INSPEKTORAT KOTA BANDUNGppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/08/BAB-III.pdf · Predikat nilai...
Transcript of INSPEKTORAT KOTA BANDUNGppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/08/BAB-III.pdf · Predikat nilai...
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 14
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan
hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan
dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima
pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Inspektorat Kota Bandung selaku pengemban
amanah masyarakat melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Kota Bandung yang dibuat sesuai ketentuan
yang diamanatkan dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/618/2003 tentang Perbaikan
Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 29 Tahun 2010 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan tersebut memberikan gambaran
penilaian tingkat pecapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang
ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun 2009-2013 maupun Renja Tahun 2013.
Sesuai dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran
yang ditetapkan untuk mewujudkan misi dan visi pemerintah.
A. Kerangka Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam
rangka mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah.
Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Kepala LAN Nomor
239/IX/618/2004 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Capaian
indikator kinerja utama (IKU) dan capaian indikator kinerja makro diperoleh berdasarkan
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 15
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
pengukuran atas indikator kinerjanya masing-masing, sedangkan capaian kinerja
sasaran diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis.
Cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan
dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran.
Predikat nilai capaian kinerjanya dikelompokan dalam skala pengukuran ordinal
dengan pendekatan petunjuk pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah, sebagai berikut :
No Katagori Nilai Angka Interpretasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
AA
A
B
CC
C
D
> 85 – 100
> 75 – 85
> 65 – 75
> 50 – 65
> 30 – 50
0 – 30
Memuaskan
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Agak Kurang
Kurang
Penetapan angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian indikator
kinerja sasaran yang mencapai lebih dari 100% termasuk pada angka capaian kinerja
sebesar 100. Angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian indikator kinerja
sasaran yang mencapai kurang dari 0% termasuk pada angka capaian kinerja sebesar
0. Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja
untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau
tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.
Dalam laporan ini, Inspektorat Kota Bandung dapat memberikan gambaran
penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator
kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing
indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Renstra 2009-2013 maupun
Renja Tahun 2013. Sesuai ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk
menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,
sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah.
Pelaporan Kinerja ini didasarkan pada Penetapan Kinerja SKPD Tahun 2013 dan
Indikator Kinerja Utama dalam RPJMD 2009-2013 berdasarkan Keputusan Walikota
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 16
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
Bandung Nomor : 050/Kep.966-Orpad/2013, telah ditetapkan 2 sasaran dengan
4 indikator kinerja (out comes) dengan rincian sebagai berikut :
Sasaran 1 terdiri dari 2 indikator
Sasaran 2 terdiri dari 2 indikator
B. Capaian Indikator Kinerja Utama
Dalam rangka mengukur dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatnya
akuntabilitas kinerja pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan
Indikator Kinerja Utama (IKU). Untuk itu pertama kali yang perlu dilakukan instansi
pemerintah adalah menentukan apa yang menjadi kinerja utama dari instansi
pemerintah yang bersangkutan. Dengan demikian kinerja utama terkandung dalam
tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah, sehingga IKU adalah merupakan
ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah.
Dengan kata lain IKU digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari instansi pemerintah
yang bersangkutan. Inspektorat Kota Bandung telah menetapkan Indikator Kinerja
Utama untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui Keputusan Walikota Bandung
Nomor : 050/Kep.966-Orpad/2013 tentang Indikator Kinerja Utama RPJMD Kota
Bandung. Upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, Inspektorat Kota Bandung juga
melakukan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama, dengan memperhatikan capaian
kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan
suatu organisasi. Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama Inspektorat Kota
Bandung tahun 2013 menunjukan hasil sebagai berikut:
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 17
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
Tabel 3.1
Indikator Kinerja Utama Inspektorat Kota Bandung
No. Sasaran Indikator Kinerja
Utama Keterangan
1. Meningkatnya fungsi dan kualitas pengawasan internal pemerintah daerah
1.Tingkat Kinerja Pengawasan
2.Tingkat Pelayanan
Pengaduan Masyarakat
1. Dihitung dengan menjumlahkan secara rata-rata keberhasilan indikator kinerja Cakupan Pemeriksaan Reguler, Cakupan evaluasi kinerja/AKIP , Tingkat Pelaksanaan pembinaan aparat pengawas terhadap objek pemeriksaan dan Persentase Tindak Lanjut Temuan Hasil Pemeriksaan
2. Dihitung dari jumlah pengaduan masyarakat yang masuk dibandingkan dengan jumlah pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti/diperiksa oleh Inspektorat Kota Bandung
2. Meningkatnya kualitas hasil pengawasan yang dapat mengurangi tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme
1. Jumlah Aparat Pengawas yang Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan dan Bimbingan Teknis serta kursus lainnya
2. Jumlah Dokumen Pengawasan
1. Indikator Kinerja ini didasarkan atas jumlah dari Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang ada di Inspektorat baik yang mengikuti Diklat Pengawasan maupun Bimtek Pendidikan Kantor Sendiri (PKS)
2. Indikator kinerja ini adalah 1 set dokumen pengawasan yang mencakup dokumen PKPT, dokumen arsip pengawasan, dokumen rekapitulasi pengawasan dan dokumen penunjang pengawasan
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 18
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
Tabel 3.2
Capaian Indikator Kinerja Utama Inspektorat Kota Bandung
Tahun 2013
No. Indikator Kinerja
Utama Satuan Target Realisasi
Capaian %
1. Tingkat Kinerja Pengawasan
% 100 86.53 86.53
2. Tingkat Pelayanan Pengaduan Masyarakat
% 100 100.00 100.00
Dari tabel tersebut terlihat bahwa tingkat pencapaian Indikator Kinerja Utama
(IKU) pada Misi kesatu “Melakukan pengawasan atas pelaksanaan urusan dan
penyelenggaraan pemerintahan di daerah” dapat dilihat dari indikator Tingkat Kinerja
Pengawasan dan indikator Tingkat Pelayanan Pengaduan Masyarakat. IKU yang
mencerminkan keberhasilan pengawasan, walaupun terdapat satu indikator yaitu
indikator tingkat kinerja pengawasan yang tidak mencapai target (86.53% dari target
100%), akan tetapi capaian indikator tersebut masih berada dalam kategori AA
(memuaskan). Tidak tercapainya target pada indikator tingkat kinerja pengawasan, tidak
memberikan arti bahwa kinerja pengawasan tidak tercapai. Akan tetapi lebih
disebabkan terdapatnya perubahan paradigma pengawasan. Dalam perubahan
paradigma pengawasan tersebut, terdapat perubahan peran APIP dalam melaksanakan
pengawasan, dari lebih memfokuskan pada pengawasan watch dog menjadi peran APIP
sebagai Quality Assurance, Consulting Partner dan Catalyst. Perubahan paradigma
pengawasan tersebut diimplementasikan salah satunya dengan kegiatan pemeriksaan
tertentu yang mengacu kepada isu strategis yang ada pada saat itu. Kegiatan
Pemeriksaan tertentu tersebut tidak tercakup sebagai indikator kegiatan yang
mendefinisikan indikator kinerja tingkat kinerja pengawasan. Pada saat ini indikator
tingkat kinerja pengawasan meliputi sub indikator Cakupan Pemeriksaan Reguler,
Cakupan Evaluasi Kinerja/ Akip, Pelaksanaan Pembinaan Aparat Pengawas terhadap
Objek Pemeriksaan dan Persentase Tindak Lanjut Temuan Hasil Pemeriksaan. Sub
indikator cakupan pemeriksaan reguler di dalam renstra ditunjukkan dengan adanya
peningkatan jumlah objek pemeriksaan setiap tahun. Dengan adanya perubahan
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 19
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
paradigma pengawasan ini, peningkatan jumlah objek pemeriksaan tidak dilakukan lagi.
Peningkatan objek pemeriksaan bukan merupakan tujuan prioritas lagi. Tujuan prioritas
dengan adanya perubahan paradigma pengawasan diganti dengan dilakukannya
Pemeriksaan Tertentu. Pada renstra tahun 2014-2018 sudah dilakukan perubahan
terhadap indikator kinerja, diharapkan indikator kinerja tersebut dapat lebih mengukur
seluruh kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh Inspektorat Kota Bandung.
C. Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis
Secara umum Inspektorat Kota Bandung telah dapat melaksanakan tugas dalam
rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra 2009-2013.
Jumlah Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai misi dan visi Inspektorat Kota
Bandung Tahun 2009-2013 sebanyak 2 sasaran.
Pada tahun 2013 ditetapkan 2 sasaran strategis dengan 4 indikator kinerja yang
ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Tahun 2013. Dari 2 sasaran dengan indikator
kinerja sebanyak 4 indikator kinerja, pencapaian kinerja sasaran Inspektorat Kota
Bandung adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Pencapaian Kinerja Sasaran Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013
NO. SASARAN STRATEGIS CAPAIAN
1 Memuaskan 1
2 Sangat Baik 1
3 Baik 0
4 Cukup Baik 0
5 Agak Kurang 0
6 Kurang 0
Jumlah 2
Adapun pencapaian kinerja sasaran dirinci dalam tabel, sebagai berikut:
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 20
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
Tabel 3.4
Capaian Kinerja sasaran Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013
No. Sasaran Jumlah
Indikator
Rata-rata
capaian 0-30 >30-50 >50-65 >65-75 >75-85 >85-100
A Misi 1
1 Meningkatnya fungsi dan kualitas pengawasan internal pemerintah daerah
2 93.27 Memuaskan
B Misi 2
1 Meningkatnya kualitas hasil pengawasan yang dapat mengurangi tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme
2 96.78 Memuaskan
Jumlah 4 95.03 Memuaskan
Pengukuran terhadap indikator kinerja sasaran terdapat pada Lampiran 1. Dari 2 sasaran diatas, pencapaian realisasi indikator kinerja sasaran terhadap
target yang sudah ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 3.5
Pencapaian target Misi
No. Misi Jumlah
Indikator Sasaran
Tingkat Pencapaian
Melampaui target (>100%)
Sesuai Target (100%)
Belum Mencapai Target (<100%)
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Misi 1 2 0 0 1 50 1 50
2 Misi 2 2 0 0 1 50 1 50
Dst Jumlah 4 0 0 2 50 2 50
Dari 2 sasaran dengan 4 indikator kinerja, pencapaian kinerja Inspektorat Kota
Bandung dengan rincian sebagai berikut:
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 21
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
Tabel 3.6
Kategori Pencapaian Indikator Sasaran
No. Kategori Jumlah Indikator Presentase
A. Misi 1 2
1 Memuaskan 2 86.53% dan 100%
2 Sangat Baik - -
3 Baik - -
4 Cukup Baik - -
5 Agak Kurang - -
6 Kurang - -
B. Misi 2 2 -
1 Memuaskan 2 93.55% dan 100%
2 Sangat Baik - -
3 Baik - -
4 Cukup Baik - -
5 Agak Kurang - -
6 Kurang - -
D. Analisis Pencapaian Kinerja
Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala
yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna
perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Selain itu, dalam
evaluasi kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan cara membandingkan antara
output dengan input baik untuk rencana maupun realisasi. Analisis ini menggambarkan
tingkat efisiensi yang dilakukan oleh instansi dengan memberikan data nilai output per
unit yang dihasilkan oleh suatu input tertentu.
Selanjutnya dilakukan pula pengukuran/penentuan tingkat efektivitas yang
menggambarkan tingkat kesesuaian antara tujuan dengan hasil, manfaat atau dampak.
Selain itu, evaluasi juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja (performance gap)
yang terjadi, baik terhadap penyebab terjadinya gap maupun strategi pemecahan
masalah yang telah dan akan dilaksanakan.
Dalam melakukan evaluasi kinerja, perlu juga digunakan pembandingan-
pembandingan antara :
- kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan.
- kinerja nyata dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya.
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 22
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
-
- kinerja suatu instansi dengan kinerja instansi lain yang unggul di bidangnya ataupun
dengan kinerja sektor swasta.
- kinerja nyata dengan kinerja di negara-negara lain atau dengan standar
internasional.
Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai
pada tahun 2013 dan membandingkan antara target dan realisasi pada indikator
sasaran dari 2 sasaran dan 4 indikator kinerja dari 2 Misi, sebagaimana telah ditetapkan
dalam Renstra Inspektorat Kota Bandung tahun 2009-2013, analisis pencapaian kinerja
dalam pelaksanaan program dan kegiatan secara rinci dapat dilihat sebagai berikut :
Sasaran 1
Meningkatnya fungsi dan kualitas pengawasan internal pemerintah daerah
Pencapaian sasaran 1 dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3.7
Analisis Pencapaian Sasaran 1
Meningkatnya fungsi dan kualitas pengawasan internal pemerintah daerah
No Indikator Kinerja Utama
Satuan
Tahun 2009
%
Tahun 2010
%
Tahun 2011
% Tahun 2012
%
Tahun 2013
% Target
Reali- sasi
Target Reali- sasi
Target Reali- sasi
Target Reali- sasi
Target Reali- sasi
1. Tingkat Kinerja Pengawasan
% 80 90 112.5 85 85.23 100.27 90 91.39 101.54 95 112.26 118.17 100 86.53 86.53
2. Tingkat Pelayanan Pengaduan Masyarakat
% 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Rata-rata Capaian IKU 106.25 100.14 100.77 109.09 93.27
Kinerja Capaian Sasaran 1 106.25 100.14 100.77 109.09 93.27
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa selama 5 (lima) tahun (2009 s.d 2013)
semua indikator utama (tingkat kinerja pengawasan dan tingkat pelayanan pengaduan
masyarakat) realisasinya mencapai target yang telah ditetapkan, kecuali di tahun 2013.
Pada tahun 2013 indikator utama tingkat kinerja pengawasan tidak mencapai target
yang telah ditetapkan (100%). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa tidak
tercapainya target indikator kinerja pengawasan bukan berarti menggambarkan
penurunan kinerja pengawasan. Akan tetapi lebih disebabkan oleh adanya perubahan
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 23
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
paradigma pengawasan, dimana perubahan paradigma pengawasan tersebut belum
tergambarkan dalam indikator tingkat kinerja pengawasan. Dalam dokumen rencana
strategis Inspektorat periode 2014 s.d 2014 paradigma pengawasan yang baru tersebut,
telah diakomodir dalam indikator sasaran Inspektorat.
Selama 5 (lima) tahun tersebut, sub indikator yang capaiannya tidak sesuai
dengan target yang telah ditetapkan adalah cakupan pemeriksaan reguler dan
persentase tindaklanjut hasil pemeriksaan. Dalam perencanaan awal, jumlah objek
pemeriksaan reguler setiap tahunnya diharapkan mengalami peningkatan. Seluruh
SKPD, Sekolah (TKN, SDN, SMPN, SMAN dan SMKN), Puskesmas dan UPT di
lingkungan Pemerintah Kota Bandung di tahun 2013 seluruhnya sudah merupakan objek
pemeriksaan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Begitu
pula dengan penyelesaian temuan hasil pemeriksaan, di tahun 2013 diharapkan temuan
pemeriksaan sampai dengan tahun pemeriksaan 2012 dapat diselesaikan. Akan tetapi
dalam mewujudkan semua rencana tersebut terdapat kendala yang dihadapi.
Tingkat pelayanan pengaduan masyarakat yang juga merupakan indikator
kinerja utama, pada tahun 2013 capaiannya mencapai 100% (dari 20 kasus pengaduan
masyarakat yang sampai ke Inspektorat, seluruhnya sudah dilakukan pemeriksaan).
Selama 5 (lima) tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan 2013 realisasinya sesuai
dengan target yang telah ditetapkan yaitu 100% dalam arti seluruh pengaduan
masyarakat yang masuk ke Inspektorat, seluruhnya telah dilakukan pemeriksaan.
Evaluasi Kinerja
Indikator Kinerja Pengawasan merupakan indikator yang digunakan dalam mengukur
keberhasilan dan kegagalan peran dan fungsi pengawasan internal pemerintah daerah.
Indikator ini dihitung dengan menjumlahkan secara rata-rata keberhasilan indikator
kinerja Cakupan Pemeriksaan Reguler, Cakupan evaluasi kinerja/LAKIP, Tingkat
Pelaksanaan pembinaan aparat pengawasterhadap objek pemeriksaan dan Persentase
Tindak Lanjut Temuan Hasil Pemeriksaan.
Sedangkan Tingkat pelayanan atas pengaduan masyarakat dihitung dari jumlah
pengaduan masyarakat yang masuk dibandingkan dengan jumlah pengaduan
masyarakat yang ditindaklanjuti/diperiksa oleh Inspektorat Kota Bandung.
Bila dilihat realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 24
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
terakhir sebagaimana telah direncanakan dalam Renstra Inspektorat Kota Bandung
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8
Pencapaian Indikator Sasaran Meningkatnya Fungsi dan Kualitas Pengawasan Internal Pemerintah Daerah Tahun 2013 dibandingkan Target Akhir Renstra
Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013
No. Indikator Sasaran Satuan
Realisasi Akumulasi s/d. Tahun
2013
Rencana sesuai dengan Renstra
Tahun 2013
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5 6
1. Tingkat Kinerja Pengawasan
% 86.53 100 86.53
2. Tingkat Pelayanan Pengaduan Masyarakat
% 100 100 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2013 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra pada tahun 2013
menunjukkan capaian kinerja indikator tingkat kinerja pengawasan sebesar 86.53 %
yang berarti capaian tidak sesuai target akhir Renstra.
Tingkat kinerja pengawasan mencapai 86.53% di tahun 2013, nilai ini berasal
dari Cakupan Pemeriksaan Reguler sebesar 80.00% (dari 153 objek pemeriksaan yang
diharapkan mengalami peningkatan dalam Sistem Pengendalian Internnya, hanya 120
objek pemeriksaan yang meningkat Sistem Pengendalian Internya). Peningkatan ini
dicapai melalui Pemeriksaan Reguler yang dilakukan oleh Inspektorat Kota Bandung.
Capaian Cakupan Evaluasi Kinerja/Akip sebesar 100%. Dengan demikian seluruh
SKPD (61 SKPD) telah memiliki bahan untuk memperbaiki manajemen kinerja dalam
rangka meningkatkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansinya. Juga terjadi
peningkatan Sistem Pengendalian Intern pada 62 entitas pelaporan melaui pelaksanaan
reviu laporan keuangan.
Tingkat Pembinaan yang dilakukan aparat pengawas terhadap objek
pemeriksaan persentase capaiannya adalah 100% dalam arti meningkatnya tata kelola
pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada setiap SKPD dan
meningkatnya pemahaman SKPD mengenai pencegahan pemberantasan korupsi yang
dilaksanakan melalui pembinaan Inspektorat terhadap SKPD terealisasi sebesar 100%.
Sementara itu peningkatkan SKPD terhadap peraturan perundang-undangan
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 25
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
adalah sebesar 66.13%. Hal ini terjadi dengan ditindaklanjutinya temuan hasil
pemeriksaan sebesar 66.13 (dari 1311 rekomendasi hasil pemeriksaan BPK RI dan
Inspektorat Kota Bandung yang telah ditindaklanjuti sampai dengan selesai sampai
dengan akhir tahun anggaran 2013 baru 867 rekomendasi).
Adanya perubahan paradigma pengawasan menyebabkan realisasi tidak dapat
mencapai target yang telah direncanakan. Dalam perubahan paradigma pengawasan
tersebut, terdapat perubahan peran APIP dalam melaksanakan pengawasan, dari lebih
memfokuskan pada pengawasan watch dog menjadi peran APIP sebagai Quality
Assurance, Consulting Partner dan Catalyst. Perubahan paradigma pengawasan
tersebut diimplementasikan salah satunya dengan kegiatan pemeriksaan tertentu yang
mengacu kepada isu strategis yang ada pada saat itu. Capain kegiatan dari kedua
kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Jumlah kegiatan pemeriksaan capaiannya sebesar 100.00%. Dalam arti Meningkatnya Sistem Pengendalian Intern pada Pemerintah Kota Bandung dengan dilakukannya pemeriksaan tertentu memiliki capaiannya 100%
2. Kegiatan Penyelesaian Reformasi Birokrasi memiliki capaian sebesar 150%. Dalam
arti pelaksanaan reformasi birokrasi meningkat dengan dilakukannya 3 kegiatan reformasi birokrasi dari 2 kegiatan yang ditargetkan.
Tingkat pelayanan pengaduan masyarakat yang juga merupakan indikator
kinerja utama, pada tahun 2013 capaiannya mencapai 100%. Terjadi penurunan
penyimpangan, korupsi, kolusi dan nepotisme yang dilakukan oleh aparat pemerintah
daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian target yang telah
ditetapkan selain permasalahan dalam hal pembiayaan (sampai dengan 2013 anggaran
Inspektorat hanya 0,41% dari total belanja APBD), permasalahan sumber daya manusia
secara kualitas juga menjadi kendala. Kurangnya auditor yang berlatarbelakang
pendidikan akuntasi, tidak adanya auditor yang memiliki latar belakang farmasi dan
teknik sipil merupakan permasalahan SDM yang mewarnai perjalanan Inspektorat dari
tahun 2009 s.d 2013. Disamping itu, dalam penyelesaian tindak lanjut temuan hasil
pemeriksaan, adanya rotasi dan mutasi pegawai baik di lingkungan Pemerintah Kota
Bandung maupun di BPK RI sebagai lembaga yang melakukan proses penyelesaian
tindak lanjut, menjadi faktor yang mempengaruhi lambatnya proses penyelesaian
tindaklanjut tersebut.
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 26
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
Dalam menghadapi permasalah di atas, berbagai langkah telah ditempuh.
Meskipun auditor yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi, farmasi dan teknik
sipil tidak optimal, sumber daya manusia yang ada, diikutsertakan ke dalam berbagai
pendidikan dan pelatihan yang dapat menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Inspektorat. Selain itu juga dilakukan Bimbingan Teknis dan Pelatihan di Kantor Sendiri
baik di bidang pengadaan barang dan jasa, bidang keuangan dan anggaran maupun
bidang akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dengan menghadirkan narasumber baik
dari Kementerian maupun lembaga sesuai dengan bidang yang ditanganinya.
Pendampingan dari BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada saat melakukan
kegiatan pengawasan juga dilakukan, jika dipandang perlu.
Dalam penyelesaian temuan hasil pemeriksaan, khususnya untuk penyelesaian
temuan hasil pemeriksaan BPK RI, telah dibentuk Tim Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Walikota
Bandung Nomor 700/Kep.530-Inspektorat/2013 tentang Tim Tindak Lanjut Hasil
Pemeriksaan Badan Pemeriksan Keuangan Republik Indonesia pada Pemerintah Kota
Bandung. Selain itu, dilakukan juga pendampingan dari BPKP Perwakilan Provinsi Jawa
Barat sebagai narasumber yang secara bersama-sama mendampingi SKPD dalam
menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan BPK RI. Pemantauan terhadap
penyelesaian temuan tersebut juga dilakukan setiap bulan. Upaya lain untuk
menyelesaikan temuan hasil pemeriksaan BPK RI adalah dengan mendampingi SKPD
pada saat menemui BPK RI untuk berdiskusi dalam menyelesaikan temuan hasil
pemeriksaan dimaksud.
Dengan semakin bertambahnya peran APIP dan semakin kompleksnya
permasalahan yang dihadapi, penambahan alokasi anggaran untuk kegiatan
pengawasan sudah merupakan hal yang harus sangat diperhatikan. Disamping itu pula,
perbaikan Sumber Daya Manusia Inspektorat juga merupakan permasalahan yang tidak
dapat diabaikan begitu saja. Untuk ke depan, Sumber Daya Manusia Inspektorat
diharapkan merupakan SDM yang benar-benar memiliki komitmen yang besar untuk
memperbaiki tata kelola pemerintahan yang baik dan benar serta yang memiliki
komitmen dalam pelaksanaan reformasi birokrasi. Salah satu upaya yang dapat
disarankan untuk perbaikan SDM Inspektorat adalah calon APIP merupakan pegawai
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 27
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi, teknik sipil, farmasi dan latar
belakang pendidikan lain sesuai dengan urusan pemerintahan yang terdapat pada
Pemerintah Kota Bandung. Untuk melihat pencapaian setiap program dan kegiatan
secara mendetail, dapat dilihat dalam lampiran 2.
Sasaran 2 Meningkatnya kualitas hasil pengawasan yang dapat mengurangi tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme
Selanjutnya untuk pencapaian sasaran kedua yang merupakan sasaran pada
misi ke-2 yaitu “Mewujudkan aparat pengawasan yang professional dan akuntabel yang
dapat memberikan pelayanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan
(stakeholders) melalui optimalisasi fungsi pengawasan” dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.9
Analisis Pencapaian Sasaran 2
Meningkatnya Kualitas Hasil Pengawasan yang Dapat Mengurangi Tindakan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
No. Indikator Kinerja
Satuan
Tahun 2009
%
Tahun 2010
%
Tahun 2011
%
Tahun 2012
%
Tahun 2013
%
Target Reali-sasi
Target Reali- sasi
Target Reali- sasi
Target Reali- sasi
Target Reali- sasi
1. Jumlah aparat pengawas yang mengikuti pendidikan dan pelatihan dan bimbingan teknis serta kursus lainnya
Orang 75 49 65.33 80 48 60 85 49 57.64 90 47 52.22 62 58 93.55
2. Jumlah dokumen pengawasan
Dokumen 1 1 100 1 1 100 1 1 100 1 1 100 1 1 100
Rata-rata Capaian IK 82.67 80 78.82 76.11 96.78
Kinerja Capaian Sasaran 2 82.67 80 78.82 76.11 96.78
Pencapaian kinerja sasaran pada misi ke-2 selama 5 (lima) tahun, yaitu dari
tahun 2009 sampai dengan 2013 tidak mencapai 100%. Untuk indikator kinerja “Jumlah
aparat pengawas yang mengikuti pendidikan dan pelatihan dan bimbingan teknis serta
kursus lainnya” berdasarkan target per tahun, yaitu berdasarkan jumlah pegawai per
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 28
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
tahun, realisasinya tidak mencapai 100%, dalam arti seluruh aparat pengawas
seluruhnya telah mengikuti bimbingan teknis, sementara itu tidak semua aparat
pengawas dapat diikutsertakan untuk mengikuti diklat. Demikian pula jika dilihat
berdasarkan target yang telah ditetapkan dalam renstra, realisasinya tidak mencapai
100%. Kendala yang terjadi dari tahun ke tahun adalah tidak semua aparat pengawas
dapat dikirimkan ke berbagai diklat pengawasan, baik diklat penjenjangan maupun diklat
teknis pengawasan. Hal ini disebabkan oleh adanya keterbatasan anggaran yang ada di
Inspektorat. Langkah yang dilakukan adalah selain dengan mengajukan penambahan
alokasi anggaran kepada Walikota melalui TAPD, juga dengan cara mengajukan
bantuan pembiayaan ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Namun anggaran di BKD
pun terbatas, dengan demikian untuk diklat di bidang pengawasan, tidak semua aparat
pengawas dapat mengikuti berbagai diklat pengawasan.
Sementara itu untuk indikator kinerja ke-2 yang juga merupakan sasaran dari
misi ke-2 yaitu jumlah dokumen pengawasan, realisasinya mencapai 100%.
Evaluasi Kinerja
Indikator kinerja Jumlah aparat pengawas yang mengikuti pendidikan dan
pelatihan dan bimbingan teknis serta kursus lainnya dan Indikator kinerja Jumlah
dokumen pengawasan merupakan indikator keberhasilan meningkatnya kualitas hasil
pengawasan yang dapat mengurangi tindakan kolusi, korupsi dan nepotisme.
Realisasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun terakhir sebagaimana
telah direncanakan dalam Renstra Inspektorat Kota Bandung adalah sebagai berikut:
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 29
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
Tabel 3.10
Pencapaian Indikator Sasaran Meningkatnya Kualitas Hasil Pengawasan
yang Dapat Mengurangi Tindakan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme Tahun 2013 dibandingkan Target Akhir Renstra Inspektorat Tahun 2013
No. Indikator Sasaran
Satuan
Realisasi Akumulasi s/d. Tahun
2013
Rencana sesuai dengan Renstra
Tahun 2013
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5 6
1 Jumlah aparat pengawas yang mengikuti pendidikan dan pelatihan dan bimbingan teknis serta kursus lainnya (orang)
Orang 58 62 93.55
2 Jumlah dokumen pengawasan (dokumen)
Dokumen 1 1 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2013 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra pada tahun 2013 untuk
indikator sasaran “Jumlah aparat pengawas yang mengikuti pendidikan dan pelatihan
dan bimbingan teknis serta kursus lainnya” menunjukkan capaian kinerja 93.55 % yang
berarti capaian tidak sesuai target akhir Renstra. Dan untuk indikator sasaran “Jumlah
dokumen pengawasan” realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2013 dibandingkan
dengan rencana akhir Renstra pada tahun 2013 menunjukkan capaian kinerja 100 %
yang berarti capaian sesuai target akhir Renstra. Seperti yang telah diuraikan
sebelumnya bahwa berdasarkan target per tahun yaitu berdasarkan jumlah aparat
pengawas yang ada di Inspektorat pada tahun 2013, realisasinya mencapai 100%.
Dalam arti, jumlah aparat pengawas pada tahun 2013 adalah sebanyak 58 orang dan
seluruhnya telah diikutsertakan dalam Bimbingan Teknis dan Pelatihan di Kantor
Sendiri. Untuk pengiriman peserta, tidak seluruh aparat pengawas yang ada di
Inspektorat, dapat dikirimkan ke diklat pengawasan dikarenakan keterbatasan anggaran
yang dimiliki oleh Inspektorat. Namun, berdasarkan target yang ditetapkan yang
disesuaikan dengan anggaran yang tersedia, seluruh aparat pengawasan yang
ditargetkan telah seluruhnya dikirimkan untuk mengikuti diklat pengawasan.
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 30
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
Langkah yang ditempuh untuk mengatasi keterbatasan anggaran diklat yaitu
dengan cara mengajukan bantuan pembiayaan ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD),
akan tetapi anggaran di BKD pun terbatas. Dengan demikian dalam pengiriman diklat,
tidak semua aparat pengawas dapat mengikuti berbagai diklat pengawasan. Pengiriman
peserta diklat dilakukan dengan cara bergantian sesuai dengan kebutuhan. Langkah
lain yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas SDM Aparat Pengawas
Inspektorat adalah dengan melakukan kegiatan peningkatan wawasan ke Pemerintah
Kota/Kabupaten lain. Kegiatan peningkatan wawasan ini terdapat dalam program :
1. Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan;
Dalam Kegiatan Pembinaan SDM Aparat Pengawasan Fungsional pada Tahun
2013, telah dilakukan peningkatan wawasan ke Pemerintah Kabupaten
Tanggerang, dengan materi Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan dan Strategi
Pencapain Opini Wajar Tanpa Pengecualian pada Pemerintah Kabupaten
Tanggerang. Aparat pengawas yang meningkat pengetahuannya dalam bidang
Reviu Laporan Keuangan dan strategi pencapaian opini WTP dari BPK RI adalah
sebanyak 20 (dua puluh) orang yang terdiri dari 4 (empat) orang pengendali teknis
dan 16 (enam belas) orang Ketua Tim.
2. Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan Kepala Daerah
1) Dalam Kegiatan Penyelesaian Reformasi Birokrasi dilakukan peningkatan
wawasan ke Jogjakarta dengan menghadirkan narasumber dari Inspektorat
Kota Jogjakarta yang menyampaikan materi mengenai pelaksanaan Penilaian
Mandiri Reformasi Birokrasi (PMPRB) pada Pemerintah Kota Jogjakarta dan
dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang menyampaikan materi berupa
pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Evaluasi
AKIP) pada Pemerintah Kabupaten Sleman. Aparat pengawas meningkat
pengetahuan pelaksanaan Penilaian Mandiri Reformasi Birokrasi (PMPRB) dan
pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah
sebanyaknya 20 (dua puluh) orang yang terdiri dari 4 (empat) orang pengendali
teknis dan 16 (enam belas) orang Ketua Tim;
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 31
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
2) Dalam kegiatan Koordinasi Pengawasan yang Lebih Komprehensif dilakukan
peningkatan wawasan ke Pemerintah Kabupaten Gorontalo. Aparat pengawas
yang meningkat pengetahuannya di bidang Pelaksanaan Tuntutan
Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TPTGR) sebanyak 4 (empat) orang,
yaitu Pengendali Teknis pada masing-masing Inspektur Wilayah Pembantu.
Untuk melihat pencapaian setiap program dan kegiatan secara mendetail, dapat dilihat
dalam lampiran 2.
E. Akuntabilitas Keuangan
Selama tahun 2013 pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka
menjalankan tugas pokok dan fungsi serta untuk mewujudkan target kinerja yang ingin
dicapai Inspektorat Kota Bandung dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung DPA. Inspektorat Kota Bandung dengan total
nilai keseluruhan adalah sebesar Rp 10.965.865.953,00 sedangkan realisasi anggaran
mencapai Rp 10.376.130.273,00 atau dengan serapan dana APBD mencapai 94,62 %,
dengan demikian dapat dikatakan tahun 2013 kondisi anggaran adalah silpa
Rp 589.735.680. Hal ini merupakan upaya penghematan penggunaan anggaran agar
lebih efisien.
Adapun rincian pagu dan realisasi anggaran yang terkait dengan pencapaian
target kinerja setiap sasaran pada Inspektorat Kota Bandung tahun 2013 dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.11
Pagu dan Realisasi Anggaran Inspektorat Kota Bandung
Tahun 2013
No. Sasaran Pagu
Anggaran Realisasi Anggaran
%
1 Meningkatnya fungsi dan kualitas pengawasan internal pemerintah daerah
7.768.960.000 7.344.473.794 94,54
2 Meningkatnya kualitas hasil pengawasan yang dapat mengurangi tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme
507.715.000 475.497.878 93,65
Jumlah 8.276.675.000 7.819.971.672 94,48
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 32
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
Dari tabel diatas dapat diketahui anggaran yang direncanakan dan dimanfaatkan
untuk pencapaian misi organisasi serta tingkat efisisensi yang telah dilakukan oleh
Inspektorat Kota Bandung pada tahun 2013.
Untuk mengetahui efektifitas anggaran terhadap capaian indikator kinerja
sasaran Inspektorat Kota Bandung, dapat diketahui dari capaian indikator kinerja pada
setiap sasaran dan anggaran yang digunakan pada tahun 2013 sebagaimana tabel
berikut :
Tabel 3.12
Efektifitas Anggaran terhadap Capaian Sasaran Inspektorat Kota Bandung
Tahun 2013
No. Kategori Jumlah
Indikator Presentase
Capaian Kinerja
Anggaran
Realisasi (Rp.) %
A. Sasaran 1, 2
7.344.473.794 94,54
1 Memuaskan 2 86.53 % dan 100%
2 Sangat Baik -
3 Baik -
4 Cukup Baik -
5 Agak Kurang -
6 Kurang -
B. Sasaran 2, 2
475.497.878 93,65
1 Memuaskan 2 93,55% dan 100%
2 Sangat Baik -
3 Baik -
4 Cukup Baik -
5 Agak Kurang -
6 Kurang -
Pencapaian Sasaran pada Tahun 2013 merupakan akumulasi pencapaian
kinerja tahun terakhir Renstra 2009-2013, dengan demikian diuraikan pula capaian
sasaran berdasarkan realisasi anggaran selama kurun waktu 5 (lima) tahun sebagai
berikut :
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 33
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
Tabel 3.13
Penyerapan Anggaran pada setiap Misi Inspektorat Kota Bandung 2009-2013
No. Misi Pagu Indikatif Renstra (Rp.)
Realisasi Anggaran tahun ke-
Jumlah % (dari Pagu
Indikatif) 1 2 3 4 5 A. Sasaran
1. Mening-katnya fungsi dan kualitas penga-wasan internal pemerin-tah daerah
34.406.845.662
2.822.451.570
5.273.205.926
5.180.219.317
4.982.782.916
7.344.473.794
25.603.133.523
74.41
B. Sasaran 2. Mening-katnya kualitas hasil penga-wasan yang dapat mengu-rangi tindakan korupsi, kolusi dan nepotis-me
8.375.000.000
676.353.650
909.486.050
761.109.290
725.579.500
475.497.878
3.548.026.368
42.36
Secara umum efektifitas anggaran terhadap capaian Sasaran Inspektorat Kota
Bandung, dapat disimpulkan bahwa anggaran yang digunakan efektif terhadap capaian
kinerja sasaran organisasi. Dengan demikian anggaran yang digunakan juga efektif
terhadap capaian kinerja misi organisasi