Inovasi Tugas Land.pendidikan

9
 LANDASAN PENDIDIKAN INOV A SI PENDIDIKAN DISUSUN OLEH: S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSIT AS NEGERI SURABA Y A 2012  NAMA : FA JAR RISMANTORO  NIM : 11551 4045 KELAS : PTE C

description

Inovasi pendidikan

Transcript of Inovasi Tugas Land.pendidikan

LANDASAN PENDIDIKANINOVASI PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH:NAMA: FAJAR RISMANTORONIM: 115514045KELAS: PTE C

s1 pendidikan teknik elektrofakultas teknikuniversitas negeri surabaya2012KATA PENGANTARDengan rahmat Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyanyang yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga Makalah Tugas Landasan Pendidikan tentang Inovasi Baru telah terwujud dan selesai sesuai harapan. Semoga dapat terjadi perubahan pendidikan di negeri ini sesuai dengan apa yang kita semua harapkan.Serta saya selaku mahasiswa berterimakasih kepada ibu Ibu Sri Joeda Andjani, Dr., M. Kes. selaku dosen Landasan Pendidikan atas semua pendidikan yang telah beliau ajarkan kepada saya, sehingga saya dapat lebih mengerti tentang hakekat sebenarnya pendidikan dan landasan pendidikan itu sendiri yang merupakan mata kuliah. Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amiin.

LATAR BELAKANGDengan rahmat Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyanyang, yang telah memberikan rahmatNya sehingga makalah tugas landasan pendidikan tentang inovasi dapat tewujud.Pendidikan di negeri kita yaitu Indonesia ini semakin melemah dan harus banyak metode dan sistem yang harus dirubah maupun diperbarui, sehingga dapat terjadi suatu proses pendidikan yang akurat untuk generasi masa depan, sehingga generasi masa depan dapat merasakan pendidikan yang bermutu dan tidak hanya sekedar mencari ijazah. Pendidikan merupakan senjata utama manusia agar dapat bersaing dalam hal positif, sehingga manusia dapat lebih berkembang.

PENDAHULUANPada hakekatnya pendidikan merupakan investasi yang paling strategis dalam proses pembangunan nasional, karena terkait langsung dengan penyediaan sumber daya manusia (SDM) berkualitas sebagai penggerak utama pembangunan. Selain itu, pendidikan juga merupakan ujung tombak dalam perwujudan nation and character building.Pendidikan merupakan elemen penting dari kehidupan seseorang dan merupakan aspek strategis bagi suatu negara. Sifat pendidikan adalah kompleks, dinamis, dan kontekstual. Oleh karena itu pendidikan bukanlah hal yang mudah atau sederhana untuk dibahas. Kompleksitas pendidikan ini mengambarkan bahwa pendidikan itu adalah sebuah upaya yang serius karena pendidikan melibatkan aspek kognitif, afekif, dan keterampilan yang akan membentuk diri seseorang secara keseluruhan menjadi manusia seutuhnya.Dalam arti luas, pendidikan merupakan proses pembudayaan anak untuk dibentuk sesuai potensi belajar yang dimilikinya dengan tujuan supaya menjadi anggota penuh dari masyarakat yang dapat menghayati dan mengamalkan potensinya baik secara individu maupun bersama-sama dengan anggota lainnya. Dalam arti praktis, pendidikan dapat diartikan sebagai proses penyampaian kebudayaan atau proses pembudayaan yang bertujuan menjadikan anak memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai, serta pola prilaku tertentu. Mengacu pemahaman arti luas dan juga arti praktis, pendidikan itu bertujuan untuk mentransformasikan budaya, baik pendidikan di rumah tangga (keluarga), di masyarakat, maupun di sekolah, yang menunjukkan apa yang baik di masyarakat. Tujuan pendidikan pada semua jenjang dan jenis satuan pendidikan haruslah memuat ilmu dan pengetahuan yang akan dicapai, bersifat aspiratif yaitu mengembangkan inisiatif atau yang menerapkan sikap demokratis, menjunjung tinggi norma dan nilai serta pandangan hidup yang berlaku di tengah masyarakat. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajuan bangsa. Proses pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.Berdasarkan UUD RI 1945 pasal 31 tentang pendidikan menjelaskan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. Pada pasal 34 juga menjelaskan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Bila kita menilik pada UU nomor 20 tahun 2003 pasal 5 ayat 1 menetapkan setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Selanjutnya pada 34 juga dijelaskan wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.Ironisnya apabila kita melihat realita di lapangan program wajib belajar sembilan tahun masih belum mencapai hasil yang maksimal. Dengan terbangkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetensi di era global.Hal ini masih menjadi problematika serta merupakan tanggung jawab negara untuk mencari benang merahnya. Oleh karena itu, masih banyak ditemukan anak usia sekolah (usia 6-18 tahun) yang seharusnya berada di sekolah mengikuti proses pembelajaran dalam rangka menambah ilmu pengetahuan, tapi mereka harus di jalanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut hasil penelitian di 12 kota besar yang dilakukan kementrian pemberdayaan perempuan, jumlah anak jalanan tahun 2003 sebanyak 147.000 orang. Dari data tersebut terungkap, sebanyak 60% putus sekolah, 40% masih sekolah. Sedangkan sebanyak 18% adalah anak jalanan perempuan yang berisiko terhadap kekerasan seksual.Disamping fenomena diatas, rendahnya pengetahuan mereka akan pentingnya pendidikan juga merupakan suatu penyebab kurangnya kesadaran dalam mengikuti dan melaksanakan pendidikan. Dengan kata lain sebagian masyarakat belum menyadari bahwa pendidikan sebagai investasi jangka panjang bagi keluarga, masyarakat, dan negara. Mereka beranggapan dengan berada di jalanan dan mendapatkan uang adalah sesuatu yang berharga bila dibandingkan harus mengikuti proses belajar pembelajaran di sekolah yang dapat merubah kehidupannya kearah yang lebih baik pada masa yang akan datang. Untuk keluar dari berbagai problematika tersebut, maka diperlukan semacam pendekatan kepada mereka. Salah satu strategi pendekatan yang mungkin dapat dilakukan adalah pemberian bimbingan kelompok kepada anak jalanan tersebut. Bimbingan kelompok berguna untuk membantu anak jalanan menemukan dirinya sendiri, mengarahkan diri dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Disamping itu pemberian bimbingan kelompok juga memberikan kesempatan kepada anak jalanan untuk belajar hal-hal penting yang berguna bagi pengarahan dirinya yang berkaitan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial. Dengan adanya pemberian bimbingan kelompok kepada anak jalanan diharapkan dapat merubah paradigma anak jalanan untuk kembali melanjutkan pendidikannya agar terciptanya pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pokok Pembahasan Pendidikan di Indonesia sekarang,Serta permasalahan pendidikan di indonesia sekarang. Inovasi baru pendidikan yang bisa diterapkan.

Pendidikan indonesia sekarangHak pendidikan anak jalanan sekarang terlupakan, pengamen pengemis anak bukan pemandangan baru di kota-kota besar. Ada yang merasa kasihan dan prihatin, dan tidak sedikit pula yang sinis dan tak peduli. Anak jalanan dianggap sebagai sampah yang berjalan di perempatan-perempatan kota, karena keberadaannya dirasa mengganggu pemandangan. Bahkan ada tindakan represif yang masih dilakukan pihak berwajib, menangkap dan membawa secara paksa ke dinas sosial setempat. Banyak juga yang mendapatkan pelecehan seksual di jalanan. Anak jalanan seakan menjadi buronan melebihi para koruptor yang harus diseret di tengah-tengah keramaian kota. Padahal sebenarnya mereka hanya membutuhkan pendidikan berkelanjutan yang gratis dan aman dari segala bentuk kekerasan.Problem paradigma berpikir karena cemoohan sebagai anak jalanan yang kemudian mendarah daging dalam benak tiap anak menjadi penyebab mereka tak ingin lagi bersekolah. Mereka tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif. Kasus-kasus kekerasan yang dialami oleh anak jalanan hingga terungkap ke publik hanyalah sebuah fenomena sekilas dari kasus-kasus kekerasan yang sebenarnya sering terjadi di dalam kehidupan anak-anak jalanan. Oleh karena itu, tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan bahwa anak jalanan senantiasa berada dalam situasi yang mengancam perkembangan fisik, mental dan sosial bahkan nyawa mereka. Pandangan dominan masyarakat masih memvonis anak jalanan sebagai "anak liar", "kotor" "biang keributan", dan "pelaku kriminal". Adanya stigmatisasi ini tentu saja akan melahirkan tindakan-tindakan yang penuh prasangka dan cenderung akan mengesahkan jalan kekerasan di dalam menghadapi anak jalanan. Seandainya-pun terjadi berbagai bentuk kekerasan yang keji dan tidak manusiawi atau sampai menghilangkan nyawa, peristiwa tersebut belum tentu menjadi kegelisahan dan menggelitik hati nurani publik. Atau bisa jadi ada pihak yang justru mensyukuri dan menilai bahwa peristiwa tersebut memang layak diterima oleh anak-anak jalanan. Hidup menjadi anak jalanan bukanlah merupakan harapan dan cita-cita seorang anak. Tidak ada seorang anakpun yang dilahirkan bercita-cita menjadi anak jalanan. Anak merupakan bagian dari komunitas seluruh manusia di muka bumi. Tanpa terkecuali anak jalanan. Mereka bukan binatang, sampah, atau kotoran yang menjijikkan. Anak jalanan juga manusia yang mempunyai rasa dan hati. Dikejar-kejar, ditangkp, diboyong ke truk secara paksa, diinterogasi bersama-sama dengan preman, pencuri, perampok, bahkan pembunuh tanpa memikirkan bagaimana cara hak-hak mereka bisa terpenuhi. Usaha-usaha represif haruslah dihindari dan menjadi cara terakhir dalam menertibkan anak jalanan. Cara tersebut sangat tidak baik bagi perkembangan mental anak. Pencegahan merupakan cara yang terbaik dalam mengatasi anak jalanan. Apabila faktor-faktor yang menyebabkan mereka turun ke jalanan dapat diminimalisir maka bukan tidak mungkin pula aktifitas anak jalanan dapat berkurang.

Peran Pemerintah-masyarakat Mengingat meningkatnya jumlah anak jalanan dari tahun ke tahun tentulah menuntut kita sebagai manusia ber-ideologi Pancasila untuk menemukan solusinya. Tentu saja solusi yang dimaksud adalah suatu solusi yang manusiawi dan baik bagi mereka bukan saja semata-mata baik bagi kita atau pemerintah!.Namun, masalah anak jalanan ini tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah dalam memberantasnya. Sebagai bagian dari realitas sosial, dukungan masyarakat juga sangat dibutuhkan disini. Peranan pranata sosial seperti keluarga, organisasi pemuda dan masyarakat, maupun LSM yang bergerak di bidang sosial sangat dibutuhkan disini. Dengan bersinerginya berbagai komponen ini, maka komunitas mereka bisa diminimalisir sehingga mereka tidak perlu lagi berpikiran untuk melakukan kegiatan ekonomi dijalanan lagi. Anak-anak ini bisa mengenyam pendidikan, memperoleh pengetahuan tentang etika dan moral yang nantinya akan melahirkan generasi yang berkualitas dan beradab.Mahasiswa sebagai generasi muda terdidik dapat menjadi salah satu komponen yang dapat mengupayakan penghapusan fenomena anak jalanan ini. Dengan kemampuan intelektual yang telah terasah, mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilannya untuk memberikan pelatihan dan pendidikan kepada anak jalanan ini. Tidak ada alasan bagi mahasiswa untuk mengabaikan tugas ini, karena mahasiswa juga memiliki tanggungjawab sosial bagi masyarakatnya sebagaimana yang tercantum dalam salah satu point dalam Tri Dharma dari perguruan tinggi, yaitu bakti kepada masyarakat. Menghapus stigmatisasi anak jalanan sebagai orang buangan menjadi sangat penting. Patut disadari bahwa anak-anak jalanan adalah korban baik sebagai korban di dalam keluarga, komunitas jalanan, dan korban pembangunan. Untuk itu kampanye perlindungan terhadap anak jalanan perlu dilakukan secara terus menerus setidaknya untuk mendorong pihak-pihak di luar anak jalanan agar menghentikan aksi-aksi kekerasan dan memberi ruang pendidikan agar pepatah gantungkanlah cita-citamu setinggi langit dapat berlaku juga bagi mereka.

Inovasi Pendidikan Yang Bisa DiterapkanMenghadapi dunia globalisasi yang sedang melanda negeri ini dapat menjadikan budaya asing mudah sekali masuk, baik positif maupun negatif. Maka dari itu untuk menghadapi dunia seperti itu pendidikan di negeri ini harus menerapkan Metode Modernisasi Yang Positif, sehingga walaupun budaya kita dimasuki maupun terpengaruh budaya asing yang terkesan sebagai budaya modern, haruslah kita dapat beradaptasi sehingga tidak ketinggalan arus globalisasinya, akan tetapi budaya yang dapat kita terima haruslah dipikirkan masak-masak serta berpedoman pada agama serta tidak meninggalkan budaya asli kita yaitu budaya timur atau budaya asia, agar dapat berjalan dengan baik. Haruslah diadakan pendidikan yang tidak hanya pendidikan berkarakter seperti yang dicanangkan pemerintah saat ini, melainkan diikut sertakan pendidikan akhlak. Hal tersebut tidaklah sulit karena pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang berakal dan berakhlak, sehingga mudah untuk dapat dicanangkan untuk semua kalangan baik anak jalanan sampai anak perguruan tinggi.Sering kali pemikiran di negeri ini adalah untuk memajukan kepentingan bangsa sehingga terlupakan masalah pendidikan yang kurang untuk kalangan anak jalanan, jadi inovasi yang harus dibuat untuk saat ini adalah kebangkitan pendidikan nasional. Dengan inovasi tersebut anak-anak tidak harus dipaksakan untuk bisa maju terlebih dahulu melainkan agar anak-anak khususnya menengah kebawah yang berekonomi rendah mendapatkan motivasi untuk bangkit dan mau untuk bersekolah agar dapat mengejar cita-citanya dan tidak merasa terpojokan akan keadaan kota-kota besar sehingga kemiskinan akan pendidikan, kekerasaan dijalanan, serta beberapa masalah yang ada di jalanan dapat teratasi dengan sendirinya. Hal ini dapat terlaksana tidak hanya dari pihak pemerintah saja yang harus melaksanakan melainkan dari berbagai pihak yaitu masyarakat sebagai objek, dan mahasiswa yang merupakan agen perubahan di negeri ini.Dalam sistem ini dalam membangkitkan dan memberi motivasi kepada anak jalanan sebaiknya sangatlah penting untuk para mahasiswa, selain mahasiswa melakukan pengajaran sekaligus mahasiswa dapat meniliti berbagai metode yang cocok untuk diterapkan. Bila perlu ini dijadikan tugas yang diberikan oleh pihak universitas agar mahasiswa dapat terjun langsung dijalanan untuk melatih skill mahasiswa itu tersendiri.Dengan peran mahasiswa tersebut pendidikan anak jalanan akan terus berlangsung dengan sendirinya dengan adanya mahasiswa baru setiap tahunnya, serta tidak adanya kendala biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah, karena modal ataupun kendala biaya pendidikan di negeri ini yang sering bahkan hambatan utamanya.

Daftar Pustaka file:///F:/Land.Pendidikan/Meningkatkan_Kesadaran_Anak_Jalanan_Melaksanakan_Pendidikan_Melalui_Pendekatan_Bimbingan_Kelompok_.htm file:///F:/Land.Pendidikan/Kebangkitan%20Nasional%20-%20Pendidikan%20Bagi%20Pemuda%20Harapan%20Bangsa.htm file:///F:/Land.Pendidikan/inovasi%20anak%20bangsa%20menuju%20kemandirian%20nasional%20_%20Ino%20Putro.htm file:///F:/Land.Pendidikan/Hak%20Pendidikan%20Anak%20Jalanan%20Terlupakan%20-%20Harian%20Analisa.htm