Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

93
Inovasi Baru Teknis Budidaya Cabai Merah dan BawangMerah Dr. Liferdi L, SP. MSi. Dr. Bagus Kukuh Udiarto, MS

Transcript of Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Page 1: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Inovasi Baru Teknis Budidaya Cabai Merah dan BawangMerah

Dr. Liferdi L, SP. MSi.Dr. Bagus Kukuh Udiarto, MS

Page 2: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Instruksi PresidenPada Renaksi Bukitinggi

Program Kementan Pengembangan 7 Komoditas Unggulan : PadiTebuJagung KedelaiSapiCabai Merah Bawang Merah

Page 3: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Inovasi Baru Teknis Budidaya Cabai Merah

Page 4: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

VARIETAS UNGGUL CABAI MERAH

•Lingga•Ciko

•Tanjung 1 dan 2•Lembang 1

•Kencana

Page 5: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

VV VUB Cabai Merah Besar

Umur Panen : 88 – 95 HSTPotensi Hasil : + 16,1 ton/ha Kunggulan : Beradaptasi dengan baik pada dataran medium musim kemarau basah

Umur Panen : 81 – 84 HST Potensi Hasil : + 20.5 ton/ha Kunggulan : Beradaptasi dengan baik pada dataran medium

1. Varietas Lingga

2. Varietas Ciko

Page 6: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Cabai

• Produksi per hektar 18 ton• Umur mulai panen 58 hst• Toleran terhadap hama penghisap daun

• Produksi per hektar 6-19,9 ton• Umur mulai panen 58 hst• Agak toleran thd penyakit antraknose

Page 7: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

VUB Cabai Merah Keriting

BALITSA

• Produksi per ha 9 ton• Umur panen 63 hst• Beradaptasi baik di dataran

rendah• Ketersediaan benih penjenis :

12,4 kg

Umur Panen : 95 – 98 HST Potensi Hasil : + 18.4 ton/ha Kunggulan : Beradaptasi dengan baik Pada dataran medium

Varietas Kencana

Page 8: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Teknik Bercocok Tanam Varietas Tahan

Pengendalian.Biologi

Pengendalian Kimiawi

P H T Ramah

Lingkungan

TEKNOLOGI BUDIDAYA CABAI (Ramah Lingkungan)

Pengendalan Fisik(Barier/Perangkap)

Page 9: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Isolasi Dipersemaian dengan Penggunaan Sungkup Dinding : Kain SifonAtap : Plastik UV transvaran

Page 10: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Pemanfaatan Indozer Daun Bunga Pagoda Untuk Ketahanan Cabai thd Virus Kuning

250 gr daun + 1 lt Buffer Phosfat pH 7 1 lt rendaman +

15 gr Kaburendum Disemprotlan di Pesemaian Cabai ( 20 HSS)

Page 11: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

3.Pemupukan Kimia Berimbang

-

- Ppk dasar : K.sapi(domba) 30-40 ton/ha + TSP (200-225 kg/ha) - Ppk susulan: - Urea ( 100-150 kg/ha ) - ZA ( 300-400 kg/ha ) - KCl ( 150-200 kg/ha ) - Diberikan (3x); 3, 6, 9 MST-Tmp.sari : Ppk.Dasar, NPK (700 kg/ha),bersamaan dgn ppk.kandang Ppk.Susulan,NPK (2 gr/l,vol.semprot 400 l/ha) Dimulai 6 HST, diulang 10 hr sekali

Page 12: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

3.Pemupukan Semi Organik

- P

- Pembuatan Pupuk Urin Kelinci/Sapi :

1. EM 4 (0,5 liter) + gula (100 gr) dibiarkan selama 2 hari

2. Urin kelinci/sapi (20 liter) + EM 4 Yang mengandung gula 3. Masukan airator kedalam proses fermentasi urin (2-3 minggu)- Aplikasi : Ppk.Dasar ; Ppk.kandang Sapi (30-40 /ha) disemprot urinkelinci

(500 ml/15 lt) + NPK (700 kg/ha). Ppk.Susulan ; Dikocor dengan urin kelinci/sapi (500ml/15lt) dengan dosis (250ml/tanaman) Dimulai 6 HST, diulang 10 hr sekali

Page 13: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

1. Modifikasi lingkungan

No. pH tanah asalKebutuhan kapur

(ton/ha)

1. 5,50 5,80

2. 5,00 7,80

3. 4,50 10,70

4. 4,00 13,00

Daftar kebutuhan kapur, jika pH tanah < 6

Page 14: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Penggunaan Mulsa Plastik

- Menekan gulma inang virus- Menekan populasi Vektornya

- Menekan gulma inang virus- Menekan populasi Vektornya- Menjaga kelembaban tanah

Page 15: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

PEMANFAATAN BORDER JAGUNG

• Jagung ditanam 3 – 4 minggu sebelum tanam cabai • Jagung ditanam sebanyak 5-6 baris secara zigzag• Jarak antara border jagung dengan cabai 1 m.

Page 16: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Penggunaan perangkap

Perangkap Lalatbuah

• Perangkap Kutukebul dan Aphid

feromon seks perangkap penggerek buah cabai, Helicoverpa armigera

Perangkap Thrips

Page 17: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Harmonia sp. Curinus sp. Coelphora sp. P. fuscipes Condylastylus sp.

M. sexmaculatus C.tranversalis V. lineata V. discolor

Predator Penting B. tabaci, Thrips sp dan Kutudaun

Page 18: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Larva Epilakna sp (Coccinelidae Hama)

Larva Verania sp (Coccinelidae

Predator)

Page 19: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Parasitoid

Page 20: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Parasitoid dari Ordo Hemyptera Hasil Eksplorasi

Imago Eretmocerus mundus (Aphelinidae) Tarsi 5 ruas

Page 21: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Parasitoid dari Ordo Hemyptera Hasil Eksplorasi

Imago Encarsia formosa(Aphelinidae) Tarsi 5 ruas

Page 22: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Konsentrasi5 – 10 ekor / Liter air

Page 23: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

PEMBUATAN INSEKTISIDA NABATI

PESTISIDA AGONAL• Bahan : Daun Mimba 8 kg

Lengkuas 6 kg

Serai 6 kg

Diterjen 20 gr

Air 20 l

• Cara Membuat : Daun mimba, lengkuas dan serai di tumbuk atau

dihaluskan. Seluruh bahan lalu direndam dalam 20 l air selama sehari semalam (24 jam). Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Larutan hasil penyaringan diencerkan kembali dengan 600 l air. Larutan sebanyak itu dapat digunakan untuk lahan seluas 1 ha.

Page 24: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

PEMBUATAN INSEKTISIDA NABATI

PESTISIDA AGONAL PLUS• Bahan : Daun Mimba 8 kg

Lengkuas 6 kg

Serai 6 kg

Urin Kelinci/sapi sudah difermentasi (10 lt)

Air 10 l

• Cara Membuat : Daun mimba, lengkuas dan serai di tumbuk atau

dihaluskan. Seluruh bahan lalu direndam dalam 10 l air selama sehari semalam (24 jam). Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Larutan hasil penyaringan ditambah dengan 10 liter urin kelinci/sapi yang telah difermentasi. Konsentrasi penyemprotan 250 ml larutan / 15 lt air (1gelas aqua/tangki) .

Page 25: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Fungisida dengan kode cara kerja di luar M1 s.d. M9

Fungisida dengan kode cara kerja M1 s.d. M9

Penyemprotan Pestisida Kimia• Waktu penyemprotan : sore hari (jam 16.00)

• pH air : 4,5 – 5 (menurunkan pH air dengan Biosoft atau Asam Nitrat)

• Tidak boleh dicampur dengan pupuk daun

Page 26: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Beberapa Jenis Insektisida untuk Mengendalikan

Hama-hama penting Tanaman Cabai Hama Insektisida yang dianjurkan

Thrips ,Thrips parvispinus

Diafentiuron (Pegasus 500 EC); Fipronil (Regent 50 SC); Imidaklorpid (Confidor 200 SC); Merkaptodimetur (Mesurol 50 WP) dan Dimetoat (Perfektion 400 EC). Piraklofos (Voltage 560 EC), Kartap hidroklorida (Padan 50 SP), Abamectin (Agrimec 18 EC)

Kutudaun persik , Myzus persicae Sulz

Dimetoat (Perfektion 400 EC), Permetrin (Pounce 20 EC), Sipermetrin (Arrivo 30 EC) dan Pirimicarb (Pirimor 50 WP), (Buldok 25 EC), Imidaklorpid (Confidor 200 LC), Fipronil (Regent 50 EC)

Tungau teh kuning, Polyphagotarsonemus latus

Akarisida Etion (Merothion 500 EC), Klofentezin (Apollo 500 EC), Pyridaben (Makari 150 EC) dan Abamectin (Agrimec 18 EC), Abamectin (Mitigate 18 EC)

Page 27: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Beberapa Jenis Insektisida untuk Mengendalikan

Hama-hama penting Tanaman Cabai Hama Insektisida yang dianjurkan

Kutu Kebul , Bemisia tabaci Genn.

Imidaclorpid (Confidor 200 SL), Bifenthrin (Talstar 25 EC), Buprofezin (Applaud 100 EC), Fenpropathrin ((Meothrin 50 EC), Endosulphan (Termisidin 350 EC), Amitraz (Mitac 200 EC), Deltamethrin (Decis 2.5 EC), Permethrin (Corsair

100 EC) dan Asefat (Orthane 75 SP) Wereng kapas, Empoasca lybica de Bergevin & Zanon

Flufenoksuron (Cascade 50 EC), Imidaklorpid (Confidor 200 SL), Metidation (Supracide 25 WP),

Bifentrin (Talstar 25 EC) Lalat pengorok daun, Liriomyza huidobrensis

Blancard

Cyromazine (Trigard 50 WP), Abamectin (Agrimec 18 EC) Karbosulfan (Marshall 200 EC), Spinosas (Success 120 SC), Kartap hidroklorida (Padan 50 SP), Betasiflutrin (Buldok 40 EC)

Page 28: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Beberapa Jenis Insektisida untuk Mengendalikan

Hama-hama penting Tanaman Cabai Hama Insektisida yang dianjurkan

Ulat Buah Tomat Helicoverpa armigera Hubn.

Amamate (Proclaim 5 SG), Deltamethrin (Decis 2.5 EC), Spinosad Success 120 SC)

Lalat Buah, Bactrocera dorsalis

Metil Eugenol (Petrogenol 800 L), Metidation (Supracide 40EC), Betasiflutrin (Buldok 25 EC), Profenofos (Curacron 500 EC), Deltamethrin (Decis 2,5 EC)

Page 29: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Inovasi Baru Teknis Budidaya BawangMerah

Page 30: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

No Varietas Pengusul Tahun 1 Bima brebes Balitsa Lembang 1984

2 Medan Balitsa Lembang 1984

3 Keling Balitsa Lembang 1984

4 Maja Cipanas Balitsa Lembang 1984

5 Bauji BPTP Jatim 2000

6 Superphilip BPTP Jatim 2000

7 Keramat 1 Balitsa Lembang 2001

8 Keramat 2 Balitsa Lembang 2001

9 Kuning Balitsa Lembang 2001

12 Batu Ijo BPTP Jatim 2004

Varietas bawang merah

Page 31: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

No Varietas Pengusul Tahun13 Palasa Diperta, BPTP Untad Sulteng 2004

14 Tinombo Diperta, BPTP Untad Sulteng 2004

16 Sembrani Balitsa Lembang 2007

17 Katumi Balitsa Lembang 2007

18 Manjung Diperta Jatim 2009

19 Lembah Palu Diperta Kota Palu 2011

20 Rubaru Diperta Sumenep, BPTP, BPSB 2011

21 Mentes Balitsa Lembang 2011

22 Pikatan Balitsa Lembang 2011

23 Trisula Balitsa Lembang 2011

24 Pancasona Balitsa Lembang 2011

Page 32: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

VARIETAS DATARAN RENDAH (BALITSA)

• Bima• Kuning• Pikatan• Katumi• Pancasona• Mentes

Page 33: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

BIMA

Potensi hasil : 16 t/haUmur panen : 56 hari

KUNING

Potensi hasil : 6 - 21,4 t/haUmur panen : 57 hari

PIKATAN

Umur Panen : 55 hari Potensi Hasil : 6.20 – 23.31 t/ha Keunggulan : Tahan simpan sampai 4 bulan

Page 34: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

KATUMI

Potensi hasil : 24 t/haUmur panen : 56 hari

PANCASONA

Umur Panen : 57 hari Potensi Hasil : 6.90 – 23.70 t/ha Keunggulan : Tahan simpan 3 – 4 bulan

Umur Panen : 58 hari Potensi Hasil : 7.10 – 27.58 t/ha Keunggulan : Tahan simpan 5 - 7 bulan

MENTES

Page 35: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Bima B Sembrani Maja C Trisula Katumi Mentes Manjung0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

18.2

3.5 4.4 4.3

15.819.5

8.9

Persentase Kematian Tanaman Bawang Merah di Lahan Gambut Palangka Raya

2 MST4 MST6 MST

Varietas Bawang Merah

Kem

atian

(%)]

Nop I Nop II Nop III Des I Des II Des III Jan I0

2

4

6

8

10

5

7

4

8 8

6 6

Hari Hujan Dasarian Nop 2013 - Jan 2014

Bulan dalam dasarian

Hari

huja

n

Page 36: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Varietas Maja, Sembrani dan Trisula ditanam di dataran tinggi

VARIETAS DATARAN TINGGI

DAN OFF SEASON (BALITSA)

• Maja

• Sembrani

• Trisula

Page 37: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

MAJA

Potensi hasil : 12 ton/haUmur panen : 62 hari

SEMBRANI

Potensi hasil : 9 – 24.4 t/haUmur panen : 58 hari

TRISULA

Umur Panen : 55 hari Potensi Hasil : 6.50 – 23.21 t/ha

Keunggulan : Tahan simpan 5 bln.

Page 38: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Varietas A. Panjang Gadua

Katumi 3.128 15.010 Maja 5.186 13.990 Bima Brebes 1.072 10.680 Sembrani 9.986 13.470 Kuning 12.5 13.250 Lokal A. Panjang 3.150 10.380

Berat umbi kering bersih (kg/ha) bawang merah di Alahan Panjang Kabupaten Solok dan di Nagari Gadua Kabupaten Padang Pariaman, 2012

Page 39: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

KLON KLON UNGGUL HARAPAN

Page 40: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

 Umur panen : 60 hari Produksi : 19 ton / ha Anakan : 5 – 7 umbi / rumpun  umbi : merah tua Keunggulan : umbi besar, produksi tinggi Keterangan : cocok untuk dataran rendah dan menengah

KLON KL-99 

Page 41: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

KLON KL- 68 

 Umur panen : 60 hari Produksi : 17 ton / ha Anakan : 8 – 13 umbi / rumpun  umbi : merah tua Keunggulan : anakan banyak, produksi tinggi Keterangan : cocok untuk DT.

Page 42: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

 Umur panen : 60 hari Produksi : 18 ton / ha Anakan : 7-10 umbi / rumpun  umbi : merah tua Keunggulan : produksi tinggi Keterangan : cocok untuk dataran rendah

KLON F1-60 

Page 43: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

U418

Page 44: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Thailand U418 Tiron

Klon terseleksi hasil persilangan

Page 45: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

B. Merah X B. Daun

Page 46: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

KUNING

B. Mrh X B. Daun

Page 47: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Hasil persilangan Bawang Merah X Bawang Daun

Page 48: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Teknik Bercocok Tanam Varietas Tahan

Pengendalian.Biologi

Pengendalian Kimiawi

P H T Ramah

Lingkungan

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH (Ramah Lingkungan)

Pengendalan Fisik(Barier/Perangkap)

Page 49: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

• Pengaturan pola tanam. Ditinjau dari segi pengendalian OPT pengaturan pola tanam bertujuan untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit di suatu wilayah atau area lahan tertentu. Oleh karena itu dalam pengaturan pola tanam harus diupayakan pergiliran tanaman dengan tanaman yang tidak berasal dari satu keluarga/ famili.

1. Modifikasi lingkungan

Page 50: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Budi daya Bawang Merah Usahatani bawang merah pada

musim hujan dapat dilakukan di lahan sawah dan lahan kering tetapi, sebaiknya dilakukan di lahan kering atau tegalan, di lokasi yang terbuka.

Ditanam di tanah Alluvial, Latosol cokelat, Andisol

Pada pH tanah < 5,5 perlu dilakukan pengapuran dengan Dolomit sebanyak 1,5 ton/ha.

Pengolahan lahan dilakukan secara manual dengan cangkul atau menggunakan traktor. Ukuran bedengan 1-1,2 meter dan panjang disesuaikan dengan keadaan lahan. 

Jarak antar bedengan 20-30 cm, dengan kedalaman parit 20-30 cm atau lebih.

Page 51: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Pupuk dasar : Pupuk kandang sapi (15-20 t/ha)

atau kotoran ayam (5-6 ton/ha) atau kompos (2,5-5 ton/ha).

Pupuk buatan TSP/SP-36 (120-200 kg/ha)

Pupuk kandang atau kompos dan pupuk buatan (TSP) disebar serta diaduk rata dengan tanah satu sampai tiga hari sebelum tanam.

Pupuk susulan : Urea (150-200 kg/ha), ZA (300-500

kg/ha) dan KCl (150-200 kg/ha). Pemupukan susulan I dilakukan

pada umur 10-15 hari setelah tanam dan susulan II pada waktu umur 1 bulan setelah tanam, masing-masing ½ dosis.

100 kg NPK(15-15-15) Mutiara diaplikasikan pada umur 3 minggu.

Page 52: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Pengairan Pengairan dilakukan setiap hari pada pagi hari

dan sore hari sampai tanaman tumbuh (1 minggu) dan selanjutnya disiram setiap pagi menggunakan gembor membasahi daun tanaman bawang merah. 

Untuk mempercepat penuaan umbi bawang setelah tanaman berumur > 55 hari dapat dilakukan penyiraman pada siang hari.

Penyiangan Penyiangan tanaman bawang merah dengan

cara manual dilakukan sesuai keadaan gulma di lapangan, yaitu antara satu sampai dua kali penyiangan, dan umumnya dilakukan sebelum aplikasi pemupukan.

Perbaikan bedengan/parit Setelah dilakukan penyiangan gulma

dilakukan dengan perbaikan bedengan dengan melakukan pemopokan/ pemeleman bedengan tanam pada saat tanaman umur 30-40 hari.

Page 53: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Alat Pengering dan Penyimpan Bawang Merah (In Store Drying) BBP Pascapanen

Page 54: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

In Store Drying Bawang Merah

Page 55: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Kondisi Rak Pengering

Page 56: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Komponen – komponen Teknologi PHT Bawang Merah 1. Budidaya tanaman sehat • Waktu tanam yang tepat Penanaman pada musim kemarau dapat menekan serangan A. Porii • Pergiliran tanaman Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan bawang – bawangan dapat menekan serangan A. Porii (Hikmat 2002) • Penggunaan varietas tahan Varietas Kuning, Bima dan Sumenep terhadap hama S. exigua, varietas Bauji tahan terhadap Alternaria porii (Baswarsiati dan Nurbanah 2001), varietas Bangkok toleran terhadap penyakit bercak ungu. • Pemilihan bibit Penggunaan bibit umbi yang berasal dari tanaman sehat, kompak (tidak keropos) tidak luka/kulit tidak terkelupas, warnanya mengkilat.

Page 57: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Jl. Ragunan no. 29 Jakarta Selatan

2.Sanitasi Pengambilan dan pemusnahan bagian dan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi.

3. Penyiraman Penyiraman yang baik, 1-2 kali tiap hari. Penyiraman dengan air (bersih) setelah turun hujan pada siang hari dilakukan untuk membersihkan konidia yang menempel pada tanaman bawang merah.

4. Pemasangan perangkap : Perangkap feromonoid seks dipasang sebanyak 50 buah/ha untuk menangkap ngengat S. exigua Perangkap likat warna kuning dapat digunakan untuk menekan serangan lalat pengorok daun L. chinensis, dipasang segera setelah tanaman bawang merah tumbuh. Jumlah perangkap yang dibutuhkan adalah sebanyak 40 buah/ ha. Perangkap likat warna putih atau biru untuk T. tabaci sebanyak 50 buah/ha.

Page 58: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

• Pemasangan perangkap lampu Perangkap lampu neon (TL 10 watt) dengan waktu nyala mulai pukul 18.00 sampai dengan 24.00 paling efisien dan efektif untuk menangkap imago dan menekan serangan S. exigua pada bawang merah. Daya penekanan terhadap tingkat kerusakan mencapai 74 – 81%.

Page 59: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx
Page 60: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

5. Pemanfaatan musuh alami • Parasitoid S. exigua

Eriborus sinicus : 10%, Diadegma sp., Chaprops sp., Euplectrus sp., Stenomesius japonicus., Microsplitis similes dan Peribaea sp. (Shepard et al. 1997) • Penggunaan SeNPV Persistensi Se-NPV berkisar antara 0 – 72 jam pada konsentrasi 8,0 x 1013PIBs/ml (Sutarya 1996). Mortalitas sebesar 100% terjadi pada hari ke sembilan setelah perlakuan. Penggunaan ekstrak kasar 15 larva S. exigua terinfeksi SeNPV/l air yang mengandung virus sebanyak 4,45 x 1010) PiBs/ml, efektif terhadap S. exigua

Penggunaan Jamur entomopatogen, Beauveria bassiana dan Metarrhizium spp

P

Page 61: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

5. Penggunaan sungkup Penggunaan sungkup kain kasa dapat menekan populasi telur dan larva serta intensitas kerusakan tanaman serta secara tidak langsung juga mampu meningkatkan jumlah anakan, tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah umbi bawang merah. Kelambu kasa plastik tahan sampai dengan 6 – 8 musim tanam.6. Pestisida kimia

Page 62: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

FEROMON-EXI• Diteliti dan dikembangkan di BB BIOGEN• Sudah dilisensikan, ijin komersial baru keluar Agustus

2013, CV. NUSAGRI• Aplikasinya: Perangkap ber-air sabun, 12 – 24

perangkap/ha; monitoring 5 perkap/ha• Dipasang mulai saat tanam• Tahan samapai 2 bulan (satu musim tanam)

Page 63: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx
Page 64: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Hasil Di Lapangan• Brebes. Limbangan: 24 perangkap / ha, aplikasi

insektisida 3 x, petani 15-20 kali aplikasi insektisida.

Hasil tangkapan Feromon-Exi terhadap imago jantan S. exigua, per malam / 22 traps / 0.5 ha. Trap dipasang pada 7 hst. Brebes

Jawa Tengah.

399

587

1350

1872

1641

18832000

1639

1862

2398

2930

1565

3048

3741

3141

2839

24762451

2189

25392435

2953

26142567

207121572185

2844

2390

28602973

2235

2469

3196

3357

3196

1904

2925

2279

2799

29842901

2338

13091256

971

324 302185

362305

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51

Hari Ke-

Ju

mla

h J

an

tan

Tertan

gkap

/mala

m Total males

Exi ke-1Exi ke-2

Page 65: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Fungisida dengan kode cara kerja di luar M1 s.d. M9

Fungisida dengan kode cara kerja M1 s.d. M9

Penyemprotan Pestisida Kimia• Waktu penyemprotan : sore hari (jam 16.00)

• pH air : 4,5 – 5 (menurunkan pH air dengan Biosoft atau Asam Nitrat)

• Tidak boleh dicampur dengan pupuk daun

Page 66: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Ambang pengendalian hama tanaman bawang merah

Hama Nilai ambang pengendalian

1. Ulat bawang 10 imago per perangkap/ malam

2. Trips Intensitas serangan 5%

3. Lalat pengorok daun Intensitas serangan 10%

Page 67: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

PERANGKAP SEX FEROMON

Perhektar digunakan 36 perangkap

Gb. 10

Gb. 7

Page 68: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

BIJI BOTANI BAWANG MERAH

(TSS = True Shallot Seed)

Page 69: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

1. Potensi Varietas : bawang merah di Indonesia secara alami dapat berbunga dan menghasilkan biji/benih, kecuali varietas bawang merah kultivar Sumenep tidak dapat menghasilkan bunga atau biji

2. Kualitas umbi bibit, kematangan fisiologis, umbi sehat, lama simpan sebelum perlakuan benih.

4. Waktu tanam (MK), Mei-Juni, dan dilakukan proteksi saat tanaman berbunga terhadap hujan (perlu naungan)

5. Meningkatkan penyerbukan dengan bantuan serangga penyerbuk saat tanaman berbungan utk . meningkatkan seed-set dan produksi benih TSS.

Teknologi Produksi Benih TSS

3. Perlakuan benih dengan pendinginan (vernalisasi), t= 10 oC selama 3-4 minggu dan pemberian ZPT (GA3/BAP) perendaman dan/ atau penyemprotan.

Page 70: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Sumber: Foto Rini Rosliani (2011)

Produksi Biji Botani Bawang Merah

Proses Venalisasi Umbi Bibit

Page 71: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Produksi Biji Botani Bawang Merah

Page 72: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Calon Varietas TSSNO Galur Lokasi Pengujian

Brebes Tegal

4 TSS-28-S4 10.24 ab 17.50 bcd5 TSS-1-S4 11.29 a 20.04 ab6 TSS-5-S4 9.05 abc 17.73 bcd

10 TS-KL80-S3 11.48 a 21.35 a11 TS-ML-S3 10.94 a 13.53 cd12 TUK-TUK 11.32 a 15.94 bcd

• Produksi benih TSS yang layak komersial dengan biaya produksi sekitar 1,5 juta rupiah per kg TSS.

Teknologi Produksi Benih TSS

Konsep Perbenihan

TSS : Penangkar umbi mini

Page 73: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Strategi PengembanganTSS

Biji Botani Bawang Merah

(TSS)

Varietas TSS

Varietas non TSS

Umbi Produksi

Umbi mini Umbi ProduksiSeragam

Umbi mini Umbi Produksi Tidak seragam

Produksi di Dataran Tinggi

Produksi di dataran rendah

3-4 g

2-2.5 g

Produksi di dataran rendah - tinggi sesuai varietas

> 5 g

Instansi Pemerintah dan Penangkar mitra Penangkar mitra Petani produsen

Page 74: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Tuk-tuk = 47 t/ha

Var Lokal = 37 t/ha

Keragaan Hasil Umbi TSS

Page 75: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

TEKNIS DAN KELEMBAGAAN

Litbang :• Menyediakan benih sumber untuk varietas-

varietas yang banyak disukai masyarakat• Melengkapi sarana prasarana , baik melalui

APBN dan APBD (gudang benih dan pengairan)

• Meningkatkan kapasitas produksi dari penangkar benih yang sudah ada

• Menerapkan sertifikasi benih dalam produksi benih bawang merah

Page 76: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

TEKNIS DAN KELEMBAGAAN

Mitra Litbang :• Menumbuhkan penangkar benih di sentra-

sentra produksi• Mempercepat perbanyakan benih sumber

bawang merah di BBH• Mengkaji perkembangan benih bawang

merah (produksi dalam negeri maupun impor)

• Sosialisasi penggunaan benih bermutu (penyediaan dana opkup benih di Dinas Propinsi/Kab/Kota)

Page 77: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx
Page 78: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Selama 52 hari ± 110 000 imago jantan. Brebes Agst 2006

Prakiraan:1. Jumlah yang tertangkap lebih dari 110.000 ekor, ~ setara dengan gagal

kopulasi/kawin 110 000 ekor betina (kawin hanya sekali).2. Rata2 telur yang dihasilkan 500 – 1000 / betina, ~ setara dengan 5 - 10 juta

larva atau lebih gagal lahir.3. Kerusakan yang akan terjadi seandainya tidak ditangkapi ??????

Page 79: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Bima, NTT• Di Kecamatan Save dan Belo, 36 perangkap / 3 ha.

Jumlah tangkapan per hari menurun hingga panen

Page 80: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Kab. Enrekan Sulsel• Ambang pengendalian > 10 ekor/perangkap/hari. Lebih

praktis. 5 perangkap/ ha• Penggunaan insektisida dpt ditekan ± 40%, hasil panen

13,5 ton/ha setara dengan aplikasi insektisida 2 kali/minggu

Page 81: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Stadia tanaman

Hama Penyakit

Tanaman muda (1 – 4 MST)*

1. Orong – orong (Gryllotalpa spp.) 2. Ulat bawang (Spodoptera exigua) 3. Ulat grayak (Spodoptera litura) 4. Lalat pengorok daun (Liriomyza chinensis)

1. Layu Fusarium ( Fusarium oxysporum)

Tanaman tua (5 – 9 MST)

1. Trips (Thrips tabaci) 2. Ulat bawang (S. exigua) 3. Lalat pengorok daun (L. chinensis)

1. Becak ungu (Alternaria porri) 2. Downy mildew (Peronospora destructor) 3. Bercak daun cercospora (Cercospora duddiae) 4. Antraknose (Colletotrichum gloeosporiodes) 5. Layu Fusarium (F. oxysporum) 6 Nematoda (Dytylenchus dissaci, Helicotylenchus retusus)

Umbi di gudang Ngengat gudang (Ephestia cautella)

Page 82: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Ulat bawang (Spodoptera exigua L.) Serangga dewasa merupakan ngengat dengan sayap depan berwarna kelabu gelap dan sayap

belakang berwarna agak putih. Imago betina meletakkan telur secara berkelompok pada ujung daun. Satu kelompok biasanya berkisar 50 – 150 butir Seekor betina mampu menghasilkan telur rata- rata

1.000 butir. Telur dilapisi oleh bulu-bulu putih yang berasal dari

sisik tubuh induknya. Telur berwarna putih, berbentuk bulat atau bulat

telur (lonjong) berukuran 0,5 mm. Telur menetas dalam waktu 3 hari. Larva S. exigua berukuran panjang 2,5 cm dengan

warna yang bervariasi. Ketika masih muda, larva berwarna hijau muda dan

jika sudah tua berwarna hijau kecoklatan gelap dengan garis kekuningan-kuningan

Page 83: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Jl. Ragunan no. 29 Jakarta Selatan

2. Ulat Grayak (Spodoptera litura)Ngengat berwarna agak gelap dengan garis putih pada sayap depannya, sedangkan sayap belakang berwarna putih dengan bercak hitam. Seekor ngengat betina mampu menghasilkan telur 2.000 – 3.000 butir. Telur berwarna putih diletakkan berkelompok dan berbulu halus seperti diselimuti kain laken. Satu kelompok telur sekitar 350 butir telur. Larva mempunyai warna yang bervariasi, tetapi mempunyai kalung hitam pada segmen abdomen yang keempat dan kesepuluh. Pada sisi lateral dan dorsal terdapat garis kuning. Pupa berada di dalam tanah

Page 84: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

3. Thrips tabaci

Tubuhnya tipis sepanjang ± 1 mm dan dengan sayap berumbai-umbai. Warna tubuh kuning dan berubah menjadi coklat sampai hitam jika sudah dewasa. Telur berwarna kekuningan, lama hidup 4 – 5 hari. Nimpa berwarna putih kekuningan lama hidupnya sekitar 9 hari .Pupa terbentuk dalam tanah, lama hidup sekitar 9 hari. Satu ekor betina mampu menghasilkan telur sebanyak 80 telur Gejala serangan daun berwarna putih keperak- perakan Pada serangan hebat, seluruh areal pertanaman berwarna putih dan akhirnya tanaman mati.

Page 85: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Jl. Ragunan no. 29 Jakarta Selatan

4. Lyriomyza spp.

Liriomyza sp. pertama kali ditemukan menyerang tanaman bawang merah di desa Klampok, Kabupaten Brebes pada awal bulan Agustus 2000 Liriomyza sp. menyerang tanaman bawang merah dari umur 15 hari setelah tanam sampai menjelang panen.

Kehilangan hasil akibat hama tersebut dapat mencapai 30 – 100%.

Pada keadaan serangan berat, hampir seluruh helaian daun penuh dengan korokan, sehingga menjadi kering dan berwarna coklat seperti terbakar

LL. chinensis berukuran panjang 1,7 – 2,3 mm. Seluruh bagian punggungnya berwarna hitam, telur berwarna putih, bening, berukuran 0,28 mm x 0,15 mm. Larva berwarna putih susu atau kekuningan, dan yang sudah berusia lanjut berukuran 3,5 mm.

Pupa kuning keemasan hingga cokelat kekuningan, dan berukuran 2,5 mm

Page 86: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

5. Hama Orong-orong (Gryllotalpa africana)Imago menyerupai cengkerik, mempunyai

sepasang kaki depan yang kuat, dan terbang pada malam hari .

Nimfa seperti serangga dewasa, tetapi ukurannya lebih kecil.

Sifatnya polifag, memakan akar, umbi, tanaman muda dan serangga kecil seperti kutu daun.

Lamanya daur hidup 3 – 4 bulan. Hama ini menyerang tanaman yang berumur 1 -2 minggu setelah tanam.

Gejala serangan ditandai dengan layunya tanaman, karena akar tanaman rusak.

Page 87: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Jl. Ragunan no. 29 Jakarta Selatan

6. Hama Gudang Ephestia cautella Larva berwarna kuning kecoklatan dengan

bintik-bintik warna gelap, dengan panjang tubuh larva ± 1 mm.

Gejala serangan umbi bawang merah menjadi keropos, jika dibelah ditemukan larva atau kotorannya.

Page 88: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Jl. Ragunan no. 29 Jakarta Selatan

7. Penyakit trotol atau bercak ungu (Purple blotch) Patogen: cendawan Alternaria porri (Ell.) Infeksi awal pada daun menimbulkan bercak berukuran kecil,

melekuk ke dalam, berwarna putih dengan pusat yang berwarna ungu (kelabu).

Jika cuaca lembab, serangan berlanjut dengan cepat, bercak berkembang hingga menyerupai cincin dengan bagian tengah yang berwarna ungu dengan tepi yang kemerahan dikelilingi warna kuning yang dapat meluas ke bagian atas maupun bawah bercak.

Page 89: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

8. Penyakit otomatis atau antraknose (Antracnose) Patogen : cendawan Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) Gejala Di daerah Brebes dan sekitarnya, penyakit ini

disebut penyakit otomatis, karena tanaman yang terinfeksi akan mati dengan cepat, mendadak, dan serentak.

Serangan awal ditandai dengan terlihatnya bercak berwarna putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan ke dalam (invaginasi), berlubang dan patah karena terkulai tepat pada bercak tersebut

Page 90: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Jl. Ragunan no. 29 Jakarta Selatan

9. Penyakit embun bulu atau tepung palsu (Downy mildew) Patogen : cendawan Peronospora destructor (Berk.) Casp.

Gejala pada kondisi yang lembab, berkabut atau curah hujan tinggi, cendawan akan membentuk masa spora yang sangat banyak, yang terlihat sebagai bulu-bulu halus berwarna ungu (violet) yang menutupi daun bagian luar dan batang (umbi)

Gejala kelihatan lebih jelas jika daun basah terkena embun.

Gejala akibat infeksi cendawan ini dapat bersifat sistemik dan lokal.

Page 91: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

10. Penyakit moler atau layu Fusarium (Twisting Disease) Organisme : cendawan Fusarium oxysporum (Hanz.)

Gejala : Sasaran serangan adalah bagian dasar umbi lapis.

Akibatnya pertumbuhan akar maupun umbi terganggu.

Gejala visual adalah daun yang menguning dan cenderung terpelintir (terputar).

Tanaman sangat mudah tercabut karena pertumbuhan akar terganggu bahkan membusuk.

Page 92: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

11. Penyakit ngelumpruk atau leumpeuh (Stemphylium leaf blight) Organisme : cendawan Stemphylium vesicarium (Wallr) Simmons. Gejala :

Bercak-bercak berwarna putih kekuning-kuningan, tumbuh sangat banyak dan cepat sesuai dengan arah bertiupnya angin di awal pertanaman.

Cendawan tersebut mampu mematikan tanaman secara serentak dan kumpulan tanaman yang mati serentak tersebut terlihat seperti pada kelembaban udara yang tinggi dan berangin

Page 93: Inovasi Teknologi B Mearah & Cabai (BANTEN).ppsx

Persyaratan Tindakan Pengendalian OPT

1) Aspek teknis Aspek teknis meliputi perpaduan cara-cara pengendalian yang serasi, selaras dan seimbang sehingga dapat menekan populasi OPT sampai batas tidak merugikan. Cara pengendalian terdiri atas cara pengendalian kultur teknis, fisik, mekanik, biologis, dan genetik. Dalam penerapan PHT pengendalian hayati merupakan faktor utama. Pestisida digunakan hanya jika diperlukan, yaitu jika populasi hama atau kerusakan tanaman telah mencapai ambang yang merugikan. 2) Aspek ekonomis Dalam penerapan PHT, biaya pengendalian diusahakan seekonomis mungkin tetapi memberi manfaat yang optimal. 3) Aspek ekologis/ lingkungan Teknologi PHT dirancang untuk tidak mengganggu kesehatan manusia dan tidak mengganggu kehidupan musuh alami dan organisme bukan sasara 4) Aspek sosial Teknologi PHT harus sesuai dengan kondisi sosial, budaya, agama dan tingkat pendidikan masyarakat.