Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

57
FlRESIDEN REFlUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR ·7 TAHUN 2015 TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2015 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi Tahun 2015, dengan ini menginstruksikan: 1. Para Menteri Kabinet Kerja; 2. Sekretaris Kabinet; 3. Jaksa Agung; 4. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; 5. Para Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian; 6. Para Sekretaris Jenderal pada Lembaga Tinggi Negara; 7. Para Gubernur; 8. Para Bupati/Walikota. Untuk PERTAMA Melaksanakan Aksi PPK Tahun 2015 sebagaimana dimaksud dalam lampiran Instruksi Presiden ini. KEDUA Semua Kementerian,· Lembaga Pemerintah Non Kementerian, wajib berkoordinasi dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. KETIGA Semua Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, wajib berkoordinasi dengan Menterl Dalam Negeri, serta didukung oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. KEEMPAT ...

description

Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

Transcript of Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

Page 1: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

FlRESIDEN REFlUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR middot7 TAHUN 2015

TENTANG

AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi Tahun 2015 dengan

ini menginstruksikan

Kep~~a 1 Para Menteri Kabinet Kerja

2 Sekretaris Kabinet

3 Jaksa Agung

4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

5 Para Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian

6 Para Sekretaris Jenderal pada Lembaga Tinggi Negara

7 Para Gubernur

8 Para BupatiWalikota

Untuk

PERTAMA Melaksanakan Aksi PPK Tahun 2015 sebagaimana

dimaksud dalam lampiran Instruksi Presiden ini

KEDUA Semua Kementerianmiddot Lembaga Pemerintah Non

Kementerian wajib berkoordinasi dengan Menteri

Perencanaan Pembangunan NasionalKepala Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional

KETIGA Semua Pemerintah Daerah Provinsi dan KabupatenKota

wajib berkoordinasi dengan Menterl Dalam Negeri serta

didukung oleh Menteri Perencanaan Pembangunan

NasionalKepala Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional KEEMPAT

KEEMPAT

KELIMA

KEENAM

KETUJUH

KEDELAPAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2

Menteri Perencanaan Pembangunan NasionalKepala

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

1 Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

Aksi PPK KementerianLembaga secara berkala

2 Melakukan analisis koordinasi dan fasilitasi untuk

mengurai masalah dalam pelaksanaan Aksi PPK

didukung oleh Kepala Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan

3 Menyampaikan laporan pelaksanaan Aksi PPK secara

berkala dan mempublikasikannya kepada masyarakat

Menteri Dalam Negeri didukung oleh Menteri Perencanaan

Pembangunan NasionalKepala Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional melakukan pemantauan dan

evaluasi secara berkala Aksi PPK Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah yang memiliki inisiatif Aksi PPK di luar

yang ditetapkan mela1ui Instruksi Presiden ini

berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri didukUng oleh

Menteri Perencanaan Pembangunan NasionalKepala

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Semua KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah

mempublikasikan laporan capaian pelaksanaan Instruksi

Presiden ini secara berkala pada setiap periode pelaporan

Melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan sungguhshy

sungguh dan penuh tanggung jawab

~ Instruksi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

3

Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal

dikeluarkan

Dikeluarkan di Jakarta

pada tanggal 6 Mei 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd

JOKOWIDODO

Salinan sesuai dengan aslinyamiddot

SEKRETARIAT KABINET RI

i

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

IAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 7 TAHUN 2015

TANGGAL 6 MEl 2015

AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2015

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

I PENCEGAHAN

l

Reformasi Layanan Perizinan di KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah

Pengembangan Three Lines ofDefense Kementerian Keuangan 1 Kementerian Fraud Control System Pada Layanan Koordinator Bidang Strategis di Bidang Kepabeanan dan Cukai Perekonomian

2 Kementerian Perdagangan

3 Kementerian Perindustrian

4 Kementerian Pertanian

5 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Meningkatnya transparansi mekanisme ekspor dan impor

J

Terbangunnya sistem pengendalian ekspor dan impor yang terintegrasi antara Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan dengan 1 Kementerian Pertanian 2 Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan 3 Kementerian Kelautan dan

Perikanan 4 Kementerian ESDM

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

2 shy

UKURAN KEBERBASILAN KRITERIA KEBERBASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT 5431 2

6 Kementerian Kelautan dan Perikanan

7 Kementerian ESDM 1 Surat lzin Usaha Perikanan (SIUP)Terlaksananya penerbitan1 Badan KoordinasiPerbaikan tata kelola penerbitan perizinan Kementerian Kelautan2 dan Surnt Izin Kapal Penangkapanperizinan usaha perikananPenanaman Modaldan Perikananusaha perikanan tangkap Ikan (SIPI) diterbitkan tangkap2 Kementerian mempertimbangkanPerhubungan

- data potensi stock ikan3 Kementerian - spesies yang boleh ditangkapKeuangan

jenis dan ukuran - waktu penangkapan - ukuran kapalGT - jenis dan ukuran alat

penangkapan ikan danatau alat bantu penangkapan ikan (APIABPI)

- wilayah penangkapan 2 SIUP Surat lrin Kapal

PengangkutPengumpullkan (SIKPI SIPI) diberikan hanya bagi perusahaan perikanan yang jelas pemiliknya dan domisiIinya

3 SIUP SIKPISIPI diberikan hanya bagi kapal perikanan yang berstatus sesuai ketentuan

--

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

3 shy

No

3

AKSI

1 Penerapan sistem perizinan online berbasis Teknologi Informasi (TIl untuk usaha angkutan penumpang maupun barang dengan fokus pada moda transportasi penyeberangan dan laut

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Perhubungan

INSTANSI TERKAIT

3

1 Kementerian Kelautan dan Perikanan

2 Badan Koordinasi Penanaman Modal

KRlTERIA KEBERHASILAN

4

Meningkatnya transparansi dan proses penerbitan perizinan usaha angkutan penyeberangan dan laut

UKURAN KEBERHASILAN

5

Tersedianya sistem perizinan online dengan fasilitas tracking proses perizinan oleh pemohon

4 Evaluasi pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSPI di pemerintah daerah

Kementerian Dalam Negeri

Pemerintah Provinsi Kabupaten

Tersedia informasi tentang pelaksanaan PTSP di

Laporan tentang manfaat dan dampak pelaksanaan PTSP di pemerintah

Kota daerah yang memuat pemerintah daerah 1 Jumlah daerah yang telah

membentuk PTSP 2 Jumlah daerah yang telah

melimpahkan sebagian atau seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin kepada lembaga PTSP

3 Jumlah daerah yang telah memiliki Standard Operating Procedure (SOP) layanan perizinan terpadu serta kualitas pelaksanaan SOP layanan perizinan

4 JUmlah daerah yang telah memiliki sarana dan prasarana penanganan pengaduan masyarakat serta tingkat penyelesaian pengaduan masyarakat yan-K telah ditanganiJ

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

4 shy

UKURAN KEBERHASILAN

KRlTERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB iNo I5431 2

5 Manfaat pelaksanaan PTSP bagi pemerintah daerah tercakup didalamnya manfaat bagi upaya minimalisasi praktek-praktek suap maupun manfaat bagi perkembangan dunia usaha dan perekonomian daerah

6 Kendala pelaksanaan PTSP di daerah

5 Pelimpahan seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin di daerah kepada Iembaga Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (Gubemur Bupati Walikota)

1 Kementerian Dalam Negeri

2 Badan Koordinasi Penanaman Modal

Pemberian dan penandatanganan izin dan non izin di daerah dilaksanakan oleh lembaga PTSP

1 Diterbitkan dan disosialisasikannya Peraturan Kepala Daerah tentang pelimpahan seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin di daerah kepada lembaga PTSP

2 Tersedianya mekanisme Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP)

6 Pembentukan Unit Layanan Paspor (ULP) online di 5 (lima) Kantor Imigrasi

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Terbentuknya ULP di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan Kantor Imigrasi Kelas I Tangerang Kantor Imigrasi Kelas I Semarang Kantor Imigrasi Kelas I

Terlaksananya penerbitan paspor secara cepat pada ULP di Kantor lmigrasi Kelas I Khusus Medan Kantor lmigrasi Kelas I Tangerang Kantor Imigrasi Kelas I Semarang Kantor lmigrasi Kelas I Makassar dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

5 shy

AKSI No

t

7 Implementasi Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

KRITERIA KEBERHASILAN INSTANSITERKAIT

4

Makassar dan Kantor Imigrasi Kelas I Banjarmasin

3

Tersedianya fasilitas Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor di 53 (lima puluh tiga) Kantor

UKURAN KEBERHASILAN

5

Kantor Imigrasi Kelas I Banjarmasin yang mendekatkan layanan masyarakat

Terlaksananya operasional Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor di 53 (lima puluh tiga) Kantor Imigrasi

Imigrasi

Pengendalian dan Pengawasan Proses Pelayanan PubUk Penguatan SPIP Penerapan Maklumat Pelayanan Serta Publikasi Pelaku Penyalahgunaan Jabatan

8 Transparansi dan akuntabilitas terhadap upaya ataupun aktivitas penyalahgunaan prosedur ekspor-impor

Kementerian l Kementerian Terlaksananya amanat pasal 1 Disahkannya Peraturan Menteri

Perdagangan Hukum dan HAM 46 ayat (2) UU Nomor 7 Perdagangan tentang Tata Cara

2 Kementerian Tahun 2014 tentang Pengenaan Sanksi Administratif

Keuangan Perdagangan untuk 2 Terpublikasinya para pelaku usaha penerapan sanksi di bidang ekspor-impor yang administratif berupa mendapatkan sanksi karena tidak

pencabutan izin melaksanakan kewajibannya persetujuan pengakuan secara administratif danatau penetapan di bidang perdagangan bagi pelaku usaha impor komoditas strategis

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

6 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No

541 2 3 I 1 Terbangunnya mekanisme IMeningkatnya efektifitas Optimalisasi Pelaksanaan whistle blowing Lembaga Perlindungan9 Kepolisian Negara

koordinasi antarapelaksanaan WBS disystem (WBS) dan jaminan perlindungan Republik Indonesia Saksi dan Korban KementerianLembaga dengan IKeroenterianLembagaterhadap whistle blowerPelapor yang Kejaksaan Republik Komisi Peroberantasan

terintegrasi di KementerianLembaga Indonesia Kementerian Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi Agraria dan Tata Lembaga Perlindungan Saksi dan RuangBadan Korban dan instansi terkait Pertanahan Nasional 2 Termanfaatkannya WBS online Kementerian Energi secara online dan Surober Daya Mineral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

t

PRESIDEN REPUI3LIK INDONESIA

7 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 4 5

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian PekeIjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggaldan Transmigrasi Kementerian Perhubungan

3

I

1Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemerlksa Keuangan

-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

8 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54

Adanya hasil evaluasi pelaksanaan I 2 3

Meningkatnya koordinasi WBS di KementerianLembaga

Peningkatan efektivitas pelaksanaan10 Lembaga Perlindungan Kepolisian Negara antara Lembaga

Kejaksaan Republik Whistle Blowing System (WBS) Saksi dan Korban RepublikIndonesm

Perlindungan Saksi dan Indonesia Kementerian Korban dengan Agraria dan Tata KementerianLembaga RuangBadan dalam pelaksanaan WBS Pertanahan Nasional Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

9 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

Tertinggal dan Transmigrasi Kementerian Perhubungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan

II Pelaksanaan upaya pengendalian Kementerian Kesehatan Kementerian 1 Berfungsinya Unit Pengelola Meningkatnya efektivitas gratifikasi di Kementerian Kesehatan Gratiftkasi (UPG) pada satuan Aparatur Negara dan Pendayagunaan pengendalian gratifIkasi

kerja Badan Layanan Umum (BLU) Reformasi Birokrasi Rumah Sakit Komisi Pernberantasan 2 Terbentuknya komitrnen antara Korupsi Satuan Kerja dengan Mitra Ketja

tentang pengendalian gratifikasi

12 Optimalisasi upaya pengendalian Sekretariat Jenderal Kementerian 1 Peraturan Sekretariat JenderalMeningkatnya efektivitasgratifikasi Mahkamah Konstitusi Pendayagunaan tentang Pedoman Pelaksanaan Aparatur Negara dan

pengendalian gratifikasi UPG

Reformasi Birokrasi 2 Meningkatnya komitrnen pada unit dan Komisi kerja dan mitra kerja KL tentang Pemberantasan pengendalian gratifIkasi Korupsi 3 Laporan pelaksanaan UPG

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

lO-

No AKSI PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAlT KRITERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASILAN

1 3 4 5

13 Optimalisasi peIayanan Registrasi dan Identifikasi (Regident) kendaraan bermotor dan pengemudi

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian DaJam Negeri Kementerian Keuangan

Terwujudnya pelayanan ~dentkendaraan bermotor dan pengemudi berbasis teknologi informasi

1 Terintegrasinya dan terkoneksinya database kendaraan bermotor dan pengemudi di seluruh Indonesia dalam satu sistem jaringan Regident kendaraan bermotor dan pengemudi dengan data Administrasi Kependudukan

2 Adanya laporan hasil evaluasi sistem layanan pada regident kendaraan bermotor dan pengemudi

14 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang penanganan benturan kepentingan

15 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang penanganan benturan kepentingan

I

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

11shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

PenguatanPeIaksanaan Kode Etik dan Kode PeriIaku Aparatur Penyelenggara Pemerintah danI atau Pelayanan Publik dan Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara

16 Pelaksanaan Kewajiban pelaporan harta Kepolisian Negara Komisi Pemberantasan Pimpinan Kepolisian Negara 1 100 pejabat Kepolisian Negarakekayaan Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia Korupsi Republik Indonesia yang wajibRepublik IndonesiaRepublik Indonesia sesuai UU Nomor 28 melaporkan kekayaannya menurutmemastikan kewajibanTabun 1999 (Keputusan Kepala Kepolisian ketentuan menyampaikan LHKPNpelaporan Laporan HartaNegara RI Nomor Kep408VII2011 dan Kekayaan Penyelenggara kepada Komisi PemberantasanSurat Telegram Kapolri Nomor ST KorupsiNegara (LHKPN) oleh1540VII2011) 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat

Republik Indonesia anggota Kepolisian Negara

yang tidak melaporkan LHKPN terlaksana optimal sesuai ketentuan

17 Pelaksanaan kewajiban pelaporan harta Kejaksaan Republik Komisi Pemberantasan 1 100 pejabat Kejaksaan RepublikKejaksaan Republikkekayaan Pejabat Kejaksaan Republik Indonesia Korupsi Indonesia yang wajib melaporkanIndonesia memastikanIndonesia sesuai UU Nomor Tabun 1999 kekayaannya menurut ketentuan

Laporan Harta Kekayaan kewajiban pelaporan

menyampaikan LHKPN kepada Penye1enggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi (LHKPN) oleh Jaksapejabat 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat terkait yang tidak melaporkan LHKPN

sesuai ketentuan

Pembenahan Sistem Melalui Upaya Reformasi Birokrasi Percepatan Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara danPerbaikan Administrasi Kependudukan

18 Pelaksanaan koneksitas data Kementerian Dalam Kepolisian Republik -Kepolisian Negara Republik Tedaksananya koneksitas data kependudukan dengan data Registrasi dan Negeri Indonesia kependudukan dengan data RegidentIndonesia dapat mengaksesIdetifIkasi (Regident) kendaraan bermotor kendaraan bermotor dan pengemudidan memanfaatkandanpoundenEemudi database kependudukan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

12 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

1 2 543 sebagai dasar penerbitan dokumen informasi pelayanan publik

19 Pembentukan dan perungkatan kapasitas 200 (dua ratus) orang pegawai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang

Kementerian Agraria Jumlah pegawai yangKementerian Kementerian Agraria dan Tata

handal dalam rangka mendukung agenda memperoleh sertiflkat PPNS dan Tata Ruang Pendayagunaan

Badan Pertanahan RuangBadan Pertanahan Nasional menjalankan Reformasi Birokrasi

Penataan RuangAparatur Negara dan tersertiflkasi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Pemerintah Daerah

Nasional Reformasi Birokrasi

Penguatan Mekanisme Kelembagaan Dalarn Perekrutan Penempatan Mutasi dan Promosi Khususnya Bagi Aparat Penegak Hukum Berdasarkan Hasil Assesment Terhadap Rekam-Jejak Kompetensi dan Integritas Sesuai Kebutuhan Lembaga Penegak Hukum

20 Pengisian jabatan pimpinan tinggi Ditetapkannya Peraturan Jaksa Agung Kejaksaan Republik Indonesia secara

Kejaksaan Republik Adanya ketetapan kebijakanKementerian Republik Indonesia tentang Pengisian

transparan dan akuntabel Indonesia tentang pengisian jabatanPendayagunaan

Jabatan Pimpinan Tinggi secara Reformasi Birokrasi

pimpinan tinggi secaraAparatur Negara dan transparan dan akuntabeltransparan dan akuntabel

- - - shy-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

13 shy

No

21

22

AKSI

1 Penerapan kewajiban mutasi bagi staf Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah menempatj satu posisi lebih dari 3 (tiga) tahun

Pelaksanaanmiddot transparansi daIam proses rekruitmen Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

PENANGGUNG JAWAB

2

Kepolisian Negara Republik Indonesia Sekretariat JenderaI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

INSTANSITERKAIT

3

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Adanya Standard Operating Procedure (SOP) tentang mutasi periodik PNS di KementerianfLembaga

Meningkatnya integritas dan kualitas penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 13 Tabun 2014 tentang Mutasi Periodik

Terlaksananya rekruitmen Penyidik Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia secara transparan dan akuntabel

23 Transparansi proses pengangkatall pejabat yang menempati jabatan strategis di Kepolisian Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Komisi Pem~rantasan Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan

Pengangkatan pejabat setingkat eselon I dan eselon II dilakukan secara ketat transparan dan akuntabel

1 Pemantauan Pelaksanaan Peraturan tentang Standard Operating Procedure (SOP) mutasi pejabat yang akan menduduki jabatan strategis dilakukan secara ketat dan akuntabel melalui pentabapan antara lain - Verifikasi terhadap Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan transaksi keuangan dengan meminta input dari Komisi PemberantasanKorupsidan Pusat Pelaporan dan AnaIislS TransaksiKeuanJ[an

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

14 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

54

- Verifikasi terhadap lcinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- Evaluasi lcinerja keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pada jabatan sebelumnya

1 2 3

2 Digunakannya hasil veriflkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat di pos strategis

1 Pemantauan pelaksanaanPengangkatan pejabat peraturankebijakan internal

Komisi Pemberantasan24 Transparansi proses pengangkatan Kejaksaan Republik setingkat eselon I dan eselon

mengenai sistern dan prosedur Indonesia Korupsi Pusatpejabat yang menernpati jabatan strategis

II dilakukan secara ketat pengangkatan pejabat struktural

Pelaporan dan Analisisdi Kejaksaan Republik Indonesia transparan dan akuntabel

eselon I dan II secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasil kelulusan dalam assesment kompetensi yang antara lain rnengatur proses sebagai berikut - permohonan informasi

kewajaran harta kekayaan dan transaksi keuangan dari Kornisi Pernberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

TransaksiKeuangan

~ -

PRESIDEN

REPU8L1K INDONESIA

15 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 I~middot

2 3 4 5

- verifikasi terhadap kinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- evaluasi kinerja dalam penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebdumnya (bagi jaksa)

2 Digunakannya hasil verifIkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat struktural eselon I dan eselon II di dalam proses pengangkatannya secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasH kelulusan dalam assessment kompetensi dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut - Telah menyerahkan Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)

- Verifikasi terhadap kineIja dan integritas calon berdasarkan hasil pengawasan internal

- Evaluasi kineIja dalam L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa)

Keterbukaan Prosedur Pengoperasian Standar Penanganan Perkara (Tetmasuk Pengaduan Masyarakat) dan Pemrosesan Pihak ygMenyalahgunakan Wewenang

Ishy25 Penanganan pengaduan masyarakat Kementerian Agraria ~Tertanganinya pengaduanKementerian 1 Tersedianya portallayanan publik

terkait pertanahan dan Tata Ruang Lingkungan Hidup dan masyarakat terkait masalah untuk menyampaikan pengaduan Badan Pertanahan Kehutanan Kementeria masyarakat terkait masalah tanah Nasional

tanah oleh pihak Dalam Negeri di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi Kementerian Pertanian

Kementerian Agraria dan secara online

Kementerian ESDM Tata RuangBadan

2 Penyampaian penjelasan dari Kementerian Pekerjaan

Pertanahan Nasional pihak Kementerian Agraria dan

Umum dan Perumahan Tata RuangBadan Pertanahan Rakyat Ombudsman Nasional kepada masyarakat yang Republik Indonesia menyampaikan pengaduan melalui Komisi Pemberantasan portallayanan publik Korupsi

Pemantapan Administrasi Keuangan Negara Termasuk Penghapusan Dana Off-Budget dan Mempublikasikan Penerimaan HibahBantuanDonor di Badan Publik dan Partai Politik

Lshy

~

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

17 shyro-

AKS PENANGGUNGJAWAB INSTANSITERKAlT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

26 Peningkatan implementasi sistem Pusat Pelaporan dan Kepolisian Negara Memperkuat koordinasi Semua pertukazan informasi LHA pertukaran informasi Laporan Hasil Analisis Transaksi Republik Indonesia antara penegak hukum antara PPATK dengan instansi terkaitAnalisis Keuangan Kejaksaan Republik dilakukan melalui Secure Online

Indonesia Komisi dengan dukungan Teknologi

Communication (SOC) Pemberantasan Korupsi Kementerian KeuanganBadan Narkotika Nasional

Informasi

27 Optimalisasi dan akuntabilitas tindak Pusat PeIaporan dan Kemenko Bidang Terpublikasinyajumlah LHA PusatProses penanganan LHA lanjut Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Analisis Transaksi Polhukam Kepolisian Pelaporan dan Analisis TransaksiPusat Pelaporan dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan yang diterima danRepublik Indonesia Analisis TransaksiKeuangan diselesaikan oleh Kepolisian

Indonesia Komisi Kejaksaan Republik Keuangan dilaksanakan

Kejaksaan dan KPK di website PPATK Pemberantasan

secara akuntabel dan dan Kemenko Bidang Polhukam

Korupsi optimal

secara periodik

28 Implementasi Pembayaran Penerimaan Kementerian Hukum Kementerian Keuangan Tersedianya fasilitas Terlaksananya Pembayaran PNBP Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian dan Hak Asasi Manusia Electronic Data Capture Keimigrasian melalui Electronic Data melalui Electronic Data Capture (EDC) Capture (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi29 Interkoneksi antara PPATK dengan Pusat Pelaporan dan Kementerian Adanya interkoneksi antara PusatSumberdata

KementerianjLembaga Terkait Analisis Transaksi Keuangan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

KementerianjLembaga Kementerian Dalam dapat diakses oleh PPATK Keuangan dengan Kementerian Negeri Kepolisian berbasis teknologi informasi Keuangan Kementerian Dalam N egeri Negara Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruattg[

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 2: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

KEEMPAT

KELIMA

KEENAM

KETUJUH

KEDELAPAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2

Menteri Perencanaan Pembangunan NasionalKepala

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

1 Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

Aksi PPK KementerianLembaga secara berkala

2 Melakukan analisis koordinasi dan fasilitasi untuk

mengurai masalah dalam pelaksanaan Aksi PPK

didukung oleh Kepala Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan

3 Menyampaikan laporan pelaksanaan Aksi PPK secara

berkala dan mempublikasikannya kepada masyarakat

Menteri Dalam Negeri didukung oleh Menteri Perencanaan

Pembangunan NasionalKepala Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional melakukan pemantauan dan

evaluasi secara berkala Aksi PPK Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah yang memiliki inisiatif Aksi PPK di luar

yang ditetapkan mela1ui Instruksi Presiden ini

berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri didukUng oleh

Menteri Perencanaan Pembangunan NasionalKepala

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Semua KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah

mempublikasikan laporan capaian pelaksanaan Instruksi

Presiden ini secara berkala pada setiap periode pelaporan

Melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan sungguhshy

sungguh dan penuh tanggung jawab

~ Instruksi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

3

Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal

dikeluarkan

Dikeluarkan di Jakarta

pada tanggal 6 Mei 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd

JOKOWIDODO

Salinan sesuai dengan aslinyamiddot

SEKRETARIAT KABINET RI

i

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

IAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 7 TAHUN 2015

TANGGAL 6 MEl 2015

AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2015

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

I PENCEGAHAN

l

Reformasi Layanan Perizinan di KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah

Pengembangan Three Lines ofDefense Kementerian Keuangan 1 Kementerian Fraud Control System Pada Layanan Koordinator Bidang Strategis di Bidang Kepabeanan dan Cukai Perekonomian

2 Kementerian Perdagangan

3 Kementerian Perindustrian

4 Kementerian Pertanian

5 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Meningkatnya transparansi mekanisme ekspor dan impor

J

Terbangunnya sistem pengendalian ekspor dan impor yang terintegrasi antara Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan dengan 1 Kementerian Pertanian 2 Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan 3 Kementerian Kelautan dan

Perikanan 4 Kementerian ESDM

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

2 shy

UKURAN KEBERBASILAN KRITERIA KEBERBASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT 5431 2

6 Kementerian Kelautan dan Perikanan

7 Kementerian ESDM 1 Surat lzin Usaha Perikanan (SIUP)Terlaksananya penerbitan1 Badan KoordinasiPerbaikan tata kelola penerbitan perizinan Kementerian Kelautan2 dan Surnt Izin Kapal Penangkapanperizinan usaha perikananPenanaman Modaldan Perikananusaha perikanan tangkap Ikan (SIPI) diterbitkan tangkap2 Kementerian mempertimbangkanPerhubungan

- data potensi stock ikan3 Kementerian - spesies yang boleh ditangkapKeuangan

jenis dan ukuran - waktu penangkapan - ukuran kapalGT - jenis dan ukuran alat

penangkapan ikan danatau alat bantu penangkapan ikan (APIABPI)

- wilayah penangkapan 2 SIUP Surat lrin Kapal

PengangkutPengumpullkan (SIKPI SIPI) diberikan hanya bagi perusahaan perikanan yang jelas pemiliknya dan domisiIinya

3 SIUP SIKPISIPI diberikan hanya bagi kapal perikanan yang berstatus sesuai ketentuan

--

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

3 shy

No

3

AKSI

1 Penerapan sistem perizinan online berbasis Teknologi Informasi (TIl untuk usaha angkutan penumpang maupun barang dengan fokus pada moda transportasi penyeberangan dan laut

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Perhubungan

INSTANSI TERKAIT

3

1 Kementerian Kelautan dan Perikanan

2 Badan Koordinasi Penanaman Modal

KRlTERIA KEBERHASILAN

4

Meningkatnya transparansi dan proses penerbitan perizinan usaha angkutan penyeberangan dan laut

UKURAN KEBERHASILAN

5

Tersedianya sistem perizinan online dengan fasilitas tracking proses perizinan oleh pemohon

4 Evaluasi pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSPI di pemerintah daerah

Kementerian Dalam Negeri

Pemerintah Provinsi Kabupaten

Tersedia informasi tentang pelaksanaan PTSP di

Laporan tentang manfaat dan dampak pelaksanaan PTSP di pemerintah

Kota daerah yang memuat pemerintah daerah 1 Jumlah daerah yang telah

membentuk PTSP 2 Jumlah daerah yang telah

melimpahkan sebagian atau seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin kepada lembaga PTSP

3 Jumlah daerah yang telah memiliki Standard Operating Procedure (SOP) layanan perizinan terpadu serta kualitas pelaksanaan SOP layanan perizinan

4 JUmlah daerah yang telah memiliki sarana dan prasarana penanganan pengaduan masyarakat serta tingkat penyelesaian pengaduan masyarakat yan-K telah ditanganiJ

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

4 shy

UKURAN KEBERHASILAN

KRlTERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB iNo I5431 2

5 Manfaat pelaksanaan PTSP bagi pemerintah daerah tercakup didalamnya manfaat bagi upaya minimalisasi praktek-praktek suap maupun manfaat bagi perkembangan dunia usaha dan perekonomian daerah

6 Kendala pelaksanaan PTSP di daerah

5 Pelimpahan seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin di daerah kepada Iembaga Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (Gubemur Bupati Walikota)

1 Kementerian Dalam Negeri

2 Badan Koordinasi Penanaman Modal

Pemberian dan penandatanganan izin dan non izin di daerah dilaksanakan oleh lembaga PTSP

1 Diterbitkan dan disosialisasikannya Peraturan Kepala Daerah tentang pelimpahan seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin di daerah kepada lembaga PTSP

2 Tersedianya mekanisme Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP)

6 Pembentukan Unit Layanan Paspor (ULP) online di 5 (lima) Kantor Imigrasi

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Terbentuknya ULP di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan Kantor Imigrasi Kelas I Tangerang Kantor Imigrasi Kelas I Semarang Kantor Imigrasi Kelas I

Terlaksananya penerbitan paspor secara cepat pada ULP di Kantor lmigrasi Kelas I Khusus Medan Kantor lmigrasi Kelas I Tangerang Kantor Imigrasi Kelas I Semarang Kantor lmigrasi Kelas I Makassar dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

5 shy

AKSI No

t

7 Implementasi Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

KRITERIA KEBERHASILAN INSTANSITERKAIT

4

Makassar dan Kantor Imigrasi Kelas I Banjarmasin

3

Tersedianya fasilitas Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor di 53 (lima puluh tiga) Kantor

UKURAN KEBERHASILAN

5

Kantor Imigrasi Kelas I Banjarmasin yang mendekatkan layanan masyarakat

Terlaksananya operasional Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor di 53 (lima puluh tiga) Kantor Imigrasi

Imigrasi

Pengendalian dan Pengawasan Proses Pelayanan PubUk Penguatan SPIP Penerapan Maklumat Pelayanan Serta Publikasi Pelaku Penyalahgunaan Jabatan

8 Transparansi dan akuntabilitas terhadap upaya ataupun aktivitas penyalahgunaan prosedur ekspor-impor

Kementerian l Kementerian Terlaksananya amanat pasal 1 Disahkannya Peraturan Menteri

Perdagangan Hukum dan HAM 46 ayat (2) UU Nomor 7 Perdagangan tentang Tata Cara

2 Kementerian Tahun 2014 tentang Pengenaan Sanksi Administratif

Keuangan Perdagangan untuk 2 Terpublikasinya para pelaku usaha penerapan sanksi di bidang ekspor-impor yang administratif berupa mendapatkan sanksi karena tidak

pencabutan izin melaksanakan kewajibannya persetujuan pengakuan secara administratif danatau penetapan di bidang perdagangan bagi pelaku usaha impor komoditas strategis

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

6 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No

541 2 3 I 1 Terbangunnya mekanisme IMeningkatnya efektifitas Optimalisasi Pelaksanaan whistle blowing Lembaga Perlindungan9 Kepolisian Negara

koordinasi antarapelaksanaan WBS disystem (WBS) dan jaminan perlindungan Republik Indonesia Saksi dan Korban KementerianLembaga dengan IKeroenterianLembagaterhadap whistle blowerPelapor yang Kejaksaan Republik Komisi Peroberantasan

terintegrasi di KementerianLembaga Indonesia Kementerian Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi Agraria dan Tata Lembaga Perlindungan Saksi dan RuangBadan Korban dan instansi terkait Pertanahan Nasional 2 Termanfaatkannya WBS online Kementerian Energi secara online dan Surober Daya Mineral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

t

PRESIDEN REPUI3LIK INDONESIA

7 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 4 5

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian PekeIjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggaldan Transmigrasi Kementerian Perhubungan

3

I

1Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemerlksa Keuangan

-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

8 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54

Adanya hasil evaluasi pelaksanaan I 2 3

Meningkatnya koordinasi WBS di KementerianLembaga

Peningkatan efektivitas pelaksanaan10 Lembaga Perlindungan Kepolisian Negara antara Lembaga

Kejaksaan Republik Whistle Blowing System (WBS) Saksi dan Korban RepublikIndonesm

Perlindungan Saksi dan Indonesia Kementerian Korban dengan Agraria dan Tata KementerianLembaga RuangBadan dalam pelaksanaan WBS Pertanahan Nasional Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

9 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

Tertinggal dan Transmigrasi Kementerian Perhubungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan

II Pelaksanaan upaya pengendalian Kementerian Kesehatan Kementerian 1 Berfungsinya Unit Pengelola Meningkatnya efektivitas gratifikasi di Kementerian Kesehatan Gratiftkasi (UPG) pada satuan Aparatur Negara dan Pendayagunaan pengendalian gratifIkasi

kerja Badan Layanan Umum (BLU) Reformasi Birokrasi Rumah Sakit Komisi Pernberantasan 2 Terbentuknya komitrnen antara Korupsi Satuan Kerja dengan Mitra Ketja

tentang pengendalian gratifikasi

12 Optimalisasi upaya pengendalian Sekretariat Jenderal Kementerian 1 Peraturan Sekretariat JenderalMeningkatnya efektivitasgratifikasi Mahkamah Konstitusi Pendayagunaan tentang Pedoman Pelaksanaan Aparatur Negara dan

pengendalian gratifikasi UPG

Reformasi Birokrasi 2 Meningkatnya komitrnen pada unit dan Komisi kerja dan mitra kerja KL tentang Pemberantasan pengendalian gratifIkasi Korupsi 3 Laporan pelaksanaan UPG

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

lO-

No AKSI PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAlT KRITERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASILAN

1 3 4 5

13 Optimalisasi peIayanan Registrasi dan Identifikasi (Regident) kendaraan bermotor dan pengemudi

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian DaJam Negeri Kementerian Keuangan

Terwujudnya pelayanan ~dentkendaraan bermotor dan pengemudi berbasis teknologi informasi

1 Terintegrasinya dan terkoneksinya database kendaraan bermotor dan pengemudi di seluruh Indonesia dalam satu sistem jaringan Regident kendaraan bermotor dan pengemudi dengan data Administrasi Kependudukan

2 Adanya laporan hasil evaluasi sistem layanan pada regident kendaraan bermotor dan pengemudi

14 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang penanganan benturan kepentingan

15 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang penanganan benturan kepentingan

I

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

11shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

PenguatanPeIaksanaan Kode Etik dan Kode PeriIaku Aparatur Penyelenggara Pemerintah danI atau Pelayanan Publik dan Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara

16 Pelaksanaan Kewajiban pelaporan harta Kepolisian Negara Komisi Pemberantasan Pimpinan Kepolisian Negara 1 100 pejabat Kepolisian Negarakekayaan Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia Korupsi Republik Indonesia yang wajibRepublik IndonesiaRepublik Indonesia sesuai UU Nomor 28 melaporkan kekayaannya menurutmemastikan kewajibanTabun 1999 (Keputusan Kepala Kepolisian ketentuan menyampaikan LHKPNpelaporan Laporan HartaNegara RI Nomor Kep408VII2011 dan Kekayaan Penyelenggara kepada Komisi PemberantasanSurat Telegram Kapolri Nomor ST KorupsiNegara (LHKPN) oleh1540VII2011) 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat

Republik Indonesia anggota Kepolisian Negara

yang tidak melaporkan LHKPN terlaksana optimal sesuai ketentuan

17 Pelaksanaan kewajiban pelaporan harta Kejaksaan Republik Komisi Pemberantasan 1 100 pejabat Kejaksaan RepublikKejaksaan Republikkekayaan Pejabat Kejaksaan Republik Indonesia Korupsi Indonesia yang wajib melaporkanIndonesia memastikanIndonesia sesuai UU Nomor Tabun 1999 kekayaannya menurut ketentuan

Laporan Harta Kekayaan kewajiban pelaporan

menyampaikan LHKPN kepada Penye1enggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi (LHKPN) oleh Jaksapejabat 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat terkait yang tidak melaporkan LHKPN

sesuai ketentuan

Pembenahan Sistem Melalui Upaya Reformasi Birokrasi Percepatan Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara danPerbaikan Administrasi Kependudukan

18 Pelaksanaan koneksitas data Kementerian Dalam Kepolisian Republik -Kepolisian Negara Republik Tedaksananya koneksitas data kependudukan dengan data Registrasi dan Negeri Indonesia kependudukan dengan data RegidentIndonesia dapat mengaksesIdetifIkasi (Regident) kendaraan bermotor kendaraan bermotor dan pengemudidan memanfaatkandanpoundenEemudi database kependudukan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

12 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

1 2 543 sebagai dasar penerbitan dokumen informasi pelayanan publik

19 Pembentukan dan perungkatan kapasitas 200 (dua ratus) orang pegawai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang

Kementerian Agraria Jumlah pegawai yangKementerian Kementerian Agraria dan Tata

handal dalam rangka mendukung agenda memperoleh sertiflkat PPNS dan Tata Ruang Pendayagunaan

Badan Pertanahan RuangBadan Pertanahan Nasional menjalankan Reformasi Birokrasi

Penataan RuangAparatur Negara dan tersertiflkasi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Pemerintah Daerah

Nasional Reformasi Birokrasi

Penguatan Mekanisme Kelembagaan Dalarn Perekrutan Penempatan Mutasi dan Promosi Khususnya Bagi Aparat Penegak Hukum Berdasarkan Hasil Assesment Terhadap Rekam-Jejak Kompetensi dan Integritas Sesuai Kebutuhan Lembaga Penegak Hukum

20 Pengisian jabatan pimpinan tinggi Ditetapkannya Peraturan Jaksa Agung Kejaksaan Republik Indonesia secara

Kejaksaan Republik Adanya ketetapan kebijakanKementerian Republik Indonesia tentang Pengisian

transparan dan akuntabel Indonesia tentang pengisian jabatanPendayagunaan

Jabatan Pimpinan Tinggi secara Reformasi Birokrasi

pimpinan tinggi secaraAparatur Negara dan transparan dan akuntabeltransparan dan akuntabel

- - - shy-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

13 shy

No

21

22

AKSI

1 Penerapan kewajiban mutasi bagi staf Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah menempatj satu posisi lebih dari 3 (tiga) tahun

Pelaksanaanmiddot transparansi daIam proses rekruitmen Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

PENANGGUNG JAWAB

2

Kepolisian Negara Republik Indonesia Sekretariat JenderaI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

INSTANSITERKAIT

3

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Adanya Standard Operating Procedure (SOP) tentang mutasi periodik PNS di KementerianfLembaga

Meningkatnya integritas dan kualitas penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 13 Tabun 2014 tentang Mutasi Periodik

Terlaksananya rekruitmen Penyidik Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia secara transparan dan akuntabel

23 Transparansi proses pengangkatall pejabat yang menempati jabatan strategis di Kepolisian Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Komisi Pem~rantasan Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan

Pengangkatan pejabat setingkat eselon I dan eselon II dilakukan secara ketat transparan dan akuntabel

1 Pemantauan Pelaksanaan Peraturan tentang Standard Operating Procedure (SOP) mutasi pejabat yang akan menduduki jabatan strategis dilakukan secara ketat dan akuntabel melalui pentabapan antara lain - Verifikasi terhadap Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan transaksi keuangan dengan meminta input dari Komisi PemberantasanKorupsidan Pusat Pelaporan dan AnaIislS TransaksiKeuanJ[an

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

14 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

54

- Verifikasi terhadap lcinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- Evaluasi lcinerja keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pada jabatan sebelumnya

1 2 3

2 Digunakannya hasil veriflkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat di pos strategis

1 Pemantauan pelaksanaanPengangkatan pejabat peraturankebijakan internal

Komisi Pemberantasan24 Transparansi proses pengangkatan Kejaksaan Republik setingkat eselon I dan eselon

mengenai sistern dan prosedur Indonesia Korupsi Pusatpejabat yang menernpati jabatan strategis

II dilakukan secara ketat pengangkatan pejabat struktural

Pelaporan dan Analisisdi Kejaksaan Republik Indonesia transparan dan akuntabel

eselon I dan II secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasil kelulusan dalam assesment kompetensi yang antara lain rnengatur proses sebagai berikut - permohonan informasi

kewajaran harta kekayaan dan transaksi keuangan dari Kornisi Pernberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

TransaksiKeuangan

~ -

PRESIDEN

REPU8L1K INDONESIA

15 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 I~middot

2 3 4 5

- verifikasi terhadap kinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- evaluasi kinerja dalam penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebdumnya (bagi jaksa)

2 Digunakannya hasil verifIkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat struktural eselon I dan eselon II di dalam proses pengangkatannya secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasH kelulusan dalam assessment kompetensi dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut - Telah menyerahkan Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)

- Verifikasi terhadap kineIja dan integritas calon berdasarkan hasil pengawasan internal

- Evaluasi kineIja dalam L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa)

Keterbukaan Prosedur Pengoperasian Standar Penanganan Perkara (Tetmasuk Pengaduan Masyarakat) dan Pemrosesan Pihak ygMenyalahgunakan Wewenang

Ishy25 Penanganan pengaduan masyarakat Kementerian Agraria ~Tertanganinya pengaduanKementerian 1 Tersedianya portallayanan publik

terkait pertanahan dan Tata Ruang Lingkungan Hidup dan masyarakat terkait masalah untuk menyampaikan pengaduan Badan Pertanahan Kehutanan Kementeria masyarakat terkait masalah tanah Nasional

tanah oleh pihak Dalam Negeri di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi Kementerian Pertanian

Kementerian Agraria dan secara online

Kementerian ESDM Tata RuangBadan

2 Penyampaian penjelasan dari Kementerian Pekerjaan

Pertanahan Nasional pihak Kementerian Agraria dan

Umum dan Perumahan Tata RuangBadan Pertanahan Rakyat Ombudsman Nasional kepada masyarakat yang Republik Indonesia menyampaikan pengaduan melalui Komisi Pemberantasan portallayanan publik Korupsi

Pemantapan Administrasi Keuangan Negara Termasuk Penghapusan Dana Off-Budget dan Mempublikasikan Penerimaan HibahBantuanDonor di Badan Publik dan Partai Politik

Lshy

~

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

17 shyro-

AKS PENANGGUNGJAWAB INSTANSITERKAlT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

26 Peningkatan implementasi sistem Pusat Pelaporan dan Kepolisian Negara Memperkuat koordinasi Semua pertukazan informasi LHA pertukaran informasi Laporan Hasil Analisis Transaksi Republik Indonesia antara penegak hukum antara PPATK dengan instansi terkaitAnalisis Keuangan Kejaksaan Republik dilakukan melalui Secure Online

Indonesia Komisi dengan dukungan Teknologi

Communication (SOC) Pemberantasan Korupsi Kementerian KeuanganBadan Narkotika Nasional

Informasi

27 Optimalisasi dan akuntabilitas tindak Pusat PeIaporan dan Kemenko Bidang Terpublikasinyajumlah LHA PusatProses penanganan LHA lanjut Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Analisis Transaksi Polhukam Kepolisian Pelaporan dan Analisis TransaksiPusat Pelaporan dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan yang diterima danRepublik Indonesia Analisis TransaksiKeuangan diselesaikan oleh Kepolisian

Indonesia Komisi Kejaksaan Republik Keuangan dilaksanakan

Kejaksaan dan KPK di website PPATK Pemberantasan

secara akuntabel dan dan Kemenko Bidang Polhukam

Korupsi optimal

secara periodik

28 Implementasi Pembayaran Penerimaan Kementerian Hukum Kementerian Keuangan Tersedianya fasilitas Terlaksananya Pembayaran PNBP Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian dan Hak Asasi Manusia Electronic Data Capture Keimigrasian melalui Electronic Data melalui Electronic Data Capture (EDC) Capture (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi29 Interkoneksi antara PPATK dengan Pusat Pelaporan dan Kementerian Adanya interkoneksi antara PusatSumberdata

KementerianjLembaga Terkait Analisis Transaksi Keuangan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

KementerianjLembaga Kementerian Dalam dapat diakses oleh PPATK Keuangan dengan Kementerian Negeri Kepolisian berbasis teknologi informasi Keuangan Kementerian Dalam N egeri Negara Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruattg[

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 3: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

3

Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal

dikeluarkan

Dikeluarkan di Jakarta

pada tanggal 6 Mei 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd

JOKOWIDODO

Salinan sesuai dengan aslinyamiddot

SEKRETARIAT KABINET RI

i

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

IAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 7 TAHUN 2015

TANGGAL 6 MEl 2015

AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2015

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

I PENCEGAHAN

l

Reformasi Layanan Perizinan di KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah

Pengembangan Three Lines ofDefense Kementerian Keuangan 1 Kementerian Fraud Control System Pada Layanan Koordinator Bidang Strategis di Bidang Kepabeanan dan Cukai Perekonomian

2 Kementerian Perdagangan

3 Kementerian Perindustrian

4 Kementerian Pertanian

5 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Meningkatnya transparansi mekanisme ekspor dan impor

J

Terbangunnya sistem pengendalian ekspor dan impor yang terintegrasi antara Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan dengan 1 Kementerian Pertanian 2 Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan 3 Kementerian Kelautan dan

Perikanan 4 Kementerian ESDM

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

2 shy

UKURAN KEBERBASILAN KRITERIA KEBERBASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT 5431 2

6 Kementerian Kelautan dan Perikanan

7 Kementerian ESDM 1 Surat lzin Usaha Perikanan (SIUP)Terlaksananya penerbitan1 Badan KoordinasiPerbaikan tata kelola penerbitan perizinan Kementerian Kelautan2 dan Surnt Izin Kapal Penangkapanperizinan usaha perikananPenanaman Modaldan Perikananusaha perikanan tangkap Ikan (SIPI) diterbitkan tangkap2 Kementerian mempertimbangkanPerhubungan

- data potensi stock ikan3 Kementerian - spesies yang boleh ditangkapKeuangan

jenis dan ukuran - waktu penangkapan - ukuran kapalGT - jenis dan ukuran alat

penangkapan ikan danatau alat bantu penangkapan ikan (APIABPI)

- wilayah penangkapan 2 SIUP Surat lrin Kapal

PengangkutPengumpullkan (SIKPI SIPI) diberikan hanya bagi perusahaan perikanan yang jelas pemiliknya dan domisiIinya

3 SIUP SIKPISIPI diberikan hanya bagi kapal perikanan yang berstatus sesuai ketentuan

--

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

3 shy

No

3

AKSI

1 Penerapan sistem perizinan online berbasis Teknologi Informasi (TIl untuk usaha angkutan penumpang maupun barang dengan fokus pada moda transportasi penyeberangan dan laut

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Perhubungan

INSTANSI TERKAIT

3

1 Kementerian Kelautan dan Perikanan

2 Badan Koordinasi Penanaman Modal

KRlTERIA KEBERHASILAN

4

Meningkatnya transparansi dan proses penerbitan perizinan usaha angkutan penyeberangan dan laut

UKURAN KEBERHASILAN

5

Tersedianya sistem perizinan online dengan fasilitas tracking proses perizinan oleh pemohon

4 Evaluasi pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSPI di pemerintah daerah

Kementerian Dalam Negeri

Pemerintah Provinsi Kabupaten

Tersedia informasi tentang pelaksanaan PTSP di

Laporan tentang manfaat dan dampak pelaksanaan PTSP di pemerintah

Kota daerah yang memuat pemerintah daerah 1 Jumlah daerah yang telah

membentuk PTSP 2 Jumlah daerah yang telah

melimpahkan sebagian atau seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin kepada lembaga PTSP

3 Jumlah daerah yang telah memiliki Standard Operating Procedure (SOP) layanan perizinan terpadu serta kualitas pelaksanaan SOP layanan perizinan

4 JUmlah daerah yang telah memiliki sarana dan prasarana penanganan pengaduan masyarakat serta tingkat penyelesaian pengaduan masyarakat yan-K telah ditanganiJ

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

4 shy

UKURAN KEBERHASILAN

KRlTERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB iNo I5431 2

5 Manfaat pelaksanaan PTSP bagi pemerintah daerah tercakup didalamnya manfaat bagi upaya minimalisasi praktek-praktek suap maupun manfaat bagi perkembangan dunia usaha dan perekonomian daerah

6 Kendala pelaksanaan PTSP di daerah

5 Pelimpahan seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin di daerah kepada Iembaga Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (Gubemur Bupati Walikota)

1 Kementerian Dalam Negeri

2 Badan Koordinasi Penanaman Modal

Pemberian dan penandatanganan izin dan non izin di daerah dilaksanakan oleh lembaga PTSP

1 Diterbitkan dan disosialisasikannya Peraturan Kepala Daerah tentang pelimpahan seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin di daerah kepada lembaga PTSP

2 Tersedianya mekanisme Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP)

6 Pembentukan Unit Layanan Paspor (ULP) online di 5 (lima) Kantor Imigrasi

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Terbentuknya ULP di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan Kantor Imigrasi Kelas I Tangerang Kantor Imigrasi Kelas I Semarang Kantor Imigrasi Kelas I

Terlaksananya penerbitan paspor secara cepat pada ULP di Kantor lmigrasi Kelas I Khusus Medan Kantor lmigrasi Kelas I Tangerang Kantor Imigrasi Kelas I Semarang Kantor lmigrasi Kelas I Makassar dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

5 shy

AKSI No

t

7 Implementasi Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

KRITERIA KEBERHASILAN INSTANSITERKAIT

4

Makassar dan Kantor Imigrasi Kelas I Banjarmasin

3

Tersedianya fasilitas Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor di 53 (lima puluh tiga) Kantor

UKURAN KEBERHASILAN

5

Kantor Imigrasi Kelas I Banjarmasin yang mendekatkan layanan masyarakat

Terlaksananya operasional Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor di 53 (lima puluh tiga) Kantor Imigrasi

Imigrasi

Pengendalian dan Pengawasan Proses Pelayanan PubUk Penguatan SPIP Penerapan Maklumat Pelayanan Serta Publikasi Pelaku Penyalahgunaan Jabatan

8 Transparansi dan akuntabilitas terhadap upaya ataupun aktivitas penyalahgunaan prosedur ekspor-impor

Kementerian l Kementerian Terlaksananya amanat pasal 1 Disahkannya Peraturan Menteri

Perdagangan Hukum dan HAM 46 ayat (2) UU Nomor 7 Perdagangan tentang Tata Cara

2 Kementerian Tahun 2014 tentang Pengenaan Sanksi Administratif

Keuangan Perdagangan untuk 2 Terpublikasinya para pelaku usaha penerapan sanksi di bidang ekspor-impor yang administratif berupa mendapatkan sanksi karena tidak

pencabutan izin melaksanakan kewajibannya persetujuan pengakuan secara administratif danatau penetapan di bidang perdagangan bagi pelaku usaha impor komoditas strategis

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

6 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No

541 2 3 I 1 Terbangunnya mekanisme IMeningkatnya efektifitas Optimalisasi Pelaksanaan whistle blowing Lembaga Perlindungan9 Kepolisian Negara

koordinasi antarapelaksanaan WBS disystem (WBS) dan jaminan perlindungan Republik Indonesia Saksi dan Korban KementerianLembaga dengan IKeroenterianLembagaterhadap whistle blowerPelapor yang Kejaksaan Republik Komisi Peroberantasan

terintegrasi di KementerianLembaga Indonesia Kementerian Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi Agraria dan Tata Lembaga Perlindungan Saksi dan RuangBadan Korban dan instansi terkait Pertanahan Nasional 2 Termanfaatkannya WBS online Kementerian Energi secara online dan Surober Daya Mineral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

t

PRESIDEN REPUI3LIK INDONESIA

7 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 4 5

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian PekeIjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggaldan Transmigrasi Kementerian Perhubungan

3

I

1Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemerlksa Keuangan

-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

8 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54

Adanya hasil evaluasi pelaksanaan I 2 3

Meningkatnya koordinasi WBS di KementerianLembaga

Peningkatan efektivitas pelaksanaan10 Lembaga Perlindungan Kepolisian Negara antara Lembaga

Kejaksaan Republik Whistle Blowing System (WBS) Saksi dan Korban RepublikIndonesm

Perlindungan Saksi dan Indonesia Kementerian Korban dengan Agraria dan Tata KementerianLembaga RuangBadan dalam pelaksanaan WBS Pertanahan Nasional Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

9 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

Tertinggal dan Transmigrasi Kementerian Perhubungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan

II Pelaksanaan upaya pengendalian Kementerian Kesehatan Kementerian 1 Berfungsinya Unit Pengelola Meningkatnya efektivitas gratifikasi di Kementerian Kesehatan Gratiftkasi (UPG) pada satuan Aparatur Negara dan Pendayagunaan pengendalian gratifIkasi

kerja Badan Layanan Umum (BLU) Reformasi Birokrasi Rumah Sakit Komisi Pernberantasan 2 Terbentuknya komitrnen antara Korupsi Satuan Kerja dengan Mitra Ketja

tentang pengendalian gratifikasi

12 Optimalisasi upaya pengendalian Sekretariat Jenderal Kementerian 1 Peraturan Sekretariat JenderalMeningkatnya efektivitasgratifikasi Mahkamah Konstitusi Pendayagunaan tentang Pedoman Pelaksanaan Aparatur Negara dan

pengendalian gratifikasi UPG

Reformasi Birokrasi 2 Meningkatnya komitrnen pada unit dan Komisi kerja dan mitra kerja KL tentang Pemberantasan pengendalian gratifIkasi Korupsi 3 Laporan pelaksanaan UPG

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

lO-

No AKSI PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAlT KRITERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASILAN

1 3 4 5

13 Optimalisasi peIayanan Registrasi dan Identifikasi (Regident) kendaraan bermotor dan pengemudi

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian DaJam Negeri Kementerian Keuangan

Terwujudnya pelayanan ~dentkendaraan bermotor dan pengemudi berbasis teknologi informasi

1 Terintegrasinya dan terkoneksinya database kendaraan bermotor dan pengemudi di seluruh Indonesia dalam satu sistem jaringan Regident kendaraan bermotor dan pengemudi dengan data Administrasi Kependudukan

2 Adanya laporan hasil evaluasi sistem layanan pada regident kendaraan bermotor dan pengemudi

14 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang penanganan benturan kepentingan

15 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang penanganan benturan kepentingan

I

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

11shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

PenguatanPeIaksanaan Kode Etik dan Kode PeriIaku Aparatur Penyelenggara Pemerintah danI atau Pelayanan Publik dan Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara

16 Pelaksanaan Kewajiban pelaporan harta Kepolisian Negara Komisi Pemberantasan Pimpinan Kepolisian Negara 1 100 pejabat Kepolisian Negarakekayaan Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia Korupsi Republik Indonesia yang wajibRepublik IndonesiaRepublik Indonesia sesuai UU Nomor 28 melaporkan kekayaannya menurutmemastikan kewajibanTabun 1999 (Keputusan Kepala Kepolisian ketentuan menyampaikan LHKPNpelaporan Laporan HartaNegara RI Nomor Kep408VII2011 dan Kekayaan Penyelenggara kepada Komisi PemberantasanSurat Telegram Kapolri Nomor ST KorupsiNegara (LHKPN) oleh1540VII2011) 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat

Republik Indonesia anggota Kepolisian Negara

yang tidak melaporkan LHKPN terlaksana optimal sesuai ketentuan

17 Pelaksanaan kewajiban pelaporan harta Kejaksaan Republik Komisi Pemberantasan 1 100 pejabat Kejaksaan RepublikKejaksaan Republikkekayaan Pejabat Kejaksaan Republik Indonesia Korupsi Indonesia yang wajib melaporkanIndonesia memastikanIndonesia sesuai UU Nomor Tabun 1999 kekayaannya menurut ketentuan

Laporan Harta Kekayaan kewajiban pelaporan

menyampaikan LHKPN kepada Penye1enggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi (LHKPN) oleh Jaksapejabat 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat terkait yang tidak melaporkan LHKPN

sesuai ketentuan

Pembenahan Sistem Melalui Upaya Reformasi Birokrasi Percepatan Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara danPerbaikan Administrasi Kependudukan

18 Pelaksanaan koneksitas data Kementerian Dalam Kepolisian Republik -Kepolisian Negara Republik Tedaksananya koneksitas data kependudukan dengan data Registrasi dan Negeri Indonesia kependudukan dengan data RegidentIndonesia dapat mengaksesIdetifIkasi (Regident) kendaraan bermotor kendaraan bermotor dan pengemudidan memanfaatkandanpoundenEemudi database kependudukan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

12 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

1 2 543 sebagai dasar penerbitan dokumen informasi pelayanan publik

19 Pembentukan dan perungkatan kapasitas 200 (dua ratus) orang pegawai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang

Kementerian Agraria Jumlah pegawai yangKementerian Kementerian Agraria dan Tata

handal dalam rangka mendukung agenda memperoleh sertiflkat PPNS dan Tata Ruang Pendayagunaan

Badan Pertanahan RuangBadan Pertanahan Nasional menjalankan Reformasi Birokrasi

Penataan RuangAparatur Negara dan tersertiflkasi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Pemerintah Daerah

Nasional Reformasi Birokrasi

Penguatan Mekanisme Kelembagaan Dalarn Perekrutan Penempatan Mutasi dan Promosi Khususnya Bagi Aparat Penegak Hukum Berdasarkan Hasil Assesment Terhadap Rekam-Jejak Kompetensi dan Integritas Sesuai Kebutuhan Lembaga Penegak Hukum

20 Pengisian jabatan pimpinan tinggi Ditetapkannya Peraturan Jaksa Agung Kejaksaan Republik Indonesia secara

Kejaksaan Republik Adanya ketetapan kebijakanKementerian Republik Indonesia tentang Pengisian

transparan dan akuntabel Indonesia tentang pengisian jabatanPendayagunaan

Jabatan Pimpinan Tinggi secara Reformasi Birokrasi

pimpinan tinggi secaraAparatur Negara dan transparan dan akuntabeltransparan dan akuntabel

- - - shy-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

13 shy

No

21

22

AKSI

1 Penerapan kewajiban mutasi bagi staf Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah menempatj satu posisi lebih dari 3 (tiga) tahun

Pelaksanaanmiddot transparansi daIam proses rekruitmen Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

PENANGGUNG JAWAB

2

Kepolisian Negara Republik Indonesia Sekretariat JenderaI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

INSTANSITERKAIT

3

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Adanya Standard Operating Procedure (SOP) tentang mutasi periodik PNS di KementerianfLembaga

Meningkatnya integritas dan kualitas penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 13 Tabun 2014 tentang Mutasi Periodik

Terlaksananya rekruitmen Penyidik Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia secara transparan dan akuntabel

23 Transparansi proses pengangkatall pejabat yang menempati jabatan strategis di Kepolisian Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Komisi Pem~rantasan Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan

Pengangkatan pejabat setingkat eselon I dan eselon II dilakukan secara ketat transparan dan akuntabel

1 Pemantauan Pelaksanaan Peraturan tentang Standard Operating Procedure (SOP) mutasi pejabat yang akan menduduki jabatan strategis dilakukan secara ketat dan akuntabel melalui pentabapan antara lain - Verifikasi terhadap Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan transaksi keuangan dengan meminta input dari Komisi PemberantasanKorupsidan Pusat Pelaporan dan AnaIislS TransaksiKeuanJ[an

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

14 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

54

- Verifikasi terhadap lcinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- Evaluasi lcinerja keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pada jabatan sebelumnya

1 2 3

2 Digunakannya hasil veriflkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat di pos strategis

1 Pemantauan pelaksanaanPengangkatan pejabat peraturankebijakan internal

Komisi Pemberantasan24 Transparansi proses pengangkatan Kejaksaan Republik setingkat eselon I dan eselon

mengenai sistern dan prosedur Indonesia Korupsi Pusatpejabat yang menernpati jabatan strategis

II dilakukan secara ketat pengangkatan pejabat struktural

Pelaporan dan Analisisdi Kejaksaan Republik Indonesia transparan dan akuntabel

eselon I dan II secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasil kelulusan dalam assesment kompetensi yang antara lain rnengatur proses sebagai berikut - permohonan informasi

kewajaran harta kekayaan dan transaksi keuangan dari Kornisi Pernberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

TransaksiKeuangan

~ -

PRESIDEN

REPU8L1K INDONESIA

15 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 I~middot

2 3 4 5

- verifikasi terhadap kinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- evaluasi kinerja dalam penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebdumnya (bagi jaksa)

2 Digunakannya hasil verifIkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat struktural eselon I dan eselon II di dalam proses pengangkatannya secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasH kelulusan dalam assessment kompetensi dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut - Telah menyerahkan Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)

- Verifikasi terhadap kineIja dan integritas calon berdasarkan hasil pengawasan internal

- Evaluasi kineIja dalam L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa)

Keterbukaan Prosedur Pengoperasian Standar Penanganan Perkara (Tetmasuk Pengaduan Masyarakat) dan Pemrosesan Pihak ygMenyalahgunakan Wewenang

Ishy25 Penanganan pengaduan masyarakat Kementerian Agraria ~Tertanganinya pengaduanKementerian 1 Tersedianya portallayanan publik

terkait pertanahan dan Tata Ruang Lingkungan Hidup dan masyarakat terkait masalah untuk menyampaikan pengaduan Badan Pertanahan Kehutanan Kementeria masyarakat terkait masalah tanah Nasional

tanah oleh pihak Dalam Negeri di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi Kementerian Pertanian

Kementerian Agraria dan secara online

Kementerian ESDM Tata RuangBadan

2 Penyampaian penjelasan dari Kementerian Pekerjaan

Pertanahan Nasional pihak Kementerian Agraria dan

Umum dan Perumahan Tata RuangBadan Pertanahan Rakyat Ombudsman Nasional kepada masyarakat yang Republik Indonesia menyampaikan pengaduan melalui Komisi Pemberantasan portallayanan publik Korupsi

Pemantapan Administrasi Keuangan Negara Termasuk Penghapusan Dana Off-Budget dan Mempublikasikan Penerimaan HibahBantuanDonor di Badan Publik dan Partai Politik

Lshy

~

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

17 shyro-

AKS PENANGGUNGJAWAB INSTANSITERKAlT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

26 Peningkatan implementasi sistem Pusat Pelaporan dan Kepolisian Negara Memperkuat koordinasi Semua pertukazan informasi LHA pertukaran informasi Laporan Hasil Analisis Transaksi Republik Indonesia antara penegak hukum antara PPATK dengan instansi terkaitAnalisis Keuangan Kejaksaan Republik dilakukan melalui Secure Online

Indonesia Komisi dengan dukungan Teknologi

Communication (SOC) Pemberantasan Korupsi Kementerian KeuanganBadan Narkotika Nasional

Informasi

27 Optimalisasi dan akuntabilitas tindak Pusat PeIaporan dan Kemenko Bidang Terpublikasinyajumlah LHA PusatProses penanganan LHA lanjut Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Analisis Transaksi Polhukam Kepolisian Pelaporan dan Analisis TransaksiPusat Pelaporan dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan yang diterima danRepublik Indonesia Analisis TransaksiKeuangan diselesaikan oleh Kepolisian

Indonesia Komisi Kejaksaan Republik Keuangan dilaksanakan

Kejaksaan dan KPK di website PPATK Pemberantasan

secara akuntabel dan dan Kemenko Bidang Polhukam

Korupsi optimal

secara periodik

28 Implementasi Pembayaran Penerimaan Kementerian Hukum Kementerian Keuangan Tersedianya fasilitas Terlaksananya Pembayaran PNBP Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian dan Hak Asasi Manusia Electronic Data Capture Keimigrasian melalui Electronic Data melalui Electronic Data Capture (EDC) Capture (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi29 Interkoneksi antara PPATK dengan Pusat Pelaporan dan Kementerian Adanya interkoneksi antara PusatSumberdata

KementerianjLembaga Terkait Analisis Transaksi Keuangan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

KementerianjLembaga Kementerian Dalam dapat diakses oleh PPATK Keuangan dengan Kementerian Negeri Kepolisian berbasis teknologi informasi Keuangan Kementerian Dalam N egeri Negara Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruattg[

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 4: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

i

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

IAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 7 TAHUN 2015

TANGGAL 6 MEl 2015

AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2015

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

I PENCEGAHAN

l

Reformasi Layanan Perizinan di KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah

Pengembangan Three Lines ofDefense Kementerian Keuangan 1 Kementerian Fraud Control System Pada Layanan Koordinator Bidang Strategis di Bidang Kepabeanan dan Cukai Perekonomian

2 Kementerian Perdagangan

3 Kementerian Perindustrian

4 Kementerian Pertanian

5 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Meningkatnya transparansi mekanisme ekspor dan impor

J

Terbangunnya sistem pengendalian ekspor dan impor yang terintegrasi antara Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan dengan 1 Kementerian Pertanian 2 Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan 3 Kementerian Kelautan dan

Perikanan 4 Kementerian ESDM

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

2 shy

UKURAN KEBERBASILAN KRITERIA KEBERBASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT 5431 2

6 Kementerian Kelautan dan Perikanan

7 Kementerian ESDM 1 Surat lzin Usaha Perikanan (SIUP)Terlaksananya penerbitan1 Badan KoordinasiPerbaikan tata kelola penerbitan perizinan Kementerian Kelautan2 dan Surnt Izin Kapal Penangkapanperizinan usaha perikananPenanaman Modaldan Perikananusaha perikanan tangkap Ikan (SIPI) diterbitkan tangkap2 Kementerian mempertimbangkanPerhubungan

- data potensi stock ikan3 Kementerian - spesies yang boleh ditangkapKeuangan

jenis dan ukuran - waktu penangkapan - ukuran kapalGT - jenis dan ukuran alat

penangkapan ikan danatau alat bantu penangkapan ikan (APIABPI)

- wilayah penangkapan 2 SIUP Surat lrin Kapal

PengangkutPengumpullkan (SIKPI SIPI) diberikan hanya bagi perusahaan perikanan yang jelas pemiliknya dan domisiIinya

3 SIUP SIKPISIPI diberikan hanya bagi kapal perikanan yang berstatus sesuai ketentuan

--

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

3 shy

No

3

AKSI

1 Penerapan sistem perizinan online berbasis Teknologi Informasi (TIl untuk usaha angkutan penumpang maupun barang dengan fokus pada moda transportasi penyeberangan dan laut

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Perhubungan

INSTANSI TERKAIT

3

1 Kementerian Kelautan dan Perikanan

2 Badan Koordinasi Penanaman Modal

KRlTERIA KEBERHASILAN

4

Meningkatnya transparansi dan proses penerbitan perizinan usaha angkutan penyeberangan dan laut

UKURAN KEBERHASILAN

5

Tersedianya sistem perizinan online dengan fasilitas tracking proses perizinan oleh pemohon

4 Evaluasi pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSPI di pemerintah daerah

Kementerian Dalam Negeri

Pemerintah Provinsi Kabupaten

Tersedia informasi tentang pelaksanaan PTSP di

Laporan tentang manfaat dan dampak pelaksanaan PTSP di pemerintah

Kota daerah yang memuat pemerintah daerah 1 Jumlah daerah yang telah

membentuk PTSP 2 Jumlah daerah yang telah

melimpahkan sebagian atau seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin kepada lembaga PTSP

3 Jumlah daerah yang telah memiliki Standard Operating Procedure (SOP) layanan perizinan terpadu serta kualitas pelaksanaan SOP layanan perizinan

4 JUmlah daerah yang telah memiliki sarana dan prasarana penanganan pengaduan masyarakat serta tingkat penyelesaian pengaduan masyarakat yan-K telah ditanganiJ

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

4 shy

UKURAN KEBERHASILAN

KRlTERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB iNo I5431 2

5 Manfaat pelaksanaan PTSP bagi pemerintah daerah tercakup didalamnya manfaat bagi upaya minimalisasi praktek-praktek suap maupun manfaat bagi perkembangan dunia usaha dan perekonomian daerah

6 Kendala pelaksanaan PTSP di daerah

5 Pelimpahan seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin di daerah kepada Iembaga Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (Gubemur Bupati Walikota)

1 Kementerian Dalam Negeri

2 Badan Koordinasi Penanaman Modal

Pemberian dan penandatanganan izin dan non izin di daerah dilaksanakan oleh lembaga PTSP

1 Diterbitkan dan disosialisasikannya Peraturan Kepala Daerah tentang pelimpahan seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin di daerah kepada lembaga PTSP

2 Tersedianya mekanisme Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP)

6 Pembentukan Unit Layanan Paspor (ULP) online di 5 (lima) Kantor Imigrasi

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Terbentuknya ULP di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan Kantor Imigrasi Kelas I Tangerang Kantor Imigrasi Kelas I Semarang Kantor Imigrasi Kelas I

Terlaksananya penerbitan paspor secara cepat pada ULP di Kantor lmigrasi Kelas I Khusus Medan Kantor lmigrasi Kelas I Tangerang Kantor Imigrasi Kelas I Semarang Kantor lmigrasi Kelas I Makassar dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

5 shy

AKSI No

t

7 Implementasi Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

KRITERIA KEBERHASILAN INSTANSITERKAIT

4

Makassar dan Kantor Imigrasi Kelas I Banjarmasin

3

Tersedianya fasilitas Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor di 53 (lima puluh tiga) Kantor

UKURAN KEBERHASILAN

5

Kantor Imigrasi Kelas I Banjarmasin yang mendekatkan layanan masyarakat

Terlaksananya operasional Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor di 53 (lima puluh tiga) Kantor Imigrasi

Imigrasi

Pengendalian dan Pengawasan Proses Pelayanan PubUk Penguatan SPIP Penerapan Maklumat Pelayanan Serta Publikasi Pelaku Penyalahgunaan Jabatan

8 Transparansi dan akuntabilitas terhadap upaya ataupun aktivitas penyalahgunaan prosedur ekspor-impor

Kementerian l Kementerian Terlaksananya amanat pasal 1 Disahkannya Peraturan Menteri

Perdagangan Hukum dan HAM 46 ayat (2) UU Nomor 7 Perdagangan tentang Tata Cara

2 Kementerian Tahun 2014 tentang Pengenaan Sanksi Administratif

Keuangan Perdagangan untuk 2 Terpublikasinya para pelaku usaha penerapan sanksi di bidang ekspor-impor yang administratif berupa mendapatkan sanksi karena tidak

pencabutan izin melaksanakan kewajibannya persetujuan pengakuan secara administratif danatau penetapan di bidang perdagangan bagi pelaku usaha impor komoditas strategis

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

6 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No

541 2 3 I 1 Terbangunnya mekanisme IMeningkatnya efektifitas Optimalisasi Pelaksanaan whistle blowing Lembaga Perlindungan9 Kepolisian Negara

koordinasi antarapelaksanaan WBS disystem (WBS) dan jaminan perlindungan Republik Indonesia Saksi dan Korban KementerianLembaga dengan IKeroenterianLembagaterhadap whistle blowerPelapor yang Kejaksaan Republik Komisi Peroberantasan

terintegrasi di KementerianLembaga Indonesia Kementerian Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi Agraria dan Tata Lembaga Perlindungan Saksi dan RuangBadan Korban dan instansi terkait Pertanahan Nasional 2 Termanfaatkannya WBS online Kementerian Energi secara online dan Surober Daya Mineral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

t

PRESIDEN REPUI3LIK INDONESIA

7 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 4 5

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian PekeIjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggaldan Transmigrasi Kementerian Perhubungan

3

I

1Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemerlksa Keuangan

-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

8 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54

Adanya hasil evaluasi pelaksanaan I 2 3

Meningkatnya koordinasi WBS di KementerianLembaga

Peningkatan efektivitas pelaksanaan10 Lembaga Perlindungan Kepolisian Negara antara Lembaga

Kejaksaan Republik Whistle Blowing System (WBS) Saksi dan Korban RepublikIndonesm

Perlindungan Saksi dan Indonesia Kementerian Korban dengan Agraria dan Tata KementerianLembaga RuangBadan dalam pelaksanaan WBS Pertanahan Nasional Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

9 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

Tertinggal dan Transmigrasi Kementerian Perhubungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan

II Pelaksanaan upaya pengendalian Kementerian Kesehatan Kementerian 1 Berfungsinya Unit Pengelola Meningkatnya efektivitas gratifikasi di Kementerian Kesehatan Gratiftkasi (UPG) pada satuan Aparatur Negara dan Pendayagunaan pengendalian gratifIkasi

kerja Badan Layanan Umum (BLU) Reformasi Birokrasi Rumah Sakit Komisi Pernberantasan 2 Terbentuknya komitrnen antara Korupsi Satuan Kerja dengan Mitra Ketja

tentang pengendalian gratifikasi

12 Optimalisasi upaya pengendalian Sekretariat Jenderal Kementerian 1 Peraturan Sekretariat JenderalMeningkatnya efektivitasgratifikasi Mahkamah Konstitusi Pendayagunaan tentang Pedoman Pelaksanaan Aparatur Negara dan

pengendalian gratifikasi UPG

Reformasi Birokrasi 2 Meningkatnya komitrnen pada unit dan Komisi kerja dan mitra kerja KL tentang Pemberantasan pengendalian gratifIkasi Korupsi 3 Laporan pelaksanaan UPG

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

lO-

No AKSI PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAlT KRITERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASILAN

1 3 4 5

13 Optimalisasi peIayanan Registrasi dan Identifikasi (Regident) kendaraan bermotor dan pengemudi

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian DaJam Negeri Kementerian Keuangan

Terwujudnya pelayanan ~dentkendaraan bermotor dan pengemudi berbasis teknologi informasi

1 Terintegrasinya dan terkoneksinya database kendaraan bermotor dan pengemudi di seluruh Indonesia dalam satu sistem jaringan Regident kendaraan bermotor dan pengemudi dengan data Administrasi Kependudukan

2 Adanya laporan hasil evaluasi sistem layanan pada regident kendaraan bermotor dan pengemudi

14 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang penanganan benturan kepentingan

15 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang penanganan benturan kepentingan

I

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

11shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

PenguatanPeIaksanaan Kode Etik dan Kode PeriIaku Aparatur Penyelenggara Pemerintah danI atau Pelayanan Publik dan Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara

16 Pelaksanaan Kewajiban pelaporan harta Kepolisian Negara Komisi Pemberantasan Pimpinan Kepolisian Negara 1 100 pejabat Kepolisian Negarakekayaan Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia Korupsi Republik Indonesia yang wajibRepublik IndonesiaRepublik Indonesia sesuai UU Nomor 28 melaporkan kekayaannya menurutmemastikan kewajibanTabun 1999 (Keputusan Kepala Kepolisian ketentuan menyampaikan LHKPNpelaporan Laporan HartaNegara RI Nomor Kep408VII2011 dan Kekayaan Penyelenggara kepada Komisi PemberantasanSurat Telegram Kapolri Nomor ST KorupsiNegara (LHKPN) oleh1540VII2011) 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat

Republik Indonesia anggota Kepolisian Negara

yang tidak melaporkan LHKPN terlaksana optimal sesuai ketentuan

17 Pelaksanaan kewajiban pelaporan harta Kejaksaan Republik Komisi Pemberantasan 1 100 pejabat Kejaksaan RepublikKejaksaan Republikkekayaan Pejabat Kejaksaan Republik Indonesia Korupsi Indonesia yang wajib melaporkanIndonesia memastikanIndonesia sesuai UU Nomor Tabun 1999 kekayaannya menurut ketentuan

Laporan Harta Kekayaan kewajiban pelaporan

menyampaikan LHKPN kepada Penye1enggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi (LHKPN) oleh Jaksapejabat 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat terkait yang tidak melaporkan LHKPN

sesuai ketentuan

Pembenahan Sistem Melalui Upaya Reformasi Birokrasi Percepatan Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara danPerbaikan Administrasi Kependudukan

18 Pelaksanaan koneksitas data Kementerian Dalam Kepolisian Republik -Kepolisian Negara Republik Tedaksananya koneksitas data kependudukan dengan data Registrasi dan Negeri Indonesia kependudukan dengan data RegidentIndonesia dapat mengaksesIdetifIkasi (Regident) kendaraan bermotor kendaraan bermotor dan pengemudidan memanfaatkandanpoundenEemudi database kependudukan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

12 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

1 2 543 sebagai dasar penerbitan dokumen informasi pelayanan publik

19 Pembentukan dan perungkatan kapasitas 200 (dua ratus) orang pegawai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang

Kementerian Agraria Jumlah pegawai yangKementerian Kementerian Agraria dan Tata

handal dalam rangka mendukung agenda memperoleh sertiflkat PPNS dan Tata Ruang Pendayagunaan

Badan Pertanahan RuangBadan Pertanahan Nasional menjalankan Reformasi Birokrasi

Penataan RuangAparatur Negara dan tersertiflkasi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Pemerintah Daerah

Nasional Reformasi Birokrasi

Penguatan Mekanisme Kelembagaan Dalarn Perekrutan Penempatan Mutasi dan Promosi Khususnya Bagi Aparat Penegak Hukum Berdasarkan Hasil Assesment Terhadap Rekam-Jejak Kompetensi dan Integritas Sesuai Kebutuhan Lembaga Penegak Hukum

20 Pengisian jabatan pimpinan tinggi Ditetapkannya Peraturan Jaksa Agung Kejaksaan Republik Indonesia secara

Kejaksaan Republik Adanya ketetapan kebijakanKementerian Republik Indonesia tentang Pengisian

transparan dan akuntabel Indonesia tentang pengisian jabatanPendayagunaan

Jabatan Pimpinan Tinggi secara Reformasi Birokrasi

pimpinan tinggi secaraAparatur Negara dan transparan dan akuntabeltransparan dan akuntabel

- - - shy-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

13 shy

No

21

22

AKSI

1 Penerapan kewajiban mutasi bagi staf Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah menempatj satu posisi lebih dari 3 (tiga) tahun

Pelaksanaanmiddot transparansi daIam proses rekruitmen Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

PENANGGUNG JAWAB

2

Kepolisian Negara Republik Indonesia Sekretariat JenderaI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

INSTANSITERKAIT

3

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Adanya Standard Operating Procedure (SOP) tentang mutasi periodik PNS di KementerianfLembaga

Meningkatnya integritas dan kualitas penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 13 Tabun 2014 tentang Mutasi Periodik

Terlaksananya rekruitmen Penyidik Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia secara transparan dan akuntabel

23 Transparansi proses pengangkatall pejabat yang menempati jabatan strategis di Kepolisian Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Komisi Pem~rantasan Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan

Pengangkatan pejabat setingkat eselon I dan eselon II dilakukan secara ketat transparan dan akuntabel

1 Pemantauan Pelaksanaan Peraturan tentang Standard Operating Procedure (SOP) mutasi pejabat yang akan menduduki jabatan strategis dilakukan secara ketat dan akuntabel melalui pentabapan antara lain - Verifikasi terhadap Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan transaksi keuangan dengan meminta input dari Komisi PemberantasanKorupsidan Pusat Pelaporan dan AnaIislS TransaksiKeuanJ[an

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

14 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

54

- Verifikasi terhadap lcinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- Evaluasi lcinerja keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pada jabatan sebelumnya

1 2 3

2 Digunakannya hasil veriflkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat di pos strategis

1 Pemantauan pelaksanaanPengangkatan pejabat peraturankebijakan internal

Komisi Pemberantasan24 Transparansi proses pengangkatan Kejaksaan Republik setingkat eselon I dan eselon

mengenai sistern dan prosedur Indonesia Korupsi Pusatpejabat yang menernpati jabatan strategis

II dilakukan secara ketat pengangkatan pejabat struktural

Pelaporan dan Analisisdi Kejaksaan Republik Indonesia transparan dan akuntabel

eselon I dan II secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasil kelulusan dalam assesment kompetensi yang antara lain rnengatur proses sebagai berikut - permohonan informasi

kewajaran harta kekayaan dan transaksi keuangan dari Kornisi Pernberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

TransaksiKeuangan

~ -

PRESIDEN

REPU8L1K INDONESIA

15 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 I~middot

2 3 4 5

- verifikasi terhadap kinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- evaluasi kinerja dalam penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebdumnya (bagi jaksa)

2 Digunakannya hasil verifIkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat struktural eselon I dan eselon II di dalam proses pengangkatannya secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasH kelulusan dalam assessment kompetensi dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut - Telah menyerahkan Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)

- Verifikasi terhadap kineIja dan integritas calon berdasarkan hasil pengawasan internal

- Evaluasi kineIja dalam L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa)

Keterbukaan Prosedur Pengoperasian Standar Penanganan Perkara (Tetmasuk Pengaduan Masyarakat) dan Pemrosesan Pihak ygMenyalahgunakan Wewenang

Ishy25 Penanganan pengaduan masyarakat Kementerian Agraria ~Tertanganinya pengaduanKementerian 1 Tersedianya portallayanan publik

terkait pertanahan dan Tata Ruang Lingkungan Hidup dan masyarakat terkait masalah untuk menyampaikan pengaduan Badan Pertanahan Kehutanan Kementeria masyarakat terkait masalah tanah Nasional

tanah oleh pihak Dalam Negeri di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi Kementerian Pertanian

Kementerian Agraria dan secara online

Kementerian ESDM Tata RuangBadan

2 Penyampaian penjelasan dari Kementerian Pekerjaan

Pertanahan Nasional pihak Kementerian Agraria dan

Umum dan Perumahan Tata RuangBadan Pertanahan Rakyat Ombudsman Nasional kepada masyarakat yang Republik Indonesia menyampaikan pengaduan melalui Komisi Pemberantasan portallayanan publik Korupsi

Pemantapan Administrasi Keuangan Negara Termasuk Penghapusan Dana Off-Budget dan Mempublikasikan Penerimaan HibahBantuanDonor di Badan Publik dan Partai Politik

Lshy

~

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

17 shyro-

AKS PENANGGUNGJAWAB INSTANSITERKAlT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

26 Peningkatan implementasi sistem Pusat Pelaporan dan Kepolisian Negara Memperkuat koordinasi Semua pertukazan informasi LHA pertukaran informasi Laporan Hasil Analisis Transaksi Republik Indonesia antara penegak hukum antara PPATK dengan instansi terkaitAnalisis Keuangan Kejaksaan Republik dilakukan melalui Secure Online

Indonesia Komisi dengan dukungan Teknologi

Communication (SOC) Pemberantasan Korupsi Kementerian KeuanganBadan Narkotika Nasional

Informasi

27 Optimalisasi dan akuntabilitas tindak Pusat PeIaporan dan Kemenko Bidang Terpublikasinyajumlah LHA PusatProses penanganan LHA lanjut Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Analisis Transaksi Polhukam Kepolisian Pelaporan dan Analisis TransaksiPusat Pelaporan dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan yang diterima danRepublik Indonesia Analisis TransaksiKeuangan diselesaikan oleh Kepolisian

Indonesia Komisi Kejaksaan Republik Keuangan dilaksanakan

Kejaksaan dan KPK di website PPATK Pemberantasan

secara akuntabel dan dan Kemenko Bidang Polhukam

Korupsi optimal

secara periodik

28 Implementasi Pembayaran Penerimaan Kementerian Hukum Kementerian Keuangan Tersedianya fasilitas Terlaksananya Pembayaran PNBP Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian dan Hak Asasi Manusia Electronic Data Capture Keimigrasian melalui Electronic Data melalui Electronic Data Capture (EDC) Capture (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi29 Interkoneksi antara PPATK dengan Pusat Pelaporan dan Kementerian Adanya interkoneksi antara PusatSumberdata

KementerianjLembaga Terkait Analisis Transaksi Keuangan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

KementerianjLembaga Kementerian Dalam dapat diakses oleh PPATK Keuangan dengan Kementerian Negeri Kepolisian berbasis teknologi informasi Keuangan Kementerian Dalam N egeri Negara Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruattg[

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 5: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

2 shy

UKURAN KEBERBASILAN KRITERIA KEBERBASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT 5431 2

6 Kementerian Kelautan dan Perikanan

7 Kementerian ESDM 1 Surat lzin Usaha Perikanan (SIUP)Terlaksananya penerbitan1 Badan KoordinasiPerbaikan tata kelola penerbitan perizinan Kementerian Kelautan2 dan Surnt Izin Kapal Penangkapanperizinan usaha perikananPenanaman Modaldan Perikananusaha perikanan tangkap Ikan (SIPI) diterbitkan tangkap2 Kementerian mempertimbangkanPerhubungan

- data potensi stock ikan3 Kementerian - spesies yang boleh ditangkapKeuangan

jenis dan ukuran - waktu penangkapan - ukuran kapalGT - jenis dan ukuran alat

penangkapan ikan danatau alat bantu penangkapan ikan (APIABPI)

- wilayah penangkapan 2 SIUP Surat lrin Kapal

PengangkutPengumpullkan (SIKPI SIPI) diberikan hanya bagi perusahaan perikanan yang jelas pemiliknya dan domisiIinya

3 SIUP SIKPISIPI diberikan hanya bagi kapal perikanan yang berstatus sesuai ketentuan

--

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

3 shy

No

3

AKSI

1 Penerapan sistem perizinan online berbasis Teknologi Informasi (TIl untuk usaha angkutan penumpang maupun barang dengan fokus pada moda transportasi penyeberangan dan laut

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Perhubungan

INSTANSI TERKAIT

3

1 Kementerian Kelautan dan Perikanan

2 Badan Koordinasi Penanaman Modal

KRlTERIA KEBERHASILAN

4

Meningkatnya transparansi dan proses penerbitan perizinan usaha angkutan penyeberangan dan laut

UKURAN KEBERHASILAN

5

Tersedianya sistem perizinan online dengan fasilitas tracking proses perizinan oleh pemohon

4 Evaluasi pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSPI di pemerintah daerah

Kementerian Dalam Negeri

Pemerintah Provinsi Kabupaten

Tersedia informasi tentang pelaksanaan PTSP di

Laporan tentang manfaat dan dampak pelaksanaan PTSP di pemerintah

Kota daerah yang memuat pemerintah daerah 1 Jumlah daerah yang telah

membentuk PTSP 2 Jumlah daerah yang telah

melimpahkan sebagian atau seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin kepada lembaga PTSP

3 Jumlah daerah yang telah memiliki Standard Operating Procedure (SOP) layanan perizinan terpadu serta kualitas pelaksanaan SOP layanan perizinan

4 JUmlah daerah yang telah memiliki sarana dan prasarana penanganan pengaduan masyarakat serta tingkat penyelesaian pengaduan masyarakat yan-K telah ditanganiJ

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

4 shy

UKURAN KEBERHASILAN

KRlTERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB iNo I5431 2

5 Manfaat pelaksanaan PTSP bagi pemerintah daerah tercakup didalamnya manfaat bagi upaya minimalisasi praktek-praktek suap maupun manfaat bagi perkembangan dunia usaha dan perekonomian daerah

6 Kendala pelaksanaan PTSP di daerah

5 Pelimpahan seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin di daerah kepada Iembaga Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (Gubemur Bupati Walikota)

1 Kementerian Dalam Negeri

2 Badan Koordinasi Penanaman Modal

Pemberian dan penandatanganan izin dan non izin di daerah dilaksanakan oleh lembaga PTSP

1 Diterbitkan dan disosialisasikannya Peraturan Kepala Daerah tentang pelimpahan seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin di daerah kepada lembaga PTSP

2 Tersedianya mekanisme Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP)

6 Pembentukan Unit Layanan Paspor (ULP) online di 5 (lima) Kantor Imigrasi

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Terbentuknya ULP di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan Kantor Imigrasi Kelas I Tangerang Kantor Imigrasi Kelas I Semarang Kantor Imigrasi Kelas I

Terlaksananya penerbitan paspor secara cepat pada ULP di Kantor lmigrasi Kelas I Khusus Medan Kantor lmigrasi Kelas I Tangerang Kantor Imigrasi Kelas I Semarang Kantor lmigrasi Kelas I Makassar dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

5 shy

AKSI No

t

7 Implementasi Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

KRITERIA KEBERHASILAN INSTANSITERKAIT

4

Makassar dan Kantor Imigrasi Kelas I Banjarmasin

3

Tersedianya fasilitas Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor di 53 (lima puluh tiga) Kantor

UKURAN KEBERHASILAN

5

Kantor Imigrasi Kelas I Banjarmasin yang mendekatkan layanan masyarakat

Terlaksananya operasional Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor di 53 (lima puluh tiga) Kantor Imigrasi

Imigrasi

Pengendalian dan Pengawasan Proses Pelayanan PubUk Penguatan SPIP Penerapan Maklumat Pelayanan Serta Publikasi Pelaku Penyalahgunaan Jabatan

8 Transparansi dan akuntabilitas terhadap upaya ataupun aktivitas penyalahgunaan prosedur ekspor-impor

Kementerian l Kementerian Terlaksananya amanat pasal 1 Disahkannya Peraturan Menteri

Perdagangan Hukum dan HAM 46 ayat (2) UU Nomor 7 Perdagangan tentang Tata Cara

2 Kementerian Tahun 2014 tentang Pengenaan Sanksi Administratif

Keuangan Perdagangan untuk 2 Terpublikasinya para pelaku usaha penerapan sanksi di bidang ekspor-impor yang administratif berupa mendapatkan sanksi karena tidak

pencabutan izin melaksanakan kewajibannya persetujuan pengakuan secara administratif danatau penetapan di bidang perdagangan bagi pelaku usaha impor komoditas strategis

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

6 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No

541 2 3 I 1 Terbangunnya mekanisme IMeningkatnya efektifitas Optimalisasi Pelaksanaan whistle blowing Lembaga Perlindungan9 Kepolisian Negara

koordinasi antarapelaksanaan WBS disystem (WBS) dan jaminan perlindungan Republik Indonesia Saksi dan Korban KementerianLembaga dengan IKeroenterianLembagaterhadap whistle blowerPelapor yang Kejaksaan Republik Komisi Peroberantasan

terintegrasi di KementerianLembaga Indonesia Kementerian Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi Agraria dan Tata Lembaga Perlindungan Saksi dan RuangBadan Korban dan instansi terkait Pertanahan Nasional 2 Termanfaatkannya WBS online Kementerian Energi secara online dan Surober Daya Mineral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

t

PRESIDEN REPUI3LIK INDONESIA

7 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 4 5

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian PekeIjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggaldan Transmigrasi Kementerian Perhubungan

3

I

1Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemerlksa Keuangan

-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

8 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54

Adanya hasil evaluasi pelaksanaan I 2 3

Meningkatnya koordinasi WBS di KementerianLembaga

Peningkatan efektivitas pelaksanaan10 Lembaga Perlindungan Kepolisian Negara antara Lembaga

Kejaksaan Republik Whistle Blowing System (WBS) Saksi dan Korban RepublikIndonesm

Perlindungan Saksi dan Indonesia Kementerian Korban dengan Agraria dan Tata KementerianLembaga RuangBadan dalam pelaksanaan WBS Pertanahan Nasional Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

9 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

Tertinggal dan Transmigrasi Kementerian Perhubungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan

II Pelaksanaan upaya pengendalian Kementerian Kesehatan Kementerian 1 Berfungsinya Unit Pengelola Meningkatnya efektivitas gratifikasi di Kementerian Kesehatan Gratiftkasi (UPG) pada satuan Aparatur Negara dan Pendayagunaan pengendalian gratifIkasi

kerja Badan Layanan Umum (BLU) Reformasi Birokrasi Rumah Sakit Komisi Pernberantasan 2 Terbentuknya komitrnen antara Korupsi Satuan Kerja dengan Mitra Ketja

tentang pengendalian gratifikasi

12 Optimalisasi upaya pengendalian Sekretariat Jenderal Kementerian 1 Peraturan Sekretariat JenderalMeningkatnya efektivitasgratifikasi Mahkamah Konstitusi Pendayagunaan tentang Pedoman Pelaksanaan Aparatur Negara dan

pengendalian gratifikasi UPG

Reformasi Birokrasi 2 Meningkatnya komitrnen pada unit dan Komisi kerja dan mitra kerja KL tentang Pemberantasan pengendalian gratifIkasi Korupsi 3 Laporan pelaksanaan UPG

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

lO-

No AKSI PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAlT KRITERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASILAN

1 3 4 5

13 Optimalisasi peIayanan Registrasi dan Identifikasi (Regident) kendaraan bermotor dan pengemudi

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian DaJam Negeri Kementerian Keuangan

Terwujudnya pelayanan ~dentkendaraan bermotor dan pengemudi berbasis teknologi informasi

1 Terintegrasinya dan terkoneksinya database kendaraan bermotor dan pengemudi di seluruh Indonesia dalam satu sistem jaringan Regident kendaraan bermotor dan pengemudi dengan data Administrasi Kependudukan

2 Adanya laporan hasil evaluasi sistem layanan pada regident kendaraan bermotor dan pengemudi

14 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang penanganan benturan kepentingan

15 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang penanganan benturan kepentingan

I

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

11shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

PenguatanPeIaksanaan Kode Etik dan Kode PeriIaku Aparatur Penyelenggara Pemerintah danI atau Pelayanan Publik dan Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara

16 Pelaksanaan Kewajiban pelaporan harta Kepolisian Negara Komisi Pemberantasan Pimpinan Kepolisian Negara 1 100 pejabat Kepolisian Negarakekayaan Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia Korupsi Republik Indonesia yang wajibRepublik IndonesiaRepublik Indonesia sesuai UU Nomor 28 melaporkan kekayaannya menurutmemastikan kewajibanTabun 1999 (Keputusan Kepala Kepolisian ketentuan menyampaikan LHKPNpelaporan Laporan HartaNegara RI Nomor Kep408VII2011 dan Kekayaan Penyelenggara kepada Komisi PemberantasanSurat Telegram Kapolri Nomor ST KorupsiNegara (LHKPN) oleh1540VII2011) 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat

Republik Indonesia anggota Kepolisian Negara

yang tidak melaporkan LHKPN terlaksana optimal sesuai ketentuan

17 Pelaksanaan kewajiban pelaporan harta Kejaksaan Republik Komisi Pemberantasan 1 100 pejabat Kejaksaan RepublikKejaksaan Republikkekayaan Pejabat Kejaksaan Republik Indonesia Korupsi Indonesia yang wajib melaporkanIndonesia memastikanIndonesia sesuai UU Nomor Tabun 1999 kekayaannya menurut ketentuan

Laporan Harta Kekayaan kewajiban pelaporan

menyampaikan LHKPN kepada Penye1enggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi (LHKPN) oleh Jaksapejabat 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat terkait yang tidak melaporkan LHKPN

sesuai ketentuan

Pembenahan Sistem Melalui Upaya Reformasi Birokrasi Percepatan Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara danPerbaikan Administrasi Kependudukan

18 Pelaksanaan koneksitas data Kementerian Dalam Kepolisian Republik -Kepolisian Negara Republik Tedaksananya koneksitas data kependudukan dengan data Registrasi dan Negeri Indonesia kependudukan dengan data RegidentIndonesia dapat mengaksesIdetifIkasi (Regident) kendaraan bermotor kendaraan bermotor dan pengemudidan memanfaatkandanpoundenEemudi database kependudukan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

12 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

1 2 543 sebagai dasar penerbitan dokumen informasi pelayanan publik

19 Pembentukan dan perungkatan kapasitas 200 (dua ratus) orang pegawai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang

Kementerian Agraria Jumlah pegawai yangKementerian Kementerian Agraria dan Tata

handal dalam rangka mendukung agenda memperoleh sertiflkat PPNS dan Tata Ruang Pendayagunaan

Badan Pertanahan RuangBadan Pertanahan Nasional menjalankan Reformasi Birokrasi

Penataan RuangAparatur Negara dan tersertiflkasi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Pemerintah Daerah

Nasional Reformasi Birokrasi

Penguatan Mekanisme Kelembagaan Dalarn Perekrutan Penempatan Mutasi dan Promosi Khususnya Bagi Aparat Penegak Hukum Berdasarkan Hasil Assesment Terhadap Rekam-Jejak Kompetensi dan Integritas Sesuai Kebutuhan Lembaga Penegak Hukum

20 Pengisian jabatan pimpinan tinggi Ditetapkannya Peraturan Jaksa Agung Kejaksaan Republik Indonesia secara

Kejaksaan Republik Adanya ketetapan kebijakanKementerian Republik Indonesia tentang Pengisian

transparan dan akuntabel Indonesia tentang pengisian jabatanPendayagunaan

Jabatan Pimpinan Tinggi secara Reformasi Birokrasi

pimpinan tinggi secaraAparatur Negara dan transparan dan akuntabeltransparan dan akuntabel

- - - shy-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

13 shy

No

21

22

AKSI

1 Penerapan kewajiban mutasi bagi staf Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah menempatj satu posisi lebih dari 3 (tiga) tahun

Pelaksanaanmiddot transparansi daIam proses rekruitmen Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

PENANGGUNG JAWAB

2

Kepolisian Negara Republik Indonesia Sekretariat JenderaI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

INSTANSITERKAIT

3

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Adanya Standard Operating Procedure (SOP) tentang mutasi periodik PNS di KementerianfLembaga

Meningkatnya integritas dan kualitas penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 13 Tabun 2014 tentang Mutasi Periodik

Terlaksananya rekruitmen Penyidik Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia secara transparan dan akuntabel

23 Transparansi proses pengangkatall pejabat yang menempati jabatan strategis di Kepolisian Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Komisi Pem~rantasan Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan

Pengangkatan pejabat setingkat eselon I dan eselon II dilakukan secara ketat transparan dan akuntabel

1 Pemantauan Pelaksanaan Peraturan tentang Standard Operating Procedure (SOP) mutasi pejabat yang akan menduduki jabatan strategis dilakukan secara ketat dan akuntabel melalui pentabapan antara lain - Verifikasi terhadap Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan transaksi keuangan dengan meminta input dari Komisi PemberantasanKorupsidan Pusat Pelaporan dan AnaIislS TransaksiKeuanJ[an

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

14 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

54

- Verifikasi terhadap lcinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- Evaluasi lcinerja keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pada jabatan sebelumnya

1 2 3

2 Digunakannya hasil veriflkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat di pos strategis

1 Pemantauan pelaksanaanPengangkatan pejabat peraturankebijakan internal

Komisi Pemberantasan24 Transparansi proses pengangkatan Kejaksaan Republik setingkat eselon I dan eselon

mengenai sistern dan prosedur Indonesia Korupsi Pusatpejabat yang menernpati jabatan strategis

II dilakukan secara ketat pengangkatan pejabat struktural

Pelaporan dan Analisisdi Kejaksaan Republik Indonesia transparan dan akuntabel

eselon I dan II secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasil kelulusan dalam assesment kompetensi yang antara lain rnengatur proses sebagai berikut - permohonan informasi

kewajaran harta kekayaan dan transaksi keuangan dari Kornisi Pernberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

TransaksiKeuangan

~ -

PRESIDEN

REPU8L1K INDONESIA

15 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 I~middot

2 3 4 5

- verifikasi terhadap kinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- evaluasi kinerja dalam penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebdumnya (bagi jaksa)

2 Digunakannya hasil verifIkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat struktural eselon I dan eselon II di dalam proses pengangkatannya secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasH kelulusan dalam assessment kompetensi dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut - Telah menyerahkan Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)

- Verifikasi terhadap kineIja dan integritas calon berdasarkan hasil pengawasan internal

- Evaluasi kineIja dalam L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa)

Keterbukaan Prosedur Pengoperasian Standar Penanganan Perkara (Tetmasuk Pengaduan Masyarakat) dan Pemrosesan Pihak ygMenyalahgunakan Wewenang

Ishy25 Penanganan pengaduan masyarakat Kementerian Agraria ~Tertanganinya pengaduanKementerian 1 Tersedianya portallayanan publik

terkait pertanahan dan Tata Ruang Lingkungan Hidup dan masyarakat terkait masalah untuk menyampaikan pengaduan Badan Pertanahan Kehutanan Kementeria masyarakat terkait masalah tanah Nasional

tanah oleh pihak Dalam Negeri di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi Kementerian Pertanian

Kementerian Agraria dan secara online

Kementerian ESDM Tata RuangBadan

2 Penyampaian penjelasan dari Kementerian Pekerjaan

Pertanahan Nasional pihak Kementerian Agraria dan

Umum dan Perumahan Tata RuangBadan Pertanahan Rakyat Ombudsman Nasional kepada masyarakat yang Republik Indonesia menyampaikan pengaduan melalui Komisi Pemberantasan portallayanan publik Korupsi

Pemantapan Administrasi Keuangan Negara Termasuk Penghapusan Dana Off-Budget dan Mempublikasikan Penerimaan HibahBantuanDonor di Badan Publik dan Partai Politik

Lshy

~

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

17 shyro-

AKS PENANGGUNGJAWAB INSTANSITERKAlT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

26 Peningkatan implementasi sistem Pusat Pelaporan dan Kepolisian Negara Memperkuat koordinasi Semua pertukazan informasi LHA pertukaran informasi Laporan Hasil Analisis Transaksi Republik Indonesia antara penegak hukum antara PPATK dengan instansi terkaitAnalisis Keuangan Kejaksaan Republik dilakukan melalui Secure Online

Indonesia Komisi dengan dukungan Teknologi

Communication (SOC) Pemberantasan Korupsi Kementerian KeuanganBadan Narkotika Nasional

Informasi

27 Optimalisasi dan akuntabilitas tindak Pusat PeIaporan dan Kemenko Bidang Terpublikasinyajumlah LHA PusatProses penanganan LHA lanjut Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Analisis Transaksi Polhukam Kepolisian Pelaporan dan Analisis TransaksiPusat Pelaporan dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan yang diterima danRepublik Indonesia Analisis TransaksiKeuangan diselesaikan oleh Kepolisian

Indonesia Komisi Kejaksaan Republik Keuangan dilaksanakan

Kejaksaan dan KPK di website PPATK Pemberantasan

secara akuntabel dan dan Kemenko Bidang Polhukam

Korupsi optimal

secara periodik

28 Implementasi Pembayaran Penerimaan Kementerian Hukum Kementerian Keuangan Tersedianya fasilitas Terlaksananya Pembayaran PNBP Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian dan Hak Asasi Manusia Electronic Data Capture Keimigrasian melalui Electronic Data melalui Electronic Data Capture (EDC) Capture (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi29 Interkoneksi antara PPATK dengan Pusat Pelaporan dan Kementerian Adanya interkoneksi antara PusatSumberdata

KementerianjLembaga Terkait Analisis Transaksi Keuangan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

KementerianjLembaga Kementerian Dalam dapat diakses oleh PPATK Keuangan dengan Kementerian Negeri Kepolisian berbasis teknologi informasi Keuangan Kementerian Dalam N egeri Negara Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruattg[

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 6: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

--

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

3 shy

No

3

AKSI

1 Penerapan sistem perizinan online berbasis Teknologi Informasi (TIl untuk usaha angkutan penumpang maupun barang dengan fokus pada moda transportasi penyeberangan dan laut

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Perhubungan

INSTANSI TERKAIT

3

1 Kementerian Kelautan dan Perikanan

2 Badan Koordinasi Penanaman Modal

KRlTERIA KEBERHASILAN

4

Meningkatnya transparansi dan proses penerbitan perizinan usaha angkutan penyeberangan dan laut

UKURAN KEBERHASILAN

5

Tersedianya sistem perizinan online dengan fasilitas tracking proses perizinan oleh pemohon

4 Evaluasi pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSPI di pemerintah daerah

Kementerian Dalam Negeri

Pemerintah Provinsi Kabupaten

Tersedia informasi tentang pelaksanaan PTSP di

Laporan tentang manfaat dan dampak pelaksanaan PTSP di pemerintah

Kota daerah yang memuat pemerintah daerah 1 Jumlah daerah yang telah

membentuk PTSP 2 Jumlah daerah yang telah

melimpahkan sebagian atau seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin kepada lembaga PTSP

3 Jumlah daerah yang telah memiliki Standard Operating Procedure (SOP) layanan perizinan terpadu serta kualitas pelaksanaan SOP layanan perizinan

4 JUmlah daerah yang telah memiliki sarana dan prasarana penanganan pengaduan masyarakat serta tingkat penyelesaian pengaduan masyarakat yan-K telah ditanganiJ

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

4 shy

UKURAN KEBERHASILAN

KRlTERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB iNo I5431 2

5 Manfaat pelaksanaan PTSP bagi pemerintah daerah tercakup didalamnya manfaat bagi upaya minimalisasi praktek-praktek suap maupun manfaat bagi perkembangan dunia usaha dan perekonomian daerah

6 Kendala pelaksanaan PTSP di daerah

5 Pelimpahan seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin di daerah kepada Iembaga Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (Gubemur Bupati Walikota)

1 Kementerian Dalam Negeri

2 Badan Koordinasi Penanaman Modal

Pemberian dan penandatanganan izin dan non izin di daerah dilaksanakan oleh lembaga PTSP

1 Diterbitkan dan disosialisasikannya Peraturan Kepala Daerah tentang pelimpahan seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin di daerah kepada lembaga PTSP

2 Tersedianya mekanisme Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP)

6 Pembentukan Unit Layanan Paspor (ULP) online di 5 (lima) Kantor Imigrasi

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Terbentuknya ULP di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan Kantor Imigrasi Kelas I Tangerang Kantor Imigrasi Kelas I Semarang Kantor Imigrasi Kelas I

Terlaksananya penerbitan paspor secara cepat pada ULP di Kantor lmigrasi Kelas I Khusus Medan Kantor lmigrasi Kelas I Tangerang Kantor Imigrasi Kelas I Semarang Kantor lmigrasi Kelas I Makassar dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

5 shy

AKSI No

t

7 Implementasi Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

KRITERIA KEBERHASILAN INSTANSITERKAIT

4

Makassar dan Kantor Imigrasi Kelas I Banjarmasin

3

Tersedianya fasilitas Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor di 53 (lima puluh tiga) Kantor

UKURAN KEBERHASILAN

5

Kantor Imigrasi Kelas I Banjarmasin yang mendekatkan layanan masyarakat

Terlaksananya operasional Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor di 53 (lima puluh tiga) Kantor Imigrasi

Imigrasi

Pengendalian dan Pengawasan Proses Pelayanan PubUk Penguatan SPIP Penerapan Maklumat Pelayanan Serta Publikasi Pelaku Penyalahgunaan Jabatan

8 Transparansi dan akuntabilitas terhadap upaya ataupun aktivitas penyalahgunaan prosedur ekspor-impor

Kementerian l Kementerian Terlaksananya amanat pasal 1 Disahkannya Peraturan Menteri

Perdagangan Hukum dan HAM 46 ayat (2) UU Nomor 7 Perdagangan tentang Tata Cara

2 Kementerian Tahun 2014 tentang Pengenaan Sanksi Administratif

Keuangan Perdagangan untuk 2 Terpublikasinya para pelaku usaha penerapan sanksi di bidang ekspor-impor yang administratif berupa mendapatkan sanksi karena tidak

pencabutan izin melaksanakan kewajibannya persetujuan pengakuan secara administratif danatau penetapan di bidang perdagangan bagi pelaku usaha impor komoditas strategis

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

6 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No

541 2 3 I 1 Terbangunnya mekanisme IMeningkatnya efektifitas Optimalisasi Pelaksanaan whistle blowing Lembaga Perlindungan9 Kepolisian Negara

koordinasi antarapelaksanaan WBS disystem (WBS) dan jaminan perlindungan Republik Indonesia Saksi dan Korban KementerianLembaga dengan IKeroenterianLembagaterhadap whistle blowerPelapor yang Kejaksaan Republik Komisi Peroberantasan

terintegrasi di KementerianLembaga Indonesia Kementerian Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi Agraria dan Tata Lembaga Perlindungan Saksi dan RuangBadan Korban dan instansi terkait Pertanahan Nasional 2 Termanfaatkannya WBS online Kementerian Energi secara online dan Surober Daya Mineral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

t

PRESIDEN REPUI3LIK INDONESIA

7 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 4 5

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian PekeIjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggaldan Transmigrasi Kementerian Perhubungan

3

I

1Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemerlksa Keuangan

-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

8 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54

Adanya hasil evaluasi pelaksanaan I 2 3

Meningkatnya koordinasi WBS di KementerianLembaga

Peningkatan efektivitas pelaksanaan10 Lembaga Perlindungan Kepolisian Negara antara Lembaga

Kejaksaan Republik Whistle Blowing System (WBS) Saksi dan Korban RepublikIndonesm

Perlindungan Saksi dan Indonesia Kementerian Korban dengan Agraria dan Tata KementerianLembaga RuangBadan dalam pelaksanaan WBS Pertanahan Nasional Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

9 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

Tertinggal dan Transmigrasi Kementerian Perhubungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan

II Pelaksanaan upaya pengendalian Kementerian Kesehatan Kementerian 1 Berfungsinya Unit Pengelola Meningkatnya efektivitas gratifikasi di Kementerian Kesehatan Gratiftkasi (UPG) pada satuan Aparatur Negara dan Pendayagunaan pengendalian gratifIkasi

kerja Badan Layanan Umum (BLU) Reformasi Birokrasi Rumah Sakit Komisi Pernberantasan 2 Terbentuknya komitrnen antara Korupsi Satuan Kerja dengan Mitra Ketja

tentang pengendalian gratifikasi

12 Optimalisasi upaya pengendalian Sekretariat Jenderal Kementerian 1 Peraturan Sekretariat JenderalMeningkatnya efektivitasgratifikasi Mahkamah Konstitusi Pendayagunaan tentang Pedoman Pelaksanaan Aparatur Negara dan

pengendalian gratifikasi UPG

Reformasi Birokrasi 2 Meningkatnya komitrnen pada unit dan Komisi kerja dan mitra kerja KL tentang Pemberantasan pengendalian gratifIkasi Korupsi 3 Laporan pelaksanaan UPG

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

lO-

No AKSI PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAlT KRITERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASILAN

1 3 4 5

13 Optimalisasi peIayanan Registrasi dan Identifikasi (Regident) kendaraan bermotor dan pengemudi

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian DaJam Negeri Kementerian Keuangan

Terwujudnya pelayanan ~dentkendaraan bermotor dan pengemudi berbasis teknologi informasi

1 Terintegrasinya dan terkoneksinya database kendaraan bermotor dan pengemudi di seluruh Indonesia dalam satu sistem jaringan Regident kendaraan bermotor dan pengemudi dengan data Administrasi Kependudukan

2 Adanya laporan hasil evaluasi sistem layanan pada regident kendaraan bermotor dan pengemudi

14 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang penanganan benturan kepentingan

15 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang penanganan benturan kepentingan

I

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

11shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

PenguatanPeIaksanaan Kode Etik dan Kode PeriIaku Aparatur Penyelenggara Pemerintah danI atau Pelayanan Publik dan Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara

16 Pelaksanaan Kewajiban pelaporan harta Kepolisian Negara Komisi Pemberantasan Pimpinan Kepolisian Negara 1 100 pejabat Kepolisian Negarakekayaan Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia Korupsi Republik Indonesia yang wajibRepublik IndonesiaRepublik Indonesia sesuai UU Nomor 28 melaporkan kekayaannya menurutmemastikan kewajibanTabun 1999 (Keputusan Kepala Kepolisian ketentuan menyampaikan LHKPNpelaporan Laporan HartaNegara RI Nomor Kep408VII2011 dan Kekayaan Penyelenggara kepada Komisi PemberantasanSurat Telegram Kapolri Nomor ST KorupsiNegara (LHKPN) oleh1540VII2011) 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat

Republik Indonesia anggota Kepolisian Negara

yang tidak melaporkan LHKPN terlaksana optimal sesuai ketentuan

17 Pelaksanaan kewajiban pelaporan harta Kejaksaan Republik Komisi Pemberantasan 1 100 pejabat Kejaksaan RepublikKejaksaan Republikkekayaan Pejabat Kejaksaan Republik Indonesia Korupsi Indonesia yang wajib melaporkanIndonesia memastikanIndonesia sesuai UU Nomor Tabun 1999 kekayaannya menurut ketentuan

Laporan Harta Kekayaan kewajiban pelaporan

menyampaikan LHKPN kepada Penye1enggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi (LHKPN) oleh Jaksapejabat 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat terkait yang tidak melaporkan LHKPN

sesuai ketentuan

Pembenahan Sistem Melalui Upaya Reformasi Birokrasi Percepatan Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara danPerbaikan Administrasi Kependudukan

18 Pelaksanaan koneksitas data Kementerian Dalam Kepolisian Republik -Kepolisian Negara Republik Tedaksananya koneksitas data kependudukan dengan data Registrasi dan Negeri Indonesia kependudukan dengan data RegidentIndonesia dapat mengaksesIdetifIkasi (Regident) kendaraan bermotor kendaraan bermotor dan pengemudidan memanfaatkandanpoundenEemudi database kependudukan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

12 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

1 2 543 sebagai dasar penerbitan dokumen informasi pelayanan publik

19 Pembentukan dan perungkatan kapasitas 200 (dua ratus) orang pegawai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang

Kementerian Agraria Jumlah pegawai yangKementerian Kementerian Agraria dan Tata

handal dalam rangka mendukung agenda memperoleh sertiflkat PPNS dan Tata Ruang Pendayagunaan

Badan Pertanahan RuangBadan Pertanahan Nasional menjalankan Reformasi Birokrasi

Penataan RuangAparatur Negara dan tersertiflkasi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Pemerintah Daerah

Nasional Reformasi Birokrasi

Penguatan Mekanisme Kelembagaan Dalarn Perekrutan Penempatan Mutasi dan Promosi Khususnya Bagi Aparat Penegak Hukum Berdasarkan Hasil Assesment Terhadap Rekam-Jejak Kompetensi dan Integritas Sesuai Kebutuhan Lembaga Penegak Hukum

20 Pengisian jabatan pimpinan tinggi Ditetapkannya Peraturan Jaksa Agung Kejaksaan Republik Indonesia secara

Kejaksaan Republik Adanya ketetapan kebijakanKementerian Republik Indonesia tentang Pengisian

transparan dan akuntabel Indonesia tentang pengisian jabatanPendayagunaan

Jabatan Pimpinan Tinggi secara Reformasi Birokrasi

pimpinan tinggi secaraAparatur Negara dan transparan dan akuntabeltransparan dan akuntabel

- - - shy-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

13 shy

No

21

22

AKSI

1 Penerapan kewajiban mutasi bagi staf Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah menempatj satu posisi lebih dari 3 (tiga) tahun

Pelaksanaanmiddot transparansi daIam proses rekruitmen Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

PENANGGUNG JAWAB

2

Kepolisian Negara Republik Indonesia Sekretariat JenderaI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

INSTANSITERKAIT

3

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Adanya Standard Operating Procedure (SOP) tentang mutasi periodik PNS di KementerianfLembaga

Meningkatnya integritas dan kualitas penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 13 Tabun 2014 tentang Mutasi Periodik

Terlaksananya rekruitmen Penyidik Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia secara transparan dan akuntabel

23 Transparansi proses pengangkatall pejabat yang menempati jabatan strategis di Kepolisian Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Komisi Pem~rantasan Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan

Pengangkatan pejabat setingkat eselon I dan eselon II dilakukan secara ketat transparan dan akuntabel

1 Pemantauan Pelaksanaan Peraturan tentang Standard Operating Procedure (SOP) mutasi pejabat yang akan menduduki jabatan strategis dilakukan secara ketat dan akuntabel melalui pentabapan antara lain - Verifikasi terhadap Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan transaksi keuangan dengan meminta input dari Komisi PemberantasanKorupsidan Pusat Pelaporan dan AnaIislS TransaksiKeuanJ[an

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

14 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

54

- Verifikasi terhadap lcinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- Evaluasi lcinerja keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pada jabatan sebelumnya

1 2 3

2 Digunakannya hasil veriflkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat di pos strategis

1 Pemantauan pelaksanaanPengangkatan pejabat peraturankebijakan internal

Komisi Pemberantasan24 Transparansi proses pengangkatan Kejaksaan Republik setingkat eselon I dan eselon

mengenai sistern dan prosedur Indonesia Korupsi Pusatpejabat yang menernpati jabatan strategis

II dilakukan secara ketat pengangkatan pejabat struktural

Pelaporan dan Analisisdi Kejaksaan Republik Indonesia transparan dan akuntabel

eselon I dan II secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasil kelulusan dalam assesment kompetensi yang antara lain rnengatur proses sebagai berikut - permohonan informasi

kewajaran harta kekayaan dan transaksi keuangan dari Kornisi Pernberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

TransaksiKeuangan

~ -

PRESIDEN

REPU8L1K INDONESIA

15 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 I~middot

2 3 4 5

- verifikasi terhadap kinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- evaluasi kinerja dalam penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebdumnya (bagi jaksa)

2 Digunakannya hasil verifIkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat struktural eselon I dan eselon II di dalam proses pengangkatannya secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasH kelulusan dalam assessment kompetensi dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut - Telah menyerahkan Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)

- Verifikasi terhadap kineIja dan integritas calon berdasarkan hasil pengawasan internal

- Evaluasi kineIja dalam L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa)

Keterbukaan Prosedur Pengoperasian Standar Penanganan Perkara (Tetmasuk Pengaduan Masyarakat) dan Pemrosesan Pihak ygMenyalahgunakan Wewenang

Ishy25 Penanganan pengaduan masyarakat Kementerian Agraria ~Tertanganinya pengaduanKementerian 1 Tersedianya portallayanan publik

terkait pertanahan dan Tata Ruang Lingkungan Hidup dan masyarakat terkait masalah untuk menyampaikan pengaduan Badan Pertanahan Kehutanan Kementeria masyarakat terkait masalah tanah Nasional

tanah oleh pihak Dalam Negeri di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi Kementerian Pertanian

Kementerian Agraria dan secara online

Kementerian ESDM Tata RuangBadan

2 Penyampaian penjelasan dari Kementerian Pekerjaan

Pertanahan Nasional pihak Kementerian Agraria dan

Umum dan Perumahan Tata RuangBadan Pertanahan Rakyat Ombudsman Nasional kepada masyarakat yang Republik Indonesia menyampaikan pengaduan melalui Komisi Pemberantasan portallayanan publik Korupsi

Pemantapan Administrasi Keuangan Negara Termasuk Penghapusan Dana Off-Budget dan Mempublikasikan Penerimaan HibahBantuanDonor di Badan Publik dan Partai Politik

Lshy

~

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

17 shyro-

AKS PENANGGUNGJAWAB INSTANSITERKAlT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

26 Peningkatan implementasi sistem Pusat Pelaporan dan Kepolisian Negara Memperkuat koordinasi Semua pertukazan informasi LHA pertukaran informasi Laporan Hasil Analisis Transaksi Republik Indonesia antara penegak hukum antara PPATK dengan instansi terkaitAnalisis Keuangan Kejaksaan Republik dilakukan melalui Secure Online

Indonesia Komisi dengan dukungan Teknologi

Communication (SOC) Pemberantasan Korupsi Kementerian KeuanganBadan Narkotika Nasional

Informasi

27 Optimalisasi dan akuntabilitas tindak Pusat PeIaporan dan Kemenko Bidang Terpublikasinyajumlah LHA PusatProses penanganan LHA lanjut Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Analisis Transaksi Polhukam Kepolisian Pelaporan dan Analisis TransaksiPusat Pelaporan dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan yang diterima danRepublik Indonesia Analisis TransaksiKeuangan diselesaikan oleh Kepolisian

Indonesia Komisi Kejaksaan Republik Keuangan dilaksanakan

Kejaksaan dan KPK di website PPATK Pemberantasan

secara akuntabel dan dan Kemenko Bidang Polhukam

Korupsi optimal

secara periodik

28 Implementasi Pembayaran Penerimaan Kementerian Hukum Kementerian Keuangan Tersedianya fasilitas Terlaksananya Pembayaran PNBP Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian dan Hak Asasi Manusia Electronic Data Capture Keimigrasian melalui Electronic Data melalui Electronic Data Capture (EDC) Capture (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi29 Interkoneksi antara PPATK dengan Pusat Pelaporan dan Kementerian Adanya interkoneksi antara PusatSumberdata

KementerianjLembaga Terkait Analisis Transaksi Keuangan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

KementerianjLembaga Kementerian Dalam dapat diakses oleh PPATK Keuangan dengan Kementerian Negeri Kepolisian berbasis teknologi informasi Keuangan Kementerian Dalam N egeri Negara Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruattg[

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 7: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

4 shy

UKURAN KEBERHASILAN

KRlTERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB iNo I5431 2

5 Manfaat pelaksanaan PTSP bagi pemerintah daerah tercakup didalamnya manfaat bagi upaya minimalisasi praktek-praktek suap maupun manfaat bagi perkembangan dunia usaha dan perekonomian daerah

6 Kendala pelaksanaan PTSP di daerah

5 Pelimpahan seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin di daerah kepada Iembaga Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (Gubemur Bupati Walikota)

1 Kementerian Dalam Negeri

2 Badan Koordinasi Penanaman Modal

Pemberian dan penandatanganan izin dan non izin di daerah dilaksanakan oleh lembaga PTSP

1 Diterbitkan dan disosialisasikannya Peraturan Kepala Daerah tentang pelimpahan seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin di daerah kepada lembaga PTSP

2 Tersedianya mekanisme Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP)

6 Pembentukan Unit Layanan Paspor (ULP) online di 5 (lima) Kantor Imigrasi

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Terbentuknya ULP di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan Kantor Imigrasi Kelas I Tangerang Kantor Imigrasi Kelas I Semarang Kantor Imigrasi Kelas I

Terlaksananya penerbitan paspor secara cepat pada ULP di Kantor lmigrasi Kelas I Khusus Medan Kantor lmigrasi Kelas I Tangerang Kantor Imigrasi Kelas I Semarang Kantor lmigrasi Kelas I Makassar dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

5 shy

AKSI No

t

7 Implementasi Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

KRITERIA KEBERHASILAN INSTANSITERKAIT

4

Makassar dan Kantor Imigrasi Kelas I Banjarmasin

3

Tersedianya fasilitas Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor di 53 (lima puluh tiga) Kantor

UKURAN KEBERHASILAN

5

Kantor Imigrasi Kelas I Banjarmasin yang mendekatkan layanan masyarakat

Terlaksananya operasional Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor di 53 (lima puluh tiga) Kantor Imigrasi

Imigrasi

Pengendalian dan Pengawasan Proses Pelayanan PubUk Penguatan SPIP Penerapan Maklumat Pelayanan Serta Publikasi Pelaku Penyalahgunaan Jabatan

8 Transparansi dan akuntabilitas terhadap upaya ataupun aktivitas penyalahgunaan prosedur ekspor-impor

Kementerian l Kementerian Terlaksananya amanat pasal 1 Disahkannya Peraturan Menteri

Perdagangan Hukum dan HAM 46 ayat (2) UU Nomor 7 Perdagangan tentang Tata Cara

2 Kementerian Tahun 2014 tentang Pengenaan Sanksi Administratif

Keuangan Perdagangan untuk 2 Terpublikasinya para pelaku usaha penerapan sanksi di bidang ekspor-impor yang administratif berupa mendapatkan sanksi karena tidak

pencabutan izin melaksanakan kewajibannya persetujuan pengakuan secara administratif danatau penetapan di bidang perdagangan bagi pelaku usaha impor komoditas strategis

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

6 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No

541 2 3 I 1 Terbangunnya mekanisme IMeningkatnya efektifitas Optimalisasi Pelaksanaan whistle blowing Lembaga Perlindungan9 Kepolisian Negara

koordinasi antarapelaksanaan WBS disystem (WBS) dan jaminan perlindungan Republik Indonesia Saksi dan Korban KementerianLembaga dengan IKeroenterianLembagaterhadap whistle blowerPelapor yang Kejaksaan Republik Komisi Peroberantasan

terintegrasi di KementerianLembaga Indonesia Kementerian Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi Agraria dan Tata Lembaga Perlindungan Saksi dan RuangBadan Korban dan instansi terkait Pertanahan Nasional 2 Termanfaatkannya WBS online Kementerian Energi secara online dan Surober Daya Mineral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

t

PRESIDEN REPUI3LIK INDONESIA

7 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 4 5

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian PekeIjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggaldan Transmigrasi Kementerian Perhubungan

3

I

1Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemerlksa Keuangan

-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

8 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54

Adanya hasil evaluasi pelaksanaan I 2 3

Meningkatnya koordinasi WBS di KementerianLembaga

Peningkatan efektivitas pelaksanaan10 Lembaga Perlindungan Kepolisian Negara antara Lembaga

Kejaksaan Republik Whistle Blowing System (WBS) Saksi dan Korban RepublikIndonesm

Perlindungan Saksi dan Indonesia Kementerian Korban dengan Agraria dan Tata KementerianLembaga RuangBadan dalam pelaksanaan WBS Pertanahan Nasional Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

9 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

Tertinggal dan Transmigrasi Kementerian Perhubungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan

II Pelaksanaan upaya pengendalian Kementerian Kesehatan Kementerian 1 Berfungsinya Unit Pengelola Meningkatnya efektivitas gratifikasi di Kementerian Kesehatan Gratiftkasi (UPG) pada satuan Aparatur Negara dan Pendayagunaan pengendalian gratifIkasi

kerja Badan Layanan Umum (BLU) Reformasi Birokrasi Rumah Sakit Komisi Pernberantasan 2 Terbentuknya komitrnen antara Korupsi Satuan Kerja dengan Mitra Ketja

tentang pengendalian gratifikasi

12 Optimalisasi upaya pengendalian Sekretariat Jenderal Kementerian 1 Peraturan Sekretariat JenderalMeningkatnya efektivitasgratifikasi Mahkamah Konstitusi Pendayagunaan tentang Pedoman Pelaksanaan Aparatur Negara dan

pengendalian gratifikasi UPG

Reformasi Birokrasi 2 Meningkatnya komitrnen pada unit dan Komisi kerja dan mitra kerja KL tentang Pemberantasan pengendalian gratifIkasi Korupsi 3 Laporan pelaksanaan UPG

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

lO-

No AKSI PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAlT KRITERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASILAN

1 3 4 5

13 Optimalisasi peIayanan Registrasi dan Identifikasi (Regident) kendaraan bermotor dan pengemudi

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian DaJam Negeri Kementerian Keuangan

Terwujudnya pelayanan ~dentkendaraan bermotor dan pengemudi berbasis teknologi informasi

1 Terintegrasinya dan terkoneksinya database kendaraan bermotor dan pengemudi di seluruh Indonesia dalam satu sistem jaringan Regident kendaraan bermotor dan pengemudi dengan data Administrasi Kependudukan

2 Adanya laporan hasil evaluasi sistem layanan pada regident kendaraan bermotor dan pengemudi

14 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang penanganan benturan kepentingan

15 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang penanganan benturan kepentingan

I

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

11shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

PenguatanPeIaksanaan Kode Etik dan Kode PeriIaku Aparatur Penyelenggara Pemerintah danI atau Pelayanan Publik dan Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara

16 Pelaksanaan Kewajiban pelaporan harta Kepolisian Negara Komisi Pemberantasan Pimpinan Kepolisian Negara 1 100 pejabat Kepolisian Negarakekayaan Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia Korupsi Republik Indonesia yang wajibRepublik IndonesiaRepublik Indonesia sesuai UU Nomor 28 melaporkan kekayaannya menurutmemastikan kewajibanTabun 1999 (Keputusan Kepala Kepolisian ketentuan menyampaikan LHKPNpelaporan Laporan HartaNegara RI Nomor Kep408VII2011 dan Kekayaan Penyelenggara kepada Komisi PemberantasanSurat Telegram Kapolri Nomor ST KorupsiNegara (LHKPN) oleh1540VII2011) 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat

Republik Indonesia anggota Kepolisian Negara

yang tidak melaporkan LHKPN terlaksana optimal sesuai ketentuan

17 Pelaksanaan kewajiban pelaporan harta Kejaksaan Republik Komisi Pemberantasan 1 100 pejabat Kejaksaan RepublikKejaksaan Republikkekayaan Pejabat Kejaksaan Republik Indonesia Korupsi Indonesia yang wajib melaporkanIndonesia memastikanIndonesia sesuai UU Nomor Tabun 1999 kekayaannya menurut ketentuan

Laporan Harta Kekayaan kewajiban pelaporan

menyampaikan LHKPN kepada Penye1enggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi (LHKPN) oleh Jaksapejabat 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat terkait yang tidak melaporkan LHKPN

sesuai ketentuan

Pembenahan Sistem Melalui Upaya Reformasi Birokrasi Percepatan Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara danPerbaikan Administrasi Kependudukan

18 Pelaksanaan koneksitas data Kementerian Dalam Kepolisian Republik -Kepolisian Negara Republik Tedaksananya koneksitas data kependudukan dengan data Registrasi dan Negeri Indonesia kependudukan dengan data RegidentIndonesia dapat mengaksesIdetifIkasi (Regident) kendaraan bermotor kendaraan bermotor dan pengemudidan memanfaatkandanpoundenEemudi database kependudukan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

12 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

1 2 543 sebagai dasar penerbitan dokumen informasi pelayanan publik

19 Pembentukan dan perungkatan kapasitas 200 (dua ratus) orang pegawai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang

Kementerian Agraria Jumlah pegawai yangKementerian Kementerian Agraria dan Tata

handal dalam rangka mendukung agenda memperoleh sertiflkat PPNS dan Tata Ruang Pendayagunaan

Badan Pertanahan RuangBadan Pertanahan Nasional menjalankan Reformasi Birokrasi

Penataan RuangAparatur Negara dan tersertiflkasi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Pemerintah Daerah

Nasional Reformasi Birokrasi

Penguatan Mekanisme Kelembagaan Dalarn Perekrutan Penempatan Mutasi dan Promosi Khususnya Bagi Aparat Penegak Hukum Berdasarkan Hasil Assesment Terhadap Rekam-Jejak Kompetensi dan Integritas Sesuai Kebutuhan Lembaga Penegak Hukum

20 Pengisian jabatan pimpinan tinggi Ditetapkannya Peraturan Jaksa Agung Kejaksaan Republik Indonesia secara

Kejaksaan Republik Adanya ketetapan kebijakanKementerian Republik Indonesia tentang Pengisian

transparan dan akuntabel Indonesia tentang pengisian jabatanPendayagunaan

Jabatan Pimpinan Tinggi secara Reformasi Birokrasi

pimpinan tinggi secaraAparatur Negara dan transparan dan akuntabeltransparan dan akuntabel

- - - shy-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

13 shy

No

21

22

AKSI

1 Penerapan kewajiban mutasi bagi staf Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah menempatj satu posisi lebih dari 3 (tiga) tahun

Pelaksanaanmiddot transparansi daIam proses rekruitmen Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

PENANGGUNG JAWAB

2

Kepolisian Negara Republik Indonesia Sekretariat JenderaI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

INSTANSITERKAIT

3

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Adanya Standard Operating Procedure (SOP) tentang mutasi periodik PNS di KementerianfLembaga

Meningkatnya integritas dan kualitas penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 13 Tabun 2014 tentang Mutasi Periodik

Terlaksananya rekruitmen Penyidik Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia secara transparan dan akuntabel

23 Transparansi proses pengangkatall pejabat yang menempati jabatan strategis di Kepolisian Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Komisi Pem~rantasan Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan

Pengangkatan pejabat setingkat eselon I dan eselon II dilakukan secara ketat transparan dan akuntabel

1 Pemantauan Pelaksanaan Peraturan tentang Standard Operating Procedure (SOP) mutasi pejabat yang akan menduduki jabatan strategis dilakukan secara ketat dan akuntabel melalui pentabapan antara lain - Verifikasi terhadap Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan transaksi keuangan dengan meminta input dari Komisi PemberantasanKorupsidan Pusat Pelaporan dan AnaIislS TransaksiKeuanJ[an

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

14 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

54

- Verifikasi terhadap lcinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- Evaluasi lcinerja keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pada jabatan sebelumnya

1 2 3

2 Digunakannya hasil veriflkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat di pos strategis

1 Pemantauan pelaksanaanPengangkatan pejabat peraturankebijakan internal

Komisi Pemberantasan24 Transparansi proses pengangkatan Kejaksaan Republik setingkat eselon I dan eselon

mengenai sistern dan prosedur Indonesia Korupsi Pusatpejabat yang menernpati jabatan strategis

II dilakukan secara ketat pengangkatan pejabat struktural

Pelaporan dan Analisisdi Kejaksaan Republik Indonesia transparan dan akuntabel

eselon I dan II secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasil kelulusan dalam assesment kompetensi yang antara lain rnengatur proses sebagai berikut - permohonan informasi

kewajaran harta kekayaan dan transaksi keuangan dari Kornisi Pernberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

TransaksiKeuangan

~ -

PRESIDEN

REPU8L1K INDONESIA

15 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 I~middot

2 3 4 5

- verifikasi terhadap kinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- evaluasi kinerja dalam penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebdumnya (bagi jaksa)

2 Digunakannya hasil verifIkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat struktural eselon I dan eselon II di dalam proses pengangkatannya secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasH kelulusan dalam assessment kompetensi dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut - Telah menyerahkan Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)

- Verifikasi terhadap kineIja dan integritas calon berdasarkan hasil pengawasan internal

- Evaluasi kineIja dalam L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa)

Keterbukaan Prosedur Pengoperasian Standar Penanganan Perkara (Tetmasuk Pengaduan Masyarakat) dan Pemrosesan Pihak ygMenyalahgunakan Wewenang

Ishy25 Penanganan pengaduan masyarakat Kementerian Agraria ~Tertanganinya pengaduanKementerian 1 Tersedianya portallayanan publik

terkait pertanahan dan Tata Ruang Lingkungan Hidup dan masyarakat terkait masalah untuk menyampaikan pengaduan Badan Pertanahan Kehutanan Kementeria masyarakat terkait masalah tanah Nasional

tanah oleh pihak Dalam Negeri di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi Kementerian Pertanian

Kementerian Agraria dan secara online

Kementerian ESDM Tata RuangBadan

2 Penyampaian penjelasan dari Kementerian Pekerjaan

Pertanahan Nasional pihak Kementerian Agraria dan

Umum dan Perumahan Tata RuangBadan Pertanahan Rakyat Ombudsman Nasional kepada masyarakat yang Republik Indonesia menyampaikan pengaduan melalui Komisi Pemberantasan portallayanan publik Korupsi

Pemantapan Administrasi Keuangan Negara Termasuk Penghapusan Dana Off-Budget dan Mempublikasikan Penerimaan HibahBantuanDonor di Badan Publik dan Partai Politik

Lshy

~

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

17 shyro-

AKS PENANGGUNGJAWAB INSTANSITERKAlT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

26 Peningkatan implementasi sistem Pusat Pelaporan dan Kepolisian Negara Memperkuat koordinasi Semua pertukazan informasi LHA pertukaran informasi Laporan Hasil Analisis Transaksi Republik Indonesia antara penegak hukum antara PPATK dengan instansi terkaitAnalisis Keuangan Kejaksaan Republik dilakukan melalui Secure Online

Indonesia Komisi dengan dukungan Teknologi

Communication (SOC) Pemberantasan Korupsi Kementerian KeuanganBadan Narkotika Nasional

Informasi

27 Optimalisasi dan akuntabilitas tindak Pusat PeIaporan dan Kemenko Bidang Terpublikasinyajumlah LHA PusatProses penanganan LHA lanjut Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Analisis Transaksi Polhukam Kepolisian Pelaporan dan Analisis TransaksiPusat Pelaporan dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan yang diterima danRepublik Indonesia Analisis TransaksiKeuangan diselesaikan oleh Kepolisian

Indonesia Komisi Kejaksaan Republik Keuangan dilaksanakan

Kejaksaan dan KPK di website PPATK Pemberantasan

secara akuntabel dan dan Kemenko Bidang Polhukam

Korupsi optimal

secara periodik

28 Implementasi Pembayaran Penerimaan Kementerian Hukum Kementerian Keuangan Tersedianya fasilitas Terlaksananya Pembayaran PNBP Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian dan Hak Asasi Manusia Electronic Data Capture Keimigrasian melalui Electronic Data melalui Electronic Data Capture (EDC) Capture (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi29 Interkoneksi antara PPATK dengan Pusat Pelaporan dan Kementerian Adanya interkoneksi antara PusatSumberdata

KementerianjLembaga Terkait Analisis Transaksi Keuangan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

KementerianjLembaga Kementerian Dalam dapat diakses oleh PPATK Keuangan dengan Kementerian Negeri Kepolisian berbasis teknologi informasi Keuangan Kementerian Dalam N egeri Negara Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruattg[

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 8: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

5 shy

AKSI No

t

7 Implementasi Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

KRITERIA KEBERHASILAN INSTANSITERKAIT

4

Makassar dan Kantor Imigrasi Kelas I Banjarmasin

3

Tersedianya fasilitas Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor di 53 (lima puluh tiga) Kantor

UKURAN KEBERHASILAN

5

Kantor Imigrasi Kelas I Banjarmasin yang mendekatkan layanan masyarakat

Terlaksananya operasional Sistem Informasi Antrian Permohonan Paspor di 53 (lima puluh tiga) Kantor Imigrasi

Imigrasi

Pengendalian dan Pengawasan Proses Pelayanan PubUk Penguatan SPIP Penerapan Maklumat Pelayanan Serta Publikasi Pelaku Penyalahgunaan Jabatan

8 Transparansi dan akuntabilitas terhadap upaya ataupun aktivitas penyalahgunaan prosedur ekspor-impor

Kementerian l Kementerian Terlaksananya amanat pasal 1 Disahkannya Peraturan Menteri

Perdagangan Hukum dan HAM 46 ayat (2) UU Nomor 7 Perdagangan tentang Tata Cara

2 Kementerian Tahun 2014 tentang Pengenaan Sanksi Administratif

Keuangan Perdagangan untuk 2 Terpublikasinya para pelaku usaha penerapan sanksi di bidang ekspor-impor yang administratif berupa mendapatkan sanksi karena tidak

pencabutan izin melaksanakan kewajibannya persetujuan pengakuan secara administratif danatau penetapan di bidang perdagangan bagi pelaku usaha impor komoditas strategis

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

6 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No

541 2 3 I 1 Terbangunnya mekanisme IMeningkatnya efektifitas Optimalisasi Pelaksanaan whistle blowing Lembaga Perlindungan9 Kepolisian Negara

koordinasi antarapelaksanaan WBS disystem (WBS) dan jaminan perlindungan Republik Indonesia Saksi dan Korban KementerianLembaga dengan IKeroenterianLembagaterhadap whistle blowerPelapor yang Kejaksaan Republik Komisi Peroberantasan

terintegrasi di KementerianLembaga Indonesia Kementerian Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi Agraria dan Tata Lembaga Perlindungan Saksi dan RuangBadan Korban dan instansi terkait Pertanahan Nasional 2 Termanfaatkannya WBS online Kementerian Energi secara online dan Surober Daya Mineral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

t

PRESIDEN REPUI3LIK INDONESIA

7 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 4 5

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian PekeIjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggaldan Transmigrasi Kementerian Perhubungan

3

I

1Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemerlksa Keuangan

-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

8 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54

Adanya hasil evaluasi pelaksanaan I 2 3

Meningkatnya koordinasi WBS di KementerianLembaga

Peningkatan efektivitas pelaksanaan10 Lembaga Perlindungan Kepolisian Negara antara Lembaga

Kejaksaan Republik Whistle Blowing System (WBS) Saksi dan Korban RepublikIndonesm

Perlindungan Saksi dan Indonesia Kementerian Korban dengan Agraria dan Tata KementerianLembaga RuangBadan dalam pelaksanaan WBS Pertanahan Nasional Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

9 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

Tertinggal dan Transmigrasi Kementerian Perhubungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan

II Pelaksanaan upaya pengendalian Kementerian Kesehatan Kementerian 1 Berfungsinya Unit Pengelola Meningkatnya efektivitas gratifikasi di Kementerian Kesehatan Gratiftkasi (UPG) pada satuan Aparatur Negara dan Pendayagunaan pengendalian gratifIkasi

kerja Badan Layanan Umum (BLU) Reformasi Birokrasi Rumah Sakit Komisi Pernberantasan 2 Terbentuknya komitrnen antara Korupsi Satuan Kerja dengan Mitra Ketja

tentang pengendalian gratifikasi

12 Optimalisasi upaya pengendalian Sekretariat Jenderal Kementerian 1 Peraturan Sekretariat JenderalMeningkatnya efektivitasgratifikasi Mahkamah Konstitusi Pendayagunaan tentang Pedoman Pelaksanaan Aparatur Negara dan

pengendalian gratifikasi UPG

Reformasi Birokrasi 2 Meningkatnya komitrnen pada unit dan Komisi kerja dan mitra kerja KL tentang Pemberantasan pengendalian gratifIkasi Korupsi 3 Laporan pelaksanaan UPG

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

lO-

No AKSI PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAlT KRITERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASILAN

1 3 4 5

13 Optimalisasi peIayanan Registrasi dan Identifikasi (Regident) kendaraan bermotor dan pengemudi

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian DaJam Negeri Kementerian Keuangan

Terwujudnya pelayanan ~dentkendaraan bermotor dan pengemudi berbasis teknologi informasi

1 Terintegrasinya dan terkoneksinya database kendaraan bermotor dan pengemudi di seluruh Indonesia dalam satu sistem jaringan Regident kendaraan bermotor dan pengemudi dengan data Administrasi Kependudukan

2 Adanya laporan hasil evaluasi sistem layanan pada regident kendaraan bermotor dan pengemudi

14 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang penanganan benturan kepentingan

15 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang penanganan benturan kepentingan

I

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

11shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

PenguatanPeIaksanaan Kode Etik dan Kode PeriIaku Aparatur Penyelenggara Pemerintah danI atau Pelayanan Publik dan Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara

16 Pelaksanaan Kewajiban pelaporan harta Kepolisian Negara Komisi Pemberantasan Pimpinan Kepolisian Negara 1 100 pejabat Kepolisian Negarakekayaan Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia Korupsi Republik Indonesia yang wajibRepublik IndonesiaRepublik Indonesia sesuai UU Nomor 28 melaporkan kekayaannya menurutmemastikan kewajibanTabun 1999 (Keputusan Kepala Kepolisian ketentuan menyampaikan LHKPNpelaporan Laporan HartaNegara RI Nomor Kep408VII2011 dan Kekayaan Penyelenggara kepada Komisi PemberantasanSurat Telegram Kapolri Nomor ST KorupsiNegara (LHKPN) oleh1540VII2011) 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat

Republik Indonesia anggota Kepolisian Negara

yang tidak melaporkan LHKPN terlaksana optimal sesuai ketentuan

17 Pelaksanaan kewajiban pelaporan harta Kejaksaan Republik Komisi Pemberantasan 1 100 pejabat Kejaksaan RepublikKejaksaan Republikkekayaan Pejabat Kejaksaan Republik Indonesia Korupsi Indonesia yang wajib melaporkanIndonesia memastikanIndonesia sesuai UU Nomor Tabun 1999 kekayaannya menurut ketentuan

Laporan Harta Kekayaan kewajiban pelaporan

menyampaikan LHKPN kepada Penye1enggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi (LHKPN) oleh Jaksapejabat 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat terkait yang tidak melaporkan LHKPN

sesuai ketentuan

Pembenahan Sistem Melalui Upaya Reformasi Birokrasi Percepatan Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara danPerbaikan Administrasi Kependudukan

18 Pelaksanaan koneksitas data Kementerian Dalam Kepolisian Republik -Kepolisian Negara Republik Tedaksananya koneksitas data kependudukan dengan data Registrasi dan Negeri Indonesia kependudukan dengan data RegidentIndonesia dapat mengaksesIdetifIkasi (Regident) kendaraan bermotor kendaraan bermotor dan pengemudidan memanfaatkandanpoundenEemudi database kependudukan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

12 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

1 2 543 sebagai dasar penerbitan dokumen informasi pelayanan publik

19 Pembentukan dan perungkatan kapasitas 200 (dua ratus) orang pegawai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang

Kementerian Agraria Jumlah pegawai yangKementerian Kementerian Agraria dan Tata

handal dalam rangka mendukung agenda memperoleh sertiflkat PPNS dan Tata Ruang Pendayagunaan

Badan Pertanahan RuangBadan Pertanahan Nasional menjalankan Reformasi Birokrasi

Penataan RuangAparatur Negara dan tersertiflkasi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Pemerintah Daerah

Nasional Reformasi Birokrasi

Penguatan Mekanisme Kelembagaan Dalarn Perekrutan Penempatan Mutasi dan Promosi Khususnya Bagi Aparat Penegak Hukum Berdasarkan Hasil Assesment Terhadap Rekam-Jejak Kompetensi dan Integritas Sesuai Kebutuhan Lembaga Penegak Hukum

20 Pengisian jabatan pimpinan tinggi Ditetapkannya Peraturan Jaksa Agung Kejaksaan Republik Indonesia secara

Kejaksaan Republik Adanya ketetapan kebijakanKementerian Republik Indonesia tentang Pengisian

transparan dan akuntabel Indonesia tentang pengisian jabatanPendayagunaan

Jabatan Pimpinan Tinggi secara Reformasi Birokrasi

pimpinan tinggi secaraAparatur Negara dan transparan dan akuntabeltransparan dan akuntabel

- - - shy-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

13 shy

No

21

22

AKSI

1 Penerapan kewajiban mutasi bagi staf Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah menempatj satu posisi lebih dari 3 (tiga) tahun

Pelaksanaanmiddot transparansi daIam proses rekruitmen Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

PENANGGUNG JAWAB

2

Kepolisian Negara Republik Indonesia Sekretariat JenderaI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

INSTANSITERKAIT

3

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Adanya Standard Operating Procedure (SOP) tentang mutasi periodik PNS di KementerianfLembaga

Meningkatnya integritas dan kualitas penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 13 Tabun 2014 tentang Mutasi Periodik

Terlaksananya rekruitmen Penyidik Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia secara transparan dan akuntabel

23 Transparansi proses pengangkatall pejabat yang menempati jabatan strategis di Kepolisian Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Komisi Pem~rantasan Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan

Pengangkatan pejabat setingkat eselon I dan eselon II dilakukan secara ketat transparan dan akuntabel

1 Pemantauan Pelaksanaan Peraturan tentang Standard Operating Procedure (SOP) mutasi pejabat yang akan menduduki jabatan strategis dilakukan secara ketat dan akuntabel melalui pentabapan antara lain - Verifikasi terhadap Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan transaksi keuangan dengan meminta input dari Komisi PemberantasanKorupsidan Pusat Pelaporan dan AnaIislS TransaksiKeuanJ[an

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

14 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

54

- Verifikasi terhadap lcinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- Evaluasi lcinerja keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pada jabatan sebelumnya

1 2 3

2 Digunakannya hasil veriflkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat di pos strategis

1 Pemantauan pelaksanaanPengangkatan pejabat peraturankebijakan internal

Komisi Pemberantasan24 Transparansi proses pengangkatan Kejaksaan Republik setingkat eselon I dan eselon

mengenai sistern dan prosedur Indonesia Korupsi Pusatpejabat yang menernpati jabatan strategis

II dilakukan secara ketat pengangkatan pejabat struktural

Pelaporan dan Analisisdi Kejaksaan Republik Indonesia transparan dan akuntabel

eselon I dan II secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasil kelulusan dalam assesment kompetensi yang antara lain rnengatur proses sebagai berikut - permohonan informasi

kewajaran harta kekayaan dan transaksi keuangan dari Kornisi Pernberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

TransaksiKeuangan

~ -

PRESIDEN

REPU8L1K INDONESIA

15 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 I~middot

2 3 4 5

- verifikasi terhadap kinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- evaluasi kinerja dalam penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebdumnya (bagi jaksa)

2 Digunakannya hasil verifIkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat struktural eselon I dan eselon II di dalam proses pengangkatannya secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasH kelulusan dalam assessment kompetensi dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut - Telah menyerahkan Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)

- Verifikasi terhadap kineIja dan integritas calon berdasarkan hasil pengawasan internal

- Evaluasi kineIja dalam L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa)

Keterbukaan Prosedur Pengoperasian Standar Penanganan Perkara (Tetmasuk Pengaduan Masyarakat) dan Pemrosesan Pihak ygMenyalahgunakan Wewenang

Ishy25 Penanganan pengaduan masyarakat Kementerian Agraria ~Tertanganinya pengaduanKementerian 1 Tersedianya portallayanan publik

terkait pertanahan dan Tata Ruang Lingkungan Hidup dan masyarakat terkait masalah untuk menyampaikan pengaduan Badan Pertanahan Kehutanan Kementeria masyarakat terkait masalah tanah Nasional

tanah oleh pihak Dalam Negeri di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi Kementerian Pertanian

Kementerian Agraria dan secara online

Kementerian ESDM Tata RuangBadan

2 Penyampaian penjelasan dari Kementerian Pekerjaan

Pertanahan Nasional pihak Kementerian Agraria dan

Umum dan Perumahan Tata RuangBadan Pertanahan Rakyat Ombudsman Nasional kepada masyarakat yang Republik Indonesia menyampaikan pengaduan melalui Komisi Pemberantasan portallayanan publik Korupsi

Pemantapan Administrasi Keuangan Negara Termasuk Penghapusan Dana Off-Budget dan Mempublikasikan Penerimaan HibahBantuanDonor di Badan Publik dan Partai Politik

Lshy

~

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

17 shyro-

AKS PENANGGUNGJAWAB INSTANSITERKAlT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

26 Peningkatan implementasi sistem Pusat Pelaporan dan Kepolisian Negara Memperkuat koordinasi Semua pertukazan informasi LHA pertukaran informasi Laporan Hasil Analisis Transaksi Republik Indonesia antara penegak hukum antara PPATK dengan instansi terkaitAnalisis Keuangan Kejaksaan Republik dilakukan melalui Secure Online

Indonesia Komisi dengan dukungan Teknologi

Communication (SOC) Pemberantasan Korupsi Kementerian KeuanganBadan Narkotika Nasional

Informasi

27 Optimalisasi dan akuntabilitas tindak Pusat PeIaporan dan Kemenko Bidang Terpublikasinyajumlah LHA PusatProses penanganan LHA lanjut Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Analisis Transaksi Polhukam Kepolisian Pelaporan dan Analisis TransaksiPusat Pelaporan dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan yang diterima danRepublik Indonesia Analisis TransaksiKeuangan diselesaikan oleh Kepolisian

Indonesia Komisi Kejaksaan Republik Keuangan dilaksanakan

Kejaksaan dan KPK di website PPATK Pemberantasan

secara akuntabel dan dan Kemenko Bidang Polhukam

Korupsi optimal

secara periodik

28 Implementasi Pembayaran Penerimaan Kementerian Hukum Kementerian Keuangan Tersedianya fasilitas Terlaksananya Pembayaran PNBP Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian dan Hak Asasi Manusia Electronic Data Capture Keimigrasian melalui Electronic Data melalui Electronic Data Capture (EDC) Capture (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi29 Interkoneksi antara PPATK dengan Pusat Pelaporan dan Kementerian Adanya interkoneksi antara PusatSumberdata

KementerianjLembaga Terkait Analisis Transaksi Keuangan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

KementerianjLembaga Kementerian Dalam dapat diakses oleh PPATK Keuangan dengan Kementerian Negeri Kepolisian berbasis teknologi informasi Keuangan Kementerian Dalam N egeri Negara Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruattg[

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 9: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

6 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No

541 2 3 I 1 Terbangunnya mekanisme IMeningkatnya efektifitas Optimalisasi Pelaksanaan whistle blowing Lembaga Perlindungan9 Kepolisian Negara

koordinasi antarapelaksanaan WBS disystem (WBS) dan jaminan perlindungan Republik Indonesia Saksi dan Korban KementerianLembaga dengan IKeroenterianLembagaterhadap whistle blowerPelapor yang Kejaksaan Republik Komisi Peroberantasan

terintegrasi di KementerianLembaga Indonesia Kementerian Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi Agraria dan Tata Lembaga Perlindungan Saksi dan RuangBadan Korban dan instansi terkait Pertanahan Nasional 2 Termanfaatkannya WBS online Kementerian Energi secara online dan Surober Daya Mineral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

t

PRESIDEN REPUI3LIK INDONESIA

7 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 4 5

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian PekeIjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggaldan Transmigrasi Kementerian Perhubungan

3

I

1Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemerlksa Keuangan

-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

8 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54

Adanya hasil evaluasi pelaksanaan I 2 3

Meningkatnya koordinasi WBS di KementerianLembaga

Peningkatan efektivitas pelaksanaan10 Lembaga Perlindungan Kepolisian Negara antara Lembaga

Kejaksaan Republik Whistle Blowing System (WBS) Saksi dan Korban RepublikIndonesm

Perlindungan Saksi dan Indonesia Kementerian Korban dengan Agraria dan Tata KementerianLembaga RuangBadan dalam pelaksanaan WBS Pertanahan Nasional Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

9 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

Tertinggal dan Transmigrasi Kementerian Perhubungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan

II Pelaksanaan upaya pengendalian Kementerian Kesehatan Kementerian 1 Berfungsinya Unit Pengelola Meningkatnya efektivitas gratifikasi di Kementerian Kesehatan Gratiftkasi (UPG) pada satuan Aparatur Negara dan Pendayagunaan pengendalian gratifIkasi

kerja Badan Layanan Umum (BLU) Reformasi Birokrasi Rumah Sakit Komisi Pernberantasan 2 Terbentuknya komitrnen antara Korupsi Satuan Kerja dengan Mitra Ketja

tentang pengendalian gratifikasi

12 Optimalisasi upaya pengendalian Sekretariat Jenderal Kementerian 1 Peraturan Sekretariat JenderalMeningkatnya efektivitasgratifikasi Mahkamah Konstitusi Pendayagunaan tentang Pedoman Pelaksanaan Aparatur Negara dan

pengendalian gratifikasi UPG

Reformasi Birokrasi 2 Meningkatnya komitrnen pada unit dan Komisi kerja dan mitra kerja KL tentang Pemberantasan pengendalian gratifIkasi Korupsi 3 Laporan pelaksanaan UPG

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

lO-

No AKSI PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAlT KRITERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASILAN

1 3 4 5

13 Optimalisasi peIayanan Registrasi dan Identifikasi (Regident) kendaraan bermotor dan pengemudi

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian DaJam Negeri Kementerian Keuangan

Terwujudnya pelayanan ~dentkendaraan bermotor dan pengemudi berbasis teknologi informasi

1 Terintegrasinya dan terkoneksinya database kendaraan bermotor dan pengemudi di seluruh Indonesia dalam satu sistem jaringan Regident kendaraan bermotor dan pengemudi dengan data Administrasi Kependudukan

2 Adanya laporan hasil evaluasi sistem layanan pada regident kendaraan bermotor dan pengemudi

14 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang penanganan benturan kepentingan

15 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang penanganan benturan kepentingan

I

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

11shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

PenguatanPeIaksanaan Kode Etik dan Kode PeriIaku Aparatur Penyelenggara Pemerintah danI atau Pelayanan Publik dan Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara

16 Pelaksanaan Kewajiban pelaporan harta Kepolisian Negara Komisi Pemberantasan Pimpinan Kepolisian Negara 1 100 pejabat Kepolisian Negarakekayaan Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia Korupsi Republik Indonesia yang wajibRepublik IndonesiaRepublik Indonesia sesuai UU Nomor 28 melaporkan kekayaannya menurutmemastikan kewajibanTabun 1999 (Keputusan Kepala Kepolisian ketentuan menyampaikan LHKPNpelaporan Laporan HartaNegara RI Nomor Kep408VII2011 dan Kekayaan Penyelenggara kepada Komisi PemberantasanSurat Telegram Kapolri Nomor ST KorupsiNegara (LHKPN) oleh1540VII2011) 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat

Republik Indonesia anggota Kepolisian Negara

yang tidak melaporkan LHKPN terlaksana optimal sesuai ketentuan

17 Pelaksanaan kewajiban pelaporan harta Kejaksaan Republik Komisi Pemberantasan 1 100 pejabat Kejaksaan RepublikKejaksaan Republikkekayaan Pejabat Kejaksaan Republik Indonesia Korupsi Indonesia yang wajib melaporkanIndonesia memastikanIndonesia sesuai UU Nomor Tabun 1999 kekayaannya menurut ketentuan

Laporan Harta Kekayaan kewajiban pelaporan

menyampaikan LHKPN kepada Penye1enggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi (LHKPN) oleh Jaksapejabat 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat terkait yang tidak melaporkan LHKPN

sesuai ketentuan

Pembenahan Sistem Melalui Upaya Reformasi Birokrasi Percepatan Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara danPerbaikan Administrasi Kependudukan

18 Pelaksanaan koneksitas data Kementerian Dalam Kepolisian Republik -Kepolisian Negara Republik Tedaksananya koneksitas data kependudukan dengan data Registrasi dan Negeri Indonesia kependudukan dengan data RegidentIndonesia dapat mengaksesIdetifIkasi (Regident) kendaraan bermotor kendaraan bermotor dan pengemudidan memanfaatkandanpoundenEemudi database kependudukan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

12 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

1 2 543 sebagai dasar penerbitan dokumen informasi pelayanan publik

19 Pembentukan dan perungkatan kapasitas 200 (dua ratus) orang pegawai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang

Kementerian Agraria Jumlah pegawai yangKementerian Kementerian Agraria dan Tata

handal dalam rangka mendukung agenda memperoleh sertiflkat PPNS dan Tata Ruang Pendayagunaan

Badan Pertanahan RuangBadan Pertanahan Nasional menjalankan Reformasi Birokrasi

Penataan RuangAparatur Negara dan tersertiflkasi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Pemerintah Daerah

Nasional Reformasi Birokrasi

Penguatan Mekanisme Kelembagaan Dalarn Perekrutan Penempatan Mutasi dan Promosi Khususnya Bagi Aparat Penegak Hukum Berdasarkan Hasil Assesment Terhadap Rekam-Jejak Kompetensi dan Integritas Sesuai Kebutuhan Lembaga Penegak Hukum

20 Pengisian jabatan pimpinan tinggi Ditetapkannya Peraturan Jaksa Agung Kejaksaan Republik Indonesia secara

Kejaksaan Republik Adanya ketetapan kebijakanKementerian Republik Indonesia tentang Pengisian

transparan dan akuntabel Indonesia tentang pengisian jabatanPendayagunaan

Jabatan Pimpinan Tinggi secara Reformasi Birokrasi

pimpinan tinggi secaraAparatur Negara dan transparan dan akuntabeltransparan dan akuntabel

- - - shy-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

13 shy

No

21

22

AKSI

1 Penerapan kewajiban mutasi bagi staf Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah menempatj satu posisi lebih dari 3 (tiga) tahun

Pelaksanaanmiddot transparansi daIam proses rekruitmen Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

PENANGGUNG JAWAB

2

Kepolisian Negara Republik Indonesia Sekretariat JenderaI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

INSTANSITERKAIT

3

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Adanya Standard Operating Procedure (SOP) tentang mutasi periodik PNS di KementerianfLembaga

Meningkatnya integritas dan kualitas penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 13 Tabun 2014 tentang Mutasi Periodik

Terlaksananya rekruitmen Penyidik Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia secara transparan dan akuntabel

23 Transparansi proses pengangkatall pejabat yang menempati jabatan strategis di Kepolisian Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Komisi Pem~rantasan Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan

Pengangkatan pejabat setingkat eselon I dan eselon II dilakukan secara ketat transparan dan akuntabel

1 Pemantauan Pelaksanaan Peraturan tentang Standard Operating Procedure (SOP) mutasi pejabat yang akan menduduki jabatan strategis dilakukan secara ketat dan akuntabel melalui pentabapan antara lain - Verifikasi terhadap Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan transaksi keuangan dengan meminta input dari Komisi PemberantasanKorupsidan Pusat Pelaporan dan AnaIislS TransaksiKeuanJ[an

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

14 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

54

- Verifikasi terhadap lcinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- Evaluasi lcinerja keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pada jabatan sebelumnya

1 2 3

2 Digunakannya hasil veriflkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat di pos strategis

1 Pemantauan pelaksanaanPengangkatan pejabat peraturankebijakan internal

Komisi Pemberantasan24 Transparansi proses pengangkatan Kejaksaan Republik setingkat eselon I dan eselon

mengenai sistern dan prosedur Indonesia Korupsi Pusatpejabat yang menernpati jabatan strategis

II dilakukan secara ketat pengangkatan pejabat struktural

Pelaporan dan Analisisdi Kejaksaan Republik Indonesia transparan dan akuntabel

eselon I dan II secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasil kelulusan dalam assesment kompetensi yang antara lain rnengatur proses sebagai berikut - permohonan informasi

kewajaran harta kekayaan dan transaksi keuangan dari Kornisi Pernberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

TransaksiKeuangan

~ -

PRESIDEN

REPU8L1K INDONESIA

15 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 I~middot

2 3 4 5

- verifikasi terhadap kinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- evaluasi kinerja dalam penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebdumnya (bagi jaksa)

2 Digunakannya hasil verifIkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat struktural eselon I dan eselon II di dalam proses pengangkatannya secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasH kelulusan dalam assessment kompetensi dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut - Telah menyerahkan Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)

- Verifikasi terhadap kineIja dan integritas calon berdasarkan hasil pengawasan internal

- Evaluasi kineIja dalam L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa)

Keterbukaan Prosedur Pengoperasian Standar Penanganan Perkara (Tetmasuk Pengaduan Masyarakat) dan Pemrosesan Pihak ygMenyalahgunakan Wewenang

Ishy25 Penanganan pengaduan masyarakat Kementerian Agraria ~Tertanganinya pengaduanKementerian 1 Tersedianya portallayanan publik

terkait pertanahan dan Tata Ruang Lingkungan Hidup dan masyarakat terkait masalah untuk menyampaikan pengaduan Badan Pertanahan Kehutanan Kementeria masyarakat terkait masalah tanah Nasional

tanah oleh pihak Dalam Negeri di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi Kementerian Pertanian

Kementerian Agraria dan secara online

Kementerian ESDM Tata RuangBadan

2 Penyampaian penjelasan dari Kementerian Pekerjaan

Pertanahan Nasional pihak Kementerian Agraria dan

Umum dan Perumahan Tata RuangBadan Pertanahan Rakyat Ombudsman Nasional kepada masyarakat yang Republik Indonesia menyampaikan pengaduan melalui Komisi Pemberantasan portallayanan publik Korupsi

Pemantapan Administrasi Keuangan Negara Termasuk Penghapusan Dana Off-Budget dan Mempublikasikan Penerimaan HibahBantuanDonor di Badan Publik dan Partai Politik

Lshy

~

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

17 shyro-

AKS PENANGGUNGJAWAB INSTANSITERKAlT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

26 Peningkatan implementasi sistem Pusat Pelaporan dan Kepolisian Negara Memperkuat koordinasi Semua pertukazan informasi LHA pertukaran informasi Laporan Hasil Analisis Transaksi Republik Indonesia antara penegak hukum antara PPATK dengan instansi terkaitAnalisis Keuangan Kejaksaan Republik dilakukan melalui Secure Online

Indonesia Komisi dengan dukungan Teknologi

Communication (SOC) Pemberantasan Korupsi Kementerian KeuanganBadan Narkotika Nasional

Informasi

27 Optimalisasi dan akuntabilitas tindak Pusat PeIaporan dan Kemenko Bidang Terpublikasinyajumlah LHA PusatProses penanganan LHA lanjut Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Analisis Transaksi Polhukam Kepolisian Pelaporan dan Analisis TransaksiPusat Pelaporan dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan yang diterima danRepublik Indonesia Analisis TransaksiKeuangan diselesaikan oleh Kepolisian

Indonesia Komisi Kejaksaan Republik Keuangan dilaksanakan

Kejaksaan dan KPK di website PPATK Pemberantasan

secara akuntabel dan dan Kemenko Bidang Polhukam

Korupsi optimal

secara periodik

28 Implementasi Pembayaran Penerimaan Kementerian Hukum Kementerian Keuangan Tersedianya fasilitas Terlaksananya Pembayaran PNBP Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian dan Hak Asasi Manusia Electronic Data Capture Keimigrasian melalui Electronic Data melalui Electronic Data Capture (EDC) Capture (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi29 Interkoneksi antara PPATK dengan Pusat Pelaporan dan Kementerian Adanya interkoneksi antara PusatSumberdata

KementerianjLembaga Terkait Analisis Transaksi Keuangan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

KementerianjLembaga Kementerian Dalam dapat diakses oleh PPATK Keuangan dengan Kementerian Negeri Kepolisian berbasis teknologi informasi Keuangan Kementerian Dalam N egeri Negara Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruattg[

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 10: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUI3LIK INDONESIA

7 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 4 5

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian PekeIjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggaldan Transmigrasi Kementerian Perhubungan

3

I

1Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemerlksa Keuangan

-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

8 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54

Adanya hasil evaluasi pelaksanaan I 2 3

Meningkatnya koordinasi WBS di KementerianLembaga

Peningkatan efektivitas pelaksanaan10 Lembaga Perlindungan Kepolisian Negara antara Lembaga

Kejaksaan Republik Whistle Blowing System (WBS) Saksi dan Korban RepublikIndonesm

Perlindungan Saksi dan Indonesia Kementerian Korban dengan Agraria dan Tata KementerianLembaga RuangBadan dalam pelaksanaan WBS Pertanahan Nasional Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

9 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

Tertinggal dan Transmigrasi Kementerian Perhubungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan

II Pelaksanaan upaya pengendalian Kementerian Kesehatan Kementerian 1 Berfungsinya Unit Pengelola Meningkatnya efektivitas gratifikasi di Kementerian Kesehatan Gratiftkasi (UPG) pada satuan Aparatur Negara dan Pendayagunaan pengendalian gratifIkasi

kerja Badan Layanan Umum (BLU) Reformasi Birokrasi Rumah Sakit Komisi Pernberantasan 2 Terbentuknya komitrnen antara Korupsi Satuan Kerja dengan Mitra Ketja

tentang pengendalian gratifikasi

12 Optimalisasi upaya pengendalian Sekretariat Jenderal Kementerian 1 Peraturan Sekretariat JenderalMeningkatnya efektivitasgratifikasi Mahkamah Konstitusi Pendayagunaan tentang Pedoman Pelaksanaan Aparatur Negara dan

pengendalian gratifikasi UPG

Reformasi Birokrasi 2 Meningkatnya komitrnen pada unit dan Komisi kerja dan mitra kerja KL tentang Pemberantasan pengendalian gratifIkasi Korupsi 3 Laporan pelaksanaan UPG

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

lO-

No AKSI PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAlT KRITERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASILAN

1 3 4 5

13 Optimalisasi peIayanan Registrasi dan Identifikasi (Regident) kendaraan bermotor dan pengemudi

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian DaJam Negeri Kementerian Keuangan

Terwujudnya pelayanan ~dentkendaraan bermotor dan pengemudi berbasis teknologi informasi

1 Terintegrasinya dan terkoneksinya database kendaraan bermotor dan pengemudi di seluruh Indonesia dalam satu sistem jaringan Regident kendaraan bermotor dan pengemudi dengan data Administrasi Kependudukan

2 Adanya laporan hasil evaluasi sistem layanan pada regident kendaraan bermotor dan pengemudi

14 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang penanganan benturan kepentingan

15 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang penanganan benturan kepentingan

I

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

11shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

PenguatanPeIaksanaan Kode Etik dan Kode PeriIaku Aparatur Penyelenggara Pemerintah danI atau Pelayanan Publik dan Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara

16 Pelaksanaan Kewajiban pelaporan harta Kepolisian Negara Komisi Pemberantasan Pimpinan Kepolisian Negara 1 100 pejabat Kepolisian Negarakekayaan Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia Korupsi Republik Indonesia yang wajibRepublik IndonesiaRepublik Indonesia sesuai UU Nomor 28 melaporkan kekayaannya menurutmemastikan kewajibanTabun 1999 (Keputusan Kepala Kepolisian ketentuan menyampaikan LHKPNpelaporan Laporan HartaNegara RI Nomor Kep408VII2011 dan Kekayaan Penyelenggara kepada Komisi PemberantasanSurat Telegram Kapolri Nomor ST KorupsiNegara (LHKPN) oleh1540VII2011) 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat

Republik Indonesia anggota Kepolisian Negara

yang tidak melaporkan LHKPN terlaksana optimal sesuai ketentuan

17 Pelaksanaan kewajiban pelaporan harta Kejaksaan Republik Komisi Pemberantasan 1 100 pejabat Kejaksaan RepublikKejaksaan Republikkekayaan Pejabat Kejaksaan Republik Indonesia Korupsi Indonesia yang wajib melaporkanIndonesia memastikanIndonesia sesuai UU Nomor Tabun 1999 kekayaannya menurut ketentuan

Laporan Harta Kekayaan kewajiban pelaporan

menyampaikan LHKPN kepada Penye1enggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi (LHKPN) oleh Jaksapejabat 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat terkait yang tidak melaporkan LHKPN

sesuai ketentuan

Pembenahan Sistem Melalui Upaya Reformasi Birokrasi Percepatan Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara danPerbaikan Administrasi Kependudukan

18 Pelaksanaan koneksitas data Kementerian Dalam Kepolisian Republik -Kepolisian Negara Republik Tedaksananya koneksitas data kependudukan dengan data Registrasi dan Negeri Indonesia kependudukan dengan data RegidentIndonesia dapat mengaksesIdetifIkasi (Regident) kendaraan bermotor kendaraan bermotor dan pengemudidan memanfaatkandanpoundenEemudi database kependudukan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

12 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

1 2 543 sebagai dasar penerbitan dokumen informasi pelayanan publik

19 Pembentukan dan perungkatan kapasitas 200 (dua ratus) orang pegawai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang

Kementerian Agraria Jumlah pegawai yangKementerian Kementerian Agraria dan Tata

handal dalam rangka mendukung agenda memperoleh sertiflkat PPNS dan Tata Ruang Pendayagunaan

Badan Pertanahan RuangBadan Pertanahan Nasional menjalankan Reformasi Birokrasi

Penataan RuangAparatur Negara dan tersertiflkasi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Pemerintah Daerah

Nasional Reformasi Birokrasi

Penguatan Mekanisme Kelembagaan Dalarn Perekrutan Penempatan Mutasi dan Promosi Khususnya Bagi Aparat Penegak Hukum Berdasarkan Hasil Assesment Terhadap Rekam-Jejak Kompetensi dan Integritas Sesuai Kebutuhan Lembaga Penegak Hukum

20 Pengisian jabatan pimpinan tinggi Ditetapkannya Peraturan Jaksa Agung Kejaksaan Republik Indonesia secara

Kejaksaan Republik Adanya ketetapan kebijakanKementerian Republik Indonesia tentang Pengisian

transparan dan akuntabel Indonesia tentang pengisian jabatanPendayagunaan

Jabatan Pimpinan Tinggi secara Reformasi Birokrasi

pimpinan tinggi secaraAparatur Negara dan transparan dan akuntabeltransparan dan akuntabel

- - - shy-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

13 shy

No

21

22

AKSI

1 Penerapan kewajiban mutasi bagi staf Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah menempatj satu posisi lebih dari 3 (tiga) tahun

Pelaksanaanmiddot transparansi daIam proses rekruitmen Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

PENANGGUNG JAWAB

2

Kepolisian Negara Republik Indonesia Sekretariat JenderaI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

INSTANSITERKAIT

3

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Adanya Standard Operating Procedure (SOP) tentang mutasi periodik PNS di KementerianfLembaga

Meningkatnya integritas dan kualitas penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 13 Tabun 2014 tentang Mutasi Periodik

Terlaksananya rekruitmen Penyidik Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia secara transparan dan akuntabel

23 Transparansi proses pengangkatall pejabat yang menempati jabatan strategis di Kepolisian Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Komisi Pem~rantasan Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan

Pengangkatan pejabat setingkat eselon I dan eselon II dilakukan secara ketat transparan dan akuntabel

1 Pemantauan Pelaksanaan Peraturan tentang Standard Operating Procedure (SOP) mutasi pejabat yang akan menduduki jabatan strategis dilakukan secara ketat dan akuntabel melalui pentabapan antara lain - Verifikasi terhadap Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan transaksi keuangan dengan meminta input dari Komisi PemberantasanKorupsidan Pusat Pelaporan dan AnaIislS TransaksiKeuanJ[an

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

14 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

54

- Verifikasi terhadap lcinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- Evaluasi lcinerja keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pada jabatan sebelumnya

1 2 3

2 Digunakannya hasil veriflkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat di pos strategis

1 Pemantauan pelaksanaanPengangkatan pejabat peraturankebijakan internal

Komisi Pemberantasan24 Transparansi proses pengangkatan Kejaksaan Republik setingkat eselon I dan eselon

mengenai sistern dan prosedur Indonesia Korupsi Pusatpejabat yang menernpati jabatan strategis

II dilakukan secara ketat pengangkatan pejabat struktural

Pelaporan dan Analisisdi Kejaksaan Republik Indonesia transparan dan akuntabel

eselon I dan II secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasil kelulusan dalam assesment kompetensi yang antara lain rnengatur proses sebagai berikut - permohonan informasi

kewajaran harta kekayaan dan transaksi keuangan dari Kornisi Pernberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

TransaksiKeuangan

~ -

PRESIDEN

REPU8L1K INDONESIA

15 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 I~middot

2 3 4 5

- verifikasi terhadap kinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- evaluasi kinerja dalam penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebdumnya (bagi jaksa)

2 Digunakannya hasil verifIkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat struktural eselon I dan eselon II di dalam proses pengangkatannya secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasH kelulusan dalam assessment kompetensi dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut - Telah menyerahkan Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)

- Verifikasi terhadap kineIja dan integritas calon berdasarkan hasil pengawasan internal

- Evaluasi kineIja dalam L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa)

Keterbukaan Prosedur Pengoperasian Standar Penanganan Perkara (Tetmasuk Pengaduan Masyarakat) dan Pemrosesan Pihak ygMenyalahgunakan Wewenang

Ishy25 Penanganan pengaduan masyarakat Kementerian Agraria ~Tertanganinya pengaduanKementerian 1 Tersedianya portallayanan publik

terkait pertanahan dan Tata Ruang Lingkungan Hidup dan masyarakat terkait masalah untuk menyampaikan pengaduan Badan Pertanahan Kehutanan Kementeria masyarakat terkait masalah tanah Nasional

tanah oleh pihak Dalam Negeri di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi Kementerian Pertanian

Kementerian Agraria dan secara online

Kementerian ESDM Tata RuangBadan

2 Penyampaian penjelasan dari Kementerian Pekerjaan

Pertanahan Nasional pihak Kementerian Agraria dan

Umum dan Perumahan Tata RuangBadan Pertanahan Rakyat Ombudsman Nasional kepada masyarakat yang Republik Indonesia menyampaikan pengaduan melalui Komisi Pemberantasan portallayanan publik Korupsi

Pemantapan Administrasi Keuangan Negara Termasuk Penghapusan Dana Off-Budget dan Mempublikasikan Penerimaan HibahBantuanDonor di Badan Publik dan Partai Politik

Lshy

~

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

17 shyro-

AKS PENANGGUNGJAWAB INSTANSITERKAlT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

26 Peningkatan implementasi sistem Pusat Pelaporan dan Kepolisian Negara Memperkuat koordinasi Semua pertukazan informasi LHA pertukaran informasi Laporan Hasil Analisis Transaksi Republik Indonesia antara penegak hukum antara PPATK dengan instansi terkaitAnalisis Keuangan Kejaksaan Republik dilakukan melalui Secure Online

Indonesia Komisi dengan dukungan Teknologi

Communication (SOC) Pemberantasan Korupsi Kementerian KeuanganBadan Narkotika Nasional

Informasi

27 Optimalisasi dan akuntabilitas tindak Pusat PeIaporan dan Kemenko Bidang Terpublikasinyajumlah LHA PusatProses penanganan LHA lanjut Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Analisis Transaksi Polhukam Kepolisian Pelaporan dan Analisis TransaksiPusat Pelaporan dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan yang diterima danRepublik Indonesia Analisis TransaksiKeuangan diselesaikan oleh Kepolisian

Indonesia Komisi Kejaksaan Republik Keuangan dilaksanakan

Kejaksaan dan KPK di website PPATK Pemberantasan

secara akuntabel dan dan Kemenko Bidang Polhukam

Korupsi optimal

secara periodik

28 Implementasi Pembayaran Penerimaan Kementerian Hukum Kementerian Keuangan Tersedianya fasilitas Terlaksananya Pembayaran PNBP Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian dan Hak Asasi Manusia Electronic Data Capture Keimigrasian melalui Electronic Data melalui Electronic Data Capture (EDC) Capture (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi29 Interkoneksi antara PPATK dengan Pusat Pelaporan dan Kementerian Adanya interkoneksi antara PusatSumberdata

KementerianjLembaga Terkait Analisis Transaksi Keuangan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

KementerianjLembaga Kementerian Dalam dapat diakses oleh PPATK Keuangan dengan Kementerian Negeri Kepolisian berbasis teknologi informasi Keuangan Kementerian Dalam N egeri Negara Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruattg[

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 11: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

8 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54

Adanya hasil evaluasi pelaksanaan I 2 3

Meningkatnya koordinasi WBS di KementerianLembaga

Peningkatan efektivitas pelaksanaan10 Lembaga Perlindungan Kepolisian Negara antara Lembaga

Kejaksaan Republik Whistle Blowing System (WBS) Saksi dan Korban RepublikIndonesm

Perlindungan Saksi dan Indonesia Kementerian Korban dengan Agraria dan Tata KementerianLembaga RuangBadan dalam pelaksanaan WBS Pertanahan Nasional Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agama Kementerian Kesehatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Desa Pembangunan Daerah

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

9 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

Tertinggal dan Transmigrasi Kementerian Perhubungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan

II Pelaksanaan upaya pengendalian Kementerian Kesehatan Kementerian 1 Berfungsinya Unit Pengelola Meningkatnya efektivitas gratifikasi di Kementerian Kesehatan Gratiftkasi (UPG) pada satuan Aparatur Negara dan Pendayagunaan pengendalian gratifIkasi

kerja Badan Layanan Umum (BLU) Reformasi Birokrasi Rumah Sakit Komisi Pernberantasan 2 Terbentuknya komitrnen antara Korupsi Satuan Kerja dengan Mitra Ketja

tentang pengendalian gratifikasi

12 Optimalisasi upaya pengendalian Sekretariat Jenderal Kementerian 1 Peraturan Sekretariat JenderalMeningkatnya efektivitasgratifikasi Mahkamah Konstitusi Pendayagunaan tentang Pedoman Pelaksanaan Aparatur Negara dan

pengendalian gratifikasi UPG

Reformasi Birokrasi 2 Meningkatnya komitrnen pada unit dan Komisi kerja dan mitra kerja KL tentang Pemberantasan pengendalian gratifIkasi Korupsi 3 Laporan pelaksanaan UPG

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

lO-

No AKSI PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAlT KRITERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASILAN

1 3 4 5

13 Optimalisasi peIayanan Registrasi dan Identifikasi (Regident) kendaraan bermotor dan pengemudi

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian DaJam Negeri Kementerian Keuangan

Terwujudnya pelayanan ~dentkendaraan bermotor dan pengemudi berbasis teknologi informasi

1 Terintegrasinya dan terkoneksinya database kendaraan bermotor dan pengemudi di seluruh Indonesia dalam satu sistem jaringan Regident kendaraan bermotor dan pengemudi dengan data Administrasi Kependudukan

2 Adanya laporan hasil evaluasi sistem layanan pada regident kendaraan bermotor dan pengemudi

14 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang penanganan benturan kepentingan

15 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang penanganan benturan kepentingan

I

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

11shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

PenguatanPeIaksanaan Kode Etik dan Kode PeriIaku Aparatur Penyelenggara Pemerintah danI atau Pelayanan Publik dan Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara

16 Pelaksanaan Kewajiban pelaporan harta Kepolisian Negara Komisi Pemberantasan Pimpinan Kepolisian Negara 1 100 pejabat Kepolisian Negarakekayaan Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia Korupsi Republik Indonesia yang wajibRepublik IndonesiaRepublik Indonesia sesuai UU Nomor 28 melaporkan kekayaannya menurutmemastikan kewajibanTabun 1999 (Keputusan Kepala Kepolisian ketentuan menyampaikan LHKPNpelaporan Laporan HartaNegara RI Nomor Kep408VII2011 dan Kekayaan Penyelenggara kepada Komisi PemberantasanSurat Telegram Kapolri Nomor ST KorupsiNegara (LHKPN) oleh1540VII2011) 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat

Republik Indonesia anggota Kepolisian Negara

yang tidak melaporkan LHKPN terlaksana optimal sesuai ketentuan

17 Pelaksanaan kewajiban pelaporan harta Kejaksaan Republik Komisi Pemberantasan 1 100 pejabat Kejaksaan RepublikKejaksaan Republikkekayaan Pejabat Kejaksaan Republik Indonesia Korupsi Indonesia yang wajib melaporkanIndonesia memastikanIndonesia sesuai UU Nomor Tabun 1999 kekayaannya menurut ketentuan

Laporan Harta Kekayaan kewajiban pelaporan

menyampaikan LHKPN kepada Penye1enggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi (LHKPN) oleh Jaksapejabat 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat terkait yang tidak melaporkan LHKPN

sesuai ketentuan

Pembenahan Sistem Melalui Upaya Reformasi Birokrasi Percepatan Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara danPerbaikan Administrasi Kependudukan

18 Pelaksanaan koneksitas data Kementerian Dalam Kepolisian Republik -Kepolisian Negara Republik Tedaksananya koneksitas data kependudukan dengan data Registrasi dan Negeri Indonesia kependudukan dengan data RegidentIndonesia dapat mengaksesIdetifIkasi (Regident) kendaraan bermotor kendaraan bermotor dan pengemudidan memanfaatkandanpoundenEemudi database kependudukan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

12 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

1 2 543 sebagai dasar penerbitan dokumen informasi pelayanan publik

19 Pembentukan dan perungkatan kapasitas 200 (dua ratus) orang pegawai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang

Kementerian Agraria Jumlah pegawai yangKementerian Kementerian Agraria dan Tata

handal dalam rangka mendukung agenda memperoleh sertiflkat PPNS dan Tata Ruang Pendayagunaan

Badan Pertanahan RuangBadan Pertanahan Nasional menjalankan Reformasi Birokrasi

Penataan RuangAparatur Negara dan tersertiflkasi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Pemerintah Daerah

Nasional Reformasi Birokrasi

Penguatan Mekanisme Kelembagaan Dalarn Perekrutan Penempatan Mutasi dan Promosi Khususnya Bagi Aparat Penegak Hukum Berdasarkan Hasil Assesment Terhadap Rekam-Jejak Kompetensi dan Integritas Sesuai Kebutuhan Lembaga Penegak Hukum

20 Pengisian jabatan pimpinan tinggi Ditetapkannya Peraturan Jaksa Agung Kejaksaan Republik Indonesia secara

Kejaksaan Republik Adanya ketetapan kebijakanKementerian Republik Indonesia tentang Pengisian

transparan dan akuntabel Indonesia tentang pengisian jabatanPendayagunaan

Jabatan Pimpinan Tinggi secara Reformasi Birokrasi

pimpinan tinggi secaraAparatur Negara dan transparan dan akuntabeltransparan dan akuntabel

- - - shy-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

13 shy

No

21

22

AKSI

1 Penerapan kewajiban mutasi bagi staf Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah menempatj satu posisi lebih dari 3 (tiga) tahun

Pelaksanaanmiddot transparansi daIam proses rekruitmen Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

PENANGGUNG JAWAB

2

Kepolisian Negara Republik Indonesia Sekretariat JenderaI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

INSTANSITERKAIT

3

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Adanya Standard Operating Procedure (SOP) tentang mutasi periodik PNS di KementerianfLembaga

Meningkatnya integritas dan kualitas penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 13 Tabun 2014 tentang Mutasi Periodik

Terlaksananya rekruitmen Penyidik Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia secara transparan dan akuntabel

23 Transparansi proses pengangkatall pejabat yang menempati jabatan strategis di Kepolisian Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Komisi Pem~rantasan Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan

Pengangkatan pejabat setingkat eselon I dan eselon II dilakukan secara ketat transparan dan akuntabel

1 Pemantauan Pelaksanaan Peraturan tentang Standard Operating Procedure (SOP) mutasi pejabat yang akan menduduki jabatan strategis dilakukan secara ketat dan akuntabel melalui pentabapan antara lain - Verifikasi terhadap Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan transaksi keuangan dengan meminta input dari Komisi PemberantasanKorupsidan Pusat Pelaporan dan AnaIislS TransaksiKeuanJ[an

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

14 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

54

- Verifikasi terhadap lcinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- Evaluasi lcinerja keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pada jabatan sebelumnya

1 2 3

2 Digunakannya hasil veriflkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat di pos strategis

1 Pemantauan pelaksanaanPengangkatan pejabat peraturankebijakan internal

Komisi Pemberantasan24 Transparansi proses pengangkatan Kejaksaan Republik setingkat eselon I dan eselon

mengenai sistern dan prosedur Indonesia Korupsi Pusatpejabat yang menernpati jabatan strategis

II dilakukan secara ketat pengangkatan pejabat struktural

Pelaporan dan Analisisdi Kejaksaan Republik Indonesia transparan dan akuntabel

eselon I dan II secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasil kelulusan dalam assesment kompetensi yang antara lain rnengatur proses sebagai berikut - permohonan informasi

kewajaran harta kekayaan dan transaksi keuangan dari Kornisi Pernberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

TransaksiKeuangan

~ -

PRESIDEN

REPU8L1K INDONESIA

15 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 I~middot

2 3 4 5

- verifikasi terhadap kinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- evaluasi kinerja dalam penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebdumnya (bagi jaksa)

2 Digunakannya hasil verifIkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat struktural eselon I dan eselon II di dalam proses pengangkatannya secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasH kelulusan dalam assessment kompetensi dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut - Telah menyerahkan Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)

- Verifikasi terhadap kineIja dan integritas calon berdasarkan hasil pengawasan internal

- Evaluasi kineIja dalam L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa)

Keterbukaan Prosedur Pengoperasian Standar Penanganan Perkara (Tetmasuk Pengaduan Masyarakat) dan Pemrosesan Pihak ygMenyalahgunakan Wewenang

Ishy25 Penanganan pengaduan masyarakat Kementerian Agraria ~Tertanganinya pengaduanKementerian 1 Tersedianya portallayanan publik

terkait pertanahan dan Tata Ruang Lingkungan Hidup dan masyarakat terkait masalah untuk menyampaikan pengaduan Badan Pertanahan Kehutanan Kementeria masyarakat terkait masalah tanah Nasional

tanah oleh pihak Dalam Negeri di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi Kementerian Pertanian

Kementerian Agraria dan secara online

Kementerian ESDM Tata RuangBadan

2 Penyampaian penjelasan dari Kementerian Pekerjaan

Pertanahan Nasional pihak Kementerian Agraria dan

Umum dan Perumahan Tata RuangBadan Pertanahan Rakyat Ombudsman Nasional kepada masyarakat yang Republik Indonesia menyampaikan pengaduan melalui Komisi Pemberantasan portallayanan publik Korupsi

Pemantapan Administrasi Keuangan Negara Termasuk Penghapusan Dana Off-Budget dan Mempublikasikan Penerimaan HibahBantuanDonor di Badan Publik dan Partai Politik

Lshy

~

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

17 shyro-

AKS PENANGGUNGJAWAB INSTANSITERKAlT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

26 Peningkatan implementasi sistem Pusat Pelaporan dan Kepolisian Negara Memperkuat koordinasi Semua pertukazan informasi LHA pertukaran informasi Laporan Hasil Analisis Transaksi Republik Indonesia antara penegak hukum antara PPATK dengan instansi terkaitAnalisis Keuangan Kejaksaan Republik dilakukan melalui Secure Online

Indonesia Komisi dengan dukungan Teknologi

Communication (SOC) Pemberantasan Korupsi Kementerian KeuanganBadan Narkotika Nasional

Informasi

27 Optimalisasi dan akuntabilitas tindak Pusat PeIaporan dan Kemenko Bidang Terpublikasinyajumlah LHA PusatProses penanganan LHA lanjut Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Analisis Transaksi Polhukam Kepolisian Pelaporan dan Analisis TransaksiPusat Pelaporan dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan yang diterima danRepublik Indonesia Analisis TransaksiKeuangan diselesaikan oleh Kepolisian

Indonesia Komisi Kejaksaan Republik Keuangan dilaksanakan

Kejaksaan dan KPK di website PPATK Pemberantasan

secara akuntabel dan dan Kemenko Bidang Polhukam

Korupsi optimal

secara periodik

28 Implementasi Pembayaran Penerimaan Kementerian Hukum Kementerian Keuangan Tersedianya fasilitas Terlaksananya Pembayaran PNBP Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian dan Hak Asasi Manusia Electronic Data Capture Keimigrasian melalui Electronic Data melalui Electronic Data Capture (EDC) Capture (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi29 Interkoneksi antara PPATK dengan Pusat Pelaporan dan Kementerian Adanya interkoneksi antara PusatSumberdata

KementerianjLembaga Terkait Analisis Transaksi Keuangan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

KementerianjLembaga Kementerian Dalam dapat diakses oleh PPATK Keuangan dengan Kementerian Negeri Kepolisian berbasis teknologi informasi Keuangan Kementerian Dalam N egeri Negara Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruattg[

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 12: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

9 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

Tertinggal dan Transmigrasi Kementerian Perhubungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan

II Pelaksanaan upaya pengendalian Kementerian Kesehatan Kementerian 1 Berfungsinya Unit Pengelola Meningkatnya efektivitas gratifikasi di Kementerian Kesehatan Gratiftkasi (UPG) pada satuan Aparatur Negara dan Pendayagunaan pengendalian gratifIkasi

kerja Badan Layanan Umum (BLU) Reformasi Birokrasi Rumah Sakit Komisi Pernberantasan 2 Terbentuknya komitrnen antara Korupsi Satuan Kerja dengan Mitra Ketja

tentang pengendalian gratifikasi

12 Optimalisasi upaya pengendalian Sekretariat Jenderal Kementerian 1 Peraturan Sekretariat JenderalMeningkatnya efektivitasgratifikasi Mahkamah Konstitusi Pendayagunaan tentang Pedoman Pelaksanaan Aparatur Negara dan

pengendalian gratifikasi UPG

Reformasi Birokrasi 2 Meningkatnya komitrnen pada unit dan Komisi kerja dan mitra kerja KL tentang Pemberantasan pengendalian gratifIkasi Korupsi 3 Laporan pelaksanaan UPG

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

lO-

No AKSI PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAlT KRITERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASILAN

1 3 4 5

13 Optimalisasi peIayanan Registrasi dan Identifikasi (Regident) kendaraan bermotor dan pengemudi

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian DaJam Negeri Kementerian Keuangan

Terwujudnya pelayanan ~dentkendaraan bermotor dan pengemudi berbasis teknologi informasi

1 Terintegrasinya dan terkoneksinya database kendaraan bermotor dan pengemudi di seluruh Indonesia dalam satu sistem jaringan Regident kendaraan bermotor dan pengemudi dengan data Administrasi Kependudukan

2 Adanya laporan hasil evaluasi sistem layanan pada regident kendaraan bermotor dan pengemudi

14 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang penanganan benturan kepentingan

15 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang penanganan benturan kepentingan

I

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

11shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

PenguatanPeIaksanaan Kode Etik dan Kode PeriIaku Aparatur Penyelenggara Pemerintah danI atau Pelayanan Publik dan Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara

16 Pelaksanaan Kewajiban pelaporan harta Kepolisian Negara Komisi Pemberantasan Pimpinan Kepolisian Negara 1 100 pejabat Kepolisian Negarakekayaan Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia Korupsi Republik Indonesia yang wajibRepublik IndonesiaRepublik Indonesia sesuai UU Nomor 28 melaporkan kekayaannya menurutmemastikan kewajibanTabun 1999 (Keputusan Kepala Kepolisian ketentuan menyampaikan LHKPNpelaporan Laporan HartaNegara RI Nomor Kep408VII2011 dan Kekayaan Penyelenggara kepada Komisi PemberantasanSurat Telegram Kapolri Nomor ST KorupsiNegara (LHKPN) oleh1540VII2011) 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat

Republik Indonesia anggota Kepolisian Negara

yang tidak melaporkan LHKPN terlaksana optimal sesuai ketentuan

17 Pelaksanaan kewajiban pelaporan harta Kejaksaan Republik Komisi Pemberantasan 1 100 pejabat Kejaksaan RepublikKejaksaan Republikkekayaan Pejabat Kejaksaan Republik Indonesia Korupsi Indonesia yang wajib melaporkanIndonesia memastikanIndonesia sesuai UU Nomor Tabun 1999 kekayaannya menurut ketentuan

Laporan Harta Kekayaan kewajiban pelaporan

menyampaikan LHKPN kepada Penye1enggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi (LHKPN) oleh Jaksapejabat 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat terkait yang tidak melaporkan LHKPN

sesuai ketentuan

Pembenahan Sistem Melalui Upaya Reformasi Birokrasi Percepatan Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara danPerbaikan Administrasi Kependudukan

18 Pelaksanaan koneksitas data Kementerian Dalam Kepolisian Republik -Kepolisian Negara Republik Tedaksananya koneksitas data kependudukan dengan data Registrasi dan Negeri Indonesia kependudukan dengan data RegidentIndonesia dapat mengaksesIdetifIkasi (Regident) kendaraan bermotor kendaraan bermotor dan pengemudidan memanfaatkandanpoundenEemudi database kependudukan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

12 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

1 2 543 sebagai dasar penerbitan dokumen informasi pelayanan publik

19 Pembentukan dan perungkatan kapasitas 200 (dua ratus) orang pegawai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang

Kementerian Agraria Jumlah pegawai yangKementerian Kementerian Agraria dan Tata

handal dalam rangka mendukung agenda memperoleh sertiflkat PPNS dan Tata Ruang Pendayagunaan

Badan Pertanahan RuangBadan Pertanahan Nasional menjalankan Reformasi Birokrasi

Penataan RuangAparatur Negara dan tersertiflkasi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Pemerintah Daerah

Nasional Reformasi Birokrasi

Penguatan Mekanisme Kelembagaan Dalarn Perekrutan Penempatan Mutasi dan Promosi Khususnya Bagi Aparat Penegak Hukum Berdasarkan Hasil Assesment Terhadap Rekam-Jejak Kompetensi dan Integritas Sesuai Kebutuhan Lembaga Penegak Hukum

20 Pengisian jabatan pimpinan tinggi Ditetapkannya Peraturan Jaksa Agung Kejaksaan Republik Indonesia secara

Kejaksaan Republik Adanya ketetapan kebijakanKementerian Republik Indonesia tentang Pengisian

transparan dan akuntabel Indonesia tentang pengisian jabatanPendayagunaan

Jabatan Pimpinan Tinggi secara Reformasi Birokrasi

pimpinan tinggi secaraAparatur Negara dan transparan dan akuntabeltransparan dan akuntabel

- - - shy-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

13 shy

No

21

22

AKSI

1 Penerapan kewajiban mutasi bagi staf Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah menempatj satu posisi lebih dari 3 (tiga) tahun

Pelaksanaanmiddot transparansi daIam proses rekruitmen Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

PENANGGUNG JAWAB

2

Kepolisian Negara Republik Indonesia Sekretariat JenderaI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

INSTANSITERKAIT

3

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Adanya Standard Operating Procedure (SOP) tentang mutasi periodik PNS di KementerianfLembaga

Meningkatnya integritas dan kualitas penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 13 Tabun 2014 tentang Mutasi Periodik

Terlaksananya rekruitmen Penyidik Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia secara transparan dan akuntabel

23 Transparansi proses pengangkatall pejabat yang menempati jabatan strategis di Kepolisian Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Komisi Pem~rantasan Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan

Pengangkatan pejabat setingkat eselon I dan eselon II dilakukan secara ketat transparan dan akuntabel

1 Pemantauan Pelaksanaan Peraturan tentang Standard Operating Procedure (SOP) mutasi pejabat yang akan menduduki jabatan strategis dilakukan secara ketat dan akuntabel melalui pentabapan antara lain - Verifikasi terhadap Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan transaksi keuangan dengan meminta input dari Komisi PemberantasanKorupsidan Pusat Pelaporan dan AnaIislS TransaksiKeuanJ[an

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

14 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

54

- Verifikasi terhadap lcinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- Evaluasi lcinerja keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pada jabatan sebelumnya

1 2 3

2 Digunakannya hasil veriflkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat di pos strategis

1 Pemantauan pelaksanaanPengangkatan pejabat peraturankebijakan internal

Komisi Pemberantasan24 Transparansi proses pengangkatan Kejaksaan Republik setingkat eselon I dan eselon

mengenai sistern dan prosedur Indonesia Korupsi Pusatpejabat yang menernpati jabatan strategis

II dilakukan secara ketat pengangkatan pejabat struktural

Pelaporan dan Analisisdi Kejaksaan Republik Indonesia transparan dan akuntabel

eselon I dan II secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasil kelulusan dalam assesment kompetensi yang antara lain rnengatur proses sebagai berikut - permohonan informasi

kewajaran harta kekayaan dan transaksi keuangan dari Kornisi Pernberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

TransaksiKeuangan

~ -

PRESIDEN

REPU8L1K INDONESIA

15 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 I~middot

2 3 4 5

- verifikasi terhadap kinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- evaluasi kinerja dalam penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebdumnya (bagi jaksa)

2 Digunakannya hasil verifIkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat struktural eselon I dan eselon II di dalam proses pengangkatannya secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasH kelulusan dalam assessment kompetensi dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut - Telah menyerahkan Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)

- Verifikasi terhadap kineIja dan integritas calon berdasarkan hasil pengawasan internal

- Evaluasi kineIja dalam L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa)

Keterbukaan Prosedur Pengoperasian Standar Penanganan Perkara (Tetmasuk Pengaduan Masyarakat) dan Pemrosesan Pihak ygMenyalahgunakan Wewenang

Ishy25 Penanganan pengaduan masyarakat Kementerian Agraria ~Tertanganinya pengaduanKementerian 1 Tersedianya portallayanan publik

terkait pertanahan dan Tata Ruang Lingkungan Hidup dan masyarakat terkait masalah untuk menyampaikan pengaduan Badan Pertanahan Kehutanan Kementeria masyarakat terkait masalah tanah Nasional

tanah oleh pihak Dalam Negeri di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi Kementerian Pertanian

Kementerian Agraria dan secara online

Kementerian ESDM Tata RuangBadan

2 Penyampaian penjelasan dari Kementerian Pekerjaan

Pertanahan Nasional pihak Kementerian Agraria dan

Umum dan Perumahan Tata RuangBadan Pertanahan Rakyat Ombudsman Nasional kepada masyarakat yang Republik Indonesia menyampaikan pengaduan melalui Komisi Pemberantasan portallayanan publik Korupsi

Pemantapan Administrasi Keuangan Negara Termasuk Penghapusan Dana Off-Budget dan Mempublikasikan Penerimaan HibahBantuanDonor di Badan Publik dan Partai Politik

Lshy

~

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

17 shyro-

AKS PENANGGUNGJAWAB INSTANSITERKAlT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

26 Peningkatan implementasi sistem Pusat Pelaporan dan Kepolisian Negara Memperkuat koordinasi Semua pertukazan informasi LHA pertukaran informasi Laporan Hasil Analisis Transaksi Republik Indonesia antara penegak hukum antara PPATK dengan instansi terkaitAnalisis Keuangan Kejaksaan Republik dilakukan melalui Secure Online

Indonesia Komisi dengan dukungan Teknologi

Communication (SOC) Pemberantasan Korupsi Kementerian KeuanganBadan Narkotika Nasional

Informasi

27 Optimalisasi dan akuntabilitas tindak Pusat PeIaporan dan Kemenko Bidang Terpublikasinyajumlah LHA PusatProses penanganan LHA lanjut Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Analisis Transaksi Polhukam Kepolisian Pelaporan dan Analisis TransaksiPusat Pelaporan dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan yang diterima danRepublik Indonesia Analisis TransaksiKeuangan diselesaikan oleh Kepolisian

Indonesia Komisi Kejaksaan Republik Keuangan dilaksanakan

Kejaksaan dan KPK di website PPATK Pemberantasan

secara akuntabel dan dan Kemenko Bidang Polhukam

Korupsi optimal

secara periodik

28 Implementasi Pembayaran Penerimaan Kementerian Hukum Kementerian Keuangan Tersedianya fasilitas Terlaksananya Pembayaran PNBP Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian dan Hak Asasi Manusia Electronic Data Capture Keimigrasian melalui Electronic Data melalui Electronic Data Capture (EDC) Capture (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi29 Interkoneksi antara PPATK dengan Pusat Pelaporan dan Kementerian Adanya interkoneksi antara PusatSumberdata

KementerianjLembaga Terkait Analisis Transaksi Keuangan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

KementerianjLembaga Kementerian Dalam dapat diakses oleh PPATK Keuangan dengan Kementerian Negeri Kepolisian berbasis teknologi informasi Keuangan Kementerian Dalam N egeri Negara Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruattg[

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 13: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

lO-

No AKSI PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAlT KRITERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASILAN

1 3 4 5

13 Optimalisasi peIayanan Registrasi dan Identifikasi (Regident) kendaraan bermotor dan pengemudi

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian DaJam Negeri Kementerian Keuangan

Terwujudnya pelayanan ~dentkendaraan bermotor dan pengemudi berbasis teknologi informasi

1 Terintegrasinya dan terkoneksinya database kendaraan bermotor dan pengemudi di seluruh Indonesia dalam satu sistem jaringan Regident kendaraan bermotor dan pengemudi dengan data Administrasi Kependudukan

2 Adanya laporan hasil evaluasi sistem layanan pada regident kendaraan bermotor dan pengemudi

14 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang penanganan benturan kepentingan

15 Penanganan benturan kepentingan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolcrasi

Meningkatnya transparansi daJam pengambilan keputusan

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang penanganan benturan kepentingan

I

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

11shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

PenguatanPeIaksanaan Kode Etik dan Kode PeriIaku Aparatur Penyelenggara Pemerintah danI atau Pelayanan Publik dan Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara

16 Pelaksanaan Kewajiban pelaporan harta Kepolisian Negara Komisi Pemberantasan Pimpinan Kepolisian Negara 1 100 pejabat Kepolisian Negarakekayaan Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia Korupsi Republik Indonesia yang wajibRepublik IndonesiaRepublik Indonesia sesuai UU Nomor 28 melaporkan kekayaannya menurutmemastikan kewajibanTabun 1999 (Keputusan Kepala Kepolisian ketentuan menyampaikan LHKPNpelaporan Laporan HartaNegara RI Nomor Kep408VII2011 dan Kekayaan Penyelenggara kepada Komisi PemberantasanSurat Telegram Kapolri Nomor ST KorupsiNegara (LHKPN) oleh1540VII2011) 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat

Republik Indonesia anggota Kepolisian Negara

yang tidak melaporkan LHKPN terlaksana optimal sesuai ketentuan

17 Pelaksanaan kewajiban pelaporan harta Kejaksaan Republik Komisi Pemberantasan 1 100 pejabat Kejaksaan RepublikKejaksaan Republikkekayaan Pejabat Kejaksaan Republik Indonesia Korupsi Indonesia yang wajib melaporkanIndonesia memastikanIndonesia sesuai UU Nomor Tabun 1999 kekayaannya menurut ketentuan

Laporan Harta Kekayaan kewajiban pelaporan

menyampaikan LHKPN kepada Penye1enggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi (LHKPN) oleh Jaksapejabat 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat terkait yang tidak melaporkan LHKPN

sesuai ketentuan

Pembenahan Sistem Melalui Upaya Reformasi Birokrasi Percepatan Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara danPerbaikan Administrasi Kependudukan

18 Pelaksanaan koneksitas data Kementerian Dalam Kepolisian Republik -Kepolisian Negara Republik Tedaksananya koneksitas data kependudukan dengan data Registrasi dan Negeri Indonesia kependudukan dengan data RegidentIndonesia dapat mengaksesIdetifIkasi (Regident) kendaraan bermotor kendaraan bermotor dan pengemudidan memanfaatkandanpoundenEemudi database kependudukan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

12 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

1 2 543 sebagai dasar penerbitan dokumen informasi pelayanan publik

19 Pembentukan dan perungkatan kapasitas 200 (dua ratus) orang pegawai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang

Kementerian Agraria Jumlah pegawai yangKementerian Kementerian Agraria dan Tata

handal dalam rangka mendukung agenda memperoleh sertiflkat PPNS dan Tata Ruang Pendayagunaan

Badan Pertanahan RuangBadan Pertanahan Nasional menjalankan Reformasi Birokrasi

Penataan RuangAparatur Negara dan tersertiflkasi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Pemerintah Daerah

Nasional Reformasi Birokrasi

Penguatan Mekanisme Kelembagaan Dalarn Perekrutan Penempatan Mutasi dan Promosi Khususnya Bagi Aparat Penegak Hukum Berdasarkan Hasil Assesment Terhadap Rekam-Jejak Kompetensi dan Integritas Sesuai Kebutuhan Lembaga Penegak Hukum

20 Pengisian jabatan pimpinan tinggi Ditetapkannya Peraturan Jaksa Agung Kejaksaan Republik Indonesia secara

Kejaksaan Republik Adanya ketetapan kebijakanKementerian Republik Indonesia tentang Pengisian

transparan dan akuntabel Indonesia tentang pengisian jabatanPendayagunaan

Jabatan Pimpinan Tinggi secara Reformasi Birokrasi

pimpinan tinggi secaraAparatur Negara dan transparan dan akuntabeltransparan dan akuntabel

- - - shy-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

13 shy

No

21

22

AKSI

1 Penerapan kewajiban mutasi bagi staf Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah menempatj satu posisi lebih dari 3 (tiga) tahun

Pelaksanaanmiddot transparansi daIam proses rekruitmen Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

PENANGGUNG JAWAB

2

Kepolisian Negara Republik Indonesia Sekretariat JenderaI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

INSTANSITERKAIT

3

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Adanya Standard Operating Procedure (SOP) tentang mutasi periodik PNS di KementerianfLembaga

Meningkatnya integritas dan kualitas penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 13 Tabun 2014 tentang Mutasi Periodik

Terlaksananya rekruitmen Penyidik Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia secara transparan dan akuntabel

23 Transparansi proses pengangkatall pejabat yang menempati jabatan strategis di Kepolisian Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Komisi Pem~rantasan Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan

Pengangkatan pejabat setingkat eselon I dan eselon II dilakukan secara ketat transparan dan akuntabel

1 Pemantauan Pelaksanaan Peraturan tentang Standard Operating Procedure (SOP) mutasi pejabat yang akan menduduki jabatan strategis dilakukan secara ketat dan akuntabel melalui pentabapan antara lain - Verifikasi terhadap Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan transaksi keuangan dengan meminta input dari Komisi PemberantasanKorupsidan Pusat Pelaporan dan AnaIislS TransaksiKeuanJ[an

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

14 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

54

- Verifikasi terhadap lcinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- Evaluasi lcinerja keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pada jabatan sebelumnya

1 2 3

2 Digunakannya hasil veriflkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat di pos strategis

1 Pemantauan pelaksanaanPengangkatan pejabat peraturankebijakan internal

Komisi Pemberantasan24 Transparansi proses pengangkatan Kejaksaan Republik setingkat eselon I dan eselon

mengenai sistern dan prosedur Indonesia Korupsi Pusatpejabat yang menernpati jabatan strategis

II dilakukan secara ketat pengangkatan pejabat struktural

Pelaporan dan Analisisdi Kejaksaan Republik Indonesia transparan dan akuntabel

eselon I dan II secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasil kelulusan dalam assesment kompetensi yang antara lain rnengatur proses sebagai berikut - permohonan informasi

kewajaran harta kekayaan dan transaksi keuangan dari Kornisi Pernberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

TransaksiKeuangan

~ -

PRESIDEN

REPU8L1K INDONESIA

15 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 I~middot

2 3 4 5

- verifikasi terhadap kinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- evaluasi kinerja dalam penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebdumnya (bagi jaksa)

2 Digunakannya hasil verifIkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat struktural eselon I dan eselon II di dalam proses pengangkatannya secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasH kelulusan dalam assessment kompetensi dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut - Telah menyerahkan Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)

- Verifikasi terhadap kineIja dan integritas calon berdasarkan hasil pengawasan internal

- Evaluasi kineIja dalam L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa)

Keterbukaan Prosedur Pengoperasian Standar Penanganan Perkara (Tetmasuk Pengaduan Masyarakat) dan Pemrosesan Pihak ygMenyalahgunakan Wewenang

Ishy25 Penanganan pengaduan masyarakat Kementerian Agraria ~Tertanganinya pengaduanKementerian 1 Tersedianya portallayanan publik

terkait pertanahan dan Tata Ruang Lingkungan Hidup dan masyarakat terkait masalah untuk menyampaikan pengaduan Badan Pertanahan Kehutanan Kementeria masyarakat terkait masalah tanah Nasional

tanah oleh pihak Dalam Negeri di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi Kementerian Pertanian

Kementerian Agraria dan secara online

Kementerian ESDM Tata RuangBadan

2 Penyampaian penjelasan dari Kementerian Pekerjaan

Pertanahan Nasional pihak Kementerian Agraria dan

Umum dan Perumahan Tata RuangBadan Pertanahan Rakyat Ombudsman Nasional kepada masyarakat yang Republik Indonesia menyampaikan pengaduan melalui Komisi Pemberantasan portallayanan publik Korupsi

Pemantapan Administrasi Keuangan Negara Termasuk Penghapusan Dana Off-Budget dan Mempublikasikan Penerimaan HibahBantuanDonor di Badan Publik dan Partai Politik

Lshy

~

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

17 shyro-

AKS PENANGGUNGJAWAB INSTANSITERKAlT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

26 Peningkatan implementasi sistem Pusat Pelaporan dan Kepolisian Negara Memperkuat koordinasi Semua pertukazan informasi LHA pertukaran informasi Laporan Hasil Analisis Transaksi Republik Indonesia antara penegak hukum antara PPATK dengan instansi terkaitAnalisis Keuangan Kejaksaan Republik dilakukan melalui Secure Online

Indonesia Komisi dengan dukungan Teknologi

Communication (SOC) Pemberantasan Korupsi Kementerian KeuanganBadan Narkotika Nasional

Informasi

27 Optimalisasi dan akuntabilitas tindak Pusat PeIaporan dan Kemenko Bidang Terpublikasinyajumlah LHA PusatProses penanganan LHA lanjut Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Analisis Transaksi Polhukam Kepolisian Pelaporan dan Analisis TransaksiPusat Pelaporan dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan yang diterima danRepublik Indonesia Analisis TransaksiKeuangan diselesaikan oleh Kepolisian

Indonesia Komisi Kejaksaan Republik Keuangan dilaksanakan

Kejaksaan dan KPK di website PPATK Pemberantasan

secara akuntabel dan dan Kemenko Bidang Polhukam

Korupsi optimal

secara periodik

28 Implementasi Pembayaran Penerimaan Kementerian Hukum Kementerian Keuangan Tersedianya fasilitas Terlaksananya Pembayaran PNBP Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian dan Hak Asasi Manusia Electronic Data Capture Keimigrasian melalui Electronic Data melalui Electronic Data Capture (EDC) Capture (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi29 Interkoneksi antara PPATK dengan Pusat Pelaporan dan Kementerian Adanya interkoneksi antara PusatSumberdata

KementerianjLembaga Terkait Analisis Transaksi Keuangan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

KementerianjLembaga Kementerian Dalam dapat diakses oleh PPATK Keuangan dengan Kementerian Negeri Kepolisian berbasis teknologi informasi Keuangan Kementerian Dalam N egeri Negara Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruattg[

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 14: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

11shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

PenguatanPeIaksanaan Kode Etik dan Kode PeriIaku Aparatur Penyelenggara Pemerintah danI atau Pelayanan Publik dan Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara

16 Pelaksanaan Kewajiban pelaporan harta Kepolisian Negara Komisi Pemberantasan Pimpinan Kepolisian Negara 1 100 pejabat Kepolisian Negarakekayaan Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia Korupsi Republik Indonesia yang wajibRepublik IndonesiaRepublik Indonesia sesuai UU Nomor 28 melaporkan kekayaannya menurutmemastikan kewajibanTabun 1999 (Keputusan Kepala Kepolisian ketentuan menyampaikan LHKPNpelaporan Laporan HartaNegara RI Nomor Kep408VII2011 dan Kekayaan Penyelenggara kepada Komisi PemberantasanSurat Telegram Kapolri Nomor ST KorupsiNegara (LHKPN) oleh1540VII2011) 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat

Republik Indonesia anggota Kepolisian Negara

yang tidak melaporkan LHKPN terlaksana optimal sesuai ketentuan

17 Pelaksanaan kewajiban pelaporan harta Kejaksaan Republik Komisi Pemberantasan 1 100 pejabat Kejaksaan RepublikKejaksaan Republikkekayaan Pejabat Kejaksaan Republik Indonesia Korupsi Indonesia yang wajib melaporkanIndonesia memastikanIndonesia sesuai UU Nomor Tabun 1999 kekayaannya menurut ketentuan

Laporan Harta Kekayaan kewajiban pelaporan

menyampaikan LHKPN kepada Penye1enggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi (LHKPN) oleh Jaksapejabat 2 Pengenaan sanksi bagi pejabat terkait yang tidak melaporkan LHKPN

sesuai ketentuan

Pembenahan Sistem Melalui Upaya Reformasi Birokrasi Percepatan Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara danPerbaikan Administrasi Kependudukan

18 Pelaksanaan koneksitas data Kementerian Dalam Kepolisian Republik -Kepolisian Negara Republik Tedaksananya koneksitas data kependudukan dengan data Registrasi dan Negeri Indonesia kependudukan dengan data RegidentIndonesia dapat mengaksesIdetifIkasi (Regident) kendaraan bermotor kendaraan bermotor dan pengemudidan memanfaatkandanpoundenEemudi database kependudukan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

12 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

1 2 543 sebagai dasar penerbitan dokumen informasi pelayanan publik

19 Pembentukan dan perungkatan kapasitas 200 (dua ratus) orang pegawai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang

Kementerian Agraria Jumlah pegawai yangKementerian Kementerian Agraria dan Tata

handal dalam rangka mendukung agenda memperoleh sertiflkat PPNS dan Tata Ruang Pendayagunaan

Badan Pertanahan RuangBadan Pertanahan Nasional menjalankan Reformasi Birokrasi

Penataan RuangAparatur Negara dan tersertiflkasi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Pemerintah Daerah

Nasional Reformasi Birokrasi

Penguatan Mekanisme Kelembagaan Dalarn Perekrutan Penempatan Mutasi dan Promosi Khususnya Bagi Aparat Penegak Hukum Berdasarkan Hasil Assesment Terhadap Rekam-Jejak Kompetensi dan Integritas Sesuai Kebutuhan Lembaga Penegak Hukum

20 Pengisian jabatan pimpinan tinggi Ditetapkannya Peraturan Jaksa Agung Kejaksaan Republik Indonesia secara

Kejaksaan Republik Adanya ketetapan kebijakanKementerian Republik Indonesia tentang Pengisian

transparan dan akuntabel Indonesia tentang pengisian jabatanPendayagunaan

Jabatan Pimpinan Tinggi secara Reformasi Birokrasi

pimpinan tinggi secaraAparatur Negara dan transparan dan akuntabeltransparan dan akuntabel

- - - shy-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

13 shy

No

21

22

AKSI

1 Penerapan kewajiban mutasi bagi staf Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah menempatj satu posisi lebih dari 3 (tiga) tahun

Pelaksanaanmiddot transparansi daIam proses rekruitmen Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

PENANGGUNG JAWAB

2

Kepolisian Negara Republik Indonesia Sekretariat JenderaI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

INSTANSITERKAIT

3

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Adanya Standard Operating Procedure (SOP) tentang mutasi periodik PNS di KementerianfLembaga

Meningkatnya integritas dan kualitas penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 13 Tabun 2014 tentang Mutasi Periodik

Terlaksananya rekruitmen Penyidik Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia secara transparan dan akuntabel

23 Transparansi proses pengangkatall pejabat yang menempati jabatan strategis di Kepolisian Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Komisi Pem~rantasan Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan

Pengangkatan pejabat setingkat eselon I dan eselon II dilakukan secara ketat transparan dan akuntabel

1 Pemantauan Pelaksanaan Peraturan tentang Standard Operating Procedure (SOP) mutasi pejabat yang akan menduduki jabatan strategis dilakukan secara ketat dan akuntabel melalui pentabapan antara lain - Verifikasi terhadap Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan transaksi keuangan dengan meminta input dari Komisi PemberantasanKorupsidan Pusat Pelaporan dan AnaIislS TransaksiKeuanJ[an

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

14 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

54

- Verifikasi terhadap lcinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- Evaluasi lcinerja keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pada jabatan sebelumnya

1 2 3

2 Digunakannya hasil veriflkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat di pos strategis

1 Pemantauan pelaksanaanPengangkatan pejabat peraturankebijakan internal

Komisi Pemberantasan24 Transparansi proses pengangkatan Kejaksaan Republik setingkat eselon I dan eselon

mengenai sistern dan prosedur Indonesia Korupsi Pusatpejabat yang menernpati jabatan strategis

II dilakukan secara ketat pengangkatan pejabat struktural

Pelaporan dan Analisisdi Kejaksaan Republik Indonesia transparan dan akuntabel

eselon I dan II secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasil kelulusan dalam assesment kompetensi yang antara lain rnengatur proses sebagai berikut - permohonan informasi

kewajaran harta kekayaan dan transaksi keuangan dari Kornisi Pernberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

TransaksiKeuangan

~ -

PRESIDEN

REPU8L1K INDONESIA

15 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 I~middot

2 3 4 5

- verifikasi terhadap kinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- evaluasi kinerja dalam penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebdumnya (bagi jaksa)

2 Digunakannya hasil verifIkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat struktural eselon I dan eselon II di dalam proses pengangkatannya secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasH kelulusan dalam assessment kompetensi dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut - Telah menyerahkan Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)

- Verifikasi terhadap kineIja dan integritas calon berdasarkan hasil pengawasan internal

- Evaluasi kineIja dalam L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa)

Keterbukaan Prosedur Pengoperasian Standar Penanganan Perkara (Tetmasuk Pengaduan Masyarakat) dan Pemrosesan Pihak ygMenyalahgunakan Wewenang

Ishy25 Penanganan pengaduan masyarakat Kementerian Agraria ~Tertanganinya pengaduanKementerian 1 Tersedianya portallayanan publik

terkait pertanahan dan Tata Ruang Lingkungan Hidup dan masyarakat terkait masalah untuk menyampaikan pengaduan Badan Pertanahan Kehutanan Kementeria masyarakat terkait masalah tanah Nasional

tanah oleh pihak Dalam Negeri di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi Kementerian Pertanian

Kementerian Agraria dan secara online

Kementerian ESDM Tata RuangBadan

2 Penyampaian penjelasan dari Kementerian Pekerjaan

Pertanahan Nasional pihak Kementerian Agraria dan

Umum dan Perumahan Tata RuangBadan Pertanahan Rakyat Ombudsman Nasional kepada masyarakat yang Republik Indonesia menyampaikan pengaduan melalui Komisi Pemberantasan portallayanan publik Korupsi

Pemantapan Administrasi Keuangan Negara Termasuk Penghapusan Dana Off-Budget dan Mempublikasikan Penerimaan HibahBantuanDonor di Badan Publik dan Partai Politik

Lshy

~

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

17 shyro-

AKS PENANGGUNGJAWAB INSTANSITERKAlT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

26 Peningkatan implementasi sistem Pusat Pelaporan dan Kepolisian Negara Memperkuat koordinasi Semua pertukazan informasi LHA pertukaran informasi Laporan Hasil Analisis Transaksi Republik Indonesia antara penegak hukum antara PPATK dengan instansi terkaitAnalisis Keuangan Kejaksaan Republik dilakukan melalui Secure Online

Indonesia Komisi dengan dukungan Teknologi

Communication (SOC) Pemberantasan Korupsi Kementerian KeuanganBadan Narkotika Nasional

Informasi

27 Optimalisasi dan akuntabilitas tindak Pusat PeIaporan dan Kemenko Bidang Terpublikasinyajumlah LHA PusatProses penanganan LHA lanjut Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Analisis Transaksi Polhukam Kepolisian Pelaporan dan Analisis TransaksiPusat Pelaporan dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan yang diterima danRepublik Indonesia Analisis TransaksiKeuangan diselesaikan oleh Kepolisian

Indonesia Komisi Kejaksaan Republik Keuangan dilaksanakan

Kejaksaan dan KPK di website PPATK Pemberantasan

secara akuntabel dan dan Kemenko Bidang Polhukam

Korupsi optimal

secara periodik

28 Implementasi Pembayaran Penerimaan Kementerian Hukum Kementerian Keuangan Tersedianya fasilitas Terlaksananya Pembayaran PNBP Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian dan Hak Asasi Manusia Electronic Data Capture Keimigrasian melalui Electronic Data melalui Electronic Data Capture (EDC) Capture (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi29 Interkoneksi antara PPATK dengan Pusat Pelaporan dan Kementerian Adanya interkoneksi antara PusatSumberdata

KementerianjLembaga Terkait Analisis Transaksi Keuangan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

KementerianjLembaga Kementerian Dalam dapat diakses oleh PPATK Keuangan dengan Kementerian Negeri Kepolisian berbasis teknologi informasi Keuangan Kementerian Dalam N egeri Negara Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruattg[

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 15: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

12 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

1 2 543 sebagai dasar penerbitan dokumen informasi pelayanan publik

19 Pembentukan dan perungkatan kapasitas 200 (dua ratus) orang pegawai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang

Kementerian Agraria Jumlah pegawai yangKementerian Kementerian Agraria dan Tata

handal dalam rangka mendukung agenda memperoleh sertiflkat PPNS dan Tata Ruang Pendayagunaan

Badan Pertanahan RuangBadan Pertanahan Nasional menjalankan Reformasi Birokrasi

Penataan RuangAparatur Negara dan tersertiflkasi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Pemerintah Daerah

Nasional Reformasi Birokrasi

Penguatan Mekanisme Kelembagaan Dalarn Perekrutan Penempatan Mutasi dan Promosi Khususnya Bagi Aparat Penegak Hukum Berdasarkan Hasil Assesment Terhadap Rekam-Jejak Kompetensi dan Integritas Sesuai Kebutuhan Lembaga Penegak Hukum

20 Pengisian jabatan pimpinan tinggi Ditetapkannya Peraturan Jaksa Agung Kejaksaan Republik Indonesia secara

Kejaksaan Republik Adanya ketetapan kebijakanKementerian Republik Indonesia tentang Pengisian

transparan dan akuntabel Indonesia tentang pengisian jabatanPendayagunaan

Jabatan Pimpinan Tinggi secara Reformasi Birokrasi

pimpinan tinggi secaraAparatur Negara dan transparan dan akuntabeltransparan dan akuntabel

- - - shy-

L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

13 shy

No

21

22

AKSI

1 Penerapan kewajiban mutasi bagi staf Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah menempatj satu posisi lebih dari 3 (tiga) tahun

Pelaksanaanmiddot transparansi daIam proses rekruitmen Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

PENANGGUNG JAWAB

2

Kepolisian Negara Republik Indonesia Sekretariat JenderaI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

INSTANSITERKAIT

3

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Adanya Standard Operating Procedure (SOP) tentang mutasi periodik PNS di KementerianfLembaga

Meningkatnya integritas dan kualitas penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 13 Tabun 2014 tentang Mutasi Periodik

Terlaksananya rekruitmen Penyidik Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia secara transparan dan akuntabel

23 Transparansi proses pengangkatall pejabat yang menempati jabatan strategis di Kepolisian Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Komisi Pem~rantasan Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan

Pengangkatan pejabat setingkat eselon I dan eselon II dilakukan secara ketat transparan dan akuntabel

1 Pemantauan Pelaksanaan Peraturan tentang Standard Operating Procedure (SOP) mutasi pejabat yang akan menduduki jabatan strategis dilakukan secara ketat dan akuntabel melalui pentabapan antara lain - Verifikasi terhadap Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan transaksi keuangan dengan meminta input dari Komisi PemberantasanKorupsidan Pusat Pelaporan dan AnaIislS TransaksiKeuanJ[an

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

14 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

54

- Verifikasi terhadap lcinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- Evaluasi lcinerja keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pada jabatan sebelumnya

1 2 3

2 Digunakannya hasil veriflkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat di pos strategis

1 Pemantauan pelaksanaanPengangkatan pejabat peraturankebijakan internal

Komisi Pemberantasan24 Transparansi proses pengangkatan Kejaksaan Republik setingkat eselon I dan eselon

mengenai sistern dan prosedur Indonesia Korupsi Pusatpejabat yang menernpati jabatan strategis

II dilakukan secara ketat pengangkatan pejabat struktural

Pelaporan dan Analisisdi Kejaksaan Republik Indonesia transparan dan akuntabel

eselon I dan II secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasil kelulusan dalam assesment kompetensi yang antara lain rnengatur proses sebagai berikut - permohonan informasi

kewajaran harta kekayaan dan transaksi keuangan dari Kornisi Pernberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

TransaksiKeuangan

~ -

PRESIDEN

REPU8L1K INDONESIA

15 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 I~middot

2 3 4 5

- verifikasi terhadap kinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- evaluasi kinerja dalam penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebdumnya (bagi jaksa)

2 Digunakannya hasil verifIkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat struktural eselon I dan eselon II di dalam proses pengangkatannya secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasH kelulusan dalam assessment kompetensi dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut - Telah menyerahkan Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)

- Verifikasi terhadap kineIja dan integritas calon berdasarkan hasil pengawasan internal

- Evaluasi kineIja dalam L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa)

Keterbukaan Prosedur Pengoperasian Standar Penanganan Perkara (Tetmasuk Pengaduan Masyarakat) dan Pemrosesan Pihak ygMenyalahgunakan Wewenang

Ishy25 Penanganan pengaduan masyarakat Kementerian Agraria ~Tertanganinya pengaduanKementerian 1 Tersedianya portallayanan publik

terkait pertanahan dan Tata Ruang Lingkungan Hidup dan masyarakat terkait masalah untuk menyampaikan pengaduan Badan Pertanahan Kehutanan Kementeria masyarakat terkait masalah tanah Nasional

tanah oleh pihak Dalam Negeri di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi Kementerian Pertanian

Kementerian Agraria dan secara online

Kementerian ESDM Tata RuangBadan

2 Penyampaian penjelasan dari Kementerian Pekerjaan

Pertanahan Nasional pihak Kementerian Agraria dan

Umum dan Perumahan Tata RuangBadan Pertanahan Rakyat Ombudsman Nasional kepada masyarakat yang Republik Indonesia menyampaikan pengaduan melalui Komisi Pemberantasan portallayanan publik Korupsi

Pemantapan Administrasi Keuangan Negara Termasuk Penghapusan Dana Off-Budget dan Mempublikasikan Penerimaan HibahBantuanDonor di Badan Publik dan Partai Politik

Lshy

~

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

17 shyro-

AKS PENANGGUNGJAWAB INSTANSITERKAlT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

26 Peningkatan implementasi sistem Pusat Pelaporan dan Kepolisian Negara Memperkuat koordinasi Semua pertukazan informasi LHA pertukaran informasi Laporan Hasil Analisis Transaksi Republik Indonesia antara penegak hukum antara PPATK dengan instansi terkaitAnalisis Keuangan Kejaksaan Republik dilakukan melalui Secure Online

Indonesia Komisi dengan dukungan Teknologi

Communication (SOC) Pemberantasan Korupsi Kementerian KeuanganBadan Narkotika Nasional

Informasi

27 Optimalisasi dan akuntabilitas tindak Pusat PeIaporan dan Kemenko Bidang Terpublikasinyajumlah LHA PusatProses penanganan LHA lanjut Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Analisis Transaksi Polhukam Kepolisian Pelaporan dan Analisis TransaksiPusat Pelaporan dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan yang diterima danRepublik Indonesia Analisis TransaksiKeuangan diselesaikan oleh Kepolisian

Indonesia Komisi Kejaksaan Republik Keuangan dilaksanakan

Kejaksaan dan KPK di website PPATK Pemberantasan

secara akuntabel dan dan Kemenko Bidang Polhukam

Korupsi optimal

secara periodik

28 Implementasi Pembayaran Penerimaan Kementerian Hukum Kementerian Keuangan Tersedianya fasilitas Terlaksananya Pembayaran PNBP Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian dan Hak Asasi Manusia Electronic Data Capture Keimigrasian melalui Electronic Data melalui Electronic Data Capture (EDC) Capture (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi29 Interkoneksi antara PPATK dengan Pusat Pelaporan dan Kementerian Adanya interkoneksi antara PusatSumberdata

KementerianjLembaga Terkait Analisis Transaksi Keuangan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

KementerianjLembaga Kementerian Dalam dapat diakses oleh PPATK Keuangan dengan Kementerian Negeri Kepolisian berbasis teknologi informasi Keuangan Kementerian Dalam N egeri Negara Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruattg[

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 16: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

13 shy

No

21

22

AKSI

1 Penerapan kewajiban mutasi bagi staf Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah menempatj satu posisi lebih dari 3 (tiga) tahun

Pelaksanaanmiddot transparansi daIam proses rekruitmen Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

PENANGGUNG JAWAB

2

Kepolisian Negara Republik Indonesia Sekretariat JenderaI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

INSTANSITERKAIT

3

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Adanya Standard Operating Procedure (SOP) tentang mutasi periodik PNS di KementerianfLembaga

Meningkatnya integritas dan kualitas penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 13 Tabun 2014 tentang Mutasi Periodik

Terlaksananya rekruitmen Penyidik Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia secara transparan dan akuntabel

23 Transparansi proses pengangkatall pejabat yang menempati jabatan strategis di Kepolisian Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Komisi Pem~rantasan Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan

Pengangkatan pejabat setingkat eselon I dan eselon II dilakukan secara ketat transparan dan akuntabel

1 Pemantauan Pelaksanaan Peraturan tentang Standard Operating Procedure (SOP) mutasi pejabat yang akan menduduki jabatan strategis dilakukan secara ketat dan akuntabel melalui pentabapan antara lain - Verifikasi terhadap Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan transaksi keuangan dengan meminta input dari Komisi PemberantasanKorupsidan Pusat Pelaporan dan AnaIislS TransaksiKeuanJ[an

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

14 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

54

- Verifikasi terhadap lcinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- Evaluasi lcinerja keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pada jabatan sebelumnya

1 2 3

2 Digunakannya hasil veriflkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat di pos strategis

1 Pemantauan pelaksanaanPengangkatan pejabat peraturankebijakan internal

Komisi Pemberantasan24 Transparansi proses pengangkatan Kejaksaan Republik setingkat eselon I dan eselon

mengenai sistern dan prosedur Indonesia Korupsi Pusatpejabat yang menernpati jabatan strategis

II dilakukan secara ketat pengangkatan pejabat struktural

Pelaporan dan Analisisdi Kejaksaan Republik Indonesia transparan dan akuntabel

eselon I dan II secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasil kelulusan dalam assesment kompetensi yang antara lain rnengatur proses sebagai berikut - permohonan informasi

kewajaran harta kekayaan dan transaksi keuangan dari Kornisi Pernberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

TransaksiKeuangan

~ -

PRESIDEN

REPU8L1K INDONESIA

15 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 I~middot

2 3 4 5

- verifikasi terhadap kinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- evaluasi kinerja dalam penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebdumnya (bagi jaksa)

2 Digunakannya hasil verifIkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat struktural eselon I dan eselon II di dalam proses pengangkatannya secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasH kelulusan dalam assessment kompetensi dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut - Telah menyerahkan Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)

- Verifikasi terhadap kineIja dan integritas calon berdasarkan hasil pengawasan internal

- Evaluasi kineIja dalam L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa)

Keterbukaan Prosedur Pengoperasian Standar Penanganan Perkara (Tetmasuk Pengaduan Masyarakat) dan Pemrosesan Pihak ygMenyalahgunakan Wewenang

Ishy25 Penanganan pengaduan masyarakat Kementerian Agraria ~Tertanganinya pengaduanKementerian 1 Tersedianya portallayanan publik

terkait pertanahan dan Tata Ruang Lingkungan Hidup dan masyarakat terkait masalah untuk menyampaikan pengaduan Badan Pertanahan Kehutanan Kementeria masyarakat terkait masalah tanah Nasional

tanah oleh pihak Dalam Negeri di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi Kementerian Pertanian

Kementerian Agraria dan secara online

Kementerian ESDM Tata RuangBadan

2 Penyampaian penjelasan dari Kementerian Pekerjaan

Pertanahan Nasional pihak Kementerian Agraria dan

Umum dan Perumahan Tata RuangBadan Pertanahan Rakyat Ombudsman Nasional kepada masyarakat yang Republik Indonesia menyampaikan pengaduan melalui Komisi Pemberantasan portallayanan publik Korupsi

Pemantapan Administrasi Keuangan Negara Termasuk Penghapusan Dana Off-Budget dan Mempublikasikan Penerimaan HibahBantuanDonor di Badan Publik dan Partai Politik

Lshy

~

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

17 shyro-

AKS PENANGGUNGJAWAB INSTANSITERKAlT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

26 Peningkatan implementasi sistem Pusat Pelaporan dan Kepolisian Negara Memperkuat koordinasi Semua pertukazan informasi LHA pertukaran informasi Laporan Hasil Analisis Transaksi Republik Indonesia antara penegak hukum antara PPATK dengan instansi terkaitAnalisis Keuangan Kejaksaan Republik dilakukan melalui Secure Online

Indonesia Komisi dengan dukungan Teknologi

Communication (SOC) Pemberantasan Korupsi Kementerian KeuanganBadan Narkotika Nasional

Informasi

27 Optimalisasi dan akuntabilitas tindak Pusat PeIaporan dan Kemenko Bidang Terpublikasinyajumlah LHA PusatProses penanganan LHA lanjut Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Analisis Transaksi Polhukam Kepolisian Pelaporan dan Analisis TransaksiPusat Pelaporan dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan yang diterima danRepublik Indonesia Analisis TransaksiKeuangan diselesaikan oleh Kepolisian

Indonesia Komisi Kejaksaan Republik Keuangan dilaksanakan

Kejaksaan dan KPK di website PPATK Pemberantasan

secara akuntabel dan dan Kemenko Bidang Polhukam

Korupsi optimal

secara periodik

28 Implementasi Pembayaran Penerimaan Kementerian Hukum Kementerian Keuangan Tersedianya fasilitas Terlaksananya Pembayaran PNBP Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian dan Hak Asasi Manusia Electronic Data Capture Keimigrasian melalui Electronic Data melalui Electronic Data Capture (EDC) Capture (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi29 Interkoneksi antara PPATK dengan Pusat Pelaporan dan Kementerian Adanya interkoneksi antara PusatSumberdata

KementerianjLembaga Terkait Analisis Transaksi Keuangan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

KementerianjLembaga Kementerian Dalam dapat diakses oleh PPATK Keuangan dengan Kementerian Negeri Kepolisian berbasis teknologi informasi Keuangan Kementerian Dalam N egeri Negara Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruattg[

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 17: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

14 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

54

- Verifikasi terhadap lcinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- Evaluasi lcinerja keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pada jabatan sebelumnya

1 2 3

2 Digunakannya hasil veriflkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat di pos strategis

1 Pemantauan pelaksanaanPengangkatan pejabat peraturankebijakan internal

Komisi Pemberantasan24 Transparansi proses pengangkatan Kejaksaan Republik setingkat eselon I dan eselon

mengenai sistern dan prosedur Indonesia Korupsi Pusatpejabat yang menernpati jabatan strategis

II dilakukan secara ketat pengangkatan pejabat struktural

Pelaporan dan Analisisdi Kejaksaan Republik Indonesia transparan dan akuntabel

eselon I dan II secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasil kelulusan dalam assesment kompetensi yang antara lain rnengatur proses sebagai berikut - permohonan informasi

kewajaran harta kekayaan dan transaksi keuangan dari Kornisi Pernberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

TransaksiKeuangan

~ -

PRESIDEN

REPU8L1K INDONESIA

15 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 I~middot

2 3 4 5

- verifikasi terhadap kinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- evaluasi kinerja dalam penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebdumnya (bagi jaksa)

2 Digunakannya hasil verifIkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat struktural eselon I dan eselon II di dalam proses pengangkatannya secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasH kelulusan dalam assessment kompetensi dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut - Telah menyerahkan Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)

- Verifikasi terhadap kineIja dan integritas calon berdasarkan hasil pengawasan internal

- Evaluasi kineIja dalam L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa)

Keterbukaan Prosedur Pengoperasian Standar Penanganan Perkara (Tetmasuk Pengaduan Masyarakat) dan Pemrosesan Pihak ygMenyalahgunakan Wewenang

Ishy25 Penanganan pengaduan masyarakat Kementerian Agraria ~Tertanganinya pengaduanKementerian 1 Tersedianya portallayanan publik

terkait pertanahan dan Tata Ruang Lingkungan Hidup dan masyarakat terkait masalah untuk menyampaikan pengaduan Badan Pertanahan Kehutanan Kementeria masyarakat terkait masalah tanah Nasional

tanah oleh pihak Dalam Negeri di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi Kementerian Pertanian

Kementerian Agraria dan secara online

Kementerian ESDM Tata RuangBadan

2 Penyampaian penjelasan dari Kementerian Pekerjaan

Pertanahan Nasional pihak Kementerian Agraria dan

Umum dan Perumahan Tata RuangBadan Pertanahan Rakyat Ombudsman Nasional kepada masyarakat yang Republik Indonesia menyampaikan pengaduan melalui Komisi Pemberantasan portallayanan publik Korupsi

Pemantapan Administrasi Keuangan Negara Termasuk Penghapusan Dana Off-Budget dan Mempublikasikan Penerimaan HibahBantuanDonor di Badan Publik dan Partai Politik

Lshy

~

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

17 shyro-

AKS PENANGGUNGJAWAB INSTANSITERKAlT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

26 Peningkatan implementasi sistem Pusat Pelaporan dan Kepolisian Negara Memperkuat koordinasi Semua pertukazan informasi LHA pertukaran informasi Laporan Hasil Analisis Transaksi Republik Indonesia antara penegak hukum antara PPATK dengan instansi terkaitAnalisis Keuangan Kejaksaan Republik dilakukan melalui Secure Online

Indonesia Komisi dengan dukungan Teknologi

Communication (SOC) Pemberantasan Korupsi Kementerian KeuanganBadan Narkotika Nasional

Informasi

27 Optimalisasi dan akuntabilitas tindak Pusat PeIaporan dan Kemenko Bidang Terpublikasinyajumlah LHA PusatProses penanganan LHA lanjut Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Analisis Transaksi Polhukam Kepolisian Pelaporan dan Analisis TransaksiPusat Pelaporan dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan yang diterima danRepublik Indonesia Analisis TransaksiKeuangan diselesaikan oleh Kepolisian

Indonesia Komisi Kejaksaan Republik Keuangan dilaksanakan

Kejaksaan dan KPK di website PPATK Pemberantasan

secara akuntabel dan dan Kemenko Bidang Polhukam

Korupsi optimal

secara periodik

28 Implementasi Pembayaran Penerimaan Kementerian Hukum Kementerian Keuangan Tersedianya fasilitas Terlaksananya Pembayaran PNBP Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian dan Hak Asasi Manusia Electronic Data Capture Keimigrasian melalui Electronic Data melalui Electronic Data Capture (EDC) Capture (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi29 Interkoneksi antara PPATK dengan Pusat Pelaporan dan Kementerian Adanya interkoneksi antara PusatSumberdata

KementerianjLembaga Terkait Analisis Transaksi Keuangan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

KementerianjLembaga Kementerian Dalam dapat diakses oleh PPATK Keuangan dengan Kementerian Negeri Kepolisian berbasis teknologi informasi Keuangan Kementerian Dalam N egeri Negara Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruattg[

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 18: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN

REPU8L1K INDONESIA

15 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 I~middot

2 3 4 5

- verifikasi terhadap kinerja dan integritas calon (dengan meminta input bawahan dan pengawasan internal)

- evaluasi kinerja dalam penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebdumnya (bagi jaksa)

2 Digunakannya hasil verifIkasi di atas dalam pengusulan pengangkatan pejabat struktural eselon I dan eselon II di dalam proses pengangkatannya secara transparan dan akuntabel berdasarkan hasH kelulusan dalam assessment kompetensi dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut - Telah menyerahkan Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)

- Verifikasi terhadap kineIja dan integritas calon berdasarkan hasil pengawasan internal

- Evaluasi kineIja dalam L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa)

Keterbukaan Prosedur Pengoperasian Standar Penanganan Perkara (Tetmasuk Pengaduan Masyarakat) dan Pemrosesan Pihak ygMenyalahgunakan Wewenang

Ishy25 Penanganan pengaduan masyarakat Kementerian Agraria ~Tertanganinya pengaduanKementerian 1 Tersedianya portallayanan publik

terkait pertanahan dan Tata Ruang Lingkungan Hidup dan masyarakat terkait masalah untuk menyampaikan pengaduan Badan Pertanahan Kehutanan Kementeria masyarakat terkait masalah tanah Nasional

tanah oleh pihak Dalam Negeri di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi Kementerian Pertanian

Kementerian Agraria dan secara online

Kementerian ESDM Tata RuangBadan

2 Penyampaian penjelasan dari Kementerian Pekerjaan

Pertanahan Nasional pihak Kementerian Agraria dan

Umum dan Perumahan Tata RuangBadan Pertanahan Rakyat Ombudsman Nasional kepada masyarakat yang Republik Indonesia menyampaikan pengaduan melalui Komisi Pemberantasan portallayanan publik Korupsi

Pemantapan Administrasi Keuangan Negara Termasuk Penghapusan Dana Off-Budget dan Mempublikasikan Penerimaan HibahBantuanDonor di Badan Publik dan Partai Politik

Lshy

~

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

17 shyro-

AKS PENANGGUNGJAWAB INSTANSITERKAlT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

26 Peningkatan implementasi sistem Pusat Pelaporan dan Kepolisian Negara Memperkuat koordinasi Semua pertukazan informasi LHA pertukaran informasi Laporan Hasil Analisis Transaksi Republik Indonesia antara penegak hukum antara PPATK dengan instansi terkaitAnalisis Keuangan Kejaksaan Republik dilakukan melalui Secure Online

Indonesia Komisi dengan dukungan Teknologi

Communication (SOC) Pemberantasan Korupsi Kementerian KeuanganBadan Narkotika Nasional

Informasi

27 Optimalisasi dan akuntabilitas tindak Pusat PeIaporan dan Kemenko Bidang Terpublikasinyajumlah LHA PusatProses penanganan LHA lanjut Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Analisis Transaksi Polhukam Kepolisian Pelaporan dan Analisis TransaksiPusat Pelaporan dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan yang diterima danRepublik Indonesia Analisis TransaksiKeuangan diselesaikan oleh Kepolisian

Indonesia Komisi Kejaksaan Republik Keuangan dilaksanakan

Kejaksaan dan KPK di website PPATK Pemberantasan

secara akuntabel dan dan Kemenko Bidang Polhukam

Korupsi optimal

secara periodik

28 Implementasi Pembayaran Penerimaan Kementerian Hukum Kementerian Keuangan Tersedianya fasilitas Terlaksananya Pembayaran PNBP Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian dan Hak Asasi Manusia Electronic Data Capture Keimigrasian melalui Electronic Data melalui Electronic Data Capture (EDC) Capture (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi29 Interkoneksi antara PPATK dengan Pusat Pelaporan dan Kementerian Adanya interkoneksi antara PusatSumberdata

KementerianjLembaga Terkait Analisis Transaksi Keuangan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

KementerianjLembaga Kementerian Dalam dapat diakses oleh PPATK Keuangan dengan Kementerian Negeri Kepolisian berbasis teknologi informasi Keuangan Kementerian Dalam N egeri Negara Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruattg[

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 19: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 3 4 5

penanganan perkara besar dan perkara yang menarik perhatian publik dalam posisi sebelumnya (bagi jaksa)

Keterbukaan Prosedur Pengoperasian Standar Penanganan Perkara (Tetmasuk Pengaduan Masyarakat) dan Pemrosesan Pihak ygMenyalahgunakan Wewenang

Ishy25 Penanganan pengaduan masyarakat Kementerian Agraria ~Tertanganinya pengaduanKementerian 1 Tersedianya portallayanan publik

terkait pertanahan dan Tata Ruang Lingkungan Hidup dan masyarakat terkait masalah untuk menyampaikan pengaduan Badan Pertanahan Kehutanan Kementeria masyarakat terkait masalah tanah Nasional

tanah oleh pihak Dalam Negeri di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi Kementerian Pertanian

Kementerian Agraria dan secara online

Kementerian ESDM Tata RuangBadan

2 Penyampaian penjelasan dari Kementerian Pekerjaan

Pertanahan Nasional pihak Kementerian Agraria dan

Umum dan Perumahan Tata RuangBadan Pertanahan Rakyat Ombudsman Nasional kepada masyarakat yang Republik Indonesia menyampaikan pengaduan melalui Komisi Pemberantasan portallayanan publik Korupsi

Pemantapan Administrasi Keuangan Negara Termasuk Penghapusan Dana Off-Budget dan Mempublikasikan Penerimaan HibahBantuanDonor di Badan Publik dan Partai Politik

Lshy

~

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

17 shyro-

AKS PENANGGUNGJAWAB INSTANSITERKAlT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

26 Peningkatan implementasi sistem Pusat Pelaporan dan Kepolisian Negara Memperkuat koordinasi Semua pertukazan informasi LHA pertukaran informasi Laporan Hasil Analisis Transaksi Republik Indonesia antara penegak hukum antara PPATK dengan instansi terkaitAnalisis Keuangan Kejaksaan Republik dilakukan melalui Secure Online

Indonesia Komisi dengan dukungan Teknologi

Communication (SOC) Pemberantasan Korupsi Kementerian KeuanganBadan Narkotika Nasional

Informasi

27 Optimalisasi dan akuntabilitas tindak Pusat PeIaporan dan Kemenko Bidang Terpublikasinyajumlah LHA PusatProses penanganan LHA lanjut Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Analisis Transaksi Polhukam Kepolisian Pelaporan dan Analisis TransaksiPusat Pelaporan dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan yang diterima danRepublik Indonesia Analisis TransaksiKeuangan diselesaikan oleh Kepolisian

Indonesia Komisi Kejaksaan Republik Keuangan dilaksanakan

Kejaksaan dan KPK di website PPATK Pemberantasan

secara akuntabel dan dan Kemenko Bidang Polhukam

Korupsi optimal

secara periodik

28 Implementasi Pembayaran Penerimaan Kementerian Hukum Kementerian Keuangan Tersedianya fasilitas Terlaksananya Pembayaran PNBP Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian dan Hak Asasi Manusia Electronic Data Capture Keimigrasian melalui Electronic Data melalui Electronic Data Capture (EDC) Capture (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi29 Interkoneksi antara PPATK dengan Pusat Pelaporan dan Kementerian Adanya interkoneksi antara PusatSumberdata

KementerianjLembaga Terkait Analisis Transaksi Keuangan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

KementerianjLembaga Kementerian Dalam dapat diakses oleh PPATK Keuangan dengan Kementerian Negeri Kepolisian berbasis teknologi informasi Keuangan Kementerian Dalam N egeri Negara Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruattg[

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 20: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

17 shyro-

AKS PENANGGUNGJAWAB INSTANSITERKAlT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

26 Peningkatan implementasi sistem Pusat Pelaporan dan Kepolisian Negara Memperkuat koordinasi Semua pertukazan informasi LHA pertukaran informasi Laporan Hasil Analisis Transaksi Republik Indonesia antara penegak hukum antara PPATK dengan instansi terkaitAnalisis Keuangan Kejaksaan Republik dilakukan melalui Secure Online

Indonesia Komisi dengan dukungan Teknologi

Communication (SOC) Pemberantasan Korupsi Kementerian KeuanganBadan Narkotika Nasional

Informasi

27 Optimalisasi dan akuntabilitas tindak Pusat PeIaporan dan Kemenko Bidang Terpublikasinyajumlah LHA PusatProses penanganan LHA lanjut Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Analisis Transaksi Polhukam Kepolisian Pelaporan dan Analisis TransaksiPusat Pelaporan dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Keuangan yang diterima danRepublik Indonesia Analisis TransaksiKeuangan diselesaikan oleh Kepolisian

Indonesia Komisi Kejaksaan Republik Keuangan dilaksanakan

Kejaksaan dan KPK di website PPATK Pemberantasan

secara akuntabel dan dan Kemenko Bidang Polhukam

Korupsi optimal

secara periodik

28 Implementasi Pembayaran Penerimaan Kementerian Hukum Kementerian Keuangan Tersedianya fasilitas Terlaksananya Pembayaran PNBP Negara Bukan Pajak (PNBP) Keimigrasian dan Hak Asasi Manusia Electronic Data Capture Keimigrasian melalui Electronic Data melalui Electronic Data Capture (EDC) Capture (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi (EDC) di seluruh Kantor

Imigrasi29 Interkoneksi antara PPATK dengan Pusat Pelaporan dan Kementerian Adanya interkoneksi antara PusatSumberdata

KementerianjLembaga Terkait Analisis Transaksi Keuangan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

KementerianjLembaga Kementerian Dalam dapat diakses oleh PPATK Keuangan dengan Kementerian Negeri Kepolisian berbasis teknologi informasi Keuangan Kementerian Dalam N egeri Negara Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruattg[

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 21: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

18 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

Agraria dan Tata Badan PeItanahan Nasional Komisi RuangBadan Pemberantasan Korupsi Kementerian Pertanahan Nasional Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Otoritas Jasa Keuangan Korupsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Otoritas Jasa Keuangan

30 Publikasi secara reguler jumlah Kejaksaan Republik Kementerian Meningkatnya akuntabilitasmiddot Terpublikasikannya data perolehanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia Keuangan Badan pengelolaan PNBP PNBP Kejaksaan yang terdiri dari dari penanganan perkara oleh Kejaksaan Pemeriksa Keuangan a Jumlah potensi tagihan PNBP Republik Indonesia (pengembalian yang diperoleh berdasarkan kekayaan negara denda dan barang putusan pengadilanrampasan) b Jumlah PNBP yang sudah

dieksekusi dan disetorkan ke Kas Negara di dalam website K~aksaan Republik Indonesia

31 Transparansi proses pengusulan kriteria Kementerian PekeIjaan Kementerian Terlaksananya transparansi Terpublikasinya data usulan dan penerima program sampai dengan Umum dan Perumahan Keuangan proses pengusulan kriteria penerima bantuan DAK bidangpenyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rakyat Kementerian penerima program sampai pekeIjaan umum dan perumahanbidang pekeIjaan umum dan perumahan Perencanaan rakyat pada website Kementeriandengan penyaluran DAK rakyat Pembangunan PekeIjaan Umum dan Perumahan

NasionalBadan bidang pekeIjaan umum

Rakyat Perencanaan Pembangunan NasionaI Kementerian Dalam N~eri

dan perumahan rakyat

L

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 22: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 1 2 3

Kementerian Pertanian kementerian Perhubungan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan E-Govemment dan Keterbukaan Informasi Publik

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota (GubernurBupati Walikota)

Satuan KeIja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dan Kementerian Dalam Negeri

Pengelolaan anggaran Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel

Terpublikasinya melalui website masing-masing Pemerintah Daerah yaitu 1 Ringkasan Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-SKPD)

2 Ringkasan Rencana Kerja dan Anggaran -Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA-PPKD)

3 Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

4 Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Be1anja Daerah (APBD)

5 Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 23: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20 shy

OKURAN KEBERHASILANKRlTERIA KEBERHASILAN INSTANSI TERKAIT No

AKSI PENANGGUNGJAWAB 543

dan Belanja Daerah (APBD) 21

7 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

8 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-PPKD)

9 LaPoran Realisasi Anggaran (LRA) seluruh SKPD

10 Laporan Realisasi Anggaran Pejabat Penge10la Keuangan Daerah LRA-PPKD

11 Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) yang sudah audit

12 Opini atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD)

Terpublikasikannya melalui websiteTersedianya aksesSatuan Kerja Perangkat33 PemerintahPublikasidokurnenRencana masing-masing Pemerintahmasyarakat terhadapDaerah (SKPD) terkaitPernbangunan Daerah dan Rencana Kerja ProvinsiKabupaten ProvinsiKabupatenKota yaitu dokumen rencanadan KementerianSatuan Perangkat Daerah Kota(GubernurBupati l Rencana pembangunan daerahpembangunan daerahDalam NegeriWalikota) (RPJPD RPJMD dan RKPD) serta(Rencana PembangunanKementerian Keuangan 2 Dokumen Rencana Satuan KerjaJangka Panjang Daerah

Perangkat Daerah (Renstra SKPD(RPJPD) Rencana dan Renja SKPD)Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 24: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 541 2 3

Daerah (RKPD) serta dokumen Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD)

Terbentuknya Pejabat Pengelola Terlaksananya kewajiban34 Pembentukan dan penguatan tugas pokok Kementerian DalamPemerintah Informasi dan Dokumentasi (PPID)Pemerintah Provinsidan fungsi Pejabat Pengelola Infonnasi Negeri Komisi ProvinsiKabupaten dan diterbitkan Standard OperatingKabupatenKota terkaitdan Dokumentasi (PPID) utarna dan lrifonnasi PusatKota Procedur (SOP) Iayanan informasipembentukan infrastrukturpembantu (GubemurBupati publikasi serta dipublikasi daftarpelaksanaan dan publikasiWalikota) informasi di website Pemerintahinformasi dasar sebagai-Provinsi Kabupaten Kotamana diamanatkan Undang

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbuk~an Informasi PubHk dan peraturan pelaksananya

Tersedianya Laporan Hasil EvaluasiTeridentiflkasinya capaian35 Evaluasi Pelaksanaan UU Nomor 14 Kementerian Semua Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahundan kendala implementasiKementerianLembagaTahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi dan 2008 tentang Keterbukaan InformasiUU Nomor 14 Tahun 2008 Publik

Partai Politik danInformasi Publik Informatika tentang Keterbukaan Informasi Publik

Pemerintah Daerah

Pencegahan Terhadap Praktek Korupsi dari Implementasi UU Desa Tersedianya aparatur pemerintah desaAparatur pemerintahan desa36 Kementerian DesaPeningkatan kapasitas aparatur Kementerian Dalam yang kompeten dalam penyusunanmemiliki keterampilanPembangunan Daerahpemerintah desa terutama dalam hal Negeri APBDes di 150 Desa (masing-masingdalam menvusun dokumenTertinggal danpenvusunan Anggaran Pendaoatan dan r

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 25: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

22 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

54 50 (lima puluh desa di wilayah barat

1 2 3 APBDes maupun dokumen

tengah dan timur IndonesiaBeIanja Desa (APBDes dan penyusunan Transmigrasi

Iaporan Perencanaan

laporan pertangggungjawaban APBDes Kementerian pertanggungjawaban

Pembangunan APBDes Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terlaksananya model perencanaanPara pihak terkait (aparatur penganggaran APBDes secara

37 Kementerian Desa KementerianPenerapan model perencanaanshypemerintah desa Badan

partisipatif di 150 (seratus lima puluh)Pembangunan Daerah Perencanaanpenganggaran desa secara partisipatif dan

Perwakilan Desa (BPD) Desa (masing-masing 50 (lima puluh)

Tertinggal dan Pembangunanterpadu yang mengintegrasikan seluruh organisasi masyarakat

desa di wilayah barat tengah danTransmigrasi Nasional Badantahapan mulai dati perencanaan

I tingkat desa) terlibat dalam

timur Indonesia) Perencanaanprogramkegiatan pembahasan dan

proses penyusunan (pengadaan barang dan jasa) serta

Pembangunanpenetapan anggaran pelaksanaan anggaran pendapatan danNasional Kementerian belanja desa (APBDes)

anggaran Dalam Negeripertanggungjawaban pelaksanaan Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ~

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 26: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

23 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 3 54

38 Optimalisasi peran Badan Kementerian Dalam Kementerian Desa Laporan pengawasan atasAnggota BPD memiliki Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Negeri Pembangunan Daerah kemampuan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatanpelaksanaan pengawasan Tertinggal dan dan Belanja Desa (APBDesj secaramelakukan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan desa Transmigrasi partisipatif di 150 Desa(masing-

Kementerian terhadap penyelenggaraan

masing 50 desa di wilayah barat Pendayagunaan

pemerintahan desa tengah dan timur Indonesia)

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional 39 Updating kepesertaan penerima bantuan Kementerian Sosial Kementerian Terpublikasinya data penerimaDiperbaharuinya data

iuran Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan Badan jaminan kesehatan seluruh provmsi Penyelenggara Jaminan

kepesedaan penerima dan kabupatenkota di Kementerian

Sosial Kesehatan (BPJS bantuan iuran Jaminan

Sosial dan Pemerintah Daerah Kesehatan)

Kesehatan Nasional di seluruh provmsi dan

Kementerian Dalam kabupatenkota Negeri Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah40 Transparansi pelaksanaan layanan Kementerian Kesehatan BPJS Kesehatan 1 Tersedianya aturan yang memuatMasyarakat dapat

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kementerian rumah sakit mitra BPJSmengakses informasiRumah Sakit yang beketjasama dengan Koordinator Bidang Kesehatan wajib tentang layanan JKN diBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Pembangunan Manusia a mempublikasikan komponenseluruh rumah sakit yangKesehatan (BPJS Kesehatan) dan Kebudayaan layanan yang ditanggung oleh

Kementerian Dalam beketjasama dengan BPJS

BPJS Negeri

Kesehatan b mempublikasikan ketersediaan

ruang rawat map bagi pesertaL

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 27: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

24 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN AKSI INSTANSI TERKAIT PENANGGUNG JAWAB No 541 32

BPJS c Mekanisme pengaduan

masyarakat 2 Sanksi bagi Rumah Sakit Mitra

BPJS yang melakukan pelaneearan

Adanya laporan monitoring evaluasiMeningkatnya kepatuhan41 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Badan Pengawas Kementerian dan rekomendasi terhadapdan kualitas pelayanan JKNterhadap Penyelenggaraan Jaminan KesehatanKeuangan dan penyelenggaraan JKN Kesehatan Nasional (JKN) Kementerian Dalaro Negeri Kementerian Sosial Ombudsman Republik Indonesia Pemerintah Daerah Dewan Jaminan So sial Nasional (DJSN) BPJS Kesehatan

Pembangunan

Mendukung Upaya Perwujudan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Pangan Nasional Terpublikasinya informasi hasilTerlaksananya berbagai42 KementerianPengawasan secara ketat terhadap Kementerian Pertanian pemantauan berkala terhadapprogram subsidi secaraLingkungan Hidup danberbagai program subsidi di bidang pelaksanaan berbagai program subsiditepat tanpa penyimpanganKehutananpertanian yang mendukung swasembada pangan

Kementerian Kelautan di website Kementerian Pertaniandan Perikanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian shy

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 28: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

25 shy

UKURAN KEBERHASILAN No

KRlTERIA KEBERHASlLAN AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

541 2 3

Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudavaan

Mendorong Tata Kelola Hutan Mineral dan Batu Bara dengan Meminimalkan Potensi Kerugian Negara dari Sektor Kehutanan Pertambangan dan Minerba

Tersedianya data peta minerba yang Map Indonesia (MOMI)

Minerba One Map Indonesia43 Percepatan pembentukan Minerba One Kementerian Energi Badan Informasi akurat

Mineral digunakan sebagai acuandan Sumber Daya Geospasial dalam tata kelola minerba

Terpublikasinya laporan hasil evaluasiAdanya laporan tentang kinerja pelaksanaan Perpres Nomor 26

Badan Pengawasan44 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Peraturan Kementerian manfaat dan dampak

tentang Transparansi Pendapatan Koordinator Bidang Keuangan danPresiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2010

Tahun 2010 melalui website Kemenko NegaraDaerah yang diperoleh dari

pelaksanaan Perpres NomorPerekonomian Pembangunan Bidang Perekonomian

Industri Ekstraktif 26 Tahun 2010 yang dapat diakses oleh masyarakat

Mengembangkan Reneana Tata Ruang yang Berkualitas Tepat Waktu dan Serasi antar dokumen Reneana Tata Ruang melalui Penegakan Aturan Zonasi Insentif dan Pemberian Sanksi Seeara Konsisten Serta Mendorong Upaya Reformasi Tata Kelola Pertanahan

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 29: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

26 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No

1 2 3 4 5 45 Transparansi penerapan sanksi secara Kepolisian Negara Adanya laporan Terpublikasinya laporan tentang jenis

konsisten atas berbagai pelanggaran Republik Indonesia Kementerian Agraria dan peIanggaran dan sanksi yang pemanfaatan lUang berdasarkan UU Kementerian Dalam Tata Ruang Badan diberikan atas tiap-tiap bentuk Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Negeri Kementerian Pertanahan Nasional pelanggaran rencana tata ruang di Ruang PekeIjaan Umum dan pelanggaran terhadap website Kementerian Agraria dan Tata

Perumahan Rakyat rencana tata ruang yang Ruang Badan Pertanahan NasionaI Kementerian telah ditetapkan melalui Lingkungan Hidup dan berbagai peraturan pusat Kehutanan dan daerah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah

46 Percepatan Penyediaan Peta Dasar Kementerian Agraria Badan Informasi Meningkatnya pelayanan Tersedianya peta dasar pertanahan Pertanahan dan Tata Ruang Geospasial Lembaga publik terkait pertanahan berbasis teknologi informasi di 33 (tiga

Badan Pertanahan Penerbangan dan dengan berbasis pada peta puluh tiga) Provinsi yang dapat Nasional Antariksa Nasional dasar pertanahan diakses secara online

47 Peningkatan transparansi layanan Kementerian Agraria Kementerian Dalam Meningkatnya penyebaran Tersedianya informasi tentang informasi publik bidang Pertanahan di dan Tata Ruang Negeri Pemerintah informasi dan diseminasi prosedur dan persyaratan pengurusan lingkungan Kantor Pertanahan Kantor Badan Pertanahan Daerah terkait prosedur dan hak atas tanah di setiap kantor Wilayah dan Kantor Pusat Kementerian Nasional persyaratan pengurusan pertanahan kabupatenkota provinsi Agraria dan Tata RuangBadan hak atas tanah sebagaimana dan pusat (online dan offline) di 33 Pertanahan Nasional sesuai prosedur tercantum dalam Peraturan (tiga puluh tiga) provinsi selama 24 operasional Kepala Badan Pertanahan (dua puluh empat) jam sehari dan 7

Nasional Nomor 1 Tahun (tujuh) hari seminggu 2010

L N

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 30: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

27 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No 1 2 53 4

Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa Publik --shy

48 Pelaksanaan transparansi dan Seluruh I) Pelaksanaan pengembanganLembaga Kebijakan Meningkatnya pelaksanaanakuntabilitas dalam mekanisme KementerianLembaga kelembagaan sumber dayaPengadaan transparansi danpengadaan barang dan jasa dan Pemerintah Daerah manusia dan tata kelola Unit

Pemerintah BaranglJ asa akuntabilitas pengadaan

Layanan Pengadaan (ULPJbarang dan jasa melalui e-

I 2) Diumumkannya rencana umum

pengadaan di Sistem Informasi procurement

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) agar dapat dilaksanakan konsoIidasi

3) Terlaksananya seluruh pengadaan barangfjasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

4) Terlaksananya Pengadaan BarangJasa Pemerintah melalui e-Purchasing berdasarkan

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 31: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 shy

AKSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 5

katalog elektronik bagi

4

KementerianLembaga

5) Tersedianya WBS yang dapat dimanfaatkan oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah pada portal pengadaan nasional

49 Peningkatan kualitas pengadaan barang Kementerian Lembaga Kebijakan 1) Tersusunnya petunjukTersedia kebijakan yangdanjasa melalui perfonnance based Perhubungan Pengadaan pelaksanaan perfonnance basedmendorong penerapancontract Kementerian Pekeljaan BarangJasa contract di lingkunganperfonnance based contract Umum dan Perumahan Pemerintah Kementerian Perhubungan sertadi lingkungan Kementerian Rakyat Kementerian Pekeljaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2) Tersedia reneana kegiatan tahun

2016 yang akan dilaksanakan me1alui mekanisme perfonnance based contract di Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekeljaan Umum dan Perumahan Rakyat

Perhubungan

50 Pengawasan pelaksanaan e-procurement Badan Pengawasan Lembaga Kebijakan Adanya analisa dan 1 Tersedianya laporan hasil analisa Keuangan dan Pengadaan dan rekomendasi terkaitrekomendasi atas praktekPembangunan BarangJasa kejanggalan dalam pelaksanaan

Pemerintah pelaksanaan pengadaan

pengadaan barang dan jasa data-data e-procurement barang danjasa melalui

berdasarkan data-data e-procurement

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 32: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REFlUBLlK INDONESIA

29 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILANINSTANSITERKAITAKSI PENANGGUNG JAWAB No 5431 2

2 Tersampaikannya laporan hasil analisa dan rekomendasi kepada KementerianLembaga terkait melalui unit pengawasan (Inspektorat Jenderal) masingshymasing danatau aparat penegak hukum

3 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan e-procurement

1 LPSE melakukan koordinasiAdanya perbaikan kinerjaLembaga Kebijakan51 Peningkatan transparansi dan Kementerian secara berkala dengan SatuanLayanan Pengadaan SecaraPengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan Perdagangan Kerja dalam hal perbaikan dataElektronik (LPSE) dibarang jasa di Kementerian Perdagangan BarangJasa Rencana Umum PengadaanKementerian PerdaganganPemerintah Badan

2 LPSE melakukan penyeragamanPengawasan Keuangan format laporandan Pembangunan

1 Sistem Pengadaan SecaraAdanya perbaikan SistemLembaga Kebijakan52 Peningkatantransparansidan Kementerian Elektronik (SPSEI dapatPengadaan Barang dan JasaPerindustrian Pengadaanakuntabilitas mekanisme pengadaan mengidentifIkasi Sisa Kemampuansecara Elektronik diBarangJasabarang jasa di Kementerian Perindustrian Nyata (SKN) dan setiap ca10nKementerian PerindustrianPemerintah Badan penyedia barangfjasa yangPengawasan Keuangan mengikuti pelelangan sertadan Pembangunan mampu memproses secara e1ektronik beberapa tahap evaluasi administrasi teknis dan harga

2 Tersedianya hasil evaluasi atas syarat dalam dokumen lelang baik administrasi dan teknis rang

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 33: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30 shy

I

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5

bersifat menggugurkan yang dipandang menghambat persaingan usaha

3 Meningkatnya efektifitas WBS dalam memantau keIja Kelompok KeIja (PoBja)

4 Tersedianya Bidding Room untuk para calon penyedia barangfjasa di beberapalokasidi Indonesia

Reformasi Tata Kelola Pajak dan Bukan Pajak 53 Transparansi Penerimaan Negara Bukan

Pajak di bidang sumber daya alam Kementerian Keuangan Kementerian Energi

dan Sumber Daya Masyarakat dapat mengakses informasi

Terpublikasikannya jumlah penerimaan negara bukan pajak di

Mineral Kementerian tentang jumlah penerimaan bidang sumber daya alam yang telah Lingkungan Hidup dan pajak dan bukan pajak di diaudit di website Kementerian Kehutanan bidang sumber daya alam Keuangan dan instansi terkait Kementerian Pertanian Kementerian Ke1autan dan Perikanan Badan Pengawasan Keuangan dan

54 Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dad kementerian lembaga dan instansi pemerintah

Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri Kementerian Agraria dan Tata RuangBadan

Pembanln1nan Kementerian Keuangan Tingginya kepatuhan dalam

penyampaian data dan infozmasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan

~

Tersampaikannya datainformasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2012 dad KementerianLembagaSatuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi yang

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 34: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REFU8LIK INDONESIA

31 ~

UKURAN KEBERHASILANKlUTERIA KEBERHASILANINSTANSI TERKAIT

No PENANGGUNG JAWABAKSI

54321 tercantum sebagai instansi Pertanahan Nasional pemerintahlembaga asosiasi dan

Kementerian pihak lain (ILAP) pada PMK~ Perdagangan 16PMK032013 dan perubahannya Kementerian ke Kementerian Keuangan (Direktorat Perhubungan Jenderal Pajak) secara rutin tidak Kementerian Energi hanya terbatas pada jenis data yang dan Sumber Daya telah diatur dalam PMK~ Mineral Lembaga 16PMK032013 dan perubahannya Penerbangan dan dalam bentuk data elektronik Antariksa Nasional Kementerian Kesehatan Badan Pusat Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian KetenagakeIjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agarna Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Hukum

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 35: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

32 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILANAKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT No 541 32

dan Hak Asasi Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Pertahanan Lembaga KebijakanPengadaan BarangJ asa Pemerintah

i

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 36: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

No

55

56

57

AKSI

1

Pemanfaatan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP (instansi lembaga asosiasi dan pihak lain)

Penyempumaan sistem telrnologi informasi pengelolaan data dan informasi pajak

Pengaturan mengenai Kewajiban me1akukan Konfmnasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

33 shy

INSTANSI TERKAlT

3

Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Keuangan

KRITERIA KEBERHASILAN

4

Penetapan target penerimaan pajak tahunan ditetapkan berdasarkan data ILAP

Tersusunnya konsep dan Road Map sistem telrnologi informasi pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi pajak

Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan tertentu oleh KementerianLembaga Satuan KeIja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya

L

UKURAN KEBERHASILAN

5 Tersampaikannya laporan perkiraan potensi pajak dari pemanfaatan data dan informasi terkait perpajakan yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak

Laporan implementasi sistem telrnologi informasi pengelolaan data pajak yang terkoneksi dengan KementerianLembaga yang menyelenggarakan layanan publik

Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan Konfirmasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 37: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34 shy

No

58

AKSI

1

Supervisi Pengaturan mengenai Kewajiban melakukan Konfirmasi status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu

PENANGGUNG JAWAB

2 Kementerian Keuangan

INSTANSI TERKAIT

3 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri

KRJTERIA KEBERHASILAN

4

Terselenggaranya supervisi pembuatan Peraturall KementerianLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerahlnstitusi lainnya untuk mensyaratkan Konfumasi status Wajib Pajak dalam pemberian layanan publik kriteria tertentu

UKURAN KEBERHASILAN

5

Laporan hasil supervisi pembuatan Peraturan untuk mensyaratkan KonflIll1asi status Wajib Pajak dalatn pemberian layanan publik kriteria tertentu

59 Pelaksanaan Kajian Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Kementerian Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Terjadinya penguatan organisasi tugas dan kewenangan penerimaan negara

Laporan hasil kajian dan rekomendasi tentang pembentukan Badan PenerimaanNegara

7

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 38: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

35 shy

No

60

61

62

63

AKSI

1

Reformasi Regulasi Penguatan pengintegrasian data peraturan perundang-undangan pada Pusat Data dan Situs Web (PDSW) melalui keIjasama antar KementerianLembaga

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

2 3

Kementerian Hukum Kementerian dan Hak Asasi Manusia Perencanaan

Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

4 5

Tersedianya media informasi Tersedianya data perundangshyyang menyajikan data undangan yang dapat diintegrasikan peraturan perundangshy dan disebarluaskan melalui PDSW undangan yang lengkap asli Peraturan Perundang-undangan di atau otentik dan mudah Kementerian Hukum dan HAM diakses oleh masyarakat

Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Masalah Bidang Kehutanan Mineral dan Batu Bara Sumber Daya Air Pertanahan Tata Ruang Serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Kajian untuk penyesuaian berbagai Kementerian Energi Kementerian Adanya hasil kajian dan a Tersedianya kajian danPeraturan Menteri Energi dan Sumber dan Sumber Daya Koordinator Bidang rekomendasi penyesuaian rekomendasi terhadap berbagaiDaya Mineral terkait pelaksanaan UU Mineral Kematitiman berbagai Peraturan Menteri Peraturan Menteri Energi danMineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Sumber Daya Mineral untuk

Lingkungan Hidup dan Mineral menyesuaikannya dengan UU Kehutanan dan Mineral dan Batubara Pemerintah Daerah b Publikasi hasil kaiian

Penyederhanaan Perizinan dalam Kapasitas Pusat dan Daerah Penyederhanaan perizinan dati sisi jumlah Badan Koordinasi Semua Simplikasi (penghapusan a pemetaan kewenangan izin dandan jenis perizinan di tingkat pusat Penanaman Modal KementerianLembaga Penggabungan non izin di Kementerian Lembaga

Penyederhanaan dan b tersusunnya road map simplifIkasi Pelimpahan) izin usaha izin dan non izin

Penyederhanaan perizinan dati sisi Pemerintah Kementerian Dalam Optimalisasi pelaksanaan Tersedianya dan disosialisasikannyajumlah persyaratan waktu maupun ProvinsiKabupaten Negeri Badan terkait penyederhanaan SOP Perizinan pada lembaga PTSP prosedur perizinan di daerah Kota Koordinasi Penanaman perizinan melalui Provinsi dan KabupatenKota

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 39: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

36 shy

UKURAN KEBERHASlLAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT 54I 32

penyediaan Standard Operating Procedure (SOP)

Modal dan(GubernurBupati Walikota) KementerianLembaga

perizinan pada lembagaterkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi KabupatenKota

Penyusunan Mekanisme Kerja Para Pihak Untuk Mendukung Pelaporan dan Publikasi PPK Nasional Laporan implementasi UNCAC diTersusunnya laporan terkaitKemenbnan Hukum Kementerian Luar64 Penyusunan laporan pelaksanaan Indonesia yang disampaikan padaimplementasi UNCAC didan Hak Asasiimplementasi Konvensi PBB Anti Korupsi Negeri pertemuan-pertemuan dalamIndonesia yang disampaikan2003 United Nations Qmuention Against Manusia Kepolisian kerangka UNCAC dan pertemuan antishypada pertemuan-pertemuanNegara Republik Corruption (UNCAC) korupsi internasionallainnyadalam kerangka UNCAC danIndonesia Kejaksaan

Republik Indonesia berbagai pertemuan anti Mahkamah Agung korupsi internasional Komisi Pemberantasan lainnya Korupsi Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KementerianLembaga terkait

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 40: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37 shy

No

n

AKSI

1

PENEGAKAN HUKUM

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERBASILAN

4

UKURAN KEBERBASILAN

5

65

66

Pencegahan Praktek Kriminalisasi Pembentukan database online Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terpusat

Pengembangan sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia Kemenko Bidang PoIhukam KOnllsi Pemberantasan Korupsi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kemenko Bidang Polhukam Komisi Pemberantasan Korupsi

1 Data base online SPDP dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

2 SPDP 100 bisa diadministrasikan secara on line dan periodik oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan metode nomor surat terpusat

Tersedianya sistem administrasi penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Laksana SPDP secara online dan periodik

2 Tersedianya struktur dan SOP pengelolaan SPDP

3 Software terkait tata laksana persuratan SPDP yang terpusat

4 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1 Terimplementasikannya sistem penanganan perkara pidana umum dan pidana khusus pada 18 (delapan belas) lokasi

2 Database online dan periodik dapat diakses oleh Aparat Penegak Hukum

1shy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 41: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

38 shy

ARSI PENANGGUNG JAWABNo INSTANSI TERKAIT UKURAN KEBERBASILANKRITERIA KEBERHASILAN 1 2 3 5467 Peningkatan keterbukaan Proses Kepolisian Negara Kemenko Bidang a Publikasi status penangananMeningkatnya akuntabilitaspenegakan hukum di Kepolisian Republik Republik Iridonesia Polliukam perkara per tiga bulan pada tingkatpenanganan perkara tindakIndonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Polda pada website Indonesia

pidana sehingga publik dan (http ncic polrigo idlpusiknas)

Komisi Pemberantasan Pimpinan dapat mengetahui

b Publikasi statistik kriminal per tiga Korupsi

setidaknya bulan pada tingkat Polda pada

Komisi Kepolisian a Prosentase laporan yang

websitemasuk dan laporan yang Nasional (httpncicpolrigoidpusiknasj

selanjutnya ditindaklanjuti ke tahap

h Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan masyarakat luas

t

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 42: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

39 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

68 Peningkatan keterbukaan proses penegakan hukum di Kejaksaan Republik Indonesia kepada masyarakat

Kejaksaan Republik Indonesia

Kemenko Bidang PoIhukam Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

Meningkatnya akuntabilitas penanganan perkara tindak pidanasehingga publik dan Pimpinan dapat mengetahui setidaknya a Prosentase laporan yang

masuk dan laporan yang

Publikasi status penanganan perkara pada website Kejaksaan

ditindaklanjutiketahap selanjutnya

b Tersampaikannya dokumentasi tahapan penanganan perkara kepada para pihak yang berperkara dan

69 Kajian pengembangan sistem database penanganan perkara secara terpadu di semua lembaga penegak hukum

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Pemberantasan Korupsi Kementerian Hulqlm dan Hak Asasi Manusia Kementerian

masyarakat luas Adanya kesepakatan bersama semua lembaga penegak hukum untuk menggunakan Sistem database penanganan perkara berbasis teknologi Informasi

1)

2)

Tersedianya hasil kajian yang memuat sistem database penanganan perkara secara terpadu Ditandatanganinya Memorandum ofUnderstanding (MoU) tentang penggunaan sistem database penanganan perkara secara terpadu oleh seluruh lembaga penegak hukuin

Perencanaan Pembamrunan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 43: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40 shy

No AKSI

1

70 Pengawasan penanganan perkara Kepolisian Negara RepubJik Indonesia melalui mOnitoring database online SPDP

PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAlT

2 3

NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Indonesia RepubJik Indonesia

KRlTERIA KEBERHASlLAN UKURAN KEBERHASlLAN

4 5

I Terbangunnya sistem 1 Terlaksananya koordinasi antara pengawasan penanganan Kejaksaan Republik Indonesia dan perkara berbasis teknologi Kepolisian Negara RepubJik informasi Indonesia dalam rangka

mendapatkan akses pengelolaan database Surat Pemberitahllan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia secara online

2 Laporan periodik hasil pengawasan penangan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia

Lshy

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 44: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 shy

AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT KRITERlA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN

No 1 2 3 4 5

7l Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelesaian perkara berbasis Tekoologi Informasi (TI)

Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengawasan masyarakat dalam penyelesaian perkara

Tersedianya sistem penyelesaian perkara berbasis TI (website) yang mudah diolah menjadi database kajian dan pengawasan penanganan perkara serta dapat diakses publik yang memiliki fitur antara lain al identitas tersangka terdakwa

termasuk profesi dan usia (khusus untuk informasi dalam website identitas tersangka terdakwa dijadikan inisial)

bl jenis perkara dan nilai perkara c) waktu pelaksanaan setiap tahap

penanganan perkara dan hasilnya (mulai dari menerima pengaduan sId pengajuan tuntutanl

d) upaya paksa yang dilakukan (termasukjenisnilai aset yang disital

e) pasal yang didakwakan f unsur memperberatkan

Imemperingankan g) pidana yang dijatuhkan pengadilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 45: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERlA KEBERHASILAN No

INSTANSI TERKAIT AKSI PENANGGUNG JAWAB

5431 2 Terkirimnya tembusan semua SuratMeningkatnya koordinasi Pemberitahuan Dimulainya

Komisi Pemberantasan72 Kejaksaan RepublikPelaksanaan koordinasi penanganan antara Kejaksaan Republik

Penyidikan (SPDP) JXrkara tindakKorupsiperkara antara Kejaksaan Republik Indonesia

Indonesia dan Komisi pidana korupsi ke Komisi

Indonesia dan Komisi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara

Korupsi Pemberantasan Korupsi

korupsi Tersedianya hasil evaluasi danMeningkatnya kualitas rekomendasi untuk mencegah

Kementerian Hukum73 Evaluasi pelaksanaan penegakan hukum Kementerian penegakan hukum yang

penyalahgunaan wewenang oleh dan Hak AsasiKoordinator Bidang

berdasarkan keadilan dan aparat penegak hukum

Manusia KepolisianPolitik Hukum dan sesuai dengan due process

Indonesia Kejaksaan Negara RepublikKeamanan

oflaw Agung Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Kepolisian Nasional Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

1 Seluruh pengaduan atas anggotaMeningkatnya koordinasi Polri yang disampaikan lembaga

Komisi PemberantasanKepolisian Negara 74 Optimalisasi pelaksanaan pengawasan Kepolisian Negara Republik

terkait seperti KomisiKorupsi BadanRepublik Indonesiaeksternal dalam kerangka EMI

Indonesia dan instansi Pemberantasan Korupsi Badan

Pemeriksa Keuangan(Pengawasan Eksternal Memanfaatkan pengawas ekstemal

Pemeriksa Keuangan Ombudsman Ombudsman RepublikPengawasan Internal) dan IME Indonesia Komisi(Pengawasan Internal Mendukung

Republik Indonesia Komisi Kepolisian Nasional Pengawasan Eksternal) Kepolisian Nasional dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yangJ

I

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 46: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

43 shy

ARSI PENANGGUNG JAWAB JNSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 3 4 5

berlaku 2 Publikasi statistik penanganan

pengaduan atas anggota Polri di website Polri75 Membangun sistem monitoring dan Kejaksaan Republik Komisi Kejaksaan 1) Tersedianya laporan pelaksanaanPeningkatan akuntabilitas

evaluasi yang dapat menjamin Indonesia Badan Pemeriksa monitoring dan evaluasidan integritas Kejaksaanpelaksanaan pengawasan internal dan Keuangan pengawasan internal dan eksternalRepublik Indonesia melaluieksternal yang akuntabeI Ombudsman Repuhlik pengawasan internal dan secara berkala (Jaksa Agung Muda

Indonesia Komisi Pengawasan (Jamwas) dan Komisi Pemberantasan

eksternal K~aksaan(Komjak)saling

Korupsi memberi laporan) 2) Seluruh pengaduan yang

disampaikan lembaga terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Republik Indonesia Komjak dan lain-lain diproses sesuai ketentuan yang berlaku

f---shy

76 Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Kepolisian Negara Pusat Pelaporan dan Laporan mengenai penerapan UUDigunakannya Pasal-PasalUang dalam penanganan perkara Korupsi Republik Indonesia Analisis Transaksi TPPU dalam penanganan kasus

Keuangan UU Tindak Pidana

korupsi pada tahun 2015 dalam Penanganan Kasus

-

Pencucian Uang (TPPU)

Korupsi L

Optimalisasi Penggunaan UU Pencucian Uang Upaya Pembuktian Terbalik dan Penegakan Kode Etik Aparat Penegak Hukum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 47: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRlTERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB

54 Pendataan atas aset dari

1 2 3 Diterapkannya Peraturan

individul perusahaan yang diduga 77 Operasionalisasi Peraturan Mahkamah Kepolisian Republik Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik melakukan tindak pidana atau

Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Indonesia Indonesia Nomor 1 Tahun

tersangka yang melarikan diri atau 2013 tentang Penye1esaian Penanganan

2013Harta Kekayaan daIam Tindak Pidana tidak ditemukan dan pengajuanPencucian uang atau tindak pidana lain permohonan perampasan se1uruh aset tersebut ke PengadiIan Negeri sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013

Laporan evaIuasi dan rekomendasiMeningkatnya akuntabiIitas pelaksanaan Peraturan Kepala

78 EvaIuasi pelaksanaan Peraturan KepaIa Kepolisian Republik Kemenko Bidang dan transparansi proses

Kepolisian Negara Republik IndonesiaPolitik Hukum danKepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

penegakan kode etik dan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode

Keamanan KomisiNomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik disiplin anggota Kepolisian

Etik Profesi Kepolisian Negara Kepolisian Nasional Profesi Kepolisian Negara Republik

Negara Republik Indonesia Republik Indonesia dan Keputusan

Indonesia dan Keputusan Kepolisian serta penjatuhan hukuman

Kepolisian Republik Indonesia NomorRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyelesaian

43 Tahun 2004 tentang Tata caraPelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian Penyelesaian Pelanggaran DisiplinNegara Republik Indonesia Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Polri terkait

Kemenko Bidang 79 Kepolisian RepublikTransparansi dan akuntabilitas publik terhadap Kepolisian

dugaan peIanggaran disiplinkode etik Indonesia Polhukam Komisipenanganan dugaan pe1anggaran oleh

Negara Republik Indonesia dan pelanggaran penanganan perkara

Kepolisian NasionaI oknum Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Eroses Eenanganannya I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 48: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT

541 32 tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa serta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesiropulan dan tindaklaniutnva Tersedianya database lengkap yangMeningkatnya kepercayaan dipublikasikan di website Kejaksaan

80 Transparansi dan akuntabilitas Kejaksaan Republik Kemenko Politik publik terhadap Kejaksaan

RI terkait dugaan pelanggaranpenanganan dugaan pelanggaran oleh Indonesia Hukumdan

Republik Indonesiaoknum Kejaksaan Republik Indonesia Keamanan Komisi disiplinkode etik dan pelanggaranKejaksaan penanganan perkara serta proses penanganannya tennasuk antara lain jenis dan bentuk dugaan pelanggarannya proses yang telah dilakukan untuk memeriksa secta mengklarifikasi dugaan tersebut secta kesimpulan dan tindaklanjutnya

Evaluasi KineIja Kejaksaan Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Laporan tingkat kepuasan masyarakatMeningkatkan kepercayaan atas kineIja Aparat Penegak Hukum di

8l Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Badan Pusat Statistik Kepolisian Negara publik terhadap Aparat

33 (tiga puluh tiga) Provinsi Republik Indonesiaatas kineIja Aparat Penegak Hukum

Penegak Hukum korupsi

Kejaksaan Republikdalam penangan perkara tindak pidana Indonesia Mahkamah Agung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

f

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 49: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46 shy

AKS PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILANNo 1 2 43 5

Memastikan dan Menguatkan Lemhaga PeIaksana Otoritas Pusat untuk Tipikor 82 Evaluasi pelaksanaan fungsi Otoritas Kementerian Hukum Kejaksaan Republik TeridentifIkasi kendala yang Laporan hasil evaluasi dan

Pusat (Central AuthorityCAl dan Hak Asasi Manusia Indonesia Kepolisian rekomendasi tentang Otoritas Pusat Negara Republik

dihadapi dalam pelaksanaan dalam menjalankan fungsinya yang

Indonesia Kementerian fungsi Otoritas Pusat

mencakup Luar Negeri Komisi

(Central AuthorityCAl 1 analisa regulasi

Pemberantasan 2 analisa Sumber Daya Manusia Korupsi Pusat (SDM) Pelaporan dan Analisis 3 analisa hubungan kelembagaan TransaksiKeuangan

83 Pembentukan Perjanjian bilateral Bantuan Kementerian Hukum 1 Daftar prioritas negara-negaraTimbal BalikMutual Legal Assistance

Kejaksaan Republik Teridentiftkasinya negarashydan Hak Asasi Manusia yang akan dilakukan keIjasama

(MLA) dengan negara-negara prioritas Indonesia Kepolisian negara prioritas yang akan

bilateral Bantuan TimbalNegara Republik dilakukan peIjanjianterkait kasus tipikor BalikMutual Legal Assistance

Luar Negeri Komisi Indonesia Kementerian bilateral Bantuan Timbal

(MLA) Pemberantasan

BalikMutual Legal Assistance (MLA) 2 Laporan status upaya keIjasama

Korupsi Pusat bilateral Bantuan Timbal Pelaporan dan Analisis BalikMutual Legal Assistance TransaksiKeuangan (MLA) dengan negara-negara

prioritas

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 50: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAIT KRlTERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN No 1 2 43 5

Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi

84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan

Kejaksaan Republik dan Hak Asasi Manusia website Rupbasan atas pelaksanaan

dan rampasan Indonesia Kepolisian dan transparansi

fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia Komisi Negara Republik pengelolaan aset oleh

Rumah Penyimpanan Benda lain memuat informasi data barang Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi jumlah jenis estimasi nilai waktu

mulai dikelola kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan)

85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan

Adanya akurasi danKementerian Hukum Republik Indonesia setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari

rampasan dan Hak Asasi Manusia kekinian data terkait barang

Kejaksaan Republik Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia

sitaan dan rampasan yang disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya

disimpan di Rupbasan atau di tempat penitipan atau penyimpanan barang sitaan lain

- I

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 51: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48 shy

No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT

3

KRlTERlA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

51 2 86 Akuntabilitas pengelolaan barang

sitaanbukti di Kepolisian Negara Repu blik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Keuangan Kejaksaan Republik Indonesia

Adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik

Berkurangnya kejadian penurunan nilai aset yang disita

1 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait prosedur pengelolaan barang buktisitaan termasuk a pembentukan unit dan

penunjukan petugas pelaksana b mekanisme pendataan

penyimpanan dan pemeliharaan

c tempat penyimpanan barang bukti sitaan yang memadai

2 Pendataan barang sitaanbukti Kepolisian Negara Republik Indonesia

87 Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan barang sitaan

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kemenko Politik Hukumdan Keamanan Kejaksaan Republik Indonesia

Laporan bulanan pelaksanaan surat edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan Polisi untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulitmahal untuk dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan dengan berkoordinasi lebih dulu dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 52: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-AKSI

No

88

89

90

t

Optimalisasi pengembalian dan pemanfaatan aset sitaan dan rnmpasan

Optirnalisasi peran Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)

Optimalisasi pengembalianjpenggantian uang negara yang dikorupsi

PENANGGUNGJAWAB

2 Kejaksaan Republik Indonesia

Kementerlan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejaksaan Republik Indonesia

49 shy

INSTANSI TERKAIT

3

Kemenko Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Kejaksaan Republik Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kementerlan Keuangan

KRITERIA KEBERHASlLAN

4

Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan

Tersedianya Rupbasan yang ideal

Meningkatnya jumlah pengembalian uang negara yang dikorupsi

UKURAN KEBERHASILAN

5

1 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung terkait penentuan barang rnmpasan yang akan digunakan sendiri atau dimusnahkan (terutama agar sebagian barang yang selama ini dimusnahkan dapat dimanfaatkan oleh negara)

2 Diterbitkannya surat edaran Jaksa Agung yang mewajibkan jaksa untuk segera menjual barang sitaan yang mudah rusak dan sulit (termasuk mahal) dikelola untuk mengurangi resiko penurunan nilai barang sitaan

3 Laporan pelaksanaan surat edaran

Terbangunnya satu percontohan Rupbasan yang ideal sedikitnya mencakup a Infrastuktur b Manajemen pengelolaan c SDM

Tersetorkannya minimal 80 uang pengganti dati perkara tindak pidana korupsi yang diputus oleh pengadilan (inkcraht) ke kas negara (khusus untuk kasus yang penyidikannya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 53: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASILAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5 dilakukan Kejaksaan Republik Indonesia)

91 Audit aset sitaan hasil korupsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Kepolisian Negara Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia

Menguatnya upaya dalam pengelolaan aset

Tedaksananya audit dan pendataan barang sitaan dan rampasan yang dikelola Rupbasan dan tempat penyimpanan barang bukti Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia untuk mendapatkan data mutakhir setidaknya tentang 1 jenis jumlah kepemilikan usia

dan kondisi barang yang dikelola 2 status penegakan hukum terkait

barang tersebut 3 estiroasinilainya 4 rekomendasi tindakan yang akan

diambil terhadap barang yang ada (misalnya barang yang sudah rusak statusnya tidak jelas)

5 rekomendasi perbaikan sistem penegakan hukum pidana dan administratif (jika ditemukan pelanggaran serius)

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 54: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

51 shy

AKSI PENANGGUNGJAWAB INSTANSI TERKAlT No 1 2 3

92 Peniogkatan transparansi pengeloIaan Kepolisian Negara Kementerian Keuanganaset sitaan RepubJiklndonesia

93 Peningkatan transparansi pengelolaan Kejaksaan Republik Kementerian Keuanganaset sitaan dan rampasan Indonesia

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN

5

Meningkatnya akuntabilitas

4 1 TerpubJikasi secara reguler dalam

pengeloIaan aset sitaan situs Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait pelaksanaan fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat informasi data barang sitaan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyeIamatkan barang sitaan)

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

1 TerpubJikasi secara reguler dalam pengelolaan aset sitaan dan Meningkatnya akuntabilitas

situs Kejaksaan Republik rampasan Indonesia terkait pelaksanaan

fungsi pengembalian aset yang antara lain memuat a Data barang sitaan dan

rampasan yang dikelola (termasuk nilainya kondisinya dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaanlI

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 55: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA

52 shy

No AKSI

1

PENANGGUNG JAWAB

2

INSTANSI TERKAIT

3

KRITERIA KEBERHASJLAN

4

UKURAN KEBERHASILAN

5

b Jumlah uang pengganti yang seharusnya dibayarkan terpidana setiap tahunnya serta upaya eksekusi yang telah dilakukan

c Aset yang akan dilelang estiLnasinilainya LeDlbaga penilai waktu dan teDlpat pelaksanaan lelang nilai riil yang diterirria peDlenang lelang jumlah uang yang telah disetor ke negara dll

d Jangka waktu pelaksanaan tugas terkait (kapan putusan inkracht kapan baranguang pengganti dieksekusi kapan uang hasillelang rampasan disetor ke kas negara

2 Digunakannya rekening tunggal untuk menyimpan uang hasil sitaan dan hasil penjualan barang sitaan

94 Evaluasi pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Republik

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Kejaksaan Republik Indonesia Kementerian KeuanganMahkamah

Teridentiflkasinya hambatan-haDlbatan eksekusiuangpengganti

7

Hasil evaluasi dan rekomendasi mengenai pelaksanaan eksekusi Uang Pengganti dan Penjara Pengganti yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 56: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

53 shy

UKURAN KEBERHASILANKRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI ~STANSITE~TPENANGGUNG JAWAB 54

dilakukan oleh Kejaksaan Republik 1 32

Agung Kementerian Indonesia IndonesiaHukum dan Hak Asasi

Manusia

1 Adanya daftar Terpidana KorupsiTerlaksananya pertukaran95 Kementerian AgrariaOptimalisasi Uang Pengganti melalui Kejaksaan Republik yang beluro melunasi Uangdata dan inforrnasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia dan Tata Ruang Pengganti dan beluIDKejaksaan RepublikBadan Pertanahan roelaksanakan Penjara PenggantiIndonesia dengan instansiNasional Bank 2 Penyerahan daftar minimal 100terkaitIndonesia Otoritas Terpidana Korupsi yang belum

Jasa Keuangan melunasi Uang Pengganti kepadaKeroenterian Hukuro Kementerian Agraria dan Tatadan Hak Asasi Manusia

RuangBadan Pertanahan Nasional Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna dilakukan penelusuran aset terpidana tersebut oleh masingshymasing instansi terkait

3 Terlaksananya 50 eksekusi uang pengganti berdasarkan data dan inforrnasi dari instansi terkait di atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11

Page 57: Inpres 7 Thn 2015_aksi Ppk 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54 shy

UKURAN KEBERHASILAN KRITERIA KEBERHASILAN No

AKSI INSTANSITERKAITPENANGGUNG JAWAB 54

Tersedianya data hak atas tanah milik 1 2 3

Terlaksananya pertukaran96 Optimalisasi Uang Pengganti melalui Kementerian Agraria Kejaksaan Republik Terpidana Korupsi yang belumdata dan informasi antaraeksekusi aset terpidana kasus korupsi Indonesia Mahkamahdan Tata Ruang melunasi Uang PenggantiKementerian Agraria dan Nasional Badan Pertanahan AgungKementerian

Tata RuangBadan Manusia Hukum dan HakAsasi

Pertanahan Nasional dengan Kejaksaan Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd Salinan sesuai dengan aslinya

JOKOWIDODOSEKRETARIAT KABINET RI D~ anangPolitikHukum ~~~~tvJshy

~

11