insomniaa patofissss

10
Tidur adalah suatu kebutuhan dalam hidup manusia yang sangat penting dan bisa mempengaruhi kualitas hidup seseorang.Setiap orang mempunyai kebutuhan atau jumlah tidur yang berbeda tergantung dari umur, kelamin, beban kerja sehari-hari dan lain-lain.Dimana, pada secara relatif, jumlah waktu tidur berkurang seiring dengan meningkat umur seseorang.Apabila siklus tidur yang normal terganggu yang menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-hari, ini disebut sebagai insomnia Insomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik kualitas maupun kuantitas. Jenis insomnia ada 3 macam yaitu insomnia inisial atau tidak dapat memulai tidur, insomnia intermitten atau tidak bisa mempertahankan tidur atau sering terjaga dan insomnia terminal atau bangun secara dini dan tidak dapat tidur kembali (Potter, 2005). Untuk menyembuhkan insomnia, maka terlebih dahulu harus dikenali penyebabnya. Artinya, kalau disebabkan penyakit tertentu, maka untuk mengobatinya maka penyakitnya yang harus disembuhkan terlebih dahulu (Aman, 2005). Penyebab insomnia Sebab-sebab terjadinya insomnia antara lain : a. Suara atau bunyi : Biasanya orang dapat menyesuaikan dengan suara atau bunyi sehingga tidak mengganggu tidurnya. Misalnya seseorang yang takut diserang atau dirampok, pada malam hari terbangun berkali-kali hanya suara yang halus sekalipun. b. Suhu udara : Kebanyakan orang akan berusaha tidur pada suhu udara yang menyenangkan bagi dirinya. Bila suhu udara rendah memakai selimut dan bila suhu tinggi memakai pakaian tipis, insomnia ini sering dijumpai didaerah tropic. c. Tinggi suatu daerah ; Insomnia merupakan gejala yang sering dijumpai pada mountain sickness (mabuk udara tipis), terjadi pada pendaki gunung yang lebih dari 3500 meter diatas permukaan air laut. d. Penggunaan bahan yang mengganggu susunan saraf pusat : insomnia dapat terjadi karena penggunaan bahan-bahan seperti kopi yang mengandung kafein, tembakau yang mengandung nikotin dan obatobat pengurus badan yang mengandung anfetamin atau yang sejenis.

description

farmasiiii

Transcript of insomniaa patofissss

Tidur adalah suatu kebutuhan dalam hidup manusia yang sangat penting dan bisa mempengaruhi kualitas hidup seseorang.Setiap orang mempunyai kebutuhan atau jumlah tidur yang berbeda tergantung dari umur, kelamin, beban kerja sehari-hari dan lain-lain.Dimana, pada secara relatif, jumlah waktu tidur berkurang seiring dengan meningkat umur seseorang.Apabila siklus tidur yang normal terganggu yang menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-hari, ini disebut sebagai insomniaInsomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik kualitas maupun kuantitas. Jenis insomnia ada 3 macam yaitu insomnia inisial atau tidak dapat memulai tidur, insomnia intermitten atau tidak bisa mempertahankan tidur atau sering terjaga dan insomnia terminal atau bangun secara dini dan tidak dapat tidur kembali (Potter, 2005).

Untuk menyembuhkan insomnia, maka terlebih dahulu harus dikenali penyebabnya. Artinya, kalau disebabkan penyakit tertentu, maka untuk mengobatinya maka penyakitnya yang harus disembuhkan terlebih dahulu (Aman, 2005).

Penyebab insomniaSebab-sebab terjadinya insomnia antara lain : a. Suara atau bunyi : Biasanya orang dapat menyesuaikan dengan suara atau bunyi sehingga tidak mengganggu tidurnya. Misalnya seseorang yang takut diserang atau dirampok, pada malam hari terbangun berkali-kali hanya suara yang halus sekalipun. b. Suhu udara : Kebanyakan orang akan berusaha tidur pada suhu udara yang menyenangkan bagi dirinya. Bila suhu udara rendah memakai selimut dan bila suhu tinggi memakai pakaian tipis, insomnia ini sering dijumpai didaerah tropic. c. Tinggi suatu daerah ; Insomnia merupakan gejala yang sering dijumpai pada mountain sickness (mabuk udara tipis), terjadi pada pendaki gunung yang lebih dari 3500 meter diatas permukaan air laut. d. Penggunaan bahan yang mengganggu susunan saraf pusat : insomnia dapat terjadi karena penggunaan bahan-bahan seperti kopi yang mengandung kafein, tembakau yang mengandung nikotin dan obatobat pengurus badan yang mengandung anfetamin atau yang sejenis.e. Penyakit psikologi : Beberapa penyakit psikologi ditandai antara lain dengan adanya insomnia seperti pada gangguan afektif, gangguan neurotic, beberapa gangguan kepribadian, gangguan stress pascatrauma dan lain-lain (Joewana, 2006).

Tipe-tipe insomnia:Insomnia terdiri atas tiga tipe : a. Tidak bisa masuk atau sulit masuk tidur yang disebut juga insomnia inisial dimana keadaan ini sering dijumpai pada orang-orang muda. Berlangsung selama 1-3 jam dan kemudian karena kelelahan ia bisa tertidur juga. Tipe insomnia ini bisa diartikan ketidakmampuan seseorang untuk tidur. b. Terbangun tengah malam beberapa kali, tipe insomnia ini dapat masuk tidur dengan mudah, tetapi setelah 2-3 jam akan terbangun dan tertidur kembali, kejadian ini dapat terjadi berulang kali. Tipe insomnia ini disebut jaga intermitent insomnia. c. Terbangun pada waktu pagi yang sangat dini disebut juga insomnia terminal, dimana pada tipe ini dapat tidur dengan mudah dan cukup nyenyak, tetapi pada saat dini hari sudah terbangun dan tidak dapat tidur lagi (Erry 2000)

Dampak insomnia Insomnia dapat memberi efek pada kehidupan seseorang, antara lain : a. Efek fisiologis : Karena kebanyakan insomnia diakibatkan oleh stress b. Efek psikologis : Dapat berupa gangguan memori, gangguan berkonsentrasi, kehilangan motivasi, depresi dan lain-lain. c. Efek fisik/somatic : Dapat berupa kelelahan, nyeri otot, hipertensi dan sebagainya. d. Efek sosial : Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah mendapat promosi pada lingkungan kerjanya, kurang bisa menikmati hubungan sosial dan keluarga. e. Kematian orang yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki angka harapan hidup lebih sedikit dari orang yang tidur 7-8 jam semalam.Hal ini mungkin disebabkan karena penyakit yang mengindiksi insomnia yang memperpendek angka harapan hidup atau karena high arousal state yang terdapat pada insomnia. Selain itu, orang yang menderita insomnia memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk mengalami kecelakaan lalu lintas jika dibandingkan dengan orang yang normal (Turana, 2007)

TERAPI PENDERITA INSOMNIAInsomnia adalah merupakan suatu gejala, bukan merupakan suatu diagnosis, maka terapi yang diberikan adalah secara simtomatik. Walaupun insomnia merupakan suatu gejala, namun gejala ini bisa menjadi sangat mengganggu aktivitas dan produktivias penderita, terutama penderita dengan usia produktif. Oleh karena itu, penderita berhak mendapatkan terapi yang sewajarnya. Pendekatan terapi pada penderita insomnia ini bisa dengan farmakologi atau non-farmakologi, berdasarkan berat dan perjalanan gejala insomnia itu sendiri

FarmakologiMeresepkan obat-obatan untuk penderita dengan insomnia harus berdasarkan tingkat keparahan gejala di siang hari, dan sering diberikan pada penderita dengan insomnia jangka pendek supaya tidak berlanjut ke insomnia kronis. Terdapat beberapa pertimbangan dalam memberikan pengobatan insomnia1) memiliki efek samping yang minimal; 2) mempunyai onset yang cepat dalam mempersingkat proses memulai tidur; dan 3) lama kerja obat tidak mengganggu aktivitas di siang hari. Obat tidur hanya digunakan dalam waktu yang singkat, yaitu sekitar 2-4 mingguSecara dasarnya, penanganan dengan obat-obatan bisa diklasifikasikan menjadi : benzodiazepine, non-benzodiazepine dan miscellaneous sleep promoting agent BenzodiazepineGolongan benzodiazepine telah lama digunakan dalam menangani penderita insomnia karena lebih aman dibandingkan barbiturate pada era 1980-an. Namun akhir-akhir ini, obat golongan ini sudah mulai ditingalkan karena sering menyebab ketergantungan, efek toleran dan menimbulkan gejala withdrawal pada kebanyakan penderita yang menggunakannya.3 Selain itu, munculnya obat baru yang lebih aman yang sekarang menjadi pilihan berbanding golongan ini. Kerja obat ini adalah pada resepor -aminobutyric acid (GABA) post- synaptic, dimana obat ini meningkatkan efek GABA (menghambat neurotransmitter di CNS) yang memberi efek sedasi, mengantuk, dan melemaskan otot. Beberapa contoh obat dari golongan ini adalah : triazolam, temazepam, dan lorazepamNamun, efek samping yang dari obat golongan ini harus diperhatikan dengan teliti. Efek samping yang paling sering adalah, merasa pusing, hipotensi dan juga distress respirasi. Oleh sebab itu, obat ini harus diberikan secara hati-hati pada penderita yang masalah respirasi kronis seperti penyakit paru obstrutif kronis (PPOK).4,5 Dari hasil penelitian, obat ini sering dikaitkan dengan fraktur akibat jatuh pada penderita dengan usia lanjut dengan pemberian obat dengan kerja yang lama maupun kerja singkat

Non-benzodiazepineGolongan non-benzodiazepine mempunyai efektifitas yang mirip dengan benzodiazepine, tetapi mempunyai efek samping yang lebih ringan. Efek samping seperti distress pernafasan, amnesia, hipotensi ortostatik dan jatuh lebih jarang ditemukan pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan. Zolpidemmerupakan salah satu derivate non-benzodiazepine yang banyak digunakan untuk pengobatan jangka pendek. Obat ini bekerja pada reseptor selektif -1 subunit GABAAreseptor tanpa menimbulkan efek sedasi dan hipnotik tanpa menimbulkan efek anxiolotik, melemaskan otot dan antikonvulsi yang terdapat pada benzodiazepine. Miscellaneous sleep promoting agent2Obat-obat dari golongan ini dikatakan mampu mempersingkat onset tidur dan mengurangi frekuensi terbangun saat siklus tidur. Namun keterangan ini masih belum mempunyai dibuktikan secara signifikan. Melatonin tersedia dalam bentuk sintetik maupun natural. Melatonin secara alami diproduksi dalam tubuh manusia normal oleh kelenjar pineal. Melalui penyelidikan, sekresi melatonin meningkat sewaktu onset tidur dimulai dan mulai menurun saat bangun tidur.

Antihistamin adalah bahan utama dalam obat tidur. dephenydramine citrate, diphenhydramine hydrochloride, dan docylamine succinate adalah tiga derivate yang telah mendapat persetujuan dari FDA.2 Efek samping dari obat ini adalah pusing, lemas dan mengantuk di siang hari ditemukan hampir pada 10-25% penderita yang mengkonsumsi obat ini. Efikasi dari obat ini dalam penanganan insomnia belum dapat dipastikan dengan signifikan karena penelitian keterkaitan anti-histamine dengan penanganan insomnia belum menemukan bukti yang kuat Alkohol sering digunakan oleh orang awam dalam menghadapi kesulitan tidur. Data terkumpul menyatakan 13.3% penderita dari usia 18-45 tahun mengkonsumsi alkohol untuk mengatasi gangguan tidur, namun ini tidak mempunyai bukti yang nyata. Alkohol mempunyai efek yang bervariasi terhadap siklus tidur. Alkohol diduga dapat menyebabkan tidur yang terganggu diengah-tengah siklus tidur dan memperpendek fase REM. Selain tiu, alkohol dapat menyebabkan ketergantungan, toleran dan penggunaan yang berlebihan Antidepresan dengan dosis rendah seperti trazodone, amitriptyline, doxepine, dan mitrazapine sering digunakan pada penderita insomnia tanpa gejala depresi. Bukti efektivitas penggunaan antidepresan pada penderita insomnia sangat tidak mencukupi. Namun, obat ini bisa diberikan karena tidak memberikan efek samping dan harga obat ini yang sangat murah Kava-kava, suatu pengobatan alternative yang diesktrak dari akar pohon Polynesian, Piper methysticum sp.Ekstrak ini dipercayai mengandungi zat aktif yang mengeksitasi tingkat selular yang bisa menimulkan efek anxiolitik dan sedatif. Zat ini mempunyai onset yang cepat dan efek mengantuk di siang hari yang minimal. Namun begitu, zat ini dilarang di Eropah karena bersifat hepatotoksik Valerian berasal dari Valeriana officinalis yang bisa memberi efek sedatif, tetapi mekanisme kerjanya belum diketahui secara pasti. Dipercayai, zat ini bereaksi pada reseptor GABA. Ia mempunyai onset kerja yang sangat lambat (2-3 minggu) sehinga tidak sesuai diberikan pada penderita insomnia akut. Efek samping yang ditimbulkan tidak jelas dan efektifitas zat ini belum dapat dibuktikan secara pasti Aromaterapimembantu dalam menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif untuk penderita. Aromaterapi yang sering digunakan adalah ekstrak lavender, chamomile dan ylang-ylang, namun belum ada data yang mendukung terapi menggunakan metode aromaterapi

DAFTAR PUSTAKA 1. Karl D. The Epidemiology and Diagnosis of Insomnia, AMJ. 2006 ;12 : 14-220 2. Kumar B, Carlos R, Nancy FS. Advances in Treating insomnia. Cleveland Clinic Journal of Medicine. April : 2007; Vol 74 : 251-265 3. L Petit. N Azad. Anna B. Non-pharmacological Management of Primary and Secondary Insomnia Among Older People. British geriatric Society. 2003 ; 32 : 19-25 4. Anne MMHH, Renee C. Anna L. The Diagnosis and Management of Insomnia in Clinical Practice. CMAJ. 2000 ; 162 : 216-220 5. Erika N. Susan L. John ED. Treatment of Primary Insomnia. JABFP. June : 2004 ; 17 : 212-218 6. R.George L, Cynthia G. Nonpharmacologic Approaches to the Management on Insomnia. JAOA. Nov : 2010; Vol 110: 695-700 7. RAretoula F. Sleep Disorder Insomnia. Silva Method Research Proper. 2005 : 2-8 8. National Heart, Lung, and Blood Institute Working Group on Insomnia. Insomnia: assessment and management in primary care. Am Fam Physician. 1999;59: 3029-3038 9. Foley DJ, Monjan AA, Brown SL, Simonsick EM, Wallace RB, Blazer DG. Sleep complaints among elderly persons: an epidemiologic study of three communities. Sleep. 1995; 18:425-432 10. Ancoli-Israel S. Insomnia in the elderly: a review for the primary care practitioner. Sleep. 2000;23(suppl 1):S23-S30; discussion S36-S38

11. Foley DJ, Monjan A, Simonsick EM, Wallace RB, Blazer DG. Incidence and remission of insomnia among elderly adults: an epidemiologic study of 6,800 persons over three years. Sleep. 1999;22(suppl 2):S366-S372 12. Breslau N, Roth T, Rosenthal L, Andreski P. Sleep disturbance and psychiatric disorders: a longitudinal epidemiological study of young adults. BiolPsychiatry.1996;39:411-418

A modern presentation of the formula is (4):Zizyphus (suanzaoren)18 g

Anemarrhena (zhimu)10 g

Hoelen (fuling)10 g

Cnidium (chuanxiong)5 g

Licorice (gancao)3 g

In the context of analyzing Zizyphus Combination, one can mention the use of the related herb jujube in the well-known sedative formulaGanmai Dazao Tang(Wheat and Jujube Combination):Wheat (fuxiaomai)15 g

Jujube (dazao)14 g

Licorice (gancao)9 g

REFERENCES1. Yang Shou-zhong (translator),The Divine Farmer's Materia Medica, 1998 Blue Poppy Press, Boulder, CO.2. Ou Ming, ed.,Chinese-English Manual of Common-Used Herbs in Traditional Chinese Medicine, 1989 Joint Publishing Co., Hong Kong.3. Hsu HY and Wang SY (translators),Chin Kuei Yao Lueh, 1983 Oriental Healing Arts Institute, Long Beach, CA.4. Huang Bingshan and Wang Yuxia,Thousand Formulas and Thousand Herbs of Traditional Chinese Medicine, vol. 1, 1993 Heilongjiang Education Press, Harbin.5. Zhu Youping,Chinese Materia Medica: Chemistry, Pharmacology, and Applications, 1998 Harwood Academic Publishers, Amsterdam.6. Tang W and Eisenbrand G,Chinese Drugs of Plant Origin, 1992 Springer-Verlag, Berlin.7. Dharmananda S,Bag of Pearls, 2000 Institute for Traditional Medicine, Portland, OR.8. Yen KY,The Illustrated Materia Medica: Crude and Prepared, 1992 SMC Publishing Inc, Taipei, Taiwan.9. Dong ZL and Yu SF,Modern Study and Application of Materia Medica, 1990 China Ocean Press, Hong Kong.10. Cheung CS (translator) and Laforgia B (editor),Intractable insomnia by master physician Jiao Shu De, Journal of the American College of Traditional Chinese Medicine 1984 (4): 3-5.11. Lu Yongchang,The application of Guipi Tang for insomnia, Journal of the American College of Traditional Chinese Medicine 1984 (4): 9-12.12. Cheung CS (translator),Warm tonification with sedation in the treatment of intractable insomnia, Journal of the American College of Traditional Chinese Medicine 1984 (4): 13-25.13. Wu Zimou and Li Hongjian,Insomnia: Its symptom-sign complexes and treatments, Journal of the American College of Traditional Chinese Medicine 1984 (3): 51-54.14. Hsu HY and Hsu CS,Commonly Used Chinese Herb Formulas with Illustrations, 1980 Oriental Healing Arts Institute, Long Beach, CA.15. State Administration of Traditional Chinese Medicine,Advanced Textbook on Traditional Chinese Medicine and Pharmacology, (vol. 2) 1995-6 New World Press, Beijing.16. Lou Songnian, et al.,Sedative and hypnotic actions of raw and fried suanzaoren, Journal of Chinese Herb Research 1987; (2): 18-19.17. Wu Shuyun, et al.,Effects of zizyphus seed oil and zizyphus extract on decrease of serum lipoprotein and inhibition of platelet aggregation, China Journal of Chinese Materia Medica 1991; 16(7): 435-437.18. Unschuld PU,Forgotten Traditions of Ancient Chinese Medicine, 1990 Paradigm Publications, Brookline, MA.