencegahan selama 6 (enam) bulan yang ditujukan pada anak usia dibawah 5 (lima) tahun yang kontak erat dengan pasien tuberkulosisi aktif; orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang tidak terdiagnosa tuberkulosis; pupulasi tertentu lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.

Kunci keberhasilan penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit adalah ketersediaan tenaga-tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan manajemen yang handal. Elemen Penilaian Standar 3 Telusur Skor 1. Ada regulasi rumah sakit

tentang pelaksanaan penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit dan ada rencana kegiatan penanggulangan tuberkulosis dengan strategi DOTS dalam perencanaan rumah sakit. (R)

R 1) Regulasi tentang pelaksanaan penanggulangan tuberkulosis

2) Program tentang penanggulangan tuberkulosis dengan strategi DOTS

10 5 0

TL TS TT

2. Pimpinan rumah sakit berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam program pelayanan tuberkulosis termasuk pelaporannya. (D,W)

D

Bukti keterlibatan pimpinan RS dalam pelaksanaan program pelayanan tuberkulosis yang melibatkan pimpinan RS antara lain meliputi: 1) Ketersediaan anggaran program pelayanan

tuberkulosis (pelatihan, fasilitas, APD) 2) Bukti laporan pelaksanaan program pelayanan

tuberkulosis

10 5 0

TL TS TT

Page 223: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

221INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

5

W

Direktur/Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan Ketua/anggota Tim Tuberkulosis

3. Ada bukti upaya pelaksanaan promosi kesehatan tentang tuberkulosis. (D,W)

D

W

1) Bukti laporan pelaksanaan edukasi upaya promosi kesehatan tentang tuberkulosis

2) Bukti materi edukasi tentang upaya promosi kesehatan tentang tuberkulosis

Ketua/anggota DOTS TB Ketua/staf PKRS

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan surveilans tuberkulosis dan pelaporannya. (D,W)

D

W

1) Bukti pelaksanaan surveilans tuberkulosis 2) Bukti laporan data surveilans tuberkulosis sesuai dengan PPI 6 Ketua/anggota Tim DOTS TB IPCN

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti pelaksanaan upaya pencegahan tuberkulosis melalui pemberian kekebalan dengan vaksinasi atau obat pencegahan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan tentang pemberian vaksinasi atau obat pencegahan meliputi : 1) daftar pasien yang diberikan vaksinasi atau obat

pencegahan tuberkulosis 2) daftar vaksin atau obat pencegahan tuberkulosis

yang telah digunakan

Ketua/anggota Tim DOTS TB Kepala/staf unit Farmasi Kepala/staf unit pelayanan terkait Pasien/keluarga

10 5 0

TL -

TT

Standar 3.1 Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan dan penanggulangan tuberkulosis.

Elemen Penilaian Standar 3.1 Telusur Skor

1. Ada bukti terbentuknya tim DOTS dan program kerjanya. (R)

R 1) Regulasi tentang penetapan tim DOTS TB dan uraian tugasnya

2) Program Kerja Tim DOTS TB

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelatihan pelayanan dan upaya penanggulangan tuberkulosis. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan pelatihan pelayanan pelayanan dan penanggulangan tuberkulosis oleh narasumber yang kompeten Ketua/anggota Tim DOTS TB Kepala diklat

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan program tim DOTS. (D,W)

D

W

Bukti laporan pelaksanaan program kerja Tim DOTS TB Ketua/anggota Tim DOTS TB

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan sistem monitoring dan evaluasi program penanggulangan tuberkulosis. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi program pelayanan DOTS TB Ketua/anggota Tim DOTS TB Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti pelaporan dan analisis yang meliputi a) sampai dengan f) di maksud dan tujuan. (D,W)

D

W

Bukti laporan dan hasil analisis kegiatan pelayanan DOTS TB Ketua/anggota Tim DOTS TB Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

Standar 3.2 Rumah sakit menyediakan sarana dan prasarana pelayanan tuberkulosis sesuai peraturan perundang-undangan. Elemen Penilaian Standar 3.2 Telusur Skor

Page 224: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

222 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

6

1. Tersedia ruang pelayanan rawat jalan yang memenuhi pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W)

O

W

Lihat ruang rawat jalan/poli tuberkulosis yang memenuhi prinsip PPI TB Ketua/anggota tim DOTS TB Kepala/staf rawat jalan IPCN

10 5 0

TL TS TT

2. Bila rumah sakit memberikan pelayanan rawat inap bagi pasien tuberkulosis paru dewasa maka rumah sakit harus memiliki ruang rawat inap yang memenuhi pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W)

O

W

Lihat ruang rawat inap tuberkulosis yang memenuhi prinsip PPI TB (air borne disease) Ketua/anggota Tim DOTS TB Kepala/stafrawat inap IPCN

10 5 0

TL TS TT

3. Tersedia ruang pengambilan spesimen sputum yang memenuhi pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W)

O

W

Lihat ruang pengambilan spesimen sputum yang memenuhi prinsip PPI TB Ketua/anggota Tim DOTS TB Kepala/staf laboratorium IPCN

10 5 0

TL TS TT

4. Tersedia ruang laboratorarium tuberkulosis yang memenuhi pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W)

O

W

Lihat ruang laboratorium untuk pemeriksaan sputum BTA yang memenuhi prinsip PPI TB Ketua/anggota tim DOTS TB Kepala/staf laboratorium IPCN

10 5 0

TL TS TT

Standar 3.3 Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan tuberkulosis dan upaya pengendalian faktor risiko tuberkulosis sesuai peraturan perundang-undangan. Elemen Penilaian Standar 3.3 Telusur Skor 1. Rumah sakit memiliki panduan

praktik klinis tuberkulosis. (R)

R Panduan Praktik Klinis Tuberkulosis 10 - 0

TL -

TT 2. Ada bukti kepatuhan staf medis

terhadap panduan praktik klinis tuberkulosis. (D,O,W)

D

O

W

Bukti kepatuhan staf medis terhadap PPK Tuberkulosis Lihat RM pasien Ketua/anggota tim DOTS TB Komite/Tim PMKP Komite Medis DPJP PPA lainnya Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

3. Terlaksana proses skrining pasien tuberkulosis saat pendaftaran. (D,O,W)

D

O

W

1) Bukti pelaksanaan skrining pasien tuberkulosis di bagian pendaftaran

2) Bukti form skrining Lihat pelaksanaan proses skrining pasien Tuberkulosis di bagian pendaftaran Petugas pendaftaran/admisi Pasien/ keluarga

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti staf mematuhi penggunaan alat pelindung diri (APD) saat kontak dengan pasien atau specimen. (O,W)

O

W

1) Lihat kepatuhan staf dalam penggunaan APD di unit pelayanan pasien tuberkulosis (Rawat Inap, Rawat Jalan, Laboratorium, saat transfer pasien)

2) Lihat ketersediaan APD di unit pelayanan pasien tuberkulosis (Rawat Inap, Rawat Jalan, IGD, Radiologi, Laboratorium)

PPA Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

Page 225: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

223INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

7

5. Ada bukti pengunjung mematuhi penggunaan alat pelindung diri (APD) saat kontak dengan pasien. (O,W)

O

W

1) Lihat kepatuhan pengunjung dalam penggunaan APD di unit pelayanan pasien tuberkulosis (Rawat Inap, Rawat Jalan)

2) Lihat ketersediaan APD untuk pengunjung di unit pelayanan pasien Tuberkulosis (Rawat Inap, Rawat Jalan)

Pasien/Keluarga Pengunjung RS Staf klinis

10 5 0

TL TS TT

SASARAN IV: PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA Standar 4 Rumah sakit menyelenggarakan pengendalian resistensi antimikroba sesuai peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan Standar 4 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian Standar 4 Telusur Skor 1. Ada regulasi dan program

tentang pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit sesuai peraturan perundang-undangan.(R)

R 1) Regulasi tentang pengendalian resistensi antimikroba di RS

2) Program tentang pengendalian resistensi antimikroba (PPRA)

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pimpinan rumah sakit terlibat dalam menyusun program. (D,W)

D

W

1) Bukti pelaksanaan rapat tentang penyusunan program melibatkan pimpinan RS

2) Bukti program PRA-RS yang sudah disetujui/ditanda tangani Direktur

Direktur Kepala unit pelayanan Kepala bidang/divisi Komite/Tim PPRA

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti dukungan anggaran operasional, kesekretariatan, sarana prasarana untuk menunjang kegiatan fungsi, dan tugas organisasi PPRA. (D,O,W)

D

O

W

Bukti tersedianya anggaran operasional PPRA Lihat kantor sekretariat Komite/Tim PPRA yang dilengkapi sarana kantor dan ATK Komite/Tim PPRA

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan pengendalian penggunaan antibiotik terapi dan profilaksis pembedahan pada seluruh proses asuhan pasien. (D,O,W)

D

O

W

Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan penggunaan antibiotik sebagai terapi profilaksis pembedahan pada seluruh proses asuhan pasien Lihat pemberian antibiotik profilaksis saat di kamar

operasi sesuai PPK Lihat pemberian antibiotik terapi empiris atau

terapi definitif di ruangan sesuai PPK Dokter Perawat Apoteker Komite/tim PPRA

10 5 0

TL TS TT

5. Direktur melaporkan kegiatan PPRA secara berkala kepada KPRA. (D,W)

D

W

Bukti laporan tentang PPRA RS secara berkala minimal 1 (satu) tahun sekali kepada KPRA Kemenkes Direktur RS Komite/tim PPRA

10 - 0

TL -

TT

Standar 4.1 Rumah sakit (Tim/Komite PPRA) melaksanakan kegiatan pengendalian resistensi antimikroba. Maksud dan Tujuan 4.1 : SNARS 1 Uraian tugas Komite/Tim berupa kegiatan : a) sosialisasi program pada staf, pasien, keluarga b) surveilans pola penggunaan antibiotik di RS c) surveilans pola resistensi antimikroba di RS d) forum kajian penyakit infeksi terintegrasi

Page 226: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

224 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

8

Indikator mutu : a) perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik b) perbaikan kualitas penggunaan antibiotik c) peningkatan mutu penanganan kasus infeksi secara multidisiplin dan terintegrasi d) penurunan angka infeksi rumah sakit yang disebabkan oleh mikroba resisten e) indikator mutu PPRA terintegrasi pada indikator mutu PMKP Elemen Penilaian Standar 4.1 Telusur Skor 1. Ada organisasi yang mengelola

kegiatan pengendalian resistensi antimikroba dan melaksanakan program pengendalian resistensi antimikroba rumah sakit meliputi a) sampai dengan d) di maksud dan tujuan. (R)

R

Bukti penetapan komite/tim PPRA yang dilengkapi uraian tugas, tanggung jawab dan wewenangnya

10 - 0

TL -

TT

2. Ada bukti kegiatan organisasi yang meliputi a) sampai dengan d) di maksud dan tujuan. (D,W)

D

W

Bukti pelaksanaan kegiatan komite/tim PPRA Komite/tim PPRA PPA

10 5 0

TL TS TT

3. Ada penetapan indikator mutu yang meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan. (D,W)

D

W

Bukti penetapan indikator mutu Komite/Tim PPRA Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

4. Ada monitoring dan evaluasi terhadap program pengendalian resistensi antimikroba yang mengacu pada indikator pengendalian resistensi antimikroba (D,W)

D

W

Bukti hasil pencapaian indikator mutu Direktur RS Komite/Tim PPRA Komite/Tim PMKP

10 5 0

TL TS TT

5. Ada bukti pelaporan kegiatan PPRA secara berkala dan meliputi butir a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan. (D,W)

D

W

Bukti laporan tentang kegiatan komite/tim PRA secara berkala kepada Direktur RS Direktur RS Komite/tim PPRA

10 5 0

TL TS TT

SASARAN V: PELAYANAN GERIATRI Standar 5 Rumah sakit menyediakan pelayanan geriatri rawat jalan, rawat inap akut dan rawat inap kronis sesuai dengan tingkat jenis pelayanan.

Maksud dan Tujuan Standar 5 dan Standar 5.1 : Lihat SNARS 1 Pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit/gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara tepadu dengan pendekatan multi disiplin yang bekerja sama secara interdisiplin. Dengan meningkatnya sosial ekonomi dan pelayanan kesehatan maka usia harapan hidup semakin meningkat, sehingga secara demografi terjadi peningkatan populasi lanjut usia. Sehubungan dengan itu rumah sakit perlu menyelenggarakan pelayanan geriatri sesuai dengan tingkat jenis pelayanan geriatri: a) tingkat sederhana b) tingkat lengkap c) tingkat sempurna d) tingkat paripurna Elemen Penilaian Standar 5 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang

penyelenggaraan pelayanan geriatri di rumah sakit sesuai dengan tingkat jenis layanan. (R)

R Regulasi tentang penyelenggaraan pelayanan geriatri di rumah sakit sesuai dengan tingkat jenis layanan

10 - 0

TL -

TT

Page 227: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

225INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

9

2. Terbentuk dan berfungsi-nya tim terpadu geriatri sesuai tingkat jenis layanan. (R,D,W)

R

D

W

1) Regulasi tentang penetapan tim terpadu geriatri dan uraian tugasnya

2) Rencana kerja Tim Terpadu Geriatri Laporan pelaksanaan kegiatan tim terpadu geriatri Ketua/anggota Tim Terpadu Geriatri Kepala bidang/divisi

10 5 0

TL TS TT

3. Terlaksananya proses pemantauan dan evaluasi kegiatan. (D,O,W)

D

O

W

Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan Geriatri Lihat hasil monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan geriatri Ketua/anggota Tim Terpadu Geriatri

10 5 0

TL TS TT

4. Ada pelaporan penyelenggaraan pelayanan geriatri di rumah sakit. (D,W)

D

W

Bukti laporan penyelenggaraan Pelayanan Geriatri Ketua/anggota Tim Terpadu Geriatri Kepala bidang/divisi Kepala unit pelayanan

10 5 0

TL TS TT

Standar 5.1 Rumah Sakit melakukan promosi dan edukasi sebagai bagian dari Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community Geriatric Service). Elemen Penilaian Standar 5.1 Telusur Skor 1. Ada regulasi tentang edukasi

sebagai bagian dari Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community Geriatric Service). (R)

R Regulasi tentang edukasi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan warga lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community Geriatric Service).

10 - 0

TL -

TT

2. Ada program PKRS terkait Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community Geriatric Service). (D,W)

D

W

Bukti penetapan program PKRS yang memuat kegiatan Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community Geriatric Service) Kepala/staf PKRS Ketua/Anggota Tim Terpadu Geriatri

10 5 0

TL TS TT

3. Ada leaflet atau alat bantu kegiatan (brosur, leaflet dll). (D,W)

D

W

Bukti leaflet atau alat bantu edukasi memuat materi edukasi tentang pelayanan kesehatan warga lanjut usia di masyarakat Kepala/staf PKRS Ketua/Anggota Tim Terpadu Geriatri Pasien/keluarga

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti pelaksanaan kegiatan. (D,O,W)

D

O

W

Bukti laporan pelaksanaan edukasi warga lanjut usia di masyarakat Lihat pelaksanaan edukasi untuk pelayanan di masyarakat Ketua dan anggota Tim PKRS Ketua dan Anggota Tim Terpadu Geriatri PPA pelayanan Geriatri

10 5 0

TL TS TT

5. Ada evaluasi dan laporan kegiatan pelayanan. (D,W)

D

W

Bukti evaluasi dan laporan kegiatan pelayanan meliputi : 1) Pencatatan kegiatan dengan indikator antara lain

lama rawat inap, status fungsional, kualitas hidup, rehospitalisasi dan kepuasan pasien

2) Bukti pelaporan secara berkala kepada pimpinan RS

Pimpinan RS

10 5 0

TL TS TT

10

Ketua/anggota Tim Terpadu Geriatri

Page 228: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

226 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

Page 229: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

227INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

1

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP)

Standar IPKP 1 Rumah sakit menetapkan regulasi tentang persetujuan pemilik dan pengelola dalam pembuatan perjanjian kerja sama penyelenggaraan pendidikan klinis di rumah sakit. Maksud dan Tujuan IPKP 1 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian IPKP 1 Telusur Skor 1. Ada surat keputusan penetapan

rumah sakit pendidikan yang masih berlaku. (D)

D Bukti SK penetapan RS Pendidikan dari Kemenkes RI

10 - 0

TL -

TT 2. Ada kerjasama antara rumah sakit

dengan institusi pendidikan yang sudah terakreditasi. (D)

D

1) Bukti daftar Institusi pendidikan yang kerjasama dengan RS

2) Bukti perjanjian kerja sama antara RS dengan institusi pendidikan

3) Bukti sertifikat akreditasi institusi pendidikan pada ad. 2)

10 5 0

TL TS TT

3. Jumlah penerimaan peserta didik sesuai dengan kapasitas rumah sakit harus dicantumkan dalam perjanjian kerjasama. (D)

D

1) Bukti analisis kemampuan rumah sakit dalam menerima jumlah peserta didik

2) Bukti perjanjian kerjasama yang mencantumkan pengaturan jumlah, jenis dan jenjang peserta didik yang dapat diterima

3) Bukti daftar peserta didik per periode per bagian

10 5 0

TL TS TT

Standar IPKP 2 Pelaksanaan pelayanan dalam pendidikan klinis yang diselenggarakan di rumah sakit mempunyai akuntabilitas manajemen, koordinasi, dan prosedur yang jelas. Maksud dan Tujuan IPKP 2 : Lihat SNARS 1 Dokumen kelengkapan peserta pendidikan di RS : a) surat keterangan peserta didik dari institusi pendidikan; b) ijazah, surat tanda registrasi, dan surat izin praktik yang menjadi persyaratan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan; c) klasifikasi akademik; d) identifikasi kompetensi peserta pendidikan klinis; dan e) laporan pencapaian kompetensi Elemen Penilaian IPKP 2 TELUSUR SKOR 1. Ada regulasi tentang pengelolaan

dan pengawasan pelaksananaan pendidikan klinis yang telah disepakati bersama meliputi 1) sampai dengan 3) di maksud dan tujuan. (R)

R

Regulasi tentang pengelolaan dan pengawasan pelaksananaan pendidikan klinis untuk semua peserta pendidikan klinis

10 - 0

TL -

TT

2. Ada daftar lengkap memuat nama semua peserta pendidikan klinis yang saat ini ada di rumah sakit. (D)

D

Bukti daftar nama peserta pendidikan klinis terkini

10 5 0

TL TS TT

3. Untuk setiap peserta pendidikan klinis terdapat dokumentasi yang berisi paling sedikit meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan. (D)

D

Bukti kelengkapan dokumen peserta pendidikan klinis terdiri dari: 1) Dokumentasi pendidikan PPDS dan PPDSS

meliputi a) sampai dengan e) 2) Dokumentasi selain pendidikan PPDS dan

PPDSS cukup dokumentasi a) dan e) saja

10 5 0

TL TS TT

Standar IPKP 3 Tujuan dan sasaran program pendidikan klinis di rumah sakit disesuaikan dengan jumlah staf yang memberikan pendidikan klinis, variasi dan jumlah pasien, teknologi, serta fasilitas rumah sakit. Maksud dan tujuan IPKP 3 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian IPKP 3 Telusur Skor 1. Ada perhitungan rasio peserta

pendidikan dengan staf yang memberikan pendidikan klinis untuk

D Bukti perhitungan ratio peserta pendidikan klinis untuk semua jenis pendidikan

10 5 0

TL TS TT

Page 230: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

228 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

2

seluruh peserta dari setiap program pendidikan klinis yang disepakati oleh rumah sakit dan institusi pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (D)

2. Ada dokumentasi perhitungan peserta didik yang diterima di rumah sakit per periode untuk proses pendidikan disesuaikan dengan jumlah pasien untuk menjamin mutu dan keselamatan pasien. (D,W)

D

W

1) Bukti pelaksanaan perhitungan jumlah peserta didik yang diterima di RS per periode, berdasarkan perhitungan jumlah pasien RS dan jumlah kasus yang memadai

2) Bukti perjanjian kerjasama dengan RS lain, bila jumlah pasien RS tidak memadai

Direktur/kepala bidang/divisi Komkordik

10 5 0

TL TS TT

Standar IPKP 4 Seluruh staf yang memberikan pendidikan klinis mempunyai kompetensi sebagai pendidik klinis dan mendapatkan kewenangan dari institusi pendidikan dan rumah sakit. Maksud dan Tujuan IPKP 4 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian IPKP 4 Telusur Skor 1. Ada penetapan staf klinis yang

memberikan pendidikan klinis dan penetapan penugasan klinis serta rincian kewenangan klinis dari rumah sakit. (D)

D Bukti tentang penetapan: 1) staf klinis yang memberikan pendidikan

klinis dari RS 2) penugasan klinis dari institusi pendidikan 3) rincian kewenangan klinis dari rumah sakit

10 5 0

TL TS TT

2. Ada daftar staf klinis yang memberikan pendidikan klinis secara lengkap (akademik dan profesi) sesuai dengan jenis pendidikan yang dilaksanakan di RS. (D,W)

D

W

Bukti daftar staf klinis yang memberikan pendidikan, dilengkapi dengan status kepegawaiannya Kepala Diklat/Komkordik Staf klinis yang memberikan pendidikan

klinis

10 5 0

TL TS TT

3. Ada uraian tugas, tanggung jawab, dan juga wewenang untuk setiap staf yang memberikan pendidikan klinis. (lihat juga KKS 10, KKS 13, dan KKS 16) (D,W)

D

W

Bukti uraian tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk seluruh staf pendidik klinis Kepala Diklat/Komkordik Staf klinis yang memberikan pendidikan

klinis

10 5 0

TL TS TT

4. Ada bukti staf klinis yang memberikan pendidikan klinis telah mengikuti pendidikan keprofesian berkelanjutan. (D)

D Bukti sertifikat pelatihan/pendidikan berkelanjutan staf klinis yang memberikan pendidikan klinis

10 5 0

TL TS TT

Standar IPKP 5 Rumah sakit memastikan pelaksanaan supervisi yang berlaku untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan staf klinis di rumah sakit. Maksud dan Tujuan IPKP 5 : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian IPKP 5 Telusur Skor 1. Ada tingkat supervisi yang

diperlukan oleh setiap peserta pendidikan klinis di rumah sakit untuk setiap jenjang pendidikan. (R,D)

R

D

Regulasi tentang penetapan tingkat supervisi untuk semua tingkat dan jenis peserta pendidikan klinis Bukti pelaksanaan supervisi: 1) Bukti form ceklis 2) Bukti pelaksanaan supervisi

10 5 0

TL TS TT

2. Setiap peserta pendidikan klinis mengetahui tingkat, frekuensi, dan dokumentasi untuk supervisinya. (D,W)

D

W

Bukti pemberian informasi tentang tingkat, frekuensi, dan dokumentasi untuk supervisinya Peserta pendidikan klinis

10 5 0

TL TS TT

3. Ada format spesifik untuk mendokumentasikan supervisi yang sesuai dengan kebijakan rumah

D Bukti log book terisi lengkap untuk setiap peserta didik

10 5 0

TL TS TT

Page 231: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

229INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

3

sakit, sasaran program, serta mutu dan keselamatan asuhan pasien. (D)

4. Ada batasan kewenangan peserta pendidikan yang mempunyai akses dalam mengisi rekam medis. (D)

D Bukti penetapan batasan kewenangan peserta pendidikan klinis dalam mengisi rekam medis sesuai dengan MIRM 13.2

10 5 0

TL TS TT

Standar IPKP 6 Pelaksanaan pendidikan klinis di rumah sakit harus mematuhi regulasi rumah sakit dan pelayanan yang diberikan berada dalam upaya mempertahankan atau meningkatkan mutu dan keselamatan pasien. Maksud dan Tujuan IPKP 6 : Lihat SNARS 1 Orientasi peserta pendidikan klinis minimal mencakup a) program rumah sakit tentang mutu dan keselamatan pasien (lihat juga TKRS 4; TKRS 4.1; TKRS 5; TKRS 11;

dan TKRS 11.2); b) program pengendalian infeksi (lihat juga PPI 5); c) program keselamatan penggunaan obat (lihat juga PKPO 1); d) sasaran keselamatan pasien. Elemen Penilaian IPKP 6 Telusur Skor 1. Ada program orientasi peserta

pendidikan staf klinis dengan materi orientasi yang meliputi a) sampai dengan d) mengenai maksud dan tujuan (lihat juga KKS 7 EP 1). (R)

R Program tentang orientasi peserta pendidikan klinis

10 5 0

TL TS TT

2. Ada bukti pelaksanaan dan sertifikat program orientasi peserta pendidikan klinis. (D,W)

D

W

1) Bukti pelaksanaan orientasi peserta pendidikan klinis

2) Bukti sertifikat orientasi Peserta pendidikan klinis

10 5 0

TL TS TT

3. Ada bukti pelaksanaan dan dokumentasi peserta didik yang diikutsertakan dalam semua program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit. (D,W)

D

W

Bukti keterlibatan peserta didik dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit, misalnya dalam pengumpulan data, analisis dan intepretasi dari indikator mutu dan keselamatan pasien. Peserta pendidikan klinis

10 5 0

TL TS TT

4. Ada pemantauan dan evaluasi bahwa pelaksanaan pendidikan klinis tidak menurunkan mutu dan keselamatan pasien yang dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali setahun yang terintegrasi dengan program mutu dan keselamatan pasien (lihat TKRS 1.2 dan TKRS 5). (D)

D Bukti tentang data pengukuran mutu terkait pelaksanaan asuhan oleh peserta didik mencakup: 1) angka kepatuhan penggunaan APD 2) angka kepatuhan cuci tangan 3) angka kepatuhan penerapan sasaran

keselamatan pasien 4) laporan insiden keselamatan pasien

10 5 0

TL TS TT

5. Ada survei mengenai kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit atas dilaksanakannya pendidikan klinis sekurang-kurangnya sekali setahun. (D,W)

D

W

Bukti hasil survei dan analisis terhadap kepuasan pasien dikaitkan dengan kehadiran/keterlibatan peserta didik di RS Pasien/keluarga Peserta pendidikan klinis

10 5 0

TL TS TT

Page 232: INSTRUMEN SURVEI - galihendradita.files.wordpress.com · Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan

230 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1